PREFERENSI MAKANAN PADA DUA SPESIES CICAK (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
Oleh :
Andi Rois Basuki G34102026
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK ANDI ROIS BASUKI. Preferensi Makanan pada Dua Spesies Cicak (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) Melalui Analisis Makanan dalam Lambung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan TRI ATMOWIDI. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari preferensi makanan dari dua spesies cicak rumah, Hemidactylus frenatus (Hf) dan Cosymbotus platyurus (Cp) di beberapa wilayah Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Nopember 2005 sampai Mei 2006. Penangkapan cicak dilakukan pada sore sampai dini hari (pukul 16:00-01:00 WIB). Cicak ditangkap menggunakan tangan, tongkat, dan/atau pistol air. Pengukuran beberapa karakter tubuh dan diameter lambung cicak dilakukan dengan menggunakan kaliper (ketelitian 0.05mm). Analisis isi lambung cicak dilakukan dengan mengeluarkan isi lambung, kemudian setiap jenis makanan dipilah dalam kelompok hewan, tumbuhan, dan material lain. Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah jenis perkategori makanan (ni), jumlah semua jenis makanan yang ditemukan (N), indeks keragaman ShannonWiener (H') dan evennessnya (E), indeks kesamaan Jaccard (cj), dan analisys of variance (ANOVA) satu-arah pada taraf kepercayaan 95%. Komposisi makanan dalam lambung dua spesies cicak adalah serangga (95%), Arachnida (0.65%), Mollusca (0.1%), bagian tumbuhan (2.5%), dan material lain (1.75%). Pada Hf ditemukan 14 kategori makanan, sedangkan Cp ditemukan 11 kategori makanan. Keragaman makanan pada Hf (H'= 1.536) lebih tinggi dibandingkan dengan Cp (H'= 1.429) akan tetapi nilai E pada kedua spesies adalah sama (0.582 dan 0.596). Kesamaan jenis makanan pada Hf dan Cp tinggi (Cj= 0.75). Kategori makanan yang dominan pada kedua spesies cicak tersebut adalah lalat dan nyamuk (Diptera). Persentase kategori makanan ditemukan tinggi di daerah Gunung Batu pada bulan Desember dan Februari, walaupun berdasarkan analisis ANOVA, persentase makanan antar lokasi dan waktu tidak dapat dibedakan (P> 0.05).
ABSTRACT ANDI ROIS BASUKI Food Preference of Two Gecko Species (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) by Stomach Diet Analysis. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and TRI ATMOWIDI. The aim of this research was to study of food preference of two house gecko species, H. frenatus (Hf) and C. platyurus (Cp) at several localities in Bogor. This study were conducted from November 2005 upto Mei 2006. Geckos were collected from evening upto midnight (16:00 - 01:00 WIB) by hands, stick, and water gun. Morphometrical characters and diametre of stomachs were measured using caliper (with 0.05 mm precission). Stomach contents were grouped into animal, plant material, and other material. Data were analyzed by calculation of total item in each food category (ni), the number of items (N), Shannon-Wiener diversity index (H') and evenness (E), Jaccard's similarity index (Cj), and one-way analysis of variance (ANOVA) with 95% confidence level. The diet composition of two gecko species were Insecta (95%), Arachnida (0.65%), Mollusca (0.1%), plant materials (2.5%), and other materials (1.75%). Fourteen food categories were found in Hf and 11 food categories were found in Cp. Food diversity in Hf (H'= 1.536) was higher than Cp (H'= 1.429) but evenness in Hf and Cp were equal (E= 0.582 and E= 0.596). The similarity of food item in Hf and Cp was high (Cj= 0.75). Food category in two gecko species were dominated by flies and mosquito (Diptera). Percentage of food category from gecko at Gunung Batu were higher than other areas. Food percentage were higher in December and February than other months. Based on ANOVA analysis of food percentage between locations and months were not significantly different (P>0.05).
PREFERENSI MAKANAN PADA DUA SPESIES CICAK (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Oleh : Andi Rois Basuki G34102026
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Judul
Nama NRP
: PREFERENSI MAKANAN PADA DUA SPESIES CICAK (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) MELALUI ANALISIS MAKANAN DALAM LAMBUNG : Andi Rois Basuki : G34102026
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si NIP. 131 878 947
Drs. Tri Atmowidi, M.Si NIP. 132 055 226
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S NIP. 131 473 999
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Subang pada tanggal 18 Oktober 1984 dari ayah Didi Masduki dan ibu Siti Jubaedah. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara. Tahun 2002 penulis lulus dari MAN Negeri Subang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Anatomi dan Morfologi Tumbuhan untuk D3 Teknologi Benih dan S1 Biologi, Biologi Dasar, dan Vertebrata. Penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO IPB 2003/2004), DKM Al-Ghifari IPB 2004/2005, Ketua Seminar Orangtua dan Kreativitas Anak, Ketua Divisi Bina Anak Islam Terpadu (BAIT 2005/2006). Penulis juga pernah melakukan praktek lapang dengan judul Proses Produksi Daging Sapi Potong Siap Jual di PT. Sumber Prima Anugrah Abadi/RPH Karawaci Tangerang.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Nopember 2005 - Mei 2006 ini ialah makanan pada cicak, dengan judul Preferensi Makanan Pada Dua Spesies Cicak (Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider) Melalui Analisis Makanan Dalam Lambung. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si dan Bapak Drs. Tri Atmowidi, M.Si selaku pembimbing, serta kepada Dr. Sri Sudarmiyati sebagai dosen penguji atas waktu diskusinya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto beserta staf dosen di laboratorium zoologi, atas perhatian dan sarannya. kepada sahabat – sahabatku Isma, Rozi, Rian, Wandi Top, dan Wafa yang telah membantu selama di lapang. Terima kasih untuk Den mas Kuncung, aa Andre, m'ba Kanthi, m'ba Ati, atas sarannya; teman – teman di laboratorium zoologi: Adit, Solay, Bian, Iqbal, Umar, Idzul, Apri, Gema, Ancong, Disty, Anifa, Fiqoh, Wida, Sumi, Sanah, Rifah, m'ba Dede, dan m'ba Nina; juga kepada teman - teman di Villa Merah: aa Boxer, Irwansyah, Rusdy, Beny, dan Agus; untuk teman-teman Biologi 39 atas masa – masa suka dan duka, dukungan, dan semangatnya terutama Dewi Monasari, Lulut, Hakiim, Riza, RM Bimo, dan Zahrul; terima kasih kepada teman – teman Biologi 38, 40, dan 41, atas kebersamaannya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2006
Andi Rois Basuki
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................vii DAFTAR TABEL .............................................................................................................
vii
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
1
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat ................................................................................................. 1 Penangkapan cicak ....................................................................................................1 Pengukuran tubuh ................................................................................................. 1 Analisis isi lambung cicak .................................................................................. 1 Analisis data ........................................................................................................ 2 HASIL Komposisi makanan .............................................................................................. Keragaman makanan ............................................................................................ Kesamaan makanan .............................................................................................
2 2 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4 SIMPULAN
.......................................................................................................................
6
SARAN ................................................................................................................................ 6 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 6
LAMPIRAN ................................................................................................ 8
DAFTAR TABEL Halaman 1 Pengukuran bagian-bagian tubuh dan diameter lambung cicak .............................................1 2 Rata-rata bobot badan, beberapa ukuran tubuh, dan diameter lambung cicak ........................... 3 3 Jumlah (ni), rata-rata (X), dan persentase (%) kategori makanan di dalam lambung cicak (H. frenatus dan C. platyurus) ........................................................................ 3 4 Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon (H’), dan sebaran keragaman Shannon (E) pada cicak (H. frenatus dan C. platyurus) ....................... 3 5 Kesamaan makanan pada H. frenatus dan C. platyurus antar lokasi ......................................5 6 Kesamaan makanan pada H. frenatus dan C. platyurus antar waktu ......................................5
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Persentase makanan pada H. frenatus berdasarkan lokasi ......................................................3 2 Persentase makanan pada C. platyurus berdasarkan lokasi ....................................................3 3 Persentase makanan pada H. frenatus berdasarkan waktu ..................................................... 4 4 Persentase makanan pada C. platyurus berdasarkan waktu ....................................................4
PENDAHULUAN Cicak merupakan anggota famili Gekkonidae, ordo Squamata dari kelas Reptilia (George et al. 2001). Dua spesies cicak rumah, yaitu Hemidactylus frenatus Dumb. Bibr dan Cosymbotus platyurus Schneider dilaporkan ditemukan di Bogor dengan habitat berupa bangunan, semak dan pohon (Saepudin 2004). H. frenatus ditemukan di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan C. platyurus selain di Jawa ditemukan di pulau Nias, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Flores, dan kepulauan Sumba (Boulenger 1912, Rooij 1915). Pada umumnya, cicak hidup di tempat gelap, seperti dalam lubang dan celah-celah batu (Harrisson 1961). Cicak banyak melakukan aktifitasnya pada waktu senja dan aktifitasnya berkurang apabila terdapat sinar matahari (William & Cooper 1985). Cicak mendapatkan makanannya dengan cara raptorial, yaitu menangkap mangsa menggunakan mulut. Mangsa langsung ditelan secara utuh (Harrisson 1961, Goin & Goin 1970). Beberapa spesies cicak memakan serangga, laba-laba, buah-buahan dan madu, bangkai (carrion eating), dan menjilat cairan tertentu (Harrisson 1961, Powell et al. 1990, Colli et al. 2003, Ramires & Fraguas 2004). Komposisi makanan dapat dipelajari melalui analisis makanan dari isi lambung (Grahame et al. 1979, Henderson 1993, Hector & Luis 1997). Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mensekresikan getah pencernaan. Seluruh isi lambung memberikan informasi tentang makanan dan strategi mencari makan (Grahame et al. 1979). Di dalam lambung cicak H. brookii haitianus ditemukan serangga dari ordo Diptera, Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera, Orthoptera dan Hymenoptera, Arachnida (Araneae), material tumbuhan, dan Crustacea (Powell et al. 1990). Dalam lambung Gymnodactylus geckoides amarali ditemukan rayap, beberapa Arthropoda dan semut (Colli et al. 2003). Sedangkan dalam lambung H. mabouia ditemukan juga laba-laba dan Arthropoda (Ramires & Fraguas 2004). Kajian makanan pada cicak dapat dipelajari dengan pengamatan empiris, yaitu mengamati langsung perilaku mencari makanan dan pengamatan isi lambung dengan cara membedah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi makanan di dalam lambung dua spesies cicak (H. frenatus dan C. platyurus) di beberapa wilayah Bogor.
BAHAN dan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Nopember 2005 sampai Mei 2006. Pengambilan sampel dilakukan diberbagai wilayah di kota Bogor. Identifikasi cicak dan makanannya dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi FMIPA IPB. Penangkapan Cicak Cicak ditangkap di lima tempat, yaitu lingkungan kampus IPB Baranangsiang (BS), Cilebende (CL), Gunung Gede (GD), Pasar Bogor (PB) dan Gunung Batu (GB). H. frenatus ditangkap pada bulan Nopember 2005-Februari 2006 di lokasi BS, CL, GD dan GB, sedangkan C. platyurus ditangkap pada bulan Nopember-Desember 2005 di lokasi BS, PB, GD dan GB. Penangkapan cicak dilakukan menggunakan tangan, tongkat dan/atau pistol air. Waktu penangkapan dilakukan pada sore sampai dini hari (pukul 16:00-01:00 WIB). Karakter habitat dan waktu pada saat penangkapan dicatat. Cicak yang tertangkap dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dan diamati isi lambungnya. Pengukuran tubuh Cicak dimatikan menggunakan etanol 70% (deep anasthesized) kemudian bobot badannya ditimbang. Pengukuran terhadap enam karakter tubuh dan diameter lambung cicak (Tabel 1) dilakukan dengan menggunakan kaliper (ketelitian 0.05 mm) mengikuti cara Hikida dan Ota (1989). Spesimen cicak diidentifikasi dengan kunci identifikasi berdasarkan Saepudin (2004). Tabel 1 Karakter-karakter tubuh cicak yang diukur. No
Parameter
Singkatan
1 2 3 4 5 6 7
Diameter mata Diameter lambung Panjang tubuh Panjang ekor Lebar mulut Lebar kepala Lebar badan
DM DL PB-K PE LM LK LB
Analisis Isi Lambung Isi lambung cicak dikeluarkan dan ditampung ke dalam botol yang berisi etanol 70%. Makanan dalam lambung kemudian dipilah menggunakan jarum dan kuas. Setiap jenis makanan dipisahkan-pisahkan menjadi hewan, material tumbuhan, dan material lain. Jenis makanan berupa hewan dikelompokan ke dalam Arthropoda dan Mollusca. Makanan utama pada cicak ialah Arthropoda
2
(Powell et al. 1990, Colli et al. 2003, Ramires & Fraguas 2004). Kelompok makanan Artropoda terdiri atas serangga dan laba-laba yang diidentifikasi sampai ordo berdasarkan Borror et al. (1996). Kelompok makanan pada cicak dikategorikan menjadi ordo dari serangga dan laba-laba, Mollusca, material tumbuhan, dan material lain. Kategori makanan utama pada cicak berupa Lepidoptera dan Diptera (Powell et al. 1990). Spesimen diawetkan dalam etanol 70% dan disimpan di laboratorium Zoologi, FMIPA IPB Bogor. Analisis Data Persentase setiap kategori makanan dihitung dengan membagi jumlah jenis per kategori (ni) dengan jumlah semua jenis yang ditemukan (N) dikalikan 100. Keragaman kategori makanan dihitung dengan indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) dengan rumus -∑ ni/N ln ni/N dan sebaran keragaman Shannon (E) dengan rumus H’/lnK. Kesamaan jenis makanan cicak antar spesies, lokasi, dan waktu dihitung menggunakan indeks kesamaan Jaccard (Cj) (Maguran 1987), dengan rumus Cj = j/(a+b-j) [j= jumlah kategori makanan yang ditemukan pada cicak a dan b; a= jumlah kategori makanan yang ditemukan pada spesies a, dan b= jumlah kategori makanan yang ditemukan pada spesies b]. Persentase makanan antara lokasi dan waktu diuji menggunakan analisys of variance (one-way ANOVA) di dalam program SPSS 11.5 for window.
HASIL Jumlah cicak yang ditangkap sebanyak 140 individu, terdiri atas 70 individu H. frenatus dan 70 individu C. platyurus. H. frenatus memiliki bobot badan, panjang tubuh, dan diameter lambung lebih kecil dibandingkan C. platyurus (Tabel 2). Komposisi Makanan Kategori makanan cicak (H. frenatus dan C. platyurus) bervariasi. Kategori makanan di dalam lambung H. frenatus terdiri atas serangga (96.1%), Arachnida (0.4%), Mollusca (0.4%), material tumbuhan (0.8%) dan material lain (2.1%). Sedangkan pada C. platyurus ditemukan serangga (93.4%),
Arachnida (0.9%), material tumbuhan (4.2%) dan material lain (1.4%). Pada H. frenatus ditemukan 14 kategori makanan yang terdiri atas delapan ordo serangga (Coleoptera, Dermaptera, Diptera, Hemiptera, Homoptera, Hymenoptera, Isoptera, dan Orthoptera), Araneida, Mollusca, material tumbuhan, dan material lain. Sedangkan pada C. platyurus ditemukan 11 kategori makanan antara lain, yaitu enam ordo serangga, Arachnida, material tumbuhan, dan material lain. Diptera merupakan ordo yang dominan yang ditemukan pada kedua spesies cicak tersebut. Jumlah idividu Diptera yang ditemukan pada H. frenatus lebih kecil (ni=129, X=9.22±2.32) dibandingkan C. platyurus (ni=129, X=11.73±2.19) (Tabel 3). Keragaman Makanan Nilai H’ pada H. frenatus lebih tinggi (1.536) dibandingkan dengan C. platyurus (1.429) (Tabel 3). Tingginya keragaman makanan pada H. frenatus karena terdiri atas 14 kategori makanan dan jumlah jenis perkategori, sedangkan pada C. platyurus terdiri atas 11 kategori makanan. Nilai E pada kedua spesies cicak tersebut adalah sama, yaitu 0.582 dan 0.596 (Tabel 4). Berdasarkan analisys of variance (ANOVA) persentase kategori makanan di setiap lokasi dan waktu pada saat penangkapan tidak berbeda (P>0.05). Kategori makanan yang dominan berdasarkan lokasi pengambilan sampel yaitu Diptera. Persentase Diptera pada H. frenatus (P>0.05) tidak berbeda untuk setiap lokasi di Baranangsiang (50%), Cilebende (45%), Gunung Gede (58%), dan Gunung Batu (72%) (F=2.424; P=0.078) (Gambar 1). Pada C. platyurus persentase Diptera (P>0.05) tidak berbeda untuk setiap lokasi di Baranangsiang (54%), Gunung Gede (57%), Pasar Bogor (58%), dan Gunung Batu (72%) (F=0.575; P=0.636) (Gambar 2). Kategori makanan yang dominan berdasarkan waktu (NopemberFebruari), yaitu Diptera. H. frenatus memiliki persentase makanan Diptera (P>0.05) tidak berbeda pada bulan Nopember (55%), Desember (56%), Januari (43%), dan Februari (64%) (F=1.025; P=0.391) (Gambar 3). persentase Diptera pada C. platyurus (P>0.05) tidak berbeda pada bulan Nopember (58%) dan Desember (65%) (F=0.641; P=0.435) (Gambar 4).
3
Karakter BB DM DL PB–K PE LM LK LB
(g) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
H. frenatus
C. platyurus
(X ± SD)
(X ± SD) 4.33 ± 1.33 3.09 ± 0.36 3.73 ± 1.10 50.79 ± 5.08 44.91 ± 14.87 7.65 ± 0.79 9.63 ± 1.09 13.22 ± 1.94
3.48 ± 1.06 2.98 ± 0.39 3.44 ± 1.47 48.58 ± 4.48 43.19 ± 14.63 7.16 ± 0.74 9.21 ± 1.33 10.54 ± 1.76
75
p ersen ta se m ak a n an (% )
Tabel 2 Rata-rata (X) dan simpangan baku (SD) bobot badan, beberapa ukuran tubuh, dan diameter lambung cicak (n= 70).
60 45 30 15 0 COL
DER
DIP
HEM HOM HYM
ISO
ORT
ARA MOL MAT MAL
makanan Baranangsiang
Cilebende
Gunung gede
Gunung batu
Gambar 1 Persentase makanan pada H. frenatus berdasarkan lokasi. Keterangan gambar lihat Tabel 3.
Keterangan: BB: bobot badan, DM: diameter mata, DL: Diameter lambung, PB-K: panjang tubuh, PE: panjang ekor, LM: lebar mulut, LK: lebar kepala, LB: lebar badan.
Tabel 3 Jumlah (ni), rata-rata (X), dan persentase (%) kategori makanan di dalam lambung cicak (H. frenatus dan C. platyurus). Kategori makanan
H. frenatus (n = 70) ni
Insekta Coleoptera Dermaptera Diptera Hemiptera Homoptera Hymenoptera Isoptera Orthoptera Arachnida Araneida Mollusca Material tumbuhan biji nasi Material lain batu kulit telur Total makanan
Rata-rata (X±SD)
C. platyurus (n = 70)
Persentase (%) ni
(COL) (DER) (DIP) (HEM) (HOM) (HYM) (ISO) (ORT)
15 3 129 1 17 13 32 9
1.07±0.56 0.22±0.21 9.22±2.32 0.07±0.12 1.22±0.78 0.93±0.46 2.28±1.01 0.64±0.38
6.5 1.3 56.5 0.4 7.4 5.7 14.1 3.9
(ARA) (MOL) (MAT)
1 1
0.07±0.12 0.07±0.12
1 1
Rata-rata (X±SD) Persentase (%)
10
0.91±0.46
4.6
129
11.73±2.19
60.2
24 12 21 4
2.18±1.33 1.09±0.48 1.91±0.73 0.37±0.24
11.2 5.6 9.8 1.8
0.4 0.4
2
0.18±0.17
1
0.14±0.17
0.4 0.4
6 3
0.82±0.38
2.8 1.4
0.36±0.31
0.8 1.3
2 1 214
0.27±0.26
1 0.4
(MAL) 2 3 228
(N)
Ukuran
H. frenatus
C. platyurus
N K H’ E
228 14 1.536 0.582
214 11 1.429 0.596
p ersentase makanan (% )
75
Tabel 4 Jumlah makanan (N), kategori makanan (K), indeks keragaman Shannon (H’), dan sebaran keragaman Shannon (E) pada cicak (H. frenatus dan C. Platyurus)
60 45 30 15 0 COL
DIP
HOM
HYM
ISO
ORT
ARA
MAT
MAL
makanan Baranangsiang
Gunung gede
Pasar bogor
Gunung batu
Gambar 2 Persentase makanan pada C. platyurus berdasarkan lokasi. Keterangan gambar lihat Tabel 3.
4
p erse n tase m ak an an (% )
75 60 45 30 15 0 COL
DER
DIP
HEM HOM HYM
ISO
ORT ARA MOL MAT MAL
makanan November
Desember
Januari
Februari
Gambar 3 Persentase makanan pada H. frenatus berdasarkan waktu. Keterangan gambar lihat Tabel 3.
p ersen tase mak anan (% )
75 60 45 30 15 0 COL
DIP
HOM
HYM
ISO
ORT
ARA
MAT
MAL
makanan November
Desember
Gambar 4 Persentase makanan pada C. platyurus berdasarkan waktu. Keterangan gambar lihat Tabel 3.
Kesamaan Makanan Cicak Kesamaan kategori makanan pada H. frenatus dan C. platyurus berdasarkan indeks kesamaan Jaccard (Cj) sebesar 0.75. Hal ini menunjukan bahwa kategori makanan yang ditemukan diantara kedua spesies tersebut sebesar 75% adalah sama. Kesamaan kategori makanan pada H. frenatus berdasarkan lokasi berkisar antara (0.20-0.58) dan waktu (0.460.60), sedangkan C. platyurus berdasarkan lokasi berkisar antara (0.25-0.78) dan waktu sebesar 0.56 (Tabel 5 dan 6).
PEMBAHASAN Cicak H. frenatus (Hf) memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan dengan C. platyurus (Cp). Akan tetapi makanan yang ditemukan pada Hf lebih beragam daripada Cp. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan makanan pada lokasi dan waktu. Karena besarnya ukuran tubuh tidak berpengaruh terhadap kelimpahan makanan dalam lambung (Colli et al. 2003). Dalam lambung cicak
ditemukan serangga, laba-laba, moluska, material tumbuhan, batu dan kulit telur. Sebagian besar hewan bersifat oportunis, yaitu hewan yang memakan makanan diluar kategori makanan utamanya. Kategori makanan terdiri atas herbivora, karnivora, dan omnivora. Pada umumnya cicak memakan serangga dan Arthropoda (karnivora) (Petren & Case 1998, Colli et al. 2003, Ramires & Fraguas 2004, Vogrin 2005). Akan tetapi beberapa spesies cicak memakan material tumbuhan (herbivora), sehingga cicak digolongkan sebagai hewan oportunis (Powell et al. 1990). Hewan oportunis dipengaruhi oleh ketersediaan makanan pada kondisi lingkungan, lokasi, dan waktu tertentu. Kategori makanan yang dominan pada Hf dan Cp, yaitu lalat dan nyamuk (Diptera) (Lampiran 1). Persentase Diptera banyak ditemukan di Gunung Batu. Hal ini disebabkan oleh jumlah cicak yang ditemukan di Gunung Batu (n=17) lebih sedikit dibandingkan dengan lokasi lainnya, dan lokasi di Gunung Batu dekat dengan pasar, sehingga ditemukan banyak lalat dan nyamuk. Berdasarkan waktu, pada Hf banyak ditemukan Diptera bulan Februari. karena jumlah individu cicak (n=32) lebih banyak dibandingkan dengan bulan lainnya, serta penangkapan dilakukan setelah hujan. Sedangkan Cp memiliki persentase Diptera pada bulan Desember lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Nopember. Hal ini disebabkan oleh waktu penangkapan yang dilakukan pada kondisi setelah hujan, dan cerah (berawan), walaupun jumlah individu cicak lebih sedikit ditemukan pada bulan Desember (n=26). Akan tetapi kategori makanan disetiap lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05). Diptera memiliki daerah sebaran yang luas sehingga dapat dijumpai diberbagai tipe habitat yaitu di dalam hutan, kebun, pekarangan, dan sekitar kita (Borror et al. 1996). Hf dan Cp yang dikoleksi berasal dari sekitar manusia dengan habitat di dinding dan kayu. Cicak Tarentola mauritanica yang hidup di sekitar manusia banyak memakan serangga terbang seperti Diptera dan Lepidoptera, hal ini disebabkan oleh adanya cahaya lampu yang dapat menarik serangga terbang (Hodar et al. 2006). Diptera dan Lepidoptera merupakan kategori makanan yang dominan pada H. brookii, hal ini disebabkan oleh aktifitas cicak pada malam hari serta aktivitas dari nyamuk (Diptera) banyak dilakukan pada malam hari (Powell et al. 1990).
5
Tabel 5 Kesamaan makanan pada H. frenatus dan C. platyurus antar lokasi. H. frenatus
C. platyurus
Lokasi
H. frenatus BS CL GG GB C. platyurus BS GG PB GB
BS
CL
GG
GB
BS
GG
1 0.45 0.58 0.23
1 0.40 0.50
1 0.20
1
0.34 0.80
0.40 0.45
0.30 0.58
0.25 0.23
1 0.34
1
0.78 0.56
0.57 0.50
0.55 0.37
0.28 0.17
0.25 0.60
0.78 0.56
PB
GB
1 0.50
1
H. frenatus
0.75
C. platyurus
Tabel 6 Kesamaan makanan pada H. frenatus dan C. platyurus antar waktu. H. frenatus
C. platyurus
Waktu
H. frenatus November
H. frenatus Nopember Desember Januari Februari C. platyurus Nopember Desember C. platyurus
Desember
Januari
Februari
1 0.50 0.50 0.60
1 0.50 0.46
1 0.58
1
0.67 0.38
0.67 0.57
0.80 0.40
0.58 0.37
Cicak dilaporkan hanya memakan kecoa pada daerah goa yang gelap, hal ini disebabkan karena di daerah tersebut banyak dijumpai kecoa (Harrisson 1961). Selain itu cicak merupakan hewan nokturnal (Powell et al. 1990, Petren & Case 1998, Colli et al. 2003, Ramires & Fraguas 2004, Vogrin 2005, Hodar et al. 2006), memakan serangga dan laba-laba (Vogrin 2005). Cicak banyak melakukan aktifitasnya pada malam hari atau ditempat yang gelap (Colli et al. 2003). Cicak Phelsuma madagascariensis ditemukan memakan serangga sampai 30 menit setelah gelap (Krysko et al. 2003). Cicak masuk ke dalam tempat tinggalnya jika ditambah dengan intensitas cahaya yang tinggi (75W) dan tidak akan muncul kembali sampai menjelang malam (William & Cooper 1985). Cicak di daerah teresterial Cnemaspis kendalli ditemukan memakan kumbang, semut, dan tanah, karena cicak tersebut banyak dijumpai di atas permukaan tanah dibandingkan dengan dedaunan (Werner 2002). Kategori makanan utama pada cicak H. brookii ialah Arthropoda dan sebagian kecil material tumbuhan (Powell et al. 1990). Pada umumnya anggota Gekkonidae bersifat arboreal dan teresterial
November
1 0.56
Desember
1 0.75
dengan makanan utama berupa serangga, reptil kecil, binatang pengerat yang lebih kecil, buah-buahan dan madu (Halliday 1986). Jumlah makanan pada Hf dan Cp dipengaruhi oleh kompetisi, lokasi, dan waktu. Petren & Case (1998) mengemukakan bahwa struktur habitat menentukan tingkat kompetisi dan daerah jelajah pada cicak (Lepidodactylus lugubris). Kompetisi tersebut dipengaruhi oleh sumber makanan berupa serangga dan habitat. Dame & Petren (in press) melaporkan bahwa cicak lebih sedikit mengkonsumsi serangga ketika berpasangan dibandingkan ketika sendiri. Hal ini menunjukan adanya kompetisi di dalam dan antar spesies cicak. Betina H. garnotii lebih banyak mengkonsumsi jengkerik dibandingkan dengan jantan dan betina H. frenatus. Daerah jelajah pada L. lugubris dan H. frenatus banyak terjadi di lingkungan kota, karena lingkungan kota memiliki kelimpahan serangga dan struktur habitat yang kompleks (Petren & Case 1998). H. turcicus memilih tempat yang vertikal (dinding) daripada horizontal (langit-langit), hal ini disebabkan oleh adanya cahaya pada dinding yang dapat
6
menarik serangga sebagai sumber makanan (Vogrin 2005). Umur, produktivitas, dan kelimpahan mangsa pada cicak (P. madagascariensis) merupakan faktor bertambahnya populasi dan daerah jelajah (Krysko et al. 2003). Cicak mendapatkan makanan dengan mendekati mangsanya. Cicak dilaporkan mendapatkan makanannya dengan mengendap, menangkap, dan membalikkan posisi tubuhnya (Harrisson 1961). Laba-laba dimangsa oleh cicak dengan mengangkat kepala lalu cicak mendekati laba-laba tersebut. Setelah itu menahan laba-laba dengan mulutnya (Ramires & Fraguas 2004). Cicak Cnemaspis kendallii memakan mangsa yang ada disekitarnya, yaitu dengan melakukan pergerakan kemudian menangkap mangsa yang melewatinya (Werner 2002). Cicak Tarentola mauritanica menangkap mangsanya, yaitu dengan mendekati cahaya lampu setelah itu diam dan menunggu (Hodar et al. 2006). Biasanya penangkapan mangsa ini banyak dilakukan pada malam hari.
SIMPULAN Komposisi makanan pada cicak terdiri atas serangga, Arachnida, Mollusca, material tumbuhan (biji dan nasi), dan material lain (batu dan kulit telur). Makanan pada H. frenatus lebih beragam dibandingkan dengan C. platyurus. Kategori makanan yang dominan pada kedua spesies cicak tersebut ialah Diptera. Persentase Diptera ditemukan di Gunung Batu tinggi, pada bulan Februari dan Desember, walaupun berdasarkan analisis ANOVA persentase makanan antar lokasi dan waktu tidak berbeda (P>0.05).
SARAN Lalat dan nyamuk (Diptera) merupakan kategori makanan utama pada cicak, sehingga keberadaan cicak dapat dijadikan sebagai agen pengendali hayati terhadap populasi nyamuk dan lalat.
DAFTAR PUSTAKA Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari : An Introduction to the Study of Insects.
Boulenger GA. 1912. A Vertebrata Fauna of The Malay Peninsula. London: Taylor and Francis, Red Lion Court, Fleet Street. Colli GR, Mesquita DO, Rodrigues PV, Kitayama K. 2003. Ecology of the Gecko Gymnodactylus geckoides amarali in a Neotropical Savana. J Herpetol 37: 694-706. Dame EA, Petren K. 2005. Behavioural mechanisms of invasion and displacement in Pacific island geckos (Hemidactylus). Animal Behaviour, in press. George R, Laurie J, Janalee P. 2001. Herpetology. Ed ke-2. San Diego: Academic Press. Grahame JW, Manolis SC, Buckworth R. 1979. Crocodylus johnstoni in the Mc Kinlay river area, NTI: variation in the diet and new method of assessing the relative importance of prey. Aust J Zool 30: 877-879. Goin CJ, Goin OB. 1970. Introduction to Herpetology. Florida: University of Florida. Halliday T, Kraig A, O'toole C. 1986. The Enclycopedia of Reptiles and Insects. California: Grolier International, Inc. Harrisson T. 1961. Niah’s new cave-dwelling Gecko: habits. Sarawak Mus Jour 8: 277-282. Hector GE, Luis E. 1997. Seasonal dietary patterns of mexican fringe-toed lizard (Uma paraphygas). J Herpetol 31(1): 1-9. Henderson RW. 1993. Foraging and diet in West Indian Corallus enydris (Serpentes: Boidae). J Herpetol 27: 24-28. Hikida T, Ota H. 1989. A New triploid Hemidactylus (Gekkonidae: Sauria) from Taiwan, with comments on morphological and karyological variation in the H. garnotiivietnamensis complex. Herpetology 23: 50-60. Hodar JA, Pleguezuelos JM, Fernandez CJR. 2006. Foraging mode of the moorish gecko Tarentola mauritanica in an arid environment: Inferences from abiotic setting, prey availability and dietary composition. J Arid environments 65: 83-93.
7
Krysko KL, Hooper NA, Coleman M. 2003. The Madagascar giant day Gecko Phelsuma madagascar grandis gray 1870 (Sauria: Gekkonidae): a new established species in Florida. Florida Scient 66: 222-225. Magurran. 1987. Ecological Diversity and Its Measurement. New Jersey: Princeton University Press. Powell R, Parmerlee JS, Rice MA. 1990. Ecological observation of Hemidactylus brookii haitianus Meerwarth (Sauria: Gekkonidae) from Hispaniola. Caribbean J Science 26: 67-90. Petren K, Case TJ. 1998. Habitat structure determines competition intensity and invasion success in gecko lizard. Proc Natl Acad sci 95: 11739-11744. Ramires EN, Fraguas GM. 2004. Tropical house Gecko (Hemidactylus mabouia) predation on brown spiders (Loxosceles intermedia). J Venom Anim Toxins incl Trop Dis 10: 185-190.
Rooij ND. 1915. The Reptil of The IndoAustralian Archipelago Part I Lacertalia, Chelonia, Emydosauria. Leiden: E.J. Brill Ltd. Saepudin A. 2004. Beberapa spesies cicak dan tokek (famili Gekkonidae) di wilayah Bogor. [skripsi] Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sergio A, Castro, Jaime E, Jimenez, Fabian M. 1991. Diet of the racerunner Callopistes palluma in north-central Chile. J Herpetol 25: 127-129. Vogrin M. 2005. The turkish Gecko Hemidactylus turcicus prefers vertical wall. Turk J Zool 29: 385-386. Werner YL. 2002. Observation on the ecology of the arrhythmic equatorial gecko Cnemaspis kendallii in Singapore (Sauria: Gekkonidae). The Raffles Bulletin of Zoology 50: 185-196. William E, Cooper JR. 1985. Diel activity patterns in the banded Gecko, Coleonyx variegatus. J Herpetol 19: 308-311.
LAMPIRAN
9 Lampiran 1. Gambar beberapa kategori makanan dan panjangnya (mm) yang ditemukan utuh di dalam lambung cicak. [A= Coleoptera (3.12), B= Dermaptera (5.51), C= nyamuk (Diptera) (7.24), D= lalat (Diptera) (5.21), E= Homoptera (3.45), F= semut (Hymenoptera) (12.31), G= laron (Isoptera) (10.54), H= jengkerik (Orthoptera) (22.31), I= laba-laba (Araneida) (4.63), J= Mollusca (6.13), K= biji (7.31), dan L= nasi (7.45)].
1 mm
A
1 mm
B
1 mm
D
1 mm
1 mm
J
1 mm
F
1 mm
H
1 mm
1 mm
I
1 mm
K
1 mm
C
E
G
7.24 mm
1 mm
L
10 Lampiran 2. Analysis of Variance (ANOVA) persentase kategori makanan antar lokasi dan waktu pada H. frenatus dan C. platyurus.
a) ANOVA antar lokasi (Baranangsiang, Gunung Gede, Cilebende, dan Gunung Batu) pada H. frenatus. Analysis of Variance Source DF SS Factor 3 1470 Error 44 8895 Total 47 10365
MS 490 202
F 2.42
P 0.078
b) ANOVA antar lokasi (Baranangsiang, Gunung Gede, Pasar Bogor, dan Gunung Batu) pada C. platyurus. Analysis of Variance Source DF SS Factor 3 208 Error 32 3864 Total 35 4072
MS 69 121
F 0.58
P 0.636
c) ANOVA antar waktu (November, Desember, Januari, dan Februari) pada H. frenatus. Analysis of Variance Source DF SS Factor 3 364 Error 44 5215 Total 47 5579
MS 121 119
F 1.03
P 0.391
d) ANOVA antar waktu (November dan Desember) pada C. platyurus. Analysis of Variance Source DF SS Factor 1 288 Error 16 7194 Total 17 7482
MS 288 450
F 0.64
P 0.435