POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG
CARWAN HERMAWAN
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
ABSTRAK CARWAN HERMAWAN. Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 sampai 13 Tahun di Wilayah Karawang. Dibimbing oleh TARUNI SRI PRAWASTI dan BAMBANG SURYOBROTO. Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individu-individu di dalam populasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang. Prosedur antropometri yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan, berat badan, dan perhitungan indeks massa tubuh. Tinggi badan dan berat badan anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan di usia 4 hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 9 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan melambat di usia 12 hingga 13 tahun. Lonjakan laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang terjadi sejak usia 10 tahun hingga usia 13 tahun, sedangkan lonjakan pertumbuhan tinggi badan pada anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas. Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan terjadi lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun.
ABSTRACT CARWAN HERMAWAN. Growth Pattern of Children Aged 4 to 13 Years Old in Karawang. Supervised by TARUNI SRI PRAWASTI and BAMBANG SURYOBROTO. Human growth starts from fertilization, and continues to baby, teenage up until adult. Individual growth is unique, but its pattern can be predicted by anthropometric measurement. The purpose of this research was to understand growth pattern of children aged 4 to 13 years old in Karawang. Anthropometric procedures include measurement of height, weight and body mass index calculation. The result shows that height and weight in boy is bigger than girl at the age 4 to 8 years old, become lower at the age 9 to 11 years old, and become bigger again at the age 12 to 13 years old. Height growth rate in girl is slower at the age 12 to 13 years old. Height growth spurt in Karawang boy is started at the age 10 until 13 years old, meanwhile height growth spurt in Karawang girl were not clear as it was in boy. Weight growth spurt in girl occurred earlier than boy; that is at the age 9 years in girl and at the age 10 years old in boy.
POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Carwan Hermawan
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Skripsi : Pola Pertumbuhan Anak Usia 4 sampai 13 Tahun di wilayah Karawang Nama : Carwan Hermawan NIM : G34103027
Menyetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Taruni Sri Prawasti NIP 131 284 837
Dr. Bambang Suryobroto NIP 131 779 503
Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr. drh. Hasim, DEA NIP 131 578 806
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta limpahan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Taruni Sri Prawasti dan Dr. Bambang Suryobroto atas bimbingan dan sarannya selama penelitian ini. Terima kasih untuk Dr. Anja Meryandini, MS. atas masukan dan kritiknya terhadap karya ilmiah ini. Terima kasih penulis tujukan kepada para Kepala Sekolah: Drs. Hadi Mulyadi (MI Almurtadlo), Hj. Yuyun Yuningsih (RA Almurtadlo), Bu Tuti Kartini (TK Pupuk Kujang), Drs. Agus Surahman (SD Pupuk Kujang), dan Bapak Ikos Koswara (SLTP Pupuk Kujang); para guru: Bu Ismiyati, Bu Tusnawati, Bu Neng, Bu N. Tuti, Bu Ropah, Bapak Sardani, Bu Dea, Bapak Tri Margono, Bu Nova, Bu Fatma, Bapak A. Sidik, Bapak Mukti atas izin dan bantuannya selama penelitian, serta siswa-siswi sekolah atas partisipasi dan bantuannya selama penelitian. Ucapan terima kasih kepada seluruh dosen Zoologi: Bapak Heru, Ibu Wita Farajallah, Bapak Achmad Farajallah, Ibu Rika, dan Bapak Tri Atmowidi, mbak Kanthi dan kak Berry, juga kepada mbak Tini, pak Djupri, serta pak Adi yang telah membantu selama penelitian di Laboratorium. Terima kasih juga untuk teman-teman di Laboratorium Zoologi: Indra, Arip, Rini, Wafa, Andy, Novan, Wildan, Citra, mas Arif Rohmatullah “Kuncung”, teman-teman di Villa Merah, dan teman-teman Biologi 40 atas segala dukungan, bantuan, dan keakrabannya selama ini, serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, ustadz H. Empud, kakak-kakak, kakak-kakak ipar, adik-adik, adinda Elis Supriati, keluarga Hj. Holilah serta seluruh anggota keluarga penulis atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Nopember 2007
Carwan Hermawan
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Karawang, pada tanggal 28 Agustus 1984 sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Buang dan Ibu Boni. Penulis menjalani pendidikan sekolah dasar di SDN Cikampek Timur II, kemudian dilanjutkan ke SLTPN 1 Cikampek, dan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 2003 di SMUN 1 Cikampek dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis melakukan studi lapang pada tahun 2005/2006 di Situ Gunung, Sukabumi dengan topik Biodiversitas Mikoriza Arbuskula di Taman Wisata Alam (TWA) Situ Gunung. Praktek lapang penulis lakukan pada tahun 2006 mengenai pengolahan limbah di PT Bhineka Karya Manunggal Karawang. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan organisasi Wahana Muslim Himabio (WMH) TA 2004/2005, sebagai anggota dan mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional VIII pada tahun 2003 di Universitas Padjadjaran, Bandung, dan MTQ Mahasiswa Tingkat Nasional IX pada tahun 2005 di Universitas Tanjungpura, Pontianak, sebagai peserta.
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................ix PENDAHULUAN.............................................................................................................................1 Latar Belakang .......................................................................................................................1 BAHAN DAN METODE .................................................................................................................1 Waktu Penelitian ....................................................................................................................1 Probandus ...............................................................................................................................1 Prosedur Antropometri ...........................................................................................................2 Analisis Data ..........................................................................................................................2 HASIL...............................................................................................................................................2 Tinggi Badan ..........................................................................................................................2 Berat Badan ............................................................................................................................3 Indeks Massa Tubuh...............................................................................................................5 PEMBAHASAN ...............................................................................................................................6 Tinggi Badan ..........................................................................................................................6 Berat Badan ...........................................................................................................................6 Indeks Massa Tubuh...............................................................................................................6 Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat .................7 SIMPULAN ......................................................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................8 LAMPIRAN......................................................................................................................................9
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1 Asal wilayah probandus .......................................................................................................1 Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia ..................................................................................1 Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan .................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang .........................................................................................3 Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ................................................3 Gambar 3 Laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia ........................................................................................................... 4 Gambar 4 Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ........................................................................................ 4 Gambar 5 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang.................................................4 Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia ............................................................................................................4 Gambar 7 Pertumbuhan IMT anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ......................................................................................................5 Gambar 8 Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang ...................................................................5 Gambar 9 Laju pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia ...........................................................................................5 Gambar 10 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ........................................................7 Gambar 11 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ........................................................7 Gambar 12 Perbandingan pola pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat ........................................................8
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Jumlah probandus yang diukur berdasarkan lokasi pengambilan data ........................10 Lampiran 2 Kuisioner penelitian.....................................................................................................11 Lampiran 3 Formulir data pribadi ...................................................................................................12 Lampiran 4 Data persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan (m) ...........................13 Lampiran 5 Data persentil berat badan anak laki-laki dan anak perempuan (kg) ...........................14 Lampiran 6 Data persentil indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan (kg/m2) .........15 Lampiran 7 Data perbandingan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Amerika Serikat, Bogor, dan Karawang.............................................16
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan merupakan salah satu ciri dari setiap makhluk hidup dan proses ini terjadi secara bertahap. Pertumbuhan seorang manusia terjadi sejak dari proses fertilisasi dalam kandungan ibu, bayi, anakanak, remaja, hingga dewasa. Proses ini terjadi secara sinkron, bersifat individual, dan unik sehingga memberikan hasil yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap individu. Namun, pola pertumbuhan suatu populasi dapat diprediksikan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan metode antropometri terhadap individuindividu di dalamnya. Pola pertumbuhan yang dijalani oleh sebagian besar individu di dalam suatu populasi dapat ditunjukkan oleh kurva pertumbuhan yang menghubungkan nilai median untuk setiap kelompok usia. Pola pertumbuhan bermanfaat untuk dijadikan referensi untuk menilai status kesehatan, gizi, obesitas, kemajuan selama perawatan terhadap penyakit, dan resiko terhadap penyakit akut dan kronis (Bogin 1999). Puspita (2004) melakukan penelitian pola pertumbuhan anak Bogor, di mana hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Bogor melaju secara konstan sampai usia 12 tahun dan kemudian meningkat sejak 13 tahun. Tinggi badan anak perempuan meningkat pesat menjelang menarke (usia 12 tahun) namun melambat setelah menarke. Penelitian serupa untuk anak usia 4 sampai dengan 13 tahun telah dilakukan oleh Soehartiningsih (1992) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun data pola pertumbuhan anak di wilayah Karawang belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 4 sampai dengan 13 tahun di wilayah Karawang.
BAHAN DAN METODE Waktu Penelitian Pengukuran probandus dan pengumpulan kuisioner data pribadi probandus dilakukan pada Januari 2007 hingga Juni 2007.
Probandus Probandus yang diperiksa pada penelitian ini adalah siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Almurtadlo, Raudhatul Athfal (RA) Almurtadlo, TK Pupuk Kujang, SD Pupuk Kujang, dan SLTP Pupuk Kujang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode horizontal yang berarti setiap probandus mewakili kelas umur tertentu yang ada di dalam populasi Karawang. Probandus berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Karawang. Jumlah probandus yang dianalisis beserta asal wilayahnya terangkum dalam Tabel 1. Rincian jumlah probandus berdasarkan lokasi pengambilan data disajikan dalam Lampiran 1. Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Dalam penelitian ini kisaran kelompok usia probandus adalah 4 sampai dengan 13 tahun. Jumlah probandus per kelompok usia terangkum pada Tabel 2. Tabel 1 Asal wilayah probandus Jumlah Persentase Wilayah probandus (%) Cikampek 244 34,32 Jatisari 13 1,83 Karawang 2 0,28 Klari 6 0,84 Kotabaru 387 54,43 Purwasari 59 8,30 Total 711 100 Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia Kelompok usia (Tahun)
L
%
P
%
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
3 37 23 27 37 46 45 41 17 40
0,95 11,71 7,28 8,54 11,71 14,56 14,24 12,97 5,38 12,66
10 33 17 45 48 45 61 55 39 42
2,53 8,35 4,30 11,39 12,15 11,39 15,44 13,92 9,87 10,63
Jumlah
316
100
395
100
Jumlah Probandus
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pertumbuhan, yaitu faktor genetik (keturunan), dan lingkungan (Bogin 1999). Hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan di antaranya nutrisi (NHANES III 1988), pendidikan orang
2
tua, iklim, penyakit infeksi, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995). Pola pertumbuhan normal yang mengikuti potensi genetis dapat diperoleh dari probandus yang sehat dengan latar belakang sosial ekonomi yang baik sehingga dapat tumbuh secara optimal. Probandus pada penelitian ini memiliki latar belakang sosial ekonomi yang baik. Hal ini diketahui dari hasil kuisioner, di mana 74,83% keluarga mengeluarkan Rp. 750.000,00 hingga Rp. 1.500.000,00 per bulan untuk makan. Pengeluaran keluarga untuk makan terangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan Jumlah Jumlah Persentase Pengeluaran Probandus (%) < Rp.500.000 21 2,95 Rp.500 000-Rp.750 000 82 11,53 Rp.750 000-Rp.1 000 000 136 19,13 Rp.1 000 000-Rp.1 500 000 202 28,41 > Rp.1 500 000 194 27,29 Lainnya* 76 10,69 Total 711 100 *) Jumlah pengeluaran tidak diketahui
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi makanan sebanding atau lebih besar dari upah minimum regional kota dan kabupaten di wilayah Karawang. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020.Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten atau Kota di Jawa Barat, besar upah minimum kota Karawang sebesar Rp. 854.373,00. Prosedur Antropometri Pengukuran probandus dilakukan satu kali pada sejumlah besar probandus yang mewakili populasi Karawang. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berskala 0,5 kg. Probandus berdiri tegak di tengah timbangan tanpa bantuan, tidak memakai alas kaki, santai, tidak bergerak, dan pandangan lurus ke depan. Tinggi badan diukur menggunakan alat pengukur yang telah dikalibrasi dan bidang vertikal sebagai tempat pengukuran. Probandus berdiri tegak, kaki merapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, dan bahu menyentuh bidang vertikal serta bidang Frankfurt berada dalam posisi horisontal. Bidang Frankfurt merupakan garis khayal yang melintasi meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah.
Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur dengan alat pengukur sebagai tinggi badan (Putra 2005). Data antropometri pengukuran dicatat pada lembar pengukuran (Lampiran 2) dan disertai kuisioner data pribadi probandus dan orang tua probandus (Lampiran 3). Selanjutnya dapat diketahui Indeks Massa Tubuh (IMT) dari rasio berat badan dalam satuan kilogram terhadap kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Analisis Data Analisis data antropometri menggunakan program R (R Development Core Team 2004) dan prosedur additivity and variance stabilization (AVAS) (Tibshirani 1988, Tango 1998), untuk menentukan nilai-nilai distribusi frekuensi tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh untuk setiap kelompok usia. Distribusi frekuensi dinyatakan dalam persentil yang merupakan nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama (Walpole 1992). Misalnya, dari keseluruhan penelitian ini, median atau nilai persentil 50 (P50) menunjukkan bahwa 50% dari seluruh data terletak di bawah nilai P50 dan 50% (yaitu 100% - 50%) terletak di atas nilai P50. Pola pertumbuhan merupakan gambaran ratarata pertumbuhan yang terjadi di suatu populasi, karena itu pola ini dapat diperoleh dengan cara menghubungkan nilai median ini dari tahun ke tahun. Nilai-nilai persentil yang digunakan dalam analisis ini disesuaikan dengan ketentuan NHANES III (1988) yang digunakan dalam penelitian-penelitian di dunia, termasuk Kuczmarski et al. (2000), sehingga dapat memudahkan dalam perbandingan dengan populasi lain di seluruh dunia. Persentil ekstrim menunjukkan individu-individu yang jarang terdapat di populasi dan dapat digunakan untuk menilai status gizi yang bersangkutan. Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB.
HASIL Tinggi Badan Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang untuk setiap persentil disajikan pada Gambar 1. Perbandingan pola pertumbuhan (yaitu median) tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 2, sedangkan laju pertumbuhannya disajikan pada gambar 3.
3
Rata-rata tinggi badan anak laki-laki lebih besar daripada tinggi badan anak perempuan sejak usia 4 tahun (1,047 m berbanding 1,029 m) hingga 7 tahun (1,182 m berbanding 1,178 m), berhimpit di usia 7 hingga 8 tahun (1,230 m berbanding 1,232 m), dan menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun (1,394 berbanding 1,402 m). Namun tinggi badan anak laki-laki kembali menjadi lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan pada usia 12 hingga 13 tahun (1,539 m berbanding 1,528 m). Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki terjadi pada usia 10 hingga 13 tahun. Data lengkap nilai persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terangkum pada Lampiran 4. Berat Badan Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang untuk berbagai persentil disajikan pada Gambar 4. Perbandingan pola pertumbuhan berat badan
antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 5, sedangkan laju pertumbuhannya disajikan pada Gambar 6. Berat badan anak laki-laki lebih besar daripada berat badan anak perempuan di usia 4 tahun (17,49 kg berbanding 15,03 kg) hingga 7 tahun (20,48 kg berbanding 19,94 kg), kemudian berhimpit menjelang usia 8 tahun (22,21 kg berbanding 21,95 kg) hingga 9 tahun (24,19 kg berbanding 24,70 kg), dan menjadi lebih kecil sejak usia 9 sebelum meningkat kembali pada usia 13 tahun (43,94 kg berbanding 43,83 kg). Lonjakan pertumbuhan berat badan anak perempuan berlangsung lebih awal yaitu di usia 9 tahun, sedangkan anak laki-laki terjadi di usia 10 tahun. Laju pertumbuhan berat badan anak perempuan menurun pada usia 12 hingga 13 tahun, sebaliknya anak laki-laki mengalami lonjakan pertumbuhan di usia 12 hingga 13 tahun. Data lengkap nilai persentil berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terangkum pada Lampiran 5.
Gambar 1 Pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 2 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
4
Gambar 3 Laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia
Gambar 4 Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 5 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 6 Laju pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia
5
Indeks Massa Tubuh Pertumbuhan indeks massa tubuh (IMT) anak laki-laki dan anak perempuan Karawang disajikan pada Gambar 7. Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terdapat pada Gambar 8 dan lajunya disajikan pada Gambar 9. IMT anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan sejak usia 4 tahun (14,94 kg/m2 berbanding 13,95 kg/m2) hingga 9 tahun (14,91 kg/m2 berbanding 14,67 kg/m2), menjadi lebih kecil di usia 10 tahuhn (15,60 kg/m2 berbanding 15,70 kg/m2) hingga 12 tahun (17,28 kg/m2 berbanding 18,08 kg/m2), dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun (18,27 kg/m2 berbanding 18,78 kg/m2). Pola periode usia
10 hingga 13 tahun ini, anak perempuan bertubuh lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. IMT merupakan rasio antara berat badan dan kuadrat tinggi badan; karena itu pola pertumbuhan IMT di mana terdapat periode keunggulan perempuan ini dapat diterangkan oleh berat badan dan tinggi badan. Laju pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak laki-laki terus mengalami peningkatan. Walaupun laju pertumbuhan tinggi badan anak perempuan juga mengalami peningkatan yang konstan, namun laju pertumbuhan berat badannya pada usia 8 tahun meningkat lebih baik daripada anak laki-laki dan kemudian menurun sejak usia 12 tahun hingga 13 tahun. Data lengkap nilai persentil indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Karawang terangkum pada Lampiran 6.
Gambar 7 Pertumbuhan IMT anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 8 Perbandingan pola pertumbuhan IMT antara anak laki-laki dan anak perempuan usia 4 sampai dengan 13 tahun di Karawang
Gambar 9 Laju pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Karawang per kelompok usia
6
PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan hasil interaksi faktor genetik (keturunan) dan lingkungan (Bogin 1999). Hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan diantaranya nutrisi (NHANES III 1988), pendidikan orang tua, iklim, penyakit kronis, infeksi, ketinggian tempat, dan sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995). Tinggi Badan Lonjakan pertumbuhan terjadi berkaitan dengan pubertas. Lonjakan ini disebabkan oleh sekresi hormon gonadotropin yang meningkatkan produksi hormon kelamin steroid, selanjutnya meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan mengendalikan pertumbuhan tulang melalui pengaruhnya terhadap lempeng pertumbuhan dengan merangsang sel-sel bakal di lempeng itu untuk berkembangbiak. Pertumbuhan selanjutnya dikendalikan oleh IGF-1 (Insulin Growth Factor 1), di mana produksi IGF-1 di lempeng pertumbuhan ini juga dirangsang oleh hormon pertumbuhan. Selanjutnya, kedua hormon ini ditingkatkan oleh pengaruh hormon-hormon tiroid. Selain itu, hormon tiroid juga merangsang hipertrofi sel-sel kartilago (Wolpert et al. 1998). Pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki Karawang menunjukkan lonjakan sejak usia 10 tahun. Lonjakan ini mungkin berkaitan dengan pubertas seperti yang disebutkan di atas, karena pubertas dapat berlangsung pada kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Mengingat tidak terekamnya data pubertas dan kisaran usia penelitian ini hanya mencakup usia 13 tahun, maka lonjakan ini tidak dapat dipastikan berkaitan dengan pubertas atau tidak. Lonjakan pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang tidak terlihat jelas, walaupun terdapat sedikit lonjakan pertumbuhan tinggi badan di usia 7 tahun. Menurut Puspita (2004), ketidakjelasan ini dapat terjadi jika prosedur antropometri dilakukan secara horisontal. Dalam prosedur ini, setiap anak mengalami lonjakan pertumbuhan pada usia yang berbeda sehingga kecenderungannya tidak terlihat pada kurva yang menggabungkan perbedaan-perbedaan itu. Berat Badan Pada orang dewasa, massa lemak merupakan komponen penting dari berat
badan. Pertumbuhan massa otot pada anak lakilaki biasanya bersamaan dengan peningkatan densitas tulang, peningkatan fungsi kardiopulmonari, penambahan volume darah, dan semakin meningkatnya densitas sel darah merah. Pada saat terjadinya lonjakan pertumbuhan tinggi badan, anak laki-laki kehilangan massa lemaknya dan sebaliknya massa otot mengalami peningkatan. Karena itu anak laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar di setiap usia, sebaliknya anak perempuan memiliki lemak subkutan yang lebih banyak di setiap usia, yang meningkat saat pubertas (Bogin 1999). Berat badan anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sebelum usia 9 tahun dan setelahnya menjadi lebih kecil hingga menjelang usia 13 tahun. Periode keunggulan perempuan ini dapat ditafsirkan sebagai peningkatan penimbunan lemak tubuh yang pesat menjelang pubertas, sehingga menyebabkan berat badan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. Indeks Massa Tubuh Puncak pertumbuhan IMT anak perempuan Karawang terjadi pada usia 11 tahun dan menurun setelahnya. Peningkatan IMT ini juga menunjukkan periode keunggulan perempuan, di mana pada saat pubertas anak perempuan mengalami peningkatan distribusi lemak tubuh di pinggul, bokong, paha (Bogin 1999), dan payudara (Carola et al. 1990). Menurut WHO (1995), IMT dapat digunakan untuk mengelompokkan status gizi seseorang yang mengalami kekurusan (status gizi yang kurang), kegemukan (status gizi yang melebihi normal), atau obesitas (status gizi yang beresiko penyakit). Anak-anak mengalami kekurusan jika memiliki indeks massa tubuh yang berada di bawah persentil 5. Jika IMT berada pada kisaran persentil 85 hingga 95 maka dinyatakan mengalami kegemukan. Obesitas terjadi pada anak-anak yang memiliki IMT yang berada di atas persentil 95. Obesitas terjadi akibat kelebihan penyimpanan lemak tubuh. Beberapa anak-anak Karawang dalam penelitian ini mengalami kekurusan (anak lakilaki = 1.55%, anak perempuan = 3.23%), kegemukan (anak laki-laki = 4.92%, anak perempuan = 4.08%), dan obesitas (anak lakilaki = 3.09%, anak perempuan = 3.52%). Secara statistik, angka-angka ini sesuai dengan harapan. Tampaknya anak-anak Karawang berada dalam kisaran yang cukup gizi untuk standar status gizi di dalam populasi Karawang. Tetapi angka-angka ini tidak dapat begitu saja
7
digunakan untuk menilai status gizi populasi Karawang, karena bila dibandingkan dengan Bogor dan Amerika Serikat, pola pertumbuhan Karawang lebih rendah. Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat Perbandingan antropometri antara anak Karawang, Bogor (Puspita 2004), dan Amerika Serikat (Kuczmarski et al. 2002) dapat diketahui dengan melihat perubahan pada masing-masing kurva pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan IMT ketiganya (Gambar 10 - 12) dan Lampiran 7. Tinggi badan, berat badan, dan IMT anak-anak Karawang sebelum usia 12 tahun lebih kecil daripada anak-anak Amerika Serikat dan Bogor. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan, terutama nutrisi dan status sosial ekonomi (Bogin 1999; WHO 1995). Keluarga yang memiliki status ekonomi lebih tinggi relatif lebih mudah untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan perawatan kesehatan keluarganya dengan baik, sehingga pertumbuhannya menjadi optimal. Sebaliknya, keluarga dengan status ekonomi lebih rendah relatif lebih sukar untuk mendapatkan nutrisi dan perawatan kesehatan yang baik, sehingga lebih rentan terhadap penyakit yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhannya. Status sosial ekonomi masyarakat Amerika Serikat sebagai negara maju yang relatif lebih baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik dan perawatan kesehatan yang memadai, sehingga pertumbuhannya menjadi lebih optimal dibandingkan dengan Karawang dan Bogor (Indonesia).
Gambar 10 Perbandingan pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat
Gambar 11 Perbandingan pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat
8
Gambar 12 Perbandingan pola pertumbuhan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Karawang, Bogor, dan Amerika Serikat
SIMPULAN Tinggi badan dan berat badan anak lakilaki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan Karawang sejak usia 4 hingga 7 tahun, berhimpit di usia 7 tahun hingga 8 tahun, menjadi lebih kecil di usia 8 hingga 11 tahun, dan kembali menjadi lebih besar di usia 12 tahun hingga 13 tahun. Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan Karawang melambat di usia 12 hingga 13 tahun. IMT anak laki-laki Karawang lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan sejak usia 4 hingga 9 tahun, setelahnya menjadi lebih kecil hingga usia 12 tahun, dan menyusul lagi ketika mendekati usia 13 tahun. IMT anak perempuan Karawang meningkat secara lambat di usia 4 hingga 12 tahun.
DAFTAR PUSTAKA Bogin B. 1999. Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge University Press. Carola R, Harley JP, Noback CR. 1990. Human Anatomy and Physiology. New York: McGraw-Hill, Inc. Kuczmarski RJ, Ogden CL, Guo SS, et al. 2000. CDC growth charts for the United States: methods and development. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat 11(246), 2002. National Health and Nutrition Examination Survey III [NHANES III]. 1988. Body measurements (anthropometry). Rockville: Westat (301):251-1500.
http://www.cdc.govnchsdatanhanesnhane scdromnchsmanualsanthro. Puspita T. 2004. Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB. Putra HSE. 2005. Pola pertumbuhan remaja usia 15 sampai 20 tahun di wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: FMIPA, IPB. Soehartiningsih S.1992. Referensi indikator antropometri tinggi dan berat badan anak usia 4 - 13 tahun dengan pendekatan eksploratif [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Tango T. 1998. Estimation of age-spesific reference ranges via smoother AVAS. Statistic in Medicine 17:1231-1243. Tibshirani R. 1988. Estimating optimal transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist Assoc 83:394-405. Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistic 3rd Edition. Wolpert L, Beddington R, Brockes J, Lawrence P, Meyerowitz E. 1998. Principles of Development. USA: Oxford University Press. World Health Organization [WHO]. 1995. Physical status: use and interpretation of anthropometry-annex 2. Switzerland: WHO.
9
LAMPIRAN
10
Lampiran 1 Jumlah probandus yang diukur berdasarkan lokasi pengambilan data Lokasi Pengukuran
Jumlah probandus (orang)
RA Almurtadlo MI Almurtadlo TK Pupuk Kujang SD Pupuk Kujang SMP Pupuk Kujang Jumlah
395 99 338 115 65 1012
11
Lampiran 2 Kuisioner penelitian DATA HASIL PENGUKURAN Pengukur Pencatat
: :
Parameter 1. Berat Badan (BB) 2. Tinggi Badan (TB) 3. Tinggi Duduk (TD) 4. Lingkar Lengan Atas (LLA) 5. Lebar Siku (LS) 6. Lebar Lutut (LL) 7. Tebal Lipatan Kulit Trisep (TLKT) 8. Tebal Lipatan Kulit Supraspinal (TLKSP) 9. Tebal Lipatan Kulit Subskapular (TLKSB) 10 . Tebal Lipatan Kulit Betis (TLKB)
Memo :
FNUM IDNUM Tanggal Waktu
: : : : Hasil pengukuran
12
Lampiran 3 Formulir data pribadi DATA PRIBADI Nama Jenis kelamin Tempat & tanggal lahir Anak keAlamat lengkap Telepon Pemberian ASI sampai usia Penyakit (jika ada) Frekuensi makan per hari
: : : : : Kelurahan Kecamatan : : : :
Nama ayah Tempat & tanggal lahir ayah/usia ayah Suku ayah Pekerjaan ayah Pendidikan tertinggi ayah Penyakit ayah (jika ada) Tinggi badan ayah Berat badan ayah Suku kakek dari pihak ayah Tempat lahir / asal kakek dari pihak ayah Suku nenek dari pihak ayah Tempat lahir / asal nenek dari pihak ayah
: : : : : : : : : : : :
dari
bersaudara
: : bulan kali
Nama ibu : Tempat & tanggal lahir ibu/umur ibu : Suku ibu : Pekerjaan ibu : Pendidikan tertinggi ibu : Penyakit ibu (jika ada) : Tinggi badan ibu : Berat badan ibu : Suku kakek dari pihak ibu : Tempat lahir / asal kakek dari pihak ibu : Suku nenek dari pihak ibu : Tempat lahir / asal nenek dari pihak ibu : : Menstruasi *) sudah / belum Menstruasi pertama pada usia : Mimpi basah *) : sudah / belum Mimpi basah pertama pada usia : Pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan (pilih salah satu): 1. n < Rp 500.000 4. Rp 1.000.000 < n < Rp 1.500.000 2. Rp 500.000 ≤ n < Rp 750.000 5. n ≥ Rp 1.500.000 3. Rp 750.000 ≤ n < Rp 1.000.000 Keterangan: n = jumlah pengeluaran keluarga per bulan untuk makan *)
coret yang tidak perlu
13
Lampiran 4 Data persentil tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan (m) Tinggi badan anak laki-laki (m) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 0,971 1,009 1,049 1,094 1,137 1,176 1,225 1,285 1,348 1,415
Persentil 3 0,975 1,014 1,053 1,099 1,143 1,181 1,231 1,291 1,355 1,422
Persentil 5 0,984 1,023 1,063 1,109 1,153 1,192 1,242 1,303 1,368 1,436
Persentil 10 0,959 0,997 1,036 1,080 1,123 1,161 1,209 1,268 1,330 1,396
Persentil 25 0,972 1,011 1,050 1,096 1,139 1,178 1,227 1,286 1,350 1,417
Persentil 50 1,047 1,089 1,132 1,182 1,230 1,273 1,327 1,394 1,465 1,539
Persentil 75 1,074 1,117 1,162 1,214 1,264 1,308 1,364 1,433 1,507 1,584
Persentil 85 1,089 1,133 1,179 1,232 1,282 1,327 1,385 1,455 1,530 1,609
Persentil 90 1,100 1,144 1,190 1,244 1,295 1,341 1,399 1,470 1,546 1,626
Persentil 95 1,115 1,160 1,207 1,262 1,314 1,361 1,420 1,493 1,570 1,651
Persentil 97 1,125 1,171 1,219 1,274 1,327 1,374 1,434 1,508 1,586 1,668
Persentil 97,7 1,130 1,176 1,224 1,280 1,333 1,380 1,441 1,515 1,594 1,676
Persentil 5 0,975 1,015 1,060 1,101 1,159 1,208 1,258 1,310 1,365 1.422
Persentil 10 0,954 0,993 1,036 1,084 1,130 1,178 1,226 1,275 1,327 1.381
Persentil 25 0,965 1,005 1,049 1,098 1,145 1,194 1,243 1,294 1,347 1.403
Persentil 50 1,029 1,074 1,123 1,178 1,232 1,288 1,344 1,402 1,464 1.528
Persentil 75 1,053 1,099 1,151 1,208 1,265 1,323 1,381 1,443 1,508 1.575
Persentil 85 1,066 1,114 1,166 1,225 1,283 1,342 1,403 1,465 1,532 1.600
Persentil 90 1,075 1,123 1,177 1,237 1,295 1,356 1,417 1,481 1,549 1.618
Persentil 95 1,089 1,138 1,193 1,254 1,314 1,376 1,439 1,505 1,575 1.645
Persentil 97 1,098 1,148 1,203 1,266 1,327 1,390 1,454 1,521 1,591 1.662
Persentil 97,7 1,102 1,153 1,208 1,271 1,333 1,397 1,461 1,529 1,600 1.671
Tinggi badan anak perempuan (m) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 0,964 1,004 1,047 1,096 1,144 1,192 1,241 1,292 1,345 1,401
Persentil 3 0,967 1,008 1,052 1,101 1,149 1,198 1,247 1,298 1,352 1,408
13
14
Lampiran 5 Data persentil berat badan anak laki-laki dan anak perempuan (kg) Berat badan anak laki-laki (kg) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 13,07 12,97 13,99 15,23 16,42 17,73 20,06 22,89 26,15 30,00
Persentil 3 13,29 13,19 14,22 15,48 16,69 18,03 20,42 23,32 26,66 30,62
Persentil 5 13,75 13,65 14,72 16,03 17,28 18,67 21,18 24,24 27,77 31,96
Persentil 10 12,45 12,36 13,33 14,51 15,64 16,89 19,07 21,70 24,73 28,30
Persentil 25 13,13 13,04 14,06 15,30 16,50 17,82 20,17 23,02 26,30 30,19
Persentil 50 17,49 17,37 18,75 20,48 22,21 24,19 27,79 32,26 37,53 43,94
Persentil 75 19,34 19,20 20,78 22,79 24,80 27,10 31,32 36,62 42,91 50,45
Persentil 85 20,45 20,29 22,01 24,18 26,35 28,86 33,48 39,28 46,21 54,34
Persentil 90 21,25 21,08 22,89 25,18 27,48 30,14 35,05 41,25 48,59 57,14
Persentil 95 22,51 22,33 24,29 26,78 29,29 32,19 37,57 44,40 52,35 61,57
Persentil 97 23,39 23,20 25,26 27,89 30,54 33,62 39,35 46,61 54,95 64,66
Persentil 95 18,87 20,76 23,23 27,31 31,94 37,77 42,96 47,12 51,16 55,51
Persentil 97 19,49 21,56 24,35 29,07 34,15 39,87 44,51 48,74 52,93 57,43
Persentil 97,7 23,83 23,64 25,75 28,45 31,18 34,35 40,25 47,71 56,25 66,21
Berat badan anak perempuan (kg) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 9,84 11,504 13,24 15,15 16,62 17,99 19,51 21,49 23,84 27,17
Persentil 3 10,12 11,80 13,52 15,46 16,87 18,24 19,83 21,90 24,41 27,99
Persentil 5 10,71 12,42 14,14 16,04 17,39 18,81 20,55 22,84 25,74 29,74
Persentil 10 9,04 10,66 12,35 14,25 15,86 17,24 18,65 20,40 22,39 25,07
Persentil 25 9,92 11,60 13,32 15,24 16,70 18,06 19,61 21,62 24,01 27,41
Persentil 50 15,03 16,64 18,09 19,94 21,95 24,70 28,80 34,02 39,39 43,83
Persentil 75 16,66 18,13 19,80 22,19 25,02 29,20 34,44 40,27 44,50 48,29
Persentil 85 17,46 19,00 20,92 23,75 27,33 31,99 37,88 43,13 46,88 50,87
Persentil 90 18,01 19,66 21,77 25,00 29,15 34,31 40,05 44,72 48,56 52,69
Persentil 97,7 19,81 21,98 24,96 29,89 35,28 40,84 45,25 49,55 53,81 58,39
14
15
Lampiran 6 Data persentil indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan (kg/m2) Indeks massa tubuh anak laki-laki (kg/m2) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 12,00 11,76 11,71 11,72 11,789 11,98 12,48 13,02 13,52 14,03
Persentil 3 12,15 11,91 11,86 11,87 11,94 12,13 12,64 13,19 13,70 14,21
Persentil 5 12,47 12,22 12,17 12,18 12,25 12,45 12,97 13,53 14,06 14,59
Persentil 10 11,57 11,34 11,29 11,30 11,37 11,55 12,04 12,56 13,05 13,54
Persentil 25 12,05 11,81 11,76 11,77 11,833 12,03 12,53 13,07 13,58 14,09
Persentil 50 14,94 14,64 14,58 14,59 14,67 14,91 15,56 16,41 17,28 18,27
Persentil 75 16,25 15,86 15,78 15,80 15,91 16,22 17,12 18,24 19,40 20,61
Persentil 85 17,13 16,67 16,58 16,59 16,72 17,09 18,16 19,45 20,70 21,99
Persentil 90 17,81 17,29 17,19 17,21 17,35 17,77 18,97 20,32 21,63 22,97
Persentil 95 18,98 18,37 18,25 18,27 18,44 18,93 20,24 21,69 23,08 24,51
Persentil 97 19,80 19,16 19,03 19,06 19,24 19,75 21,11 22,62 24,07 25,56
Persentil 97,7 20,21 19,55 19,42 19,45 19,63 20,15 21,55 23,09 24,57 26,09
Persentil 10 11,30 11,37 11,43 11,50 11,64 11,80 12,09 12,43 12,68 12,94
Persentil 25 11,67 11,74 11,81 11,88 12,02 12,18 12,48 12,84 13,10 13,37
Persentil 50 13,86 13,95 14,03 14,12 14,33 14,67 15,70 17,16 18,08 18,76
Persentil 75 15,29 15,60 15,85 16,16 16,82 17,51 18,47 19,35 20,01 20,71
Persentil 85 16,91 17,26 17,53 17,80 18,27 18,70 19,48 20,41 21,11 21,84
Persentil 90 17,96 18,20 18,38 18,57 18,96 19,38 20,20 21,16 21,89 22,65
Persentil 95 19,02 19,22 19,40 19,60 20,00 20,45 21,31 22,32 23,08 23,89
Persentil 97 19,69 19,90 20,08 20,29 20,71 21,17 22,06 23,11 23,90 24,73
Persentil 97,7 20,03 20,24 20,43 20,63 21,06 21,53 22,43 23,50 24,30 25,15
Indeks massa tubuh anak perempuan (kg/m2) Kelompok usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Persentil 2,3 11,63 11,71 11,77 11,84 11,99 12,14 12,45 12,80 13,05 13,33
Persentil 3 11,75 11,82 11,89 11,96 12,11 12,27 12,57 12,93 13,19 13,46
Persentil 5 12,00 12,07 12,14 12,21 12,35 12,52 12,83 13,20 13,46 13,74
15
16
Lampiran 7 Data perbandingan tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak laki-laki dan anak perempuan Amerika Serikat, Bogor, dan Karawang Kelompok Usia
Jenis Kelamin
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
L L L L L L L L L L P P P P P P P P P P
*) **)
Anak Amerika Serikat BB TB IMT (kg) (m) (kg/m2) 16,41 1,024 15,79 18,54 1,091 15,64 20,79 1,156 15,43 22,96 1,215 15,56 25,46 1,278 15,64 28,52 1,330 16,10 31,64 1,385 16,53 35,38 1,434 17,24 38,90 1,491 17,45 44,85 1,561 18,14 15,88 1,013 15,54 17,86 1,078 15,34 20,22 1,148 15,24 22,23 1,205 15,25 25,06 1,270 15,55 28,47 1,332 16,08 31,87 1,382 16,60 36,18 1,448 17,45 41,73 1,516 18,39 47,51 1,577 18,87
BB (kg) * 19,41 21,59 23,88 26,31 28,86 31,71 34,94 38,45 42,04 * 18,33 20,66 23,21 25,87 28,62 31,53 34,70 38,00 41,14
Anak Bogor TB IMT (m) (kg/m2) * ** 1,097 16,26 1,148 16,37 1,201 16,50 1,253 16,64 1,307 16,80 1,361 17,01 1,418 17,27 1,478 17,59 1,537 17,92 * * 1,081 15,81 1,137 15,84 1,192 15,97 1,248 16,21 1,304 16,51 1,360 16,84 1,414 17,24 1,462 17,72 1,502 18,24
Anak Karawang BB TB IMT (kg) (m) (kg/m2) 17,49 1,047 14,94 17,37 1,089 14,64 18,75 1,132 14,58 20,48 1,182 14,59 22,21 1,230 14,67 24,19 1,273 14,91 27,79 1,327 15,60 32,26 1,394 16,41 37,53 1,465 17,28 43,94 1,539 18,27 15,03 1,029 13,86 16,64 1,074 13,95 18,09 1,123 14,03 19,94 1,178 14,12 21,95 1,232 14,33 24,70 1,288 14,67 28,80 1,344 15,70 34,02 1,402 17,16 39,39 1,464 18,08 43,83 1,528 18,78
Puspita (2004) tidak melakukan pengukuran antropometri pada anak-anak usia 4 tahun di Bogor Data tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak-anak Bogor mengacu pada Puspita (2004), sedangkan data tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak-anak Amerika Serikat mengacu pada Kuczmarski et al. (2000)