PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Oleh: Dra. Retno Susilowati, M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TENOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2010
PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan praktikum dibuat untuk setiap acara percobaan dan dikumpulkan seminggu setelah percobaan berakhir dengan ketentuan dan sistematika sbb: 1. Sampul laporan Di halaman sampul harus dicantumkan judul percobaan yang dilakukan, nama nomor mahasiswa yang hadir dalam kegiatan percobaan topik tersebut. 2. Judul Tuliskan topik percobaan sebagai judul percobaan. 3. Tujuan Tuliskan aspek yang menjadi tujuan dilakukannya percobaan. 4. Hasil Percobaan Laporkan semua hasil pengamatan dalam bentuk yang mudah dipahami (sedapat mungkin dalam bentuk tabel). 5. Diskusi Semua hasil percobaan dibahas dan diuraikan dengan tepat dan jelas alasan munculnya gejala yang teramati dalam percobaan. Gunakan pustaka yang tepat untuk menjelaskannya (text book, jurnal ilmiah dsb). 6. Daftar pustaka Buatlah daftar pustaka semua sumber bacaan yang digunakan
dalam
penulisan: Nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota terbit, nomor halaman. 7. Penjilidan Laporan dijilid sederhana saja (cukup disteples).
TERMOREGULASI PADA HOMOIOTERM (MANUSIA) DAN POIKILOTERM (KATAK)
TUJUAN Mengetahui pengaruh suhu lingkungan tehadap suhu tubuh pada hewan homoioterm dan poikiloterm. DASAR TEORI Avertebrata pada umumnya tidak mampu mengatur suhu tubuhnya, sehingga suhu tubuhnya sangat tergantung kepada lingkungannya . Pada vertebrata mekanisme pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) berjalan dengan baik. Suhu tubuh diatur dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas dengan kehilangan panas. Terkecuali reptilia, amfibia (katak) dan ikan, mekanisme termoregulasi tidak berkembang. Binatang ini disebut binatang berdarah dingin (poikiloterm) oleh karena suhu badan berubah-ubah sesui perubahan suhu lingkungan (dalam kisaran tertentu). Dengan demikian kelompok hewan poikiloterm bersifat conformer. Pada burung dan mammalia (manusia), makhluk berdarah panas (Homoiterm) memiliki sekelompok refleks respon, yang terutama terpadu di hipothalamus, yang bekerja untuk mempertahankan suhu badan dalam kisaran sempit walaupun ada perubahan besar pada suhu lingkungannya. Dengan demikian kelompok hewan homoioterm bersifat regulator.
ALAT DAN BAHAN
CARA KERJA A. Pengukuran Suhu Katak 1. Ukurlah suhu air (pada suhu kamar) didalam bejana dahulu. 2. Ikatlah katak pada bagian bawah kayu kemudian masukkan kedalam bejana yang berisi air. 3. Masukan termometer ke dalam mulutnya sedalam mungkin. 4. Catatlah suhu badan katak sebelum dimasukkan kedalam air dan catatlah suhu badan setiap 2 menit.
5. Ulangilah percobaan tersebut dengan memasukkan katak ke dalam air es serta air hangat 35 oC dan perhatikanlah perubahan suhu badan setiap 2 menit. B. Pengukuran Suhu Badan pada Manusia. 1. Pengukuran dilakukan didalam kamar percobaan. Hanya dilakukan satu pengukuran saja pada satu probandus. 2. Ukurlah suhu badan dari bawah lidah selama 5 menit. 3. Berkumurlah dengan air es selama satu menit dan ukurlah lagi suhu badan dibawah lidah. 4. Berkumurlah dengan air hangat selama 1 menit dan ukurlah lagi suhunya. Ulangilah percobaan diatas dengan bernapas melalui mulut. 5. Buatlah grafik hubungan antara perubahan suhu lingkungan dengan perubahan suhu tubuh hasil percobaan.
PERTANYAAN 1.
Adakah perbedaan antara hasil pengukuran suhu pada manusia dengan tubuh katak? Mengapa? Jelaskan!
2.
Bagaimana perbedaan termoregulasi antara hewan konformer dan regulator?
3.
Mengapa pada kondisi lengkungan dingin, tubuh kita jarang berkeringat tetapi sering buang air kecil?
MENGUKUR TINGKAT KEASAMAN BERBAGAI BAGIAN SALURAN PENCERNAAN DARI BERBAGAI SPESIES
TUJUAN: Mengukur tingkat keasaman berbagai bagian saluran alat pencernaan dalam kaitannya dengan fungsi alat pencernaan dari berbagai spesies DASAR TEORI: Proses pencernaan sangat terkait dengan kerja enzim-enzim pencernaan. Aktivitas ensim sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman (pH) saluran pencernaan. Tiap enzim membutuhkan pH tertentu untuk mendukung aktivitas optimalnya. Saluran pencernaan hewan tingkat tinggi dapat dibedakan dengan jelas antara mulut, lambung, usus halus, usus besar yang tentunya memiliki pH yang berbeda. Sekresi lambung dan sekresi kelenjar lainnya pencernaan sangat berpengaruh terhadap pH saluran pencernaan. ALAT DAN BAHAN: 1. Seekor hamster 2. Seekor mencit 3. Seekor ayam 4. Benang kasur 5. pH meter/ kertas laksmus CARA KERJA: 1. Ambil kapas, tetesi ether, masukan kedalam alat fiksasi. 2. Masukan hewan coba kedalam alat fiksasi dan tutup , tunggu hingga hewan pingsan. 3. Bedah bagian perut sampai saluran pencernaan terlihat nyata. Mulai dari mulut, oesophagus, lambung usus halus, dan usus besar (caecum) pada masing-masing spesies. 4. Sobek berbagai bagian saluran pencernaan tersebut diatas secukupnya. 5. Ukur pH isi cairan saluran pencernaan dengan jalan memasukan probe pH meter atau kertas laksmus pada berbagai isi saluran pencernaan tersebut.
PERTANYAAN: 1. Berapa nillai pH masing-masing saluran pencernaan hewan coba. 2. Adalah perbedaan nilai pH berbagai bagian saluran pencernaan diantara berbagai spesies yang berbeda? 3. Apa
yangmenyebabkan
munculnya
perbedaan
tingkat
keasaman
berbagai bagian saluran pencernaan tersebut? 4. Jelaskan manfaat dari perbedaan pH antara lambung dan usus halus?
KOMPOSISI DARAH, BENTUK DAN KONSENTRASI SEL DARAH
TUJUAN: Memahami komposisi darah, bentuk dan konsentrasi sel darah katak dan manusia DASAR TEORI: Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair, etrdiri dari sel-sel darah merah, darah putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah (SDM) berjumlah 4-5 juta sel/ mm3 darah, sel darah putih (SDP) berjumlah antara 5.000 – 8.000 sel/ mm3 darad dan keping darah berjumlah 150.000 – 400.000 keping/ mm3 darah. Plasma darah mempunyai komposisi: 90% air, 7% protein, 1% garam anorganik, dan 2% kandungan lainnya. Pemisahan komponen darah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling sederhana adalah dengan alat sentrifuga. Bila darah segar dalam tabung reaksi disentrifugasi, maka akan terjadi endapan merah (SDM) di dasar tabung dan cairan kuning bening (plasma) pada bagian atasnya. Sedang pada batas antara cairan kuning dan endapan merah akan terbentuk lapisanberwarna bening (SDP). ALAT DAN BAHAN: 1. Larutan NaCl 0.1%; 0.2%; 0.4%; 0.6%; 0.8%; 0.9% dan 1%
8.
Blood lancet
9.
Mikroskop
2. katak dan manusia probandus
10. Gelas objek dan kaca penutup
3. seperangkat alat bedah
11. Syringe
4. Kloroform
12. Botol pembius
5. Alkohol 96%
13. Kapiler-hematokrit
6. Antikoagulan Na-sitrat
14. Bunsen
7. Kapas
15. Sntrifuga
CARA KERJA: A. Komposisi Darah 1. Basahi kapas dengan kloroform kemudian masukan kapas kedalam botol pembius. 2. Bius katak, kemudian rongga dada dibuka. 3. Bilas syringe dengan antikoagulan, kemudian masukan jarum syringe ke bagian ventrikel. Isap darah sebanyak yang diperlukan (1,5 ml) dengan cara menarik pompa syringe secara perlahan. 4. Masukan salah satu ujung pipa kapiler ke dalam darah dan tunggu hingga 80 % panjang pipa terisi darah. 5. Panaskan salah satu ujung pipa kapiler yang terisi darah sehingga pipa rapat. 6. Putar pipa-pipa yang telah terisi darah tadi selama 15 menit dengan sentrifuga yang berkecepatan 500 putaran/ menit. 7. Tentukan perbandingan antara endapan dan cairan yang terbentuk pada pipa kapiler tadi. 8. Bersihkan ujung jari probandus dan lanset menggunakan alkohol 96%. Tusukan lanset pada ujung jari yang telah dibersihkan tadi. 9. Tempatkan salah satu ujung pipa kapiler pada luka tadi sehingga darah masuk kedalam pipa. 10.Ulangi langkah 5-7 untuk darah menusia. B. BENTUK SEL DARAH MERAH 1. Teteskan setetes darah
katak pada kaca obyek, kemudian tambahkan
beberapa tetes larutan NaCl 0,6%. 2. Tutuplah kaca objek dengan kaca penutup, kemudian amati bentuk dan diameter sel darah dibawah mikroskop (perhatikan pembesaran yang digunakan). 3. Teteskan darah yang keluar dari ujung jari pada objek gelas dan teteskan larutan NaCl 0,9%, kemudian amati bentuk dan diameter sel darah dibawah mikroskop (perhatikan pembesaran yang digunakan). Bandingkan dengan bentuk dan diameter sel darah katak.
A. KONSENTRASI SEL DARAH 1. Sediakan 6 gelas obyek yang bersih. 2. Tambahkan pada masing-masing gelas obyrk larutan NaCl: 0.1%; 0.2%; 0.4%;
0.6%; 0.8% dan 1%
3. Teteskan 1 tetes darah segar pada masing-masing gelas obyek tadi sambil diaduk dengan ujung jarum agar merata. 4. Amatilah perubahan yang terjadi pada sel darah untuk masing-masing konsentrasi NaCl. 5. Tentukan pada konsentrasi NaCl mana bentuk sel darah merah tidak mengalami perubahan. PERTANYAAN 1. Apa fungsi antikoagulan pada percobaan ini? 2. Apa fungsi dilakukannya sentrifugasi pada percobaan ini? 3. Apa yang dimaksud dengan hematokrit? 4. Apa fungsi maksud pemberian larutan NaCl pada berbagai konsentrasi pada percobaan ini?
KADAR GULA DARAH
TUJUAN: Mengukur kadar gula darah saat puasa dan setelah makan.
DASAR TEORI: Pada
pembahasan
ini
akan
melibatkan
peranan
insulin
dalam
mempengaruhi metabolisme yang melibatkan berbagai organ. Segera setelah makan konsentrasi insulin tinggi sedangkan konsentrasi glukagon rendah. Pengaruh insulin dalam metabolisme lebih dominan daripada glukagon. Dalam hati insulin meningkatkan konversi glukosa menjadi glikogen, dengan demikian simpanan glikogen dalam hati meningkat. Insulin juga menstimulasi sintesis asam lemak dari glukosa dalam hati. Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam amino kedalam hati, otot dan jaringan adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin. Penyakit diabetes adalah merupakan penyakit akibat gangguan kelenjar endokrin. Diabetes muncul karena adanya gangguan keseimbangan hormon, dimana terjadi penurunan produksi hormon insulin. Jumlah yang kurang dari hormon insulin menyebabkan kandungan glukosa dalam plasma darah tetap tinggi (hyperglicemia), karena sebenarnya insulin berperanan membantu proses perubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen sebagai gula otot. ALAT DAN BAHAN 1.
Glukometer
2.
Strip glukotest
3.
Blood lancet
4.
Kapas
5.
Alkohol 70%
6.
Probandus
CARA KERJA: Pengukuran kadar glukosa puasa 1. Lakukan puasa minimal 8 jam sebelum pengambilan darah puasa pada probandus. 2. Siapkan glukometer dan strip glukotest 3. Bersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol. 4. Biarkan ujung jari mengering 5. Tusuklah ujung jari dengan menggunakan lancet steril, biarkan darah keluar 6. Masukan strip glukotest pada glukometer 7. Tunggu hingga terlihat gambar tetesan darah 8. Teteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest 9. Tungggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai. 10. Bacalah berapa kadar glukosa darah
Pengukuran kadar glukosa tidak puasa 1.
Probandus makan dalam jumlah yang cukup, tunggu selama 2 jam.
2.
Siapkan glukometer dan strip glukotest
3.
Bersihkan ujung jari dengan kapas beralkohol.
4.
Biarkan ujung jari mengering
5.
Tusuklah ujung jari dengan menggunakan lancet steril, biarkan darah keluar
6.
Masukan strip glukotest pada glukometer
7.
Tunggu hingga terlihat gambar tetesan darah
8.
Teteskan darah pada tempat reagen di strip glukotest
9.
Tungggu gambar proses (gambar jam pasir) sampai selesai.
10. Bacalah berapa kadar glukosa darah. PERTANYAAN 1. Mengapa kadar gula darah penderita diabetes sangat tinggi? 2. Mengapa pada air kencing penderita diabetes terdapat glukosa? 3. Mengapa tubuh penderita diabetes tidak bisa gemuk (menjadi kurus)? 4. Bagaimana cara mencegah terjangkitnya penyakit diabetes?
JUMLAH ERITROSIT
TUJUAN Menghitung jumlah eritrosit dalam 1 ml darah.
DASAR TEORI Jumlah eritrosit diperinci untuk 1 mm3 darah perifer vena. Pada lelaki dewasa terdapat 5,4 juta, wanita 4,8 juta, sedang bayi yang baru lahir dapat sampai 6,5 juta. Kekurangan eritrosit disebut oligositemia dan kelebihan disebut polisitemia. Selain jumlah, macam, bentuk dan besar eritrosit mempunyai arti penting untuk diagnosis suatu penyakit. Fungsi
eritrosit
ialah
untuk
mengangkut
gas-gas
pernafasan.
Pengangkutan 97% O2 dengan cara terikat pada molekul hemoglobin dan 3% larut dalam plasma. 93% CO2 yang masuk sistem sirkulasi berdifusi ke dalam sel darah merah kemudian 23% terikat hemoglobin dan yang 70% bereaksi dengan air dengan bantuan enzim karbonat anhidrase membentuk H2CO3 yang kemudian berdisosiasi membentuk HCO3- dan ion H+ . HCO3- yang terbentuk keluar dari eritrosit dengan cara tukar dengan ion Cl-. 7% CO2 diangkut dengan cara larut dalam plasma darah. ALAT DAN BAHAN 1. Blood lancet 2. Mikroskop 3. Pipet thoma untuk pengenceran eritrosit. 4. Hand counter 5. Bilik hitung 6. Kapas 7. alkohol
70%
8. Larutan Hayem ( campuran 1 g NaCl, 5 g Na2SO4, HgCl2 dilarutkan dalam 200ml akuades) 9. Kertas tissue
CARA KERJA 1. Ambil darah dari salah satu jari (II-IV) dengan jalan menusuknya dengan blood lancet. 2. Isaplah darah yang keluar dengan pipet thoma sampai angka 0,5 atau 1,0 3. Isaplah dengan pipet thoma tersebut larutan pengencer hayem sampai angka 101. Terjadi pengenceran 1/200 (atau 1/100): 4. Tutuplah kedua ujung pipet menggunakan ibu jari dan jari tengah, lakukan pengocokan dengan cara membolak-balik. 5. Keluarkan 1-2 tetes cairan dalam pipet thoma dan buang, kemudian pada tetesan selanjutnya ujung pipet mikro ditempelkan salah satu sisi bilik hitung yang telah diberi gelas penutup dan kertas tissue pada sisi lainnya. 6. Cairan dalam pipet thoma akan mengalir memenuhi bilik hitung dan selanjutnya bilik hitung ditaruh dibawah mikroskop. 7. Hitung ertrosit yang ada di dalam 5 bilik hitung R. Perhitungan dimulai dari sebelah kiri secara zigzag. Untuk menghindari perhitungan yang kurang tepat eritrosit yang ada di garis batas sebelah kiri dan atas suatu bilik kecil dihitung sebagai eritrosit yang ada dalam bilik kecil tersebut. 8. Jumlah eritrosit sesungguhnya dapat dketahui dengan perhitungan sebagai berikut. Panjang sisi 1 bilik R = 0.2 mm Dalamnya bilik hitung = 0.1 mm Pengenceran darah (p) = 100 atau 200 Jumlah eritrosit dari 5 bilik hitung = N Volume dari 5 bilik hitung = V mm3 Jumlah eritrosit per mm3 =
N p/V
PERTANYAAN 1. Apa fungsi larutan hayem pada percobaan ini? 2. Mengapa 2-3 tetes darah yang keluar pertama kali dari pipet thoma tidak boleh digunakan dalam pengamatan eritrosit? 3. Apa yang
dimaksud “buffy coat”? adakah buffy coat
pada hasil
pengamatanmu? Jelaskan mengapa? 4. Apa yang dimaksud dengan sickle cell ? Jelaskan efek fisiologis bagi dari cicle cell tersebut!
KADAR HEMOGLOBIN
TUJUAN Mahasiswa dapat mengukur kadar hemoglobin dalam darah.
DASAR TEORI : Sintesis hemoglobin dimulai dalam eritroblast dan terus berlangsung sampai tingkat normoblast. Meskipun sel darah merah muda meninggalkan sumsum tulang dan masuk dalam aliran darah, mereka terus dapat membentuk hemoglobin dalam jumlah kecil selama hari berkutnya. Kekhususan fungsi utama Hb adalah kemampuannya mengkat oksigen dengan lemah dan secara reversibel. Oksigen ini tidak berikatan dengan besi ferro yang bervalensi dua dalam molekul Hb, tetapi berikatan lemah dengan dua dari enam valensi koordinasi dar atom besi. Setiap molekul Hb mengandung 4 hem, oleh karena itu 1 molekul Hb terdiri dari 4 atom besi dan dapat mengikat 4 molekul oksigen. Zat-zat yang diperlukan dalam membantu pembentukan Hb selain asam amino dan zat besi tembaga, piridoksin, kobalt, nikel. Apabila seseorang terjadi defisiensi zat-zat tersebut akan terjadi anemia. Salah satu cara penentuan kadar Hb dalam darah adalah dengan cara membandingkan intensitas warna Hb atau derivatnya dengan suatu standar yang telah diperinci secara kolorimetris yaitu metode Sahli dan Talquist.Pada metode sahli dilakukan dengan cara membandingkan warna hematin-HCl dengan warna standar. Untuk metode talquist dengan cara membandingkan warna darah dikertas isap dengan warna standar. Apabila hasil pemeriksaan tersebut kadar Hb-nya rendah, maka dikatakan anemia. Penentuan jenis anemia dapat dilakukan dengan penghitungan indeks warna yaitu membandingkan antara kadar Hb dalam eritrosit dengan kadar Hb dalam eritrosit yang normal. Kadar Hb wanita normalnya adalh 14 g % sedangkan laki-laki 16 g %. Jumlah eritrosit pada wanita normal adalah 4.8 juta/ mm3 dan pada laki-laki 5.4 juta/mm3. Penghitungan indeks warna tersebut adalah sebagai berikut :
Persen (%) kadar Hb probandus Persen (%) jumlah eritrosit probandus
Indeks warna = 1 berarti eritrosit jenuh dengan Hb, disebut normosit. Kurang dari 1, eritrosit kekurangan Hb yang biasanya disebabkan oleh kekurangan zat besi, yang disebut eritrosit mikrositer. Lebih dari 1 disebut eritrosit makrositer. Contoh perhitungan indeks warna : ketentuan bahwa Hb normal wanita 14 gram % = 100% dan jumlah eritrosit normal 4,8 juta = 100%. Jika probandus wanita setelah diukur kadar Hb 11,6 gram % = 11,6/14 x 100% = 82,86% Jumlah eritrosit 4,5 juta = 4,5/4,8 x 100% = 93,75% Indeks warna menjadi 82,86/93,75 = 0,88. Hasil indeks warna lebih kecil dari satu, hal ini menunjukan kekurangan Hb dalam eritrosit yang biasanya disebabkan oleh kekurangan Fe. ALAT DAN BAHAN 1.
Blood lancet
2.
Satu set Haemometer Sahli
3.
Pipet kapiler
4.
Kapas
5.
alkohol
6.
Larutan HCL 0,1 N
7.
Aquadest
CARA KERJA A.Pengambilan darah
1. Siapkan alat yang akan digunakan seperti blood lancet, kapas yang dibasahi alkohol, mikropipet.
2. Ayunkan tangan dan pijat jari yang akan diambil darahnya untuk memperlancar peredaran darah. Untuk membatasi penjalaran infeksi yang mungkin timbul maka tusukan dilakukan dilakukan pada jari ke II-IV jari.
3. Tusuklah ujung jari ke II-IV sehingga darah dapat keluar dengan spontan dan jari tidak boleh dipijat-pijat lagi karena nanti akan ikut keluar cairan jaringan sehingga akan mengencerkan darah.
4. Isilah tabung dengan 0,1 N HCL sampai tanda/angka 2 (1/2-1 cc), kemudian darah diisap dengan pipet sampai tanda 20 dan sebelum menjedal segera dihembuskan kedalam tabung. Hisaplah HCL ke dalam pipet dan hembuskan lagi sampai 3 kali.
5. Tunggu dahulu 1-2 menit, sehingga berturut-turut akan terjadi hemolisis eritrosit, dan Hb yang keluar akan dipecah menjadi hem dan globin. Kemudian hem dengan HCL akan membentuk hematin-HCL merupakan suatu senyawa yang lebih stabil diudara daripada Hb dan berwarna coklat.
6. Encerkan hematin-HCL dengan pipet tetes sampai warnanya sesuai dengan warna standar.
7. Bacalah volume hematin HCl kemudian baca tabel kandungan hemoglobin darah sampel pada volume tersebut. PERTANYAAN 1.
Mengapa individu yang kadar Hb-nya rendah sering pusing dan mudah lelah? Jelaskan!
2.
Mengapa penderita anemia harus banyak mengkonsumsi sayuran hijau? Jelaskan!
3.
Apa perbedaan hemoglobin antara bayi dengan manusia dewasa? Jelaskan keuntungan dari perbedaan itu.
MENGHITUNG FREKUENSI DENYUT JANTUNG
TUJUAN: 1. Mengtahui denyut jantung normal mencit 2. Mengetahui efek bahan simpatimimetik dan parasimpatomimetik terhadap frekuensi denyut jantung DASAR TEORI: Jantung merupakan organ vital tubuh ahluk hidup. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memompa darah keseluruh tubuh. Jantung tersusun oleh jaringan otot sehingga bersifat kontrkatil. Jantung mencit dapat dibedakan menjadi dua ruang antrium dan 2 ruang ventrikel. Kontraksi otot dinding antrium jantung memompa darah masuk kebagian ventrikel, kontrkasi otot dinding ventrukel memompa darah dari jantung keseluruhtubuh termasuk paru-paru. Tekanan darah dalam pembuluh darah saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistol, sedangkan tekanan darah dalam pembuluh darah yang terjadi saat ventrikel relaksasi (bersamaan dengan atrium kontrkasi) disebut dengan tekanan diastole. Jumlah frekuensi denyut jantung permenit dikenal sebagai frekuensi denyut jantung (heart rate). Darah yang dipompa keluar jantung setiap kali. Jumlah darah yang dikeluarkan jantung selama satu menit dikenal dengan keluaran jantung (cardiac output=CO). Besarnya CO sangat berpengaruh terhadap tekanan darah. Pada dasarnya jantung memiliki sifat automatisitas karena bekerja diluar kesadaran. Namun demikian, Kerja jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa factor internal tubuh. Jantung mendapat double inervasi, simpatik dan parasimpatik. Aktivasi saraf ini mempengaruhi frekuensi denyut jantung dan kuat kontraksi jantung yang akhirnya mempengaruhi CO dan tekanan darah. ALAT DAN BAHAN: 1. Seekor mencit 2. Alat fiksasi 3. Alat seksi dan papan bedah 4. Kaca pembesar 5. Ether
6. Bahan simpatomimetik dan para simpatomimetik 7. Hand Tally counter CARA KERJA: Kegiatan I 1. Ambil kapas, tetesi ether, masukan kedalam alat fiksasi. 2. Masukan mencit dan tutup , tunggu hingga mencit pingsan. 3. Bedah bagian dada, buka rongga dada sampai jantung terlihat nyata. 4. Dengan bantuan kaca pembesar, hitung frekuensi denyut jantung permenit. 5. Lakukan penghitungan sebanyak 3 kali (pada 3 menit pertama), hitung rata-ratanya. 6. Tetesi jantung tersebut dengan bahan simpatomimetik hingga frekuensi enyut jantung berubah. 7. Lakukan penghitungan kembali seperti langkah 5. 8. Tetesi dengan bahan parasimpatomimetik 9. Lakukan penghitungan seperti langkah 5 Kegitan II 10. Ambil kapas, tetesi ether, masukan kedalam alat fiksasi. 11. Masukan mencit dan tutup , tunggu hingga mencit pingsan. 12. Bedah bagian dada, hingga jantung terlihat nyata. 13. Dengan bantuan kaca pembesar, hitung frekuensi denyut jantung. 14. Lakukan penghitungan sebanyak 3 kali (pada 3 menit pertama), hitung rata-ratanya. 15. Perhatikan gerak kontraksi jantung, segera tetesi dengan bahan parasimpatomimetik. 16. Lakukan penghitungan kembali seperti langkah 5. 17. Tetesi kembali dengan bahan simpatomimetik 18. Lakukan penghitungan kembali seperti langkah 5.
Kegiatan III 19. Ambil kapas, tetesi ether, masukan kedalam alat fiksasi. 20. Masukan mencit dan tutup , tunggu hingga mencit pingsan. 21. Bedah bagian dada, sampai jantung terlihat nyata. 22. Dengan bantuan kaca pembesar, hitung frekuensi pdenyut jantung. 23. Lakukan penghitungan sebanyak 3 kali (pada 3 menit pertama), hitung rata-ratanya. 24. Perhatikan kontrkasi jantungnya, segera tetesi dengan campuran bahan bahan
simpatomimetik
dengan
parasimpatomimetik
dengan
perbandingan 1:1. 25. Lakukan penghitungan kembali seperti langkah 5. PERTANYAAN: 1. Bagaimana pengaruh aktivasi saraf simpatik dan parasimpatik terhadap frekuensi denyut jantung. 2. Dimanakah ujung saraf simpatik dan para simpatik berada pada jarungan jantung? 3. Jelaskan mekanisme fisiologi yang terjadi jika saraf simpatik teraktivasi? 4. Jelaskan mekanisme fisiologi yang terjadi jika saraf parasimpatik teraktivasi?
MENGHITUNG KADAR HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Tujuan : menentukan kadar hCG pada urin
DASAR TEORI Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) Hormon hCG dihasilkan oleh jaringan placenta yang sedang berkembang setelah terjadi pembuahan. Pada kehamilan normal, hCG muncul dalam urine dan konsentrasinya meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, hCG merupakan petunjuk yang baik untuk mendeteksi kehamilan secara dini. Ketika wanita sedang hamil, maka hari pertama ia tidak mendapat haid, kadar hCG mencapai 100 mIU/ml, kadar hCG mencapai puncaknya kira-kira 8 minggu setelah haid terakhir, lalu turun pada masa kehamilan berikutnya. Setelah bersalin, kadar hCG akan turun dengan cepat dan kembali normal dalam beberapa hari. ALAT DAN BAHAN 1. Alat tes kehamilan (test pack) 2. Urin wanita tidak hamil 3. Urin wanita hamil (5 bulan, 6 bulan dan 9 bulan) CARA KERJA 1. Mengambil sampel urin pada waktu bangun tidur 2. Meletakan alat tes kehamilan 3. Mengamati
PERTANYAAN 1. Apa fungsi dari hormon hCG?
2. Mengapa semakin lama usia kehamilan maka semakin sedikit kadar hcg yang dihasilkan?