FAKULTAS BIOLOGI
I
Universitas Jenderal Soedirman
TINGKAT
KEMATANGAN
GONAD BETINA KERANG TOTOK
(Polymesoda erosa) DARI SEGARA ANAKAN ClLACAP Ani Suryanti1, Ita Widowat;2, dan Supriharyono2 1. Program Double Degree Manajemen Sumberdaya Pantai, Universitas Diponegoro, Semarang, 2. Program Studi Jlmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang Email:
[email protected] Kerang Totok (Polymesoda erosa) banyak dijumpai di ekosistem hutan mangrove Segars Anakan Cilacap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) kerang Totok betina secara makroskopik dan mikroskopik. Sampel kerang diambil dari enam stasiun yaitu Pulau Tiranggesit, Gombol, Ujung Alang, Kembangkuning, sapuregel dan Jojok segara Anakan Cilacap. Sampel kerang yang diambil adalah 12 ekor pada tiap stasiun atau sama dengan 54 ekor kerang. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2010. Hasil penelitian rnenunjukan bahwa kerang Totok ada pada stadia UND (unidentified) dan gonad betina ada pada tiga tingkat kematangan gonad. Diameter oosit segar lebih besar daripada diameter oosit yang diukur pada preparat gonad. Diameter oosit meningkat sejalan dengan meningkatnya kematangan gonad. Diameter rata-rata oosit dalam preparat gonad pada tingkat kematangan gonad 1, 2 dan 3 berturut-turut yaitu 59,16 11m; 67,00 11mdan 76,83 11m; sedangkan diameter rata-rata oosit yang diukur pada oosit segar berturut-turut yaitu 66,95 11m;77,44 11mdan 96,91 11m. Key words: TKG, oosit, polymesoda erosa, Cilacap
PENDAHULUAN Spesies Polymesoda erosa hidup di ekosistem hutan mangrove dan banyak dijumpai di hutan mangrove lndo-Pasifik barat, mulai dari India sampai Vanuatu; sebelah utara sampai selatan dari kepulauan Jepang dan sebelah selatan Queensland serta New Caledonia, termasuk di dalamnya kepulauan di Indonesia (Poutiers, 1998). Di Indonesia P. erosa dilaporkan terdapat di hutan mangrove Papua dan Makasar (Dwiono, 2003), Kalimantan Barat Kabupaten Sambas (Am in, 2009), Nanggroe Aceh Darussalam Kabupaten Aceh Besar (Ali, 2007) dan Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah (Widowati et al., 2003). Masyarakat di sekitar Segara Anakan Cilacap mengenal P. erosa sebagai kerang totok. Kerang ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber protein hewani. Pemanfaatan kerang Totok oleh masyarakat sampai dengan saat ini masih mengandalkan hasil tangkapan langsung di perairan mangrove Segara Anakan. Kondisi ini, apabila berlangsung terus menerus dikhawatirkan akan menghambat perkembangbiakan dan kelestarian hidup kerang Totok. Gonad adalah organ tubuh yang paling berperan dalam proses perkembang biakan P. erosa. Perkembangan gonad terjadi secara bertahap, kondisi perkembangan gonad P. erosa untuk mencapai tahap kematangan berbeda dari satu tahap ke tahap berikutnya. Perkembangan gonad dapat dilihat secara visual dari perubahan ukuran dan warna. Oosit yang terdapat didalam gonad merupakan sel garnet betina yang memegang peranan penting dalam kelangsungan proses reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati tingkat kematangan gonad (TKG) kerang Totok Betina secara makroskopis dan mikroskopis.
BAHAN DAN METODA Pengambilan sampel P. erosa dilakukan pada bulan Januari 2010 di perairan mangrove Segara Anakan Cilacap. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek kuadrat di 6 (enam) stasiun. Tiga buah transek berukuran 5 X 5 m dibuat pada tiap stasiun. identifikasi sampel secara makroskopis dilakukan di laboratorium Perairan Tawar Jurusan Perikanan dan
406
I
BIOTEKNOLOGI
PROSIDING
SEMINAR
NASIONAL
I Biodiversitas
dan Bioteknoloqi
Sumberdaya Akuatik
Kelautan Fakultas Sains dan Teknik UNSOED. Analisis Mikroanatomi Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
histologi
I ISBN 978-979-16109-4-0
dilakukan
di laboratorium
Penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dilakukan dengan cara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis yaitu pengamatan secara visual berdasarkan ciri-ciri tingkat kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad (TKG) kerang Totok (P. erosa) secara mikroskopis dilakukan pada preparat gonad berdasarkan klasifikasi TKG Mason (1983) yang telah dimodifikasi Widowati et 01., (2003) dari 7 tingkat kematangan gonad dimodifikasi menjadi 3 tingkatan (TabeI1). Pembuatan preparat gonad dilakukan pada individu kerang yang berada pada TKG yang berbeda. Pembuatan preparat gonad dilakukan secara histologi klasik melalui prosedur rutin yaitu: Pengambilan organ (gonad), Fiksa~i, Dehidrasi, Penjernihan (Clearing) dengan Xylol, Infilrasi Xylol dan Parafin, Penanaman sampel (Embedding) dengan parafin, Pemotongan atau pengirisan sam pel (Section), Penempelan obyek, Deparafinasi, Pewarnaan dengan hematoxilin dan eosin (Bucke, 1989). Pengukuran diameter oosit dilakukan dengan mikrometer sebanvak 30 butir oosit tiap TKG. Pengukuran diameter oosit dilakukan pada sam pel oosit segar dan oosit pada preparat gonad. Diameter oosit yang diukur sebanyak 30 (tiga puluh) butir dengan ulangan 3 kali. Apabila oosit tidak persis bulat, diameter oosit dihitung berdasarkan rumus Pangni (2008) sebagai berikut:
Keterangan : D = Diameter oosit D1= Diameter terpanjang D2 = Diameter terpendek
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan gonad kerang totok betina secara makroskopis diperoleh tiga tingkatan kematangan gonad yaitu TKG I, TKG " dan TKG III serta UNO merupakan stadia dimana tidak terlihat adanya gonad sehingga belum dapat dibedakan jantan dan betina. Hal ini sesuai dengan penelitian hartati et 01., (2005). Penentuan TKG kerang totok berdasarkan klasifikasi TKG (Mason, 1983 dimodifikasi Widowati et 01.,2003). Tabel1. KlasifikasiTingkat Kematangan Gonad (TKG)Jantan dan Betina P. erosa (Mason, 1983 Modifikasi Widowati et 01., 2003). ,--------- ------------------, dri - dri Stadia
UND
II
Janta~ TKG I
l!etina
I
TKG I
Jantan TKG II
& Betina TKG II Jantan TKG III & Betina TKG III
Untuk tahapan ini gonad belum dapat dibedakan antara jantan dan betinanya. Gonad belum terlihat dan seluruh jaringan pencernaan dapat dilihat dengan mata. Gonad mulai berkembang walaupun masih tipis, gonad jantan berwarna putih agak kekuningan. Sedangkan gonad betina warnanya coklat muda. Jaringan pencernaan masih dapat terlihat dengan mata berwarna coklat kehijauan. Penutupan jaringan , pe!lce~aan oleh gonad sekitar < 60%. ~
I
onad semakin berkembang dan semakin tebal, warna gonad jantan putih I kekuningan. Sedangkan gonad betina berwarna coklat. Sebagian jaringan I pencernaan tidak terlihat karena tertutup oleh perkembangan gonad. Penutupan ~ gonad terhadap jaringan pencernaan sekitar 60-90 %. Gonad sudah berkembang sempurna. Pada fase ini warna gonad jantan semakin putih kekuningan. Sedangkan gonad betina berwarna cok/at kehitaman. Jaringan I pencernaan sudah tertutupsekitar > 90 % oleh gonad. I
BIOTEKNOLOGI
I
407
FAKULTAS BIOLOGI
I
Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 1. Histologi Gonad Betina Kerang Totok pada staria Unidentified (UNO) dan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 1-3 (perbesaran 100 kali). Keterangan: Jaringan Pencemaan (Jpc), Otot (0), Folikel (F), Oogonia (Og), Ob (oosit berkembang), Oosit matang (Om), Nukleus IN), Nukleolus (Nu),Ruang Antar Folikel (RAF) dan Jaringan pengikat (Jp). Hasil pengamatan juga menunjukkan tiga Tingkat
terhadap
bahwa
Kematangan
I
BIOTEKNOLOGI
gonad
Gonad. Hasil pengamatan
dan ukuran serta perubahan
408
preparat
betina
(pengamatan
kerang Totok ada pada stadia unidentified struktur
penyusun
gonad tampak
jaringan
secara mikroskopis)
(UND) dan Gonad pada adanya perubahan
gonad mulai dari jaringan
bentuk
pencernaan,
PROSIDING
SEMINAR
I Biodiversitas
NASIONAL
dan Bioteknoloqi
Sumberdaya Akuatik
I ISBN
978-979-16109-4-0
folikel, ruang antar folikel, jaringan pengikat, nukleus dan nukleous. Perubahan-perubahan tersebut mengikuti perubahan tingkat perkembangan gonad. Hal tersebut sesuai dengan hasil yang dilaporkan Hartati et 01., (2005) bahwa selama proses kematangan gonad kerang totok akan terjadi perubahan maupun kenampakan bentuk dan penyusun dari jaringan gonad seperti folikel, jaringan pengikat, nukleus, nukleolus dan saluran pencernaan. Perubahan bentuk dan ukuran serta perubahan struktur penyusun jaringan gonad kerang Totok berdasarkan stadia dan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) betina sebagai berikut: Stadia UNO (unidentified) belum terbentuk adanya gonad sehingga gonad belum dapat dibedakan antara jantan dan betina. Pada stadia ini yang terlihat secara makroskopis maupun mikroskopis adalah jaringan lunak berupa otot dan jaringan pencernaan. Foto preparat gonad betina pada TKG I terlihat adanya folikel" (F) yang ukurannya kecil dan sedang. Folikel juga belum sepenuhnya terisi oleh oosit dan cenderung kosong. Oogonia (Og) dalam jumlah banyak tampak menempel pada dinding folikel, begitu juga oosit dalam perkembangan (Ob). Sedangkan oosit matang (Om) jumlahnya masih sangat sedikit. Oosit matang biasanya berbentuk seperti buah pir yang menempel sedikit pada folikel atau bebas di dalam folikel. Didalam oosit matang tampak adanya nukleus (N) dan nukleolus (Nul. Ruang antar folikel (RAF) masih terlihat kosong dan terdapat adanya jaringan pengikat (JP) serta Otot (0). Foto preparat gonad betina pada TKG 2 terlihat folikel (F) berukuran sedang yang berisi oosit. Dalam satu folikel jumlah oogonia (Og) tampak lebih sedikit. Oosit dalam perkembangan (Ob) semakin banyak jumlahnya dan oosit matang (Om) juga semakin bertambah. Nukleus (N) dan nukleolus (Nu) tampak pada beberapa oosit matang. Ruang antar folikel (RAF) semakin banyak terisi oleh oosit dan teriihat adanya jaringan pengikat (JP) serta otot (0). Foto preparat gonad betina pada TKG 3 terlihat folikel (F) berukuran besar yang berisi oosit. Oosit di dalam folikel jumlahnya semakin banyak dengan kat a lain folikel sudah mulai terisi penuh oleh oosit. Oogonia (Og) jumlahnya sangat sedikit, oosit dalam perkembangan (Ob) dan oosit matang (am) jumlahnya semakin banyak. Sebagian besar oosit tampak adanya nukleus (N) dan nukleolus (Nu). Sudah tidak terdapat Ruang Antar Folikel (RAF) karena berkembangnya oosit.
-'aDO
~
-
.; 80 ~ ill
~ vi) -
P
40 ~ 20
--,/
on:e. "
TV'; J
Tingkat _
•
Tj. e. III
iKemataoga.n -G.onad ITKGj '~~~:f(.~
_~
hI};!~).lrr{{_
_
__
j
Gambar 2. Rata-rata diameter oosit segar dan oosit daJam preparat gonad kerang Totok (Polymesoda erosa) berdasarkan Tingkat Kematangan Gonad (TKG). Berdasarkan pengukuran diameter oosit sebanyak 30 butir pad a tiga TKG betina diperoleh hasil pada oosit segar berkisar antara 30-130 urn. Diameter oosit segar terkecil yaitu 30 urn terdapat pada gonad dengan TKG I dan diameter oosit segar terbesar yaitu 135 urn terdapat pada gonad dengan TKG III. Sedangkan diameter oosit dalam preparat gonad berkisar antara 25-115 11m. Diameter oosit terkecil pada preparat gonad adalah 25 11m dijumpai pada gonad dengan TKG I dan diameter oosit terbesarnya 115 urn dijumpai pada gonad dengan TKG III. Hasil pengukuran diameter oosit selama penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter oosit segar lebih besar daripada rata-rata diameter oosit pada preparat gonad (Gambar 2).
BIOTEKNOLOGI
I
409
FAKULTAS BIOLOGI
I Universitas
lenderal
Soedirman
Diameter oosit segar pada TKG I berkisar antara 30-110 11m, TKG II berkisar antara 50110 11m dan TKG III berkisar antara 60-135 11m. Sedangkan kisaran diameter oosit dalam preparat gonad pad a TKG I-III berturut-turut adalah 25-90 11m, 35-90 11m dan 45-115 11m. Hasil pengukuran diameter oosit ini mempunyai kisaran yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil yang dilaporkan oleh Hartati et al., (2005) bahwa diameter oosit kerang totok berkisar antara 30-100 11m. Wilbur (1984) dalarn Hartati et al., (2005) menyatakan bahwa ukuran diameter oosit dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut sangat berfariasi antar individu dalam tempat dan waktu yang berbeda sehingga berpengaruh pada variasi pematangan gonad termasuk didalamnya diameter oosit. Diameter oosit baik yang diukur pad a oosit segar maupun oosit pada preparat gonad akan semakin besar seiring dengan meningkatnya kematangan gonad. Hal iri sesuai dengan pernyataan Mason (1983) dan Hartati et al., (2005) bahwa diameter oosit akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan TKG. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil dan pembahasan
dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) kerang Totok Betina secara makroskopis dan mikroskopis menunjukkan bahwa kerang totok ada pada stadia UND (unidentified) yaitu belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan gonad ada pada stadia TKG I, II dan III. 2. Diameter oosit segar berkisar antara 30-135 11m dan diameter oosit pada preparat gonad berkisar antara 23-115 11m. Diameter oosit semakin besar seiring dengan meningkatnya kematangan gonad. UCAPAN TERIMAKASIH KASIH Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya penelitian ini, terutama saya sampaikan kepada Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan biaya pendidikan melalui Program Beasiswa Unggulan berdasarkan DIPA Sekertariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun anggaran 2008-2009 dan kepada ayah serta ibu atas dukungan dana penelitian ini. PUSTAKA Ali, S. M., Boer, M., Oahuri, R., Wardiatno, Y. Dan Sukirman, S. 2007. Pemanfaatan Kerang Geloina Oalam Masyarakat Leupung Kawasan Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar. Ichthyos. 6 (1): 41-44. Amin, R. 2009. Potensi Kerang Kepah (Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Sambas Kalimantan Barat. Tesis Program Pasca Sarjana Manejernen Sumberdaya Pantai. Universitas Oiponegoro. Semarang. Owiono, S.A.P. 2003. Pengena/an Kerang Mangrove, Geloina erosa don Geloina expansa. Balitbang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi - LlPI, Jakarta. Oceana. Vol. 28 (2): 31-38. Hartati, R., Widowati, I., Yoki, R. 2005. Histologi Gonad Kerang Totok Polymesoda erosa (Bivalvia: Corbiculidae) dari Laguna Segara Anakan Cilacap. Jurnallfmu Kelautan UND/P. VoI.1(3): 119-125. Mason, J. 1983. Scallop and Queen Fisheries in The British Isles. Fishing News Books Ltd.143 pp. Pangni, K., B.C. Atse. Dan N. G. 1 Kouassi. 2008. Jnfluence of Brodstock Age on Reproductive Success in the African Catfish Chrysichthys nigrodigitatus (Claroteidae Lacepede,1803). Research Journal of Animal Sciences. Medwell Journals. 2 (5): 139-143. Poutiers, J.M. 1998. Bivalves. /n : Carpenter, K.E. and Niem, V.H. 1988. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. Vol I. Seaweed, Corals, Bivalves and Gastropods, FAO The UN Roma. 123- 358 p. Widowati, I., Hartati, R dan Arbanto, B. 2003. Aspek Biologi Reproduksi Kerang Totok (Polymesoda erosa) di Pulau Gamba! Segara .4nakan Cilacap (in press).
410
I
BIOTEKNOLOGI