JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
POTENSI SPORT TOURISM DI KOTA PALEMBANG : PERSPEKTIF EKONOMI Marieska Lupikawaty Haris Wilianto Politeknik Negeri Sriwijaya
Abstract Palembang has a sports area since succeed to organize PON 2004 that held in Jakabaring Sport City (JSC). JSC and the River Musi is the potential of tourism in Palembang city, scheduled as sports tourism in Palembang. This paper attempts to look, how the potential of sports tourism in Palembang. Sports tourism from an economic perspective more profitable large for the local community as a whole. Local governments must plan well through sports tourism predictive model to allocate funds for the maintenance arrangements for up to existing sports facilities, so that such valuable assets of JSC are not cared due to lower utilization of funds and lower use of infrastructure. The government can also set up a sports institute in the JSC as an expected when the President SBY inagurated the opening of the SEA Games 2011. Keywords : Sport Tourism, Economic Perspective
PENDAHULUAN Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan, secara geografis Kota Palembang dibelah oleh sungai Musi menjadi dua bagian yaitu ilir dan ulu. Jembatan Ampera yang merupakan icon Kota Palembang yang menyatukan dua daerah ini. Keunikan ini memberikan banyak manfaat bagi Kota Palembang, sehingga pemerintah kota berusaha memaksimalkan potensi dari memanfaatkan sungai Musi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Palembang. Saat ini sungai Musi dijadikan transportasi air yang sangat membantu mendorong denyut perekonomian di Kota Palembang. Selain itu dijadikan tujuan wisata air oleh Pemerintah Kota Palembang yang dikenal dengan Musi River Tour, sebuah perjalanan wisata keliling sungai Musi dengan menggunakan kapal wisata yang telah dilengkapi dengan fasilitas seperti restoran dan orchestra tunggal. Kota Palembang kini juga telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, ditandai dengan beberapa pembangunan fisik seperti membuka dan mempersiapkan kawasan Jakabaring di sebelah ulu sebagai kota baru. Rencananya kegiatan pemerintahan Kota Palembang akan dipusatkan di Jakabaring, sehingga diharapkan pembangunan Kota Palembang seimbang antara seberang ulu dan di ilir. Berawal sebagai tempat perhelatan PON 2004, kawasan Jakabaring dibenahi dan dipersiapkan menjadi sebuah kawasan terpadu olahraga berada di Kota Palembang. Kawasan Jakabaring dilengkapi dengan beberapa venue yang kemudian dinamakan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Dengan fasilitas gedung olahraga yang telah lengkap dan menyusul adanya pembangunan fisik di kawasan Jakabaring menjadikan
128
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
kawasan ini menjadi kota baru yang mulai menjadi perhatian masyarakat Kota Palembang. Perhelatan PON yang pertama di Pulau Jawa itu sukses dilaksanakan. Sehingga selanjutnya Palembang kembali ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sea Games 2011. Kawasan Jakabaring kembali dipersolek dan lebih dilengkapi dengan infrastruktur lengkap berstandar internasional, dinamakan Jakabaring Sport City (JSC), sekarang telah menjadi ikon baru di Kota Palembang. Salah satu hasil verifikasi dari Asian Football Confederation (AFC) melalui Tokuaki Suzuki, Direktur Kompetisi AFC menyatakan bahwa Stadion Gelora Sriwijaya (GSJ) Palembang yang terbaik di Indonesia. Bahkan rekomendasi grade A sebagai stadion terbaik di Asia, berhak disandang stadion kebanggaan Laskar Wong Kito (Pranata, 2011). Pernyataan Direktur Kompetisi AFC tersebut semakin memperkuat citra yang baik pada kawasan JSC terutama Stadion Utama Jakabaring tersebut. Diresmikan secara langsung oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 11 November 2011, bertepatan dengan pembukaan Sea Games ke-26. Palembang dipercaya sebagai tuan rumah utama selain Kota Jakarta untuk menyelenggarakan event olahraga berskala internasional. Dalam pidato pembukaan Sea Games, Bapak Presiden mengharapkan kawasan Jakabaring yang telah diubah menjadi kawasan olahraga terpadu tetap menjadi manfaat setelah event Sea Games ke-26 ini selesai. Selanjutnya Bapak Presiden menghimbau agar kawasan JSC bisa dijadikan sebagai institute olahraga (Beka, 2011). Pernyataan presiden ini mengharapkan bahwa kawasan JSC dapat menjadi wisata olahraga (sport tourism) seperti di negara maju yang sudah berkembang dengan baik bahkan memberikan dampak positif bagi kemajuan perekonomian di kawasan itu. Sehingga JSC Kota Palembang sekarang resmi dijadikan tujuan wisata olahraga di Indonesia seperti bisa dilihat pada website pariwisata Indonesia (Indonesia’s Official Tourism Website). JSC menjadi kebanggaan baru bagi masyarakat Kota Palembang. Baru-baru ini Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar meresmikan acara Musi Triboatton 2013 yang telah selesai diselenggarakan di Sumatera Selatan yaitu 16-22 November 2013. Alasannya adalah untuk meningkatkan potensi wisata sungai dimana bisa menggerakkan kehidupan masyarakat di tepi sungai Musi. Musi Triboatton dijadikan rujukan agenda wisata olahraga di Indonesia (Natisha, 2013). Wisata Olahraga adalah individu dan/atau grup orang-orang yang partisipasi aktif maupun pasif dalam kompetisi atau rekreasi olahraga. Olahraga merupakan motivasi utama untuk bepergian, walaupun elemen perjalanan dapat memperkuat keseluruhan pengalaman (Gammon dan Robinson dalam Jan Ottevanger, 2007). Wisata olahraga sudah berkembang bahkan menjadi industri di negara maju, dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi pertumbuhan nasional. Berdasarkan hal tersebut, melihat potensi kekayaan alam Indonesia yang begitu besar, bukan tidak mungkin wisata olahraga ini dapat memiliki potensi bagi perekonomian daerah dan nasional. Sehingga melihat dari fenomena ini penulis tertarik melihat, bagaimanakah potensi wisata olahraga di Kota Palembang sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA Mengutip dari Wikipedia, Ensiklopedia Bebas (2013) tentang Kota Palembang objek wisata yang dapat digunakan oleh masyarakat Kota Palembang sebagai sarana olahraga menurut pengamatan penulis yaitu : 1. Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai
129
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dan lain-lain. 2. Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera. 3. Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal wali Kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam. 4. Jakabaring Sport City, kawasan olahraga terpadu dilengkapi infrastruktur standar internasional berada di kawasan Jakabaring seberang ulu. Wisata Olahraga adalah individu dan/atau grup orang-orang yang partisipasi aktif maupun pasif dalam kompetisi atau rekreasi olahraga. Olahraga merupakan motivasi utama untuk bepergian, walaupun elemen perjalanan dapat memperkuat keseluruhan pengalaman (Gammon dan Robinson dalam Jan Ottevanger, 2007). Selanjutnya dalam jurnal itu ditemukan bahwa motif utama mengapa orang ingin mengunjungi event olahraga besar adalah hanya motif kesenangan diikuti faktor hiburan dan tempat tujuan diselenggarakan event. Festival yang berada disekitar event lebih penting daripada kompetisi olahraga itu sendiri (Jan Ottevanger, 2007). Dampak dari adanya wisata olahraga ini ada tiga temuan menurut Daniels, et al (2004) yaitu pertama, jenis pekerjaan yang utamanya berpengaruh dalam wisata olahraga yang berbasis jasa/layanan ekonomi seperti penjualan, pemeliharaan dan perawatan pribadi. Temuan kedua, dari kasus event wisata olahrga dalam mengestimasi efek pendapatan pribadi dari rumah tangga berbeda kurang baik hasilnya. Temuan ketiga, perlunya memahami dari segmentasi mana populasi suatu daerah itu dapat mendatangkan keuntungan dari wisata. Manajer event acara dapat membuat model prediktif untuk menentukan ukuran acara dan distribusi pengeluaran yang dibutuhkan untuk menutupi biaya. Selanjutnya, informasi ini dapat menciptakan dorongan bagi manajer dan pejabat masyarakat untuk menyalurkan kembali sebagian dari keuntungan acara ini pada kelompok yang tidak memperoleh manfaat secara langsung. Sedangkan hasil studi eksplorasi ini menyarankan ada alternatif untuk memperkirakan efek pendapatan dari event pariwisata olahraga. Ivanov dan Maya Ivanova (2011) membahas keuntungan dan biaya wisata olahraga dari tiga perspektif berbeda yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan dari daerah tempat event itu dilaksanakan. Dalam tulisan mereka juga mengatakan bahwa banyak penelitian terdahulu hanya menganalisis dari pekspektif ekonomi saja. Sesuai dengan temuan tulisan ini bahwa seringkali ditemukan banyak keuntungan ekonomi yang positif mungkin lebih besar daripada dampak negatif lingkungan atau sosial dan penduduk lokal lebih mempertimbangkan event sebagai acara yang menguntungkan secara keseluruhan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berangkat dari pengamatan penulis, bahwa sejak Palembang memiliki fasilitas olahraga berstandar internasional berada dalam kawasan yang luas dan terkonsep dengan baik. Banyak sekali event-event yang besar melibatkan banyak pihak yang berkepentingan
130
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
diselenggarakan di Kota Palembang. Utamanya adalah Jakabaring Sport City di kawasan Jakabaring.
Gambar 1. JSC dari udara Masyarakat Palembang mempunyai kebanggaan baru sehingga wajar bila JSC dijadikan ikon baru Kota Palembang yang memberikan magnet yang besar bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Untuk menggaet lebih banyak wisatawan, pemerintah daerah selalu berusaha menjadikan Palembang sebagai tuan rumah tempat diselenggarakannya event-event besar berskala nasional bahkan internasional. Event-event yang telah diselenggarakan adalah : 1. Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004, peserta 33 propinsi 2. AFC Asian Cup 2007, tuan rumah 3. SEA GAMES November 2011, peserta 11 negara ASEAN 4. Islamic Solidarity Games (ISG) Juli 2013, peserta 44 negara Islam dunia Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON 2004 yang pertama di luar Pulau Jawa, dan penyelenggaraan ini sukses. Palembang mendapat warisan kawasan olahraga terpadu di Jakabaring. Dengan adanya fasilitas olahraga yang lengkap ini Palembang dipercaya lagi menjadi tuan rumah penyelenggaraan event kelas internasional yaitu seperti Piala Asia tahun 2007. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring pada Piala Asia, menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Thailand dan Vietnam. Tahun 2011 kembali diadakan Southeast Asian Games (Sea Games) ke-26, dimana merupakan laga olahraga yang paling bergengsi di Asia Tenggara. Pesta olahraga ini digelar dua tahun sekali. Laga kompetisi ini diikuti oleh negara-negara yang telah bergabung dalam ASEAN yang sampai saat ini berjumlah sebelas negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, dan Laos. Selanjutnya pemerintah pusat kembali menunjuk Palembang sebagai tuan rumah penyelenggaraan ISG yang dilaksanakan pada 22 September – 1 Oktober 2013. Alasannya karena Palembang memiliki fasilitas yang sudah baik dan juga memiliki pengalaman sukses menyelenggarakan Sea Games 2011 lalu. Pada laga ISG ini, akhirnya Indonesia berhasil menjadi juara umum, melebihi target pemerintah. Kemungkinan faktor psikologis sebagai tuan rumah ikut menghantarkan Indonesia menjadi juara umum. Dari beberapa laga olahraga baik nasional maupun internasional itu, mata dunia mulai menaruh perhatian besar ke Palembang sejak penyelenggaraan Sea Games 2011. Alasannya, besarnya dana yang dikucurkan sehingga banyaknya peran media yang ikut mem-blow up penyelenggaraan Sea Games ini, dibantu dengan mewahnya opening ceremony dan closing ceremony yang diadakan oleh panitia. Sedangkan untuk ISG jumlah dana yang disediakan pemerintah pusat hanya Rp 84 M yang bersumber dari APBN.
131
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Sehingga menurut Gubernur Sumatera Selatan, Bapak Alex Noerdin, “Dana itu tentunya tidak cukup. Jadi kita juga gunakan dana APBD dengan menggeser peruntukannya melalui DPRD. Nah, jika masih kurang lagi, langkah selanjutnya mencari sponsor dan memanfaatkan dana yang berasal dari pihak ketiga. Namun yang paling penting, ini membutuhkan dukungan dari semua masyarakat Sumsel” (Sumeks, 2013). Dengan kurangnya dana pada perhelatan ISG 2013 lalu, juga menjadi polemik antara panitia di daerah dengan pemerintah pusat. Penulis mengamati dari beberapa tulisan media lokal maupun nasional, sempat terjadi adu argumentasi dan pasang surut dari panitia dalam menseriusi perhelatan akbar itu. Dampak lainnya dari kurangnya dana adalah kurangnya peran media dalam mempromosikan ajang ISG itu. Akibatnya masyarakat kurang mengetahui informasi mengenai ISG, selain itu dari pengakuan beberapa sumber yaitu pedagang disekitar JSC, mahalnya harga tiket yang ditetapkan panitia bila masyarakat ingin menonton suatu acara pertandingan merupakan alasan sepinya pengunjung selama ISG berlangsung. Selanjutnya berdampak pada sepinya pembeli bagi pedagang souvenir di kawasan Jakabaring. Keuntungan yang diharapkan dari penjualan souvenir sangat jauh dibandingkan perhelatan Sea Games lalu. Dari masalah diatas berarti perhelatan olahraga yang besar ini memerlukan biaya yang sangat besar demi terciptanya keuntungan bagi masyarakat dari perhelatan olahraga ini. Kompetisi yang baru saja selesai yaitu Musi Triaboatton 2013. Adapun tujuan kompetisi ini diadakan adalah mengekplorasi wisata air sungai Musi. Kompetisi ini diselenggarakan dari tanggal 16-22 November 2013. Kompetisi ini diresmikan oleh wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menandakan ajang wisata olahraga di Sumsel khususnya Kota Palembang diresmikan. Musi Triaboatton diikuti oleh 12 propinsi dan 3 peserta negara asing yaitu Singapura, Malaysia dan Inggris. Musi Triaboatton 2013 merupakan olahraga air dengan menggunakan kapal tradisional menyusuri alur sungai Musi sejauh 500 km mempertandingkan cabang olahraga dayung yaitu dengan nomor rafting, kayak dan tradisional boat race. Dari berbagai perhelatan olahraga itu dapat mendatangkan manfaat karena selain karena ada laga tanding olahraga itu banyak juga yang datang sambil melakukan kunjungan wisata, mencoba melihat keindahan dan potensi lain dari tuan rumah. Sehingga dalam perkembangannya olahraga juga berkaitan dengan wisata. Ini kemudian dikenal sebagai wisata olahraga (sport tourism). Bahkan menurut Jan Ottevanger (2007) wisatawan olahraga motifnya hanya kesenangan diikuti faktor hiburan dan tempat tujuan diselenggarakan event. Festival yang berada disekitar event lebih penting daripada kompetisi olahraga itu sendiri. Palembang sebagai tuan rumah mempunyai daya pikat sendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Setelah bertanding tentu para atlet maupun official hendak berjalan-jalan menikmati kota tuan rumah. Sehingga menurut penulis industri yang mampu berkembang sebagai wisata olahraga di Palembang yaitu : 1. Jasa Perhotelan Saat ini Palembang sudah banyak berdiri hotel-hotel dari bintang lima hingga kelas melati. 2. Jasa Transportasi Udara, Darat dan Air. Bandara udara Kota Palembang merupakan bandara internasional yang mempunyai terminal domestik dan terminal internasional. Transportasi darat untuk umum yang tersedia seperti Bus Transmusi dan taksi Blue Bird yang sudah membuka layananan di Kota Palembang. Sedangkan untuk transportasi air, disediakan juga taksi air yang
132
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
bisa diakses dari Benteng Kuto Besak. Tujuannya adalah wisata keliling sungai musi hingga ke Pulau Kemaro. 3. Wisata kuliner Palembang telah dikenal sebagai kota yang memiliki kuliner khas Indonesia, yaitu (1) Pempek, merupakan panganan terbuat dari olahan ikan dan sagu. Banyak sekali macam dari pempek ini yang mampu menggoyang lidah bagi penikmatnya. Contohnya: lenggang, kapal selam, pempek kulit, pempek keriting, pempek adaan, pempek pistel, pempek lenjer, juga ada yang berkuah seperti tekwan dan model. (2) Mie celor, mie kuning dengan kuah santan udang yang kental ditaburi toge dan irisan telur rebus, (3) Martabak HAR, martabak telur ditemani kuah kare yang kental berisi potongan kentang, tetelan daging serta cuka irisan cabe hijau. (4) lakso dan burgo, dari tepung beras diolah sedemikan rupa dinikmati dengan kuah yang berbeda, (5) kue manis khas Palembang seperti kue delapan jam, mak suba , srikayo 4. Kerupuk dan Kemplang Hampir sama seperti pempek, terbuat dari olahan ikan tapi bentuknya kering. Kerupuk dan kemplang biasanya dijadikan buah tangan bagi wisatawan selain pempek. 5. Kerajinan tangan khas Palembang Kain khas Palembang ini disebut dengan kain songket. Kain tenun yang diselipi dengan benang emas. Selain itu ada Kain Jumputan (Pelangi), Kain Tajung (Blongsong), Kain Prado, Batik Palembang, Angkinan. Ini juga merupakan alternatif buah tangan dari Kota Palembang. Potensi wisata yang ada di Kota Palembang dapat menarik wisatawan lebih banyak dengan diadakannya event-event olahraga yang setara seperti Sea Games 2011. Bagi Kota Palembang wisata olahraga juga dapat terus dikembangkan mengingat Palembang sudah memiliki Jakabaring Sport City dan Musi Triaboatton sebagai agenda wisata olahraga. Dan sudah dimasukkan secara resmi dalam website pariwisata Indonesia (Indonesia’s Official Tourism Website). Wisata olahraga ini akan berkembang dengan pesat dan mendatangkan keuntungan dari perspektif ekonomi bila dikelola dengan baik. Beberapa keuntungan dan biaya dari perspektif ekonomi wisata olahraga adalah : Tabel 1. Keuntungan dan Biaya Dari Perspektif Ekonomi Wisata Olahraga Keuntungan Biaya Menciptakan pekerjaan dan pendapatan Kebocoran dari hasil/pendapatan Mendatangkan keuntungan bagi perusahaan lokal Biaya lisensi Menambah pajak pendapatan Menaikkan harga layanan Menaikkan jumlah investasi dalam infrastruktur Meningkatkan biaya sekunder dan dan fasilitas olahraga tidak bermanfaat 5 Dampak musiman Penggunaan rendah dari infrastruktur 6 Menambah jaringan bisnis Sumber : Ivanov, Stanislav dan Ivanova, Maya. 2011 No 1 2 3 4
Ivanov dan Maya Ivanova (2011) berpendapat bahwa seringkali, wisata olahraga membawa keuntungan ekonomi yang positif lebih besar daripada dampak negatif dari lingkungan atau social bagi penduduk lokal. Panitia harus mempertimbangkan acara yang menguntungkan secara keseluruhan. Dalam jangka panjang kasus seperti politik dan perencanaan daerah akan diperlukan untuk mengevaluasi prioritas saat ini dan masa depan
133
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
bagi masyarakat setempat. Pembuat kebijakan harus memahami bahwa pariwisata olahraga akan selalu memiliki dampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat setempat. Artinya, bila pemerintah ingin menetapkan suatu daerah menjadi potensi tujuan wisata olahraga seharusnya melakukan perencanaan dengan baik dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal. Keuntungan pertama menciptakan pekerjaan dan pendapatan. Selama pelaksanaan kompetisi olahraga memerlukan panitia dalam jumlah besar untuk mengawal agar terlaksananya kompetisi dengan sukses baik dalam arena kompetisi maupun acara diluar arena kompetisi. Panitia harus siap dari menyambut kontingen dan para official peserta kompetisi hingga mengantarkannya kembali ke bandara. Setiap negara peserta harus didampingi oleh Liaison Officer (LO) untuk memastikan kebutuhan peserta terpenuhi selama kompetisi hingga mendampinginya dalam berkunjung ke tempat wisata. Besarnya kebutuhan SDM sebagai panitia merupakan lowongan pekerjaan yang sangat baik dan tentunya diberikan honor yang lumayan. Selain itu tentu akan menambah track record yang berharga bagi para panitia yang mempunyai kesempatan menjadi bagian dari acara seperti Sea Games ataupun ISG. Jadi adalah sangat membanggakan dapat terpilih menjadi salah satu LO yang dapat mendampingi para atlet dari negara lain, karena pekerjaan ini tentu memiliki standar yang tinggi agar dapat terpilih menjadi seorang LO. Setidaknya harus memiliki kemampuan bahasa asing, pengetahuan tentang objek wisata dan budaya dari tuan rumah berlangsung juga memiliki personality yang baik. Menurut Daniels, et al (2004) jenis pekerjaan yang utamanya berpengaruh dalam wisata olahraga yaitu berbasis jasa/layanan ekonomi. LO merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memberikan layanan maksimal bagi kebutuhan peserta kompetisi. Keuntungan kedua adalah mendatangkan keuntungan bagi perusahaan lokal. Perusahaan-perusahaan lokal juga yang berbasis layanan/jasa ekonomi. Seperti jasa perhotelan dan jasa transportasi baik udara, darat dan air. Tingkat hunian hotel akan meningkat dengan maksimal begitu pula besarnya permintaan jasa angkutan udara, darat dan di air. Keuntungan ketiga, menambah pajak pendapatan. Bila pendapatan perusahaan local naik maka akan meningkatkan PAD melalui pajak perusahaan lokal yang terkait dalam wisata olahraga ini. Keuntungan keempat, menaikkan jumlah investasi dalam infrastruktur dan fasilitas olahraga. Hal ini terlihat jelas dari banyaknya pembangunan fisik di Kota Palembang. Utamanya saat persiapan Sea Games 2011, banyak berdiri hotel-hotel baru, artinya menambah jumlah investasi di bidang perhotelan. Juga pembenahan JSC hingga keberadaan GOR di daerah kampus seperti: Palembang Sport and Convention Center (PSCC) untuk pertandingan voli indoor. JSCC dipersiapkan juga untuk multievent lainnya seperti konser musik dari artis tanah air. Kolam renang Lumban Tirta juga ikut dibenahi untuk mempersiapkan bagi kesuksesan event Sea Games lalu. Sejak itu tidak hanya fasilitas olahraga saja yang berkembang, banyak pula membangun pusat shopping yaitu mall di Kota Palembang. Pelebaran jalan akses dari bandara hingga ke pusat kota utamanya adalah Jalan Sudirman hingga melebar kepada investasi dibidang lainnya, menjadikan pembangunan yang pesat di Kota Palembang. Lapangan pekerjaan baru banyak yang terbuka, menyerap banyak tenaga kerja hingga dampak multipier efek lainnya terhadap perekonomian Palembang sehingga selanjutnya menambah jaringan bisnis bagi para pelaku usaha. Oleh karena itu, tidak dipungkiri, event olahraga ini merupakan agenda musiman. Hanya berlangsung selama jadwal yang telah ditentukan, maksimal hanya satu minggu saja. Pasca event keuntungan yang diharapkan dari wisata olahraga tidak akan semaksimal
134
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
saat sedang berlangsungnya jadwal kompetisi. Menurut Daniels, et al (2004) perlunya memahami dari segmentasi mana populasi suatu daerah itu dapat mendatangkan keuntungan dari wisata. Manajer event acara dapat membuat model prediktif untuk menentukan ukuran acara dan distribusi pengeluaran yang dibutuhkan untuk menutupi biaya. Untuk kasus ini, Pemerintah Propinsi Sumsel dan Pemerintah Kota Palembang harus bersinergi melakukan perencanaan acara, suatu model prediktif untuk menentukan ukuran acara dan distribusi pengeluaran yang dibutuhkan untuk menutupi biaya dari awal hingga selesai acara. Perencanaan pemerintah daerah juga sebaiknya mencakup pada pemeliharaan fasilitas JSC sebagai aset yang berharga. Sudah seharusnya kompleks JSC dijaga dan dirawat dengan baik agar aset itu tidak rusak dan terbengkalai begitu saja. Pemerintah harus mengagendakan dan mengalokasikan dana untuk memelihara kawasan JSC itu. Seperti harapan Presiden SBY saat pembukaan Sea Games, sebaiknya membuka sebuah institut olahraga untuk memaksimalkan potensi JSC yang sudah tersedia dimana beberapa venue olahraga juga dilengkapi dengan asrama atlet yang lengkap. Ivanov dan Maya Ivanova (2011) menyatakan bahwa setiap event wisata olahraga berdampak positif dan juga negatif. Berdasarkan perspektif ekonomi lebih banyak keuntungan (dampak positif) yang akan didapat daripada dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari perspektif sosial dan lingkungan bagi masyarakat lokal. Sehingga menyarankan lebih memilih tetap menyelenggarakan event wisata olahraga yang akan memberikan keuntungan secara keseluruhan. Tugas pemerintah setempat yang harus menyeimbangkan antara dampak positif dan negatif baik dari perspektif ekonomi, sosial maupun lingkungan.
PENUTUP Palembang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan wisata olahraga yang dapat mendatangkan keuntungan multiplier efek bagi masyarakat lokal dari persepektif ekonomi karena memiliki beberapa potensi wisata yang menunjang seperti kawasan JSC di Jakabaring dan Sungai Musi. Ditunjang pula dengan keberagaman budaya seperti kuliner khas Palembang dan kerajinan tangan yang sudah sangat terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang potensial. Jumlah hotel yang banyak, bandara internasional hingga akses yang mudah sangat membantu tercapainya konsep wisata olahraga di Kota Palembang. Wisata olahraga secara keseluruhan lebih banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal sebagai tuan rumah. Sebaiknya pemerintah propinsi Sumatera Selatan dan pemerintah Kota Palembang bersinergi mengalokasikan dana APBD untuk mensukseskan agenda wisata olahraga yang telah resmi terbentuk. Juga memerlukan perencanaan bentuk acara wisata olahraga, suatu model prediktif untuk menentukan ukuran acara dan distribusi pengeluaran yang dibutuhkan untuk menutupi biaya dari awal hingga selesai acara. Perencanaan pemerintah daerah juga mencakup pada pemeliharaan fasilitas JSC sebagai aset yang berharga. Hal ini dilakukan jangan sampai JSC menjadi terbengkalai begitu saja karena rendahnya penggunaan dana dan infrastuktur yang telah tersedia. Oleh karena itu, diharapkan adanya keseimbangan antara kemungkinan dampak positif dan negatif yang akan muncul dengan event wisata olahraga ini.
135
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Potensi Sport Tourism Di Kota Palembang : Perspektif Ekonomi
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
DAFTAR PUSTAKA Beka, Irvan. 2011. SBY Resmikan Jakabaring Sport Center. Viva News.com Daniel, Margaret J, et al. 2004. Estimating Income Effects of Sport Tourism Eventt. Annals of Tourism Researc., Vol. 31, No. 1. pp. 180–199. Ivanov, Stanislav dan Ivanova, Maya. 2011. Triple Bottom Line Analysis of Potential Sport Tourism Impact on Local Communities - a review. Proceedings of the Black Sea Tourism Forum “Sport tourism – Possibilities to extend the tourist season. 2930.09.2011, Varna, Bulgaria, pp. 168-177. Jan Jan Ottevanger, Hendrik. 2007. Sport Tourism : Factors of Influence on Sport Eventt Visit Motivation. Bournemouth University : Disertation. Natisha. 2013. Kemenparekraf Luncurkan Musi Triboatton 2013. Antaranews.com. Pranata, Deddy. 2011. AFC : Stadion Jakabaring Terbaik di Indonesia. Okezone.com. ____________. 2013. Kota Palembang. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas.
136