POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009)
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Ilmu Komunikasi
Oleh : Rahmalia Dhamayanti L100100062
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1
POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009) Rahmalia Dhamayanti (
[email protected]) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK
Film Berbagi Suami (2006), Ayat-Ayat Cinta (2008) dan Perempuan Berkalung Sorban (2009) merupakan tiga film Indonesia yang menceritakan kehidupan poligami dengan alasan yang berbeda-beda. Ketiga film ini menceritakan bagaimana perempuan dan laki-laki memutuskan poligami karena alasan-alasan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana resepsi audience terhadap alasan poligami dalam ketiga film Indonesia tahun 2006-2009. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis resepsi. Analisis resepsi merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji khalayak. Metode ini membandingkan antara wacana apa yang muncul di media dan di khalayak. Sehingga interpretasinya merujuk pada konteks kultural yang dimiliki khalayak dengan latar belakang yang berbeda-beda seperti agama, tingkat pendidikan dan status sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga informan dengan afiliasi agama Islam berada dalam posisi pembacaan dominant-hegemonic. Sedangkan tiga informan berlatar belakang agama Katolik pada posisi Oppositional. Meskipun keenam penonton berada pada posisi dominant-hegemonic dan Oppositional, namun di beberapa adegan juga ada informan yang berada pada posisi Negotiated.
Kata Kunci : Resepsi Audience, Film Indonesia Tahun 2006-2009, Poligami.
2
A.
Qur‟an surat An-Nissa ayat 3. Selain itu,
PENDAHULUAN Di Indonesia poligami merupakan
praktik
yang
ajaran
agama
Kristen
hukum
dilegalkan.
mengenai poligami ini di jelaskan dalam
Meskipun ada batasan-batasan mengenai
Injil Matius pasal 19, ayat 4 sampai 6.
poligami, namun secara tertulis poligami
Tidak hanya diatur oleh hukum agama,
telah diperbolehkan di negara Indonesia.
poligami juga dijelaskan dalam undang-
Hal ini terlihat dari peraturan tentang
undang no. 1 tahun 1974 pasal 3 ayat 1 dan
poligami yang tercantum dalam undang-
2 tentang perkawinan.
undang
pernikahan
dalam
pernikahan.
begitu
Ketertarikan peneliti terhadap ketiga
poligami tetap menjadi hal yang sulit
film ini karena film Berbagi Suami (2006)
diterima di masyarakat.
garapan sutradara Nia Dinata berhasil
Poligami
Kendati
merupakan
isu
di
meraih
kategori
film
dalam
Film
Jakarta
masyarakat yang sudah terjadi sejak lama
Penghargaan
namun masih menjadi polemik. Baik dari
(filmindonesia.or.id, 2006). Selanjutnya
sudut
dan
film Perempuan Berkalung Sorban (2009)
perundang-undangan. Dalam pengertian
karya sutradara Hanung Bramantyo meraih
umum di masyarakat, poligami diartikan
kategori film terbaik dalam Penghargaan
sebagai seorang laki-laki kawin dengan
Piala Citra (filmindonesia.or.id, 2009).
banyak wanita. (Suprapto, 1990: 71).
Dan film Ayat-Ayat Cinta (2008) yang juga
pandang
agama,
sosial
Dalam film Indonesia tahun 2006-
merupakan
Festival
terbaik
karya
Hanung
Bramantyo
2009 ada beberapa alasan poligami yang
berhasil menyabet 5 piala terpuji dalam
ditampilkan. Misalnya seperti poligami
Festival Film Bandung (detik.com, 2008).
karena alasan ketaatan terhadap agama,
Peneliti
menggunakan
metode
menghindari zina, alasan ekonomi, alasan
analisis resepsi. Metode analisis resepsi
karena empati dan alasan poligami karena
merupakan metode yang biasa digunakan
nafsu.
untuk
Adanya
pemaknaan
khalayak
yang
terhadap suatu teks media. Penelitian ini
ini
bertujuan untuk mengetahui pemaknaan
mampu mempengaruhi khalayak dalam
khalayak mengenai alasan poligami dalam
memaknai poligami dalam film.
film Indonesia. Informan akan dipilih
dilatarbelakangi
poligami
melihat
berbagai
alasan
Dalam kitab suci agama Islam,
berdasarkan latar belakang yang berbeda-
menerangkan mengenai hukum poligami.
beda. Hal ini diharapkan agar mendapatkan
Seperti yang sudah dijelaskan dalam Al-
data 3
yang
beragam
dari
pemaknaan
khalayak mengenai alasan poligami dalam
peristiwa yang ditampilkan dalam film
film Indonesia tersebut.
tersebut. Seperti yang dijelaskan Irwanto
Tujuan dari penelitian ini adalah
(1999: 3) dalam Sobur (2004), film adalah
untuk mengetahui encoding, decoding dan
potret dari masyarakat dimana film itu
resepsi audience terhadap alasan poligami
dibuat. Film selalu merekam realitas yang
dalam film Indonesia Tahun 2006-2009.
tumbuh
Rumusan masalah dari penelitian ini
masyarakat,
adalah
memproyeksikannya ke atas layar (Sobur,
bagaimana
resepsi
audience
terhadap alasan poligami dalam film
dan
berkembang dan
dalam kemudian
2004: 127).
Indonesia tahun 2006-2009?
Salah satu fenomena yang menarik diangkat kedalam film adalah pernikahan
B. TINJAUAN PUSTAKA
poligami. Poligami bisa dialami oleh siapa
Film merupakan suatu industri yang
saja dan dari kalangan mana saja. Hal ini
mampu menghadirkan perubahan dalam
ditampilkan dalam adegan alasan poligami
masyarakat.
yang
di film Indonesia 2006-2009. Praktik
film
poligami dalam penelitian ini melihat pada
mampu merubah perspektif masyarakat
alasan poligami di film Indonesia tahun
dalam melihat suatu fenomena. Di era ini
2006-2009 dengan judul Berbagi Suami
film digemari hampir di setiap lapisan
(2006),
masyarakat. Film sebagai budaya popular
Perempuan Berkalung Sorban (2009).
memiliki
yang
Dalam film tersebut ditampilkan bahwa
menjadi daya tarik bagi khalayak. Hal ini
poligami bisa dilakukan oleh berbagai
membuat film menjadi tontonan yang
kalangan dengan alasan yang beragam.
menarik. Selain itu khalayak lebih mudah
Dari adegan ketiga film Indonesia tersebut,
menerima pesan dari film dibandingkan
alasan orang berpoligami meliputi aspek
berita maupun informasi lainnya. Hal ini
agama, sosial, ekonomi, dan seksual.
dihadirkan
Realitas dalam
kekuatan
sosial
sebuah
cerita
audio-visual
disebabkan karena film dikemas dengan
Ayat-ayat
Cinta
(2008)
dan
Film Berbagi Suami (2006), Ayat-
cerita-cerita yang menarik.
Ayat
Film yang mengangkat fenomena di
Cinta
Berkalung
(2008) Sorban
dan
Perempuan
(2009)
merupakan
masyarakat relatif lebih menarik perhatian
realitas sosial yang di-encoding kedalam
khalayak. Hal itu terjadi karena khalayak
sebuah wacana. Maraknya poligami di
merasa mereka memiliki kedekatan dengan
masyarakat, membuat profesional media 4
men-encoding
pesan
mentah
kedalam
secara penuh menerima teks media tanpa
sebuah media massa film. Selanjutnya
mengolahnya terlebih dahulu. Negotiated ;
khalayak menerjemahkan pesan yang telah
khalayak tidak sepenuhnya menolak pesan
di-encoding dengan cara yang berbeda
media,
sehingga
memberikan
menghasilkan
makna
yang
akan
tetapi
lebih
pemaknaan
kepada alternatif.
polisemi. Disini khalayak bebas melakukan
Oppositional ; khalayak secara penuh
decoding
menolak pesan yang disampaikan oleh
terhadap
teks
media.
Pada
momen ini khalayak tidak lagi dihadapkan
media. (Baran dan Davis, 2010).
dengan peristiwa yang „mentah‟ melainkan
Analisis resepsi merupakan suatu
peristiwa tersebut sudah diolah dalam
metode penelitian yang mengkaji tentang
sebuah cerita film yang menarik.
khalayak.
Metode
ini
memposisikan
Storey (2010) menjelaskan bahwa
khalayak sebagai subjek yang aktif dalam
suatu decoding bisa terjadi jika suatu teks
menghasilkan makna. Analisis resepsi
media bermakna bagi khalayak. Jika tidak
berfokus pada isi pesan media dan
ada makna, maka bisa jadi tidak muncul
khalayak. Bagaimana khalayak memaknai
interpretasi terhadap teks media tersebut.
media
Sehingga tidak ada efek yang ditimbulkan.
budayanya. Perrti Alasuutari dalam Baran
Khalayak menerjemahkan makna melalui
dan Davis (2010) menjelaskan bahwa
sirkulasi
menjadi
penelitian penerimaan telah memasuki
„reproduksi‟ untuk menjadi „produksi‟ lagi
tahapan ketiga. Tahap pertama berkutat
(Storey, 2010: 13). Dalam men-decoding
pada pengodean penafsiran milik Stuart
sebuah pesan media, khalayak memilih
Hall.
wacana media yang mereka sukai. Jika ada
etnografi yang dipelopori oleh Morley.
ketertarikan
terhadap
Ketiga,
ditampilkan,
maka
wacana
„produksi‟
wacana akan
yang muncul
berdasarkan
Kedua,
tidak
latar
didominasi
hanya
belakang
oleh
berfokus
studi
pada
penerimaan pesan oleh khalayak tertentu.
interpretasi atau pemaknaan dari khalayak
Melainkan
untuk
memahami
yang dikategorikan dalam tiga kategori
media”
pemaknaan. Pemaknaan tersebut adalah
terlihat dalam peranan media sehari-hari,
dominan, negotiated dan oppositional.
baik sebagai topik dan aktivitas yang
kontemporer,
“budaya
terutama
yang
dibentuk dan membentuk wacana. (Baran
Hall dalam Baran dan Davis (2010:
dan Davis, 2010: 305-306).
304-305) menjelaskan tiga posisi mengenai pemaknaan tersebut. Dominant ; khalayak 5
Dalam penelitian ini analisis resepsi dilakukan
untuk
melihat
yang beragam. Khalayak dalam analisis
pemaknaan
resepsi adalah individu dengan kultural
khalayak terhadap alasan poligami dalam
yang berbeda. Mereka dipandang aktif
film
2006-2009.
dalam menghasilkan makna, sehingga
Bagaimana khalayak memaknai encoding
resepsi terhadap pesan media juga berbeda-
yang dibuat oleh sutradara film tersebut.
beda.
Indonesia
tahun
Apakah setelah melihat alasan poligami dalam
film
tersebut
akan
Subjek dalam penelitian ini adalah
merubah
enam
perspektif khalayak terhadap poligami atau
yang
beragama Katolik. Selain berbeda agama, keenam informan ini juga memiliki status sosial, ekonomi dan pendidikan yang
C. METODE PENELITIAN
berbeda.
Penelitian tentang khalayak dengan
film Indonesia yang akan diteliti. Objek
bertujuan untuk menjelaskan fenomena
(Kriyantono,
2010:
dalam penelitian ini adalah film Indonesia
melalui
tahun
sedalam-dalamnya. 56).
mengasumsikan
(2006),
bahwa
resepsi
(2008)
dan
ini
mengacu
pada
resepsi
film Indonesia 2006-2009. Teknik analisis data dilakukan dalam
mengetahui
audience
Cinta
audience terhadap alasan poligami dalam
Penelitian dengan metode analisis
bagaimana
Ayat-ayat
Penelitian
bersifat interpretatif (Mulyana, 2008:33).
untuk
mengangkat
Perempuan Berkalung Sorban (2009).
objektif dan sifat yang tetap, melainkan
digunakan
yang
objek penelitian film Berbagi Suami
pengetahuan tidak mempunyai sifat yang
resepsi,
2006-2009
fenomena poligami. Peneliti menggunakan
Penelitian
kualitatif bersifat subjektif. Pendekatan subjektif
dengan
berlandaskan dari alasan poligami dalam
Penelitian kualitatif adalah riset yang
data
informan
mewakili sebagai subjek penelitian. Hal ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif.
pengumpulan
Pemilihan
kriteria seperti ini, dianggap mampu
menggunakan metode analisis resepsi ini
sedalam-dalamnya
latar
2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki
mempengaruhi
mereka dalam melihat suatu objek.
dengan
memiliki
dan 1 orang laki-laki beragama Islam serta
khalayak bersifat heterogen dan memiliki berbeda
yang
belakang berbeda yaitu 2 orang perempuan
sebaliknya. Hal ini mengingat bahwa
budaya
informan
beberapa tahap, diantaranya melakukan
terhadap
analisis isi, mengumpulkan, mengolah dan
alasan poligami dalam film Indonesia
menganalisis data. Dalam tahap encoding,
tahun 2006-2009 di dasari latar belakang 6
peneliti melakukan analisis isi terlebih
ekonomi, rasa empati, dan alasan nafsu
dahulu untuk mengetahui secara mendalam
yang
encoding alasan poligami dalam film
pernikahan poligami.
Indonesia tahun 2006-2009. Selanjutnya
melatarbelakangi
terjadinya
2. Decoding
peneliti melakukan pengumpulan data informan melalui wawancara mendalam,
Informan I yang merupakan wanita
kemudian mentranskip hasil wawancara
berlatarbelakang agama Katolik, menolak
kedalam bentuk tulisan. Pada tahap akhir,
poligami
peneliti menganalisis adegan dalam film
dengan berbagai alasan. Namun ada satu
Berbagi Suami (2006), Ayat-ayat Cinta
alasan poligami yang menurutnya masih
(2008) dan Perempuan Berkalung Sorban
bisa diterima. Seperti poligami karena
(2009). Serta menganalisis data yang telah
sudah terlanjur hamil. Informan menilai
didapat dari wawancara dengan informan.
jika hal tersebut sudah terjadi, maka
Sehingga
memang harus dilakukan meskipun dengan
bahwa
mendapatkan informan
hasil
termasuk
analisis
meskipun
dilatarbelakangi
berpoligami.
kedalam
kategori penafsiran yang mana. Posisi
Informan
dominan (hegemonic), negotiated atau
II
yaitu
wanita
berlatarbelakang agama Islam, menerima
oppositional reading.
poligami yang dilandasi beberapa alasan. Menurutnya poligami wajar jika dilakukan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena alasan ketaatan pada agama, dan
1. Encoding
ekonomi.
Berbagi Suami (2006), Ayat-ayat
Selanjutnya
Cinta (2008) dan Perempuan Berkalung
informan
III
adalah
Sorban (2009) menyajikan bagaimana
wanita berlatarbelakang agama Katolik dan
kontruksi media massa film terhadap
berpendidikan SMA. Informan ini menolak
poligami yang dilakukan dengan dilatar
poligami dengan berbagai alasan. Baginya
belakangi berbagai alasan. Pesan media
ajaran
yang menjadi objek analisis adalah adegan
menganjurkan
atau tanda yang menunjukkan alasan
poligami. Sehingga menurutnya tidak ada
poligami dalam ketiga film Indonesia
alasan poligami yang bisa diterima.
tersebut.
Poligami
menunjukkan
adanya
dalam alasan
film
ini
agama
yang adanya
diyakini
tidak
pernikahan
Informan IV yang merupakan wanita
terpaksa,
beragama Islam dan berpendidikan SMA
menghindari zina, ketaatan pada agama,
memberikan pemaknaan berbeda. Menurut 7
informan, poligami wajar dilakukan sesuai
beberapa adegan informan memberikan
dengan situasi dan kondisi setiap individu.
pemaknaan yang berbeda-beda.
Dalam hal ini informan masih bisa menerima
poligami
dengan
a. Pemaknaan Perempuan
beberapa
Terhadap Poligami
alasan.
Memaknai alasan poligami karena Informan V yaitu laki-laki beragama
ketaatan agama, informan II dan IV berada
Islam. Informan ini menerima poligami
pada dominant-hegemonic. Baginya Islam
yang didasari dengan beberapa alasan.
mengizinkan
Menurutnya ketaatan pada agama adalah
memiliki
alasan poligami yang paling bisa diterima. Berbeda
dengan
kewajiban
dan
untuk
mereka menerima
pernikahan poligami sebagai tanda bahwa
V,
mereka seorang muslimah yang taat.
Informan VI yang merupakan laki-laki
Kedua informan ini memiliki latar
beragama
belakang pendidikan dan ekonomi yang
Katolik
Informan
poligami
menolak
poligami.
Baginya apapun alasannya tidak wajar
berbeda.
adanya
merupakan
poligami
pernikahan belum
kebahagiaan. satupun
poligami,
tentu
mendatangkan
Menurutnya
alasan
karena
poligami
Dimana
informan
wanita
II
karir
berpendidikan
sarjana. tidak
yang
Sedangkan
tidak
ada
informan
yang
bisa
berpendidikan SMA. Namun mereka
diterima. 3. Pembahasan
IV
bekerja
memiliki
pemaknaan
mengenai
poligami
terhadap
ketaatan
dan
yang
sama
dengan
alasan
agama.
Hal
ini
Decoding yang telah dilakukan dengan
dipengaruhi oleh latar belakang agama
enam informan terhadap alasan poligami
yang mereka yakini.
dalam film Indonesia tahun 2006-2009
Informan III yang beragama Katolik
menunjukkan tiga informan di posisi
tidak bekerja dan berpendidikan SMA
dominant-hegemonic dan tiga informan
juga berada di posisi dominant-hegemonic.
oppositional. Tiga informan beragama
Informan mencoba menempatkan dirinya
Islam yaitu informan II, IV dan V menerima
poligami
yang
sebagai perempuan muslim. Menurutnya
dilandasi
jika berada dalam posisi tersebut, tentu dia
berbagai alasan. Sedangkan tiga informan
akan mengikuti ajaran agama yang di
beragama Katolik yaitu informan I, III, dan VI
menolak.
Meskipun
demikian
yakininya.
di
Dalam
memaknai
ini
informan lebih cenderung menunjukkan 8
sikap toleransi terhadap agama lain
jika perempuan bergantung kepada suami
yang
dan mau di poligami karena alasan
memperbolehkan
pernikahan
ekonomi.
poligami. Berbeda
dengan
informan
di
memberikan Menurutnya
Negotiated.
Informan
pemaknaan
alternatif.
poligami
dengan
melihat
bahwa
ekonomi memang menjadi hal utama bagi
III,
perempuan. Terutama bagi perempuan
informan I yang juga beragama Katolik berada
Informan
yang tidak memiliki penghasilan. c. Alasan untuk Berpoligami
alasan Pemaknaan terhadap poligami karena
ketaatan agama bisa saja diterima, karena mereka berpegang pada satu ayat tertentu
alasan
nafsu,
empat
orang
informan
dalam kitab suci mereka bahwa poligami
perempuan tidak sejalan dengan pesan
itu sebenarnya juga tidak berdosa, asalkan
media, sementara dua informan laki-laki
adil.
Sehingga paradigma individulah
yang memiliki latar belakang berbeda, satu
yang kadang menjadi pembenaran atas
menerima dan satu menolak pesan media.
tindakan tersebut.
Secara umum menurut keempat informan perempuan poligami karena alasan tersebut
b. Alasan Ekonomi dari Posisi
dinilai tidak wajar. Informan perempuan
Perempuan
melihat
Informan
III
yang
dan
memberikan
berpendidikan pemaknaan
menerima poligami dengan alasan ini.
SMA
Menurutnya poligami merupakan solusi
alternatif.
berbagai
Menurutnya perempuan bisa saja bercerai
ekonomi.
Meskipun
macam
permasalahan
dalam
pernikahan. Misalnya istri tidak bisa
dan tidak harus mau di poligami karena alasan
laki-laki
Informan laki-laki beragama Islam
berlatarbelakang agama Katolik, tidak bekerja
besar
berpoligami memang karena alasan nafsu.
Memaknai poligami karena alasan ekonomi,
sebagian
memberikan keturunan, menurutnya
terjadi
poligami bisa menjadi salah satu solusi
perceraian, laki-laki tetap bertanggung
dari permasalahan tersebut. Sedangkan
jawab membiayai anaknya.
informan
laki-laki
beragama
Katolik
III,
menolak alasan poligami ini, menurutnya
informan II yang beragama Islam , bekerja
pernikahan bahagia bukan hanya semata-
dan berpendidikan SMA memberikan
mata karena nafsu. Sehingga menurutnya
pemaknaan dominant. Menurutnya wajar
tidak wajar jika hal ini dijadikan alasan
Berbeda
dengan
informan
untuk berpoligami. 9
Selanjutnya adalah poligami karena alasan
Menurutnya poligami merupakan suatu
menghindari zina. Dalam memaknai hal ini
solusi dari permasalahan rumah tangga. Ini
informan perempuan cenderung menolak.
di pengaruhi oleh ajaran agama yang ia
Namun
yakini.
informan
IV
sejalan
dengan
wacana yang muncul dalam teks media.
Dari sudut pandang
Informan perempuan ini beragama Islam,
terdapat ayat yang mengatur mengenai
tidak bekerja dan berpendidikan SMA. Menurutnya
lebih
baik
pernikahan poligami. Sehingga poligami
berpoligami
boleh
daripada harus berzina.
memaknai
memiliki
alasan
pemaknaan
yang
poligami, berbeda.
Adanya
Sementara informan VI menolak poligami apapun alasannya. Menurutnya tujuan
laki-laki
pernikahan
kebahagiaan,
berlatarbelakang agama Katolik, yang
ingin
namun
menciptakan
dengan
adanya
pernikahan poligami belum tentu akan
memberikan pemaknaan terhadap empat
mendatangkan
kategori pada posisi Opposisi dan dua
kebahagiaan
bersama.
Pemaknaan informan ini dipengaruhi oleh
Negosiasi.
ajaran agama yang ia yakini. Dalam agama
d. Pemaknaan
Katolik tidak memperbolehkan pernikahan
Laki-Laki
poligami.
Terhadap Poligami Dalam memaknai alasan poligami di
E. KESIMPULAN DAN SARAN
film Indonesia tahun 2006-2009 informan
1. Kesimpulan
V dan VI berada pada posisi pembacaan
Hasil wawancara informan terhadap
yang berbeda. Informan V dengan latar belakang
tertentu.
dan
alasan poligami dalam film.
dominan dan satu kategori opposisi. Lain informan
syarat
laki-laki beragama Islam dalam memaknai
dalam lima dari enam kategori pada posisi
dengan
dengan
pemahaman ini mempengaruhi informan
Informan V yang berlatarbelakang Islam
halnya
dilakukan
pertimbangan
Sedangkan dua informan laki-laki dalam
Islam sendiri
agama
Islam
alasan poligami dalam film Indonesia
cenderung
tahun 2006-2009, secara umum dapat
menerima poligami, sedangkan informan
disimpulkan bahwa tiga informan dengan
VI yang beragama Katolik menolak.
afiliasi agama Islam berada dalam posisi
Informan V secara keseluruhan menerima
dominant-hegemonic.
poligami dilandasi alasan-alasan seperti
Sedangkan
tiga
informan berlatar belakang agama Katolik
yang ditampilkan dalam teks media. 10
pada posisi
Oppositional.
Namun
di
Informan III yang beragama Katolik
beberapa adegan juga ada informan yang
juga berada di posisi oppositional. Seperti
berada pada posisi Negotiated.
poligami karena alasan nafsu, menurutnya semua orang pasti memiliki nafsu. Akan
a. Dominant-Hegemonic
tetapi jika menikah lagi karena alasan
Tiga informan yang berada pada posisi
dominan-hegemonic,
nafsu, hal tersebut tidak wajar. Di agama
adalah
yang ia yakini, seorang wanita diciptakan
informan dengan latar belakang agama
dari tulang rusuk laki-laki. Jadi jika
Islam.
memiliki istri lebih banyak berarti laki-laki
Informan
memaknai
alasan
poligami berdasarkan ajaran agama yang
tersebut tidak mempunyai tulang rusuk.
dianutnya. Seperti memaknai poligami
Senada
karena alasan ketaatan agama, ketiga
Islam
menolak poligami. Seperti poligami karena
diperbolehkan
alasan ekonomi dalam cerita Siti, informan
memiliki istri lebih dari satu. Sehingga ketaatan
terhadap
agama
ini tidak sejalan dengan pesan media.
merupakan
Menurutnya poligami dalam cerita Siti
kewajiban bagi seorang muslim.
tersebut bukan karena alasan ekonomi.
b. Oppositional Reading Tiga
orang
Melainkan karena pola pikir mereka yang
informan
masih konvensional.
beragama
Katolik berada di posisi Oppositional.
c. Negotiated Reading
Informan ini menafsirkan pesan media
Di beberapa adegan ada informan
sesuai dengan ajaran agama mereka. Informan
laki-laki
beragama
yang berada pada posisi negotiated. Seperti
katolik
pada alasan poligami karena ketaatan
mengatakan tidak setuju dengan poligami meskipun
dilandasi
dengan
agama, informan I menafsirkan poligami
berbagai
tersebut bisa saja diterima. Menurutnya
alasan. Seperti pada alasan poligami untuk
mungkin
menghindari zina, informan melihat hal ini
menjelaskan
tidak wajar karena membuka peluang besar bagi
para
suami
untuk
III,
berpendidikan sarjana dan bekerja juga
poligami dilakukan dengan alasan tersebut. mereka
informan
informan I yang juga beragama Katolik,
informan ini menganggap wajar jika
Menurut
dengan
ada
ayat bahwa
tertentu poligami
yang itu
sebenarnya juga tidak berdosa, asal adil.
melakukan
Sehingga paradigma yang ada di kepala
ketidaksetiaan dan ketidakadilan terhadap
mereka jadi pembenaran atas tindakan
istri mereka.
mereka. 11
Informan negotiated poligami
VI
dalam ini.
juga
pada
memaknai
Menurutnya
posisi
DAFTAR PUSTAKA
alasan
tidak
BUKU
ada
Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. 2010. Teori Komunikasi Massa : Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan, Edisi Kelima. Jakarta : Salemba Humanika.
satupun wanita yang iklas menjalani kehidupan poligami. Namun mungkin budaya dan agama yang dianut dan dipengaruhi sistem patriarki membolehkan
Kriyantono, Rahmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
untuk berpoligami, sehingga secara sadar menerima poligami sebagai sesuatu yang
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
wajar. Informan IV juga berada di posisi
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
ini. Memaknai poligami karena alasan terlanjur hamil, informan ini menilai hal
Storey, John. 1996. Cultural Studies and The Study of Popular Culture: Theories and Methods. Diterjemahkan oleh Layli Rahmawati. 2010. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra
tersebut wajar dilakukan di Indonesia. Akan tetapi dalam keputusan poligami, hal tersebut tergantung pada istri pertama. Bersedia di poligami atau tidak. 2. Saran
Suprapto, Bibit. 1990. Liku-Liku Poligami. Yogyakarta: Al Kautsar
Bagi khalayak, diharapkan mampu memahami dan mengolah pesan secara
WEBSITE
cerdas. Sehingga pesan yang disampaikan
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lfb012-06-351423_berbagisuami#.U6pV52KSxKU diakses pada hari Jum‟at tanggal 30 Mei 2014 pukul 18.50
melalui media massa khususnya film, tidak diterima
secara
mentah
dan
mudah
mempengaruhi pola pikir masyarakat.
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lfp024-09-123305_perempuanberkalung-sorban#.U6phLWKSxKU diakses pada hari Jum‟at tanggal 30 Mei 2014 pukul 19.12
Bagi Akademisi, diharapkan ada riset lanjutan secara mendalam tentang alasan poligami dengan menggunakan metode fenomenologi.
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lfa014-08-997402_ayat-ayatcinta#.U6pfR2KSxKU diakses pada hari Jum‟at tanggal 30 Mei 2014 pukul 18.58 12