PETUNJUK TEKNIS ANUGERAH BUDAYA PEKAN KEBUDAYAAN ACEH KE-7
PEDOMAN/PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANUGERAH BUDAYA PKA KE-7 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam interaksinya dengan Sang Pencipta, lingkungan alam, dan masyarakat sosialnya.Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki keanekaragaman alam, kekayaan budaya, serta adat dan adat-istiadat masyarakatnya. Di tengah peradaban global, pengaruh konvergensi teknologi informasi dengan teknologi telekomunikasi yang melahirkan berbagai jenis multimedia telah memasuki wilayah Nusantara tanpa batas dan sekat.Kompetensi teknologi multimedia yang dahsyat disertai gempuran arus informasi tersebut jika tidak diwaspadai dengan cermat dapat berdampak negatif dengan inpaknya yang dapat dirasakan terhadap eksistensi kebudayaan bangsa Indonesia yang bersifat plural. Provinsi Aceh yang terdiri dari 23 kabupaten/kota dan kaya budaya dan adatistiadatnya.Kekayaan budaya dan adat-istiadat masyarakat Aceh tersebut perlu mendapat perhatian, pencermatan, dan penghargaan dari berbagi pihakterutama dari masyarakat dan pemerintah Aceh sendiri agar budaya dan adat-istiadat Aceh itu tetap terjaga nilai-nilai luhur dan estetikanya.Di samping itu, Aceh juga memiliki 8 etnik dengan 13 bahasa daerah, serta beragam jenis kesenian pada masingmasing etnis, yang masih terpelihara dengan baik dan tidak surut oleh pengaruh budaya luar yang negatif. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Kebadayaan dan Pariwisata Aceh melalui Bidang Adat dan Nilai Budaya secara berkelanjutan terus berupaya melestarikan dan memajukan kebudayaan dari hulu ke hilir. Mengacu pada tugas pokok dan fungsinya, keberadaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sangat strategis dalam menyikapi, mencermati, dan menghargaidinamika dan perkembangan kebudayaan Aceh dari berbagai krisisnya. Disadari atau tidak, dalam perjalanan waktu pergeseranpergeseran nilai dalam kebudayaan Aceh yang mempengaruhi indentitas personal, identitas sosial, ataupun identitas budaya yang berkembang ke arah individualistis, materialistis, hedonistis tidak dapat ditolak. Oleh karena itu, internalisasi nilai budaya dilakukan secara bertahap melalui beberapa pendekatan, antara lain dengan pendekatan langsung (face to face), pendekatan transmisi (baik media tradisional, media konvensional, dan media sosial), dan dengan pedekatan keteladanan, secaraideal,paralel, dan simultan.
Pendekatan keteladanan adalah salah satu pendekatan yang cukup efektif yang diterapkan secara simultan guna menjembatani kebutuhan generasi muda tentang kehadiran tokoh atau figur yang dapat diteladani baik dalam tataran pemikiran, sikap, maupun tindakan, ataupun dalam tataran perilaku.Generasi muda membutuhkan tokoh yang dapat dipanuti dan dijadikan contoh. Dengan demikian, program apresiasi kepada para tokoh seniman, budayawan, sejarawan, filsuf, menjadi sangat penting, bukan saja pada karyanya, tetapi yang lebih penting lagi adalah pada proses pencapaiannya. Dari proses pencapaian ini, banyak hal yag dapat dipetik sebagai inspirasi baru bagi yang lain. Disamping komitmen pemerintah terhadap pelestarian (perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, publikasi, pengalihan pengetahuan dan ketrampilan), terhadap budaya benda dan tak benda, program apresiasi ‘pemberian penghargaan’ adalah untuk menggali dan mengenali potensi diri dan manfaatnya bagi lingkungan sosial dan budaya dalam kerangka pembangunan jatidiri, sekaligus bentuk penguatan karakter. Untuk menyikapi hal tersebut, Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh membuat salah satu even daerah,yaitu Pekan Kebudayaan Aceh (PKA). Pekan Kebudayaan Aceh merupakan even daerah 5 tahunan yang dimulai dari tahun 1958.Sebagai kelanjutan even akbar kebudayaan Aceh tersebut, Pemerintah Aceh insyaAllah akan menyelenggarakan PKA ke-7 pada tahun 2018. Sebagaimana telah menjadi agenda utama sejak PKA ke-4 tahun 2002, dalamPKA ke-7 tahun 2018 juga melaksanakan kegiatan ‘Penyerahan Anugerah Budaya’ sebagai salah satu komitmen Pemerintah Daerah terhadap pelaku Budaya dan Seni di Aceh. Anugerah Budaya adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada individu, kelompok, dan/atau lembaga yang melestarikan dan memajukan kebudayaan Aceh, baik tangible maupun intangible, mencakup bidang bahasa, kesusasteraan, cagar budaya, kesenian, produk budaya dan seni, permuseuman, perfilman, sejarah,seni bangun tradisional, dan kekayaan adat, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat Aceh.
1.2. Dasar Hukum Penyerahan Anugerah Budaya a.
Qanun No. 5 Tahun 2007 bagian ke-9 pasal 267 s/d 309 tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi NAD;
b.
Qanun No. 12 Tahun 2004 tentang Kebudayaan Aceh;
c.
Qanun Aceh No. 10 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat; dan
1.3. Maksud dan Tujuan a.
Pedoman/Petunjuk Teknis Anugerah Budaya dimaksudkan sebagai acuan/pedoman untuk memberikan penghargaan baik kepada perseorangan, maupun kelompok, atau lembaga yang
telah berjasa dan berdedikasi tinggi secara terus menerus dalam melestarikan dan memajukan kebudayaandi Provinsi Aceh. b.
Penyusunan Pedoman/Petunjuk Teknis Anugerah Budaya bertujuan untuk memberikan ramburambu bagi penyelengaraan dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemberian penghargaan serta motivasi bagi pelaku di Bidang Kebudayaan yang akan diberikan dalam even PKA ke-7 tahun 2018.
1.4. Sumber Dana Sumber dana penyelenggaraan Kegiatan Anugerah Budaya dibebankan pada DPA APBA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Tahun 2018 serta dukungan dari APBN (Kemendikbud dan Kemenpar).
BAB II PENGERTIAN DAN TAHAPAN PELAKSANAAN 2.1 Pengertian 1. Anugerah Budaya adalah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada individu, kelompok, dan/atau lembaga yang melestarikan dan memajukan kebudayaan Aceh baik tangible maupun tangible, mencakup bidang bahasa, kesusasteraan, cagar budaya, kesenian, pruduk budaya dan seni, permuseuman, perfilman, sejarah, dan kekayaan tradisi masyarakat Aceh; 2. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasanyang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat; 3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati dan/atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggaraan pemerintahan daerah; 2.2 Nama dan Jenis Anugerah Budaya 1. Nama Anugerah Budaya meliputi: a. Anugerah Budaya Meukuta Alam; b. Anugerah Budaya Tajul Alam; c. Anugerah Budaya Perkasa Alam d. Anugerah Budaya Sri Alam, dan e. Anugerah Budaya Syah Alam
2. Jenis Anugerah Budaya a. Anugerah Budaya Meukuta Alam merupakan anugerah kebudayaan yang diberikan kepada lakilaki dewasa; b. Anugerah Budaya Tajul Alam merupakan anugerah kebudayaan yang diberikan kepada perempuan dewasa; c. Anugerah Budaya Perkasa Alam merupakan anugerah kebudayaan yang diberikan kepada anakanak/remaja laki-laki; d. Anugerah Budaya Sri Alam merupakan anugerah kebudayaan yang diberikan kepada anakanak/remaja perempuan; e. Anugerah Budaya Syah Alam merupakan anugerah kebudayaan yang mengikuti proses seleksi tapi tidak mencapai anugerah tertinggi dari 4 (empat) jenis anugerah budaya. 2.3 Penerima Anugerah Budaya 1. Penerima Anugerah Budaya adalah individu yang masih hidup atau sudah meninggal, kelompok, dan/atau lembaga baik dalam maupun Luar Negeri yang telah berprestasi dan memberikan kontribusi dengan dedikasi tinggi dalam bidang kebudayaan, sesuai dengan kategorisasi, kriteria, dan persyaratannya, meliputi: a. Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu Seni budaya; b. Penggagas dan Kritikus Seni Budaya c. Budayawan; d. Seniman; e. Sastrawan; f. Sejarawan; g. Kolektor Benda Warisan Budaya; h. Maestro Seni Tradisional; i. Pencipta Lagu; j. Museawan; k. Koreografer; l. Promotor Seni Budaya; m. Tukang Ahli Seni Bangun Tradisional (Utoih dan Arsitek). n. Pelaku/pelestari adat, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat Aceh. o. Pelaku/pelestari kuliner p. Pelaku/pelestari perobatan tradisional
2.4 Tahapan Pelaksanaan Sebagaimana sebuah proses yang terstruktur dan terencana, tahapan pelaksanaan kegiatan, dimulai dengan: 1. Rapat Persiapan Anugerah Budaya: Rapat persiapan dilaksanakan untuk membahas dan menentukan panitia, tim penilai, anggaran, jadwal pelaksanaan, pengkategorian dan persyaratan penerima, strategi pendaftaran calon penerima, pengelompokan berdasarkan kategoisasi disertai dengan kriteria yang dipenuhi. 2. Pendataan dan Usulan Calon Penerima Anugerah Budaya Pendataan dan usulan calon penerima dengan membuka akses dan menerima masukan calon penerima dari berbagai sumber, baik secara manual maupun online, yang diawali dengan: 1. Pengiriman surat-surat ke Pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan Unit Pelaksana yang ada di daerah yanga berwenang di bidang kebudayaan; 2. Membuka akses online, bagi seluruh pemangku kepentingan, untuk menjaring calon peserta secara lebih luas dan terbuka; 3. Membuka layanan pendaftaran online dengan berkirim surel melalui alamat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (DISBUDPAR ACEH); 4. Pendataan dan usulan calon penerima Anugerah Budaya dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2017 dan batas maksimal usulan calon pada bulan Agustus 2017.
2.5 Penilaian Calon Penerima Anugerah Budaya 1. Calon penerima dikelompokkan sesuai dengan kategori dan persyaratan yang ditentukan; 2. Tim penilai melakukan penilaian terhadap calon penerima Anugerah Budaya berdasar pada prinsip: - Legalitas, yaitu penghargaan yang diberikan secara sah sesuai dengan ketentuan perundangundangan; - Objektif, yaitu pengambilan keputusanuntuk pemberian penghargaan didasari sikap jujur dan adil dalam menilai data dan fakta dari jasa-jasa dan/atau prestasi yang ada, tanpa dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan; - Keterbukaan, yaitu pemberian penghargaan dilaksanakan melalui proses secara transparan dan dapat diketahui umum; - Integritas, yaitu pemberian penghargaan kepada seseorang yang memiliki keteladanan dan dapat disajikan motivasi kerja, tauladan, atau contoh bagi yang lain; dan - Proporsional, yaitu penghargaan diberikan sesuai dengan jasa-jasa dan/atau prestasi yang dicapai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan;
3. Tim penilai membuat berita acara keputusan tentang penerima Anugerah Budaya yang telah ditetapkan dan ditandatangani oleh seluruh anggota tim penilai berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan. 4. Tim penilai terdiri dari akademisi, seniman, dan budayawan yang masing-masing merupakan ahli dalam bidangnya yang dibentuk dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh.
2.6 Verifikasi Calon Penerima 1. Tim penilai mengklasifikasikan usulan calon penerima Anugerah Budaya sesuai kategori; 2. Tim penilai menemui calon penerima Anugerah Budaya untuk memastikan apakah calon penerima benar-benarmemenuhi persyaratan dan menyesuaikan dengan data yang diusulkan; 3. Tim penilai melakukan wawancara singkat dengan calon penerima Anugerah Budaya guna menentukan jenis dan kategori yang akan diperoleh calon; 4. Tim penilai menetapkan 3 (tiga) nominator untuk setiap kategori calon pemerima Anugerah Budaya; 5. Bagi 3 (tiga) nominator dari setiap kategori calon penerima Anugerah Budaya yang masih hidup harus mempresentasikan kiprah dan hasil karyanya, dan calon penerima yang sudah meninggal harus dipresentasikan oleh pengusul/keluarganya pada PKA ke-7 Tahun 2018; 6. Dari 3 (tiga) nominator akan dipilih 1 (satu) pemenang untuk setiap kategori penerima Anugeraha Budaya; dan 7. Nama-nama pemenang akan diumumkan pada acara PKA ke-7 Tahun 2018; 8. Bagi nominator yang tidak menjadi pemenangakan diberikan Anugerah Budaya Syah Alam
2.7 Pelaksanaan Pemberian Anugerah Budaya 1. Pelaksanaan pemberian Anugerah Budaya dilakukan pada acara PKA ke-7 Tahun 2018; dan 2. Penerima Anugerah Budaya ditetapkan denganSK Gubernur Aceh.
2.8 Bentuk Anugerah Budaya Untuk menghargai dedikasi, prestasi, dan jasa baik individu, kelompok, dan/atau lembaga yang telah dihasilkan dalam bidang kebudayaan, Pemerintah akan memberi penghargaan Anugerah Budaya dalam bentuk: a. PIN PKA terdiri dari emas 99% sebesar paling kurang 10 gr emas atau lebih; b. Piagam penghargaan/plakat dari penyelenggara PKA; c. Surat Keputusan Gubernur Aceh;dan
d. Uang tunai sebagai santunan pembinaan,dalam jumlah disesuaikan dengan kategori yang diperolehnya.
Bentuk PIN emas Anugerah Budaya
BAB III KRITERIA DAN PERSYARATAN CALON PENERIMA
3.1. Gelar dan Tanda Kehormatan Anugerah Budaya 1. Meukuta Alam( khusus bagi laki- laki ) Tanda kehormatan tertinggi berbentuk penghargaan yang diberikan Gubernur kepada seseorang, atas dedikasinya dalam membina, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan baik kesenian, nilai- nilai tradisional dan kearifan lokal bagi masyarakat, bangsa dan Negara dengan persyaratan dan kriteria: a. Warga Negara Indonesia/Warga Negara Asing; b. Memiliki dedikasi di bidang pelestarian kebudayaan Aceh; c.
Mendapatkan penghargaan dari pemerintah atau non pemerintah atas kiprah, prestasi, dan jasanya dalam bidang kebudayaan;
d. Berumur 50 tahun ke atas (sesuai bukti identitas); e. Berkiprah dan berjasa besar dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Aceh; f.
Dedikasi, prestasi, dan jasanya diakui secara luas dan berdampak positif dan membanggakan minimal pada tingkat Provinsi Aceh;dan
g. Belum pernah menerima Anugerah Budaya Meukuta Alam. 2. Tajul Alam (Khusus bagi Perempuan ) Tanda kehormatan tertinggi berbentuk penghargaan yang diberikan Gubernur kepada seseorang, atas dedikasinya dalam membina, mengembangkan dan melestarikan kebudayaan baik kesenian, nilai- nilai tradisional dan kearifan lokal bagi masyarakat, bangsa dan Negara dengan persyaratan dan kriteria: a.
Warga Negara Indonesia/Warga Negara Asing;
b.
Memiliki dedikasi di bidang pelestarian kebudayaan Aceh.
c.
Mendapatkan penghargaan dan kehormatan dari pemerintah ataupun non pemerintah atas kiprah, prestasi, dan jasanya dalam bidang kebudayaan;
d.
Berumur 50 (lima puluh) tahun ke atas (sesuai bukti identitas);
e.
Berkiprah dan berjasa besar dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Aceh;
f.
Dedikasi, prestasi, dan jasanya diakui secara luas dan berdampak positif dan membanggakan minimal pada tingkat Provinsi Aceh; dan
g.
Belum pernah menerima Anugerah Budaya Tajul Alam.
3. Perkasa Alam (khusus untuk anak-anak/remajalaki-laki) Anugerah Budaya ini diberikan kepada anak-anak/remaja yang berprestasi dalam bidang seni dan budaya Aceh, dengan persyaratana dan kriteria: a. Warga Negara Indonesia b. Memiliki prestasi dalam bidang kebudayaan Aceh (dibuktikan dengan tanda penghargaan); c. Berumur antara 12-18 tahun (sesuai bukti identitas: ijazah/KTP); d. Pelaku budaya yang menekuni bidang seni dan budaya; e. Kiprah dan prestasinya membanggakan Aceh, dan berdampak positif dalam mendorong motivasi orang lain dalam pembangunan kebudayaan Aceh dan kebudayaan Nasional. f. Kiprah dan prestasinya diakui secara luas minimal di Aceh. 4. Sri Alam (khusus untuk anak-anak/remaja Perempuan) Anugerah Budaya ini diberikan kepada anak-anak/remaja yang berprestasi dalam bidang seni dan budaya Aceh, dengan persyaratana dan kriteria: a. Warga Negara Indonesia b. Memiliki prestasi dalam bidang kebudayaan Aceh (dibuktikan dengan tanda penghargaan); c. Berumur antara 12-18 tahun (sesuai bukti identitas: ijazah/KTP); d. Pelaku budaya yang menekuni bidang seni dan budaya; e. Kiprah dan prestasinya membanggakan Aceh, dan berdampak positif dalam mendorong motivasi orang lain dalam pembangunan kebudayaan Aceh dan kebudayaan Nasional. f.
Kiprah dan prestasinya diakui secara luas minimal di Aceh.
5. Anugerah Budaya Syah Alam Anugerah Budaya yang diberikan kepada para nominator calon penerima Anugerah Kebudayaan yang tidak mencapai Anugerah Budaya tertinggi dari 4 (empat) jenis anugerah, dengan persyaratan dan kriteria: a. Warga Negara Indonesia/Warga Negara Asing; b. Nominator calon penerima Anugerah Budaya Meukuta Alam, Anugerah Budaya Tajul Alam, Anugerah Budaya Perkasa alam dan Anugerah Budaya Sri Alam; c. Mendapatkan penghargaan dan kehormatan dari pemerintah atau non pemerintah atas kiprah dan prestasinya dalan bidang kebudayaan; d. Berumur 15 (lima belas) tahun ke atas (sesuai bukti identitas); e. Berkiprah dan berjasa besar dalam mengembangkan dan memajukan kebudayaan Aceh; f.
Dedikasi, prestasi, dan jasanya diakui secara luas dan berdampak positif serta membanggakan minimal pada tingkat Provinsi Aceh.
(Penampilan Tari Tradisional pada Malam Pembukaan Anugerah Budaya PKA 6)
Foto bersama Gubernur Aceh dengan para penerima Anugerah Budaya PKA 6)
3.2. Persyaratan bagi calon penerima Anugerah Budaya dari WNA Bagi Warga Negara Asing yang menjadi calon penerima Anugerah Budaya diatur dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Yang bersangkutan merupakan warga negara yang telah mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Yang bersangkutan telah menjalin hubungan kerjasama dengan institusi suatu/lembaga pemerintah atau masyarakat di Aceh yang secara langsung telah mendukung keberhasilan pelestarian budaya dan seni masyarakat Aceh, serta nilai-nilai ke-Aceha-an; 3. Yang bersangkutan diusulkan oleh institusi pemerintah atau masyarakat Aceh yang ada di luar atau dalam negeri, dengan dilampiri: -
Salinan fotocopy Paspor atau keterangan identitas lainnya; dan
-
Laporan singkat atas kiprah, dedikasi, prestasi, dan jasanyabagi kebudayaan Aceh.
4. Yang bersangkutan diberikan Anugerah Budaya Meukuta Alam dan Anugerah Budaya Tajul Alam 3.3. Ketentuan Lain a. Orang /individu yang ditetapkan sebagai calon penerima yang telah meninggal dunia dapat diwakili oleh salah seorang ahli waris pada saat seleksi di tingkat Provinsi; b. Orang/ individu yang sudah pernah mendapat Anugerah Budaya Meukuta Alam, Anugerah Budaya Tajul Alam, dan Anugerah PKA (sekarang disesuaikan menjadi Anugerah Budaya Syah Alam) untuk tidak diusulkan lagi (Nama-nama daftar yang pernah menerima terlampir); c. Bagi calon penerimaan Anugerah Budaya PKA- ke 7 pada saat seleksi di tingkat Provinsi agar membawa/memperlihatkan hasil karyanya baik dalam bentuk nyata atau pun dokumen lainnya; d. Calon Penerima Anugerah Budaya wajib mempresentasikan hasil karyanya; e. Untuk menghargai kiprah dan prestasi, serta memotivasi generasi muda, mulai PKA ke-7 tahun 2018 diberikan Anugerah Budaya Perkasa Alam untuk anak-anak/remaja laki-laki dan Sri Alam kepada anak-anak/remaja Perempuan yang menekuni dan berprestasi dalam seni budaya Aceh.
BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Secara konseptual, dalam pelaksanaan kegiatan, disamping membutuhkan perencanaan yang matang agarefesien dan efektif, dibutuhkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan baik yang dilakukan secara periodik maupun situasional.Pemantauan, evaluasi, dan pelaporanpenyelenggaraan pemberian Anugerah Budaya PKA ke-7 dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh. 4.1 Pemantauan Pemantauan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan membandingkan target/rencana yang telah ditetapkan dalam rencana kerja yang tercantum dalam dokumen perencanaan program dan anggraran hasil pelaksanaan kegiatan.Pemantauan dilakukan pada tahap persiapan sampai dengan waktu kegiatan berlangsung. Komponen yang dipantau adalah: 1. Sasaran/target; 2. Penggunaan dana; 3. Jenis dan kualifikasi Anugerah Budaya; dan 4. Pengelolaan dan pendokumentasian penerima Anugerah Budaya. Tujuan pemantauan adalah apabila ada kekeliruan dalam pemberian Anugerah Budaya kepada individu dan/atau kelompok, dan apabila penerima Anugerah Budaya melakukan pelanggaran hukum.Dalam hal ini, Gubernur Acehberhak mencabut penghargaanyang telah diberikan. Sebagai sebuah proses, untuk menunjukkan konsistensi penerima Anugerah Budaya terhadap kinerja, maka dalam pelaksanaan tugas rutin, pihak penyelenggara secara tidak langsung tetap memantaunya. Apabila terjadi pelanggaran atau sesuatu hal yang bertentangan dengan pemberian Anugerah Budaya PKA ke-7, sebagai institusi penyelenggaraberhak menjatuhkan sanksi dicabutnya Keputusan Gubernursetelah mendapat pertimbangan dari Tim Penilai dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. 4.2 Evaluasi Evaluasi dilaksanakan oleh Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.Evaluasi dalam hal ini sangat dibutuhkan, untuk mengetahui sasaran sekaligus manfaat diberikannya Anugerah Budaya PKA ke-7 kepada yang bersangkutan. Khusus bagi penerima Maestro Seni Tradisi yang mendapatkan santunan seumur hidup,kegiatan evaluasi juga sekaligusdigunakan untuk memastikan, apakah santunan tersebut benar-benar digunakan untuk kegiatan pelestarian kebudayaan dalam bentuk transfer pengetahuan atau pewarisan ketrampilan kepada masyarakat khususnya generasi muda di lingkungannya.
Demikian pedoman/ petunjuk teknis calon penerima Anugerah Budaya yang telah disusun oleh satu tim guna menjadi pedoman selanjutnya bagi pihak penyelenggara, kabupaten/kota seAceh,pengusul calon penerima, dan individu, kelompok, dan/atau lembaga calon penerima pada khususnya. Hal-hal yang belum dituangkan dalam petunjuk teknis ini akan dibicarakan lebih lanjut oleh tim penilai lainnya.