Polusi Udara Akibatkan Penurunan IQ Pada Anak Sukabumi (ANTARA News) - Pakar Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI), Budi Haryanto, mengemukakan polusi udara yang disebabkan tingginya pergerakan kendaraan bermotor, terutama di kota-kota besar di Indonesia, dapat mengakibatkan penurunan IQ pada anak-anak. "Kualitas bahan bakar yang tidak memadai dan emisi gas buang kendaraan yang kurang baik dapat memperlambat pertumbuhan anak dan penurunan IQ pada anak-anak," katanya di Sukabumi, Jumat. Selain itu, kata dia, polusi kendaraan akibat asap kendaraan bermotor dapat juga menyebabkan orang bisa terkena penyakit paru-paru, penyakit ginjal dan gangguan pendengaran serta sistem reproduksi pada wanita juga terganggu. "Wanita yang sudah memiliki suami belum tentu bisa memiliki anak dan wanita yang hamil bisa juga terjadi keguguran anak," katanya, seraya menyebutkan hal ini bisa terjadi bila penggunaan bahan bakar minyak (BBM) masih menggunakan timbal (Pb). Menurut dia, untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, yang paling utama yang harus dilakukan oleh Pemda setempat adalah adanya penanaman pohon agar bisa meningkatkan ruang terbuka hijau, manajemen transportasi, yakni pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dan lainnya. Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) II Kota Sukabumi bidang Perekonomian dan Pembangunan, Fifi Kusumawijaya, menyebutkan Kota Sukabumi polusi udaranya tidak terparah, bila dibandingkan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan lainnya, pasalnya jumlah kendaraan di Kota Sukabumi masih relatif sedikit. Menurut dia, untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, pihaknya akan meningkatkan ruang terbuka hijau dengan melakukan penanaman pohon dan memerintahkan dinas terkait, seperti Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi untuk melakukan uji emisi bagi setiap kendaraan pribadi miliki warga Kota Sukabumi. "Kendaraan yang sudah tua dan tidak terawatnya mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan polusi udara," katanya, seraya menyebutkan Pemkot Sukabumi akan membuat Perda tentang aturan penggunaan kendaraan bermotor, yakni kendaraan bermotor yang sudah puluhan tahun tidak diperboleh digunakan. "Kami sedang menunggu revisi UU yang mengatur masalah itu. Setelah itu, baru kami akan membuat Perda masalah tersebut," tambahnya. (*)
Buangan CO2 Dunia Cepat Sejak 2000
Bertambah
Washington (ANTARA News) - Buangan gas rumah kaca karbon dioksida (CO2) di dunia meningkat tiga kali lebih cepat setelah 2000 dibandingkan dengan era 1990-an, sehingga gas tersebut menjadi sorotan sebuah panel internasional perubahan iklim, kata beberapa ilmuwan Senin. Pada saat yang sama, kecenderungan ke arah pengurangan intensitas energi Bumi --rasio mengenai berapa banyak energi diperkukan untuk menghasilkan satu uni produk domestik kotor - tampaknya telah berhenti atau bahkan berbalik dalam beberapa tahun belakangan, kata para peneliti tersebut. "Dokumen ini mesti menjadi seruan bersama," kata Chris Field, penulis bersama studi itu, yang disiarkan dalam "Proceedings of National Academy of Sciences". Field, yang menyatakan bahwa laporan media belakangan ini mengenai negara dan perusahaan yang membuat komitmen serius guna memerangi perubahan cuaca, mengatakan, "Ini pada dasarnya menyatakan apa tantangan itu sebenarnya, seberapa serius mereka seharusnya." Field, dari Carnegie Institution`s Departmen of Global Ecology di Stanford, California, mengatakan studi tersebut mendapati bahwa antara 2000 dan 2004, buangan karbon dioksida di seluruh dunia meningkat sebesar 3,1 persen per tahun, sekitar tiga kali lebih cepat dari rata-rata peningkatan 1,1 persen pada 1990-an. Selain intensitas energi, percepatan itu juga terjadi akibat peningkatan dalam berapa banyak karbon yang diperlukan untuk membuat energi bermanfaat bagi manusia. Faktor lain meliputi pertumbuhan penduduk dunia dan produk domestik kotor perorangan, kata studi itu, seperti dilaporkan Reuters. Field mengemukakan konsensus ilmiah bahwa buangan karbon memberi sumbangan bagi perubahan iklim. Kebanyakan percepatan buangan karbon dioksida berasal dari China, tempat ekonomi yang berkembang cepat ditopang oleh banyak energi yang dihasilkan dari batu-bara. Dunia berkembang, termasuk India dan China, dan sebagian negara kurang maju, bertanggung jawab atas 73 persen pertumbuhan buangan gas global pada 2004 dan menampung sebanyak 80 persen penduduk dunia, kata studi tersebut. Sebaliknya, studi itu menyatakan negara paling kaya di dunia menyumbang sebanyak 60 persen dari total buangan pada 2004 dan bertanggung jawab atas 77 persen buangan kumulatif sejak awal Revolusi Industri. Penelitian memperlihatkan buangan gas global sejak 2000 berkembang lebih cepat dibandingkan dengan kebanyakan skenario ekstrem yang dikembangkan oleh Panel Antar-Pemerintah PBB mengenai Perubahan Iklim. Panel itu telah menyatakan buangan karbon dioksida global harus turun 50 persen sampai 85 persen paling lambat sampai 2050 guna menghentikan Bum bertambah panas lebih dari 2 derajat Celsius. Temperatur yang lebih tinggi dapat mengakibatkan gelombang panas, kemarau dan banjir yang lebih mematikan. Pemerintah Presiden AS, George W. Bush telah menunjuk kepada penurunan belum lama dalam intensitas karbon AS dan telah menetapkan sasaran pengurangan tindakan itu sebesar 18 persen selama 10 tahun. (*)
Bebaskan Bandung dari Polusi Oleh KABELAN KUNIA
BANDUNG makin sumpek. Jalanan rusak dan makin dipicu dengan kian bertambahnya jumlah kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang berimplikasi makin ruwetnya lalu lintas di jalan-jalan. Akibatnya, kemacetan lalu lintas di mana-mana. Dampak yang muncul di samping kemacetan dan kesemerawutan itu sendiri adalah makin meningkatnya tingkat pencemar, yaitu polusi gas buang kendaraan bermotor. Inilah bahaya yang paling "membunuh" dan mesti disikapi dengan serius. Sayangnya, kita seperti tidak peduli dan menganggap itu adalah masalah sepuluh tahun ke depan bahkan lebih. Polusi yang ditimbulkan di kota kita sudah sangat membahayakan bagi kesehatan warga sehingga tidak aneh bila warganya rentan terhadap sakit mulai dari sakit kepala, pusingpusing, sampai pada stres yang memicu penyakit jantung hingga kanker. Berbagai penyakit dan gangguan kesehatan senantiasa menghantui warga yang suka atau tidak suka pasti menghirup udara "kotor" setiap harinya. Konon, Kota Bandung yang dikenal sebagai kota bunga karena kesejukannya -- hijau penuh dengan bunga aneka warna. Namun, kini Kota Bandung menjelma menjadi "kota seratus mal" atau "kota seribu factory outlet (FO)". Pulusi dan kesemrawutan kota tidak membuat Bapak Wali Kota kita terusik. Pemerintah kota lebih memperhatikan pembangunan projek-projek "besar" yang menghasilkan keuntungan yang besar pula dalam waktu yang singkat (sekali masa jabatan wali kota) seperti mal-mal di setiap sudut kota, factory outlet, pertokoan, dan perumahan mewah ketimbang menyingkirkan sumber polusi di jalan-jalan dan pabrikpabrik. Tidak dipungkiri memang, izin yang diberikan oleh Pemkot terhadap pengembang untuk membangun pusat perbelanjaan, apartemen, perumahan, pertokoan, dan perkantoran di daerah paru-paru kota bukan hal yang salah karena membuktikan adanya pembangunan dan perputaran ekonomi. Namun, bilamana izin ini disalahgunakan tanpa kontrol yang tegas akan sangat merugikan dan merampas hak masyarakat umum. Ini pun sudah terjadi! Masyarakat memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih. Rakyat kecil memiliki hak untuk berjalan di trotoar tanpa terhalang oleh pedagang kaki lima atau lalu lintas kendaraan roda dua yang dengan aniaya merampas hak itu. Warga juga memiliki hak untuk berkendaraan di jalan yang mulus tanpa lobang dan genangan air di mana-mana. Sekali lagi, rakyat memiliki hak atas tanah yang dihuni di kota yang sangat dicintainya ini, Bandung. Indikasi Umumnya orang tahu bahwa paparan polusi bisa menimbulkan dampak negatif di kemudian hari. Namun, karena efek negatif polusi (terutama polusi udara) baru muncul
setelah betahun-tahun, membuat banyak orang tak peduli. Sebenarnya, frekuensi orang terkena batuk, pilek, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan kelelahan fisik bisa menjadi indikasi adanya efek polusi. Akan tetapi, orang biasanya menganggapnya sebagai hal biasa, dianggap tidak ada hubungannya dengan tingkat polusi yang parah, dan lebih mengaitkannya dengan penurunan daya tahan tubuh. Fakta yang dilansir pada KTT Bumi 2002 di Johannesburg menyebutkan bahwa sekira 11 juta anak di bawah usia lima tahun yang sebagian besar berada di negara berkembang, setiap tahunnya meninggal akibat penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air dan udara. Kondisi itu membuktikan betapa mengerikannya dampak yang diakibatkan oleh polusi. Seperti telah umum diketahui, polusi udara terbesar justru dihasilkan oleh asap pembuangan mobil-mobil yang bebas berseliweran di jalan-jalan. Contohnya, kendaraan bermotor menyumbang 70 persen polusi pada 1997. Lalu, 30 persen dari angka itu berasal dari kendaraan pribadi. Berdasarkan keprihatinan di atas, memang dibutuhkan suatu gebrakan yang menyeluruh sebagai upaya membuat masyarakat kita menyadari hal tersebut. Polutan utama adalah timbal seperti terkandung pada bensin. Timbal adalah partikel halus yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar bensin yang mengandung timbal. Namun, masih banyak pula polutan lain seperti debu, SO2, CO, NO2, dan sebagainya. Dalam satu liter premium mengandung 0,45 gram timbal (Pb). Namun, penghapusan timbal bukanlah menjadi akhir dari perjuangan menghadirkan udara bersih. Sebaliknya, penghapusan timbal menjadi awal dari perjuangan menghapus polutan-polutan yang mengotori udara di lingkungan kita karena jumlahnya telah melibihi ambang batas berbahaya bagi kesehatan. Timbal merupakan zat racun yang dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi reproduksi pada kaum laki-laki. Beberapa studi menunjukkan bahwa timbal juga dapat menyerang syaraf, bersifat akumulatif, dan dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak. Beberapa laporan penelitian mengungkapkan timbal dapat menurunkan inteligensia anak secara signifikan. Hasil studi yang diungkap di dalam pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Baltimore AS mengungkap bahwa satu dari tiap 30 anak AS mengidap gangguan berbahaya dari timah hitam. Itu artinya kecerdasan mereka juga terancam. Dijelaskan bahwa anak-anak yang menyimpan 10 mikrogram timah hitam pada setiap desiliter darahnya, meraih angka lebih rendah dari rata-rata peserta uji IQ model Standford-Binet. Tidak ada tingkat yang aman kalau darah sudah mengandung timah, demikian penjelasan Dr. Bruce Lanphear, pimpinan dari tim peneliti ini. Persoalannya sekarang, syarat yang tak bisa ditawar agar polusi enyah dari udara kita adalah dengan terlebih dahulu membuang kandungan timbal itu. Baru kemudian, polutanpolutan lain bisa dihilangkan.
Berdasarkan keputusan bersama antara pemerintah Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF), tahun 2003 seluruh wilayah Indonesia harus bebas dari penggunaan bensin bertimbal. Penerapan bensin nontimbal merupakan upaya pemerintah guna meningkatkan kualitas hidup dengan program langit biru. Namun, tampaknya target ini makin jauh dari angan dengan kondisi bangsa yang sedang lieur saat ini. Untuk membebaskan kandungan timbal dalam bahan bakar bensin misalnya, pemerintah harus menghilangkan semua kandungan timbal dalam bensin. Kalau itu pun dapat terwujud, sebagai konsekuensi logisnya, pemerintah akan menetapkan harga jual bensin yang mahal pula. Tidak kita pungkiri, masyarakat kita tampaknya belum "siap" dengan berbagai program yang pada ujungnya berimbas kepada kenaikan harga. Masyarakat sudah kadung alergi dengan kata-kata kenaikan harga, penyesuaian harga, atau apa pun yang bermakna mengubah harga barang menjadi lebih mahal dan tak terjangkau. Eliminasi polusi Sangat disayangkan masih banyak orang tidak menyadari tingkat keparahan polusi di Bandung. Bahkan, terhadap bahaya yang ditimbulkannya. Hal ini karena banyak polusi yang efeknya kronis atau menahun, terutama polusi udara. Efek ini tidak serta-merta muncul begitu kita terhirup udara "kotor" tersebut. Paling-paling kita terbatuk-batuk atau mungkin mata menjadi merah dan gatal-gatal sekejap. Tidak demikian dengan air yang tercemar bakteri, begitu diminum akan menimbulkan sakit dalam hitungan jam atau hari. Contohnya diare dan tipus. Orang jadi takut karena langsung merasakan efeknya. Oleh karena itu, kita mau merebus air terlebih dulu atau membeli air minum dalam kemasan. Penyakit kronis yang sering disebut-sebut bersumber dari polusi adalah kanker walau itu pun masih menjadi kontroversi. Banyak sekali faktor pencetus kanker, salah satunya adalah dari radikal bebas yang "berkeliaran" di sekeliling kita yang tercemar oleh berbagai polutan. Radikal bebas itu pun dengan leluasa kita hirup seiring dengan tarikan nafas kita. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh akan mengacak-acak reaksi kimia yang banyak terjadi di dalam badan kita. Jika sudah terjadi mutasi gen bukan hanya kanker saja yang bisa timbul, tapi juga penyakit lain yang berkaitan dengan metabolisme, penyakit kardiovaskuler, serta proses penuaan dini. Peningkatan radikal bebas dalam tubuh inilah yang dikhawatirkan terjadi ketika polusi demikian buruknya. Masalahnya, bila radikal bebas telah benar-benar bebas berkeliaran dalam tubuh, tubuh harus menetralisasi polutan tersebut karena polutan akan membuat stres pada sel dan mengganggu keseimbangan sel tersebut.
Lalu apa upaya yang baik untuk menghindari polusi? Kita tidak mungkin keluar dari lingkungan yang ada seberapa pun tercemarnya lingkungan ini. Namun, tidak mungkin kita selalu memakai masker terus-menerus kemanapun pergi. Cara bijaksana menghindarinya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat supaya daya tahan tubuh mampu menangkal efek buruknya. Selalu mengonsumsi antioksidan, pengaturan gizi yang baik, dan juga olah raga. Kebutuhan nutrisi harus tercukupi. Jika sulit mendapatkan makanan yang bergizi, minum suplemen adalah pilihan yang cukup bijaksana. Untuk meningkatkan antioksidan dalam tubuh minumlah vitamin A, C, dan E, serta beta-karoten. Hal yang betul-betul mendesak untuk ditangani pemerintah kota adalah melakukan penertiban dan penyempurnaan sistem transportasi massal di semua jalur dan trayek yang ada. Jumlah dan kelayakan angkutan umum sudah tidak terkendali dan sulit untuk mengontrolnya. Kita amati masih banyak sekali angkutan umum bahkan ironisnya angkutan umum pemerintah sendiri yang sudah tidak layak dibiarkan berkelayapan di jalan-jalan, sehingga menimbulkan pencemaran yang menyesakkan. Tampaknya, trasportasi massal yang baik memang harus mahal sehingga masyarakat perlu mengeluarkan biaya transportasi lebih mahal dibandingkan tarif yang berlaku sekarang. Kemudian, masyarakat diminta kesadarannya untuk melengkapi kendaraan tua agar menyesuaikan diri dengan penggunaan bensin tanpa timbal. Seperti saya kemukakan di muka, tampaknya hal ini masih sulit untuk diterapkan saat ini. Namun, barangkali apa salahnya, program ini pelan-pelan diterapkan minimal untuk kendaraan-kendaraan tertentu, misalnya kendaraan pribadi, mobil mewah, mobil dinas para pejabat, dan angkutan umum milik pemerintah. Dalam jangka panjang memang harus dipikirkan untuk pembuatan taman kota supaya membantu mengurangi dampak polusi udara. Di samping itu harus diprogramkan bersama-sama dengan masyarakat untuk menghijaukan semua jalur lalu lintas di dalam dan di luar Kota Bandung. Meski efek jangka panjang, hal ini perlu segera dilakukan sehingga kelak kita hanya tinggal menikmatinya. Demikianlah, upaya penanganan polusi di Kota Bandung yang makin parah perlu ditangani dengan serius dan bersifat multidisipliner. Perlu melibatkan banyak ahli antara lain di bidang transportasi, tata kota, dan biologi dalam menanganinya. Namun, keseriusan pemerintah dan keterlibatan masyarakat perlu di galang untuk mewujudkan lingkungan bersih yang bebas polusi di kota tercinta ini.*** Penulis adalah Staf Laboratorium Mikrobiologi, PPAU Bioteknologi ITB, peminat masalah lingkungan.
Meneg LH Keluarkan Moratorium Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg KLH) Rachmat Witoelar menyatakan akan mengeluarkan kebijakan moratorium (penangguhan) pembuatan kendaraan baru. Hal ini akan dilakukan apabila polusi udara di Indonesia tidak mampu dicegah dan dikurangi. Berdasarkan hasil uji petik di tujuh kota besar di Tanah Air pada 2006 lalu, menunjukkan hasil yang kurang baik. Data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) 2006 tercatat di Yogyakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Bandung, dan Jakarta ditemukan untuk kendaraan berbahan bakar bensin, sekitar 50% tidak memenuhi ambang batas. Sementara, untuk kendaraan berbahan bakar solar tidak memenuhi ambang batas mencapai 90%. ’’Saya pakai kualifikasi, jika tidak ada perbaikan terhadap kecenderungan penurunan kualitas, kami terpaksa mengadakan moratorium,” tegas Meneg KLH. Dia menambahkan, saat ini kendaraan baru di Indonesia mencapai 70 ribu per tahun. Sementara, untuk menentukan kadar polusi udara di sebuah daerah akan dilakukan penilaian berdasarkan beberapa kualifikasi. Deputi KLH Bidang Pengendalian Pencemaran Gempur Adnan menyatakan, dalam waktu dekat akan mengevaluasi kondisi polusi udara di tujuh kota besar di Tanah Air. Hasil evaluasi itu harus menjadi acuan kebijakan dan perbaikan udara.Jika hasil yang diperoleh terus memburuk, ungkap dia, akan dikeluarkan moratorium. Saat ini, tambah dia, terdapat beberapa kualifikasi,yakni buruk, sedang, cukup, dan baik. Jika tren dua kali hasil evaluasi buruk, cukup waktunya untuk mengeluarkan kebijakan moratorium. Gempur menambahkan, yang harus dilihat adalah standar parameter. Jika turun 10% dari standar, itu bisa disebut sedang. Namun, kalau turun 50% dari standar, itu buruk. ’’Kami menggunakan acuan standar baku mutu ambien,’’ ujarnya. Gempur menjelaskan, untuk menilai komitmen pemerintah daerah (pemda) dalam menangani polusi udara salah satunya dapat dilihat dari anggaran. Rata-rata anggaran di pemda hanya 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk persoalan lingkungan keseluruhan seperti air, udara, sampah,dan lain-lain. Selain itu,tutur dia,departemen lainnya seperti Departemen Perhubungan, Energi, dan Sumber Daya Mineral, serta Departemen Perindustrian dan Perdagangan juga harus membuat kebijakan yang mendukung perbaikan polusi udara. Guru Besar Transportasi ITB Prof Ofyar Z Tamin menyatakan, dilihat dari sisi transportasi, dia setuju dengan kebijakan moratorium. Alasannya,penambahan kendaraan secara terus-menerus mengakibatkan jumlah jalan tidak sinkron dengan volume kendaraan. Dia mengungkapkan, saat ini telah terjadi proses kemiskinan besar-besaran akibat kemacetan. Hasil perhitungan 2004 di Kota Bandung, kerugian masyarakat mencapai Rp1,5 miliar–Rp2 miliar per hari dengan harga bensin saat itu Rp2.500 per liter. Sementara, kerugian Jakarta saat ini diperkirakan mencapai Rp7 miliar per hari.Jumlah itu baru dana operasi kendaraan (DOK) bukan kerugian waktu yang diterima setiap orang. ’’Solusi yang bisa digunakan adalah angkutan massal dan penekanan jumlah kendaraan,”tandasnya. JAKARTA (SINDO)
5/1/2007
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di 10 kota di Indonesia, melalui 33 stasiun dan 9 stasiun bergerak / mobil pemantau udara, pada tahun 2002 menunjukkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Persentase Data ISPU - Januari 2002 hingga Desember 2002
Kota Jakarta Semarang Surabaya Bandung Medan Denpasar Jambi Pontianak Palangkaraya Pekan Baru
Baik Sedang 6 49 12 17 15 53 6 49 64 14
61 34 73 73 39 3 17 9 58
Presentase Data (%) Tidak Sangat Tidak Tidak Berbahaya Sehat Sehat Ada 26 1 6 1 16 3 13 1 91 6 6 8 91 16 1 24 2 4 2 6 15 10 1 16
Parameter Kritis O3 PM10 PM10 PM10 PM10 PM10 PM10 PM10 PM10 PM10
INDEX STANDAR PENCEMAR UDARA Parameter yang dipantau dan diubah ke dalam ISPU adalah Partikulat (PM10), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (S02), Nitrogen Dioksida (N02), Ozon (03).
Penjelasan BAIK. Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan, bangunan atau pun nilai estetika. SEDANG. Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuh-tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika. TIDAK SEHAT. Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika SANGAT TIDAK SEHAT. Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah ketiga segmen populasi terpapar sebelumnya. BERBAHAYA. Tingkat kualitas udara yang berbahaya secara umum dapat merugikan kesehatan secara serius bagi populasi tersebut. Indra
Pengertian Pencemaran Udara Pada intinya pengertian pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya, unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia serta secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi di mana-mana, misalnya, di dalam rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Selain itu, gejala ini secara akumulatif juga terjadi di luar ruang (outdoor pollution) mulai dari tingkat lingkungan rumah, perkotaan, hingga ke tingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global. Pencemaran udara selain menyebabkan penyakit bagi manusia, umpamanya masalah pemapasan bahkan gejala kanker juga mengancam secara langsung eksistensi tumbuhan dan hewan, maupun secara tidak langsung ekosistem di mana mereka hidup. Beberapa unsur pencemar (pollutant) kembali ke bumi melalui deposisi asam atau salju yang mengakibatkan sifat korosif pada bangunan, tanaman, hutan, di samping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah. Pencemaran juga mengubah struktur atmosfir bumi sehingga membuka celah masuknya bahaya radiasi sinar matahari (ultra violet). Dan pada waktu yang bersamaan, keadaan udara yang tercemar merupakan fungsi insulator yang mencegah aliran panas kembali ke ruang angkasa, dengan demikian mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Proses inilah yang dikenal sebagai greenhouse effect (efek rumah kaca). Para ilmuwan memperkirakan bahwa peningkatan suhu bumi, atau yang diistilahkan sebagai global warming, pada akhirnya akan mempengaruhi banyak hal seperti pasokan makanan dunia, perubahan tingkat permukaan air laut, serta terjadinya penyebaran penyakit tropis.
Zat-zat Pencemar Udara Terdapat banyak zat-zat pencemar udara yang dapat diidentifikasi, namun beberapa di antaranya yang utama adalah sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah.
SUMBER KETERANGAN PENCEMAR Karbon monoksida Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 10 mg/m3 (CO) beberapa (9 ppm) Sulfur dioksida Standar kesehatan: 80 ug/m3 Panas dan fasilitas pembangkit listrik (S02) (0.03 ppm) Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 50 ug/m3 Partikulat Matter beberapa proses selama 1 tahun; 150 ug/m3 Nitrogen dioksida Buangan kendaraan bermotor; panas Standar kesehatan: 100 pg/m3 (N02) dan fasilitas (0.05 ppm) selama 1 jam Standar kesehatan: 235 ug/m3 Ozon (03) Terbentuk di atmosfir (0.12 ppm) selama 1 jam
Catatan: 1 kubik meter (1 m3) setara dengan 35.3 cu ft; 1 milligram (1 mg) setara dengan 0.00004 oz; 1 mikrogram (lug) setara dengan 0.00000004 oz.
Karbon monoksida
WHO telah membuktikan bahwa karbonmonoksida yang secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, tergantung pada lamanya seorang wanita hamil terekspos, dan tergantung pada konsentrasi polutan di udara. Asap kendaraan merupakan sumber hampir seluruh karbon monoksida yang dikeluarkan di banyak daerah perkotaan. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida yang berhasil tergantung terutama pada pengendalian emisi otomatis seperti pengubah katalis, yang mengubah sebagian besar karbon monoksida menjadi karbon dioksida. Kendali semacam itu secara nyata telah menurunkan emisi dan kadar konsentrasi karbon monoksida yang menyelimuti kota-kota di seluruh dunia industri. Di Jepang, misalnya, tingkat kadar karbonmonoksida di udara menurun sampai 50 persen antara tahun 1973 dan 1984, sementara di Amerika Serikat tingkat karbon monoksida turun 28 persen antara tahun 1980 dan 1989, walaupun terdapat kenaikan 39 persen untuk jarak kilometer yang ditempuh. Namun kebanyakan dunia negara berkembang mengalami kenaikan tingkat karbon monoksida, seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas. Perkiraan kasar dari WHO menunjukkan bahwa konsentrasi karbonmonoksida yang tidak sehat mungkin terdapat pada paling tidak separuh kota di dunia.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida yang terjadi ketika panas pembakaran menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan berbagai ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfir, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Selain itu, zat-zat oksida ini juga bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau "smog" kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.
Sulfur dioksida
Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik atau pemanasan rumah tangga. Sistem Pemantauan Lingkungan Global yang di sponsori PBB memperkirakan bahwa pada 1987 dua pertiga penduduk kota hidup di kota-kota yang konsentrasi sulfur dioksida di udara sekitarnya di atas atau tepat pada ambang batas yang ditetapkan WHO. Gas yang berbau tajam tapi tak bewarna ini dapat menimbulkan serangan asma dan, karena gas ini menetap di udara, bereaksi dan membentuk partikel-partikel halus dan zat asam.
Partikulat Matter
Zat ini sering disebut sebagai asap atau jelaga. Benda-benda partikulat ini sering merupakan pencemar udara yang paling kentara, dan biasanya juga paling berbahaya. Sistem Pemantauan Lingkungan Global yang di sponsori PBB memperkirakan pada 1987 bahwa 70 persen penduduk kota di dunia hidup di kota-kota dengan partikel yang mengambang di udara melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah "partikel-partikel halus" butiran - butiran yang begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar partikel halus ini terbentuk dengan polutan lain, terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan sulfat. Di beberapa kota, sampai separuh jumlah benda partikulat yang disebabkan ulah manusia terbentuk dari perubahan sulfur dioksida menjadi partikel sulfat di atmosfir. Di kota-kota lain, zat-zat nitrat yang terbentuk dari proses yang sama dari oksida-oksida nitrogen dapat membentuk sepertiga atau lebih benda partikulat.
Hidrokarbon
Zat ini kadang-kadang disebut sebagai senyawa organik yang mudah menguap, dan juga sebagai gas organik reaktif. Hidrokarbon merupakan uap bensin yang tidak terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna. Jenis-jenis hidrokarbon lain, yang sebagian menyebabkan leukemia, kanker, atau penyakit-penyakit serius lain, berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian sampai zat penghilang lemak untuk industri.
Ozon (asap kabut fotokimiawi)
Ozon, terdiri dari beratus-ratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap kabut, terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan oksida nitrogen. Tetapi, karena salah satu zat kimiawi itu, yaitu ozon, adalah yang paling dominan, pemerintah menggunakannya sebagai tolok ukur untuk menetapkan konsentrasi oksidan secara umum. Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat (selain klor) sehingga beberapa kota menggunakannya sebagai disinfektan pasokan air minum. Banyak ilmuwan menganggapnya sebagai polutan udara yang paling beracun. Begitu berbahayanya sehingga pada eksperimen laboratorium untuk menguji dampak ozon, satu dari setiap sepuluh sukarelawan harus dipindahkan dari bilik eksposi yang digunakan dalam eksperimen itu karena gangguan pernafasan. Pada hewan percobaan laboratorium, ozon menyebabkan luka dan kerusakan sel yang mirip dengan yang diderita para perokok. Karena emisi oksida nitrogen dan hidrokarbon semakin meningkat, tingkat ozon bahkan di pedesaan telah berlipat dua, dan kini mendekati tingkat membahayakan bagi banyak spesies.
OZON Ozone, berasal dari kata kerja bahasa yunani yang artinya "mencium", merupakan suatu bentuk oksigen alotropis (gabungan beberapa unsur) yang setiap molekulnya memuat tiga jenis atom. Formula ozon adalah 03, berwarna biru pucat, dan merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozone mendidih pada suhu -111,9° C (-169.52° F), mencair pada suhu -192,5° C (-314,5° F), dan memiliki gravitasi 2.144. Ozon cair berwarna biru gelap, dan merupakan cairan magnetis kuat. Ozon terbentuk ketika percikan listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik. Secara kimiawi, Ozon lebih aktif ketimbang oksigen biasa dan juga merupakan agen oksidasi yang lebih baik. Biasanya ozon digunakan dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu. Di atmosfir, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh emisi kendaraan maupun industri, dan ini berbahaya bag! kesehatan di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada tanaman. Pentingnya pengaturan kadar nitrogen oksida yang dilepas ke udara oleh, misalnya, pembangkit listrik tenaga batubara adalah untuk menghindari terbentuknya ozon yang dapat menimbulkan penyakit
pernafasan seperti bronkitis maupun asma.
Timbal
Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Bahkan ekspose dengan tingkat yang amat rendah sekalipun tampaknya selalu di asosiasikan dengan rendahnya kecerdasan. Karena sumber utama timbal adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang mengandung timbal, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan bus. Bahkan di negara-negara yang telah berhasil menghapuskan penggunaan bensin yang mengandung timbal, debu di udara tetap tercemar karena penggunaan bahan bakar ini selama puluhan tahun. Di Kota Meksiko, misalnya, tujuh dari 10 bayi yang baru lahir memiliki kadar timbal dalam darah lebih tinggi daripada standar yang diizinkan WHO. Di samping timbal, banyak sekali zat beracun lain menambah beban kandungan polutan di daerah perkotaan. Zatzat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zinc) sampai bermacammacam senyawa organik (seperti benzene dan hidrokarbon lain dan aldehida). Perusahaan - perusahaan di AS mengeluarkan sedikitnya l,2juta metrik ton zat beracun ke udara pada tahun 1987. Badan Perlindungan Lingkungan AS memperkirakan bahwa ekspose terhadap polutan - polutan tersebut mengakibatkan antara 1.700 sampai 2.700 jenis kanker pertahun.
Sebab-sebab Pencemaran Udara 1. Industri Sektor industri merupakan penyumbang pencemaran udara melalui penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga. Salah satu penyebab meningkatnya pencemaran udara di Indonesia adalah urbanisasi dan industrialisasi yang tumbuh dengan cepat tetapi tidak dibarengi dengan pengendalian pencemaran yang memadai dan efisien dalam penggunaan bahan bakar fosil. Dalam upaya penanggulangan pencemaran udara, penanggung jawab kegiatan industri wajib antara lain: Melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk pengukuran emisi gas buang dan fasilitas pengukuran udara ambien. Peralatan pengendalian emisi gas buang tersebut meliputi lubang sampling, landasan kerja, tangga pengaman dan tenaga listrik. Pemantauan dilakukan terhadap emisi gas buang dan ambien. Pengukuran emisi secara manual dilakukan sekurang kurangnya 6 bulan sekali dan secara terus menerus dengan menggunakan Continuous Emission Monitoring (CEM) sedangkan pemantauan terhadap udara ambien dilakukan sekurang kurangnya 6 bulan sekali. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh industri dilaporkan kepada Pemda Kabupaten/Kota, yaitu Bapedal Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada KLH setiap 6 bulan sekali untuk pengukuran yang dilakukan secara manual, dan setiap 3 bulan sekali untuk industri yang memiIiki fasilitas CEM.
2. Emisi Kendaraan Bermotor Kegiatan transportasi memberikan kontribusi terbesar terhadap pencemaran udara di kota-kota besar. Emisi kendaraan bermotor yang dikeluarkan melalui knalpot berupa senyawa kimia yang berbahaya bagi atmosfir berasal dari proses pembakaran adalah karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan beberapa partikel mikro seperti timbal sebagai campuran bahan bakar. Antara tahun 1900 hingga 1970, penggunaan kendaraan bermotor meningkat pesat, dan emisi nitrogen oksida yang merupakan pencemar berbahaya dalam gas buangan, meningkat hingga rata-rata 690%.
Secara nasional program pengendalian pencemaran udara adalah Program Langit Biru (PLB) yang dicanangkan pada tanggal 6 Agustus 1996 di Semarang oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan Program Langit Biru difokuskan pada: 1. 2.
Pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak Pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak
Upaya penanggulangan pencemaran udara pada dasarnya ditujukan pada peningkatan mutu udara untuk kehidupan, meliputi kegiatan: 1. 2. 3.
Pencegahandan penanggulangan pencemaran. Pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien dan pencegahan dari sumber-sumber pencemar. Penanggulangan keadaan darurat akibat pencemaran udara.
Pencemaran udara di lingkungan perkotaan maupun industri semakin meningkat dan merupakan salah satu isu strategis lingkungan hidup secara nasional. Kegiatan yang masuk dalam rangka ini antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penghapusan bensin bertimbal (Pb). Penggunaan energi ramah lingkungan. Pengembangan dan penerapan sistem insentif dan disinsentif untuk industri dan kendaraan bebas polusi. Pemantauan kualitas udara ambien. Penandatanganan Surat Pernyataan (Super) dari kalangan industri peserta PLB. Penggunaanalat pengendalian pencemaran udara.
Bayi Sesak Napas [06-07-2007 16:31:16]
Oksigen harus segera masuk ke paru-paru dan dialirkan ke otak. Apa saja gejala sesak pada bayi? Napasnya cepat, tampak tarikan pada sela tulang iga dan dada kala menarik napas (retraksi), ada bunyi seperti mendengkur atau merintih saat bayi mengeluarkan napas (grunting), lidah kebiruan pada suhu kamar (sianosis sentral), atau sesaat setelah lahir napas bayi 60 kali per menit atau lebih (tachypnea). Dampak dari sesak napas jelas tidak bisa dianggap remeh. Paru-parunya akan kekurangan oksigen, si kecil jadi rewel, nafsu minum dan makannya pun anjlok. Kalau sudah terjadi
komplikasi pada fungsi paru, wajahnya akan tampak membiru. Dua saja dari sederet gejala tadi terjadi pada bayi, berarti si kecil sudah mengalami sesak napas yang harus segera ditangani. BERMACAM PENYEBAB Sebelum sampai pada penanganan, ketahui dulu macam-macam penyebab sesak napas pada bayi, di antaranya: INFEKSI Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian atas Sesak napas bisa disebabkan penyakit infeksi. Yang paling sering adalah flu. Penyakit ISPA atas bila tak kunjung sembuh akan merembet menjadi ISPA bagian bawah. Akibatnya bayi terancam mengalami bronkitis, radang paru ataupun asma. Gejalanya selain sesak napas, si kecil juga demam, sekeliling bibir biru (sianosis), proses bernapas cepat tapi lama-kelamaan melemah. Sebaiknya dibawa ke dokter agar penanganannya tepat. Sebagai upaya pertolongan, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan rontgen dan pemberian antibiotik bila karena infeksi. Dengan pengobatan, kebanyakan gangguan sesak napas bisa tertangani. Pneumonia Pneumonia atau radang paru ditandai dengan gejala awal sesak napas dan batuk. Kantong-kantong udara (dalam paru) penderita pneumonia terisi cairan/sel-sel radang yang membuatnya kesulitan bernapas karena peredaran oksigen di paru tak lancar. Pneumonia secara umum dibagi 3, yaitu: 1. Aspirasi Pneumonia. Cairan masuk ke paru karena tersedak, misalnya air ketuban atau air susu ibu. 2. Pneumonia karena infeksi virus atau bakteri. Gejala muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Tapi bergantung pula pada keganasan virus atau bakteri tersebut. Gejala muncul mulai dari demam, batuk lalu sesak napas. 3. Pneumonia akibat faktor lingkungan. Polusi udara menyebabkan sesak napas, terutama bagi yang berbakat alergi. Bila tak diobati bisa mengakibatkan bronkitis. Selanjutnya, akan menjadi pneumonia. Sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter agar bisa cepat mendapat pertolongan pertama. NON INFEKSI
Tersedak makanan/susu Sesak napas bisa terjadi lantaran tersedak makanan atau susu. Misal, si kecil menangis padahal mulutnya sedang penuh makanan. Atau saat ia muntah, sisa muntahnya masih tertinggal di tenggorokan atau hidung. Nah, kala ia bernapas, sisa makanan itu malah masuk ke paru-paru dan akhirnya tersedak. Kondisi seperti ini yang tak segera diobati berisiko terjadi peradangan dalam paru-paru. Segeralah ke dokter bila hal itu terjadi agar bisa cepat tertangani. Tindakan rontgen biasanya akan dilakukan untuk mengetahui ada penyumbatan atau tidak. Selanjutnya, apabila dengan pengobatan tak ada perbaikan, dapat dilakukan dengan bronkoskopi, yaitu mengambil cairan atau makanan yang menyumbat. Tersedak air ketuban Terjadi pada bayi baru lahir. Karena suatu hal, ketuban masuk ke paru-paru janin. Ketika lahir, bayi tersedak dan mengalami sesak napas. Bagian paru-parunya yang tersumbat pun tak bisa diisi udara. Karena udara tak bisa masuk terjadilah sesak napas. Untuk penanganan, perlu dilakukan penyedotan lendir dari mulut, hidung bahkan tenggorokan bayi secara intensif. Bila air ketubannya masih jernih dan hanya sedikit yang masuk paru-paru, tak perlu dilakukan pencucian paru. Sebaliknya, bila air ketuban banyak masuk, mesti disedot dari paru-paru. Apalagi kalau air ketuban tersebut telah berwarna hijau dan berbau maka paruparunya perlu "dicuci" atau disedot dengan cara bronchialwash. Kondisi sesak napas yang parah (akibat paru-paru pecah (pneumotoraks) umumnya akan ditindaklanjuti dengan pemberian alat bantu napas (ventilator). Lahir prematur Kelahiran prematur juga bisa menyebabkan sesak napas pada bayi. Bayi yang lahir prematur mengalami sesak napas lantaran organ paru-parunya belum matang/siap. Ibarat balon kempis, gelembung paru-paru tak bisa membuka jika oksigen tak bisa masuk. Jabang bayi pun tak bisa menangis dan bernapas. Kejadian yang disebut Respiratory Distress Syndrome (RDS) ini terjadi saat unit paru-paru yang terkecil tak membuka karena zat surfaktan tak mencukupi. Maka itu sebagai upaya antisipasi, bayi prematur mesti mendapatkan alat bantu napas. Wet Lung Syndrome Disebut juga Transient Tachypnea of the Newborn (TTN). Pada bayi yang dilahirkan secara normal, sebagian besar cairan dalam paru-paru terperas keluar karena dada janin mengalami kompresi oleh jalan lahir. Sementara, cairan sisanya dalam waktu singkat akan diserap ke dalam pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe paru-paru. Nah, pada bayi yang dilahirkan melalui proses sesar, dadanya tak mengalami kompresi oleh jalan
lahir sehingga menghambat pengeluaran cairan dari paru. Tapi tak semua bayi sesar mengalami kendala ini. Ada beberapa faktor lain yang ikut memengaruhi, misal apakah ada kontraksi rahim sebelum sesar, serta bagaimana penanganan bayi baru lahir dan sebagainya. Janin yang mengalami gangguan oksigenisasi (hipoksia) atau ibu hamil yang mengalami polihidramnion (cairan ketuban berlebihan) pun dapat mengalami kelainan TTN. Selain sesak napas, umumnya, dada bayi yang mengalami TTN membusung. Karena itu, dokter akan menyuplai oksigen selama 2-3 hari. Biasanya gejala sesak napas berangsur tertanggulangi dalam 24 jam pertama dan dalam 72 jam gejala akan hilang. Penanganan yang terlambat (tidak tepat dan baik) berisiko merusak jaringan otak bayi lantaran kekurangan suplai oksigen. Kelainan pada jalan napas (trakea) Sesak napas akibat kelainan pada trakea terjadi 1-3 jam setelah bayi lahir. Kelainan ini berupa terhubungnya jalan napas dengan jalan makanan (esofagus). Dalam bahasa medis disebut trackeo esophageal fistula. Akibatnya, cairan lambung masuk ke paru-paru. Untuk mengantisipasinya, akan dimasukkan selang ke jalan napas sehingga cairan lambung tak sampai mengganggu. Kalau perlu akan dilakukan operasi penyekatan saluran napas dan jalan makanan. Pembesaran kelenjar thymus Bayi dengan pembesaran kelenjar thymus, saat lahir masih dapat menangis kuat. Akan tetapi, napasnya terdengar seperti suara orang mengorok. Lama-kelamaan makin keras suaranya dan timbul batuk-batuk. Adanya pembesaran kelenjar thymus yang terletak di rongga atau di antara dua paru-paru akan menekan trakea. Trakea yang menyempit dan mengeluarkan lendir ini lantas membuat napas si kecil berbunyi grok-grok, keluar lendir dan batuk. Yang terbaik, segera bawa si kecil ke dokter. Obat-obatan akan diberikan untuk mengecilkan kelenjar thymus sehingga tak menekan trakea. Kelainan jantung atau paru-paru Sesak napas karena ada faktor bawaan biasanya muncul begitu bayi lahir atau 1-2 hari kemudian. Misal, akibat kelainan jantung. Dalam kasus ini, permasalahan utama adalah jantung dan pernapasan sulit merupakan efek selanjutnya. Segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan penanganan yang tepat, misalnya dengan cara operasi. Kelainan pembuluh darah Kelainan yang dimaksud yaitu, pembuluh darah jantung berbentuk cincin (double aortic arch) sehingga menekan jalan napas dan jalan makan. Begitu lahir napas bayi dengan gangguan ini terdengar seperti mendengkur atau berbunyi (stridor) yang semakin jelas terdengar kala ia menangis. Karena jalan makanan terganggu, bayi pun mengalami kelainan menelan dan maunya minum susu melulu (makanan padat/semi padat ditolaknya
dan umumnya justru menyebabkan muntah karena teksturnya yang kasar). Dokter akan melakukan rontgen untuk memastikan gangguan ini. Selanjutnya, dilakukan operasi untuk memutus salah satu aorta yang kecil. Bila bukan karena kelenjar thymus yang membesar, akan dicari apakah ada bagian jalan makanan yang menyempit. Sindrom Aspirasi Mekonium Janin yang mengalami hipoksia (gangguan suplai oksigen) akan mengeluarkan mekonium yaitu kotoran dalam usus selama di kandungan. Nah, mekonium ini kemudian bercampur dengan air ketuban dan dapat masuk ke saluran napas atas. Ketuban tampak hijau tua. Begitu pula kulit janin. Bahayanya, mekonium mengandung enzim yang bisa merusak sel epitel di saluran napas bawah. Bila tak segera dibersihkan atau diisap keluar dengan baik, maka saat bayi aktif bernapas setelah lahir, mekonium itu akan tersedot masuk ke jaringan paru. Bayi pun mengalami sesak napas dengan dada membusung. Hilman Hilmansyah. Foto: Ferdi/NAKITA Konsultan ahli: dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K) dari Subbagian Pulmonologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo