Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
POTENSI TIK DALAM MENINGKATKAN DAYA TAMPUNG LPTK BAGI GURU DALAM JABATAN DI SULAWESI SELATAN ICT’S POTENTIAL IN INCREASING THE CAPACITY OF TEACHER’S COLLEGE FOR IN-SERVICE-TEACHERS IN SOUTH SULAWESI Simon Sili Sabon Puslitjak, Balitbang Kemdikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat Email:
[email protected] Diterima tanggal: 28/06/2012, Dikembalikan untuk revisi tanggal: 18/07/2012; Disetujui tanggal:30/08/2012 Abstrak: Tujuan studi ini dimaksudkan untuk: 1) mengidentifikasi berbagai jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang saat ini dimanfaatkan LPTK dalam perkuliahan dan 2) mengidentifikasi berbagai jenis TIK lainnya yang berpotensi dapat dimanfaatkan LPTK. Studi ini merupakan suatu studi kasus yang dilakukan di Sulawesi Selatan. Pengumpulan data studi ini menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kualifikasi akademik guru dalam jabatan. Temuan studi adalah: 1) jenisjenis TIK yang digunakan oleh LPTK saat ini antara lain komputer/laptop, LCD atau in-focus dan juga pemanfaatan teknologi internet. Pada umumnya jenis TIK yang digunakan ini hanya sebagai pelengkap atau suplemen saja, yaitu memperlancar perkuliahan. Pemanfaatan jenis TIK ini belum dapat meningkatkan daya tampung LPTK; 2) dari berbagai jenis TIK yang berpotensi meningkatkan daya tampung LPTK bagi guru dalam jabatan yaitu televisi dan radio. Selain itu, materi kuliah yang disimpan dalam bentuk kaset/CD/VCD/DVD akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan daya tampung LPTK. Kata kunci: TIK, guru dalam jabatan, dan kualifikasi akademik guru Abstract: The goals of this study are: 1) to identify various kinds of Information and Communication Technology (ICT) which are currently used by teacher’s colleges (TC) in lecturing process, and 2) to identify any other kinds of ICT’s which can be used by TC. This study is a case study conducted in South Sulawesi. The data collecting method is Focus Group Discussion (FGD) with the stakeholders of the academic qualification upgrading of the in-service-teachers. Study findings are: 1) the currently ICT used by TC are computer/laptop, LCD/in-focus and also internet technology. The use this kinds of ICT is only as supplement, just for smoothing the lecturing process. The use of this kinds of ICT is not yet for increasing the capacity of TC; 2) among the various kinds of ICT which are potential to increase the capacity of TC are television and radio. Besides that, the lecturing materials saved in the form of cassette/CD/ VCD/DVD will be very useful for increasing the capacity of TC. Keywords: ICT, in-service-teachers, and teacher’s academic qualification
Pendahuluan
disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
Amanat Undang-Undang Nomor 14, Tahun 2005
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
tentang Guru dan Dosen (UU No. 14/2005) dan
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
untuk
tentang Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19/
nasional. Selanjutnya, pada pasal 9 disebutkan
2005) adalah bahwa guru SD wajib memiliki
bahwa
kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
di maksud d alam pasal 8 dip erol eh m elal ui
empat (D-IV). Dalam UU No. 14/2005, pasal 8
pendidikan tinggi program S1 atau D-IV. Tentang
254
mewujudk an k uali fika si
t ujuan a kade mik
p emba ngunan seba gaim ana
Simon Sili Sabon, Potensi Tik dalam Meningkatkan Daya Tampung LPTK bagi Guru dalam Jabatan di Sulawesi Selatan
kualifikasi akademik guru ini diperjelas lagi dalam
masing LPTK harus menyelesaikan pendidikan S1/
PP No 19/2 005, pasal 29 a yat (2-a ) ya ng
D-IV bagi 397 guru. Jumlah ini tentunya terlampau
menyatakan bahwa pendidik pada SD harus
besar, mengingat rata-rata daya tampung LPTK
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
per tahun a dala h se kita r 10 0 or ang (hasil
D-IV atau S1.
wawancara dengan pimpinan LPTK Universitas
Selanjutnya, UU No. 14/2005 juga menyam-
Pendidikan Ganesha Singaraja).
paikan bahwa dalam jangka 10 tahun, yaitu
Dengan demikian, permasalahan pertama
sampai dengan 2015 seluruh guru harus sudah
studi ini adalah tidak sanggupnya LPTK membuat
mem ilik i se rtif ikat
pendidi k, sebag aima na
seluruh guru dalam jabatan mendapat ijazah S1
dikatakan dalam pasal 82 UU No 14/2005 bahwa
dalam jangka waktu 10 tahun, jika LPTK tetap
guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan
bertahan dengan cara konvensionalnya melalui
sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada
cara tatap muka dan BJJ Universitas Terbuka (UT)
undang-undang ini wajib memenuhi kualifikasi
tanpa ada terobosan baru. Cara konvensional ini
akademik dan sertifikat pendidik paling lama 10
tidak akan mampu meningkatkan daya tampung
tahun sejak berlakunya undang-undang tersebut.
LPTK.
Hal ini mengimplikasikan bahwa dalam jangka 10
Studi ini perlu dilakukan guna mencari jalan
tahun seluruh guru harus sudah memiliki ijazah
keluar atau terobosan baru bagi LPTK agar dapat
S1 atau D-IV. Kenyataan menunjukkan bahwa
meningkatkan daya tampungnya demi tercapainya
masih banyak sekali guru SD yang belum memiliki
amanat peraturan perundang-undangan mendidik
ijazah S1 atau D-IV, sebagaimana ditunjukkan
guru-g uru dala m ja bat an m enda pat ijazah
pada Tabel 1.
S1dalam jangka waktu 10 tahun.
Dari Tabel 1 dapat dibaca bahwa sebagian
Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di
besar guru SD/MI belum memiliki ijazah S1 atau
Indonesia telah didukung oleh berbagai kebijakan
D-IV. Dari jumlah guru SD sebanyak 1.470.972
sebagaimana yang disebutkan dalam Renstra
orang, ternyata jumlah yang belum memiliki ijazah
pembangunan bidang pendidikan tahun 2005-
S1 atau D-IV sebanyak 1.117.706 orang atau
2009, di mana disebutkan antara lain bahwa
sebesar 76 persen.
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing
Jadi, jumlah guru SD yang masih harus
dapat dilakukan melalui penguatan program
memperoleh ijazah S1/D-IV dalam jangka 10
pe manf aata n TI K. Selai n it u, p eningkat an
tahun sejak tahun 2 006 adal ah sebanyak
pemanfaatan TIK ini didukung pula oleh satu dari
1.117.706 guru. Dengan demikian, dalam 1 tahun,
9 kebijakan terobosan pembangunan pendidikan
kurang lebih 111.170 guru harus memperoleh
berskala massal, yaitu penerapan TIK secara
ijazah S1 atau D-IV. Angka ini perlu dibandingkan
massal untuk e-pembelajaran dan e-administrasi.
dengan daya tampung seluruh LPTK. Saat ini
Namun TIK masih belum dimanfaatkan secara
(tahun 2010) jumlah LPTK, baik negeri maupun
maksimal oleh LPTK yang ada. Jadi, permasalahan
swasta, sebanyak 281 buah terdiri atas 33 LPTK
yang
negeri dan 248 LPTK swasta, yang dengan asumsi
maksimalnya pemanfaatan TIK oleh LPTK untuk
bahwa seluruh LPTK tersebut bermutu baik,
meningkatkan mutu pembelajaran sekaligus
sehingga mendapat kepercayaan dari pemerintah
meningkatkan daya tampungnya.
ke dua
dari
studi
i ni
a dala h
be lum
untuk mendidik guru dalam jabatan memperoleh
Tujuan dari studi ini, yaitu untuk: 1) meng-
ijazah S1 atau D-IV, maka dalam setahun masing-
identifikasi berbagai jenis TIK yang selama ini
Tabel 1. Jumlah Guru SD Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 2009/2010
Jumlah Guru
D1
Orang %
331.281 22,5%
D2
D3 Keg
747.167 50,8%
28.284 1,9%
S1 Non keg 10.974 0,7%
Keg 318.346 21,6%
Non keg 32.301 2,2%
S2
JUMLAH
2.619 0,2%
1.470.972 100%
Keterangan: Keg = Keguruan Sumber: Statistik Persekolahan, 2009/2010, PSP Balitbang Kemdiknas
255
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
dimanfaatkan LPTK dalam perkuliahan khususnya
Pe nger tian TIK yang d igunakan dal am
bagi mahasiswa yang adalah guru dalam jabatan,
mak alah ini , ya itu sega la b entuk pe rala tan
dan 2) mengidentifikasi berbagai jenis TIK lainnya
teknologi audio, dan adio visual mulai dari radio,
yang berpotensi dapat digunakan LPTK dalam
tape, televisi, CD, VCD, DVD, komputer, internet,
mel akuk an
handphone
p erkuliahan
sekal igus
dap at
meningkatkan daya tampung LPTK.
da n
se baga inya
yang
da pat
didayagunakan untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru dalam jabatan.
Tinjauan Pustaka Pengertian TIK
Kebijakan Pemanfaatan TIK untuk
Terdapat banyak pengertian tentang TIK. Definisi
Pembelajaran di Indonesia
berikut disampaikan oleh Setiyaningsih (2009). TIK
Dalam Renstra pembangunan bidang pendidikan
ada lah sebuah me dia atau alat bantu y ang
tahun 2005-2009 (Depdiknas, 2005) dirumuskan
digunakan untuk transfer data, baik itu untuk
bahwa peningkatan mutu, relevansi, dan daya
mem peroleh suat u da ta/i nfor masi maupun
sa ing pend idik an d apat
memberikan informasi kepada orang lain serta
penguatan program pemanfaatan TIK.
dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi, baik
ini berupa pengembangan sistem, metode, dan
sa tu a rah ataupun dua arah. De fini si i ni
materi pembelajaran dengan menggunakan TIK,
merupakan kesimpulan Setiyaningsih dari dua
me ngem bang kan sist em jari ngan inf orma si
sumber yang memberikan definisi tentang TIK dan satu sumber yang memberikan definisi tentang informasi. Definisi pertama tentang TIK dari Eric De eson,
di sebutka n
ba hwa
“Inform ati on
Technology (IT) is the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means.” Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole”.
dil akuk an m elal ui Kegiatan
sekolah, infrastruktur dan SDM untuk mendukung im plem enta siny a, b aik manajem en
unt uk
p endi dika n
k epenting an
ma upun
proses
pembelajaran. Selain itu, berdasarkan Kepres No. 20 Tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional, Presiden telah menunjuk Mendiknas sebagai salah satu anggota Dew an T IK N asional. Dew an T IK N asional mempunyai tugas sebagai berikut: 1) meru-
Set iyani ngsih meng artik an ba hwa t eknol ogi
muskan kebijakan umum dan arahan strategis
informasi adalah kebutuhan manusia di dalam
pembangunan nasional, melalui pendayagunaan
mengambil dan memindahkan, mengolah dan
TIK, 2) melakukan pengkajian dalam menetapkan
memproses informasi dalam konteks sosial yang
langkah-langkah penyelesaian permasalahan
menguntungkan diri sendiri dan masyarakat
strategis yang timbul dalam rangka pengem-
secara keseluruhan. Definisi kedua tentang TIK
bangan TIK, 3) melakukan koordinasi nasional
diambil Setiyaningsih dari definisi oleh Puskur
dengan instansi Pemerintah Pusat/Daerah, Badan
Balitbang Depdiknas, bahwa TIK mencakup dua
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah,
aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi
Dunia
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal
komunitas TIK, serta masyarakat pada umumnya
yang berkait an dengan pr oses, penggunaan
dal am r angk a pe ngem bang an T IK, dan 4)
sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
me mber ikan per setujua n at as p elak sana an
informasi, sedangkan teknologi komunikasi adalah
program TIK yang bersifat lintas departemen agar
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
efektif dan efisien.
U saha ,
Le mbag a
Pr ofesiona l,
d an
alat bantu untuk memproses dan mentransfer
Upaya pemanfaatan TIK di bidang pendidikan
data dari perangkat yang satu ke yang lainnya.
ini mendapat dukungan yang sangat serius dari
Selanjutnya Setiyaningsih mengutip definisi
pemerintah, khususnya Depdiknas sebagaimana
tentang informasi juga dari Susanto (2002) di
diungkapkan Mendiknas Bambang Sudibyo dalam
mana disebutkan bahwa informasi merupakan
sambutannya pada upacara peringatan Hardiknas
hasil dari pengolahan data, meskipun tidak semua
2 Mei 2008. Beliau menyampaikan bahwa sebagai
hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi
upaya meningkatkan pembangunan pendidikan,
informasi.
pem erintah
256
tela h me ngam bil
9
ke bija kan
Simon Sili Sabon, Potensi Tik dalam Meningkatkan Daya Tampung LPTK bagi Guru dalam Jabatan di Sulawesi Selatan
terobosan yang berskala massal selama kurun
teknologi e-learning menjadi tren baru dalam
waktu tahun 2005-2007. Salah satu kebijakan
perkuliahan. Disebutkan dalam website tersebut
terobosan terseb ut adalah: “Penerapa n TIK
bahwa Pusat Pengembangan Pendidikan dan
secara massal untuk e-pembelajaran dan e-
Aktivitas Instruksional (P3AI) ITS menggelar
administrasi”.
sosialisasi e-learning untuk staf pengajar di seluruh jurusan program S-1 dan Politeknik ITS yang berisi
Implementasi dan Pemanfaatan TIK dalam
panduan untuk menjadikan modul kuliah dalam
Pembelajaran
bentuk e-learning yang dapat diakses melalui
Ramelan (2007) menulis bahwa sudah saatnya
intenet (Yuniawati Poppy, 2008). Program e-
Ind onesia m ulai mem anfa atka n TI K da lam
learning ini merupakan salah satu proyek yang
kegiatan belajar dan mengajar sehari-harinya.
diluncurkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Perkembangan TIK memberikan angin baru dalam
(Ditjen Dikti). Empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
percepatan pencapaian peningkatan kualitas
ya itu
sumber daya manusia.
Univeresitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi
Inst itut
Tek nologi
Surab aya
(ITS),
Menurut Yaniawati (2007), kondisi geografis
Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI)
Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau,
ditunjuk untuk mengembangkan metode belajar
me ngak ibat kan terj adinya k esenjang an k e-
e-learning. Berbagai kemudahan ditawarkan
sem pata n
unt uk
melalui program e-learning bagi mahasiswa,
masyarakat yang ingin belajar. Dengan ber-
me mperoleh
pend idik an
antara lain mahasiswa mudah memperoleh modul
kembangnya TIK, dapat diambil manfaat dari
aj ar p erkuliahan d eng an cukup mengakses
teknologi tersebut dalam menciptakan pem-
internet dan men-download. Selain itu, mahasiswa
belajaran yang berkualitas, efektif, dan efisien.
juga dapat memperoleh berbagai literatur kuliah
Yaniawa ti ( 2007 ) me nyeb utka n ba hwa
dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,
teknologi untuk mendukung pembelajaran yang
karena e-learning akan menjadi bentuk sharing
paling terkenal saat ini adalah komputer. Dalam
ilmu dengan perguruan tinggi lain yang terjaring
praktek sehari-hari, ada pembelajaran yang
dalam Inherent (Indonesian Higher Education
sepenuhnya mempergunakan komputer atau
Network).
computer based learning (CBL). Selain itu, juga
Soekar tawi (20 03) dala m se amol ec.org
terjadi pembelajaran yang mempergunakan alat
menulis bahwa e-learning menjadi salah satu
bantu utama dengan komputer atau computer
alternatif pembelajaran karena keunggulan yang
assisted learning (CAL). Pada prinsipnya peng-
dimilikinya. Dalam banyak hal, suksesnya program
gunaan teknologi tersebut dapat dikelompokkan
e-learning sangat tergantung dari penilaian
menjadi dua, yaitu: 1) technology based learning;
apakah: 1) e-learning itu sudah menjadi suatu
dan 2) technology based web-learning. Technology
kebutuhan, 2i) tersedia infrastruktur pendukung
based learning terdiri atas audio information
seperti telepon dan listrik, 3) tersedia fasilitas
technology (radio, audio tape, voice mail telephone)
jaringan internet (internet infrastructure) dan
dan video information technology (video tape, video
koneksi internet (internet connections), 4) tersedia
text, video messaging), sedangkan technology
software pembelajaran (management course tools),
based web-learning merupakan data information
5) ada orang yang memiliki kemampuan dan
technologies (massal bulletin board, internet, e-mail,
keterampilan untuk mengoperasikannya, dan
tele-collaboration).
6) ada kebijakan yang mendukung pelaksanaan
Dalam pembelajaran sehari-
hari yang sering dijumpai merupakan kombinasi dari teknologi tersebut (misalnya audio/data, video/data, audio/video)
program e-learning tersebut. Ka rena
keunggulan
dar i pe mbel ajar an
dengan e-learning tersebut, pemerintah terus
Te knol ogi muta khir yang mulai banyak
me ndor ong pema nfaa tan TIK dala m pe m-
diimplementasikan dalam pembelajaran adalah e-
bel ajar an. Dala m ww w.sd a-indo.com y ang
learning. Teknologi e-learning menjadi tren baru
menguti p da ri sebua h ar tike l da lam Bisnis
dalam dunia akademik, sekolah maupun kuliah.
Indonesia (2005), disebutkan bahwa pemerintah
Dalam http://www.its.ac.id diungkapkan bahwa
ak an m enge luar kan keb ijak an m enge nai e -
257
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
learning untuk memenuhi target 26 juta tenaga
pendekatan kualitatif. Studi ini merupakan studi
ahli di bidang TIK pada tahun 2005. Saat ini
kasus. Dengan demikian, tidak ada teknik sampling
ketersediaannya diprediksi baru sekitar 10 juta
khusus. Studi ini hendak mengungkapkan secara
orang.
detil bagaimana TIK dapat dimanfaatkan LPTK untuk meningkatkan daya tampungnya. Agar
Kerangka Berpikir
dapat mengungkapkannya, dilakukan kunjungan
Berikut ditampilkan 2 jenis gambar kerangka
untuk pengumpulan data menggunakan pedoman
berpikir studi ini. Pada Gambar 1 dilukiskan situasi
FGD dan ped oman waw anca ra k e Pr ovinsi
perkuliahan di LPTK saat ini, yang meskipun
Sulawesi Selatan. Studi ini telah melakukan
menggunakan TIK seperti komputer/ laptop, LCD,
kunjungan ke beberapa instansi/lembaga yang
dan
internet dsb, namun tidak atau belum
terkait dengan pendidikan dan pelatihan guru SD
di guna kan seca ra m aksi mal sehi ngga tid ak
di Kota Makasar dan di Kabupaten Jeneponto.
mam pu m eningkat kan daya tam pung LPT K.
Lembaga atau instansi yang dikunjungi di Kota
TIK yang sudah digunakan saat ini seperti komputer/ laptop, LCD, dan internet dsb
Cara perkuliahan yang ada di LPTK saat ini
Daya tampung LPTK hampir tetap/tidak berubah
Gambar 1. Pemanfaatan TIK yang Tidak Dapat Meningkatkan Daya Tampung LPTK
TIK yang sudah digunakan saat ini seperti komputer/ laptop, LCD, dan internet dsb, namun belum mampu meningkatkan daya tampung LPTK
TIK yang berpotensi meningkatkan daya tampung LPTK
Cara perkuliahan yang ada di LPTK saat ini
Daya tampung LPTK meningkat
Gambar 2. Pemanfaatan TIK Dapat Meningkatkan Daya Tampung LPTK Gambar 2 merupakan
situasi cara perkuliahan
Ma kassar a dala h LPMP, Univ ersi tas Nege ri
dengan menggunakan TIK yang berpotensi dapat
Makassar (UNM) dan Universitas Muhammadiyah
meningkatkan daya tampung LPTK. TIK tersebut
(Unismuh), sedangkan lembaga/instansi yang
masih perlu diidentifikasi dalam pengumpulan data
dikunjungi di Kabupaten Jeneponto adalah Dinas
studi ini.
Pendidikan Kabupaten dan Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG). PSBG adalah semacam Kelompok
Metode Studi
Kerja Guru (KKG), namun kelompok ini mendapat
Studi ini merupakan bagian dari studi yang
bantuan peralatan TIK dan pelatihan TIK dari US-
berjudul “Upgrading Indonesian Primary School
AID.
Teachers through Distance Education, Toward
Responden yang ditemui di tingkat universitas
Systemic Improvement”, yang dilakukan oleh US-
adalah rektor, dosen dan mahasiswa (mahasiswa
AID pada tahun 2008 di 3 provinsi di Indonesia.
di sini adalah guru-guru SD dalam jabatan yang
Pe ndek atan studi y ang dit erap kan adal ah
sedang kuliah S1). Di LPMP respondennya adalah
258
Simon Sili Sabon, Potensi Tik dalam Meningkatkan Daya Tampung LPTK bagi Guru dalam Jabatan di Sulawesi Selatan
kepala LPMP, di dinas pendidikan responden
guru dalam jabatan karena mereka tidak boleh
ada lah kepa la d inas ata u ka subd in D ikda s,
meninggalkan sekolah tempat mereka mengajar.
sedangkan responden di tingkat PSBG adalah
Cara perkuliahan ini menuntut siswa bertatap
kepala sekolah, guru dan ketua komite sekolah.
muka langsung dengan dosen, sehingga teknologi
Cara pengumpulan datanya adalah: 1) FGD
ya ng d igunakan dal am perk ulia han adal ah
dengan kelompok guru yang belajar di PSBG, dan
komputer/laptop dan LCD atau in focus. Dapat
2) wawancara dengan rektor, dosen, mahasiswa,
juga digunakan internet, namun seluruh teknologi
kepala dina s, kepala SD, dan ke tua komite
yang digunakan ini hanya sebagai pelengkap atau
sekolah. Data yang dikumpulkan dijaring melalui
suplemen untuk melancarkan perkuliahan dengan
2 pertanyaan utama yaitu: 1) program apa saja
tatap muka.
yang
se dang
ata u
ak an
d ilak ukan
unt uk
Perkuliahan dengan cara tatap muka memiliki
membantu guru memperoleh S1?, dan 2) teknologi
beberapa kelebihan dan kelemahan sebagaimana
apa saja yang dapat didayagunakan dan/atau
diuraik an b erik ut. Kele biha nnya ada lah 1)
dir ekom enda sika n untuk
digunaka n da lam
mahasiswa dapat langsung bertanya/berdiskusi
pe ndid ikan dan pel atihan g uru dan alasan
dengan dosen dan rekan mahasiswa apabila ada
merekomendasikannya? Selanjutnya data yang
permasalahan, dan 2) fasilitas kampus dapat
telah terkumpul dianalisis secara kualitatif di mana
dim anfa atka n
ha sil FGD dan hasi l w awancara dip etak an
kelemahannya adalah tidak bisa diikuti oleh guru
kemudian diinterpretasi untuk menjawab tujuan
dalam jabatan, karena harus meninggalkan tugas
studi.
mengajar.
Hasil Studi dan Pembahasan
Kuliah dengan Metode Belajar Jarak Jauh
TIK yang Saat Ini Digunakan LPTK dalam
(BJJ)
Perkuliahan Unt uk
d apat
se cara
opt imal ,
se dang kan
Universitas Terbuka (UT) merupakan satu-satunya mengeta hui
jeni s
TI K
ya ng
universitas yang boleh menyelenggarakan BJJ. BJJ
digunakan LPTK dalam perkuliahan saat ini,
adalah sistem pembelajaran yang dilakukan
dilakukan wawancara dengan rektor dan dosen
secara tidak berhadapan langsung antara dosen
dari UNM dan Unismuh. Selain itu, dilakukan pula
dan mahasiswa. Pada umumnya, dosen tidak
wawancara dengan kelompok mahasiswa dari
mengenal mahasiswanya. Dalam BJJ mahasiswa
kedua universitas tersebut, di mana mahasiswa
dituntut untuk belajar mandiri menggunakan
tersebut adalah guru SD yang sedang melanjutkan
berbagai sumber belajar seperti modul yang
pendidikannya dari D2 ke S1. Cara perkuliahan
disiapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara
yang umumnya diterapkan saat ini bagi guru
(UT). Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki
dalam jabatan oleh UNM dan Unismuh adalah
prakarsa sendiri dalam mempelajari bahan belajar,
tatap muka dan hyli te program. Selain itu,
mengerjakan tugas, memantapkan keterampilan,
dilakukan pula wawancara dengan kepala sekolah
da n me nera pkan pengal aman bel ajar nya di
atau guru yang memiliki pengalaman mengikuti
sekolah. Belajar mandiri dapat dilakukan secara
kuliah dengan cara tatap muka atau mengikuti
per orangan atau secara kelompok dengan
program BJJ UT.
menggunakan bahan ajar cetak (modul) atau noncetak sebagai sumber belajar. Selain belajar
Kuliah dengan Metode Tatap Muka
mandiri, mahasiswa wajib mengikuti tutorial,
Jadwal kuliah pada perkuliahan dengan cara tatap
praktek/praktikum, dan Pemantapan Kemampuan
muka ini tidak membedakan antara kelompok
Profesional (PKP).
mahasiswa reguler, yaitu mahasiswa yang hendak
BJJ UT selama ini dapat menjangkau seluruh
dididik menjadi guru (sebelumnya belum pernah
tanah air. Namun, banyak guru yang tidak suka
menjadi guru) dan mahasiswa yang sebelumnya
dengan cara bel ajar ini . Ba nyak gur u ya ng
sudah menjadi guru (guru dalam jabatan). Waktu
mengikuti program ini tidak lulus ujian. Cara ini
kuliah dijadwalkan pagi hari, sore hari dan malam
sebenarnya dapat meningkatkan daya tampung
hari. Dengan demikian, cara ini tidak cocok bagi
UT, na mun kare na b anyak g uru yang tid ak
259
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
menyukai cara belajar ini, sehingga jumlah guru
langsung (online tutoring) oleh dosen. Namun,
yang mengikuti BJJ juga terbatas.
online tutoring ini lebih banyak dimaksudkan untuk
Jenis TIK yang digunakan pada cara per-
mencari jalan keluar jika ditemukan permasalahan
kuliahan dengan BJJ ternyata tidak banyak, karena
dalam men-download tugas-tugas dosen. Bahan
guru umumnya diberi modul cetak untuk dipelajari
ajarnya dikembangkan oleh konsorsium hylite pada
secara mandiri.
Ditjen Dikti dengan mengundang perwakilan dari setiap universitas penyelenggara hylite untuk
Kuliah Via Program Hylite
mengembangkan bahan ajar.
Hylite adalah suatu program pemerintah untuk
Masalah yang biasa dihadapi mahasiswa
meningkatkan kualifikasi akademik guru dalam
program hylite adalah masih terbatasnya akses
jabatan dengan pendidikan terakhir PGSD D2
internet di daerah. Selain itu biaya menggunakan
untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya
internet masih cukup tinggi, berkisar antara Rp
menjadi sarjana (S1). Sejumlah LPTK mendapat
6.000,- – Rp 8.000,- /jam. Di samping itu, sering
kepercayaan dari Ditjen Dikti, Depdiknas untuk
sekali terjadi diperlukan waktu yang lama untuk
menyelenggarakan program ini. UNM dan Unismuh
men-download file. Jalan keluar yang banyak
ad alah dua di anta ra 2 3 univer sita s ya ng
ditempuh, yaitu meng-copy file rekan mahasiswa
memperoleh kepercayaan tersebut.
yang sudah men-download tugas dosen.
Proses perkuliahan dengan program hylite
Masalah lain yang sering dihadapi dosen,
terdiri atas 6 semester, dan masing-masing
antara lain bahwa mereka sesekali menerima
semester terdiri atas dua periode, yaitu periode
ratusan email dari siswa yang harus dijawab.
residensial (residential period) selama 1 bulan dan
Namun, ini bukan masalah besar karena umumnya
periode belajar mandiri selama 5 bulan. Pada
mahasiswa menanyakan hal-hal yang sama,
periode residensial, yaitu bulan pertama kuliah,
sehingga dosen cukup menjawabnya sekali saja,
guru-guru dikumpulkan di kampus. Mahasiswa
kemudian mengirimnya ke
baru, atau mahasiswa semester 1 akan belajar
menanyakannya.
seluruh siswa yang
tentang dasar-dasar TIK seperti pengenalan
Program hylite cukup menjanjikan namun
komputer dan internet, bagaimana membuat
tidak mudah untuk diterapkan karena masih
alamat email, mengirim email dengan attachment,
banyak guru yang gagap teknologi. Selain itu,
men-download email dan sebagainya. Selain itu,
program ini juga mempunyai kelemahan lain, yaitu
mereka akan belajar atau kuliah secara tatap
guru harus meninggalkan kelas ketika mengikuti
muka dengan dosen yang setara dengan 8 kali
periode residensial. Memang periode residensial
pertemuan. Pada periode residensial ini para
diupayakan disesuaikan dengan masa liburan
mahasiswa l ama akan mel aksa naka n uj ian
se kola h, namun dem iki an l ibur an sekol ah
sem este r pa da m ingg u pe rtam a ke mudi an
umumnya hanya dua minggu, padahal periode
dilanjutkan dengan kuliah tatap muka selama tiga
residensial lamanya 4 minggu. Dengan demikian,
minggu berikutnya yang juga setara dengan 8 kali
guru meninggalkan kelas selama 2 minggu. Hal
pertemuan.
ini sangat tidak disukai oleh komite sekolah.
Selesai periode residensial, guru kembali ke sekolah dan mengajar seperti biasa sambil belajar
TIK lain yang dapat digunakan untuk
secara mandiri bahan ajar yang diperolehnya
meningkatkan Daya Tampung LPTK
ketika mengikuti periode residensial. Mereka
TIK
belajar secara mandiri selama 5 bulan. Selama
meningkatkan kualifikasi guru dalam jabatan
pe riod e
dip erol eh
be laja r
ma ndi ri,
maha sisw a
be r-
lai nnya yang da pat digunaka n untuk m elal ui
FGD
d enga n
guru
SD,
komunikasi dengan dosennya menggunakan
wawancara dengan kepala dinas pendidikan, dan
email. Dosen memberi tugas-tugas lewat email,
wawancara dengan kepala sekolah. Dari hasil FGD
siswa me n-dow nloa d t ugas-tugas ter sebut,
diperoleh informasi bahwa guru-guru SD, yang
mengerjakannya kemudian mengirimnya kembali
umumnya perempuan, ingin sekali meningkatkan
ke dosen juga menggunakan email. Dalam periode
kualifikasinya dengan mengikuti kuliah namun
belajar mandiri ini terdapat dua kali bimbingan
mereka tidak punya banyak waktu untuk belajar,
260
Simon Sili Sabon, Potensi Tik dalam Meningkatkan Daya Tampung LPTK bagi Guru dalam Jabatan di Sulawesi Selatan
karena pulang sekolah mereka masih harus
perkuliahan ini tidak cocok bagi guru dalam
mengurus keluarga. Untuk itu, mereka ingin agar
jabatan, karena perkuliahan terjadi di kampus dan
materi kuliah dapat disimpan atau dikemas dalam
guru-guru tidak dapat mengikutinya. Hal ini
bentuk VCD atau DVD, sehingga mereka dapat
disebab kan
memutarnya dan menontonnya ketika mereka
meninggalkan kelas.
mere ka
t idak
dip erbolehk an
sedang memasak atau ketika memiliki waktu
TIK yang digunakan dalam BJJ juga sangat
luang. Selain itu, persiapan materi ajar oleh LPTK
terbatas, karena mahasiswa umumnya hanya
agar demand-oriented (menyesuaikan dengan
diberi modul bahan ajar cetak. BJJ merupakan cara
keinginan pelanggan) , misalnya menyimpan
perkuliahan yang tepat dapat meningkatkan daya
materi ajar dalam VCD/DVD sebagaimana yang
tampung LPTK. Cara belajar ini sangat tepat untuk
diinginkan oleh guru-guru SD di Sulawesi Selatan.
guru tanpa membedakan tempat tinggal. Namun,
Ada pula responden yang menyarankan agar
banyak guru tidak menyukainya karena dari
bahan ajar disimpan dalam kaset, sehingga dapat
pengalaman guru disebutkan bahwa sulit untuk
diputar dan didengar oleh guru ketika memiliki
lulus ujian mata kuliah tertentu. Hal ini disebabkan
waktu luang.
karena guru malas membaca modul. Untuk itu,
Sa lah satu respond en d ari UNM pernah
bahan ajar perlu dikemas dalam bentuk lain yang
melihat acara Televisi Edukasi (TVE) dan sangat
disukai guru. Banyak guru ternyata menginginkan
terkesan dengan acara pendidikan ini. TVE adalah
agar materi ajar disimpan dalam bentuk kaset atau
salah satu produk Pusat Teknologi dan Komunikasi
CD/VCD/DVD sehingga guru dapat memutar dan
(Pustekkom) yang salah satu salurannya khusus
menonton atau mendengar ketika memiliki waktu
untuk guru. Akan sangat membantu apabila LPTK
lua ng. U T seb agai penye lengg ara BJJ pe rlu
tertentu mau bekerja sama dengan TVE untuk
mencoba mengemas materi ajar ini dalam bentuk
menyiarkan materi kuliah tertentu pada waktu
yang diinginkan guru.
yang disesuaikan dengan waktu guru SD ada di
Selain itu, penyelenggara BJJ juga perlu
rumahnya, sehingga guru dapat menontonnya.
bekerja sama dengan pertelevisian dan juga radio
Namun, sementara ini TVE baru dapat diterima
agar dapat menyiarkan materi ajar dengan waktu
dengan antena parabola. Untuk itu, LPTK dapat
siarnya agar disesuaikan dengan waktu guru
bekerja sama dengan TVRI atau TV lokal untuk
ketika berada di rumah. TVE, TVRI, dan RRI adalah
menyiarkan materi kuliah tertentu dan waktu
tiga dari media elektronik pemerintah yang dapat
siarannya agar disesuaikan dengan waktu guru
diajak oleh LPTK bekerja sama untuk menyiarkan
berada di rumah.
materi ajar.
Untuk guru yang ada di daerah terpencil
Program hylite sangat menjanjikan dan akan
(remote area), di mana listrik belum menjangkau
dapat meningkatkan daya tampung LPTK, namun
daerah-daerah tersebut, radio disarankan oleh
program
responden untuk digunakan menyiarkan materi
mengena l teknologi komputer dan internet,
kuliah tertentu. LPTK tentunya dapat bekerja
padahal banyak guru SD yang masih gagap
sama dengan RRI atau radio lokal lainnya untuk
te knol ogi. Lem baga pe meri ntah yang be r-
dapat menyiarkan materi kuliah bagi guru di
tanggung jawab terhadap pelatihan TIK agar
da erah
i ni
merencanakan dan membuat program untuk
sebenarnya tidak hanya dimaksudkan untuk
memberikan pelatihan TIK bagi guru. Materi
daerah terpencil, melainkan juga untuk daerah
program hylite yang harus dipelajari secara
pinggir kota, karena sering terjadi pemadaman
mandiri juga dapat dikemas dalam bentuk lainnya
listrik.
seperti kaset/CD/VCD/DVD, sehingga guru-guru
ter pencil.
Pem anfa atan
rad io
hyli te
m enuntut
ag ar
guru-guru
da pat memi lih cara bel ajar sesuai deng an Pembahasan
seleranya masing-masing. LPTK perlu juga bekerja
TIK yang saat ini digunakan dalam kuliah tatap
sama dengan pertelevisian dan radio, sehingga
muka umumnya hanya untuk memudahk an
materi ajar pun dapat disiarkan.
pembelajaran mata kuliah, sehingga tidak akan dapat meningkatkan daya tampung LPTK. Cara
261
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
Simpulan dan Saran
TI K la in y ang dapa t d igunakan dal am
Simpulan
perkuliahan bagi guru dalam jabatan, namun
TIK yang saat ini digunakan dalam perkuliahan
belum dimanfaatkan adalah pengemasan materi
bagi guru dalam jabatan dibedakan berdasarkan
aja r da lam bent uk k aset /CD/ VCD/ DVD dan
tiga cara perkuliahan, yaitu tatap muka langsung,
penyiaran materi ajar melalui radio/televisi.
BJJ, dan program hylite. Perkuliahan dengan cara tatap muka langsung menggunakan TIK hanya
Saran
me mper muda h pe mbel ajar an b ukan unt uk
Cara perkuliahan dengan BJJ agar tidak hanya
meningkatkan daya tampung LPTK. Cara ini tidak
menggunakan bahan ajar dalam bentuk barang
cocok untuk perkuliahan bagi guru dalam jabatan,
cetakan. Penyelenggara BJJ perlu mengemas
karena perkuliahan dilakukan secara penuh di
materi ajar dalam bentuk kaset/CD/VCD/DVD,
ka mpus, pa daha l guru t idak dip erbolehk an
sehingg a
meninggalkan kelas.
me nent ukan car a be laja rnya . Ma teri dal am
guru
m empunyai
pil ihan
dal am
Perkuliahan dengan cara BJJ tidak banyak
kemasan kaset/CD dapat diputar untuk didengar
menggunakan TIK, karena umumnya materi ajar
ketika guru punya waktu luang. Demikian pula
yang digunakan merupakan barang cetakan. Cara
halnya apabila bahan ajar dikemas dalam bentuk
ini tepat, karena dapat menjangkau guru seluruh
VCD/DVD, maka guru dapat menontonnya ketika
tanah air, sehingga dapat meningkatkan daya
punya waktu luang. Penyelenggara BJJ juga perlu
tampung LPTK. Namun, banyak guru dalam
bekerja sama dengan radio/TV, khususnya RRI/
jabatan ternyata kurang menyukai cara ini,
TVRI dan TVE atau bahkan TV lokal lainnya, untuk
ka rena dar i pe ngal ama n di sebutkan bahwa
me nyia rkan mat eri aja r te rtentu. Deng an
mahasiswa sulit lulus untuk mata kuliah tertentu.
demikian, BJJ akan menjadi lebih menarik, karena
Per kuli ahan
deng an
pr ogra m
hy li te
me rupa kan prog ram yang mem ang khusus
guru dalam jabatan mempunyai pilihan dalam menentukan cara belajarnya.
didesain untuk guru dalam jabatan. TIK yang
Perlu untuk memberi kepercayaan kepada
digunakan adalah teknologi internet/email. Cara
lebih banyak lagi LPTK untuk menyelenggarakan
ini sangat ampuh dalam meningkatkan daya
program hylite, karena program ini sangat tepat
tampung LPTK, namun peningkatan jumlah guru
dalam meningkatkan daya tampung LPTK. Namun
ya ng m engi kuti progra m ini ma sih sang at
demikian, ada kendala dalam penerapan program
terbatas, karena baru sejumlah kecil LPTK yang
ini yaitu banyak guru SD masih gagap teknologi.
dipercayakan oleh Ditjen Dikti menyelenggarakan
Untuk itu, perlu diadakan pelatihan guru khusus
program ini. Selain itu, ada kendala lainnya yaitu
tentang dasar-dasar TIK sehingga memudahkan
bahwa banyak guru SD masih gagap teknologi.
penerapan program tersebut.
Teknologi internet mulai digunakan dalam program hylite ini, namun penerapannya masih belum maksimal.
Pustaka Acuan Bisnis Indonesia. 2009. Pemerintah Dorong Pemanfaatan E-learning. www.sda-indo.com, diakses pada tanggal 28 Mei 2009. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan 2005-2009. Keputusan Presiden
Nomor 20, Tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19, Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas, Jakarta. Pusat Statistik Pendidikan (PSP), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). Statistik Persekolahan SD 2009/2010. Jakarta.
262
Simon Sili Sabon, Potensi Tik dalam Meningkatkan Daya Tampung LPTK bagi Guru dalam Jabatan di Sulawesi Selatan
Ramelan, Muslich. 2007. ICT, Jendela untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional dan Meningkatkan Mutu dan Kreativitas SDM Indonesia. Makalah disampaikan pada ’Simposium Nasional Memanfaatkan Hasil-Hasil Penelitian dan Pemikiran-Inovatif Pendidikan untuk Mendukung Tiga Pilar Kebijakan Pendidikan Nasional di Indonesia” diselenggarakan Puslitjaknovdik, Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta, 25-26 Juli 2007. Setiyaningsih, Iin. 2009. Teknologi Informatika dan Komunikasi. http://iinsetiyaningsih.wordpress.com/ 2009/01/13/pengertian-tik-2/
diakses pada tanggal 28 Mei 2009.
Soekartawi. 2003. E-learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Seamolec.org diakses pada tanggal 28 Mei 2009. Sudibyo, Bambang. 2008. Sambutan Menteri Pendidikan Nasional pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2008. Undang-Undang Nomor 14, Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Depdiknas, Jakarta. Yaniawati, Poppy. 2007. “Peran E-learning” dalam Pembelajaran. www.pikiran-rakyat.com diakses pada tanggal 28 Mei 2009. Yaniawati, Poppy. 2008. P3AI ITS Adakan Seminar E-learning. http://www.its.ac.id diakses pada tanggal 28 Mei 2009.
263