SEBAGAI MASCKAN OALAM PENENTUAN KEBl.JAKAN TATA RlJANC 01 KABlJPATEN BANGKA
ELFIOA
SEKOLAH PASCASA.R,IANA INSTITUT PERT ANlAN BOGOR BOGOR
2007
PERNY A TAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER fNFORMASI Dengan ini saya mcnyatakan bahwa tesis Analisis Pola Spasial Tambang Tirnah Rakyat Sebagai Masukan Dalam Pencntuan Kebijakan Tara Ruang di Kabupaten Bangka adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbnkan maupun ridak ditcrbitkan dari penulis lain ielah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini,
Begor, Maret 2007
Elfida NRP 11.253050 I 84
ABSTRAK ELFIDA. Analisis Pola Spasial Tarnbang Timah Rakyat Sebagai Masukan dalam Pcncntuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka. Dibimbing olch BABA BARUS, ATANG SUTANDI, dan BVDI MUL YANTO. Aktifitas penambangan tirnah skala kccil (Tambang lnkonvensional) merupakan alternarif pekerjaan scbagian rnasyarakat di Kabupatcn Bangka sarnpai saat ini. Aktifitas tersebut dapat berdampak positif karena memberikan pendapatan tinggi, tetapi juga dapa1 rnemberikan dampak negatif scpcrti : kcrusakan lingkungan, perubahan sosial, dan pcnnasalahan pemanfaaian ruang yang tidak sesuai dengan kaidah penataan ruang dan daya dukungnya. Tujuan pcnclitian ini adalah: Ii Mendapatkan gambaran sebaran lokasi tambang nrnah rakyat di Kabupaten Bangka, 2) Mendaparkan informasi kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat aktifitas tambang timah rakyat, 3) Mengctahui kcmungkinan terjadinya penyimpangan pcrnanfaatan fungsi kawasan akibat aktifitas tambang timah rakyat, sorta 4) Mcmbcrikan saran sebagai rnasukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka dalarn merurnuskan kebijakan pcnataan ruang berkaitan dengan aktilitas tam bang timah rakyat. Sccara umum metode penelitian menggunakan analisis <;](I dan analisis deskripsi. Untuk rnendapatkan basis data spasial dilakukan analisis SIG berupa digitasi, koreksi dan intcgrasi data spasial dan airibut, Analisis terhadap lokasi tambang timah rakyai meliputi proses overlay, identifikasi terhadap status perizinan rarnbang, jurnlah tambang dan nilai Standard Distance (SD), klasifikasi jarak tambang terhadap pusai kecamatan, serra pengharkatan. Analisis SIG juga digunakan pada idcntifikasi tcrhadap penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan, identifikasi hubungan sebaran rambang timah rakyat dengan penggunaan lahan, sena arahan pernanfaatan ruang scrta aualisis deskripsi uruuk kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hasil pcngharkatan kc jumlah tambang dan nilai SD sebaran tambang di seiiap desa, mcnunjukkan kondisi lingkungan desa berkategori sangat buruk
terdapat di 6 desa yaitu Dcsa Bintet, Gunung Pclawan, Lumut, Cit, Riau, dan Scbagian besar masyarakat menyatakan bahwa aktifitas tambang tirnah rakyat meningkatkan ckonorni rnasyarakat. tctapi rncreka juga mengakui dampak sangar buruk aktifitas tersebut berupa kerusakan lingkungan dan kecelakaan kerja. Hasil idcntifikasi pemanfaatan (ungsi kawasan untuk aktifitas penambangan menunjukkan bahwa 8.6i % kawasan lindung dimanfaatkan sebagai areal iambang. Kemudian. hasil penilaian kesesuaian surnbcrdaya lahan rnenunjukkan bahwa tanaman kelapa memiliki tingkat kcscsuaian yang paling, cinggi menyusul kelapa sawit. lada dan kare~ sedangkan preferensi masyarakat tertinggi adalah karet, menyusul sayuran, scdangkan komodi1as lain rdatif rcndah. Rekomcndasi pcnclitian umuk perbaikan rencana ta~a rnang adalah dipcrlukan kawasan lindung I 0.12 %, kawasan rchabili1t1sl pasca carnbang 6.58 %, dan kawasan budidaya 83.30 % dengan memasukkan secara cksplisit kawasan pertambangan l.6.20 % dan kawa~an perkebunan 33.95 %. Silip.
Kata kunci :
Tam bang lnkonvcnsionaL Standard Disranc~. overlay,, pcnyimt)angan ruang. rehabili1a~L
ABSTRACT ELFIDA. Spatial Pattern Analysis of Public Tin Mining as A Suggestion in Determination of Spatial Arrangement Policy in Bangka District. Supervised by BABA BARUS, /\TANG SUTi\NDI and BUOi MULY i\NTO. Recently small scale tin mining (lnconventional Mining) is an alternative activity for some communities in Bangka District The activity may create positive impact through providing high income, but incontrast, it may create negative impacts such as environmental degradation, social change, and spatial inapropriate utilization regarding its spatial planning and carrying capacity. The objectives c>f tit is research were : I) To describe inconvcntional tin mining location in Bangka District, 2) To inform socio-economic community due co inconvcntlonal tin mining, 3) To know possibility of area utilization discrepancy due to inconventional tin mining, and 4) to provide suggestions to Hangka District Government in spatial arrangement policy in relation to inconvcntional tin mining activity. Generally, the research methods used GIS and description analysis. The spatial data base was derived from GIS analysis such as digitations, correction, ancl integration of spatial data and attribute. Analysis for inconventional mining locatlon was conducted frirough overlay process, legal location mining status identification, total amount and SI) value of quarry mining, mining distance category to subdistrict, and scoring. GIS analyses were implemented to identify the discrepancy of area utilization, inconventional mining distribution regarding with land use, and spatial utilization, and description analysis to community socioeconomic condition. The scoring results for the total sum and ~I) value of mining distribution of each village produce very bad environmental category for six villages i.e Bintet, Gunung Pclawan, Lumut, Cit, Riau, and Si lip. Most of the community stated that the inconventional tin mining activity increased community economic livclyhood, but they also realized that there were negative impacts such as environmental degradation and accident in mining location. le was identified that discrepancy of area utilization due to mining activity were 8.67 % of preservation area were used as mining area. Furthermore, suitability analysis produced that coconut crop with the highest suitability compared to oil palm, pepper and rubber. Meanwhile the highest community preference crops was devoted to rubber, following by vegetable, and the other crops ha" lower tendency. The research recommendation for improvement of the spntial utilization plan were 10.12 % of preservation area, 6.58 % rehabilitation area, and 83.30 % cultivation area. including 16.20 % mining area and 33.95 % plantation area. Keywords: lnconventional mining. Standard Distance. overlay. spatial discrepancy, rehabilitation.
ANALISIS POLA SPASIAL TAMBANG TIMAH RAKYAT SEBAGAI MASUKAN DALAM PENENTUAN KEHl.JAKAN TATA RUAi'lG DJ KABUPATE:'
RLFIOA
esis Scbagai salah satu syarat untuk mcmperolch gelar Mugister Sains pada Program Studi llmu Pereucanaan Wilayah 1
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTA~LAN BOGOR BOGOR
2007
J u
Nam a
Analisis Pola Spasial Tam bang Timah Rakyat Scbagai Masukan Oalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka Elfida
NRP
A 253050184
Diseiujui Komisi Pcmhimbing
r. Ir. Baba Barus. Kctua
~r.::L~.:,
Ph.ll
Or. Ir. Pmli Mulvanlo, M.Sc Anggota
Anggom
Diketahui Ketua Program Sludi Ilmu Per~ncu~ Wilayah,
?
/
-~
,
,.
, ..Deka '
-1 /'
'.
.
, '
//
ri.,i, M.Ag'
Pro~!;>- l~~fril A No,J,,.,., MS /
Tanggal Ujian : 17 Fcbruari 2007
Tanggal Lulus :
1 5 MAR
2GU7
Tulisan ini kupersembahkan untuk: yang kuciniai suamiku (Rij'at Syofitri, S.Sos) Jan anallu (Reskika Syofari) yanx dengan sabar teloh banyak. memberikan dukungan dun kemudahan, yang kuhormati ayahanda M. Thayib A.R. Siddik (Alm). ibunda Maimunah(Alm),
bapok don ihu mertuaku Usmanu dan Rosinah, keluarga besarku y(l11gselalu hanga! clan kompokdalam kebersamaan, almomaterkuserta sohabat-sahabatku;rekan-rekanmahasiswa PWL 05 terimokasih atas semua dukungan dan l.ebersamaan kita
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pangkalpinang pada tanggal 26 Agustus 1975 dari bapak H.M. Thayib Abdulrahman Siddik (Alm) dan ibu Hj. Maimunah (Alm). Penulis merupakan putri ccrakhir dari 12 bersaudara, Penulis menikah dcngan Rif'at Syafiiri S.Sos dan telah dikaroniai seorang purra Resk ika Syafari Pendidikan
sarjana di tcmpuh di Program Studi Agronorni,
Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pcrtanian lJnivcrsitas Sriwjjaya, lulus pada tahun 1999. Kesempatan untuk rnelanjutkan kc program magister pada Program Studi lhnu Percncanaan Wilayah pada Program Pascasarjana IPB dipcrolch pada tahun
2005.
beastswa pendidikan pascasarjana di peroleh dari rosar Pcmbinaau,
Pcndidikan dan Latihan Perencana [Pusbindiklatrcn) Bappenas. Penulis diterimu scbagai Pegawai Negeri Sipil di Pemda Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Surnatera Selatan pada tahun 2000, kemudian pindah ke
Pemda Kabupatcn Hangka pada tahun 2002 .. Sita! ini pcnulis bckerja sebagai staf di Dinas Pcrtauiau dan Kehutanan Kahupatcn Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Beliumg.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya schingga karya ilmiah ini berhasil diselcsaikan. Terna yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2006 ini ialah tambang timah rakyat, dengan judul Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Scbagai Masukan Da lam Pcnentuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka. Ucapan terima kasih dan pcnghargaan penulis sampaikan kepada : I) Bapak Dr. Ir. Baba Barus, M.SC. Bapak Ir. A tang Sutandi, M.Si,Ph.D, dan Bapak Dr. Ir. Budi MulyanlO, M.Sc selaku Komisi Pernbimbing
aias
bimbingannya dalam pcnyelesaian tesis ini. 2) Pimpinan dan Staf Pusat Pcrnbinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas, selaku pcnyancang dana beasiswa selama rnasa pendidikan dan pcnyelesaian studi. 3) Bupati Kabupaten Bangka dalam mcmbcrikan izin tugas bclajar selama masa pendidikan. 4) Sekreiaris Daerah Kota Pangkalpirang dan kcluarga aias fosilitas tempai tinggal sdama masa pendidikan. 5) Semua pihak yang telah mcmberikan kemudahan dalarn mendapatkan data penelitian.
6) Rekan-rckan
mahesiswa PWL angkatan 2005 atas kebersamaan dan
kcrjasama kita, serta 7) Keluargaku yang kucintai atas dukungan dan coanya, Akhirnya, penulis bcrharap scmoga tesis ini bermanfaat dan mcmbcrikan informasi yang berguna bagi sernua pihak. Begor, Maret 2007 Elfida
PENDAHULUAN I . I. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masaleh 1.3. Kcrangka Pemikiran ··································-·································· 1.4. Tujuan Jan Mantaat 1.4.1. Tujuan ·-·············································· 1.4.2. Manfaat
II. TlNJAUAN PUS'I AKA 2. I Potensi Tam bang Timah :Ii Kabupaten Baogka ?? -·-· S·\stem 1·n1omias1 i Gcog.--aIi1s 2.3. Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Tanah 2.4. Evaluasi Kesesuaian Laban ·····-···
. 2
J
4
4 4
5
···············.
6
. .
10
111. MF.TODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pcnclitian 3.2. Jonis dan Sumber Data ······-··············-·····························.............. 3.3. Analisis Data _.............................................................. 3 4. A nalisis terhadap Lokasi Tam bang Ti mah Rakyat 3.4.1. ldentifikasi Status lzin Tambang Timah Rakyat 3.4.2. Penilaian lokasl Tamhang Timah Rakyat berdasarkan Faktor Jarak terhadap Pusat Keeamatan 3.4.3. Penilaian Pcngaruh Bunik Akrifitas Tambang Timah
Rakyat terhadap Lingkurrgan Desa Jumlah Tambang Timah Rakyat di Sctiap Desa Nilai Standard Disumce dari SebaranTam bang Tirnah Rakyat di Seriap Desa 3.5. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 3.6. Jdentilikasi Pcnyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan 3.7. ldcntifikasi Hubungan antara Kondisi Pcnggunaan Laban dengan Sebaran Tambang Timah 3.8. Analisis Kescsuaian Lahan Beberapa Jenis Tanaman Perkcbunan J.9. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan 3. 10.Keter:iatasan Pcnclitian -........ 3.4.3.1 3.4.3.2.
7
13 13
14 15 15 I5
IG 1 (i
17 20
20 20 21
21 24
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administratif 4.2. Keadaan lklim 4.3. Topografi 4.4. Gcologi dan Tanah 4.5. Proses Pembcntukan Endapan Timah 4.6. Kcpcndudukan 4.7. Luas Penggunaan Lahaa
4.8. Kondisi Pertambangan Timah Rakyat
25 27 29 30 32 33 36
-.................................
V. HASIL DAN PEMBAHi\SAN 5.1. Analisis terhadap Lokasi Iambang 11n:ah Rakyat 5.1.1. ldentifikasi StatusTambangTimahRakyat 5.1.2. Penilaian Lokasi Tambang Timah Rakyat berdasarkan Faktor Jarak dengan Pusat Kecamatan 5.1 J. Penilaian tcrhadap Pengaruh Buruk Aktifitas Tambang Timah terhadap Kondisi Lingkungan Desa 5.1.3.1. Jumlah Tambang Timah Rakyat di Setiap Desa .. 5. l .3.2. Nilai Standard Distance dari Sebaran Tam bang Timah Rakyat di Setiap Desa 5.2. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Aktifitas Tambang Timah Rakyat 5.3. ldemifikasi Penyimpangan Pemanfaatan Fungsi Kawasan 5.4. ldentifikasi Hubungan antara Kondisi Pcnggunaan Lahan dcngan Scbaran Tamhang Timah Rakyat.................................................. 5.5. Analisis Kescsuaian Lahan Bcberapa Jenis Tanaman Pcrkcbunan 5.6. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Vl. KES!MPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
37
42 42
44 49 49 53 61 ()') 77 78 83
87
6.2. Saran
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LAMPI RAN
91
IX
DAFTAR TABEL Halaman
Jonis data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan
13
2 Kriteria pcnilaian lokasi tarnbang timah rakyat berdasarkan jarak tcrhadap pusat kecamatan
16
3 Kriteria penilaian pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat desa berdasarkan jumlah iambang timah di tiap desa 4
Kritcria pcnilaian
pcngaruh
bcrdasarkan pcrhitungan
5
buruk aktilitas tambang timah rakyat
nilai Sl)
18
Klasi fikasi pcnilaian
20
6 Wilayah adrninistrusi Kabupatcn Bangka 7
17
I .uas wiluyah Kabupaten 13angka berdasarkan kelas lcrcng
8 Jumlah dan kcpadatan penduduk Kabupaten lJ;mgka 9 J111nl11h dan kornposisi pcnduduk
25 30
34
Kahupatcn Bangka bcrdasarkan jenis
kcl11111i11
34
t0
tuas peuuiupan lahan di Kubuputcn Bangku
37
11
Rekapitulasi
jumlah tambang tirnah rakyat di Kabupaten Hangka
tahun 2005
39
12
Dcsa yang mcmiliki kuraug dari 15 lokasi tambang
50
13
DC$a yang memiliki 15 sampai 30 lokasi tambang
50
14
Desa yang memiliki 30 sampai 50 lokasi tam bang
52
15
Desa
16
Hasil analisis lokasi tambang dengau karegori terpusat di tiap dcsa .....
17
18
19
yang rncmiliki lebih dari 50 lokasi tambaug
I lasil analisis
52
53
lokasi tamhang dengan kategori agak tcrpusat Ji tiap
desa
54
Hasil anahsis lokasi tambang dengan kategori agak tersebar di tiap desa
54
Hasil analisis lokasi Lam bang dcngan kategori tersebar di tiap dcsa .....
56
20
2I
Hasil skoring pada masing-masing desa lokasi tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka ·-··················
57
Jumlah rata-rata pendapatan rcsponden di tiap desa contoh
63
22 Jumlab pendapat responden berkaitan dengan keberadaan tambang timah rakyat di desa responden pada lima keeamatan di Kabupaten llangka .. ··················-············································································
65
23
68
Data kecclakaan tambang di Kabupaten Dangka pada tahun 2003
24 Jumlah dan jenis pekerjaan yang mempunyai prospck baik menurut responden selain jenis usaha tambang timab ·····-·································
66
25 Rencana alokasi penggunaan ruang Kabupatcn Bangka
70
26 Luas areal tambang yang menempati kawasan lindung dan kawasan budidaya lainnya
74
27 Luas lahan untuk kesesuaian lahan masing-masing tanarnan berdasarkan hasil analisis spasial
81
28 Aspek pertimbangan jenis usaha tarnbang timah dcngan budidaya tan am an perkebunan ···················-·······················································..
82
29 Luas arahan peman faatan ruang kawasan ····-····································
85
xi
OAFTAR GAMBAR Halanrnn Diagram alur kerangka pemikiran penelitian
3
2 llustrasi dalarn analisis multikritcria
19
J
Diagram alir pendekaran penelirian .
23
4
Peta wilayah adminisrrasi Kabupatcn Bangkn
.. .. .
26
5 Grufik rata rota curah hujan bulanan di Kabupaten Hangka tahun
200 I - 2005 6
..
Pcm curah hujan di Kabupaten Aangka
27 28
7 Grafik rata-rata suhu udara bulanan di Kabupaten Bangka tahun 200 I
- 2005 8 Peta kelas lercng di Kabupaten ijangka
29 31
9 Peta kcpedatan penduduk per kccamatan di Kabupatcn Bangka tahun
2004 I 0 (jratik pertumbuhan penduduk per kccamatan di Kabupatcn Bangka
35 36
I I
Peta pcnggunaan lahan di Kabupaten Bangka
38
12
Peta scbaran tambang rimah rakyat di Kabupaien Hangka
41
13
Peta status izin tambang tambang timah r.tk)~.11
43
14
Graflk jumlah tambang rimah rakyat berdasarkan jarak dengan pusat
15
kecamatan
45
Pctd kriteria tambang ti mah rakyat bcrdasarkanjarak terhadap pusat kecamatan .
46
I 6 Alai ti las tambang timah '<1'
I 7 Aktifltas tambang limah rakyat yang berada di dekat jalan umum . ... IR
47
48
Hubungan lam bang Ii mah rakyat ocrsratus legal dengan jarak rerhadap pusat kecamatan
·19
I 9 Peta j um Jah tam bang timah rakyat di tiap desa . . . . . .. .. . .. .. . . .. . . . . . . ...
5I
20 Peta nilai Standard Distance scbaran tarnbang timah rakyat di setiap
55
dcsa 2I
Peta pengaruh buruk aktifitas kondisi lingkungan desa
. tambang timah rakyat tcrhadap .
58
22 Peta jenis pekerjaan rcsponden
62
23 Peta rata-rata pendaparan responden di tiap desa conioh
64
24
67
Perubahan bentang a lam akibat aktilitas tambang ti mah rakyat
25 Aktifitas penambangan dengan kedalaman di luar arnbang batas tarnbang rakyat
67
26 Anak-anak pekcrja tambang tirnah rakyat
69
27 Peta rcncana tata ruang wilayah Kabupaten Bangka
72
28
Peta penyimpangan fungsi kawasan di Kabupaten Bangka
75
29
Kebun karet yang berubah mcnjadi lokasi rambang timah rakyat di Desa Penagan Kccamatan Mendo Baral .. ..
76
30 Peta hubungan sebaran tambang timah rakyat dcngan pcnggunaan Jahan s~at ini -
79
3I
86
Peta arahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bangka ... .. . .... ... ..•
xiii
DA.FTAR LAMPIRAN Ilalamlm Daftar kuisioner
93
2 Data curah hujan bulanan di Kabupaten Bangka tahun 200 I - 2005 3
99
Rekapitulasi Data Tambang Skala Kecil (fSK) Produksi Bangka Tengah-Sungailiat .. .. .
Peta kcsesuaian tumbuh tanaman kclapa . .. .. ... ..... .... .. ... .... ...... ..
139
-.............
I. PENDAHULUA.'I
I.I. Latar Belakang
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonornian Indonesia, terutama dalam perannya scbagai pcnghasit dcvisa, Sebagai salah satu sumbcrdaya
yang tidak dapat diperbaharui, sektor
pcrtambangan mcmpunyai sifat fisik yang tersedia tetap, tidak dapat diproduksi kcmbali, dan proses tcrjadinya memerlukan waktu ribuan tahun. Sektor pertambangan terdiri dari sub sektor minyak dan gas (migas), sub sektor pcrtambangan umum, oan galian C.
Salah satu sumberdaya tambang yang tcrmasuk dalarn sub scktor pertambangan umum adalah tambang limah.
Sumberdaya tambang timah
merupakan salah satu komoditi andalan di Provinsi Bangka Belitung dan telab ditarnbang sejak abad kc 17 pads zaman Pemerintahan Hindia Belanda hingga sekarang.
Mcnurut BAPF.DA-HPS Kab. Rangka (2005), pada tahun 2004
produksi logam timah di Kabupaten Bangka sebanyak 4 136.4? ton sedangkan produksi bij ih timah (kasitcrit) scbanyak 22 239.48 ton. Keberadaan sektor tambang timah tidak hauya memberikan dampak positif tetapi juga mcmbcrikan dampak ncga1if. Darnpak positif antara lain sebagai sumber devisa negara, peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tcnaga kerja, dan pcningkatan ckonomi. Data dari Departernen Pcrdagangan dalam Investor Daily (2007) menunjukkan nilai ekspor limah batangan pada tahun 2005 mencapai lJS S 903.80. Sementara kontribusi timah mcncapai 264.67 milyar rupiah dari total I 182.19 milyar rupiah total PDRB Kabupaien Bangka tahun 2004 (RA PF.DA-RPS Kab. Bangka, 2005). Dampak negatif terjadi akibat kegiaian penambangan tirnah anrara lain mengubah beruuk bentang alam. merusak dan menghilangkan
vegetasi,
rncnghasilkan limbah tailing maupun overburden, serta mcnguras air tanah dan air permukaau. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan bekas pcnarnbangan memberuuk
kubangan raksasa (kolong), dan hamparan ranah yang bersifat rnasam.
Di
samping itu kegiatan pertarnbangan
2 Kegiatan penambangan timah
tetapi
mctlbarkan
masyarakat yang lebih dikenal
dcngan Tambang
lnkonvensional (Tl) atau tambang rakyat, Tambang limah rakyat mulai muncul sejak tcrjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Sclanjutnya dcngan pernberian izin pendirian usaha peleburan timah skala kecil oleh pemcrintah setempat dalarn SK Bupati Bangka No. 540.K/271/l'amben/2001 tentang pcmberian izin usaha perrambangan untuk pcngolahan dan pcnjualan (ekspor). mcnjadi pcmicu
rnaraknya pertambangan rakyat karcna sistcrn pemasaran limah dapat dilakukan sccara bebas dengan perusahaan pelcburan tirnah skala kecil yang rclatif tidak menentukan
k.rit~rid kualitas dlbandingkan bila dipasarkan kepada pcrusahaan
ocsar seperti P.T. Timah. Tbk. Kemunculan
tambang timah rakyat mcnjadi fenomena baru bcrkaitan
dcngan pemanfaatan ruang di Kabupaten Bangka,
Banyaknya lokasi yang
pcnggunnannya 1t1mpang tindih antara pcnggunaan untuk lokasi pcnambangen dcngan penggunaan lainnya mcnjadi pcrmasalahan rcrscndiri berkaitnn dcngan
rcncana tuta ruang yang ditetapkan. Lokasi penarnbangan timah yang relutif mcnyebar di seluruh Kabuparen llaneka mcnychahkan terjadi pcrgcseran fungsi kawasan dari peruntukannya di scbagian wilayah Kabupatcn Bangke, 1.2. Perumusan Masalab
Sccara fisik. potensi tarnhang timah tersebar di daratan Pulau Rangka hingga di dacrah lcpas pantai mengikuti apa yang disebot The Indonesian Tin Belt. Sebaran potensi tambang timah ini memunculkuu daerah-daerah konscrnrasi penarnbangan timah baik yang dilakukan oleh perusahaan tambanu maupun olch rakyat. Permasalahan pemanfaatan ruang akibat aktifitas tambang timah rukyat terjadl karena banyaknya penggunaan lahan yang tumpang tindih antaru
pcnr;eunaan uruuk penarnbangan Limah dengan penggunaan lainnya. Kurangnya pengaturan ruang yang rinci dan faktor dcsakan kebutuhan ckonomi telah mernungkinkan ckspansi pcnambangan yang tidak terkcndali.
J
Mclihat dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pcnarnbangan timah, maka dalarn penclirian ini dikaji beberapa hal yang mcnjadi pokok pcrmasalahan dalam
aktilltas pcnambangan tirnah, yaitu: 1. Kecenderungan sebaran lokasi tam bang timah rakyat: 2. Pengaruh aktifitas tarnbang timah rakyat rerhadap kondisi sosial ckonomi
masyarakat; dan 1.
Kescsuaian
antara areal iambang timah dengan Rencana Tata Kuang Wilayah
(RTRW).
Kaitan keiiga pokok permasalahan rerscbui di atas mcngarahkan kepada usulan alternatif pcmanfaaran ruang akihat aktifitas tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka. 1.3. Kerangkn Pcmikiran
Alur kerangka pemikiran pcnelltian ini disajikan pada Gambar I.
1•rne11~i ~umbcrdoya 1a.-nbru1~ 1in111h
Kcbljo.kan Pcngclolaan cLln Pc::1"onra~1on . h 1wnb 11nu un·,a
Gambai I Diagram alur kcrangka pcrnikirun penelitian
I
4 1.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: I.
Mendapatkan gambaran sebaran lokasi tambang timah rakyat di Kabupaten Bangka.
2.
Mendapatkan informasi kondisi sosial ckonomi rnasyarakat akibat aktifitas
tarnbang timah 3.
Mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan akibat aktifitas tarnbang timah rakyat.
4.
Mernberikan saran sebagai masukan kcpada Pcmcrintah Daerah Kabupatcn Bangka dalam mcrumuskan kebijakan penataan ruang berkaitan dengan akti fitas tambang timah rakyat,
1.4.2. Munfaat Pen el itian
101
diharapkan
menjadi masekan bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka dalam merumuskan
kcbijakan penataan ruang berkaitan
dcngan pcmanfaatan sumberdaya alam yang ada.
u.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Poteusi Tam bang Timah di Kabupateu Baugka Potensi tarnbang timah tersebar di daratan Pulau Bangka hingga di daerah
lepas pantai mcngikuti apa yang disebut The Indonesian Tin Belt, yaitu mulai dari sekitar Pulau Singkep-Kcpulauan Riau, Pulau Bangka.. Pulau Bclitung, sampai bagian barat Ka I imantan Baral.
.\llineralisasi Lim ah terjadi akibar intrusi granit
baik pada batuan granit maupun pada bantuan sekitamya (P.T. Tirnah, 1991).
Menuru; Pusat Penelhian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara(2005). limah tcrbcntuk scbagai cndapan primer pada batuan granit dan pada daerah sentuhan batuan cndapan mctamorf yang biasa berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa ti mah. serta scbagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan aluvial, eluvial, dan koluvial. Scdangkan menurut P.T. Timah (1991), terdapat duajcnis rnineralisasi bijih timah (kasiterit) di Bangka yaitu endapan kasiterir primer dan endapan kasiterit aluvial.
Endapan kasiterit primer terdapat dalam batuan granit maupun batuan
sckitarnya.
Adapun proses mineralisasi bijih timan primer dalarn baiuan grani;
bcrupa:
•
Lensa-lensa yang berasosiasi dengan kaolin, dengan diameter dari beberapa sentimeter sampai puluhan sentimeter.
•
Urat-urat yang berasosiasi dengan kaolin dengan ketebalan dari bcbcrapa sentimeter sampai puluhan sentimeter
•
Grcisenisasi granit
•
Terhambur
Endapan kasiterit aluvial terjadi akibat adanya proses pclapukan mekanik dan kimiawi terhadap batuan dasar yang mengandung kasiterit primer. ditarnbah dengan proses pencucian alam dan adanya lubuk 313u lembah-lembah purba baik dangkal maupun dalam. Pada lernbah-kmbah dalam terbentuk endapan aluvial
yang sangat tebal dan berasosiasi dengan endapan bijih tirnah sekuoder. Beberapa mineral yang terkandung di dalam bijih iimah adalah kasitent sebagai mineral ulama serta mineral lain sebagai ikutan berupa pirii. kuarsa,
Mcnurut Star don Ester do/am Barus dun Wiradisastra lnformasi Geografis (SIU) didcfinlsikan
(2000), Sistern
scbagai suaiu sistem informasi yang
rlirancang 11nt11k bekerja dcngan data yang bercferensi spasial atau berkoordinat gcografi.
Dcngan kata lain SIG adalah suatu slsrcm basis dcngan kcmampuan
khusus untuk data yang bercfcrcnsi spasial bersamaan dcngan scocrangkar opcrasi
SIG
kcrja,
mengurupulkan,
dinyarakan
mcnyimpun,
juga
rnengclola,
spasial baik hioli~ik nrn11p1111.~osiAI
mernpunyai
rnenganalisa
kehandalan
dan mcnampilkan
untuk
data
ckonomi,
rnembuat pcrnyataan yang hampir sama dcngan Star dan
Aronoff (1993)
P.stcr yaltu SIO merupakan sistcrn informasi yang dirancang incnggunakan basis data yang mcmiliki
rcfercnsi spAsial atau bcrkoordinat gcografl.
Sebagai suatu
sistcm yang bcrbasis komputer SIG mcmpunyai kcmnmpuan untuk rncnangani data spasial dan non spasial yang mcncakup pemasukan data, manajemen data, manipulasi data dan pengcmbangan produk dan pcncerakan.
Secara umum penyajian data SIG dalarn beruuk pcta dengan bentuk dua dimensi dun dasar penyajian kartogratis.
Prosedur penyajian secara kartografis
berdasarkan simbol, sehingga hanya tcrdapat tigu cum dasar penyajian data spasial, yaitu dalurn bentuk tilik, garis dan area. Titik merupakan earn pcnyajian yang tidak berdirncnsi.
dan hanya rnenyajikan lokasi dalam bentuk koordinat,
schingga tidak berkaitan dengan ukurnn P'!'~jang maupun luasan dari obyek. Garis rncrupakan deretan titik
yang saling mcnyambung,
scpcrti jalan dan sungai.
mernpunyai dimensi satu
Pcnyajian ini telah menunjukkan arah dan ukuran
panjang tctapi tidek mempunyai luasan. Area dinyatakan dalam bentuk poligon, merupakan
cara penyajian dasar yang bcrdimcnsi
mcnggambarku« luas area. obyek berdirnensi sebenarnya.
dua, schingga dapat
SIG juga rncmpunyai kemampuan mcnampilkan
tiga sehingga penarnpilannya
mcndckati keadaan yang
7
Menurut Lioubimstseva dan Defourney (1999), peran SIG semakin besar dalam kaj ian sumberdaya ekologi tcrmasuk perencanaan pcnggunaan lahan. Secara umum SIG sangat bcnnanfaat baik umuk pemetaan, evaluasi surnbcrdaya lahan, permodclan atau aplikasi model. Peran SIG sccara spcsifik antara lain: I. Menyediakan struktur data untuk penyimpanan dan pcngolahan data yang
lcbih efisien termasuk untuk luasan }ang besar, 2. Mernungkinkan pengumpulan atau pemisahan dam dengan skala yang berbeda. 3. Mendukung analisis statistik spasial dari disnibusi ekologi. 4. Menyediakan masukan data/parameter dalam permodelan atau aplikasi model. 5. Meningkarkan kcmampuan eksiraksi infonnasi dari pengindcraanjauh.
Ada beberapa jenis data yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi SIG diantaranya peta-peta ternarik yang tetah tersedia dalam bentuk gambar analog. citra rekaman dari udara rnaupun satelit, serta data survey, pemetaan, dan eksplorasi yang sudah direkam secara digital, Scmua data yang telah dimasukkan ke dalam S.10 tersebut selanjucnya dapat dianalisis secara keruangan, diantaranya unruk kepertuan studi kesesuaian lahan dan analisa perubahan batas dengan metode overlay, maupun umuk studi distribusi sumbcr daya alam dengan analisis jaringan. Kunci utama untuk mendayagunakan pemanfaaian data geografis dalam SIG untuk pengambilan keputusan bagi perencana pembanguoan ada pada kecermatan di dalarn fuzzy geosuuistie, pernbuatan disain sampel yang optimal, klasifikasi muhivarian, dan lain-lain. 2.3. Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Tanah UU No. 24/1992 tentang Penataan R1120g mcnyebutkan bahwa ruang dipahami sebagai suatu wadah yang meliputi daratan, ruang Iautan, dan ruang udara sebagai setu kesatuan wilayah .. tempar manusia dan makhluk hidup lainnya melakukan
kcgiatan serta memelihara kclangsungan hidupnya
rnenjelaskan bahwa sumber daya alam. sumberdaya manusia,
Hal ini sumberdaya
buatan/infrastruktur wilayah, dan kcgiatan usaha merupakan unsur pembcntuk ruang wilayah dan sekaligus unsur bagi pembangunan wilayah.
8 tlntuk itu, arahan Rcncana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTR \VN) yang mclalu i PP No. ii711997 merupakan acuan spasial perencanaan
ductapkan
pcmbanguuan nasional yang bersifar makro dan dimaksudkan agar surnbcrdaya alarn dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjuran.
RTRWN mcmuat
arahan struktur ruang wilayah nasional yang berupa arahan sistem permukiman nasional (perkotaan dan pedesaan) dan prasarana wilayah serta arahan pola pemanfaatan ruang nasional yang berupa arahan pcngelolaan kawasan lindung. pcngcrnbangan kawasan budidaya prioritas dan kritcria pengelolaannya, Selain itu UU No. 24!1992 tentang Penataan Ruangjuga menyatakan setiap dacrah kabupaten perlu menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupatcn sebagai
arahan
pelaksanaan
pembangunan. Sejalan
dengan pcncrapan
desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 1312004 yang menitikbcratkan kewenangan pelaksanaan pembangunan pada pernerintah kabupaten, dalam hal ini termasuk pelaksanaan percncanaan tata ruang wilayah
kabupaten. Penataan ruang adalah proses peren:;anaan tata ruang, pcmanfaatan ruang, dan pcngendalian pemanfaatan ruang (UU No. 2~11992). bertujuan agar terselenggara pemanfaatan
Pcnataan ruang
ruang bcrwawasan
lingkungan.
pengaturan dan pernanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya scrta tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Hasil pcrcncanaan tara ruang wilayah bcrupa rencana tata ruang wilayah yang merupakan pedoman dalam pemanfaatan ruang suatu wilayah. Selain iru rcncana tata ruang wilayah pada dasarnya
merupakan bentuk
manusie/makhluk
intervensi
yang
dilakukan
agar
intcraksi
hidup dcngan lingkungannya dapat berjalan serasi, sctaras,
seirnbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/rnakhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan. Mcnuruc Permana (200-1). penataan ruang adalah searu proses mencakup
pcrencanaan tata ruang (penyusunan Rcncana
yang
Tata Ruang Wilayah),
pemanfaatan ruang melalui scrangkaian program pelaksanaan pernbangunan yang scsuai rcncana, dan pengendalian pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan rencana tata ruang,
9 Percncanaan dengan
iara ruang rnerupakan
oricntasi
l'erencanaan kegiatan,
produksi
dan
pcrurnusan
konservasi
tata ruang yang optimal
bagi
kclcstarian
ini mengarahkan
antar
fungsi
kegiatan,
serta
program
lingkungan. ruang, alokasi dan
kegiatan
pembangunan.
Hasil dari proses perencanaan tata ruang wilayah adalah berupa Rcncana Tota Ruang Wilayah (RTRW).
actions
juga mcrupakan
manusia/rnakhluk
RTRW selain mcrupakan guidance of future
bcnruk
lntcrvensl
yang tlilakukan
agar interaksi
hidup dcngan lingkungannya dapat berjalan serasi. sclaras dan
seimbang untuk mencapai kcscjnhtcraan manusia/mnkhluk hidup serta kclcstarian
lingkungan dan kcberlanjutan pembangunan (Dirjcn Pcnataan Ruang, 2003). Pada dasarnya penataan pengembangan
wilayah
ruang mcrupakan
suaiu
pcndckaran dalam
yang bertujuan uruuk mendukung pcningkatan kualitas
kcsejahteraan masyarakai dan lingkungan hidup. l'embagian pcnataan ruang bcrdasarkan
lungsi
uttuna mclipuri knwusan
lindung dnn kuwasan budidaya,
berdasarkan aspck admtnlstrarif mcliputi ruang wilayah naslcnal. propinsi, dun wilayah kabupaten/kom dun berdasarkan rnnesi kawasan dan nspek keglatan mcliputi kawasan pcrdcsaan, kawasan pcrkotaan dan kawasan tcrtcntu, Sedangkan rnenurut Rustiudi et of. (2004), penaiaan ruang padn dasarnya merupakan perubahan yang disengaja.
Dengan memahaminya scbagai proses
pembangunan rnelalui upaya-upeya pcrubahan ke arah kchidupan yang lcbih baik, maks pcnaraan ruang merupakan bagian dari proses pembangunan.
Urgcnsi
keberuduan tata ruang adalah : a) optimalisasi pernunfaatnn sumberdaya (prinsip produktifitas dan efisicnsi); b) alat dan wujud distribusi sumbcrdaya
[prinsip
pcmcrataan,
(prinsip
keberimbangan,
dan
keadilan);
c)
kcbcrlanjutan
sust ainability). Peraturan mcnjelaskan
Pemeriutah
tanah merupakun
No.
1612004
tcntang
Pcnatagunaan
Tunah
unsur ruang yang stratcgis dan pemanfaatannya
terknii dengnn penataan ruang wilayah sehingga dalam pemanfaatan ruang perlu dikcmbangkan penatagunaan tanah, pcngclolaan
tatc guna tanah
Pcnatagunaan tanah didefinisikan sebagai
bcrupa pcnycsuaian
penggunaan tanah
untuk
menwujudkan pcmanfaatan tanah yang sesuai dengan rcncana tata ruung wilayah,
10 mel iputi kcgiatan perencanaan penatagunaan ianah, pengaiuran pcmanfaatan tanah dan pengendalian pernanfaatan tanah dengan mcmperhatikan perkernbangan reknologi.
Tanah adalah sumberdaya berbagai kegiatan kehidupan.
alam langka yang harus dialokasikan untuk Tujuan dari penaragunaan tanah aclalah untuk
mcngoptimalkan pcmanfaatan nilai tanah bcrupa Ricardian Rent; mencakup kualitas tanah, Locational Rent; mcncakup lokasi rclatif tanah dan Environmental Rent; rncncakup sifat tanah sebagai suaru komponen utarna dari ekosistcm (Hnrdjowigeno dun Widiatmaka, 200 I). Pcnatagunaan tanah dilaksanakan melalui kebijakan pcnatagunaan tanah dan penyelenggaraan pcnaragunaan tanah. Dalam kebijakan penatagunaan
tanah
dinyatakan kescsuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah terhadap Rcncana Tata Ruang Wilayah ditemukan berdasarkan pedoman, standar dan kriteria teknis yang ditctapkan
pcmcrintah pusat, yang dijabarkan
lehih
lanjut olch pcmerintah
Kabupatcn/Kota sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing. Penyelcnggaraan penatagunaan tauah meliputi kegiatan (I) inventarisasi pcnguasaan, penggunaan. dan pemanfaatan
tanah; (2) penetapan perirnbangan
antara ketersed iaan dan kcburuhan pcnguasaan, penggunaan, dan pcmanfaatan
tanah menurut fungsi kawasan; dun (3) pcnerapan pola penyesuaian pcnguasaan, penggunaan, dan pcmanfaatan tanah dcngan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Kegiatan penatagunaan ranah tersebut disajikan dalam peta dengan skala yang lcbih besar daripada skala pcta Rcncana Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan. 2.4. Evaluasi Kesesuaian l.ahan Kesesuaian
lahan adalah tingkat kccocokan suaru bidang lahan untuk
pcnggunaan iertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini atau setclah diadakan perbaikan ilmprovemerus. Lcbih spcsifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik tingkungannya, yang terdiri dari iklim, '.anah, ropografi, hidrologi dan/atau drainasc sesuai untuk status usaha tani atau komoditas rertentu yang produkrif (Djaenudin et al. 2003). Kesesuaian lahan (land suitability) mempunyai pengertian yang berbeda dengan
kemarnpuan
lahan
(land capability).
Kcmampuan
lahan
lebih
11 menckankan kepada kapasitas berbagai penggunaan secara umum yang dapat diusahakan di suaru wilayah. Sehingga semakin tinggi kclas kemampuan lahan dicirikan
dcngan semnkin banyak jenis
kornoditas tanarnan yang dapat
dikembangkan atau diusahakan di lahan tcrscbut, Sedangkan kesesuaian lahan adalah kecocokan (
l'valmisi kesesuaian lahan adalah kegiatan membandingkan
persyaratan yang diminta oleh tipe penggunoan lahan yang diterapkan dengan sifat-sifat aiau kualitas lahan yang dimiliki olch lahan yang akan digunakan. Dcngan earn ini akan diketnhui potensi lahan atau kclas kesesuaian untuk ienis pengguuaan lahan iersebut.
Inti proscdur evafuasi lahan adalah mula-mula
mcncntukan jcnis pcnggunaan Genis tanaman) yang akau ditetapkan. kemudian mcnentukan
mctode yang biasa digunakan dalam klasifikasi kc las kcsesuaian lahan
adulah klasifiku~i
mcnurut
1'1\0
(1976).
Mctode
ini digunakan
n1engklnsifikasikan
kclas kescsuaian la~.an bcrdasarkan data kuantitatif
untuk dan
kuulitatif iergantung data yang tersedia Terdapat dua cara pcndckatan dalam evafuasi Iahan, yaitu (1) pendekatan dua tahap dan (2) pendekatan
paralel.
Dalam pendt:katw1 dua tahap, tahap
pertnma adalah merupakan evaluasi lahan secara kualitatif, sedangkan iahap kedua terdiri dari analisis sosial dan ekonomi,
Pendekatan dua tahap sering
digunakan untuk evaluasi perencanaan penggunaan lahan secara umum dalam tingkat survey rinjau.
Klasitika» kesesuaian lahan dalam tshap pertarna
didasarkan pada kecocokan lahan untuk pcnggunaan-penggunaan tencntu. scrnentara peranan analisa sosial dan ckonomi dalam tahap pertama ini rerbatas
pada pcngccekan tcrhadap rclevansi tipe pcnggunaan lahan yang diterapkan. Sctelah tahap pertama selesai dan hasilnya disaj1kan dalam dalam bentuk peta dan lnporan, rnuka tahap kedua yaitu analisis sosial-ekonorni dapal dilakukan scgcra aiau bcberapa waktu kcmudian.
12 Pendekatan paralel adalah pendekatan dimana analisis sosial-ekonomi rerhadap jenis pcnggunaan lahan yang direncanakan dilakukan bersamaan dengan anal is is si fat-sifat fisik dan lingkungan dari lahan tersebu. liasil dari pendckatan ini biasanya rnemberikan pctunjuk mengenai modifikasi penggunaan lahan untuk rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Merode ini dianjurkan untuk rencanarcncana khusus dalam pengembangan suatu proyck dalam tingkat semi-detil dan
dctil (Hardjowigeno don Widiatmaka, 2001 }.
Ill. METODEPENELITIAN
3.1. Tern pat dan Waktu Penelitiaa
Pcnelitian rncngenai tambang timah rakyat dilakukan di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauaa Bangka Bclitung. Pcnelitian dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Nopember 2006, meliputi tahap: persiapan, pengumpulan data, pcngccekan lapangan, analisis,
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, Data primer diperoleh melalui wawancara untuk mengetahui dampak sosial ekonomi berkaitan dengan aktititas tambang tirnah rakyat. Wawancara dilakukan terhadap responden yang dipilih dengan metode Stratified Random Sampling. Responden dipilih dari 5 kecamatan di Kabupaten Bangka
yang banyak terdapat aktifitas tambang timah rakyat. Masing-masing kecamatan rersebut diwakili oleh 4 desa contoh dengan 2 desa mewakili desa yang banyak
memiliki usaha tambang timah rakyat dan 2 desa mewakili dcsa yang scdikit atau tidak mcmiliki usaha tambang timah rakyat. Jumlah rcsponden ditetapkan 3 orang tiap desa contoh. Wawancara yang dilakukan bcrpedoman pads kuisioner yang
relah dibuat sebelumnya seperti ditunjukkan pada Larnpiran I. Data sckunder dikumpulkan dari beberapa instansi pemerintah dan lembaga tcrkair. Data berupa peta dan data numerik atau tabular. Jenis dan sumbcr data sekunder yang digunakan dalarn penelitian ini tcrdapat dalam Tabel I.
Tabel I Jen is data, tahun, skala dan sumber data yang digunakan No I.
L
Jenls Data Pesa b:tta.s adminiSlra.si Pera llTR w Kab. B:mska
J. 4.
Peto. tanah
).
U-Jta curah
6.
Peta satuan lahan lxY
7.
s.
t>cla iklim
Tabuo 2004 2005
Skala l:L<-0 OC
1989
1:250000 1:1 000000
200J hujoo
coo
2001-2005
?00~ 19$2 2txr.!
r.sn 000 I: 50 000 I: 10 O()o)
Samber Oagl'em Babel
(lapped:; ()an!lka Puslinanah, Bogor Pusliuaoek, Bogor
Sl:>siun Meteorologi Pangkalpi nang l!PTP-Hahel Bakcsurtanal
PPl.11-IPO
14
Tabet I Jcnis data, tanun, ska la dan sumber data yang digunakan (lanjutan) Tabun
Jcnis Data
Nu
-.).- I l:lra tambang timah rakyat per desa
Skala
200)
10.
:rJrn iambang timah skala kecil
200;
11.
P<:ts Ku9S3 l'er1tmb3ngan P.T Ti.mah
1991
12.
Data pt.-ndukun~ 13in
I: 10.000
ru
Suober
Din Pcrtamb & Energi Kab Bangk• P.T. Timah 1 bk. & PPLH-!Pll P.T. Timah Tbk. & l'Pl.11-IPB tnstans 1erkait
3.3. Analisis Oata Analisis data dalam pcnclitian ini dcngan menggunakan analisis SIG dan analisis deskripsi. Mcrodc yang digunakan dalam analisis SIG amars lain: •
lnvcntarisasi dan pcmbuaran data digital. setelah data dikurnpulkan dari berbagai sumber data. dma y~ng belum dalam format pcta digital dilakukan proses digitasi mclolui layor sehingga semua data dalam fonnat digita].
•
Pcngelahan awal dan pcrsiapan data digiuil dcngan cara memasukkun dan mengedu
data atribut, kcmudian data rcrsebut discsuaikan
(justitikasi)
bcntuk dnn posisinya ogor dop:u ditumpangtindihkan dcngan menggunakan iransformasl gcomctri. Opcrasi yang dilakukan antara lain d~uga11 rubber setting dcngan menggunakan cksrensi •shape worp dan wojec1io11111ili1y. •
Manipulasi dan onolisis SIG dengan cara mcngcjompokkan data berdasarkan temanya,
mcrnanggil
menumpangtindihkan
data
dan
mengklasiflkasi
ukuran
data,
data. Operasi yang dilakukan dalam manipulasi dan
onalisis data antara lain: dissolve
11H!f'1;e,
clip. intersect, union serta
pemanfaatan eksiensi x tools dalam pcrhirungan luas. Semua pcta yang diperoleh scbagai hasil anahsis ditampilkan menggunakan sistem koordinat Gcografis dengan zone 48 pada limang selatan dan kctelitian peta pada ska la I :250 000. Sedangkan analisis deskripsi yang dilakukan bcrkaitan dengan hasil wawancara terhadap responden serta beberapa data yang mcndukung analisis kondisi sosial ckonomi masyaruket akibat aktifitas tambang timah rakyat.
15
Analisls tcrhadap Lokasi Tambang Timab Rakyat
.3.4.
Analisis
terhadap lokasi tambang timah mkyal dilakukan sehubungan
dengan pcngaruh aktilitas tambang timah rakyat tersebut terhadap aktifiras rnasyarakat secara umum. Analisis dilakukan terhadap status izin tam bang. obyek lokasi akiilitas tarnbang tirnah rakyat, dan pengaruh buruk aktifitas tarnbang timah rakyat tcrhadap kondisi lingkungan desa lokasi tambang,
3.4.1.
ldcntifilmsi ldcntifikasi
Stanis legal
Status lzin Tami.Jang Tintah Rakyat
status rambang timah rakyat, yairu antara status legal dan ilegnl.
dinyatakan pada tambang timah rakyat yang maslh memiliki
masa
lzin Usaha Pcnambangan Rakyat (lUPR) dan Surat Produksi Tambang Skala Kccil (Sl'f'SK)
.crhadap
tambang tirnah rakyat yang mcnjodi mitra bagi
pcrusahaan iambang serta tambang timah rakyar yang tclah habis masa IUPR clan Sl'f'SK.
Sedangkan
status
ilcgnl
dinyatnknn
pada iarnbang
yang
ridak
mcndapatkan izin pcrtnmbangan dari pemerintah sctempat. 3.4.2. l'cnilaian Lokasi Tnmbnng Timah Rakyat hcrdasarkan rcrnsdap Pusat Kecamutau Penilaian
Faktor Jarak
lokasi iarnbang timah rukyat tcrhadap pusat kecamatan dilukukan
berdasarkan asumsi bahwa sernakin dckat lokasl tambang timah mkyat terhadap pusat kecamatan mcmbcrikan
sccara umum,
clnmpak gangguan terhadap aktifitas masyarakat
Gangguun terscbut berupa rusaknya lingkungan akibat aktifitas
penambangan di sekitar pcmukirnan pcnducluk dan fasilitas urnurn, Scluin itu aktifitas tcrsebut menyebabkan terbentuk bcniang alam yang terbuka schlngga mcnjadi pernandangan yang kurang mcnarik scrta meningkaikan suhu uriara di wilayah ~ckitur lokasi tambang. Tahapan-tahapan pcnilaian lokasi tambang tirnah tcrhadap pusat kecarnatan adalah: I. Menentokan ritik identifikasi sebagai pusat kccamatan adalah masing-masing kantor kc1;a111au111. kecuali unruk Kccamntan Sungailiat yang rncrupakan ibukota Kabupatcn Bangka, titik idenufikasi yang ditetapkan adalah Kantor Hupati Bangka.
16 2. Analisis
jarak dengan
rnenggunakan
perangkat
Arc View
yairu
dcngan
ekstcnsi ldemify features within a distance.
3. Analisis mcrupakan hubungan langsung rnaslng-masing obyck lokasi tambang timah rakyat dcngan maslng-rnasing pusat kecarnatan t.anpa dibatasi oleh batas administrasi lnkasi rambang nan status izin rambang. 4. Mcncntukan kritcria jarak antara lokasi tambang timah rakyat dcngan pusat kecarnatan, scpcni ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabcl 2 Kritcria pcnilaian lokasi tam bang ti mah rakyat bcrdasarkan jarak
terhadap pusat kecarnatan J·ak1or JJrok
dan
l)llSfil
kcc:inl:-H:•n (.I)
J.4.3.
Kritcria
Niloi
Jnt:'lk < 1 km
I
••
Jnrak 3 lk" Jnri\k 5- lfJ kin Jilr:\k > 10 k111
Penllalnu
Pengaruh
Buruk
Kntcgori Snngat Mcnsgauss• tvh.:uggung~u
3
Agnk .'vlcngg~anggu
4
Normal
AkHfitus
Tumbung
Timuh
Rukyui
rerhadap Lingkungan Oc$a Pcngaruh buruk aktifilas 1a111ba11A timah rakyat terhadap lingkungan desa dinilai
bcrkairan dengan berkurangnyn
pcnambangan.
Pcniluian
dilakukan
kualuas lingkungan akibat aktifltas
dcngan mcmpcrtimbangkan
jumlah tambang
dan nilai Standard Distance (SD) dari sebarun tambang di setiap dcsa, JA.3.1. Jumlab Tam ban:; Timab Rakyat di Setiap Desa
Jumlah tambaug timah rakyat di sctiap desa mcnjadi indikasi tingkat kerusakan lingkungan di desa tcrsebut akibat aktiflras pcnambangan.
Jumlah
tambang tirnah rakyat berpengaruh tcrhadap luasan lahan yang tlijadikan scbagai areal tambang tirnuh.
Dulam penelitian ini setiap lokasi tambang diasumslkan
rnernpunyai luusan rata-rata 2 ha, yang uierupakan JuaS<111 maksiura! uutuk diberikan lUPR bcrdasarkan Pcrda Kab. Bangka No. 06/2001 tcntang Pengelolaan Pcrtarnbangan Umum. Pencntuan klasifikasi tcrhadap jumlah tambang di sctiap dcsa dilakukan dcngan penclekatan:
17 I. Mcrujuk luas wilayah tamblng rakyat berdasarkan Perda Kab. l:langka No. 06/200 I teruang Pengelolaan Pertarnbangan Umum maksimal seluas 15 000 ha(± 5%) dari luas wilayah daratan Kabupaten Bangka. 2.
Berdasarkan basil perhinmgan luas wilayah administrasi desa, scbagian bcsar desa lokasi tambang timah rakyat mcmiliki luas wilayah rata-rata 2 289 ha. Dengan mengacu luas wilayah tambang rakyat 5% dari luas wilayah, maka dari luas rata-rara dcsa lokasi tambang terdapat alokasi maksimal untuk tambang rakyat seluas ± 115 ha.
3. Dari asumsi luasan rata-rata dari masing-masing tarnbang adalah 2 ha dan luas alokasi tambang di tiap desa 115 ha, maka jumlah maksimum tambang rakyat di tiap dcsa adalah 50 tambang, 4. Dengan mempertimbangan pcrbedoan luas wilayah pada masing-masing desa lokasi tarnbang, maka ditetapkan kritcria jumlah tambang di tiap desa scperti ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria pcnilaian pengaruh buruk akiifitas tam bang rimah rakyat berdasarkan jumlah tambang timah di tiap dcsa No l
2
3 4
Jumhhtamba!lg per dcsa (1) < 15 .. - 15-30 T = 30-50 j
Nil•i 4 3
r >so
2
Keterangan Sedikit SeJang
Oanyak Sangat banyak
3.4.3.2. Nilai Standard Distance (SD) dari Sebaran Tam bang Timah Rakyat di Setiap Desa Metode Standard Dis/mice (SD) dipakai dalam pcnelitian ini untuk melihat
kecendcrungan sebaran dari obyek tambang di sctiap dcsa. Lokasi obyek tambang dapat bersifat mcmusat atau menyebar pada masing-masing wilayah adrninistrasi desa. SU rnerupakan nilai dari rata-rata jarak antara sebaran titik dengan pusat rara-rata dari sebaran tcrsebui (Mitchell, 2005). Tahapan
I.
perhirungan nilai SD adalah:
Mengambil nilai masing-masing koordinat lokasi tambang iirnah rakyai pada masing-masing pol igon desa;
18
?.. Melakukan perhitungan dengan formulasi sebagai berikut:
+
+ (~ .
y)
7
(I
Dimana: SD
= Standard Distance
X,
~ koordinut X masing-masing
X
= koordinat X pusat sebaran tambang
Y1
-
Y
- koordinat X pusat sebarar tambang
n
• jumlah tambang timah rakyat
tambang
koordinat Y meslng-masing tarnbang
4. Mclaknkan klasifikasi terhadnp nilai SD yang diperoleh dcngan kritcria yang duetapkan sepcrti yang ditunjukkan pada Tabet 11.
Tnbel 11 Kriteria penilaian pcngaruh buruk aktifitns rambang tirnah rakyat oerdasarkan pcrhitungan nllai SD l\o l 2
5. Menampilkan has ii klasifikasi dari perhiiungan nilai SD secara spasial, Selanjumya untuk mendapatkan gambaran pcngaruh buruk aktifitas tam bang timah rakyat dilakukan analisis multlkriterla dengan melakukan skoring ternadap jumlah tambang dan nilai SD sebaran tambang di seriap desa. Menurut Uonham dan Carter (1994), pelaksanaan SIG untukanalisis multikriteria dilakukan dengan mcnggunakan Index Overlay Model .
Im/ex Overlay Model rnengakcruodasi
bobot peruingnya suatu coverage (layer data spasial) dibandingkan
dengan
coverage yang lain. tlustrasi dalam melakukan analisis multikriteria terdapat pada Gambar 2. Jumlah tambang timah rakyat dalarn suatu desa akan mcrnberikan dampak terhadap
perubahan luasan
lahan
menjadi
areal tcrbuka
akibat
aktifltas
pertarnbangan di dcsa lokasi tambang. Sernakin banyak jurnlah tambang timah
19 rakyat yang bcrada di suatu desa maka akan semakin luas lahan terbuka yang
terdapat dalam wilayah dcsa tcrscbut akibat aktifitas penambangan.
Bobot = 3 Layer jumlah tambang/dcsa
Hobot= I Layer nilai SD scbaran tambang/dess
l
Operasi Peniumlahan Output
~-,~10~
Pela pengaruh buruk aktitit<:s tambang timah rakyat
Gambar 2 llustrasi dalam anal isis mulrikrircria Sementara nilai SO scbaran tambang timah rakyat diperhitungkan dalam menilai pengaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat berhubungan dengan kecenderungan sebaran tambang. Lokasi tambang yang mcmusat lebih mudah dalam upaya penanganan pasca tambang dibandingkan dcngan lokasi tambang yang menyebar. Dcngan penimbangan bahwa jumlah tambang lebih memberi pengaruh buruk terhadap kondisi lingkungan dcsa dlbandingkan
dengan nila! SD sebaran
tambang, maka bobot jurnlah tambang lebih besar dibandingkan dengan bobot
nilai S/J sebaran tambang.
Pengaruh buruk akti fitas tam bang ti mah rakyat
dihitung dengan mcnggunakan rumus: PB= JT+ SD Dimana:
PB
= pcngaruh buruk aktifitas tambang timah rakyat
T
= jumlah tambang timah rakyat per desa
SD = nilai StandardDistance sebaran tam bang timah rakyat per desa
20 Analisis pcngaruh buruk aktifitas tamhang tirnah rakyar tlilakukan terhadap setiap administrasi desa yang memiliki
informasi titik lokasi tambang rimah
rakya1. Hasil skoring dimasukkan kc dalam klasitikasi pcnilaian (Tabet 5) scbagai
pcngaruh buruk akrifuas rambang timah rakyat dari normal sampai dcngan sangat
buruk. Tabel 5 Klasifikasi pcnilaian TObl Sk<>r
4-7
S:lng'JI
R 10 11- IJ 14-16
lluruk
huruk
Ag:ik :>Unlk ~nrrnat
3.S. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Maryuakat
Kondisi
sosial
ekonomi
rnasyarakat dianalisis
melalui
pendekaian
wawancara tcrhadap masyarakar berkaitan dcngan pengaruh aktlfiras tambang timah rakym terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan konclisi sosial ekonorni rnasyarukat.
Bebcrapa data penunjang berkaitan dengan kondisi sosial
ekonomi dari beberapa sumbcr dari hasil survey langsung ke beberapa lokasi tam bang timah rakyai digunakan untuk mendukung analisis ini. 3.6. ld~ntilil.asi P~nyimp;iugan Pemanfaatun F'ungsi Kawasa11 ldcntifikasi dilakukan
penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan dalam RTRW
dengan mclakukan opcrasi tumpang tindih (o••erlay) rerhadap peta
pcnggunaan lahan, peta RTR W dan peta Kuasa Pertambangan P.T. Timah, Tbk (peta KP). ldcntifikasi dimaksudkan umuk melihat inkonsisicnsi pcmanfaaian ruang yang terjadi dibandingkan dengan arahan yang telah ditetapkan dalarn R:TR W Kubupatcn Bangka.
J.7. Identifikasi
Hubuogan
antara Kondisi Pcnggunaan
Lahan uengan
Sebaran Tambang Timab
ldentifikasi hubungan antara kondisi penggunaan lahan dengan sebaran tambang timah rakyat
dilakukan dengan melakukan operasi tumpang tindih
(mer/<1y) tcrhadap peta pcnggunaan lahan saat ini. pcta scbaran tambang
timah
rakyar serta peta KP. ldentifikasi tcrsebut dimaksudkan unruk melihat kairan
21 sebaran tambang timah rakyat, areal pcrtarnbangan dalam KP. dihubungkan
dcngan kondisi lahan yang ada. 3.S. Analisis Kcscsuaisn I.ahan Bebernpa Jenis Tana man Perkebunan
Pencarian alternatif usaha di luar tambang timah mcrupakan hal yang pcnting dilakukan.
Keterganrongan pada usaha tambang timah akan rncmbcrikan
pcngarull buruk terhadap lingkungan,
Salah satu ahematif yang mnngkin porkcbunan.
bahkan peruhahan
budaya masyarakat.
dilakukan adalah budidaya tanaman
Bcbcrapa jcnis tanarnun perkebunan memiliki kcmampuan adapiasi
yang baik pada mnah marginal sepeni pada scbagian bcsar tahan di Kabupaten Bangka.
ni Kabuparcn
Masyarakat
tanaman perkebunan
Bangka
rclah mcngcnal
bcberapa jcnis
bahkan rncnjadi komodiri unggulan di sub scktor pcrkcbunan
yaitu lada dan karer untuk pcrkcbunan lehih dominan dibudidnyakan
rakyat, Semcntara tanaman kelapa sawit
oleh pcrkebunan besar swasta. scdangkan tanaman
kclapa walaupun kurung dikcmbangkan
masyarakat,
tctapi memiliki kcmampuan
adaprnsl yang sangar luas pada lahan di Kabupaten Bangka schingga mcrupakan komodiri yang potcnsia! untuk dikcmbangkan lebih lunjul.
flcnilt1ian
kcscsuuiun
luhan
rcnilaian kesesuaian lahan aktual, dipcroleh dari basil
pada penclitian Kescsuaian
rncmbandingkan
ini hanya dilakukan
pada
lahan kccmpat tanaman tcrscbur
antara kualitas/karakteristik
lahan dcngan
lahan untuk pertumbuhan tanaman pada tingkat kclas,
persyaratan kcscsuaian
yaitu: (a) SI (sangat scsuai, (b) S2 (cukup sesuai), re) SJ {sesuai marginal') dan (d)
N (tidak sesuai), dikeluurkan
Persyaratan kescsuaian lahan mengikuti kriteria y;mg
oleh Pusat Peneliiian dan Pengcmbangen Tanah dan Agroklimer
13ogor (Djaenudin Widiatmaka.
et al. 2003) dan LREP
2001).
Data mengcnai
II (dalam Hardjowigcno
dan
kcadaan Iisik lahan yang digunakan
merupakan data sckundcr berupa peta tanah, peta curah hujan, dan data iklim serta data penuojang lainnya. J_9_ Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan
Arahan pemanfaatan ruang dalarn penclitiau ultematif
yang
dimunculkan
dalam
pcmanfaatan
ini dimaksudkan ruang
scbagai
kawasan dcngan
mempertirubangkan bcbcrapa aspck yang berkaitan dcngan aspck legal dan aspck
22 fisik lingkungan. Aspek legal adalah arahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTRW, sementara aspek fisik berkaitan dcngan kondisi fisik wilayah sena kondisi penggunaan Iahan yang telah ada, Arahan pemanfaatan ruang dilakukan dengan melakukan operasi rurnpang
tindih tcrhadap beberapa peta yaitu peta RTRW, peta kesesuaian tumbuh tanaman perkcbunan. peta kelas lereng, peta penggunaan lahan saat ini, peta sebaran tambang timah rakyat, peta pengaruh buruk aktifitas tarnbang timah rakyat dan peta KP. Arahan pcmanfaatan ruang yang dijadikan acuan pertama adalah pera RTRW.
Selanjutnya dialokasikan areal untuk kawasan penambangan secara
ekspl isit, karena kawasan pcrtambangan tidak seeara eksplisit ditampilkan pad a arahan pcmanfaatan ruang dalam RTRW, serta kawasan rehabilitasisebagai upaya penanganan awal rerhadap lahan pasea penambangan.
Beberapa pertimbangan berkaitan dengan aspek fisik dalam menentukan arahan pcrnanfaatan ruang kawasan adalah: 1. Areal yang mempunyai tingkat kesesuaian tumbuh tanarnan perkebunan pada tingkat kelas S2 untuk masing-masing jenis tanaman diarahkan sebagai areal
perkcbunan; 2. Areal KP dcngan kclas kemiringan lereng ~ 16% tidak diarahkan scbagai areal pertambangan; 3. Scmua desa dengan kondisi lingkungan dengan kategori sangat buruk tidak diarahkan sebagai areal pertambangan; dan 4. Semua areal pertambangan di luar KP diarahkan sebagai kawasan rehabilitasi, kccua) i yang sebelumnya tclah diperuntukkan sebagai kawasan lindung dalam
RmW tctap dialekasikan sebagai kawasan lindung. Beberapa pera dan hasil anal is is yang di lakukan sebelumnya berkaitan dengan status perizinan tambang timah rakyat, kelas jarak tambang timah rakyat, indikasi penyimpangan pemanfaatan fungsi kawasan. serta analisis ekonomi juga menjadi pertimbangan dalam melakukan pembuatan peta arahan pernanfaatan ruang kawasan. Dari kcseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan dalam diagram alir pendekatan penelitian. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
23
f
·2 1--.-;
f
1--r---+t
£ J'."
j
;ii::
~"'~1---------1 !3.
.I,
a
~~
< t-----1!1· ~ ;!l
24 3.LO. Keterbatasan Penelirian Keierbatasan data dalam penclitian ini berupa : I. Scbagian bcsar data merupakan data sekunder dengan skala kecil, 2. Tidak dipcroleh bebcrapa data bcrkaitan dcngan kualitas lahan, yaitu yaitu kematangan gambut, kejenuhan basa, aikalinitas dan KTK liar, sehingga beberapa variabel kesesuaian tumbuh bagi tnnaman tidak dapat dianalisis. 3. Tidak semua data tombang limah rakyat capai dipetakan secara spasial, schingga analisis terhadap lokasi tambang timah hanya dilakukan pada data tambang timah rakyat dapat dipetakan scbagai sampel dari scluruh data yang diperoleh. 4. Data tambang timah rakyat diambil dari data Jua titik tahun yairu tahun 2002 dan 2005. sehingga tidak diperhatikan iambang yang masih aktif atau tidak akti f beroperasi. 5. flew penggunaan saai ini yang dipcrolch dari Peta Zone Agrockologi-BPPTP Provinsi Kepu lauan Baugka Oelitung (2005) mempunya i batas dengan batas wilayah admmisnasi
be1 beda
Kabupaien Bangka, schingga tcrdapat
kawasan yang tidak teridcntifikasi penggunaannya.
iv. KEADAAN lJMlJM \VILAY AH PENELlTJAN 4. l. Lctak Gcografls dan Administratif
Kabupatcn Bangka secara administratir tcrmasuk dalarn bagian dari wilayah l'rovinsi Kepulauan Bangka-Belitung. ini tcrletak pada posisi I 06·1 f '34"
Kabupatcn Bangka berdasarkan penelitian
1"29'43" - 2'20'21" Lintaog Selatan dan 105•41•53 -
13ujur Timur.
Secara fisik adruinistrasi
Kabupaten Rangka
rnernpunyai luas wilayah ± 2 950.68 krn2 atau 295 068 ha, dengan batas-batas sebagai bcrikut:
Sebelah Urara
Laut Natuna
Sebelah Timur
Laut Cina Selatan
Sebelah Selatan
Kora Pangkalpinang dan Kab. Bangka Tengah
Sebelah Barat
Kab. Bangka Harat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat,
(BAPED.I\ Kah. llangka, 2005) Kabupatcn Bangka tcrdiri dari $ kecamatan, yaitu Kccamatan Belinyu, Riau Silip, Sungailiat,
(Gambar 4).
Pemali, Mcndo Barat, Puding Bcsar dan Kecamatan Bakam
Desa-desa yang tercakup dalam wilayah administrasi Kabupaten
Bangka disajikan dalam Tabcl 6. Tabe I 6 \Vi layah administrasi Kabupaten Bangka
No
Desa
Kecamatan
I
Bclinyu
2
Riuu Silip
Air Jukung, llintet, Bukit Ketok, Gunung Muda, Gunung Pelawan, Ku10 Panji, Lumut, Riding Paujung. Banyuasin, tscrbura, Cit. Deniang. Mapur, Pengkalnyiur, Ria.r, Silip. Puguj.
}
Sungailiat
Kenanga, KU
4
Pemali
Air Duren I .Air Ruai, Ka.1 ya ~·tak1nur. Pemati, Peuyamun, Sernpan.
s
Bnkam
Bukam. Baku t.cyeng, Datil, Kapuk, Mabat, Mangka, Ytar;:s Senang,
Gamhar 4 Peta wilayah admini~lrn~i Kabupatcu Bangka
27 4.2. Kcadaan lklim Kabupaten Rangka terletak pada zona tropis, bcrdasarkan klasifikasi ilJim Scmidth-Ferguson wilayah ini termasuk dalam ripe iklim A.
Menurut data
Stasiun Mcreorologi Pangkalpinang. pada tahun 2005 curah hujan tcninggi te1jadi
pada bulan Dcscmbcr yang tercatat 4 I0.2 mm dan jumlah hari hujan rcrbanyak juga tcrjadi pada bulan Desember tercatat 27 hari. Curah bujan rcrendah terjadi pada bu Ian Februari tercaiat 72.2 mm dan jumlah hari hujan terendah rerjadi pada bulan September yang tercatat 11 hari. Jum!ah rata-rata curah hujan selama 5 tahun berturut-iurut (2001-2005) ) aitu 2 322.9 mmith dcngan jumlah hari hujan rata-rata I 99 hari/tahun.
Pada
Gambar 5 ditampilkan grafik rata-rata jumlah curah hujan selama periode 5 tahun terakhir dari tahun 2.001-2005 dan data curah hujan pada periode yang sama ditunjukkan pada Lampiran 2. Sementara peta curah hujan di Kabupatcn Bangka ditampilkan pada Gambar 6.
Rata-rata curah hujan 5 tahen terakhir
301 ~ ~ 25') E ~
2{)J
;:;
·~
~ 15\l
..,
6e
J()'J 5\)
0---Jan Feb Mar April ~iciJani Ju6 Ag• Sep: Ol1 Nop Des llulan
Gambar 5 Grafik rata-rata curah hujan bulanan di Kahupaten Bangka tahun 20011005 (Stasiun Mctcorologi Paogkalpinang, 2005)
,•
~t--1-~~~
......~"""'-"""""~·~~1-
.,
'---1--4.9,
-·
~·.>~~&·
1m'44'•U'
Hl~'):J'i!Y
PETACURAH HUJAN KABUPATENBANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG
e
·-1-''
Legen
• • • • ... B&l!l3
Cl
3000
H0'1t11•
1001' ;JI)'
:iooo 'flinJth 4000 tnl?Vth
P5,rEA!Ne.Ml41W WllA'YNot 11'd800011
'no1
Gumbar 6 Pela curah hujan di Kubupaten Hangka
"'
" IVbr'llllllfl
SumlJt-1 Pel& lkllrn (PvGll"Ol'l3'io., 200-3>
29 Suhu
udara
rata-rata
Mctcorologi Pangkalpinang,
di
Kabupaien
Bangka
mcnurut
data
Stasi un
pada tahun ?.005 suhu berkisar antara 23°C - 32..1°C
dengan suhu nna-rata 27-C. Sedangkan kclcmbahan udara bervariasi antara 58%
- 97%. dcngan rata-rata 82% pada tahun 2005. Serncntara intcnsiias penyinaran matahari pada tahi.n 2005 rata-rata bcrvariasi antara 19%- 57.3°/o. Grafik rata-rata suhu udara bulanan di Kabupatcn Bangka dalam kurun waktu 5 tahun terakhir disajikan dalarn Gamber 7.
Raia-rau suhu udara 5 1ahun tcrakhi"
--
29 28 !7 2(1
<... ?~ ~ ?~
=
"'
!J
?2 21
20 JM
rd>
\I..- ;lpril ~lri
~
Juni
Ji.Ii
~p
'iep1
m1
Nop
!).,;
llo~n
Gambar 7 Ciralik rata-rata .uhu udara bulanan di Kabuparen 13angka tahun 200 I - 2005 (S1asiun Meteorolog! l'angkalpinang. 2005)
Wllayah Kabupaten Bangka mempunyai morfologi berbcntuk peneplatn yaitu rncrupakan dataran yang hampir rata atau sedikit bcrgt:lombang, karena lapisan-lapisan batuan yang ada telah ter1dkis. Sedangkan bukit-bukit yang uda
terdiri
wilaj ah
Kabupaicn
Bangka
berdasarkan
topograf
tliklasilikasikan kc dalam kelas lcrcng I (tlutar) sarnpai dcngan kelas lereng IV (cumrn),
tlisajikan dalarn Label 7.
Berdasarkan Tahel 7. dapat dilihat bahwa
49.82% dari luas Kabupaten Rangka adalah daiar.
sedangkan selebihnya dari
30 landai sampai dengan curam.
Kelas kemiringan lereng di Kabupatcn Bangka
dapat dilihat pada Garn bar 8. Tabcl 7 Luas wilaynh Kabupatcn lsangka bcrdasarkan kelas lercng Kelas Lei
Tinght
I (0-R %) 11(8-15%) Ill (16-25%1
D:llar Lanmi Af'Jk Cur.un
IV(> 25)
Cor.a111
l'11npa k('h.·rflng;nn
Leas (ha)'
Pcrscnta-.:{%)
147 010 95966 13 549 H!2
49.82 32.52
~.59
n 9)1
t.56 11.50
295 063
1:>0.00
• Luas Jid:,S
Sumbcr: Oako>unonal. 1982
4.4. Geoloj!i dan Tnaah
Scbagian besar wilayah Kabupaten Bangka ditempaii olch formasi hatuan scdimentcr dan baman intrusii gronit. Lapisan baiuan sedimenter terdiri duri baiuan sedimen pra-tersier, dan baiuan scdimen kuancr. Lapisan baruan sedimen pra-tersier diduga berumur Karhon sampai Trias-Bawah.
I .apisan ini direrobos
oleh lapisan batuan intrusi yang berkomposisi dari gabrcdiorit, grarnodiorit,
adarnclu dan granit. Lapisan kcdua ini diduga bcrumur I rias-Aias, Bnt141n
granir rcrbagi dua katcgori, yaitu granit rua dan granit muda.
l.apisan granit tua diperkirnkan berumus Pru-Frias. sedangkan lapisan granit muda diperkirakan bcrumur Yura-Atas, Granit muda ini dianggap scbagai pcrnbawa kasiterit (bijih timah) yang ekonomis (P.T. Timah. 1991 ). Menurut P.T. Timah (1991), potensi kesuburan ianah tercermin dari faktor pernbentuk tanahnya tcrulama sifat-sifat litologi. dan mineralogi. iklim dan umur pcmbcmukannya. Tanah-tanah di Kabupaten Bangka umumnya terbentuk dari hasi I pclapukan granit yang menghasitkan tanah-tanah yang bertekstur kasar dengan kadar pasir silikat sangat tinggi. Tanah-tanah ini tcrdiri dari mineral resisten terutuma kuarsa, zirkon, sena turrnalin dan rclatif tidak mcngandung mineral-mineral mudah lapuk. Dengan demikian eadangan unsur ham yang dapat cepat dipakai tanarnan dalam lanah di Kabupaten Bangka sangst kecil. Pada umumnya tanah-tanah di Kabupatcn Bangka mcmpunyai rcaksi tanah yang sangai masam {pH< 4.5)
PETA KELAS LERENO KA8UPATEN BANGKA PROVINS! BAHGKA BELITUNG
l•genda: --
0.~~ l<$C!.ill$'tl'I
t<:b~ Ltor~.-.
ilaf'l
10
0
$1,.mtler;
Pela Kontur (Bak.~~·n~nal.1962'.
Gamber ~ Peta kolas lereng di Kabupaten Bangka
32 K. clan Na) sangat rendah, sedangkan kejenuhan Al sangat tinggi.
Sehingga
secara alamiah potcnsi kesuburan tanah di Kabupaten Bangka tcrgolong sangat
rcndah. Sifat fisik tanah di Kabupaten Bangka pada umumnya mcmpunyai solum tanah yang dangkal, tekstur tanah urnurnnya lempung bcrpasir (agak kasar) dengan kisaran dari pasir sampai liar (kasar sampai halus). Sifat drainase tanah bervariasi mcnurut sistern
lahan,
Tanah pada sistem Mnrin dan Aluvial
mempunyai druinase rerhambat sampai sangai terhambat kecuali Rcg~ol yang
ocrdrainase agak cepat sampai cepai,
Tanah-tanah di sistem ini binsanya
tergenang air tcrurama pada musim hujan. Scbaliknya pada tanah-tanah di sistcrn lahan Dataran, drainase pada umumnya agak cepar dcngan variasi dari agak
tcrhambat sampai agak ccpat. 4.5. Proses Pembcntukan Endapaa Timah Terdapat dua jenis mincralisasi kasuerit (bijih timah) di Kabupatcn Bangka
yaitu endapan kasiteri; primer dan endapan knsirerit aluvial. I.
Endapan Kasiterii Primer
Mincrnlisasi
timah di Bangka 1crjadi akiba1 adanya inrrusi granlt baik padu
batuan granit maupun pada baruan sekirarnya. Mincralisasi bijih timah primer dalam batuan granit berupa:
Lcnsa-lensa yang berasosiasi dcngan kaolin. dcngan diameter dari beberapa sentimeter sarnpai puluhan sentirneter.
Urat-urat dengan berbagr arah yang berasosiasi dengan kaolin dcngan ketcbalan dari beberupa sentirncter sampai puluhan seruirnerer.
F.ndapan kasiterit aluvial merupakan cndapan yang ekonornis untuk ditarnbang dibandingkan dcngan cmlapan kasiterit primer.
F.ndapan kasitcrit nluvial
terjadi sebagai akibat adanya proses petapukan mekanik dan kimiawi terhadap baiuan dasar yang mengandung kasitcrit primer. Proses tcrsebut ditarnbah
dcngan
adanya pencucian alam dan adanya
perangkap bagi
tcmpat
33 konsentrasi,
Perangkap dimaksud adalah lubuk atau lembah-Icmbah
baik dangkal maupun dalam.
Pada lembah-lembah
purba
dalarn lerbentuk cndapan
aluvial yang sangat tebal dan berasosiasi dcngan endapan bijih timah sekundcr (P.T. Timah,1991). Mcnurut Sutedjo (1974) da!am P.T. Timah (1991), ada tiga fasc gcnetika
kasiterit primer di Bangka, yaitu: fasc pneumatolitik;
fasc kontak pncumatolhlk - hidrothermal; fasc hipothermal - mesothermal. Fase pneumatolilik di dalam granit tcrbcntuk geiscr, urat-urat tunnalin dun kaolin yang mcngunchmg kasitcrit. Pengisian kasiterit pada cclah-celan kccil di dalam batuan samping,
Fase kontak pneumatolitik
- hidrothermal
panas ilnggi,
lnrutan yang mcngnndung timah mcndcsak naik ke alas mclnlui bhlaug-bidang
pelapisan dan mcngisi rongga-rongga yang ada. Fasc hipothermal - mesothcrmal,
larutan yang mengandung timah dengan kornposisi ~ilika rncngisi perangkap dalarn bcntuk urat-urat kuarsa yang mcngandung timah. 4.6. Kependudukan
Suatu wilayah pada prinsipnya mcrupakan suaru sistcm yang terdiri dari tiga suh sistcm yaitu ekosistem, tcknosistcrn, dan sosloslstcrn.
Masiug-ruasing
suh
wilayah dan rncrupakan potcnsi
sistcm rnemberikan andll dalam perkcmbangan
atau modal yang discbut sebagai sumberdaya.
Ekosistem dinyatakan sebagal
potensi yang bcrsilat alamiah (11t11urol rcsourcess, tcknosistcm ateu hasil karya manusia dinyatakan scbagai sumberdaya buatan tartificlal resourcess, sedangkan sosiosistcm adalah manusia dan interaksi sosialnya y~ng dinyatakan sebagai sumberdaya
manusia
(human resm1l'ccs)
dan
sumberdaya
resources). Salah satu iudikator yung dapar dlgunakan
sosial
(social
untuk. menggambarkan
sumberdaya manusia adalah dengan rnelihat kondisi kepcndudukan (dernografl) dalam suatu wilayah. Jumlah penduduk Kabupatcn Bungka pada tahun 2004 tcrcatat scbanyak 229 707 jiwa, tcrdiri dari laki-laki sebanyak 118 687 jiwa dan perempuan sebanyak
111
020 jiwa yang tcrsebar di delapan kccamatan. Kepadatan penduduk rata-rata
34
sebanyak 78 jiwa per km'. Besarnya jumlah pcnduduk akan mcmbawa irnplikasi tcrtenru terutarna terhadap persebaran dan kepadatannya.
Kcpadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan nakam (31 jiwa per km2) dan Kecarnatan Puding Beser (39 jiwa per km') scdangkan kepadatan penduduk tcrtinggi terdapat di Kccamacan Sungailiat
(439 jiwa per km').
Kepadatan penduduk per kccarnatan disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 9, kornposisi pcnduduk penduduk berdasarkan jcnis kclamin disejlkan pada Tabet
<.>.
dun grafik pcrtumbuhan penduduk mhun 2000-2004 disajikan pada Gambar I 0. 'I'abel 8 Jumlah dan kcpudatan penduduk Kabupatcn Bangka No
Kccan1ao1n
Luas wllayuh (kin')
2 3 4
5 (j
Sungaili(ll Hak:am Pcn·u11i Mcrowang Puding nc<~r Mondo l\unll IJcllnyu
14 4R 12 16 1~ 57
63X R 10 787 44()
1?9 0'16
Jumlah pcndueuk (jiwa)
M 324 IS 19 21 ·~ .16
032 711 826 ()51 661
Kepadatan jiwa.-'knl1 439 31 IS4
13) :;9
64
l4 ()5()
Ji 4(>8
69
~3 268
19 734
\R
Jurnlah 2~$ 068 S11111bcr: BAPEDA·lll'S. 2004
229 707
7R
7
8 Kiau Silip
D11ri scgi struktur pcnduduk, Kabupaten Hangka mcmiliki struktur penduduk
umur muda.
1 lal ini membawa akibat scmakin besarnya jumlah usia angkatan
Pada tahun 2004, tercaat 141) 507 jiwa atau 64% dari total pcnduduk
ker]a.
Kabupaten Bangka merupakan kelompok usin produktif Tabcl 9 Jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Bangka bcrdasarkan jcnis
Gamhar 9 Peta kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Bangka tahun 2004
36
~-----
!.."0000
I 8(1J00
-D---:-i.---~
-~
--.-fWl"'r"' -4-lt.Wjllp
&n1;fiib1t ~
(40:1(100
-ei-
Uak:rn
•
flff"loll
E
~ 11000V
'""""
-PidtJ~,,1 -o-- !r'lei1d11 tbi& -o-Jir.11ah.
•
"'"'
fakua
Gambar I 0 Grafik pertumbuhan penduduk per kecarnatan di Kabupaten Bangka tahun 2000-2004 4.7. Luas Penggunaan Lahan
Gambaran
kondisi penggunaan lahan suaiu "ilayah sering dinyatakan
sebagai pola pemanfaatan ruang. spasial
pokok
yang
pcngcmbangannya.
harus
Penggonaan lahan rersehut mcrupakan aspek
diidcmifikasi,
dianalisis,
dan
direncanakan
Hal tcrsebui perlu dilaksanakan berkahan dengan upaya
membandtngkan penggunaan lahan yang tcrjadi di suatu wilayah dengan perencanaan atau alokasi pcmanfaatan lahan pada rencana tata ruang di wilayah tersebut.
Hasil
perhitungan
mcnunjukkan
pcnggunaan
lahan
u111Uk aktifitas
pcnambangun scluas 49 399 bcktar atau sekitar 16.74% eari luas wilayah Kabupaten 71.47%
Bangka, scmentara penutupan vegetasi scluas 210 898 bckiar atau
yang terdiri dari bakau l.4lo/o. belukar rawa 2.53%, hutan l.44%, huian
rawa 0.38%. perkebunan besar dan kecil 33.04% dan semak bclukar 32.32% dari
luas wilayeh. I .uas pcnutupan lahan disajikan pada Tabcl 10 clan Gambar l I.
37
l'abel I 0 Luas pcnutupan lahan di Kabuparcn Bangka Keceron~:u1 Bak au O~lukilr R::1\V,1
Galian I Pcrtambangan Hu tan 1 luran Rawa
Kcbun Karel Kebun Campurnn Kcbun Kelapa Sawlt Kuta I Permukiman P1.:ik~l111111u1 Ru~:y~l
t.uss (ha)•
Persentase (o/.,)
4 f65 7 476 4? J99 4 258 I 126 l 346 82 272 9 683 I 09~
1.41 2.53 II>. 74 1.44 0.38 1.14 27.89 3.21l 0.17
2 I IJ
0.72
432
Sil\\'Uh
Scmak f1clukar T'u11V.1k
95 360 8 822
Tidak dian:ili~i~ H517 • l.U{•S merupakan basil l')l.Yh11ung.:111 pera Sumber : l'ct~ Sotua11 1,,,1iu11 llc,.1.i.,•rkun %/\I\ 111''1'1'-IJabcl (2005)
0.14
32.32 2.?9 8.65
4.8. Kundisi Perrumhangan Tinlllh R;iky:ll Kctcntuan umum mcngcnai pertambangan menctapkan pertambangan rakyat adalah usaha pertambangen yang dilakukan olch mnsynrakm dalam wilayah yang ditetapkau 1.k:11ga11 mcnggunukan alat-alat scdcrhana dan mcnggunakan
banyaknya 2 unit mesin yang masing-masing Bangka t'o. 061200 I).
sebanyak-
bcrkckuatan 20 PK (Perda Kab.
Pertambangan rakyat yang ada di Kabupatcn Bangka
adalah pcrtambangan bijih tirnah yang mulai dilaksanakan sejak sckhar tahun 1998. Usuha tambang timah rakyat pada rnulanya diberikan kepada rakyat yang mclakukan hobungan kemitraan dcngan P,']', Tirnah, Tbk sebagai pcnarnpung hasil rambang rakyat yang bcrada dalam wilayah kuasa pertambangan milik P.T.
Timah, Tbk. Tctapi dcngan scmakin banyak pclaku penambangan tirnah, maka sistcm pcmasaran timah dirubah dcngan diberikan kcsempatan bagi pcrusahaan pclcburan (smelter) berskala kecil untuk mcnampung basil timuh rakyat. Dengan
sistem pernasaran yang lebih terbuka, tidak terdapat persyaratan khusus bcrkaitan dcngan
mutu
bijih tirnah yang diproduksi, serta harga yang rclatif tinggi
menyebabkan semakin banyak rakyat yang mclakukan usaha tarnbang timah tanpa