POLA PEPAKAIAN OBAT MANUSIB OALAM PRAKTEK DOKTER HEWAN 01 WllAYAH DKI JAYA DAN SEKITARNYA
oleh RETNO WlDYASTUTl DWl ART!
F A K U L T A S KEDOKTERA'LV H E W A N
INSTITUT PERTANIAN B O G O R I983
Olell Hetno Fidyas tuti Dt?iart?:
S k r i p s i sebagai s ~ l &satu syzrzt untuk menperoleh g e l a r
Dokter Hewrn pade F&ultas Kedokterm Helien, f n s t i t u t Fertenian Bogor
Judul skripsi
: POLA PEl+'AKAIAN OBAT lfd-lfUSIP. DkLM F:GKTZ
DOKTER BEv!khr D I WILAYAR
DKX JAYA DAN SE1~ITAaZTA \
> ? m amzhasiswa
: =TNO
Korrror pokok
: 3.
WDYASTUTI DWIARTI
13.184
Dosen pada Bagian FarnzkoLogi, FK3
-
IPB
RIWAYAT H I D U P
Penulis dilahirkan d i Bandung, padz t a n g g a l 33
Agustus 1956, merupakan p u t r i kedua d a r i empzt b e r s a u dara.
Orang t u a n y a a d a l a h Abdul Wzhab lstadi da.n
Veronica Tinangon .
P e n u l i s l u l u s d a r i SFU Negeri XX J a k a r t a pad2 tahun
1975. Pada tahun 1976 diterina sebagai rn~haeiswaI n s t i tut P e r t a n i a n B o g o r , dan mzsuk F a k u l t a s K e d o k t e r a n Hewan pada tahun 1978.
L u l u s Sarjana Kedokteran V e t e r i n e r
pad2 tanggal 6 Mei 1 9 8 2 .
Dengzn memuljztkm puji d m s y u k u r k e h a d i r a t A l l a h Swt. karena dengan raIvnat- d m perlindunganNya d z l m me-
nunjman j alan h i n g g a t e r s u s u ~ m y aslcripsi ini, Penyuswzn s k r i p s l ini dirn&suGkm- mtult memenuhi s y a r a t untuk memperol~hg e l =
K ~ d o k t e r a nHew=,
Dokter Rewax psdz FaLltas
I n s t i t u t Pertm-Ian Bogor,
Pada kese~pztani n i p e n u l i s i n g i n z!enymz;ai%~nrasa terimakasih yzng sebesar-besernya Bepzde Bapak Drh. Soedinan P o e r m d h i r ~ doj atas per,gzrd%in d m b i ~ b i n g a nyag d i b e r i k a n sejak zrml persiapan hingga t e r s u s u m y a t u l i s a
Ucapan terircz k a s i h jug2 p e n u l l s sampaikzn kepada :
1. Para dokter hewm p r & t e k di wi3ejrah DK1 Jeya dms e k i t a r n y a -yzng t e l z h memberilim keterangzn-lreterangan
Para pegai+rZi Perpustakeen F a ! , ; u l ' i ~ sKedo7-" a ~ e r a nHevzn
2.
Ins ti tut
y m g telah
~ e i u r as t a r yang t e l & n i e ~ l b ~ k a ilmu li peagetzhuzn,
3,
mendidik d m r;iembirr:.bLng.
4.
A y z h , i b u d m seluruh k e l u s r g a yzng t e l & bersuskh pay*
mengasuh, mendidik dan nembin!bing.
5. Ternan- temm '
dm sah~bat-sahabatkuyang tel*
menbantu dan mealberiken s zran,
ilmt
Penults m c ~ j r a d a r j .b&ea trilisar! in1 lcasih 'uanjrzk kck u r ~ n ~ z ~ l t rdan y a r!~asi.l:jaah d a r i ?=-5 dilrehends2ci.
U n t ~ k
i tu 9enull.s mcnghz-rap!ren s a r m Can Icri tili 6 a r i perr:bc-!ca d m ~'fiohol-~ r-msaf
tulisar: i n i , nerlukznrlyz
bilz te r d z p a t kesalahm-kes zlahan daLam Seri~ogat u l i s m ini berrr,anr"aat beg? y - 2 ~me~
. J d c ~ 1ta - :
Oktober 1983
Pei-iull'.~
iii
A.
Penga ~ u r ~ Obat-obatan n Untuk 3eirqan Se belum k d a n y a Undang-und~ng Xo 6 Tahun 19G7, Tentan5 Pokok P e t e r n e k z n Dan K e s e h a t x n
.
E.
.
..
.
5
F e n g z t u r a n Obet-obatan Untuk Hewzn I:iulzi kdanya Undangundzng l f o . 6 Tahun 1967
6
Hew an
, , ,
,
...
.
iT
Vi.
I.
PENDAHULUAN
Pemakaian obat hewan pada dewasa ini semakin meningkat, terutama sejak Pemerintah menggalakkan bidang peternakan.
Perkembangan pemakaian obat hewan di Indone-
sia terutama dipengaruhi dengan meningkatnya populasi ternak, baik unggas, te "'nak be sar, ternak ke cil maupun hewan piara.
11eningkatnya populasi ini antara lain di-
sebabkan oleh meningkatnya intensitas pemeliharaan, penggunaan bibi t unggul pad". ternak kecil dan unggas;
sema-
kin populernya Inseminasi Buatan, semakin meningkat pula impor sapi perah dan sapi potong pad a hewan besar;
se-
makin meningkatnya taraf ekonomi rakyat Indonesia sehingga memungkinkan lebih banyak orang memelihara hewan piara. Di sam ping faktor populasi, pemakaian ob .. t hewan juga mencerminkan tingkat intensitas pelayanan kesehatan he".'an.
Pelayanan kesehat&n hewan baH: sebagai usaha
Pemerintah maupun dalam bentuk praktek dokter hewan swastao
Selain daripada itu juga kesad2ran dari pemilik/pe-
melihar& hewan akan kesehc. tan hevian dan perl unya penggunaan obat-obatan. Keadaan demikian juga tidak lepas daripada kondisi sistim distribusi, tingkat pengetahuan pare peternak, dan juga mutu dan harga daripada obat hewan itu sendiri. PeninGkatan pemakaian obat hewan terjadi baik dalam jenis maupun jumlahnya, rata-rata laju pertumbuhan dari
2
jenis obat hewan yans beredar lebih 10% setiap t2.hunnya (Tjiptardjo, 1982). Oleh karena pentingnya peranan obat hewan bagi perkembangan peternakan dan peningl(atan penggunaan obatobat untuk hewan ini, maka kiranya perlu didukung oleh berbagai kegiatan yang menyangkut obat hewan.
Kegiatan
terse but antara lain adalah d"lam hal penyediaan obat hewan, pengaturan obat hewan dan pembinaannya.
Penye-
diaan obat hewan antara lain rnenyangkut pernbuatan obat, impor obat dan distribusi dari obat hewan. Dalam hal ini Pemerintah telah berusaha untuk memberikan kernudahan bagi penanganan obat hewan, antara lain rnelalui keringanan-keringanan bagi pelaksanaan impor obat hewan bahkan pernbebasan bea rnasuk bagi bahan baku dn produk biologik (Tjiptardjo, 1982).
Diantara obat
hewan terdapat obat ycng penanganannya langsung dike lola oleh Pernerintah, yai tu vaksin untuk hevlan d<'n b:,;han-bahan biologik diagnostika untuk hewan (l.G.N. Teken Ternadja, 1982) .
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan perund:ongan yi:.ug ada, bahw2. dalarn penanganan obat hewan harus rnemimuhi persyar'atan dan mengikuti ketetapan dari peraturan tersebut.
Ketentuan y:..ng tertera dalam
peraturan dimaksud tidak saja rnengatur mengenai usaha dibidang ob';t hewan saja, namun rnengatur pula aspek lain yang rnengkait dengan penanGanannya (Sudardjat.S, 1982).
3 Polo. peredaran dan pemakaian obat hewan ini erat hubungannya dengan kesehatan umU!TI.
'Karena dampaknyrJ.
selain pada hewan i tu sendiri, juga pad·. manusip;. se bagai konsumen daripada produk-produknya, baik berupa daging, telur maupun air susu . . Dengan dijualnya ob,,,t-ooatan untuk hewan secara bebas, terutama ob".t-ooat antibiotika untuk hewan yang berasal dari obat-obat manusia oleh toko-toko penjual makanan ternak dan penjual ooat-obat hewan, maka besar kemungkinan terjadi penyalahgunaan obat-obat ini. Namun tidak berarti bahwa
0
ba t yang diperuntukkan
bagi pengobatan manusia tidak dapat dan tidak ooleh dipakai pada pengobatan hewan.
Dalam.kenyataannya cukup
.banyalc obat bagi manusia yang dipakai dalam bidang veteriner. Pengaturan mengenai hal ini menyatakan bahwa obatobat khusus untuk hewc:.n pengaturannya oleh Departemen Pertanian.
Sedangkan obat bagi manusia, meskipun di-
pakai juga untuk hewan pengaturannya oleh Departemen Kesehatan (Undang-undang No.6 tahun 1967, Pasal 23). Oleh karena pengaturan yang dilakukan oleh duo. Departemen ini, yaitu Departemen Kesehatan dan Departemen pertani2.n maka masih terdap;c;. t ke suli tan dalam penanganan obat yang dipakai untuk pengobatan hewan. berhubung obat yang dipakai oleh dokter hewan dalam melayani kesehatan ternak dan hewan piara tidak saja