perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING
KONSEP PENGANTAR KARYA TA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni
Oleh: SUSAN PRIHARYANTO NIM.C. 0604017
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama : Susan Priharyanto Nim : C.0604017 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa pengantar tugas akhir dengan judul POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAAN KARYA DRAWING adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir ini diberi citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbuki pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berua pencabutan tugas akhir dan gelar yang diperoleh dari tugas akhir tersebut. Surakarta, 25 Januari 2012 Yang membuat pernyataan, Susan Priharyanto NIM. C.0604017
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
-
Allah SWT Bapak, Ibu dan keluargaku Almamater
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Bersabar bahwa kehidupan adalah roda yang terus bergerak dan berproses, maka teruslah melangkah. Yang terpenting dalam hidup ini adalah cara kita saling memperlakukan satu-sama lain.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan dalam kesempatan kali ini yang telah member kenikmatan dan petunjuk kepada kita sekalian. Tidak lupa juga sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan dan membawa kejayaan hingga akhir jaman. Dalam kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terkait serta telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Polusi udara sebagai salah satu ancaman serius bagi keberadaan bumi dimasa mendatang, kemudian menarik penulis untuk kemudian menggangkat kedalam penyajian Tugas Akhir dengan judul POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING, Adapun tema dalam penyajian Tigas Akhir ini adalah pencemaran udara asap industri pabrik, dimana pencemaran udara asap industri pabrik berperan besar didalam terjadiya polusi udara. Penulis berharap penyajian Tugas Akhir ini dapat memperkaya khasanah Seni rupa khususnya seni drawing, yang dapat menjadi media bahan perenungan terhadap kondisi lingkungan hidup di masa sekarang ini. Penulis menyadari sebagai manusia biasa bahwa di dalam penyusunan pengantar Tugas Akhir ini mengalami berbagai macam kesulitan, sehingga penulis memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikanya. Maka dalam kesempatan kali ini pula penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. 3. Dr. Nooryan Bahari, M.Sn., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingannya dengan sabar dan mau memberikan masukan-masukan, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Sigit Purnomo Adi, S.Sn.,M.Sn., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan dukungan dan bimbinganya dalam menyelesaikan tugas akhir. 5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. 6. Orang tua, istri dan adik, atas dukungan, kasih sayang dan doa kalian. 7. Seluruh teman-teman Seni Rupa Murni Universitas Sebelas Maret dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebut satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga karya Tugas Akhir ini benar-benar dapat bermanfaat menjadi landasan konsep karya seni drawing dalam penyajianya Surakarta, 25 Januari 2012 commit to user viii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...v KATA PENGANTAR………………………………………………………… vi DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii ABSTRAK………………………………………………………………………x BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...1 A. Latar Belakang…………………………………………………………1 B. Batasan Masalah………………………………………………………..2 C. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 3 D. Tujuan Penulisan…………………………………………………….....3 E. Manfaat Penulisan……………………………………………………...3 BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………................4 A. Polusi Udara dan Dampak yang Ditimbulkan………………………….4 1. Definisi polusi udara………………………………………………...4 2. Dampak dan masalah yang ditimbulkan…………………………….8 B. Seni dan Unsur Seni……………………………………………………10 1. Seni sebagai media ekspresi…………………………………………10 2. Drawing…………………………………………………………… 15 3. Simbol dalam seni………………………………………………… 17 4. Komposisi…………………………………………………………..20 5. Unsur-unsur rupa………………………………………………….. 24 6. Deformasi…………………………………………………………...27 BAB III POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING…………………………………………………………………... 28 A. Implementasi Teoritis………………………………………………...28 B. Implementasi Visual………………………………………………... 30 1. Konsep bentuk……………………………………………………. 30 2. Medium…………………………………………………………… 32 3. Teknik……………………………………………………………....34 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Deskripsi karya…………………………………………………… 35 4. Penyajian………………………………………………………….. 50 BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………... 52 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….54 DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..56
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Susan Priharyanto. C0604017. 2012. POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING. Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1), Jurusan Seni Rupa Murni, Universitas Sebelas Maret. Pemasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1 ) apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat? (2) bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya (3) Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara? Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat. (2) Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya. (3) Dapat menjelaskan karya drawing dengan sumber ide polusi udara. Metode yang digunakan ini adalah menggunakan Studi Pustaka. Mengumpulkan data dan teori melalui beberapa literatur buku, dan informasi non manusia serta bahan literatur lainya. Setelah melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung mengenai fenomena alam seputar polusi udara, penulis tertarik untuk mengangkat tema POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING dalam karya Tugas Akhir. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) polusi udara merupakan ancaman dbagi kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. (2) asap industri pabrik merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam tercapainya polusi udara. (3) melalui media seni drawing ini penulis ingin memvisualisasikan pencemaran udara terhadap kehidupan manusia dengan segenap kemampuan serta pengalaman yang dimiliki dengan teknik drawing.
commit to user xi
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Polusi udara dibeberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan, langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru (Emil Salim. 1980: 13). Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain (Emil Salim. 1980: 174). Sebenarnya banyak polutan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel asap dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10% sisanya menghidup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak (Emil Salim. 1980: 177). Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat bahwa masalah polusi udara perlu mendapat perhatian karena polusi udara ini jarang disadari oleh masyarakat kita tentang dampak-dampak yang diakibatkannya. Hal ini mendorong penulis untuk mengangkat polusi udara sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni drawing. Penciptaan karya seni drawing tersebut, bertujuan ingin menyampaikan simbol-simbol figuratif dan naratif dalam penciptaan karya seni kepada masyarakat. Khususnya dalam karya seni drawing. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. BATASAN MASALAH Batasan masalah yang diangkat dalam pembahasan topik dibatasi pada lingkup dampak-dampak buruk yang diakibatkan oleh polusi udara bagi masyarakat sebagai sumber ide dalam berkarya seni drawing. C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja dampak buruk polusi udara bagi masyarakat? 2. Bagaimana rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya? 3. Bagaimana visualisasi karya drawing dengan sumber ide polusi udara?
D. TUJUAN PENULISAN 1. Mendeskripsikan dampak buruk polusi udara bagi masyarakat. 2. Mewujudkan rumusan teori konseptual sebagai landasan berkarya. 3. Dapat menjelaskan karya drawing yang dibuat dengan sumber ide polusi udara
E. MANFAAT PENULISAN 1. Mendapatkan banyak informasi mengenai masalah polusi udara dan dampaknya. 2. Meningkatkan apresiasi seni, khususnya yang berkaitan dengan masalah polusi udara. 3. Dapat memahami karya drawing yang penulis ciptakan berdasarkan konsep yang telah diuraikan dalam penulisan ini. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. POLUSI UDARA DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN 1. Definisi Polusi Udara Polusi udara adalah penyusunan kualitas udara yang mengganggu kehidupan, karena masuknya polutan kedalam udara. Polusi udara terjadi jika ada penambahan komponen udara atau bahan kimia yang kehadirannya membahayakan organisme. Pada dasarnya penyebab polusi udara serupa dengan penyebab polusi air. Pencemaran udara adalah jika udara dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh buruk terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorpsi atau dihilangkan dalam waktu relatif singkat. Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
commit to user
4
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pencemaran
udara,
diantaranya
pencemaran
yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama. Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun. Kita diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakannya solusi alternatif tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya polusi udara, dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon. ( Sudrajad Agung, 2006 : 4). commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi: Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol). Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida). Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon). Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap). (http://www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/)
Sedangkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu: Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene. Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing. Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu: Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan. (http://www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/ Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi: Sulfur dioksida (SO2). Karbon monoksida (CO). Nitrogen dioksida (NO2). Ozon (O3). Hidro karbon (HC). PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 ). TSP (debu). Pb (Timah Hitam). Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya : Polusi udara. Panas. Radiasi. Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya : Asap industri. Asap kendaraan bermotor. Asap pembangkit listrik. Asap kebakaran hutan. Asap rokok.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya : Timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah. Timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.
2. Dampak dan masalah yang ditimbulkan Pencemaran udara berpengaruh besar terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Berdasarkan sumber yang saya peroleh dari Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan pada data tahun 2008, ada beberapa kota yang diketahui sebagai kategori kota yang tidak sehat. Kota itu diantaranya adalah: Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan salah satu daerah kategori sangat tidak sehat. Sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah
melalui
keputusan
Badan
Penanggulangan
Dampak
lingkungan. Propinsi DKI Jakarta juga mencatat mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun). Hal ini menandakan bahwa Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia, karena dampak polusi udara sangat berpengaruh besar pada kehidupan kita dan lingkungan. Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum: 1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat ozon. 2. Terbentuknya radikal bebas/stress oksidatif. 3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraseluler seperti enzim-enzim yang bekerja pada tubuh. 4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan sistem imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin. 5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas. 6. Dapat mengganggu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan keseluruh tubuh. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (missal: dengan menekan fungsi olveolar makrofag pada paru). Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruh kesehatan dalam jangka pendek : 1. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan). 2. Berkurangnya aktifitas harian akibat sakit. 3. Gejala akut (batuk, sesak napas, infeksi saluran pernapasan). 4. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah). Pengaruh kesehatan dalam jangka panjang : 1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular. 2. Mennigkatnya insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru obstruktif kronis). 3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. 4. Kanker. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemar_udara)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
B. SENI DAN UNSUR UNSUR SENI 1. Seni Sebagai Media Ekspresi Seni Rupa sebagai cabang atau bagian dari seni pada umumnya, diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat objek-objek dua atau tiga dimensional yang memerlukan ruang dan waktu (P. Mulaydi,1994 : 7). Secara teoritis seni juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu seni murni atau Fine Art dan seni yang dimanfaatkan untuk macammacam kepentingan atau Applied Art. Seni Murni adalah apabila dalam penciptaanya si seniman hanya terikat oleh persyaratan yang ada di dalam seni itu sendiri, dan tidak harus terikat oleh misalnya gaya yang disenangi masyarakat, ditempatkan dimana dan sebagainya. Sedang Applied Art atau seni terapan ialah seni yang selain bentuknya harus indah juga masih harus mengingat persyaratan yang berkaitan dengan unsur pemakaianya; misalnya rumah yang nyaman ditempati, kursi harus sesuai dengan tujuanya. (P. Mulyadi, 1994 : 7). Ekspresi itu sendiri adalah pengungkapan atau proses menyatakan (maksud, gagasan, perasaan) dalam bentuk nyata (Mike Susanto, 2002 : 101). Dalam hal ini pengertian seni, terlalu banyak ahli yang mengatakan persoalaan seni. Belum ada kesepakatan yang jelas mengenainya. Karena tinjauan yang dipakai berbeda-beda. Sejauh ini, dari berbagai pernyataan commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tentang seni mengarah pada persoalan kesanggupan akal manusia baik berupa kegiatan rohani maupun jasmani untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai artistic dan menggugah persoalan orang lain (Mike susanto, 2002 : 101). Dengan demikian seni merupakan sesuatu kegiatan merancang sesuatu untuk menjadi sebuah karya seni dengan melibatkan pengalaman dan pengamatan serta ungkapan perasaan supaya orang lain dapat merasakan apa yang dirasakan melalui karya seni. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Seni yaitu segala perbuatan manusia
yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia”. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Berbeda dangan definisi terdahulu, yang dikemukakan oleh Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa “Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam karya yang berkat bentuk
maupun
isinya
mempunyai
daya
untuk
membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya”. Dalam definisi ini dengan tegas dinyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani, bukan semata-mata kegiatan jasmani (P. Mulyadi, 2000 : 5). Menurut Thomas Munro, “Seni adalah buatan manusia yang menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosional”. Dalam pandangan ini, selain ditekankan sebagai kegiatan rohani, seni harus ditanggapi secara serius dengan segenap fungsi-fungsi jiwa yang ada. Dengan demikian melihat karya lukis, grafis maupun patung ataupun karya seni yang lainya tidak cukup hanya mengetahui obyek yang divisualisasikan, melainkan tanggapan kita terhadap obyek tersebut, misalkan pengamatan apa yang pernah kita rasakan sehubungan dengan obyek tersebut (P. Mulyadi, 2006 : 6). Berdasarkan batasan-batasan tersebut Sudarso S.P. memberikan kesimpulan sementara bahwa “Seni adalah hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara indah dan menarik sehingga memberikan atau merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada manusia lain yang menghayatinya”. Kelahiranya tidak didorong hasrat memenuhi kebutuhan manusia yang pokok, melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannya atau memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual (P. Mulyadi, 2000 : 6).
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut The liang Gie dari sekian banyak definisi tentang seni, dapat digolongkan menjadi 5 hal, yaitu : b. Seni sebagai kegiatan manusia. Menurut Leo Tolstoy, seni adalah kegiatan manusia yang terjadi bahwa secara sadar dengan perantara tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan yang telah dahayatnya kepada orang lain. c. Seni sebagai karya seni. Dalam bahasa asing dikenal “Work of Art”, pengertian ini terjadi karena adanya pembagian proses dan produk. Seni lebih diartikan sebagai kegiatan sedangkan hasilnya disebut dengan karya seni. d. Seni sebagai kemahiran. Pengertian tersebut diambil dari kata seni yaitu “Art” yang berasal dari kata latin ”ars” yang artinya kemahiran, sedangkan “art” mempunyai arti menyambung, jadi dapat diartikan suatu kemahiran mengolah suatu obyek menjadi suatu yang indah. e. Seni sebagai Fine art. Seni yang utama bertalian dengan pembuatan benda-benda dengan kepentingan estetis dan tidak berpijak pada kepentingan manfaat atau guna dari benda tersebut. f. Seni sebagai Visual art. Sebagaimana paling umum digunakan dewasa ini, seni berarti seni penglihatan yaitu benda-benda kreatifitas masyarakat yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
bermaksud mengadakan tata hubungan pertama-tama melalui mata penghayat (The Liang Gie, 1976, 13). Subyektivitas dari seniman menggambarkan latar belakang lingkungan dimana ia berada. Pengaruh lingkungan akan mempengaruhi setiap proses kehidupan manusia. Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta Dibalik munculnya karya seni memang tidak lepas dari eksistensi mendapatkan dan memperoleh ide dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan, kemudian melalui proses perenungan ataupun proses berpikir timbul gagasan atau ide yang melandasi sebuah penciptaan karya seni. Berdasarkan pendapat dari berbagai sumber yang saya dapatkan, saya sendiri mempunyai pandangan sendiri tentang seni adalah sebuah awal mula proses dari manusia, dan itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Berdasarkan uraian di atas dan pengertian secara umum seni dapat diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai ungkapan atau ekspresi, commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bentuk, arti, simbol, abstrak, indah, guna atau pakai, kepandaian, kepintaran, kemahiran atau ketangkasan, wakilan (representatif), cantik, molek, mungil atau kecil, rumit, halus, fungsi, kreasi, imajinasi, intuisi dan lain sebagainya. 2. Drawing Drawing atau menggambar adalah suatu bentuk seni visual yang menggunakan sejumlah instrumen menggambar untuk menandai media dua dimensi. Instrumen umum termasuk pensil grafit, pena dan tinta, bertinta kuas, pensil lilin warna, krayon, arang, kapur, pastel, spidol. Sejumlah kecil bahan dilepaskan ke media dua dimensi, meninggalkan tanda terlihat. Dukungan yang paling umum untuk menggambar adalah kertas, meskipun bahan-bahan lainnya, seperti kardus, plastik, kulit, kanvas, dan papan, dapat digunakan. Media telah menjadi sarana populer dan fundamental dari ekspresi publik sepanjang sejarah manusia. Ketersediaan relatif mudah instrumen gambar dasar membuat gambar lebih universal daripada kebanyakan media lain.
Menggambar adalah bentuk ekspresi visual dan merupakan salah satu bentuk utama dalam seni visual. Menggambar umumnya berkaitan dengan tanda garis dan bidang nada di atas kertas, sementara yang modern pensil warna gambar mungkin pendekatan atau lintas batas antara menggambar dan melukis.
Dalam terminologi Barat, bagaimanapun,
menggambar berbeda dari lukisan, walaupun media yang sama sering user digunakan dalam kedua commit tugas. to Menggambar dapat dilakukan dengan
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
medium
cair,
diaplikasikan
dengan
kuas
atau
pena
(http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing).
Bernett Newman, salah satu seniman papan atas Amerika, pernah berujar manusia yang pertama menjadi seniman adalah pada saat dia menorehkan sebuah garis di atas permukaan tanah menggunakan sebilah kayu. Torehan garis tersebut bisa dianggap sebagai gambar pertama. Gambar tampaknya selalu menyertai perjalanan peradaban dan kebudayaan manusia. Karena itu, tak mengherankan jika gambar menjadi wilayah sangat penting dan tak dapat dipisahkan dari dunia seni dan seniman. Sebetulnya “menggambar”, seperti corat-coret, membuat sketsa, membuat bagan dan sebagainya merupakan salah satu cara seniman (dan para perancang) dalam menvisualisasikan gagasan yang ada dalam kepalanya. Karena itu menggambar sesungguhnya juga merupakan upaya pengkongkretan imajinasi, gagasan seniman. Tentu saja setiap bentuk karya seni sesugguhnya merupakan bentuk pengkongkretan gagasan sang seniman, namun gambar menduduki posisi istimewa sebab dalam prosesnya merupakan visualisasi konkret yang paling awal, spontan dan langsung. Hal itu diutarakan dengan gamblang oleh G. Sidharta Soegijo: “Salah satu cara yang paling langsung untuk menghubungkan proses berpikir, yang berlangsung secara abstrak, dengan bentuk visual, yang konkret,
adalah
melalui
gambar.”
gambar/953/html). commit to user
(www.dapunta.com/seni-
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar menjadi bagian penting dalam perjalanan seni rupa Barat sejak masa Renesans sampai pada masa Modern. Akademi seni di Eropa sejak abad 16 sampai abad 19 menekankan pentingnya gambar sebagai tulang punggung seni lukis dan seni patung. Apa yang dikenal sebagai akademisme, tak lain adalah formulasi dan pendekatan seni rupa yang menekankan pentingnya kemampuan menggambar bagi seorang seniman. Hal itu bisa kita lihat dari peninggalan gambar-gambar para pelukispelukis terkenal Eropa sejak masa Renesans sampai era seni rupa modern. Karena itu, sungguh mengherankan bahwa gambar atau lebih tepat seni gambar menjadi kategori seni yang otonom baru beberapa tahun belakangan ini. (www.dapunta.com/g)
Hal ini tidak diketahui kapan seni atau menggambar didirikan. Sketsa dan lukisan telah diproduksi sejak zaman prasejarah, seperti yang ditunjukkan oleh gua dan lukisan batu. Dengan 12 ke abad ke 13, para bhikkhu sedang menyiapkan manuskrip di atas vellum dan perkamen di biara-biara di seluruh Eropa dan menggunakan jarum piringan hitam mengarah untuk menarik baris untuk tulisan-tulisan mereka dan untuk menguraikan untuk iluminasi mereka. Segera seniman umumnya adalah menggunakan perak untuk membuat gambar dan underdrawings. Awalnya mereka digunakan dan digunakan kembali tablet kayu dengan tanah dipersiapkan untuk gambar-gambar ini. Bila kertas menjadi umumnya tersedia, mulai dari abad ke 14, gambar artis ', kedua studi persiapan dan commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bekerja
selesai,
menjadi
semakin
umum.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Drawing)
3. Simbol Dalam Seni Kata simbol berasal dari Yunani “symbolos” yang berarti tanda pengenal atau lencana. Symbolos di Yunani digunakan sebagai bukti identitas untuk mengkat persahabatan, sebuah batu atau mata uang dibelah hingga pemegang setiap potongan mempunyai bukti konkret dari persahabatan mereka. Symbolos melambangkan 2 orang atau lebih, merupakan tanda nyata dari sesuatu yang tidak kelihatan, perkawinan, persahabatan, saling percaya mempercayai (Sastro Pratejo, 1982 : 55). Dalam Kamus
Umum Bahasa
Indonesia karangan W.J.S
Poerwadarminta disebutkan bahwa: Simbol adalah lambang 1. (lukisan ,perkataan, lencana dsb) yang menyatakan sesuatu hal yang mujarab. 2. Tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat, keadaan dsb), misalnya warna putih adalah kesucian, gambar padi sebagai kemakmuran (W.J.S Poerwodarminto, 1976 : 378). Dengan demikian pengertian disebut diatas, bahwa simbol merupakan perwujudan dari kaidah-kaidah yang berlaku dalam perbuatan duniawi, pengertian dan ekspresi. Budaya manusia sebagai hasil dari tingkah laku atau hasil dari kreasi manusia, maksud atau pengertian yang terkandung didalamnya. Alat pengantar budaya itu dapat berbentuk: bahasa benda atau barang, warna, suara, tindakan atau perbuatan yang user atau aliran tata pikiranya yang merupakan simbol-simbolcommit budaya.toPaham
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendasarkan diri pada simbol-simbol itu disebut simbolisme (Budiono Herusatoto, 2005 : 1-10). Pengertian simbolisme menurut Suryo Soeradjijo adalah sebagai berikut: Simbolisme adalah suatu bahasa, sesuatu sistem simbol-simbol walaupun dengan batasan arti yang agak elastis dan tata (rules) kombinasi dengan cara yang sama mengekspresikan ide-ide yang dibentuk (Suryo Soeradjijo 1985 : 38). Pengertian lainya dimana simbolisme merupakan wujud analogi yang dipilih oleh senimanya untuk mewakili ide-ide abstraknya. Dari uraian diatas memberikan suatu pengertian bahwa simbolisme merupakan hal-hal yang erat hubunganya dengan hasil karya perilaku manusia lewat gagasan, ide-ide yang dibentuk sebagai hasil karya manusia. Lebih lanjut Budiono Herusatoto menjelaskan bahwa bentuk simbolis dalam budaya Jawa sangat dominan dalam segala hal dan dalam sebala bidang. Hal ini terlihat dalam tindakan sehari-hari orang Jawa, sebagai realitas dari pandangan dan sikap hidupnya. Bentuk-bentuk simbolis itu dapat dikelompokkan kedalam 3 macam simbolis, yaitu pertama tindakan simbolis dan religinya, kedua, tindakan simbolis dalam tradisinya, ketiga, tindakan simbolis dalam kesenianya (Budiono Herusatoto, 2005 : 98). Pengertian simbol merupakan pernyataan yang lebih menekankan pada sifat kejiwaan dalam menuturkan maksud tertentu. Dalam hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
pernyataan simbolis menurut Suryo Soeradjijo adalah suatu visual sebagai anologi yang mewakili ide abstrak senimanya (Suryo Soeradjijo, 1998 : 38). Simbol seni dalam buku Bunga Rampai Seni oleh Suryo Soeradjijo ditulis bahwa simbol seni adalah bentuk ekspresif itu sendiri. Ia adalah suatu simbol dalam suatu arti yang lazim, karena ia tidak menyampaikan sesuatu dari dirinya sendiri. Oleh karenanya, ia tidak dapat dikatakan dengan tegas mempunyai “arti” yang ia miliki ialah “makna” (Suryo Soeradjijo, 1985: 41). Dalam buku Manusia Multi Dimensional karangan A. Sudiarja mengungkapkan bahwa simbol seni bukanlah suatu susunan, jadi tak dapat dikatakan teratur atau tidak teratur. Simbol seni adalah satu atau utuh, karena itu ia tidak dapat menyampaikan “makna” (meaning) untuk “dimengerti”, melainkan “pesan’ (import) untuk “diresapkan”. (A. Sudiarja. 1982:77). A.Sudiarja juga mengungkapkan bahwa terhadap “makna” orang hanya dapat mengerti atau tidak mengerti, tetapi terhadap ”pesan” dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan secara intensif. Sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan “pesan” seni itu. Sedangkan simbol Menurut Charles Sanders Pierce simbol adalah tanda yang representamenya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated); simbol terbentuk melalui konvensi atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya. (Kris Budiman, 2000 : 59). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
4. Komposisi Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang dilakukan oleh pencipta seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa : Yang diatur dalam komposisi ialah garis, warna, hingga tektur (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5). Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu: a. Unity ( Kesatuan) Adalah proses penyatuanya berbagai unsur (baik unsur yang visual maupun yang mengenai aspek fisik), untuk mendapatkan suatu bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan ini akan membawa penghayat untuk dapat menikmati bentuk ciptaan secara keseluruhan, karena jika hal ini tidak dicapai maka karya akan menimbulkan kebosanan dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya tersebut. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 3-5). b. Kesetimbangan (Balans) Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga member kesan stabil (seimbang). Dalam praktek penciptaan, unsurunsur dasar misalnya garis, bidang, warna, tekstur, dll. Diumpamakan anak-anak timbangan pada sebuah Neraca. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 5). c. Harmoni (Keselarasan) “Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari terciptanya suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terwujudnya
harmoni
didalam
bidang
gambar.
Harmoni
menyebabkan terciptanya kesatuan (unity) sedangkan ritme, repetisi, dan domains merupakan faktor esensial untuk mencapai harmoni”. (Arfial Arsad Hakim, 200 : 17). d. Repetisi (Pengulangan) “Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian penghayat secara terus menerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola, dan merupakan cara yang mudah untuk mengikuti keseluruhan unsurunsur disain didalam satu kesatuan (unity)”. (Arfial Arsad Hakim,2000 : 18).
e. Dominan “Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat dominan dari unsur-unsur pendukung suatu disain akan mencapai harmoni, kesatuan hubungan”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18). f. Gradasi “Gradasi adalah suatu drajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah dijembatani oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan, peralihan atau langkah yang selaras”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g. Ritme “Didalam seni rupa Ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan serta kesan gerak”. (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17). Ada beberapa tipe ritme, yaitu : 1) Repetitif (Pengulangan) “Ritme ditimbulkan dari pengulangan dari unsur-unsur yang sama atau hampir sama (garis, bidang, warna, ukuran, arah). (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17). 2) Alternatif (Pergantian) “Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara unsurunsur yang bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih, warna panas dengan warna dingin)”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17). 3) Progresif “Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan perubahan pembesaran atau pengurangan ukuran”. (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 17). 4) Flowing “Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suatu perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk kebentuk lainya yang selaras dalam gerak”. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18). Komposisi menyangkut hal ”tata-susun” dalam melahirkan suatu bentuk ungkapan atau ide, dimana kesatuan hubungan, keserasian (unity, harmony) merupakan hakikat utama di dalam sebuah komposisi. Dengan demikian menyangkut pula tentang balans, tentang ada atau tidaknya tekanan (aksen atau emphasis) atau pusat perhatian (centre of interest) di dalam sebuah komposisi dan komposisi yang bagaimana, yang diciptakan tersebut. Pada dasarnya komposisi adalah unity, dan unity yang merupakan organisasi dari unsur-unsur adalah desain. Maka kita dapat pula mengatakan komposisi itu adalah “desain” itu sendiri (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35). 5. Unsur-unsur rupa Unsur-unsur rupa/unsur-unsur rupa terdiri dari garis, bidang, warna, dan tektur. a. Garis. Garis adalah hubungan antara sebuah titik, merupakan “jejak” yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan suatu goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 35). Pembagian garis terdiri atas garis aktual/formal dan garis ilusif/sugestif (khayal/semu). Garis aktual/formal terdiri dari 2 macam geometris yang sifatnya berpola terukur dan kaku seperti garis lurus, garis commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lengkung, garis bergelombang, garis patah-patah. Satu garis ekspresif yang memiliki sifat lebih bebas dan tak beraturan. Sedangkan garis semu/ilusif adalah garis yang tidak beraturan actual/formal tetapi hanya semu/ilusif. Hadirnya garis tersebut terjadi karena pengulangan unsur, atau karena merupakan batas bidang atau warna, yang merupakan suatu bentuk, ruang, massa, atau warna (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 36). b. Shape (bidang). Shape adalah bidang yang terjadi karena dibatasi oleh kontur (garis) dan atau dibatasi oleh warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono Sony Kartika, 2004 : 102). Shape Geometrik (terukur) disini shape merupakan suatu bentuk yang ada standart (ukuran, aturan, batasan) dalam sifat dan berasal dari ilmu ukur. Shape tersebut misalnya lingkaran, empat persegi, segitiga, dan lain-lain. Shape Biomorphic, disini shape merupakan bentuk yang tidak beraturan (bentuk-bentuk bebas, organik) (Arfial Arsad Hakim, 1987 : 63-64). c. Warna. Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susunan yang sangat penting, baik di bidang seni murni maupun seni terapan.
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Warna merupakan suatu elemen-elemen dasar yang sangat sensitif karena kualitasnya, sangat peka terhadap reaksi emosional. Warna merupakan suatu elemen yang sangat mempunyai emosi, atau mempesona langsung dan segar (Ocvirk, 1962 : 32). Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang ditimbulkan oleh benda-benda yang dikenainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 : 1617). Menurut Suryo Suradjijo dalam bukunya Filsafat Seni menjelaskan bahwa warna dapat dibedakan menjadi dua pengertian, warna sebagai cahaya atau fenomena dan warna sebagai bahan yang keduanya berasal dari pigmen warna; warna sebagai cahaya sangat dipengaruhi oleh kondisi ruang sekitarnya. Warna merah akan memantulkan cahaya merah yang berbeda jika benda dalam ruangan yang derajat terangnya berbeda. Sedang sebagai bahan warna merah dimanapun dia berada tetap sebagai warna. (Suryo Suradjijo, 1990 : 64). Warna mempunyai daya tarik yang sensual yang menjadi rasa nikmat bila terorganiser dengan baik. Oleh karena itu warna mayoritas dipergunakan untuk menciptakan keindahan dalam seni rupa. Untuk dapat mengolah warna dengan baik kita harus memiliki pengetahuan dan teoriteori warna yang telah ditemukan, sebagai pedoman untuk memudahkan dalam
pengekspresian
dan
menempatkan
warna
tersebut
perwujudan sesuai dengan konsepsi yang akan dikemukakan. commit to user
dalam
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Warna dapat digunakan sampai pada kesesuaian seperti dengan kenyataan, sebagaimana pada pelukis-pelukis realis atau naturalis. Namun warna juga dapat dipergunakan tidak demi bentuk tetapi demi warna itu sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahanya serta dapat dipergunakan untuk berbagai pengekspresian (Fadjar Sidik, 1981 : 11). d. Tekstur Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang yang member karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus, kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Tekstur Nyata (Actual Texture) Tektur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok, amplas dan lain-lain, dan tekstur dapat berupa tekstur buatan alami. 2) Tekstur Semu (Simulated Texture) Adalah seolah-olah bila kita membuat tektur dengan alat atau tektur tertentu pada suatu bidang tapi hanya terbentuk gambar dua dimensi. Lalu hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita rasakan hanya permukaan commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bidang tersebut dan disini tektur yang ada hanya bersifat semu. Ia lahir dalam ciptaan imaji visual. (Arvial Arsad Hakim, 2000 : 87).
6. Deformasi Deformasi dipakai dalam istilah perubahan bentuk yang tidak dapat diklarifikasikan didalam distrorsi. Tetapi deformasi bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imaji penghayat masih dapat mengagkat tema alam didalamnya. Misalnya pada bentuk patung yang kaku dan karya abstrak (Suryo Soeradjijo, 1994 : 80).
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III POLUSI UDARA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING
A. IMPLEMENTASI TEORITIS Gagasan atau ide merupakan hal utama yang harus dimiliki seorang pencipta seni dalam proses penciptaansuatu karya seni. Subjektivitas dari seorang pencipta seni menggambarkan latar belakang yang kompleks, seperti pengalaman kehidupanya, pengamatan terhadap suatu objek atau bentuk- bentuk tertentu yang dikenalnya. Secara ilmu jiwa, langkah pertama
lahirnya
karya
seni
adalah
dari
pengamatan
peristiwa
sesungguhnya bukan peristiwa yang lepas dan berdiri sendiri, karena bila seseorang mengamati objek, maka aka nada stimulasi atau rangsangan. Selanjutnya
seseorang akan menangkap makna sesuatu objek secara
pribadi sesuai dengan pengalamanya. Biasanya objek benda atau hal yang menimbulkan ide dalam kelahiran suatu karya seni. Penulis tertarik untuk menjadikan polusi udara sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni drawing. Hal itu dikarenakan, akibat yang buruk dari polusi udara. Polusi udara bisa digambarkan ke dalam sebuah karya yang diharapkan bisa menggugah perasaan. Bagi penulis rangsangan awal yang memotivasi untuk menciptakan sebuah karya dengan sumber ide polusi udara adalah banyaknya dampak buruk yang diakibatkan dari polusi udara.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
Seperti yang telah penulis jelaskan di atas. Salah satu dampak polusi udara adalah
dapat terjangkitnya penyakit pada manusia. Data
epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta serangan penyakit yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit jantung dan diabetes. Bahkan anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan bahkan ini diderita oleh anak-anak dan lanjut usia. Penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Polusi udara sebagian dibuat/diciptakan oleh manusia sendiri, yaitu karbonmonoksida. Gas berbahaya ini tercipta karena pembakaran bensin tidak sempurna dalam kendaraan, pembakaraan di perindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah. pembakaran di pertanian, dan sebagainya gas ini tidak berwarna atau berbau, tetapi sangat berbahaya. Kadar karbon monoksida dalam udara dapat menyebabkan manusia sakit, pengaruh karbon monoksida serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen. Hemoglobin yang biasa membawa oksigen dari udara rupanya lebih tertarik kepada karbon monoksida. Akan terbentuklah senyawa karbon monoksida dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat dari ikatan dengan oksigen. Molekul ini sangat berbahaya dan untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Karbon commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
monoksida apabila terhirup ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas karbon monoksida
dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut
oksigen terganggu. Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.
B. IMPLEMENTASI VISUAL 1. Konsep Bentuk Di dalam penyajian tugas akhir karya drawing ini, penulis mencoba mengangkat fenomena alam serta pengamatan lingkungan yang kemudian menjadikan sebagai gagasan utama yang diwujudkan (divisualisasikan) ke dalam sebuah karya drawing. Adapun karya-karya yang dihadirkan menggambarkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap industri pabrik serta akibatnya banyaknya industri pabrik beserta cerobongcommit to user cerobong yang mengeluarkan asap yang menggumpal dan berwarna gelap,
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beracun serta berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Hal ini sangat mengancam dalam kelangsungan hidup manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Terdapat perubahan yang sangat mencolok terhadap warna-warna pada karya yang ditampilkan, hal ini dimaksudkan agar didalam karya seni drawing tersebut dapat lebih kaya dan variasi. Warna juga lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada karya ini terdapat figur-figur manusia yang merasa kesakitan, hal ini dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi dampak negatif terhadap manusia itu sendiri, yang juga berdampak pada sebuah kematian, kemudian figur manusia dengan ekspresi mulut yang menganga, hal ini dimaksudkan bahwa pencemaran udara tersebut telah memberi dampak negatif terhadap keberadaan manusia itu sendiri, yang juga berdampak pada kematian. Kemudian figur manusia yang terlihat organ pernapasan, yaitu paru-paru yang berwarna merah dengan bercak hitam, disini dijelaskan bahwa ini adalah salah satu penyakit yang diderita dari dampak negatif dari menghirup udara yang tercemar sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia, yang berdampak pada kematian. Sayangnya hal inilah yg tidak terlalu dihiraukan oleh manusia. Kemudian figur manusia memakai masker, di harapkan dapat memberikan pesan perlindungan
pernapasan
dari
penghirupan
udara
kotor
yang
membahayakan. Ada figur memakai sebuah tabung alat pernapasan yang disambungkan dengan selang yang mengarah pada titik penghasil gas oksigen, disini dimaksudkan bahwa, dampak negatif dari udara kotor dan commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tercemar dapat memberikan sebuah efek kurangnya oksigen yang di hirup manusia dalam kelangsungan hidupnya. Ada figur manusia dengan terikat badannya dan mulut yang menganga, ini dimaksudkan bahwa dampak dari udara tercemar, sangat menyiksa manusia karena tidak dapat bernafas dalam proses kelangsungan hidup, dan ada sebuah figur sebuah janin yang dikelilingi dengan gumpalan asap yang tebal dan beberapa selang rantai yang menusuk kedalam beberapa tubuhnya, hal ini di maksudkan bahwa pencemaran udara
dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kita saja,
bahkan janin pun akan merasakan dampak negatif yang sama pada proses kehidupanya. Dalam visualisasi warna di dalam karya penulis menampilkan beberapa warna yang didominasi oleh warna-warna gelap, abu-abu, hitam, coklat tua, hal ini dimaksudkan dalam arti serta kesan kotor, tercemar,dan berbahaya, namun banyak pula di dominasi oleh warna campuran seperti merah, oranye, kuning, yang diharapkan penulis dapat memberikan kesan, panas, berbahaya, tercemar, dan tidak nyaman bagi kelangsungan hidup manusia. Dalam karya ini penulis terinspirasi pula oleh garis-garis yang ada di alam sekitar, seperti serat kayu, gelombang air. Dalam karya-karya itu penempatan obyek dan perpaduan komposisi yang menghasilkan karya yang harmoni. Ada bidang yang dibuat penuh, juga membiarkan beberapa bidang yang kosong, ini untuk memunculkan keragaman bentuk yang bervariasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
2 . Medium Untuk menghasilkan suatu karya seni yang bagus dan sempurna, medium sangat dibutuhkan. Semua karya seni menggunakan medium yang berbeda, tergantung dari jenis karya seni yang akan dibuat. Pada saat kuliah penulis mengambil mata kuliah studio, penulis mengambil seni grafis. Seni grafis bagi penulis merasakan sesuatu hal yang baru, karena baru mengenal seni ini. Pembentukan karakter saat berkarya dalam membuat sebuah cetakan telah mempengaruhi penulis saat ini. Namun saat penulis dihadapkan pada semester akhir dan pengambilan Tugas Akhir, penulis menggambil drawing, sebagai medium dalam penciptaan karya seni. Medium atau media adalah perantara atau penengah. Biasa dipakai untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan teknik) yang dipakai dalam karya seni. Media merupakan suatu yang menjadi pilihan seorang seniman didalam mewujudkan ide maupun gagasan ke dalam karyanya, dalam karya Tugas Akhir ini penulis menggunakan media diatas kertas, yaitu menggunakan pena warna (spidol) yang ditorehkan atau diarsir diatas media tersebut. Karena karya drawing ini hanya bisa diciptakan dengan satu karya, dalam satu judul karya, atau dengan kata lain karya drawing ini tidak bisa digandakan dalam proses penciptaanya Lain halnya dalam karya grafis, karena dalam proses penggerjaan karya dapat di gandakan dalam beberapa edisi dalam satu commit to user judul karya. Penulis merasa tertarik memilih media ini, karena penulis
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mampu menguasai teknik tersebut, dan mempunyai banyak pengalaman dalam seni drawing. Adapun alasanya penulis memilih media ini karena penulis lebih bisa berekspresi dengan media ini. 3 .Teknik Untuk mewujudkan suatu karya seni, selain ide atau gagasan yang diperlukan pula adalah teknik, yaitu kemampuan seseorang dalam penggunaan bahan atau materi. Teknik dibutuhkan bukan untuk membuat orang menjadi seniman, tetapi teknik diperlukan untuk menopaang imajinasinya, sehingga bahan yang digunakan secara efektif dan menghasilkan karya seni sesuai dengan ide atau imajinasinya Dalam proses penciptaan sebuah karya seni drawing dibutuhkan serangkaian teknik yang dianggap tepat sebagai pengungkapan imajinasi. Teknik tidak semata sebagai serangkaian proses sehingga akan tercipta karya, namun teknik harus benar-benar dipilih seorang pencipta karya seni. Sesuai dengan imajinasi saya tentang polusi udara, maka disini akan muncul teknik yang sesuai dengan sebuah karakter polusi udara yang pekat dan memunculkan kesan udara kotor. Teknik yang digunakan penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah teknik arsir, yaitu menarik garisgaris sejajar silang menyilang pada karya, sehingga akan memunculkan kesan udara kotor dan berbahaya. Dengan menggunakan teknik tersebut dan penekanan yang terkontrol saat menggores, sehingga menghasilkan efek gradasi, dan tekstur yang menarik. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Deskripsi Karya 1) Karya 1. Karya kesatu berjudul Dampak Polusi Udara 1. Menggambarkan sebuah janin yang tertancap oleh selang-selang besi yang runcing dan dikelilingi dengan kepulan asap yang berwarna pekat. Asap disini adalah visualisasi dari sisa penbakaran pabrik. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur janin,dan selang-selang besi. Warna yang digunakan dalam karya ini orange, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah sebuah janin yang berada dalam kandungan tertancap oleh selang besi dan dikelilingi kepulan asap, seolah janin tersebut merasakan sakit, dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih tegas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur janin terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi janin yang dikelilingi kepulan asap.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Karya 2. Karya kedua berjudul Dampak Polusi Udara 2. Menggambarkan tiga figur manusia yang sedang terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka dan organ paru-paru yang terlihat dengan warna merah dengan bercak hitam karena telah terkontaminasi polusi udara. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru, merah, coklat muda, coklat tua, kuning, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang berada dibawah gedung dan dikelilingi kepulan asap, seolah manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap. 3) Karya 3.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya ketiga berjudul Dampak Polusi Udara 3. Menggambarkan cerobong asap, gedung pabrik dan lima figur manusia yang sedang terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka dan organ paruparu yang terlihat. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru, merah, coklat muda, coklat tua, kuning, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang berada dibawah gedung dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, seolah manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru muda dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang dikeluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
4) Karya 4. Karya keempat berjudul Dampak Polusi Udara 4. Menggambarkan cerobong asap, gedung pabrik dan beberapa figur manusia yang terbang dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap dan organ paru-paru yang terlihat memerah dan ada bercak hitam karena menghirup udara yang kotor/tercemar. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda, biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau, dan abu-abu. Warna ini di pilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik,dan organ paru-paru dengan bercak hitam karena menghirup udara kotor dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru tua dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia commit to user terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang dikeluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 5) Karya 5. Karya kelima berjudul Dampak Polusi Udara 5. Menggambarkan cerobong asap, gedung pabrik dan beberapa figur manusia tubuhnya terlilit tali dan terbang dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, tali dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda, biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau tua, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa terbang oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan tali yang melilit tersebut penggambaran dari rasa sesak, dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru tua dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan commit to user dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 6) Karya 6. Karya keenam berjudul Dampak Polusi Udara 6. Menggambarkan cerobong asap, gedung pabrik dan tiga figur manusia tubuhnya terlilit tali dan mulut mengangga merasakan sakit dan sesak nafas terkena dampak dari asap polusi udara. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, tali dan gedung. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda, biru tua, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau tua, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, kotor, dan tercemar. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terlilit tali badanya, tali ini adalah penggambaran rasa tersiksa dan sesak karena asap sisa pembakaran dari pabrik dan kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya baik sekarang maupun yang akan datang. Latar belakang berupa garis arsir warna biru tua, biru muda, dan abu-abu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa,sesak dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 7) Karya 7. Karya ketujuh berjudul Dampak Polusi Udara 7. Menggambarkan cerobong asap, gedung pabrik dan tiga figur manusia dengan mulut menganga dan paru-parunya terlihat bercak hitam dan cerobong asap pabrik yang keluar dari organ tersebut, tubuhnya seakan melayang terkena dampak dari asap polusi udara. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini oranya biru muda, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia terlihat paruparunya yang mengeluarkan cerobong asap yang terbawa terbang dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar to user belakang berupa garis arsircommit warna biru muda, oranye dan abu-abu.
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakita karena dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 8) Karya 8. Karya
kedelapan
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
8.
Menggambarkan kepulan asap, dan beberapa figur manusia yang terbang dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap dan organ paru-paru yang terlihat memerah dan ada bercak hitam karena menghirup udara yang kotor/tercemar. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini biru muda, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik,dan organ paru-paru dengan bercak hitam karena menghirup udara to user kotor dan berbahaya seolahcommit manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna biru tua dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang dikeluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 9) Karya 9. Karya
kesembilan
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
9.
Menggambarkan cerobong asap, beberapa figur manusia yang terbang dengan organ paru-paru merah bercak hitam dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap dan organ paru-paru yang terlihat memerah dan ada bercak hitam karena menghirup udara yang kotor/tercemar. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini di pilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di commit to user keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pabrik,dan organ paru-paru dengan bercak hitam karena menghirup udara kotor dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan dan dikelilingi kepulan asap yang dikeluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 10) Karya 10. Karya
kesepuluh
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
10.
Menggambarkan gumpalan asap, figur manusia dengan memakai masker pada hidungnya, mulut yang mengangga dan paru-paru warna merah terlihat bercak hitam yang terkena dampak dari asap polusi udara. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, masker, dan figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini oranya, hijau muda, biru muda, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang commit to user menggunakan masker dengan tujuan untuk mengurangi menghirup udara
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang kotor dan tercemar, dan terlihat paru-parunya mengeluarkan asap dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan berbahaya seolah manusia tersebut memakai masker dengan tujuan agar mengurangi menghirup udara yang kotor yang dapat megancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang memakai masker dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 11) Karya 11. Karya
kesebelas
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
11.
Menggambarkan gumpalan asap, beberapa figur manusia dengan memakai alat bantu pernapasan yang dihubungkan dari mulut dengan sumber oksigen, dan paru-paru yang berwarna merah terlihat bercak hitam yang terkena dampak dari asap polusi udara. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, masker, dan figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini oranya, biru muda, merah, coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini commit user dan kesan bahaya, panas, dan dipilih untuk menggambarkan rasatotersiksa
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang menggunakan alat bantu pernapasan yang dihubungkan ke sumber oksigen,
karena
mengalami
kekurangan
oksigen,
karena
telah
terkontaminasi udara kotor. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang memakai alat bantu pernapasan untuk mancari sumber oksigen, karena dalam tubuhnya sudah terkontaminasi udara kotot dan dikelilingi kepulan asap.
12) Karya 12. Karya
keduabelas
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
12.
Menggambarkan gumpalan asap, beberapa figur manusia dengan memakai alat bantu pernapasan yang dihubungkan dari mulut dengan sumber oksigen,yaitu tumbuhan yang ditempatkan di belakang tubuhnya. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, alat bantu pernapasan, dan figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini oranya, hijau, merah, coklat muda,tocoklat commit user tua, hitam, dan abu-abu. Warna
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang menggunakan alat bantu pernapasan yang dihubungkan ke sumber oksigen, yaitu tumbuhan yang ditempatkan dibelakang badanya karena mengalami kekurangan oksigen, karena telah terkontaminasi udara kotor. Latar belakang warna oranye. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang memakai alat bantu pernapasan untuk mancari sumber oksigen, karena dalam tubuhnya sudah terkontaminasi udara kotot dan dikelilingi kepulan asap.
13) Karya 13. Karya
ketigabelas
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
13.
Menggambarkan kepulan asap, gedung pabrik dan beberapa figur manusia tubuhnya terlilit kepulan asap dan terbang dan berputar terkena dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang terbuka ada beberapa mulut yang mengeluarkan asap. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini coklat muda, coklat tua, hitam, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa ikut terbang oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan kepulan asap yang melilit badan tersebut penggambaran dari rasa sesak, dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye dan abu-abu. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakita karena dililit dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 14) Karya 14. Karya
keempatbelas
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
14.
Menggambarkan bumi, kepulan asap, cerobong asap dan beberapa figur manusia tubuhnya terlilit di bumi dan kepulan asap yang diakibatkan commitdengan to usermulut yang terbuka ada beberapa dampak dari asap polusi udara
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mulut yang mengeluarkan asap. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia. Warna yang digunakan dalam karya ini coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau tua, biru muda, biru tua, dan abu-abu. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor. Penggambaran pada karya ini adalah figur manusia yang terbawa ikut terlilit ke bumi karena pengaruh dari polusi udara oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan kepulan asap yang melilit badan tersebut penggambaran dari rasa sesak, dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupan manusia maupun bumi. Latar belakang berupa garis arsir biru muda, dan biru tua. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia dan bumi yang sedang merasakan tersiksa dan ekspresi kesakitan karena dililit dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15) Karya 15. Karya
kelimabelas
berjudul
Dampak
Polusi
Udara
15.
Menggambarkan bumi, kepulan asap, cerobong asap dan beberapa figur manusia tubuhnya terlilit tali dan kepulan asap yang diakibatkan dampak dari asap polusi udara dengan mulut yang menganga. Karya ini menggunakan garis lengkung bebas pada asap, figur manusia, dan tali yang melilit figur. Warna yang digunakan dalam karya ini oranye, coklat muda, coklat tua, hitam, hijau muda, hijau tua, dan abuabu,dan merah. Warna ini dipilih untuk menggambarkan rasa tersiksa dan kesan bahaya, panas, dan kotor,dan terkontaminasi. Penggambaran pada karya ini adalah bumi yang telah tercemar dan terkontaminasi dan figur manusia yang terbawa terbang oleh asap sisa pembakaran dari pabrik dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan melalui cerobong-cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik, dan tali yang melilit tersebut penggambaran dari rasa sesak, dan berbahaya seolah manusia tersebut merasakan sesak nafas, sakit, tersiksa dan terancam kehidupanya. Latar belakang berupa garis arsir warna oranye. Pada karya ini garis bentuk tampak terlihat lebih jelas. Sedangkan dalam warna terdapat warna yang terkesan kotor dan bentuk figur manusia terlihat jelas, dan background terkesan arsiran yang jelas, sehingga terlihat kesan kotor dan panas dengan komposisi manusia dan bumi yang sedang commit to useryang merasakan kesakitan karena merasakan tersiksa dan ekspresi figur
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dililit tali dan dikelilingi kepulan asap yang di keluarkan dari cerobong asap sisa pembakaran dari pabrik. 4. Penyajian Dalam penyajian karya drawing ini penulis menggunakan pigura dalam penyajiannya, karena penulis beranggapan bahwa pigura ini akan menjadikan batasan akhir dari sebuah karya dan sebagai bentuk pengungkapan gagasan atau ide dalam sebuah media karya drawing. Disini pigura yang akan digunakan memakai bahan kayu. Pemilihan bahan pigura juga harus diperhatikan, baik bahan kayu yang akan digunakan, cat sebagai pelapis pigura, juga model atau motif pada pigura itu sendiri. Warna pigura yang akan digunakan adalah warna netral, atu warna yang dapat mendukung karya drawing sehingga karya drawing akan tetap memiliki kekuatan sendiri. Warna pigura yang akan dipilih yaitu warna “hitam doff”, menggunakan kaca transparan biasa, karena dirasa sangat pas dengan karya drawing yang akan disajikan, sehingga tidak akan merngurangi nilai dan keindahan suatu karya. Selain warna perlu juga diperhatikan motif pigura. Motif yang dipilih adalah berbentuk kotak polos dengan lebar bidang pigura kurang lebih 5 cm.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN
Fenomena alam yang ada disekitar lingkungan kita merupakan hal yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah sumber ide didalam penciptaan karya seni rupa. Hal ini memberikan kreativitas dan keasyikan tersendiri didalam penciptaan karya seni drawing. Polusi udara merupakan sebuah ancaman bagi kelangsungan hidup manusia di massa kini dan akan datang. Polusi
udara merupakan penyumbang terbesar didalam
tercapainya
pemanasan bumi. Polusi udara merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kehidupan kita, hampir setiap hari kita dapat melihat dan merasakanya. Dengan mengangkat tema pencemaran udara didalam karya seni drawing diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran mengenai polusi udara yang disebabkan oleh asap sisa pembakaran industri pabrik serta akibat dan pengaruhnya terhadap keberadaan kehidupan manusia. Melalui media drawing ini, penulis ingin memvisualisasikan polusi udara dengan segenap kemampuan serta pengalaman yang dimiliki. Dengan memilih media drawing ini diharapkan mampu berkarya secara maksimal. Dengan media drawing ini juga diharapkan tidak hanya memberikan makna, namun juga dapat memberikan pesan terhadap pemikat seni drawing pada umumnya. Selain itu penulis juga berharap semoga tulisan ini mampu commit to user memberikan penjelasan secara konkrit terhadap karya-karya kreativ seni 54
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
drawing Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit yang ditimbulkan oleh polusi udara dalam usaha penyelesaian Tugas Akhir.
commit to user