POTENSI TANAMAN KARA PEDANG (CANAVALIA Sp) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEGIATAN AGRLBISNIS Abdzrl Munip dan Yudz Widodo Balai Penelitian Tanaman Kacarg - Kacangan Dan Umbi -Umbian
ABSTRAK Sebagai sumber protevl nabati, peran tanaman kacang - kacangan memiliki potensi yang sangat besar di banding tanaman lainnya. Selain kedelai d m kacang tanah yang masing - masing kandungan proteinnya 35,1% dan 23,4% ,maka tanaman Kara Pedang yang immasuk dalam family Fabacase yaitu Canavalia ensifomis { L.) DC dan C a w l i a gladiata ( Jack ) DC memiliki kandungan protein pada biji sebesar 27,4% dan 32% Disamping itu tanamtm kra pedang juga memilki beberapa keunggulan yaitu v''' produksi sangat tinggi berkisar antara 1,s - 4,6 t h a biji kering, tergantung habitat tumbuhnya. Sebagai tanaman vegetasi f cover crap ) mempunyai k e m a m p m n g h a s i l k a n biomas dalam jumlah besar ( 50 ton / ha ), sehingga sesuai d i k e m b w a n dilahan marginal, untuk meningkatkan kesuburan tanah. Adanya senyawa protein Canavalin, Con. Canavalin A dan B, enzyme urease dan asam amino Canavalin yang bermanfaat untuk dikernbangkan sebagai komoditas dalam agro industri, sehingga mempunyai peluang besar untuk kegiatan Agribisnis. Kedua spesies tanaman tersebut dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dari bertekstur pasir sarnpai hat, pH 4,4 - 6,8,juga dapat tumbuh baik pada ketinggian 2 - 2000 m d. p. I dan tahan pada iklim kering, suhu I 2°C - 32°C dan curah hujan 700 mm sampai 4200 mm / tahun.Cara bercocok tanam Kara Pedang sangat mudah dan tahan terhadap kekeringan dan hama. Kegunaan tanaman Kara Pedang yaitu jika masih berpolong muda dapat digunakan untuk sayur yang sangat lezat, sisa bahan organ& sangat baik untuk pupuk hijau, kanopi tanaman merupakan tanaman vegestasi yang sangat efehf,, kulit polong kering untuk kayu bakar, sedang hasil bijinya untuk keperluan bahan baku industri kosmetika, hrmasi dan nutrisi. >
Key words : Sword bean, protein, cosmetic and madicine
I4BSTRACT Legume crops have an important file as a source of protein. Like soybean and groundnut seeds which content 35,1% and 23,4% of protein, the pn9kin content of swordbean seed (Genus Canavalio of Fabaceae - Sub family), is between 27,4%- 32%. In addition, the productivity of swordbean is fairly high, ranging from 1,s - 4,6 t / ha depending ufbn is growing conditions. As a cover crop, swordbean would tolerate to less fertile sollfaW improve the sol)brt&ty due to is high biomass production ( 50 t / ha ). The protein compounds: Con. Canavalin A and B, Urease and Amino Acid Canavalin, can be for pharmaceutical purpose. Therefore, the swordbean can be potential cultivated as an agribusiness commodity. The swordbean can be grown an all soil types,ie, from sandy to loamy soils, acklic to alkaline soils ( pH 4,4 - 6,8 ), in altitute of 2 - 2000 m @ove sea level air temperature of 12°C - 32°C and rainfall of 700 - 4200 mm /year. The crops can be exiilwltivated, and are tolerant to drought and pests.The use of swordbean is vary, the young pods can be consumed as vegetable ;the plant (1eaves)used as organic fertilizer as well as cover crop, the dry pods might be a some of firewoods , and the seeds can be used as raw material cosmetic, medicine a d hum* consumption.
Makalah disampaikan pada Kongres IV dan Simpusipm Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Tanaman Indonesia (PERIPI) di Yogyakarta pada t a n w l 2 3 - 24Oktober 2001
,
V '
PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan manusia aka.n protein nabati, peran tanaman kacanskacangan (Zegv???ir?~r:e~e) memberikan sumbangan yang sanget besar. Ranyak produkproduk bahan baku rnmpun hahan pangan yang dihasilkan oleh industri pengolahan hasil n ~ r t a n i a tbwzsal ~ b3fi tanzr~~atl kacanz-kacangan sqerti halnya kedelai, kacang tanah, i-kacang hijau dan kacangkztcarrpn lainnya. Tenamzn kacang-kacannan lair! yang mempunyai arfi ekonomi sudah banyak yang &laporkan. Dr. CF e a r i USDAMaryland-Arnerika Serikat melaporkan sehanyak 245 spesies tanaman kasang-kacangan. %!ah s ~ t ud i a n t ~ rtirnaman ~ potmsia! dari kacang-knurngan lain yang mempnyai nil& p d a adalah C m I i n gIndi~tnCjack) DC. discbut juga Swordbexv @ikc, 1981). Dlsampjng menghasilkm bbi untdk ba!m hah industri, juga rnempunyai produksi biomas cukup tinggi untuk pup& hi-jau. Tanarnarr kam @mg (Swordbean) dapat ttlmbuh baik sampni padn ketinggian 2.000 rn dari permukasn laut. Dj pulau Jawa pada kawasan p e p n u n p a tropik dengan lahan tadah hujan pada temperatur 1 4 ° ~ - 2 7 0dan ~ di daerah tropik dataran rendah pada temperatur 2 1OC-32'~ (Heyne, 1927). Tanaman kanavalia terdiri beberapa spesies yang mempunyai dua tipe p t u r n h u h a n yzitu ~er(urn?whanper& devp.n tinggi tlrnaman sekitnr ! m. Oar? tlpe p e r h m h h a n meme_@& jd~mhng)dengar? brig@ tenaman hise rnencapai 10 rn. Jenis I=an,v~!ia ysng mempunysi tipe pefitrmbtthan perdr! yaih! fmmnlia ~n,?,~~forni.s W. diseht pu!a hckbear! atau Kara Dmgkrak dtmgan biji b m a r n a putih. Sedangkan yang tipe pertr~rnbuhannyamema.njat adalah C m ? o l i nglndinfn (jack) DC disebut juga S.rvordkan aiau Kxm Pedang dengm bi,ji berwarna me-& dan ada juga yang henvarna h n i n g rnuda (krem). Pensnamzn knnt dorrghk (Jackhem) di lahan k e i n g Ksth~patenP r ~ h ! i n g g o , Sihbondo d m Lumajnng ~ ~ d banyak a h d i ! ~ h k n n o!eh petnci, sedangkan untuk knra pedang ( s ~ ~ o r d h e a nmasih ) be!um banyak ditanam oleh petani (Mtrnip, 2.001). Pada awa! t & ~ n1997 PT. Hddin Pasifik Semesta di Cikarmg-Bekesi mela-hkm ekspor bi,ji kara peclang yang b m a r n a rnerah ke Jepang dnn .Grnerika Serikat. Kernudinn untuk rnernperoleh jenis kanavalia ini bekerjawma denga Kebun Percobaan Muneng di Probolinggo mengsrdakan eksplor8si kara pedang ke ~vilayah Jaws Timur dan Jaws Tengah. Hasil yang diperoleh adalah ditemukan beberapa tanaman kara pedang di lereng gunung Brorno (desn Sumber-Probol inggo), di lereng p n u n g Argopura (desa KrucilProbolinggo), di tepi hutan desn Ambunten-Sumenep-Madura dan di desn Donomulyo M a l a n ~ .Petani menanamnya di. bawah pohon-pohon liar di tegal maupun pekarangan yang kemudim menjalarlmemanjat keselumh cabang dan ranting pohon. Tnformasi dan data-data mengenai tznarnan kam pedang di tndonesia belrrrn bnnyak dilaprkan, begittt ptrln telcnik httdidnyn tannrnan knrn pedang belum adn teknologi yang b a h . Di Hongkcmng, peta.ni menanam hiji kara ptdeng pada plastik pot di hulan Febmari, setelah umllr satu 5dm kemudian ditanam dj Iapmg dmgan kedalaman 5 - ?,5 cm, jwak tanam antar baris 75 - 90 cm dan jarak dalarn barisan 45 - 60 crn. Di h d i a penanaman dilah~kanpada ~ertenzahanhlrlan April sampai akhir bulan Juni dengan jar& tanwm dalarn barisan 60 cm (Dnke, 198 I). Prospek masa depan tanaman kara p e d a n ~untuk k o m d i t i ekspor sangat terbttka untuk memenuhi kckrnhcrn bahcrn b a h indu3ti-i farmssi clan mttrisi di ntgara-negara maju se9ert-i J q ~ t n g drtn Arnerika Serikrzt. Oleh k ~ ~ mitu a rnaka dzltlarn ran~lcrrt untuk mengemhangh fanaman kars p i m g diper!~i!!mtcknik hudidaya yang sesuai dengan d a m h atau lahan karena b r a pedang sanupt berpe!rrang dikembengkan pada lahen tcp! margns! nnfuk meningkatkan k e m h r ~ ntmsh serf8 pendapatan petsni.
c.1
Sistem perakwan tanaman kara pedang sangat dalam sehing~adapat menjangkau persediaan air tanah yang ntkup pada kondisi permukam air yang kering di musim kernarm, sehingga tanaman rnarnpu untuk menghasilkan biji yang bernas pada fzse pengisinn p l o n g meskipun di musim kamarau. Pada kondisi tertuhrp nmngan juga masih rnarnpu rnenghasilkan biji dengan baik (Srinives, 1990). Tekstur tanah yang paling cocok untuk tanaman b r a pedang adalah jenis tanah yang memiliki daya resap air (leaching) yang dalam umumzya di datar?rntinggi.
PERMASALAHAN TEKNBCOGT BI.JDTDAYA KARA PEDANG Tanaman kwa d a n g sifat p m b u h a n n y a memanjat tingg dan menyebar menpikuti cabang dan sampai ke ujung ranting pohun yang dimmbati. Penanaman pada pohon liar di p a w ateu di tegal, polong yang terbentuk posisinya sampai mencap- pumk pohon sehingga meny~litkan pelaksanaen panen, tidak terjangkeu penzanenen. Pertumbuhan vegetatifhya sangat c e p t dan menghasilkan biomas yang tinggi, ha1 ini memerlukan tempat m i j a k n y a tanaman yang kokuh. Faktor lain y a n ~penting adalah mempelajari p e n g e l o l a a n aspek ~ ~ ~ tpmg&dwm pertumbuhan tanaman dan sifat-sifat aumnomi (cam krcocok tmam y. a n ~ t e p t ) . Salah SEW p F l m p e n p b a n g a n tanaman !car;? @ang adz!& pmgolahan hasil ... h ~ jcntuk ? rnmdapatkzw f o m ~ l a s m~kanan i yanm ~ m p ~ n y i r kandung~n i p ~ f e i ntinrrrri ‘-,adan hehas dx4 toksin cnn-r:nnnvd& (Con*,4,!. Ha! ini rnelaluf a s ~ ~k i l i s a s tanaman i &pat rnenghasilkan h-tltivar yang mempunyai k a n d u n ~ .tnksin rendah dan melalui tindakan teho!ogi haGI d q a t mmgo!ah h a d &ji menjadi bahan b a h industri, V
Mmger)aa.tikm pel8 p-@~rnbwhan t m m a w Iran pdang, kemudiar! dikaitkan dmgan ttmur panen sekitm 9 h l a n perlu dicari sistem penanaman yang tepat dalam pengembawan tanaman tersehut. Disamping itu karem kam pedang terns-& jenis tanaman tahan keing maka penerapannya rliarahkan ke lahan keing yang umumnya damahdamah rnargnal. R e i k u t ini dimba pertanamm kara pedang yang sistem penanarnannya mmgamj pada sifat-sifat perhtmhthan tanaman yang merambat. I . Pertanaman m o n o - h h u dengan rambatan bambu tinggi 2 rn dengan jar& tanarn 2 mx2rn. 2. Pertanaman tumpangsari dengan kacang tanah, tinggi rambatan bambu 2 m, jarak tanem kara pdang 2 m x 2 m, s d a n g jarak tanam kaceng tanah 40 cm x 10 cm. 3. Pertanaman pada para-para hamhn tinggi IiSm. 4. Pedmaman pads pohon-pnhon !im di pagar hidup dm pnhnn di pe*hrangan. Semua pertanaman tersehrrt di etas tidek dilah-&an pemuptrkan, penyiangan, pengairan maupun pemhcrantesm h = s dm penyakit. Penammsn dilaksanakan pada hular! Nopmber 2001 $i k ~ a r n z t a nR?r!v!a~~ar!g Kabupaten Malang.
Rerdaserkan data hasil berat polong dan hiji k&ng kara p d a n g yang dilalnlkan saat panen fpolong tua di pohon) d a p t ddilihat pada Tabel 1 . T a b 1 1. Clhsewasi 4 sistem perkmaman kam pedang (CmmmJia 'gldiatq)rli B~!!1zllawang Malang, IVIT.200?!2002 Pcrigaitutix~ Luas p!&
Monokultur 100 rn2
Kara
Tump;;u~gsai pedang Kac. tanah
100 m2
100 rn2
Ci atas parapara bambu !00 m2
Pa& polioil liar di pagar 10 p h o n
Pengarnbilan data hasil biji dilakukan 3 kali ubinan seluas 100 m2 pada pertanaman monokultur, turnpangsari dengan kacang tanah dan pertanaman kara pedang di ataa parapara sedang pada pohon liar di pagar, ditimbang dari 10 pohon vans ada 2 tanaman kara p d m g per lubang. Pada pertanaman rnonoh-tltu annya terbttka tidak ada naungan, oleh k a m m y a mmerima s i n x matahari swam pmtth sehingsa tampak vigrtr tanaman kara pedang kokoh dan pertumbuhan cabang tanaman kompak berada di puncak tiang bambu 2 rn. Hal tersebut terjadi karena pada ketinggirm ramhatan hambu setinggi 2 m tunas pucuk tid& dap& bergerak turnhuh ke atas lagi sehingga sulrir tmaman yang terbentuk dari buhlbuku batang tanaman tvrnbuh bergelantungan pada tiang bambu yang akhirnya pada tempat buku-buku percabangan muncul bunga dan menjadi polong, hasilnya 13,3 kg/100m2. Pada sistem pertanaman t u m p ~ n g a r ikma. @ang d m kacang t&, tanah diolah s m p a i gembur, kernudim penanaman kara pedang dan kacmg tanah d i l h k a n secara bersama-sama. Pertttmbtlhan vegetatif kara pedang sangat lebat sampai umtv 3 bdan, sehingga kmopi kam H a n g mewtupi daerah kacang tanah, Kesempatan tr~mbuhIracang tanah membentuk perhrmbtlhan vegetatif dan pembungaan yaitu pada saat tanaman kara pedang rnasih belum lebat yaitu sekitar urnur 2 bulan setelah tanam. Lebatnya pertumbuhan kara pedang akibat tanah. yaog gembur sehingga perakaran kara pedang menyebar luas."f;dak sqerti halnya pada pertanaman monobrlfi~ryang pen,oo1aht-m tanah hanya dican~kulI lubang tamm szja (pengolabn tan& setempat), Produksi kara W a n g lebih rendah yaitu 9,7 kg/l00 m2 dibanding pertanaman rnonohltur. Tetapi dengan tumpa.ngsari mendapatkan hasil panenan kacang tanah seksar 14 kg/?00 m2 p!ong basah cukup baik uniuk pendapatan petani. Pada sistem p-tmarnan paa-para barnbtr hasilnya 13,33 kg1100 m2 tidak berbeda dengan pertamman monokuhur, hmya saja sistem ini rnembutuhkan hiaya pengadaan para-para yang lebih besar dibanding sistem monokultur tiang bambu. Sisiem ke empat yyaitu ditannm bebas pada pohon hidup di pagar d m pekarangan menghasilkan raia-r&a 2,11 kg per pohon. Kesu!itm yang dihadawi penanaman di pohon yaitu pada saat memanen polong yang tempatnya tinggi dan sulit dijangkau.
P
/
c.lrrrt~rc~crt~(r~~(rliic~oltr. C'. l i ~ r c l c ~ ~ ~ ~ r i l / r i t r Cot./ic.ir~trr t~rrti~. t.o/f:sii, C. .soltrt~i.Dr~rdryplririt?~ c~~ntr~~crlitrc., L)ieroti(/ t~rrtr(r~~trlicrc. El.vit~oc)c~trttn~~rrlic/c. fk~clo.s/)ot.irrtn /cr,g//t~o~~.st~, Fr~.sit*occ//t)~ C~(II~~I\~(I/~(IC, G1ot~o.spor;rrtn c ~ r r ~ r r r ~ ~ ( r I i tMyc.o.vporc~llc, rc~. ~*rt~czr~elen.si.s. Pcllic~rI(rri(r ,/iIrr~~rc,tr~o.~o, /'/I,I~IIO.~~~~~I~I (.(~II(/IYI/;(Iv. /'/I,I~.Y(/10.~/)0171 , < ~ ~ i i , < ~ t ~ ( r t ~ ~ // i~oo t /.cs~~. ~~, l / />~i~rot/t~.v, it~i~r lJ!,r/ri ~ i t t r (rt./o/t.o,<~//.~, fJ. ~IL~/)(/I~,I~(/IIIO~I, P. i~.rc~,<~riI(rty~, .'f ~ ~ ~ ~ . Y l l ~ ~1'. ~ l.v/)lc~tlc/~~/l,s, l l ~ l l , .5'c~/~t~O/;/~~11 t~o//:vii,Scy)tot.io c ~ c t t r t r ~ ~ r ~ l I)it~rc~t~icllo/).si.v ittc~. c,o.s/trric.~~~.vi.. Virus diseases isolated from this crop include: Abutilon mosaic, asparagus bean mosaic. Brirzilian tobacco streak. cuphorbiu mosaic. green or yellow-green ~ c~/!jrrt~,g. Nematodes isovirus. Mrrt.t~ror~ ' i g t r r r cvar Irrtctl from jackhc:~n incl~rdc:lI(,~ct.oclc~ro gIyc.itrc~.v. .I\.lcloi(/o,<~,~~trc~ itrc.o,
RI:.!:I:I
I:. IIcctl.
MI:I)I(.INI:: I'ink scctls ;II.~crnployctl in dilioni~lChincsc mcdicinc. 1'01.~
~I.;I-
CIII:MIS.I.I
. I'01';lg~. ;lll(I 14.'Y.i,;f IIIO~SIIII.~. 27.1 g I>I.OIC~II, 0.0 g l'al. 53.S y \ ~ c y c l ; ~ l ~YOIII~~ lc g1.cc11potls ;IIV 11sct1c x t c ~ ~ s i v c l y tot;~l c ; ~ ~ ~ l ~ o l i y t l11.0 ~ ~ i ~gl clil>c~., , ;111tl 3.0 g ;1sl1. ;is vcgcti~l>lcill Ilrrli;~. I~III.III;I,C'CYIOII, ;111cl I:;IsI l ~ ~ . c sI>C;II~S ll C~III;IIII: I I I ~ I S ~ I I I . ~ , W.0; p1.otci11,2 , 7 ; Asian countries. Fully grown seeds of white-seeded fat, 0.2; mineral matter, 0.6: ci~rbohydrates,6.4; races, while still in pods may be cooked and eaten and fiber, 1.5%: carotene, evaluated as vitamin A . as substitute for broadbeans. They should be thor40 IUt100 g. Raw green pods contain per 100 g: 34 calories, 89.2 g moisture, 2.8 g protein, 0.2 g fat, oughly boiled in salt water with two changes o f water. A few should be eaten in a test meal. If 7.3 g total carbohydrate, 1.5 g fiber, and 0.5 g ash. The beans are said to contain 0.00972% hydrocyanthere :Ire no h;rrmful effects, ;IS diarrhea or head;~chcs.1;11.gc1. qtr;~rllilics111;ly Ilc c;~tcnin s ~ ~ h s e q ~ ~ c nict acid ;~ntl;I toxic s;~ponin. ~iic:~l.\. In Asi;~. thcy 111iry I)c soi~kcdovc~.niglll, DESCKIPTION:Plant usual1y grown as :in annual, hoilcd l ~ n t isoft l in water with sodium bicarbonate, then ~.inscd.b:)iled in new water, and finally poundbut may become a perennial climber: stems woody. ed I'or use i n curries 01. like milshed potatoes. climbing with some semierect cvs. up to I 0 m long: Koi~stedseed have been used as coffee substitutes. leaves large. trifoliolate: leaflets ovate, 7.5-20 cm
