1
POTENSI LAHAN DI DESA KAHUKU KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA BERDASARKAN KELAS KEMAMPUAN Maya Pinamangung1 , Joice M. J. Supit2 , Jeanne Lengkong2 , Tommy D. Sondakh2 1
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi 2 Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi POTENTIAL OF LAND IN THE VILLAGE DISTRICT Kahuku Likupang MINAHASA NORTH DISTRICT CLASS BY CAPABILITY ABSTRACT
Land use without regard to its ability to cause a decrease in the quality of the land, land degradation because they will affect the potential of land. Determine land capability class is expected that the potential of land owned by the obvious. This study aims to assess the potential of rural land capability classes based Kahuku. Research results showed that land potentially useful views of the class abilities gained in the research area of land where two six-unit class III land units with an area of 8.5 ha and a four unit class IV land with total area of 67.35 hectares. Key words : Potential Land, Capability Land Pemanfaatan lahan tanpa memperhatikan kemampuannya akan menyebabkan penurunan mutu dari pada lahan tersebut, kerena penurunan mutu lahan akan berpengaruh pada potensi lahan. Menentukan kelas kemampuan lahan diharapkan agar potensi lahan yang dimiliki itu jelas. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi lahan desa Kahuku berdasarkan kelas kemampuan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa lahan berpotensi untuk dimanfaatkan dilihat dari kelas kemampuan yang didapat di daerah penelitian yaitu enam unit lahan dimana dua unit lahan kelas III dengan luasan 8,5 Ha dan empat unit lahan kelas IV dengan luas lahan 67,35 Ha. Kata kunci : Potensi Lahan, Kemampuan Lahan
pencaharian
PENDAHULUAN Desa Kahuku terletak di pulau
utama
sebagian
penduduk
adalah sektor pertanian dan perkebunan serta
Timur
sebagian kecil perikanan (nelayan). Dari
Kabupaten Minahasa Utara memiliki relief
sektor pertanian dan perkebunan jenis
datar
tanaman
Bangka
Kecamatan
sampai
Likupang
berbukit.
Sumber
mata
yang diusahakan adalah kelapa,
jambu mente, mangga, pisang, rambutan dan
2
umbi-umbian. Tanaman kelapa merupakan
METODOLOGI PENELITIAN
tanaman yang paling utama diusahakan oleh
Penelitian
penduduk karena dijadikan kopra guna
Kahuku
dijual
Kabupaten
untuk
memenuhi
kebutuhannya,
dilaksanakan
Kecamatan
di
Likupang
Minahasa
Utara
Desa Timur
dan
di
sedangkan tanaman yang lain selain di
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah
konsumsi sendiri oleh masyarakat setempat
dan Air
juga di pasarkan ke Likupang sebagai pusat
Selama 6 bulan.
pemasaran di wilayah tersebut.
Fakultas Pertanian UNSRAT.
Alat yang dipakai yaitu GPS, bor,
Usaha konservasi tanah yang pertama-tama
seperangkat
dilakukan adalah penggunaan tanah sesuai
Tekstur dan Permeabilitas tanah, Peta LPI
dengan
skala 1 : 50.000 Lembar Likupang Edisi 1
kemampuan
penggunaan
tanah
dan
tiap
memerlukan
kelas teknik
–
1995
alat/bahan
untuk
BAKOSURTANAL,
analisis
Peta
konservasi tertentu (Hardjowigeno,1987).
Kemiringan Lereng Skala 1: 50.000, Peta
Kemampuan lahan merupakan klasifikasi
Penggunaan
potensi lahan untuk penggunaan berbagai
(Bapeda Minut, 2009),
sistem
pertanian
menjelaskan
secara
umum
tanpa
keuntungan
untuk
jenis
Lahan
skala
1:
50.000
Persiapan pada tahap awal diadakan pengumpulan
data
sekunder
yang
tanaman tertentu maupun tindakan-tindakan
diperlukan seperti peta penggunaan lahan
pengelolaannya (Rayes, 2007).
dan Peta LPI skala 1:50.000 Lembar
Klasifikasi
Kemampuan
lahan
Likupang
Edisi
1-1995
ditentukan oleh karakteristik lahan sebagai
BAKOSURTANAL. Setelah itu dibuat
faktor
kelas
peta unit lahan yang merupakan hasil
kemampuan lahan. Klasifikasi lahan adalah
tumpang tindih antara peta kemiringan
suatu evaluasi terhadap lahan untuk tujuan
lereng dan peta penggunaan lahan, dimana
penggunaan lahan tertentu berdasarkan ciri-
untuk setiap penggunaan lahan yang sama
ciri
dan
dengan kemiringan berbeda merupakan
menentukan tingkat penggunaan lahan agar
satu unit lahan. Pengambilan sampel tanah
dapat
dilakukan berdasarkan peta unit lahan.
2007).
potensi
lahan
dan
yang
pembatas
dikandungnya
digunakan terus-menerus (Rayes,
Dimana Peta LPI 1:50.000 dengan peta kemiringan lereng 0-2%, 3-15%, 16-25%, 26-25% dan >40% serta peta penggunaan
3
lahan seperti, perkebunan, semak/belukar,
pengamatan terhadap irisan tanah yang
tegalan/ladang dan
terdapat
alang-alang (tanah
pada
unit
lahan
seperti
di
kosong). Selanjutnya dari hasil tumpang
perkebunana, semak, tegalan dan alang-
tindih antara peta kemiringan lereng dan
alang. Selanjutnya untuk parameter yang
peta penggunaan lahan maka didapatkan 6
lain seperti erosi, lereng, batuan ,ancaman
unit lahan.
banjir atau genangan diadakan pengamatan
Peta unit lahan yang tersedia di bawah
secara langsung serta wawancara dengan
ke lokasi penelitian, kemudian pengambilan
masyarakat. Kecuraman lereng digunakan
sampel
GPS untuk mengetahui berapa persen
yang
dilakukan
dengan
cara
pengeboran pada kedalaman 0 – 30 cm untuk mengambil sampel tanah yang akan
tingkat kecuraman lereng. Untuk parameter tekstur tanah dan
dianalisa tekstur dan permeabilitas tanah
permeabilitas
sesuai dengan hasil tumpang tindih yaitu 6
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah
unit
Perkebunan/berbukit,
dan Air, tekstur tanah menggunakan
semak/berbukit, tegalan/berbukit dan alang-
prosedur kerja Kang Biaw Tjwan dan Putu
alang (tanah kosong)/datar. Pengambilan
Djapawijaya (1964) dengan metode pipet,
sampel didasarkan dari 6 unit lahan.
sedangkan
Sementara untuk melihat di lapangan yaitu
metode
struktur
persamaan Darcy.
lahan
yaitu
tanah
dan
drainase
diadakan
dilakukan
permeabilitas
tinggi
tenaga
analisis
di
menggunakan tetap
menurut
4
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan. No.
Faktor Penghambat/Pembatas
Kelas Kemampuan Lahan
1.
Lereng Permukaan
I A
2. 3. 4. 5.
Kepekaan Erosi Tingkat Erosi Kedalaman Tanah Tekstur
KE1 e0 K0 t1, t2,t3
KE3 e1 K1 t1,t2,t3
II C KE3, KE4 e2 K2 t1, t2, t3
6. 7. 8. 9.
Permeabilitas Drainase Kerikil/batuan Ancaman Banjir
P2, P3 d1 b0 O0
P2,P3 d2 b0 O1
P2,P3,P4 d3 b1 O2
Sumber : Arsyad, 2010
II B
IV D
V A
VI E
VII F
VIII G
KE2 e3 K2 t1
(*) (**) (*) (*)
(*) e4 K3 (*)
(*) e5 (*) (*)
(*) (*) (*) (*)
P2,P3,P4 d4 b2 03
P1 d5 b3 O4
(*) (**) (*) (**)
(*) (*) (*) (**)
P5 d5 d4 (*)
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tekstur dan permeabilitas tanah disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil Analisis Tekstur Tanah di Desa Kahuku No I
Unit Lahan P/B
Pasir (%) 24,02
Debu (%) 44,22
Liat (%) 31,76
II III IV
Sb/B Tg/B Al/D
18,49 24,82 27,04
52,26 50,25 40,2
29,25 24,93 32,76
Kelas Tekstur Lempung berliat Lempung liat berdebu Lempung berdebu Lempung berliat
Kriteria Tekstur agak halus
Simbol
agak halus Sedang agak halus
t2 t3 t2
t2
Tabel 3. Hasil Analisis Permeabilitas Tanah di Desa Kahuku No. I II III IV
Unit Lahan P/B Sb/B Tg/B Al/D
Permeabilitas (Cm/jam) 1,83 0,37 2,32 4,97
Pada Tabel 2, lokasi penelitian mempunyai tekstur agak halus dan sedang. Hal ini terlihat dari hasil analisa
Kelas Permeabilitas P2 P1 P3 P3
Kriteria Permeabilitas Agak lambat Lambat Sedang Sedang
air menjadi buruk dan tanah sukar dikerjakan. Sementara untuk hasil analisa
tekstur dengan hasil teksturnya berupa
permeabilitas
lempung berliat, lempung liat berdebu
menunjukkan
dan lempung berdebu. Yulius, dkk
permeabilitas tanah di daerah penelitian
(1997) mengatakan tanah berlempung
adalah agak lambat, lambat dan sedang.
bersifat tidak terlalu lepas atau terlalu
Hal ini menunjukkan bahwa analisis
lekat, kemampuan menyimpan air dan
laboratorium
tata udara tanah ini baik, kandungan liat
permeabilitas
tidak
berhubungan.
terlalu
banyak
sehingga
menyebabkan peredaran udara dan tata
pada
Lampiran
bahwa
antara
2
keadaan
tekstur
adalah
dan saling
6
Tabel 4. Lereng Di Lokasi Penelitian No.
Simbol
1. 2 Jumlah
C D
Kelas Lereng (%) 8-15 15 – 30
Luas Ha 9,05 66,94 75,99
Persentase (%) 11,9 88,1 100
Pengamatan lereng dilapangan
Keadaan
lereng
di
lokasi
disajikan dalam Tabel 4. Kemiringan
penelitian terdiri dari lereng agak
lereng merupakan sifat tanah yang
miring/ bergelombang (8 - 15) dan
penting dalam
lereng miring/berbukit
menentukan
potensi
30).
Keadaan
suatu tanah dipengaruhi oleh faktor
berpengaruh terhadap terjadinya erosi.
lereng. Kemiringan lereng disamping
Lahan yang mempunyai kemiringan
merupakan salah satu faktor pembatas
bervariasi dapat dikatakan lebih muda
dalam menentukan potensi lahan juga
terganggu atau rusak terlebih kalau
digunakan
derajat
mengelompokkan
bentuk-bentuk lahan menjadi unit lahan untuk selanjutnya diamati sifat fisik lainnya.
yang
–
lahan karena proses yang terjadi pada
untuk
lereng
(15
kemiringannya
(Kartasapoetra, dkk 1991).
demikian
besar
7
Kelas Kemampuan Tanah Tabel 2. No. Unit Lahan Lereng 1 2
3 4 5 6
1 (C+PKb) 2 (D + PKb) 3 (C +TKA) 4 (D +TKA) 5 D +TG/L) 6 D + SMB)
Klasifikasi Kelas Kamampuan Lahan di Daerah Penelitian Erosi
KE
Tekstur
Permeabilitas
Drainase
Kerikil
Banjir
Kelas
luas
Kemampuan
Ha
C
e1
K1
T1
P2
D1
b0
00
III
2,90
D
e1
K2
T2
P2
D1
b0
00
IV
49,50
C
e1
K2
T2
P3
D1
b1
00
III
5,66
D
e1
K2
T2
P3
D1
b1
00
IV
7,28
D
e1
K2
T2
P3
D2
b1
00
IV
9,37
D
e1
K2
T2
P1
D1
b1
00
IV
1,2
Berdasarkan dari data Tabel 2 diatas, hasil
sedang dan ancaman banjir/genangan tidak
interpretasi data baik dilapangan maupun
pernah. Faktor pembatas adalah keadaan
dilaboratorium yang disesuaikan dengan
lereng. Penggunaan lahan saat ini yaitu
kriteria Arsyad (2010) maka diperoleh dua
perkebunan dan tanah kosong/alang-alang.
unit lahan kelas III dan empat unit lahan kelas IV yang diuraikan sebagai berikut : 1.
lokasi
Menurut Arsyad 2010, tanah pada lahan
kelas
ini
mempunyai
lebih
Kelas III
banyak faktor pembatas dari pada tanah di
Lahan kelas III dijumpai pada
lahan kelas II dan apabila digunakan
penelitian
pada
unit
lahan
untuk usaha pertanian akan memerlukan
perkebunan (PKb) dan tanah kosong/alang-
tindakan konservasi yang serius yang
alang (TKA) dengan luas 8,5
umumnya akan lebih sulit baik dalam
Ha.
Mempunyai lereng 16-25 %, erosi yang
pelaksanaan maupun pemeliharaannya.
terjadi yaitu ringan, kedalaman efektif
2.
Kelas IV
dangkal, tekstur agak halus, permeabilitas
Dilokasi penelitian unit lahan yang
lambat sampai sedang, drainase baik
tergolong dalam kelas IV seluas 67,35
sampai agak baik, keadaan kerikil/batuan
yang dijumpai pada daerah yang miring
8
atau
berbukit
dengan
keadaan
tekstur tanah agak halus, drainase baik sampai
agak
baik,
kedalaman
tanah
dangkal dan erosi yang terjadi digolongkan
ternak atau pupuk hijau selama beberapa tahun misalnya 3-5 tahun. Kesimpulan Lahan yang tersedia di desa Kahuku
erosi ringan. Faktor pembatas adalah
sangat
keadaan lereng.
perkebunan
dilihat
kemampuan
sehingga
Tanah
pada
lahan
kelas
ini
berpotensi
mempunyai penghambat yang lebih besar
masukan
dibandingkan dengan kelas III sehingga
masyarakat.
untuk
tanaman
berdasarkan
kepada
dapat
kelas
diberikan
pemerintah
dan
pemilihan jenis penggunaan atau jenis
Hasil analisis penelitian maka di desa
tanaman juga semakin terbatas. Apabila
Kahuku tedapat dua kelas kemampuan
diusahakan
membutuhkan
lahan, yaitu dua unit lahan kelas III dengan
tindakan pengawetan khusus yang relatif
luasan 8,5 Ha dan empat unit lahan kelas IV
lebih
dengan luasan
maka
akan
sulit pelaksanaannya
dan
67,35 Ha yang bisa
pemeliharaannya dibandingkan kelas-kelas
digunakan untuk tanaman semusim tetapi
sebelumnya.
harus menerapkan teknik konservasi seperti
Jika
dipergunakan
untuk
tanaman semusim diperlukan teras bangku,
pembuatan
saluran bervegetasi atau pergiliran dengan
keadaan lereng.
tanaman penutup tanah atau makanan
teras
untuk
memperbaiki
Faktor pembatas yang paling dominan adalah
lereng,
dan
keadaan
batuan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Peta Lereng dan Peta Penggunaan Lahan. Bapeda Minut. Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. IPB Press. Bogor. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Mudiyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Suripin. M. E. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Yogyakarta.
Kartasapoerta. G. dkk. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta.
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan, Penerbit Andi, Yogyakarta
9
Yulius, A.K.P., J.L. Nanere., Arifin., S.S. R. Samosir., R. Tangkaisari., J.R. Lalopua., B. Ibrahim dan .
H.Asmadi.1997. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur