POLA INTERAKSI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS DI SMP N 1 SUNGAI RUMBAI Fitri Anik Mahturohmah1 Liza Husnita2 Kaksim3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK In social studies learning process pattern of interaction is more dominant using one-way interaction concentrate centered on the teacher. This can be seen in the process of learning social studies in the classroom during a lesson that teacher a role active in the classroom, while the students just accept what is presented by the teacher. This conditions have an impact on the propensity of teachers in learning process. Ideally, the learning pattern is an effective interaction that involves students actively like asking, expression, idea / ideas and answered questions from the teacher. Purpose of the research to describe patterns of teacher interaction in the learning process of social studies teachers is the tendency of patterns of interaction in the learning process of social studies at SMP N 1 Sungai Rumbai. Kind of research that researcher is descriptive qualitative, with sites in SMP N 1 Sungai Rumbai Dharmasraya. The informan are teacher, the students of SMP N 1 Sungai Rumbai. data collection techniques are observation, interviews, documentation. These data were processed using triangulation is checking the validity of the data. Based on the result of the research showed that the tendency of teacher interaction patterns in social studies learning is a two-way interaction patterns and multi-direction. Two-way interaction pattern is by using a question and answer method, the pattern of two-way interaction between teachers and students are active in the learning process. Multi-directional interaction patterns by using methods discussion so that students are more active in the learning process, students are more confident in issuing opinions. Based on the results it can be concluded that the tendency of the interaction patterns in learning process used in teaching social studies is a two-way interaction patterns and multi-direction. Teachers have tried to involve students in the learning process. However, most of the students in the learning process there were not active and did not pay attention to the teacher when the teacher explains the subject matter.
Keywords: Patterns of Teacher interaction In Social Learning Process
1
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2
sedang berlangsung di dalam kelas bahwa pada saat pembelajaran guru yang berperan aktif di dalam kelas, dan guru sudah berusaha melibatkan siswa sedangkan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru. Kondisi seperti ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, ada sebagian siswa yang meribut, main HP, ngobrol dengan teman sebangkunya, sering keluar masuk, ada yang hanya diam memperhatikan guru menjelaskan materi pembelajaran, tetapi pada saat ditanya siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. Seperti pernyataan guru IPS pada observasi awal, bahwa peserta didik hanya menerima apa yang disampaikan guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan juga terlihat bahwa pada saat guru mengajar, metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi sehingga keadaan tersebut berpengaruh terhadap siswa. Pola interaksi yang baik antara guru dengan siswa di dalam kelas dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif serta melibatkan siswa secara aktif seperti bertanya, mengeluarkan pendapat, gagasan atau ide dan menjawab pertanyaan dari guru. Bila siswa mengalami kesulitan dalam belajar, dengan adanya pola interaksi yang baik antara guru dengan siswa, guru dapat mengetahui kesulitan yang dialami siswanya kemudian langsung dapat mengatasinya. Dalam pola interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan suasana dan memberi motivasi supaya terjadi interaksi yang baik. Pola interaksi dalam proses pebelajaran antara guru dengan siswa sangat mempengaruhi agar apa yang dipelajari dapat direspon dengan baik oleh siswa. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pola Interaksi Guru Dalam Proses Pembelajaran IPS Di SMP N 1 Sungai Rumbai”. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang akan dijadikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai?
PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia lain, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Dari berbagai interaksi yang di sengaja, dikenal istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pembelajaran. Interaksi ini disebut juga interaksi pembelajaran. Interaksi pembelajaran mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi antara tenaga pengajar (guru) yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak dengan siswa yang sedang belajar. Pada proses interaksi pihak pengajar mampu memberikan rangsangan dan membangkitkan motivasi serta penguatan (reinforcement) kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Belajar merupakan aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ellizar Jalius (2009:5-6). Dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik. sedangkan anak didik adalah subyek yang menerima pelajaran atau ilmu pengetahuan dari guru. Ilmu pengetahuan adalah substansi proses belajar mengajar. Dengan demikian, ilmu pengetahuan berfungsi untuk mencapai tujuan pengajaran. Proses interaksi belajar mengajar sama dengan proses komunikasi. Syaiful Bahri Djamarah (1994:66). Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa tersebut dapat terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan observasi awal dan selama Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) di SMP N 1 Sungai Rumbai, selama satu (1) semester yaitu semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPS, lebih dominan menggunakan interaksi dua arah. Berdasarkan pengamatan di atas terlihat bawa kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran, karena sebagian siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran IPS yang 1
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya adalah: 1. Manfaat secara teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan. Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk menerapkan disiplin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi guru sebagai informasi agar dapat lebih meningkatkan disiplin belajar dalam proses belajar mengajar. b. Bagi siswa sebagai tolak ukur hasil belajar dan untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik c. Bagi sekolah sebagai masukan dan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Adapun pola interaksi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa adalah sebagai berikut: a. Satu Arah (Guru-Siswa) Dalam pola ini, guru mempunyai otoritas yang mutlak, artinya guru yang berperan sebagai pemberi aksi dan siswa berperan sebagai penerima aksi. Pola interaksi satu arah ini kebanyakan didominasi oleh metode ceramah.
G S
S S
Gambar. 1 Pola Interaksi Satu Arah b.
Menurut Bahri Djamarah (2010:10) bahwa sebagai makhluk sosial, manusia dalam kehidupannya membutuhkan hubungan dengan manusia lain. Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan komunikasi dua arah melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Karena ada aksi maka interaksi terjadi. Karena itu, interaksi akan berlangsung bila ada hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih. Interaksi yang berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi “interaksi yang bernilai edukatif”, yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif. Menurut Sunhaji (2009:28) interaksi sosial maupun interaksi edukatif berhubungan dengan masalah komunikasi. komunikasi dan interaksi merupakan kegiatan manusia sesuai dengan nalurinya yang selalu ingin berhubungan satu sama lain dengan berinteraksi dan saling membutuhkan.
Dua Arah (Guru-Siswa, Siswa-Guru) Dalam pola ini, antara guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran dengan interaksi jenis ini adalah metode tanya jawab.
G S
S S
Gambar. 2 Pola Interaksi Dua Arah
c.
2
Pola Interaksi Multi Arah (GuruSiswa, Siswa-Guru, Siswa-Siswa). Pola interaksi multi arah ini tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antar guru dengan siswa, tetapi juga bisa melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan yang siswa yang lain. Metode yang paling tepat untuk interaksi multi arah ini adalah metode diskusi dan simulasi.
Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII Di SMP N 1 Kamal Bangkalan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan prestasi diantaranya dipengaruhi oleh (interaksi) dan faktor-faktor interaksi belajar mengajar, dipenelitian ini yang dimaksudkan interaksi tersebut yaitu interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Secara tidak langsung perkembangan prestasi siswa akan berakibat pada baik buruknya kualitas siswa.
G S
S S Gambar. 3 Pola Interaksi Multi-Arah
Menurut Sardiman (2009:174) Di dalam proses belajar-mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Pada kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen satu dengan yang lain. Proses interaksi antara guru dengan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponenkomponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar mengajar. Penelitian yang reevan dengan penelitian ini adalah: Skripsi Ria Astuti, “Hubungan Interaksi Guru-siswa Dengan Hasil belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA N 5 Bukittinggi”. Hasil penelitiannya untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang baik, agar guru dan siswa lebih meningkatkan interaksi dalam proses pembelajaran sosiologi seperti dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat membuat siswa bersemangat dalam belajar dan meningkatkan keseriusan siswa dalam belajar. Skripsi, Elsa Morina, “Interaksi Belajar Mengajar Antara Guru IPS dan siswa Inklusi Tunanetra Di SMP N 4 Payakumbuh”. Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa karena bergabungnya siswa-siswa normal dan inklusi tunanetra dalam satu kelas maka berpengaruh terhadap interaksi belajar mengajar, interaksi antara siswa normal dan siswa inklusi kurang berjalan dengan baik karena siswa inklusi memiliki kekurangan dalam hal berkomunikasi. Selanjutnya skripsi Ika Lis Mariatun, ”Pengaruh Faktor-Faktor Interaksi Belajar Mengajar Dan Interaksi Guru Dengan Siswa
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) yang menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian proses yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester di SMP N 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya. Waktu Penelitian di lakukan pada semester ganjil, Juli – Agustus tahun ajaran 2014-2015. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP N 1 Sungai Rumbai dan sampel yang diambil yaitu pada kelas VIID, VIIE, VIIIF, VIIIG, IXA, IXD, IXE berdasarkan random sampling. Untuk menguji data agar dapat dipercaya maka peneliti melakukan observasi, alasan penulis melakukan observasi ini agar dapat mengoptimalkan kemampuan penelitian dalam memperoleh data yang diperlukan. Dan wawancara, Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka, dan terarah. Dengan cara ini diyakini akan diperoleh informasi secara lengkap dan mendalam, sehingga terbuka fakta bagaimana guru melaksanakan proses belajar mengajar di SMP N 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011:337) 3
metode analisis data yang dipakai dalam penelitian kualitatif melalui beberapa tahap analisa data yaitu: 1.
pembelajaran guru sudah berusaha melibatkan siswa sehingga terjadi interaksi dua arah. Hal ini terlihat ketika guru bertanya kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan dari guru walaupun sebagian siswa masih ada yang tidak bisa menjawab dan memilih diam ketika ditanya oleh guru. Siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa yang tidak memperhatikan guru waktu guru menerangkan materi pelajaran. Dua kali pengamatan kedalam kelas VIIIF, VIIIG, wawancara siswa dan guru di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran guru menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab, guru sudah berusaha melibatkan siswa dalam bentuk membahas soal yang diberikan kepada siswa. Tetapi pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran guru tidak memberi kesempatan bertanya sehingga menyebabkan siswa bosan atau jenuh dan tidak memperhatikan maupun mendengarkan penjelasan guru, sering permisi, tidak ada respon dari siswa terhadap materi pelajaran, dan siswa juga kurang paham terhadap materi yang dijelaskan guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung karena tidak memperhatikan guru waktu menerangkan. Berdasarkan observasi dua kali di dalam kelas VIID, VIIE, wawancara guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran guru membimbing siswa memahami materi pelajaran, kemudian guru membimbing siswa aktif dalam diskusi kelas yang menuntut siswa untuk saling berinteraksi baik kepada guru maupun siswa yang lainnya, lalu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon sebagai umpan balik dari materi pembelajaran, sehingga terlihat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran guru menggunakan pola interaksi multi-arah. Dalam pola interaksi dua arah, antara guru dengan siswa dapat berperan sama, yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan menerima aksi. Pada pola guru-siswa, siswaguru ini, guru dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menerangkan materi pelajaran dan membimbing siswa
Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Penulis melakukan sampai penulis menemukan gambaran yang lebih jelas mengenai pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai. 2.
Display data (Penyajian data)
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya mendisplay data, melalui penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Penulis juga melakukan display data secara sistematik, agar mudah untuk dipahami dan data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti sehingga mudah dalam penyajiannya. 3.
Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah setelah ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung maka kesimpulan bersifat sempurna. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dalam tujuh kali pertemuan diperoleh data tentang kecenderungan pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya memperlihatkan hasil bahwa pola interaksi yang digunakan atau diterapkan guru dalam pembelajaran adalah pola interaksi dua arah dan multi-arah. Berdasarkan tiga kali pengamatan di dalam kelas yaitu kelas IXA, IXD, IXE, wawancara guru dengan siswa maka dapat disimpulkan bahwa pada proses 4
memahami materi pelajaran, lalu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon sebagai umpan balik dari materi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan pola interaksi dua arah yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab dan metode ceramah guru menjelaskan materi pelajaran dan juga memberikan contoh-contah berdasarkan materi yang sudah dijelaskan. Setelah guru selesai menjelaskan materi pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa dan memberikan pertanyaan kepada siswa, tetapi pada saat proses pembelajaran karena siswa tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi sehingga sebagian siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat proses pembelajaran guru sudah berusaha melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketiga guru bertanya kepada siswa atau memberikan tugas kepada siswa, sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi terlihat ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru walaupun sebagian siswa masih ada yang tidak bisa menjawab dan tidak aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya interaksi juga terlihat pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi yaitu pola interaksi multi-arah, karena dengan menggunakan metode diskusi siswa lebih aktif dalam belajar, lebih semangat untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan guru. Dalam menggunakan metode diskusi siswa lebih sering mengeluarkan pendapatnya. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru membimbing siswa memahami materi pelajaran, kemudian guru membimbing siswa aktif dalam diskusi kelas yang menuntut siswa untuk saling berinteraksi baik kepada guru maupun siswa yang lainnya. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, guru memberikan contoh-contah berdasarkan materi yang sudah dijelaskan setelah guru selesai menjelaskan materi pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa dan memberikan pertanyaan kepada siswa, tetapi pada saat proses pembelajaran karena siswa tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi sehingga sebagian siswa tidak bisa
menjawab pertanyaan dari guru. Dalam proses pembelajaran masih ada sebagian siswa yang tidak bisa menjawab dan tidak aktif dalam belajar. Guru sebagai pengajar merencanakan dan melaksanakan pengajaran yang tercermin dalam tujuan pengajaran dan siswa sebagai subyek belajar diharapkan dapat berinteraksi dalam pembelajaran, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Pada pola interaksi dua arah (gurusiswa, siswa-guru), dan interaksi multi-arah (guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa) pola interaksi antara guru dengan siswa lebih aktif dalam belajar karena siswa lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan guru dan siswa lebih sering mengeluarkan atau mengemukakan pendapatnya. Dalam belajar supaya siswa memperoleh informasi, atau menambah informasi berdasarkan pengalaman yang dialaminya yang mengacu kesegala daya upaya membuat seseorang belajar, dengan adanya proses belajar dan pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu mengembangkan informasi yang diberikan guru tentang materi yang disampaikan guru tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang pola interaksi guru dalam proses pembelajaran IPS, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pola interaksi yang digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran adalah pola interaksi dua arah dan multi arah. Dengan pola interaksi dua arah, antara guru dengan siswa berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Dalam pola interaksi dua arah diperoleh hubungan timbal balik dari siswa seperti bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga guru dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menerangkan materi pelajaran dan membimbing siswa memahami materi pelajaran, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon 5
sebagai umpan balik dari materi pembelajaran. Sedangkan pola interaksi multi-arah, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode diskusi. Dalam diskusi kelompok siswa lebih bersemangat dalam mengeluarkan pendapat.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
A. BUKU : Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. PT Immperial Bhakti Upaya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Wina Sanjaya. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurkulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Famila.
B. SKRIPSI :
Imam Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Amelia “Interaksi Siswa Lokal Unggul Di SMA 1 Kecamatan Suliki”. Skripsi: Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, UNP 2009).
Jalius, Ellizar. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran. Padang: UNP Press. Lufri. 2007. Strategi Padang: UNP PRESS.
Elsa Morina. “Interaksi Belajar Mengajar Antara Guru IPS dan siswa Inklusi Tunanetra Di SMP N 4 Payakumbuh” (Skripsi: Jurusan Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNP 2009).
Pembelajaran.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ika Lis Mariatun ”Pengaruh Faktor-Faktor Interaksi Belajar Mengajar Dan Interaksi Guru Dengan Siswa Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII Di SMP N 1 Kamal Bangkalan”. (Skripsi: Jurusan Pendidikan Ekonomi, UIN Malang 2009).
Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2007. Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ria Astuti. “Hubungan Interaksi Guru-Siswa dengan hasil Belajar Sosiologi Siswa kelas XI IPS SMA N 5 Bukittinggi” (Skripsi: Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNP 2012).
Rusman. 2011. Model-Model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 6