BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Perhitungan Volume Pekerjaan
Dalam dunia konstruksi volume pekerjaan bukan berarti panjang x lebar x tinggi, tapi yang dimaksud disini adalah nilai yang menyatakan besaran suatu elemen konstruksi, besaran tersebut bisa dalam satuan panjang, luas, volume, berat, jumlah, dan lain-lain. Satuan-satuan tersebut tidak mutlak dimiliki oleh satu elemen, tergantung keinginan dari pemberi tugas dan metode yang dipakai oleh masing-masing perusahaan. Misalnya pekerjaan drop plafon, ada yang menggunakan m1 dengan mencantumkan tinggi drop plafon, namun ada juga yang menggunakan m2. Berikut merupakan beberapa penjelasan mengenai engenai perhitungan volume pekerjaan arsitektur : a.
Pekerjaan Lantai Secara umum, pekerjaan lantai mencakup 2 hal, yakni pekerjaan pelapis lantai dan pekerjaan skirting. Untuk pekerjaan lantai dihitung area luasan lantai masingmasing ruangan dengan pengurangan, misalnya pengurangan shaft (lubang) dan dinding, satuan yang umum untuk pekerjaan pelapis lantai adalah m2. Sedangkan uk pekerjaan skirting dihitung keliling dari masing-masing ruangan dengan untuk pengurangan pintu jendela dan opening, satuan yang umum untuk pekerjaan skirting adalah m1.
b.
Pekerjaan Dinding Pekerjaan dinding biasanya terdiri dari pekerjaan dinding, plesteran, dan pelapis dinding (cat). Pekerjaan dinding dihitung area luasan dinding dikurangi oleh pintu, jendela, dan opening. Pekerjaan plesteran dan pelapis dinding dihitung area luasan dinding dikurangi oleh pintu, jendela, dan opening, namun biasanya tinggi plesteran dan pelapis dinding tidak mengikuti tinggi dinding, melainkan mengikuti tinggi plafon. Satuan dari ketiga elemen tersebut biasanya adalah m2.
c.
Pekerjaan Plafon Volume pekerjaan plafon sebagian besar sama dengan volume pekerjaan lantai, namun terkadang ada perbedaan dari area plafon yang tidak penuh (sebagian area plafon tidak ditutup), satuan dari pekerjaan plafon adalah m2. Selain pekerjaan II-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
plafon itu sendiri, ada juga pekerjaan drop plafon dan cove lampu, satuan dari elemen tersebut biasanya m1.
d.
Pekerjaan Pintu dan Jendela Satuan dari pekerjaan pintu dan jendela adalah buah, perhitungan volume pekerjaan pintu dan jendela ini terbilang mudah, namun diperlukan ketelutian dalam menghitungnya karena harga dari 1 (satu) buah pintu atau jendela tinggi.
2.2.
Microsoft Excel 2010
Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation yang dapat dijalankan pada Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan Diagram yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2013 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2013. Microsoft Excel 2010 merupakan salah satu produk dari Microsoft untuk membuat aplikasi Spreadsheet. Aplikasi Microsoft Excel sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Dalam pembuatan aplikasi spreadsheet, Microsoft Excel 2010 terkenal dengan kemudahan dan keandalannya. Berbagai fasilitas dan fitur baru disediakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, salah satu fasilitas penting yang dimiliki oleh Microsoft Excel adalah VBA (Visual Basic for Application). Visual Basic for Application merupakan alat bantu yang luar biasa karena dapat digunakan untuk merubah pengguna Excel akan bertindak seolah sebagai programmer atau bahkan developer. Dengan VBA, pengguna akan dapat mengembangkan prosedur kecil, atau yang disebut dengan "macro"
yang
digunakan untuk mempersingkat pekerjaan-
pekerjaan pengolahan data menggunakan Excel. Selain itu fitur-fitur lainnya yang ada II-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
baru ada pada Microsoft Excel 2010 adalah built-intool screen capture, mode di mana dokumen dapat dilindungi, seni baru template, alat removal latar belakang, gaya huruf, opsi pengeditan baru untuk teks dan gambar, fungsi kolaborasi hidup, serta animasi tambahan di Spreadsheet.
2.3.
Glodon Takeoff Architecture and Structure (TAS) 2015
Glodon Software Company Limited merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan teknologi perhitungan volume pekerjaan konstruksi. Glodon berdiri di China sejak tahun 2010 dan merupakan perusahaan pertama di China yang melakukan pengembangan dalam perhitungan volume pekerjaan konstruksi. Hingga saat ini Glodon sudah memiliki 4 (empat) buah software, yakni Glodon Takeoff for Mechanical and Electrical (TME), Glodon Takeoff for Rebar (TRB), Glodon Takeoff for Architecture and Structure (TAS), dan Glodon Tender Series for Bill of Quantities. Glodon saat ini sudah digunakan dalam perhitungan pekerjaan konstruksi di beberapa negara, yakni China, Singapura, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Glodon Takeoff for Architecture and Structure (TAS) merupakan software pertama yang dikeluarkan oleh Glodon, fungsi dari Glodon TAS adalah untuk membantu perhitungan pekerjaan arsitektur dan struktur pada suatu konstruksi, namun untuk pekerjaan struktur, software ini jarang digunakan karena belum dapat menghitung volume pembesian sehingga bisa dikatakan fungsi utama dari Glodon TAS adalah untuk menghitung volume pekerjaan arsitektur. Glodon TAS sudah terintegrasi dengan beberapa format gambar seperti .dwg dan .pdf sehingga dapat memudahkan costumer dalam melakukan perhitungan. Dalam pekerjaan arsitektur, Glodon TAS mampu menghitung berbagai elemen pekerjaan, mulai dari lantai, dinding, ceiling, railing, dan hampir seluruh material pekerjaan arsitektur lainnya. Hingga saat ini pihak perusahaan masih terus melakukan perbaikan-perbaikan sebagai bentuk adaptasi terhadap metode perhitungan yang ada di Indonesia.
2.4.
Estimasi Biaya
Sastraatmadja, A. Soedrajat (1984) mengemukakan bahwa penaksiran anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu konstruksi. Karena taksiran dibuat sebelum II-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
dimulainya pembangunan maka jumlah ongkos yang diperoleh ialah “taksiran biaya” bukan “biaya sebenarnya” atau actual cost. Tentang cocok atau tidaknya suatu “taksiran biaya” dengan “biaya yang sebenarnya” sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil si penaksir berdasarkan pengalamannya. Kepandaian atau ketrampilan dipakai untuk memilih metode perhitungan yang dipakai, sedangkan pengalaman dipakai untuk mengambil keputusan yang tepat dalam cara-cara menyelesaikan proyek yang dikerjakan. Taksiran (Anggaran) Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat, dan memenuhi syarat. Bachtiar, Ibrahim (2001) mengemukakan bahwa anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Dalam menentukan harga satuan, Indonesia sudah memiliki standar yang mengatur mengenai harga satuan suatu pekerjaan di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHS-SNI) adalah pedoman baku alat untuk menghitung harga standard satuan pekerjaan konstruksi. AHS-SNI diterbitkan oleh setiap instansi terkait di setiap Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Madya di seluruh wilayah Indonesia dalam hal ini oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab/Kodya. Yang dimaksud harga satuan pekerjaan adalah harga satuan setiap pekerjaan dalam pekerjaan konstruksi. Ruang lingkup pekerjaan konstruksi meliputi pekerjaan bangunan gedung, bangunan air, jalan, jembatan, galangan kapal, bandara, bangunan konstruksi baja, ternasuk bangunan rumah tinggal. Dalam setiap lingkup pekerjaan/proyek terdiri dari pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam lingkup pekerjaan bagunan gedung termasuk bangunan rumah tinggal terdiri dari pekerjaan-pekerjaan: pekerjaan Persiapan; pekerjaan pondasi, pekerjaan beton; pekerjaan dinding, pekerjaan atap, pekerjaan lantai, pekerjaan plafond, dst. Pada setiap pekerjaan tersebut masih ada sub pekerjaan, misalnya pada pekerjaan pondasi: pekerjaan galian pondasi, pasangan pondasi batu kali, pondasi tiang pancang, dst. Pada setiap pekerjaan atau sub pekerjaan terdiri dari komponen bahan material, upah kerja, sewa alat dsb. Untuk menentukan harga satuan pekerjaan tersebut maka harus menggunakan AHS SNI. Dalam AHS-SNI ukuran untuk menentukan harga satuan pekerjaan, maka setiap bahan atau tenaga yang diperlukan diberi angka koefisien. Angka koefisien inilah sebagai rumus atau pedoman yang dijadikan alat pengali II-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
terhadap volume pekerjaan, harga material, dan upah kerja sehingga menhasilkan harga satuan untuk setiap pekerjaan. Yang biasa menggunakan AHS-SNI adalah para konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana konstruksi dalam rangka melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi kewenangan masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi. Analisa harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (AHS-SNI) diterbitkan seiap tahun. Yang berubah dari setiap terbitan AHS-SNI biasanya harga satuan bahan dan upah, sedangkan koefisien AHS relatif tidak berubah.
2.4.1. Pengertian Estimasi Biaya Rosales (2013), Estimasi (perkiraan) adalah sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi, yaitu ketika menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan, karena diperlukannya estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan ulang, harus memeriksa estimasi dan merubah rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek. Contoh yang berhubungan dengan estimasi ada pada estimasi biaya proyek yang terdiri dari Estimasi kasar untuk pemilik, Estimasi pendahuluan oleh Konsultan Perencanaan, Estimasi detail oleh Kontraktor, dan Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai. Pada tahap awal penentuan biaya sangat diperlukan dalam mengambil keputusan dengan estimator proyek. Pada tahap akhir penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan besarnya biaya proyek. Penentuan biaya juga berguna untuk menerbitkan biaya laporan bulanan. Tujuan akhirnya yakni menyelesaikan proyek sesuai kwalitas, pada jadwal yang ditentukan didalam rencana anggaran. Imam Soeharto (2010) menyatakan bahwa, biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama digunakan untuk mengetahui berapa besar yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya memiliki fungsi dengan spektrum yang luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya. Oleh karenanya secara mendasar, kegunaan estimasi biaya ini dapat menyentuh beberapa pihak yang terlibat dalam suatu proyek, yakni bagi pemilik adalah untuk mempelajari kelayakan proyek, kelanjutan investasi, mendapatkan nilai ekonomis dari proyek dan kebutuhan untuk menetapkan arus kas masuk maupun arus kas keluar. Kegunaan bagi perencana adalah berpengaruh pada pelaksanaan desain atau penerapan desain terhadap investasi proyek. Merupakan II-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
hal yang penting bagi perencana untuk memilih material dan menetapkan besar kecilnya proyek yang berada di dalam batas anggaran dari pemilik, dan menetapkan alternatif terbaik untuk penghematan biaya bagi pemilik. Bagi kontraktor, estimasi menentukan besarnya nilai tender dan mendapatkan keuntungan potensial untuk bias merealisasikan proyek sesuai yang diharapkan. Sedangkan untuk manajer proyek adalah dalam hal penentuan estimasi untuk mencapai keberhasilan sesuai perencana anggaran untuk penyelesaian proyek. Pramono Edy, (2009: 1-3) menyatakan bahwa, Estimasi biaya memiliki sifat yang sangat luas, tergantung dari mana sudut pandangnya, secara harfiah estimasi biaya terdiri dari kata: Estimasi
: Perkiraan
Biaya
: Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang
terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari penjelasan diatas maka estimasi biaya dapat diartikan sebagai perkiraan segala pengeluaran yang diukur dalam satuan uang yang akan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam industri konstruksi estimasi biaya istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan perkiraan biaya yang akan digunakan untuk merealisasikan suatu proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan untuk merealisasikan proyek konstruksi dilakukan melalui beberapa tahapan yang membutuhkan rentang waktu tertentu. Adanya rentang waktu tersebut, kemungkinan yang akan terjadi adalah perubahan besarnya biaya, perubahan besarnya biaya ini kemungkinan dapat diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : a.
Perubahan harga material, peralatan dan upah karena adanya kenaikan,
b.
Adanya perubahan kondisi lapangan yang berbeda saat direncanakan dengan pada saat dilaksanakan,
c.
Pelaksanaan pekerjaan proyek yang berlangsung cukup lama, dan
d.
Penerapan metode pelaksanaan yang berubah dari yang direncanakan.
2.4.2. Pihak Terkait Estimasi biaya merupakan bagian yang terpenting dalam mewujudkan perencanaan suatu proyek konstruksi. Didalam merealisasikan proyek industri konstruksi secara II-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
umum ada 4 pihak terkait langsung dengan proyek industri konstruksi, dimana masing – masing memiliki kepentingan terhadap estimasi suatu biaya konstruksi. Pihak yang terkait antara lain : Pemilik Proyek, Konsultan Perencana, konsultan pengawas, maupun Kontraktor atau mungkin Manajemen Konstruksi. a.
Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) Estimasi Biaya dapat digunakan : a) Sebagai dasar untuk menyediakan biaya untuk mewujudkan keinginannya untuk membangun, b) Sebagai dasar untuk menyediakan biaya proyek / investasi, c) Sebagai dasar untuk menetapakan besarnya biaya bagi jasa perencanaan, dan d) Sebagai dasar dalam menentukan, mengevaluasi biaya penawaran calon kontraktor yang mengajukan penawaran.
b. Konsultan Perencana (Penyedia Jasa) Estimasi biaya dapat digunakan : a) Sebagai dasar dalam membuat perencanaan proyek sesuai dengan keinginan pemilik, b) Sebagai dasar menetapkan perkiraan biaya proyek dalam merealisasikan, dan c) Sebagai dasar dalam mengevaluasi biaya penawaran oleh calon kontraktor.
c.
Kontraktor (Penyedia Jasa) a) Sebagai dasar dalam menetapkan besarnya biaya penawaran dalam pelelangan, b) Sebagai acuan dalam menetapkan besarnya biaya pelaksanaan pekerjaan, c) Sebagai dasar dalam negosisasi dengan sub kontraktor yang akan ikut serta dalam pelaksanaan pekerjaan, dan d) Sebagai dasar dalam menetapkan keuntungan.
d.
Konsultan Pengawas a) Melakukan pemantauan/monitoring, pengendalian pemesanan atau procurement berbagai peralatan bangunan yang penting, agar kedatangannya di proyek tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan,
II-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
b) Melakukan pengawasan atas kuantitas bagian – bagian pekerjaan agar sesuai dengan perjanjian pelaksanaan pekerjaan, c) Mengawasi meneliti dan mengusulkan perubahan serta penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, dan d) Mengontrol ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
2.4.3. Lembar Perhitungan Untuk memperoleh hasil yang akurat maka, perhitungan dilakukan dalam suatu lembar perhitungan yang disebut sebagai Dimension paper atau lembaran kerja, sedangkan cara menghitung dapat dilakukan secara manual (kalkulator) atau dengan mengunakan alat bantu komputer. a.
Cara Elemen - Nama Proyek : ............................... - No. Proyek
: ...............................
- Lembar Kerja : ............................... - Hal
: ...............................
Tabel 1. Lembar Perhitungan Cara Elemen Timesing (Perkalian) (1)
Dimension (Ukuran) (2)
Squarring (Hasil Perkalian) (3)
Description (Penjelasan) (4)
Sumber : Pramono Edy, Estimasi Biaya (2009 : 13-15) Keterangan : - Kolom (1), Timesing, digunakan untuk menuliskan banyaknya elemen yang sama, sekaligus untuk menuliskan ketentuan dalam perhitungan elemen. - Kolom (2), Dimension, digunakan untuk menuliskan ukuran dimensi dari elemen yang diperoleh dari gambar untuk dihitung kuantitasnya. Angka yang dimasukkan dalam kolom ini adalah ukuran panjang, luas dan volume, disepakati hanya dua digit dibelakang koma. II-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
a) Angka dengan Dua digit dibelakang koma, berarti “panjang” dengan satuan meter Misalnya : 22,00; 12,00; 18,50. b) Angka bulat tanpa angka dibelakang koma, berarti “jumlah” Misalnya : 20; 10; 5 c) Dua buah angka dengan susunan diatas dan dibawah, masing – masing memiliki dua digit dibelakang koma berarti “luas” dengan satuan pesergi. Misalnya : 30,00; 15,00 d) Tiga buah angka, yang tersusun menjadi tiga baris: atas, tengah, dan bawah dengan masing – masing memiliki dua digit dibelakang koma, berarti “volume” Misalnya : 15,00 ( panjang ) 12,00 ( tengah ) 5,00 ( tinggi atau tebal) -
Kolom (3), Squarring, digunakan untuk menuliskan hasil perhitungan dari ketentuan yang terdapat pada kolom (2). Hasil yang diperoleh dapat berupa satuan volume, luas/buah atau satuan panjang. Misalnya : 20,00 m³, 30,00 m², 15,00 buah/unit
-
Kolom (4), Description, digunakan untuk memberi keterangan mengenai jenis pekerjaan yang dihitung
II-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
b.
Cara Tradisional Tabel 2. Lembar Perhitungan Cara Tradisional
Sumber : H. Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate Real Of Cost (1993 : 27-29)
2.4.4. Daftar Kuantitas Pekerjaan Jenis pekerjaan disusun menjadi kelompok utama dan kemudian dirinci menjadi sub kelompok jenis-jenis pekerjaan dengan satuan tertentu misalnya satuan m³, m², m¹, dan sebagainya. Biasanya satuan tersebut telah ditetapkan dalam standard of measurement. Semua unsur-unsur diatas kemudian dibuat dalam suatu daftar yang disebut Daftar Kuantitas Pekerjaan. Tabel 3. Daftar Kuantitas Pekerjaan No 1 2 3 4 5
Uraian Pekerjaan
Kuantitas
Satuan
105,27 210,54 110,30 60,34 40,00
m2 m2 m2 m2 m2
Pekerjaan Dinding Dinding Bata Ringan Plesteran Cat Interior Cat Minyak Dinding Keramik
II-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
6
Plint Keramik
74,53
m1
1 2 3 4
Pekerjaan Plafon Plafon Gypsum Plafon Kalsiboard Drop Plafon Cove Lampu
85,44 19,21 22,59 10,76
m2 m2 m1 m1
2.4.5. Biaya Biaya didefinisikan sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat diukur dalam rupiah melalui pengurangan aktivitas atau pembebanan utang pada saat manfaat (benefit) itu diterima.
Gambar 1. Struktur analisis harga satuan pekerjaan
II-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. Struktur analisis harga satuan dasar upah
Gambar 3. Struktur analisis harga satuan dasar alat
II-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 4. Struktur analisis harga satuan dasar bahan
2.4.5.1. Biaya Langsung Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya upah, biaya bahan, dan biaya alat. Harga satuan pekerjaan (HSP) terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri atas upah, alat, dan bahan. Biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum dan keuntungan. Biaya langsung masing – masing perlu ditetapkan harganya sebagai harga satuan dasar (HSD) untuk setiap satuan pengukuran standar, sehingga hasil rumusan analisis yang diperoleh mencerminkan harga aktual di lapangan. Biaya tidak langsung dapat ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Harga satuan dasar yang digunakan harus sesuai dengan asumsi pelaksanaan / penyediaan yang aktual (sesuai dengan kondisi lapangan) dan mempertimbangkan harga pasar setempat waktu penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) atau harga perkiraan perencana (HPP). Harga satuan dasar (HSD) diuraikan persyaratan komponen utama harga satuan, yaitu untuk tenaga kerja, alat, dan bahan, yang masing – masing dianalisis sebagai harga satuan dasar (HSD).
II-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 4. Harga Satuan Dasar Upah (Tenaga Kerja) No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Pekerjaan Pekerja Tukang Batu Kepala Tukang Batu Tukang Kayu Kepala Tukang Kayu Tukang Cat Kepala Tukang Cat
Satuan
Harga
OH OH OH OH OH OH OH
Rp. 45.000 Rp. 60.000 Rp. 75.000 Rp. 65.000 Rp. 80.000 Rp. 60.000 Rp. 75.000
Tabel 5. Harga Satuan Dasar Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uraian Pekerjaan Plafond Jayaboard 9mm Hollow Galvanis (0.30) 20×40 & 40×40 Plafond Jayaboard 9mm Hollow Galvanis (0.30) 40×40 & 40×40 Semen Gresik Semen Holcim Batu Bata Batako Ceramic Tile Roman 20 x 20 Golongan A Ceramic Tile Roman 20 x 20 Golongan B Ceramic Tile Roman 30 x 30 Golongan A Ceramic Tile Roman 30 x 30 Golongan B
Satuan
Harga
m2
Rp. 85.000
m2
Rp. 90.000
40 kg 40 kg bh bh
Rp. 52.000 Rp. 65.000 Rp. 500 Rp. 1.800
m2
Rp. 88.000
m2
Rp. 94.000
m2
Rp. 117.000
m2
Rp. 122.000
Tabel 6. Harga Satuan Dasar Alat No 1 2 3 4 5
Uraian Pekerjaan Pemotong Besi type 320, max potong dia. 25 mm Crane Alat Pembengkok dan Pemotong Besi manual Vibrator Pipe Support
Satuan
Harga
Unit/hari
Rp. 400.000
Unit/hari
Rp. 935.000
7 jam
Rp. 140.000
Hari sewa Buah/hari
Rp. 105.000 Rp. 55.000
II-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
2.4.5.1.1. Analisa Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja a.
Umum Komponen tenaga kerja berupa upah yang digunakan dalam mata pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti produktivitas peralatan utama. Suatu produksi jenis pekerjaan yang menggunakan tenaga manusia pada umumnya dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok kerja dilengkapi peralatan yang diperlukan berdasarkan metode kerja yang ditetapkan yang disebut alat bantu (cotoh: sekop, palu, gergaji, dll) serta bahan yang di olah.
b.
Kualifikasi Tenaga Kerja Pada umumnya tenaga kerja dikelompokkan kedalam suatu kelompok kerja pendukung. Kelompok kerja utama tersebut terdiri atas : Pekerja
= mendapat Rp. 50.000 perhari
Tukang
= mendapat Rp. 60.000 perhari
Mandor
= mendapat Rp. 70.000 perhari, dan
Kepala tukang
= mendapat Rp. 65.000 perhari
Untuk menjamin pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, kelompok kerja utama tersebut perlu memiliki keterampilan yang teruji, dibuktikan dengan sertifikat keikutsertaan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja / instansi terkait yang berwenang. Standar upah berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja mengenai besarnya Upah minimum Regional yang selalu diadakan peninjauan kembali setiap tahun. Penggunaan tenaga kerja untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja dalam satuan jam orang per satuan pengukuran (m¹, m², m³, ton , dll). Berikut ini rumus yang umum digunakan untuk menentukan koefisien tenaga.
II-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Produksi / hari: Qt = Tk x Q1 = m³ Koefisien tenaga kerja / m³ 1. Pekerja
= (Tk x P) / Qt
= ... jam
2. Tukang Batu
= (Tk x Tb) / Qt
= ... jam
3. Mandor
= (Tk x M) / Qt
= ... jam
Keterangan:
c.
Q1
= besar kapasitas produksi alat yang menentukan tenaga kerja, m³/jam,
P
= jumlah pekerja yang diperlukan, orang,
Tb
= jumlah tukang batu yang diperlukan, orang,
Tk
= jumlah jam kerja per hari (7 jam), jam, dan
M
= jumlah mandor yang diperlukan, orang.
Standar Upah Sumber data harga standar upah berdasarkan UMR (Upah Miniumum Regional) didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja mengenai besarnya Upah Minimum Regional yang selalu diadakan peninjauan kembali setiap tahun. Upah Minimum Regional (UMR) adalah upah pokok terendah termasuk tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah tertentu dalam satu provinsi, dan ini adalah sebagai harga dasar upah. Dalam suatu perusahaan, UMR ini akan terjadi pula sebagai harga dasar upah. Komponen upah dasar tenaga kerja, adalah upah berdasar UMR, disamping tunjangan seperti: a) Makan, b) Transport, c) Pengobatan dan pengamanan, d) Rumah atau tempat tinggal sementara, e) Perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) konstruksi. Upah tersebut termasuk peralatan untuk memenuhi unsur k3 seperti helm, rompi, sepatu, masker, jas hujan, topi, sarung tangan, kaca mata pelindung sinar, dan lainlain.
II-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
d.
Jam Orang Standar (Standard Man Hour) Orang hari standar atau satu hari orang bekerja adalah 8 jam, terdiri atas 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat. Apabila perhitungan upah dinyatakan dengna upah orang per jam (OH) maka upah orang perjam dihitung sebagai berikut : Upah prang per jam (OH) = Upah orang perhari =... 7 jam kerja Bila diperoleh data upah pekerja per bulan, maka upah jam orang pada rumus diatas dapat dihitung dengna membagi upah perbulan dengna jumlah hari efektif selama satu bulan (24 – 26) hari kerja dan dengan jumlah 7 jam kerja efektif selama satu hari.
e.
Koefisien dan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja merupakan koefisien tenaga kerja atau kuantitas jam kerja per satuan pengukuran. Koefisien ini adalah faktor yang menunjukkan lamanya pelaksanaan dari tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi koefisien tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti produktivitas peralatan utama. Jumlah tenaga kerja tersebut adalah relatif tergantung dari beban kerja utama produk yang dianalisis. Jumlah total waktu digunakan sebagai dasar menghitung jumlah pekerja yang digunakan. Rasio antara mandor dengan pekerja paling kecil 1:20 atau pada kondisi tertentu adalah 1:10. Rasio antara kepala tukang dan tukang adalah sekitar 1:10. Contoh menurut Ir. Mukomoko : 1m³ beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr, (pc : portland cement, ps : pasir, kr : batu kerikil) akan membutuhkan tenaga kerja: 1 hari bekerja = 420 menit, Tukang membutuhkan 60 menit untuk menyelesaikan pekerjaannya, Tukang dibantu oleh 3 Pekerja, Kepala tukang memimpin 10 tukang, Mandor memimpin 20 Pekerja Tukang
= 60/420
= 0,142
3 Pekerja
= 60/420
= 0,142x3 = 0,428
Kepala Tukang
= 0,142/10
= 0,0142
Mandor
= 0,428/20
= 0,0214 II-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
2.4.5.1.2. Analisa Harga Satuan Dasar Alat a.
Masukan untuk Perhitungan Biaya Alat Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tergantung pada jenis pekerjaanya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar alat anatara lain: jenis peralatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan, dan jenis material / bahan yang dikerjakan. Untuk pekerjaan bangunan gedung, kebutuhan alat sudah melekat dimiliki oleh tenaga kerja karena umumnya pekerjaan dilaksanakan secara manual (misal cangkul, sendok tembok, ruskam, dll). Untuk pekerjaan yang memerlukan alat berat, misal untuk pemancangan tiang beton atau pipa baja kedalam tanah, dan atau pekerjaan vertikal, penyediaan vertikal, penyediaan alat dilakukan berdasarkan sistem sewa.
b.
Koefisien Alat Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan volume jenis pekerjaan. Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini adalah: Jenis alat, Kapasitas produksi, Faktor efisiensi alat, Waktu siklus, dan Kapasitas produksi alat.
2.4.5.1.3. Analisa Harga Satuan Dasar Bahan a.
Umum Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokal asal bahan. Faktor faktor yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi yang berlaku. Data harga satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran kontraktor. Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a) Harga satuan dasar bahan baku, bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (Quarry (batu, pasir, semen, baja tulangan)), tetapi dapat pula diterima di Base Camp atau di Gudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya. Sebagai rujukan untuk harga satuan dasar II-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
bahan baku, dan sesuai dengan Perpres Nomor 54 ahun 2010,pasal 66 ayat 7, bahwa penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanaknnya pengadaan. b) Harga satuan dasar bahan olahan, bahan olahan merupakan hasil produksi di Plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya :agregat kasar dan agregat halus, campuran beton semen, campuran berasapal. Harga satuan dasar bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, geosintetik, dan lain-lain. c) Harga satuan dasar bahan jadi , bahan jadi diperhitungkan diterima di Base camp/Gudang atau di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar muat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan (tergantung perjanjian transaksi). Bahan jadi dapat berasal dari pabrik / pelabuhan / gudang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan tronto/truk, sedang untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan Crane atau alat bantu lainnya.
b.
Koefisien Bahan Koefisien Bahan yang dimaksud disini adalah kuantitas bahan / material yang diperlukan pada suatu pekerjaan dan bahan tersebut adalah bahan / material yang memenuhi ketentuan / persyaratan yang tecantum pada spesifikasi teknis baik mengenai jenis maupun komposisinya bila merupakan suatu produk campuran. Contoh menurut Ir. Mukomoko : 1m³ beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr, (pc : portland cement, cement ps : pasir, kr : batu kerikil) akan membutuhkan: 1 m³ pc akan dapat 1 x 0,76 m³
= 0,76 m³ pc spesi
2 m³ ps akan dapat 2 x 0,675 m³
= 1,35 m³ ps spesi
3 m³ kr akan dapat 3 x 0,53 m³
= 1,56 m³ kr spesi
Jumlah
3,67 m³ beton
Buat 1 m³ beton dibutuhkan bahan – bahan sebagai berikut : 1 / 3.67 x 1 m³ = 0,27 m³ (= 2,31 tong pc) x 0,76
= 0,205 m³
1 / 3.67 x 2 m³ = 0,54 m³ pasir x 0,675
= 0,365 m³
1 / 3.67 x 3 m³ = 0,82 m³ batu kerikil x 0,53
= 0,43 m³
II-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
c.
Harga satuan bahan Harga biaya bahan suatu jenis pekerjaan adalah harga satuan dasar bahan atau material, yaitu harga komponen bahan atau material per satu satuan tertentu yang diperlukan dalam pembayaran pekerjaan tersebut. Masukan / input harga bahan atau material tersebut dibutuhkan untuk proses perhitungan analisa harga satuan baha. Satuan bahan atau material tersebut misalnya m³, buah, gulung, dan sebagainya. Contoh menurut Ir. Mukomoko : Analisa beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr (untuk tiap 1 m³) 0,82 m³ batu kerikil Rp. 190.000
= Rp. 155.800
0,54 m³ pasir Rp. 160.490
= Rp. 86.664,6
0,27 m³ pc atau 0,27 x 1445,5 kg Rp. 1000
= Rp. 390.285
Jumlah harga beton
Rp. 632.749,6
Komponen biaya tersebut dipakai untuk menghitung kebutuhan biaya keseluruhan pada pekerjaan Beton yang disesuaikan dengan jumlah beton dan tenaga kerja. Produksi merupakan peran mutlak fabrikator. Hal terpenting dalam faktor produksi adalah penentuan prioritas jenis komponen yang harus lebih dahulu difabrikasi. Untuk itu dibutuhkan koordinasi yang baik antara fabrikator dengan installator.
2.4.5.2. Biaya Tidak Langsung Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya umum (overhead) dan keuntungan, yang besarnya disesuaikan dengna ketentuan yang berlaku.
2.4.5.2.3.
Biaya Umum dan Keuntungan (overhead & profit)
Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional meliputi pengeluaran untuk : a.
Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran,
b.
Biaya upah pegawai kantor lapangan,
c.
Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dll),
d.
Biaya akuntasi, II-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
e.
Biaya pelatihan, dan auditing,
f.
Biaya perjanjian dan registrasi,
g.
Biaya iklan, humas, dan promosi,
h.
Biaya penyusutan peralatan penunjang,
i.
Biaya kantor, listrik, telepon, dll
j.
Biaya pengobatan pegawai kantor / lapangan,
k.
Biaya travel, pertemuan / rapat, dan
l.
Biaya asuransi di luar peralatan.
Biaya umum / overhead ini dihitung berdasarkan persentasi dari biaya langsung yang besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku. Besarnya biaya umum dan keuntungan ditentukan dengan mempertimbangkan antara lain tingkat suku bunga pinjamanbank yang berlaku, tingkat inflasi, overhead, kantor pusatdan lapangan, resiko investasi. Ini merupakan domain kontraktoryang sampai dengan saat ini belum ada ketentuan resmi dari pemerintahyang mengatur nilai maksimum biaya umum dan keuntungan kontraktor. Untuk kepentingan estimasi harga melalui AHS ini dapat ditentukan keuntungan dan overhead yang wajar untuk pekerjaan konstruksi minimal 15% (penjelasan Perpres Nomor 70 tahun 2012, pasal 66 ayat 8), suatu nilai optimum yang relatif dekat dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
2.5.5
Analisis Produktifitas
Produktivitas
dapat
diartikan
sebgai
perbandingan
antara
output
(hasil
produksi)terhadap input (komponen produksi : tenaga kerja, bahan, peralatan, dan waktu). Jadi dalam analisis produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap input dan waktu (jam atau hari). Bila input dan waktu kecil maka ouput semakin besar sehingga produktivitas semakin tinggi. Contoh menurut Ir. Mukomoko : 1m³ beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr, (pc : portland cement, ps : pasir, kr : batu kerikil) akan membutuhkan tenaga kerja:
II-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
1 hari bekerja = 420 menit, Tukang membutuhkan 60 menit untuk menyelesaikan pekerjaannya, Tukang dibantu oleh 3 Pekerja, Kepala tukang memimpin 10 tukang, Mandor memimpin 20 Pekerja Tukang
= 60/420
= 0,142
3 Pekerja
= 60/420
= 0,142x3 = 0,428
Kepala Tukang
= 0,142/10
= 0,0142
Mandor
= 0,428/20
= 0,0214
2.5.6 Harga Satuan Pekerjaan Harga Satuan Pekerjaan adalah biaya yang dihitung dalam suatu analisis harga satuan suatu pekerjaan yang terdiri atas biaya langsung dan tidak langsung dan keuntungan sebagai mata pembayaran suatu jenis pekerjaan tertentu, termasuk pajak-pajak. Pajak yang ditetapkan oleh proyek ini adalah 10%. Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah tenaga kerja, dan peralatan untuk membuat satu-satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam pasal - pasal analisa BOW ( maupun SNI, dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja dan peralatan segala jenis pekerjaan. Sedangkan analisis lapangan ditetapkan berdasarkan perhitungan kontraktor pelaksana. Analisa harga satuan pekerjaan dibuat secara berurutan berdasarkan urutan jenis pekerjaan yang terdapat dalam daftar perincian biaya. Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2013), analisis harga satuan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perhitungan harga perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) dan harga perkiraan perencana (HPP) atau engineering’s estimate (EE) yang dituangkan sebagai mata pembayaran suatu pekerjaan. Analisis harga satuan pekerjaan (HSP) ini adalah sebagai bagian dari dokumen kontrak harga satuan, dan harus disertakan dengan rinciannya sebgai lampiran yang tidak terpisahkan, serta sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran. Nilai total HPS bersifat terbuka dan tisak rahasia, serta digunakan untuk menetapkan besaran nilai tertinggi penawaran yang sah. Kontrak harga satuan adalah kontrak pekerjaan yang nilai kontraknya didasarkan atas harga satuan pekerjaan (HSP) yang pasti dan mengikat atas setiap pekerjaan masing – masing. Nilai kontrak adalah jumlah perkalian HSP dengan volume masing – masing jenis
II-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
pekerjaan yang sesuai dengan daftar kuantitas dan harga (bill of quantity, BOQ) yang terdapat dalam dokumen penawaran. Analisis harga satuan ini menguraikan suatu perhitungan harga satuan upah, tenaga kerja, dan bahan, serta pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi – asumsi yang sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga satuan, baik utuk kegiatan rehabilitas / pemeliharaan, maupun peningkatan infrastruktur. Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Komponen biaya langsung terdiri atas upah, bahan dan alat. Komponen biaya tidak langsung tediri atas biaya umum atas overhead dan keuntungan. Biaya overhead dan keuntungan belum termasuk pajak – pajak yang harus dibayar, besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.5.8 Rencana Anggaran Biaya Menurut Bachtiar Ibrahim (1993), yang dimaksud rencana anggaran biaya (begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat, dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda – beda di masing – masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Menurut Sugeng Djojowirono, (1984), rencana anggaran biaya merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut : RAB = (Volume) x Harga Satuan Pekerjaan Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja (1984), dalam bukunya ”Analisa Anggaran Pelaksanaan“, bahwa rencana anggaran biaya dibagi menjadi dua, yaitu rencana anggaran terperinci dan rencana anggaran biaya kasar. II-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Menurut J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, (1987) dalam menyusun biaya diperlukan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
2.5.9 Rekapitulasi Rekapitulasi merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang berfungsi untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga mudah dibaca dan dipahami Contoh Rekapitulasi : Pekerjaan Dinding
Rp. 1.146.698.932,00
Jumlah
Rp. 1.146.598.932,00
Dibulatkan
Rp. 1.146.599.000,00
Ppn 10%
Rp. 1.146.599.000,00 x 10%
Total
Rp. 1.146.599.000,00 + Rp. 114659900 = Rp. 1.261.258.900
2.5.
= Rp. 114.659.900
Uraian hasil penelitian sebelumnya (10 tahun terakhir)
Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisa perbandingan dengan melakukan perhitungan pekerjaan arsitektur menggunakan 2 (dua) metode, yakni metode konvensional (dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel 2010) dan software khusus penghitung volume pekerjaan (dalam penelitian ini menggunakan software Glodon Takeoff Structure 2015) dengan gambar dan data teknis lain yang sama. Secara umum tidak ada penelitian sebelumnya yang melakukan perbandingan metode dalam perhitungan volume pekerjaan konstruksi, namun ada beberapa penelitian yang menyinggung mengenai software, volume pekerjaan, dan efisiensinya terhadap biaya konstruksi, penelitian tersebut antara lain:
II-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 7. Hasil penelitian 10 tahun terakhir No 1
2
Peneliti
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Abd Rahman, Tugas Akhir, Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 2013
Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Antara Metode SNI dan BOW pada Proyek Pembangunan Gedung Joang / Legiun Veteran Republik Indonesia
Analisa Komparatif
Diyan Herwansyah, Tugas Akhir, Teknik Sipil, Universitas Gunadarma, 2013
Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi dan Rencana Penjadwalan Tahap Desain pada Pembangunan Kampus BSI Margonda – Depok
Analisa Deskriptif
Variabel Penelitian Standar Nasional Indonesia (SNI) Burgelijke Openbare Werken (BOW) Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Hasil Penelitian Hasil estimasi anggaran biaya yang lebih ekonomis adalah dengan metode SNI. Metode SNI mempunyai hasil anggran biaya yang lebih ekonomis yaitu sebesar Rp. 6,988,980,000.00 dibandingkan dengan metode metode BOW yaitu sebesar Rp7,797,420,000.00. Dari kedua metode tersebut mendapatkan selisih yang sangat besar yaitu Rp. 808,440,000.00 . Hal ini terjadi karena nilai koefisien untuk metode SNI lebih rendah dibandingkan dengan metode BOW. Anggaran biaya konstruksi pembangunan gedung bertingkat didapat dari hasil penjumlahan biaya standar dan non standar yang berdasarkan pada syarat teknis bangunan gedung, maka didapat perkiraan total biaya – biaya komponen kegiatan pembangunan bangunan gedung sebesar Rp 6,588,317,244.60. 1. Estimasi biaya anggaran konstruksi tahap desain pada Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok sebesar Rp 5.928.680.782,92. 2. Durasi waktu jadwal rencana pelaksanaan selama ± 4,5 bln. Nilai Proyek yang didapat dari hasil estimasi anggaran biaya konstruksi tahap desain pada Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok lebih kecil dibandingkan anggaran biaya konstruksi berdasarkan syarat teknis bangunan gedung. Artinya estimasi anggaran biaya konstruksi pada Pembangunan Kampus BSI Margonda Depok dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu proyek pembangunan bangunan gedung kampus BSI Margonda – Depok layak untuk dilaksanakan dan dapat memenuhi syarat teknis pembangunan bangunan gedung.
II-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 7. Hasil penelitian 10 tahun terakhir No 3
4
5
Peneliti
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Akhmad Rijal Amrullah, Tugas Akhir, Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012
Aplikasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Bahan Bangunan Berbasis Visual Basic
M. Amin Hamdani, Tugas Akhir, Teknik Sipil, Universitas Narotama, 2006
Analisis Efisiensi Biaya Proyek Pembangunan Masjid Agung Al-Fattah Kota Mojokerto Jawa Timur
Analisa Deskriptif
Jennyvera, Tugas Akhir, Teknik Sipil, Universitas Indonesia, 2012
Estimasi Biaya Konseptual pada Konstruksi gedung Perkantoran dengan Metode Fuzzy Logic
Analisa Deskriptif
Analisa Deskriptif
Variabel Penelitian Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Sistem Informasi Aplikasi berbasis Visual Basic
Burgelijke Openbare Werken (BOW) Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Metode Fuzzy Logic
Hasil Penelitian Terjadinya perubahan harga bahan baku, dan pekerja tidak lagi membutuhkan perhitungan ulang secara manual terhadap setiap harga satuan pekerjaan karena hal itu telah ditangani oleh sistem informasi; Hasil perhitungan analisa kebutuhan bahan lebih akurat karena data yang digunakan sebagai dasar perhitungan disimpan dalam database sehingga konsisten; User dapat melihat kembali data proyek-proyek yang pernah dikerjakan; Hasil analisa kebutuhan bahan dengan menggunakan perangkat lunak terbukti valid setelah dilakukan ujicoba. Dari hasil 3 perbandingan data harga satuan dari beberapa supplier maka supplier mana yang bisa dapat mengefesiensikan harga satuan dari harga standart RAB, dengan ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk harga satuan yang terdapat pada Suplier II yang bisa mengefiseinsikan, dengan cara memasukkan harga supplier ke dalam analisa muko-muko. Terdapat 6 faktor paling dominan terhadap biaya konstruksi pada tahap konseptual pada gedung perkantoran, yaitu lokasi proyek, tahun pembangunan, luas bangunan, ketinggian bangunan, jumlah tingkat bangunan, dan lingkup pekerjaan; Metode fuzzy logic dapat digunakan untuk membuat pemodelan estimasi biaya konseptual pada konstruksi gedung perkantoran, dengan tingkat kepercayaan atau tingkat akurasi sebesar 16,41 %.
II-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/