POTENSI INVESTASI DAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PERTAMBANGAN KELOMPOK SAHAM PRO LINGKUNGAN DAN SYARIAH
HENI ISTIANAWATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi Investasi dan Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro Lingkungan dan Syariah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2014 Heni Istianawati NIM H251114041
RINGKASAN HENI ISTIANAWATI. Potensi Investasi Dan Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro Lingkungan Dan Syariah. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan MUKHAMAD NAJIB. Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu perusahaan bertujuan untuk memperoleh return. Salah satu investasi yang menarik bagi investor adalah investasi pada sektor pertambangan. Karena jumlah return yang diperoleh besar dengan waktu yang cepat. Sebelum investor memilih saham yang akan diinvestasikan pada perusahaan pertambangan maka investor perlu untuk melihat kinerja perusahaan tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya resiko. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi investasi dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER, NPM) terhadap return saham pada sektor pertambangan. Obyek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang secara konsisten terdaftar pada indeks pro lingkungan (SRI-Kehati) dan syariah (Jakarta Islamic Index/JII) tahun 2010 sampai 2013. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menghitung nilai Tobin’s Q untuk melihat potensi investasi. Analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks SRI-Kehati dan JII memiliki potensi investasi yang tinggi dari tahun 2010 sampai 2013. Perusahaan pertambangan dari indeks SRI-Kehati yaitu PTBA dan ENRG dari JII yang masuk pada kategori potensi investasi tinggi. Karena nilai Tobin’s Q yang diperoleh perusahaan tersebut di atas 1 selama empat tahun berturut-turut. Sementara pengaruh rasio keuangan (EPS dan ROA) pada indeks SRI-Kehati dan JII berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Kata kunci: nilai Tobin’s Q, potensi investasi, rasio keuangan, return saham
SUMMARY HENI ISTIANAWATI. Investment Potential And The Effects Of Financial Ratios On Stock Return In Mining Sector of Sharia And Pro- Environment Stock Group. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and MUKHAMAD NAJIB. Investment is the act of investing or laying out capital in an enterprise with the expectation of return. One of interesting investments is in mining company which is expected to give high return in relatively short time. Before investors choose the stocks, they need to look at and analyze the company’s financial performance to reduce the investment risk. Therefore, the purpose of this study is to examine the investment potential and analyze the impact of financial ratios (CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER and NPM) on stock return in mining sector. The object of this research is mining companies who was listed on index SRI-Kehati and Jakarta Islamic Index (JII) period 2010 until 2013 consistently. The method used is descriptive analysis to calculate Tobin 's Q score to look at potential investments. Panel data regression analysis to see the effect of financial ratios to stock return. Research result shows that SRI-Kehati index and JII have high investment potential from 2010 to 2013. Mining companies from SRI-Kehati index, PTBA, and ENRG from JII are listed on the category of high investment potential. This is because the companies Tobin’s Q score are greater than 1 for four consecutive years. While the effect of financial ratios (EPS and ROA) on SRI-Kehati index and JII have positive and significant effects on stocks return. Key words: financial ratios, investment potential, stock returns, Tobin 's Q score
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
POTENSI INVESTASI DAN PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA SEKTOR PERTAMBANGAN KELOMPOK SAHAM PRO LINGKUNGAN DAN SYARIAH
HENI ISTIANAWATI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Muhamad Sjamsun, MSc
Judul Tesis : Potensi Investasi dan Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro Lingkungan dan Syariah Nama : Heni Istianawati NIM : H251114041
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Ketua
Dr Mukhamad Najib, STP MM Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Ilmu Manajemen
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 7 Maret 2014
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga tesis dengan judul “Potensi Investasi dan Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro Lingkungan dan Syariah” dapat disusun dengan baik. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu, Bapak, Mbak Leny dan Mas Wawan atas doa, dukungan yang terbaik yang selalu diberikan. Ungkapan terima kasih penulis kepada Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini. Dr. Ir. Muhamad Sjamsun, M.Sc selaku penguji di luar komisi yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas bantuan dana pendidikan melalui Beasiswa unggulan On Going 2012. Kepada semua staf dan karyawan PascaSarjana Ilmu Manajemen atas bantuan selama perkuliahan. Serta kepada teman-teman Manajemen khususnya angkatan genap 2011 (Februari 2012) dan angkatan ganjil 2011, terima kasih atas kebersamaan dan bantuan selama perkuliahan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Maret 2014 Heni Istianawati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA Model Tobin’s Q Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Penelitian Terdahulu 3 METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Penentuan Sampel Pengolahan dan Analisis Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di Indeks SRI-Kehati Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di JII Perbedaan Indeks Saham Pro Lingkungan (SRI-Kehati) dan Syariah (JII) Penyajian Model dan Hipotesis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Peramalan Return Saham pada Indeks SRI-Kehati dan JII Implikasi Manajerial 5 SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii ii ii 1 3 4 5 5 5 6 6 7 8 8 8 9
17 17 19 21 21 24 26 27 28 29 31
DAFTAR TABEL 1 Matriks metode dan analisis data 2 Uji statistik Durbin-Watson (DW) 3 Interpretasi skor Tobin’s Q 4 Potensi investasi sektor pertambangan tahun 2010-2013 5 Jumlah aset perusahaan pertambangan tahun 2009-2012 6 Nilai kapitalisasi perusahaan pertambangan tahun 2010-2013 7 Perbedaan indeks saham pro lingkungan dan syariah 8 Hasil uji multikolinieritas 9 Hasil uji heteroskedasitisitas 10 Hasil uji chow 11 Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada indeks saham pro lingkungan dan syariah 12 Rata-Rata EPS dan ROA indeks saham pro lingkungan dan syariah tahun 2010-2013 13 Hasil peramalan return saham pada indeks saham pro lingkungan dan syariah 14 Nilai PER pada indeks saham pro lingkungan dan syariah tahun 20102013
10 12 13 18 18 19 21 22 22 23 25 26 26 28
DAFTAR GAMBAR 1 Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk Indeks SRI-Kehati dan JII tahun 2009-2012 2 Pertumbuhan sektor pertambangan tahun 2008-2012 (US$ miliyar) 3 Kerangka pemikiran penelitian 4 Penjualan PTBA tahun 2007-2012 5 Pertumbuhan penjualan perusahaan pertambangan tahun 2008-2012
2 4 8 18 20
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4
Daftar istilah Penelitian terdahulu Penentuan hipotesis dari penelitian terdahulu Hasil analisis regresi data panel
31 32 33 34
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal berfungsi sebagai sumber pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang dengan menggerakkan dana masyarakat untuk pengembangan dunia usaha. Pasar modal juga menunjukkan pemasukan bagi suatu Negara dilihat dari perputaran roda perekonomian suatu Negara dan sumber dana bagi perusahaan. Selain itu pasar modal memberikan alternatif investasi dengan beragam variasi yang selalu berkembang dengan menawarkan tingkat return yang bervariasi seiring dengan resiko yang menjadi konsekuensi (Widjaja dan Rismananitis 2009). Pasar modal di Indonesia diatur oleh suatu lembaga pemerintah yang disebut Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) atas nama Kementerian Keuangan. Namun sejak tanggal 31 Desember 2012, pengaturan dan pengawasan pasar modal beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal yaitu transaksi saham dan surat utang (obligasi swasta maupun pemerintah). Pemerintah mulai mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan sejalan dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pertumbuhan tersebut membawa dampak positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari indikator pasar modal (bursa) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI pada tahun 2012. IHSG mengalami kenaikan sebesar 3 821.992 pada Desember tahun 2011 menjadi 4 281.86 per akhir Desember tahun 2012 atau menguat sebesar 12.03%. Penguatan tersebut berada di urutan tertinggi kedelapan di kawasan Asia Pasifik, di bawah tujuh bursa lainnya yaitu Thailand (36.27%), Filipina (32.55%), India (25.03%), Hongkong (22.7%), Jepang (22.09%), Singapura (20.31%) dan Australia (14.58%)1. Kenaikan IHSG BEI ditopang dengan kenaikan indeks sektoral di beberapa sektor. Indikator lain yang mencerminkan perkembangan pasar modal di Indonesia adalah jenis indeks harga saham yang ada di BEI mengalami peningkatan jumlahnya. Hingga saat ini jenis indeks harga saham yang dimiliki BEI ada 11 yaitu IHSG, indeks sektoral, indeks LQ 45, Jakarta Islamic Indeks (JII), indeks Kompas100, indeks BISNIS-27, indeks PEFINDO25, indeks SRI-Kehati, indeks papan utama, indeks papan pengembangan dan indeks individual. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya jenis indeks harga saham maka semakin memberikan kesempatan bagi investor untuk mengoptimalkan investasinya. Indeks SRI-Kehati merupakan salah satu jenis indeks harga saham yang pro lingkungan atau dengan kata lain indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam mengelola bisnisnya. 1
http://economy.okezone.com/read/2013/01/07/226/742262/indeks-dan-transaksi-sahambursa efek-indonesia. Diakses tanggal 30 Maret 2013.
2 Tujuannya adalah untuk mendukung usaha yang menjaga kesinambungan kekayaan alam lewat jalur modal. Indeks ini dibuat atas kerjasama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang bergerak di bidang pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Indeks yang berisi 25 saham di BEI, mulai diperkenalkan pertama kali pada tanggal 8 Juni 2009. Nama SRIKehati mengacu pada tata cara pengelolaan perusahaan yang bersifat Sustainable and Responsible Investment (SRI). Emiten yang dapat masuk ke dalam indeks tersebut karena mendaftarkan diri atau mendapatkan undangan dari pihak SRI-Kehati. Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi anggota indeks. Tahap pertama adalah negative screening, pemilihan perusahaan yang tidak masuk ke dalam indeks seperti perusahaan yang bergerak di bidang produksi senjata (ethinal investment), peralatan perang, alkohol, tembakau, produk transgenik, perusahaan tenaga nuklir (PLTN), pertanian menggunakan pestisida, perjudian dan pornografi. Kedua, karena indeks ini diharapkan menjadi instrument investasi maka perusahaan tidak boleh terlalu kecil. Akibatnya muncul pembatasan total aset di atas 1 triliun (berdasarkan laporan keuangan tahunan yang diaudit), Price Earning Ratio (PER) bernilai positif dan free float ratio (kepemilikan saham publik) harus lebih besar dari 10%. Tahap terakhir, melakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek fundamental (6 faktor utama) yaitu lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, HAM, perilaku bisnis dan prinsip ketenagakerjaan. Daftar 25 saham yang masuk dalam Indeks SRI-Kehati telah mencerminkan 53% dari total bobot IHSG, 78% dari bobot Indeks LQ45 dan 79% dari bobot JII. Indeks tersebut secara berkala memperbaharui daftar perusahaan emiten yang dilakukan dalam periode 2 kali setahun yaitu setiap awal Mei dan November.
Gambar 1 Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk Indeks SRI-Kehati dan JII tahun 2009-2012 (Infovesta 2012) Selain itu terdapat indeks yang berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII). Indeks ini dibuat atas kerjasama antara BEI dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) dengan tujuan sebagai tolak ukur kinerja saham yang berbasis syariah dan untuk mengembangkan pasar modal syariah. JII terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham yang sesuai dengan syariah islam yaitu bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan
3 sistem riba dan tidak menjalankan usaha perjudian. Selanjutnya tidak melebihi rasio keuangan yaitu total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10%. Kriteria pemilihan saham yang masuk JII adalah pertama saham yang dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam. Kedua memilih 60 saham dari DES berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir. Ketiga dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat nilai likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun terakhir. JII melakukan penggantian saham setiap 6 bulan (setiap bulan Januari dan Juli) berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam. Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk pada Indeks SRI-Kehati dan JII dari tahun 2009 sampai 2012 dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan gambar tersebut tingkat risk pada Indeks SRI-Kehati dan JII cukup tinggi. Namun sebelum investor memutuskan untuk memilih saham yang akan diinvestasikan, investor membutuhkan banyak informasi. Secara umum terbatasnya informasi yang dimiliki investor menyebabkan semakin rendahnya return yang akan diterima sehingga investor perlu untuk menambah informasi perusahaan di masa lalu atau masa depan. Informasi tersebut dapat berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba/rugi, neraca dan laporan perubahan ekuitas. Tujuannya untuk melihat kinerja perusahaan agar memperoleh keuntungan. Sekarang ini terdapat berbagai indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Indikator tesebut diantaranya adalah Tobin’s Q dan rasio keuangan. Tobin’s Q merupakan indikator untuk mengukur kinerja perusahaan terutama tentang nilai perusahaan yang menunjukkan suatu performa manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Nilai Tobin’s Q menggambarkan kondisi potensi investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi pertumbuhan perusahaan. Sementara rasio keuangan adalah salah satu bentuk informasi akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan posisi kinerja keuangan perusahaan. Para investor dapat memanfaatkan rasio-rasio yang ada pada model Tobin’s Q dan laporan keuangan sebagai pertimbangan dalam memilih saham yang akan diinvestasikan dan melihat pengaruhnya terhadap return yang akan mereka terima. Berdasarkan uraian di atas penelitian mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan model Tobin’s Q dan rasio keuangan masih perlu dilakukan. Hal ini seiring dengan perkembangan perusahaan yang mengalami perubahan dan kondisi perekonomian suatu Negara yang fluktuatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para investor dalam menginvestasikan modalnya khususnya pada perusahaan yang telah go public. Perumusan Masalah Perusahaan yang masuk ke dalam suatu jenis indeks terdiri dari beberapa sektor diantaranya sektor pertambangan, pertanian, perbankan, manufaktur, perdagangan dan jasa. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang diminati oleh para investor dalam menginvestasikan modalnya saat ini. Karena wilayah di Indonesia memiliki kandungan logam dan mineral yang jumlahnya
4 besar dan siap untuk ditambang sehingga banyak investor yang berlomba-lomba berinvestasi di sektor pertambangan. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) jumlah investasi pada sektor pertambangan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Pertumbuhan sektor pertambangan tahun 2008-2012 (BKPM 2013) Semakin meningkatnya jumlah investasi maka resiko yang dihadapi investor juga semakin besar. Oleh karena itu sebelum investor memilih saham yang akan diinvestasikan pada sektor pertambangan, investor perlu mengukur kinerja perusahaan dilihat dari sisi potensi investasi dan posisi kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk mengurangi terjadinya kerugian yang dialami oleh investor. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan model Tobin’s Q dan rasio keuangan penting untuk dikaji lebih lanjut. Hal ini untuk melihat potensi investasi pada perusahaan dan posisi kinerja perusahaan. Selain itu pengaruh rasio keuangan perusahaan terhadap return saham juga dikaji untuk memberikan informasi kepada para investor dalam menginvestasikan sahamnya terutama di sektor pertambangan yang terdaftar pada Indeks SRI-Kehati dan JII. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah ini adalah 1. Bagaimana potensi investasi pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII? 2. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Mengkaji potensi investasi pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII. 2. Menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII.
5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Pihak investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan prediksi berinvestasi, yang akhirnya dapat memberikan informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan berinvestasi pada sektor pertambangan di Indeks SRI-Kehati dan JII. 2. Pihak manajemen perusahaan untuk mengevalusi kinerja perusahaan dalam menghindari terjadinya kebangkrutan perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya mengkaji potensi investasi pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII. Selain itu pengaruh rasio keuangan pada perusahaan dilihat dari return saham.
2 TINJAUAN PUSTAKA Model Tobin’s Q Tobin’s Q adalah pengukur kinerja dengan membandingkan 2 penilaian dari aset yang sama. Menurut Fiakas (2005) Tobin’s Q merupakan rasio dari nilai aset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan. Jika perusahaan memiliki nilai lebih besar dari nilai dasar sebelumnya maka akan memiliki biaya yang tinggi dan memperoleh laba. Berdasarkan pemikiran Tobin, insentif untuk membuat modal investasi baru adalah tinggi ketika surat berharga (saham) dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari biaya investasinya dan memberikan keuntungan di masa depan. Tobin’s Q menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan. Model Tobin’s Q mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai kurang perusahaan tersebut. Sementara jika nilai Tobin’s Q suatu perusahaan tinggi (lebih dari 1) maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Ini menunjukkan terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat. Menurut Ricardo dalam Juniarti (2009) Tobin’s Q meringkas informasi yang akan datang yang relevan dengan keputusan investasi perusahaan. Modal saham perusahaan dapat ditingkatkan jika q tinggi karena nilai Tobin’s Q di atas 1 maka perusahaan akan menghasilkan rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan biaya aktiva yang dikeluarkan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Tobin’s Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental tetapi pasar juga menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk
6 investor. Tobin’s Q mewakili sejumlah variabel yang penting dalam pengukuran kinerja antara lain aktiva tercatat perusahaan, kecenderungan pasar yang memadai seperti pandangan-pandangan analis mengenai prospek perusahaan dan variabel modal intelektual atau intangible asset. Secara khusus Tobin’s Q sering digunakan sebagai alat pengukur nilai intangible asset atau modal intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan monopoli, sistem manajerial dan peluang pertumbuhan. Karena adanya modal intelektual inilah suatu perusahaan sering dinilai oleh pasar. Menurut Rupert dalam Juniarti (2009) hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan tetapi penghargaan pasar terhadap perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi. Atas dasar tersebut Tobin’s Q menjadi alat pengukuran kinerja yang popular. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan selama 1 periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan (Kasmir 2013). Perhitungan ini memberikan gambaran bagi investor dalam melakukan prediksi return saham yang diinginkan sehingga dapat dibuat portofolio yang menguntungkan dari hasil investasinya. Menurut Harianto dan Sudomo (1998), rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada periode tertentu. Semakin baik kinerja perusahan tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi return perusahaan. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan nilai Tobin’s Q dan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham telah banyak dilakukan oleh peneliti. Secara lebih jelas penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terutama bagi investor. Hal ini bertujuan sebagai informasi dalam berinvestasi sehingga investor dapat memperoleh return yang diharapkan. Bagi perusahaan (manajemen) sendiri, penilaian kinerja keuangan dari perusahaan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan para investor. Penelitian tentang nilai Tobin’s Q dilakukan oleh Evan dan Gentry (2003) yang meneliti penggunaan rasio Tobin’s Q untuk menentukan kinerja perusahaan dengan strategi repurchasing shares. Nilai Tobin’s Q yang didapat tinggi sehingga strategi repurchasing shares mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Sementara penelitian Salehi (2009) yang bertujuan untuk melihat hubungan antara Tobin’s Q dan cash flow dari kegiatan operasi dan investasi pada sektor perindustrian yang ada di Iran. Hasilnya bahwa tidak ada hubungan antara Tobin’s Q dan cash flow baik dari kegiatan operasi maupun investasi.
7 Aras dan Kemal (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. Variabel independen yang digunakan adalah Price Earning per Share (PER), Dividend Yield (DY) dan Book Market (BM). Namun hanya rasio keuangan PER dan BM yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan Susilowati dan Turyanto (2011) dalam judul penelitian Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap return saham perusahaan. Hasil penelitian bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham, sehingga dapat dikatakan bahwa rasio keuangan terbukti mampu untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham. Penelitian lainnya mengenai return saham yaitu Saqafi dan Vakilifard (2012) yang menggunakan beberapa variabel independen seperti Return on Assets (ROA), Current Ratio (CR), DER, Gross Marjin dan sales. Rasio ROA dan CR menunjukkan pengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap return saham yang diteliti oleh Tahir et al (2013) memberikan hasil bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan pada 307 perusahaan non bank.
3 METODE Kerangka Pemikiran Investasi merupakan syarat mutlak dalam pembangunan nasional. Investor dapat melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Semakin banyak investor menuntut suatu Negara untuk menawarkan jenis pasar modal baik yang sektoral, syariah maupun pro lingkungan. Menurut aturan Bapepam mewajibkan perusahaan melaporkan praktek Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan dan menjadi indikator penilaian kinerja perusahaan. Akibatnya banyak investor yang berinvestasi ke perusahaan yang pro lingkungan. Karena perusahaan yang melakukan CSR dinilai investor sebagai perusahaan yang bertangggung jawab terhadap lingkungannya dan mempunyai komitmen tinggi terhadap kelangsungan usahanya. Selain itu investor juga mulai tertarik berinvestasi di pasar modal syariah yaitu JII. Tujuan untuk menginvestasikan modal berdasarkan prinsip syariah tanpa takut bercampur dengan dana ribawi. Obyek dalam penelitian ini adalah sektor pertambangan yang terdaftar masuk ke dalam indeks saham pro lingkungan (SRI-Kehati) dan syariah (JII) secara konsisten. Saat ini banyak investor yang tertarik berinvestasi ke sektor pertambangan karena keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dengan tingkat return yang cepat. Sebelum memutuskan memilih saham yang akan diinvestasikan, investor terlebih dahulu harus mengetahui kondisi internal perusahaan dilihat dari laporan keuangan. Hal ini dilakukan untuk melihat potensi investasi dan posisi kinerja perusahaan tersebut sehingga investor dapat meminimalisir resiko di masa mendatang. Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka pemikiran penelitian ini secara jelas dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
8 Indeks SRIKehati dan JII
Kondisi Internal Perusahaan
Sektor Pertambangan Laporan Keuangan : Rasio Keuangan
Potensi Investasi
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Rekomendasi Investor untuk Berinvestasi Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini secara umum dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang secara konsisten terdaftar di indeks pro lingkungan yaitu Indeks SRI-Kehati dan indeks syariah yaitu JII periode 2010 sampai 2013. Adapun perusahaan yang secara konsisten terdaftar di Indeks SRI-Kehati adalah PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT. Timah Tbk (TINS) dan PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sedangkan PT. Energi Mega Persada Tbk (ENRG) terdaftar pada JII. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Desember 2013. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan antara data cross section (data yang diperoleh dari pengamatan suatu obyek pada periode waktu tertentu) dengan data time series. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data ini diperoleh dari laporan keuangan kuartal perusahaan pertambangan tersebut periode 2010 sampai 2013. Data laporan keuangan masing-masing perusahaan pertambangan diunduh melalui website BEI (http://www.idx.co.id) serta literatur relevan yang lain. Penentuan Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan
9 tertentu atau berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria yang dijadikan pertimbangan adalah : 1. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan terdaftar pada Indeks SRI-Kehati dan JII secara konsisten dari tahun 2010 sampai 2013. 2. Tersedia data berupa laporan keuangan kuartal masing-masing perusahaan dan jumlah saham yang diperdagangkan selama periode penelitian dari tahun 2010 sampai 2013. Periode yang diambil pada tahun 2010 hanya kuartal empat dan tahun 2013 hanya sampai pada kuartal ketiga. Berdasarkan kriteria pertimbangan di atas maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 sampel.
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan program Eviews 6.0 dan Minitab 14. Tabel 1 menunjukkan matriks metode dan analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini. Analisis Regresi Data Panel Data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang diobservasi berulang pada unit individu (obyek) yang sama pada waktu yang berbeda (Juanda dan Junaidi 2012). Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan data panel dibandingkan dengan data cross section. Menurut Baltagi (2005) dalam Juanda dan Junaidi (2012), keuntungan tersebut antara lain: a) Metode data panel dapat unobserved heterogenity. b) Data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antarpeubah, memperbesar derajat kebebasan dan lebih efisien. c) Dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu peubah pada peubah lainnya dengan lebih baik daripada hanya dengan menggunakan data cross section. d) Dapat mengurangi bias yang terjadi jika kita mengagregasi perusahaan/individu ke dalam agregasi yang luas. Berdasarkan variasi-variasi asumsi yang dibentuk, terdapat tiga pendekatan dalam perhitungan model regresi data panel, yaitu: 1) Metode Common-Constant (The Pooled OLS Method/PLS) Metode ini merupakan metode paling sederhana. Estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit individu memiliki intersep dan slope yang sama. Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut: ………………………………………………….……...(1) Dimana: N : jumlah unit cross section T : jumlah periode waktunya i : 1, 2,…,N t : 1, 2,…,T
10 2) Metode Fixed Effect (FEM) Metode FEM, intersep pada regresi dapat dibedakan antar individu karena setiap individu dianggap mempunyai karakteristik tersendiri. Perbedaannya intersep tersebut dapat digunakan variabel dummy sehingga metode ini dikenal dengan metode Least Square Dummy Variable (LSDV). Persamaan dalam metode ini adalah …...………....(2) Dimana: Yit : variabel terikat untuk individu ke0i dan waktu ke-t Xit : variabel bebas untuk individu ke0i dan waktu ke-t Wit : variabel dummy (Wit = 1 untuk individu i, i = 1,2,..N dan bernilai 0 untuk lainnya) Zit : variabel dummy (Zit = 1 untuk periode t, t = 1,2,..N dan bernilai 0 untuk lainnya) 3) Metode Random Effect (REM) Metode REM, parameter-parameter yang berbeda antar daerah maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error. Karena hal tersebut metode ini disebut error component method. Menurut Winarno (2009) metode ini dapat digunakan jika jumlah data cross section lebih besar dibanding dengan variabel independen. Persamaannya diformulasikan seperti di bawah ini: ……………….………..….…...(3) Dimana: ui ~ N (0, δu2) : komponen cross section error vi ~ N (0, δv2) : komponen time series error wit ~ N (0, δw2) : komponen error kombinasi Tabel 1 Matrik metode dan analisis data No Tujuan Penelitian Sumber Data dan Jumlah Sampel 1 Mengkaji potensi Data sekunder berupa investasi pada sektor laporan keuangan kuartal pertambangan yang masing-masing perusahaan. terdaftar di Indeks Jumlah sampel 60. SRI-Kehati dan JII. 2 Menganalisis Data sekunder berupa pengaruh rasio laporan keuangan kuartal keuangan pada masing-masing perusahaan sektor pertambangan dan jumlah saham yang terhadap return diperdagangkan pada saham. masing-masing perusahaan. Jumlah sampel 60.
Metode Analisis Data Analisis deskriptif dengan nilai Tobin’s Q
Analisis regresi data panel menggunakan Eviews 6.0 dan Minitab 14
Ketiga metode tersebut selanjutnya akan ditentukan model yang paling tepat untuk mengestimasi parameter regresi data panel. Secara formal pengujian yang dapat dilakukan yaitu:
11 a) Uji Chow (F statistik) merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui model yang digunakan OLS atau FEM. Rumus dalam uji chow adalah CHOW =
–
............................................................................(4)
Dimana : RRSS : restricted residual sum square URSS : unrestricted residual sum square N : jumlah data cross section T : jumlah data time series K : jumlah variabel penjelas Hipotesis : H0 : model menggunakan metode OLS H1 : model menggunakan metode FEM Keputusan : tolak H0 jika F hitung > F tabel sehingga metode FEM lebih baik dibanding dengan metode OLS. b) Uji Hausman merupakan pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih menggunakan metode FEM atau REM. Model uji hausman yang digunakan: W = X2 [K - 1] = [b - ]ŵ-1[b - ] ...................................................................(5) Hipotesis : H0 : βi = 0, dimana W memiliki distribusi chi-square (χ2) yang terbatas dengan derajat bebas (K-1) = metode REM H0 : βi ≠ 0, dimana W memiliki distribusi chi-square yang tidak terbatas dengan derajat bebas (K-1) = metode FEM Keputusan : tolak H0 jika χ2 hitung > χ2 tabel sehingga metode yang digunakan adalah metode FEM. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik analisis regresi data panel diperlukan untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya masalah heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian antara lain: a) Uji multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu kondisi antara 1 variabel bebas dengan yang lain terdapat hubungan atau korelasi. Uji masalah multikolinearitas dilakukan dengan metode melihat hasil estimasi OLS, jika hasil estimasi memiliki R Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi dan memiliki nilai t yang signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas. Namun jika hasil estimasi memiliki nilai R Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi dan nilai t tidak signifikan maka model memiliki masalah multikolinearitas. b) Uji heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji terjadinya ketidaksamaan varians dan residual 1 pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross section weighting yang terdapat pada Eviews 6.0. Jika terdapat masalah, nilai R Squared dari cross section
12 weighting akan lebih besar daripada no weighting. Masalah tersebut secara otomatis langsung teratasi dengan adanya metode cross section weighting. c) Uji autokorelasi Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi. Ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Tabel berikut menunjukkan ada tidaknya autokorelasi dengan uji DW. Tabel 2 Uji statistik Durbin-Watson (DW) Tolak H0 Tidak dapat Terima H0 Tidak dapat Tolak H0 (ada (ada diputuskan (tidak ada diputuskan autokorelasi autokorelasi autokorelasi) negatif) positif) 0
dL(1.10)
dU (1.54)
2
2.46
4-Du (2.90)
4-dL(4)
Sumber: Winarno (2009)
Pengujian Statistik Model Berikut pengujian statistik model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Uji parsial Menurut Sunyoto (2011), uji parsial (uji T) dilakukan untuk melihat signifikansi konstanta dan variabel penjelas yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel respon. Hipotesis: H0 : β=0 H1 : β≠0 Keputusan : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, artinya variabel penjelas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel respon (Y). 2) Uji simultan Uji simultan (uji F) bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama (simultan) semua variabel penjelas terhadap variabel respon. Hipotesis: H0 : β1=β2=.... = 0 H1 : β1 ≠ β2 ≠ .... ≠ 0 (minimal ada 1 β1 ≠ 0) Keputusan : Tolak H0 jika F hitung > F tabel, artinya minimal ada 1 variabel penjelas (X) berpengaruh secara simultan terhadap variabel respon (Y). 3) Uji R squared (R2) Uji ini dilakukan untuk melihat sejauh mana variasi variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R2 terletak antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 semakin baik model. 4) Uji adjusted R2 Adjusted R2 adalah koefisien determinasi yaitu koefisien yang menjelaskan seberapa besar proporsi variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama. Nilai adjusted R2 terletak antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 semakin baik artinya variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan hampir 100% dari variasi dalam variabel dependen.
13 1. Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII Nilai Tobin’s Q atau q ratio pada umumnya dapat dihitung dengan membagi nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar dan hutang) dengan biaya pengganti aktiva. Rumus dasar ini banyak dikembangkan, diantaranya oleh Linderenberg dan Ross dalam Juniarti (2009) mengembangkan metode untuk mengukur Tobin’s Q dengan mengabaikan variabel intangible asset. Selanjutnya rumus Tobin’s Q menjadi: Tobin’s Q =
…..…..….(6)
Analis keuangan lain yang mengembangkan rumus Tobin’s Q adalah Chung dan Pruitt. Perubahan yang dilakukan adalah biaya penggantian aktiva dirubah menjadi nilai buku aktiva karena biaya penggantian aktiva tidak tersedia dan sulit diperhitungkan. Rumus Tobin’s Q menjadi: Tobin’s Q =
……………………….…...………….…...………...(7)
Dimana: ME : Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikalikan dengan harga penutupan saham PS : Nilai likuidasi saham preferen perusahaan yang beredar DEBT : Total hutang + persediaan – aktiva lancar TA : Nilai buku total aktiva perusahaan Klapper dan Love (2002) telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Rumus Tobin’s Q yang digunakan di Indonesia adalah Tobin’s Q =
………………………...…………...……......…………(8)
Interpretasi dari skor Tobin’s Q dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Interpretasi skor Tobin’s Q Nilai Tobin’s Q Kondisi Saham Potensi Investasi <1 Undervalue (manajemen telah gagal Rendah dalam mengelola aktiva perusahaan) =1 Average (manajemen stagnan dalam Tidak berkembang mengelola aktiva) >1 Overvalue (manajemen berhasil Tinggi dalam mengelola aktiva perusahaan) Sumber: Sudiyanto dan Elen (2010)
14 2. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII Rasio keuangan adalah salah satu bentuk informasi akuntansi yang digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Selain itu juga mempunyai kekuatan untuk memprediksi return saham. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari rasio keuangannya maka semakin besar return saham perusahaan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa depan. Secara matematis return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Rt =
…………………………………………………………….....…... (9)
Dimana: Pt : Harga saham penutupan bulanan ke-t Pt-1 : Harga saham penutupan bulanan ke-t-1 Beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham antara lain: a. Current Ratio (CR) Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Semakin besar CR menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya (modal kerja) untuk menjaga performance kinerja perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham. Kondisi ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham. CR =
x 100% ………………..……………………….………(10)
b. Debt to Equity Ratio (DER) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Tingkat DER yang tinggi menunjukkan total hutang semakin besar jika dibandingkan dengan total modal sendiri. Berdampak terhadap beban perusahan kepada pihak kreditur semakin besar sehingga mengurangi minat investor berinvestasi pada perusahaan tersebut. Akibatnya terjadi penurunan harga saham perusahaan dan return saham juga akan menurun (Prihantini 2009). DER =
x 100%………….……………..……………………....(11)
15 c. Earning Per Share (EPS) Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan perusahaan yang didistribusikan untuk setiap lembar saham yang diterbitkan. Semakin tinggi nilai EPS semakin besar laba yang disediakan investor sehingga akan meningkatkan return saham (Darmadji dan Fakhruddin 2001). EPS =
x 100% …………………………..……....….(12)
d. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif. Menurut Herlambang (2003), semakin tinggi nilai ROE semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba akibatnya memberikan harapan naiknya return saham. ROE =
x 100% …………...…..……..……(13)
e. Total Asset Turnover (TATO) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi efektifitas perusahaan menggunakan aktiva untuk mendapatkan penjualan maka semakin besar laba yang diharapkan. Hal ini menunjukan kinerja perusahaan semakin baik sehingga harga saham perusahaan tersebut tinggi dan memberikan return saham besar. TATO =
x 100% ………………..…………..…..………….…...(14)
f. Return on Assets (ROA) Merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin baik kinerja perusahaan sehingga akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Daya tarik ini menyebabkan harga saham naik dengan diikuti oleh naiknya return saham (Ang 1997). ROA =
x 100%…………………...........(15)
g. Price Earning per Share (PER) Merupakan salah satu indikator yang digunakan pasar untuk menilai kinerja saham perusahaan yang tercermin dari nilai PER-nya. PER akan meningkat seiring dengan kenaikan harga saham sehingga harga dan return saham juga meningkat. Kondisi ini dapat terjadi karena PER menjadi indikator pertumbuhan laba dan mengindikasikan pertumbuhan laba di masa depan. PER =
x 100% …………………..………...………….........…(16)
16 h. Net Profit Margin (NPM) Merupakan rasio profitabilitas untuk memberikan gambaran laba bagi investor sebagai persentase dari penjualan. Semakin tinggi NPM semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka tingkat investasi juga meningkat. Karena semakin besar kemampuan emiten menghasilkan laba semakin tinggi harga saham dan berdampak pada peningkatan return. x 100%………..........................….(17)
NPM =
Selanjutnya untuk melihat pengaruh rasio keuangan pada sektor pertambangan terhadap return saham. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi data panel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Variabel dependen/respon (Y) adalah return saham. 2) Variabel independen/penjelas (X1, X2, X3, X4 ,X5 ,X6, X7, X8) adalah rasio keuangan yaitu CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER dan NPM. Persamaan dari model analisis regresi linier data panel penelitian ini adalah Y = β0 + β1X1 + β2X2 + …………………..+ Dimana: Y : Return saham (%) β0 : Konstanta β1 : Koefisien regresi dari variabel X1 β2 : Koefisien regresi dari variabel X2 : : β8 : Koefisien regresi dari variabel X8 e : Tingkat kesalahan (error)
+e .......................................(18)
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
: CR (%) : DER (%) : EPS (%) : ROE (%) : TATO (%) : ROA (%) : PER (%) : NPM (%)
Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu. Berikut adalah perumusan hipotesis yang diharapkan dari penelitian ini. H1 : Rasio CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H2 : Rasio DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham H3 : Rasio EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H4 : Rasio ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H5 : Rasio TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H6 : Rasio ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H7 : Rasio PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham H8 : Rasio NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
17
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRIKehati dan JII Investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada 1 atau lebih dari 1 aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi. Pembelian saham merupakan investasi karena memberikan keuntungan dalam bentuk dividen maupun capital gain. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang maupun di masa depan. Umumnya para investor tidak menyukai resiko (risk averse), yaitu jika investor dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang mempunyai resiko tinggi maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat return yang lebih besar. Semakin tinggi resiko pada investasi semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan oleh investor (Harianto dan Sudomo 1998). Sebelum investor memutuskan saham yang akan diinvestasikan pada sektor pertambangan. Sebaiknya investor harus melihat laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut terlebih dahulu. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Investor dapat melihat kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya melalui laporan tersebut sehingga akan mendorong keputusan investor berinvestasi. Salah satu model analisis keuangan yang digunakan oleh para investor untuk melihat kinerja keuangan perusahaan pertambangan adalah nilai Tobin’s Q. Nilai ini menggambarkan kondisi potensi investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi pertumbuhan investasi. Nilai Tobin’s Q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar saham dan nilai pasar hutang dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva produksi. Oleh karena itu, Tobin’s Q dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dari sisi potensi nilai pasar perusahaan. Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di Indeks SRI-Kehati Indeks SRI-Kehati merupakan jenis indeks saham pro lingkungan. Perusahan pertambangan yang masuk pada indeks ini secara konsisten dari tahun 2010 sampai 2013 adalah ANTM, PTBA, TINS dan MEDC. Hasil perhitungan nilai Tobin’s Q dari masing-masing perusahaan pertambangan tersebut dari tahun 2010 sampai 2013 dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Data tersebut memperlihatkan hanya PTBA yang memiliki potensi investasi tinggi sepanjang tahun 2010 sampai 2013. Artinya manajemen PTBA telah berhasil mengelola aktiva perusahaan selama empat tahun berturut-turut. Potensi investasi pada PTBA termasuk kategori tinggi karena PTBA merupakan salah satu produsen batubara di Indonesia dengan tingkat laba yang tinggi. Hal tersebut disebabkan sebagian hasil produksi dipasarkan ke luar negeri sehingga laba yang diperoleh juga tinggi. Ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini. Kondisi nilai tukar rupiah yang melemah seperti sekarang ini dengan penerimaan yang didapat PTBA dalam bentuk dollar mengakibatkan laba perusahaan juga semakin meningkat. Peningkatan laba yang diterima PTBA berdampak pada jumlah aset yang diperoleh juga meningkat (Tabel 5).
18 Tabel 4 Potensi investasi sektor pertambangan tahun 2010-2013 Perusahaan Pertambangan Saham Pro Lingkungan (Indeks SRI-Kehati)
Periode
ANTM Potensi Investasi
Tobin's Q
Tobin's Q
PTBA Potensi Investasi
Tobin's Q
TINS Potensi Investasi
Saham Syariah (JII)
Tobin's Q
MEDC Potensi Investasi
Tobin's Q
ENRG Potensi Investasi
2010
Q4
2.288
Tinggi
6.018
Tinggi
6.835
Tinggi
2.125
Tinggi
3.183
Tinggi
2011
Q1
2.104
Tinggi
8.259
Tinggi
6.812
Tinggi
0.914
Rendah
2.834
Tinggi
Q2
1.95
Tinggi
5.626
Tinggi
5.715
Tinggi
0.663
Rendah
7.087
Tinggi
Q3
1.76
Tinggi
3.033
Tinggi
2.275
Tinggi
0.537
Rendah
3.999
Tinggi
Q4
0.249
Rendah
1.774
Tinggi
0.694
Rendah
0.275
Rendah
4.764
Tinggi
Q1
0.77
Rendah
5.187
Tinggi
1.023
Tinggi
0.66
Rendah
1.839
Tinggi
Q2
3.549
Tinggi
6.038
Tinggi
0.819
Rendah
0.445
Rendah
2.965
Tinggi
Q3
1.132
Tinggi
3.583
Tinggi
1.914
Tinggi
0.495
Rendah
3.209
Tinggi
Q4
0.618
Rendah
2.103
Tinggi
0.635
Rendah
0.625
Rendah
1.247
Tinggi
Q1
1.09
Tinggi
2.02
Tinggi
1.53
Tinggi
0.529
Rendah
1.659
Tinggi
Q2
0.582
Rendah
3.913
Tinggi
0.577
Rendah
0.613
Rendah
1.193
Tinggi
Q3
1.568
Tinggi
1.969
Tinggi
5.26
Tinggi
1.423
Tinggi
1.189
Tinggi
2012
2013
Gambar 4 Penjualan PTBA tahun 2007-2012 Tabel 5 Jumlah aset perusahaan pertambangan tahun 2009-2012 (miliyar rupiah)
Tahun 2009 2010 2011 2012
Jumlah Aset Saham Pro Lingkungan ANTM PTBA TINS MEDC 9 939 8 078 4 855 20 405 12 310 8 722 5 881 22 780 15 201 11 507 6 569 25 873 19 708 12 728 6 101 26 558
Saham Syariah ENRG 10 252 11 762 17 354 20 723
Berdasarkan informasi di atas maka investor dapat memilih saham PTBA sebagai pilihan tempat berinvestasi di masa depan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Ini didukung nilai kapitalisasi pasar yang didapat oleh PTBA pada tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
19 pertambangan lain baik di Indeks SRI-Kehati maupun JII. Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai dari saham perusahaan yang beredar di pasar. Nilai ini sangat penting bagi investor karena mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Menurut Ang (1997), semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham semakin besar pula daya tarik investor untuk investasi jangka panjang. Karena menggambarkan potensi pertumbuhan perusahaan yang baik dan memiliki resiko yang rendah. Sebaliknya semakin kecil nilai kapitalisasi semakin kurang menarik bagi investor. Nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan pertambangan yang masuk di Indeks SRI-Kehati dan JII ditampilkan pada Tabel 6. Namun investor juga dapat mempertimbangkan saham ANTM, TINS dan MEDC sebagai alternatif pilihan berinvestasi. Sebab pada kuartal ketiga tahun 2013, ketiga perusahaan tersebut memiliki potensi investasi tinggi. Jika kondisi ini tetap dipertahankan oleh manajemen perusahaan maka akan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah dengan meningkatkan kinerja perusahaan khususnya pada rasio-rasio yang ada di dalam laporan keuangan. Informasi lain yang mampu dijadikan sebagai pertimbangan oleh investor dalam memilih ketiga saham perusahaan tersebut adalah jumlah aset yang dihasilkan. Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah aset ANTM dan MEDC dari tahun 2009 sampai 2012 mengalami peningkatan sedangkan TINS mengalami penurunan aset pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga timah dunia dari US$ 29 000/ton menjadi US$ 17 000/ton dan berdampak pada laba yang diterima. Peningkatan jumlah aset pada ANTM karena strategi yang dilakukan dengan fokus pada komoditi inti (nikel, emas dan bauksit). Strategi tersebut antara lain: mengoperasikan kembali tambang emas yang ada di Jawa Barat dan mengembangkan proyek untuk komoditas nikel dan bauksit. MEDC juga mengalami peningkatan jumlah aset karena didukung oleh kenaikan harga minyak dunia dan melakukan akuisisi. Tabel 6 Nilai kapitalisasi perusahaan pertambangan tahun 2010-2013 (miliyar rupiah)
Tahun 2010 2011 2012 2013
Nilai Kapitalisasi Pasar Saham Pro Lingkungan ANTM PTBA TINS MEDC 23 369 52 879 13 840 11 247 15 452 39 976 8 405 8 081 12 209 34 792 7 750 5 431 9 061 27 995 4 882 5 365
Saham Syariah ENRG 5 032 7 223 3 327 4 732
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di JII Jenis indeks saham syariah yang ada BEI adalah JII. Perusahaan yang masuk di indeks ini mengalami perubahan setiap bulan Januari dan Juli. Perusahaan pertambangan yang masih bertahan di JII dari 2010 sampai 2013 adalah ENRG. Nilai Tobin’s Q yang diperoleh ENRG selama 4 tahun tersebut berada di atas 1 (Tabel 4). Jadi dapat dikatakan bahwa ENRG mempunyai potensi investasi yang tinggi, artinya manajemen ENRG mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan dengan baik.
20 Pertumbuhan penjualan juga dapat digunakan untuk melihat tingkat potensi investasi suatu perusahaan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manisfestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada masa depan. Pertumbuhan penjualan tinggi menunjukkan peningkatan pendapatan sehingga pembayaran dividen cenderung meningkat. Hal ini yang akan memicu investor untuk berinvestasi. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006), pertumbuhan penjualan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate). Caranya dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dapat dikatakan pertumbuhan perusahaan menimbulkan konsekuensi keputusan investasi dan pembiayaan. Gambar 5 menunjukkan pertumbuhan penjualan perusahaan pertambangan dari tahun 2008 sampai 2012. Perusahan pertambangan yang masuk di JII yaitu ENRG, yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan pada tahun tersebut dibandingkan dengan perusahaan pertambangan lain di Indeks SRIKehati. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2012. Faktor penyebabnya adalah ENRG melakukan divestasi (penjualan saham) sebesar 10% di Blok Masela Laut Arafura dan kinerja operasional perusahaan yang naik 25% dari tahun lalu. Selain itu ENRG berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas, melakukan akuisisi dengan perusahaan lain dan ekspansi ke daerah lain. Dilihat dari potensi investasi selama periode 2010 sampai 2013 (Tabel 4) dan pertumbuhan penjualan (Gambar 5). Investor dapat memilih ENRG sebagai pilihan berinvestasi karena nilainya yang tinggi. Namun investor juga perlu untuk memperhatikan informasi lain seperti nilai kapitalisasi pasar. Karena nilai kapitalisasi pasar menggambarkan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Berdasarkan Tabel 5 nilai kapitalisasi pasar ENRG paling rendah dibandingkan perusahaan pertambangan yang masuk di Indeks SRI-Kehati. Maka dari itu, investor perlu untuk mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum menginvestasikan saham ke ENRG. Hal ini menghindari terjadinya resiko, seperti prinsip dari investor adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menekan resiko serendah-rendahnya.
Gambar 5 Pertumbuhan penjualan perusahaan pertambangan tahun 2008-2012
21 Perbedaan Indeks Saham Pro Lingkungan (SRI-Kehati) dan Syariah (JII) Penjelasan-penjelasan di atas dapat dilihat perbedaan antara saham pro lingkungan dan syariah dari beberapa sisi. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat potensi investasi pada masing-masing perusahaan pertambangan di kedua jenis indeks tersebut sehingga investor dapat mengambil keputusan berinvestasi. Perbedaan tersebut secara lebih jelas diringkas pada Tabel 7 berikut ini. Berdasarkan Tabel 7, investor sebaiknya memilih berinvestasi pada saham PTBA pada kelompok saham pro lingkungan (Indeks SRI-Kehati) dibandingkan ENRG (indeks saham syariah). Jika dilihat dari potensi investasi dan nilai kapitalisasi pasar, perusahaan tersebut berada pada kategori tinggi sehingga tingkat resiko yang dihadapi kecil. Potensi investasi, pertumbuhan penjualan dan jumlah aset pada ENRG tergolong tinggi. Namun nilai kapitalisasi pasarnya rendah, maka investor perlu mempertimbangkan hal ini. Karena nilai kapitalisasi pasar merupakan indikator perkembangan suatu bursa saham di masa depan. Penurunan harga saham memicu penurunan nilai kapitalisasi pasar dan berdampak pada jumlah return yang didapat oleh investor juga menurun. Tabel 7 Perbedaan indeks saham pro lingkungan dan syariah Perbedaan Potensi Investasi Nilai Kapitalisasi Pertumbuhan Penjualan Jumlah Aset
Saham Pro Lingkungan ANTM PTBA TINS MEDC rendah tinggi rendah rendah rendah tinggi rendah rendah sedang sedang tinggi rendah sedang sedang rendah tinggi
Saham Syariah ENRG tinggi rendah tinggi tinggi
Penyajian Model dan Hipotesis Sebelum membentuk persamaan regresi perlu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mendapatkan persamaan yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Asumsi utama yang harus dipenuhi ada 3 yaitu homoskedastisitas, tidak ada multikolinearitas dan tidak ada autokorelasi. Berikut ini adalah pengujian asumsi klasik. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kolinier antar variabel independen. Menurut Nachrowi dan Usman (2006), hampir seluruh data variabel dalam penelitian keuangan memiliki peluang multikolinearitas. Karena variabel yang digunakan merupakan turunan dari variabel lain. Akibatnya penggunaan 2 variabel yang memiliki hubungan turunan dalam satu model akan menimbulkan masalah multikolinearitas. Tabel 8 dapat dilihat bahwa semua nilai koefisien korelasi antar variabel independen berada di bawah 0.8 sehingga semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas. 2) Uji heteroskedastisitas Langkah uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji park. Hasilnya t hitung masing-masing variabel kurang dari t tabel (1.67). Dapat
22 dikatakan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas. Hasil uji park dapat dilihat pada Tabel 9. 3) Uji autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Statistik Durbin-Watson. Hasil dari pengujian ini didapatkan nilai sebesar 2.22 (Lampiran 4). Berdasarkan Tabel 2 di atas nilai tersebut berada diantara 1.52 sampai 2.46. Artinya tidak ada masalah autokorelasi. Pengujian Statistik Model Tujuan dari pengujian statistik model adalah untuk menguji seberapa besar data pengamatan menggambarkan populasinya. Hasil pengujiannya statistik model sebagai berikut: 1) Uji parsial Hasil pengujian menunjukkan nilai probabilitas (0.0000) kurang dari alfa (0.05) sehingga tolak H0 (Lampiran 4). Artinya variabel penjelas (X) berpengaruh secara parsial terhadap variabel respon (Y). 2) Uji simultan Nilai F hitung adalah 4.44 lebih besar dibandingkan dengan F tabel (2.13) maka tolak H0 (Lampiran 4). Jadi minimal ada 1 variabel penjelas (X) berpengaruh secara simultan terhadap variabel respon (Y). 3) Uji R Squared (R2) Nilai R2 yang diperoleh sebesar 73.9% artinya 73.9% keragaman return saham dapat dijelaskan oleh peubah rasio keuangan. 4) Uji Adjusted R2 Nilai adjusted R2 yang didapat adalah 57. 3%. Artinya sebesar 57.3% variabel respon dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama. Tabel 8 Hasil uji multikolinieritas Y Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 -0.055 0.006 0.129 0.034 -0.016 0.587 0.053 0.144
X1 -0.055 1 -0.627 0.32 0.381 0.339 0.471 -0.345 -0.331
X2 0.006 -0.627 1 -0.252 -0.462 -0.503 -0.33 0.342 0.369
X3 0.129 0.32 -0.252 1 0.723 0.421 0.364 -0.144 -0.158
X4 0.034 0.381 -0.462 0.723 1 0.718 0.482 -0.128 -0.27
Tabel 9 Hasil uji heteroskedasitisitas Variabel C X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
t hitung -0.753 1.056 1.608 -0.885 -0.66 0.509 -0.551 -0.03 -0.65
X5 -0.0163 0.339 -0.503 0.421 0.718 1 0.36 -0.219 -0.289
X6 0.587 0.471 -0.33 0.364 0.482 0.36 1 -0.068 -0.052
X7 0.053 -0.345 0.342 -0.144 -0.128 -0.219 -0.068 1 0.759
X8 0.144 -0.331 0.369 -0.158 -0.27 -0.289 -0.052 0.759 1
23 Pemilihan Model Regresi Data Panel Data pengamatan pada penelitian ini berjumlah 60 pengamatan yaitu data cross section berjumlah 5 perusahaan pertambangan dan data time series berjumlah 12 (kuartal dari desember 2010 sampai September 2013). Pendekatan yang dapat digunakan dalam model regresi data panel ada 3 yaitu: metode OLS, metode FEM dan metode REM. Namun, dalam penelitian ini pendekatan metode REM tidak dapat dilakukan. Karena adanya ketentuan bahwa untuk mengolah data dengan metode REM, jumlah data cross section harus lebih banyak dari jumlah variabel. Jumlah data cross section dalam penelitian ini adalah 5 perusahaan pertambangan sedangkan jumlah variabel yang digunakan adalah 8 variabel. Oleh karena itu, model penelitian ini menggunakan metode FEM dalam pengolahan data. Hal ini didasarkan pada Winarno (2009) yang mengemukakan bahwa setiap individu dianggap mempunyai karakteristik tersendiri. Jadi masingmasing perusahaan pertambangan dalam penelitian ini diasumsi juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut adalah hasil persamaan regresi data panel dari metode FEM pada penelitian ini: Y = -2.71 - 0.8 X1 + 2.93 X2 + 0.01 X3 - 27.7 X4 - 0.48 X5 + 28.38 X6 - 0.1 X7 0.001 X8 - 2.58 Dummy1 + 3.16 Dummy2 - 5.03 Dummy3 + 3.85 Dummy4 + 0.88 Time1 + 2.86 Time2 + 3.19 Time3 - 1.86 Time4 + 4.21 Time5 + 3.01 Time6 + 3.06 Time7 - 0.69 Time8 + 5.01 Time9 + 3.37 Time10 + 4.19 Time11 Setelah mengetahui model yang sesuai digunakan dalam penelitian ini maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian Chow dan Hausman. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa metode REM tidak dapat digunakan dalam penelitian ini maka hanya dilakukan pengujian Chow. Hasil pengujian tersebut ditunjukkan pada Tabel 10. Nilai F hitung (3.46) yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan F tabel (2.13). Atau nilai probabilitas (0.01) kurang dari taraf kepercayaan (0.05). Jadi metode FEM lebih baik dibandingkan dengan metode OLS dalam menilai pengaruh rasio keuangan perusahaan pertambangan terhadap return saham. Tabel 10 Hasil uji chow Effects Test Cross-section F
Statistic 3.460494
d.f. (4.47)
Prob 0.0147
Pengujian Hipotesis Asumsi yang harus dipenuhi untuk membentuk persamaan regresi data panel adalah tidak ada heterokedastisitas, tidak ada multikolinearitas dan tidak ada autokorelasi agar diperoleh persamaan regresi yang baik dan tidak bias. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa telah memenuhi asumsi-asumsi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan software Eviews 6.0 dengan taraf kepercayaan sebesar 0.05. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel penjelasnya. Nilai R2 juga
24 menunjukkan kemampuan variabel penjelas untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dalam variabel respon dalam persamaan regresi. Perhitungan nilai R2 yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 73.9% (Lampiran 4). Hal ini menyatakan bahwa variabel penjelas (CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER, NPM) yang digunakan dalam persamaan regresi ini mampu menjelaskan sebesar 73.9% variabel respon (return saham). Sementara sisanya 26.1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipergunakan dalam persamaan regresi ini. Hasil pengujian hipotesis dari variabel-variabel penjelas terhadap return saham baik pada indeks saham pro lingkungan dan syariah dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil pengujian tersebut hanya ada 2 variabel penjelas yang sesuai dengan perumusan hipotesis yang diharapkan. Variabel penjelas tersebut adalah X3 (EPS) dan X6 (ROA). Karena nilai probabilitas dari variabel penjelas tersebut kurang dari taraf kepercayaan (0.05). Variabel penjelas lain seperti X1 (CR), X2 (DER), X4 (ROE), X5 (TATO), X7 (PER) dan X8 (NPM) memiliki nilai probabilitas lebih dari taraf kepercayaan (0.05). Dapat dinyatakan keenam variabel penjelas tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Berikut hasil pengujian hipotesis dari variabel penjelas yang signifikan terhadap return saham pada kedua indeks saham tersebut. a) Pengujian hipotesis 3 (H3) Perumusan hipotesis ketiga yang diharapkan dalam penelitian ini rasio EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Memperlihatkan hasil koefisien regresi variabel EPS sebesar 0.01 dan nilai probabilitas 0.01. Karena nilai probabalilitas kurang dari taraf kepercayaan maka H0 ditolak. Atau dapat dikatakan H3 diterima sehingga EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Kondisi ini berarti jika nilai EPS meningkat 1% maka return saham juga meningkat sebesar 0.01%. Hal tersebut sesuai dengan perumusan hipotesis ketiga sehingga H3 diterima. b) Pengujian hipotesis 6 (H6) Hasil regresi untuk variabel ROA menyebutkan ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Mengacu pada hasil koefisien regresi yang diperoleh senilai 28.38 dan nilai probabilitas 0.000. Akibatnya H0 ditolak sebab taraf kepercayaan (0.05) lebih besar dibandingkan nilai probabilitas (0.000). Jadi H6 diterima berarti apabila terjadi kenaikan nilai ROA 1%, return saham akan mengalami kenaikan pula sebesar 28.38%. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham baik dari Indeks SRI-Kehati dan JII secara lebih jelas ditampilkan pada Tabel 11. Hasil pengujian menunjukkan bahwa baik pada indeks saham pro lingkungan maupun syariah hanya ada 2 variabel penjelas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham yaitu EPS dan ROA. Oleh karena itu sebaiknya investor perlu untuk memperhatikan kedua variabel penjelas tersebut sebelum memutuskan saham yang akan diinvestasikan pada kedua jenis harga indeks saham tersebut. Karena variabel tersebut secara signifikan dan berpengaruh positif terhadap return saham sehingga return yang diterima oleh investor juga meningkat. Penjelasan mengenai analisis pengaruh dari variabel penjelas yang signifikan terhadap return saham pada kedua jenis indeks harga saham tersebut diuraikan berikut ini.
25 a. Pengaruh EPS terhadap return saham Pengujian hipotesis 3 diterima pada indeks saham pro lingkungan (PTBA) yaitu rasio EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), semakin besar nilai EPS maka semakin besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak. Jumlah laba bersih yang besar akan memicu meningkatnya return saham yang diterima oleh investor. Ini mengindikasikan EPS adalah salah satu parameter yang dapat digunakan oleh investor untuk mengukur kinerja perusahaan terutama untuk memprediksi return saham. Tabel 13 di bawah ini memperlihatkan nilai rata-rata EPS Indeks SRI-Kehati dan JII dari tahun 2010 sampai 2013. Nilai EPS yang diperoleh PTBA dari Indeks SRI-Kehati dan ENRG dari JII adalah tinggi. Hasil tersebut konsisten dengan nilai Tobin’s Q kedua perusahaan ini menghasilkan peluang investasi yang tinggi (Tabel 4). Penelitian dari Widodo (2007) dan Tahir et al (2013) juga menemukan hasil yang sama dengan penelitian ini mengenai EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. b. Pengaruh ROA terhadap return saham Variabel ROA dalam penelitian ini menghasilkan pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham baik pada indeks saham pro lingkungan (PTBA) maupun syariah (ENRG). Temuan tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan Widodo (2007), Prihantini (2009) dan Saqafi and Vakilifard (2012). Variabel ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan return bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Menurut Sulistiyo (2004), perusahaan yang memiliki nilai ROA tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Semakin tinggi nilai ROA semakin efisien perusahaan memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba sehingga nilai perusahaan meningkat. Kondisi tersebut akan mempengaruhi naiknya harga saham perusahaan dan berdampak pada kenaikan return saham. Rata-rata nilai ROA perusahaan pertambangan dari tahun 2010 sampai 2013 ditampilkan pada Tabel 12. Nilai ROA terbesar dihasilkan oleh PTBA dari Indeks SRI-Kehati dan ENRG dari JII. Artinya kinerja PTBA dan ENRG selama 3 tahun berturut-turut baik dan dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan tempat untuk berinvestasi. Tabel 11 Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada indeks saham pro lingkungan dan syariah Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham CR DER EPS ROE TATO ROA PER NPM
Saham Pro Lingkungan ANTM PTBA TINS MEDC + + + + +* +* +* +* +* +* +* +* -
Ket: * artinya signifikan pada taraf nyata 5%
Saham Syariah ENRG + +* +* -
26 Tabel 12 Rata-rata EPS dan ROA pada indeks saham pro lingkungan dan syariah tahun 2010-2013 Rasio Keuangan (%)
Saham Pro Lingkungan ANTM 96.55 0.07
EPS ROA
PTBA 442.66 0.14
TINS 56.82 0.06
Saham Syariah
MEDC 109.65 0.05
ENRG 264.64 0.10
Peramalan Return Saham pada Indeks SRI-Kehati dan JII Menurut Juanda dan Junaidi (2012) peramalan (forecasting) merupakan perkiraan terjadinya suatu kejadian di waktu yang akan datang. Forecasting berkaitan dengan pengambilan keputusan oleh investor sebelum memutuskan saham yang akan diinvestasikan. Tujuannya adalah menentukan waktu yang tepat sebaiknya investor berinvestasi untuk meminimalisir terjadinya resiko di masa depan. Setelah mengetahui kondisi forecasting investor dapat memutuskan untuk berinvestasi atau tidak pada suatu perusahaan. Peramalan ini dilakukan untuk melihat seberapa besar nilai return saham (Yt) sekarang dibandingkan dengan return saham di masa depan (Yt-1) sehingga akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Jika nilai return saham sekarang suatu perusahaan lebih rendah daripada nilai return saham di masa depan maka daya tarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut sangat tinggi. Tabel 13 menampilkan hasil peramalan return saham pada periode kuartal ketiga tahun 2013 dari indeks saham pro lingkungan dan syariah. Tabel 13 Hasil peramalan return saham pada indeks saham pro lingkungan dan syariah Saham Pro Lingkungan ANTM
PTBA
Saham Syariah
TINS
MEDC
ENRG
Periode
Yt
Yt-1
Yt
Yt-1
Yt
Yt-1
Yt
Yt-1
2010 Q4
-3.7863
-3.7861
-3.8308
-3.8309
-5.1613
-4.4712
-4.4461
-4.4462
-30.055
-30.745
2011 Q1
-0.2551
-0.255
-0.6232
-0.6233
0.3541
1.0442
-2.6107
-2.6108
-0.1103
-0.8003
Q2
1.5274
1.5275
3.0398
3.0396
1.9227
2.6126
-0.1822
-0.1821
-0.7157
-1.4057
Q3
-1.6640
-1.6639
4.7793
4.77934
0.9167
1.6067
0.4174
0.4173
0.1704
-0.5197
Q4
-8.2384
-8.2385
8.3768
8.3771
-3.9616
-3.2717
3.0865
3.0863
-3.0936
-3.7837
2012 Q1
-2.6797
-2.6798
4.6593
4.6594
3.8650
4.5551
1.6002
1.6003
2.3759
1.6860
Q2
-1.0749
-1.0748
-0.8712
-0.8713
2.5343
3.2243
-0.1070
-0.1071
-5.5151
-6.2051
Q3
0.2980
0.2979
1.3665
1.3666
1.1974
1.8874
0.3905
0.3904
-1.0385
-1.7284
Q4
0.4588
0.4587
0.5715
0.5717
-0.9018
-0.2118
-4.1948
-4.1950
4.2897
3.5996
2013 Q1
4.6366
4.6367
2.7480
2.7479
4.0078
4.6976
1.8782
1.8784
0.1575
-0.5325
Q2
1.3844
1.3842
-0.3298
-0.3299
2.9623
3.6521
0.6706
0.6705
0.6191
-0.0709
Q3
*
1.6276
*
3.8176
*
3.3779
0.4743
*
-2.71
*
Yt
Yt-1
Hasil peramalan menunjukkan bahwa nilai return saham PTBA mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari kuartal kedua (-0.33) ke kuartal ketiga (3.82) tahun 2013 dibandingkan perusahaan pertambangan yang lain. Peningkatan tersebut disebabkan adanya strategi yang diterapkan oleh PTBA di dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan keuntungan sehingga akan menarik
27 minat investor untuk berinvestasi. Strategi yang dilakukan PTBA diantaranya memperluas wilayah pemasaran sampai ke Cina Selatan dan meningkatkan volume penjualan untuk diekspor. Peramalan ini didukung dengan hasil nilai Tobin’s Q yang diperoleh oleh PTBA lebih besar dari 1 selama tahun 2010 sampai 2013. Akibatnya PTBA memperoleh tingkat potensi investasi yang tinggi pada tahun tersebut. Oleh karena itu, keputusan investor dalam memilih saham pro lingkungan pada PTBA di masa depan merupakan keputusan yang tepat sehingga investor dapat memperoleh return yang tinggi. IMPLIKASI MANAJERIAL Tujuan investor berinvestasi di pasar modal adalah untuk mendapatkan return yang tinggi dengan tingkat resiko yang rendah. Strategi yang dapat dilakukan oleh investor untuk meminimalisir terjadinya resiko adalah dengan pengontrolan resiko yaitu Early Warning System (EWS). Menurut Munawir (2007), EWS adalah suatu sistem yang menghasilkan rasio-rasio keuangan dari perusahaan yang dibuat berdasarkan informasi dari laporan keuangan dan bertujuan untuk memudahkan melakukan identifikasi terhadap hal-hal penting yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Tabel 4 menampilkan data bahwa PTBA dan ENRG memiliki potensi investasi yang tinggi selama 4 tahun berturut-turut dengan nilai Tobin’s Q yang diperoleh lebih dari 1. Semakin besar nilai Tobin’s Q semakin baik potensi investasi suatu perusahaan. Investor dapat menjadikan PTBA dari indeks saham pro lingkungan dan ENRG dari indeks saham syariah sebagai pilihan saham untuk berinvestasi. Kondisi ini didukung dengan hasil forecasting return saham (Tabel 13) PTBA pada kuartal ketiga tahun 2013 (3.82) mengalami peningkatan yang signifikan dari periode sekarang (-0.33). Forecasting diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan terkait memilih saham yang akan diinvestasikan. Selain itu, investor dapat melihat kondisi perusahaan di masa depan melalui rasio keuangan yaitu PER di dalam laporan keuangan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai kinerja perusahaan di masa lalu dan prospek di masa depan. Menurut Ang (1997), nilai PER yang tinggi mengindikasikan pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik sehingga akan menarik minat investor terhadap saham perusahaan. Semakin tinggi nilai PER menunjukkan semakin tinggi harga saham. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar sehingga return saham akan meningkat. Karena return saham dihitung dari selisih antara harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Nilai PER indeks saham pro lingkungan dan syariah dari tahun 2010 sampai 2013 ditunjukkan pada Tabel 14. Namun diantara kedua perusahaan tersebut sebaiknya investor memilih PTBA karena nilai kapitalisasi pasar yang didapat tinggi dari tahun 2010 sampai 2013 (Tabel 6). Nilai ini menggambarkan prospek pertumbuhan di masa depan. Semakin tinggi nilai kapitalisasi pasar semakin besar daya tarik investor terhadap perusahaan tersebut sehingga berdampak pada tingkat return yang diperoleh. Prospek perusahaan di masa depan dapat dilihat dari besarnya nilai PER. Tabel 14 menunjukkan nilai PER pada PTBA meningkat dari tahun 2010 sampai 2013.
28 Dapat dikatakan pertumbuhan PTBA selama tahun tersebut berada pada kondisi yang baik sehingga investor dapat berinvestasi pada perusahaan tersebut. Tabel 14 Nilai PER pada indeks saham pro lingkungan dan syariah tahun 20102013
Tahun 2010 2011 2012 2013
Nilai PER (%) Saham Pro Lingkungan ANTM PTBA TINS MEDC 1.54 0.9 1.52 1.38 0.35 1.04 0.47 0.51 0.52 1.19 0.35 0.63 0.57 1.43 0.41 0.65
Saham Syariah ENRG 0.74 1.29 0.77 0.88
Selain itu hasil analisis regresi memperlihatkan bahwa variabel penjelas yaitu EPS (X3) dan ROA (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada indeks saham pro lingkungan dan syariah. Oleh karena itu keputusan investor berinvestasi pada PTBA merupakan pilihan yang tepat karena didukung oleh beberapa informasi yang terkait dalam penelitian ini. Menurut Ang (1999), EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada 1 tahun buku jumlah saham yang diterbitkan. Semakin tinggi nilai EPS maka semakin besar pula laba yang diterima oleh investor. Maka dari itu EPS adalah salah satu rasio pasar yang dijadikan referensi sebagai strategi berinvestasi pada pasar modal. Bagi pihak investor, ROA dapat dijadikan sebagai acuan dalam berinvestasi. Hal ini disebabkan semakin meningkat nilai ROA menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan dan tingkat dividen yang diterima para investor juga meningkat.
5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hasil perhitungan nilai Tobin’s Q pada indeks saham pro lingkungan (SRIKehati) dan syariah (JII) tahun 2010-2013 menghasilkan potensi investasi yang berbeda-beda dari masing-masing perusahaan pertambangan. Potensi investasi pada Indeks SRI-Kehati khususnya PTBA dan JII yaitu ENRG masuk pada kategori tinggi karena nilai Tobin’s Q yang diperoleh lebih dari 1 selama 1 tahun berturut-turut. 2) Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel penjelas yaitu X3 (EPS) dan X6 (ROA) pada indeks saham pro lingkungan (SRI-Kehati) dan syariah (JII) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
29 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan sebagai berikut: 1) Sebaiknya investor harus memperhatikan informasi kinerja perusahaan di luar rasio keuangan yang terdapat dalam penelitian ini. Karena rasio lain tersebut juga dapat berpengaruh terhadap return saham sehingga keputusan investor berinvestasi pada suatu perusahaan merupakan pilihan yang tepat. Disisi lain investor juga perlu mempertimbangkan faktor lain di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi makroekonomi. Karena kondisi tersebut akan mempengaruhi secara tidak langsung sistem perdagangan saham dan berpengaruh pada perolehan return saham. 2) Manajemen perusahaan harus memperhatikan rasio-rasio keuangan yang terdapat di dalam laporan keuangan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Kondisi ini secara langsung akan berdampak pada kenaikan harga saham perusahaan sehingga return saham yang diterima baik perusahaan maupun investor juga akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA Ade. 2013. Indeks dan transaksi saham Bursa Efek Indonesia. [diunduh 2013 Maret 30]. Tersedia pada: http: //economy. okezone.com /read/2013/01/07/226/742262/indeks dan transaksi saham bursa efek indonesia. Ang R. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta (ID): Mediasoft Indonesia. Aras G, Kemal M. 2008. Price Earning Ratio, Dividen Yield and Market to Book Ratioto Predict Return on Stock Market: Evidence from The Emerging Market. Journal of Global Business and Technology 1(4). [BKPM] Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2013. Laporan Tahunan Revitalisasi Penanaman Modal. Jakarta. Darmadji T, Fakhruddin H. 2001. Pasar Modal Di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta (ID): Salemba Empat. Evans JP, Gentry JA. 2003. Using Tobin’s Q Ratio to Assess The Strategy of Repurchasing Share. Finance India Journal 1 (17). Fiakas D. 2005. Tobin’s q: Valuing Small Capitalization Companies, Crystal Equity Research, April. Figelman I. 2007. Interaction on Stock Return Momentum with Earning Measure. Financial Analyst Jornal 3 (63). Harianto F, Sudomo S. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta (ID): BEI. Herlambang RS. 2003. Pengaruh Earning Power, Return On Equity, Deviden Payout Rate dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Return Saham [Tesis]. Semarang (ID): Univesitas Diponegoro. Ibrahim SK, Mat FN. Stock return Predictability with Financial Ratios. International Journal of Trade, Economics and Finance. No.5.
30 Indrawati T, Suhendro. (2006). Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 3 (1). Infovesta. 2012. Memilih Saham Unggulan. [diunduh 2013 Juli 15]. Tersedia pada: https://www.infovesta.com/isd/article/article6.html. Juanda B, Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi. Bogor (ID): IPB Press. Juniarti. 2009. Penggunaan Economic Value Added (EVA) dan Tobin’S Q Sebagai Alat Ukur Kinerja Finansial Perusahaan di Industri Food And Beverage Yang Listing di Bursa Efek Indonesia [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Klapper L, Love. 2002. CorporateGovernance, InvestorProtection and Performance in Emerging Markets. World Bank Working Paper. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi. Yogyakarta (ID): Liberty. Nachrowi D, Usma H. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisa Ekonomi dan Keuangan. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Prihantini R. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham[Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Salehi M. 2009. Tobin’s Q Model and Cash Flows from Operating and Investing Activities in Listed Companies in Iran. Journal of Economics and Business 12 (1): 71-82. Saqafi V, Vakilifard H. 2012. The Effect of Variable of The Fundamental Techniques on Return of The Stock in Tehran Stock Exchange. Interdicipline Journal of Contemporary Research in Business 3 (4). Sudiyanto B, Elen P. 2010. Tobin’s Q dan Altman Z-Score Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akutansi 2 (1) : 9-21. Sulistiyo A. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Return Saham [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Sunyoto D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta (ID): CAPS. Susilowati Y, Turyanto T. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan 3 (1). Tahir SH, Sabir HM, Alam T, Ismail A. 2013. Impact of Firm’s Characteristics on Stock Return: A Case of Non-Financial Listed Companies in Pakistan. Asian Economic and Financial Review 3 (1):51-61. Widjaja G, Risnamanitis W. 2009. Seri Pengetahuan Pasar Modal Go Public dan Go Private di Indonesia. Jakarta (ID): Kencana. Widodo S. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Pasar, Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003 – 2005 [Tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Winarno WW. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta (ID): STIM YKPN.
31 Lampiran 1 Daftar istilah 1. Indeks 2. Dividen 3. Investor
4. Investasi
5. Saham 6. Aktiva 7. Nilai buku
8. Likuidasi
9. Ekuitas
10.Capital gain 11.Emiten
: pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham. : pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. : pihak yang berani atau ingin menyetorkan uangnya pada suatu usaha setelah melihat kinerja (performance) usaha tersebut termasuk pengurus perusahaannya berharap akan mendapatkan return yang baik setiap tahunnya dari dividen dan bersedia kehilangan uangnya jika usaha tersebut tidak memberikan return seperti yang diharapkan. : mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu dengan harapan suatu saat mendapatkan keuntungan financial. : tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. : sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan di kemudian hari. : nilai aset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan seberapa besar jaminan atau aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor. : kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. : hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earning). : keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga seperti saham, obligasi. : Perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal baik dengan menerbitkan saham dan menjualnya secara umum kepada masyarakat.
32 Lampiran 2 Penelitian terdahulu No Peneliti Tahun Judul 1. Evan and 2003 Using Tobin’s Q Ratio Gentry to Assess The Strategy of Repurchasing Shares
2. Aras and 2008 Kemal
3. Salehi
2009
4. Susilowati 2011 dan Turyanto
5. Saqafi and 2012 Vakilifard
6. Tahir et al 2013
Price Earning Ratio, Dividen Yield and Market to Book Ratioto Predict Return on Stock Market: Evidence from The Emerging Market Tobin’s Q Model and Cash Flows from Operating and Investing Activities in Listed Companies in Iran Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan
The Effect of Variable of The Fundamental Techniques on Return of The Stock in Tehran Stock Exchange Impact of Firm’s Characteristics on Stock Return: A Case of Non-Financial Listed Companies in Pakistan
Hasil Tujuan penelitian ini adalah menggunakan rasio Tobin’s Q untuk menentukan kinerja perusahaan dengan strategi repurchasing shares. Hasilnya bahwa strategi repurchasing shares meningkatkan kinerja perusahaan yang tercermin dari tingginya nilai Tobin’s Q. Tidak semua rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Variabel BM dan PER adalah variabel yang signifikan mempengaruhi return saham Tidak ada hubungan antara Tobin’s Q dan cash flow dari kegiatan operasi dan investasi pada sektor perindustrian di Iran. Variabel DER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dapat dikatakan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan variabel ROA dan CR berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan pada 307 perusahaan non bank menunjukkan bahwa variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
33 Lampiran 3 Penentuan hipotesis dari penelitian terdahulu No
Penulis
1.
Susilowati dan Turyanto
2.
3.
Widodo
Prihantini
Tahun
2011
2007
2009
4.
Ibrahim and Mat
2011
5.
Saqafi and 2012 Vakilifard
6.
Figelman
2007
7.
Aras and 2008 Kemal
8.
Tahir et al
2013
Judul
Variabel Keuangan
Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan
DER
Pengaruh terhadap Return Saham +
EPS
-
NPM
-
ROA ROE
-
Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Pasar, Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003-2005 Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham Stock return Predictability with Financial Ratios The Effect of Variable of The Fundamental Techniques on Return of The Stock in Tehran Stock Exchange
TATO ROA
+ +
ROE
+
EPS
+
ROA
+
DER
-
CR
+
PER
+
DER
-
ROA
+
CR
+
Interaction on Stock Return Momentum with Earning Measure Price Earning Ratio, Dividen Yield and Market to Book Ratioto Predict Return on Stock Market: Evidence from The Emerging Market Impact of Firm’s Characteristics on Stock Return: A Case of Non-Financial Listed Companies in Pakistan
ROE
+
PER
+
EPS
+
34 Lampiran 4 Hasil analisis regresi data panel Dependent Variable: Y Method: Least Squares Sample: 1 60 Included observations: 60 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 DUMMY1 DUMMY2 DUMMY3 DUMMY4 TIME1 TIME2 TIME3 TIME4 TIME5 TIME6 TIME7 TIME8 TIME9 TIME10 TIME11
-2.707750 -0.794730 2.926398 0.008741 -27.70180 -0.478407 28.37762 -0.097746 -0.000530 -2.576079 3.160164 -5.026092 3.851933 0.881649 2.862778 3.197312 -1.855057 4.205628 3.012673 3.062471 -0.698004 5.012409 3.366210 4.199046
-0.636181 -1.912543 0.689344 2.711407 -1.812614 -0.098890 5.794859 -1.354163 -0.935823 -1.210817 1.468839 -0.741389 0.747926 0.246192 0.936604 1.171766 -0.549147 1.143507 0.953986 1.037300 -0.200472 1.307146 1.036227 1.420022
0.5287 0.0638 0.4950 0.0102 0.0782 0.9218 0.0000 0.1841 0.3556 0.2339 0.1506 0.4633 0.4594 0.8069 0.3552 0.2490 0.5863 0.2604 0.3465 0.3065 0.8422 0.1995 0.3070 0.1642
R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
4.256259 0.415536 4.245192 0.003224 15.28279 4.837743 4.897034 0.072182 0.000566 2.127555 2.151470 6.779294 5.150155 3.581147 3.056553 2.728626 3.378070 3.677834 3.157984 2.952348 3.481807 3.834621 3.248526 2.957029
0.739216
Mean dependent var
-0.065558
0.572603 3.707427
S.D. dependent var Akaike info criterion
5.670966 5.747728
494.8205 -148.4318 4.436743 0.000034
Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
6.585465 6.075413 2.225966
35
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Blora, Jawa Tengah pada tanggal 18 November 1988. Penulis merupakan anak ketiga dari dua bersaudara pasangan Bapak Tugiyo dan Ibu Sumiyatun. Tahun 2006 penulis lulus dari SMUN 1 Tunjungan Blora dan pada tahun yang sama penulis diterima oleh Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah 1 tahun masuk pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB), tahun 2007 penulis diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Berhasil menyelesaikan studi tersebut pada tahun 2010. Selama perkuliahan penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan dan organisasi yang ada di lingkungan IPB. Penulis mendapatkan dana hibah Pekan Karya Ilmiah Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMP) tahun 2009. Penelitian ini berjudul Estimasi Pencemaran Lingkungan di Waduk Cirata Jawa Barat. Penulis pernah menjadi asisten peneliti di suatu lembaga penelitian. Selanjutnya tahun 2012 semester genap penulis melanjutkan studi pada Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Menejemen IPB dengan bantuan beasiswa on going DIKTI 2012.