Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
POLA REKRUITMEN KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI PERAIRAN KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH 1
2
MSP-24
2
Ana Kristianti , Waridin , Jusup Suprijanto 1. Mahasiswa Program Double Degree Managemen Sumberdaya Pantai UN DIP 2. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang
Abstrak Kerang merupakan salah satu sumberdaya laut, yang mempunyai potensi besar dan nilai ekonomis yang tinggi, namun belum banyak dimanfaatkan secara optimal, sebagai salah satu contoh adalah kerang simping. Produksi kerang simping rata-rata di Kabupaten Brebes mencapai 59 ton per tahun meskipun kerang simping merupakan product by-cacth. Sebagai salah satu biota yang hidup di dasar perairan dan keberadaannya tidak sepanjang tahun maka sangat menarik untuk dijadikan obyek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan melakukan penangkapan di wilayah perairan Brebes yang diduga sebagai habitat kerang simping dengan menggunakan jaring arad. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2009 – Maret 2010 yang bertujuan untuk menganalisa pola rekruitment kerang simping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerang simping melakukan pemijahan atau rekruitment sepanjang tahun, dengan bulan Mei sampai dengan bulan Agustus merupakan puncak musim pemijahan. Pada bulan Mei 17.29%, bulan Juni 17.87%, Juli 15.76% dan bulan Agustus 10.42%. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola rekruitmen individu baru yang ditandai dengan adanya proses pemijahan terjadi sepanjang tahun dari bulan Januari sampai dengan Desember tetapi lebih optimal terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus. Hal ini sesuai dengan pendapat Joll (1987) yang menyatakan bahwa fase gametogenesis Amusium balloti mulai terlihat pada bulan Maret dan gonad tersebut mengalami perkembangan seksual sampai dengan Desember/Januari dan spawning Amusium balloti terjadi dari April/Mei sampai Desember. Selain itu Joll (1989) juga mengatakan bahwa gonad pada Amusium balloti mulai berkembang pada bulan Juni/Juli dan spawning terjadi dari bulan Agustus sampai Februari/Maret. Hal ini menunjukkan bahwa Amusium balloti dapat melakukan spawning sepanjang tahun sesuai dengan pendapat Hasler dan Moran (1988) dalam Setiobudiandi (2000) bahwa kerang di daerah tropis memijah sepanjang tahun. Kata kunci: karakteristik pertumbuhan, kerang simping (Amusium pleuronectes),
Pendahuluan Kerang merupakan salah satu sumberdaya laut, yang mempunyai potensi besar dan nilai ekonomis yang tinggi, namun belum banyak dimanfaatkan secara optimal, sebagai salah satu contoh adalah kerang simping. Produksi kerang simping rata-rata di Kabupaten Brebes mencapai 59 ton per tahun meskipun kerang simping merupakan product by-cacth. Sebagai salah satu biota yang hidup di dasar perairan dan keberadaannya tidak sepanjang tahun maka sangat menarik untuk dijadikan obyek penelitian. Rekruitmen dalam suatu populasi biasanya diartikan sebagai penambahan individu baru yang ditandai dengan adanya proses pemijahan atau kelahiran di dalam populasi tersebut. Hal ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka mengetahui regenerasi individu yang berkaitan erat dengan managemen pemanfaatan kerang simping dimana seperti yang kita ketahui, sampai saat ini belum ada pembudidayaan kerang simping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola rekruitmen kerang simping yang ada diperairan Brebes. Bahan Dan Metode Amusium pleuronectes diambil dari perairan Brebes dengan melakukan penangkapan secara langsung di lokasi yang diduga sebagai habitat kerang simping pada bulan Agustus, November, Desember (2009), Januari, Februari dan Maret (2010). Lokasi pengambilan sampel kerang simping dapat dilihat pada ilustrasi1. berikut :
S e m n a s k a n _ U G M / M a n a j e m e n S u m b e r d a y a P e r i k a n a n / M S P - 2 4 |1
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Kerang Simping Tabel 1. Koordinat Pengambilan Sampel: Bln Setting Agst I. 06° 42.66’LS - 109° 4.74’BT II.06° 39.48’LS -109° 1.56’BT Nov I. 06° 42.151’ LS - 109° 5.655’BT II. 06° 38.949’LS -109° 2.674’BT Des I. 06° 41.821’LS - 109° 5.687’BT II. 06° 39.461’LS - 109° 2.796’BT Mar I. 06° 42.505’LS - 109° 05.985’BT II. 06° 40.80’LS - 109° 03.632’BT
Lokasi Hauling I. 06° 39.3’LS - 109° 4.74’BT II. 06° 36.66’BT - 109° 1.56’BT I. 06° 39.019’LS - 109° 2.478’BT II. 06° 41.883’BT - 109° 4.612’BT I. 06° 39.178’LS - 109° 2.987’BT II. 06° 41.205’LS - 109° 5.767’BT I. 06° 40.740’LS - 109° 03.145’BT II. 06° 41.226’LS - 109° 06.143’BT
Data jumlah sampel kerang simping yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2. Ukuran dan Jumlah Sampel Kerang simping Variabel Jumlah Rata-rata St.Dev Sampel (cm) Agustus 54 2.59 0.79 November 1066 4.96 0.83 Desember 543 5.99 0.78 Januari 349 6.15 0.77 Februari 465 6.57 0.73 Maret 158 6.70 1.43
Min
Median
Max
1.52 1.66 3.08 1.49 2.24 2.05
2.17 5.07 6.14 6.29 6.65 7.18
5.01 7.25 7.89 7.63 8.27 8.54
Untuk mengetahui populasi dan pola rekruitmen yang ada pada kerang simping di perairan Brebes digunakan data frekuensi panjang dengan program NORMSEP dan Recruitment Pattern dalam software FiSAT II, dengan memasukkan nilai L∞, K dan to yang telah dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan model von Bertalanffy, dilakukan dengan progran ELEFAN I (Electronic Length Frequencys Analisys) yang juga terdapat pada software FiSAT II. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis FiSAT II program ELEFAN I Non Parametric Scoring of VBGF fit Using ELEFAN I (gambar 2.) diperoleh koefisien pertumbuhan (K) kerang simping di perairan Brebes selama penelitian (bulan April, Agustus, November, Desember 2009 dan Januari, Februari, Maret 2010) diperoleh nilai K sebesar 0.52 per tahun dengan L∞ 9.05 cm sehingga dibutuhkan waktu >10 tahun untuk mencapai panjang asimtotik.
2|Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan/MSP-24
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
Gambar 2. Hasil Analisis ELEFAN Program FiSAT II (Sumber : Hasil Penelitian 2009 &2010) Sedangkan untuk mengetahui umur imajiner (t0) dapat dihitung dengan menggunakan rumus Pauly (1984) dalam Sparre et., al (1998) yaitu mensubstitusikan nilai L∞ dan nilai K ke dalam rumus Pauly. Dari hasil substitusi tersebut diperoleh nilai t0 0.406773. Dari hasil t0 tersebut digunakan untuk menghitung panjang saat kerang tersebut berumur t tahun dengan menggunakan formulasi dari Pauly. Hasil analisis menggunakan program FiSAT dangan sub program recruitment pattern menunjukkan bahwa selama penelitian berlangsung telah terjadi penambahan individu baru (recruitment) yang turut pula mempengaruhi dinamika populasi kerang di alam. Penambahan individu baru pada suatu populasi merupakan suatu hal yang positif bagi kestabilan populasi itu sendiri. Dalam penelitian ini walaupun pengamatan secara langsung terhadap kehadiran juvenil kerang di alam jarang ditemukan. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi hidup kerang dilindungi dalam tubuh induknya, terutama menghindari perubahan lingkungan yang ekstrim. Dengan data hasil analisis menggunakan program FiSAT II dihasilkan persentase rekrutmen (Ilustrasi 3.) dan ini mengindikasikan bahwa di lokasi penelitian telah terjadi penambahan individu baru pada setiap bulannya. Ketiga parameter pertumbuhan (L∞, K, to) tersebut kemudian digunakan untuk pendugaan pola rekruitmen pada kerang simping menggunakan Recruitment Pattern yang ada pada software FiSAT II. Hasil analisis pola rekruitmen dapat dilihat pada ilustrasi 3. berikut ini :
S e m n a s k a n _ U G M / M a n a j e m e n S u m b e r d a y a P e r i k a n a n / M S P - 2 4 |3
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010
Gambar 3. Presentase Pola Rekruitmen Walaupun secara umum penambahan individu baru yang relatif tidak terlalu besar (Ilustrasi 3.), namun hal ini cukup berarti bagi kesinambungan populasi di alam. Selama ini tekanan terhadap populasi kerang simping di parairan Brebes berasal dari manusia pada musim penangkapan yng berlangsung kurang lebih 6 bulan (Desember – Mei) dan merupakan human influence, selain itu terdapat interaksi biotik seperti predator, persaingan dan tekanan lingkungan, namun masih memungkinkan keberadaan status populasi kerang simping ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola rekruitmen individu baru yang ditandai dengan adanya proses pemijahan terjadi sepanjang tahun dari bulan Januari sampai dengan Desember tetapi lebih optimal terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus. Hal ini sesuai dengan pendapat Joll (1987) yang menyatakan bahwa fase gametogenesis Amusium balloti mulai terlihat pada bulan Maret dan gonad tersebut mengalami perkembangan seksual sampai dengan Desember/Januari dan spawning Amusium balloti terjadi dari April/Mei sampai Desember. Selain itu Joll (1989) juga mengatakan bahwa gonad pada Amusium balloti mulai berkembang pada bulan Juni/Juli dan spawning terjadi dari bulan Agustus sampai Februari/Maret. Hal ini menunjukkan bahwa Amusium balloti dapat melakukan spawning sepanjang tahun sesuai dengan pendapat Hasler dan Moran (1988) dalam Setiobudiandi (2000) bahwa kerang di daerah tropis memijah sepanjang tahun.
4|Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan/MSP-24
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010 Pada musim penangkapan tersebut kerang simping justru pada masa perkembangan gonad. Hal ini dibuktikan dengan indeks kondisi yang termasuk kedalam kategori sedang – gemuk (ilustrasi 4. dan 5.). 1029
1050
agst 900 750
nov des
frekuensi
jan 600
feb 463
mar 450
325 261
300
140 150 18 25
0
0
0
1
80 88
80
35
1
77
12
0 1
2 Kategori
3
Gambar 4. Histogram Kategori Nilai Indeks Kondisi Pada Bulan Agustus, November, Desember, Januari, Februari, Maret. Sumber : Penelitian 2009 & 2010
Gambar 5. Gonad Kerang simping (Sumber : Penelitian 2009) Afiati (2000), menyatakan bahwa indeks kondisi dapat dikaitkan dengan siklus reproduksi, karena berat jaringan lunak sangat ditentukan oleh stadium perkembangan jaringan reproduksi yang pada puncak pertumbuhan gonadnya dapat menempati ± 90% ruang dalam cangkang kerang. Jadi indeks kondisi pada aras populasi menggambarkan siklus reproduksi, yang pada gilirannya dapat untuk menganalisis rekruitmen individu baru dalam populasi. Berdasarkan analisis hasil nilai indeks kondisi selama 6 bulan penelitian yang terdiri dari 2635 individu dibagi menjadi 3 kategori, yaitu kurus (kategori 1), sedang (kategori 2) dan gemuk (kategori 3). Pada bulan Agustus dan November, dengan jumlah sampel sebanyak 54 individu dan 1066, didominasi oleh indeks kondisi kategori sedang dan kurus. Pada bulan agustus 18 individu masuk kategori kurus dan 35 individu masuk dalam kategori sedang, sedangkan bulan November 25 individu termasuk dalam kategori kurus dan 1029 termasuk dalam kategori sedang. Hal ini terjadi karena hasil tangkapan pada bulan Agustus dan November didominasi oleh kelas ukuran yang kecil (tidak termasuk dalam kelas ukuran konsumsi) yang mana pada kelas ukuran tersebut kerang simping belum masuk pada fase perkembangan gonad. Hal ini diduga karena kerang simping berada dalam fase pertumbuhan sehingga energi yang dihasilkan akan dialokasikan untuk pertumbuhan cangkang terlebih dahulu yang mana pendapat tersebut senada dengan Wilbur (1964) yang menyatakan bahwa alokasi energi dan stok nutrisi yang diperoleh bivalvia dari makanannya akan dialokasikan pertamakali untuk metabolisme, S e m n a s k a n _ U G M / M a n a j e m e n S u m b e r d a y a P e r i k a n a n / M S P - 2 4 |5
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010 kedua untuk reproduksi dan terakhir untuk pertumbuhan. Sehingga ketika bulan Agustus dan November didominasi oleh hasil tangkapan dengan ukuran non konsumsi (< 5.5 cm) maka kerang simping tersebut tidak dalam fase gametogenesis sehingga energi serta nutrirsi yang diperoleh dari makanannya digunakan untuk pertumbuhan cangkang. Pada bulan Desember, Januari, Februari dan Maret, didominasi oleh kategori sedang dan gemuk, hal ini terjadi karena pada bulan-bulan tersebut, kerang simping dalam masa perkembangan gonad. Secara berturut-turut yang termasuk dalam kategori sedang untuk setiap bulannya adalah sebagai berikut, 463 individu dari 543 sampel, 261 individu dari 349 sampel, 325 individu dari 465 sampel dan 80 individu dari 158. Sedangkan yang termasuk dalam kategori gemuk untuk bulan Desember adalah 80 individu, Januari 88 individu, Februari 140 individu dan 77 individu untuk bulan Maret. Hal ini menunjukkan bahwa saat memasuki fase perkembangan gonad maka nilai indeks kondisi akan semakin meningkat (didominasi kategori sedang dan gemuk). Hal ini senada dengan pendapat Shelly dan Southgate dalam Amin, (2009) yang menyatakan bahwa indeks kondisi dapat digunakan sebagai indikator adanya aktifitas reproduksi, yang mana setiap memasuki fase gametogenesis maka berat individu akan meningkat. Hal ini juga diperkuat dengan adanya hasil pengamatan selama 2 bulan penelitian bahwa sebanyak 93.55% individu di bulan Februari dan 82.91% di bulan Maret sampel kerang simping memasuki fase gametogenesis. Kesimpulan Rekruitmen kerang simping terjadi sepanjang tahun dengan bulan Mei sampai dengan Agustus merupakan bulan yang paling optimal terjadi pemijahan (rekruitmen). Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan Biro Kerjasama Luar Negeri, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional yang telah memberikan Beasiswa melalui Program Double Degree, Program Beasiswa Unggulan Bidang Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan, Program Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang, sehingga terlaksananya program dan penelitian ini. Daftar Pustaka Afiati, N., 2000. Analisis Pertumbuhan mikro dan Karakteristika Populasi Kerang Darah Anadara indica (Bivalve : Arcidae) Di Perairan Semarang Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Amin, R. 2009. Potensi Kerang Kepah (Polymesoda erosa) Di Perairan Pemangkat Sambas Kalimantan Barat. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 188 p. Joll, L.M. 1989. Recruitment Variation in Stocks Of The Saucer Scallop Amusium balloti In The Abrohols Island Area. ). in Proceedings of The Australian Scallop Workshop. Western Australian Marine Research Laboratories. Setiobudiandi, I. 2000. Sumberdaya Hayati Moluska Kerang Mytilidae. Laboratorium Managemen Sumberdaya Perikanan. Program Studi Managemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 5-17. Sparre, P dan Venema,S.C.,1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan. Kerjasama FAO-Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia. 438 p. Wilbur, 1984. The Mollusca: Reproduction. Vol. 7 Academic Pres. Inc. London. 450 p.
6|Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan/MSP-24
Seminar Nasional Tahunan VII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 24 Juli 2010 Tanya Jawab Penanya
: Danu Wijaya
Pertanyaan
: Bagaimana menyiasati kemampuan kerang sebagai bioakumulator yang mampu tercemar logam berat padahal memiliki nilai ekonomis tinggi?
Jawab
: Memang kerang memiliki kemampuan tersebut, namun kerang simping ini dijumpai di sekitar 3 mil dari pantai / 3 jam naik kapal dengan kedalaman sekitar 40 m sehingga kemungkinan tercemar logam berat cukup kecil melihat habitat yang jauh dari pantai. Dari jurnal terakhir diperoleh info bahwa larutan cuka dapat mengurangi kandungan logam berat (terutama timbal) dalam kerang anadara.
Penanya
: Bonifacius Arbanto
Pertanyaan
: Penyebab fenomena tidak tertangkapnya kerang simping pada bulanbulan tertentu?
Jawab
: Migrasi, dugaan adanya migrasi kerang pada bulan-bulan tertentu. Keterbatasan alat tangkap karena pengaruh musim.
Penanya
: Arip Rahman
Pertanyaan
: Dimanakah distribusi kerang simping di daerah lain selain di daerah Brebes? Apakah masyarakat bisa menikmati secara luas?
Jawab
: Distribusi dipengaruhi kondisi daerah perairan, biasanya berada di bagian selatan Pantai Utara. Meningkatkan nilai tambah kerang simping dengan cara pengolahan, sehingga diharapkan masyarakat luas juga tertarik untuk mengkonsumsi dan dapat dinikmati secara luas.
S e m n a s k a n _ U G M / M a n a j e m e n S u m b e r d a y a P e r i k a n a n / M S P - 2 4 |7