PRAKTIK EMPATI SOSIAL DENGAN PASANGAN SAYA BERNAMA ITA RAHMAWATI
TUGAS INDIVIDUAL Disusun untuk memenuhi tugas Managemen Konflik yang dibina oleh Bapak Suparlan Al Hakim oleh Naning Febriana
109811415575
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG NOPEMBER 2011
1
Praktik Empati Sosial Dalam Rangka Managemen Konflik 1. Mengasumsikan Perbedaan
Dalam berbagai aktivitas, terlebih dalam sifat yang ada dalam diri saya dan pasangan saya yang bernama Ita Rahmawati sangat berbeda. Namun ada pula beberapa hal yang sama diantara kami. Dalam hal perbedaan antara kami sangat bertolak belakang. Ita memiliki sifat keibuan yang diungkapkan dengan pengayoman terhadap anak kecil, namun Ita juga merupakan sosok yang sensitif dalam menghadapi sesuatu yaitu dengan menangis. Ita juga merupakan pribadi yang suka mempersulit sesuatu yang sebenarnya adalah sederhana. Ita termasuk orang yang tertutup yang dibuktikan dengan kesulitannya dalam mengenal orang baru dalam lingkungannya sehingga cenderung dia tidak memiliki teman. Teman yang dikenal oleh Ita terbatas pada intensitas orang tersebut dalam bergaul dengan Ita. Ita juga merupakan sosok yang manja dan lucu. Hal ini terbukti dengan pemilihan kata yang biasa dia ucapkan yang terkadang membuat orang disekitarnya tertawa. Dalam hal aktivitas, Ita kurang menyukai tantangan atau dapat dikatakan Ita menyukai hal-hal yang orang pada umumnya menyukai. Contohnya saja dalam pendakian gunung,Ita lebih menyukai berbelanja. Dalam pemilihan pakaian dan asesoris Ita lebih menyukai sesuatu yang mengandung unsur-unsur membingungkan (payetpayet, bordir, dan sebagainya). Ita juga merupakan sosok yang perhitungan dalam arti apabila dia sudah memiliki sesuatu maka dia tidak mudah tergiur untuk memiliki yang lain. Dan hal inilah yang berbeda dengan pribadi saya.
2. Mengenali Diri
Berbeda dengan karakteristik saya yang lebih menyukai sesuatu yang ringan dan menganggap segala sesuatu itu mudah. Saya tidak suka diatur dengan orang yang hanya bisa menyuruh tanpa adanya aktivitas (hanya besar omong saja). Dalam hal aktivitas, saya lebih suka mencoba hal-hal
2
yang jarang orang suka, karena disitu saya mendapatkan sensasi yang berbeda. Contohnya saya lebih suka menghabiskan malam minggu saya dengan mendaki gunung daripada diam dikos. Saya tidak suka sendirian. Sehingga saya berusaha untuk selalu menambah teman dimanapun saya berada. Saya tidak memikirkan dengan siapa saya berbicara, status orang yang saya ajak bicara, namun lebih kepada saya memiliki banyak teman. Dalam pemilihan pakaian dan asesoris saya menyukai barang-barang antik misalnya miniatur sesuatu, pakaian dengan desain yang unik yang dipadukan dengan warna yang cerah, dan yang pasti sesuatu itu tidak terlalu rumit dan indah bila dipandang. Saya juga merupakan sosok pendendam dimana orang yang pernah menyakiti hati saya, akan saya ingat selalu dan saya akan menjaga jarak dengan orang tersebut. Saya juga bukan sosok yang penyayang, terutama kepada anak-anak yang nakal dan rewel. Namun saya cenderung lebih sensitif dengan melihat lingkungan disekitar saya tidak mendukung apa saja yang saya inginkan.
3. Menunda Diri Dalam melakukan dialog dengan Ita, saya berusaha mengesampingkan karakter saya yang sangat berbeda dengan Ita. Hal ini saya lakukan agar saya dapat mengerti karakter Ita. Dapat dibayangkan bagaimana apabila saya berdialog dengan karakter saya yang tidak menyukai orang-orang yang rewel (manja) dan banyak perhitungan. Namun saya berusaha bagaimana Ita merasa nyaman ketika berdialog dengan saya. Dalam berdialog saya berusaha agar Ita bersedia membuka dirinya untuk saya pahami, karena sosok Ita yang tertutup dan sensitif membuat saya harus berhati-hati dalam pemilihan kata. Saya mengerti bahwa Ita adalah sosok yang sebenarnya humoris, sehingga disela berdialog, saya sisipkan lelucon agar suasana tidak kaku. Saya berusaha memanjakan Ita, dengan mengiyakan apa yang dikatakan, dan memilih untuk tidak bersikap acuh dengan apa yang dikatakan oleh Ita.
3
4. Melakukan Imajinasi Terbimbing Dengan mengetahui karakter Ita, saya yakin dalam memecahkan masalah Ita selalu berfikir dengan serius dan bagaimana sesuatu itu dapat terselesaikan dengan kesempurnaan tingkat tinggi. Saya juga mulai berfikir apabila Ita memiliki putra nanti pastilah dia sangat menyayangi dan sebisa mungkin segenap waktu untuk putranya. Namun terkadang sifat yang membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit, adalah pemilihan keputusan yang kurang tepat dan kurang efisien. Terkadang dengan hal itu sebagian besar orang tidak menyukainya. Seumpama Ita mengubah sifat itu, kemungkinan besar temannya tidak terbatas itu-itu saja. Dia mampu bergaul dengan siapapun sehingga tidak lagi menjadi pribadi yang tertutup. Karena hidup sendiri itu sangatlah membosankan dan tidak dapat berkembang, karena kita dikodratkan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial. Dalam menghadapi masalah yang sekiranya dapat terselesaikan dalam waktu singkat, dengan sifat Ita yang merumitkan sesuatu itu, membuat pekerjaan lama dan saya yakin Ita pasti sering menangis ketika menghadapi masalah yang menyinggung hatinya.
5. Melakukan Pengalaman Empati Untuk Menemukan Jati Diri Orang Lain Dari informasi yang saya dapatkan dari pasangansaya tadi, sebenarnya Ita mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik dengan membuang sedikit sifat tertutupnya secara perlahan. Sifat manja dan sensitif tidak ada masalah selama tidak melampaui batas kewajaran. Karena melihat usia dan lingkungannya yang semakin menuntut kedewasaan bersikap. Ketika berdialog saya menemukan sifat keibuan Ita dengan kesabarannya dalam mewawancara saya yang terkadang membuat kesal Ita. Sebenarnya Ita juga merupakan sosok yang perhatian dengan lawan bicara dengan ketelatenan dia dalam menggali informasi dari saya. Dengan sosok Ita yang sekarang ini, saya harus lebih berhati-hati dalam memilih kata yang akan saya ucapkan, agar tidak terjadi perselisihan diantara kami. Karena
4
melihat sifat Ita yang sensitif itu,membuat saya kurang bebas untuk menyatakan ketidaksesuaian saya terhadap Ita. Sebenarnya Ita bukanlah sosok yang tertutup. Namun karena kebiasaan dari tempat kos yang jauh dengan akses kampus sampai pada pembatasan dari teman-teman kepada Ita yang cenderung pada sifat kesempurnaan sesuatu ( semua harus baik walaupun dalam waktu yang lama) sehingga teman-teman enggan untuk bergaul dengan Ita, sehingga terkesan ada rasa malas dari kedua belah pihak dalam menjalin pertemanan.
6. Meneguhkan Kembali Diri Kembali pada karakter saya, bahwa saya Naning Febriana adalah sosok yang berbeda dengan orang-orang yang lain dan juga berbeda pula dengan Ita Rahmawati. Saya adalah sosok yang sederhana dan tidak berfikir yang berlebihan dengan sesuatu. Saya juga adalah pribadi yang suka bergaul dengan siapapun dan lebih menyukai tantangan daripada berdiam diri. Saya juga bukan orang yang suka disuruh atau diperintah dengan orang yang terlalu banyak berbicara tanpa aksi. Dalam berpakaian pun saya adalah sosok yang tidak suka terlalu sulit dan lebih suka untuk merasakan kenyamanan dan kesopanan dengan apa yang saya kenakan. Dengan ini saya dapat menikmati hidup yang saya inginkan. Saya adalah sosok yang memang memiliki sikfat simpati atau responsif terhadap lingkungan tinggal saya. Saya bukan orang yang dengan mudah menangisi sesuatu yang memang tidak pantas untuk ditangisi. Saya bisa beradaptasi dalam situasi apapun.
Sumber: Mahasiswa PKN FIS Samsul Huda
5