Bul. Agron. (32) (2) 1 - 6 (2004)
Pola Kerontokan Buah Tiga Kultivar
Mangga
Pattern of Fruit Drop of Three Cultivars of Mango
Sakhidinl*,BambangS. Purwoko2,RoedhyPoerwanto2,SlametSusanto2,SudirmanYahya2daDAhmad S. Abidin2 Diterima 10 Juli 2003/Disetujui 4 Agustus 2004
ABSTRACT I
: ;
j j
II
Information on the pattern of fruit drop of mangois required to determinethe appropriate methodand time ill
.
reducingfruit drop. By this method,fruit retentionor numberof harvestedfruit of mangocan be increased.Theaim of this researchwas to determinethe pattern of fruit drop of Gadung21, Manalagi 69 and Golek 3I . The resultsof this researchshowedthat the pattern of fruit drop of Gadung21, Golek 31 and Manalagi 69 was similar. All cultivars showedthat there was one peak (the highest numberof fruit drop) in fruit drop. It occurred at 6 days after anthesis (DAA). After 24 DAA, the numberoffruit drop wasconstant,namelynear to zero. It occurred until harvest.
J
Key words..Mango,Fruit drop, Fruit set
i
PENDAHULUAN
,
!
Mangga (Mangifera indica L.) merupakansalah
I .,
f !
I I
i :
.
;
Menurut Biro Pusat Statistik, jumlah . Indonesia tahun 2002 mencapai 212 juta jiwa.penduduk Dengan perkiraan konsurnsi buah rnangga sebanyak 3.20
satujenisbuahtropik terpentingyangsernakindisukai.
kg/kapita/tahun(Ditjen Bina Produksi Hortikultura,
Selain dirnakansegar,buah mangga dapat dikonsurnsi dalam berbagaibentuk produk olahan seperti jus clan selai.Buah rnanggatersusunatas 11-18%kulit, 14-22% daging,60-75%pelok (biji). Setiap 100 g dagingbuah rnanggamengandung78-85% air, 0.3-0.8 g protein, 0.10.2 g lernak,13.2-20g karbohidrat,0.6-0.7 g serat,9-25 mg kalsium, 10-15mg fosfor, clan0.1-0.2 mg besi, 1462 mg vitamin C, 0.03-0.09 mg vitamin BJ, clan0.050.08 mg vitamin B2, serta nilai energi 225-350 kJ (Sukonthasing et al., 1997). Tanarnan rnangga mempunyai toleransi tumbuh 'yang tinggi, akan tetapi untuk mendapatkanpertumbuhan clan basil optimum diperlukan syarat-syarat
2001) maka I~donesiamemerlukan679 418 ton buah rnanggasiap ~onsurnsitahun 2002. Produksi rnangga Indonesiapada tahun 2002 sebesar891 666 ton (BPS, 2002). Denganperkiraan kerusakanpascapanen20%, rnaka buah mangga siap konsurnsi pada tahun 2002 adalah 713333 ton. Meskipun jumlah tersebut relatif mencukupi kebutuhan buah rnangga dalam negeri, produksiperlu ditingkatkanuntuk tujuan ekspor. Produksibuah rnanggadapat ditingkatkanmelalui beberapacara di antaranyaadalah mengurangijumlah buah rnanggayang rontok. Untuk mengurangijumlah buah rontok, diperlukan inforrnasi dasar terrnasukdi antaranyaadalah pola kerontokan buah. Rontoknya
tertentu. Tanarnanrnanggamemerlukansuhu optimum antara26-28°C, ketinggiantempatrnaksimal500 m di ataspermukaanlaut (dpl), clancurahhujan tahunan200250 rom yang dibantuirigasi atau 1 900-2 050 mm atau lebih dengandrainaseyang baik. Pada ketinggian di atas1 000 m dpl, tanarnanrnanggarnasihdapattumbuh namunmengalamihambatanpertumbuhanclanproduktivitasnya rendah (Ditjen Bina Produksi Hortikultura, 2002). Menurut Crane et al. (1997), tanarnan rnangga mempunyaitoleransi yang baik terhadap setiap jenis tanah. Namun demikian untuk dapat tumbuh clan berproduksi dengan baik, tanarnan rnangga menghendaki tanah yang subur, solum dalam, pH relatif netral,irigasi clandrainaseyangbaik.
buah yang terjadi sejak pembentukanbuah sampai menjelangpanen sangatmengurangiprotiuksi rnangga. Kerontokan buah rnangga yang teqadi menyebabkan hanya satu diantara 1 000 bunga herrnafrodit yang menjadibuah sampaidipanen(Craneet al., 1997). Rukayah et al. (1996) menyatakanbahwa selain faktor genetik,penyebabkerontokanbuah adalahcurah hujan, angin, seranganharna clan penyakit, defisiensi haraclanhormonal. Kerontokanbuahterjadi mulai saat terbentuknyabuah sampai menjelangpaneD. Menurut Quintanaet al. (1984), tingkat kerontokanyang tinggi terjadi pada minggu pertarna setelah fruit set. Kerontokanterus berlangsungsampaiminggu ke tujuh, walaupun tingkat kerontokamtyarendah. lumlah buah yangrontok rnencapai90% daTijumlah buah terbentuk.
I
StarPengajarFakullaSPertanian.UniversitasJenderalSoedim1an,Purwokerto. KampusUNSOED,JI. Dr. SoepamoKolak Pas 125 Telp. (0281) 38791,Purwokerto(* Penulisuntuk korespondensi).
2
StafPengajarFakultasPertanian,Institut PertanianBogor. JI Meranti KarnpusIPB Dam1aga,Bogor. E mail:
[email protected]
PolaKerontokanBuah...
1
,
r
Bul. Agron. (32) (2) 1 - 6 (2004)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukanpola kerontokanbuah pada tiga kultivar mangga,mengkaji perbedaanbobot daDukuran antarabuah manggayang diretensi dengan buah mangga yang rontok dan mengkaji perbedaankomponenbasil dan basil mangga antarkultivar.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di perkebunan mangga milik PT Fajar Mekar lndah (PT Frigga) yang berlokasi di Desa Jarangan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan,Jawa Timur dari bulan Juni 2001 sampai dengan Desember2001. Bahanyang digunakanadalah tanaman mangga berumur 14 tahun dan seragam kultivar Golek 31, Gadung 21, dan Manalagi 69. Penentuanpohon didasarkanpada keseragarnantinggi tanaman, lebar atau garis tengah tajuk. Alat yang digunakan adalah hand counter, jangka sorong, meteran, timbangan, jaring buah, pisau, dan tangga pallen. Mula-mula dilakukan penandaan10 malai setiap pohon pada saat anthesis(bila lebih dari 95% bunga sudah membuka) dan di bawahnya dipasang jaring buah. Pemilihan malai didasarkan atas keseragaman ukuran dan keseragamanwaktu berbunga dalam satu pohon.Setiapunit percobaanterdiri atasdua pohon dan setiapkultivar manggadiulangtiga kali. Jumlah bunga per malai diamati mulai bunga ri1ekarpenuhbaik terhadapbungajantan maupunbunga hermafrodit.Jumlah buah terbentuk per malai diamati pada saatbuah berukuranlebih kurang 0.50 cm (umur 10 hari setelahbungamekar penuh). Jumlahdaunyang diamati merupakanjumlah daunflush terakhir. Hal ini denganpertimbanganbahwa daun-daunterdekat (pada flush terakhir)paling berperandalammensuplaiasimilat untuk perkembanganbuah. Jumlah buah retensi (buah yang masih menempelpada tangkai buah) dan rontok diamati sejak buah berukuran 0.50 cm sampai pallen. Jumlah buah retensi diamati dengan cara menghitung buah sehatyang masihbertahandi malai. Jumlahbuah rontok diamati dengan cara menghitung buah rontok yang ditampungjaring buah yang dipasangdi bawah malai dan diikat pada setiap pangkal malai. Pengamatan panjangdan lebar buah retensi dan rontok dengan menggunakanjangka sorong. Buah retensi tersebutdiperoleh dengancara mengambil buah yang masih segarpada malai yang tidak diberi jaring buah,
2
namun relatif bersamaandalam pembungaa~ya p~da satu pohon (waktu berbunga untuk masmg-masmg pohon ditandai). Selain ill jug~ dilakukan pengamatan terbadap bobot satu buah, baik untuk buah mangga retensi maupun yang rontok. denga~ menggunaka~ timbangan. Peubah-peubahdl atas dlamatl tlga ban sekali sampai buah berumur 30 hari setelah anthesis. (HSA), satu minggu sekali sampai buah berumur 60 HSA, dan dua minggu sekali sampaibuah berumur90 HSA. Untuk mengetahui perbedaanpola kerontokan buah antarkultivar, makajumlah buahrontok daTimulai pengamatansampai akhir ditampilkan dalam bentuk grafik. BASIL DAN PEMBAHASAN ., PertumbuhanMala, dan Produb, Mangga Tabel 1 menunjukkanbahwajumlah bungajantan, jumlah bunga total, nisbah bunga jantan/bungatotal, nisbah bunga hermafrodit/bungatotal berbeda antar kultivar mangga. Jumlah bunga jantan, jumlah bunga total; nisbahbungajantan/bungatotal tertinggi terdapat pada mangga kultivar Gadung 21, namun kultivar tersebut mempunyai jumlah bunga hermafrodit yang sarna dengan kultivar Manalagi 69 dan Golek 31. Gadung21 juga mempunyainisbah bungahermafrodit/ bunga total dan nisb~hbungahermafrodit/bungajantan terendah. Menurut Pracaya (1993), nisbah bunga hermafrodit/bungajantan dipengaruhi berbagai faktor terutama kultivar, namun besarnya berkisar 1.25 77.9%. Hal ini hampir sarnadenganyang dikemukakan oleh Davenportdan Nunez-Elisea(1997), nisbahbunga hermafrodit terhadap bunga jantan sangat ditentukan oleh kultivar manggadanbiasanyakurangdari 50%. Tabel 2 menunjukkan bahwa Gadung 21 membentukbuah per malai paling banyak,yaitu 10.50. Persen buah terbentuk per malai tertinggi juga ditunjukkan oleh kultivar Gadung 21, yaitu 9.95%. Tingkat kerontokanbuahper malai tertinggi terjadi pada Gadung 21 yaitu 99.22%. Dengan demikian jumlah buah dipanen per pohon kultivar G~durig 21 paling rendahdibandingkandengankultivlif Manalagi 69 dan Golek 31. Tabel 2 juga menunjukkanbahwa tingkat kerontokan buah per malai kultivar Manalagi 69, Gadung21, dan Golek 31 di atas95%. Angka tersebut menunjukkan tingkat kerontokan buah mangga yang tinggi.
Sakhidin,B.S. Purwoko,R. Poerwanto,S.Susanto,S. YahyadanA.S. Abidin
,
,
Bul. Agron.(32)(2) 1 - 6 (2004)
Tabell, Jumlahbunga danjumlah clauDkultivar Manalagi69, Gadung21, clanGolek 31 Kultivar
Jumlah bunga jantan
Jumlah bunga herrnafrodit
Jumlah bungatotal
Nisbah bunga jantan/ bunga total (%)
Manalagi69
488,66b 719.40a 496.77b
109.45a
597.11b
81.68b
Nisbah bungaherrnafrodit/ bungatotal (%) 18.32a
105.50a
824,90a
87.21a
12.80b
14,66b
5.72a
107.27a
603,71b
82.30b
17.87a
21.59a
4.45 a
Gadung21 Golek31
Nisbah bungaherrnafrodit/ bungajantan (%) 22.44 a
Jumlah clauD flush terakhir . 5.58a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sarnapadakolom yang sarnamenunjukkantidak berbedanyatapadauji DMRT taraf 5 %.
Tabel2, Komponenbasil clanbasil rnanggakultivar Manalagi69, Gadung21, clanGolek 31 Kultivar
Jumlah buah terbentuk
Manalagi69 Gadung21 Golek31
Persen buah terbentuk per rnalai (%) 7,80b 9.95 a 8.38b
8.54b 10.50a 8.99b
Jumlah buah rontok per rnalai
Tingkat kerontokan buahper rnalai(%)
8.13a 10.15a) 8.59a
Jumlah buah dipanen per rnalai
97.88c 99.22 a 98.98b
0.41 a 0.35b 0.40b
Jumlah buah dipanen per pabon
Bobot buah dipanenper pohon(kg)
24,60 a 21,OOb 24,00 a
12.56a 10.98a 11.81a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sarnapadakolom yang sarnamenunjqkkantidak berbedanyatapadauji DMRT taraf 5 %, J " :
PertumbuhanBuah Retensidan Buah Rontok T
huh
an
a
b
e
I 3
'
menunJ
t
b
an ara
ua
h
ukk
an
a
d
anya
per
b
e
d
aan
d' t ' d lIe ens1 engan
yang
b
buah rnangga Dusheri yang rontok mempunyai kandungan
pertum-,
ua
h
retenSl. .
yang
t k ' P d 9 HSA b tud b h I bkult b1varrnangga, h d ronob t paasemua aaumur, b h d b ah 0 0 sa ua, e ar ua, an panJang ua ar1 u
Pada
, Manalag1
,
.
, tlngg1
,lebih 69
bobot
,.
'
'
,
d1bandmg satu
buah
buah
yang
yang rontok
lebih
rendah
,
dibandingkan
sesua1 dengan
pendapat
buah
,
Ta1z clan ,
buah di (1991), duk pertumbuhan Ihb d tergantung b k b auksm HI yang pro Sloe 1J1yang se ang er em ang, a b ka d fun uks
'
, dlIetensl
tersebut
ZeIger
'
yang
auks in yang
Hal
,
m1 pem
rontok.
. hanya ,
19% clan bobot satu buah manggayang dlIetens1,.
'"
_
,
'
er 1tan engan gSl b e laha n se I . K an d ungan
'
a m a uks m '
d a I am yang
men duk I e b 1' h fen
ung dab
tersebut disebabkan tin ggmya akti VItas enz1mperok-
.-
.
"
'
'
.
sedangkan pada Gadung 21 dan G01ek 31 berturu t-turnt d 10°1 H I ' , . ukk b h 42°1 10 an 10. a km1menunJ an I a wa pertumb h b h k ' h b
sldaseclanlA:A-oksldasepada buah rontok (BaJwaclan Zora, 1997b), Menurut Bangerth (2000), kandungan d h ' k tk ' , , k ' au sm yang fen a menmg a an sens1tlv1tasseI
pe u an 1 an mg an engan u retens1, as1 I't ' B ' d Z (1997 ) ' ukk b h peDe1Ian aJwa an ora a menunJ an a wa
terhadap
u
an rtumb
ua h
yang d 'b
a an d. k
ronto d
menga aInl b ah
am atan ' H 'I
,
etllen
,.
dengan
mengekskres1kan
. .. ", htlk sehmggaterJadlpeInlsahanset,
,
enz1m
h1dro-
Tabel3. Pertumbuhanbuahretensiclanbuah rontok padaumur 9 HSA Komponen pertumbuhan Bobotsatubuah(g) Lebarbuah(cm) Panjangbuah(cm)
Kultivar Manalagi69
Kultivar Gadung21
Buah retensi
Buah rontok
Buahretensi
Buah rontok
0,73 a 6,94 a 8.84 a
0.14b 3,76b 431b
0.14a 4,40 a 5.70 a
0.06b 1,90b 2.42b
Kultivar Golek 31 Buah retensi Buah rontok 1.07a 7,13a 9.73 a
O.llb 4.10b 5.22b'
Keterangan: Angka yang diikuti huruf sarnapadabans clankultivar yang sarnamenunjukkantidak berbedanyatapada uji t 5 %.
1 ,! ! !
.
Pola Kerontokan Buah.,.
3
,
Bul. Agron. (32) (2) 1 - 6 (2004)
Pola KerontokanBuah
:.! 6 IV E
5
...
G) Co ~
,g
4
-+-- Gadung 21 -Golek 31 Manalagi 69
c
e3
-;~ 2 .c .c .!!
1
§0
-,
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Hari pengamatan ke Hari pengamatanke 1 = 3 Hari SetelahAnthesis (HSA), 2 = 6 HSA, 3 =9 HSA, 4 = 12 HSA, 5 = 15 HSA, 6 = 18 HSA, 7 = 21 HSA, 8 = 24 HSA, 9 = 31 HSA, 10 = 38 HSA, 11 =45 HSA, 12 = 52 HSA, 13 = 59 HSA Gambar1. Jurnlahbuahrontok per malai kultivar Manalagi69, Gadung21, daDGolek 31.
Hasil penelitian Abruzzese et al. (1995) menunjukkanbahwapadabuah apel yang rontok terjadi penurunan pembelahansel, perkembangandinding sel daD aktivitas inti sel. Hambatan pertumbuhanbuah berkaitan dengan kandungan K+, protein, daD
polisacharidayang rendah. Pada saat 38 hari setelah bunga mekar penuh bobot rata-rata buah yang rontok 56% lebih rendah ,dibandingkandengan buah yang diretensi.
c~ 12
.- 10 C/I c
G)
-; ...
8
-+-- Gadung 21
~
6
-Golek
.!! E
4
-,
2
.c
~ ~
31
Manalagi 69
"':c~' "
~
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13
Hari pengamatan ke Hari pengamatan ke 1 = 3 Hari SetelahAnthesis(HSA), 2 = 6 HSA, 3 = 9 HSA, 4 = 12 HSA, 5 = 15 HSA, 6 = 18 HSA. .7= 21 HSA, 8 = 24 HSA, 9 = 31 HSA, 10 = 38 HSA, 11 = 45 HSA, 12 = 52 HSA, 13 = 59 HSA Gambar 2. Jumlahbuahretensiper malai kultivar Manalagi69, Gadung21 daDGolek 31.
4
Sakhidin,B.S. Purwoko,R. Poerwanto,S.Susanto,S. YahyadaDA.S. Abidin
,
~~;;;~~?f';
Bul. Agron.
(32) (2) 1
- 6 (2004)
Pola kerontokanbuah rnanggakultivar Manalagi 69, Gadung21 daDGolek 31 dapatdilihat padaGambar 1. Ketiga kultivar menunjukkanpola kerontokanbuah rnangga yang sarna, yaitu pola hanya satu puncak kerontokan buah rnangga rnaksimum hanya terjadi sekali yaitu pada saat 6 HSA. Setelahitu jumlah buah yang rontok menurun drastis. Penurunan rnasih berlanjutsarnpaihari ke 21 setelahanthesis. Setelahitu kerontokansangatrendah dan mencapaiDol pada saat 24 hari setelahanthesisdaDhal ini berlangsungsarnpai buah dipanen. Hasil yang mirip dilaporkan oleh Quintana et ai. (1984), kerontokan buah rnangga tertinggi kultivar Carabaoterjadi pada minggu pertarna setelah bunga mekar penuh dan berlangsung terns setelah itu walaupun tingkat kerontokannya lebih rendah. Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah buah retensi (jurnlah buah yang rnasih kuat bertahanpada rnalai buah) kultivar Manalagi 69, Gadung 21, daD Golek 31 menunjukkanpola yang sarna. Mula-mula jurnlah buah retensi meningkat daD mencapai puncaknyapadasaat6 HSA. Setelahmencapaipuncak, jurnlah buah retensi terns menurun sarnpai 31 HSA. Setelahitu jumlah buah retensiper rnalai relatif konstan daD hal ini berlangsung sarnpai pallen. kultivar menunjukkan bahwajumlah buah retensiKetiga per rnalai rata-
ratadi bawahsatu. Hal ini menunjukkan bahwabanyak;: rnalai yang tidak ada buahnya (kosong). Tingginya tingkat kerontokan ataurendahnyaretensibuah rnangga juga dapat dilihat pada Tabel 2. Jumlah buah retensi atau jumlah buah dipanen per rna1ai untuk kultivar Manalagi 69 = 0.41 (0.37% daTi jumlah bunga hermafrodit atau 4.8% daTi jumlah buah terbentuk). Jurnlahbuah dipanenper rnalai kultivar Gadung 21 = 0.35 (0.33% daTijurnlah bunga herrnafrodit atau 3.3% daTijumlah buah terbentuk). Pada Golek 31, jumlah buah dipanenper rnalai 0.40 (0.37% daTijurnlah bunga hermafrodit atau 4.4% daTi jumlah buah terbentuk). Jtlrnlahbuah dipanenper rna1aiketiga ku1tivartersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah buah dipanenyang dilaporkanoleh Craneet ai. (1997), yaitu jumlah buah dipanen per rnalai pada umumnya 0.1% daTi jurnlah bunga herrnafrodit. Namun demikian, persentasebuah terbentuk pada penelitian ini lebih rendah dibandingkanbasil penelitian Quintana et ai. (1984) padarnanggaCarabao,yang mencapai10% daTi jurnlahbungahermafrodit.
KESIMPULAN .
Pola kerontokanbuah rnanggakultivar Gadung 21, Manalagi69 dan Golek 31 sarna,yaitu dengansatu puncak (pada 6 HSA). Buah rnangga yang rontok mempunyai bobot daD ukuran lebih rendah dibandingkanbuah retensi. Gadung 21 menghasilkan jumlah buah terbentuk, persen buah jadi per rnalai
.
PolaKerontokanBuah...
c~-
terendah daD tingkat kerontokan buah per rnalai tertinggi dibandingkan Golek 31 daD Manalagi 69. Manalagi 69 menghasilkanjumlah buah dipanen per rnalaitertinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkanterima kasih kepada Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor atas sebagianpendanaanpenelitian ini daDPT Fajar Mekar Indah, Pasuruan atas ijin pelaksanaanpenelitian di KebunJarangan,Pasuruan.
DAFfAR PUSTAKA Abruzzese, A., I. Mignani, S.M. Coccuc. 1995. Nutritional status in apples and June drop. J. Amer.Soc.Hort.Sci.120(1):71-74. 'Bajwa, B.K.S., G.S.S. Zora. 1997a. Abscission of ' Mango fruitlets I. in relation to endogenous concentrationof IAA, GA3 and abscisic acid in pedicelsand ' fruitlets. Fruits(Paris).52(3):159-165. !
. 1997b. Abscissionof
Mango fruitlets II in relation to the activity of indole-3 -acetic acid oxidase and peroxidasein fruitlets. Fruits(Paris).52(5):307-312. Bangerth, F. 2000. Abscission and thinning of young fruit and their regulation by plant hormones.and bioregulators.Plant Growth Regul.31:43-59. BPS. 2002. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta.. . Crane,J.H., I.S.E. Bally, R.V. Mosqueida-Vazquez,E. Tomer. 1997.Crop Production.In: R.E. Litz (ed). The Mango: Botany, Production, and Uses.CAB International. Davenport,T .L, R. Nunez-Elisea.1997. Reproductive Physiology. In: R.E. Litz (ed.). The Mango: Botany, Production,and Uses.CAB International. p.69-146. Direktorat JenderalBina Produksi Hortikultura. 200I. Kebijakan, Strategi daD Program Pengembangan Produksi Hortikultura. Rencana Strategis dan Program Kerja tahun 2001-2004. Departemen Pertanian. . 2002. PedornanPenerapanJarninan Mutu Terpadu Mangga. Direktorat JenderalBina Produksi Hortikultura Departemen Pertanian
5
~-
~~ Bul. Agron.(32)(2) 1- 6 (2004)
,
bekerja sarna dengan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Institut PertanianBogor.
Maamun, A.T. Sapii, Z.A. Mohamed,.C.S. Teng (eds). Panduan Penanaman Mangga. Institut Penyelidikan daD Kemajuan Pertanian Malaysia, Kuala Lumpur.
Pracaya.1993. BertanamMangga. PenebarSwadaya. Jakarta.163bal. Quintana, E.G., P. Nanthacai, H. Hiranpradit, D.B. Mendoza Jr, S. Ketsa. 1984. Changesin Mango during growth and maturation.In: D.B. Mendoza Jr., R.B.H. Wills (eds.) Mango Fruit Development, Postharvest Physiology and Marketingin ASEAN. Rukayah, A., J.I. Bala, T.M.T. Ab Malik. 1996. PembungaandaD pembuahan.Dalam: T .A.M.T.
Sukonthasing,S., M. Wonggrakpanich,E.W.M Verheij. 1997. Surnber Daya Nabati Asia Tenggara 2. Buah-buahan yang dapat dimakan. Dalam: E.W.M. Verheij, R.F. Coronel (eds). (Terjemahan BahasaInggris). Penerbit PT GramediaPustaka Umum. Taiz, L., E. Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benyamin/Cummings Publ. Co., Inc.559p.
. c
Ii; ;;. '" , ;;;;
~ ;"
)
..
"
i "
. :, . ,
6
Sakhidin,B.S. Purwoko,R. Poerwanto,S.Susanto,S. YahyadaDA.S. Abidin
-#'