Volume 17, Nomor 2, Hal. 18-25 Juli – Desember 2015
ISSN:0852-8349
POTENSI MIKROBA PROBIOTIK_FM DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR KOLAM DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Lisna, Insulistyowati Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361 Email:
[email protected] ABSTRAK Salah satu cara untuk dapat mempertahankan kualitas media pemeliharaan secara efektif dan efisien adalah dengan menggunakan metode bioremidiasi yaitu penambahan bakteri probiotik pada media pemeliharaan ikan lele. penggunaan probiotik kedalam air pemeliharaan ikan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan ikan karena probiotik tersebut akan mengubah komposisi bakteri dalam air dan sedimen sehingga dapat memperbaiki beberapa parameter kualitas air dan meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan probiotik probio_FM terhadap kualitas air dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yang berbeda dan 4 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah pemberian probiotik_FM dengan dosis yang berbeda yaitu : 0,5 ml/l, 1 ml/l, 1,5 ml/l dan 2 ml/l serta satu perlakuan control.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik kedalam air kolam dengan kosentrasi 1,5 ml/l mampu meningkatkan kualitas air kolam dengan menekan kandungan amoniak yaitu 0,032. Dan dapat meningkatkan laju pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup ikan lele yang tinggi yaitu : 83, 64 % dan 84,76 %. Kata Kunci : Probiotik probiok_FM, Bioremidiasi, ammonia, oksigen terlarut
PENDAHULUAN Ikan lele merupakan ikan jenis air tawar yang mudah di temui dimana saja. Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah hidup, tahan dari segala cuaca bahkan di air yang kotor dan berlumpur pun ikan lele mampu bertahan. Usaha pengembangan ikan lele di Indonesia semakin meningkat, ikan ini dijadikan komoditas yang diunggulkan karena dapat dibudidayakan di lahan yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi, dan nilai jual yang cukup tinggi.
18
Permintaan akan ikan lele dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan hal ini mendorong pembudidaya untuk memproduksi ikan lele juga meningkat. Untuk meningkatkan produksi biasanya pembudidaya melakukan budidaya ikan lele dalam lahan yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi, sehingga diharapkan produksi ikan lele yang dihasilkan akan meningkat dan memenuhi permintaan konsumen. (Suyanto, 2001) Usaha budidaya ikan lele dalam pemeliharaan dengan padat tebar yang
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
tinggi dan manajemen pakan yang kurang baik akan membuat penurunan kualitas air kolam, karena terjadi penumpukan bahan-bahan organic yang bersifat toksin bagi ikan yang dipelihara. Dampak yang ditimbulkan ikan akan mengalami stress, menurunnya nafsu makan, timbulnya berbagai penyakit dan pada akhirnya dapat menimbulkan kematian pada ikan lele. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan kualitas air kolam. Mulyanto (1992) mengemukakan bahwa pengelolaan kualitas air sangat penting karena air merupakan media hidup bagi organisme akuatik, usaha untuk mempertahankan dan memperbaiki kualitas air dalam usaha budidaya pembesaran ikan sudah banyak dilakukan baik secara fisika maupun kimiawi, namun usaha yang dilakukan dengan cara ini banyak memerlukan biaya dan terkadang tidak ramah lingkungan. Penurunan kualitas air kolam dapat diamati dari karakter pertama ikan lele tersebut. beberapa indikator menunjukkan rendahnya laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih yang pada akhirnya produksi lele dumbo menjadi tidak optimal. Dalam waktu yang relatif cepat, lele dumbo banyak diminati untuk dibudidayakan, hal ini karena pada saat itu jenis lele dumbo memiliki keunggulan yang tidak dimiliki jenis ikan lele lokal : (1). Lele dumbo dapat dibudidayakan pada lahan dengan luas yang terbatas ; (2) Lele dumbo memiliki kemampuan hidup dan berkembang dengan baik meskipun dipelihara dengan kepadatan tinggi ; (3) Jenis lele ini tidak mengalami kesulitan jika budidaya dilakukan dengan sumber air yang minim karena tidak membutuhkan pergantian air secara rutin ; (4) Teknologi budidaya
mudah dipelajari dan diaplikasikan, meskipun oleh orang awam sekalipun ; (5) Modal usaha relatif rendah karena dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia ; (6) Pemasaran benih maupun ikan lele untuk ukuran konsumsi relatif mudah. Menurut Suyanto (2007) ikan lele dalam kondisi normal dapat mencapai ukuran berat 250 gr/ekor pada masa pemeliharaan 100 hari. Dalam usaha budidaya pembesaran ikan hal yang harus diperhatikan kondisi kulaitas air selain pemberian pakan. Pada pemeliharaan ikan lele dengan padat tebar yang tinggi dan pemberian pakan yang berlebih akan menghasilkan limbah bahan organic dalam jumlah yang banyak, yang kemudian akan mengalami pembusukan dan menghasilkan ammonia yang bersifat racun sehingga air tercemar. Secara teknis upaya untuk memperbaiki kualitas air dilakukan dengan cara penyiponan atau pergantian air secara berkala. Metode ini ternyata masih menimbulkan resiko kematian ikan yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan ikan mengalami stress sehingga nafsu makan ikan akan menurun, selain itu metode ini juga memerlukan waktu cukup lama serta tenaga dan biaya yang cukup besar. (Susanto, 1987 dalam Taufik 2005). Salah satu cara alternative untuk dapat mempertahankan kualitas media pemeliharaan secara efektif dan efisien adalah dengan menggunakan metode bioremidiasi yaitu penambahan bakteri probiotik pada pembesaran ikan lele. Menurut Ali (2000) penggunaan probiotik kedalam air pemeliharaan ikan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kesehatan ikan karena probiotik tersebut akan mengubah komposisi bakteri dalam air dan sedimen sehingga dapat memperbaiki beberapa parameter kualitas air dan
21
Lisna., dkk: Potensi Mikroba Probiotik_FM Dalam Meningkatkan Kualitas Air Kolam dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus)
meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan. Pemberian probiotik merupakan salah satu usaha dalam pemeliharaan yang betujuan untuk memperbaiki serta mempertahankan kualitas air. Dengan cara mengoksidasi senyawa organic. Senyawa organic didalam kolam berasal dari sisa pakan, feses, plankton dan organisme yang mati. Probiotik selain dapat menurunkan senyawa metabolit beracun (amoniak dan nitrit) juga dapat mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton, menurunkan bakteri yang merugikan, penyedia pakan alami Untuk mempertahankan kualitas air pemeliharaan di kolam pembesaran dilakukan metode bioremideasi yaitu dengan memanfaatkan bakteri yang terkandung didalam probiotik probio_FM yang ditambahakan ke dalam media pemeliharaan. Bakteri yang terkandung didalam probiotik akan mampu menguraikan sisa-sisa metabolisme ikan dan sisa-sisa pakan sehingga kualitas air dapat terjaga. Probiotik merupakan mikro organisme hidup non patogen yang berfungsi menyeimbangkan mikroorganisme dalam saluran pencernaan melalui “competitive exclusion” sehingga mikro-organisme patogen akan didesak keluar, dan pada gilirannya dapat memperbaiki sistim pencernaan dan laju pertumbuhan, efisiensi dan konversi pakan, serta meningkatkan kesehatan ternak. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan probiotik pada manusia dapat mencegah infeksi usus halus, diare, kanker, dan hiperkholesterolmia serta meningkatkan penggunaan laktosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian probiotik_FM terhadap kondisi kualitas air dan tingkat kelangsungan hidup ikan lele.
24
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Fakultas Peternakan pada bulan September – November 2014. Alat dan bahan yang digunakan : Aquarium ukuran 50 cm x 25 cm x 50 cm sebanyak 20 unit, Termometer, Aerator, Blower, Saringan, Teskit ammonia merk tetra, Timbangan digital, DO meter, pH meter, Benih ikan lele ukuran 5 – 8 cm dengan berat rata-rata 7,64 g sebanyak 800 ekor, Probiotik probio_FM, Pakan ikan komersil berupa pellet apung dengan merk F-999. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen dengan rancangan acak lengkap, dengan lima perlakuan dengan empat kali ulangan sehingga percobaan menjadi 20 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan sebagai berikut : Perlakuan A = control (tanpa pembrian probiotik) Perlakuan B = penambahan probiotik sebanyak 0,5 ml/l Perlakuan C = penambahan probiotik sebanyak 1 ml/l Perlakuan D = penambahan probiotik sebanyak 1,5 ml/l Perlakuan E = penambahan probiotik sebanyak 2 ml/l Model rancangan acak lengkap yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + ti + εij Keterangan : Yij : Efektifitas pemberian probiotik pada perlakuan ke satu dan ulangan ke-j µ : Rata-rata sebenarnya ti : Pengaruh perlakuan ke-i εij : kekeliruan berupa pengaruh acak ulangan ke-j yang diberi perlakuan ke-i Peubah yang diamati adalah kualitas air kolam yang meliputi kandungan ammonia, derajat
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan suhu. Dan laju pertumbuhan serta tingkat kelangsungan hidup ikan lele.
mempengaruhi kerja enzim pada bakteri, yaitu semakin tinggi suhu air maka proses metabolisme bakteri akan semakin meningkatkan sehingga aktifitas penguraian nitrogen akan semakin cepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas air Air merupakan media hidup organisme aquatik, maka dari itu kualitas air yang baik sangat menentukan pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme aquatic. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian yaitu : suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan amoniak (NH3).
Derajat Keasaman (pH) Berdasarkan hasil pengukuran, derajat keasaman selama penelitian berada pada kisaran 6,58 – 7,95. Nilai kisaran pH selama penelitian masih memenuhi kisaran yang layak untuk pemeliharaan benih ikan lele dumbo yaitu berkisar antara 6 – 9 (Ditjen Perikanan Budidaya, 2006) Derajat keasaam (pH) yang tertinggi terjadi pada minggu ke 4 atau sampling ke-4 pada perlakuan control yaitu sebesar 7, 95 sedangkan derajat keasaman (pH) yang terendah dipeoleh pada minngu k-4 pada perlakuan pemberian probiotik_FM 1,5 ml/l. terjadinya fluktuasi derajat keasaman selama penelitian untuk setiap perlakuan diduga disebabkan oleh adanya pelepasan dan pengambilan karbon dioksida (CO2) oleh organisme yang ada dalam kolam sehingga membentuk system penyangga.
Suhu. Hasil pengukuran suhu selama penelitian pada semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan suhunya yaitu sekitar 24 – 26 oC. Kisaran suhu air ini masih berada dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan lele dumbo yaitu berkisar antara 22 – 32 o C. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2006) Peningkatan suhu air dapat menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organic oleh bakteri hal ini juga sesuai dengan pernyataan Effendie, 2003 yang menyatakan bahwa suhu air akan
Parameter suhu dan Derajat Keasaman (pH)
30 20 10 0
pH Suhu P0
P1
P2
P3
P4
perlakuan Suhu
pH
Gambar 1. Fluktuasi rata-rata suhu dan pH air selama penelitian
21
Lisna., dkk: Potensi Mikroba Probiotik_FM Dalam Meningkatkan Kualitas Air Kolam dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus)
Oksigen Terlarut (DO) Berdasarkan hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut (DO) dalam air pemeliharaan kisaran oksigen terlarut rata-rata yang terukur selama penelitian pada semua perlakuan berada pada kisaran 4,87 mg/l – 6, 69 mg/l. nilai kisaran oksigen terlarut dari hasil pengamatan ini masih memenuhi kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan lele dumbo yaitu minimal 3 mg/l (Ditjen Perikanan Budidaya, 2006). Fluktuasi oksigen yang terlarut dalam kolam disetiap perlakuan hampir sama hal ini dikarenakan adanya aerasi yang diberikan pada semua perlakuan sehingga oksigen yang terlarut pada setiap kolam pemeliharaan relative sama meskipun terdapat fluktuasi yang cukup signifikan.
signifikan terhadap perubahan nilai ammonia. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran konsentrasi amoniak pada masing-masing perlakuan menunjukkan kosentrasi ammonia yang cenderung lebih rendah seiring dengan meningkatnya konsentrasi probiotik probio_FM dalam air media pemeliharaan. Pada perlakuan control kandungan amoniaknya cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan aquarium yang diberi perlakuan penambahan probiotik_FM. Hal ini dimungkinkan karena pada perlakuan control terjadi penumpukan ammonia akibat sisa pakan dan sisa metabolisme yang menumpuk dan tidak terdekomposisi seluruhnya oleh bakteri pengurai. Hasil metabolisme dan sisa pakan akan ini merupakan bahan organic dengan kandungan protein yang tinggi yang diuraikan menjadi polypeptida, asam-asam amino dan akhirnya menjadi ammonia sebagai produk akhir pada dasar wadah pemeliharaan (Kordi dan Tanjung 2007). Dengan penambahan probiotik pada kolam pemeliharaan maka akan terjadi penguraian bahan organic di dalam kolam sehingga menunjukkan bahwa dengan pemberian probiotik ke kolam pemeliharaan larva maka kosentrasi ammonia akan lebih rendah bila dibandingkan dengan perlakuan control.
Amoniak Kisaran nilai amoniak yang terukur selama pemeliharaan ikan lele dumbo pada setiap pengamatan berada pada kisaran 0,032 – 0,057 mg/l. nilai kisaran amoniak dari hasil pengamatan masih memenuhi kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan lele dumbo yaitu kurang dari 1 mg/l (Mahyudin, 2008). Selama pemeliharaan ikan lele dumbo penambahan probiotik ke dalam media pemeliharaan ikan lele dumbo memberikan pengaruh yang Tabel 1. Parameter kualitas air selama pemeliharaan Parameter Perlakuan Suhu Derajat Keasaman Oksigen Terlarut Amoniak
24
P0 26 C 7,95
P1 25 C 7,21
P2 24 C 7,09
P3 24 C 6,95
P4 25 C 7,10
5,97 ml/l 0,057
6,27 ml/l 0,045
5,86 ml/l 0,045
6,90 ml/l 0,032
6,69 ml/l 0,49
o
o
o
o
o
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
4.2. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih ikan lele Tingkat kelangsungan hidup merupakan perbandingan antara jumlah organisme yang hidup pada akhir periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode. Kelangsungan hidup dapat digunakan dalam mengetahui toleransi dan kemampuan ikan untuk hidup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan control (tidak diberi probiotik) tingkat kelangsungan hidupnya rendah bila dibandingkan dengan perlakuan yang ditambah pemberian probiotik dengan kosentrasi yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele selama penelitian berkisar antara 65,89 – 84,76 (Tabel 2)
Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele dumbo Perlakuan (ml/l) Tingkat Kelangsungan Hidup P0 (control) 65,89a P1 (0,5 ml/l) 72,50b P2 (1 ml/l) 83,65b P3 (1,5 ml/l) 84,76b P4 (2 ml/l) 83.90b Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolam yang tidak diberi probiotik_FM menghasilkan tingkat kelangsungan hidup terendah yaitu 65,89 % dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan dengan pemberian probiotik 1,5 ml/l memberikan tingkat kelangsungan yang tertinggi meskipun tidak menunjukkan tidak berbeda nyata dengan pemberian probiotik pada perlakuan lainnya. Laju Pertumbuhan Hasil penelitian menunjukkan pemberian probiotik probio_FM yang berbeda dalam media pemeliharaan menghasilkan laju pertumbuhan harian antara 0,04 – 0,67 %. Nilai kelangsungan hidup terendah ditujukan pada perlakuan control dan yang tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pemberian probiotik 1,5 ml/l. Berdasarkan analisis statistic perbedaan nilai kelangsungan hidup
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05). Rendahnya laju pertumbuhan pada perlakuan control disebabkan karena pada perlakuan ini tidak diberikan tambahan probiotik sehingga populasi bakteri yang dapat mengoksdidasi bahan organic sedikit. Dengan demikian akan terjadi peningkatan bahan organic pada media dan akan menjadi racun dalam air pemeliharaan. Dampaknya akan memicu timbulnya penyakit dan kurangnya nafsu makan sehingga berakibat pada rendahnya laju pertumbuhan ikan lele dumbo (Taufik dkk. 2005). Menurunnya nilai kelangsungan hidup pada perlakuan P4 (2 ml/l) diduga karena bakteri probiotik yang diinokulasi mulai tidak efektif dan terlalu banyak mikroba probiotik dalam media pemeliharaan, sehingga terjadi persaingan negative seperti persaingan dalam mendapatkan nutrient dan ruang gerak (Aryantha dalam Agustin, 2000) 21
Lisna., dkk: Potensi Mikroba Probiotik_FM Dalam Meningkatkan Kualitas Air Kolam dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus)
KESIMPULAN Pemberian probiotik probio_FM dengan kosentrasi 1,5 ml/l dalam media air pemeliharaan benih ikan lele dumbo dapat meningkatkan kualitas air kolam yang ditandai dengan rendahnya kandungan amoniak, dan dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan lele. DAFTAR PUSTAKA Agustin, A. 2000. Potensi Mikroba Probiotik dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesintasan Udang Windu dalam skala lab. Institut Teknologi Bandung Aquarista, Iskandar, Subhan. 2012. Pemberian Probiotik Dengan Zeolit Pada Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol.3. No.4. Desember 2012. Balai Budidaya Air Tawar. 2004. Mengenal lele dumbo. Leaflet. Departemen Kelautan dan Perikanan. Ditjenkan Balai Budidaya Air Tawar. Sukabumi. Bagenal, T.B. 1978. Aspects of Fish Fecundity Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scentific Publications. Oxford, 75 101p. Dhahiyat, Y. 1992. Pengelolaan dan Pemantaun Kualitas Air. Environmental Management of Urban Development Project. T.A. No 1473-INO. 45 halaman. Dinas Perikanan Pemerintahan Provinsi Jambi, 2006. Buku Tahunan Statistik Perikanan Budidaya 2006. Jambi.
24
Effendi, M.I,. .1978.“Metode Biologi Perikanan”. Bagian 1. Studi Natural Histori. Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Effendi, M.I,. .1979.Metode Biologi Perikanan”. Yayasan Dwi Sri,Bogor. Effendie, M.I. 1994. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. Efrizal, 1995. Pengaruh Penyuntikan 17-α-Hidroksi Progesteron dan HCG Tahap Ovulasi dan Kualitas Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus. B). Jurnal Garing, Vol. 4. 1995 Feliantra , I. Irwan dan E. Suryadi. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Asap Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoganus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia, 6(2): Kordi, G. dan Tanjung, A. 2007. Pengolahan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta, Jakarta. 208 halaman. Hernowo, dan Rachmatun. 2002. Pembenihan Ikan dan Pembesaran Lele di Pekarangan, Sawah, dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta. Mahyudin. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. 171 halaman. Murtiati. A. Sunarma, K. Simbolon, Subandri, dan Mulyati. 2004. Aplikasi Probiotik Pada Pendederan Lele Dumbo. Laporan Tinjauan Hasil Proyek
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Pengembangan Rekayasa teknologi BBAT Sukabumi Tahun Anggaran 2004. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Halaman 95-99. Suyanto, S. R. 2001. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. 100 halaman.
Taufik, I., H. Supriadi, I. Muthalib, P. Yulianti, dan S. Subandiyah. 2005. Studi Pengaruh Suhu Air Terhadap Aktivitas Bakteri Bioremediasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) Pada Pemeliharaan Benih Ikan Patin Siam (Pangasiushypothala mus). Jurnal Perikanan Indonesia, 11 (7); 59-66
21