PIJAT ES DAN PENGULURAN METODE FASILITASI PROPIOCEPTIF NEUROMUSKULAR DALAM MENGURANGI DERAJAT NYERI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK Ice Massage and Propioceptive Neuromuscular Facilitation for Pain Reduction on Low Back Pain Myogenic Arief Hendrawan1*, Nyarmi Lestari2 1,2
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No 24, Sidanegara, Cilacap * (
[email protected])
ABSTRAK Nyeri punggung bawah atau dalam istilah medik disebut dengan Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu keluhan yang sering dijumpai dalam praktik klinik fisioterapi. Terdapat berbagai macam tipe dari LBP, salah satunya adalah LBP myogenic. Permasalahan utama kondisi LBP myogenic adalah nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian terapi modalitas pijat dan penguluran metode propioceptive neuromuscular facilitation (PNF) terhadap derajat nyeri kondisi LBP myogenic. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Sampel mendapatkan perlakuan terapi pijat es dan penguluran metode PNF selama 3 minggu (3 kali per minggu). Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre test – post test design. Intrumen pengukuran nyeri menggunakan VAS (Visual Analog Scale). Hasil penelitian menunjukkan adanya efektifitas pemberian terapi modalitas pijat es dan penguluran metode PNF terhadap penurunan derajat nyeri pada kondisi LBP myogenic (p=0,000) Kata Kunci : Pijat es, penguluran PNF, nyeri
ABSTRACT Lower back pain or in medical terms is called the Low Back Pain (LBP) is a common complaint encountered in clinical practice physiotherapy. There are various types of LBP, one of them is a myogenic LBP. The main problem in the condition of LBP myogenicis is pain. This study aims to determine the effectiveness of therapeutic massage modalities and stretching methods propioceptive neuromuscular facilitation (PNF) for reducing pain on myogenic LBP. The sample in this study was 23 samples. Samples were received ice and massage therapy and PNF stretching methods for 3 weeks (3 times per week). The method od this study is a quasi-experimental pre test - post test design. The pain measurement was using the VAS (Visual Analog Scale). The results showed the effectiveness of therapeutic ice massage modalities and PNF stretching method on reducing the degree of pain on myogenic LBP (p = 0.000) Keywords : Ice massage, PNF stretching, pain
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
61
perawatan
PENDAHULUAN Perubahan gaya hidup modern yang dianut oleh sebagain besar masyarakat kita membawa
dampak
10,9
juta
diantaranya adalah wanita dan 8,2 juta adalah laki-laki (Asher, 2012). LBP mempunyai gejala yang kompleks
masyarakat
dan penyebab yang beragam. Hal ini karena
sekarang ini lebih banyak berdiam diri,
di daerah punggung bawah terdapat struktur
duduk terlalu lama di depan smartphone atau
tubuh dan organ yang kompleks pula.
laptop. Hal ini jika dilakukan dalam waktu
(Jenkins, 2002; William, 2012). Penyebab
yang lama akan mengakibatkan gangguan
LBP yang paling sering ditemui adalah
pada sistem otot rangka.
myogenic, atau akibat adanya myofascial
gaya
kurang
dimana
baik.
Kecenderungan
yang
medis
hidup
Gangguun otot sistem rangka yang sering
dikeluhkan
adalah
nyeri
pada
syndrome. LBP akibat myogenic sebagian besar berkontribusi pada otot-otot yang ada
punggung bawah atau lebih sering dikenal
di
punggung bawah,
dengan istilah low back pain (LBP). LBP
penggerak
dapat muncul saat beraktifitas atau ketika
(2006), nyeri yang berasal atau bersumber
istirahat. Bahkan keluhan nyeri pada LBP
dari otot disebabkan oleh spasme otot,
juga sering diutarakan setelah bangun tidur,
trigger point, dan kontraktur fisiologis.
punggung.
maupun otot-otot Menurut
Meleger
batuk atau mengejan. Nyeri pada kondisi
Masalah yang sering terjadi pada LBP
LBP dapat bersifat terlokalisir atau menyebar
myogenic yaitu nyeri di sekitar pinggang
di area punggung bawah. Kondisi nyeri ini
akibat
juga kadang dijumpai pada area pantat
Purnamadyawati (2006), salah satu peran
sampai lipat pantat (Latif, 2011).
fisioterapi
adalah
memulihkan
gerak
serta
sepanjang
daur
kehidupan
Sekitar 60% sampai 80% dari populasi akan
mendapatkan
nyeri
punggung
spasme
otot.
Menurut
memelihara
tubuh dengan
setidaknya ringan pada suatu waktu dalam
menggunakan
kehidupan. Pada tahun 2007, sekitar 27 juta
penanganan secara manual. Terapi modalitas
orang dewasa di Amerika Serikat, berusia 18
yang biasa diberikan pada kondisi LBP
tahun atau lebih tua (11% dari total populasi
myogenic adalah pemberian terapi panas.
orang dewasa) mengalami nyeri punggung.
Pemberian terapi dingin belum banyak
Menurut Agency for Healthcare Research
diketahui
and Quality, 70% juta dari orang yang
derajat
terkena
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
atau
sekitar
19,1
juta
orang
mengunjungi dokter untuk mendapatkan
ingin
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
terapi
fungsi
dan
manfaatnya nyeri
kondisi
mengetahui
modalitaas
dan
dalam
penurunan
LBP
myogenic.
bagaimana
pengaruh 62
pemberian terapi modalitas pijat es dan terapi manual
berupa
metode
pemberian
propioceptive
penguluran
neuromuscular
facilitation (PNF) terhadap derajat nyeri kondisi LBP myogenic.
Tabel 1. Distribusi Umur, Tinggi Badan, Berat Badan dan Nyeri Awal. Variabel Umur Tinggi Badan Berat Badan Nyeri Awal
N
23
Mean
SD
Min-Max
46,26 167,09
4,63 1,34
35 – 54 165 – 170
70,70
3,83
64 – 78
81,87
4,45
75 – 91
METODE dalam
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
penelitian ini adalah quasi experimental.
umur adalah 46,26 tahun dengan standar
Design penelitian yang diterapkan adalah pre
deviasi 4,63. Umur termuda adalah 35 tahun
test – post test group design. Jumlah sampel
dan umur tertua adalah 54 tahun. Rata-rata
23 sampel. Sampel akan mendapatkan terapi
tinggi badan adalah 167,09 cm dengan
3 kali seminggu selama 2 minggu. Sampel
standar deviasi 1,34. Tinggi badan terendah
menjalani terapi modalitas pijat es selama 10
165 cm dan tertinggi 170 cm. Rata-rata berat
menit dan terapi peregangan metode PNF
badan 70,70 kg dengan standar deviasi 3,83.
selama 10 menit (30 detik tiap kelompok otot
Berat badan teringan 64 kg dan terberat 78
dengan jeda istirahat 10 detik sebanyak 3 kali
kg. Rata-rata nyeri awal 81,87 mm dengan
pengurangan). Jeda antara pemberian terapi
standar deviasi 4,45. Nyeri teringan adalah
pijat es dan penguluran selama 10 menit.
skala 75 mm dan terberat skala 91 mm.
Metode
Instrumen
yang
digunakan
pengukuran
yang
digunakan
adalah VAS (Visual Analog Scale) dengan satuan mm (millimeter). Analisa data yang digunakan adalah uji deskriptif dan uji
Tabel 2. Penurunan Tingkat Nyeri Kelompok Nyeri Sebelum Nyeri Sesudah
komparasi (paired t-test).
Mean
SD
p Value
81,87 23,65
4,45 5,67
0,000
Hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata nyeri sebelum terapi adalah
Gambar 1. Visual Analog Scale Tidak Nyeri
Nyeri Tak Tertahankan
81,87 mm dengan standar deviasi 4,45. Ratarata nyeri setelah terapi adalah 23,65 mm dengan standar deviasi 5,67, p value = 0,000. Berdasarkan uji statistik didapatkan p
HASIL Hasil penelitian digambarkan dalam tabel berikut.
value = 0,000 (p value < 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa pemberian terapi modalitas pijat es dan penguluran metode
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
63
PNF efektif untuk mengurangi derajat nyeri
yang berlawanan lebih kuat, cepat dan
pada kondisi LBP myogenic.
berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gerbang nyeri
PEMBAHASAN
di substansia gelatinosa lalu memblokir
Mekanisme Pijat Es terhadap Penurunan Nyeri
pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat
Pemberian
terapi
pesan nyeri tersebut.
menggunakan
modalitas pijat es (ice massage) dapat memberikan perubahan pada kulit, jaringan subcutaneus, intramusculer dan suhu pada
Mekanisme Proprioseptive Neuromuscular Facilitation Stretching (PNFs) terhadap Nyeri Aplikasi PNFs pada pasien dengan
persendian. Penurunan suhu pada jaringan lunak dapat menstimulasi receptor untuk mengeluarkan simpatetic adrenergic fibers karena terjadinya fase konstriksi pembuluh darah lokal pada arteri dan vena. Setelah masuk fase kontriksi maka akan dilanjutkan pada
fase
dilaatasi.
mengakibatkan metabolisme
Hal
ini
lancarnya pembuluh
darah.
akan sistem Ini
menunjukkan bahwa dengan cryotherapy (ice) dapat memberikan fasilitasi terhadap terjadinya pemulihan pada muscle soreness
Adanya aktifitas yang menetap pada otot dapat mengakibatkan terjadinya spasme otot sehingga akan mengakibatkan nyeri. Adanya nyeri ini akan mengakibatkan ketegangan yang
berlebih
mengurangi derajat nyeri, sehingga pasien tidak akan membatasi gerak sendi punggung bawah. Pada LBP myogenic terdapat spasme otot di paralumbalis pada sisi kiri atau kiri sampel. Menurut Wedro (2013), spasme dapat terjadi ketika otot bekerja secara berlebihan atau overused dan lelah, terutama jika dilakukan di posisi yang sama untuk jangka waktu lama. Akibatnya, sel otot kehabisan
kembali.
Untuk
langkah pertama adalah pengurangan spasme otot. Adanya spasme otot dapat dihilangkan terlebih dahulu dengan gerakan gerusan Gerakan
dan
cairan
sehingga
kontraksi yang kuat. Spasme ini mungkin melibatkan bagian dari otot, seluruh otot, atau bahkan otot yang berdekatan. Biasanya, spasme otot akan terjadi pada otot-otot besar yang banyak melakukan pekerjaan. Menurut Sharman dalam jurnalnya yang
mengurangi nyeri yang dirasakan maka
(efflurage).
energi
menjadi hyperexcitable dan mengakibatkan
(Cheung et al., 2003).
otot
kondisi LBP myogenic bertujuan untuk
efflurage
yang
dilakukan dengan es mengakibatkan pesan
berjudul PNFs Mechanisms and Clinical Implications yang dipublikasikan pada tahun 2006, ada empat teori yang mendiskusikan tentang
manfaat
dari
aplikasi
PNFS,
diantaranya adalah autogenic inhibition,
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
64
reciprocal inhibition, stress relaxation, and
kembali ke bentuk dan fungsi aslinya setelah
the
yang
stres dihapus dari MTU. Penguluran ini
digunakan dalam penelitian ini adalah teori
mampu mengurangi gaya yang dihasilkan
gate control. Teori gate control berpendapat
oleh materi viscous ketika stress karena
bahwa ketika otot ditarik paksa, melewati
materi viscous kehilangan kemampuan untuk
lingkup gerak sendi normalnya, golgi tendon
melawan peregangan dari waktu ke waktu,
organs (GTOs) akan diaktifkan dalam upaya
MTU perlahan-lahan mengalami peningkatan
mengurangi cedera tidak hanya otot-otot dan
dalam panjangnya yang kemudian disebut
tendon
peregangan
gate
control
yang
theory.
diulur,
Teori
mereka
juga
atau
penguluran
MTU.
dikontraksikan saat otot dipanjangkan atau
Stretching yang dilakukan pada serabut otot
diulur, mengurangi nosisepsi, atau nyeri yang
akan
dirasakan. Kemudian menyebabkan adanya
merupakan unit kontraksi dasar pada serabut
inhibisi, yang diproduksi oleh GTOs. GTOs
otot. Sacromere adalah jaringan kontraktil
beradaptasi dengan peningkatan panjang dan
dari myofibril dan terbentuk oleh actin dan
kekuatan ambang batas, yang memungkinkan
myosin
untuk produksi kekuatan yang lebih besar
Sacromere memberikan kemampuan otot
(Hindle dalam Chalmers, 2002).
untuk berkontraksi dan rilekasasi. Ketika otot
Pada
PNF
stretching
dengan
mempengaruhi
yang
saling
sarkomer
tumpang
yang
tindih.
berkontraksi filamen aktin dan myosin
menggunakan kombinasi tiga komponen
bergeser
teknik yang utama yaitu contract relax, hold
memendek.
relax,
agonist
(stretch) area yang tumpang tindih atau
contraction, digunakan juga proses relaksasi
serabut yang melintang dan berada pada
dengan
exercise.
posisi yang tidak teratur bergeser terpisah,
Menurut Sharman (2006), ketika muscle
sehingga posisinya menjadi lurus sesuai
tendon unit (MTU) dalam kondisi diulur,
dengan arah ketegangan yang diterima.
fenomena dikenal sebagai stress relaxation
Perubahan dan pelurusan posisi ini akan
terjadi
menyebabkan serabut otot memanjang. Pada
contract
relax
memadukan
breathing
karena kedua
memiliki
sifat
menunjukkan
with
otot
dan tendon
viskoelastik
serabut
Apabila
otot
terjadi
dan
otot
penguluran
memanjang
secara
maksimum maka seluruh sarkomer terulur
Sebuah
secara penuh dan otomatis memberikan
komponen viskoelastik menahan aliran geser,
dorongan kepada jaringan penghubung. Oleh
menolak stimulus elongasi dan regangan
sebab itu pada saat terjadi suatu penguluran
linear, ketika terjadi stress pada MTU dan
maka serabut otot akan terulur penuh
viscous
dan
yang
saat
bersamaan
identik
dengan
karakteristik
yang
secara
elastic.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
65
melebihi panjang serabut otot itu pada kondisi
normal
yang
dihasilkan
oleh
sarkomer (Kisner dan Colby, 2007). Dengan otot
yang
memanjang
maka
sistem
peredarang darah akan berjalan dengan lebih baik, metabolisme meningkat dan nyeri berkurang.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
ini
adalah
pemberian
terapi
modalitas pijat es dan penguluran metode propioceptive
neuromuscular
facilitation
efektif dalam menurunkan derajat nyeri kondisi low back pain myogenic.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
mengucapkan
terima
kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan
penelitian
ini
terutama
responden, fisioterapis, pihak UPT PPM STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap serta pihak STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
sangat
menunjang
pelaksanaan
Jenkens, H. 2002. Classification of Low Back Pain. Jurnal (serial online), Jilid 10, No. 5, http://researchgate.net/publication/58599 63_Classification_of_low_back_pain/fil e/d912f51245f77236df.pdf. Latif, Ruslan. A. 2011. Nyeri punggung bawah (serial online). Diunduh pada tanggal 4 Desember 2014, http://www.krakataumedika.com/nyeripunggung-bawah/. Kisner, C. & Allen Colby. 2007. Therapeutic Exercise Foundation and Techniques. Six Edition. Philadelphia: FA. Davis Company. Meleger, A.L. 2006. Muscle Relaxant and Antispasticity Agent. Diunduh pada tanggal 4 April 2015, http://www.med.nyu.edu/pmr/residency/ resources/PMR%20clinics%20NA/PMR %20clinics%20NA_pain/Muscle%20Rel axants%20and%20Antispasticity%20Ag ents.pdf. Purnamadyawati. 2006. Fisioterapi Untuk Semua. (serial online), Feb. 23. Diunduh pada tanggal 25 Juni 2013, http://www.perspektifbaru.com/wawanc ara/520/function. Punger. A, 2013. What is a PNF Strech (serial online), Jun. 2th. Diunduh pada tanggal 30 September 2013, http://www.livestrong.com/article/46142 2-what-is-a-pnf-stretch/.
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Asher, A. 2012. Back Pain Prevalence and Statistics (serial online), Feb. 3. Diunduh pada tanggal 26 Desember 2014. http://backandneck.about.com/od /medication/a/Back-Pain-PrevalenceAnd-Statistics.htm.
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 1. Maret 2017
66