Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013
POTENSI ENDAPAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN SIJUK, KABUPATEN BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Mardiah Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “ Veteran” Yogyakarta
Abstrak Penelitian tentang potensi endapan timah sekunder ini berada di daerah Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan hasil analisa data pemboran terdapat satuan batuan dengan litologi Granit dan Aluvial, granit tersebut merupakan granit tanjungpandan dengan umur 208 – 245 juta tahun, merupakan jenis granit tipe S (membawa mineral cassiterite), dengan tipe greisen yang banyak mengandung cassiterite primer (priem et al, 1975). Lapisan alluvial yang ada didaerah telitian terdiri dari lapisan pasir, lempung dan lumpur. Hasil analisa data pemboran yang didapat adalah kedalaman bedrock daerah sijuk kisaran 20m sampai -40m, dengan kekayaan paling tinggi terdapat di bagian selatan 3 daerah telitian yaitu 0,4 – 4 kg/m , mineral cassiterite berasosiasi dengan litologi pasir berukuran pasirhalus sampai dengan kerikilan.
Pendahuluan Mineral pembawa timah di Indonesia sudah diketahui oleh masyarakat luas sejak lama dan keberadaannya hanya terdapat di pulau – pulau timah yang dikenal sebagai ( The Tin Belt), jalur the tin belt membentang mulai dari Myanmar, Thailand, Kamboja, Semenanjung Malaysia dan pulau pulau di Indonesia yaitu pulau – pulau di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menganalisa data- data pemboran dengan kegiatan pemboran paling banyak dilakukan pada tahun 1996 – 2000. Data – data tersebut merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi PT. Timah yang berada di pulau Belitung terutama di Kecamatan Sijuk. Kegiatan eksplorasi ini tidak hanya melakukan pemboran didarat saja tetapi juga dilakukan dilepas pantai, untuk melihat adakah proses transportasi mineral timah ketempat yang lebih jauh bahkan lembah – lembah yang ada di lepas pantai. Pada saat sekarang ini kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Timah, Tbk di diwilayah Pulau Belitung dapat dikatakan hampir tidak ada lagi, dikarenakan keterbatasan cadangan mineral cassiterite dan kurang ekonomis beberapa kawasan yang ada, hal ini dikarenakan kondisi geologi pulau Belitung berbeda dengan pulau Bangka maupun kepulauan Riau yang merupakan lumbung endapan mineral timah. Metode Penelitian dan Tahapan Eksplorasi Penelitian ini merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi yang terdiri dari data pemboran yang berisi data: nomor lubang bor, koordinat, TLR, kedalaman pemboran, jenis bedrock, TDH (kekayaan lapisan), jenis litologi dan mineral-mineral ikutan. Tahapan pengambilan contoh terutama pada litologi pasir. Data – data inilah
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013
yang nantinya akan dibuat suatu peta sebaran dan kekayaan untuk melihat keterdapatan dan potensi mineral timah pada daerah telitian. Lokasi Lokasi Penelitian, secara administratif berada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan masih masuk wilayah IUP milik PT.Timah, Tbk (gambar 1). Geologi Daerah Telitian Berdasarkan data pemboran, litologi daerah telitian berupa Granit dan alluvial, diperkirakan granit tersebut merupakan granit tanjungpandan dengan umur 208 – 245 juta tahun, merupakan jenis granit tipe S (membawa mineral cassiterite), dengan tipe greisen yang banyak mengandung cassiterite primer (priem et al, 1975). Lapisan alluvial yang ada didaerah telitian terdiri dari lapisan pasir, lempung dan lumpur. Lapisan pasir berukuran pasir halus sampai dengan kerikilan yang umumnya berasosiasi dengan mineral cassiterite dan merupakan hasil pengendapan sungai sering juga ditemukan sisa tumbuhan yang sudah mati. Lapisan lempung diendapkan umumnya diatas lapisan pasir sebagai hasil pengendapan laut sering ditemukan sisa – sisa kulit kerang dan lapisan yang paling atas adalah lumpur sebagai endapan sekarang untuk lubang bor yang ada di lepas pantai. Lapisan – lapisan hasil endapan sungai mupun laut beberapa lubang bor ditemukan berulang sehingga dapat diinterpretasikan bahwa mengalami regresi dan transgresi berulang.
Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013
Analisa Data Pemboran Dilihat dari kedalaman bedrock di daerah penelitian mempunyai kedalaman dengan kisaran 20m sampai dengan -40m dari permukaan laut, dimana kedalaman yang diperoleh merupakan hasil data akhir pemboran bila telah mencapai bedrock yaitu granit (gambar 2. Peta Bedrock daerah Sijuk dan sekitarnya). Kekayaan daerah penelitian juga dapat dilihat dari data TDH kekayaan yang 3 mempunyai kisaran 0,001 sampai dengan 10kg/m ini menandakan tidak semua bagian dari daerah penelitian mempunyai kadar yang ekonomis, lokasi yang 3 ekonomis dengan kandungan kekayaan >0,3 kg/m terdapat pada selatan dari daerah penelitian (gambar 3. Peta Iso TDH daerah Sijuk dan sekitarnya). Diukur dari luasan, kekayaan dan rata-rata tebal endapan yang mengandung timah, diperkirakan cadangan yang ada kurang lebih 3,564 ton. Analisa dengan membuat peta bedrock dan peta kekayaan daerah penelitian dapat menggambarkan sebaran endapan pembawa timah secara horizontal sedangkan pembuatan profil korelasi lubang bor bertujuan untuk mengamati korelasi tiap data pemboran dan kandungan mineral cassiterite pada tiap lapisan secara vertikal. Hasil korelasi yang didapat diharapkan dapat mencerminkan keterkaitan antar lapisan dan ketebalan lapisan yang mengandung mineral cassiterite untuk melihat sebaran endapan pembawa timah pada lapisan litologi daerah telitian (gambar 4 dan 5. Profil B – B’). Kesimpulan Daerah telitian berada di kecamatan Sijuk, merupakan bagian dari kabupaten Belitung, mempunyai litologi Granit Tanjungpandan dan endapan alluvial, dilihat dari analisa data pemboran bahwa keterdapatan endapan mineral timah sekunder pada daerah telitian yang dikategorikan ekonomis hanya berada pada bagian selatan daerah telitian dan perkiraan cadangan hanya sebesar 3,564 ton. Mineral pembawa timah (cassiterite) dijumpai berasosiasi dengan endapan pasir yang berukuran pasirhalus sampai kerikilan. Daftar Pustaka Priem, etal, 1975, Isotope Geology in the Indonesian Tin Belt, Geologie en Mijnbouw, 54, 61-70. U.Margono, dkk, 1995, Peta Geologi Lembar Bangka Selatan, Seri T.503, Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013
Gambar 2. Peta Bedrock daerah Sijuk dan sekitarnya
Gambar 3. Peta Iso TDH daerah Sijuk dan sekitarnya
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2, Juli 2013
Gambar 4. Peta lintasan profil
Gambar 5. Profil B – B’