Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
PELAKSANAAN SURVEI TERHADAP TERNAK DOMBA DI PEDESAAN M .E . YUSNANDAR . S M AMINAH DAN WIDANINGS[H
Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor, PO Box 162 Bogor 16122
RINGKASAN Beternak domba atau kambing banyak memiliki posisi strategis dalam ekonomi keluarga di pedesaan yang pada umumnya sebagai usaha sambilan disamping usaha pokok baik sebagai petani maupun sebagai buruh tani . Rata-rata populasi ternak domba adalah 7,83 juta ekor, dan 42,12% berada di Jawa Barat, sedangkan rata-rata jumlah pemotongan ternak domba di rumah pemotongan hewan (RPH) adalah 0,3 juta ekor (tahun 2002 - 2003) . Basis ekonomi kerakyatan di pedesaan cukup potensial untuk dikembangkan . Ternak domba merupakan salah satu komoditi yang sangat cocok untuk dipelihara atau diusahatanikan dan dikembangkan . Prosedur pelaksanaan survei di pedesaan terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan, pembuatan daftar pertanyaan (kuesioner), perizinan dari instansi/dinas terkait di tingkat propinsi dan kabupaten . Penentuan lokasi dan rumah tangga responden (peternak domba) dapat mengacu pada metoda sampling dalam ilmu statistika . Sosialisasi kuesioner, bahasa komunikasi dan metoda yang diaplikasikan dapat mempercepat proses data yang dikumpulkan . Tahapan selanjutnya yaitu mengolah dan menganalisis data untuk pembuatan laporan ilmiah dan non ilmiah . Dari data sekunder dengan mempergunakan analisis regresi linear dengan intersep nol yang menghubungkan antara populasi (Y) dan pemotongan (X) ternak domba per 1000 orang akan diketahui daerah surplus dan tidak surplus pada lintas propinsi sebagai salah satu kehijakan dalam kegiatan survei ternak domba . Kata kunci : survei, perizinan, ternak domba, dan pedesaan PENDAHULUAN Beternak domba atau kambing banyak memiliki posisi strategis dalam ekonomi keluarga sehingga dapat menambah pendapatan keluarga, sumber makanan, tabungan, lapangan pekerjaan bagi anggota keluarga, sumber pupuk, pengubah limbah pertanian dan industri pertanian dan nilai sosial sebagai hiburan (Taszakawaka, 1994 dalam Homzah dkk . 1999) . Pada umumnya masyarakat pedesaan yang masih memiliki lahan pekarangan dapat memanfaatkannya secara optimal melalui bercocok tanam dan mernelihara ternak seperti unggas (ayam buras), kambing atau domba, hal ini disebabkan modal yang dibutuhkan cukup terjangkau dan mudah untuk dijual kembali . Pada umumnya pencaharian utama masyarakat pedesaan adalah bercocok tanam / berkebun, sedangkan beternak masih merupakan usaha sambilan yang bertujuan sebagai tabungan dan dikonsutnsi sendiri bersama keluarganya . Populasi ternak domba/kambing di Indonesia sebagaimana yang dilaporkan dalam 5 tahun Badan Litbang Pertanian 1992 - 1996 yaitu pada tahun 1994 untuk populasi ternak domba sekitar 6,5 juta ekor dan 48 persen berada di Jawa Barat, sedangkan populasi kambing sekitar 11,9 juta ekor, dan pada tahun 2003 populasi ternak domba di Indonesia menurut statistik Indonesia 2003 mencapai 8,03 juta ekor dan 43 persen berada di Jawa Barat . Dalam kurun waktu 9 tahun (1994 - 2003) terjadi peningkatan populasi ternak domba sebesar 1,53 juta ekor untuk t 210 juta jiwa penduduk Indonesia. Sedangkan rata-rata jumlah pemotongan ternak domba di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) 0,3 juta ekor (tahun 2002 - 2003), pemotongan akan lebih meningkat pada waktu hari raya qurban (Idul Adha) baik di Rumah Pemotongan Hewan maupun yang dilakukan masyarakat di luar Rumah Pemotongan Hewan . Dari data tersebut di atas menunjukkan, bahwa persentase populasi ternak domba di Jawa Barat terjadi penurunan sebesar 5 persen yaitu pada tahun 1994 (48 persen) dan tahun 2003 (43 persen), hal ini berarti ada peningkatan populasi ternak domba di luar propinsi Jawa Barat secara signifikan . Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas tahapan pelaksanaan survei ditingkat pedesaan terhadap ternak domba yang dipelihara secara tradisional oleh masyarakat di pedesaan . MATERI DAN METODA Dalam menentukan lokasi pengambilan data perlu dilakukan beberapa langkah yaitu mempelajari hasil penelitian atau sensus terdahulu yang diterbitkan instansi terkait seperti Lembaga Penelitian dan Biro Pusat Statistik sebagai data sekunder, sedangkan untuk mengetahui daerah surplus dan tidak surplus atas 146
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
populasi ternak domba di lintas propinsi dapat dilakukan penghitungan analisis regresi linear dengan intersep nol, sehingga dapat diketahui garis trend-nya yaitu dengan variabel Y sebagai populasi domba per 1000 orang dan variabel X sebagai pemotongan domba per 1000 orang pada lintas propinsi (Sabrani, 1982) dengan asumsi kehilangan ternak diakibatkan oleh pemotongan . Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sebaran populasi dan pemotongan ternak ditiap propinsi yaitu a. b. c. d.
populasi rendah dan konsumsi rendah, populasi tinggi tetapi konsumsi rendah, populasi tinggi dan konsumsi tinggi , populasi rendah tetapi konsumsi tinggi
Dalam pemilihan lokasi wilayah bila diperlukan berdasarkan pada dataran tinggi, dataran rendah, dan/atau agro-ekosistem, sedangkan pemilihan rumah tangga responden didasarkan pada tingkat pemilikan sumber daya lahan dan ternak dengan metoda random sampling . Untuk pembuatan daftar pertanyaan (kuesioner) disesuaikan dengan bidang disiplin ilmu yang akan diaplikasikan dalam penelitian tersebut (manajemen, nutrisi, sosial ekonomi dan produksi) dengan bentuk pertanyaan terbuka dan tertutup/pilihan ganda, sehingga data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan kualitatif. Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan pengajuarr perizinan secara tertulis yaitu dengan menghubungi instansi terkait yang berwenang baik ditingkat propinsi maupun di tingkat kabupaten atau kota . Setelah surat perizinan diperoleh, selanjutnya menghubungi aparat desa/ kelurahan . Sebelum melakukan wawancara dengan responden bila diperlukan dapat menghubungi ketua rukun tetangga (RT) atau ketua kelompok tani yang paling banyak mengetahui keadaan / kondisi warganya (peternak) . Dalam metode survei (wawancara langsung), bahasa komunikasi yang disarnpaikan harus dapat dimengerti oleh responden . Kunjungan ke responden yang akan diwawancarai sebaiknya tidak mengganggu aktivitas responden . Bahasa komunikasi yang balk diharapkan dapat diperoleh data yang cukup absah . Bagan pelaksanaan survei di pedesaan dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada Gambar 1 . Perencanaan survei Daftar Pertanyaan/Kuesioner
PerizinanPropinsi/Kabupaten/Kota Kecamatan/Desa/Kelurahan / Kelom ok Tani Rumah Tangga Responden/ Peternak Domba Gambar 1 . Bagan Kegiatan survei di Pedesaan Jenis ternak domba yang dipelihara oleh masyarakat pedesaan adalah domba garut dan domba lokal, domba garut lebih besar dibandingkan domba lokal .
Domba garut betina
Domba garutjantan
Domba lokal
Gambar 2 . Jenis domba yang dipelihara 1 47
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
PENGOLAHAN DATA Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian survei lapangan perlu .lilaicukan pemeriksaan kembali oleh enumerator agar data-data yang perlu ditransformasikan / diolah benar-bent absah . Untuk melakukan pengolahan data awal atau sementara dapat dilakukan dengan analisis deskriptif statistik yaitu rata-rata dan standar deviasi (simpangan baku) . Rumus rata-rata dan standar deviasi (Sudjana,1980) sebagai berikut : Rumus rata-rata : dimana X
x = n
= Rata-rata
Xi =Jumlah data x ke i .=t n =Jumlah Pengamatan (responden)
Rumus simpangan baku (standar deviasi), yaitu untuk menghitung penyimpangan dari variabel yang diukur :
S= -
n-1
Sedangkan untuk data kualitatif yaitu : kontribusi anggota keluarga = Jumlah pelaku kegiatan x 100% Jumlah pengamatan Selain analisis deskriptif statistik, dapat dilanjutkan ke analisis regresi korelasi dan analsis ekonomi atau analisis lainnya sesuai dengan kebutuhan yang dinginkan, untuk pembuatan laporan hasil kegiatan penelitian balk ilmiah maupun non ilmiah . HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan kegiatan survei berkaitan erat dengan komoditas ternak domba dan disiplin ilmu yang diaplikasikan, kebutuhan data sekunder atau hasil penelitian yang telah ditebitkan lembaga-lembaga penelitian dan instansi Iainnya sangat diperlukan . Analisa regresi linear dengan intersep nol yang menghubungkan antara populasi (Y) dan pemotongan (X) dengan asumsi per 1000 orang, bertujuan untuk mengetahui daerah surplus dan tidak surplus pada lintas propinsi . Penentuan lokasi dan responden sebagai data sampel sebagaimana dikemukakan Juliantini (2003) terdapat beberapa tahapan yaitu : (1) unitsami ling utama yang didasarkan informasi terdahulu yang berasal dari instansi terkait (tingkat kabupaten) sebagai data sekunder dan dianggap representatif terhadap populasi ternak domba ; (2) Unit samplingkedua yaitu setiap desa terpilih sebagai sampel dari setiap penduduk atau rumah tangga yang beternak domba ; (3) Unit samplingterkecil yaitu menentukan sampel rumah tangga yang beternak domba dari jumlah populasi yang ada diambil secara random . Pembagian tahapan penentuan sampling tersebut disebut Stratified Random Sampling, sedangkan proses pembagian disebut stratifikasi, dimana setiap elemen-elemen yang ada harus homogen atau relatif homogen, maka rata-rata sampel yang diambil dari setiap stratum bisa mewakilinya (Supranto, 1981) . Sebagai contoh dari hasil pelaksanaan survei terhadap ternak domba yang dipelihara secara tradisional di dua lokasi pedesaan yaitu Desa Tenjonegara, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut dan di desa Kadungora Kecamatan Kadungora Kabupaten Kuningan pada tahun 2001, dan berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang dikunjungi, dari hasil pengolahan dan analisa data dapat diketahui kontribusi tenaga kerja keluarga sebagaimana tertera pada Tabel 1 .
148
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga t ungsion i I'cnanian 2005
Tabel 1 .
Kontribusi tenaga kerja keluarga dalam usaha beternak domba di Kabupaten Garut dan Kabupaten Kuningan Lokasi
Uraian Mengarit Rumput Memberi Makan Memberi Minum Membersihkan Kandang Menggembalakan Rata-rata
Kabupaten Garut(%) Suami 85,29 85,29 11,79
Kabupaten Kunin`an Isteri Anak
Suarni
38,24 67,65
32 .35 20 .59 2 .94
73,53
8,82 38,24
63,98
38,16 19,12
14,71
Woo 02 .00
terr t't )(
Anak 16 .t10
7u ( I)
12 0o
! 2 (w
88,00 4,00
fl 30,00
6810.0
O, "k c
13 t 3
Dari Tabel I tersebut di atas kontribusi tenaga kerja , . Ld 0 nr,k ,lurira didominasi oleh pihak suami balk dari segi pengambilan pakan upun rurnl,ui uremhen makaut dan membersihkan kandang dibandingkan pihak isteri dan anak . Untt ' • :nenggctnhak,r;an t rnak domba di edam ',k ;w apabila kabupaten Kuningan lebih didominasi oleh pihak isteri hingga m e apai 36 p l-seit, berdasarkan jender sebagaimana yang dilaporkan Homzah dkk . (19 , a-' curahan w,iktu tenaga kerja wanita lebih besar dibandingkan pria yaitu mencapai 81,47 jam / bulan atat ; besar 72 l persen untiti, kabupaten Garut . Dalam mengelola usaha ternak domba di kedua kabupaten tersebut w3tu kabupaten (aarut dun kabupaten Kuningan dikelola secara bersama keluarga (suarni, isteri, dan anak) dimana cura ) an rwaktn untuk pengambilan pakan atau rumput lapangan lebih didominasi oleh suami hittgga ntcvtcapai 85 .29 persen untuk kabupaten Garut dan 88 persen untuk kabupaten Kuningan, begitupt la dalam pcmberian pakan terhadap ternak domba yang dipeliharanya, sedangkan curahan waktu untuk anak terhadap pcngeiolaan usahatani ternak lebih kecil dan hanya sebatas pada pengambilan rumput, memberi makan, Jan tnenihersihkan kandang . I . i
KESIMPULAN Dalam melakukan kegiatan survei perlu mengacu pada hasi! pLt e!iti .oi t<'rdahulu yang telaih diterbitkan isntansi berwenang seperti lembaga penelitian atau biro pusat statistok 5eha!a bahan inl'urmasi pembuatan kebijakan, sehingga dapat diketahui daerah surplus dan udak surplus atas populasi ternak dan ternak yang dipotong . Guna terlaksananya pelaksanaan survei perlu dilakukan pen,gajuan peri/inan dari pejabat berwenang balk di tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten hingga aparat kecamatan ; kclurahan . Pembuatan daftar pertanyaan atau kuesioner mencakup pertanyaan t : :r±utup Jan tcrbuka yang disesuikan dengan bidang keilmuannya . Daftar pertanyaan perlu disosialisasikan kepada para enumerator khususnya tujuan dari penelitian, penggunaan bahasa komunikasi yang tepat . Datit-data yang diperoleh dari hasil survei dilakukan pemeriksaan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data y . nn valid . Pcngolahan data merupakan salah satu faktor utama dalam penyusunan laporan hasil survei baik secara slnuah rn 1 aupun non ilmiah . DAFTAR BACAAN Badan Litbang Pertanian . 1999 . 5 TAHUN BADAN LITBANG PERI A -N IA N ! 1' ; _ Litbang Pertanian .
!t, .
elu tariat Radio
Homzah, Siti, Munandar, Sulaeman, Sri Wahyuni, Mariana, Sulistyani dan 1) wi t 1999 . 1 aporan Hasil Penelitian Model Pemberdayaan Usahatani Ternak Doniba mclahi run u, anttu untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga . Lembaga Penelitian Universitas Padiudj_uan, 13andunp . Julianti,E . 2003 . Teknik Pengambilan Sampel Rencana Pilot Studi Avam Ilurn i' :,1siding !'etnu heknis Fungsional Non Peneliti 2003 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternahu`1 Sabrani, P . Sitorus, M . Rangkuti, Subandriyo, I Wayan Mathius, 'fjeppy D . Socdi w . thu i Arnuadi Se ;nali . 1982 . Laporan survei Baseline Ternak Kambing dan Domba . SR-C KSP !S . ;I,si Pencl ti .ut ' ernak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . 1 49
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005
Statistik Indonesia, 2003 . Biro Pusat Statistik, Jakarta . Sudjana,1980 . Metoda Statistika . Tarsito Bandung . Supranto, J . 1981 . Metode Riset, Aplikasinya dalam Pemasaran . Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia .
1 50