PILIHAN TIPE STRATEGI BISNIS UMKM BINAAN DKP3 KOTA MAKASSAR BUSINESS STRATEGY TYPE OF MSMEs ASSISTED BY MAKASSAR DKP3
Karina Arfany Arfah1, Siti Haerani 2, Eymal B. Demmalino 3 1
Program Studi Magister Agribisnis Universitas Hasanuddin Makassar 2 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar 3 Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Karina Arfany Arfah Program Studi Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar 90245 HP : +6285255669008 Email :
[email protected]
Abstrak Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang secara strategis sangat penting dalam menopang perekonomian nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tipe stategi bisnis Miles dan Snow yang diterapkan masing-masing UMKM binaan DKP3 kota Makassar. Penelitian dilakukan di Kota Makassar, dari bulan September hingga Desember 2015. Jenis penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan adanya pembinaan dan program pemberian bantuan kepada UMKM bidang pengolahan hasil perikanan di DKP3. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara pada 30 responden ketua kelompok usaha. Data dianalisis menggunakan analisis cluster. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 cluster strategi bisnis yang diterapkan yaitu cluster 2 (defender) sebanyak 16 kelompok usaha, cluster 1 (prospector) sebanyak 8 kelompok usaha, cluster 4 (reactor) sebanyak 4 kelompok usaha, dan cluster 3 (analyzer) sebanyak 2 kelompok usaha. Kata Kunci : UMKM, Strategi Bisnis, Cluster.
Abstract MSMEs are business that are strategically very important in supporting the national economy. This research aimed to classify the business strategy type of Miles and Snow applied by each MSME. The research was conducted in Makassar city from September through Desember, 2015. The samples were chosen using the purposive sampling technique, by considering the assistance and the aid program given to the MSMEs by Makassar DKP3. The data were collected through observation and interviews with 30 business chairman as respondents. The data were analyzed using cluster analysis. The research results indicated that there were 4 clusters of business strategies applied, namely Cluster 2 (defender) as many as 16 business groups, Cluster 1 (prospector) as many as 8 business groups, Cluster 4 (reactor) as many as 4 business groups, and Cluster 3 (analyzer) as many as 2 business groups. Keywords : MSMEs, Business Strategy, cluster.
PENDAHULUAN Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang secara strategis sangat penting di berbagai negara berkembang, khususnya di wilayah Asia (Hafeez et al., 2013). Sektor ini mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi, sangat bergantung pada efektifitas kebijakan dan program serta pemahaman menyeluruh dari pemilik usaha. UMKM binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan, dan Pertanian (DKP3) Kota Makassar merupakan wujud perhatian pemerintah terkait pengembangan usaha agar dapat meningkatkan daya saingnya. Pembenahan yang dilakukan pemerintah setempat terkait masalah lemah penguasaan teknologi, perumusan strategi usaha, aspek permodalan, pemasaran, bahan baku, manajemen, birokrasi, infrastruktur, dan perlunya kemitraan usaha (DKP3, 2012). Permasalahan pokok yang dihadapi UMKM binaan DKP3 olahan hasil perikanan terkait strategi bisnis yang dipilih dalam menjalankan usaha masih belum optimal. Hal ini terlihat dari pengelolaan yang belum profesional, kesulitan dalam persaingan usaha yang pesat, rendahnya tingkat inovasi pelaku UMKM, sulitnya menganalisis pasar. Pemilihan strategi yang tepat dapat meningkatkan kinerja usahanya dengan dukungan pembinaan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Dalam penelitian ini, diambil model yang diusulkan oleh Miles & Snow (1978), untuk menguraikan strategi bersaing UMKM. Miles dan Snow sudah membuat tipologi dari strategi bersaing dan mengusulkan bahwa perusahaan pada umumnya mengembangkan pola yang relatif stabil dari perilaku strategis, dalam rangka untuk mencapai keselarasan yang baik dengan kondisi lingkungan yang dirasakan. Tipologi bisnis Miles & Snow termasuk paling banyak dikutip dalam literatur
(Galbreath, 2010; Ketchen, 2003), strategi bisnis telah
dianalisis dari beberapa perspektif yang berbeda, dan salah satu konsep terbaik telah dikembangkan oleh Miles & Snow (Chaimankong & Prasertsakul, 2012). Hubungan antara strategi generik Miles & Snow dan kinerja perusahaan telah diteliti sejumlah studi, namun hasilnya tidak konsisten (Ahmad et al., 2013). Miles & Snow mengklasifikasikan tipe strategi bisnis menjadi 4 tipe yaitu prospector, defender, analyzer, dan reactor. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dari Darmawan (2004) & Utomo (2014), menemukan bahwa tipe strategi bisnis yang diterapakan pada UKM di Indonesia yaitu tipe strategi bisnis analyzer memiliki jumlah tertinggi dibanding yang lainnya, penelitian lain dikemukakan oleh Hartono & Sigit (2008), yang menemukan tipe strategi bisnis prospector memiliki jumlah responden terbanyak. Ghost et al (2001), berdasarkan hasil penelitian menemukan strategi bisnis defender memiliki responden
terbanyak pada UKM di Singapura. Perbedaan pilihan tipe strategi bisnis tersebut berbedabeda sesuai dengan karakteristik dari UMKM yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tipe strategi bisnis Miles dan Snow yang diterapkan masing-masing UMKM binaan DKP3 kota Makassar.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang menjadi binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan Kota Makassar. Adapun waktu penelitian September s/d Desember 2015. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa 1) Adanya pembinaan yang dilakukan DKP3 Kota Makassar terhadap UMKM pengolahan hasil perikanan yang menjadi dasar kualitas SDM pelaku bisnis, 2) UMKM tersebut merupakan penerima program PUMP-P2HP (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan- Program Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan) dan CCDP-IFAD (Coastal Community Development Project- International Fund For Agricultural Development). Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kelompok binaan UMKM binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian kota Makassar, sampel yang digunakan berjumlah 30 kelompok usaha binaan pengolahan hasil perikanan di kota Makassar. Sampel yang dipilih merupakan ketua kelompok binaan atau pengelola usaha pengolahan hasil perikanan selaku pihak yang menyusun strategi dan memformulasikan strategi usahanya. Menurut Sugiyono (2006), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil harus representative dan diambil dari sebagian objek populasi yang akan diteliti. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, menurut Riyanti (2003), yaitu sampling yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut, dimana kriteria sampel yaitu terdaftar sebagai binaan DKP3 yang mengolah hasil perikanan, dikelola oleh ketua kelompok atau pemiliknya sendiri, memiliki setidaknya dua atau lebih karyawan/anggota tetap, dan memiliki lokasi dan sarana yang bisa diamati peneliti.
Jenis dan Sumber Data Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di tempat penelitian atau tempat yang menjadi objek penelitian. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara (interview) dengan ketua kelompok dari UMKM binaan DKP3 Kota Makasar, hasil pengamatan (observation) dan pencatatan atas hal-hal yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Pada penelitian ini pencarian data akan lebih ditekankan pada penggunaan kuesioner. Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Misalnya sumber informasi dari para ahli yang sifatnya teoritis yang ada hubungannya dengan penelitian ini dan dapat digunakan sebagai dasar perbandingan yang mendukung dalam pembahasan. Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan, Badan Pusat statistik, buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur serta publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan sumber. Instrumen Pengumpulan Data Data dikumpulkan menggunakan metode Kuesioner (angket), yaitu dengan memberikan secara langsung pernyataan atau pertanyaan melalui kuesioner kepada para responden. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesis dan model kajian terkait penerapan strategi usaha. Pernyataan dalam angket dibuat dengan menggunakan skala 1-5 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai. Wawancara ini dilakukan terhadap ketua kelompok UMKM binaan DKP3 kota Makassar, dengan tujuan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi yang ada dan gambaran lain yang belum tercakup dalam kuesioner yang ada. Analisis Data Analisis cluster dengan menggunakan Hierarchical Clustering dalam mengelompokkan usaha mikro, kecil, dan menengah ke dalam tipe-tipe strategi bisnis yang terbentuk (Prospector, Defender, Analyzer, dan Reactor). Clustering adalah metode penganalisaan data, yang sering dimasukkan sebagai salah satu metode data Mining, tujuannya adalah untuk mengelompokkan data dengan karakteristik yang sama ke suatu wilayah yang sama dan data dengan karakteristik yang berbeda ke wilayah yang lain. Menurut Suliyanto (2005), analisis cluster adalah uji interdependensi sehingga dalam analisis ini tidak ada variabel bebas maupun variabel tergantung. Analisis ini pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit (menjadi beberapa cluster). Penghitungan analisis cluster menggunakan program
SPSS v.22 for windows. Data diolah berdasarkan metode Wards dimana terbagi atas dua analisis yaitu berdasarkan variabel dan berdasarkan obyek.
HASIL PENELITIAN Deskripsi Variabel Penelitian Untuk mengetahui karakteristik masing-masing kelompok maka sangat perlu dilakukan analisis cluster berdasarkan variabel pilihan tipe strategi bisnis menurut Miles & Snow. Dimana variabel pilihan tipe strategi bisnis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Prospector (X1), Defender (X2), Analyzer (X3), dan Reactor (X4). Adapun hasil dari proses analisis cluster berdasarkan variabel ini dapat dilihat pada dendogram yang diolah berdasarkan metode Wards yang disajikan pada gambar 1. Analisis Cluster Berdasarkan Variabel Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa pengelompokkan terjadi satu demi satu dimulai dari indikator-indikator yang paling mirip. Artinya indikator-indikator yang paling mirip akan segera membentuk satu kelompok, sedangkan indikator-indikator yang memiliki banyak perbedaan akan membentuk kelompok lain. Selain itu, dapat dijabarkan bahwa pengelompokkan dimulai dari stage 1 terdiri dari indikator produk baru yang pertama (X1.1), pemimpin pasar (X1.2), dan fleksibilitas (X1.3). Kemudian pada stage 2 didapatkan kelompok dengan indikator yaitu produk yang terfokus (X2.1), pasar yang terfokus (X2.2), dan efisiensi (X2.3). Selanjutnya pada stage 3 diperoleh kelompok dari indikator produk yang berkesinambungan (X3.1), penganalisis tren pasar (X3.2), dan penganalisis pesaing (X3.3). Pada stage terakhir yaitu 4 diperoleh kelompok yaitu indikator produk sesuai dengan tekanan lingkungan (X4.1), pasar sesuai dengan pesaing (X4.2), dan tidak konsisten terhadap strategi persaingan (X4.3). Hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 1. Analisis Cluster Berdasarkan Obyek Hasil dari proses analisis cluster berdasarkan obyek dapat dilihat pada gambar 2 dimana diketahui bahwa pengelompokkan terjadi satu demi satu dimulai dari yang memiliki karakteristik yang paling mirip. Artinya UMKM binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) kota Makassar yang memiliki kesamaan karakteristik yang paling mirip akan membentuk satu kelompok, sedangkan UMKM binaan pengolahan hasil perikanan yang memiliki banyak perbedaan akan membentuk kelompok lain. Pada gambar 2 menunjukkan bahwa kelompok pertama yang terbentuk dimulai dari responden 1, 6, 11, 21, 22, 23, 26, dan responden 30 yang memiliki kemiripan karakteristik, dan begitu seterusnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai anggota yang ada pada masing-masing cluster dapat melihat Cluster Membership , hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 2.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan terdapat empat cluster strategi bisnis Miles & Snow yang diterapkan masing-masing UMKM binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan, dan Pertanian Kota Makassar. Cluster 1 yang terdiri dari indikator berupa produk baru yang pertama (X1.1), pemimpin pasar (X1.2), dan fleksibilitas (X1.3) dinamakan tipe strategi prospector. Responden yang termasuk dalam tipe strategi ini sebanyak 8 responden. Tipologi ini berdasarkan Suhartati & Rosietta (2012), yaitu Prospector adalah jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang mementingkan pada inovasi, dan kreatitas untuk menciptakan produk baru. Perusahaan selalu berusaha untuk menjadi pioneer dalam bersaing, serta rela mengkompensasikan internal efisiensi dalam berinovasi dan berkreasi. Cluster 2 yang terdiri dari indikator berupa produk yang terfokus (X2.1), pasar yang terfokus (X2.2), dan efisiensi (X2.3) yang termasuk dalam tipe strategi defender. Responden yang termasuk dalam tipe strategi ini sebanyak 16 responden. Tipologi ini berdasarkan Darmawan (2004), yaitu Defender mencari stabilitas dengan memproduksi hanya sejumlah produk terbatas yang ditujukan pada suatu segmen sempit dari seluruh pasar yang potensial. Cluster 3 yang terdiri dari indikator berupa produk yang berkesinambungan (X3.1), penganalisis tren pasar (X3.2), dan penganalisis pesaing (X3.3) dinamakan tipe strategi analyzer. Responden yang termasuk dalam tipe strategi ini sebanyak 2 responden. Tipologi ini berdasarkan Darmawan (2004), yaitu analyzer mencoba meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang untuk memperoleh laba. Strategi mereka adalah hanya bergerak ke produk baru atau pasar baru, setelah keberhasilannya dibuktikan oleh prospectors. Analyzers hidup dari imitasi. Mereka mengambil alih ide-ide yang sukses dari prospectors dan kemudian menirunya. Cluster 4 terdiri dari indikator-indikator berupa produk sesuai dengan tekanan lingkungan (X4.1), pasar sesuai dengan pesaing (X4.2), dan tidak konsisten terhadap strategi persaingan (X4.3) dinamakan tipe strategi reactor. Responden yang termasuk dalam tipe strategi ini sebanyak 4 responden. Tipologi ini berdasarkan Suhartati & Rosietta (2012), yaitu Reactor yang selalu fokus pada efisiensi tanpa mempertimbangkan perubahan lingkungan yang terjadi. Reactor adalah tipe organisasi yang tidak memiliki konsistensi strategi dalam beradaptasi (unstable).
Berdasarkan pada pengelompokkan (cluster) yang terbentuk diketahui bahwa cluster terbanyak yaitu cluster 2 yang dinamakan defender, dimana pada kelompok yang memilih strategi ini lebih mengutamakan usaha agar tetap bertahan dalam bisnis yang sedang dijalankan, lebih mengutamakan efisiensi kerja baik dari segi proses produksi, ketenagakerjaan maupun struktur usaha. Selain itu, produk yang dihasilkan lebih terfokus dan pasar yang terfokus. Pemilihan strategi ini termasuk sering dipilih oleh UMKM binaan DKP3 kota Makassar disebabkan oleh hampir keseluruhan responden memilih strategi bertahan dan domain produk yang sempit/terfokus, cenderung tidak mencari peluang diluar domain. Hal ini tidak terlepas dari segmen pasar yang sempit karena responden terkendala masalah pemasaran karena sebagian besar kelompok tersebut belum memiliki sertifikasi (P.IRT) yang membuat produk olahan tersebut belum bisa dipasarkan di toko-toko atau outlet yang menjual olahan khas daerah. Daerah pemasaran pun hanya terbatas pada daerah tempat tinggal, para turis domestik maupun internasional yang datang berkunjung ke lokasi tersebut, dan melalui media internet (sosial media). Keterbatasan modal juga menjadi hambatan perluasan produk dan pasar, yang menyebabkan para pelaku usaha kurang dalam inovasi produk. Usaha kecil biasanya tidak menulis rumusan strategi, strategi mereka berkembang disimpulkan dari pola perilaku pemilik manajer dan alokasi sumber daya (Sarwoko, 2008). Dimana menurut Miles & Snow (1978), bahwa kelompok yang termasuk dalam tipe defender merupakan penggunaan strategi bertahan dijalankan oleh organisasi yang memiliki domain produk-pasar yang sempit. Ketua kelompok jenis usaha ini harus sangat ahli dalam area operasi usaha, namun cenderung tidak mencari peluang diluar domain. Sebagai hasil dari fokus yang sempit ini, usaha akan jarang melakukan penyesuaian yang besar dalam teknologi, struktur dan metode operasi. Namun lebih menekankan diri pada perhatian memperbaiki efisiensi dari operasi yang ada. Kelompok ini jarang berinovasi dalam lini produknya berbeda dengan strategi prospector. Walsh (2009), menemukan karakteristik antara UKM dan usaha besar sangat berbeda dalam hal keuntungan seperti fleksibilitas yang lebih besar, inovasi, dan biaya overhead yang lebih rendah. Dalam hal kekurangan, UKM dibatasi oleh kekuatan pasar, modal dan sumber daya manajerial. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian dari Ghost et al (2001), yang menemukan bahwa responden terbanyak yaitu tipe strategi bisnis Defender sebesar 60% pada UKM di Singapura. Berbeda dengan temuan dari Darmawan (2004) & Utomo (2014) yang menemukan tipe strategi bisnis Analyzer sebagai responden terbanyak diikuti prospector, defender, dan reactor. Hartono & Sigit (2008), menemukan tipe strategi prospector sebagai responden
terbanyak yang menggunakan strategi ini pada industri kecil dan menengah. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan karakteristik dari responden yang menjadi obyek penelitian. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan kakarteristik masing-masing UMKM dalam menerapkan strategi bisnis untuk bertahan dalam situasi lingkungan usaha yang berubahubah. Masing-masing kelompok dapat berhasil jika strategi yang digunakan sesuai dengan kekuatan yang dimiliki suatu usaha (Heiens & Pleshko, 2010)
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat empat kelompok tipe strategi bisnis pada UMKM binaan Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan, dan Pertanian Kota Makassar, pengklasifikasiannya berdasarkan tipe strategi Miles & Snow, yaitu secara berturut-turut berdasarkan yang terbanyak terdiri dari cluster I (prospector) sebanyak 8 kelompok usaha, cluster 2 (defender) sebanyak 16 kelompok usaha, cluster 3 (analyzer) sebanyak 2 kelompok usaha, dan cluster 4 (reactor) sebanyak 4 kelompok usaha. Bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah khususnya pengolahan hasil perikanan di Kota Makassar disarankan untuk dapat bertahan dalam situasi persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, para pelaku usaha binaan penting untuk memahami tipe strategi yang digunakan dalam menjalankan usaha,mengingat situasi lingkungan usaha tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Y., Pirzada M., & Khan M. (2013). Strategic Orientation of Small to Medium Scale Manufacturing Firms in Developing Country: A Case of Auto Parts Manufacturing Small to Medium Enterprises (SMEs) in Pakistan. Life Science Journal, 10(3): 517527. Chaimankong M. & Prasertsakul D. (2012). Impact of Strategy Implementation on Performance of Generic Strategy : Evidence from Thailand. The South East Asian Journal of Management, 6(1) : 1-14. Darmawan T. & Surachman. (2004). Analisis Tipe Strategi Industri Kecil dan Menengah di Kawasan Sarbagita, Bali. Diakses 2 Agustus 2015. Available from : http//www.damandiri.or.id/file/iputusugidarmawan.pdf. Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Peternakan. (2012). Profil Pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Bidang Perikanan. Makassar. Galbreath J. R. (2010). The Impact Of Strategic Orientation On Corporate Social Responsibility. Organization Analysis, 18 (1): 23-40. Ghost L., Meng., & Chan. (2001). The Key Success Factors, Distinctive Capabilities, and Strategic Thrust of Top SMEs in Singapore. Journal of Business Research, 51 (3); 209221. Hafeez M., Shariff M., & Lazim H. (2013). Does Innovation and Relational Learning Influence SME Performance? An Empirical Evidence from Pakistan. Canadian Center of Science and Education. Asian Social Science, Vol. 9, No. 15. Hartono & Sigit. (2008). Analisis Tipe Strategi dan Pengaruhnya Terhadap Kesuksesan Usaha Industri Kecil dan Menengah di Bandar Lampung. Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Heiens & Pleshko. (2010). The Relationship between Strategic Orientation, growth Strategies, and Market Share Performance. University of South Carolina. Published in Regional Business Review, Volume 29: 16-30. Ketchen D.J.(2003). Introduction : Raymond E. Miles and Charles C. Snow’s Organizational Strategy, Structure, and Process. Academy of Management Executive, 17 (4): 95-96. Miles R.E. & Snow C.C. (1978). Organizational Strategy, Structure and Process. New York : McGraw-Hill. Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Jakarta : PT. Grasindo. Sarwoko. (2008). Kajian Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Small Business. Jurnal Modernisasi. Volume 4 : 226-239. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suhartati T. & Rosietta H. (2012). Pengaruh Strategi Bersaing Terhadap Hubungan Antara Supply Chain Management Dan Kinerja (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal dan prosiding SNA- Simposium Nasional Ankuntansi. Volume 15: 1-42. Suliyanto. (2005). Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia. Utomo. (2014). Analisis Tipe Strategi Industri Kecil dan Menengah Dalam Membangun Sustainable Comparative Advantage di Kabupaten Tulungagung. STKIP PGRI Tulungagung, pp : 116-128. Walsh, M.F. (2009). The role of the marketing function in small and medium sized enterprises. Journal of small business and enterprise development, vol. 16(4) : 569-585.
LAMPIRAN
Gambar 1. Dendogram Analisis Cluster Berdasarkan Variabel
Gambar 2. Dendogram Analisis Cluster Berdasarkan Obyek
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Cluster Berdasarkan Variabel Cluster
Indikator
Tipe Strategi
Cluster 1
Produk baru yang pertama (X1.1) Pemimpin pasar (X1.2) Fleksibilitas (X1.3)
Cluster 2
Produk yang terfokus (X2..1) Pasar yang terfokus (X2.2) Efisiensi (X2.3)
Defender
Cluster 3
Produk yang berkesinambungan (X3.1) Penganalisis tren pasar (X3.2) Penganalisis pesaing (X3.3)
Analyzer
Cluster 4
Prospektor
Produk sesuai dengan tekanan lingkungan (X4.1) Pasar sesuai dengan pesaing (X4.2) Tidak konsisten terhadap strategi persaingan (X4.3)
Reactor
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Cluster Berdasarkan Obyek Jumlah Kelompok
Cluster
Responden
Cluster 1 (defender)
2, 3, 4, 5, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 24, 25, 29
16
Cluster 2 (Prospector)
1, 6, 11, 21, 22, 23, 26, 30
8
8, 9, 27, 28
4
7, 10
2
Cluster 3 (Reactor) Cluster 4 (Analyzer) Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015