Potensi endapan emas sekunder daerah Malinau, Kalimantan Timur (Adi Hardiyono)
POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR Adi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
ABSTRACT The purpose study to recognize and interprete resources of gold deposit in Long Agung, Malinau District, East Kalimantan Province. The field work also to interprete system of gold deposit in research area. Keywords: gold deposit, deposit system
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan penyebaran endapan emas pada daerah Desa Mahak, Long Agung, Kecamatan Mahak, Long Busang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tipe endapan emas yang berada pada daerah penelitian Kata kunci: endapan emas, tipe endapan
PENDAHULUAN Latar belakang Sejarah geologi di daerah penyelidikan dimulai pada kala Kapur Akhir yaitu dengan diendapkannya batuan Turbudit Kelompok Embauh di dalam suatu cekungan yang didasari oleh Ofiolit dan kerak benua. Kemudian selama pengisian pada cekungan tersebut, batuan Turbidit tercenang dan terangkat selama tumbukan kerak benua Laut China Selatan dan Indochina yang berlanjut hingga kala Eosen Tengah, sehingga pada beberapa tempat menghasilkan zona rabakan dan bancuh. Dari pengamatan float yang dijumpai di bebrapa sungai terdapat batuan-batuan yang terubahkan, namun tidak dijumpai kehadiran vein–vein kuarsa atau batuan yang teralterasi. Perumusan Masalah Endapan emas dapat dibedakan menjadi endapan primer yang berasal dari proses naiknya larutan hidrotermal ke permukaan baik berupa endapan yang mengisi rekahan (vein system) ataupun yang mengisi pori – pori (sistem porpiri), atau endapan sekunder yang merupakan hasil dari rombakan endapan primer yang
terbawa (transport) dan terakumulasi kembali di suatu tempat. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses geologi yang terjadi dan kemungkinan keterkaitannya dengan keberadaan enadapan emas di daerah penelitian. Dengan diketahuinya tipe endapan yang terjadi dan kaitannya dengan keterdapatan enadapan emas di daerah penelitian maka akan diketahui kemungkinan sebaran endapan emas yang bernilai ekonomis. Kontribusi Penelitian Kontribusi penelitian diharapkan bermanfaat untuk mengetahui potensi daerah penelitian khususnya sebaran endapan emas. Kondisi Geologi Daerah Penelitian Batuan penyusun daerah penyelidikan adalah batuan beku yang bersifat Andesitis – Basaltis yang masih segar maupun yang sudah terubahkan dengan mineralisasi yang berkembang berupa pyrite dan sulfida. Alterasi yang berkembang berupa Argilik terutama pada elevasi yang tinggi dan dibeberapa tempat ditemukan alterasi Propilitik.
13
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 1, April 2014: 13-17
Stratigrafi litologi penyusun daerah penyelidikan didominasi oleh Kelompok Embaluh yang berumur Kapur Akhir sampai Eosen Tengah dan Batuan Gunung api Mentulang yang berumur Miosen Atas sampai Pliosen. Kelompok Embaluh disusun oleh Batusabak, Batupasir malihan, Batulanau Malihan, Filit, Argilik, Serpih dan Batulempung. Batuan Gunungapi Mentulang disusun oleh Lava, Breksi Lava, Aglomerat, Breksi Lahar, bersusunan Basalt sampai Andesit, Sumbat dan Stok Diorite, Dolerite dan Andesit Porfir. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode langsung dengan mengamati kondisi batuan di daerah penelitian dan mengamati float yang terdapat di sepanjang sungai dan mencatat dalam buku dan menentukan lokasi pengambilan conto dengan bantuan GPS. Pengambilan conto dilakukan pada batuan–batuan yang terubahkan juga pada float – float batuan teralterasi. Untuk endapan–endapan lepas juga dilakukan metode dulang untuk mengetahui ada tidaknya mineral berat atau juga keberadaan emas sekunder. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan dilakukan hampir di seluruh aliran sungai daerah penelitian terutama sungai sungai berorde 1 dan 2. Secara umum batuan yang menyusun daerah penelitian adalah batuan beku yang bersifat Andesitis – Basaltis yang masih segar maupun yang sudah terubahkan dengan mineralisasi yang berkembang berupa pyrite dan sulfida. Alterasi yang berkembang berupa Argilik terutama pada elevasi yang tinggi dan di beberapa tempat ditemukan alterasi Propilitik. Pada endapan aluvium tua ditemukan emas nugget yang dihasilkan dari 14
pengambilan conto dengan menggunakan dulang, terutama di daerah Sungai Lalut Mas. Pada batuan di sepanjang Sungai Lalut Mas ini tidak ditemukan adanya zona ubahan yang memiliki intensitas tinggi, adapun hasil dari deskripsi singkat di sepanjang sungai Lalut Mas adalah sebagai berikut: WSS-01 (Assay) Deskripsi: Warna abu-abu kecoklatan, berbutir kasar-sedang, terdapat bongkah-bongkah batuan yang sudah terkena Alterasi Propilitik, Disseminated Pyrite dan Chalcopyrite, mineral Lempung berwarna putih FSS-05 (Assay) Deskripsi: Warna coklat kemerahan, terdapat kerikil-kerakal batuan yang terubah, pada beberapa bongkah terdapat veinlet Kuarsa; IKOC-01 (Thin Section) Deskripsi: Argilik, Proto Tuff, abu abu, oksidasi, kekar - kekar yang terisi veinlet; IKOC-05 (Thin Section) Deskripsi: Batupasir, coklat terang, fine sand; IKOC-37 (Thin Section - Assay) Deskripsi: Proto Basalt, abu-abu gelap, veinlet; IKOC-13 (Thin Section) Deskripsi: Proto Andesitis, abu-abu terang, Pyrite Disseminated, Veinlet Quartz-Sulphide, mineral mafik Amfibol; WOC-12 (Thin Section) Deskripsi: Hitam keabuan, Afanitik, Hipokristalin, Disseminated Pyrite, sangat keras, sebagian sudah mulai terlapukkan, kenampakan berlapis (ekstrusif); terdapat vein kuarsa dengan arah N130E/640; FSS - 06 (Assay) Deskripsi: Warna coklat kemerahan, terdapat kerikil-kerakal batuan yang terubah, pada beberapa bongkah terdapat veinlet Kuarsa; FSS - 12 (Assay) Deskripsi: Warna coklat kemerahan, terdapat kerikil-kerakal batuan yang terubah, pada beberapa bongkah terdapat veinlet Kuarsa.
Potensi endapan emas sekunder daerah Malinau, Kalimantan Timur (Adi Hardiyono)
Adapun hasil analisa assay dari beberapa conto batuan dapat dilihat pada tabel 1. Dari pengamatan batuan yang terdapat di daerah penelitian, dengan tidak ditemukannya batuan yang mengalami intensitas ubahan yang cukup tinggi dan dutemukannya bongkahan – bongkahan emas nugget yang berada pada endapan aluvium tua yang merupkan endapan hasil rombakan batuan sebleumnya, pendugaan sementara bahwa tipe endapan emas daerah penelitian adalah tipe endapan emas sekunder. KESIMPULAN Batuan penyusun daerah penyelidikan adalah batuan beku yang bersifat Andesitis – Basaltis yang masih segar maupun yang sudah terubahkan dengan mineralisasi yang berkembang berupa Pyrite dan Sulfida.
Endapan emas yang ditemukan merupakan endapan emas sekunder dari hasil kegiatan “pan concentrate” . Sumber dari endapan emas sekunder ini sampai saat ini belum bisa ditentukan karena belum ditemukannya bukti keberadaan endapan emas primernya. DAFTAR PUSTAKA Sudana, dkk (1992), Geologi Lembar Long Nawan, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Indonesia Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijkoff, The Haque, Netherland.
Tabel 1. Hasil analisis Assay
Tanda
Pb mg/L
Cu mg/L
Zn mg/L
Mo mg/L
Au gr/ton
Ag gr/ton
FSS-05
48
50
85
125
2,1
12,8
FSS-06
54
63
88
126
0,22
10,9
FSS-12
54
35
59
115
0,23
11,4
IK-OC-37
56
48
93
80
0,23
12,5
WSS-01
79
53
112
84
26
18,4
15
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 1, April 2014: 13-17
Gambar 1. Peta Geologi Daerah Penelitian
Gambar 2. Peta Lintasan Daerah Penelitian
16
Potensi endapan emas sekunder daerah Malinau, Kalimantan Timur (Adi Hardiyono)
Gambar 3. Foto singkapan batuan andesit terubahkan di Sungai Lalut Mas
Gambar 4. Foto kegiatan mendulang di Sungai Lalut Mas
Gambar 5. Foto emas nugget hasil dulang di Sungai Lalut Mas
17