JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
POTENSI EKOWISATA PANTAI PINK DALAM RANGKA KONSERVASI ALAM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Vita Dini Aviyana1* 1
Universitas Negeri Jakarta
*Email:
[email protected]
Abstract Indonesia memiliki potensi daya tarik wisata cukup banyak seperti sumber daya alam, keragaman hayati, dan berbagai nilai budaya yang tersebar di berbagai kawasan nusantara. Realitas ini mencerminkan bahwa Indonesia memiliki prospek untuk dapat dikembangkan sebagai model pengelolaan ekowisata. Pantai Pink Lombok merupakan salah satu dari 11 destinasi wisata pantai di Lombok Timur yang memiliki keindahan alam dan keunikan pasirnya yang berwarna merah muda (Dinas Pariwisata Lombok Timur, 2009). Hutan lindung Sekaroh adalah hutan lindung yang berada di daerah jalan menuju Pantai Pink (bila mengambil alternatif jalur darat melalui Desa Sekaroh). Banyaknya kunjungan dan aktifitas wisatawan domestik dan mancanegara akan membawa dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan di sekitar pantai. Adanya alih fungsi lahan untuk pembangunan berbagai fasilitas yang mendukung pariwisata serta pola pemanfaatan sumber daya oleh masyarakat dan pemerintah pun belum sepenuhnya dapat mendukung kelestarian lingkungan serta konservasi hutan lindung di kawasan objek wisata Pantai Pink. Ekowisata menjadi alternatif dalam mengurangi dampak negatif yang terjadi. Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidahkaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Identifikasi potensi objek wisata Pantai Pink sebagai target ekowisata sangat diperlukan dalam pengembangan pariwisata lingkungan (ekowisata) yang mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan konservasi, yang melibatkan dan menguntungkan masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial. Kata kunci: ekowisata; pantai Pink; konservasi
43
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
PENDAHULUAN
tarik wisata pantai erat kaitannya dengan
Indonesia merupakan negara kepulauan
aktivitas
yang terdiri dari sekian banyak pulau
berenang, selancar, berjalan-jalan di tepi
dari
pantai,
Sabang
sampai
Merauke.
Banyaknya
pulau
yang
Indonesia,
memperlihatkan
seperti
bejemur
matahari,
mengumpulkan
kerang,
dimiliki
berperahu, people watching, berfoto, ski
bahwa
air. Dalam perkembangannya, sektor
Indonesia memiliki pantai yang panjang,
pariwisata
sehingga setiap pantai memiliki karakter
kecenderungan untuk berubah secara
yang berbeda satu sama lain. Sejarah
konsep dari Unsustainable forms of
tumbuhnya kota pantai erat kaitanya
tourism menjadi Sustainable Tourism.
dengan
masalah
dunia
memiliki
perdagangan,
transportasi dan ekonomi. Tetapi tidak
Perkembangan industri pariwisata dunia
berarti semua kota yang dekat dengan
juga menunjukkan pilar barunya yang
pantai dapat dikatakan suatu kota pantai
bernama ekowisata. Menurut Fandeli et
yang potensial dan kota yang dapat
al. (2000), ekowisata adalah kegiatan
dengan mudah dikembangkan menjadi
wisata
kota wisata pantai, karena banyak faktor
lingkungan, baik itu keindahan dan
yang
seperti
keunikan alam, ataupun budaya, cara
hidup,
hidup, struktur sosial dalam masyarakat
setempat dan
dan unsur-unsur konservasi, edukasi
mempengaruhinya,
kebutuhan
masyarakat,
kesadaran masyarakat
pola
sebagainya.
serta
yang
memanfaatkan
pemberdayaan
jasa
masyarakat
setempat. Pantai merupakan salah satu objek dan daya tarik wisata yang banyak diminati
Potensi
oleh wisatawan, baik itu wisatawan
mengunjungi obyek ekowisata selalu
dalam
wisatawan
meningkat. Seperti dilansir oleh The
mancanegara. Banyak kawasan wisata
Internatioanl Ecotourism Society yang
yang terkenal di dunia terletak di pantai.
menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah
“
lebih
wisatawan dunia sekitar lima persen
daerah
setiap tahunnya. Dari jumlah itu sektor
negeri
Pariwista
dikembangkan,
maupun
biasanya jika
akan suatu
terdapat lebih dari satu jenis objek dan
ekowisata
daya tarik wisata”. Jenis objek dan daya
hingga
wisatawan
mengalami 30
persen.
asing
untuk
pertumbuhan Perkembangan 44
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
ekowisata di tahun-tahun mendatang
lingkungan khususnya
tampaknya
konservasi alam.
akan
mengingat
semakin
pada
tahun
pesat,
2002
dalam upaya
telah
Seiring dengan meningkatnya kesadaran
ditetapkan sebagai Tahun Ekowisata
berbagai pihak terhadap lingkungan dan
Internasional oleh Majelis Umum PBB
isu-isu
(The World Ecotourism Summit, 2002).
berwawasan
tentang
memberikan Aspek
ekonomi,
lingkungan
yang telah
konstribusi
terhadap
dan
pandangan pentingnya prinsip-prinsip
masyarakat sosial diperlukan dalam
wisata berkelanjutan. Prinsip pariwisata
paradigma
pariwisata.
dikemukakan Mukhlison
ekologi,
pembangunan
oleh (2000)
Seperti
yang
yang diharapkan dapat mempertahankan
Fandeli
dan
kualitas lingkungan, mempertahankan
dalam
(2004):
“Pergeseran
pariwisata
dari
mass
Gunarto paradigma
memberdayakan
masyarakat
lokal dan memberikan manfaat ekonomi
ke
kepada masyarakat lokal, kawasan dan
individual atau kelompok kecil sangat
pemerintah. Ekowisata memberikan nilai
berperan dalam menjaga keberadaan dan
tambah
kelestarian obyek dan daya tarik wisata
masyarakat
alam, dimana pergeseran paradigma
pengetahuan dan pengalaman. Nilai
tersebut
dalam
tambah ini mempengaruhi perubahan
kepariwisataan alam sehingga perlu
perilaku dari pengunjung, masyarakat
diperhatikan aspek ekonomi, ekologi,
dan pengembang pariwisata agar sadar
dan
dan lebih menghargai alam, nilai-nilai
cukup
masyarakat
tourism
budaya,
berarti
lokal
(sosial)nya
(Fandeli dan Mukhlison 2000 dalam
kepada
pengunjung
setempat
dalam
dan bentuk
peninggalan sejarah dan budaya.
Gunarto 2004)”. Lombok Timur merupakan salah satu Pada sisi lain ekowisata pantai juga
dari sembilan kabupaten/kota Provinsi
merupakan suatu penanaman investasi
Nusa Tenggara Barat. Pantai Pink
yang cukup besar dan merupakan salah
Lombok adalah salah satu destinasi
satu
wisata
alternatif
dengan cara
agar
manusia
dekat
alam dan menjadi salah satu yang
tepat
dalam
menjaga
memiliki keunikan
di
Lombok Timur keindahan
pasirnya
alam
yang
yang dan
berwarna
merah muda. Pantai Tangsi atau yang 45
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
lebih dikenal Pantai Pink ini memiliki
kesadaran
masyarakat
panjang sekitar 1,5 km dengan luas
lingkungan, mengakibatkan terjadinya
bibir pantai 6 meter di kelilingi
degradasi lingkungan. Berkembangnya
perbukitan yang membentuk teluk-
pariwisata
teluk kecil dan di lautnya terdapat
kelestarian lingkungan. Oleh karena
beberapa pulau-pulau kecil yang di
diperlukan
sebut gili.
mengembangkan wisata Pantai Pink,
tidak
terhadap
diikuti
model
dengan
ekowisata
pembangunan
wisata
yang
Berdasarkan jumlah wisatawan, adanya
mengedepankan
perbedaan angka pada tahun 2007 dan
sehingga upaya konservasi alam dan
tahun
kelestarian lingkungan dapat tercapai.
bahwa
2008
memberikan
terjadi
penjelasan
peningkatan
aspek
dalam
lingkungan,
jumlah
kunjungan sebesar 2,77 %, walaupun
METODE PENELITIAN
peningkatan
rendah.
Teknik pengumpulan data penelitian ini
Untuk tingkat provinsi Nusa Tenggara
adalah studi kepustakaan, wawancara
Barat pada tahun 2008 pengunjung
kepada
beberapa
perhari tercatat 645 orang domestik dan
guide,
masyarakat
422
tersebut
orang
masih
responden
seperti
pesisir
pantai,
pengunjung
asing
pedagang, wisatawan dan pihak lainnya
Kebudayaan
dan
yang terkait dengan Pantai Pink., serta
Pariwisata RI dan Lombok Timur,
observasi lapangan dilakukan melalui
2009).
(Departemen
Angka-angka
tersebut
pengamatan
harapan
terhadap
sitematik dari berbagai gejala yang
investasi,
diamati tentang lingkungan secara umum
memberikan peningkatan
di
bidang
penyerapan tenaga kerja, peningkatan
dari
kontribusi kegiatan pariwisata terhadap
berada.
pendapatan masyarakat dan pemerintah
digunakan
(Rochajat, 2008).
secara
dan
lingkungan Teknik
pencatatan
dimana analisis
secara
responden data
yang
adalah
analisis
kualitatif
deskriptif.
Analisis
kualitatif
berupaya mengkaji fenomena yang satu Bertambahnya
wisatawan
dengan lainnya dan hubungannya secara
sebanding dengan bertambahnya tingkat
dialektis yang kemudian dideskripsikan
kerusakan lingkungan yang terjadi di
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat antar
objek
hubungan
wisata
jumlah
tersebut.
Kurangnya
tersebut.
Metode
ini 46
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
digunakan dalam pengolahan data yang
sektor/usaha
berupa apa saja termasuk kejadian atau
mempertimbangkan
gejala
menggambarkan
partisipasi dan kesejahteraan penduduk
atau
lokal
yang
hitungan,
tidak
angka,
kuantitas
(Sarwono, 2006).
serta
ekonomi,
yang
warisan
upaya-upaya
budaya,
konservasi
sumber daya alam dan lingkungan yaitu tetap menjaga berlangsungnya proses
HASIL DAN PEMBAHASAN
ekologis, melindungi keanekaragaman
Hadi (2007) menyatakan bahwa prinsip-
hayati, kelestarian dan pemanfaatan
psinsip ekowisata adalah meminimalkan
spesies serta ekosistemnya.
dampak,
menumbuhkan
kesadaraan
lingkungan dan budaya, memberikan
Sejarah dan Potensi Pantai Pink
pengalaman positif baik kepada turis
Pantai Pink merupakan sebuah pantai
(visitors) maupun penerima (host) dan
yang bernama asli Pantai Tangsi. Tangsi
memberikan manfaat dan keberdayaan
sendiri merupakan sebuah kata yang
masyarakat lokal.
berasal dari Bahasa Indonesia yang
Menurut Union
(WCU),
World
Conservation
ecotourism
adalah
berarti
barak
persembunyian.
Konon
kabarnya
yang lingkungan alamnya masih asli,
digunakan sebagai barak tentara Jepang
dengan menghargai warisan budaya dan
ketika mendarat di Lombok pada tahun
alamnya,
1942.
Selain
tempat
di
tempat
upaya-upaya
dulunya
tempat
perjalanan wisata ke wilayah-wilayah
mendukung
ini
atau
untuk
pernah
tempat
konservasi, tidak menghasilkan dampak
persembunyian, gua ini menjadi tempat
negatif, dan memberikan keuntungan
untuk mengintai musuh (sekutu) karena
sosial
letaknya yang strategis dan menghadap
ekonomi
serta
menghargai
partisipasi penduduk lokal.
pantai. Di sekitar Pantai Tangsi terdapat gua yang dibangun oleh tentara Jepang.
Berdasarkan
definisi,
konsep
atau
Gua-gua tersebut saling berhubungan
pengertian di atas, maka dapat disusun
dan
definisi
adalah
berbeda-beda. Salah satu gua yang
kegiatan perjalanan wisata yang dikemas
terdapat di Pantai Tangsi, berujung di
secara profesional, terlatih, dan memuat
bibir pantai Tanjung Ringgit yang
unsur
berlokasi sekitar 500 meter dari Pantai
baru.
Ecotourism
pendidikan,
sebagai
suatu
memiliki
ujung
cabang
yang
47
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
Tangsi. Selain gua, terdapat pula meriam
beberapa tahun belakangan ini. Di
Jepang yang memiliki panjang 5 meter
sekitar kawasan Kecamatan Jerowaru,
dengan diameter luar 27 cm dan
banyak terdapat villa pribadi dan hotel
diameter dalam 16 cm. Meriam ini
private
berada di kawasan Tanjung Ringgit dan
dipublikasikan
berjumlah 11 buah meriam. Oleh karena
menjaga suasana alami dan tenang. Di
kurangnya perhatian pemerintah, saat ini
sekitar Pantai Pink ini sendiri, jauh dari
meriam Jepang hanya tersisa satu buah.
dari resort karena letaknya yang jauh
yang
sengaja secara
luas
tidak untuk
dari pemukiman warga dan di kelilingi Pantai
Tangsi
ini
mulai
ramai
hutan lindung Sekaroh.
dibicarakan dalam blogblog traveller sejak tahun 2012. Menurut penuturan
Penyebaran informasi mengenai Pantai
dari guide, pantai ini dikenal dengan
Pink yang membuat wisata di Kabupaten
sebutan Pantai Pink karena adanya
Lombok Timur semakin meningkat. Jika
istilah yang dibuat oleh mahasiswa
wisatawan ingin tinggal di kawasan
UGM
Pantai
melakukan
KKN
di
Dinas
Pink,
terdapat
beberapa
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
penginapan berupa private hotel dan
Lombok Timur dan berkunjung ke
villa yang letaknya jauh dari pantai.
Pantai
tersebut
Wisatawan juga dapat tinggal di rumah
melihat pasir Pantai Tangsi yang tampak
penduduk yang dapat disewa dengan
berwarna pink dari kejauhan sehingga
harga relatif murah tutur Santi (34
menyebut Pantai Tangsi dengan nama
tahun). Suasana alam dan masyarakat
Pantai Pink. Nama Pantai Pink semakin
yang masih lugu menjadi daya tarik
menyebar dari mulut ke mulut dan
tersendiri bagi wisatawan yang datang ke
menggeser nama asli pantai ini. Kini
Desa Sekaroh yang merupakan lokasi
Pantai Tangsi lebih dikenal dengan
Pantai Pink.
Tangsi.
Mahasiswa
sebutan Pantai Pink. Pantai
Pink
berada
di
Kecamatan
Selama ini kegiatan wisata di Kabupaten
Jerowaru, Desa Sekaroh, Kabupaten
Lombok
begitu
Lombok Timur yang berjarak sekitar 80
berkembang. Geliat wisata di Kabupaten
km dari pusat kota Mataram atau sekitar
Lombok
2,5 jam perjalanan. Pantai Pink bisa
Timur
Timur
belum
baru
mulai
terasa
48
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
dicapai melalui 2 jalur, yaitu melalui
domestik. Berikut ini adalah pemaparan
darat dengan rute Mataram-Praya-Praya
mengenai beberapa potensi ekowisata
Timur-JerowaruTanjung Ringgit yang
yang terdapat di Pantai Pink dan
mana pada 7 km sebelum Pantai Pink
sekitarnya
akses jalan cukup rusak. Sementara itu,
dikembangkan lagi menjadi daya tarik
alternatif
wisata Pantai Pink:
lainnya
wisatawan
bisa
memilih rute darat dan laut dengan alur darat
Mataram-Praya-Praya
a.
yang
dapat
lebih
Pasir pantai yang berwarna pink
Timur-
Pantai Pink memiliki daya
Sikur-Tanjung Luar. Wisatawan dapat
tarik tersendiri karena kekhasan
memarkirkan kendaraan di Tanjung Luar
warna pasirnya yang berwarna pink.
yang merupakan kawasan permukiman
Sebenarnya bukan keseluruhan pasir
nelayan.
berwarna
Kemudia
wisatawan
pink,
tapi
merupakan
melanjutkan perjalanan dengan perahu.
campuran putih dan merah. Warna
Harga sewa perahu bisa dinego dengan
merah
nelayan, sekitar Rp 350,000 – Rp
pecahan
500,000 untuk perjalanan bolak balik
karbonat yang berasal dari hewan
Tanjung
laut
Luar
Pantai
Pink
atau
ini
berasal
kerang,
yang
dari dan
banyak
koral, kalsium
terdapat
di
berkeliling seharian. Bila wisatawan
perairan dangkal Pantai Pink. Selain
memilih jalur darat-laut, wisatawan bisa
itu, warna merah ini juga berasal
sekaligus berkeliling di sekitar kawasan
dari makhluk mikroskopik bernama
Pantai Pink yang terdapat gili (pulau
foraminifera
kecil) dan objek menarik lainnya.
cangkang tubuh kemerahan.
Pantai
Pink
berada
di
Kabupaten
Berdasarkan
yang
keterangan
memiliki
masyarakat
Lombok Timur yang termasuk pada
sekitar, di saat hari cerah, warna pink
propinsi Nusa Tenggara Barat. Pantai ini
kurang menonjol sehingga warna pasir
memiliki keindahan pemandangan alam
lebih tampak putih kekuningan. Pagi
laut,
dan
pukul 7-8 dan sore hari menjelang
peninggalan sejarah berupa meriam dan
matahari terbenam adalah waktu yang
gua
yang
tepat untuk melihat warna pink pasir
berwarna pink mampu memikat hati
pantai sebab sinar matahari yang terlalu
banyak
terik
perbukitan,
Jepang.
Pasir
wisatawan
pulau
kecil
pantainya
lokal
maupun
pada
siang
hari
kurang 49
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
memunculkan warna pink pada pasir
Pulau Lombok. Di sekitar Pantai
pantai. Warna pink akan lebih terlihat
Pink sendiri terdapat beberapa gili
lebih jelas bila cuaca mendung atau
yang bisa dilihat dari Pantai Pink.
hujan dan pasir pantai mengenai terpaan
Salah satu gili itu adalah Gili Petelu
air laut.
dan Gili Temeak. Gili ini bisa
b.
Gua
dan
meriam
peninggalan
dicapai
Jepang Di
perahu kawasan
yang bisa disewa oleh
pengunjung dari Pantai Pink. Gili
terdapat beberapa gua yang saling
Petelu dinamakan demikian karena
berhubungan satu dengan lainnya.
disana terdapat 3 buah pulau kecil
Gua-gua tersebut dibangun oleh
yang berjajar (dalam bahasa asli
tentara
masa
Lombok, Sasak, telu berarti tiga).
pendudukan Jepang di Indonesia
Kekayaan flora fauna bawah laut
sekitar tahun 1942. Gua-gua tersebut
Gili
menjadi tempat persembunyian bagi
Wisatawan
tentara Jepang saat menghadapi
snorkeling di Gili Petelu.
pada
serangan pasukan sekutu. Selain gua, terdapat pula meriam yang
d.
Petelu
sangatlah dapat
indah.
melakukan
Olahraga pantai (Snorkeling dan Swimming)
memiliki panjang 5 meter dengan
c.
menggunakan
Pink,
Jepang
Pantai
dengan
Aktivitas
snorkeling
dapat
diameter luar 27 cm dan diameter
dilakukan diperairan dangkal sekitar
dalam 16 cm. Meriam ini berada di
Pantai
kawasan Tanjung Ringgit (500 m
snorkeling, wisatawan juga dapat
dari Pantai Pink) yang merupakan
melakukannya
sebuah
yang
perahu dan wisatawan akan diajak
menghadap langsung ke Samudera
berkeliling oleh nelayan ke titik-titik
Hindia.
meriam
lokasi yang memiliki keindahan
Jepang berjumlah 11 buah meriam,
alam bawah laut. Di sana terdapat
namun saat ini meriam Jepang
gerombolan karang berwarna hijau
hanya tersisa 1 buah.
terang, bintang laut besar berwarna
Gili Petelu dan Gili Temeak
biru,
kawasan
Pada
tanjung
awalnya
Pink.
dan
Untuk
dengan
berbagai
melakukan
menyewa
jenis
ikan.
Gili merupakan sebutan bagi
Beberapa titik lokasi snorkeling
pulau kecil yang berada di sekitar
ialah Danau Mangkuk, Gili Gempur, 50
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
dan
Gili
Petelu.
Lokasilokasi
Pantai
dicapai
Pink. Peralatan snorkeling dapat
sewaan. Pasir pantai ini memiliki
disewa
yang
kesamaan dengan pasir Pantai Pink
menyewakan perahu. Tarif sewanya
yang mana merupakan percampuran
sekitar Rp 40.000 – Rp 50.000
antara pasir putih dan serpihan
sepuasnya.
terumbu karang merah. Oleh karena
dinelayan-nelayan
Pantai
Pink
menggunakan
kemiripan
pasir
perahu
pantai,
pantai
merupakan perairan dangkal dengan
dengan nama asli Pantai Indah ini
arus
disebut dengan Pantai Pink 2.
yang
tenang
sehingga
memungkinkan pengunjung untuk
Namun
melakukan aktivitas ini. Airnya
butiran pasir pantai ini lebih halus
yang jernih dan bersih akan semakin
dibandingkan dengan pasir Pantai
membuat
Pink. Pasir pantai ini bertekstur
pengunjung
bergairah
keunikan
lainnya
ialah
untuk berenang.
sangat halus seperti tepung sehingga
Camping
saat menapakkan kaki pada pasir
untuk
ini
memungkinkan
dilakukannya
pantai ini, kaki akan masuk pasir
aktivitas
camping, dimana kawasan Pantai
hingga mata kaki. h.
Pulau Pasir
Pink berupa tanah datar yang cukup
Pulau
Pasir
ialah
sekumpulan
sebutan
luas. Hal ini sebelumnya telah
untuk
dilakukan pula oleh anggota Polres
terdapat di tengah laut yang berada
Jerowaru.
dekat dengan Tanjung Luar (desa
Fishing
nelayan yang menjadi alternatif jalur
pasir
yang
Perairan Pantai Pink memiliki
menuju Pantai Pink). Disaat air laut
kekayaan dalam jumlah dan jenis
surut, pasir akan tampak menyembul
ikan sehingga memungkinkan untuk
di tengah lautan. Pulau Pasir dapat
kegiatan
yang
dicapai
pula
perahu yang disewa.
mengasyikan.
memancing Banyak
penduduk setempat yang melakukan aktivitas ini. g.
dapat
dengan
Lokasi
f.
ini
tersebut sangat dekat dengan Pantai
Daerah
e.
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
Pantai Indah atau Pantai Pink 2
i.
dengan
menggunakan
Hutan lindung Sekaroh Hutan merupakan
lindung hutan
Sekaroh
lindung
yang 51
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
berada di daerah jalan menuju
hidangan yang nikmat. Salah satu
Pantai
mengambil
makanan yang ada ialah ikan bakar,
alternatif jalur darat melalui Desa
sambal teri dan menu khas laut
Sekaroh). Hutan lindung Sekaroh
lainnya.
Pink
(bila
memiliki luas 2.834,20 hektar dan
j.
menyimpan berbagai keindahan baik
Ekowisata Pantai Pink Lombok
fauna maupun satwa yang ada.
Pantai Pink yang termasuk kawasan
Perkebunan srikaya, ladang jagung,
Pantai
dan hutan karet
keunikan dibandingkan pantai lainnya
Saat
menempuh
menuju
Pantai
Pink,
Ringgit
memiliki
karena pada umumnya pasir pantai
para
berwarna putih atau hitam sedangkan
disuguhi
pasir Pantai Pink merupakan campuran
pemandangan kebun dan ladang.
antara pasir putih dan serpihan terumbu
Salah
yang
karang yang berwarna merah sehingga
masyarakat
menjadikan pasir pantai seolah-olah
pengunjungi
akan
satu
dibudidayakan
k.
perjalanan
Tanjung
kebun oleh
setempat ialah kebuh buah srikaya,
berwarna
pink,
oleh
karena
itu
ladang jagung dan lainnya. Di saat
masyarakat sekitar menyebutnya Pantai
musim panen tiba, pengunjung bisa
Pink. Berdasarkan keterangan dari Ari
mampir sejenak disalah satu kebun
(40 tahun), awalnya Pantai Pink lebih
warga dan membeli buah hasil
dahulu dikenal di kalangan masyarakat
panen secara langsung.
melalui informasi dari mulut ke mulut
Kuliner
atau pun melalui blog-blog di internet
Apabila pengunjung datang ke
yang membahas mengenai Pantai Pink.
Pantai Pink melalui Tanjung Luar,
Pantai Pink ini belum memiliki media
pengunjung dapat menikmati sajian
promosi sendiri sehingga hanya sebagian
khas laut yang segara. Tanjung Luar
masyarakat saja yang tahu mengenai
merupakan pasir ikan terbesar yang
keberadaan Pantai Pink. Walau mulai
ada di Pulau Lombok. Disana,
dikenal, masih banyak masyarakat yang
pengunjung
belum mengetahui obyek wisata Pantai
bisa
memilih
jenis
santapan laut yang mereka inginkan.
Pink.
Penduduk setempat selanjutnya akan mengolah
bahan
fresh
menjadi 52
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
Ketidaktahuan banyak orang terhadap
menggerakkan ekonomi nasional dan
wisata Pantai Pink menunjukan bahwa
mensejahterakan masyarakat di sekitar
masih rendahnya tingkat kesadaran dan
kawasan ekowisata. Potensi daerah,
partisipasi
pengetahuan operator ekowisata tentang
masyarakat
dalam
pengembangan ekowisata pantai Pink.
pelestarian
Hal ini tentu saja menyebabkan potensi
penduduk lokal, kesadaran wisatawan
ekowisata tersebut tidak berkembang,
akan
padahal
akan
regulasi pengelolaan kawasan ekowisata
pengembangan ekowisata tersebut jelas
baik di tingkat daerah, nasional dan
membawa
bagi
internasional
lingkungan
menentukan
kesadaran masyarakat
dampak
masyarakat
positif
sekitar
lingkungan,
kelestarian
partisipasi
lingkungan
adalah
faktor
keberhasilan
serta
yang
ekowisata.
ekowisata. Pada dasarnya pengetahuan
Satu hal yang tidak boleh diabaikan
tentang alam, budaya serta kawasan daya
berkaitan
tarik
pelestarian lingkungan dan penghargaan
wisata
juga
dimiliki
oleh
masyarakat setempat. Oleh karena itu
dengan
ekowisata
adalah
atas budaya setempat.
kesadaran akan pelibatan masyarakat terhadap
pengembangan
ekowisata
Guna
mewujudkan
kesadaran
pantai ini menjadi mutlak, mulai dari
masyarakat sekitar dalam pengembangan
tingkat perencanaan hingga pada tingkat
ekowisata pantai, diperlukan adanya
pengelolaan.
suatu
upaya
yang
dilakukan
agar
kesadaran
masyarakat
Dalam pengembangan ekowisata itu
pengembangan
ekowisata
sendiri terdapat peluang dan tantangan,
Upaya tersebut dimulai dari pelibatan
baik berkaitan dengan masalah ekonomi,
masyarakat
sosial,
Secara
masyarakat setempat yang memiliki
ekowisata
pengetahuan tentang alam dan budaya
memberi keuntungan bagi masyarakat
serta kawasan daya tarik lingkungan
lokal di sekitar lokasi tujuan ekowisata,
sekitar
seperti menyediakan kesempatan kerja
dilakukan,
mulai
dari
tingkat
dan mendorong perkembangan usaha-
perencanaan
hingga
pada
tingkat
usaha baru. Dengan pengelolaan yang
pengelolaan”. Selanjutnya mengarahkan
terpadu,
masyarakat sekitar mengenai dampak
maupun
ekonomi,
lingkungan.
pengembangan
ekowisata
juga
berpotensi
akan meningkat.
setempat.
menjadi
suatu
“Pelibatan
yang
harus
53
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
positif yang akan diperoleh dari suatu
potensial
pengembangan ekowisata pantai ini,
penerimaan devisa negara, terutama pada
yaitu dengan memperlihatkan potensi
dasawarsa terakhir ini. Hampir 10%
yang ada pada kawasan ekowisata yang
jumlah pekerja di dunia, bekerja di
dapat
dan
sektor pariwisata dan tidak kurang dari
nilai-nilai
11% Gross Domestic Product (GDP)
peninggalan sejarah dan budaya, serta
seluruh dunia berasal dari sektor ini. Di
memberikan
Indonesia,
meningkatkan
apresiasi
terhadap
nilai
kesadaran alam,
tambah
kepada
untuk
meningkatkan
ekowisata
telah
pengunjung dan masyarakat setempat
menyumbangkan devisa sebesar Rp. 80
dalam
triliun pada tahun 2008 dengan jumlah
bentuk
pengetahuan
dan
wisatawan mancanegara” (Siaran Pers
pengalaman.
2009). Nilai tambah mempengaruhi perubahan perilaku dari pengunjung, masyarakat
Penataan Pantai Pink menjadi suatu
dan pengembang ekowisata agar sadar
kawasan ekowisata, dibutuhkan inovasi
dan lebih menghargai alam, nilai-nilai
baik itu infrastruktur bangunan seperti
peninggalan sejarah dan budaya. Selain
transportasi, hotel juga keamanan dan
itu masyarakat setempat juga diberi
kenyaman para wisatawan namun tetap
suatu
mengedepankan kelestarian lingkungan.
dalam
informasi mengenai manfaat bidang
ekonomi
dari
suatu
Miskin inovasi akan terasa sulit untuk
pengembangan ekowisata, dimana salah
memasuki
satu manfaat tersebut, yaitu ekowisata
ekologi dan lingkungan. Bukan hanya
sebagai sarana mewujudkan ekonomi
bom inovasi, artinya bukan hanya sekali
berkelanjutan,
dibuat tapi berlaku untuk seterusnya
dimana
ekonomi
bisnis
rekreasi
berbasis
berkelanjutan ini merupakan salah upaya
(berkelanjutan/Sustainable).
dalam memasuki bisnis rekreasi berbasis
faktor
yang
masyarakat dan ekologi. Seperti yang
dalam
menggali
telah diungkapkan dalam Siaran Pers,
meliputi lingkungan alam, buatan dan
Nomor: S.569/PIK-1/2009
sosial,
perlu
dipertimbangkan
potensi
tahapan,
Faktor-
ekowisata,
pembiayaan,
pengelolaan
pembangunan,
serta
“Ekowisata telah berkembang sebagai
pembinaan
dan
salah satu industri pariwisata yang
Perencanaan penataan dilakukan melalui
kelembagaan.
54
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
proses dan prosedur penyusunan serta
dan
faktor
luar
(Fenotype).
Pada
penetapan rencana penataan. Penataan
umumnya pemulihan secara alami terjadi
ditinjau kembali dan atau disempurnakan
dalam waktu yang panjang.
secara berkala mengikuti kriteria dan tata cara
yang
ditetapkan
peraturan
pemerintah.
Penataan
sebuah
kawasan
menjadi
sebuah wadah ekowisata juga harus memperhatikan
aspek-aspek
dalam
Perlu diketahui juga mengenai sifat dan
strategi pengembangan objek dan daya
karakter suatu kawasan untuk menatanya
tarik
menjadi sebuah kawasan ekowisata.
meliputi
Sifat dan karakter tersebut berupa In-Situ
kelembagaan, sarana dan prasarana,
yaitu obyek dan daya tarik wisata alam
pengelolaan, pengusahaan, pemasaran,
hanya dapat dinikmati secara utuh dan
peran serta masyarakat, dan aspek
sempurna di ekosistemnya. Pemindahan
penelitian dan pengembangan. “Aspek
obyek ke Ex-situ akan menyebabkan
perencanaan pembangunan objek dan
terjadinya perubahan dari obyek dan
daya tarik wisata alam, mencakup sistem
daya tarik atraksinya. Pada umumnya
perencanaan kawasan, penataan ruang
wisatawan kurang puas apabila tidak
(tata
mendapatkan sesuatu secara utuh dan
identifikasi potensi, koordinasi lintas
apa adanya. Lalu Perishable, yaitu suatu
sektoral,
gejala atau proses alam yang hanya
informasi objek dan daya tarik wisata
terjadi pada
alam”.
Kadang
kurun
siklusnya
waktu
tertentu.
beberapa
wisata alam. Aspek tersebut, perencanaan
ruang
pembangunan,
wilayah),
standarisasi,
pendanaan,
dan
sistem
tahun,
bahkan ada yang puluhan atau ratusan
Aspek
tahun. Obyek dan daya tarik ekowisata
pemanfaatan dan peningkatan kapasitas
yang demikian membutuhkan pengkajian
institusi sebagai mekanisme yang dapat
dan pencermatan secara mendalam untuk
mengatur berbagai kepentingan, secara
dipasarkan.
operasional
Selanjutnya
yaitu
Non
kelembagaan
merupakan
organisasi
Recoverable, dimana suatu ekosistem
dengan
alam yang mempunyai sifat dan perilaku
peraturan pemerintah yang sesuai dan
pemulihan
sangat
memiliki efisiensi tinggi. Aspek sarana
tergantung dari faktor alam (Genotype)
dan prasarana yang memiliki dua sisi
secara
alami
sumberdaya
meliputi
manusia
dan
55
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
kepentingan,
yaitu
alat
memenuhi
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
KESIMPULAN
kebutuhan pariwisata alam dan sebagai
Ekowisata
pengendalian dalam rangka memelihara
berwawasan
keseimbangan
suatu
lingkungan,
dalam
era
pembangunan
lingkungan
misi
merupakan
pengembangan
pembangunan sarana dan prasarana.
alternatif
Aspek
dengan
banyak dampak negatif, baik terhadap
mengembangkan profesionalisme dan
lingkungan maupun terhadap kondisi
pola pengelolaan objek dan daya tarik
sosial
wisata alam yang siap mendukung
memperhatikan
kegiatan pariwisata alam dan mampu
lingkungan alam (conservation), bukan
memanfaatkan potensi obkek dan daya
sebaliknya mengubah keaslian alam
tarik wisata alam secara lestari.
sehingga
pengelolaan,
Aspek memberi
yaitu
pengusahaan
kesempatan
alam.
budaya.
tidak
menimbulkan
`Ecotourism’
pemeliharaan
menganggu
Pantai
mutlak
Pink
keseimbangan Lombok
cocok
mengatur
sebagai destinasi wisata yang dapat
pemanfaatan Objek dan daya tarik wisata
dijadikan kawasan ekowisata pantai
alam untuk tujuan pariwisata yang
dengan berbagai potensinya. Namun
bersifat komersial kepada pihak ketiga
karena rendahnya tingkat kesadaran
dan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat
masyarakat setempat. Aspek pemasaran
ekowisata pantai, hal tersebut menjadi
dengan menggunakan teknologi tinggi
kendala.
dan bekerja sama dengan berbagai pihak
masyarakat setempat dapat ditingkatkan
baik dalam negeri maupun luar negeri.
dalam pengembangan ekowisata dengan
Aspek peran serta masyarakat melalui
melibatan masyarakat setempat yang
kesempatan-kesempatan usaha sehingga
memiliki pengetahuan tentang alam dan
ikut
budaya
membantu
dan
yang
yang
wisata
meningkatkan
terhadap
Tingkat
serta
pengembangan
kesadaran
kawasan
daya
pada
tarik
kesejahteraan masyarakat. Dan terakhir
lingkungan
sekitar,
sehingga
dapat
aspek penelitian dan pengembangan
membawa
dampak
positif
bagi
yang meliputi aspek fisik lingkungan,
lingkungan
terutama
dalam
upaya
dan sosial ekonomi dari objek dan daya
konservasi serta berdampak positif bagi
tarik wisata alam.
masyarakat setempat seperti terciptannya lapangan kerja. Ekowisata pantai Pink ini juga membantu dalam memasuki 56
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
bisnis rekreasi dengan meningkatnya devisa negara khususnya pendapatan daerah.
Miskin inovasi akan terasa sulit untuk memasuki
bisnis
rekreasi
berbasis
masyarakat dan ekologi atau ekowisata
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
Fandeli et al. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1), 2004.
ini. Bukan hanya bom inovasi, artinya bukan hanya sekali dibuat tapi berlaku untuk
seterusnya
Gunawan. 1993. Perencanaan Pariwisata: Apa dan Mengapa? Jurnal PWK 7 (Tribulan I): 9-13.
(berkelanjutan/Sustainable). Konsekuensi dari ekowisata juga harus
diperhitungkan
terutama
bagi
kesejahteraan masyarakat lokal, untuk itu perlu kajian yang mendalam perihal keterlibatan pengelolaan
masyarakat ekowisata
Hadi,
S. P. 2007. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism). Makalah Seminar Sosialisasi Sadar Wisata Edukasi Sadar Wisata bagi Masyarakat di Semarang.
dalam ini
agar
masyarakat tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek yang ikut menjadi pel aku usaha ekowisata yang
Haeruman, H. 2005. Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia di Masa Mendatang. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
partisipatif.
DAFTAR PUSTAKA Arida, I Nyoman Sukma,2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali. Denpasar : Universitas Udayana. BPS, 2008. Lombok Timur Dalam Angka. Selong : Bintang Timur Dinas Pariwisata Lombok Timur,2009. Welcome to East Lombok. Buku Panduan Wisata Lombok Timur
Komarudin. 1999. Pembangunan Perkotaan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Bekerjasama dengan Deputi Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Marpaung, H. 2002. Kepariwisataan. Alfabeta.
Pengetahuan Bandung:
Rochajat H, 2009. Prospek Dan Permasalahan Wisata Indonesia.
57
JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan p-ISSN: 2303-2332
http://www.kabarindonesia.com/be rita.php?pil=15&rubrik=Pariwisata Sangganagara, H. 2008. Meneguhkan Ekowisata Jawa Barat. Kompas, hal. 33.
Vol.5 No.2, Desember 2016 DOI : doi.org/10.21009/jgg.052.05
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Siaran Pers. 2009. Melambungkan Devisa Melalui Ekowisata. Jakarta: Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, Nomor: S.569/PIK1/2009
58