REGIONAL MANPOWER PLAI\hIING AND TRAII{ING PROJECT (RMPT) Bureau of Manpower, National Development planning Agency (BAPPENAS) (world Bank Professional rruman Resources Development Loan 3134-rND)
lroject Office: Jl. Taman Suropati 2, Jakarta 10310 INDONESIA Tel.: 62 (21) 390 1279. Fax..: 62 (Zt\ 390 1281
TECHNICAL REPORT NO. PENILAIAN PEDESAAN DALAM WAKTU SINGKAT LINTTJK IDENTIFIKASI DAN PERSIAPAN PROYEK
PETINJUK, PRINSIP, METODE DAN CATATAN PELATI[IAN by Shafiq Dhanani and Adam Malik
Jakarta. Julv 1994
48
Regional Manpower Planning and Training Project
An/pT)
Implementing Agency
Bureau of Manpower, National Development Planning Agency (BAPPENAS), Jakarta, INDONESIA
Funding Source
Professional Human Resource Development Project, World Bank Loan 3134-IND
Pilot Provinces
North Sumatra, West Sumatra West Java, Central Java, East Java North Sulawesi, Nusa Tenggara Timur
Main Project Outputs
Provincial Human Resource Development Profiles Provincial Manpower Development Strategies Provincial/Regional Labour Market Studies
Project Duration
Approximately three years (July 1992 - March 1995)
Project Director
Drs. Maman Setiawan Head Bureau of Manpower, BAPPENAS
Project Manager
Mr. Lucky Firnandy Bureau of Manpower, BAPPENAS
Consulting Firm
PT. Intercapitol-Mutual Consultants Kebayoran Baru Mall Block b No. 23 Jalan Kebayoran Baru, Jakarta L2L2O, INDONESIA TeI.720 6253,721Anl Fax.720 6276
Project Leader
Dr. Shafiq Dhanani Human Resource Economist
Project Administration
Mr. Syaherman Rasjid
Research Assistants
Mr. Adam Malik Ms. Erni Novalisa
Support Staff
Ms. Anita Sari Ms. Alina
KATA PENGANTAR Buku pegangan ini dirancang untuk dapat dipergunakan oleh para pelaksana pembangunan baik aparat pemerintah maupun masyarakat pada umumnya, di dalam mengidentifikasikan hambatan dan kesempatan serta dalam rangka persiapan dan perencanaan pembangunan suatu proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masyarakat pada suatu daerah setempat. Pedoman, petunjukpelatihan serta bagaimana cara mempraktekkannya termuat dalam Bab. Enam dalam buku ini, yang secara khusus memberikan penjelasan tentang pelaksanaan kursus pelatihan selama empat minggu mengenai Penilaian Pedesaan dengan Waktu Singkat (teori dan praktek). Kegiatan kursus pelatihan ini ditujukan bagi pegawai pemerintah di tingkat daerah dan pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat daerah. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini akan didukung oleh Biro Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Badan Perencanaan Pembangunan Nasionat (BAPPENAS), dan akan mulai ditaksanakan pada akhir pertengahan L994.
Buku pegangan dan pedoman ditulis secara bebas dengan mengambilkan materi-materi pelajaran dari berbagai buku, artikel dan buku pegangan yang tersedia beberapa tahun terakhir ini mengenai metode dan teknik Penilaian Pedesaan dengan Waktu Singkat 'Rapid Rural Appraisal (RPd)" dan Penilaian Pedesaan secara Partisipatif "Participatory Rural Appraisal (PM) " dari berbagai literatur internasional. Hal ini disebabkan jarang dijumpai dan ditemukan baik methode maupun teknik RRA dan PRA dalam khasanah literatur dalam Bahasa Indonesia. Secara ltlusus, buku pegangan ini dibuat berdasarkan pada dua sumber utama yaitu: Proceedings of the 1985 International Conference on Rapid Rural Appraisal diterbitkan oleh Khon Kaen University, Thailand, dan Participatory Rapid Appraisal for Community Development, oleh J. Theis dan H.M. Grady, diterbitkan oleh International lnstitute for Environment and Development (IIED) and Save the Children Federation. Publikasi kedua buku ini dibiayai oleh Ford Foundation dan kita sangat menghargai atas kontribusi yang bernilai dari kedua bulan tersebut yang berisikan mengenai penjelasan konsep, prinsip, idea pelatihan. Para pelatih dan Instruktur yang akan mempergunakan buhu ini sebagai pegangan dan pedoman idealnya harus sudah akrab dengan metode dan pendekatan RRA dan PRA, serta memiliki pengalaman dalam kerja lapangan dalam kegiatan RRA/PRA. Mereka harus memiliki minat yang besar dalam meningkatkan ketrampilan mereka terhadap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan tanggung jawab kemasyarakatan untuk mengelola kegiatan pembangunan pada daerah dan penduduk setempat. Dan sebaliknya, para peserta pelatihan yang mengikuti lanrsus pelatihan RRA seharusnya seorang yang memiliki minat dan idealis terhadap topik penilaian tersebut. Banyak terima kasih kami sampaikan kepada Drs. Maman Setiawan, MA, Kepala Biro Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempitutt Kerji, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), yang telah memberikan banyak informasi, petunjuk dan pengarahan. Drs. Maman Setiawan telah memberikan banyak sumbangan informasi mengenai pendekatan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pegawai pemerintah dalam (i) Mengenalidanpemecalwn masalah serta pokok masalah pada daerah setempat dan masyarakatnya (ii) Mengembangkan pendekatan hotistik dan sistem yang dapat memberikan keuntungan bagi pengembangan disiplin ilmu masing-masing peneliti,
(iii) Menganalisa masalah dan tantangan daerah dan penduduknya dalam kelompok peneliti yang terdiri dari berbagai disiplin-ilmu dengan tujuan mencapai kesepakatan dalam pendanaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan, dan (iv) Mempererat hubungan kerjasama antara aparat pemerintah dengan pelaksana teknis itu sendiri, maupun antara aparat pemerintah dengan pihakpihak pelaksana pembangunan dalam rangka mewujudkan kelompok pembangunan di tingkat daerah. Banyak terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. Maman Setiawan atas saran dan dulmngannya dalam mengembangkan program pendekatan praktis untuk pelatihan yang menyeluruh, termasuk meluangkan wakru selama dua minggu bagi para peserta pelatihan untuk tinggal di pedesaan, sehingga para pelaksana pembangunan dalam jajaran kepemerintahan akan dapat melihat dan belajar sendiri dari anggota penduduk setempat secara langsung.
Shafiq Dhanani Jakarta, Juli 1994
DAFTAR ISI Ringkasan
(i) (v)
Daftar ktilah BAGIAN A: PRINSIP DAN METODE 1. PRINSIP DAN DASAR PEMIKIRAN PENILAIAN PEDESAAN DENGAN WAKTU SINGKAT 1.1 Kebutuhan untuk Penilaian pedesaan dengan waktu singkat Pendahuluan / Bias dan Kelemahan pendekatan Sekarang 2 Pendekatan dari Bawah - Ke Atas 4 Pengikutsertaan Penilaian pedesaan dan RRA j 1.2
hinsip-hinsip pokok penilaian
pedesaan
dengan Waktu Singkat Kombinasi Pokok pandangan yang Berbeda 5 Penyelidikan dan pemeriksaan yang Berintensitas Tinggi 6 Belajar Cepat dan progresif 6 Penggunaan Pokok Pengetahuan Lokal 7 Pendekatan Kerja Sama dan Antar - Disiplin Itmu 7 Fleksibelitas dan Kegunaan dari Keputusan yang dibuat g Kesimpulan 8
2. METODE DAN PENERAPAN RRA 2.1 Kategori Pokok Kegiatan RRA Pekerjaan Persiapan I0 Kunjungan Lapangan I0 Penyempurnaan kegiatan
RM
10
I0
2.2 Metode, Peralatan dan Teknik Keberadaan Adanya Informasi 12 Belajar dari Penduduk 12 Indentifikasi dan Penggunaan Indikator penting 12 Penelitian Lokal - Khusus 13 Pengamatan Langsung 13 Sumber Informasi Utama-Nara Sumber I3
Wawancara Kelompok 14 Wawancara Semi-Tersusun (WST) 14 Penelitian dan Penyelidikan Lewat Udara
Is
11
2.3 Penerapan RRA Identifikasi dan Diagnosa Kendala dan Pokok Masalah Daerah Setempat 15 Perancangan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Proyek 16 Pengembangan, Perluasan, Transfer Teknologi 16 Penetapan Kebijaksanaan dan Pengambilan Keputusan 17 Tanggapan terhadap Gangguan dan Bahaya 17 Penyempurnaan, Penambahan dan Perbaikan Metodologi /8 Contoh-contoh Penerapan RRA 19
..
15
3. PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN RRA IJNTUK PERSIAPAN DAN IDENTIFIKASI PROYEK 3.1 Kerangka Kegiatan dalam RRA Kegiatan Umum dan Utama RRA 20 Kerangka Penyelidikan 20 3.2 Pengembangan Rencana Penyelidikan & Merancang Peralatan
20
...
....
. 2l
Tahap dalam Merancang Rencana Penyelidikan 2l Pedoman Pokok untuk Merancang suatu RRA 21 Memilih Sub topik 23
3.3 Informasi dari Sumber yang
ada
...
24
Penggunaan Gambar Pemetroten Udara dan Peta 25
3.4 Organisasi dan Perlengkapan Pemilihan Lokasi 26 Lama Waktu 27 Pemilihan dan Pelatihan Anggota Kelompok 27 Ukuran Kelompok 28 Penjadwalan 28 3.5 Pelaksanaan Kerja Lapangan Tingkatan Penyelidikan 29 Pemilihan Responden 30 Wawancara Perorangan dan Kelompok 32 PelaksanaanWawancara 32 Teknik Bertanya 35 "Catatan Ringkas" 37 Analisa Lapangan 38
3.6 Analisa Akhir dan Diskusi Analisa Kelompok Persiapan Temuan RRA 38 Petunjuk Analisa Temuan RRA 38 Analisa Diskusi Kelompok 39
26
29
38
Matrik Penilaian Temuan 40 3.7 Persiapan Penulisan Penulisan Laporan RRA 40 Petunjuk Penulisan Laporan 4I Garis Besar Laporan 4/ Langkah-langkah dalam Penulisan Laporan 42
40
Temuan
3.8 Presentasi, Distribusi dan Tindak Lanjut Penyajian Hasil Temuan Kunjungan Kerja Lapangan 42 Pendistribusian Hasil Temuan dan Tindak Lanjut 43
...
. 42
4. STUDI KASUS PEDESAAN Pengkajian Keadaan Ketenagakerjaan Propinsi Jawa Tengah (1995)
di Desa Cikeusal Kidul, Daerah
I
Keadaan Daerah 2 Keadaan Penduduk 3 Keadaan Ekonomi 4 Keadaan Prasarana Ekonomi 5 Prasaran Perhubungan Daerah 6 Keadaan Sosial
Tingkat
II
Brebes,
45 48 50 51
<, {t
BAGIAN B: PEDOMAN PELATIHAN BAGI PELATIH 5. CATATAN PELATIIIAN DAN LATIHAN 5.1 PedomanPersiapanpelatihanRRA Pemilihan para Pelatih dan peserta Latihan 70 Perencanaan dan Logistik 7I
Isi Materi
.....70
73
Bahan Pelatihan yang Diperlukan 74 Evaluasi Pelatihan 76 Metode pelatihan 77 Visual Aids (alat peraga\ 77 Petunjuk untuk Pelatih 79 Jadwal Kegiatan Kursus Pelatihan RRA: prinsip dan prakrek g0
6. PERTEMUAN PELATIIIAN 6.1 Awal Kegiatan 1. Selamat datang 85 2. Perkenalan 86 3. Harapan dan Sarana Kegiatan pelatihan gZ
.85
4. Perkenalan dan Peninjauan Agenda Pelatihan 88 6.2 Pengenalan Konsep dasar 5. Apakah RRA itu 92 6. Sifat-sifat dari RRA 94 7. Kelemahan RRA 98 8. RRA dan Siklus Provek 101
92
6.3 Teknik dan Metode Pelatihan RRA 9. Ikhtisar Teknik RRA 104 10. Peninjauan atas Sumber Sekunder 106 11. Pengamatan Langsung 108 12. Wawancara Semi-Terusan (WTS) 112 13. Ranking 126 14. Ikhtisar Pembuatan Diagram 144 15. Analisa Diskusi Kelompok 192 6.4 Penerapan RRA dalam Praktek 16. Penyusunan RRA 19B 17. Perancangan Rencana Investigasi 200 18. Perancangan Peralatan RRA dan Persiapan untuk Kunjungan Keja Lapangan 206 19. Pelaksanaan Kunjungan Kerja yapangan 219 20. Analisa Akhir dan Persiapan Hasil dari RRA 214 21. Penulisan Laporan RRA 216 22. Presentasi Hasil Kunjungan Kerja Lapangan 219 23. Rencana Kegiatan untuk Tindak Lanjtt 221 24. Evaluasi Pelatihan RRA 223
104
:..
.
198
Daftar Bagan ANNEX
225
Pengkaj ian Keadaan Ketenagakerjaan Pedesaan: (Ruang Lingkup Metode di Lapangan)
BACAAN YANG DIANJI.JRKAN
24t
DAFTAR ALAMAT KORESPONDENSI
245
RINGKASAII Pendahuluan: Dasar Pemikiran RRA
Kesulitan untuk mendapatkan informasi yang tepat pada saat suatu keputusan harus diambil dalam waknr dan anggaran yang terbatas merupakan masalah yang biasa dihadapi mereka dalam melaksanakan pembangunan di pedesaan. Pengalaman telah menunjukkan banyak proyek pembangunan dilaksanakan sebelum informasi yang lengkap mengenai wilayah, masalah dan implikasinya dipelajari dan dipahami secara seksama. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bahwa banyak proyek, yang diawali dengan perhatian terbaik, gagal atau tidak dapat diterima oleh mereka yang menjadi sasaran proyek, atau bermanfaat tetapi tidak sesuai dengan target manfaat yang diinginkan bahkan sebaliknya dapat dimanfaatkan oleh pihak tain.
Hal ini disebabkan informasi yang biasanya dikumpulkan dengan cepat dan teburu-buru oleh pegawai pemerintah dan agen pembangunan banyak yang bias dan tidak memadai. Sebagai contoh: mereka hanya mengunjungi tempat yang dekat dengan pusat kota, berbicara harrya kepada penduduk kampung kaya dan terkemuka, pergi hanya ke tempat ilimana proyek diterima oleh masyarakat, melakukan perjalanan harrya pada jalan yang mudah dilalui, atau melakukan perialanan hanya selama musim yang menguntungkan. Kadang-kadang juga terdapat bias antara banyak profesional/para pakar dan pegawai pemerintah yang bersanglcutan disebabkan oleh keterbatasan pendidikan formal serta terdapat sedikit atau tidak sama sekali informasi yang dimiliki oleh penduduk desa atas manfaat tujuan pembangunan. Penilaian Pedesaan dengan Wakm Singkat (RRA) adalah suatu proses belajar yang mendasar, intensif dan iteraktif serta dengan waktu yang singkaf mengenai kondisi daerah setempat. Sistim ini adalah merupakan cara belajar langsung dari masyarakat untuk mengadakan penyelidikan, menganalisa dan mengevaluasi kendala dan kesempatan, disamping akan dapat memberikan informasi yang akurat bagi pembuatan keputusan yang berkenaan dengan proyekproyek pembangunan. Hal ini dilakukan oleh yang kelompok kecil multi disiplin, yang memanfaatkan serangkaian metode yang khas dan terpilih dalam rangka memperluas pemahaman tentang kondisi pedesaan, dengan menekankan pemberian pengetahuan pada penduduk setempat, serta menggabungkan pengetahuan tersebut dengan keahlian khusus.
RRA bercirikan terdapat adanya percepatan dalam cara belajar, tidak dalam arti keseluruhannya serba cepat tetapi merupakan serangkaian proses interaksi yang cepat yang menghasilkan akumulasi peningkatan pengetahuan yang tepat. Dengan adanya suatu proses metode pengulangan akan dapat memperkecil kesalahan yang terjadi yang dapat menghambat pengujian dan ketepatannya, misalnyapengatnntan langsung dan Perryelidikan ditempat (on-site Probing) dalam wawancara semi-tersusun, dilakukan dengan memeriksa, merevisi dan memeriksa kembali serta menilai informasi yang tepat. Penerapaan dari pada suatu RRA lebih berhasil pada masyarakat pedesaan yang relatif homogen dalam pengetahuan umum, tradisi dan kepercayaannya, meskipun begitu pada saat sekarang pengunaannya semakin berkembang untuk kondisi yang lebih komplek dari lingkungan perkotaan.
(i)
RRA berpotensi untuk membantu reorientasi para perencana dan pelaksana pembangunanBeberapa pegawai pemerintah dan para peneliti dari universitas mungkin merasa agak canggung dalam pelaksanaan RRA di lapangan sebab mereka mempergunakannya untuk mengajar dan memberikan ketentuan petunjuk dari pada belajar langsung dari dan temuan penduduk. Selain dari pada itu, beberapa pelaksana pembangunan mempergunakan metode yang kurang efisien dalam pengumpulan informasi, meskipun singkat tetapi dengan mempergunakan metode yang tidak cermat, atau didalam jangka waktu pelaksanaannya, kompleksitas, terlalu detail dan metode penelitian yang kurang fleksibel. RRA memberikan jalan tengah antara penilaian yang cepat dan menyesatkan dan penelitian model akademis yang memakan waktu lama dan kurang efisien serta terhadap besarnya biaya dengan ketepatannya.
Prinsip Pokok dari Penilaian Pedesaan dengan Wahu Singkat Prinsip penting yang mendasari dari pada Penilaian Pedesaan dengan Waktu Singkat adalah (i) kombinasi pokok-pokok pandangan yang berbeda, (ii) penggunaan pendekatan penyelidikan dan pemeriksaan yang berulang-ulang, (iii) belajar yang cepat dan bertahap, (iv) penggunaan pokok pengetahuan lokal, (v) kerjasama dan pendekatan antar disiplin, (vi) fleksibilitas dan penggunaan hasil yang akurat. Prinsip-prinsip ini menghasilkan suatu dasar untuk melakukan proses penyelidikan dan penelitian yang berbeda dengan model penyelidikan dan penelitian lainnya. Proses RRA adalah holistik dan mempergunakan pendekatan ststem, sementara metodologi lainnya cenderung bersifat teoritis dan hipotesis yang didasarkan pada realitas dan disiplin ilmu masing-masing peneliti. Teknik yang digunakan dalam metode konvensional menekankan pada deraj at kepentingan dan dugaan serta reabilitas dari data yang dikumpulkan untuk digunakan menguji suatu hipotesa. Sebagai akibatnya, waktu yang diperlukan untuk itu relatif lebih lama. Sebaliknya, RRA menekankan pada metodologi yang singkat dan kekerapan berinteraksi. Semakin sering diadakannya kegiatan koreksi keadaan pada tahap awal akan dapat menjadikan suatu muatan pengetahuan dan mempercepat keseluruhan proses belajar. Melalui kursus latihan RRA, anggota tim akan dapat berpartisipasi dalam diskusi dan analisa yang bernrjuan mencapai konsensus terhadap apa yang sudah dipelajari, maupun yang masih belum jelas, dan tindakan apa yang akan diambil serta rekomendasi yang disarankan. Penerapan
dai kM
RRA memerlukan sikap partisipasi yang sungguh - sungguh; respek terhadap masyarakat setempat; berminat terhadap apa yang mereka ketahui; katakan; tunjukkan dan kerjakan; bersabar; mendengarkan; tidak menggurui; sikap kerendahan hati; dan suatu metode-metode yang menguasakan pada anggota masyarakat untuk memperlihatkan, membagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka sendiri. Oleh sebab inr Penilaian dengan Singkat dapat dipergunakan untuk: Penilaian kebutuhan: Studi kelayakan;
(ii)
. . .
Identifikasi prioritas bagi kegiatan pembangunan; Kebutuhan informasi baru untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan; Evaluasi serta pengawasan kegiatan pembangunan.
Isi Buku Pegangan
Buku pegangan ini terdiri dari empat bab dan satu lampiran. Bab pertama prinsip dan dasar pemikiran Penilaian Pedesaan dengan waktu Singkat. mencakup Bab kedua memperkenalkan metode dan penerapan RRA, yang mencakup kategori kegiatan utama dari RRA (persiapan kerja, kunjungan lapangan dan penyeleiaian dari icegiatin nrtA;, dan metode utama, peralatan dan teknik yang dipergunakan dalam RRA, jaringan dari penggunaan keberadaan informasi yang ada, identifikasi dan penggunaan indikator kunci, pengamatan langsung, dan penggunaan teknik wawancara langsung untuk belajar dari narf ,u*b.r, telompok- serta perorangan' Lebih lanjut aplikasi RRA akan dijelaskan, termasuk identifikasi dan diagnosa pokok masalah dan masalah setempat; perancangan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi atas proyet; pengembangan' perluasan, dan alih teknologi; pengambilan keputusan dan p"*-irrun kebijaksanaan; tanggapan yang tepat dan cepit tirhadap gunggrun dan keadaan darurat;
tambahan, pelengkap, dan perbaikan metodotogis.
Bab ketiga berisikan petunjuk dan pedoman yang rinci untuk melaksanakan RRA dalam praktek. Topik utama mencakup kebutuhan untuk -.nyurun secara teliti kegiatan RRA, tercakup didalamnya; pengembangan perencanaan penyelidikan dan menentukan alat-alat penyelidikan; pengumpulan, peninjauan kembali dan ringkasan informasi dari sumber yang ada; kegiatan organisasional (termasuk keputusan terhadap pemilihan lokasi, jangka *ur.to RRA, ,It"rci pelaksana penyelr'dikan, jadual kunjungan lapangan dan persiapuln p"rryr.orrun laporan); pelaksanaan kerja lapangan (termasuk tingkatan penyelidikan, pemilihan iesponden, wawancara kelompok dan individu, teknik wawancara semi tersusun, teknik p.rtunyuun, dan analisa di tempat); analisa akhir dan analisa diskusi kelompok; persiapan laporan (termasuk petunjuk penulisan, garis besar.laporan, dan langkah-langkah dalam penulisan laporan); presentasi temuan, penyebaran informasi dan tindak lanjut (follow_up). Bagian keempat buku ini menggambarkan contoh-contoh pelaksanaan penerapan metode RRA dalam praktek, sebagai alat dan metode untuk mengkaji keaiaan ketenagikerjain pedesaan dipedesaan tingkat II Brebes propinsi Jawa Tengah. Bagian kelima buku pegangan ini berisi ringkasan pedoman untuk pelatihan pelaksanaan RRA' Bab ini secara khusus memberikan beberapa pedoman awal pelatihun korru, RRA, tentang bagaimana cara mengorganisasi dan mempersiapt
Bagian keenam dari isi buku ini, menggambarkan secara rinci bahasan pelaihan-pelatihan, termasuk pokok pedoman bagaimana cara membantu kelompok kerja RI{A r".ieragakan peralatan yang telah dipelajari dalam penggunaannya. Masing-masing petatihan termasuk didalamnya contoh dan pelajaran praktek.
(i_ii
)
Bagian lampiran atau merupakan bagian terakhir dari keseluruhan buku ini, terlampir konsep pengantar dan ruang lingkup mengenai pengkajian keadaan ketenagakerjaan pedesaan.
(iv)
DAF'TAR ISTILAH Strategi coping
strategi penanggulangan. Suatu stretegi perencanaan dan tindakan untuk mengatasi kesulitan
Evaluasi
Penilaian terhadap tujuan dari suatu bentuk kegiatan yang sudah dapat diselesaikan
Feedback
Suatu informasi yang dihasilkan dari adanya proses kegiatan (misalya, monitoring)
Holistik
Pendekatan yang bersifat "menyeluruh dan mulia" mengenai hubungan yang terpadu dan berkaitan antara yang Maha pencipta; Manusia; Makhluk lain serta Lingkungannya.
IIED
International Institute for Environment and- Development, London
Indikator
Penunjukan tetap dari pada informasi yang dipakai sebagai ukuran atau standar unfuk menilai situasi atau proses perubahan
Informan
seseorang (Kelompok/anggota masyarakat) yang memberikan dan dapat menghasilkan informasi
KKU
Khon Kaen University, Thailand
Monitoring
Pengumpulan rutin, analisa, dan penggunaan informasi yang dipergunakan untuk mengadakan penilaian bagaimana jalannyi suatu kegiatan guna menghasilkan informasi lain/baru (sistem umpan balik)
NGO, LSM
Non-Government Organi zation, Lembaga Swadaya Masyarakat
Informan kunci
Nara sumber, sumber pemberi informasi pokok/penting; Kelompok/anggota masyarakat yang mampu dan aapit
menyediakan serta memberikan informasi-informasi penting (pemuka masyarakat; bidan; guru; aparat desa dlsb) Oppornrnity sampel
Pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu dari responden yang ada (sampel biasanya dibagi dalam belierapa tingkatan)
On-the-spot analysis
Analisa masalah dan pemecahannya langsung ditempat kejadian
tv)
PALM
Participatory
karning Method (Metode Berpartisipasi dalam
Belajar)
RRA
Penilaian Pedesaan dengan Waktu Singkat
PRA
Penilaian Pedesaan secara Partisipatif
Probe
Penyelidikan; Pemeriksaan; Bentuk koreksi silang yang dipergunakan dengan melalui pengumpulan data untuk memperoleh tanggapan atau diskusi dari sebagian informan
Pemeriksaan Silang
Cross-check; Pengujian informasi dengan memperbandingkan informasi melalui pengumpulan data paralel atau pelengkap dengan informasi dari isian daftar pertanyaan (sebagai perbandingan bagi pewawancara yang tidak menggunakan daftar pertanyaan baku)
Proxy
Penujuk pengganti (indikator yang mewakili/mendekati) (misal, jenis rumah sebagai penunjuk pengganti dari indikator kesehatan)
RAP
Rapid Assessment Procedures (Prosedur Penilaian dengan Waktu Singkat)
Sistem
Pendekatan yang menekankan keseluruhan bagian yang merupakan satu kesatuan dan saling ketergantungan dari masing-masing bagian
tersebut
Stratifikasi
Triangulasi
Penggolongan tingkatan sosial ekonomi menurut masyarakat, atau hak istimewa
klas.
status.
Suatu bennrk koreksi- silang melalui pendekatan topik penelitian dengan menggunakan tiga atau lebih sisi pendekatan (berhubungan dengan komposisi team, teknik penggunaan, dan sumber informasi)
WST
Wawancara SemiTersusun; Wawancara yang dilakukan dengan tidak menggunakan daftar pertanyaan baku dalam bentuk kuestioner serta tidak memerlukan bentuk jawaban secara tertulis
(vi
)
BAGIAN
A:
PRINSIP DAN METODE
BAGIAN A: PRINSIP DAN METODE
I'. 1'1
PRINSIP DAN DASAR PEMIKIRAN PENILAIAN PEDESAAN DENGAN WAKTU SINGKAT
Kebutuhan untuk Penilaian Pedesaan dengan waktu singkat (Rapid Rural
Appraisal) Pendahuluan
Kesulitan -u"qk mendapatkan informasi yang tepat pada saat suatu keputusan harus diambil dalam wakfu dan anggaian yang terbatas masalah yang biasa dihadapi mereka yang melaksanakan pembangunan di pedesaan. ^"*fukun Pengalaman telah mlnui;ur*an banyak proyek pembangunan dilaksanakan sebelum informasi yani tengt
Hal ini disebabkan informasi yang dikumpulkan dengan cepat dan teburu-buru oleh pegawai pemerintah dan agen pembangunan banyak yang bias dan tidak memadai. sebagai contoh: mereka hlnla menguniungi tempat yang dekat dengan pusat kota, berbicara harrya kepada penduduk kampung koya dan terkemuha, hanya ke tempat dimana proyek diterima iergr oleh masyarakat, melakukan perjalanan hanya paaiialan yang mudah dilalui, atau melakukan perjalanan harrya selama musim yang menguntungkan. Kadang-kadang juga terdapat bias antara banyak profesional/para pakar dan pega*ui p.*eiintah tentang penduduk desa yang disebabkan oleh keterbatasan pendidikan formai serta sedikit atau tidak sami sekali informasi yang dimiliki oleh penduduk desa atas manfaat tujuan pembangunan. Penilaian Pedesaan dengan waktu singkat (RRA) adalah suatu proses belajar yang Mendasar, Intensif dan keraktif serta dengai *oin yang singkat mengenai kondisi suanr daerah setempat' Sistim ini merupakan cara uetalar langsung aari riasyarakat-untuk mengadakan penyelidikan, menganalisa serta mengevalu asi kendita tlan kesempatan:. Disamping dapat memberikan informasi akurat yang dipergunakan untuk membuat kepufusan yang berkenaan dengan proyek-proyek pembang]rnin. rra ini dilakukan oleh kelompok kecii multi disiplin yang memanfaatkan serangkaian metode yang khas dan terpilihdalam rangka memperluas pemahaman tentang kondisi pedesaan, yang menet!*a1 pemberian pengetahuan pada penduduk setempat, dan menggabungkan pengetahuan tersebut dengan keahlian khusus.
RRA bercirikan cara belaj ar ,yang cepat mengenai proses interaksi dan akumulasi pengetahuan yang tepat. Proses pengulangin ying *.rnu'oui utun dapat..rp.rt.cil kesalahan yang akan terjadi yang dapat menghambui p.ngulun dan konfirmasinya, misalny a pengamatan langsung dan penyelidikan ditempat (on-site prioingS daram roronioro semi-tersusun, untuk mengkoreksi, merevisi dan koreksi kembali r.rtr p.tiituian informasi yang tepat. penerapan dari
1-
pada suatu RRA dapat lebih berhasil pada masyarakat pedesaan yang relatif homogen dalam pengetahuan umum, tradisi dan kepercayaannya, meskipun begitu pada saat sekarang penggunaannya semakin berkembang untuk kondisi yang lebih komplek dari lingkungan perkotaan. RRA potensial untuk dapat membantu mencapai proses reorientasi kepada para perencana dan pelaksana pembangunan. Beberapa pegawai pemerintah dan para peneliti dari universitas mungkin merasa agak canggung dalam palaksanaan RRA di lapangan disebabkan mereka mempergunakannya lebih banyak untuk memberikan pengarahan dan petunjuk dari pada belajar langsung dari temuan-temuan yang didapatkan dari kondisi yang dihadapi masyarakat di tempat tersebut. Selain dari pada itu, beberapa pelaksana pembangunan mempergunakan metode yang kurang efisien dalam pengumpulan informasi, baik petunjuk metodenya, penentuan jadualnya, kompleksitas, terlalu detail dan metode penelitian yang kurang fleksibel. Beberapa kelemahan dari methode yang sekarang dipergunakan diuraikan dibawah ini. Bias dan Kelemahan pada Pendekatan Sekarang Bentuk umum dari proses penilaian adalah kunjungan singkat oleh para ahli atau pakar yang terkumpul didaerah kota, atau disebut juga sebagai turis untuk pembangunan desa. Dengan kudungan ini akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kemiskinan, menguatkan dugaan-dugaan yang sebenarnya tidak benar dari suatu hal yang sudah terdapat secara umum dan suatu kesempatan untuk dapat mempelajari kasus yang sebenarnya secara mendasar. Dibawah ini adalah adanya bias yang bertentangan dari hal yang sudah lazim yang digunakan untuk menilai kemiskinan:
Aspek Tempat. Masyarakat miskin sering jauh dari keramaian dan hidup berpindah-pindah. Mereka cenderung tinggal berkelompok di daerah yang jauh dari pusat kota, hidup di kampung atau desa kecil yang terpencil dan sulit terjangkau. Aspek Proyek. Kecenderungan pendatang hanya untuk mengunjungi dimana suatu proyek sedang dilaksanakan, dimana segala sesuatunya sedang dalam pembaharuan atau akan diperbaharui, tanpa memperhatikan wilayah diluar proyek.
Aspek Kontak Pribadi. Pengunjung atau pengamat pembangunan cenderung menemui masyarakat yang hidup berkecukupan dan memiliki kekuasaan, lebih meyukai kontak dengan pria dari pada wanita, para pemakai jasa dari pada yang tidak menggunakan, pengguna atau pengadopsi teknologi dari pada yang tidak, masyarakat yang lebih aktif dari pada yang tidak aktif, dan mereka yang tidak melakukan migrasi. Semua kasus ini cenderung bias terhadap bertambahnya kemiskinan absolut.
Aspek Musim. Di banyak tempat musim hujan dan selama musim kering yang panjang adalah waktu yang paling buruk, khususnya bagi penduduk miskin, karena hal ini menyebabkan mereka harus bekerja lebih keras untuk mengahadapi kekurangan pangan, harga bahan makanan yang tinggi, pengaruh dari penyebaran penyakit, dan akhirnya hutang yang meningkat. Para aili dan
-2-
pakar yang berpusat d'i kota biasanya sering melakukan kunjungan lapangan pada musim kering sesudah panen dimana sesuatunya dalam kiadaan lebih baik.
Aspek Kesopanan dan Protakol. Kesopanan dan adat-istiadat serta kunjungan yang bersifat protokoler mungkin menghambat kegiatan para pengamat pembangunan dalam penyelidikan dan mengadakan pertemuan dengan pe-nduduk mistdn. Karena adinya aspek tersebut mereka mempunyai waktu yang terbatas, sedangkan penduduk miskin o*uroy. j'autr oari jangkauan.
Juga terdapat falrtor-faktor lain yang menghambat pendekatan dibawah ini yang parut dijadikan suatu piringatan: -
ini,
seperti diuraikan
' Penyelidik atau peneliti kurang dapat menjalin hubungan yang dekat dengan masyarakat daerah setempat, keadaan ini dapat mempengaruhi dalam mJnoapa*an dan peiberian;u*uUun yun!
karena sikap peneliti yang terlalu sopan, didasari oleh keinginan unruk rnenghindarkan halyang negatif dengan memberikan gagasan yang terlalu idea[ serta lebih bersifat sosial dan la] tidak praktis. .sal.ah'
'
Penyelidik, khususnya orang luar, yang merasa "lebih mengetahui,,, akan gagal untuk menjadi pendengar yang baik. Mereka ingin lebih banyak memberitahu dan mengajar dari pada belajar, serta menguatkan persepsi yang sebenarnya salah dengan berprasangka yang menggambarkan ide dan penapsiran mereka sendiri. Para penyelidik lebih suka memandang hal-hal yang bersifat sebagian dan tidak melihat adanya suatu keterkaitan,
mereka hanya *"oyitioit i kegiatan yang nyata tanpa mempelajari pada hal yang berhubungan dengan kebiasaan sosiilnya. MerEka mungtiiniidak bertanya atau mengerti benar tentang keadaan-ke_adaan sosial yang penting seperti, hubungan antara atasan dan bawahan, golongan, organisasi informal, aturan atau nonna, hutang piutang, tingkat tingkat kekayaan dan pengambilan keputusan dalam keluarga.
b"il;;;ji, ;;;
P.ara Penyelidik hanya melihat sekilas, dengan waktu yang terbatas. peristiwa periodik dan musiman seperti aktivitas musiman dan pasarrningglrun yang teratur mungkin tidak pernah mendapat perhatian mereka. Dengan mempergunakan kecenderungan masa lalu untuk melihat keadaan masa sekarang sering tati teuitr uait< -oari pada pandangan yang statis tentang keadaan sekarang yang biasanya mudah berubah.
-
Sebagai kesimpulan, penilaian yang terlalu cepat dapat mengakibatkan kesalahan serius, khususnya apabila_ berhubungan dengan orang miskin. Penilaian yang Frlalu cepat mengakibatkan salah pengertian, atau dengan kata lain cepat seringkali saiah.
Pada hal-hal yang
bersifat ekstrim, penelitian akademik yang tradisional seringkali menghabiskan waktu dan dana penelitian hanya untuk mengumpulkan data secara besar-besaran. Hal ini seringkali tidak efisien, uait dalam kualitas data miupun lamanya waktu untuk kegiatan analisa dan penulisan laporan data penelitian. Ironisnya informasi yanj pa[ng bermanfaat dari penelitian jangka panjang sering kufi artung bukan dari peneliiia; iru sendiri tetapi dari
-3-
pengamatan yang bersifat informal oleh orang yang melaksanakannya. Banyak penelitian yang besar tidak pernah dianalisa, atau apabila dianalisa dan ditulis, tidak pernah dimengerti atau diingat, atau apabila dipahami dan diingat, tidak dilaksanakan secara nyata.
RRA menawarkan jalan tengah antara penilaian yang cepat tetapi tidak terarah, penelitian akademik yang lama dan tidak efisien, serta penelitian dengan memadukan biaya yang maksimal dan seefisien mungkin. RRA merupakan pengembangan pendekatan dan metode yang spesifik untuk mengurangi bias tersebut diatas, dan itu adalah kelebihannya. Pendekatan Dart Bawah - Ke Atas (Bottom-up Approach)
Komunikasi dan kerjasama antara penduduk setempat, pegawai pemerintah dan para profesional adalah perlu dalam rangka memahami masalah dan problem setempar, mengamati kecenderungan dan perubahannya, dan mencarikan serta mengusulkan jalan keluar yang tepat. Pendekatan ini menginginkan dialog yang langsung dan intensif antara para peneliti, perencana serta penduduk setempat yang tepat guna dan berdaya guna dari pada penelitian konvensional seperti survei ekonomi dan sosial. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk memahami, mengorganisasikan dan menginterpretasikan apayang mereka rasakan sebagai suatu kenyataan. Setiap orang mengetahui dan mengerti hal-hal yang berbeda dalam memandang sesuatu, tetapi hal ini tidak berarti yang satu benar dan yang lainnya salah. Antara penduduk setempat, perencana pembangunan atau pegawai pemerintah yang bersangkutan sering terdapat perbedaan pendapat, masing-masing merasa mengetahui dan mengerti tentang lingkungan setempat, dan atau sama-sama menganggap penting pendapatnya. Terdapat adanya anggapan bahwa persepsi dan pengertian dari kelompok pendahulu adalah tradisional sementara kelompok yang terakhir lebih modern dan muthakir, meskipun tidak berarti bahwa yang terakhir adalah lebih baik. Dipihak lain terdapat adanya kesenjangan antara penduduk desa yang akan merasa sulit dan canggung untuk beradaptasi dengan kehidupan dikota, sebaliknya para pemrakarsa pembangunan desa merasa enggan untuk membaur danbelajar sebanyak mungkinmengenai kondisi danmasyarakat setempat. Pemrakarsa pembangunan seharusnya mempunyai kemauan dan dapat membaur serta belajar sebanyak mungkin dari pengalaman dan pengatahuan mereka. Masyarakat pedesaan pada saat ini sedang menghadapi perubahan yang berjalan sangat cepat dan dramatis. Sehingga setiap informasi akan cepat menjadi kadaluarsa. Informasi bukan satu-satunya yang harus senantiasa diperbaharui. Begitu juga dengan orang (para pelaksana pembangunan dan ap?r^t pemerintah) membutuhkan pelatihan, ketrampilan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman mereka terhadap adanya perubahan-perubahan tersebut. Banyak pelaksana pembangunan dan aparat pemerintah, yang sejalan dengan berlalunya waktu naik tingkat kesenioran atau jabatannya dan bersamaan dengan itu pula sepuluh atau dua puluh tahun mereka telah ketinggalan dalam banyak hal. RRA memiliki potensi untuk memantapkan dengan belajar langsung dari pengalaman dari posisi kesenioran mereka, untuk turun kelapangan dan belajar menghadapi situasi secara langsung, serta secara eksplisit mencoba belajar dari pada mengajar atau menjelaskan. RRA merupakan proses belajar tidak saja antara para pemrakarsa
-4-
pembangunan dan perencana pembangunan dan masyarakat, tetapi jug a antarapara pelaksana dan perencana pembangunan inr sendiri.
Pengikutsertaan penitaian pedesaan /pRA dan
RM
Sebagian besar metode dari RRA adalah mencakup proses belajar dari dan untuk penduduk daerah pedesaan setempat...Meskipun begitu tujuan utu,nu dari h.Ra nantinya akan dapat dikembangkan' Informasi yang didapatkan puoi umumnya dipergunakan unilk identifikasi, persiapan, penilaian, pengawasan, ierta evaluasi dari beberap";e.rii kegiaran proyek. Tetapi wawasan pengetahuan dapat juga diperoleh dan dikembangkan melalui a'rti dari keikutsertaan mereka dalam PRA, yang mana oatam_trat penyeiidikan dan analisa akan lebih banyak dilaksanakan oleh penduduk desa itu sendiri, pen nturn prioritas kegiatan diri mereka sendiri serta memungkinkan penououk *iriin *rngunitiru dan cara memotivasi oan meratsanakannya sendiri.
i*
Pengikutsertaan Penilaian Pedesaan (PRA) sudah menjadi bagian
dari proyek pembangunan pedesaan, yllq dipergunakan sebagai pendekatan untuk pengembangan masyarakat pada tahun 1950an dan 1960an oleh para pelaksani oari Lembaga Masyarakat (Non_ Governmental Organization/NGo), untuk identifikasi masarah dan kesempatan dari dan oleh masyarakat itu sendiri atau menjadi pelopor kegiatan mereka. pRA berperan dalam mengantisipasi dan memperbaharui keadaan. rara penefiti @endatangy umumnya kurang berperan sebagai pengumpul informasi' mereka lebih bersifat sebagai penghubung dan pemberi fasilitas, atau agen pembaharuan' seperti pada penyelidikan dan penganalisaan lebih banyak dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan dan pLnduduk miskin itu sendiii. sebab prngrtuhuun baru nantinya dapat dikembangkan dari dan dimiliki lebih banyak oleh mereka dari pada pendatang. Dalam proses pengikutsertaan ini mereka akan memperoleh keuntungan dengan r.ru.u dianggap penting dan lebih berkuasa sehingga dalam pembangunan proyek dan kegiatan awal yang akan dilaksanakan, mereka akan lebih memperlihatkin t<eikutsertaanya dan lebih mendukuns.
s;;;t;
1.2
Prinsip pokok penilaian pedesaan dengan waktu singkat
Pada tingkat operasional, kebijakan RRA tidaklah sama untuk setiap keadaan. Meskipun demikian penting unfuk ditekankan kebutuhan pti*ip kerjasama akan (i) pengkombinasian berbagai pokok pandangan yang berbeda, (ii) pencarian dan pemeriksaan yang berulang, (iii) belajar cepat dan (iv) penggunaan bahan pengetahuan lokal, (v) .pro-gresif, kerjasama dan pendekatan antar disiplin, (vi) nerciuititas dan p.nggu.iun keputusan yang suoah dibuat, tetap diperlukan. prinsip-prinsip rersebut diuraikan dlba;;h ini.
Kombinasi Pokok pandangan yang Berbeda (Tiangutation)
Pada dasarnya, RRA dapat dilihat sebagai suatu metodologi yang secara sadar memprakarsai pengkombinasian, atau mendekatkan informasi dari berbagai pokok pandangan
yang berbeda, biasanya terdiri dari. minimum tiga (dikenal sebalai bentuk "triangulation")'
segitiga
Hal ini disebabkan kunjungan teria raiangan sering dibatasi oleh keterbatasan
-5-
wakhl, dan "sampel" responden yang umumnya kurang memadai untuk dianalisa secara statistik. Dalam rangka meningkatkan ketepatan, maka pemilihan secara non-random yang seksama akan mencakup tiga hal pokok yaitu:(i) komposisi tim,(ii) unit observasi,(iii) metode penyelidikan. Anggota kelompok dipilih berdasarkan kemampuan untuk mendapatkan informasi yang tepat dari cara pandang mereka yang berbeda. Hal ini umumnya dilakukan melalui keterperpaduan yang tepat antara latar belakang ilmu dan disiplin yang berbeda dan latar belakang pelatihan dari anggotanya. Apabila mungkin, untuk menghindari bias, jenis kelamin pria maupun wanita hendaknya dimasukan dalam kelompok penilaian. Sebagai unit pengamatan, proses kegiatan juga terdapat adanya pembagian tingkatan data sampel untuk penyesuaian variasi pemahaman. Sebagai contoh, dalam pengujian sebuah skema
irigasi, suatu rumah tangga dengan sengaja dipilih untuk mewakili mereka yang akan memperoleh manfaat dari skema tersebut, yaitu mereka yang tidak mampu, dan yang secara nyata dirugikan oleh adanya pembangunan irigasi tersebut- Gagasannya adalah untuk mendapatkan informasi dari beberapa sudut yang berbeda, seperti terlihat dan dirasakan oleh anggota penduduk yang berbeda. Akhirnya tujuanpenggabungan metode-metode, peralatan dan teknik adalah dipergunakan untuk meningkatkan kualitas informasi dan untuk kebutuhan koreksi silang. Sebagai contoh wawancara dengan para nara sumber dan responden secara perorangan mungkin dapat berguna dalam menggabungkan data sekunder dan pengukuran langsung. Peryelidikan dan Pemeriksaan yang Berintensitas Tinggi Praktisi RRA harus siap untuk menghilangkan gagasan dan hipotesa lama, membenfuk dan mencari yang baru ketika terdapat adanya suatu bukti yang menunjukkan perlunya melakukan hal tersebut. Pengertian lama yang tidak tepat harus dihilangkan atau disesuaikan dengan informasi baru dan hal baru yang sedang dipelajari. Proses RRA terbentuk dengan adanya pengulangan yang terus menerus pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Sebagai contoh, wawancara semi tersusun umumnya adalah metode yang paling sering dipergunakan, disebabkan hal ini mampu memberikan jawaban maupun pertanyaan yang berubah secara cepat atas hasil wawancara maupun informasi yang ada. Para pelaksana RRA harus berhati-hati khususnya mengenai hal-hal yang tidak diharapkan. Metode-metode seperti penggunaan indikator dan pengamatan langsung adalah juga penting uffuk mendapatkan petunjuk dan mengarahkan pada sanJ perangkat pertanyaan dan hipotesa baru.
Belajar Cepat dan Progresif Didalam kegiatan penyelidikan danpemerilsaan, kegiatan PRA menyangkut suatu proses cara belajar yang cepat dan progresif ditempat kegiatan. Sehingga secara berkala akan dapat menghasilkan sama banyaknya antara pertanyaan dan jawaban. Dengan begitu adanya pertanyaan baru dan pandangan baru akan memberikan kepada peneliti untuk memahami masalah-masalah yang sesungguhnya dan pemecahannya. Kekerapan tatap muka dan temu wicara antara
-6-
pernrakarsa, pelaksana pembangunan serta penduduk yang merupakan sumber informasi utama akan seiring dengan tingkat p.ngu*pulan informasi yang akan didapat disamping akan menimbulkan tantangan bagi pegawai pemerintah untuk mendapatkun g.gurun-gagasan khusus. RRA menekankan bahwa ueraiar cepat dan progresif adalah salah satu -"uru y"ng terbaik dan utama d-alam kegiatan kunjungan kerja lapangan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang berdasarkan penggunaan dartaipertanyaan yang tetap, tidak melibatkan cira belajar progresif dalam pelaksanaan kegiatan lapangan.
Kegunaan Pokok pengetahuan Lokal
Identisifikasi proyek dan persiapan proyek RRA harus dilaksanakan sedekat mungkin dengan obyek sasa-ran. Persepsi o"n pingrrtian setempat akan kondisi dan situasi dari setiap zumber yang ada dilingkungannya sangat penting untut dipelajari dan dipahami dalam kontek daerah setempat, dan karena masyarakat seteinpat merasa perlu untuk mengetahui serta mempelajari tentang keadaan sumber dayanya di daerahnya. Sebab setiap penanggulangan problema yang timbul harus senantiasa dapit dimengerti dan diterima penduduk sehingga mereka terangsang untuk lebih banyak belajar tentang hal-hal Oleh tarena itu metode RRA *t*!f beratkan pada kemampuan untuk mendapatkan,tersebut. menilai, memahami serta ,n"n .guh terj adinya kesalahpahaman atau pandangan masyaiakat setempat. Memperlakukan orang desa sebagai guru dan menjadi muridnya adalah perlu, karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih dan dapat diandalkan yung ilout dimiiiki oieh para pendatang (peneliti). Para peneliti harus mencoba memperoleh yang terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan dimana mereka bekerja dan harus tertita pada informasi rals tjdak diharapkan. Bertanya kepada para penduduk mengenai hal-hal yang mereka perlukan seringkali. dianggap janggal, iermasuk pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya mengidentifikasikan kebufuhannya, cara untuk menolong mereka, serta oimana oatam masyarakat paling mudah terkena bencana dan gangguan. Oleh sebab itu bagi para peneliti harus memperlihatkan kerendahan hati, dan menliga agar tetap rendah hati adalah mutlak. Pendekatan Kerjasama dan Antar-Disiplin IImu Dalam RRA pendekatan antar - disiplin adalah selalu mempertimbangkan kepentingannya tanpa mempertimbllskan apa yang sedang dipelajari. Disebabkan roffitsitas dari sistem seringkali tidaklah mungkin bagi paia penetii yang mengkhususkan !1erah, diri pada salah satu disiplin ilmu untuk memahami ielurutr-fatctor-iaktor yang-terdapat paaa para petani dan rumah tangga pedesaan. Atau dalam merekomendasikan prrtuikun untuk penanggutangan berdasarkan atas kondisi setempat. Suatu bentuk tim kecil terdki dari para peneliti yang mewakili berbagai disiplin ilmu yang tergabung dalam pelaksanaan RRA, diharapkan akan dapat saling isi mengisi kombinasi keahlian dan informasi yang diperlukan dalam memahami situasi dan kondisi setempat yang lebih baik. Tetapi kebunrhan untuk kerjasama dan interaksi yang Erbuka adalah juga penting disebabkan oleh proses RRA yang alami.
-7
-
Selama pelaksanaan RRA para peneliti akan dihadapkan pada sejumlah besar informasi, dimana setiap orang akan mempergunakan caranya masing-masing. Dengan demikian mereka akan mendapatkan tambahan pengalaman baru yang sangat berguna melalui interaksi yeng erat dilapangan, lebih-lebih apabila mereka mempunyai pengalaman dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Penggunaan methode dan teknik dilapangan memang ditujukan untuk mendukung kegiatan ini misalnya pelaksanaan wawancara langsung dengan setiap orang yang melibatkan diri dengan kegiatan dilanjutkan pula dengan pertemuan-pertemuan yang rutin yang memungkinkan mereka bertukar pendapat, catatan maupun pengalaman masing-masing.
ini
Fleksibilitas dan Kegunaan dari Keputusan yang Dibuat
Apabila diperlukan dan memungkinkan untuk dilaksanakan, tim RRA harus bersedia untuk merubah jadual kerjanya atau melakukan perjalanan maupun wawancara yang sama untuk memperbaiki pengertian, presepsi, mapun dugaan masing-masing atas hal yang sama. Fleksibilitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk memilih, merubah, atau memadukan metodologi, alat dan teknik atau bahkan untuk mendapatkan dan menciptakan peralatan baru demi kemajuan RRA. Dua macam keputusan yang sangat mendasar dan penting yang harus diambil, pada saat awal maupun selama pelaksanaan RRA adalah menyangkut jenis informasi dan tingkat ketepatan yang diperlukan atau dimungkinkan. Dalam pengambilan keputusan ini, tim hendaknya memperhitungkan dan berpegang teguh kepada tujuan pokok RRA, dengan memperhatikan sifat subjeknya, hipotesa dan data, demikian juga effisiensi penggunaan waktu, biaya maupun cara penanggulangannya permasalahan yang timbul. Oleh sebab itu pertemuan berkala antata anggota kelompok diperlukan untuk menyatukan cara penilaian yang berdasakan atas praduga yang tepat dan akurat atas semua rencana RRA maupun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai yang dianggap penting dan mendasar. Kesimpulan
Prinsip penting yang mendasari RRA adalah penggabungan secara bebas dari berbagai pokok pendapat, cara pandang yang berbeda, penggunaan penyelidikan yang berulang-ulang dan cara pendekatan, belajar cepat dan progresif, penggunaan pengetahuan lokal, pendekatan antar disiplin ilmu dan kerja kelompok interdispliner, keluwesan dalam pendugaan yang tepat dan keputusan yang dibuat, juga merupakan prinsip mendasar. Prinsip ini akan menghasilkan dasar proses penelitian yang dapat membedakan secara nyata antara jenis penyelidikan dan penelitian lainnya. Proses RRA merupakan kegiatan yang bersifat holistic (Ketuhanan dan Kemanusiawian yang memperhatikan aspek lingkungan) dengan mempergunakan sebuah pendekatan system, sementara metodologi penyelidikan penelitian lainnya cenderung menghasilkan teori dan hipotesa yang berdasar pada presepsi nyata dari masing-masing disiplin ilmu. Teknik yang dipergunakan dalam metode konvensional menekankan pada tingkat keyakinan dan ketepatan serta kepercayaan atas data-data yang terkumpul yang dipergunakan sebagai alat untuk menguji hipotesa. Sebagai akibatnya, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini relatif lama. Sebaliknya, RRA menekankan pada kesingkatan waktu dan kekerapan berinteraksi yang tepat mengikuti
-8-
siklus metodologi yang ditetapkan. Dengan demikian Ko reksi Keadaan dalamperkembangan ilmu pengetahuan terapan akan.terjadi dengan sempurna dan secara keseluruhan pror., belajar akan dapat dipersingkat. Hal inipun dapat m"mbatasi kita pada penggunaan iet
RRA mempergunakan tim peneliti m-ulti disipliner yang mana para peneliti yang terlibat didalamnya akan berinteraksi secara intensif serta aktif, dengan sesama anggota ataupun dengan nara sumber lainnya yang berasal dari penduduk setempat. Hubungan interaktif ini memungkinkan semla pihak yang bersangkutan untuk berpartisipasi dalani kegiatan sinthese maupun pemurnian ilmu yang dipergunakan. Dalam proses ini pengetahuan maupun realitas yang dihadapi oleh para pelaku akan berubah, biasanyu .krn menuju kelada peningkatan kesepakatan kerja bersama (konsensus).
-9-
2,
METODE DAI{ PENERAPAN RRA
2.1
Kategori pokok Kegiatan RRA
Pekerjaan persiapan
Sebelum pekerjaan dilapangan dilalsanakan, kegiatan biasanya meliputi pemilihan kelompok tim yang multi-disiptiner untut melaksanakrn p.iiluiun terhadap topik RRA, termasuk kegiatan pengumpulan dan pengujian atas ada tidaknya latar belakang seluruh informasi yang mempunyai hubungan (baik laporan-laporan yang terfulis maupun yang tidak, misalnya: peta wilayah,-photo pemotretan udara, data kondisititrltongun, data sosial, dlsb). Hal ini dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang betujuan untuk menentukan, mengarahkan serta mengembangkan dugaan sementara, pemilihan mengenai topik maupun subtopik yang berkenaan dengan kegiatan wawancara' pemilihan metode yang tepat, serta penentuan teknik dan alat ,rntot keliatan penilaian' Persiapan juga termasuk lonsuttasi dengan para pakar mengenai sasaran RRA dan kondisi geografis daerah setempat. setelah semua -tegiatan persiapan tersebut disiapkan maka kunjungan awal kelapangan akan dapat dilaksanakan. Disamping persiapan yang telah diuraikan para anggota tim juga harus membicarakan dan merencanaan persipan 9?o: mengenai lokasi/wilayah proyek, logistik, peyusunan jadual serta acara resmi kunjungan kerja. Kunjungan Lapangan
Kegiatan pokok RRA adalah periode kunjungan kerja lapangan secara intensif, dan berkala di lokasi proyek. Kegiatan ini akan trrguntoig dengin tujuai utama kunjungan studi yaitu kunjungan ke desa-desa tetentu atau ke beberapJd"ru yang kondisinya berlainan. Kerja lapangan biasanya melibatkan berbagai macam bentuk interaksi antara anggota peneliti dengan penduduk pedesaan, interaksi yang tidak hanya terbatas pada kegiatan wawancara semi tersusun (semi structure interview) saja namun lebih iari itu. Penggunaan hasil pengamatan, kunjungan ke lokasi proyek, serta pertemuan yang periodik antar *ggotu tim penelitipun harus menjadi kegiatan yang rutin. Untuk dapat -Ln upui hasil RRA yang optimal maka ,.rnuu kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan RRA harus diri;dala;atau tidak dipaksakan ada selama jangka waktu kunjungan kerja lapangan. Lamanya kunjungan kerja biasanya berkisar antara empat sampai dengan sepuluh hari. Dan sebagai tambaha,n, apabila waktu dan jarak lokasi mengijinkan, kunjungan keda yang singkat dapat juga dilaksanakan, dengan tujuan untuk menguji daya guna alat yang dipergunakan dan untuk mengembangkan sub topit penelitian cengan lebih ieksama, disamping untuk mendapatkan informasi yang semula sudah terlewatkan. ku..ou setiap keterlambatan seringkali
mengakibatkan terlewatnya beberapa informasi yang penting. Penyempurnaan Kegiatan KRA
Selama dalam kegiatan melalui RRA, anggota tim harus dapat berpartisipasi dalam diskusi dan analisis yang mempunyai rujuan utama unuf mencapai konsensus mengenai apa yang sudah
10-
didapat dan yang belum. Setelah keseluruhan kegiatan dalam periode studi lapangan selesai, kelompok RRA harus mengadakan pertemuan utuk menyaring dan menggabungkan hasilnya serta membuat catatan selama kunjungan kerja. Adalah penting untuk menentukan dengan segera daerah yang diikuti dengan kunjungan kerja lapangan, karena adanya penundaan biasanya akan berakibat pada terlewatnya informasi-informasi dan pengetahuan yang bernilai. Setelah seluruh kegiatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik, hasil yang dicapai dari RRA hendaknya disyahkan dan dicatat. Hasil ini akan mencakup persiapan laporan tertulis yang dapat dilengkapi dengan materi audio visual, bila diperlukan. Bentuk laporan dapat berupa hasil penulisan bersama antara sesama anggota tim atau yang dibuat oleh masing-masing anggota tim
melalui konsultasi dengan anggota yang lainnya. Laporan tidak hanya memuat hasil dari studi yang dilaksanakan tetapi juga menyangkut hasil diskusi ringkas mengenai cara pelaksanaan studi tsb, berikut metode dan prosedurenya. Dalam banyak hal kegiatan RRA, terutama yang berhubungan erat dengan suatu proyek, sering kali dilengkapi pula dengan rekomendasi formal. Satinan dari laporan, demikian juga dengan ringkasan hasilnya harus didistribusikan kepada lembaga-lembaga, kantor-kantor atau kepada semua pihak yang membutuhkan.
RRA, dari tahap persipan hingga penyelesaian, harus disusun jadual pembagian waktunya dan tepat waktu. Meskipun begitu keseluruhan sesuai dengan aktivitas tidak seharusnya dikerjakan dengan tergesa-gesa, sebab hal ini akan dapat mempengaruhi kualitas hasil dari pada temuan, bagaimanapun juga adalah penting untuk menjaga semua kegiatan sesuai dengan momentumnya sekaligus mutunya. Semua rangkaian kegiatan
2.2
Metode, Peralatan dan Teknik
Dalam kegiatan yang sebenarnya, RRA meliputi pemilihan secara bebas dan penggabungan dari beberapa metode, peralatan dan tehnik yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan suatu proses penilaian. Kebutuhan untuk menggunakan pengetahuan asli setempat yang efisien, berarti bahwa semua kegiatan yang menggunakan tehnik wawancara semi tersusun serta tehnik yang berkaitan untuk tujuan tersebut akan selalu menjadi kegiatan yang penting. Metode lainnya termasuk pengamatan langsung, penggunaan indikator, peta wilayah, photo udara, alatalat pengularran langsung yang sederhana, nara sumber dan lain sebagainya.
Alat lain yang dapat memberikan kegunaan penuh dan penting mencakup: pemilihan responden, diagram skematis seperti: kalender pertanian, bagan peta dan jadual kerja; alat pengukur dan pencatat seperti: vidio camera, pita skala pengukur dan timbangan; teknik wawancara seperti "penyelidikan/pemerilaaan", juga termasuk jawaban atas enam pertanyaan penolong - Siapa, Apa, Dimana, Kapan, Mengapa dan Bagaimana-, serta teknik pengamatan seperti: kunjungan lapangan dan bermukim di pedesaan tempat kediaman penduduk. Namun demikian secara keseluruhan alat dan teknik RRA tidak ditentukan sebelumnya, tetapi pemilihannya akan dipengaruhi oleh informasi yang sesuai yang ingin didapat serta sesuai dengan tipe dan tujuan dari pada RRA. Pemilihan alat dan teknik dilakukan dengan pertimbangan yang seksama dan tidak hanya dilakukan pada awal kegiatan RRA, tetapi selama masa studi ini
-
11
dilangsungkan' untuk lebih berdaya guna, para anggota tim harus mengetahui cara yang terbaik mempergunakan semua alat-alat tersebut oemitian iuga dengan t.k ik yang dipilih sebelum semua kegiatan RRA dimulai. Keb
eradaan Adany a I nformasi
Didaerah pedesaan dan masyarakatnya, tidak jarang terdapat keterangan-keterangan yang dapat dihasilkan dan ditemukan khususnya bagi ,ner.ku yr.rg ,n.nguJmi kesulitan untuk mencarinya' Meskipun sebagian informasi ouput iitemukan din dipelajaii dari literaturliteratur yang ada seperti: peta wilayah, photo udara, perbandingan photo witayah dan satelit mengenai: lingkungan' penggunaan.lahan, pola pemukimin, komuiikasi, serta tonoisi masyarakat terpencil terisolasi' Informasi lain yang dapat didayagunakan penggunaannya adalah laporan dari departemen, temuan teknis penelitiin dan angta-angka statistik. paper akademis, buku dan laporan temuan penelitian juga merupakan ru.b", iiformasi yung tuk ternilai penggunaanya. Meskipun begitu sering terdapat kecenderungan untuk mengabaikan sumber-sumber Tltih tersebut dan memulai penelitiannya talna g,ersiryun ying mantap. studi kepustakaan mengenai sosiologi, ekonomi dan geografi akan.bernilai dan p.ittirg untuk dipergunakan mengidentifikasi dan menilai keberhasilan proyek sebelum memulaiturun kelapangan. Meluangkan waktu untuk meneliti dalam rangka memperoleh informasi yang tidak dikitahui sumbernya, seringkali membuahkan hasil yang berguna, dan mencegai terjadinya kesalahan yung ,.rlus sehingga meniadakan permintaan pengumpulan data baru yang iiauk oip.rlukan.
Belajar dari Penduduk Hambatan-hamtatan pembangunan dapat dilihat dari gagalnya belajar secara langsung dari penduduk untuk mendapatkan informasi. Kita harus percaya-bahwa penduduk desa seringkali memiliki pengetahuan yang lebih berguna dan prakris daripada para iimuwan atau pengetahuan lain yang terdapat dalam literatur-lit.iatur. Pengetahuan mereka itu mencakup pengenalan akan kondisi lahan, musim, tanaman, binatang piarain dan liar, cara bertani praktis (perladangan), jenis makanan, masak-memasak yang praktii, merawat anak, demikian juga dengan jenis tradisi, adat istiadat serta hubungan yang harmonis sesama pendudut oiuaniingkan dengan diluar lingkungan mereka.
Identifikasi dan Penggunaan Indikator penting
sebuah indikator adalah merupakan gabungan dari beberapa variabel. penelitian, penyesuaian, pengamatan serta perhitungari sepJrti indikator-indikator mungkin dapat
menghasilkan metode singkat dan tepat yang dapat menghemat biaya serra mempersingkat waktu penyelidikan' suatu pendekatan yang menghemat biaya dan tepat guna dapat ditanyakan secara langsung pada penduduk pedesaan itu sendiri untuk memberikan saran mengenai idikator yang tepat yang dapat dipergunakan, sebagai suatu contoh, untuk mengukur kesejahteraan a1uu kemiskinan, dengan cara mengajak mereka berdiskusi mengenai keriampuan serta kelemahan
mereka.
-12-
Indikator lain yang populer untuk mengukur tingkat sosio-ekonomi penduduk adalah mengenali bentuk dan kondisi rumah penduduk. Perhinrngan yang dilakukan adalah amat sederhana, sebagai suatu contoh dengan mengenali bentuk atap rumah atau lantai rumah dan menghitung bahan yang digunakan, akan dapat menunjukkan perbedaan antara penduduk kaya dan miskin, antar suatu keluarga dengan keluarga lainnya ataupun suatu masyarakat desa dengan masyarakat pedesaan lainnya, penggunaan indikator ini dapat dilakukan dalam suatu saat tertentu atau seterusnya, indikator lain yang layak dipergunakan adalah ukuran anthoprometris untuk menilai status gizi penduduk. Indikator yang tidak nampak, tetapi mungkin juga meqjadi penting adalah kepuasan sosial yang dapat dipergunakan dalam memonitoring hasil proyek. Kepuasan sosial dapat dikenali melalui berbagai cara antara lain berdasarkan sumbernya, atau status sosial. Sebagian dari indikator ini juga memberikan penilaian sederhana yang dapat menghasilkan ukuran sebagai patokan sebelum dan sesudah evaluasi diperlukan, untuk menghindari pengumpulan data yang berlebihan. Penelitian Lokal - Khusus Penelitian kuhus yang dilaksanakan oleh para peneliti maupun oleh penduduk setempat dapatmenjadi sangat bernilai sekali. Peneliti dapat dari mahasiswa, guru atau personal yang lain. Seorang mahasiswa yang mempunyai keterkaitan erat dengan kehidupan daerah pedesaan tidak hanya dapat menjadi sumber informasi yang penting tetapi dapat pula sebagai peneliti yang berguna, yang mampu untuk mendapatkan temuan lebih berdaya gUna dan tepat guna mengenai informasi yang perlu diketahui. Sebaliknya pelajar yang bias kekota "urban biased" dengan dasar kehidupan perkotaan akan sedikit sekali menghasilkan informasi tentang pedesaan. Pengamntan Langsung
Sesuatu yang membahayakan dalam RRA adalah anggapan yang menyesatkan dari masyarakat melalui suatu cerita yang dibuat-buat (mitos). Karena penduduk daerah terpencil seringkali mempunyai suatu nilai-nilai kepercayaan yang tidak berdasar atas kenyataan. Sudah menjadi pembicaraan umum terdapat adanya hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat, tetapi dengan pemeriksaan yang berulang-ulang akan dapat diketahui kapan hal tersebut menampakkan suatu kebiasaan, apakah akan terjadi dalam waknr yang lama atau barangkali bukan merupakan suatu kebiasaan sama sekali, sebagai suatu contoh masyarakat bekerja pada masing-masing bidangnya. Pentingnya bergaul, melihat dan mengajukan pertanyaan secara langsung tidak dapat diabaikan. Dalam kegiatan pengamatan langsung ini akan dihasilkan masukan-masukan yang berharga untuk membantu pengamatan yang sistematis dan terarah.
Sumber Informnsi Utama (Nara Sumber)
Meskipun terdapat adanya gangguan yang dapat dikenali dengan baik, namun demikian pemeriksaan secara silang "cross checking" adalah sangat penting untuk mengkonfirmasikan
-t3-
informasi' Nara sumber informasi merupakan kelengkapan alat yang paling diperlukan dalam pelaksanaan RRA, para nara sumber disini adalah pi. irgu*ai pemerintahin seperti penyuluh pertanian,
perawat, mantri kesehatan, pemuka masyarakat setempat, tokoh ulama/kyai demikian pula guru-guru sekolah. Secara keseluruhan, hal-lal pokok yang menjadi perhatian kita akan memerlukan waktu untuk bertanya, siapakah, atau ielomiot-manulan ^yang lebih banyak mengetahui informasi yang relevan selinjutnya kita menjilin hubungan'kefasamu o.nlan mereka' Bagaimanapun mereka cenderung iebih mengetahuf dengan p"iaioitun lebih baik dan pengaruht Ktcanggungan dan bias yang mereka kenal hams dihadapi dengan hati1e:nqunyai hati dengan mencari hal-hal yingcenderung oapai mendekatkan dan membaur, mengadakan kontak pada mereka sering terlupakan r.uugui misal wanita dan orang-orang miskin, yang lang seringkali memahami keadaan ietempat dari pada orang luar. Usaha-usaha tertentu yang ditujukan untuk. mengidentifikasi para nara sumber dapat menguntungkan. Sebuah pertanyaan seperti "Didalam suatu organisasi terdapat sedikitnya satu orang yang tidak setuiu dengan seluruh keputusan dan ini cenderung meniibulkan kekacauan. Dapatkah anda me.ngatakai siapa nanut orang tersebut dari daerah anda?,,. Jawaban untuk pertanyaan seperti itu seringkali menimbulkan anthusias; dan mengakibatkan dampak yang tidak diharapkan; wawancara langsung dengan yang pihak bersangkutap (orang yang tidak setuju dengan keputusan tersebut) dapat menghasiikan koreksi silang ya'ng bernilai serta mengungkapkan tambahan informasi yang bermanfaat.
Wawancara Kelompok
Wawancara kelompok seringkali mempunyai beberapa hal yang bermanfaat dan menguntungkan,'termasuk kemudahan untuk *"*p.idulam pengetahuanbair dan koreksi yanj terus menerus. kelompok didalam wawancara khususnya bermanfaat untuk memberikan informasi tentang sumber daya alam, wilayah geografis dan cakupan subyek materi yang lebih luas dari na{a.fanla,dengan mewawancarai satu responden. Hal yang perlu diperhatikan adalah apabila salah pengeftian yang serius, seperti puru p.r.rtu wawancara kelompok akan dapat ]t!i.di kehilangan arah topik wawancara, apabila peneliti/penyelidik mempunyai suatu kepercayaan bahwa mereka memiliki kekuasaan untuk mengontiol manfaat atau mimberikan sangsi dari wawancara, atau apabila satu orang yang berpengaruh memberikan dan menawarkan gugiru*yu atau pandangannya, yang kemudian ide ters;bui dipakai sebagai wakil pandangan dari seluruh kelompok. Wawancara Semi-Tersusun (WST) Wawancara Semi Tersusun (WST) merupakan bentuk temu wicara atau wawancara (dapat maupun informal) tanpa daftar pertanyaan tetapi hanya dengan mempergunakan catatan daftar pertanyaan utama (check list), yang tidak memirlukan pengisian jawaban secara tertulis atau hanya berbentuk tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan dari daftar.itutrn pertanyaan dapat dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan tidak dari diftar pertanyaan (tergantung dari jawaban responden)' Jawaban yang akan diterima mungkin harus diperbaiki dan disisuaikan dengan halhal yang terjadi diluar dugaan semula, maka topik pembicaran dan pertanyaan dalam daftar
9!"d
-t4-
catatan harus tercakup dalam setiap satu kali wawancara. Apabila penyelidik atau pemeriksa kurang berpengalaman dilapangan, maka persiapan sebuah agenda yang dilengkapi dengan pedoman pelaksanaan diskusi adalah alat yang sangat bermanfaat untuk mengenali kendala dan kesempatan penting.
Penelitian dan Perryelidikan lewat Udara Penyelidikan dan penelitian melalui udara akan dapat memberikan perspektif ruang secara umum dalam suanr wilayah, yang tercakup hanya dalam beberapa menit dan memungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan yang luas materi dari sumber daya alam dan penggunaannya seperti daerah pertanian, penggunaan lahan, jenis tanaman dalam tiap lokasi serta sistem distribusi dari pusat irigasi dll. Cara ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan gambaran umum mengenai kondisi penghuninya seperti: dimana orang-orang miskin tinggal, pada satu desa di pinggiran atau dalam dusun-dusun kecil yang tersebar, serta dapat juga dipergunakan untuk pemilihan lokasi yang akan dikunjungi.
Cara lain yang dapat juga dilaksanakan dengan mempergunakan contoh sederhana dan daftar pertanyaan yang pendek; berjalan mengelilingi desa, misalnya berjalan dari pojok desa dari jalan raya ke pojok yang lain, pertemuan dengan pengguna jasa, seperti jasa kesehatan dlsb.
2.3
Penerapan RRA
Jangkauan yang potensiil dari penerapan RRA adalah sangat luas, dan mencakup banyak bidang pembangunan seperti: pertanian, kehutanan, perikanan, pengelolaan air, pembangunan sarana dan prasarana dasar, kesehatan, gizi dan pendidikan dan bermacam-macam kegiatan proyek pembangunan yang berkesinambungan, berdayaguna dan tepat guna dalam pembiayaan, penjadualan serta pemusatan dan kejelasan informasi. Hal yang disebutkan terakhir mencakup aspek sebagai berikut (i) identifikasi dan diagnosis dari masalah dan pokok masalah daerah setempat,(ii) perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pemanfaatan proyek (iii) pengembangan, perluasan dan alih teknologi (iv) merumuskan kebijaksanaan dan membuat keputusan (v) tanggapan yang cepat dan tepat terhadap gangguan dan bencana, dan (vi) penyempurnaan, penambahan, perbaikan dan peningkatan methodologi yang berlaku. Aspek tersebut akan dijelaskan satu persatu dibawah ini:
Indentifikasi dan Diagnosts Kendala dan Pokok Masalah Daerah Setempat. Pengembangan penelitian dan perencanaan biasanya dihambat oleh adanya keterbatasan wawasan dan ketidak cukupnya data yang tersedia. Dalam keadaan seperti itu terdapat adanya suatu kebutuhan untuk belajar yang terus menerus "open ended learning " mengenai suatu topik, masalah, masyarakat atau daerah untuk menghasilkan keputusan mendasar bagi suatu perencanaan atau penelitian berkala. Apabila topik dan masalah dikenali tetapi masih merupakan kendala yang sukar dimengerti, maka RRA memiliki suatu cara yang bermanfaat sebagai suatu metode untuk menelah topik dan problem secara mendalam yang bersifat inter-disipliner yang
-15
dlnat memantapkan keyakinan kita bahwa topik dan problem tersebut dapat dimengerti dan diidentifikasikan dengan baik.
Perancangan, Pelaksanaan, pemantauan dan Evaluasi proyek
Para pelaku RRA akan m:rmpu mendapatkan dan memberikan informasi langsung mengenai kebutuhan dan kendala daerah setempat serta jenis proyek pembangunan yang akan dapat diperlukan dan diterima bagi masyaraka-t setempit. nne Ouput juga memberikan dan mencarikan informasi yang akan membantu dalam mengenali oan mengiJentifikasikan dalam menemukan jenis kebutuhan itu sendiri. RRA menyiapkan cara pienelitian yang dapat
memberikan ketepatan waktu dan penghematan biaya atas karakteristik, kesempatan dan kendala dari keadaan daerah setempat yang mungkin dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan. Masalah-masalah yang spesifik yang ditemui selama masa pelakrurraun kegiatan iuga Oapat dipelajari dan dianalisa dengan RRA.
RRA memblktikan kegunaan yang penuh didalam pelaksanaan jalannya monitoring dan evaluasi kegiatan. Dalam proyek pembangunan biasanya terdapat kebutuhan untukrrr.nfrrh,
kemajuan yang dicapai secara terus-menerus untuk mengetahui apakah suatu proyek bedalair dan bergerak maju kearah tujuan yang telah ditetapkan. RRA ..-berikan kegunaan yang efeltif
untuk tujuan ini dan informasi yang diberikannya secara berkala rungrib"-itai oan dapat dimafaatkan untuk- melakukan perbaikan atau merubah akrivitas proiet<. juga RRA daiat
dipergunakan mendukung tambahan studi evaluasi yang dapat memberitcin penjelasan mengenai sebab-sebab yang menghambat maupun yang melancarkanlahnnya proyek, yang biasanya sulit untuk dipecahkan dengan menggunakan metode penilaian konvensionai. Pengembangan, Perluasan, dan Transfer Teknotogi Pengembangan, perluasan dan transfer baik teknologi baru maupu peningkatan teknologi yang sudah ada merupakan harapan yang sudah lama terdapat dalam pimbangunan kawasin pedesaaan. Hasilnya keinginan ini telah menjadi semakin kabur karena yang terjadi, ierubatrin banyaknya kendala dan masalah yang terus menerus terjadi, sehingga menyebabkun tLUuinyu keraguan dalam pengembangan teknologi atas kemampuan dan ketidak.o.okun serta ketepatan teknologi bagi kondisi bagi kendala nyata yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan. Uat ini sering terjadi disebabkan oleh karena komunikrri yung kurang memadai antara para perekayasa dan pengembang teknologi dengan calon pengguna teknologi tersebut, Oan tiOat< terdapat cukupnya kesadaran dan pengertian, dari para perekayasa dan pengembang teknologi terhadap faktor-faktor yang dapat terkait dalam rekayasi teknologi baru a-'Iu peng-emuangan tet<notogi yang sudah ada, faktor-fator tersebut adalah: bio-phyisical, sosial Oan et
RRA dapat memberikan sumbangan bagi pemecahan masalah tersebut dan masalah yang berkaitan yang ditemui dalam pengembangan teknologi yang repat dan cocok. disediakan akan dapat dipergunakan unnrk meningkatkan kesadaran ahli teknologi, dai kemungkinannya bagi mereka untuk mengembangkan ieknologi yang lebih cocok dan telat bagi
I"f";;ri;;;;
-16-
kondisi yang sesungguhnya dan kegunaannya. Informasi ini tidak hanya dapat dipergunakan pada tahap awal untuk membuat bentuk baru dari teknologi baru, peningkatan teknologi yang sudah ada tetapi juga selama masa pengujian dan perbaikan. Jika ahli teknologi dimasukkan kedalam tim RRA, maka mereka akan dapat berkomunikasi langsung dengan pengguna teknologi. Hal ini dapat menciptakan kesempatan yang berguna untuk mengenali masalah-masalah dan kendala yang dihadapi dan bersama-sama menelaah dan bekerja sama dalam pengembangan teknologi yang cocok dan tepat guna. Penetapan Kebij aksanaan dan Pengambilan Keputusan
Dalam memilih alternatif-alternatif kegiatan dan merumuskan suatu kebijaksanaan yang mantap, para pengambil keputusan seringkali membutuhkan tambahan data dan informasi yang terbaru sebagai bahan pengertian mereka dalam membuat lebih baik dan banyak keputusan yang informatif. Sangat sering, informasi yang mereka butuhkan adalah lebih banyak bersifat kualitatif dari pada kuantitatif dalam kenyataan sesungguhnya. Sebagai suafu contoh seorang pembuat keputusan mungkin tidak begitu membutuhkan berapa banyak orang atau berapa persen dari pada penduduk yang akan dapat dipengaruhi oleh adanya suatu latihan khusus,'hal ini dibutuhkan tapi tak lebih hanya bersifat umum. Penilaian yang lebih akurat yang diharapkan adalah hasil dan akibat serta masalah-masalah dari bagian penduduk yang paling banyak dipengaruhi oleh adanya suatu pelatihan. RRA akan dapat dan efektif memberikan jawaban pada pertanyaan semacam ini. Pada kasus lain, keakuratan dan perubahan dalam pengambilan keputusan mungkin dapat dicapai namun tindakan yang akan diambil diusahakan untuk mencegah terjadinya pertentangan dengan para pembuat keputusan lain yang kurang dapat memberikan informasi yang akurat. RRA dapat dipergunakan untuk menanggulangi keadaan tersebut dan memperkuat alasan mengadakan perubahan melalui kegiatan yang melibatkan mereka yang menolak keputusan tersebut dengan argumentasi yang kritis dalam suatu topik RRA yang telah diuji permasalahannya.
Tanggapan terhadap Gangguan dan Bahaya Pada saat bencana atau malapetaka terjadi dan akan mempengaruhi baik alam maupun manusia, terdapat kebutuhan untuk mengadakan penilaian yang singkat pada kondisi bahaya dan kerusakan dan kemungkinan kegiatan yang dipergunakan untuk menentukan jenis dan skala bantuan bagi mereka yang paling membutuhkan. Ketepatan dari RRA dengan susunan tim yang kecil, terintegrasi, interdisiplin dalam mengadakan penilaian akan memperlihatkan hasil yang jelas. Penilaian yang jelas dan akurat akan sangat tergantung pada jenis atau macam informasi melalui agen pemetaan dan perencana pemetaan, tetapai bagaimanapun juga harus disadari bahwa RRA mungkinbukan merupakan strategi dan alat yang selalu paling tepat. Perkiraan yang besar, akan wilayah kerusakan yang tidak dapat diidentifikasi (sebagai suatu contoh, kerusakan yang luas pada tanaman pangan yang disebabkan oleh banjir yang luas) mungkin akan lebih baik dilaksanakan melalui tehnik lain seperti pemotretan satelit.
l7-
Penyempurnaan, Penambahan dan perbaikan Metodologi Lain Ada beberapajenis kegiatan pembangunan dan kebutuhan perencanaan serta pengumpulan data yang mungkin lebih baik dilakutan dengan menggunakan meiodologi yang konvensional dari
pada dengan RRA. Banyak topik penelitian,-misalny-ipenjelasan yang
tir,.i pola ruang dan waktu, penelitian daerah "irea survey'yani luas, penelitian jangka-ingenai panjang serta topik penelitian yang mengharuskan studi dengan tuititas temuan yang tinggi, serti penelitian dengan ketepatan'dan dapat diterima secara statistik. Penggunaan nne ifrn nurnpak kurang tepat sebagai metodologi penelitian primer dalam kasus tirsebut diatas, walaupun sistem ini telah dipergunakan untuk mencangkok dan menanggulangi sistim metodologi-metodologi tersebut, pendekatan akan lebih efektif dengan menggunakan metodologi yan! dipercaya dan lebih mendekati' RRA dapat dipergunakan sebagaipengertian yang mendalam, sebagai misal untuk memgglbaiki pengertian dan menentukan topik dan masalah penelitian yang tepat, membantu memilih metodologi konvensional yang lebih tepat dan memadai yang dipergunakan untuk mempelajari situasi dan kondisi yang sudah aOa. RRA juga dapat Aipeigu;atan untuk menambah dan melengkapi koreksi silang dari pengumpulan data dari metod" y^ng torruensional dan untuk mencari, mengevaluasi hasil yang tidak diharapkan yang dipengarutri-oteh analisa data dengan menggunakan metodologi konvensional. Sebagai tumbahan, metodologi RRA dapat menghasilkan ketepatan waktu dan yang tepat guna dalam arti penilaian hasil kesimpulan yang _biaya menguatkan dari metodologi dan jenis penelitian yang lain. RR4 juga dapat dipergunakan untuk menambah dan melengkapi dengan lebih intensif, seperti pada suatu penelitian di daerah pedalaman atau masyarakat dengan ciii tertentu, seperti etnologi' Etnographer dan para ahli etnografi dan ahli intropologi iering kali meluangkan
waktunya satu atau beberapa tahun tinggal bersama penduduk untuk mempelajari daerah tempat tinggalnya atau penduduknya. Dengan mengandalkin penelitiannya kepada penggauungan dari hasil-yang dapat dicapai melalui wuwuncara dan pengamatan langsung yang dilakukannya, mereka dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang oUyet penelitiannya melalui cara-cara penduduk dalam mengantisipasi situasi dan kendala yang dihadapinya (pendapat ''mereka"). Tetapi pada kenyataannya penelitian etnologi semacam ini merupakan penelitian yang konsumtif atas waktu danbiaya yang siringkali dihadaikan kepada kendala kekurangan informasi dan data karena terlalu umumnya pengetarruun yung diperoieh tentang masyarakat disamping pel8epbangan yang dilakukan secara bertahap untot mengetahui siruasi dan problem yang berbeda' Meskipun analisa oleh ahli etnografi biasanya lebih mendalam, lama, dan dengan pengelaman belajar yang menyeluruh, gap informasi dan ketidaktahuan umumnya masih ada karena studi ini selalu ada yang disipliner atau sub-disipliner dalam ciri atau lokasi yang biasa dihadapi oleh seorang peneliti tunggit. Tim RRA yung ir.u*pil akan memerlukan nara sumber yang dapat mendukung, mempersingkat dan - melengtapi hasil penelitiannya sehingga membuahkan hasil yang paling lengkap dan khas r.ng.nlui penelitian daerah pedalaman. Cont o h- c ont oh p ene rap
proyek.
an
RRA
Dibawah ini adalah merupakan ilustrasi dan gambaran penggunaan RRA dalam tiga jenis
18
RM
dalam Penelitian dan Perluasan Sistem Pertanian. RRA digunakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi rancangan awal dan gambaran keadaan wilayah, untuk merancang tehnologi yang tepat dan melakukan pengujian di tempat dimana teknologi akan diterapkan. RRA juga dapat dimanfaatkan untuk menilai potensi produksi,
kelayakan ekonomi dan sosial dalam menerima penggunaan teknologi tertentu.
Teknik yang singkat dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari petani guna mendapatkan pengertian mengenai kemampuan dan kendala mereka, sehingga para ahli dan petani dapat bekerja sama untuk memecahkannya, dan hal ini akan memeberikan dasar yang kuat untuk seciua bersama-sama mencari jalan penanggulangan setiap masalah yang kemungkinan timbul. Pengertian dan keadaan umum mengenai masalah yang dihadapi baik oleh petani maupun ilmuwan, menjadi dasar untuk melakukan kerjasama dalam mengindentifikasi potensi penyelesaian masalah secara bersama.
RM
dalam Proyek lrigasi. RRA telah membuktikan manfaatnya dalam studi mengenai sistem irigasi dan dalam perencanaan serta pelaksanaan dari proyek irigasi. Banyak teknik RRA telah diterapkan untuk mengidentifikasikan kendala dan kesempatan bagi pelaksanaan proyek irigasi. Pengilutsertaan penduduk desa dalam proses kegiatan tersebut dapat meningkatkan peran serta penduduk setempat dan meqjalin hubungan kerja dengan pelaksana proyek. Pendekatan pengikutsertaan memerlukan perubahan yang mendasar dalam norma dan sikap, dari pada hanya membentuk sistem phisik untuk pengembangan kemampuan organisasi sosial yang dipergunakan dan menopang sistem yang ada.
RM dalam Pemanfaatan Lahan Hutan
dan Pertanian-Hutan.Isu mengenai penebangan hutan dan pengelolaan tanah hutan telah mendapatkan perhatian yang serius. Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (NGOs), dan badan-badan peyumbang dana sekarang ini mengeluarkan banyak dana untuk membentuk dan melaksanakan program serta proyek pengembangan kehutanan yang berhubungan dengan pembangunan pedesaan. RRA berpotensi sebagai bahan pertimbangan dan mulai digunakan untuk membantu Pekerja Kehutanan dan l,embaga Kehutanan untuk meningkatkan pengertian mereka tentang kegunaan tanah hutan dan ketergantungan dari masyarakat disekitar hutan tersebut terhadap keberadaan hutan. Dengan mempergunakan peta, penggunaan transect, pemotretan dari udara, dan bagan arus, dan dikombinasikan dengan wawancara semi-tersusun, peneliti di Departemen Kehutanan mampu menganalisa pola ketergantungan yang berhubungan dengan zona tanah, pola musim, dan faktor-faktor sosial seperti kelompok sosial, status sosial ekonomi, peran jenis kelamin dan status jabatan. Dari keadaan ini, masalah dapat diidentifikasikan dan memberikan pemecahan serta harapan untuk perencanaan yang lebih baik dan pemanfaatan tanah yang ada dengan lebih baik.
-19-
3.
PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN IDENTIF'IKASI PROYEK
3.1
Kerangka Kegiatan RRA
Kegiatan Umum dan Utamn
RRA I.INTI,JK PERSIAPAN
DAN
kM
RRA dapat memberikan kegunaan manfaat untuk penilaian dan analisa proyek seperti dalam agrosistem, lingkungan dan sumber alam, kehutanan dan pertanian hutan, irigasi,
prasarana dan sarana_ dasar pembangunan, penelitian dan siskelompok pertanian, p.111"r"r"n, organisasi serta menilai dan menganalisa kondisi sosial, ekonomi dan kebuoayaan disamping dapat dipergunakan dalam semua jenis kegiatan proyek pembangunan. Secara garis besar terdapat dua macam kegiatan RRA yang dapat diidentifikasiian sebagai: kegiatan umum RRA dan kegiatan khusus atau pokok RRA.
Kegiatan umum KM Adalah kegiatan studi RRA yang meliputi seluruh wilayah pedesaan dengan penekanan dalam identifikasi sebelum menentukan iaerah yang potensial untuk penanganan suatu proyek dan dalam analisa sistem ekologi pertanian lagro-ecotogical sistem). Maksud dari pada studi ini adalah untuk mengetahui karakteriitik umum d-ari suatu pedesaan atau lokasi desa yang dijadikan sebagai dasar untuk merancang studi atau proyek khusus. Kegiatan Utamn RR4- Adalah kegiatan secara garis besar merupakan kegiatan yang lebih dari kegiatan umum dengan perhatian pada subyek yang lebih khusus pada studi umum lefokus RRA di pedesaan. Kerangka Perryelidikan
Dalam kedua kasus tersebut keberhasilan pelaksanaan dari pada RRA memerlukan penyusunan yang hati-hati dan penjadualan waktu serta pentahapan dalam penilaian. perencanaan dan Pelaksanaan RM mencakup beberapa garis besaipetunjuk seperti dibawah ini:
1'
Pengembangan rencana penyelidikan, perancangan peralatan pengumpulan informasi dan analisa.
2'
Pengumpulan, peninjauan kembali dan meringkas semua sumber sekunder seperti diagram, tabel, peta dan lain sebagainya.
3. 4' 5'
untuk
keperluan
Menyiapkan perlengkapan bagi kunjungan kerja lapangan.
Di masyarakat pedesaan' pengadaan kontak dengan pemuka masyarakat dan menjelaskan alasan studi; apabila telah direncanakan, uuat pirsiapan wawancara kelompok. Mengadakan wawancara dan pengamatan melalui pembagian kelompok dalam dua atau empat kelompok.
-20-
6.
Sesudah tahap pertama pengumpulan informasi, dilaksanakan diskusi awal temuan dan penugasan kembali.
7.
Dilanjutkan dengan pengumpulan informasi sampai mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang cukup.
8.
Membentuk kelompok analisa diskusi untuk mendiskusikan, menganalisa dan meringkas temuan RRA, membuat rencana tindakan serta pembuatan rekomendasi.
9.
Penulisan ringkas laporan RRA.
3.2
Pengembangan Rencana Penyelidikan dan Merancang Peralatan
Tahap dalam Merancang Rencana Penyelidikan Adalah penting mempunyai suatu rencana penyelidikan yang baik. Dibawah ini terdapat enam langkah yang dapat diikuti dalam persiapan rencana penyelidikan:
Kelompok kerja secara keseluruhan melaksanakan kegiatan seperti dibawah ini:
1.
Penjelasan tujuan dan sasaran penyelidikan;
2.
Memilih garis besar topik RRA oleh seluruh kelompok.
Kelompok kemudian dibagi kedalam kelompok yang lebih kecil dua sampai empat kelompok untuk:
3.
Mempersiapkan daftar sub topik, indikator dan pertanyaan pokok.
4.
Mengidentifikasi sumber informasi untuk masing-masing sub topik;
5.
Memilih peralatan untuk pengumpulan dan analisa informasi;
6.
Merancang peralatan penyelidikan, seperti: menulis daftar pertanyaan sementara atau
pokok persoalan untuk ditanyakan pada nara sumber, menyiapkan daftar untuk mengadakan pengamatan dan lain sebagainya. Pedoman Pokok untuk Merancang suatu
RM
Apabila terdapat masalah yang terlalu komplek untuk dipelajari dengan melakukan pendekatan tunggal (satu bagian), untuk memecahkan hal tersebut diperlukan adanya suatu pedoman pokok. Langkah pertama yang diambil adalah dengan cara membagi masalah tersebut
-21 -
kedalam bagian-bagi,an yang dapat diatur, dan masing-masing bagian merupakan suatu hubungan serta pengambaran dan rincian dari keseluruhan permasalahurr,lungrn sampai kita kehilanlan gambaran dan detail dari keseluruhan permasalahan. secara teratur dan tetap alihkan dari tahaian yang kecil dan sederhana ke penggimbaran yang lebih komplek dan menyeluruh, demikian seterusnya. Penerapan metode ini nantinya akan oapat dipergu^nakan untuk, rencana penelitian penelitian, perencanaan, pengumpulan informasi, analisa data atau penulisan sebuah }l]:lat-alat laporan. Dalam mengembangkan rencana penelitian, buat dengan jelas tingkatan perbedaan antara: topik, sub topik, pertanyaan-pertanyaan pokok dan indikatornya untuk menghindari hal-hal yang menyesatkan selama kunjungan kerja lapangan.
Mulailah segala sesuatunya dengan hal yang sederhana, karena pada permulaan kegiatan, hal ini akan membuat kelompok peneliti oan informasi dapat lebih menyesuaikan dan ierriueri merasa lebih siap (termasuk dalam kegiatan ini adalah membuit rencana din merancang peralatan secam langsung). Berikutnya ketika menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran, topik dan sub topik, sumber informasi, dan indikator-indikator serta pada saai merancang alat penelitian, semua kegiatan tersebut dapat dimulai melalui susunan daftar pertanyaan yang dimulai dengan pertanyaan: apa, mengapa' untuk siapa, bagaimana, dimana, kapan, untuk apa, yang mana, dengan apa. Sebagai misal, kapan merancang rencana PRA, dan kipan kita memilih p-rahtan dan indikator, tanya pada diri anda sendiri dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti dibawah ini: Siapa yang membutuhkan Informasi? Apa yang kita coba untuk temukan? Bagaimana hasil temuan dapat dipergunakan? Apakah jangkauan dan kedalaman informasi dibutuhkan untuk menunjukkan problem
penelitian? Apakah macam dan bentuk Infomnsi yang kita butuhkan? Apakah tingkat keakuratan diperlukan dari data? Ba gaim"anakah informasi dapat dikumputkan ? lrakan dapat anggota masyarakat berpartisipasi dalam penilaian? Siapakah yang dapat dan akan berpar-tisipasi? Langkah berikutnya sekunder' wawancara
a{alah dengan mengadakan peninjauan kembali sumber-sumber
dengan nara sumbJr, dan de=ngan mempergunakan ilmu pengetahuan yang
kita miliki untuk mengidentifikasi topik utama, me-nentutrti PRA.
nii"i.r. a."-p"t"k
masalah dari
Sebagai tahapan selanjutnya buat langkah dari keadaan yang bersifat umum ke khusus. Tentukan petunjuk kerangka k".ju kemudian penuhi dengan informasi yang lebih rinci seperti layaknya mengisi sebuah teka-teki. Tentukan ip^ yungdidutuhkan unruk menjadi lebih mengerti sebelum menuju pemahaman selanjutnya (seperti. untuk memperoleh pemahaman keberadaan dari
-))
pada sumber-sumber alam dan hak-hak penggunaan lahan sebelum pengumpulan informasi yang
rinci pada praktek pertanian yang spesifik). Kemudian selanjutnya buat langkah dari materi yang masih bersifat bahan ke hal-hal yang sumber-sumber alam bersifat ideal dan dari topik yang bersifat umum ke khusus (misalnya ekonomi rumah tangga - kepercayaan, sikap perilaku, nilai sumber mata pencaharian masalah-masalah dan kemungkinan pemecahannya). Tunda diskusi permasalahan dan pokok persoalan yang sensitif hingga kegiatan tersebut berakhir. Buat susunan keseluruhan kegiatan RRA dan wawancara.
)
)
) )
)
Pikirkan analisa sedini mungkin, gunakan alat analisa melalui RRA.
Pikirkan cara unfuk dapat melibatkan anggota masyarakat (khususnya wanita dan penduduk miskin) dalam analisa informasi yang dapat kita kumpulkan.
Memilih Subtopik Pembentukan studi sub topik untuk seterusnya difokuskan pada subyek penilaian. Sub topik disetujui pada waktu diadakannya pertemuan formal maupun non formal dari para peneliti yang berpartisipasi, serta terganilng dari jumlah kelompok. Tetapi dapat pula jenis pertanyaan atau sub topik diajukan sebelumnya jika para peneliti mempunyai latar belakang pengetahuan yang mencukupi atau dugaan sementara yang dapat diuji, tetapi biasanya sub topik masih merupakan hal yang fleksibel dan dapat berubah-ubah. Hal yang penting untuk diketahui bahwa keunggulan dari RRA adalah penetuan bagi penyesuaian dan perbaikkan subtopik sebagai proses studi.
Tidak ada aturan yang umum mengenai subtopik yang dipergunakan dalam RRA, karena banyak sedikitnya subtopik biasanya berkaitan dengan pelaksanaan studi topik khusus atau hipotesa yang akan diuji. Tetapi banyak kegiatan RRA yang dimulai dengan beberapa subtopik yang jumlahnya relatip, tetapi kemudiart disesuaikan dan dikembangkan. Selama proses kegiatan
RRA, "penggabungan"
dan pengulangan diperbolehkan dengan mempergunakan pertanyaan dan
subtopik baru yang sangat penting selama pelaksanaan studi. Fleksibilitas ini membuat RRA bermanfaat khususnya dalam penyelidikan lokasi atau topik dimana peneliti belum terbiasa melakukannya. Sebagai misal, wawancara pertama dalam studi RRA dilakukan dengan membicarakan mengenai produksi binatang setempat, subtopiknya mengenai kondisi lingkungan, kedaerahan, dan fasilitas pedesaan, wawancara yang selanjutnya dapat diadakan penambahan pada subtopik misalnya mengenai pemasaran. Sebelum memulai kunjungan kerja lapangan kelompok perlu mendapatkan informasi dari kantor tata kota-daerah untuk mendapatkan gambar dan denah lokasi, dan menenfukan informasi jenis apa yang diperlukan dan untuk tujuan apa. Tujuan umum harus dibuat dengan jelas, meskipun pertanyaan-peftanyaan yang berkaitan belum dapat diketahui. Daftar subtopik sementara harus sudah dibuat. Pertanyaan-pertanyaan akan dapat meliputi keadaan sosial-
-23
ekonomi, lingkungan dan wilayah teknis. Contoh pertanyaan subtopik untuk RRA pedesaan yang umum adalah termasuk dibawah ini:
(1) (2) (3)
Apakah bentuk pola penggunaan tanah di pedesaan? Jenis lahan apa yang terdapat di tanah-tanah pedesaan? Apakah tanamar_ pokoknya? Kapan tanaman tumbuh? Apakah jenis pola tanam yang dipergunakan oleh petani setempat? Siskelompok apa yang dapat meningkatkan peternakan saat sekarang di pedesaan? Jenis mereka memanfaatkannya? Bagaimana pentingnya memiliki birmacam--u.rir ternak?
ternak apa yang menurut petani menguntungkan dan iagaimana
(4) (5)
Apa bentuk kegiatan tenaga kerja yang dilakukan di daerah pertanian? periode apa yang dapat menaikkan permintaan akan buruh? Bagaimanakah bentuk rumah tangga petani dan bagaimanakah organisasi sosial
pertaniannya?
(6) (7) (8)
Bentuk penyuluhan dan bimbingan apakah yang didapatkan petani? Mengapa para petani mengikuti petunjuk tersebut? Apakah kendala yang nyata dalam produksi hasil tanaman? Apakah menurut petani hal tersebut merupakan masalah yang utama? Apakah terdapat perbedaan tingkat upah untuk kegiatan pertanian dan non pertanian?
Sub topik bagi topik studi RRA tergantung dari topik ilan kerangka kerja penelitian. Sebagai misal: Peni.Iaianyang singkat dalai situoi prrggunaan energi dengan kayu bakar dan penyesuaian petani terhadap situasi dan kondist tirseoit. Terdapai isi, ian tiigkatan yang bervariasi dari pada, sub topik seperti: (1) Bagaimanakah keadaan kayu di daerah hutan dan dalam pedesaan? (2) Kayu bakar jenis -apakah yang d,ikumpulkan, siapakah yang mengumpulkan? kapan dan bagaimana mengumpulkannya? -(s) lenii tcayu bakar'apatcan yanlg dipergunakan untuk memasak? (4) Berapa banyak'dan jenis apaiah kayu bom, yori dipergunakan dalam kegiatan selain memasak, seperti pembakaran untuk pembuatan batu bata,tembakau,penyulingan benang sutera, pembuatin garam, dan api unggun untuk melindungi ternak dari serangga? (5) seberapa barryak sisa pembikaran (araig) dipirgunakan?
3.3
Informasi dari Sumber yang ada
Jika informasi yang berkaitan dengan desa yang akan dipelajari sudah ada dari studi atau penelitian sebelumnya, informasi akan dapat dikumpufian dari snrdisebelumnya dengan memilih bagian-bagian yang pokok. Informasi sekunder dari sumber umum seperti: topographi, atau pemetaan dapat mempunyai kegunaan penuh dalam menyediakan informasi mengenai kondisi
-24-
daerah setempat, dan dapat dipakai sebagai dasar diskusi dengan para petani mengenai sumbersumber yang ada pada tanah mereka. Sumber sekunder lain sering tersedia dan dengan mudah dapat diperoleh untuk informasi pelengkap, seperti pola kecenderungan demographi, iklim, curah hujan, produksi hasil tanaman, strukrur harga dan pasar. Data sekunder yang sudah terkumpulkan terlebih dahulu akan didiskusikan, ditinjau kembali dan diringkas dalam bentuk temuan pokok, tabel, diagram dan grapik. Informasi-informasi awal tersebut nantinya akan menjadi bagian yang penting dari RRA dan suatu saat dapat ditambahkan sebagai ringkasan penelitan pendahuluan, khususnya apabila kelompok peneliti adalah besar sedangkan sedikit informasi sekunder yang tersedia. Jenis dan jumlah pengumpulan data pendahuluan akan tergantung pada tujuan dan kontek dari pada studi. Penerapan sistem RRA di daerah pedesaan secara umum, jika sumber-sumber sekunder yang tersedia adalah terbatas, penelitian pendahuluan akan menjadi sangat penting untuk mencegah kelompok peneliti melakukan kegiatan yang berlebihan dari usahanya mengumpulakan informasi pendahuluan. Bilamana catatan-catatan atau studi sebelumnya yang cukup memadai didapati, bagaimanapun juga penggunaan waktu yang luang dan suatu usaha adalah tetap diperlukan untuk pengumpulan data pendahuluan. Sebagai suatu contoh dalam studi RRA disuatu desa, penelitian dan studi pencatatan yang lebih lanjut mengenai keadaan rumah tangga secara keseluruhan akan dapat mengahasilkan informasi pendahuluan yang bernilai bagi topik RRA dengan mempelajari karakteristiknya seperti kerjasama buruh, penggunaan kayu bakar dan kebiasan makan.
Penggunaan Gambar Pemetroten Udara dan Peta Cara yang paling baik untuk mendapatkan dengan segera wawasan yang meyeluruh dari kondisi dan situasi daerah setempat adalah dengan memperoleh pemotretan dari udara seperti dalam, kegunaan tanah, releif, atau peta lingkungan. Tetapi pada kenyataannya tidak jarang seorang peneliti atau penyelidik pergi kesuatu daerah tanpa dibekali atau membawa paling sedikit satu peta, dan akan lebih baik peta topograpi. Dengan belajar beberapa jam seperti dengan melihat materi yang disajikan secara audio-visual, akan dapat mengukapkan lebih banyak dari pada setahun mempelajarinya yang berdasarkan suatu usaha mencoba untuk mendapat gambaran zorla^ agroekologi atau pola penggunaan tanah. Sebaliknya merupakan hal yang sudah diketahui oleh umum, kalau peta yang sempurna dan pemotrean dari udara yang baik pada saat sekarang hanya dimiliki dan tedapat di lembaga geology dan militer, dikebanyakan negara yang sedang berkembang. Pemotretan dengan satelit juga dapat memberikan hasil dan cakupan yang sempurna untuk mengetahui beberapa dari seluruh daerah terpencil.
Kemampuan unfuk membaca peta dan pemotretan dari udara adalah hal paling penting untuk pelaksanakaan penelitian informal. Bagi seorang peneliti atau penyelidik gambar pada hasil pemotretan dari udara pada permulaannya akan kelihatan asing salah satu sebabnya adalah mereka tidak terbiasa melihat gambar yang dilakukan dari udara. Dengan sedikit pelajaran prakris hal tersebut akan dapat ditanggulangi, sebab bagaimanapun juga hal ini adalah penting. Pola yang senantiasa berubah-ubah dari pada gambar pemotretan udara akan dapat menampakkan banyak hasil terjadinya suatu struktur perubahan, baik struknrr keadaan masa lalu maupun
-25 -
strukfur sekarang dari hubungan antara manusia dengan alam. Melalui ukuran, distribusi, -clapat
bayangan serta sifatn'ya salinan gambar lapangan akan merefleksikan bermacam-macam keadaan tanaman atau susunan tanah, saturan irigasi, lokisi jalan dan perkotaan, dan faktorfaktor tesebut akan l.ebih cepat dipahami dan Jimegerti oleh lembaga pertanian setempat. Selanjutnya, berdasarl:an, kenyatuun-foto (sebut "alasan yang dapat dipercaya" dalam interpretasi pemotreran satelit kita) akan dapat dilakukan koreksi.
3.4
Organisasi dan perlengkapan
Pengorganisasian dari pada RRA adalah faktor penting dalam memperlancar tujuan yang dicapai. Aktifitas organisasi termasuk, keputusan mengenai tempat pemilihan, lldak lamanya RRA termasuk penulirian temuan dan rekomendasi, pemilihun-dun jumlah peneliti, jadwal kerja lapangan dan persiapan laporan, jumlah informasi plndahuluan y-g Oito.npulkan dari ,u*.y atau sumber sekunder lainnya, subtopik dari studi, dan konsep p..aLtan yang dipergunakan.
Pemilihan Lokasi
Dalam menjalankan kegiatan RRA, peneliti biasanya akan dihadapkan pada dua pertanyaan dalam penrilihan tempat: berapa jumlah desa yang dipilih, dan kriteriu upu yung dipergunakan? kedua ini akan iungut tergantung paoa trlertanyaan tipe dan tujuan studi. kegiatan RRA yang bersifat umum, biasanya hanya dipilih satu desa untuk kegiatan -lJntuk studi' Hal ini dikarenakan berbagai keterbatasan yang iisebabkan oleh jumlah partisipariyung besar, termasuk logistik dan trinsportasi. Adalah juga memungkinkan mempelajari sistem pedesaan dalam dan darri beberapa desa apabila tujuan itodi *.m.-rlukun pemahamin terhadap
beberapa studi. Misalnya seperti yang terdapat pada penanamankacang di Thailand, sepuluh desa dipelajari dalam ren€atu pengembangan untuk penanaman kacang sesudah masa tanam padi. Dalam topik RRA, junrlali oeia yang dipilih tergantung pada persyaratan khusus dari masing-
masing studi tersebut. Topik nna sering dipergunakai untuk mempelajari topik yang relevan desa yang ikut berpartisipasi dalam proyek khusus, dan kemudian desa tersebut dimasukkan dan ditetapkan sebagai daerah proyek.
di
Apabila studi mencakup lebih dari satu desa, kriteria pemilihan diperlukan. Area geografi yang dicakup dan dipeler,jari dalam proyek biasanya terdiri teUih Oari sepuiuh desa, bahkan sering lebih, sehingga studi yang dijalankln dalam setiap desa menjadi tidak memungkinkan dan tidak l]ntuk supaya berdiya guna dan tepat guna biasanya, minimum tiga desa dipilih sesuai lergunat dengan kriteria yang ada. Sebagii contoh, p.n irp.n RRA pada sistem irilasi, desa skala kecil yang dipilih adalah sesu.ai dengan tingkat dimana ierdapat disa diuntungkai dari adanya proyek irigasi; studi pemakaian bahanbakat t.yo memilih desa yang mempergunakan kepadatan hutan sebagai kriteria; dan sturli mengenai peningkatan sistem peternakan setempat daerah yang terpilih dengan dasar peningkatan sistem manajemen
. Dalam penelitiarr pertanian, target daerah biasanya akan dibagi menjadi karakteristik ekonomi dan bentuk ptrisik lokasi atau yang berkaitan, lembah sungai yang ditandai
dengan
-26
kelandaian di kiri kanan, atau wilayah lembah dataran rendah yang ditentukan oleh adanya sistem irigasi yang tepat. Meskipun lokasinya terdapat di daerah pedalaman hutan, bagaimanapun juga, RRA dapat dilaksanakan dengan memilih masyarakat petani yang bertempat tinggal di sepanjang sungai yang memberikan pelayanan pada masyarakat yang dekat dengan pusat perdagangan.
Lama Waktu Jangka waktu dari pada kegiatan RRA adalah meliputi seluruh wakfi yang dipergunakan lapangan, yang dipergunakan dalam analisa data maupun dalam persiapan kunjungan untuk laporan. Jumlah hari yang dipergunakan dalam kunjungan lapangan akan berhubungan dengan jenis dari RRA, jumlah sub-topik, jumlah peneliti yang ikut berpatisipasi, lokasi dan jumlah desa yang termasuk dalam studi. Sistem RRA dalam kegiatan yang bersifat umum biasanya memerlukan waktu yang relatif pendek (sekitar tiga hari), karena hanya mencakup beberapa subtopik (kurang lebih lima) dan terdapatnya kendala dalam penjadwalan karena keikutsertaan dari beberapa peneliti. Waktu studi lapangan dapat ditambah bilamana studi terhadap beberapa desa diperlukan. Tetapi untuk kegiatan yang pokok dari RRA, jumlah waktu (hari) yang diperlukan untuk kunjungan lapangan akan sangat bervariasi, terganfung pada jumlah subtopik dan jumlah desa yang akan dipelajari. Studi yang dijalankan dengan baik biasanya dapat diketahui dari bentuk penulisan laporan yang wajar. Pencacatan lapangan harus dilengkapi pada hari yang sama dengan waktu diadakannya wawancara, dan ditulis di desa tempat studi. Catatan yang dilakukan dilapangan akan terlebih dahulu didiskusikan dan dianalisa oleh kelompok studi sebagai satu proses studi, kemudian anggota kelompok menyiapkan laporan ringkasan temuan anggota kelompok. Keseluruhan proses kegiatan tersebut normalnya akan menghabiskan waktu antara dua minggu hingga satu bulan, dan hasil dari penulisan laporan pendahuluan akan digunakan sebagai dasar untuk diskusi dan analisa lebih lanjut. Apabila informasi dari laporan pendahuluan akan dipergunakan dalam perencanaan kegiatan proyek, peneliti harus mempergunakan waktunya secara efektip untuk dapat memberikan dan mewujudkan manfaat kegiatan RRA yang optimal. Waktu yang diperlukan untuk persiapan laporan akhir bervariasi sesuai dengan kebutuhan unit kerja dan wakfu yang tersedia bagi peneliti.
Pemilihan dan Pelatihan Anggota Kelompok Partisipan dalam sebuah kelompok penelitian yang interdisipliner harus mau dan dapat bekerja sama dengan peneliti yang mempunyai berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Mereka harus kooperatip, siap untuk mengembangkan bidang ilmu dan minatnya, dan dapat memberikan wawasan pengertian bagi disiplin-ilmu lainnya. Menerima dan berkemauan untuk berkerja sama, meskipun ketika diadakan diskusi yang tidak sesuai dengan minat dan disiplin ilmunya, tetapi hal ini akan merupakan bagian penting dalam penelitian antar disipliner. Pelatihan sebelumnya dalam metode RRA merupakan hal pokok yang diberikan pada anggota kelompok RRA. Ini akan dapat memberikan berbagai wawasan pada anggota kelompok RRA yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk mencapai kesepakatan bersama mengenai
27-
metode dan proses pr:nyelidikan. Kelompok peneliti yang terdiri dari berbagai anggota yang dilatih dalam ilmu bic'logi, alam, dan ilmu sosial oimatsuotan untuk memberikan tekanan pada pendekatan antar disiplin RRA. Ukuran Kelompok
Kelompok kec.il dengan dua atau tiga anggota biasa dipakai dalam kegiatan pokok studi RRA, yang terdiri dari dua atau tiga disipfin ihi, satu berasal dari disiplin ilmu sosial, untuk bersama-sama bekerja dalam penyelidikan. Kelompok kecil biasanya lebih cocok dalam studi yang mencakup berbagai tempat, atau studi yang memerlukan pengetahuan atau pengalaman peneliti dari berbagai rtisiplin. Kelompok dengan lebih dari tiga angg-ota akan lebih efektif pada saat wawancara dilaksanakan secara terpisah.
ukuran kelon4lok yang besar akan banyak memiliki keunggulan dengan banyaknya peneliti yang berasal dari berbagai disiplin-ilmu yang secara serempak menggali masalah dan kesempatan pada wakhr yang bersamaan. Merekrlugu memiliki t<etebitran dengan menawarkan kesempatan lebih luas untuk menggunakan berbagiiientuk teknik pengumpulan data dan lebih banyak dapat mengumlDulkan informasi-informasi oisebaukan lebih bairyaknya hubungan yang dijalin dengan sumber-sumber informa.si di lokasi penyelidikan. Karena jumhh kelompok yang besar pengumpulan datrl akan dapat lebih cepat, oan teuin hemat waktu, biasanya hanya beberapa hari. Keburukan atau. kelemahan kelompok yang besar, khususnya adalah kesulitan dalam pengorganisasian dan persiapan kunjungan kerja lapingun. Akomodasi untuk jumlah peneliti yang besar juga menimbulka.n kesulitan. Keiematran tainnli adalah para peneliti iengan jumlah yang besar harus menunggu l<esempatannya untuk melakulan wawancara pada waktu yang diberikan, atau kelompok yang kecil harus menunggu kesempatan mengadakan wawancaru d.ngun berbagai kelompok petani. sebagai akibatnya dita yang dikumpulian oleh kelompok anggota kurang sesuai dan memadai. Karena kelompok yang beiar akan menimbulkan masalah komunikasi dan adaptasi pada berbagai disiplin serta jadwaf te4a yang cenderung kurang n.tril.t. pertemuan antar anggota dengan ju:mlah kelompok yang besar cenderung lebih formal daripada pertemuan dengan jumlah kelompok yang kecil, yang cenderung memperlihatkan kesederhanaan tapi pertemuan yang berkesinambungan. Pertemuan secara terpisah harus ddadwalkanbagi kelompok yang besar untuk membandingkan catatan lapangan, oistusi temuan, dan merumuskan ringkasan, sedangkan kelompok yang kecil dapat bekerja sama ke dalam kelompok yang tunggal. Penjadwalan Bagian yang juga penting dalam zuatu kegiatan proyek adalah pembuatan jadwal waktu kegiatan' Bagian dari penjadwalan kegiatan rtiai yung penting, kirururnyu adalah selama kunjungan kerja lapangan, tetapi penjidwalan juga oaiat berviriasi ,rruii dengan ukuran kelompok' Kelompok yang besar biaianya memerlukan p.niud*ulan secara keseluruhan termasuk untuk mempertemukan kebutuhan semua peneliti, dan memberikan kesempatan untuk membandingkan catatan ltapangan dan idea antarapeneliti. Penjadwalan seharusnya menyediakan
-28
wakhr yang cukup bagi peneliti untuk belajar dari petani, mendiskusikan temuannya dan berhrkar gagasan, disamping untuk mempersiapkan ringkasan studi. Semua kegiatan studi RRA adalah termasuk persiapan pendahuluan untuk memperoleh informasi dari sumber yang sekarang ada, pemilihan subtopik, penentuan tingkatan investigasi yang tetap (seperti tingkat rumah tangga atau pedesaan), teknik pemilihan dan wawancara responden, keseluruhan kegiatan tersebut memerlukan penjadwalan yang tepat dan berdaya guna.
3.5
Pelaksanaan Kerja Lapangan
Pelaksanaan kunjungan kerja di lapangan dapat mulai dilaksankan apabila serangkaian daftar pertanyaan sementara dan bahan-bahan sekunder sudah tersedia dan siap. Bagi para peneliti atau penyelidik yang belum berpengalaman bernrgas dilapangan segala sesuatunya akan tampak membingungkan dan akan terlihat adanya arah yang bertentangan. Untuk itu, sebelum cakupan daerah penelitian menjadi lebih luas dan meyeluruh terdapat tiga teknik sederhana yang dapat diikuti oleh para peneliti selama kunjungan kerja lapangan, seperti yang tersebut di bawah ini.
Pengamntan. Amatilah dengan seksama, misalnya terhadap pola dalam produksi tanaman pangan, penggunaan tanah, dan perilaku petani. Berbicara. Bicara dan dengarkan pandangan dan keinginan mereka. Pencatatan Dengan cara yang cepat dan langsung, catatlah semua informasi yang ada. Catatan yang lengkap adalah penting. Hal ini sangat penting khususnya pada tahap-tahap awal i.rntuk membantu dan memberikan masukan cara berpikir bagi kegiatan selanjutnya. Tingkatan
P eny
elidikan
Terdapat dua tingkatan pengumpulan informasi dalam RRA yaitu pengumpulan informasi dari tingkat rumah tangga dan masyarakat. Informasi dari masyarakat meliputi informasi umum mengenai rumah tangga petani secara kolektip, kegiatan dan pelaksaannya, serta hubungan kemasyarakatan antar mereka, seperti organisasi sosial danpertukaran pengetahuan, perdagangan barang-barang dan jasa baik dalam penduduk desa itu sendiri maupun dengan masyarakat luar "(penduduk desa lain)". Hal tersebut juga mencakup sejarah dan tradisi desa. Penyelidikan pada tingkat rumah tangga dipergunakan untuk mencari dan mendapatkan tingkat informasi yang lebih rinci mengenai penggunaan dan alokasi tenaga kerja oleh rumah tangga, jenis teknologi yang dipergunakan, dan hubungan antara aktivitas pertanian dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rumah tangga mereka. Studi RRA paling banyak dilakukan untuk mencari informasi baik dari rumah tangga dan masyarakat pada waktu yang bersamaan. Meskipun begitu studi tidak berkonsentrasi pada pemahaman karakteristik dan praktis dari masing-masing individu petani. Tetapi lebih jauh lagi, pemahaman informasi yang meyeluruh baik berasal dari petani individu maupun pola umum dari
-29 -
t
desa yang ada, urrtuk mengembangkan dan menggabungkan keadaan dari keseluruhan masyarakat. Karena wawancara merupakan sumber informasi utama dalam RRA, wawancara
yang dijalankanharus dapat mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya baik dari rumah tlngga maupun masyarakat. Nara sumber harus diwawancarai untuk mengumpulkan informasi di tingkat masyarakat desa, nara sumber tersebut terdiri dari kepala dan perangkat desa, pemilik
usaha-usaha produksii, dan pemuka-pemuka masyarakat yang mengetahui keadaan desanya dengan
lebih baik. Rumah tangga individu akan diwawancarai mengenai detail informasi yang berkaiLn dengan keadaan rumah tangga, meskipun pada kenyataannya pertanyaan juga akan mencakup kegiatan anggota keluarga lain dalam masyarakat atau desa yang sama. Informasi yang dapat dipercaya akan sangat tergantung pada pewawancara yang menggunakan cara-cataatau piosedur wawancara yang bail<. Pemilihan Responden Disebabkan v/awancara dengan responden merupakan sumber informasi utama dalam pemilihan responden -"*puku., hal yang ,urrgui penting. Pelaksanaan teknisnya akan lRA, bervariasi sesuai derrgan jenis penggunaan RRA. Dari desa ying sedang dilaksanakan suaru p-enilaian RRA, pengumpulan data dapat didapatkan dan berdasarkan informasi dari nara sumber. Nara sumber atau inl'orman pokok yang tepat sering lebih efisien dalam arti pengumpulan data yang tepat mengenai karakteristik biologis dan bentuk masyarakat, kegiatan produksi dan pola ekonomi, sejarah dan struktur sosial. Survey pendahuluan terhadap penouOut< desa akan tungut membantu dalam mengidentifikasikan dan memilih nara sumber yurrg pot.rrsial. pemahaman pada topik pokok RRA yang sedang dipelajari, bagaimanapun juga biasinya memerlukan wawancara yang detail dari sampr:l rumah tangga mengenai aktivitasnya, meskipun begitu nara sumber akan dapat lebih bermanflaat untuk menlawab jenis perranyaan yang khusus. Kriteria yang dipergunakan untuk pr:milihan sampel rumah tangga r.bugair.spono.i rungat bervariasi menurut tujuan_studi, tetapi sebagai penggambaran dapat dimasukkan fiktor-faktoiseperti: ukuran tanah yang dipergunakan, jumlah orang dalam keluarga yang bekerja, jumlah ternak, manfaat dari penggunaan sumber claya air, dll. Variabel ini dipergunakan untuk mengklasifikasikan rumah responden yang potensial dalam kategori dari mana responden dlpilih. Kategori yang '-1nggu dipergunakan seharusnya mencakup berbagai variasi dari penduduk yang ,.Oung dipelajari, dan mencapai sepertiga dari jumlah keseluruhan. Sebigai contoh, kegiatan pokok RilA pada lufgkin ltttg irigasi yang berskala kecil mengklasifikasikan rumah tangga ke dalam 1 kategori, yung dipilih dari masing-masing responden: yaitu rumah tangga yang menerima banyak manfaat dari sumber air yang baru, rumah tangga yang tidak memperoleh manfaat, din mereka yang dirugikan dengan adarrya pemuangunan sumber air. Metodi klasifikasi dan pemilihan respondei ini dipisahkan ke dalam "bentuk segitiga". Jumlah rumah tangga dan responden yang diwawancarai tergantung pada macam dan variasi jawaban yang diiberikan. Wawancara lebih mendalam tidak dipertutaribitamana beberapa tanya jawab telah menghasilkan jawaban yang konsisten dan jelis. Tetapi jumlah kegiatan wawancara juga tergarltung waktu studi RRA, jumlah peneliti yang melakukan wawancara serta ukuran, keragaman dan variasi desa dilakukan studi. Secara umum, satu kelompok peneliti dapat
-30-
mewawancarai paling sedikit dua rumah tangga per hari, disesuaikan dengan kebutuhan waktu untuk penulisan dan pencatatan hasil diskusi lapangan.
Kunci untuk suksesnya RRA adalah pemahaman khususnya dalam rangka untuk memahami bagaimana petani dapat melihat masalah mereka sendiri dan hal tersebut merupakan suatu bentuk wawancara yang berhasil. Adalah penting untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu akan diwawancarai. Bias yang kadang-kadang muncul dalam pembangunan pertanian adalah pemikiran dan interpretasi yang berkaitan dengan pengertian tentang "petani". Bahwa sesungguhnya petani pada umumnya tidak hidup dalam keterasingan. Mereka merupakan bagian dari suatu kelompok - keluarga, masyarakat, bangsa - dan keputusan tentang bertani sering dibuat melalui kelompok. Meskipun wawancara mungkin dilakukan secara perorangan, adalah penting untuk menempatkan komentarnya ke dalam bentuk dan kontek gagasan secara sosial kemasyarakatan umumnya. Wawancara dengan kelompok petani sering kali lebih hidup dari pada hanya dengan satu orang. Aparat daerah seharusnya mengetahui arti pentingnya mengapa wawancara informal dalam penelitian dilakukan dengan mengesampingkan dugaan yang negatif. Suatu wawancara informal bukan berarti tidak resmi dan penting. Tetapi dalam kenyataan banyak daerah di benua Asia dan Afrika seseorang (baik pendatang/peneliti maupun penduduk setempat) harus terlebih dahulu datang ke pemimpin daerah atau kepala desa untuk meminta ijin didalam menjalin kerjasama dan hubungan serta mengadakan wawancara. Hal ini disebabkan adanya suatu anggapan "yang diyakini " oleh penduduk setempat bahwa pemutusan hubungan mata rantai birokrasi yang ada atau dengan pemimpin setempat hanya akan mendatangkan kesulitan bagi mereka. Dan suatu hal umum dan harus disadari tetapi dapat menyesatkan dan diusahakan untuk merubahnya, dalam pengumpulan informasi adalah terdapat adanya suaru kenyataan bahwa aparat setempat (aparat desa) akan secara selektif memilih dan memperkenalkan penduduknya (kadangkadang anggota masyarakat yang kaya;terpandang; atau yang sudah mapan;dapat juga anggota masyarakat yang mendukung mereka) kepada para peneliti untuk proses wawancara.
Hal penting untuk diketahui didalam pembuatan keputusan untuk bertani dan melakukan kegiatan pertanian pada penduduk pedesaan adalah dengan tidak mengabaikan pengambilan keputusan yang dibuat oleh penduduk itu sendiri. Banyak usul yang diajukan unfuk perbaikan dalam sistim pertanian (misalnya, pembibitan, varitas, jadwal canam, proses perputaran dan perputaran tingkat keseburan tanah) harus mendapat persetujuan dan diterima secara umum sebelum dapat dipraktekkan oleh beberapa petani. Satu cara bagi peneliti untuk mengerti dan mengetahui sistem pertanian total (tidak hanya
pada produksi pertanian) adalah menjalin hubungan yang baik dengan "nara sumber". Nara sumber adalah perorangan yang memiliki kekuasaan, berkemauan untuk mengungkapkan pendapat, dan memiliki wawasan serta pengetahuan yang mendalam mengenai area, tanaman, kredit, pemasaran dan masalah pertanian serta masalah-masalah lainnya. Peneliti seharusnya tidak mempercayakan segalanya pada nara sumber tetapi juga tidak memperlihatkan kekecewaannya. Di suatu daerah tidaklah terlalu lama untuk dapat membina hubungan dengan para informan utama: Rentenir atau tengkulak, tuan tanah, pegawai pemerintah, pelaksanapelaksana pembangunan daerah, petani tauladan, pedagang, perantara, serta pemuka-pemuka adat
31
dan agama. Masing;masing orang tersebut akan memberikan informasi masalah yang berbeda dan merupakan nanl sumber. Wawancara Perorangan dan Kelompok
Baik cara wawancara kelompok maupun perorangan seharusnya keduanya dipergunakan dalam RRA' wawancara perorangan merupakan tindakan yang puiing cocok untuk mencari informasi hubunganL antara sumber daya dan faktor-faltor lain yang ai;erg.rnakan oleh rumah tangga dalam menjalankan aktivitasnya, dan untuk memahami -uagalriana rumah tangga beradaptasi mengha,capi perubahan. Informasi yang diperoleh dari peroringan akan lebih khusus dari pada wawancara kelompok, disamping akan mernperlihatkan dan memberikan informasi mengenai konflik yang terjadi dalam masyarakat atau ying hadapi karena mereka bisa -.r.ka bicara dengan bebas tanpa tekanan dan kehadiran anggota rumah tangga lainnya. Biasanya, wawancara peroranllan dapat mudah dilaksanakan tanpa perjanjian dan pimberitahuan terle6ih
dahulu.
Wawancara lkelompok sering berguna untuk memperoleh informasi tingkat desa, karena orang-orang desa rlapat membantu satu sama lain dalam penambahan informasi tentang masyarakat' Wawancara responden secara kelompok kadang-kadang juga memberikan informasi untuk saling mengkoreksi informasi yang diberikan oleh kelomp-o"k iainnya. Apabila jumlah kelompok adalah terlalu,banyak, pengaturannya akan menjadi sulit, oleh sebab itu tetompot cenderung dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Apabila terdapat responden (dapat perorangan atau kelompok) merupakan responden yang dominan dan berpingaruh, hadir dalam temu wicara, pendapat dan keinginan mereka mungkin akan terlihat mendominasi dan torunj dapat diterima secrra_umum bagi yang lain, trai ini akan dapat menurunkan keefektipan wawancara kelompok. Peniliti dapat mengubah wawancara perorangan menjadi wawancara dalam kelompok bilamana beberapa anggota kelompok ikut hadir oun r.tio.ngurtun dalam wawancara.
Pelaksanaan Wawancara
Mekanisme rlari wawancara semi-tersusun (semi structure interview) dapat dibagi ke dalam lima tahap: (1) pendekatan, (2) pemanasan, (3) ranya jawab, (4) mengakhiri, Aai (5)
pencatatan.
Pendekatan sebaik mungkin adalah untuk tetap rendah hati beradaptasi sesuai dengan keadaan desa' Menggunakan sepeda motor untuk melakukan kegiatan, mengendarai mobil dlengan sopir pribadi sebaiknya dihindarkan. Peneliti sebaiknya sebinyak rnungiio berjalan dan bersalaman beberapa rer;ponden. Dua orang dalam saru kelompok seringkali lengan lebih baik. Apabila jumlah dalam kelompok besar disarankan untuk membagi area studi ke dalam suatu area yang berbeda untuk meng;hindarkan duplikasi atau *u*un uri pada petani yang sama. wawancara akan tepat dan berdaya guna dengan cara menemui merek yang sedang berada ditempat kegiatannya seperti laki-laki yang sedang berada disawah atau ^ seorang wanita di kebun, jangan berjalan berputar-putar didalam kamp_ung y^ng dapat menimbulkan kecurigaan. Mereka seharusnya didekati secara langsung. Bagaimanapunluga, kita harus dapat menghindarkan
-32
dengan apa yang disebut "opinion poll syndrome", dimana responden dikejutkan oleh peneliti yang sedang mengendarai kendaraan menuju ke arahnya, melompat dengan buku di tangan kemudian melakukan wawancara. Perpaduan dengan penyesuaian keadaan daerah sejauh hal itu memungkinkan adalah strategi yang terbaik. Kita seharusnya selalu merasa dan sadar bahwa dalam kenyataannya penduduk desa mungkinmerasa curiga dengan kehadiran seorang pendatang.
Waktu merupakan hal terpenting, khususnya bagi petani. Peneliti seharusnya secara sadar mengetahui dan mengerti jadwal acara harian, aktivitas musiman, kebiasaan kerja, iklim, dan apakah pelaksanaan wawancara dilakukan di pagi hari ataukah sebelum kegiatan harian dilakukan, atau apakah waktu terbaik untuk melakukan wawancara adalah antara jam 4 sore, sesudah sholat, dan waktu malam pada saat orang-orang berada dirumah atau ditempat-tempat biasanya penduduk desa berkumpul. Dengan pengaturan wakfu dan perbekalan di lokasi, wawancara akan lebih sukses karena diskusi dapat dilakukan terus-menerus tanpa mengganggu kegiatan pertanian. Waktu-waktu sedang luang merupakan kesempatan terbaik untuk melakukan wawancara.
Pemnnasan Wawancara informal adalah proses dinamis dimana informasi yang umum dapat dikembangkan. Wawancara yang pertama mungkin akan sangat sederhana, apabila pengetahuan mengenai kondisi dan situasi daerah setempat didapat, pertanyaan selanjutnya dapat dilakukan lebih mendalam dan berbobot. Tidak dianjurkan untuk pergi secara langsung untuk mendapatkan hal yang dinginkan. Petani pertama-tama seharusnya disambut dulu dengan salam yang mempergunakan adat setempat dan diperlakukan dengan sopan dan penuh rasa hormat. Apabila bahasa setempat diperlukan, pergunakan bahasa yang halus. Peneliti seharusnya tidak merasa bahwa posisinya berada diatas petani atau dengan melakukan wawancara diatas motornya. Percakapan dapat diawali dengan pembicaraan mengenai cuaca, bagaimana hasil-hasil pertanian dikerjakan, atau harga komoditi tomat sekarang. Petani harus terlebih dahulu diberikan kesempatan untuk memahami dan mengetahui siapa peneliti tersebut dan cakupan kerjanya. Pemahaman dengan melihat situasi dan kondisi merupakan pertimbangan yang penting bagi peneliti untuk menciptakan dan mendapatkan suasana yang menguntungkan bagi sebuah wawancara. Sebagai contoh, apabila seorang petani sedang melakukan irigasi dan menerima air hanya dalam satu jam seminggu, dia mungkin tidak akan tertarik untuk melakukan percakapan kecil, karena mereka akan merasa lebih baik melakukan kegiatan lain. Barangkali akan lebih baik untuk membuat perjanjian terlebih dahulu. Kadang-kadang petani dapat menyarankan waktu dan tempat yang paling baik untuk melanjutkan percakapan.
Percakapan. Kunci sukses melakukan wawancara adalah melakukannya dengan alami dan santai sambil mengarahkan percakapan yang memberikan hasil akhir terbaik. Pertama-tama pertanyaan yang sensitip harus dihindarkan. Mereka harus diberi kesempatan untuk mengalihkan pembicaraan, ke topik atau cerita lain apabila selama pembicaraan terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan dan adat istiadat setempat, baru kemudian kembali ke topik pembicaraan. Pertanyaan sedapat mungkin dibuat sederhana dan singkat, terdapat banyaknya
aa JJ-
penanyaan yang belputar-putar akan dapat membingungkan dan mengaburkan topik pembicaraan disamping inr percakapan harus diselingi dengan uirir"n pendapat dari peneliti itu sendiri. Suatu metode yang dikemukakan oleh peniliti kadang akan nampak jelas bertentangan dengan petani, dan perlu oiingtt bahwl kerjasama petani aoatatr sangat oiuutor,r.un, sikap yang jujur diperlukan dengan menJmpatkan bahwa p.turri merupakan "ahli,, dalam masalah pertanian dan kita pada saat ini sedang belajar. Apabilaiebuuh p.rtunyaan dapat menyebabkan diam atau petani jelas tidak. bisa menJu*tb-ny., pertanyaan dapat diungkapkan kemtali dengan bentuk kalimat lain' Adalah b-aik mempergunakan bahasa setempat atau bahas a yangbisa dimengerti oleh petani meskipun kadang-kadaig mereka juga memahami bahasa ilmiah. petani memiliki penguasaan bahasa yang luas yang_berhubunfan dengan profesi dan kondisi dan situasi daerahnya, tetapi mereka umu*y. tiout..ng.ii irtitunlmian yarrg hanya dimiliki oleh orang akhirnva bentulc pertanvaan yang terlalu mengaoa-aoa oan sensitip harus llilirtT;-ilda
wawancara seharusnya tidak lebih dari 30 sampai 45 menit kecuali jika petani dalam keadaan sedang bersemangat untuk diajak berbicara. 'fuu*un ura dengan mengamati ekpresi muka dari petani m]ngkin dapat t.*p.tlihatkan apa yang menjadi perhaiian serta keinginannya. Kadang-kadang informasi mengenai hal yuog. r.*itrp Julur diperoleh melalui pertanyaan tidak langsung' Tetapi bagaimanaputii,rgu harus diingat can disadari bahwa apa yang mereka katakan dan perbuat mungkin akan berlainin. Pengakhiran' setelah ITuu topik pembicaraan tercakup atau petani terlihat lelah, percakapan harus diakhiri atau apabilu .ru.u tid^ak memungkinkan (terlalu panas, hujan) serta petani terlihat diburu waktu adalah sangat baik untuk *.ng^khiri wawancara. wawancara dilakukan dengan sopan' berjalan dengan apa adanya, dan tidak terburu-buru. petani harus diberi ucapan terima kasih atas waktu yang telih dibeiikan dan ucapan prrpir.t
""d;
",
Apabila secara adat diterima, kamera photo merupakan alat penelitian yang penting. Analisa photo dapat dipergunakan untuk membantu menentukan rancangan penelitian dan pengamatan'
Kadang-kadang untuk membuat_suasana menyenangkan bagi petani dapat dilakukan pengiriman hasil photo mengenai keadaan keiuarga dan pertaniannya, tetapi jangan menjanjikan kepada mereka untuk mendapatkan kiriman ploto. Sebagai rasa penghargaan juga dapat dilakukan dengan memberikan utuu mengirimkan satu paket kecil benih tumbuhan untuk perkebunan atau tulisan brosur yang membuat teknik bertani yang praktis.
Pencatatan Informasi. segera setelah wawancara berakhir (atau selama dalam wawancara jika keadaan memungkinkan) lencatatan harus segera dibuat untuk memudahkan mengingat hasil wawancara' Ahli dalam bidang pertanian, ti.uru khusus, cenderung untuk tidak langsung yang petani ceriterakan dan pengamaran yang dilakukannya sendiri. Tetapi biar Dagalmanapun adalah hal yang sia-sia dan percumu ."nundu-pencatatan, o.ngun lupa mengingat atau dengan kita mengatakan "tidak pernah lupa" kita akan kehilangan fakn, gagasan, dan pengamatan
flt^Tf::tt
yang penting dari wawancara. suatu pengamatan yang dilakukan peneliti oerpengalaman menyatakan bahwa 50% dan detail *u*un uru hilang oiarn 24 jamdan pada
-34-
hari berikutnya mencapaiT5%. Setelah itu, hanya catatan kasar yang dapat diselamatkan dan mempunyai kegunaan adalah sangat minim. Pembuatan catatan secara sekilas akan dapat membantu mengingat keseluruhan hasil wawancara di lapangan dan pengamatan harian. Apakah seseorang akan melakukan pencatatan di depan petani tergantung pada keadaan. Satu langkah yang perlu diingat adalah bahwa peneliti harus sensitip dan selalu tanggap dengan kegiatannya. Aturan yang paling baik adalah dengan tidak mempergunakan pensil atau tulis menulis sampai kondisi wawancara benar-benar santai. Wawancara informal yang terus-menerus lebih dari 30 menit biasanya akan dapat dilakukan dengan kegiatan pencatatan. Apabila permasalah berubah menjadi masalah yang sensitip untuk dibicarakan, para peneliti sebaiknya menghentikan pencatatan. Usahakan untuk mendapatkan nama dan alamat petani-petani, tetapi jika mereka tidak mau memberikannya, diusahakan untuk dapat mengkontak mereka atau kita akan bisa menghubunginya bila mengunjungi daerah itu lagi dengan menyebutkan referensi khusus pada orang yang sebelunmya sudah kita kunjungi.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menunggu sebelum melakukan pencatatan atau menulis secara lengkap tergantung pada keadaan, orang yang diwawancarai, dan cara seseorang dalam menulis. Dalam kelompok peneliti mungkin bisa menunjuk seorang ahli tulis, yang melakukan pencatatan keseluruhan. Sebagai misal sesudah suatu wawancara diadakan dengan petani di pagi hari, kita bisa berhenti pada tengah hari dan melakukan penulisan selagi ingatan masih segar. Adalah juga penting bagi kelompok peneliti untuk melakukan pertemuan harian di malam hari untuk membicarakan catatan yang sudah dibuat dan melakukan perencanaan di hari berikutnya. Ide untuk mengorganisasikan suatu kegiatan dapat muncul melalui penulisan di lapangan dengan buku kecil. Satu metode pencatatan yang mudah diingat adalah memikirkan dengan mengkaitkan dengan "urutan peristiwa" ditempat diadakannya wawancara, yaitu menulis sambil mengingat aktivitas di sekitar wawancara. Apabila ditemukan bahwa pertanyaan tidak menghasilkan informasi baru mungkin sudah waktunya untuk menanyakan dengan cara lain atau merubah pertanyaan itu sendiri. Melalui proses berpikir kembali dan "penggalian informasi" antara kelompok.kerja, akan menghasilkan analisa sekilas yang memberikan kesadaran dan memperbaiki pola pikir. Sebagai contoh, bilamana seseorang melihat area dan hasil-tanaman yang terbatas, kita bisa melihat bagaimana mereka (para petani) bersatu untuk menentukan daerah lingkungan pertanian mereka. Teknik Bertanya
Teknik bertanya akan menjadi sangat penting dalam RRA, disebabkan teknik bertanya yang efektip dapat menghasilkan tanggapan yang jelas dan relevan. Teknik berikut ini menyediakan contoh yang baik dari RRA yang mencakup: Pertarryaanc. Wawancara dapat dimulai dengan mempergunakan pertanyaan awal siapa, npz, dimana, bilamana, mengapa, dan bagaimana yang dikenal sebagai "enam pertanyaan
-
penolong", dan menghindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan "ya" atau "tidak".
-35
Pertanyaan yang terlalu mengarahkan pembicaraan juga tidak dipekenankan, karena petani kadang-kadang cenderung menceriterakan kepada p.ru*^n ura apa yang mereka pikirkan atau yang mereka ingin dengar dan ketahui.
Pemeriksaan' Pemeriksaan adalah jenis- pertanyaan diajukan secara terus menerus. Hal yang sebaliknya, tanggapan dari para petani akan menentukan pertanyaan yang baru atau berikutnya. Proses ini akan membantu pertanyaan dapat lebih lancar dan membuat petani merasa menjadi bagian dari proses wawancara. Pemeriksaan sering dapat membantu mengatasi informasi yang tidak diinginkan dan membantu membuat pertanyaan uaru.
Protokolhata cara. untuk memperkuat hubungan dalam wawancara dan untuk mencegah responden
menjadi kebingungan, kelompok peneliti seharusnya mengikuti tata cara wawancara. Tata cara wawancara adalah menetukan siafa yang menjadi pemimiin wawancara, siapa yang menyelenggarakan, bagaimana dan kapan rlsp6noen oapit meiakukan interupsi/menyela pertanyaan anggota kelompok, dan bagaimana wawancara dapat dihentikanuntuk sementara bila diperlukan' Mereka seharusnya juga mgnentukan siapa yang akan bertanya dengan bebagai subtopik dan urutan sub-topik yang akan bergiliran dibicaiakan, dan juga apabila mungkin semua anggota kelompok memperoleh giliran untot bertanya dengan pertanyan yang khusus untuk dapat menjamin kelengkapan informasi. Kelompok juga harus mencapai kesepakatan bersama dan utama terhadap bahasa yang dipergunakan,-bilamana pilihan berganda diadakan, serta bagaimana membuat pertanyaan sealami mungkin. Apabila unggotu kelompok sedikit, kelompok dapat mencapai kesepakatan dengan mudah untuk melaksanaian proses kegiatan; oleh sebab itulah tata cara yang sederhana diperlukan. Beberapa daerah dan masyarakatnya memiliki bahasa dan dialek daerahnya sendiri, adalah penting untuk menyelenggarakan wawancara dan tehnik bertanya dengan mempergunakan dialek dari daerah setempat, dalam rangka membantu responden merasa lebih enak dan menghilangkan kecanggungan dalam- menjawab pertanyaan. Karena inrlah, paling sedikit satu peneliti yang bisa berbicara dengan bahasa daeratr- setempat akan sangat bermanfaat dalam studi RRA. Kadangkadang diperlukan seorang penterjemah, dapat rrr.oiung yang sudah tua atau masih muda, juga penting bahwa dia adalah orang yang cukup berpendiJ*u., dan mempunyai minat pada topik ' yang dibicarakan untuk menterjemahkun jawaban-responden secara jelas.
Dalam kegiatan RRA setiap peneliti perlu melakukan pencatatan pada setiap wawancara untuk menjamin kelelgkapan dalam pe^ngumpul anpertanyaan dan data. iatatan juga diperlukan untuk mencatat setiap tambahan inrormasi yang diplroreh melalui pengamatan. catatan wawancara biasanya terdiri dari, pertanyrun, jawaban, dan reaksi responden. Responden seharusnya diberitahu bahwa w.*ani"ra ui.uo oicatat dengan buku kecil. Apabila tape recorder diperlukan, seharusnya minta ijin terlebih dahulu. Lokasi dari kegiatan wawancara juga penting, jika hal ini dapat mempengaruhi suasana wawancara' Lokasi khusus, bebas dari gangguunli.ng luar diperlukan, tetapi juga dalam suasana yang menyenangkan sehingga responden tidak merasa bahwa wawancara telah menghabiskan waktu mereka tersita. Sebagal contoh, responden mungkin sedang menunggu
36-
ternaknya atau sedang melakukan kegiatan lainnya selama wawancara. Adalah juga sangat membantu apabila wawancara dijalankan pada satu lokasi dimana kelompok peneliti dapat memperlihatkan aspek masalah yang didiskusikan. Hal ini akan membantu anggota kelompok dalam merumuskan pertanyaan dan pengertian jawaban dari responden. Wawancara pertama kali diselenggarakan di tempat ladang petani, tempat peternakan, sumber-sumber air atau tempat lain dimana aktivitas yang khusus di selenggarakan. Wawancara yang dilakukan pada satu lokasi dimungkinkan meskipun tidak akan menghasilkan jawaban cukup, seperti pada situasi dimana wawancara dilakukan di tempat tinggal penduduk, waktu penelitian terbatas atau lokasi tempat yang sangat jauh (misalnya 6-7 km dengan jalan kaki). "Catatan Ringkas" Sesudah pelaksanaan kerja lapangan terseleseaikan dengan baik, langkah berikutnya bagi
kelompok peneliti RRA adalah mempersiapkan seperangkat catatan ringkas "fine notes" yang lebih rinci, ditulis dengan lebih jelas, seluruh catatan yang ada dan perbaikan dari catatan lapangan dipergunakan keseluruhan kelompok sebagai dasar diskusi, untuk analisa berikutnya dan persiapan penulisan laporan. Pembuatan catatan ini akan lebih baik dan secara kontinue diperbaiki pada hari yang sama seiring dengan pelaksanaan wawancara untuk menghindari kebingungan dan memori yang hilang. Catatan lapangan yang sudah diperbaiki disusun rapi sesuai dengan urutan kronologis dimana wawancara terjadi, atau disesuaikan dengan topik, sub-topik, dan pertanyaan yang dibuat selama kunjungan kerja. Kedua format tersebut memiliki keuntungan dan kerugian. Urutan kronologis biasanya mencakup lebih detail dengan waktu pelaksanaan wawancara, tetapi ini lebih sulit untuk menentukan apakah setiap sub-topik atau pertanyaan semua atau cukup tercakup. Bentuk pencatatan kedua sub-topik dan urutan pertanyaan akan dapat membantu menentukan relevansi dan kelengkapan pengumpulan data. Pilihan tersebut mungkin tergantung pada topik studi dan kendala waktu RRA: urutan kronologis mungkin lebih mendekati apabila studi memerlukan hubungan yang terperinci antara kejadian yang satu dengan yang lainya secara berurutan, yang kedua pembuatan subtopik dan urutan pertanyaan dianjurkan, pada situasi dimana kebutuhan akan data lebih diperlukan atau waktu menjadi kendala akan diskusi dan pembuatan kesimpulan RRA. Pelaksanaan tugas persiapan penyusunan laporan biasanya terdiri dari satu dari tiga pola dasar. Pola pertama memerlukan kerjasama dari semua anggota kelompok dalam persiapan pencatatan. Meskipun hanya satu orang yang menulis laporan, semua ikut hadir dalam membicarakan setiap masalah. Meskipun penggunaan pola ini menghasilkan banyak kesempatan untuk melakukan diskusi dan konsultasi, tetapi sangat menyita waktu. Pola kedua dapat dilihat apabila hanya satu orang, dan biasanya orang yang paling lengkap catatan kerjanya, mempersiapkan laporan sementara dari setiap catatan. Anggota kelompok lainnya kemudian mengedit naskah tersebut, serta menambahkan secara rinci informasi yang kemungkinan hilang dari catatan yang dimilikinya. Pola ini akan lebih memperlihatkan rincian informasi dan memerlukan waktu penelitian yang relatif lebih pendek. Bentuk ketiga mengharuskan seluruh anggota kelompok memberikan lampiran catatan kunjungan kerjanya pada satu orang saja, yang
-37
-
bertugas untuk menggabung kedalam satu catatan kelompok. Metode ini lebih menguntungkan bila jumlah anggota kelompok sedikit. Peneliti-peniliti mengemukakan bahwa mebd; i* pating ideal, jika tidak mereka sendiri yang harus menggabung beberapa catatan-catatan. Banyak studi RR{ mempergunakan pola pertama pada waktu kegiitan lapangan, tetapi kemudian diganti meqiadi pola kedua saat mempersiapkan catatan akhir.
Analisa Lapangan
Belajar di tempat, di lapangan, dan analisa informasi yang dikumpulkan merupakan bagian yang integral dari kerja lapangan itu sendiri. Kelompok r.cata t.lup ,n.ngulas dan
menganalisa temuannya dalam rangka menentukan sasaran yang akan dilaksanakan. Hal ini akan dapat meningkatkan pemahaman dan mempersempit fokus RRA sebagai suatu pengetahuan yang digabung.
Dalam praktek, sesudah tahap awal pengumpulan bahan-bahan informasi, temuan awal didiskusikan dan dipergunakan sebagii dasarpenentuan kembali tugas unfuk berbagai kelompok dari anggota kelompok. Langkah kedua setelah pengumpulan informasi adalah analiia dilapangan yang dilakukan pada waktu berikutnya, sampai diperoleh pengetahuan yang cukup
3.6
Analisa Akhir dan Diskusi Analisa Kelompok
Persiapan Temuan
EM
Dalam diskusi kelompok pembicaraan mengenai langkah selanjutnya sesudah kunjungan kerja adalah menyangkut penentuin keputusan tenung bagaimana menyajikan hasil temuan, tabel apa, grafik, matrik, dan diagram yang nantinya alian dipergunakan dalam analisis akhir. Pembentukan tugas ini merupakan suatu kelompol kecil yang terdiri dan Z-4 peserta yang kemudian masing-masing menentukan tugasnya oatam organisasiuntuk menentukan grafik, tabel-, matrikatau diagram yang dipergunakan, dan dipersiapkan dalam analisis. Tabel, grifik, matrik, atau diagram kemudian dibicarakan dengan seluruh anggota kelompok, dengan demikian perubahan dan perbaikan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat biia diperlukan.
j*i,
Petunjuk Analisa Temuan
KM
Analisa adalah proses kegiatan yang terus-menerus dengan pembahasan kembali informasi seperti pengumpulandata, klasifikasi, merumuskanpertanyaan tambahan, pemeriksaan informasi, dan pengambilan keputusan. Analisa adalah proses untuk memperbaiki pada
dari informasi yang dikumpulkan. Kegiatan analisa dilakukan sampai seluruh data telah d^put dikumpuikan. Dibawah ini adalah beberapa penrnjuk yang dapat bermanfaat untuk analisis:
ylah
Mempersiapkan daftar masalah utama dan menata hasil temuan kita sesuai dengan daftar tersebut' Penataan kembali, pemisahan, dan pengumpulan lagi data. Pemilihan, pengeiompokan informasi dengan melihat pola, perbedaan, -variasi dari pada informasi serta koniradikiinya. Timbang tingkat kepentingannya dan kritislah terhadap inlormasi tersebut.
-
-38-
Rumuskan serangkaian pertanyaan berdasar pada topik RRA (termasuk pertanyaan terbaru yang mungkin datang selama kerja lapangan) dan cobalah menjawabnya dengan bantuan data yang sudah terkumpul. Bicarakan setiap sub topik, kenlrdian ringkas hasilnya, dan tarik kesimpulan berdasarkan pada informasi yang sudah terkumpul selama kunjungan kerja. Pergunakan diagram, matrik, methode rangking, dan alat analisa lainnya.
Unnrk penjelasan berikutnya tabulasikan informasi. Tabulasikan secara tersendiri informasi bagi nara sumber dari wawancara dan observasi, dan adakan tabulasi perbandingan informasi yang diperoleh antar perorangan. Tabulasi juga membantu kelompok untuk menghindari kesan-kesan umum yang dipercaya daripada kenyataannya. Periksa temuan dan kesimpulan dengan membicarakan pada nara sumber atau anggota kelompok masyarakat. Temuan harus konsisten dan tidak bertentangan satu sama lain. Dua pernyataan yang bertentangan pada waktu yang sama adalah tidak benar. Apabila temuan bertentangan dengan sumber sekunder atau sumber lainnya harus ada penjelasannya mengapa hal itu terjadi?. Hasil temuan kita harus memberikan derajat kepercayaan yang layak dipercaya.
Analisa Diskusi Kelompok Analisa diskusi kelompok adalah kegiatan yang intensip, semi tersusun dari informasi yang dapat dikumpulkan yang kemudian dianalisa dan direkomendasikan bagi langkah-langkah selanjutnya. Adalah pentng untuk menyertakan anggota kelompok secara aktip dalam proses pengambilan keputusan. Ini termasuk memasukkan kelompok lapangan, dan penduduk yang memiliki keahlian dan pengalaman (misalnya, orang-orang desa yang berpengalaman, guru, bidan). Penggunaan diagram akan bermanfaat untuk meringkas temuan dan mempermudah interaksi, yang dapat mempermudah mereka untuk memusatkan dan merealisasikan gagasannya. Meskipun merupakan bentuk analisis kelompok tapi diperbolehkan bagi angota kelompok untuk menentukan prioritas dan pilihannya serta mengerjakan analisanya sendiri.
Aturan utama untuk melakukan diskusi analisa kelompok adalah: mendengar, belajar, menyediakan fasilitas, tidak mendominasi, tidak menggurui, tidak memotong, hormat terhadap pendapat orang lain, dan mempersiapkan jadwal dan persiapan diskusi dengan meringkas temuan sebelumnya.
-39
.Matrik
Penilaian Temuan
Penilaian temuan merupakan tahap akhir dari analisa diskusi kelompok. Hal ini akan dapat membantu menilai dan memprioriiaskan pilihan yang memungkinkan untuk kegiatan pengembangan sesuai dengan manfaat.yang diterima masyurakrt, tingkaipartisipasi *ury*iuk.t, dukungan mereka pada proyek, distribusi manfaat yunj ,rr,rri, d; keiayakan p.oy.i ,.."ru
teknis.
Setelah menentukan pada yatu bentuk penemuan atau kegiatan, para anngota melengkapinya kedalam lembaran informasi temuarluntuk masing-masirig temuan, yang dapat menj awab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
. Apakah temuan kegiatan
tersebut?
. Mengapa kegiatan tersebut penting? . Siapa yang akan disertakan dalam
pelaksanaan?
. siapa yang akan menerima manfaat dari kegiatan
tersebut?
. Dimasyarakat mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan? . Kapan akan dilaksanakan? . Bagaimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan?
. Berapa biaya yang diperlukan? Mengurutkan kriteria penilaian ke dalam dengan memberikan tanda +, dan +++ (t<.t"*ngan: Tanda plus yang lebih banyak menuqjukkan nilai yang lebih baik). Matrik dapat di isi secara horisontal, per baris, dan per proyek' Meskipun begitu penilaian secara dalam bentukpenggambaran (visualfmasih diperlukan; pembuatannya harus sesederhana mungkin sehingga partlsipan akan mampu melihat ,.titu, pri baris dan membuat perbandingan. Rpiulta satu;;nilaian untuk temuan yang diusulkan sudah lengkap mereka dapat mengelompokkan prioritas untuk studi dan pelaksanaai berikutnya.
+*,
3.7 Persiapan Penulisan Penulisan Laporan
RM
Laporan RRA harus ditulis secepatnya setelah akhir dari kerja lapangan, dan harus didasarkan kegiatan utama dalam catatan (aliran peta & diagram) dari-RRA', dengan
beberapa keterangan tambahan. Penulisan setiap bab atau bagian dapat diadakan pembagian i'ntar anggota kelompok RRA atau dengan cara penggabunagn. Adahh penting bahwa lapoian harus lerigLp
-40-
tetapi tidak memakan waktu yang lama; idealnya kegiatan ini tidak akan memakan waktu lebih lama dari satu minggu. Sebelum penulisan laporan, kelompok harus mengadakan diskusi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
. . . . . P etunj
Siapa yang menulis laporan (masyarakat, pemerintah, LSM, penyandang dana)?. Untuk apa laporan akan dipergunakan?. Berisi apakah laporan tersebut?. Bagaimana bentuk informasi yang akan disampaikan?. Siapa yang akan menulis laporan?.
uk Penulisan Laporan Dibawah ini adalah merupakan pefunjuk yang dapat membantu penulisan laporan:
. . . . . . . . . .
Laporan hendaknya ringkas dan jelas dengan mempergunakan kalimat-kalimat yang ringkas dan sederhana. Persiapan harus cepat dan tepat waktu. Pilih bentuk komunikasi yang informatif dan komunikatif. Atur format penulisan agar rasional, mudah diikuti dengan jelas dan mudah dipahami. Jika memungkinkan. Pergunakan sub-judul. Bukti yang disajikan harus meyakinkan. Konsentrasikan pada apa yang dapat digunakan oleh masyarakat. Pergunakan bagan yang lengkap, tabel, diagram dan ilustrasi yang sudah dipersiapkan selama PRA. Bagikan draf laporan kepada seluruh anggota kelompok PRA dari nara sumber untuk mendapatkan komentar dan umpan balik sebelum penyelesaian. Anggota kelompok dapat menulis laporan ke dalam bahasa setempat.
Garis Besar Laporan Garis besar penulisan laporan dapat berbentuk:
1.
JuduV Topik
2.
Tujuan
3.
Metodologi
4.
Temuan Pokok
5.
Rekomendasi
6.
Tindak Lanjut
-4r-
7
'
Lampiran (diagram pilihan, peta, statistik, sumber-sumber sekunder, catatan wawancara, dsb.)
Langkah-langkah D alam penulisan Lap oran Tahap Kegiatan yang disarankan:
1.
Mempersiapkan garis besar laporan.
2.
Pengorganisasian dan pengaturan informasi sesuai dengan garis besar laporan.
3.
Draft Penulisan.
4.
Peninjauan dan perbaikkan kembali uraian kejadian dengan kelompok dan informan pokok.
5.
Penyelesaian Laporan.
6.
Copy laporan.
7.
Penyebaran laporan.
8.
Pelaksanaan rekomendasi.
3.8
Presentasi, Distribusi dan Tindak Lanjut Temuan
Penyajian Temuan Kunjungan Kerja Lapangan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyajikan dan mendistribusikan diskusi dari hasil temuan kerja lapangan kelompok RRA dengan iiitrat-piirat< yang bersangkutan termasuk anggota masyarakat, kmbaga Swadaya Masyarakat, pegawai pemerintah dan wakil-wakil dari agen penyandang dana. Dalam penyiapan penyajian temuan pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat diajukan: siapakah pesertanya? informasi apa yang peserta minati? bagaimana dan apakah cara yang terbaik untuk menyajikan informasi? siapa yang menyajikan dan ientang apa? berapa lama waktu yang diperlukan untuk presentasi? Anggota kelompokharus mencari danmenemukan serta mampu mengantisipasi informasi yang kontroversial dan memerlukan penyesuaian. Adalah bijaksaniuntuk-mengadakan latihan penyajian sebelumnya' Anggota kelompok yang tidak berpengalaman dalam penyajian mungkin akan membosankan pada saat melaicukan presentasi dengan menerangkan detail-detail bahasan yang tidak diperlukan. Untuk itu latihan sebelum dimulainya presentasi yang sesungguhnya diperlukan.
42-
Pendistribusian Temuan dan Tindak Lanjut
Kelompok harus menyebarkan laporan hasil temuan RRA bagi perorangan maupun lembaga-lembaga yang berminat. Tindak lanjut dan latihan yang berkelanjutan adalah penting untuk meningkatkan pengaruh latihan awal dan menjamin pengawasan kualitas kegiatan RRA oleh partisipan. Tanpa adanya tindak ladut yang memadai pengaruh dari pelatihan ini akan menurun. Partisipan harus membicarakan cara penggunaan RRA dalam kerjanya. Rencana kegiatan berikutnya dapat berupa persiapan rencana bagi kegiatan RRA berikutnya, gagasan untuk mengadakan hubungan dengan organisasi yang khusus dalam RRA, dan rencana penyertaan anggota-anggota masyarakat dalam penilaian, pengawasan dan penilaian kebutuhan. Masing-masing dari para partisipasipan akan mendapatkan salinan dari rencana kegiatan tersebut.
-43-
4. STUDI KASUS PEDESAAN Penilaian Kebutuhan RRA di Desa Cikeusal Kidul, Daerah Tingkat II Bebes, propinsi Jawa Tengah (L994), Pengkajian Keadaan Ketenagakerjaan Pedesaan di Desa Jawa Tengah
-M-
KARAKTERISTIK UMLIM DESA CIKEUSAL KIDAL 1. KEADAAN DAERAH 1.1 Lokasi Wilayah: Cikeusal Kidul Ketanggungan Banjarharjo
Desa
Kecamatan Kawedanan Kabupaten Propinsi
Brebes
Jawa Tengah
Daerah Perbatasan: Timur Desa Kamal Desa Pamedaran Desa Cikuya dan Kertasari Desa Cikeusal Lor
Selatan
Barat Utara
1.2
Luas Wilayah:
Ketinggian
:
Luas Terdiri
958,385 Ha
Sawah
399,385 Ha 459,350 Ha 27,000 Ha 22,A65 Ha
Darat Hutan Neg Lainnya
1.3
Pembagian Wilayah: Di bagi menjadi 5 wilayah dukuh: 1. Dukuh 2. Dukuh 3. Dukuh 4. Dukuh 5. Dukuh
1.4
Kurang lebih 350 m dari permukaan laut/dataran rendah
Cikeusal Pasar Cikeusal Girane Cibago Cicadas Bantarsari
Pusat Pemerintahan Desa: Dukuh Cikeusal Pasar Gambar peta wilayah dan gambar peta dari penelusuran wilayah (transek) desa Cikeusal Kidul yang terdiri dari lima perdusunan dapat dilihat pada peta berikut ini:
-45-
vl
g
f
,
{\u
f,4
$i\\Y
I
vA. + ]J
\
o-. Eodc r -?'i eg (J
3j
rQ
,(',t
[>
d 'J S"g \,) x€ ^, c XS Jl C\ QY'I
r<Jv_J,
h
\\\
r3 rJ
$9$
|
d ssl {r+(l u {. {./ ff,'l
,d
-n
v.
r(
\.
J< g\d -n-
\!
-eSl
Httt
i\
1t xt
Ir.
il/, rr$ -m7
\
,,'\j^L Y/ s'' [l n+N I thtU]e T.\ Lfl i
I
';{
f--
I
s
{o*'
I
\ \t
tt r\'
\"N (!\:
c
\ \
v,\\i
\',
\\
t\ ^ I
Y\.
$-$i ,Nq
e ss )r rr-
Io
\ I
I
I
I
i-'-
\^\
& .F 0\*,
N
\dJ
$Tr
\*'
tl
fl"
,w0
;
)g.P
\\i
I
I
nS .t .X N :J el')
vl
I
A H
I
vr
I I 'o
I
I
<,t F{l
I
fP pl el |vl
I
(
\
\)l
\
Il
I I
\
\
.'=
rO (-^ 5$J
+c,*( *'J tr Xan tt
+rr
11
ll
tl
*i
I
{t
\-
'+$ Irz |
-l
IJr(\
$Rg$
$sfs F r.,!.s $$$$
(
{s o
,\
,:l sl
qr
qa S, l
BI gt
'el
gl
-47
e ti -l
J
;.(
{-) '-(,
-T
-\
Te-
f
ll
r
t
(5 t5
-sct 3 <5 (,
a<
s
e
E.
tr.x
It
ll I
F
\
Y NJ YLr t"
r.5
Lembaga pemerintahan dan Organisasi Masyarakat: Balai Desa; LKMD; LMD; Hansip; RT; Rw; pKK; Golkar; AMpI; Karang Taruna; KUD filial; NU; GP Ansor; IpNU; Org.Haji.
r.6
Jarak Ke Kota Kecamatan dan Kabupaten: Kabupaten Brebes ke Kecamatan Ketanggungan = 30 Km Jarak Kecamatan Ketanggungan ke Desa cikeusal Kidul 13 Km
:
1.7
Pusat Perdagangan dan pasar Desa: Dukuh Cikeusal Pasar, merupakan pusat pasar desa dan dari desa-desa tetangga
r.8
Agama: Seratus persen merupakan pemeluk agama Islam dengan fasilitas 2 masjid dan 4 mushola serta tempat-tempat pengajian
t.9
Bahasa: Bahasa sehari-hari mayoritas bahasa Sunda dan sedikit bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
2. KEADAAN PENDUDUK
2.t
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
t)
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga per dukuh
Cikeusal Pasar
1558 31.8%
Cikeusal Girans
t676
34.2
612
r2.5
Cibogo
-48-
386 3r.8% 387 31.9 233 r9.2 151 r2.4
2.3
Jumlah penduduk menurut pendidikan
Tidak sekolah
t27
3.1
Tidak tamat sekolah
3r4
7.6
Tamat sekolah dasar
3188
77.2
Tamat SLTP
254
6.2
Tamat SLTA
240
5.8
I
o.2
4r30
100
Tamat Pendidikan tinggi
Total
2.4
%
Karakteristik Migrasi:
Kebanyakan merupakanmigrasi musiman banyak dilakukan pada waktu masa menunggu panen dan olah lahan (turunnya hujan) untuk mencari penghasilan tambahan (migrasi paling lama hanya dua-tiga bulan). Tujuan migrasi Jakarta. Rata-rata penduduk yang melakukan migrasi 100150 orang untuk satu desa dan 1 anggota keluarga setiap satu keluarga. Migrasi yang sifatnya tetap dan dalam jangka wakru yang lama sedikit dilakukan oleh penduduk. Para migran biasanya bekerja di sektor bangunan seperti:tukang gali;buruh bangunan;tenaga kasar lain.
2.5
Partisipasi Wanita dan Anak-anak:
Sangat tinggi disektor pertanian dan peternakan. Anak-anak sesudah sekolah biasanya membantu orangtuanya untuk mengembala ternak dan mencari rumput serta jerami makanan ternak, disamping kadang-kadang membantu disawah. Apabila mereka sekolah pada waktu siang hari maka pada pagi harinya dipergunakan untuk mengembala ternak (sekolah Ibtidaiyah memulai pelajarannya pada siang hari, sedangkan SD negeri pada pagi hari), sebaliknya pabila pada pagi hari mereka hadir di sekolah maka pada siang sampai sore dipergunakan untuk mengurusi ternaknya. Penduduk wanita di desa Cikeusal Kidul pada umumnya mempunyai pekerjaan ganda disamping bertani disawah/ladang atau kebun mereka sekaligus berperan juga sebagai pedagang yang menjual hasil pertanian mereka ke pasar.
2.6
StrukturKependudukan: Persentase
jumlah penduduk paling banyak di desa Cikeusal Kidul menurut kelompok
umur pilihan adalah mereka yang berumur antara 15-29 tahun yang dapat digolongkan kedalam angkatan kerja sebesar 1282 (26.4%). Sedangkan total fertility rate masih tergolong tinggi2-3. Program KB yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1970 (pada saat itu TFR rata-rata 3.5-4) baru memasyarakat pada tahun 1987, kesadaran timbul setelah melalui permasalahan
-49-
qa:rjang dengan agama islam yang seratus persen meruprlkan agama penduduk desa. Sedangkan dukuh yang masih paling tinggi tingkat kesuburannya ioalatr dukuh Bantarsari.
3. Keadaan Bkonomi 3.1 Sektor Pertanian Area Pertanian Tanah - Sawah Irigasi sederhana: 24 ha. Irigasi sederhana disini dengan cara mengalirkan air dari aliran sungai dengan mengontrol alirannya tetapi tidak dengan cara memompa keatas dengan mesin pompa.
Tanah - Kering Tadah hujan: 315 ha Pekarangan/: 36 ha Bangunan Tegalan/Kebun: 519 ha
Keterangan Terdapat sekitar 6 aliran sungai yang mengalir melewati desa, tetapi akan mengering pada musim kemarau serta belum didaya gunakan sebagai irigasi dengan cara memompa.
Sawah kering termasuk
didalamnya lahan kritis dilerens bukit
.' wuayan ranan Kermg
w
muslm
akan
nganggur
Karakteristik Pertanian: 1.
')
Irigasi: sederhana dan tadah hujan; Tanah sawah,tegalan/kebunan dan hutan; Pola pertanian: 80Vo Padi dan Jagung (dalam 1 tahun 1 kali panen untuk padi); 20 Vo Polowijo (Kacang hijau; panjang; kedelai; ubi kayu ubi jalir; lombok; iabe rawit; bawang merah; terong; timun dan pisang).
Pengambilan kayu di hutan: Hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (pengambilan ranring-ranting dan kayu yang kecil), kecuali penduduk desa tetangga mengambillayu hutan unfuk dijual dilasar Cikeusal Pasar. Kayu bakar yang dijual di pasar Cikeulsal Pasai berharga Rp.500 ,u-p"i Rp. 2'000 per pikul, bisanya penduduk desa tetangga menjual kayu uatar klmudian tiasilnya digunakan untuk membeli keperluan rumah tunggi
50-
Hewan Ternak: Pemeliharaan hewan sebagai tambahan hasil juga dilakukan oleh penduduk desa jumlah total hewan peliharaan adalah sebagai berikut: Sapi 523 ekor; Kerbau 89 ekor; kambing dan domba 230 ekor dan ayam sangat banyak.
3.2 Sektor Industri Kecil
Kerajinan Rumah Tangga: Terdapat sebagian rumah tangga (14 RT) yang melakukan aktivitas pekerjaan sambilan pengrajin anlam-anyaman dari bambu seperti: kukusan; tumbu; tampah; saringan, harga jual hasil kerajinan tersebut antara Rp.500 hingga Rp.2000,-. sebagai
4. Keadaan Prasarana Ekonomi 4.1 Prasarana Listrik Fasilitas Energi 1 Pembangkit Listrik Desa Tenaga Diesel.
Terdapat di Dukuh Cikeusal Kidul
cn.'Pusat penggunaanya dikontrol dari sini.
Sarana ini dipergunakan di kelima dukuh, dengan ketentuan penggunaan setiap harinya: jam 17.00-24.00 hidup kemudian mati dan hidup lagi dari mulai jam 05.00-06.00. Pemungutan biaya iuran untuk pembelian bahan bakar solar adalah setiap lima hari dan tergantung penggunaan watt (bila untuk penerangan hanya sebesar 40 watt = Rp.1..000,-/ 5 hari sekali terurga dlesel hanya terdapat dr
-51
-
n
5. Prasarana Perhubungan Daerah Sarana dan Prasarana Transpotasi
Keterangan Jumlah ini yang dipergunakan sebagai alat angkut komersial sekaligus juga merupakan pemilikan pribadi penduduk desa, kebanyakan mobil terdapat di dukuh Cikeusal Pasar.
6. Keadaan Sosial 6.1 Pendidikan Fasilitas Pendidikan Sekolah
Murid
1TK
54
2 SD Negeri
200
Guru a-!
Keterangan Semua sekolah menapung keseluruhan anak dan siswa dari ke lima dusun.
Fasilitas belajar-mengajar masih
11
sederhana
Ibtidaiyah
400
Guru-guru masih honorer dengan honor
11
Rp. 5. 000-Rp. 6. 000 tergantung
banyaknya jam kerja mengajar. Guruguru belum ada yang berstatus guru tetap semuanya diberbantukan dari SD negeri
Tsanawiyah
116
4n.' K.eseluruhan tasl rtas pe
Tsanawiyah (setingkat dengan SMp) pada lulusan tahun ini mendapatkan ranking II nilai EBTANAS se Kabupaten. Tingkat melanjutkan ke SMA sangat rendah disebabkan: Biaya, jarak yang jauh (17 Km) Fasilitas agak lengkap: punya perlengkapan drum band sendiri.
18
lru
-52-
a
Indikator Pendidikan:
. . . . .
1
TK;2 SD; I SMP; 2 Pondok
pesantren kecil dan tempat-tempat pengajian melanjutkan ketingkat SMP 607o;
di mushola;
Rata-rata murid SD tidak Relatif sedikit yang dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat SLTA. Ratio Guru/Murid:( TK: 18, SD: 19, Ibtidaiyah: 37, Tsanawiyah: 7); Ratio Sekolab/Murid: (SD: 100, Ibtidaiyah: 200, Tsanawiyah: 116)
6.2 Kesehatan Fasilitas Kesehatan 1 Puskesmas Pembantu
Sarana: 1 perawat; 2 bidan; 1 tempat tidur dan obat-obatan. Sarana kesehatan dipergunakan untuk kelima dukuh. Sarana yang lain terdapat
4 dukun bayi yang
membantu persalinan. rrh ( lrkerrsel Klrlul kecrrr t atan: Fasilitas kesehatan hanya terdapa juga terdapat di dukuh Bantarsari
Indikator Kesehatan: 1. Tingkat kesuburan. TFR. 2-3 2. Rata-rata kematian. CDR. 35 per tahun 3. Rata-rata kelahiran. CBR. 52 per tahun 4. Rata-rata harapan hidup 65 per tahun
-53-
yr yang
AIur Sejarah Desa Cikeusal Kidul Kecamatan Ketanggungan - Kabupaten Brebes Periode:
Ki
Wangsa Nangga 1830)
(182s
-
Ki Wangsa Nagga dan pengikutnya adalah merupakan cikal bakal pendiri atau asal muasal penduduk Desa Cikeusal Kidul. Beliau adalah pengikut P. Diponegoro pada waknr perang Diponegoro.
1945
Perang yang terjadi antara tentara keamanan rakyat (TKR) dengan Belanda yang melibatkan seluruh masyarakat desa.
1947
Paristiwa pemborbadiran pesawat tempur Belada
yang mengakibatkan gugurnya 365 penduduk, ini terjadi pada waktu clas
ke II. 1949
Terjadi perang saudara antara (DI) dengan (TNI), penduduk desa yang menjadi korbannya.
1950
(i) merupakan masa sulit bagi penduduk desa sebagai akibat perang;(ii) cara bertani yang mereka gunakan masih berpola tradisional; (iii) penduduk banyak memanfaatkan jasa penggadaian negara yang terdapat di kecamatan untuk meminjam uang.
19s2-195s
Jalan penghubung desa yang sederhana mulai dirintis dibuat dari desa Cisadap menuju ke desa Cikeusal Kidul, tetapi tidak berhasil dengan baik.
1973-1978
(i) pola makanan penduduk masih terdiri dari jagung dan beras;(ii) sarana jalan sebagai penghubung masih belum sempurna (berjalan kaki);(iii) pola pertanian masih tradisional, penghasilan rata-rata produksi untuk Ha adalah 18-20 Kw; program KB yang dicanangkan pemerintah belum tumbuh masih banyak terdapat permasalahan terutama kontradiktif dengan agama islam.
1978-1980
Jalan mulai dibangun dan diperbaiki dengan padat karya (gotong royong) sampai den_qan dua tahap tetapi masih belum sempurna hasilnya.
1987
(i) pola pertanian sudah bergeser ke cara yang lebih baik, per Ha dapat menghasilkan 40-45 Kw;(ii) pola makanan masih ada yang bercampur dengan jagung;(iii) kesadaran unruk mengikuti program keluarga berencana mulai tumbuh.
54-
(D ABRI masuk desa untuk perbaikan dan
1992-1993
pengerasan jalan sehingga keadaan jalan sudah agak sempurna dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua sebagai jalan penghubung yang permanen;(ii) Listrik tenaga diesel desa masuk desa, sehingga sarana penerangan dan keperluan lain menggunakan sumber ini; (iii) pola pertanian sepenuhnya bergeser dari pola tradisional ke intensifikasi.
r995
Kondisi yang ada saat sekarang di desa Cikeusal Kidul adalah sebagai pusat tempat perdagangan dan transaksi dari desa-desa tetengga yang berdekatan; tidak termasuk dalam Desa Tertinggal (IDT) dan terdapat kemungkinan adanya pembangunan jalan raya tembus (alternatif) yang menghubungkan wilayah barat (Cirebon) dan tengah (Tegal/Purwokerto) melewati tengah-tengah desa.
-55-
DIAGRAM ARUS KETERKAITAN MUSINI HUJAN DAN POLA PERTANIAN SERTA PENDAPATAN
. hujan deras dan curah hujan yang tinggi setiap th. . kurangnya tanaman pelindung di bukit/reboisasi belum adanya irigasi tanaman perengan yang baik.
longsornya daerah perbukitan/banj ir rusaknya tanaman terkena longsoran rusaknya hutan penyangga/daerah kritis
. rusaknya / kemorosotan produksi padi dan hasil panen . semakin suburnya tanah pertanian akibat timbunan lumpur . rendah danjeleknya kualitas panen . karena terlalu banyak air, menyebabkan tanaman polowijo dan sayur-sayuran terkena banyak serangan ulat
nilai jual gabah dan polowijo mengalami penurunan banyak petani beralih ke perdagangan dan jasa migrasi tinggi pendapatan rumah tangga dari sektor pertanian menurun
Catatan:
Diagram Arus kasus desa Cikeusal Kidul ini merupakan pengaruh sebab dan akibat dari pada musim terutama musim hujan, terhadap penghijiuar, hutun dan pengaruhnya terhadap pendapatan petani pada sekitar lahan kritis perengan bukit. Karena -sebagian besar daerah persawahan/kebun dan ladang di desa Cikeusal Kidul merupakan sawah tadah hujan, ketergantungan akan musim sangat kuat sekali. Sebagai akibatnya kegiatan di pertanian akan memerlukan ketepatan waktu dalam: persemian Uibit; pengolahan luhan; penanaman; pemupukan dan pengobatan serta panenan. Lebih lanjut akan terdapat pengaruh pada kegiatan fiam kerja) dan pola permintaan tenaga kerja petani pada masamasa tersebut.
-56
DER MUSIM SATU TAHUN
Aktivitas
MENUBUT AKTIVITAS WAFGA DI DESA CIKEUSAL KIDUL
Aklivitas
Bulan
Hujan sehari-hari mulai masa penggarapan tanah untuk tanaman padi;permintaan TK melimpah masa-masa sibuk di pertanian dan perdagangan Migrasi ke kota untuk mencari biaya biaya pembelian guna pembelian pupuk dan obat-obatan pada bulan 2 dan 3
Kegiatan pesta dan perayaan selama bulan 5 dan 6 bersamaan masa panen sampai bulan 7 (pesta perkawinan;haji dan lainnya) bulan sibuk untuk kegiatan sosial . Migrasi ke kota untuk mengisi
2 o
Masa penanaman selesai tinggal pemupukan
4
Antara bulan 3 dan 4 terdapat kemungkinan berjangkitnya penyakit'sundep dan beluk' serta hama "walan gsangit'
5
o
Masa panen padi
7
Dari mulai bulan 7-9 adalah masa lahan "bero' lahan menganggur, meskipun tidak seluruhnya 80% dibiarkan menganggur;20% ditanami polowijo sebab lahan dibiarkan nganggur: jauh dari sungai; letak diatas/dipinggir bukit;tidak irigasi.
kekosongan masa tanam;tidak ada hujan ; aktivitas bertan i berkurang
Hujan pertama turun
I
q
10
. Migrasi kembali untuk persiapan tanam padidan panen polowijo
Aktivitas tanam dilakukan dengan menanam polowijo (kacang kedelai;hijau;panjang) dan jagung atau padi gogorancah
11
tz
Panen polowijo;persipan pengolahan dan garap lahan untuk ditanami padi;merupakan bulan - bulan sibuk
Catatan: Aktivitas sosial biasanya terdapat pada bulan-bulan ke lima dan enam. Kebutuhan akan tenaga kerja yang melimpah akan terjadi pada saat musim tanam dan panen yaitu bersamaan dengan masa-masa banyaknya pesta, sedangkan bulan yang dimana tidak terdapat atau sedikit aktivitas oertanian adalah bulan ke 7 samoai bulan 9 hal ini juga disebabkan karena sifat pertaniannya tadah hujan, jadi terdapat adanya masa tunggu musim.
57
PETANT (pRtA) Dt DESA CTKEUSAL KTDUL
CIKEUSAL
Mencari jerami/rumput untuk makanan ternak dan membersihkan kandang ternak Memberi makanan ternak dan persiapan untuk berangkat ke sawah termasuk sarapan pagi
Berangkat kesawah/ladang/kebun untuk memulai kegiatan pertanian
lstirahat makan siang,ibadah sholat tetapijuga di pergunakan untuk mencari rumput dan jerami makanan untuk dibawa pulang kemudian memberi makan ternak .1
3
sampai dengan jam 13
:.::::
,,14
Kembali melakukan pekerjaan di sawah/ladang/kebun
1.5 1i6
1il Apabila terdapat kegiatan kerajinan RT maka pada jam 18-2O dilakukan untuk ke giatan mengrajin
..1.S
lstirahat, sholat Ashar dilanjutkan bekerja sebentar
Apabila tidak terdapat kegiatan kerajinan RT, maka
1.9
jam-jam ini dipergunakan untuk ngobrol sesama warga
20
dan aktivitas sosial lainnya; nonton TV; dengarkan radio dll
,,
:" ".
2:1'
Persiapan untuk berangkat tidur
Catatan:
Aktivitas petani sehari-hari pria merupakan gambaran kegiatan rutin yang dilakukan seorang petani (pria) mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali, pada waktu pagi hari sampai menjelang sore mereka menghibiskan waktunya disawah/ladang dan kebun tanpa melakukan kegiatan lain selain bertani kegiatan sosial biasanya dilakukan pada sore sampai malam hari, tetjapi apabila keluarga petanitersebut mempunyai kegiatan sebagai pengrajin maka kemungkinan waktu sore hari dilakukan untuk memproduksi. Kegiatan yang sifatnya kerja bersama (gotong royong) biasanya terlebih dahulu dikabarkan sebelum hari pelaksanaan kerja. Baik yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti: mebangun masjid; rumah; bendungan dlsb, maupun yang bukan membantu tanam dan panen tetangga membuat parit, tanggul dlsb. Untuk kegialan kerja bersama seorang petani akan mendapatkan sebagian dari hasil panen tidak upah (karena mereka bukan buruh tani), besarnya pembagian aOatan sebagai berikut: 114 bagi petani-pelani yang ikut bergotcng royong din 3la untuk pemilik.
Disamping hal tersebut para petani (yang mempunyai lahan) diwaiibkan untuy menyumbangkan hasil panennya kepada pemerintahan desa masing-masing sejumtah: t ha 50 Kgi 2hi = 100 Kg = dan < t ha (114 bahu) = 9 Kg. Hal ini disebabkan karena para pengurus pemerintahan desa tidak mempunyai jatah sawah bengkok, dengan begitu pendapatan yang mereka dapatkan tergantung dari potongan hasil para petani atau dinamakan ,,pekaten,; "jonggolan,, atau "potongan,,
,
58
PETANT (WAN|TA) Dt DESA CTKEUSAL KIDUL
utAut-rAM AKt lvt tAs nu I tN sAt u HAhil Aktivitas Jam Catatan: kadang-kadang sesudah mencari makanan ternak wanita berdagang hasil ladang/kebun di pasar sampai jam 09 baru kemudian pergi kesawah
05 r06
..'07
PETANT (wANtTA) Dt DESA GilGUSAL KIDUL
Aktivitas
Membersihkan rumah dan pekarangan disamping ikut mencari jerami/rumput untuk makanan ternak Pergi ke pasar untuk berbelanja dan mempersiapkan makanan pagi Berangkat kesawah/ladang/kebun untuk memulai kegiatan bertani
08
,09 ,'10 makanan keluarga dapat juga disiapkan oleh anak-anaknya
,,,,1,1
12
lstirahat, meyiapkan makanan untuk keluarga dan pergunakan untuk mencari rumput dan jerami makanan untuk dibawa pulang kemudian memberi makan ternak
:::::.
ia ,' 11
Kembali melakukan pekerjaan di sawah/ladang/kebun
15 ,16
17
Apabila terdapat kegiatan kerajinan RT maka pada jam 18-20 dilakukan untuk kegiatan mengrajin dan membuat makanan kecil
,
' 18
19
20
21
lstirahat, sholat Ashar dilan,iutkan bekerja sebentar disekitar rumah membersihkan rumah/kandang ternak Apabila tidak terdapat kegiatan kerajinan RT, maka ini dipergunakan untuk ngobrol sesama warga dan aktMitas sosial lainnya; nonton TV; dengarkan radio dll
jam-jam
Persiapan untuk berangkat tidur
Catatan:
ferdapat kegiatan dari para wanita selain bertani adalah berdagang hasil pertanian ke pasar. Mereka akan pergi ke pasar berdagang baru siang atau sore harinya bertani.
59
PEDAGANG (WANITA) DI DESA CTKEUSAL KIDUL UIAGFIAM AKTIVITAS RUTIN SATU HARI
Aktivitas
Jam
Aklivitas I
Apabila barang dagangan yang dibuat merupakan makanan basah maka pembuatannya dilakukan pada jam-jam ini Catatan:_
Pada hari pasaran desa pada hari 'manis' kalender jawa, kegiatan pasar bisa sampai pukul 10 siang
04
lMenyiapkan barang dagangan dan mengerjakan pekerjaan serta membersihkan kandang ternak
lrumah
05
I
06 07
I
oa 6g
Berangkat kepasar
Pasar mulai sepi dari kegiatan, mereka mulai pulang dan menyiapkan makanan bagi keluarganya
,t,o 1.1,. ',,,:, '
Kegiatan ini seperti:memilih/sortir dan menata
L2,
lstirahat makan siang,ibadah sholat dan menganrar makanan ke sawah serta mencari makanan ternax untuk dibawa pulang kemudian memberi makan ternak
tl3
Mulai mempersipakan bahan dagangan yang akan dibawa ke pasar besok harinya
't4 15
Kegiatan ini seperti:goreng menggoreng/mengiris dll
16
Apabila barang yang dijual memerlukan pengolahan seperti makanan kecil;lauk pauk maka pada jam-jam ini mulai dipersiapkan dan diolah.
IV 1A 1.9..,,,,,,,,1
2o,:,,'.,',1
Jam-jam ini dipergunakan untuk ngobrol sesama warga dan aktivitas sosial lainnya; nonton TV; dengarkan radio dll
I
21,
Persiapan untuk berangkat tidur
Catatan: Kegiatan mempersiapkan dan mengolah barang-barang dagangan disini tidak sama. Seorang wanita pedagang yang hanya menjual hasil pertanian dan kebun hanya memerlukan waktu untuk mempersiapkan barang dagangannya seperti: memilih; menyortir; mengikatdan membungkus. kegiatan ini dilakukan antara jam 14 sampai selesai kemudian istirahat. Tetapi seorang pedagangyang memerlukan kegiatan pengolahan:seperti mengiris;menggoreng;membungkus makanan k6cil atau lauk pauk akan memerlukan waktu tambahan sesudah persiapin. Yaitu menunggu sekitar jam 16.00 untuk memulai kegiatannya sampai selesai, apabila makanan atau sejenisnya yang dibuat adalah bentuk kering, tetapi apabila yang dibuat adalah makanan yang basah maka pengolahan akan dilakukan pada waktu pagi hari menjelang berangkat ke pasar. -
-60-
Masalah dan Kendala Masalah dan Kendala
Penanganan
. Rusaknya sarana penghubung/ transpotasi, keadaan jalan yang dulu dibangun
. Memerlukan perbaikan dengan
keadaannya rusak karena hujan.
. Belum terdapatnya sarana listrik
pedesaan
dari PLN.
. Memerlukan reboisasi daerah perbukitan untuk mencegah terjadinya banjir lumpur
menggunakan sistim pengerasan jalan yang kuat karena tanah yang gembur bila kena hujan.
. Segera dapat direncanakan pemasangan tiang-tiang listrik sebagai sarana energi. . Reboisasi dikawasan perbukitan
dan tanah longsor.
disamping hutan produktif yang telah ada akan dapat menahan longsornya lumpur
. Pola pertanian sepenuhnya masih
. Diperlukan penyedotan air sungai
bergantung dari hujan dan curah hujan yang turun.
sebagai sarana irigasi semi teknis dan perluasan waduk "mahalayu" yang letaknya
tidakjauh dari
. Untuk pendidikan masih banyak terdapat guru2 yang statusnya honorer, khususnya sekolah SD Ibtidaiyah dan SMP Tsanawiyah.
. Belum adanya tenaga medis (dokter) di puskesmas
. Adanya kebutuhan akan pelayanan lembaga keuangan seperti koperasi simpan pinjam atau KUD yang berdiri sendiri
keatas
desa.
. Diperlukan penetapan status dari para guru oleh yayasan
. Kebutuhan akan tenaga medis saat ini hanya dilayani oleh satu perawat dan dua bidan. . KUD yang ada sekarang masih bergabung dengan yang ada di desa kecamatan
. Kebutuhan akan adanya tenaga penyuluh
. Kerajinan rumah tangga belum dikelola secara baik (pembuatan, pemasaran maupun
kerajinan dan pertanian
distribusinya)
5L
Desa cikeusal Kidul Dukuh
-
Jumrah penduduk per Dukuh, Mei 1995
Pria Wanita Jumlah Rumah Tangga
Cikeusal Pasar Cikeusal Girang Cibogo Cicadas Bantarsari
779 837 415 304 111
779 839 417 308 113
1 1
558 676 832 612 224
Total
386 387
Rata-rata Anqqota RT
233
4.0 4.3 3.6
151
4.1
56
4.0
1213
4.0
% distribusi
Dukuh
Cikeusal Pasar Cikeusal Girang Cibogo Cicadas Bantarsari
Pria Wanita Jumlah Rumah Desa Tangga 50.0 49.9 49.9 49.7 49.6
50.0 50.1 50.1
50.3 50.4
Total
62
Rasio
Pria: Wanita
31.8 34.2 17.0 12.5 4.6
31.8 31.9 19.2 12.4 4.6
100.0 99.8 99.5 98.7 98.2
100.0
100.0
99.6
Desa Cikeusal Kidul Kelompok
-
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Pria
Umur
o-4 5-9 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59
3s3 371 322 255 216 190 295 176 132
50+
115
10- 14 15- 19
Wanita
364 384 340 232 205 184 293 200 128 92 2422
Desa Cikeusal Kidul Kelompok Umur
pilihan
-
Jumlah 717 755 662 487 421
374 588 376 260 207
% distribusi Pria Wanita Jumlah 49.2 49.1
48.6 52.4 51.3 50.8 50.2 46.8 50.8 55.6
4847 50.0
50.8 50.9 51.4 47.6 48.7 49.2
49.8 53.2 49.2 44.4
50.0
14.8 15.6 13.7 10.0 8.7 7.7 12.1
7.8 5.4 4.3 100.0
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Pria
Wanita
Jumlah
% distribusi Pria Wanita Jumlah
bawah 1046 1088 2134 43.1 atas 1379 1334 2713 56.9 10- 14 322 340 662 13.3 15-29 661 621 1282 27.3 30-49 471 493 964 19.4 50+ 247 220 467 10.2 15 tahun ke 15 ke
2425
2422
63
44.9 55.1
14.0 25.6 20.4 9.1
4847 100.0 100.0
44.0
56.0 13.7 26.4 19.9 9.6 100.0
Desa cikeusal Kidul
- Jumlah penduduk menurut pendidikan
Menurut pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD
127
SLTP
SLTA
Pendidikan Tinggi Jumlah
64
3.1
314
7.6
31 88
77.2
254 240 7
6.2 5.8 0.2
4130
100.0
Desa Cikeusal Kidul
-
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian o/o
Petani sendiri Buruh tani Kerajinan RT (anyaman bambu)
1756 957 56
Buruh bangunan: Tukang kayu Tukang batu
s0.6 27.6 1.6 1.2
16
20
Perdagangan:
1.2
Toko/kios/jualan di pasar Warung makan
39 2
Jasa:
0.6
Tukang cukur Servis radio/tv Penjahit Bengel mobil/motor Dukun bayi Tukang pijat
4 2 8 2 3 2
Angkutan:
1.3
20 20 4
Ojek Mobil umum/pasar Becak
Lainnya: PNS/ABRI Pensiunan
26
0.8
5
0.1
Lain-lain*
525
15.2
3467
100.0
Total Catatan:
*Lain-lain termasuk: guru; pengambil kayu bakar pedagang kecil di pasar; peternak kecil; kios kecil pekerjaan serabutan;petani kecil kebun/ladang kernet mobil;pembuat makanan kecil (penganan) Pembuat anyam - anyaman rata- rata adalah wanita terdapat pada 13 Rumah Tangga minimum dikerjakan oleh 3 anggota keluarga sesudah bekerja di sawah/kebun
-65-
Desa Gikeusal Kidul
-
Jumtah Rumah Tangga menurut Pemilikan Tanah per Dukuh
< 0.175 0.175-
0.25-
0.50-
1.0-
1.5-
0.25
0.5
1.0
1.5
2.O
100 50 50 20 10
50 40 40 6 4
10 40 25 10
15 15 6
Dukuh
Cikeusal Pasar Cikeusal Girang Cibogo Cicadas Bantarsari Total
50 90 11
4 6
150 150 100 105
25
5
Total RT
2
386 387
1
233
11
6 4
140
161
> 2.0
151
3t)
16
1213
100.0 100.0 100,0 100.0 100.0 100,0
% distribusi
Cikeusal Pasar Cikeusal Girang Gibogo Cicadas Bantarsari
13.0 23.3 4.7 2.6 10.7
38.9 38.8 42.9 69.5 44.6
25.9 12.9 21,5 13.2 17.9
13.0 10.3 17.2
Total
13.3
43.7
32
106
Rata-rata
RT
4.O 7.1
2.6 10.3 10.7 o.o 8.9
4.O 7.1
2.8 0.5 0.4 0.0 3.6
19.0
11.5
7.4
3.8
1,3
46
28
18
66
3.9 3,9 z.o
243
Desa Cikeusal Kidul
-
Upah TK
Pertanian
upah/hari
Keterangan
1. Membajak/meluku
Rp.9.000 Rp.4.000 Rp.2.000 .2.000
Termasuk penyewaan sapi Termasuk makan 3x sehari Setengah hari (wanita) Termasuk makan 1x
2. Mencangkul 3. Menanam
+ rokok
Desa Gikeusal Kidul -Upah TK
Bangunan
upah/hari
Keterangan
1. Tukang batu 2. Tukang kayu 3. Tenaga
Rp.7.500 Rp.8.000 Rp. a.000
Termasuk makan 3x sehari + rokok
l(asar
67
l(alkulasi Pendapatan dan Biaya produksi Tanaman Padi dengan Luas 0.175 Ha atan 1. 2. 3. 4.
Jumlah
Membajak Mencangkul Menanam Menyiangi
Hasil produksi 0.125
I 6 10 10
Jumlah 1 pria
'l pria 10 wanita 10 wanita
Jam 9.000 4.000 2.000 2.000
06-09/15-17 Sehari
06-12 06-12
Ha: 11 Kw
1. Alternatif dijual dalam bentuk gabah kering Harga jual Rp. 40.000/Kw x 11 Biaya tanam: Biaya TK 140000 Pembelian 4000 35000 15000 Total biaya
440000
bibit Pemupukan Obat2an
194000
Pendapatan jual padi kering (gabah)
246000
2. Alternatif dijual dalam bentuk beras (sesudah distep) Hasil produksi 0.175 Ha = 11 Kw Gabah sesudah dislep menjadi setiap 1 Kw = 6gKg Harga jual Rp. 750lKgxT4B Biaya tanam: Biaya TK Pembelian bibit Pemupukan Obat2an Biaya slep 1 Kw
561000
140000 4000 35000 15000 2240A
Total biaya
21600q
Pendapatan jual beras
445000
58
1. Kalkulasi Pendapatan dan Biaya Produksi tanaman jagung dengan luas 0.175 ha
Kegiatan
Tk Upah 1. Mencangkul > 2bln 4.000 1 pria 2. Menanam 1 minggu 10 pria 4.000 3, Membuat parit 4.000 10 1 pria Jumlah
Hari
Jumlah
Jam Keria
06-18 06-18 06-18
Keterangan: pengerlaan pengolahan tanah: mencangkul sangat
tergantung dengan turunnya hujan;banyak sedikitnya TK dan kondisitanah. Bibit jagung merupakan bibit yang biasa Hasil produksi 0.175 Ha = 3,Kw Harga jual Rp. 300/Kg x 3 Biaya tanam: 48000 7500
Kw
90000
BiayaTK Pemupukan Total biaya
Pendapatan dari hasil
55500
jagung
44500
2. Kalkulasi Pendapatan dan Biaya Produksi tanaman kacang ijo dengan luas 0.175 ha Hasil produksiO.175 Ha = 1 Kw Harga jual Flp. 1000/Kg x 1 Biaya tanam: Pembelian 12500 10000
Kw
100000
bibit ObaPan Totalbiaya
Pendapatan dari hasil kacang
22500
hijo
77500
Keterangan:tanaman jagung dan polowijo (seperti kacanghijo dapat ditanam secara "tumpang sari' yang hanya membutuhkan satu pengerjaan lahan untuk dua macam tanaman, dengan begitu hasil pendapatan didapat dari kedua tanaman tsb.
69
BAGIAT\
B: PEDONIAN
PELATIIIAN BAGI PELATtrI
PEMBAHASAN PERTEMUAN PELAKSANAAN KURSUS PELATIHAN: PENITI,AIAN PEDESAAN DENGAN WAKTU SN.{GKAT (RRA)
PELATIHAN BAGI PELATIH
TEORI DAN PRAKTEK
-70-
BAGIAN B: PEDOMAN PELATIHAN BAGI PELATtrI
5. CATATAN PELATIHAN DAN LATII{AN 5.1 Pedoman Persiapan petatihan RRA Pemilihan para Pelatih dan peserta Latihan 70 Perencanaan dan Logistik 7I
..70
Isi Materi
73 Bahan Pelatihan yang Diperlukan Z4 Evaluasi Pelatihan 76 Metode pelatihan 77 Visual Aids (alat peraga) 77 Petunjuk untuk Pelatih 79 Jadwal Kegiatan Kursus pelatihan RRA: prinsip dan praktek g0
6. PERTEMUAN PELATIHAN 6.1 Awal Kegiatan 1. Selamat datang 85 2. Perkenalan 86 3. Harapan dan Sarana Kegiatan pelatihan gZ 4. Perkenalan dan Peninjauan Agenda pelatihan gg 6.2 Pengenalan Konsep dasar 5. Apakah RRA itu 92 6. Sifat-sifat dari RRA 94 7. Kelemahan RRA 98 8. RRA dan Siklus Proyek I0I 6.3 Teknik dan Metode pelatihan RRA 9. Ikhtisar Teknik RRA 104 10. Peninjauan atas Sumber Sekunder 106 11. Pengamatan Langsung 108 12. Wawancara Semi-Terusan (WTS) lj2 13. Ranking 126 14. Ikhtisar Pembuatan Diagram 144 15. Analisa Diskusi Kelompok 192 6.4 Penerapan RRA dalam praktek 16. Penyusunan RRA lga 17. Perancangan Rencana Investigasi 200 18. Perancangan Peralatan nne Oan persiapan untuk Kunjungan Keja Lapangan 206 19. Pelaksanaan Kunjungan Kerja yapangan 219 20. Analisa Akhir dan persiapan Hasil dari RRA 214 21. Penulisan Laporan RRA 216
8s
92
. r04
198
22. Presentasi Hasil Kunjungan Kerja Lapangan 219 23. Rencana Kegiatan untuk Tindak I-anjit 221 24. Evaluasi Pelatihan RRA 223
Daftar Bagan ANNEX
225
Pengkaj ian Keadaan Ketenagakerj aan pedesaan:
(Ruang Lingkup Metode di Lapangan)
BACAAN YANG DIANJURKAN DAFTAR ALAMAT KORESPONDENSI
241
ir..
245
DAFTAR BAGAN Halaman
Awal Kegiatan 1.1
Kursus Pelatihan
2.1 3.1 4.1
Perkenalan Harapan dari Para Peserta dan pelatih Program Kursus Pelatihan Agenda Hari Pertama
4.2
85
86 87 89 90
Pengenalan Konsep Dasar 5.1 5.2 5.3 6.1 6.2 6.3 7.1 7.2
8.r 8.2
Metode Penelitian Apa yang Anda pergunakan dalam pekerjaan Anda? Apakah RRA itu? Perbandingan Metode RRA/PRA dengan penelitian Lain Sifat Utama dari RRA . Bentuk Hubungan Segitiga Analisa Ditempat (On-the-spot) Kelemahan Apakah Yang Kemungkinan Terdapat pada RRA? ... Kemungkinan Kelemahan dan Kekurangan dari RRA PRA dan Siklus Proyek Siklus Proyek dan RRA
9T
92 93 95 96 97 98 99 02 1 03
Teknik dan Metode pelatihan RRA
9.1
Seperangkat Peralatan dan Teknik RRA 10.1 Peninjauan Sumber Sekunder 10.2 Latihan: Peninjauan Sumber Sekunder 11.1 Pengamatan Langsung Pekerjaan Rumah 11.3 Tabulasi Hasil Pengamatan Langsung LL.4 Peninjauan Kembali Hasil pengarrratin Langsung Wawancara Semi Tersusun (WST) Pedoman Wawancara Semi Tersusun (WST) L2.3 Kesalahan Umum dalam WST 12.4 Contoh: Perunjuk WST 12.5 Latihan: Pelaksanaan WST 12.6 Diskusi atas Latihan WST 12.7 Pedoman untuk WST 13.1 Apakah Ranking itu? 1,3.2 Ranking 13.3 Pedoman Ranking penilaian 13a.1 Ranking Pilihan 13a.2 Langkah: Penyusunan Ranking pilihan
ll.2
t2.1 I2.2
105
t07 107 109 110 110 111
114 115
II6 117 118
r19 t20 126
r27
r28 r28 128
!?u.3 Contoh: Penyusunan Ranking pilihan 13a.4 Latihan: Rankingpilihan . ... . 13-b I Penyusunan Ranling Berpasanga" .........
* ?Fl?ff l..;lilffi *:tr'tr l':::'": iii Latihan:
13b.4 Ranking Berpasangan 13b.5 Matrik Ranking Berpisangan 13b.6 Matrik K.riteria Ranking 13c.1 Matrik Ranking Langsung l?".2 l"angkah: Penyusunan Matrik Ranking Langsung 13c.3 Contoh: Matrik Ranking Langsung yloin Ranking Langsung 13d.1 lu$in' Ranking Kekayaan L3d.2 Ranking Kekayaan Contoh: Penyusunan Ranking Kekayaan \?13 73d.4 Latihan: Ranking Kekayaan 14.1 Diagram 74a.1Apa Kegunaan peta 14a.2 Menggambar peta L4a.3 Contoh: Sebuah peta 14a.4 Peran Serta pemetaan L4a.5 Latihan: pemetaan di Lokasi RRA 14b.1 Peta Mobilitas 14b.2 Contoh: peta Mobilitas I4b.3 Latihan: peta Mobilitas 14c.1 Penelusuran Wilayah (Transect) L4c.2 Contoh: Penelusuran Wilayah (Transect) L4c.3 Latihan: Membuat Transect 14d.1 Kalender Musiman L4d.2 Bagaimana Menyiapkan sebuah Kalender Musiman I4d.3 Contoh: Kalender Musiman I4d.4 Latihan: Membuat Kalender Musiman 14e.1 Tendensi Waktu 14e.2 Contoh: Tedensi Waktu L4e.3 Contoh: Lembar Data I4e.4 Latihan: Menggambar Tendensi Wakru 14f.1 Alur Sejarah 14f.2 Contoh: Alur Sejarah 14f.3 Latihan: Persiapan Membuar Alur Sejarah I4g.l Diagram Kegiatan Rutin L4g.2 Alur Kegiatan Rutin 14g.3 Contoh: Diagram Kegiatan Harian Rutin 149.4 Latihan: Persiapan Membuat Diagram Harian Rutin L4g.5 Lembar Pencataran Kegiatan Rutin 1,49.6 Contoh: lrmbar Data Alur Kegiatan Rutin 14h. I Analisa pendapatan
::\I
129
t29 .
130 131
r32 133
t34 t34 135 135
136 136 137
r38 142
r43 145 L47
t48 149 150 151
r53 154 155 157 158 159
16l 162
r63 164 166 167 168
169
t71 172 173
t75 r75 r76 177
t77
t78 t79
pendapatan
11\ ? Conroh: Diagram Analisa 14h.3 Latihan: Membuat Diagram Anatisa pendapatan I4h.4 Contoh: Tabel Data untuk Analisa pendapaian 14i.1 Diagram Arus 14i.2 Contoh: Diagram Arus 14i.3 Latihan: Membuat Diagram Arus 14j.1 Diagram Venn 14j.2 Contoh: Diagram Venn 14j.3 Latihan: Membuat Diagram Venn 15.1 Analisa Diskusi Kelompok 15a.1 Penilaian Temuan
I5a.2 Lembar Informasi Temuan 15a.3 Contoh: Penyusunan Matrik prioritas 15a.4 Contoh: Matrik Analisa Manfaat dan Dukunean
180
182 183 185
186 187 189 190 191
193
194 195
196 197
Penerapan RRA dalam praktek 16.1 17.1
17.2
t7.3 18.1
18.2 19.1
20.1 20.2 21.1,
21.2
2t.3 22.t 23.1 23.2 24.1 24.2
Susunan Kegiatan penelitian RRA Langkah: Pembuatan Rencana penelitian Contoh: Rencana Penelitian Pedoman Pokok Perancangan RRA Persiapan Kunjungan Kerja Lapangan Perancangan Peralatan RRA Pedoman Kunjungan Kerja Lapangan RRA Mempersiapkan Hasil dari RRA Petunjuk Analisa Temuan RRA Penulisan Laporan RRA Bentuk Laporan Langkah: Penulisan Laporan Bagaimana Menyajikan Temuan Rencana Tindakan untuk Tindak Laniut Daftar Pelatih Untuk perencanaan Kursus pelatihan Evaluasi Pelatihan RRA Perputaran Roda Evaluasi
catatan:
Le.m-b^aran: Bagan dan Pedoman, dicetak dihalaman terpisah
rorocopl
199
201 203 204 207 208 210 214
2r5 217
218 218 220 22t 222 223
224
untuk mempermudah
5. RRA: CATATAN PELATtrIAN DAN LATtrIAN
5.1
Pedoman persiapan pelatihan RRA
Pemilihan Pelatih dan peserta Latihan. Pelatihan PRA paling baik apabila dilaksanakan oleh 2 atau 3 orang pelatih atau 3 orang fasilitator. Salah seorang diantaranya hendaknya mempunyai pengalamanliaktis dalam bidan! pengikutsertaan atau penilaian dengan waktu singkit dan iainnyu *"-purryai pengalaman dibidang teknik pelatihan non-formal. Tdealnya lagi apabila mereka mengenal dengan baik situasi daerah setempat dan mengerti bahasa daerah tersebut, untuk partisipasi yung opti-al dalam kerja lapangan kigiatan pelatihan
ini' Jika tidak demikian mereka harus oapai bekerja sama dengun uuii dengan para palatih lainnya yang menguasai kondisi dan bahasa daerah setempat tersebut. Sehingga dihaiapkan m.elefa akan dapat langsung menterjemahkan apa yang mereka dengar. Namun telemahannya adalah akan banya! keterangan penting yang t.ribuitan oisamping kegiatan penterjemahan akan memerlukan banyak waktu sampai dengan 30-50%. Meskipun aemitclan upuuitu dalam kondisi yang terpaksa, pastikan bahwa penterjemah yang baik telah didapatkan. Setidaknya terdapat satu pembantu pelatih yang dipilih dari peserta latihan untuk ditugaskan sebagai pembantu (asisGn) dalam untut mlnylapmn pelatihan. Mungkin saja dalam tugasnya itu dia bertindak sebagai ketua kelompok selama kerja iapangan berlangrung. Asisten yang paling dibutuhkan adalah yang berpengala.man dalim giut* pengumpulan dan penganalisaan data melalui daftar pertanyaan resmi, tehnik RRA, tehnik *i*uo"ur" dibidans kewartawanan, penelitian dibidang pertanian, metode sosiologi dan lain-lair:berpengalaman dibidang pelaksanaarsuafu metode latihanpun Uotetr dilibatkan.
t
M;;;;;;
Tim RRA ini setidaknya akan terdiri dari tiga sampai tujuh orang, dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan jumlah ini perlu ditingkatkan lagi dengan melibatkan para pelatih maupun ketua kelompok, yang penting adalah semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan RRA harus mempunyai minat atas topik RRA yang biasanya melibatkan mereka yang aktif dalam kegiatan pembangunan' pegawai pemerintah, maupun para pemuda masyarakal yang bersungf,rtun. Selanjutnya para peserta RM harus terdiii oaii petuagai macam keahlian dan latar belakang pendidikan dan melibatkan pria maupun wanita. Para peserta harus terlibat sebanyak mungkindengan persiapan latihan karena hal ini akan meningkat pengalamannya dalam melaksanakan tcegiatan pelitihan selanjutnya dan pastikan pula
bahwa contoh-contoh yang diberikan dalam suatu kegiatn pelatihrn kebutuhan maupun pengalaman para peserta latihan.
n1
r.rung relevan
dengan
Perencanaan dan Logistik
Dibawah ini adalah beberapa urutan pertanyaan yang harus diajukan dalam kegiatan perencanaan dan persiapan pelatihan.
l.
Apakah yang menjadi tujuan pokok latihan ini? Apa yang harus dapat dilakukan oleh para peserta latihan setelah mereka menyelesaikan program latihan ini?.
2.
Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bagaimanakah yang harus dikembangkan dalam latihan ini?
J.
Siapa yang harus mengikuti latihan ini (perseorangan atau lembaga)?
4.
Siapa yang akan melaksakan latihan
5.
Kapan latihan ini harus dilaksanakan dan unfuk berapa lama?
6.
Dimana latihan ini akan dilaksanakan?
7.
Bagaimana cara pelaksanaan latihan ini (metodologi)?
8.
Apakah yang diperlukan untuk pelaksanaan latihan ini (dana dan perlengkapan lairmya)?
9.
Langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan untuk pelaksanaan, pemantauan, penilaian dan kelanjutan latihan ini?
ini (perorangan atau lembaga)?
Waktu yang dibutuhkan paling tidak adalah tiga sampai dengan lima hari untuk persiapan dari keseluruhan waktu pelatihan dua sampai dengan tiga minggu yang terdiri dari pelajaran dalam kelas dan kunjungan kerja lapangan. Tetapi apabila para pelaksana belum memahami semua jawaban dari pertanyaan tersebut diatas, waktu yang diperlukan untuk persiapan akan semakin lama. Untuk selanjutnya para pelatih harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan setiap saat dan bantuan apa yang harus diberikan kepada para peserta secara memadai. Kegiatan latihan ini akan sangat berguna bagi para peserta maupun pelatihnya sendiri, apabila mereka tinggal di suatu tempat tinggal yang sama pada saat pelatihan berlangsung, demikian pula pada saat kegiatan kerja lapangan diiaksanakan. Dengan demikian mereka akan mempunyai banyak kesempatan untuk bertukar pikiran atau pengalaman dan temuan masing masing yang dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi latihan ini. Apabila hal ini tidak mungkin, berikan mereka kesempatan lain untuk saling bertemu yang mungkin dapat dilaksanakan dengan cara makan bersama dan kegiatan lainnya. Latihan ini harus dilaksanakan disuatu tempat tinggal disuatu desa, apabila mungkin, agar mereka tidak terganggu oleh kegiatan - kegiatan yang lain.
72
Jadwal latihan harus disusun_ sedemikian rupa sehingga memberikan cukup banyak kesempatan bagi para peserta unnrk beristirahat dan bersantai dan memberikan mereka kesempatan untukmemecahkan setiap kendala dengan logika. Jadwal harus dipersiapkan dengan hati-hati dan penuh persiapan, aturan pokok yanglapat*oigunatan sebagai dasar adalah bahwa jam pelatihan yang dilakukan dalam kelas harus sesuai dengan jam kerja para siswa apabila mereka bekerja' Pemberian dan pemilihan waktu yang digunakan untuk isiiratrat dapat satu atau dua hari yang diambil dari lama kegiatan pelatilun yrng mencapai dua sampai tiga minggu tersebut' Pastikan bawa waltu untuk setiap k-giatan dan waktu istirahat benar-benar sudah sesuai dengan jadwal pelatihan; Suatu halyang dapat mempersulit petatihan adatah terdapatnya jadwal yang terlalu ambisius apakah suatu jadwal terlalu kitat atau terlalu longgar. Apabila para siswa telah dapat menyelesaikan satu kegiatan, maka harus terdapat lanyat waktu yang dapat dipergunakan para siswa untuk berdiskusi dan melatih pelajaran. Sebab bagaimanapun juga akan banyak diperoleh manfaat dan pemahaman yang mendaiam dengan melakukan diskusi dan latihan pelajaran dari pada berdiskusi konsep secara teoritik. Jika pelatih atau para siswa tidak dapat menyelesaikan kegiatan pada jadual pertama yang telah ditentukan, terit
Pastikan bahwa para pelatih maupun para peserta latihan benar-benar menguasai materi yang diberikan sehingga penjadwalan akan sematcin tepat guna. Coba dulu semua latihan yang akan diberikan kepada para siswa untuk membuktikin tegunaannya. siapkan semua bahan, fasilitas latihan sebelum pelatihan dimulai sehingga penambahan.tuuiun p.*urhuo fasilitas dan bahan tidak perlu terjadi selama kegiatan pelatihinberlangsung. Fletcsiuetitas digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan para siswa dan bukan akibat oaii peiencanaan y.n! ro..ng memadai.
Hafalkan dan ingat seluruh nama-nama para siswa dengan membuat daftar ruangan dan papan nama pada tempat duduk dalam kelas masing-masing. Beritahukan sebelumnya kepada para siswa bahwa mereka akan mendapatkan kopi salinan bahan pelajaran dan manualnya, hal ini akan dapat membantu para ,ir*u untuk lebih berkosentrasi pada saat penjelasan diberikan tanpu oigrnggu dengan adanya pencatatan-
pencatatan.
73
Isi Materi Adalah hal yang sangat penting untuk memilih suatu topik atau tema pelatihan kegiatan RRA pada permulaan pelatihan dan menetapkan topik tersebut merupakan suatu topik yang umum atau pokok RRA. Lokasi tempat praktek yang dipergunakan untuk kunjungan kerja lapanganpun harus ditentukan terlebih dahulu. Diusahakan sedekat mungkin dengan tempat tinggal para siswa dan tempat dimana mereka bekerja. Kunjungan kerja lapangan hendaknya didasarkan atas kebutuhan para siswa dan disesuaikan pula dengan program kerja mereka (misalnya: pada suatu evaluasi atas proyek yang sedang berlangsung atau penilaian kebutuhan masyarakat), "Kesiapan" ini akan dikembangakan oleh siswa melalui proses belajar. Kursus pelatihan RRA berbeda dalam satu aspek penting dari kebanyakan kursus pelatihan lain. Pada pelatihan RRA bentuk pengawasan akan minimal sekali (khususnya selama masa kerja lapangan) dan lebih banyak memberikan kesempatan. Tim menjadi lebih fleksibel dan menyesuaikan diri. Banyak ketergantungan dalam pemilihan pelatih, siswa, pimpinan kelompok dan topik untuk kerja lapangan RRA. Adalah lebih baik untuk memilih topik yang mempunyai cakupan yang cukup selama empat sampai tujuh hari keda lapangan untuk memberikan kepada kelompok semangat untuk menyempurnakan.
Sebelum latihan dimulai para siswa diminta untuk mengumpulkan sumber informasi sekunder seperti: peta, statistik, laporan-laporan proyek dan mempelajari secara mendasar, serfa evaluasi dan monitoring data. Hal ini dilakukan selama pelatihan untuk mempraktekkan peralatan penelitian yang berbeda yang nantinya akan dapat dipergunakan sebagai informasi dasar bagi kunjungan kerja lapangan. Libatkan seluruh peserta untuk mengumpulkan materi-materi sebanyak mungkin.
Peralatan RRA yang dipergunakan selama pelatihan harus juga berkaitan dengan pekerjaan para peserta pelatihan. Tidak akan ada waktu yang memungkinkan untuk memberikan pelajaran kepada mereka untuk mempelajari berbagai metode (sepeni pembuatan beberapa diagram ). Meskipun begitu mengkhususkan pelatihan kepada pemberian metode dan keterampilan tertentu, tetap diperlakukan agar mereka kelak dikemudian hari dapat mengambil manfaat secara optimal dari pendidikan pelatihan RRA ini dan mengembangkannya, disamping akan terdapat adanya spesialisasi keahlian. Gunakan keseluruhan materi dalam pelatihan RRA ini sebagai suatu "sistem", bukan suatu materi yang berdiri sendiri karena hal tersebut tidak terdapat dalam ketentuan RRA. Adalah sangat penting untuk diketahui bahwa RRA memberikan penekanan pada metode yang praktis, penggambaran dan lebih bersifat praktis atau penguasaan kemampuan tertentu dan bukan hanya sebagai suatu penjelasan yang sederhana. Biarkan dan berikan kepada siswa pelatihan unuk bertanya seluas-luasnya hal-hal yang berkenaan dengan materi yang diberikan atau diajarkan.
74
Manfaat dari sistim ini adalah:
(i) (ii)
Para peserta akan belajar lebih berhasil apabila mereka berfikir sekaligus bertanya. Pertanyaan yang diajukan akan dapat dipergunakan untuk menilai kemajuan belajar dari setiap peserta yang mengajukan pertanyaan (dalam hal ini adalah bobot dan mutu pertanyaan peserta).
Maka akan menjadi sesuatu yang perlu untuk menyesuaikan tingkat ketrampilan dengan materi latihan dan kecepatan belajar siswa. Selanjutnya para pelatih harus ingat dan menyajari bahwa para peserta kursus pelatihan adalah o.ung yang sudah dewasa yang sarat akan pengalamaa hidup yang akan mereka bahwa te legiatan RRA. Jadi mereki yang akan melaksanakan RRA di masyarakat kelak dikemudian hariakan lebih sering membagi pengalaman bukan hanya sekedar berlatih. Bahan Pelatihan yang Diperlukan Dibawah ini dicanrmkan sederetan daftar bahan-bahan pelatihan yang diperlukan untuk aktivitas pelatihan RRA. Pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan waktu selama 3-5 hari termasuk kerja lapangan, yaitu:
' .
2-3 Papan Tulis (dapat digunakan dari pintu bekas, paku dan alat penjepit besar);
' .
10-15 Spidot berukuruan besar dan dalam berbagai warna; 1 Meja gambar hitam atau putih berikut kapur tulis;
.
Kertas kotak-kotak grafik dan tabel;
.
10 lembar besar kertas karton;
.
2-3 Rol pita penutup dan 1 rol cello tape;
,
1 alar pelubang;
.
1 Stapler dan staples;
100-200 lembar kertas bagan;
Gunting; Lem
Karnr Index:
-75-
Penghapus; Pengasah pensil;
Kertas karbon;
.
Box file berlubang 1,2 dan 3 dengan deviders;
.
100 Sheet kertas bergaris (folio);
.
200-300 lembar kertas bergaris untuk mencatat hasil wawancara, pengamatan langsung;
.
20 Lembar overhead transparansi untuk membuat peta dan satu set pena berwarna yang dapat dihapus;
.
10-15 Map manila untuk menyimpan formulir kosong dan formulir yang telah terisi (dipergunakan untuk hasil langsung, wawancara dll);
.
Satu buah tas surat jenis "binder" yang digunakan untuk ketua kelompok atau pelatih untuk menyimpan dokumen.
Semua perlengkapan tersebut diatas dapat dipergunakan pada waknr kegiatan pelatihan berlangsung, tetapi mungkin kita tidak akan membutuhkan semua peralatan tersebut, hanya beberapa bahan yang kita perlukan selama kegiatan berlangsung. Dibawah ini adalah perlengkapan yang dipersipakan bagi masing-masing peserta pelatihan:
.
Sebuah clip board;
.
Sebuah buku cacatan untuk setiap peserta (berspiral) yang dipergunakan untuk mencatat
mata pelajaran, kendala yang dihadapi dan kunjungan kerja lapangan (tetapi tidak untuk hasil wawancara atau hasil pencatatan yang harus mempergunakan formulir khusus serta pencatatan yang hasilnya harus diserahkan kepada pimpinan kelompok setiap hari yang dipergunakan sebagai analisa diskusi kelompok sampai kegiatan RRA berakhir). Pemakaian beberapa peralatan elektronik atau mesin sedapat mungkin dibatasi tetapi meskipun demikian proyektor dan video recorder tetap dibutuhkan dan akan sangat berguna untuk alat peragaan. Pembatasan penggunaan peralatan elektronik dan mesin disebabkan karena belum terbiasanya penduduk pedesaan terhadap peralatan tersebut.
Apabila mungkin berikan sertifikat pada akhir dari pelatihan yang ditanda tangani oleh pelatih dan diberikan kepada para peserta pada akhir pelatihan. Karena hal ini akan sangat dihargai dan menimbulkan tanggapan yang baik atas kegiatan pelatihan yang bersangkutan. Namun demikian pelatihan ini hanyalah merupakan awal dari kegiatan peserta dalam bekerja dengan menggunakan metode RRA. Hanya dengan melakukan kerja praktek dilapangan
-
76
teknik ini dapat dikembangkan menjadi suatu alat dan metode yang berguna untuk memprakarsai suatu perkembangan dan pembangunan dalam masyarakat. Rencana tindak-laqjut harus _ dikembangkan pula dan ditindak laiuti oleh para peserra dengan segenap pendukung dan pelaksana pelatihan. Kegiatan ini harus didukung oleh strategi untuk meningkatkan kemampuan para peserta dengan telah kepustakaan "back ground reading", korespondlnsi dengan meieka yang terlibat dalam kegiatan yang sama, menghadiri temu karya lain, serta mempergunakan teknik RRA dalam bekerja dan dalam kegiatan kemasyarakatan. (lihat penjelasan mengenai kegiatan tindak lanjut). Evaluasi Pelatihan Evaluasi udq..h merupakan kegiatan sangat penting dalam setiap keikutsertaan pelatihan. Kegiatan evaluasi dimungkinkan dilakukan setiap orang peserta atau dalam suatu kelompok, termasuk membolehkan setiap peserta didalam memberikan komentar pada petatihan dan hal ini memungkinkan para pelatih untuk mendapatkan ide dan gambatrn i.ntung apa yang peserra rasakan dan pikirkan mengenai pelatihan. Bentuk umpan balik terseUut iangat penting Oan diperlukan untuk membuat perubahan dan penyesuaian ying diperlukan bagi pertemuan pelitihan selanjutnya. Jika keadaan mengizinkan pelatih akan mengambil tindaki pencegahan khusus tetapi tidak selama masa evaluasi. sesuatu hal yang baik jika pelatih dapat^menahan diri tidak meminta komentar selama masa evaluasi kecuali mengajukan peftanyaan jika komentar yang mereka ajukan kurang jelas.
Kegiatan pertemuan setiap hari akan selalu diakhiri dengan pertemuan secara singkat untuk mengevaluasi kegiatan, dan pada akhir dari pada pertemuan pelatihan didalamnya ikan termasuk kegiatan evaluasi seluruh penemuan pelatihan. Evaluasi dapit berupa pertanyaan verbal dalam pertemuan kelompok, (sebagai jawaban apa yang terfulis Oitam flip chart) itau secara perseorangan yang disampaikan tertulis kepada pelatih. Semua komentar yang tertulis harus ditempelken kedinding ruangan kelas dengan begitu baik pelatih maupun peserta yang lain akan dapat merevisinya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik gabungkan kedua jenii penilaian tersebut. Dibawah ini diberikan contoh pertanyaan yang diajulian Oatam evaluasi:
'
Apakah hal yang terbaik yang anda temukan dalam kegiatan pelatihan hari ini?
'
Apakah ada hal-hal yang kurang baik yang harus diperbaiki atau diganti? Bagaimana caranva?
.
Apa yang harus kita lakukan untuk perubahan bagi kegiatan esok hari?
.
Apakah komentar lain yang ingin anda sampaikan?
Bagi pelatih adalah penting bahwa umpan balik evaluasi akan dapat dipergunakan sebagai perbaikan bagi kegiatan selanjutnya.
77
Metode-Metode Pelatihan Keberhasilan pelatihan banyak tergantung kepada metode yang dipergunakan, penggunaan banyak metode akan lebih menarik. Jangan gunakan metode ceramah (lecturing) libatkan semua peserta dalam kegiatan pelatihan melalui penggunaan teknik yang tersebut dibawah ini. Sebab bagaimanapun juga metode keikutsertaan dalam kegiatan RRA, melibatkan semua peserta pelatihan (peserta, pelatih dan pendukung pelatihan) untuk mencapai keberhasilan.
Dimulai dengan suatu pertanyaan. Bagaimana cara orang belajar? Bagaimana orang belajar? Orang belajar dengan cara sebagai berikut: 20 % dafi apa yang mereka dengar; 40 % dari apa yang mereka lihat dan dengar; 80 % dari apa yang mereka lihat, dengar, dan praktekkan; Mendekati t00 % apa yang mereka temukan sendiri.
. . . .
Dibawah ini adalah beberapa contoh teknik keterlibatan dalam pelatihan "participatory training" teknik tersebut adalah sebagai berikut:
. . . . . . . . . . . . . . .
Brainstormine Srudi kasus Chart Demonstrasi Pertanyaan Terarah Bahan Bacaan Diskusi (kelompok) Tukar Pendapat (antara 2 orang) Pemetaan
Gambar Role Play Diskusi (antar beberapa kelompok) Ceritera Kelompok Kerja (4-8 orang) Panitia Temu Karya
Teknik dengan mempergunakan ceramah dapat pula sesekali digunakan, namun teknik keterlibatannya tetap harus dipentingkan dan didahulukan. Visual Aids (alat peraga)
Diagram dan Char-t. Alat peraga/bantu "Visual aid" adalah hal yang sangat penting baik dalam keikutsertaan dalam pelatihan "participatory training" maupun dalam keikterlibatannya dalam penilaiaan "participatory appraisal" penggunaan alat bantu ini akan dapat mempermudah 78
penjelasan yang mana semua peserta akan dapat melihatnya. Sebagai tambahan diagram yang disajikan adalah secara sederhina, pelatih dan peserta felatihan dapat merancangnya sendiri.
FIip chan' Dibawah ini adalah beberapa petunjuk dan pedoman dalam penggunaan flip chart atau overhead transparan:
. . ' . ' .
Tulisan harus jelas dan mudah dibaca oleh setiap peserta yang hadir; Jangan memberikan informasi yang terlalu panjang pada satu halaman;
Tidak begitu penting untuk membaca keseluruhan tulisan dari satu halaman flip chart; Berikan kesempatan untuk bertanya setiap informasi yang ditulis; Jika flip chart digunakan pada waktu pertemuan brainstorming, tulis semua komentar dan peserta katakan; tanpa diadakan seleksi, pemberian komeitar, serta penafsiran atau merumuskannya jika mereka tidak jelas terhadap keterangan yang diberikan; Gunakan warna yang berbeda untuk setiap penilaian
'
Tempelkan beberapa flip chart sesudah peragaan ditembok atau dipapan yang telah disiapkan selama jangka waktu_pelatihan birlanlrung, sehingga apabila suatu kerika para peserta atau pelatih membutuhkan akan dapat didapat aengan *uout;
'
Apabila flip chart akan dipergunakan untuk hari berikutnya berikan nomor dan tanggal secara brurutan' Dan jika ingin menlimpan, mengarsipkannya atau mempergunakannya sebagai pelengkap laporan akhir, ueiit
!.verhyd projector. Keuntungan dengan mempergunakan alat bantu ini adalah, alat ini dapat dipersiapkan lebih cepat dari pada p.-nggrrnuun flip chart serta dapat digunakan secara terusmenerus, disamping dapat dibuat salinannya denganphoto copy. seLin daii paoa itu sangat baik untuk memperlihatkan serangkaian diagram sampel, sebab diagram dapat dikopi secara langsung ke transparan. Penggunaan lembaran transparan yang berbeda dapat mempermudah penggambaran masalah-masalah yang komplek menJadi teuiir iruoatr dijelaskan dan dipahami (misalnya dengan mempergunakan peta)- Ketidak unggulan dari pada flip adaiah selain mahal, ,unlut tergantung pada listrik' ianya dapat dipergunakan -eambar *ung terfiitup, dan sering membuat fasilitator membelakangi tetompbt. Karena alasan tersebut, gambar akan lebih menguntungkan untuk banyak pelatihan PRA. Apabila mempergunakan overhead proyektor, cobalah di ruangan latihan sebelum pelatihan oimutai untuk memastikan bahwa ruangan dapat
ii
flip
79
dibuat cukup gelap, yaitu dengan mempergunakan tembok putih atau layar untuk proyeksi, dan tulisan dapat dilihat diseluruh ruangan. Overhead transparanjuga dapat dipergunakan tanpa sebuah proyektor, khususnya untuk penulisan lembaran peta. Penggunaan spidol berwarna yang bisa dihapus dapat dipergunakan oleh pelatih atau peserta untuk mengganti peta tanpa meggambarnya kembali.
Rote PIay. Role play sering bermanfaat yang disebabkan terdapatnya grafik, penunjukkan gerakan, dan disertai penjelasan setahap demi setahap secara berurutan. Tidak ada peralatan yang diperlukan, hanya memerlukan partsisipasi yang tinggi. Role play juga dapat mudah diingat, karena pesan yang disampaikan membekas di pikiran peserta meskipun pelatihan sudah selesai. Bagaimanapun ini memerlukan persiapan pendahuluan yang baik dan tidak setiap orang bisa atau merasa cocok melakukan kegiatan tersebut.
Petunjuk untuk Pelatih
.
Mulailah kegiatan setiap hari dengan meninjau kembali kegiatan hari sebelumnya. Kegiatan ini akan membantu "memantapkan" konsep-konsep yang ada pada peserta.
.
Apabila segala sesuatu tidak berjalan dengan baik, bertanyalah pada "Kesalahan apa yang
sqa
diri
sendiri atau kami lakukan?" dart belajarlah dari kesalahan tersebut.
.
Apabila peserta diberi tugas, nyatakan secara verbal dengan disertai tulisan pada flip chart dengan bahasa yang jelas. Selalulah bertanya apakah peserta memahami tugas yang telah diberikan.
.
Ketika mempraktekkanperalatan RRA dalam setiap pertefiIuan latihan, lakukan peragaan tersebut dihadapan semua peserta yang hadir sebelum mereka dipecah ke dalam kelompok-kelompok studi yang lebih kecil. Dan yakinkan bahwa peserta mengerti bagaimana mempergunakan alat tersebut.
.
Untuk keseluruhan latihan (kecuali brainstorming), pelatih sebaiknya membagi para peserta kedalam beberapa sub-kelompok untuk berlatih. Besarnya kelompok akan tergantung kepada jenis kegiatan latihan yang diberikan. Kelompok besar akan menghemat waktu dalam pemberian umpan balik tetapi didalam keikutsertaan akan lebih besar dalam kelompok kecil. Tentukan besar dan variasi dari kelompok belajar tersebut.
.
Tetapkanlah jenis komposisi dari sub-kelompok sesuai dengan jenis kegiatan pelatihan. Untuk membentuk kombinasi sub-kelompok dilakukan dengan menghitung jumlah subkelompok yang ada inginkan. Sebagai suatu contoh: Jika terdapat 15 orang peserta dan anda menginginkan membaginya dalam 3 sub-kelompok yang masing-masing terdiri dari
5 orang peserta, dengan penghitungan l-2-3-l-2-3 dan seterusnya, sesudah itu kelompokkan semuanya menjadi "Satu" lagi.
-80-
' .
.
Pada setiap akhir pertemuan, tanyakan kepada setiap peserta apakah ada pertanyaan atau bahasan yang belum jelas.
Pelatih harus mempunyai kapasitas yang lebih dari pada peserta. Mereka harus mampu mengembangkan praktek latihan, mengembangkan konsep rencana penelitian, mengantisipasi masalah serta pemecahan kendala yang dihadupi Oi lapangan dan lain sebagainya' Mereka juga harus mampu meresapi oan tanggap paai seiiap tahapan pemberian pedoman dan arah latihan serta ketika membiarkin piti peserta melatihnya sendiri. Untuk itu pelatih membutuhkan suatu pengalaman dan terUiasa Oengan topik pRA yang direncanakan. Setelah mengajukan beberapa pertanyaan kepada kelompok, berikan cukup waktu untuk berfikir dan mengemukakan pendapat kepada peserta. Apabila mereka ragu dalam memberikan jawaban, ulangi pertanyaan tersebut atau berikan ulasan latar belakang untuk membantu jawaban mereka, hal ini lebih baik dari pada mereka memberikan jawabannya secara langsung. Pelatih harus membantu para peserta untuk melacak dan menemukan
informasi-informasi.
.
Selalu untuk dijadikan perhatian adalah bahwa tingkat kemampuan (phisik dan intelegensia) terdapat perbedaan diantara para peserta. Jika dilihat terdapat p.r.rt. yung kelelahan dan kurang menaruh perhatian terhadap latihan, adalah sangit pEnting u"to[ menghentikan sejenak pelatihan (istirahat). Jangan merasa khawarir karena membuang waktu yang berguna untuk istirahat, sebab apabila waktu tersebut tetap dipergunakan untuk pelajaran sedangkan minat dan perhatian peserta sudah tidak ada juitru menrpakan hal yang membuang-buang waktu yang tidak ada manfaatnya.
.
Perlu diingat- bahwa sistim pelatihan ini adalah mendapatkan dan mempergunakan metode-metode selama dalam kegiatan pelatihan yang mana hal ini akan sama pentingnya dengan isi pelatihan itu sendiri. Pengalaman belajar dari para peserta atin Uanyat
oleh bagaimana mereka mempergunakan traiit pelatihan utuu mempraktek$nnya dari pada jumlah informasi yang dapat mereka kumpulkan dan sajikan selama masa kegiatan kursus pelatihan. ditentukan
.
Suatu hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa seseorang belajar sambil mempraktekkannya dalam kegiatan, dan merupakan suaru proses yang terus menerus: Belqiar --> Praktek --> Berajar ---> praktek dan seterusnya.'
'
Persiapkanlah semuanya dengan baik dan laksanakan dengan seksama tetapi santai.
Jadwal Kegiatan Kursus pelatihan RP./.: pinsip dan praktek
Latihan dan pelajaran dari kegiatan pelatihan RM yang terdapat dalam buku ini dapat digabung secara bebas asalkan sesuai dengan persyaratan RRA. Adalah sangar jarang bahwa 81
keseluruhan latihan dan pelajaran pelatihan dapat dilakukan dalam satu pelatihan, seperti yang terdapat dalam pelatihan RRA. Dibawah ini disarankan jadwal kegiatan yang dapat dipakai sebagai pedoman pelaksanaan kursus pelatihan RRA yang terdiri dari dua atau tiga minggu kursus prinsip dan praktek RRA, termasuk beberapa hari untuk belajar prinsip dan metode dasar RRA, satu atau dua hari untuk persiapan kerja lapangan, sekitar satu minggu untuk kerja lapangan, dan beberapa hari untuk persiapan laporan dari kerja lapangan. Pertemuan hari pertama pelatihan dapat mencakup hasil yang ingin dicapai dengan peninjauan yang relatif singkat terhadap tujuan dan sasaran latihan, tanpa harus menguraikan serta membahas secara detail. Setiap contoh dapat dipergunakan untuk menggambarkan konsepkonsep baru. Apabila pertanyaan yang tidak relevan diajukan, berarti peserta yang bersangkutan belum memahami materi yang diberikan. Pemberian pernbahasan secara garis besar pada awal pertemuan akan membantu menanggulangi kondisi tersebut. Pembahasan setiap pertemuan pelatihan yang diilustrasikan lewat bagan dan pedom.an akan memuat konsep; pengertian; langkah dan cara; contoh-contoh serta latihan-latihan yang dapat dijadikan sebagai pegangan dan petunjuk bagi pelatih maupun peserta pelatihan untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman. Bagan dan Pedoman ditempatkan pada halaman terpisah untuk memudahkan pembacaan dan fotocopy. Selanjutnya pada halaman terakhir dalam buku pedoman ini diikutsertakan daftar literanrr yang disarankan untuk dibaca dan daftar alamat korespodensi internasional bagi para peminat yang ingin memperdalam serta memperluas metode penilaian pedesaan dengan waltu sngkat dan pengikutsertaan penilaian dengan waktu singkat.
82
IADWAL KEGIATAN KI.JRSUS PELATIIIAN RRA TEORI DAN PRAKTEK (Duapuluh Hari - tidak termasuk hari libur)
Hari Ke 1:
Pertemuan TopikBahasan
Waktu
NoJ
I
Menit)
5
Selamat Datang Perkenalan Harapan & Tujuan pelatihan Pendahuluan dan Agenda Pelatihan Konsep RRA
6
Ciri-ciri RRA
7 8
Kelemahan RRA RRA dan Siklus Proyek
9
Ikhtisar Teknik RRA
10
Peninjauan Sumber Sekunder Pengamatan Langsung
2 a
J
4
11
15
20 20 30 30 45 20 30 30 30 60
Evaluasi Kegiatan Hari Pertama
Hari Ke 2: Pertemuan No.
Topik Bahasan
I
Waktu (Menit)
Pembahasan Kegiatan Hari Pembahasan Kegiatan Hari ke 12 13
t4 15
II
Wawancara Semi Tersusun Metode Ranking (Praktek Latihan) Pembuatan Diagram (Praktek Latihan) Analisa Diskusi Kelompok
Evaluasi Kegiatan Hari Kedua
-
83
120
r20 120 20
Hari Ke 3 dan 4: Persiapan untuk Kerja l-apangan
Pertemuan Topik Bahasan No. Pembahasan Agenda
16 L7 18
Waktu
Hai ke III
RRA Penelitian
Penyusunan Kegiatan Merancang Rencana Merancang Peralatan RRA dan Persiapan Kerja
Lapangan
I
30 menit hari maximal
t
hari
Hari Ke 5 s/d 11: Kerja l-apangan
Pertemuan TopikBahasan
Waktu
No.
19
Pelaksanaan Kunjungan Kerja Lapangan
4 hari minimal
Hari Ke 12 s/d 14: Analisa, Diskusi dan Penulisan Laporan
Pertemuan TopikBahasan
Waktu
No.
20 Hart Ke
Analisa Akhir dan Persiapan Hasil Akhir RRA
6
3 hari
s/d 20: Penyelesaian dan Penyajian Laporan
Pertemuan Topik
Bahasan
Waktu
No.
2l 22 23 24
RRA
Penulisan Laporan Penyajian Hasil dari pada Kunjungan
Kerja
Lapangan
Lanjut RRA
Perencanaan Kegiatan Tindak Evaluasi Keeiatan Pelatihan
-84
3 hari
2 lam atau lebih 60 menit lebih 60 menit lebih
6. 6.1
PERTEMUAN PELATIIIAN
Awal Kegiatan
Pertemuan siap untuk dimulai
PERTEMUAN KE
I
SELAMAT DATANG
Tujuan
Pembukaan Kursus Pelatihan secara formal dengan mengucapkan selamat datang kepada peserta
Waktu
15 Menit
Materi
Bagan.1.1: Judul dan Tema Kegiatan Kursus pelatihan RRA
Kegiatan
Para pelatih secara formal membuka Kursus pelatihan RRA dan
mengucapkan selamat datang kepada para peserta.
Catatan untuk Petatih: Kegiatan ini menandai pembukaan secara resmi Kursus pelatihan yang wajib dilaksanakan oleh semua peserta kursus.
Bagan 1.1 KURSUS PELATIHAN PENILAIAN PEDESAAN DENGAN WAKTU SINGKAT (RRA)
PENGKAJIAN KEADAAN KETENAGAKERJAAN PEDESAAN Semarang, Jawa Tengah l.-30 November 1994
-85-
PERTEMUAN KE
PERKENALAI\
2
Tujuan
Untuk memperkenalkan para peserta, agar merasa santai dan terbiasa sejak dari awal Kegiatan Kursus Pelatihan
Waktu
20 Menit
Materi
Bagan.2.1: Perkenalan
Kegiatan
Para peserta dan para pelatih baik berkelompok maupun secara individu berkenalan antara satu dengan yang lain dan saling bercerita mengenai pengalaman dan perlengkapan masing-masing. Hal ini dilakukan juga dengan berkelompok
Bagan 2.1
PERKENALAN
1.
Bagi peserta dalam beberapa kelompoklpasangan
2.
Kenali nama, alamat, pekerjaan serta alasan masing - masing dalam mengikuti kegiatan kursus
3.
Kemudian dengan bergantian saling berkenalan antar kelompok
-86-
HARAPAN DAN SASARAN KEGIATAN PELATIHAN Tujuan
Penjelasan mengenai Tujuan Pelatihan RRA dan Harapan dari para pelatih
maupun para peserta pelatihan.
Waktu
20 Menit.
Materi
Bagan.3.1: Harapan para Pelatih dan peserta pelatihan.
Kegiatan
Dalam pertemuan tatap muka, pelatih memberikan kesempatan
dan
dorongan kepada para peserta dengan meminta para peserta mengatakan harapannya dalam mengikuti kursus pelatihan ini, maiing-masing-peserta menulis apa yang mereka katakan dan inginkan (lihat Bagan. 3 . 1) kemudian mendiskusikannya dengan para pelatih.
Catatan untuk Pelatih: Pertemuan ini sangat penting karena para peserta akan mengetahui dengan pasti apa yang mereka harapkan. Jelaskan bahwa keterangan-keterangan (bagan) ternrlis yang berisikan harapan-harapan mereka akan ditinjau kembali dan dinilai setelah pertemuan ini berakhir.
Perhatian:
Tidak jelasnya harapan yang dinyatakan oleh peserta atau dinyatakan dengan ragu-ragu akan dapat menimburkan kesalah pahaman, jika peserta mersa tidak menemukan kecocokkan dengan tujuan pelatihan. ApaUita hat ini terjadi buat suatu penyesuaian agar kegiatan pelitihan ini benar-benar sesuai dengan tujuan dan harapan mereka tanpa mempengaruhi tujuan pokok pelatihan.
Bagan 3.1
HARAPAN DARI PARA PESERTA DAN PELATIH Apa yang anda harapkan dari kegiatan pelatihan ini?
-87
-
:
PERTEMUAN KE
4
I PERKENALAN DAN PENINJAUAN AGENDA PELATtrIAN
Tujuan
Untuk memberikan penjelasan, memperkenalkan serta meninjau kembali isi kegiatan pelatihan.
Waktu
30 Menit.
Materi
Bagan.4.1.: Program Kegiatan Pelatihan RRA Bagan.4.2: Agenda Pelatihan hari pertama
Kegiatan
Pelatih menjelaskan program kegiatan pelatihan dan agenda hari pertama, disamping itu para peserta akan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh penjelasan, sehingga apabila peserta kurang memahami bahan pelatihan pada agenda dapat diperbaiki.
-88-
Bagan 4.1
PROGRAM KURSUS PELATIHAN
PENILAIAN PEDESAAN DENGAN WAKTU SINGKAT (RRA) HARI KE
1
. Pengenalan Konsep Teori RRA . Pengenalan Alat dan Teknik RRA . Mempraktekkan Teknik dan peralatan RRA
HARr r(E
2
. Memprattekkan Teknik dan peralatan RRA
HARI KE 3 &
HARI KE 5 -
4
11
HARI KE 12 -
. Persiapan Kunjungan Kerja Lapangan . Kunjungan Kerja Lapangan
18 . Analis Akhir, Mempersiapkan
hasil Kunjungan Kerja Lapangan,
dan Penulisan Laporan
HARI KE 19 & 20 . Presentasi Hasil pelatihan RRA, . Evaluasi Kegiatan Kursus pelatihan RRA
Catatan:
Kegiatan ini tidak termasuk hari-hari libur (hari minggu dan lain-lain).
-89-
Bagan 4.2
AGENDA HARI PERTAMA (KE
1)
.
Ucapan selamat datang dan Perkenalan
.
Harapan dan Tujuan Pelatihan
.
Peninjauan kembali Agenda Pelatihan
.
Apakah yang dimaksud dengan Penilaian Pedesaan dengan Wakru Siugkat?
.
Sifat - sifat RRA
.
Kelemahan - kelemahan RRA
- Istirahat (minum teh) -
.
RRA dan Siklus Proyek
.
Tinjauan Tehnik RRA
.
Peninjauan atas Sumber Informasi Sekunder
- Istirahat (makan siang)
.
Pengamatan Langsung
.
Evaluasi pertemuan Hari Pertama
-90-
6.2
Pengenalan Konsep Dasar
APAKAH RRA ITU? Tujuan
Untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada para peserta tentang adanya berbagai macam metode penelitian yang mereka pergunakan dalam kegiatan mereka untuk menentukan RRA dan penerapannya.
Waktu
30 menit.
Materi
Bagan.5.l: Methode Penelitian Apa yang Anda Gunakan dalam Kerja Anda?
Bagan.5.2: Apakah yang dimaksud dengan penilaian pedesaan densan Wakfu Singkat (RRA)? Bagan.5.3: Perbedaan Metode RRA dengan Metode penelitian lain. Kegiatan
Para pelatih memberikan penjelasan dan pengertian untuk merangsang peserta untuk memahami teknik penelitian yang dipergunakan (Bagan 5.1) dan menanyakan kepada mereka mengenai segala hal yang mereka ketahui
mengenai
RRA. selanjutnya dengan
mempergunakan Bagan. s.2
dipergunakan untuk menjawab pertanyaan-peftanyaan yang diajukan oleh para peserta pada tahapan ini.
Catatan untuk Pelatih: Pertemuan ini memberikan kesempatan untuk meninjau secara singkat RRA. Dalam latihan workshop arti dari pada RRA akan menjadi semakin lebih jelas bagi para peserta. Biarkan para peserta menginterpretasikan sendiri sejalan dengan keikutsertaannya dalam RRA. Jelaskan arti pentingnya sikap mereka terhadap pelatihan ini. Jangan memberikan konsep dan definisi yang terlalu panjang mengenai terminologinya. Perhatian: Perlu diingat bahwa para peserta akan cepat menjadi bosan dengan terlalu banyaknya keterangan mengenai fakta dan penjelasannya.
Bagan 5.1
METHODE PENELITIAN APA YANG ANDA PERGI.INAKAN DALAM PEKERIAAN ANDA
-91
Bagan 5.2
APAKAH RRA ITU Penilaian Pedesaan dengan Waktu Singkat (RRA) adalah kegiatan penilaian mengenai kondisi suatu wilayah pedesaan secara intensif, sistimatis, terencana serta mendasar yang dilaksanakan dalam masyarakat pedesaan oleh suanr tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu (multi disipliner) serta melibatkan anggota masyarakat. Kegiatan ini dapat dipergunakan untuk:
.
Penilaian kebutuhan
.
Snrdi kelayakan
.
Identifikasi prioritas untuk kegiatan pembangunan
.
Melaksanakan pembangunan dimana kebutuhan akan pengumpulan informasi baru diperlukan
.
Monitoring atau mengevaluasi kegiatan pembangunan
Hasil tersebut diatas memerlukan sikap:
.
Partisipasi
.
Sikap menghormati kepada anggota masyarakat
.
Menaruh perhatian dan minat atas segala sesuatu yang mereka (anggota masyarakat) ketahui, katakan, tunjukkan dan kerjakan
.
Bersikap sabar, tidak tergesa-gesa dan tidak mengganggu serta menyela
.
Mendengarkan bukan berceramah
.
Rendah hati
Metode yang mendukung kepada para anggota masyarakat untuk menyatukan dan menyebarkan, meningkatkan dan menganalisa kemampuan, wawasan serta pengetahuan mereka
-92-
'erbandingan Metode RRA dan pRA dan penelitian Lain
RRA dan PRA
Survey dan Penelitian
Penelitian Etnograph
Jangka Wahu
Relatif sebentar
Lama
Lama
Biaya
Sedikit - Menegah
Menegah - Banyak
Banyak
Kedalaman
Pendahuluan
kngkap dan mendalam
Lrngkap dan mendalam
fangkuan
Luas
Terbatas
Terbatas
Susunan
Luwes dan Informal
Tetap dan Formal
Luwes dan Informal
Petunjuk
Dari bawah ke atas
Dari atas ke bawah
Tidak mempergunakan
Partisipasi
Tinggi
Rendah
Menengah - Tinggi
Metode-metode
Sekumpulan metode
Standar
Sekumpulan metode
Metode utama penelitian
Wawancara semitersusun
Daftar pertanyaan resmi
Pengamatan partisipan
Sampel
Ukuran sampel kecil
Random sampling dan mewakili
Tidak ada
dan bermacam-macam
Sedikit atau tidak ada
Sebagian besar
Sedikit atau tidak ada
Analisa Statistik Kasus secara perorangan
Penting, sebagai pertimbangan
Tidak penting, tidak sebagai pertimbangan
Penting, sebagai pertimbangan
Pertanyaan resmi
Dihindarkan
Sebaeian besar
Dihindarkan
Organisaional
Tidak hirarki
Hirarki
Tidak mempergunakan
Penggambaran
Sangat penting
Tidak terlalu penting seperti 'data kasar'
Sangat penting
Kualitative atau penggunaan indikator
Terperinci, akurat
Terperinci, akurat
Dilapangan dan ditempat
Didalam kantor
Kualitas Pengukuran
Analisa
/
Pemahaman
93
Dilapangan dan ditempat
PERTEMUAN KE 6
SIFAT-SIFAT DARI RRA
Tujuan
Untuk memperkenalkan kepada para peserta mengenai sifat-sifat RRA dan hubungan pokoknya
Waktu
45 menit
Materi
Bagan 6.1 Sifat-sifat RRA Bagan 6.2 Hubungan Segitiga (triangulation) Bagan 6.3 Analisa di Tempat (on-the-spot)
Kegiatan
Pilihan 1: Para peserta dibagi ke dalam 2 kelompok kemudian pelatih akan menyiapkan dan memperlengkapi masing-masing kelompok dengan 2 set kartu, kartu pertama berisikan keterangan mengenai sifat-sifat RRA dan kartu yang lain berisikan definisi dan gambaran yang berkaitan dengan masing-masing keterangan dari sifat RRA. Kemudian kedua kelompok tersebut masing-masing saling memberikan penjelasan antara keterangan mengenai sifat dan definisi RRA. Pelatih akan mengawasi secara bergantian serta memberikan bantuan yang diperlukan jika terdapat kesulitan dari kedua kelompok tersebut. Kedua kelompok tersebut kemudian membandingkan dan mendiskusikan sekalizus membuat hasil yang dicapai. Pilihan 2: Pelatih memberikan penjelasan keterangan-keterangan dengan ceramah yang pendek.
Catatan untuk Pelatih: Apabila dirasakan terdapat peserta yang menampakkan tidak mempunyai cukup pengetahuan untuk melaksanakan latihan-latihan (pilihan 1), pelatih harus memberikan penjelasan singkat. Gunakan penjelasan sesederhana mungkin dan tidak menggunakan istilah-istilah yang khusus yang dapat menciptakan kesenjangan antara para pelatih dengan peserta. Berikan contoh yang relevan sesuai dengan pengalaman para peserta. Gunakan bagan. 6.2 dan 6.3 untuk menjelaskan konsep-konsep yang bersangkutan. Yakinkan kepada para peserta untuk memahami bahwa sifat-sifat dari RRA bukan suatu pilihan tetapi merupakan sesuatu hal yang penting pada setiap bagian RRA. Perhatian: Jangan mempergunakan terlalu banyak waktu tetapi telusuri seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, untuk memastikan bahwa para peserta mengetahui pelajaran dengan baik dan melaksanakan dalam kerja lapangan. Jelaskan bahwa RRA membutuhkan kegiatan tersebut, maka bagi mereka yang terlibat dalam RRA harus dapat menyesuaikan sikap pribadinya dengan sifat-sifat RRA di atas.
94
Bagan 6.1
SIFAT UTAMA DARI RRA
BENTUK IIUB{.INGAN SEGITIGA (TRIANGULATION)
' . .
Komposisi anggota team (multi-disiplin, priaiwanita dan orang luar serta orang dalam) Keanekaragaman sumber informasi (orang, tempat, kejadian dan proses) Penggabungan alat dan teknik
FLEKSIBELITAS DAN INFORMALITAS
DALAM MASYARAKAT ANALTSA DTTEMPAT (ON-TrIE-SPOT ANALTSYS)
MENGHINDARI BIAS DAN MAWAS DIRI
-95-
Bagan 6.2
BETUK HUBLINGAN SEGITIGA
MULTI- DISIPLIN
ORANG DALAM/ ORANG LUAR
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
WAWANCARA DAN
KEIADIAN DAN
ALAT DAN METODE
PENGAMATAN
DIAGRAM
TEMPAT
-96-
Bagan 6.3
ANALISA DI TEMPAT
PENGUMPULAN INFORMASI TAHAP PERTAMA
ANALISA DI TEMPAT
PENGUMPULAN INFORMASI TAHAP KEDUA
\\
I
\ ANALISA DI TEMPAT
L-
MEMPERSEMPIT \ PENGUMPULAN INFORMASI ARAH SASARAN, \ UNTUK MENINGKA JKATKAI \ PENGERTIAN DAN AN TnHAP AKHIR \ AKUMULASI WAWI AWASAN \ DAN PENGETAHUA {UAN \
\
LI
ANALISA AKHIR SEJALAN DENGAN KEGIATAN RRA
JIKA DIPERLUKAN, ARAH SASARAN DAPAT JUGA DIPERLUAS DALAM KEGIATAN KEzuA LAPANGAN
-97
-
PERTEMUAN KE 7
KELEMAHAN RRA
Tujuan
Untuk memperingatkan dan memberitahukan kepada para peserta pelatihan akan kelemahan RRA
Waktu
20 menit
Materi
Bagan: 7.1. Apa kelemahan RRA? Bagan: 7.2. Kemungkinan kelemahan dan kekurangan RRA?
Kegiatan
Memprakarsai tukar pendapat kepada para peserta untuk mengidentifikasi kemungkinan akan kelemahan dan kekurangan RRA. Pelatih harus menggunakan bagan. 7 .2 dan membandingkannya dengan daftar yang telah disusunnya sendiri.
Catatan untuk Pelatih: Pertemuan ini hanya dinrjukan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan beberapa elemen RRA, agar para peserta berhati-hati pada waktu mereka menggunakan metode RRA. Para pelatih akan menghubungan kemungkinan kelemahan tersebut sepanjang kegiatan workshop, ketika para peserta dihadapkan dengan hal-hal yang berlawanan dengan ciri-ciri RRA?
Bagan 7.1
KELEMAHAN APAKAH YANG KEMI.INGKINAN TERDAPAT PADA RRA?
-98
Bagan 7.2
KEMT.NGKINAN KELEMAHAN DAN KEKI.IRANGAN RRA
I
.
Kesulitan dalam penyusunan suatu tim yang tangguh
.
Bekerja terlalu cepat akan mengakibatkan kedangkalan
.
Kebutuhan data statistik dan data yang kwalitatif
.
Kebutuhan jaminan akan daftar pertanyaan yang baku
.
Kesulitan menemukan dan menentukan kelompok penduduk miskin dan kurang berpendidikan, terutama dikalangan wanita
.
Kegagalan dalam mengikutsertakan keterlibatan anggota masyarakat
.
Kurang terjalinnya hubungan dengan masyarakat
. .
Kegagalan dalam mendengarkan pendapat orang lain karena kurang rasa hormat dan menghargai.
Memandang situasi hanya per bagian/per masalah dan ketidak mampuan melihat situasi/masalah tersebut sebagai suatu penggambaran secara menyeluruh
.
Mempertimbangkan penilaian satu dengan yang lain
.
Terperangkap oleh adanya mitos dan gosip
.
Menyamaratakan informasi akibat terlalu sedikitnya informasi yang didaparkan atau terlalu banyaknya nara sumber yang memberikan keterangan
99
.
Mengabaikan gejala-gejala yang tidak nampak
.
Berceramah, bukannya mendengarkan dan belajar
.
Menimbulkan suatu harapan pada masyarakat yang terlalu tinggi dimana kegiatan RRA dilaksanakan
.
Memaksakan ide "sendiri", mengelompokkan dan menilainya tanpa dapat mewujudkannya. Hal ini akan mempersulit usaha untuk belajar dan mendengarkan pendapat "orang lain" serta membuat orang lain itu tidak peduli/acuh.
.
Tim pria meremehkan kemampuan tim wanita.
.
Apabila menggunakan cara pendekatan yang salah maka RRA akan gagal. Karena sikap dan perilaku yang tepat akan dapat menjamin keeberhasilan sistem ini.
.
Terlalu didominasi atau dipengaruhi oleh satu atau dua orang nara sumber saja.
i
-100-
RRA DAN SIKLUS PROYEK I t
Tujuan
untuk memperkenalkan kepada para peserta akan siklus proyek dan bagaimana ketepatan kegiatan RRA dalam suatu proyek
t
Waktu
30 menit
Materi
Bagan. 8.1: RRA dan Siklus proyek Pedoman. 8.2: RM dan Siklus proyek.
Kegiatan
Para pelatih akan menjelaskan siklus proyek dengan mempergunakan bagan. 8.1. Para peserta dipisa,h kedalam kelompok yang terdiii oari 4 sampai dengan 5 orang. Setiap kelompok diberi (satu) salinan bagan untuk mencatat kegiatan mereka secarit tepat pada setiap tahapan siklus proyek yang sesungguhnya. Kemudian semua kelompok mendiskusitan oan
menelaah hasilnya.
Catatan untuk Pelatih: Pertemuan ini akan dapat memberikan petunjuk seberapa jauh kemampuan para siswa dalam menyerap materi latihan RRA bagi kegiatan meieka.
Kemudian hubungankan pemtruatan siklus proyek selama pelatihan (workshop) untuk mengkoreksi pemahaman para peserta. Apabila memungkinkan luangkan waktu beberapa saat untuk memberikan uraian
penjelasan mengenai siklus prol,ek dan perbedaan antara pemantauan dan evaluasi. Monitoring adalah kegiatan yang menyangkut pengumpulan, analisa, dan penggunaan informasi mengenai kemajuan dari kJgiatan proyek. Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang dilakukan Jecara periodik sampai pada tingkat mana kemajuan proyek telah tercapai dan kesesuaiannya dengan tujuan yang telah ditetapkan. pastikan bahwi semua
elemen-elemen yang berbeda yang terdapat dalam siklus proyek merupakan bagian yang integral dari kegiatan proyek yang bersangkutan dan bukan merupakan kegiatan tersendiri yang dilakukan oleh otunglorang yang berbeda.
101 -
Bagan 8.1
PRA DAN SIKLUS PROYEK
CONTOH: PENGEMBANGAN PELATIHAN KURIKULIII,I BALITA (PKB)
'
PENILAIAN KEBUTUHAN
IDENTIFIKASI LATIHAN
PEREN PERANCANG
EVALUASI PENGARUH KURIKULUM PKB DALAM LATIHAN
+
KURIKULUM
PARTISIPASI
I
TINDAK LANJUT AN PENYARINGAN
PENGGUNAAN
KURIKULUM MASYARAKA
MONITO
-102-
ONSEP
Pedom"an 8.2
SIKLUS PROYEK DAN RRA
PENILAIAN
NCANAAN
IMPLEMENTASI
-103-
6.3
Teknik dan ilIetode Pelatihan RRA
PERTEMUAN KE 9
Tujuan
IKHISAR TEHNIK RRA
untuk menetapkan dan menyusun serangkaian peralatan yang digunakan dalam RRA.
Waktu
30 menit.
Meteri
Bagan. 9.1: Seperangkat Peralatan dan Teknik RRA.
Pedoman.
9.2: Contoh: Penilaian
Kebutuhan Pedesaan dengan
Mempergunakan Tehnik RRA.
Kegiatan
Para pelatih mengadakan pemeriksaan pada daftar perlengkapan proyek dengan bantuan bagan 9.1.
Catatan untuk Pelatih: Berikan penjelasan mengenai seperangkat perlengkapan RRA yang tepat untuk pengumpulan data (pengamatan langsung, meninjau sumber data sekunder, wawancara semi tersusun dll) disamping seperangkat alat lain yang digunakan unfuk lebih tepat sebagai analisa data (penggolongan dan beberapa bentuk diagram). Apabila akan menggambarkan bagan 9.1 gunakan beragai macam warna untuk pengumpulan data dan setiap jenis alat analisa. Sejumlah perlengkapan ini nantinya akan dipergunakan dan diterapkan selama dalam latihan (workshop). Penjelasan tak perlu terlalu rinci. Gunakan alat-alat hanya yang akan dipergunakan selama pelatihan.
- 104
Bagan 9.1
SEPERANGKAT PERALATAN RRA DAN TEKNIKNYA
-
- ALAT UNTTIK ANALISA INFORMASI
PENINJAU SUMBER
PENGAMATAN
PEMBUATAN DIAGRAM
PENILAIAN TEMUAN
ANALISA DISKUSI KELOMPOK
ffi -105-
RANKING
PERTEMUAN KE
10 I
PNNINJAUAN ATAS SUMBER SEKIJIYDER
Tujuan
Unnrk menunjukkan kegunaan dan arti pentingnya peninjauan terhadap sumber data sekunder sebelum mengumpulkan informasi baru.
Waktu
30 menit
Materi
Bagan. 10.1: Peninjauan Sumber Sekunder Bagan. 10.2: Latihan: Peninjauan atas Sumber Sekunder
Kegiatan
Para pelatih dapat memulainya dengan memperkenalkan sumber sekunder
(bagan. 10.1) yang relevan, atau memulainya dengan mengajukan pertanyaan kepada para peserta "Apakah yang dimaksud dengan sumber sekunder?. Para peserta akan dirangsang untuk mencari sumber sekunder bagi topik RRA dan mendiskusikan cara-cara terbaik untuk membuat ringkasan dari sumber-sumber tersebut.
Catatan untuk Pelatih: Dalam mempersiapkan kerja lapangan para peserta akan meninjau sumber sekunder. Tidak dibutuhkan suatu latihan untuk meninj au sumber sekunder pada tahap ini. Para siswa harus dibiasakan dan ditugaskan untuk mencari sendiri sumber-sumber sekunder yang spesifik yang dibutuhkan bagi RRA (hal ini dapat dilakukan sebagai suatu pekerjaan rumah).
Kemudian selama masa workshop, catatan-catatan proyek, dan data mentah yang dapat dikumpulkan oleh staff proyek dan/atau oleh anggota masyarakat pada kegiatan-kegiatan proyek sebelumnya dan tahun-tahun sebelumnya, ditinj au kembali untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan mengidentifikasikan sub-topik bagi RRA, sebelum kunjungan kerja lapangan dilaksanakan. Dengan adanya salinan atau photo copy dari dokumen sekunder akan menjadikan manfaat yang bernilai. Diagram, tabel, serta chek list harus disiapkan untuk membuat ringkasan data-data sekunder untuk memudahkan dan dapat dengan cepat dipergunakan pada saat kunjungan lapangan dilaksanakan.
Apabila latar belakang para peserta tidak mempunyai kesamaan untuk mendukung kegiatan topik RRA, maka sumber-sumber sekunder (seperti buku-buku, artikel, peta, photo, film, dll.) dapat dipergunakan untuk menjelaskan topik tersebut kepada tim.
-106-
Bagan 10.1
PEMNJAUAN STJMBER SEKI.INDER Data sekunder dari sumber-sumber informasi yang relevan dengan area atau subyek RRA yang direncanakan tersedia dalam bentuk publikasi seperti: laporan, statistik, peta photo udara dan film. Bentuk sumber sekunder ini akan merupakan informasi yang melatar belakangi setiap kegiatan pengumpulan informasi disamping adanya penghematan banyak waktu dengan mengetahui adanya data yang telah tersedia dan tidak diperlukannya pengumpulan lagi. Sumber sekunder ini dapat berguna pula untuk menjelaskan topik RM dan merumuskan dugaan dengan meninjau kembali yang telah dikatakan (terjadi) atau yang terrulis tentang topik dan apa yang tidak terdapat ^pa dalam sumber selmnder. Sumber Sekunder akan ditinjau kembali sebelum kunjungan kerja lapangan dan dipersiapkan dalam bentuk:
. . . .
Diagram-diagram Tabel dan daftar Catatan Ringkas Salinan Pera dan photo
Perhatian Jangan habiskan wakru anda hanya untuk memeriksa sumber-sumber sekunder, akan lebih baikjika dipergunakan di lapangan
Bersikaplah skeptis dan kritis Perhatikan segala sesuatu yang masih kurang
Bagan 10.2
LATIHAN: PENINJAUAN KEMBALI SI]MBER SEKTINDER
1.
Sumber sekunder apa yang ada bagi tujuan perencanaan RRA?
2.
Informasi apa yang kita dapatkan dari sumber ini?
3.
Bagaimana cara meringkas sumber sekunder?
-107-
PERTEMUAN KE
I,1
PENGAMATAN LANGSIJNG
Tujuan
Untuk memperkenalkan dan mempraktekkan pengamatan langsung
Waktu
60 menit
Materi
Kegiatan
:
Bagan Bagan Bagan Bagan
: Pengamatan Langsung 11.2: Pekerjaan Rumah 11.3: Lembar Tabulasi Pengamatan Langsung 11.4: Tinjauan Latihan Pengamatan Langsung 11.1
Para pelatih memperkenalkan indikator-indikator pengamatan langsung dan
dafar pengamatan langsung (Bagan 11.1). Para peserta akan memikirkan kemungkinan indikator-indikator untuk dapat dipergunakan seperti dalam menentukan kekayaan suatu rumah tangga di daerah yang bersangkutan (atau topik lain yang berkenaan dengan rencana kerja lapangan RRA). Daftar ini akan dipergunakan kemudian. setelah diadakan tanya jawab para peserta akan diminta menyampaikan hasil pekerjaan rumah mereka. Para peserta akan mengemukakan penemuannya pada wakru awal pertemuan di hari berikutnya. Apbila kegiatan ini memerlukan waknr lama, para peserta dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok yang mengamati obyek pengamatan yang sama. Anggota-anggota kelompok akan mengembangkan daftarnya sebelum mereka melakukan pengamatannya. Selanjutnya kedua kelompok tersebut akan membandingkan dan mendiskusikan hasil temuannya.
Catatan untuk Pelatih: Pengamatan langsung akan membutuhkan perhatian yang penuh dan akan menjadi bagian dari setiap kegiatan RRA.
Perhatian: Pengamatan langsung tidak akan bermanfaat jika dilaksanakan seorang diri. Pengamat yang tidak berpengalaman dan tidak memahami daerah pengamatan mungkin akan salah mengerti dengan apa yang mereka lihat.
- 108
Bagan
11.1
PENGAMATAN LANGSI.iNG Pengamatan Langsung adalah suatu pengamatan secara sistematis terhadap suatu obyek, kejadian, proses, serta hubungan, atau pengamatan terhadap orang dan pincatatan kegiatan. Pengamatan Langusung juga merupakan cara yang baik-unnrkkoreksi silang atas jawaban-jawaban responden. Gunakan sebuah daftar untuk melakukan pengamatan yang sistematis.
Lanekah Kegiatan:
1.
Tetapkan tujuan dan topik RRA secara luas.
2.
Identifikasikan indikator yang dapat anda ukur melalui pengamatan langsung.
3.
Indikator ini akan melengkapi daftar anda.
Tentukan indikator yang memungkinan untuk mengukur kekayaan suatu rumah tangga di daerah tersebut.
-109-
Bagan 11.2 PEKERJAAN RLMAH Anda adalah bagian dari anggota tim RRA yang sedang mengadakan penelitian mengenai "kebiasaan makan" di wilayah penelitian anda. Anda harus menggunakan metode pengamatan langsung untuk menilai kebiasaan makan di suanr rumah tangga - sebagai suatu misal penyelidikan terhadap suatu jamuan makan yang akan anda datangi nanti malam.
Kegiatan pengamatan akan terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
. . . .
Jumlah dan jenis hidangan Jumlah, jenis kelamin serta umur orang-orang yang hadir Jumlah dan kualitas makanan Cara makan (tangan, senduk, garpu)
Tambahkan pula hasil-hasil pengamatan lainnya yang menurut hemat anda akan dapat memperbaiki hasil pengamatan anda tersebut.
Hasil ini nantinya akan dibicarakan pada pagi hari berikutnya selama diskusi awal "warming uptt.
Bagan
11.3
Nama Pengamat
TABULASI HASIL PE|{GAMATAN LANGSANG
& Jenis Hidangan Nama
Nama, Jumlah dan KuaUmur dan Jenis Kelamin litas Makanan Yane Hadir
-110-
Cara Makan
Bagan 11.4 PENINJAUAN KEMBALI HASIL PENGAMATAN LANGSTJNG
.
Apa yang dapat dipelajari dari pengamatan langsung?
.
Kesimpulan apa yang dapat kita ambil?
.
Dugaan mana yang dapat dirumuskan?
.
Apa kelemahan dari pengamatan langsung?
.
Bagaimana cara memperbaiki suatu kegiatan pengamatan?
-
111
PERTEMUAN KE
12
WAWANCARA SEMr-TERSUST.TN (wsT)
wsr dan melatih metode ini dalam
Tujuan
untuk memperkenalkan metode kegiatan "roll play"
lVaktu
120 menit
Materi
Bagan. 12.1: Wawancara Semi Terzusun (WST) Bagan. t2.2: Pedoman WST Bagan. 12.3: Kesalahan yang sering tedadi dalam WST Bagan. 12.4: Contoh Petunjuk WST Bagan. L2.5: Latthan: WST Bagan. 12.6: Diskusi Atas Latihan WST Pedoman. 12.7: Petunjuk WST
Kegiatan
Para pelatih memperkenalkan
wST
.l-r2.3) . Dan meminta para peserta untuk membuat contoh-contoh selama dalam presentasi yang berkenaan topik yang mungkin unruk pelaksanaan wsr dan pertanyaan yang relevan. (seperti, 'Topik apakah yang memungkinkan untuk (Bag an 12
wawancara kelompok?", ,'Pertanyaan apakah
yang dapat mengarahkan?'), Pelatih akan membagi-bagikan pedoman dan petunjuk pelaksanaan wST kepada masing-masing peserta. selanjutnya masingmasing peserta diberi waktu 20 menit untuk mempelajarinya dan 20 menit untuk mendiskusikannya dengan sesama peserta untuk membuat dan mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan yang akan dipergunakanm dalam latihan WST.
Kemudian para peserta dipisah ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 s/d 5 orang yang masing-masing kelompok melaksanakan latihan wsr dalam topikyang berbeda. Pelatih kemudian memberikan kepada mereka masingmasing peranan yang berbeda dalam kelompoknya untuk mempraktekkan wsr. Peranan yang akan ditampilkan dalam masing-masing kelompok yang adalah sebagai berikut 2 - 3 orang sebagai pewawancara, satu orang yang diwawancarai (responden) dan seorang pemantau (bila diperlukan peranan dapat dipisah menjadi dua bagian). pelatih memanrau dan mencatat kegiatan mereka untuk bahan pembicaraan selanjutnya. Setelah kegiatan role play wsr berakhir para peserta akan digabung kembali menjadi satu kelompok untuk mendiskusikan hasil wsT yang telah dicapai. calpr:ern -catatan pengamatan pelatih terhadap mereka dan hasil diskusi kelompok akan dipergunakan dalam pelaksanaan wawancara, memperbaiki kesalahan dan bekal untuk kegiatan selanjutnya.
-trz-
Catatan untuk Pelatih:
wsr
merupakan alat yang tepat dan memerlukan cukup waktu untuk dialokasikan pada pertemuan-pertemuan latihan dan diskusi, dengan demikian diharapkan bahwa para peserta akan dapat menguasai dan terbiasa dengan teknik wsr dan mempunyai keyakinan dalam penggunaaffiya, sebelum mereka mulai melaksanakan kerja lapangan. Jika perlu ulangi lagi latihan ini selama workshop atau selama persiapan kunjungan kerja lapangan. Untuk membantu para peserta yang kurang berpengalaman sebagai pewawancara, dibutuhkan peralatan-peralatan penolong seperti (diagram, daftar dsb.) untuk melaksanakan wST dengan baik. Jangan perbolehkan para peserta membicarakan hasil latihan wsr diantara mereka, kecuali hanya mendiskusikan proses dan metodenya saja.
Perhatian: Keuampilan berkomunikasi dalam sistem wsr memerlukan banyak latihan. Jangan terburu-buru dengan program ratihan ini. Apabila para peserta belum atau tidak merasa puas dengan wsr, nantinya mereka cenderung akan mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan kerja lapangan.
- IL3
Bagan 12.1
WAWANCARA SEMI TERSUSLIN Wawancara semi tersusun (WST) adalah suatu kegiatan wawancara yang terpimpin, dimana hanya terdapat beberapa bentuk bagian pertanyaan-pertanyaan yang ditetapkan dan dipersiapkan sebelumnya (ternrlis), sedang pertanyaan lainnya (pertanyaan yang tanpa direncanakan sebelumnya) akan lebih banyak diajukan ketika wawancara sedang dilaksanakan. Para pewawancara harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan mengenai obyek yang drtuju tanpa lembaran daftar pertanyaan.
WST diselenggarakan dengan:
.
Perseorangan:
Untuk mendapatkan informasi yang dapat mewakili keseluruhan pendapat, dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama kepada beberapa orang tertentu (mis: wanita, pria, orang tua dan muda, para petani dsb.)
.
Para sumber informasi (nara sumber):
Diperlukan untuk informasi yang bersifat khusus. Informasi khusus dapat diajukan kepada orang-orang yang berpotensi dan sarat dengan informasi yang diperlukan (misalnya, pertanyaan mengenai kompleksitas kelahiran yang diajukan kepada seorang bidan)
.
Kelompok:
Bagi keseluruhan masyarakat berkenaan dengan macam-macam informasi.
.
Kelompok Utama: Untuk membicarakan dan mendapatkan keterangan yang khusus mengenai topik tertentu secara rinci.
-
114 -
Bagan 12.2
PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSUSI.IN Kelompokan pewawancara yang terdiri dari 2 - 4 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Dimulai dengan saling bersalaman seperlunya sesuai tradisi dan memberikan penjelasan kepada para responden bahwa kelompok ini datang untuk belajar. Memulai pertanyaan dengan menyebutkan seseorang, sesuatu yang nyata atau kejadian yang rerjadi sehari-hari. Laksanakan wawancara informal dan gabungkan antara pertanyaan d.ngun diskusi. Bersikap jujur dan terbuka.
Biarkan setiap orang menyelesaikan pembicaraan mereka dengan baik (angan diganggu). Arahkan pembicaraan dengan hati-hati terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sensitip. Tugaskan sesorang untuk mencatat penjelasan-penjelasan yang penting dan relevan (sebaiknya secara bergiliran)
Hati-hati dengan tanda-tanda isyarat. Hindarkan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus, gunakan dugaan dengan cepat dan tepat. Jangan ajukan pertanyaan yang hanya akan dijawab dengan "ya" atau "tidak". Pertanyaan perseorangan hendaknya tidak lebih dari 45 menit. Pertanyaan-pertanyaan kelompok tidak boleh lebih dari 2 jam. Setiap pewawancara harus menyiapkan daftar topik dan pefianyaan pokok yang tertulis berikut catatannya masing-masing.
- 115 -
Bagan 12.3
KESALAHAN TIMUM DALAM PELAKSANAAN WST
.
Gagal untuk mendengarkan dengan seksama.
.
Mengulang-ngulang pertanyaan yang sama.
.
Membantu responden dalam menjawab pertanyaan.
.
Mengajukan pertanyaan yang kurang jelas.
.
Gagal dalam menelaah topik (koreksi silang).
.
Kurang seksama dalam menilai jawaban.
.
Mengajukan pertanyaan yang terlalu mengarahkan.
.
Wawancara terlalu lama.
.
Terlalu banyaknya temuan yang bersifat umum.
.
Terlalu menyandarkan diri kepada pendapat para cendekiawan, orang tua, pemuka masyarakat dll.
.
Pewawancara terlalu meremahkan hal-hal yang dianggap kurang penting dan membuat konsep sebelumnya.
.
Terlalu bergantung pada jawaban yang menunjukkan "data kuantitatif" (misalnya;" berapa kambing yang anda miliki?").
.
Pencatatan yang tidak lengkap.
-rL6-
Bagan 12.4
CONTOH: PETUNJUK WST
Tooik:
Bagaimana sikap penduduk di wilayah ini menghadapi inflasi?
Pokok Masalah dan Pertanyaan?
.
Masalah apa yang muncul yang disebabkan oleh inflasi (ekonomi, sosial, dsb)?.
.
Apakah yang dimaksud dengan strategi penanggula.ngan yang menyeluruh itu?
.
Apakah strategi penanggulangan dipergunakan untuk kendala atau masalah tertentu?
-tr7-
Bagan 12.5
LATIIIAN: PELAKSANAAN WST
1.. 2. 3. 4.
Bagi para peserta dalam
kelompok
Setiap kelompok memiliki berperan sebagai pewawancara, satu orang responden, dan seorang pencatat dan pengamat
Kelompok Kelompok
I berwawancara atas topik: [pilih topik yang akan dinilai] II berwawancara atas topik: tpilih topik yang akan dinilaiJ
Wawancara setiap kelompok hanya akan berlangsung selama 5 menit, tentang apa pertanyaan dalam wawancara dan sub-topik yang akan digunakan
5.
Anggota kelompok duduk secara berkeliling
6.
Kelompok akan membicarakan masing-masing topiknya selama 15 menit. Pewawancara harus memperhatikan setiap pendapat, saran dari responden. Ingat pedoman penggunaan WST.
7.
8.
Para pengamat harus diam dan hanya mengawasi, tapi harus mencatat dengan hatihati apa yang dibicarakan, perhatikan pula apakah para pewawancara tetap berpegang pada pedoman WST dan apakah ada komunikasi yang bersifat non verbal. Sediakan waktu kira-kira 5 menit untuk mencatat hasil dan penemuan dalam sebuah flipchart unruk disajikan dalam kelompok yang besar.
-118-
Bagan 12.6
DISKUSI ATAS LATIHAN WST
.
Hasil utama apa yang telah didapat?
.
Apakah pewawancara mengikuti setiap petunjuk?
.
Pedoman apakah yang telah para pesefta abaikan?
.
Pengamatan lainnya?
-
119 -
Pedaman 12.7
PEDOMAN I.INTUK WST SEBELI,JM WAWANCARA DIMULAI:
.
Siapkan diri anda untuk wawancara. Anda harus menguasai topik pembicaraan agar dapat mengajukan pertanyaan yang relevan dan membangkitkan minat untuk menjawab pertanyaan diantara para peserta.
.
Dalam memilih kelompok pewawancara kita harus memperhitungkan faktor umur, jenis kelamin, martabat dan kesukuan dll. Dari para anggota kelompok yang rntrngkin akan dapat mempengaruhi kualitas jawaban (misalnya pewawancara seorang wanita lebih cocok untuk mewawancarai wanita).
'
Tentukan garis besar WST yang kemudian akan diperbaiki selama kegiatan kerja lapangan berlangsung mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum atas suatu topik tertentu dan kembangkan serta tambahkan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mendapatkan keterangan yang lebih mendalam selama lierja lapangan berlangsung.
.
Contoh wawancara: pilihlah orang-orang yang akan diwawancarai untuk topik WST, dengan berdasarkan atas: umur, jenis kelamin, suku, pengetahuan, status dll. Dari para responden tersebut usahakan untuk mendapatkan gambaran yang luas dari kondisi sosial ekonomi dari masyarakat yang bersangkutan dengan cara sbb: carilah seseorang yang paham dan mempunyai wawasan mengenai seluk beluk masyarakat yang dibicarakan (dapat diambil dari salah satu anggora masyarakat biasa atau pegawai pemerintah). Dia harus dapat menggambarkan dan membuat peta mengenai keadaan sosial ekonomi daerah, etnik, keagamaan dll. Untuk mendapatkan tingkatan sosio ekonomi yang lebih rinci, lakukan dengan membuat daftar tingkat kekayaan individual. Pilih sejumlah responden dari tiap kategori (wanita, pria, tua-muda dll.) berdasar pada jumlah sampel yang tersedia.
.
Bersikaplah rendah diri, sederhana sebisa mungkin merupakan kelompok kecil, membawa catatan sederhana, dan tanpa atau hanya mempergunakan kendaraan bermotor (apabila memungkinkan berjalan kaki akan lebih baik). Hindarkan dengan apa yang disebut "opini poll syndrome" dimana si peneliti bergaya datang dengan kendaraan bermotor ke ladang petani dan turun dengan cacatan ditangan langsung mengadakan wawancara. Strategi yang terbaik adalah menyesuaikan diri dengan kondisi setempat.
.
Jangan mengganggu jadual kegiatan responden. pilih saat yang terbaik bagi mereka untuk wawancara. Jangan mencapur-adukkan antara waktu wawancara dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan RRA lainnya (seperti: pemetaan, pengamaran, analisa, dan lain-lain.)
-t20-
Pedoman 12.7
PEDOMAN IJNTTJK WST
SELAMA WAWAI\CARA:
. .
.
Bersikaplah sensitif dan sopan. Duduklah setara dengan responden anda. Mulailah pembicaraan dengan cara setempat yang sopan. Sikap-sikap yang membuat kecewa para responden, seperti senyuman yang sinis, kritikan dll. harus dihindarkan. Gunakan bahasa dan tatakrama yang berlaku setempat untuk menghilangkan perbedaan dan menghindarkan kesenjangan yang ada. Masukkan anggota masyarakat setempat dengan tim peneliti agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan hubungan antara pewawancara dengan sumbei informasi (responden) menjadi lebih erat. Tunjukkan perhatian yang penuh dalam setiap pertemuan agar mereka berkesan bahwa tim menaruh minat atas keadaan mereka. Gunakan tehnik "role plays" untuk menemukan bahasa percakapan yang pas.
Pengamatan: Perhatikan dengan seksama untuk mengetahui pola, sikap, perbedaan, dan hal-hal yang luar biasa lainnya. Perhatikan semua indikator verbal/isyarat seperti sikap, wajah, penggunaan ruangan, sikap dan ucapan, tekanan suara, sentuhan, kontak pandang dll. Agar mereka percaya dan anda dapat memperoleh semua keterangan yang anda perlukan mengenai responden anda. Di dalam prakteknya pengamatan dan wawancara dapat dilaksanakan sekaligus. Namun dalam hal pembuatan catatan usahakan agar catatan anda terpisah antara hasil wawancara dengan pengamatan, agar dengan mudah dapat s.g.ra dianalisa. Hal ini dapat dilaksanakan dengan membuat dua kolom terpisah dalam catatan anda, satu untuk hasil wawancara dan yang lainnya untuk hasil pengamatan. Catatlah temuan-Fmuan yang penting, seperti: klasifikasi wilayah, persyararan, gambar-gambar (terutama dari anak-anak yang dapat diminta untuk mau menggambar tentang suatu topik tertentu) syair, nyanyian, cerita rakyat, peribahasa dll. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya berkenaan dengan: Keterangan atas sub topik dan topik Keterangan berkenaan dengan masyarakat setempat (laporan dan statistik) Peta, peta udara atau diagram Pengamatan langsung.
. ' . .
-I2I-
Pedoman 12.7
PEDOMAN I.NTUK WST Pertanyaan yang dimulai dengan Siapa? Mengapa? Dimana? Bilamana? dan Bagaimana? akan membantu untuk membuat keadaan lebih tenang dan hidup. Namun tidak seluruhnya dari enam pertanyaan tersebut harus ditanyakan, hanya beberapa pertanyaan saja yang dapat diajukan, bentuk pertanyaan yang dapat memberikan jawaban yang bernilai. Meskipun begitu pewawancara harus mengerti dengan benar bentuk keenam pertanyaan tersebut dengan mengingatnya untuk meyakinkan tidak terdapat pertanyaan penting yang terlewatkan. Apabila "enam pertanyaan" pembantu tersebut dipergunakan secara layak dan benar selalu akan dapat menghasilkan banyak informasi bagi pewawancara RRA. Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa agar mendapat jawaban yang lengkap dan jelas serta merupakan bentuk penjelasan dari awal hingga akhir (open- endedquestion) dari pada jawaban yang nantinya akan didapat dari responden berupa
jawaban "ya" atau "tidak". Susun pertanyaan denganjelas danjangan bertanya dengan lebih dari satu
pertanyaan pada waktu yang sama.
Kebanyakan wawancara akan dimulai dengan pertanyaan yang luas untuk memberikan kesempatan kepada responden mempunyai waknr untuk membicarakan topik dengan bahasanya sendiri. Pertanyaan yang dibuat terlalu sempit akan dapat membatasi jawaban-jawaban yang penting. Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dan terarah dengan lebih terperinci dan mendalam misalnya "Dapatkah anda memberikan penjelasan mengenai pohon-pohon yang tumbuh di sekitar daerah ini dan menjelaskan kegunaannya?" kemudian pertanyaan ini hendaknya dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih luas tentang pohon itu sendiri. Tetapi sebaliknya apabila kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif, tentang hal-hal yang menjadi pokok perhatian dari penduduk setempat, maka pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang sifatnya luas tadi akan dapat menghasilkan jawaban yang kurang jelas. Demikian pula dengan jawaban-jawaban atas pertanyaan berikutnya. Dalam hal semacam ini pertanyaan harus dibuat lebih sempit dan lebih terarah, misalnya dari pada mengajukan pertanyaan, "apakah pengaruh musim terhadap kehidupan anda? " anda lebih baik mengajukan pertanyaan iri "Bagaim.ana kondisi kehidupan anda pada musim kertng ini?." Gunakan juga kata "Mengapa? ". karena pertanyaan ini akan dapat memberikan jawaban yang bersifat pencegahan dan membatasi penjelasan lebih lanjut.
Buatlah pertanyaan yang sederhana dan mudah dimengerti, tetapi membutuhkan dan dapat menggambarkan jawaban yang rinci.
-r22-
Pedoman 12.7
PEDOMAN LiNTUK WST Jangan ajukan pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden, bersikaplah
obyektif dan memberikan penilaian jawaban. Pertanyaan yang mengarahkan, lebih lanjut akan dapat menyulitkan untuk menggali informasi yang lebih rinci dan jawaban-jawaban menjadi kurang dapat dipercaya. (Sebagai suaru contoh daripada menanyakan "Mengapa imunisasi anak itu penting?" tanyakan ,,Apa pendapat anda mengenai imunisasi terhadap anak?'anda lebih baik bertanya "Kapan anda biasarrya menanam jagung? " dari pada bertanya "Apakah anda menanam jagung pa.da bulan Juli?' Hindari membuat kesimpulan atas jawaban orang yang diwawancarai atau membantunya menyelesaikan jawaban yang kita berikan, meskipun mereka menghadapi kesulitan menyatakannya. Jagalah komentar, pengetahuan, dan kesimpulan anda secara terpisah dari informasi yang diberikan oleh orang yang diwawancarai. Pewawancara harus menyadari keterbatasan, kebiasan dan adat dari orang yang diwawancarai untuk membanfu dengan cara mengungkapkan dan menjelaskan kembali jawaban yang telah diberikan responden. Hindari sikap menggurui dan memberi penrnjuk. Keberadaan pewawancara di tempat inr adalah untuk belajar, bukan untuk menggurui. Sangat perlu melakukan perubahan khususnya sikap, seperti misal: Para pegawai kesehatan (yang merupakan anggota tim) tergoda untuk memperlakukan responden sebagai pasien dan mengusahakan penulisan resep untuknya. Perlakuan semacam itu tidak sesuai dengan prinsip RRA. Berhati-hatilah pada perranyaan yang sensitip dan penting. Apabila perlu, kunjungilah orang yang akan diwawancarai beberapa kali untuk membina hubungan sebelum membicarakan masalah-masalah yang sensitip.
Pilihlah indikator-indikator pengganti yang sebanding "proxi" yang dapat mewakili pertanyaan-partanyaan yang sensitip (misalnya seperti pengeluaran rumah tangga dan daftar sumber-sumber penghasilan sebagai proxi indikator untuk jumlah penghasilan rumah tangga). Lakukan penyelidikan (koreksi silang) setiap sub topik untuk meningkatkan detail dan kedalaman subyek studi selama wawancara. Dalam rangka penyelidikan, dengarkan secara terbuka terhadap apa yang telah dikatakan, jawaban yang menantang (dimana diperlukan), dan bertanyalah untuk informasi lebih lanjut dan mendetail. Apabila anda menyadari bahwa mengalami kesukaran dan kegagalan untuk menyelidiki masalah-masalah penting, kembalilah ke pertanyaan tersebut sampai anda mengerti berul masalah tersebut. Penyelidikan ini merupakan koreksi silang, bukan pengujian silang.
-r23-
Pedoman 12.7 I-akukan pengamatan dengan strategi pennyelidikan yang berbeda:
. . . .
Perlihatkan minat dan perhatian dengan menganggukan kepala atau benjawab o Ya o, Berhentilah sejenak untuk membiarkan orang yang diwawancarai menambah dan mengurakan informasi yang lebih banyak, tetapi jangan berhenti terlalu lama yang mungkin menyebabkan mereka merisa malu untuk menyatakannya ulangilah pertanyaan dengan cara yang berbeda (misalrrya, ,,Hal apakah yang paling rawan yang dihadapi anak anda?", "Masalah apa yang and,a hadapi dalam membesarlcan anak anda?", "Apa yang anda khnvatirkan sekiranya masalah tersebut dihadapi oleh anak anda?,,), pergunakan pertanyaan yang netral, seperti: ,,Dapatkah and,a menceriterakan lebih barryak hal tersebut?", "Dapatkah anda membeikan sebuah contoh kepada saya?", "Dapatkah anda menjelaskan hal tersebut kepada saya?"
Penimbangkanlah beberapa tanggapan yang anda peroleh dan jangan terlalu percaya pada beberapa informan. Kesan pertama sering kali menyesatkan. Ujilah pemahaman anda mengenai suatu masalah, istilah, atau konsep dengan mempergunakan atau menggambarkannya dalam diskusi atau wawancara yang berikutnya. Apabila anda merasa salah mengerti atau salah dalam menafsirkan suatu masalah, kemungkinan orang yang diwawancarai akan mengadakan koreksi.
Milikilah sikap mental yang selalu ingin memeriksa setiap pertanyaan, tetapi terbukalah terhadap setiap pertanyaan baru. Persiapkan daftar pertanyaan dan penyelidikan pokok dalam sebuah seri pertanyaan baru (misalrrya, ,,varitas tananan pangan apa yang sudah anda amati selama satu tahun terakhir ini?,,).
studi kasus, cerita, asal usul sebuah rumah tangga, dan bentuknya dapat dipergunakan untuk menganalisa bagaimana permasalahan akan diseleiaikan, strategi utama apa yang akan dipergunakan dalam menghadapi krisis, dsb. Pergunakan perbandingan yang kontras - fanyakan pada kelompok A mengapa kelompok B berbeda atau adakah sesuatu yang membedakan, dan sebaliknya.
Apabila anda harus mempergunakan daftar pertanyaan tetap, buatlah yang ringkas dan pergunakan hanya pada akhir wawancara unfuk tujuan yang jelas dan rcgas. Pergunakan serangkaian wawancara (misalnya, wawancara untuk individu. nara sumber (informan pokok), dan wawancara antar kelompok).
-r24-
Pedoman 12.7
Untuk setiap wawancara tambahlah informasi umum mengenai informan sebagai dasar adanya interpretasi tanggapan yang berbeda untuk setiap wawancara yang berbeda (umur, jenis kelamin, jumlah anak, status perkawinan, agama, status sosio ekonomi). Apabila memungkinkan sertakan pula ftrma orang yang diwawancarai. Pencatatan' Baik itu pencatatan yang rinci, maupun pencatatan secara keseluruhan adalah kegiatan yang penting dalam RRA. Berikanlah nomor untuk setiap pertanyaan dan tandai setiap jawaban secara jelas. Tugaskan satu anggota dari team wawancara sebagai pencatat (tapi kerjakan tugas ini secara bergiliran). Kegiatan ini akan menjadikan anggota team yang lain untuk dapat lebih berkonsentrasi pada wawancara dan tidak terganggu perhatiannya pada pencararan. Tentukan peralatan catatan yang memudahkan pengumpulan data untuk analisa selanjutnya. contoh untuk peralatan catatan misalnya adalah: . buat bentuk formulir kosong atau tabel (diagram) untuk setiap peralatan dan topik dimana dapat diatur dan dipilih menurut topik/sub topik. . catatan kunjungan ditulis secara kronologis dalam suatu lembar salinan (dapat dipergunakan kertas karbon). Salinan kedua diatur menurut topik/sub topik, sedangkan salinan yang pertama dipegang sebagai referensi. Pencatatan adalah apa yang dikatakan dan apa yang anda lihat; jangan dicampuradukkan dengan penafsiran anda sendiri. Pergunakan kutipan secara harafiith dalam pencatatan dan laporan. Hal ini akan lebih akurat din tepar serta memberikan keuntungan tersendiri.
Dalam situasi dimana pencatatan tidak memungkinkan dan sulit dilaksanakan, tulislah beberapa catatan secara singkat yang dapat membantu mengingat dengan
segera bersamaan dengan kegiatan wawancara atau pengamatan. Kemudian pida malam hari pada hari yang sama, tulislah ulang secara lengkap dan detail catatan kunjungan yang anda peroleh tadi. Jangan tunda hal tersebut sebab anda akan cepat lupa.
-r25-
PERTEMUAN KE
Tujuan
RANKING
13
untuk memperkenalkan kepada para peserta mengenai aturan
suahr
penyusunan urutan pengelompokan (ranking) untuk memberikan daftar penilain dalam RRA.
Waktu
15 menit
Bahan
Bagan. 13.1: Apakah Ranking itu? Bagan. 13.2: Ranking Bagan. 13.3: Pedoman Ranking
Kegiatan
Pelatih menjelaskan pertanyaan pada bagan, 13.1 diikuti oleh diskusi ringkas mengenai bagan. 13.2. Selanjutnya pelatih meminta para peserta untuk memberikan contoh pembuatan penyusunan urutan pengelompokan penilaian atau ranking.
Catatan untuk Pelatih: Pilihlah salah satu atau lebih dari kegiatan dalam pertemuan-pertemuan ini sebagai pendekatan untuk merencanakan kerja lapangan RRA. Matrik ranking pilihan dan matrik ranking penilaian langsung dapat dikerjakan oleh individu atau kelompok. Penyusunan ranking kekayaan dan ranking berpasangan sangat baik dikerjakan oleh individu dan urutan penyusunan pengelompokan penilaian dengan cara pengumpulan pendapat akan bermanfaat dilakukan oleh kelompok.
Bagan
13.1
APAKAH RANKING ITU?
.
Apakah penyusunan urutan pengelompokan penilaian atau ranking itu?
.
Apa tujuan penpsunan unrtan pengelompokan tersebut? Berikan contohnya.
.
Apakah perbedaan dari setiap metodenya?
-t26-
Bagan 13.2
RANKING Penyusunan urutan pengelompokan penilaian atau ranking adalah menempatkan segala sesuatunya secara berurutan. Penyusunan urutan pengelompokan penilaian adalah salah satu alat untuk analisa yang akan melengkapi penggunaan wawancara semi tersusun dengan menyamaratakan informasi awal yang mana dapat memberikan petunjuk yang banyak untuk pertanyaan langsung. Teknik ini dapat dipergunakan baik sebagai bagian atau terpisah dari wawancara. Ranking berpasangan, sebagai contoh akan dapat membantu dalam mengidentifikasikan pemilihan dan kendala utama dari pada anggota masyarakat, dan kriteria susunan pengelompokan mereka dan prioritas kemungkinannya akan dapat dengan mudah diperbandingkan.
Keunggulan dari pada teknik ranking atau penyusunan urutan pengelompokan penilaian adalah:
.
.
Sangat bermanfaat untuk informasi-informasi yang sifatnya sangat riskan khususnya pendapatan atau kesejahteraan. Pemberi-pemberi informasi cenderung untuk memberikan nilai yang relative mengenai kekayaan mereka dari pada jumlah yang nyata, seperti pada contoh ini ajukan pertanyaan seperti ("snsun pengelompokan sumber pendapatan anda menurut urutannya" dari pada bertanya "Berapa banyak anda mendapat keuntungan").
Metode ranking terdiri dari:
. . . .
Ranking Pilihan (Penyusunan urutan dengan Pemilihan); Ranking Berpasangan; Matrik Ranking Langsung; Ranking Kekayaan (Penyusunan Urutan Pengelompokan Penilaian Kekayaan).
-
t2'7 -
Bagan 13.3 PEDOMAN RANKING PENILAIAN Biarkanlah para peserta pelatihan/anggota masyarakat mengerjakan teknik penyusunan urutan pengelompokan penilaian dengan cara mereka. Penggunaan kelompok ukurannya; Pemberian nama untuk segala hal yang akan disusun; Lihat dan perhatikan jika kemungkinan anda dapat terlibat dalam penggunaan cara mereka dalam membuatnya; Selidiki dan periksa alasan mereka membuat ranking atau penyusunan urutan penilaian tersebut; Buatlah persiapan; Bersabarlah dalam mengerjakannya.
Bagan.
l3a.I RANKING PILIHAN
Penyusunan urutan pengelompokan penilaian pilihan akan dapat menyediakan informasi bagi kelompok RRA untuk dapat menentukan dengan singkat kendala utama dan pilihan penduduk desa secara perorangar dan prioritas kemungkinan dari individu yang blrbeda untuk dapat mempermudahkan perbandingan.
Bagan 13a.2
LANGKAH PENYUSI.INAN RANKING PILtrIAN
1.
Pililah serangkaian masalah dan pilihan yang akan menjadi prioritas. Masalah dapat berupa kendala-kendala yang dihadapi dipertanian atau seperti, masalah yang dipergunakan untuk suaru pemilihan terhadap tiga buah pohon.
2.
Tanyakan kepada orang yang diwawancarai untuk memberikan persetujuan penilaiannya pada hal-hal pokok yang mereka pilih secara berururutan sesuai dengan proritasnya. Dapatkan daftar 3 - 6 hal pokok dari setiap orang yang diwawancarai.
3.
Ulangi hal ini untuk beberapa wawancara
4.
Tabulasikan semua jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden.
-t28-
Bagan 13a.3
CONTOH PENTUSUNAN RANKING PILIHAN
HAMBATAN DALAM PRODUKSI PERTANIAN
Responden A B C D E Kemarau55354527a HamaTikus 4 3 5 4 S Rumputan3441331gc Biayalnput 2 I 2 Z Z Kekurangan TenagaKerja I Z 1 3 1 5 = paling penting, 1 = tidak penting Masalah
F
Total
NilaiRanking
4
25
2
11 g
1
Bagan 13a.4
LATIHAN
PET\TYTJSTINAN RANKING PILIHAN TERHADAP ENAM MENU MAKANAN NASIONAL
1. ? 3. 4.
Daftar enam menu makanan popular. Setiap partisipan memberikan susunan kelompok pilihannya. Tabulasikan hasilnya dan tentukan urutan akhir susunan kelompok. Diskusikan hasil-hasilnva.
Responden
MakananABCDEFNilaiRanking Waktu: 30 menit
-t29-
Total
b d e
Bagan 13b.1
PENYUSTNAN RANKING BERPASANGAN Penyusunan urutan pengelompokan penilaian berpasangan menyediakan informasi kepada kita untuk dapat menentukan dengan segera masalah utama dan pilihan dari individu anggota masyarakat, mengidentifikasi kriteria susunan pengelompokan mereka dan memudahkan memperbandingkan perbedaannya secara perorangan.
-130-
Pedoman 13b.2
LANGKAH PENYUSI.iNAN RANKING BERPASANGAN
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7
-
8. 9.
Pilihlah serangkaian permasalahan, atau suatu pilihan yang diprioritaskan. Dapat merupakan masalah dipertanian atau pemilihan sesuatu hal-hal yang pokok; Dengan bantuan penggunaan wawancara (atau dalam diskusi awal dengan nara sumber), pilihlah sebanyak enam atau lebih hal-hal yang paling penting dari keseluruhan item (misalnya pada jenis pohon); Catat masing-masing ke enam item (hal) tersebut pada kartu yang terpisah;
ktakkan dua diantaranya didepan orang yang diwawancarai dan tanyakan padanya untuk memilih masalah yang "paling penting" (pilihan yang paling bernilai), dan berikan alasan untuk pemilihannya. Buatlah tanda pada jawaban yang diberikan pada kolom yang cocok dalam matrik ranking prioritas; Kemudian selanjutnya, tanyakan sisa karfu masalah dan pilihan yang lain untuk jawaban yang berkenaan dengan "lebih penting" dari pilihan yang pertama. Catatlah patokan tesebut pada matrik kriteria urutan penyusunan pengelompokan penilaian; Perlihatkan adanya perbedaan pasangan yang ada dan ulangi perbandingannya;
Ulangi langkah ke 4 sampai dengan 6 sampai kemungkinan keseluruhan kombinasi telah sesuai (semua kolom/kotak dalam matrik telah terisi); Buat daftar masalah/pilihan secara berurutah, dari susunan pengelompokan yang telah dibuat oleh para orang yang diwawaRcarai dengan seleksi kartu sesuai dengan urutan proritas; Cocokan dan koresi dengan orang yang d.iwawancara apakah terdapat masalah/pilihan penting yang terabaikan dari dalam daftar. Jika ternyata ada, letakkan hal tersebut dalam posisi yang tepat dalam tabel ranking;
10.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih bermanfaat dari koreksi silang terhadap jawaban-jawaban, lengkapi pertemuan ini dengan menanyakan pada orang yang diwawancara mengenai kendala dan masalah yang paling serius yang mereka hadapi (atau pilihan mereka yang paling disukai) didalam daftar Qtertanyaan seperti "iika anda harrya dapat menanam satu jenis tanamnn sayuran, yang mnna yang akan anda pilih?");
11.
Ulangi pelajaran dan pembuatan teknik ini pada seiumtatr individu yang berbeda dan tabulasikan jawaban mereka.
-131 -
Bagan 13b.3
COI\TOH:
MATRIK PET{TUSI.INAN RANKING BERPASANGAN HIBURAN WAKTU LUANG Nonton TV
-132-
Bagan 13b.4
MEMBUAT PENITUSI.NAN RANKING BERPASANGAN
LATIHAN:
dalam
Bagi peserta kelompok. setiap kelompok memiliki "pewawancara" dan satu "orang yang diwawancarai".
Dengan mempergunakan satu set kartu yang bertuliskan nama buah-buahan. pewawancara menanyakan kepada orang yang diwawancarainya, dengan mengajukan pertanyaan buah mana yang mereka sukai, isikan dalam kolom matrik, dan catat mengapa mereka masingmasing menentukan buah disukai atau tidak disukai.
1. 2.
Tempatkan dua dari karnr didepan orang yang diwawancarai dan mintalah mereka memilih buah yang mereka sukai. Tandaiiah pititun pada kolom penilaian yang terdapat di dalam matrik. Tanyakan apakah salah satu dari dua buah tersebut ada yang lebih baik dari yang lainnya. Catatlah kriteria yang dipakai.
3.
Perlihatkan pasangan yang berbeda dan bandingkanlah.
4-
Ulangi langkah 1 sampai 3 hingga menghasilkan kombinasi yang dapat dinilai
5.
Daftar buah-buahan dalam prioritas mana yang sudah dikelompokkan oleh mereka.
Sesudah setiap
isi sel diisi, lengkapilah kolom nilai dengan menambahkan hasilnya.
Kemudian lengkapilah kolom dari setiap golongan
Waktu: 20 menit
-r33_
Pedoman 13.b5
MATRIK PENYUSIiNAN RANKING BERPASANGAN Pepaya Pisano Mangge Jeruk Jambu
Nilai Tinqkatar
Pepaya Pisanq Mangga Jeruk Jambu
Pedoman 13b.6
MATRIK KRITERIA RANKING
-134-
Bagan 13c.1
MATRIK PEYUSTINAN RANKING LANGSI.ING Matrik penyusunan penggolongan penilaian langsung menyediakan kepada kelompok RRA daftar untuk mengidentifikasikan daftar kriteria bagi obyek tertentu. Disamping memberikan kemudahan bagi kelompok untuk memahami alasan-alasan pemilihan seperti jenis pohon atau jenis tanaman.
Bagan 13c.2
MATRIK PENYUSI.INAN RANKING LANGSLING LANGKAH:
1.
Pilihlah atau minta kepada seseorang untuk memilih, golongan obyek yang mana penting bagi mereka (seperti: jenis pepohonan;jenis kayu bakar/arang untuk memasak;jenis buah-buahan)
2. 3.
4.
5. 6.
Buat daftar hal-hal yang paling penting (3-8 item); Dapatkan kriterianya dengan menanyakan: "Apakah yang terbaik dari masing-masing item tersebut? Apa lagi? " (lebih dari satu. lanjutkan sampai tidak ada lagi jawaban); 'Apakah yang terjelek dari dari masing-mnsing item tersebut? Apa lagi? (lebih lagi dari satu. Lanjutkan sampai tidak ada lagi jawaban); Buat daftar untuk seluruh kriteria; Gantilah kriteria yang negatif kedalam kriteria positif dengan menggunakan hal yang sebaliknya (seperti:"mudah diserang hama" menjadi "kebal hama");
.
Buat dan gambar sebuah matrik;
Untuk setiap kriteria, tanyakan obyek manakah yang paling baik: "Yang manakah yang lebih baik, kemudian selanjutnya?" . . 'Yang manakah yang terburuk, kemudian selanjutrrya?"
.
7
.
8.
;
Pada dua pertanyaan tetap tersebut, tanyakan'."Manqkah yang paling baik".
Tanyakan: "Kriteria atau faktor yang m"anakah yang paling penting" Dorong untuk memilih: "jika anda harrya dapat memitih sqtu dari seluruh tersebut, yang manakah yang akan anda pilih?"
-
r35
fahor
Bagan 13c.3
coNToH: MATRIK PEI{TUSIJNAN RANKING LANGSUNG
Kriteria Jati Kavu bakar Bangunan
4 4
Jenis Pohon Berinqin Mahoni 4 1
Buah-buahan Pengobatan Makanan Ternak Berteduh Aranq
AkaSia
4
2 2
1
2 4 4 16
Nilai Total Rankinq
4 3
1
3 14
3 3 3 2 2 2
4
:
3
2 2 2
1
13 16 A D c c jenis pohon, pohon manakah Jika anda hanya dapat menanam satu yang akan anda pilih? Jati
Keterangan:
P-inus 4 3
1
17
c
Bagussekali 1 : Jeleksekali
Ulangi pada sejumlah orang yang diwawancarai
Bagan. 13c.4
MATRIK PENYUSI.NAN RANKING LAI.{GSI.NG LATIHAN:
L 2. 3. 4.
Pilihlah sebuah topik (misalnya, perbedaan jenis pengolohan makanan seperti keju, selai, asinan, kismis, atau kue). Bagilah peserta menjadi
kelompok
Setiap kelompok melengkapi matrik penyusunan pengelompokan penilaian langsung dari informan yang berbeda (misal, "produser,,, den ',ped.agang, makanan yang diolah).
Bandingkan hasil dan kriteria dari ketiga responden.
Waknr: 30 menit
-136-
dai
PERTEMUAN KE I,3d.
1
PET{YTJSI.INAN RANKING KEKAYAAN
Tujuan
untuk memperkenalkan dan melatih menggunakan metode penyusunan urutan pengelompokan penilaian (ranking) kekayaan/pendapatan
Waktu
120 Menit
Material
Bagan. 13d.1: Ranking Kekayaan Pedoman. 13d.2: Ranking Kekayaan Pedoman. 13d.3: Contoh Tabel Ranking Penilaian Kekayaan Bagan. t3d.4: Latihan: Menyusun Ranking Kekayaan Bagan. 13d.4: Penyusunan Pengelompokan Penilaian Kekayaan
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan cara menggunakan metode didalam menyusun pengelompokanuntuk mengadakan penilaian kekayaan baik rumah tangga maupun secra perofangan. seluruh pesefta akan menerima beberapa catatan sebagai pedoman, setelah peserta membaca dan mendiskusikannya mereka akan menggunakannya sebagai latihan.
Catatan untuk Pelatih: Penyusunan untuk mengadakan penilaian dengan mengunakan ranking adalah suatu alat yang fleksibel dan beraneka ragam manfaatnya. Tapi diperlukan kehati-hatian unruk mengerjakannya agar dapat menghasilkan
hasil yang diinginkan. Jika kita tidak dapat menwsun
dengan mengelompokkannya secara benar, akan lebih mudah dan memungkinkan dengan menggunakan indikator pengganti kekayaan lain (seperti: tipe rumah) atau peta sosio ekonomis lainnya sebagai penggantinya.
Bagan 13d.1
RANKING KEKAYAAN
.
Apa yang dimaksud dengan penyusunan urutan pengelompokan penilaian kekayaan?
.
Sebutkan berbagai cara yang dipergunakan dalam penyusunan pengelompokan penilaian kekayaan?
-
r37
Pedoman 13d.2
RANKING KEKAYAAN Terdapat ketidaksamaan dan perbedaan dalam kekayaan pada setiap masyarakat maupun rumah tangga/perorangan. Perbedaan disini dipengaruhi atau ditennrkan oleh perilaku seseorang, strategi penanggulangannya dan pandangannya. Penyusunan pengelompokan kekayaan menyediakan kelompok RRA untuk:
.
Menyelidiki untuk memahami ketidaksamaan dan perbedaan kekayaan dalam
. .
masyarakat; Menemukan kriteria dan idikator kekayaan dan kesejahteraan daerah setempat; Menetapkan keadaan masing-masing rumah tangga dalam masyarakat setempat.
Bentuk dan jenis kondisi sosial ekonomi masyarakat akan memberikan suatu kegunaan penuh sebagai dasar untuk menenfukan sampel rumah tangga yang akan dipergunakan bagi wawancara-wawancara yang akan dilakukan kemudian, mengidentifikasikan dan menetapkan sasaran partisipan yang akan mengikuti kegiatan proyek (seperti: Warga yang kurang mampu; calon peserta pelatihan), serta untuk mengetahui apakah keluargakeluarga yang berpartisipasi dalam kegiatan proyek dapat meningkatkan kesejahteraannya dibandingkan dengan mereka yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan proyek. Metode ini juga bermanfaat penuh sebagai sarana pendahuluan untuk mendiskusikan kesempatan, masalah, strategi penanggulangan serta kemungkinan pemecahannya.
Prinsip:
. . .
Pendatang (kelompok RRA) dan warga masyarakat setempat mempunyai perbedaan dalam memahami kekayaan;kesejahteraan dan ketidaksamaan. Pemahaman mengedai kondisi setempat adalah sangat penting sekali untuk mendapatkan wawasan yang mendalam. Berbeda orang dalam suatu masyarakat (apakah itu pria; wanita; pedagang; buruh) kemungkinan menggunakan kriteria yang berbeda mengenai kekayaan; Penyelidikan terhadap tingkatan kondisi sosial-ekonomi dalam masyarakat adalah sangat berguna sekali dalam RRA dan PRA;
Penyusunan urutan pengelompokan penilaian kekayaan didasarkan pada anggapan bahwa warga masyarakat setempat mempunyai pengertian yang baik diantara mereka, baik yang kaya maupun yang kurang mampu. Hal tersebut harus diingat dengan baik bahwa itulah pemahaman yang dimiliki masyarakat setempat mengenai keadaannya. Adalah merupakan bentuk latihan yang baik untuk mengadakan koreksi silang meneganai hal ini dengan menggunakan metode lain (seperti: dengan menggunakan daftar pengamatan langsung) untuk menguji hasilnya.
-138-
Pedoman 13d.2
Langkah Penyusunan Ranking Kekayaan:
.
.
.
.
Buatlah suatu daftar dari seluruh rumah tangga yang ada dalam masyarakat dan tentukan jumlah dari masing-masing rumah tangga tersenut. Pindahkan tulisan catatan nama kepala rumah tangga dan jumlahnya dari daftar utama ke dalam kartu yang terpisah atau sobekan-sobekan kertas; Tanyakan secara tersendiri satu dengan yang lainnya kepada sejumlah nara sumber yang dalam jangka waktu lama telah tinggal di daerah dan masyarakat tersebut atau seseorang yang mengetahui dengan baik seluruh rumah tangga yang ada untuk memisahkan kartu-kartu kedalam sejumlah tumpukan kelompok kekayaan dalam maysarakat (dengan menggunkan kriteria mereka). Jika seorang nara sumber tidak dapat membaca, bacakan nama yang tertulis dikartu kemudian bantu dia untuk memilihnya serta dimana harus menaruhnya pada tumpukan yang telah tersedia. Gunakan sejumlah keranjang atau kota-kotak kecil. Alat ini akan membantu pemilih mengingat yang mana tempatnya serta dapat membantu kita untuk membuat catatan nilai tanpa tercampurnya kotak. Disamping juga untuk mencocokkan kartu-karhr antar pemilih dengan begitu masing-masing dapat memulainya dengan tumpukan kartu random tidak dari kartu yang belum dipisah oleh pemilih sebelumnya; Sesudah dipilah-pilahkan tanyakan kepada nara sumber kriteria kekayaan untuk masing-masing tumpukan dan perbedaan-perbedaan diantara tumpukan tersebut. Yakinkanlah bahwa pemilih merahasiakannya dan jangan adakan diskusi mengenai
tingkatan kekayaan antar rumah tangga dan keluarga yang dapat menyebabkan perasaan yang tidak mengenakkan dalam masyarakat. Buatlah daftar indikator dan kriteria setempat yang diperoleh dari diskusi dan pengujian terhadap para nara sumber yang berbeda;
.
Sesudah nara sumber selesai memilih dan mengelompokkan karnr-karnr data umahtangga, catat nilai dari masing-masing karhr kedalam kartu daftar nilai menurut nomor urut sesuai dengan kategori pengelompokannya. Paling tidak harus ada tiga pemilih yang terpilih dari semua rumah tangga dalam masyarakat untuk melaksanakan pengelompokan ini, untuk meyakinkan keabsahan hasilnya. Apabila salah seorang pemilih mendapat kesulitan dan tidak dapat mengelompokkan salah satu dari karnr-karnr tersebut diatas pisahkan karfu-karnr tersebut.
139 -
Pedoman 13d.2
.
Jika jumlah dari kategori pengelompokan dari masing-masing nara sumber berbeda, bagi jumlah setiap nilai dengan jumlah kategori yang dipergunakan oleh salah seorang pemilih dan kalikan 100 Sebagai contoh, salah satu skore dalam kategori 3 dari jumlah 5 kategori adalah. 60 (3/5 * 100 60). Prosedur ini bermanfaat untuk membandingkan nilai dari setiap pemilih (kecuali apabila semua pemilih mempergunakan kategori dalam jumlah yang sama).
:
. . '
Sesudah nilai dari setiap kategori kekayaan dicatat dalam daftar, seluruh nilai dijumlahkan dan dibagi dengan jumtah pemilih. Misalnya, apabila terdapat 4 orang pemilih tetapi salah seorang diantaranya tidak dapat mengelompokkan salah satu dari karnrnya, maka jumlah skore tadi hanya akan dibagi 3. Pira pemilih harus bekerja dengan konsisten. Apabila hasil dari salah seorang pemilih lebih besar dari yang lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa dia kurang memahami tugasnya atau salah dalam mengelompokkannya. Jika hal ini terjadi abaikan saja hasil tersebut dan minta informan lainnya untuk mengerjakan pemilihan.
.
Akhirnya susunlah karnr data rumah tangga sesuai dengan kategori kekayaannya. Apabila dari empat orang informan tersebut tercatat berturut-turut 4, 4, 7, dan 6 kelompok kategori, kelompokkan semua kedalam 5 kategori saja.
.
Dengan mempergunakan cara ini keluarga yang kaya akan memdapatkan skore terendah, sedangkan keluarga yang kurang mampu memiliki nilai yang tinggi.
Dasar pemikiran dari kegiatan pengelompokan ini dapat dipergunakan untuk mengadakan penilaian pada setiap saat "baik" dan "buruk" akan dapat diidentifikasikan. Sebagai contoh, orang tua akan dapat menilai para ibu muda yang sering mend.apatkan kesulitan dengan anak-anaknya, alau wanita yang mungkin cocok untuk dilibatkan dalam kursus pelatihan ketrampilan. Sistem ini paling cocok dan efektif unruk masyarakat kecil yang beranggotakan sekitar 50 sampai 150 orang. Kegiatan ini hanya memerlukan waktu yang relatif pendek untuk mentabulasikan dan menganalisa data serta sangat fleksibel.
-r40-
Pedoman 13d.2
RANKING KEKAYAAII Perhatian: Metode untuk mengumpulkan data ini sederhana dan biasanya dilaksanakan dalam satu hari dengan partisipasi penuh dari tokoh masyarakat. Tetapi cara ini tidak dapat berjalan dengan baik pada daerah yang padat penduduk sebab akan sulit memperoleh setiap nama dan menentukan pemilih yang mengenal setiap orang di daerah tersebut. Juga sistim akan sulit dipergunakan dengan jumlah nama yang terlalu banyak. Karena kelompok yang berbeda mungkin memiliki kesan yang berbeda, penilaian antara satu desa dengan desa yang lainnya tidak dapat diperbandingkan. Beberapa masyarakat yang relatip kaya mungkin menilai dirinya sendiri lebih miskin dari pada anggota masyarakat yang sebenarnya miskin. Dalam masyarakat yang berideologi yang mengharapkan keadilan, pengelompokan kekayaan mungkin tidak layak dan penduduk desa mungkin keberatan untuk dimasukkan ke dalam kategori kekayaan yang berbeda.
Dalam masyarakat yang terbiasa menerima manfaat dari adanya pembangunan pengelompokan kekayaan mungkin tidak menghasilkan jawaban yang dapat dipercaya mengenai tingkatan dan perbedaan mengenai suatu masyarakat, karena pemilih mungkin mencoba akan mengecilkan kekayaan penduduk desa.
-t4t-
Pedoman 13d.3: Contoh Tabel Penyusunan Ranking Kekayaan
Rumah Tangga Jumlah 39 33
Nilai ABCDNilai
46 47 30
20 20 20 20 20 20 20 20 40 20 20 20 20 20
8
2A
9 a4
20 40 40 20 40 20 20 40 40 40 40 40 40 4A 40 20 40 40 60
T4 4Q
16 12 18
28 24 4L 21
JI
31
))
15
)1 L7
23
36 47 11
20 4 43 6 38 19
a) 35 25 10 7
4A
40 60
20 11 2A 11 20 22 20 22 40 22 20M 40 33 40 33 4A 40 40 60 40 40
56 56
44 56 56 56
4A
60
40 60 60 60
60 60 60 80 60 60 60 60 60
56 56 56 67 56 56 67 67 67 67 67 67 67 78 89 89 78 89
Rata-rata Kelompok Kekayaan 25 25 25 25 25 25 25
25 25
50 25 25 50 25 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
19 2T
2L
26 27 29 29 32 35
35 35 38
40 4T
4t 43 45
46 46 46 49 51 51
100
54 54 59 60 60 60 62
75
63
IJ 75
66 67
IJ
7l
100
72 76
75
75
/)
IJ
-r42-
Terkaya
19 a
Lanjutan:
Rumah Tangga Jumlah 45
48 44 5
2 13 a
J
34 26 1
29
Kategori kekayaan
Nilai
BC 40 100 100 80 89 100 80 67 100 60 100 89 100 60 100 89 100 80 80 100 100 60 100 100 100 60 100 100 100 80 80 100 100 80 100 89 100 100 100 100 100 80 60
Rata-rata
Kelompok
Nilai
K 80 82 82 87 87
90
90 90 90_ 92 100
f
Paling Miskin
9
Bagan 13d.4
MEMBUAT RANKING KEKAYAAN
LATIHAN:
1. 2. 3. 4.
Bagi peserta kedalam kelompok Satu paserta dari setiap kelompok memilih suatu kelompok orang (misalnya: anggota staf dari organisasinya, akan lebih baik terdiri dari 20-50 orang) sesuai dengan kekayaannya. Pemilih harus mengelompokkan orang-orang dalam grup yang sama. Sisa dari partisipan mencatat kriteria kekayaan dan hasil dari latihan pengelompokan. Bandingkan dan diskusikan hasil pengelompokan dari grup yang berbeda.
Waktu: 60 menit
- r43
PERTEMUAN KE 14
IKHTISAR - PEMBUATAN DIAGRAM
Tujuan
untuk memperkenalkan definisi dan tujuan pembuatan diagram
Waktu
30 menit
Materi
Bagan. 14.1: Diagram Paling sedikit 3 - 4 contoh gambar diagram dalam flipcharts atau kertas teransparan overhead proyektor
Kegiatan
Pelatih memperlihatkan dan memperagakan kepada para siswa beberapa bentuk gambar diagram yang berlainan pada flipcharts atau kertas "transparan overhead proyektor". Kemudian meminta kepada peserta untuk menunjukkan diagram yang mana yang biasa dilihat, digunakin atau dibuat pada pekerjaan mereka. selanjutnya para peserta diajak untuk mendiskusikan, bagaimana diagram-diagram tersebut digunakan dan apa tujuannya.
Catatan untuk Pelatih: Gambar diagram yang dipersiapkan dan disajikan untuk kegiatan ini dapat diambilkan dari beberapa sumber; tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kepada para peserta mengenai apakah sebenarnya diagram itu?. Seluruh gambar diagram yang akan dipergunakan selama kegiatan-kegiatan
pelatihan, harus berkaitan dan berhubungan dengan topik RRA, berdasarkan pada keberadaan informasi dari sumber sekunder, peta dan
angka statistik yang dapat dikumpulkan dalam persiapan untuk kunjungan kerja lapangan. Diagram-diagram akan ditingkatkan selama kegiatan kerja lapangan RRA berdasar informasi-informasi yang dapat dikumpulkan dalam kegiatan kerja lapangan. Diagramyang bermanfaat adalah diagram yang dapat digunakan dan dirubah oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Pikirkan bahan-bahan yang anda inginkan untuk digunakan
serta cara membuatnya, bila memungkinkan para peserta
dapat
diikutsertakan. Kembangkan diagram anda sesuai dengan kebutuhan dan topik RRA.
Perhatian:
Jangan buang-buang waktu untuk mempertunjukkan dan memberikan latihan diagram-digaram yang tidak dibutuhkan bagi perencanaan tujuan RRA. Para peserta akan dapat belajar dan mempraktekkannyu rendiri diagram yang lainnya dikemudian hari.
-144-
Bagan 14.1
DIAGRAM Sebuah diagram adalah suatu bentuk sederhana yang dapat menyajikan informasi dalam bentuk gambar yang mudah dipahami dan dimengerti.
DIAGRAM SANGAT BERI,IANFAAT SEBAB:
.
Dapat menyederhanakan informasi yang komplek
.
Kegiatan pembuatan diagram adalah merupakan prosedur analistis
.
Merupakan sarana komunikasi
.
Dapat menimbulkan gagasan untuk berdiskusi
.
Diagram dapat meningkatkan kesepakatan antara anggota kelompok
.
Diagram merupakan cara terbaik untuk meliput anggota masyarakat serta mengetahui pandangan dan kelompok mereka melalui pengelompokan dalam gambar diagram yang sesuai dengan pandangan dan kelompoknya.
JENIS BENTUK DIAGRA}I MELIPUTI:
Konsep Ruang: Waktu: Hubungan:
Diagram Peta, Transect (penelusuaran wilayah) Kalender Musiman, Grafik kegiatan sehari-hari, Kecenderungan Waknr, Penelusuran Riwayat (profil historis) Diagram arus, Analisi mata pencaharian, Diagram sistem
Keputusan: Diagram pohon, Diagram
venn
-145_
PERTEMUAN KE 14a
Tujuan
PETA
untuk memperkenalkan kepada para peserta arti pentingnya
sebuah peta
dan untuk praktek pemetaan.
Waktu
120 menit
Bahan
Bagan l4a.l: Apakah Kegunaan Peta? Bagan 14a.2: Gambar Peta Pedoman L4a.3: Contoh Peta Bagan 14a.4: Peran Serta Pemetaan Bagan 14a.5: Latihan: Pemetaan lokasi RRA Peta atau photo udara lokasi RRA
Kegiatan
Pelatih menanyakan kepada para peserta mengapa peta sangat penting kegunaannya. Apa yang dapat dipergunakan dari sebuah peta, dan memperkenalkan serta menjelaskan langkah-langkah dalam kegiatan pemetaan. Pengikutsertaan dalam pemetaan lokasi tujuan RRA, penggunaan peta yang sudah ada dan atau photo peta dari udara merupakan dasar untuk garis besar peta yang akan dibuat. Peta adalah sempurna bila berdasarkan pada pengetahuan para peserta mengenai lokasi dan adanya sumber sekunder. Jika anggota masyarakat turut ambil bagian dalam latihan ini, mereka akan dapat berperan dengan memberikan pedoman atau petunjuk dalam pemetaan masyarakat mereka. Jangan gunakan peta yang telah ada karena hal ini akan mematikan inisiatif dan kreatifitas penduduk, gunakan peta yang ada sebagai perbandingan untuk membuat perubahan-perubahan yang diperlukan.
Catatan untuk Pelatih: Pastikan bahwa para peserta dapat mengerti dan memahami mengapa peta penting dan berguna sebagai bagian dari kegiatan RRA, dan pemilihan suatu peta adalah tergantung dengan tujuan dan topik RRA. Peta dapat merurnjukkan keadaan suatu daerah dimana terdapat kekurangan sarana dan prasana atau garis besar tingkat perbedaan sosial ekonomi, agama serta suku/adat istiadat. Di daerah pertanian- fokus RRA adalah penting untuk membedakan kondisi suatu daerah melalui jenis lahan dan area perkebunan. Pastikan bahwa para peserta mengerti bagaimana peta akan dapat menolong kelompok RRA untuk mengerti dan memahami keadaan dan potensi suatu daerah guna membuat keputusan. Sediakan peta-peta yang tersedia dalam skala lebih kecil (1:10,000 aru lebih kecil). Persiapkan sejumlah photo kopi peta unruk kegiatan ini.
-t46-
Lakukan percobaan-percobaan dengan materi-materi yang berbeda. Penggambaran dan pemberiaan tanda akan lebih jelas dengan menggunakan peta yang dapat dilapisi dengan kertas transparan dan spidol berwarna yang dapat dihapus tanpa menggunakan overhead proyektor.
Bagan
l4al APAKAH KEGUNAAN PETA
147 -
Bagan 14a.2
MENGGAMBAR PETA
.
Sebelum kunjungan lapangan dilaksanakan sediakan peta dan/atau photo udara daerah yang akan dikunjungi.
.
Persiapkan garis besar peta sederhana yang menggambarkan ciri-ciri pokok dan hal-hal yang menonjol.
-
Tandai dengan tanda yang berlainan seperti: jalan, sungai, bendungan, sekolahan, tempat-tempat ibadah, kantor-kantor pemerintah dll.
.
Dilapangan ruang lingkup penggambaran yang rinci diperoleh melalui gambaran umum seperti: penambangan/pengolahan, gambaran daerahy'tempat yang mempunyai manfaat besar (cadangan air, perbukitan, pohon, gedung-gedung), dan wawancara kelompok.
. .
Pencatuman nama-nama daerah setempat.
Koreksi dan tambahkan seluruh rincian pada gambar peta pada saat anda mendapatkan informasi baru.
Peta dapat digambar untuk berbagai topik seperti:
.
Kependudukan
.
Tingkatan sosial dan tempat tinggal (Kesehatan, suku, agama)
.
Penggunaan sumber-sumber daya alam oleh penduduk
.
Daerah perladangan dan penggunaan lahan
.
Letak tempat tinggallpenggunaan dari kelompok sosial yang berbeda.
.
Mobilitas
.
Pengairan
.
Lahan
-r48-
-149-
Bagan 14a.4
PERAN SERTA DALAM PEMETAAN Keikut sertaan dalam pemetaan memberikan kesempatan kelompok RRA utuk dapat menanamkan "Arti pentingnya peta" pada anggota masyarakat. Tahap Kegiatan: 1.
)
Tentukan bennrk peta yang sederhana dan mudah yang akan digambar (kondisi sosial, keadaan sumber alam, pertanian dll)
Cari orang yang mengetahui kondisi dan situasi daerah setempat dan tentukan topik latihan pemetaan, serta ikut sertakan mereka yang bersedia membagi pengetahuannya.
3.
Pilihlah tepat yang sesuai (tanah, alas, kertas) dan perlengkapan kecil lainnya (tongkat, batu, biji-bijian, pena, pensil) untuk penggambaran peta.
4.
Berilah bantuan seperlunya, tetapi berikanlah kesempatan kepada mereka menggambarnya sendiri. Bersabarlah untuk menunggu dan jangan menyela. Sebab itu adalah gambar peta mereka.
5.
Kembalilah ketempat duduk semula dan awasi atau pergilah dari tempat latihan!
6.
Siapkan catatan (buku) yang berisi daftar nama pemeta unfuk memberi penilaian pada mereka.
-150-
Bagan 14a.5
LATIHAN: PEMETAAN DI LOKASI RRA
1. 2. 3.
Bagi para peserta
dalam
kelompok.
Gambar garis besar peta mengenai kondisi dan situasi masyarakat setempat dimana kegiatan RRA akan dilaksanakan (gunakan gambar peta yang sudah ada).
Tunjukkan:
. .
Sarana dan Prasarana Utama
Perbedaan tempat kediaman (suku, agama, bentuk/jenis rumah), tempattepat perdagangan dan daerah industri
.
Tanda-tanda yang mudah dikenal
.
Kegunaan lahan (pertanian, peternakan, hutan, perikanan, dll.)
.
Ciri-ciri khusus yang berhubungan dengan topik RRA
Waktu:
60 menit
Sajikan hasilnya kepada seluruh kelompok dan adakan perbandingan.
-151 -
PERTEMUAN KE 14b
PETA MOBILITAS
Tujuan
Memperkenalkan dan mempersipakan penggunaan peta mobilitas.
Waktu
60 Menit
Materi
Bagan. 14b.1: Peta Mobilitas Pedoman. 14b.2: Contoh Peta Mobilitas Bagan. L4b.3: Pelajaran: Peta Mobiliras Pergunakan peta kosong untuk pelajaran bagi masing-masing peserta
Kegiatan
Pelatih memeperkenalkan definisi dan tujuan dari pada penggurunn petapeta. Pelatih mengatur para peserta dengan membaginya kedalam 2-3 subkelompok berdasarkan karakreristik pemilihan (misainya, jenis kelamin, status, pekerjaannya, dengan atau tanpa anak). setiap peserta melengkapi peta mobilitas dibuatnya masing-masing untuk periode waktu yang telih ditentukan (minggu, bulan, atau tahunan). Bandingkan hasil peklrjaan mereka dalam kelompok yang lebih besar kemudian semua peserta mendiskusikan hasil dari pelajaran mengenai pemetaan yang telah dilakukan tersebut.
Catatan untuk Pelatih: Penggunaan peta ini menyangkut koleksi data dan analisa peralatan yang dipergunakan. Mengindentifikasikan bentuk penggunaan peta untuk kelompok masayarakat yang berbeda adalah sangat penting. Hal ini memberikan pelajaran unfuk dapat melihat pola kelompok dari pada hanya informasi yang terpisah-pisah. Pelajaran ini adalah sangat bermanfaat untuk memperkenalkan para peserta pada beberapa methode analisis.
Penggunaan flipcharts dan spidor warna yang berbeda-beda dapat dipergunakan unruk memberi tanda dari setiap kegiatan. peta dapat juga dipergunakan untuk menunjukkan frekuensi penggunaan melalui pembuatan garis-garis dengan tinta cair bila diperlukan.
r52 -
Bagan I4b.I
PETA MOBILITAS Ciptakan hubungan yang erat dengan "pihak-pihak diluar wilayah pedesaan" dan orang-orang yang berpengaruh dalam masyarakat. Sebagai bagian yang terdapat didalam masyarakat mobilitas yang terjadi akan dapat dipergunakan sebagai indikator bagi terjadinya kontak individu dengan pihak-pihak diluar wilayah meraka dan wawasan mereka pada pihak luar dan pengaruhnya dalam masyarakat. Mobilitas juga dapat dijadikan sebagai idikasi adanya kebebasan, kesejahteraan, kewenangan, pendidikan, atau kesadaran. Penggunaan peta memudahkan kita untuk mencatat, membandingkan, dan menganalisa mobilitas dari kelompok penduduk yang berbeda dalam masyarakat (seperti: Orang tua, Orang muda, wanita, anak-anak, pendidikan).
-
153
Pedomnn 14b.2
CONTOH PETA MOBILITAS SEORANG WANITA DI WILAYAH PEDESAAN
Desa Lain
?(
x
)( (r i*
T
)A
*
&
n.#t
Keterangan: Bekerja
Berobat
xxxxxxxxxxxx
++ + ++
B e rbelani
++++
**
a Bersekolah
-154-
"i'
Bagan 14b.3
LATtrIAN: MEMBUAT PETA MOBILITAS
1.
Lengkapi penggunaan peta anda untuk kegiatan akhir minggu/tahun.
2.
Gunakan wama atau bentuk yang berlainan untuk kegiatan-kegiatan yang berbeda.
CONTOH: PEMBERIAN TANDA POKOK PADA PENGGTINAAN PETA:
Bekerja
:
Berkunjung Berobat Berbelanja
Sekolah .' 3. 4.
xxxxxxxxxxxxx
Bentuk sub-kelompok berdasarkan pada jenis kelamin, pekerjaan, atau status perkawinan. Bandingkan peta dari tiap sub-kelompok anda dan siapkan satu peta yang lengkap dari sub-kelompok tersebut.
Waktu: 30 menit Setelah selesai, sub-kelompok diminta untuk menyajikan hasil kegiatannya.
-155-
PENELUSI.IRAN WILAYAH''TRANSECT''
Tujuan:
Memperkenalkan kepada para peserta, apakah yang dimaksud dengan kegiatan Penelusuran wilayah "Transect" dan bagaimana cara menggambarnya.
Waktu:
30-60 menit
Materi:
Bagan. 14c.1: Transect Pedoman. I4c.2: Contoh dari pada Trancect Bagan. 14c.3: Pelajaran: Menggambar Transect
Kegiatan:
Pelatih memperkenalkan kegiatan penelusuran wilayah atau "transect" dan, mengelompokkan ke dalam 3-4 kelompok untuk menggambarkan penelusueran wilayah dari suatu pedesaan.
Catatan untuk pelatih: Pilih suatu daerah pedesaan yang mana para pesefia telah mengenalnya dengan baik. Kunjungilah lokasi tersebut sebelum pelatihan dimulai dan kerjakan secara singkat kegiatan berjalan kaki menelusuri wilayah "trans-walk ". Siapkan gambar transect dengan demikian anda akan dapat membandingkannya dengan transect yang disiapkan oleh para paserta pelatihan. Mungkin anda ingin mendahulukan pelajaran ini selama pelatihan dan mengerjakan transect sebagai kegiatan utama pengganti kunjungan kerja lapangan. Transect dapat juga dilakukan untuk menggambarkan urut-urutan wakfu kejadian, yang menunjukanperubahan dalam pola penggunaan lahan dalam beberapa dekade terakhir misalnya.
Perhatian:
Kerjakan penggambaran transect yang hanya berguna dalam konteks pelajaran pelatihan. Jangan terialu membebani para siswa dengan tugas yang tidak berliaitan langsung pada kunjungan kerja lapangan Perlu untuk diketahui bahwa transecrs kurang dapat bermanfaat dan kurang bernilai untuk daerah perkotaan.
-156-
Bagan 14c.1
TRANSECT Transect adalah suatu bentuk gambar diagram yang dapat memberikan penggambaran zona pokok atas penggunaan lahan, pembandingan ciri utamanya, sumber-sumber, dan perbedaan masalahnya.
LANGKAH KEGIATAN PERSIAPAN TRANSECT:
. . . . . . . . . . . . . .
Dapatkan anggota masyarakat yang berwawasan dan berkemauan untuk berpartisipasi dalam perjalanan didesa mereka dan daerah sekelilingnya Diskusikan dengan mereka faktor-faktor perbedaan yang dapat digambarkan dalam' penelusuran wilayah (seperti: tanaman, penggunaan lahan, bibit, tanah, dlsb.) dan rute yang akan dilalui. Lakukan perjalanan sesuai dengan wilayah yang akan ditelusuri. Amati, tanya, dengarkan (angan menggurui). Diskusikan permasalahan dan peluang yang ada. Identifikasikan sumber-sumber pokok dan areal-areal pertanian dan gambarkan dalam bagan ciri pokok perbedaannya. Untuk setiap zone masing-masing dapat menggambarkan: Lahan Tanaman Peternakan Masalah Pemecahan Peluang/kesempatan Gambar wilayah yang ditelusuri Adakan chek- silang transect densan nara sumber.
METODE
. . . .
Gunakan kertas persegi, dan garis besar topography diatasnya Buat penggambaran secara umum, jangan dibuat terlalu rinci Termasuk pengukuran kasar daripada skala transect Revisi transect selama pelaksanaan kerja lapangan
-157_
Bagan n 14c.2
CONTOH! PETA ATAU GAPIBAR ALUR WILAYAH - TRANSECT
Tanah
Bukit/batuan
Tanah liat/
Tanah
Pasir,ta-
Kerikil
liat/kerikil
nah liat
Tanah pekat/lem
pung Penggunaan Tanah
Hutan/alangalang
Persawahan tempat pengem
Perdusunan
ladanga;ke bun;sawah
Sawah;lad ang;kebun
Kelapa;ma honi;
Jagung;ka cangkacangan;
Kemarau panjang;ha ma;tanah yang kurang subur
Kemarau panjang
balaan ternak
Tanamqn
Semak-semak
Rumput;padi;
dan tanaman bambu
polowijo dan
Masalah
Adanva Erosi
Kemarau panjang;hama
Peluang
Dapat ditananri tanaman Kayu Bakar;Bambu;
Pengembaiaan;
buah-buahan
Pertanian tadah hujan
-158-
Pasar;transp otasi;irigasi puskesmas; sekolahan
Penggenan gan air sawah
Bagan 14c.3
LATIHAN: PENGGAMBARAN PBNELUSURAN WILAYAH''TRANSEC:T''
l.
Bagi peserta
2.
Gambar trasect dari desa
3
'
4.
menjadi
kelompok.
Gunakan kertas flipchart dan spidol (langkah pertama pertama buat draft dalam kertas kerja) Gunakan kreativitas anda
Waktu: 60 menit Setelah selesai, sub-kelompok akan diminta untuk menyajikan sebuah diagram pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnva.
-159-
PERTEMUAN KE 14d Tujuan
KALENDER MUSIMAN
Unnrk memperlihatkan bagaimana
cara menyajikan berbagai macam informasi pada kalender musiman dalam bentuk sebuah diagram yang sederhana.
Waktu
120 menit
Materi
Bagan. 14d.1: Kalender Musiman Pedoman. 14d.2: Bagaimana menyiapkan sebuah Kalender Musiman Pedoman. I4d.3: Contoh sebuah Kalender Musiman Bagan. 14d.4: Pelajaran: Menggambar sebuah Kalender Musiman Lembar informasi dari sumber sekunder untuk kertas latihan
Kegiatan
Pelatih menjelaskan tujuan dari pada pembuatan Kalender Musiman. Para peserta membuat sendiri sebuah kalender musiman dalam kelompok yang terdiri dari 3-4. Kelompok yang lebih besar akan mendiskusikan hasil daripada diagram tersebut.
Catatan untuk Pelatih: Persiapkan pelajaran
ini
sebaik mungkin.
piiih
contoh-contoh yang mempunyai hubungan langsung dengan pekerjaan para peserta latihan. Jangan membuat dan memberikan nrgas yang berlebihan dan komplela, sehingga akan membuat kejenuhan para peserta. Tetapi dilain pihak jangan membuat yang terlalu mudah, sebab dapat menyebakan terjadinya kebosanan pada mereka. Jangan memberikan pelajaran yang tidak mempunyai hubungan dengan topik kerja lapangan RRA.
Kalender Musiman juga dapat dibuat seperti karender musiman, yang memperlihatkan perubahan dalam pola musim selama dekad.e terakhir.
Perhatian
:
Jika lembar data-data terlalu sulit unnrk dikerjakan, membingungkan, atau terdapat kesalahan isi, para peserta akan menennri kesukaran menjalankan tugas menggambar diagram.
160 -
Bagan 14d.1
KALENDER MUSIMAi\ Kalender Musiman adalah kalender yang memperlihatkan kegiatan-kegiatan utama, masalah, dan kesempatan melalui peredaran waktu dalam bentuk diagram (sesungguhnya ini adalah serangkaian diagram-diagram yang berbeda yang ditunjukkan dalam satu lembar kerja). Hal ini membantu dalam mengindentifikasin bulan-bulan yang sulit dan rawan, atau faktor-faktor penting lainnya, yang secara nyata dan langsung mempunyai dampak atas kehidupan penduduk. Suanr kalender musim dapat digunakan untuk meringkas berbagai hal seperti:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Musim daerah setempat Iklim (curah hujan dan suhu udara) Urut-urutan penanaman tanaman (dari penanaman ke pemanenan hasil) Hama dan penyakit tanaman Pengumpulan buah-buah liar dan tumbuh-tumbuhan jamu Peternakan (beranak/bertelur, menyapih, menjual, migrasi, makanan ternak) Penyakit Ternak Al(ivitas yang menghasilkan pendapatan Permintaan buruh untuk laki-laki.wanita dan anak-anak Harga Pemasaran Penyakit Peristiwa-peristiwa sosial Jenis dan kualitas masakan/ bahan bakar
Migrasi Pendapatan dan Pengeluaran
Pinjaman/kredit
Kulaius dan jenis makanan yang dikonsumsi (diet) Hari-hari libur
-161
-
Pedoms,n 14d.2
BAGAIMANA MENYIAPKAN SEBUAH KALANDER MUSMAN
. .
. .
' . ' .
. ' .
Gunakan kertas persegi (grafik). Gambarkan kalender untuk 12 bulan atau 18 bulan sebagai penilaian. Tidak harus memulainya dari bulan januari dan yang merefleksikan kategori musim setempat. Catatan: Susunlah kalender anda secara akurat Jangan menentukan kalender anda. Di sebagian dunia kalender barat tidak dipergunakan, dan susunan kalender disesuaikan dengan kondisi setempat (non-bulanan). Isikan informasi dari data sekunder dan nara sumber. Isikan kuantitas dari pada kualitas informasi. Sebagai suatu contoh: untuk permintaan buruh: Pertama tentukan empat bulan sibuk dengan menayakan pada nara sumber anda, serangkaian pertanyaan seperti: "Bulan apa merupakan bulan sibuk?" "Apa yang anda kerjakan dalam bulan-bulan tersebut?" "Bulen apa yang merupakan bulan sibuk berikutrrya?" "Tunjukkan perbedaan antar bulan-bulan sibuk, dan bulan lainnya? Apakah bulan 3/4,I/2,I/4 sebagai bulan sibuk?" felaskan?" "Bulan apalah yang merupakan bulan sibuk berikutnyaT " dan seterusnya. Kemudian tentukan paling sidikit empat bulan sibuk dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang sama, dirnulai dengan bulan sibuk pertama dan seterusnya. Langkah selanjutnya tentukan empat bulan 'bulan pertengahan' dengan membandingkan seperti: "Bagaimnna Maret dibandingkan dengan Mei - Apakah bulan-bulan sibuk, dua-duanya, sama, atau berbeda"? 'Apakah perbedaannya dan seberapa banyak perbedaan atara kedua bulan tersebut?" Langkah selanjutnya penetapan berdasarkan atas data curah hujan tentukan empat bulan yang merupakan bulan basah, dan empat bulan yang merupakan bulan kering, kemudian empat bulan-bulan pertengahan. Suatu metode alternatif adalah dengan mempelajari cara anggota masyarakat setempat dalam menggunakan benih, buah-buahan, batu-batuan, kotoran binatang dan hal-hal lainnya. Penduduk setempat biasa menggunakan lidi yang dipotongpotong dengan ukuran yang berbeda untuk menentukan praduga atas sesuatu kejadian. Hal-hal diatas menunjukkan bahwa kalender musim dapat disusun dengan berbagai cara. Tentukan jangka waktu antara musim tanam dan musim panen Gambarkan semua pola penentuan musim serta variabelitasnya kedalam suatu diagram untuk mengetahui korelasinya dan mengindentifikasikan musim yang baik dan yang buruk dalam satu tahun. Koreksi silang dan tinjau kembali kalender musim anda selama kerja lapangan.
Perhatikan perbedaan antara variasi "musim.an" darr "non musimnn".
-162_
.)<
(!
c0) E
'6 E
o) $ o) ?
E
U,
= G IJJ o
z UT
g
o , o o (! E
J o J
o
o.
o
o.
cG
.e q)
Ig'gq .s. tri r!l
El
(E
G
GI
:
ol !
o.
F
ill €l
rt tr
€ e
FI c0l
xo j
): o:
'7
cr)
)(
P EH E'; €.
ee E d-c
'
.o
=,
I
o
.:(
egg
z
(!
(! (!
€
;fifi
F
-o
E
E
$as
E
: @
I
o
f c (!
o
-163-
(! g, (!
Bagan 14d.4
LATIHAN: MENGGAMBAR KALENDER MUSIMAN
1. 2. 3. 4.
kedalam
Kelompokkan peserta kelompok Gambarkan kalender musim uerGrtaffinnasi tirsedia dalam kertas kerja Gunakan kertas flipchart dan spidol berwarna (buat draft dalam kertas kerja) Gunakanlah kreatifitas
Waktu: 60 Menit Setelah selesai, sub-kelompok akan meyajikan digram yang digambarnya pada seluruh kelompok dan mendiskusikan hasilnya.
-t64-
PERRTEMUAN KE
TENDENSI WAKTU
14e
Tujuan
Untuk memperkenalkan dan melatih para peserta dalam mempergunakan Kecenderungan Waktu (time trends).
Waktu
60 Menit
Materi
Bagan. 14e.1: Tendensi Waktu Pedoman. 14e.2: Contoh dari pada Tendensi Waktu Bagan. 14e.3: Contoh lrmbar Kerja Bagan. 14e.4: Pelajaran: Menyusun Tendensi Waknr Lembar data dari sumber sekunder dipergunakan untuk latihan Gunakan Squred Paper
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan metode tendensi waktu dan meminta pada para peserta untuk dapat memberikan contoh dan kegunaannya. Para peserta kemudian dipisah kedalam 3-4 kelompok yang selanjutnya dengan mempergunakan lembar data yang berbeda, disuruh untuk menggambarnya berdasarkan data yang terdapat dalam lembar data.
Catatan bagi Pelatih: Persipakan lembar informasi berdasarkkan data yang relevan. Pelajaran selanjutnya, biarkan para peserta dan anggota masyarakat mengadakan latihan/eksperimen dengan mempergunakan cara dan metode yang berlainan untuk mengambarkan perbedaaannya (misalnya. diagram balok, pie bagans, model tiga-dimensi).
-165-
Bagan 14e.1
TENDENSI WAKTU Tendensi Waktu (Time Trends) adalah serangkaian urut-urutan waktu yang dapat memperlihatkan perubahan secara kuantitatif atau kondisi pada waktu-waktu yang telah lalu serta dapat dipergunakan untuk berbagai variabel, termasuk:
. . . . . . . . . . . .
Hasil panenan Areal lahan pengolahan Populasi ternak Harga Tingkat bunga Migrasi Wakru dan jarak untuk mengumpulkan kayu bakar dan makanan ternak Jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga Tingkat kelahiran dan kematian Tingkat konsumsi gizi Pengeluaran untuk kegiatan Curah hujan
METODE:
. . . . . .
Gunakan squared paper (atau bahan-bahan lain) Cobalah dengan mengisikan data untuk sepuluh tahun terakhir Isikan dua atau lebih variabel yang saling mempengaruhi pada satu kertas keda yang sama Gunakan dan isikan informasi dari sumber sekunder dan hasil wawanc:ra (sumber primer) Minta pada anggota masyarakat untuk menggambar diagram kecenderungan waktu Jika angka-angka tidak tersedia, tunjukkan kecenderungan kualitas atau gunakan methode kualitatif untuk memperoleh data kuantitatif (lihat alat penghitung dan potongan yang digunakan untuk kalender musim)
-166-
Pedoman 14e.2
CONTOH: TENDENSI WAKTU
Turun-naiknya Harga Gabah Harga Gabah 1
900
81 82
83
Harga Gabah lkg
-167-
Bagan 14e.3
CONTOII LEMBAR DATA Tahun
Jumlah Curah hujan (mm)
1954
370
1955
367
1956
t96L
534 356 374 497 346 370
1962
5t2
1963
503 378
t957 1958
1959 1960
t964 1965 1966 1967 1968
422 321,
337
1.977
276 281 329 380 275 263 374 398 352 245
1969
t970 t971.
1972 1973 1974
r975 1976
t978
407
1979 1980
396 240
1981
337
1982
263 328 66
1983
1984 1985 1986 1987 1988 1989
1990
254 287 253
3tl 242 175
-168-
Bagan 14e.4
LATIHAN: MENGGAMBAR TENDENSI WAKTU
1. 2.
Kelompokkan para peserta
kedalam
kelompok
Gambarkan tendensi waktu berdasarkan hasil informasi dalam lembar data (data sheet).
3.
Gunakan kertas flipchart dan spidol berwarna (buat draft dalam lebar kerja).
4.
Gunkankalah kreatifitas anda
Waktu: 60 Menit Setelah selesai, sub-kelompk akan menyajikan bentuk diagramnya pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnva.
-t69-
PERTEMUAN KE
14f I
.ILIJR SF^'ARAII ''PROFIL HISTORIS'
Tujuan
Ditujukan untuk memperkenalkan dan memberikan pelatihan kepada para peserta menyiapkan suatu Alur Sejarah atau riwayat.
Waktu
40 menit
Materi
Bagan l4f .I: Alur Sejarah Pedoman t4f .2: Contoh Suatu Alur Sejarah Bagan l4f .3: Latihan: Menyiapkan Alur Sejarah
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan kepada para peserta definisi dan pengertian serta penggunaan dari pada alur sejarah. Para peserta menyiapkan suatu alur riwayat untuk daerahnya sendiri atau daerah kegiatan kerja lapangan RRA yang telah direncanakan.
Catatan untuk Pelatih:
Alur riwayat atau sejarah merupakan serentetan paristiwa atau kegiatan yang berurutan secara kronologis yang sangat berguna bagi kepekaan tim RRA untuk mengerti arti pentingnya kondisi masa lalu untuk memahami keadaan sekarang. Hal ini akan sangat bermanfaat dan membantu untuk memulai kegiatan wawancara dengan para nara sumber (khususnya para orang tua) atau dengan kelompok. Riwayat hidup dari para orang tua adalah kondisi yang spesifik dari pada Alur Sejarah.
-170-
Bagan
I4f.I ALTJR SEIARAH
Alur sejarah menampakkan informasi penting untuk memahami kondisi dan sinrasi sekarang dalam masyarakat (seperti. hubungan sebab akibat antara peraturan hak penggunaan tanah zaman kolonial dan penebangan hutan serta erosi). Tersedianya dan ringkasan tinjauan dari pada paristiwa-paristiwa pokok masa lalu dalam masyarakat dan kepentingan mereka untuk keadaan sekarang. Peristiwa-peristiwa tersebut termasuk:
.
Pembangunan sarana dan prasarana (alan raya, sekolahan, bendungan/dam, rel kerta api)
.
Memeperkenalkan tanaman dan cara penanaman baru
.
Berjangkitnya wabah
.
Masa kekeringan dan kelaparan
.
Perubahan dalam struktur,fungsi dan hak kepemilikan tanah
.
Perubahan dalam lembaga administrasi dan organisasi
.
Paristiwa penting politik
Seluruh informasi dikumpulkan dari sumber sekunder (buku-buku, laporan, arsip-arsip dan dokumen) serta wawancara dengan para nara sumber (seperti. pemuka masyarakatl adat; kepala kampung, guru-guru sekolah) .
-t7r-
Pedoman 14f.2
CONTOH: ALUR SAIARAH Pedesaan
di Utara Sudan
1.907 Pembangunan jalur rel kereta api
1925 Pelaksanaanpendaftarantanah 1927 Pendirian jaringan irigasi swasta Penanaman pohon mangga
t935
Penanaman pertama kali pohon jeruk
1946 Banjir musiman
1956 Melebarkan sungai, lokasi pompa dipindahkan unfuk jaringan 1960
Pembangunan dan pengaspalan jalan
1970
Nasionalisasi jaringan irigasi swasta
L970-75
Jaringan irigasi dibawah Land Reform Administration
1972 Masa kekeringan
1975-85
irigasi
musiman
Jaringan irigasi dibawah Land Reform Administration
1976
Pembangunan konstruksi pipa irigasi
t978
Dibukanya tempat penggemukan hewan: Pengambilan air, pekerjaan, makanan ternak, dan penyakit hewan
1984 Masa kekeringan:
Pembangunan pertama pemukiman bagi penduduk yang berpindah-pindahs, kedatangan dari pada para migrasi daritaerah barat Sudan
1985
Pembangunan jaringan irigasi dibawah Dept.pertanian
1988
Rusaknya tanaman gandum karena serangan belalang: Banjir merusakkan rumah pemukiman penduduk, matinya seluruh pohon-pohon pisang karena serangan hama
-172-
Bagan 14f.3
LATIIIAN: PERSIAPAN MEMBUAT ALUR SF^IARAII
1.
Kelompokkan peserta
2.
Buat suatu alur sejarah didaerah anda, gunakan daftar golongan dalam masingmasing bagan
3.
Kembalilah keparistiwa di waktu yang lalu sepanjang ingatan anda
4.
Gunakan ker-tas flipchart dan spidol (buat draft pada kertas kerja).
kedalam
Kelompok
Waktu: 30 Menit Setelah selesai, sub-kelompok akan menyajikan bentuk diagramnya pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnya.
-173-
PERTEMUAN KE Tujuan
Waktu Materi
14g
I
OIAGRAM KEGIATAN SEHARI.HARI
Unnrk memperkenalkan dan melatih para peserta menyiapkan bentuk Diagram yang berisikan kegiatan sehari-hari. 60 Menit + Bagan. l4g.I: Diagram Kegiatan Rutin Bagan. 149.2: Alur Kegiatan Rutin Pedoman. L4g.3: Contoh Diagram Kegiatan Rutin Bagan. 149.4: Latihan: Persiapan membuat Diagram Kegiatan Rutin Pedoman. 1.49.5: Lembar Pencatatan Kegiatan Rutin Pedoman. 149.6: Alur Kegiatan Rutin
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan pembuatan diagram kegiatan rutin d.an alur kegiatan rutin dan melaksanakan kegiatan "brainstorm" untuk mengetahui bagaimana informasi kegiatan rutin dapat bermanfaat dalam perencanaan proyek. Pelatih mengatur pembagian para peserta kedalam 2-3 kelompok berdasarkan dan karakteristik pemilihan (seperti. jenis kelamin, status perkawinan, profesi, umur, dengan atau tanpa anak). Setiap peserta melengkapi bagan kegiatan rutinnya masing-masing. Hasilnya kemudian dibandingkan untuk "mewakili" diagram kegiatan rutin yang digambar oleh masing-masing sub-kelompok. Seorang dari sub-kelompok masingmasing menyajikan bagan kegiatan rutinnya pada kelompok yang lebih besar. Selanjutnya seluruh peserta mendiskusikan hasil dari pada latihan ini. Catatan bagi pelatih: Pelajaran ini sangat bermanfaat untuk latihan menganalisa pengumpulan informasi. Jika peserta menemukan kesulitan untuk mengindentifikasikan pola umum dari kegiatan rutin pada masing-masing orang yang berbeda, maka hasil dari diagram kegiatan rutin perorangan tersebut harus ditabulasi untu memudahkannya. Untuk tujuan ini ambil lembaran catatan kegiatan rutin yang masih kosong dan berikan tanda pada bagan masingmasing individunya. Garis horizontal menunjukkan pada beberapa golongan kegiatan pada keterangan waktu dalam satu hari, untuk memperjelas polanya. Seseorang yang kurang berpengalaman dalam menganalisa informasi dan mengindentifikasikan pola umum mungkin hanya akan melihat dari sisi pola individual. Bagan kegiatan rutin dapat dibuat lebih mendetail dengan tidak hanya menunjukkan wakru kegiatan tetapi juga ukuran kegiatan (kualitas) dari pada beban kegiatan (thicker or thinner bars) atau melalui penambahan atau penguraian dan pengelompokkan. (Sebagai suatu contoh: Kegiatan di rumah: mengazuh/merawat anak, mengambil air, memasak, mencuci, membersihkan, memelihara/merawat hewan piaraan dlsb.
-174-
Focuskan pada apa yang penting. Jangan membuat diagram ini terlalu komplek. Berikan bantuan pada peserta untuk mengkonsentrasikan pada pola umum penggunaan dan alokasi waktunya.
Bagan 14g.1
DIAGRAM KEGIATAN RUTIN rutin dapat membantu kita dalam pengumpulan dan analisa informasi dalam bentuk aktivitas rutin yang dikerjakan anggota masyarakat serta untuk membandingkan bentuk kegiatan rutin dengan kelompok masyarakat yang berbeda. (sebagai suatu contoh: wanita, laki-laki, orang-orang tua dengan orang-orang muda, remaja, pekerja, penganggur, orang berpendidikan, orang tidak berpendidikan) serta perubahan keadaan dalam pola ini. Dianjurkan pada anggota masyarakat untuk menggambar diagram kegiatan rutin mereka sendiri. Sebuah diagram kegiatan
Suatu diagram kegiatan rutin akan sesuai untuk kalender musiman dalam hal mengindentifikasikan hambatan waktu (kekurangan) dan kesempatannya. Sebagai suatu contoh, akan dapat membantu dalam mengindentifikasikan waktu yang lebih tepat dalam satu hari bagi para wanita yang mengikuti kursus pelatihan.
Daftar kegiatan rutin dari masing-masing individu dapat dilengkapi baik setelah wawancara, setelah pengamatan langsung, atau keduanya. Adalah berguna untuk mengadakan chek-silang dari hasilnya secara berulang-ulang
Bagan 149.2
ALIJR KEGIATAN RUTIN Suatu alur kegiatan rutin menambahkan dimensi bagian pada diagram kegiatan rutin dan menur{ukkan mobilitas seseorang dalam kegiatannya sehari-hari. Seseorang yang menghabiskan lebih banyak waktu mereka dirumah alur kegiatan mereka sangat dekat pada garis waktu. Sedangkan mereka yang menghabiskan sedikit waktunya di rumah serangkaian kegiatan mereka akan jauh dari garis waktu. Hal ini memberikan kemudahan dalam membandingkan perbandingan antara kegiatan perorangan dan dapat memberikan ilustrasi atas kegiatan mereka pada dan disekitar masyrakat.
-175-
Pedomnn 149.3
CONTOH: DIAGRAM KEGIATAN HARIAN RUTIN
Jam
BENTUK KEGIATAN RUTIN WANITA DAI.AM
KEGIATAN SEORANG WANITA
_
Keterangan: Pekerjaan Rumah Bekerja untuk mencari nafkah Waktu digunakan untuk istirahat
pm ua rh
S
a W
a h
SATU HARI
Dt DAERAH PEDESAAN
KEGIATAN SEORANG WANTTA MUDA
AU
_
uao tss aai nra I
-176-
_
DI DAERAH PERKOTAAN
Bagan 149.4
LATIHAN: PERSIPAN DIAGRAM KEGIATAN RUTIN
1.
Bagi para peserta kedalam dua kelompok atau lebih
2.
Para peserta membuat bagan kegiatan rutinnya masing-masing
3.
Bandingkan bagan dari masing-masing individu dalam kelompok anda dan indentifikasikan pola kesesuaiannya. Persiapkan satu diagram kegiatan rutin yang mewakili untuk seluruh kelompok (jika memungkinkan).
4.
Gunakan kertas flipcharts dan spidol berwarna (buat draft pada kertas kerja).
Waktu: 45 Menit Setelah selesai, sub-kelompok akan menyajikan diagramnya pada kelompok besar dan mendiskusikan hasilnva
Pedoman 149.5
CONTOH: LEMBAR DATA KEGIATAN RUTIN LEMBAR CATATAN KEGIATAN RUTIN
Nama
:
Peke4aan
:
Laki-laki Wanita
Umur
Pekeiaan
Jam dalam satu hari
4
5
6
7
I
g
10 .t1 12 19 14.15 16 17 18 19,20
Bekeria dl rumah Pendapatian dlhasilkan
dirumah Pendapatan dlhasilkan diluar rumah Waktu istirahat
- Ltt
-
zl
zi
Pedoman 149.6
CONTOH: LEMBAR DATA ALUR KEGIATAN RUTIN Jam 4
Lembar Catatan Alur Keqiatan Rutin
5 6 7 8
I
10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
22
drshps auauao pmwtss uaaaai rhhnra I
-r78-
Pedomnn
I4h.l ANALISA PENDAPATAN RI.iMAH TANGGA
Diagram analisa pendapatan rumah tangga adalah berguna untuk membantu menginterpretasikan perilaku, keputusan, dan strategi penanggulangan dari pada rumahtangga dengan karakteristik sosial ekonomi yang berbeda. Sebagai suatu contoh: Suatu rumahtangga dengan kepala rumahtangga seorang wanita serta dengan pendapatan yang tidak menentu kemungkian mempunyai masalah dan kebutuhan atau pola pengeluaran yang berbeda, dengan rumahtangga kaya seorang pedagang atau pegawai negeri, dan kemungkinan pula terdapat perbedaan dalam mengadopsi strategi penanggulangan dalam kasus terjadinya krisis ekonomi dalam rumah tangga. Variabel-variabel yang dipergunakan untuk Analisis Pendapatan adalah termasuk dibawah
ini:
. . . . . . . .
Ukuran dan komposisi rumahtangga Jumlah migrasi tenaga kerja dalam rumahtangga Pemilikan ternak dan lahan Perbandingan sumber pendapatan menurut asalnya Pengeluaran-pengeluaran Langganan Pendapatan relative Kredit dan Hutang
LANGKAH KEGIATAN:
. .
. . . . . . . .
Jelaskan definisi yang pasti dari pada "rumahtangga" Pilih variabel yang akan dicatat (ukuran rumah tangga, jumlah binatang, sumbersumber pendapatan, tipe dan ukuran rumah) Pilih dasar pengelompokan sosial ekonomi (ukuran rumah tangga, total lahan yang dimiliki, sumber utama pendapatan). Rencanakan tabel koleksi data. Perbanyak salinan tabel data dan berikan pada masing-masing anggota Gunakanlah informasi dari hasil wawancara dengan anggota masyarakat. Pilih nara sumber dengan membaginya atas dasar tingkat kekayaannya atau dengan metodemetode informal yang lainnya Gunakanlah kuantitas data yang berkualitas (lihat kalender musim) Adakanlah wawancara dengan anggota masyarakat paling sedikit 8 orang Chek-silang informasi-informasi melalui pengamatan langsung dari pada indikator-
indikator pokok Siapkan sebuah diagram analisa pendapatan rumah tangga Minta p^da anggota masyarakat untuk menggambarkan diagram. Sebagai suatu contoh, untuk bentuk bagan lingkaran: tenfukan sebuah lingkaran, bentuk atau gambarkan sebagai dasar dari pada diagram. Lingkaran dapat digambarkan dibawah (tanah) pada waktu memberikan penjelasan, di kertas, dalam bentuk piring dengan biji-bijian, atau bentuk peralatan lain yang meyerupai lingkaran yang dapat ditemukan dialam atau buatan manusia. Ajaklah penduduk untuk membuat perbandingan kualitas melalui penggambaran dengan menarik garis keluar dari pusat lingkaran. lrisan ini menunjukkan persentase.
-179-
Pedoman 14h.2
CONTOH: DIAGRAM ANALISA PENDAPATAN
Jumlah Pemifikan T 30
90
25
BO
20
60
10
40
5
0
Jhon Clara
Ohi :.. : :::',:':,:|
:'|:j:
.::
:i:f iilli:::ti1.:::.::i,:.ri:'.$
ifiiiiliijili;iii{
Wanita
l-*__l
pria f
UnokE
f
Anak-anak MigrasiTK
Ayam
obi Jhon Clara U
400
500
Pengeluaran dalam ribuan rupiah
-180-
Uno,ka
$[{itlni*ii#
dornba
sapi
Pengeluaran dalam Satu Bulan
100 200 300
Clara
Pedoman 14h.2
CONTOH: DIAGRAM ANALISA PENDAPATAN
Sumber Pendanatan/Pcnerimaan
Jhon
Clara
Keterangan: Pertanian Peternakan
Perdagangan dan Kerajinan
Kiriman Wesel
-181
-
Bagan 14h.3
LATtrIAN: MEMBUAT DIAGRAM ANALISA PENDAPATAN
1. 2. 3. 4.
dalam
Kelompokan peserta kelompok Gambarkan sebuah diagram analisa pendapatan dengan berdasarkan pada informasi yang telah tersedia pada tabel data Gunakan kertas flipcharts dan spidol berwarna (buat draft pada kertas) Gunakanlah kreatifitas
Waktu: 60 Menit Setelah selesai, sub-kelompok akan menyajikan sebuah diagram pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnya.
-182-
Pedoman 14h.4
CONTOH: TABEL DATA I.iNTUK ANALISA PENDAPATAN Rumah tangga
obi
John
CIara
a J
1
0
Inoka
Anggota Rum"ah Tangga
Pria (Jumlah dalam rumah ungga)
1
Wanita
4
2
1
4
Anak-anak
5
6
4
r0
Migrasi Tenaga Kerja
)
I
0
J
Lembu
5
0
0
L6
Sapi/kerbau
24
8
I
56
Kambing
15
7
Ayam
18
Pertanian Peternakan
Jumlah Ternak
a
J
L6
23
4
t7
25%
23%
66%
257o
L7%
8%
17%
277o
4r%
54%
L7%
32%
17%
%$0%
2t%
380
26s
Sumber Penghasilan
Perdagangan dan Krerajinan tangan Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran per bulan
-183-
85
650
PERTEMUAN KE 14i Tujuan
:
Waktu
:
Materi
:
Kegiatan
:
DIAGRAM ARUS
untuk memperkenalkan dan memberikan latihan kepada para peserta menggambar diagram arus (flow diagrams). 90 menit Bagan. 14i.1: Diagram Arus Pedoman. 14i.2: Contoh Diagram Arus Bagan. t4i.3: Latihan: Menggambar Diagram Arus Pelatih memperkenalkan kepada para peserta tentang bentuk Diagram Arus dan melakukan tinjauan terhadap salah satu diagram arus yang telah dipersiapkan sebelumnya. Para partisipan kemudian secara cepat disuruh
menggambar diagram arus dalam kelompok besar. Sesudah itu, berdasarkan pada topik rencana penilaian RRA, peserta (dikelompokkan kedalam 3-5 sub-kelompok) pilihlah atau berikan permasalahai yung khusus yang dapat digambar dan disajikan dalam bentuk diagram arus.
Catatan bagi pelatih: Pelajaran
ini
dapat sangat membantu untuk menganalisa suatu permasalahan, melengkapi tersedianya data penting dan merumuskan secara jelas permasalahan. Apabila memungkinkan anda dapat meminta atau membiarkan kepada para peserta untuk memilih sendiri topiknya yang
dapat ditanyakan satu
hari
sebelumnya
untuk
indentifikasi
permasalahannya.
Perhatian
:
Akan diperlukan pengalaman dan latihan dengan jumlah yang cukup untuk menggambar diagram arus secara baik dan benar.
-184-
Bagan 14i.1
DIAGRAM ARUS Sebuah diagram arus akan memperlihatkan suatu sebab, akibat, dan hubungan yang erat antara variabel-variabel pokok.
CONTOH:
.
Keterkaitan antara ekonomi, politik, budaya, dan faktor-faktor keadaan yang disebabkan degradasi lingkungan
.
Arus komoditi dan transaksi dalam sistem pasar
.
Arus produksi pada komoditi pokok
.
Akibat dari adanya perubahan atau penemuan baru (impact diagrams)
.
Skema organisasi
LANGKAH:
. . . . . . .
Pilih cara atau hubungan antara variabal-variabel yang akan dianalisa Isikan informasi dari sumber-sumber sekunder dan nara sumber Buatlah diagram secara sederhana, gambarkan dengan kotak dengan jumlah kurang dari 20 Gunakan gambar kotak untuk variabel pokok, dan beri tanda panah unruk menunjukkan hubungan kotak-kotak tersebut Termasuk harga dan/atau kuantitas sepanjang tanda panah dalam lingkaran produksi Gunakan tanda atau - dalam diagram sebab dan akibat untuk menunjuklcan hubungan positif dan negatif Minta pada anggota masyarakat untuk menggambarkan diagram arus
*
-185-
Pedoman
14i.2
Contoh Diagraar Arus
PERI'BAIIAN EKONOMI DAI{ KOIIDTST LINGKI'NGA}I DI CEII'TRAIJ KORDOVA}iI, SUDAI.I
RENDAI{NYA HARGA PRODUSEN PERTAMBAHAN PENDIIDUK TINGGINYA }IARGA BARANG-BARANG KONSI.]MSI
KENAIKAN DALAM KONSIIMSI
+
KEBUTUHAN
PRIMER
KENAIKA}{ PENEBANGAN HUTAN KENAII(AN AREAL PENANAMAN PENURIINAN WAKTU PERIODE LUANG KENAIKAN PRODUKSI PETERNAKAN
RENDAHNYA
HU.]AN
MENIIRTINYA KESUBURAI{ TANAI{ MENURUNNYA LADAIIG PENAITA
MAN TANA]VIAN DEGRADASI LINGKUNGAN
NON-KEGIATAI{ TANI MIGRASI KELUAR
-186-
Bagan 14i.3
LATIHAN: MEMBUAT DIAGRAM ARUS
1.
Kelompokkan perserta
kedalam
kelompok
penilaian:
2.
(seperti. Gambarkan diagram arus dengan mengikuti topiks kendala lingkungan untuk menanam tanaman produksi, sistem pemasaran bagi tanaman penting, kendala kebebasan wanita untuk berpartisipasi dalam masyarakat, proses produksi dari pada tanaman khusus, skema organisasi dari organisasiorganisasi masyarakat dan lembaga organisatoris, penggunaan serangkaian petisida)
3.
Mulailah dengan membuat daftar seluruh faktor-faktor dan mempertimbangkan hubungannya dengan permasalahan.
4.
Prioritaskan daftar dan mulailah dengan pokok persoalan yang paling penting.
5.
Gunakan kertas flipcharts dan spidol (buat draft pada kertas kerja).
6.
Gunakanlah kretivitas.
Waktu: 60 Menit Setelah kegiatan selesesai, sub-kelompok akan meyajikan diagramnya pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnya.
-t87-
PERTEMUAN KE 14j
Tujuan
DIAGRAM YENN
untuk memperkenalkan dan memberikan pelajaran kepada para peserta akan penggunaan Diagram Venn
Waktu
30-60 Menit
Materi
Bagan. L4j.2: Contoh Diagram Venn Pedoman. 14j.2: Contoh Diagram Venn Bagan. 14j.3: Latihan: Menggambar Diagram Venn Papan tulis dan gunting (bebas untuk memilih peralatannya)
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan devinisi dan tujuan dari pada pembuatan Diagram venn kemudian dilanjutkan dengan memberikan sebuah contoh pada kelompok yang lebih besar. untuk Selanjurnya kelompok memilih topik untuk digambarkan dalam Diagram venn dan membaginya kedalam .mput sub-kelompok untuk menyajikan sebuah diagram.
Catatan bagi pelatih: Penggambaran Diagram venn mungkin agak surit bagi mereka yang belum pernah melihat dan mempelajari sebelumnya.yakinkanlah setiap peserta dalam kelompok telah dapat memahami dan mengerti akan konsep ini.
Perhatian
untuk menjadikan diagram tersebut bermanfaat, sebuah Diagram venn harus memuat seluruh variabel-variaber penting dan yang berkaitan (seperti. Lembaga-lembaga yang terdapat di pedesaan). sebuah Diagram venn akan menjadi lebih komplek sebanyak dengan adanya penambahan variabel-variabelnya.
188 -
Bagan 14j.1
DIAGRAM VENN Sebuah Diagram Venn (nama yang diambilkan dari penemunya) menuqjukkan suatu keterkaitan hubungan dan kepentingan antara lembaga-lembaga pokok dan individuindividu yang terdapat dalam masyarakat didalam mengambil dan membuat suatu keputusan.
LANGKAH KEGIATAN:
.
.
Identifikasikan lembaga-lembaga pokok dan perorangan yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan dalam masyarakat atau organisasi Identifikasikan tingkat hubungan dan saling melengkapi (overlap) antara mereka dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan Keterkaitan yang saling isi mengisi terjadi jika satu lembaga meminta atau menyuruh lembaga yang lain untuk mengerjakan sesuatu atau jika mereka harus bekerja sama dalam beberapa cara Gunakanlah informasi dari sumber sekunder, wawancara kelompok, atau wawancara dari para nara sumber Buatlah sebuah lingkaran (atau gambarkan) kemudian pisahkan untuk memperlihatkan masing-masing lembaga atau perorangan Ukuran lingkaran akan menunjukkan kepentingan atau jangkauannya
.
Buat pengaturan seperti dibawah ini:
.
. .
Lingkaran yang
terpisah =
Lingkaran yang berpotongan
:
Tidak ada kontak Pemberian informasi antar lembaga
Saling melengkapi ( rendah)
=
Beberapa kerjasama dalam membuat keputusan
(tinggi)
=
Kerjasama yang erat dalam membuat keputusan
Saling melengkapi
.
Gambarkan Diagram Venn dengan menggunakan pensil dan sesuaikan ukuran atau aturan lingkarannya sampai dapat menggambarkan keakuratannya. Jika anda telah merasa yakin, lanjutkan dengan menggunakan spidol untuk memudahkan pembacaannya. Lakukan eksperimen dengan menggunakan materi yang berbeda.
.
Berikan dorongan pada anggota masyarakat untuk menggambar Diagram Venn mereka sendiri
-189-
Pedoman 14j.2
CONTOH DIAGRAM VEI{N
KONTROL PENGGUNAAN AIR DI PEDESAAN
TOKOH MASYARAKAT
EMILIK
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENGAIRAN NASIONAL
Bagan
14j.j LATTHAN: MEMBUAT DIAGRAM VENN
1. 2. 3. 4.
kedalam
kelompok Kelompokkan peserta Gambarkan sebuah Diasram Venn dari Gunakan kertas flipcharts dan spidol atau papan dan gunting (buat draft pada kertas kerja). Mulailah menggambar dengan menggunakan pensil dan apabila telah selesai, lanjutkan dengan menggunakan spidol berwarna Gunakanlahkreativitas
Waktu: 60 Menit Setelah selesai,'sub-kelompok akan meyajikan sebuah diagram pada kelompok yang lebih besar dan mendiskusikan hasilnva.
-191
-
PERTEMUAN KE
ANALISA DISKUSI KELOMPOK
15
Tujuan
Untuk memperkenalkan konsep analisa diskusi kelompok
Waktu
20 Menit
Materi
Bagan. 15.1: Analisa Diskusi Kelompok Bagan. 15a. 1 : Penilaian Temuan Pedoman. L5a.2: Daftar Informasi Temuan Pedoman. 15a.3 : Contoh Penyusunan Matrik prioritas Pedoman.15.4: Contoh Penyusunan Matrik Analisa Manfaat Pelatih memberikan penjelasan singkat untuk memperkenalkan konsep analisa diskusi kelompok, dan arti pentingnya dalam pertemuan selanjutnya (Ke 15a)
Kegiatan
Catatan untuk Pelatih: Analisa diskusi kelompok sangat bermanfaat bagi anggota team RRA dan masyarakat yang terlibat aktif dalam kegiatan, khususnya dalam persiapan pengambilan keputusan pendahuluan termasuk pembuatan ringkasan hasil
temuan dari kunjungan kerja RRA oleh team peneliti. sebelum melaksanakan pertemuan ini perhatikan Pertemuan (Ke 22) pada Analisa RRA.
-
192
Bagan 15.1
ANALISA DISKUSI KELOMPOK Pertemuan ini adalah merupakan pertemuan yang intensif, dan semi tersusun yang dipergunakan untuk meganalisa informasi dan merekomendasikan tindakan selanjutnya, yong dapat dikumpulkan dari lapangan.
.
Adalah alat yang penting untuk mengikutsertakan anggota masyarakat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
.
Mengikutsertakan team lapangan atau orang luar yang berpengalaman dan trampil (misalnya, pemuka masyarakat, guru, dll.)
.
Memanfaatkan diagram untuk menyusun ringkasan hasil temuan dan memudahkan hubungannya.
.
Mempertemukan pendapat untuk membentuk dan menyusun gagasan.
.
Memperbolehkan anggota masyarakat untuk menentukan prioritas, memilih dan menganalisanya sendiri.
ATURAN I.INTUK ANALISA DISKUSI KELOMPOK
. . . . . . . .
MENDENGAR BELAJAR BERIKAN DORONGAN DAN KEMUDAHAN TIDAK MENDOMINASI TIDAK MENGGURUI TIDAK MENYELA MENGHARGAI PENDAPAT Membuat agenda dan mempersiapkan diskusi dengan terlebih dulu meringkas Catatan temuan.
-193-
Bagan 15a.1
PENILAIAN TEMUAII
. .
Ini adalah langkah akhir dari analisa diskusi kelompok. Untuk membantu menilai dan memprioritaskan pilihan yang memungkinkan untuk pengembangan aktivitas sesuai dengan: Besarnya manfaat bagi masyarakat Tingkat partisipasi masyarakat Keberadaan proyek Memanfaatkan hasil yang dicapai secara merata Kelayakan teknis
. . . . .
Setelah menentukan penemuan atau proyek, team melengkapi daftar temuan informasi untuk masing-masing temuan, jawab pertanyaan berikut:
. . . . . . . . . .
Apakah temuan itu? Mengapa itu penting? Siapa yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaannya? Siapa yang akan menerima manfaat kegiatan ini? Dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan? Kapan kegiatan ini akan dilaksanakan? Bagaimana kegiatan ini akan dilaksanakan? Berapa biaya yang diperlukan? Mengelompokkan kriteria ke dalam skala penilaian kurang, cukup, dan sangat bagus, yang ditunjukkan oleh tanda +, + dan + + + (tanda plus yang lebih banyak berarti lebih bagus). Hal ini ditampilkan lengkap secara horizontal, per baris, dan per proyek. Dengan cara mengutamakan penilaian secara visual; partisipan akan dapat memahami secara singkat dan membuat perbandingan. Apabila penilaian sudah lengkap unruk semua segi kegiatan pembaharuan yang diusulkan. Buatlah pengelompokkan dalam rangka untuk membuat prioritas bagi diadakannya studi dan implementasi lebih lanjut.
*
-r94-
Pedoman 15a.2
DAFTAR INFORMASI TEMUAN APA: MENGAPA:
DIMANA: KAPAN: SIAPA PELAKSANANYA: SIAPA YANG DIUNTUNGKAN:
BAGAIMANA:
BIAYA:
-195-
tt
€
o
o
o
c
c tr t_E
3.! =ct trc o6' aa
(o
(o
N
f -f ?
+ f
? T T
(t t cD
3.g. ;J ;(,
T
+
c a,
o
E=
+ +
xqt =t g=
+
+
T
-F
-
+
T
+
+
T
+ + +
i
? f
+ + +
+
-t-
f
T
+
T
?
tr 6 ql
c 6 6-rq!o
>i
.96 loo
Eg c6 ct
l,
ET
+
T
+ +
+
qt
.T'.l
.c!,.g -69 l{, 0.!
T
+
f
lqll
lol lq| tot I >ri
gt :Eg
Eg
+ +
+ +
+ +
+ +
lerl
lrl t6l
t>i tl
tol tol
I 4e E6 J.Y r6
E! E6 66
=>
+ +
+ + + +
xq) + +
f
+ a
o
*
+ +
dt
II lo I>
lo
ls It i6 a
d
u)
c tl
E
o
!
t
sqt
lat
lc t(l l3 l6 3 l6
a
E
e
o.
J
a o
t a c
g,
.o
Y Eqt
o
a0
q=
F
q
q ct ql
o qt t act ^o
tp v a
q
I
t
..r
+ +
ot
'-
6I
CL
ot+ cl
Els ol J
Ylo
-196-
:; ;r
cl 6=:
o
i;t
q
i.E.,t
G ,ia
$9,,*
o
c:::::::: 6 3.: €. r':: l
*
:
s'E: - f: e
oc o; zE o; I
a '6
4 d,i i
Ec aa
g=
d;
'o go
Fs X!
@-a
t!
=i; 3g
eEz
o
o
EE.;
L
c,',t
$
Et",,
s:;
d 6 F
c
!l
!
30€ =o QvE
o
a d d Ia I
: 6 6
:
FE
6 0l
a!,
!g
o
!: tl
EE tn
Si p -9Ee oYo
q6 odc Yq!
@.= o
o I
o c.o6
sq 5.:.ii
Fg s-': €
fa
t!
>9
E
f t*i
d
o 6
o
qe Y
FX od
t:
6
6
a:
AF
&E
'-€
I
€d
6
33.
o-
EEa
9a
ad DO
o
x:
it6 >= cc oo
ooo
R;; 6!g
cd Gi
eg
F* v't
d
6
d
8. a.!
id :o :6
d
;c c(
€EE
I
I
.9
rE ;r
6 O=
?|
iE o::
oo
=
E.E
oo
o: :6 =E E'9
od ao I
I I
4 6 g 6 t q t t
-i
2l
6 q 6
oF
oo; x;
'6
c 6l o El
s!l
dx r*
.ri
66 E1 o: c, o:
o 6l
=61
:o
6
o: fl! >;
co 6q =.'2
2i
6 6
EE o! o6 4S oc
>g
t q q o 0
laa
t
li
=a oa >c
5!
-r97 -
6.4
Menerapkan RRA dalam Praktek
PERTEMUAN KE
PENYUSUNAN RRA
16
Tujuan
:
Untuk melatih para peserta mengenai cara-cara untuk menyusun waktu pelaksanaan RRA
Waktu
:
30 menit
Materi
:
Bagan. 16.1: Susunan dari RRA
Kegiatan :
Pelatih memperkenalkan jadwal waktu investigasi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan RRA, serta bentuk umum pelatihan dan pelaksanaan kunjungan kerja.
Catatan untuk Pelatih: Penjadwalan waktu yang akurat akan menjamin ketepatan waknr yang diperlukan oleh kelompok untuk berdiskusi disamping kegiatan-kegiatan yang berbeda dapat tercakup dalam waktu yang pendek. Pertemuan Ke.16 ini menghasilkan pandangan atas langkah-langkah pelaksanaan RRA. Begitu anda selesai melaksanakan langkah seperti terdapat dalam Bagan. 16.1 anda akan bisa menentukan langkah-langkah berikutnya dan menentukan jangka waktu yang diperlukan.
-198-
Bagan 16.1
STRUKTUR KEGIATAN RRA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengembangkan rencana penyelidikan dan merancang peralatan untuk analisa dan pengumpulan informasi.
Mengumpulkan, Menguraikan sefta Meringkas sumber-sumber sekunder yang tersedia dalam bentuk diagram, tabel dll. Mempersiapkan logistik untuk kunjungan kerja lapangan. Dalam masyarakat, menghubungi aparat setempat untuk menjelaskan tujuan dan alasan dari studi. Dan membuat persiapan untuk wawancara kelompok. Pisahkan anggota kelompok ke dalam dua atau empat kelompok dan mulai wawancara dan pengamatan, dll.
Lakukan pertemuan antar kelompok sesudah tahap pertama pengumpulan informasi untuk mendiskusikan temuan pendahuluan dan pembagian tugas.
7.
Lanjutkan dengan pengumpulan informasi sampai dengan jumlah yang cukup memadai untuk pemahaman
8.
Kelompok bertemu dan melaksanakan diskusi kelompok untuk menganalisa, mendiskusikan dan meringkas temuan dari RRA dan mengembangkan rencana kegiatan dan membuat rekomendasi.
9.
Kelompok membuat ringkasan laporan secara singkat.
-199-
PERTEMUAN KE
17
II
PERANCANGAN RENCANA II{VESTIGASI
Tujuan
Untuk menyusun rencana investigasi RRA
Waktu
Satu hari (atau kurang)
Materi
Bagan. 17.1: Tahap Penyusunan Rencana Investigasi Pedoman. L7.2: Contoh Rencana Investigasi Pedoman. 17.3: Petunjuk untuk Perancangan RRA
Kegiatan
Pelatih memperkenalkan tahap-tahap pembuatan rencana investigasi. Tim kemudian mengulas dan menentukan sasaran dan tujuan RRA, dan mengidentifikasi tofik RRA. Untuk mennetukan hal tersebut, peserta dibagi menjadi 2-4 kelompok. Kelompok kecil ini menentukan subtopik, sumber informasi, dan peralatan untuk beberapa topik.
Catatan untuk Pelatih: Lakukan pertemuan ini dengan seksama. Adalah penting untuk menyusun rencana penelitian yang matang. Kegiatan ini paling sedikit memerlukan waktu dua jam untuk menentukan topik uta.ma dan subtopik dari RRA. Dalam hal ini para peserta harus benar-benar memahami peralatan RRA untuk menilai peralatan mana yang paling cocok untuk setiap subtopik. Adalah penting bagi para peserta untuk dapat mengembangkan rencana tersebut secara mandiri. Jangan bergantung pada rencana penelitian yang sudah dibuat, tetapi tawarkan saran bilamana perlu. Anda seharusnya telah membuat rencana penelitian sendiri sebelumnya, tetapi pergunakan hanya untuk referensi kegiatan anda. Pergunakan Pedoman 17.4 dan Bagan i7.5 apabila anda mengerjakan evaluasi proyek sebagai bagian dari kunjungan kerja RRA.
-200-
Bagan. 17.1
PERANCANGAN LANGKAH RENCANA PENELITIAN
Penjelasan Sasaran dan Tujuan Studi J,
Pemilihan Topik Utama I I I I
l, Persiapan Daftar Sub-Topik, Indikator dan Pertanyaan pokok I I
v Indentifikasi sumber Informasi I
unfuk Masing-masing sub-Topik
I
v Pemilihan Peralatan unfuk Pengumpulan dan Analisa Informasi I
I I
JRancang Peralatan Penelitian
-201-
SASARAN DAII TUJUAN RRA
A. .
PENILAIAN KEBUTUHAN PEDESAAN
.
POTENSIIPELUANG
.
KENDALA UTAMA YANG DIHADAPI PENDUDUK PEDESAAN YANG MISKIN
B. .
USULAN KONGKRIT PROYEK
.
PERSIAPKAN USULAN PROYEK
MASALAH.MASALAH
INDENTIFIKASIKAN PROYEK DENGAN MANFAAT TINGGI UNTUK PENDUDUK MISKIN
-202-
xxxxxx
xxxxxxxx
z(c
FC' :! qt J.a LIJ
xxxxxxxxxx
@
zE uJ
xxxxxxxxxx
^o
<: iE oq
xxxxxxxxxx
xxxxxxxx
fr2,
xxxxxxxx
cEY
og ob (.)L F6 2=
xxxxxxxxxxx
_c
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
ct_o
t
i
" E-EP.z 3 Ff .2 s ='a'F ;e tr o c P_I*rI* €E i eE eIg=if*- r.: r etl$ $*€g s Fe€ 5 ?;s:bi9sE. 6;)c.g'-:l ;iE,$g$geE -.yE E i FEF.= t= F€ H s'F-E; g F E rge.F ssE*i-:; EFsttetEf* E F si$F$E iEggecgi E .3
60-
0) c.)
c;
ro
f,(L
q
q)
: c r=Oo tr.: IEggFggFg-i g356Egfi5 Fgil*glg$i 3l:<*oEtiti FEF-$Efi#f5 YcDf,OC=rO ':=6dEdFflE=f FOrc)stt)(ol'\@OrO Folcrqu)(DN(o OIc)qU)@t-aOO)
-Ol(:r!ftO(Ot\(O(D()F
c\l
r-
; ztr Y.p ID sr
o =r z2 e= wi.
Y":< F:(')
frHi
j
5.
YY Fa c0<
uJ
F a a
Gt! 9.,
:c
9v ?o
c( )<
J
-203 -
Pedoman 17.3
PEDOMAI\ I.INTUK PERANCANGAII RRA Apabila sesuatu menjadi terlalu komplek untuk dianalisa, kembangkan bentuknya, bagilah menjadi beberapa bagian yang mudah dikelola, dan sebaliknya hubungian setiap bagiannya. Tetapi jangan kehilangan pandangan dari keseluruhannya atau kehilangan detailnya. Secara berkala gabungkanlah bagian tersebut meniidi utuh kembali. Metode ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan rencana penelitian atau alat penelitian, perencanaan, pengumpulan informasi, analisa data, atau penulisan laporan. Dalam mengembangkan suatu rencana penelitian bed.akan secara jelas antara: topik, subtopik, pertanyaan utama, dan indikator lain untuk menghindari kekacauan selama kunjungan kerja. Mulailah dengan sesuatu yang paling mudah, sebab hal tersebut akan membuat kelompok dan nara sumber lebih nyaman (tentukan rencana dan peralatan yang sesuai).
Ketika menentukan sasaran dan tujuan, topik dan subtopik, sumber informasi, dan indikator, dan ketika menentukan peralatan penelitian, pergunakan daftar pertanyaan yang dimulai dari: Apa, Mengapa, siapa, untuk siapa, Bagaimana, Dimana, Kapan, untuk apa, Dimana, Dengan Apa. Misalnya, ketika menentukan rencana RRA, atau ketika memilih peralatan dan indikatornya, tanyakanlah: Siapa yang memerlukan informnsi?" Apa yang sedang kita coba untuk dapatkan?" Bagaimnna hasilnya akan dipergunakan? " Bagaiman iangkauan dan kedalamnn dari informasi yang diperlukan untuk memp erlihatkan mn salah penelitian? " Informasi mocam apa yang kita perlukan?" Tingkat ketepatan apa dari data yang kita perlukan?" Bagaimana informasi tersebut dikumpulkan? " Siapa yang akan mengumpulkan informasi?" Bagaimana caratrya anggota masyarakat ikut serta daram penilaian?" Siapa yang dapat atau seharusnya ikut dalam penilaian?,, Pikirkan kembali mengenai sumber-sumber data sekunder, wawancara dengan nara sumber, dan pergunakan pengetahuan anda untuk menjelaskan topik utama, dugaan, dan kunci utama dari RRA. Bergeraklah dari sesuatu yang umum kearah yang lebih khusus. Buatlah kerangka referensi yang nantinya dapat diisi dengan informasi yang lebih detail seperti sebuah teka teki silang. Tentukan hal apa yang perlu dimengerti sebelum bergerak ke pengetahuan tahap berikutnya (seperti, memperoleh sebuah pengertian dari sumber daya alam dan hak-hak atas tanah yang tersedia sebelum mengumpulkan informasi detail mengenai praktek pertanian yang spesifik).
-204-
Bergeraklah dari hal-hal yang bersifat umum ke ideologis dan dari topik umum kearah yang lebih khusus (seperti, sumber daya alam -sumber penghidupan -ekonomi rumah tangga kepercayaan, sikap, nilai penyelesuiar, masalah yang mungkin). Tinggalkan diskusi pokok masalah dan masalah yang sensitip sampai akhir. Susunlah baik keseluruhan RRA maupun wawancara secara
)
)
--)
-)
serasi.
Pikirkan analisa awal, pergunakan peraratan analisa untuk RRA. Pikirkan jalan untuk mengikutsertakan anggota masyarakat (khususnya wanita dan kerugian kelompok lainnya) dalam penganalisaan informasi yang sudah dikumpulkan.
-205_
PERTEMUAN KE 18
II ll
PTRANCANGAN PERALATAN RRA DAN PERSTAPAN UNTUK KLTNJLTNGAI\ KERIA LAPANGAN
Tujuan
Untuk merancang peralatan pengumpulan informasi dan analisa, persiapan akhir perbekalan, memilih tempat, dan jadwal dari kunjungan kerja lapangan RRA.
Waktu
I hari
Materi
Bagan 18.1: Mempersiapkan Kunjungan Kerja Lapangan Bagan 18.2: Penentuan Peralatan RRA Diagram dan sumber-sumber Sekunder (peta; statistik dll) dipersiapkan oleh peserta selama pertemuan kepelatihan sebelumnya
Kegiatan
Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok menentukan satu atau dua peralatan untuk RRA (sebagai contoh, pengamatan daftar koreksi, daftar pertanyaan, petunjuk wawancara, formulir kosong untuk diagram). Kelompok mempersiapkan jadwal untuk kunjungan kerja lapangan dan analisa logistik (transpotasi, makanan, akomodasi, bahan-bahan).
Catatan untuk Pelatih: Jangan menghabiskan waktu lebih dari satu hari untuk menentukan peralatan. Peralatan tersebut tidak harus sempurna. Adalah lebih penting bahwa kelompok mengawali kunjungan kerja dengan peralatan yang senantiasa dapat disesuaikan. Tugaskan ketua kelompok sebagai tim pewawancara jika keseluruhan dari jumlah kelompok besar (lebih dari 8 orang).
-206-
Bagan
18.1
PERSIAPAN KI.INJI.INGAN KERJA LAPA]\GAN
. .
Tinjau kembali sumber-sumber sekunder dan buat ringkasan yang berbentuk:diagram atau tabel Persiapkan daftar koreksi untuk pertanyaan dan untuk wawancara dan pengamatan langsung.
.
Tentukan dan buat kopi dari bentuk diagram dan formulir
.
Persiapkan jadwal untuk penugasan anggota RRA
.
Persiapkan Logistik dan Perbekalan
-207
-
Bagan 18.2 PERANCANGAN PERALATAN RRA
. Memilih peralatan: Sesudah daftar dari subtopik disetujui (biasanya 2-7 untuk tiap topik yang luas) dalam kelompok yang besar, para peserta dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil, masing-masing peralatan yang dipilih untuk jumlah yang pasti dariiubtopik yang ditugaskan.
. Penentuan peralatan: Kelompok mengorganisasikan kembali, sehingga satu anggota dari kelompok kecil sebelumnya diwakili dalam setiap kelompok untuk kegiatan berikutnya dalam rangka membagi informasi (apabila perlu, menurunkan jumlah dari kelompok).
I.INTUK MENENTIJKAN PERALATAN IKUTI TAHAP.TAIIAP INI:
. . . .
Tulis sub topik, pertanyaan utama dan indikator untuk setiap peralatan pada kartu index atau selembar kertas dan aturlah ke dalam urutan yang logis. Bandingkan dengan serangkaian pertanyaan yang lain sebelum anda menyetujui daftar pertanyaan yang tertulis. Persiapkan daftar pengamatan langsung, daftar pertanyaan kunci, petunjuk wawancara, dan blangko formulir untuk diagram
Buatlah salinan dari perlengkapan tersebut untuk setiap anggota team RRA.
Dalam penenfuan dan pembuatan peralatan jangan sampai terhenti pada detail. Mulailah dengan bentuk yang umum sebelum mendiskusikan pertanyaan yang spesifik.
-208-
PERTEMUAN KE
Tujuan
19
untuk
II
TNUXSANAAN KTINJI.NGAN KERJA LAPANGAN
mempraktekkan apa yang sudah para peserta pelajari dan
pelaksanaannya di kerja lapangan RRA
Waktu
Paling sedikit 4 hari
Materi
Pedoman. 19.1: Petunjuk kunjungan kerja RRA Notebook, pensil, spidol, flipchart, formulir kosong, pelipat.
Kegiatan
Kelompok melaksanakan RRA, dengan melibatkan anggota masyarakat sebanyak mungkin.
Catatan untuk Pelatih:
Ini adalah bagian yang paling menantang untuk pelatih. Kunjungan kerja merupakan indikator yang penting untuk meningkatkan kualitas pelatihan secara teoritis dan praktis. Pergunakan diagram dari kegiatan-kegiatan sebelumnya apabila perlu (misalnya, pergunakan analisa dengan diagram secara sekilas untuk mengingatkan peserta mengenai proses kunjungan kerja). Pelatih dan kenra team seharusnya memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah metodologis daripada temuannya sendiri. Tujuan utama dari kunjungan kerja adalah untuk melatih para peserta secara teknis, bukan berusaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, meskipun hal ini juga penting. Ketua kelompok seharusnya satu dua langkah lebih mengerti dari peserta dan tidak kehilangan pegangan. Apabila pelatih tidak begitu akrab dengan wilayah studi dan tidak mengerti bahasa lokal mereka akan memiliki kemampuan yang terbatas dalam kujungan kerja. Bila para peserta mengetahui lebih banyak mengenai situasi lokal daripada pelatih, yang membuat pelatih tidak akan mampu memahami dan mengartikan secara lengkap apa yang dikatakan dan sedang terjadi. Dalam situasi demikian ini pelatih seharusnya memberikan tugas pada seseorang yang paham dengan bahasa dan sifuasi lokal. Dalam kasus ini pelatih akan menganggap peran peneliti lebih besar dari pada ketua kelompok.
-209-
Pedoman 19.1
PEDOMAN I]NTUK KTINJLINGAN KERIA LAPANGAN RRA Pergunakan waktu beberapa hari tetapi jangan lebih dari 3 minggu. Pergunakan kelompok kecil dengan berbagai latar belakang ilmu dan minat topik yang berbeda. Pilihlah ketua team. Orang ini bertanggung jawab terhadap petunjuk kerja harian team dan kemudahan diskusi. Tanggung jawab terhadap pengumpulan dan pemilihan formulir yang sudah terisi, membagi-bagikan blangko kosong bila diperlukan, dapat dikerjakan oleh ketua team atau bila perlu, dilimpahkan ke anggota team yang lain. Pergunakan informasi yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Bentuk segitiga: methode, team, sumber informasi (tempat kedudukan, orang). Pada tempat kunjungan kerja diskusikan tujuan dari RM dengan pemuka masyarakat yang terlibat dalam RRA dan aturlah untuk kebutuhan wawancara kelompok. Mulailah kunjungan kerja dengan mengisi informasi latar belakang yang berbentuk pengetahuan dasar untuk keperluan pertanyaan selanjutnya. Identifikasikan nilai keuntungan yang lebih tinggi untuk mengisi gambaran nyata mengenai masyarakat tersebut. Mulailah dengan sesuatu yang sederhana (seperti pengamatan langsung, wawancara informan pokok, masalah-masalah yang tidak kontroversial) sebelum mendekati dengan masalah-masalah yang lebih komplek dengan metode yang lebih memuaskan. Identifikasikan dan pilih dengan hati-hati anggota masyarakat dan nara sumber. Pilihlah informan berdasarkan kharakteristik, pengetahuan, dan pengalamannya tidak secara random. Besarnya sampel bergantung pada homogenitas dan ukuran dari masyarakat dan topik yang dipakai. Dalam daerah kota yang lebih komplek sampel yang lebih besar diperlukan dari pada di masyarakat pedesaan. Tetapi dalam banyak kasus 20 sampai 50 wawancara seharusnya sud.ah cukup. Tingkatkan kualitas informasi wawancara dengan menggabungkan wawancara dan pengamatan langsung. Isi dari data adalah sama penting dengan data itu sendiri. Tingkatkan kualitas pengamatan langsung dengan mempergunakan indikator utama dan daftar koreksi.
-210-
Pedoman 19.1 Sesuaikan jadwal dengan kegiatan-kegiatan anggota masyarakat, tetapi jangan mengacaukan jadwal anda yang sudah terencana.
Laksanakan wawancara dengan anggota masyarakat dan informan utama (secara individu atau kelompok). Lakukan pengamatan langsung. Bagilah team ke dalam beberapa sub grup selama wawancara. Sesudah tahap pertama wawancara dan pengamatan (tidak sampai waktu berakhir pada hari pertama), tentukan waktu bagi team untuk bertemu dan mendiskusikan temuan. Buat analisa awal dari informasi yang dapat dikumpulkan dan pahami keuntungannya sejauh ini. Kelompok seharusnya mampu merevisi daftar topik atau pertanyaan yang akan ditanyakan, dan kenali informasi dan sumber tambahan yang diperlukan.
Lakukan studi kasus rumah tangga untuk mengenali berbagai variasi dan menganalisanya. Susun waktu penelitian yang memungkinkan bagi team melakukan interaksi, melakukan perubahan agenda, dan waktu longgar (tidak terencana).
Buat rencana untuk setiap hari dari kunjungan kerja berdasarkan pada analisa informasi yang telah dikumpulkan. Jangan melanjutkan pengumpulan data tanpa rencana yang jelas.
Tinjau kembali kunjungan kerja harian dengan team, telusuri seluruh catatan dan evaluasi kunjungan kerja dan metode yang dipergunakan. Diskusikan kesalahan apa yang terjadi, pelajaran apa yang bisa diperoleh, dan apa yang perlu dirubah. Hindari bahaya bahwa anggota team belajar pola perilaku yang salah atau mempergunakan peralatan dengan cara yang salah. Ketua team seharusnya membawa catatan kesalahan yang biasa dibuat selama kunjungan kerja dan meperingatkan team untuk menghindarinya. Pertukaran anggota dari kelompok wawancara adalah perlu. Beranikan diri untuk melakukan perputaran tugas meskipun beberapa orang memiliki bakat alam untuk kegiatan tertentu (misalnya, pencatatan atau wawancara). Perhalus, modifikasi, dan amati dengan peralatan yang berbeda unruk merubah fokus dari RRA . Hindari pertanyaan yang tidak berguna, berhentilah menanyakan pertanyaan mengenai yang sudah cukup anda ketahui, tetapi berhati-hatilah untuk tidak melakukan penyamarataan informasi berdasarkan data yang hanya sedikit.
-zlt-
Pedoman 19.1 Gabungkan motode dan pengalaman yang berbeda dengan serangkaian metode yang lainnya. Perkenalkan atau kembangkan peralatan baru selama kujungan kerja bilamana perlu. Beradaptasilah dengan situasi yang tidak diinginkan dan rubahlah hambatan menjadi kesempatan (misalnya, apabila satu kelompok orang dikumpulkan selama wawancara, rubahlah menjadi sekelompok diskusi).
Lakukan pertemuan kedua dan ketiga dengan orang yang sama untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam. Secara kontinyu persempit fokus dari RRA, gali lebih dalam, buat koreksi silang dan lakukan penyelidikan. Pergunakan peralatan analitis untuk meringkas temuan dan memperbandingkan informasi dari informan yang berbeda pada topik yang sama.
Tunjulkan hasil analisa anda ke informan pokok untuk menegaskan dan melakukan koreksi silang hasil temuan dan kesimpulan. Apabila kemudian hasil analisa salah anda akan dapat mengatahuinya dengan cara tersebut. Timbanglah bobot kegunaan dari informasi yang sudah anda kumpulkan dan jangan mempergunakan informasi yang hanya terlihat sekilas atau kurang jelas; bersikaplah kritis. Jangan menggurui. Lihat, dengarkan dan belajarlah. Jangan sembunyikan kesalahan. Berbagi pengetahuan dan belajarlah dari mereka.
Bersikaplah kristis. Bertanyalah kepada diri sendiri "Siapa yang kita temui dan dengarkan?" "Apa yang kita lihat?" "siapa yang tidak kita temui dan dengarkan?,, "Apa yang tidak kita lihat?"
Berkelilinglah pada saat malam hari, tengah malam, dan di pagi hari. Tinggal bermalam di tempat masyarakat akan membuat anda lebih terbuka dan hai iersebut sangat baik untuk interaksi antar team-
\
Pergunakan waktu yang cukup bagi team untuk beinteraksi, untuk melakukan perubahan agenda, dan untuk berkeliling dalam upaya menemukan dan menyelidiki sesuatu yang tidak diharapkan Buat jadwal setiap hari untuk penulisan catatan kunjungan. Pikirkan mengenai bagaimana dan dalam bentuk apa hasil temuan akan dipergunakan. Perlihatkan sikap ygnq menunjukkan keinginan untuk belajar dari masyarakat.
- 2r2
Pedoman 19.1 Berbaurlah dengan anggota masyarakat dan bekerja sama dalam tugas untuk menciptakan rasa kebersamaan. Amatilah partisipasi masyarakat dengan bentuk pandang yang berbeda. Libatkan wanita dan anak-anak; jangan terkonsentrasi hanya pada satu golongan penduduk saja. Bertemulah selaku team untuk mempersiapkan diagram atau bagan untuk meringkas temuan pokok. Pertahankan analisa diskusi kelompok untuk meninjau kembali dan mendiskusikan hasil temuan dengan anggota masyarakat dan untuk menentukan langkah berikut yang akan diambil. Kerjakan lebih banyak kunjungan lapangan di anggota masyarakat yang lain bilamana diperlukan. Apabila dirasa perlu, undang anggota masyarakat pedalaman atau terpencil untuk bergabung dengan team dalam kunjungan lapangan berikutnya. Apabila kesimpulan dibuat dari informasi yang dikumpulkan tidak mencerminkan pengetahuan dan pengalaman dari team RRA, tinjau kembali atau revisi interpretasi yang dibuat atau kumpulkan informasi tambahan untuk mendukung interpretasi yang ada. Hasil temuan dari RRA haruslah dapat dipercaya.
-2t3-
PERTEMUAN KE
20
II
ANALISA AKHIR DAN PERSIAPAN HASIL DARI RRA
Tujuan
Untuk meringkas hasil dari kunjungan kerja untuk penyajian temuan.
Waktu
3 hari
Materi
Bagan. 20.1: Mempersiapkan Hasil dari RRA Pedoman. 20.2: Pentnjuk Buat Analisa Temuan RRA
Kegiatan
Team melakukan analisa hasil diskusi kelompok. Untuk mengulas kembali dan meringkas hasil penilaian kedalam bentuk diagram dan tabel-tabel untuk presentasi. Team mengevaluasi temuan dan methode yang dipergunakan.
Catatan untuk Pelatih: Biarkan para peserta melakukan kegiatannya masing-masing. Awasi keda kelompok dan buat saran untuk perubahan dan peningkatan dengan diagram kalau perlu. Perbolehkan untuk menyela apabila diminta. Peringatkan mereka untuk tetap bersikap kritis.
Bagan 20.1
MEMPERISAPKAN HASIL DARJ RRA
.
Tentukan cara untuk memperlihatkan hasil-hasil dan dengan mempergunakan diagram, tabel dan grafik yang mana?
.
Susunlah data untuk setiap diagram, tabel, dan grafik.
.
Tentukan tugas untuk mempersiapkan diagram, tabel, dan grafik antara anggota team.
.
Diskusikan diagram, tabel, dan grafik dengan team dan lakukan perubahan bilamana perlu.
-2t4-
Pedoman 20.2
Petunjuk Analisa Temuan
.
.
RM
Analisa merupakan proses tindak lanjut untuk meninjau kembali informasi yang masih dibutuhkan, melakukan klasifikasi, merumuskan pertanyaan tambahan, memeriksa informasi, dan pengambilan keputusan. Analisa merupakan proses penyempunuan informasi yang diperlukan. Kegiatan ini tidak dapat ditinggalkan sampai kesuluruhan data dapat dikumpulkan. Petunjuk dibawah ini mungkin bermanfaat: Persiapkan daftar masalah-masalah pokok dan aturlah temuan-temuan anda menurut daftar tersebut. Pengaturan kembali, penguraian, penyusunan kembali sekelompok data. Pilih dan kelompokkan lewat informasi dan carilah pola, perbedaan, variasi, dan hal-hal yang berlawanan. Timbang manfaat dari informasi secara relatif. Bersikaplah kritis.
.
Rumuskan sekelompok pertanyaan berdasarkan topik RRA (termasuk pertanyaan yang baru yang mungkin baru muncul pada saat wawancara) cobalah untuk menjawabnya dengan bantuan informasi yang sudah dapat dikumpulkan.
.
Bicarakan setiap sub topik, ringkas hasilnya, dan buat kesimpulan berdasarkan informasi yang dapat dikumpulkan selama kunjungan lapangan.
.
Pergunakan diagram, matrik, metode pengelompokan, dan peralatan analisa lainnya.
.
Untuk penjelasan selanjutnya tabulasikan informasi. Tabulasi memberikan informasi pokok dari wawancara dan pengamatan, perbolehkan melakukan perbandingan antara individu yang berbeda. Tabulasi juga membantu kelompok menghindari kesan-kesan umum dari pada kenyataannya.
.
Periksa temuan anda dan kesimpulannya dengan memperlihatkannya ke nara sumber pokok atau kelompok anggota masyarakat.
.
Temuan harus konsisten dan tidak bertentangan satu sama lainnya. Dua pernyataan yang saling bertentangan tidak dapat dibenarkan pada saat yang bersamaan. Apabila temuan bertentangan dengan sumber-sumber kedua atau sumber lainnya anda harus mampu menjelaskannya. Temuan anda harus dapat dipercaya.
- 2r5
PERTEMUAN KE 2L
PEI{ULISAN LAPORAN RRA
Tujuan
Untuk memberikan cara penulisan laporan sementara mengenai hasil dari kunjungan kerja RRA.
Waktu
3 hari
Materi
Bagan. 21.1: Penulisan Laporan RRA Bagan. 21.2: Benatk Penulisan Bagan. 2I .3 : Langkah-langkah penulisan Laporan
Kegiatan
Pelatih memeriksa kembali aturan untuk penulisan laporan RRA dan bentuknya dengan para peserta. Kemudian para peserta mendiskusikan kebutuhan penulisan laporan, penugasan, mengatur bahan-bahan dan informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan, dan draf laporan.
Catatan untuk Pelatih: Laporan RRA seharusnya ditulis secara langsung sesudah akhir kunjungan kerja dari RRA dan harus didasarkan, khususnya pada catatan (baganbagan dan diagram) dari RRA dengan beberapa tambahan keterangan. Bagian ini bisa dibagi antara anggota team RRA, atau bisa juga ditulis secara bersama-sama. Adalah penting bahwa dalam melengkapi penulisan laporan tidak memerlukan waktu lama (secara ideal tidak memakan waktu lebih dari satu minggu). Salinan atau photokopi harus tersedia untuk dibagikan ke peserta.
-216-
Bagan 21.1
PENULISAN LAPORAN RRA
BERTANYALAH KEPADA SENDIRI:
.
Siapa yang akan menulis laporan (masyarakat, pemerintah, LSM, atau penyandang dana)?
.
Laporan akan dipergunakan unhrk
.
Laporan seharusnya berisi mengenai
.
Bagaimana informasi akan disajikan?
.
Siapa yang akan menulis laporan?
apa? apa?
PETUNJUK I.]NTI]K PENIJLISAN LAPORAN RRA:
. . . . . . . . . . .
Usahakan agar laporan cukup ringkas dan jelas, dan pergunakan kalimat-kalimat pendek Persiapkan dengan cepat, sebab temuan harus dilaporkan secara tepat waktu Pastikan laporan tersebut tepat pada sasarannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan Pilihlah bentuk komunikasi yang dapat menarik perhatian Aturlah bentuk laporan secara logis, mudah untuk diiluti dan dimengerti; pergunakan sub judul Bukti-bukti yang ditampilkan harus meyakinkan Konsentrasikan pada apa yang akan dipergunakan oleh masyarakat Pergunakan secara penuh bagan, tabel, diagram, dan ilustrasi yang dipersiapkan selama RRA Bagilah konsep laporan ke keseluruhan anggota team RRA dan informan pokok untuk mereka komentari dan umpan balik sebelum akhir laporan Anggota team dapat menulis laporan dalam bahasa lokal Distribusikan laporan kepada individu atau lembaga yang tertarik
217
Bagan
21'2 BENTUK LAP.RAN
1. 2.
Judul/Topik Tujuan
3.
Metodologi
4.
Temuan Pokok
5.
Rekomendasi
6.
Langkah Selanjutnya
7.
Lampiran (diagram pilihan, peta, statistik, data sekunder, catatan wawancara, dll.)
Bagan2l'3 LANGKAH-LANGKAH*EN{.LISANLA*.RAN
1.
Persiapkan format laporan
2.
Organisasikan dan aturlah informasi sesuai dengan format laporan
3.
Konsep laporan
4.
Peninjauan ulang dan revisi dengan team dan nara sumber
5.
Penyelesaian penulisan laporan
6.
Buat salinan laporan
7.
Distribusi laporan
8.
Pelaksanaan rekomendasi
-2r8-
PERTEMUAN KE
22
II
PRESENTASI HASIL KUNJI.INGAN
KERIA LAPAI\GAN
Tujuan
Menyajikan dan mendiskusikan hasil dari kunjungan kerja RRA
Waktu
Lebih dafi 2 jam
Materi
Bagan. 22.1: Bagaimana menyajikan temuan Petunjuk dan Bagan
Kegiatan
Setiap anggota team membawakan berbagai aspek, topik, atau diagram RRA yang berlainan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan berminat.
Catatan untuk Pelatih: Tugaskan setiap anggota team untuk berperan dalam penyajian temuan dari RRA. Buat penyajian semenarik mungkin, manfaatkan antran main yang sudah ditetapkan, diagram, tampilkan secara artistis danmengenai sasaran. Para peserta seharusnya berlatih untuk berpresentasi didasarkan pada petunjuk yang telah ada, bagaimana menampilkan diagram (bicarakan petunjuk dengan peserta). Buatlah agar presentasi cukup pendek, tetapi berilah cukup waktu unruk diskusi dan penjelasan. Undanglah pihak lain yang berkepentingan dan berminat untuk menghadiri pertemuan ini (anggota masyarakat, LSM, pegawai pemerintah, pemberi dana dlsb).
Perhatian:
Pertemuan ini cenderung memerlukan waknr lama dan membosankan sebab bagi anggota team yang beium berpengalaman mungkin akan membawakan presentasinya terlalu detail. Ingatkan kepada para peserta bahwa presentasi yang melantur dan terlalu detail adalah tidak produktif.
-2r9
-
Bagan 22.1
BAGAIMANA MENYAJIKAN TEMUAN
BERTANYALAH KEPADA DIRI SENDIRI:
.
Siapa peserta yang hadir dalam presentasi?
.
Pada informasi yang mana peserta merasa tertarik?
.
lalan apakah yang terbaik untuk menampilkan presentasi?
.
Siapa menampilkan apa?
.
'Perlu
.
waktu berapa lama untuk mempresentasikan temuan?
Antisipasi informasi yang mungkin menimbulkan kontroversi dan persiapkan untuk penyesuaiannya.
.
Berlatih presentasi lagi.
.
Ingatlah petunjuk unruk menampilkan diagram!
-220-
PERTEMUAN KE 23
RENCANA KEGIATAN UIYTUK TINDAK LANJUT
Tujuan
Persiapkan rencana kegiatan untuk tindak lanjut
Waktu
60 menit +
Materi
Bagan. 23.1: Rencana kegiatan untuk tindak lanjut Pedoman. 23.2: Daftzr Pelatih untuk perencanaan pelatihan Para peserta membicarakan cara penggunaan RRA dalam kerjanya. Rencana kegiatan ini mungkin mencakup tentang kursus pelatihan berikutnya, rencana untuk RRA, ide komunikasi dengan organisasi khusus dalam RRA, rencana untuk mengikutsertakan anggota masyarakat dalam penilaian (evaluasi, pengawasan, penilaian kebutuhan), dan aturan penulisan dan penyebaran laporan dan hasil dari RRA.
Kegiatan
Catatan untuk Pelatih:
Tindak lanjut dan latihan yang berlanjut adalah pentlng untuk meningkatkan pengaruh awal dan untuk menjamin kontrol kualitas dari RRA yang dibuat oleh para peserta. Tanpa tindak lanjut yang baik manfaat dari pelatihan akan menurun. Pastikan bahwa setiap peserta menerima satu salinan dari rencana kesiatan. Pada akhir pertemuan diperlukan.
ini
bagikan sertifikat kepada peserta bilamana
Bagan 23.1
RENCANA KEGIATAN I.INTI.]K TINDAK LANJUT
Apa? Siapa yang
Siapa yang bertanggung jawab?
mengawasi?
Kapan dilaksanakan?
221 -
toman 23.2
Daftar Pelatih
/ Instruktur
untuk perencanaan petatihan
Pelatihan:
dokumen dan mbelian dan rteri dan bahan
rtemuan untuk berlatih
n untuk
-
meflKSaan
makanan/minuman
nama dan alamat
an bahan
ltan ralisa evaluasi
rkapitulasibiava
ii
li, - 222
,
EVALUASI PELATIHAN RRA
PERTEMUAN KE 24
Tujuan :
Mengevaluasi pelatihan RRA
Waktu
:
60 menit +
Materi
:
Bagan.24.1: Evaluasi pelatihan RRA Bagan.24.2 : Roda Perputaran Evaluasi Para peserta mengevaluasi pelatihan, ketrampilan yang mereka pelajari, serta mengajukan saran-saran untuk perbaikkan. Uraikan kembali harapanharapan dari para pelatih dan peserta (Lihat Pertemuan Ke 3).
Kegiatan :
Catatan untuk Pelatih: Patuhi ketenflran penilaian yang ditetapkan. Tentukan format evaluasi anda sendiri atau undang partisipan untuk memilih model dan caranya. Pergunakan bagan 24.1 menurut kebutuhan.
Bagan 24.1
EVALUASI PELATIHAN RRA Peralatan dan topik yang mana yang paling bermanfaat?
Aspek apa yang paling bermanfaat dari pelatihan ini? Peralatan dan topik mana yang kurang bermanfaat?
Aspek apa yang kurang bermanfaat dari pelatihan ini? Komentar dan pengamatan lain.
-))?_
Bagan 24.2
PERPUTARAN RODA EVALUASI Mengapa kita membutuhkan evaluasi? Siapa yang menginginkannya? Untuk keputusan apa?
MANT'AAT Pelatihan apa yang kita pelajari? Apakah kita akan melakukannya dng be
PENAFSIRAN Ada Apakah? Mengapa hal itu terj Bagaimana kita melaporkannya? Siapa yang informasi, apa informas dan dalam bentuk apa?
TUJUAN/FOCUS Apakah kunci masalahnya?
{(11>\r /\r-j[4\
Pertanyaan spesifik apakah yang akan kita jawab?
L_l
t_i:
KN
Siapa yang akan menafsirkan fakta-faktanva?
rmasi apakah yang kita dan dimana?
PENGUMPULAN INFORMASI Metode yang manakah yang
kita gunakan untuk mengumpulkannya? Sipa yang berpartispasi? Kapan? Ketrampilan dan kemampuan apa yang kita miliki?
ANALISA Bagaimana kita menganalisa informas i-informasi untuk menghas ilkan fakta-fakta?
-224-
ANNEX
ANNEX
PENGKAJIAN KEADAAN KETENAGAKERJAAN PEDESAAN (RUANG LINGKUP METODE DI LAPANGAI{) ''EXTRACTS FROM ASSESSING VILLAGE LABOfIR SITUATIONS IN DEVELOPING COIINTRMS'' (by J. Connell and M. Llpton, 1977, OUP' New Dehli)
Sumber Data:
1. 2. 3. 4.
Catatan, laporan-laporan, atau data statistik (baik yang dipublikasikan maupun yang tidak); Nara sumber adalah para pemuka desa; kepala desa; guru atu orang dari luar desa yang mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang desa tertentu (tukang kredit; tengkulak; penyuluh lapangan); Pengamatan (observasi) serta pengikutsertaan peneliti atau penyelidik dari luar bidang didiplin ilmu yang dapat digunakan sebagai pelengkap data dan informasi (ahli geologi untuk mengetahui keadaan tanah); Penyebaran daftar pertanyaan dan tanya jawab secara langsung.
Pemilihan Lokasi Desa Pemilihan lokasi akan sangat tergantung dengan tujuan; kegunaan; manfaat serta tidak lanjut dari survey yang dilaksanakan. Pemilihan serta penetuan lokasi dapat dipergunakan dengan menggunakan matrik pilihan dengan memberikan penilaian pada urutan kriteria yang dipakai. Kriteria desa dapat: jauh dari kota kecamatan;populasi 150.000; desa agraris;irigasi sederhana;tanaman padi dan polowijo dlsb.
Pemilihan Responden:
1. 2. 3.
Penetapan Sampel. Karakteristik yang terpenting dalam penentuan sampel adalah bahwa sampel harus dapat mewakili total populasi. Sampel dapat ditentukan dari: banyaknya rumah tangga; ukuran lahan; kegiatan ekonomi rumah tangga; karakteristik produksi rumah tangga dlsb. Siapa Sampelnya. Pengambilan siapa yang dijadikan sampel misalnya mereka yang termasuk dalam bekerja yang dapat terdiri dari: kepala keluarga; buruh yang digaji; wanita dan anak-anak yang dianggap usia kerja. Ukuran Sampel. dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan;bentuk dan susunan pedesaan. Seperti pada desa yang relatif homogen, ukuran sampel akan kecil.
- )1<
Pemilihan dan penggolongan sampel juga dapat dipergunakan untuk menentukan ukuran dan jumlah sampel yang diperlukan. Misalnya: Tidak setiap populasi wanita dan anak-anak diwawancarai. Tetapi tidak juga hanya mewawancarai sekelompok penduduk (seperti: Tuan tanah; pedagang besar; pemilik ternak; pemilik penggilingan padi dlsb).
Pemilihan dan Penentuan Petugas Lapangan Pemilihan petugas lapangan dapat mengikutsertakan penduduk desa setempat (anak sekolah; guru; penyuluh pertanian; bidan dlsb) dengan memberikan pelatihan. Atau tenaga yang direkrut dari luar desa (mahasiswa).
Partisipasi Penelitian Partisipasi penelitian dapat menyakut (i) Siapa dan Bagaimana sumber dana penelitian didapatkan dan dibiayai; (ii) Siapa; Bagaiman; Dimana dan Kapan pelaksanaannya? (iii) Koordinasi dan Kooperasi dengan pemerintah daerah setempat; (iv) Klasifikasi Tujuan; Teknik; Kebijaksanaan yang Relevan; Metodologi; Peralatan dan Akomodasi.
Penetapan Periode dan Periode Pengumpulan Data
o . o
Periode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan informasi normalnya dilakukan tidak lebihdari 3 hari pada setiap petani (dilakuakan pada petani yang mempunyai homogenitas dan satu macam kegiatan) Jangka waktu untuk tinggal di desa tergantung pada jumlah dan kebutuhan akan data, serta keperluan akan tingkat keakuratan data.
Data dan informasi tidak harus dilakukan setiap hari dalam satu tahun, tetapi mengikuti pola musimltanam dan kegiatan masyarakat lainnya. seperti: Terdapatnya pola tanam yang pendek disuatu desa karena musim dan keadaan tanahnya; atau mungkin kedapatan suatu desa yang hanya menanam tanaman jangka panjang.
o
Dalam kasus apabila seorang peneliti belum merasa puas dan percaya pada data yang diperoleh, akan dapat mengulanginya dengan kunjungan ulang yang dilakukan dilain waktu dengan pola kegiatan responden yang berbeda. Misal: pertama dilakukan sebelum musim panen tiba, sedangkan pencatatan kedua pada saat sesudah panen, digunakan untuk mengetahlri data dan informasi pendapatan dan pengeluaran.
Penyajian Data Temuan
o
Laporan akhir penelitian harus berisi serinci mungkin baik metodologi yang digunakan dalam survey maupun dalam pengumpulan data.
-226-
o
Kedua:
Apabila data dan informasi yang dikumpulkan ditujukan untuk pembuatan kebijaksanaan, terdapat dua hal yang penting untuk diketahui:Pertama, tujuan harus di definisikan dalam suatu cara atau langkah yang dipergunakan sebagai pedoman kebijaksanaan seperti: Untuk mengetahui, mengapa terdapat sedikit waktu kerja yang dipergunakan pada waktu penyiangan; untuk mengestimasikan biaya dan manfaat dari tambahan waktu yang dipergunakan kelompok tani yang berbeda,bagi orang yang kurang mampu dan seluruh daerah; serta untuk mempennudah pemberian alternatif incentive; serta perluasan dan kebijaksanaan lain pada akhirnya.
Bagi pembuat kebijaksanaan hasil survey yang diterima harus dikaji, dikoreksi serta disaring kembali sehingga menjadi bentuk yang jelas dan konprehensif.
DATA DAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN
1.
Rentang Waktu: Menurut Jenis Kegiatan
Informasi mengenai rentang waktu akan meliputi alokasi waknr yang dipergunakan untuk keseluruhan kegiatan yang dilakukan, perhitungan biasanya dinyatakan dalam satu hari atau dalam beberapa hari dari pada dalam jam. Informasi ini akan sangat berguna sekali untuk dapat menunjukkan dilokasi mana seseorang sedang malakukan kegiatan bersamaan dengan saat wakhr tersebut digunakan, seperti: di sawah, kebun dan diladang; atau dipasar. Secara sederhana akan terdapat perbedaan dan pembagian waktu yang dipergunakan untuk: (i) Melakukan kegiatan;(ii) Antara pria dan wanita serta anak-anak;(iii) Antara kegiatan ekonomi, sosial dan rekreasi (seperti: antara kegiatan bertani dan kegiatan lain; kegiatan didalam dan diluar pedesaan; Kegiatan antara pekerja mandiri, buruh, buruh antar desa serta kegiatan yang dilakukan pada waktu senggang).
Meskipun begitu pembagian kedalam kategori-kategori ini tidak berarti menunjukkan bentuk keadaan dengan membagi tingkah laku manusia didalam kegiatan bertani (adalah sedikit atau banyak) dan adanya waktu senggang (adalah sedikit atau banyak) atau yang pertama adalah merupakan kegiatan "ekonomi " dan kedua adalah kegiatan "non ekonomi". Kegiatan dalam "waltttt senggang" dapat termasuk pembentukan khasanah wawasan melalui penyebaran cerita dan bernyanyi, kegiatan pertunjukkan dan rekreasi, penyelesaian sengketa, pengobatan kesehatan, keperluan santapan rohani. Kegiatan dalam alokasi waktu ini kedua-duanya dapat merupakan kegiatan ekonomi dan sosial yang sama-sama pentingnya. Suatu cara mengkategorikan perbedaan kegiatan didalam alokasi penggunaan waktu adalah sebagai berikut:
t.l
Penanian: Kegiatan pengalokasian waknr yang dipergunakan dalam kegiatan bertani adalah seperti: membajak/meluku; menabur benih; menyiangi; memumpuk; memangkas rumput; mengairi; memanen dan mensonir. Kegiatan lain yang termasuk dalam kegiatan
1.11
bertani adalah menghalau burung dan binatang lain memagari; meratakan; memorong pucuk. 1.2
Perialanan' Adalah merupakan waktu yang dialokasikan untuk melakukan suatu kegiatan perjalanan (seperti: pergi dari sawah ke pasar dan antara sawah ke tempat air atau pengontrol irigasi).
1.3
Tidak Bekerja: Pengkategorian perbedaan kegiatan dan pengalokasian waknr kedalam tidak bekerja "non-work" adalah dapat termasuk karena tidak terdapatnya pengalokasaian waktu yang dipergunakan untuk melakukan suatu kegiatan. Dapat dir"-uuutun karena sakit; keterbatasan waktu kerja karena iklim (adanya hujan deras;kemarau panjang); keterbasan karena pekerjaan tertentu (seperti pemasaran; sarana komunikasi- y*g terputus).
t.4
Kegiatan Sosial dan Formal.' Pengalokasian waktu yang dipergunakan dalam kegiatan disini termasuk seperti kegiatan pesta perkawinan; perayaan yang berhubungan d-ngan agama;adat istiadat; nasional dlsb. Penting untuk diketahui adalah bahwa kading-kadang terdapat suatu perayaan yang memakan banyak wakru atau bahkan hari sehingga waktu yang produktive dan digunakan untuk bekerja adalah sedikit atau tidak ada.
1.5
Pendidikan' Pengalokasian wakfu dan kegiatan dapat juga dikategorikan karena adanya sebagaian penduduk yang tidak mengambil bagian didalam bekerja tetapi berpartisipisi dalam kegiatan lain seperti bersekolah dapat pendidikan formal (dari mulai sekolah dasar sampai pendidikan tinggi) dapat pula pendidikan non formal.
1.6
Bekerja diluar Pertanian: Adalah mereka yang dikategorikan didalam mengalokasikan waknrnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan diluar sektor pertanian seperti: kegiatan kerajinan rumah tangga; industri kecil; pemrosesan hasil pertanian.
1.7
Pem.asaran' Termasuk didalamnya seluruh waktu yang dialokasikan untuk kegiatan di pasar dan khususnya kegiatan menjual (atau melakukan kegiatan untuk menjual); memproduksi dan sebaliknya membeli;pemindahan barang serta didalam kegiatan untuk mendapatkan kredit.
1.8
Aktivitas Langsung yang Menghasilkan: Kegiatan-kegiatan dalam pengalokasian waktu yang termasuk dalam usaha langsung yang produktive, biasanya tidak berkaitan langsung dengan jabatanpekerjaan adalah: membetulkan(reparasi sepeda); membangun; pekJrjaan rumah (termasuk kegiatan mengolah makanan jadi; belanja); penli;a makanan; penyimpanan. Dan untuk pelayanan jasa-jasa tertentu: tukang cukur; pandai besi; tukang cuci.
228 -
1.9
Lainnya: Alokasi waktu mungkin juga diluangkan dalam berbagai kegiatan yang lain, seperti kegiatan berorganisasi (pada lembaga desa organisasi kemasyarakatan desa lannya); rekreasi informal; musibah.
Kadang-kadang terdapat kemungkinan untuk mengkategorikan kedalam kategori lainnya pada kategori antara nomor 1.3 dan 1.4 pada keaadaan dimana alokasi waknr dan kegiatan tidak mempunyai batas yang pasti. Terdapat beberapa kemungkinan kategori dimana waktu dialokasikan. Pengalokasian waktu yang telah pasti (seperti: setiap hari jum'at dalam satu minggu pergi ke masjid); sedangkan yang lainnya adalah pengalokasian waktu yang belum pasti dan sangat tidak beraturan. Penggolonngan yang lain adalah adanya pemakaian waktu yang relatif homogen (seperti: secara teratur berkunjung ke masjid), sedangkan yang lain lebih bersifat heterogen (seperti: membajak dengan menggunakan teknologi yang berbeda pada tanah yang berbeda tingkat kekerasan dan kemiringannya oleh seorang pembajak yang mempunyai kekuatan dan kesehatan yang berlainan).
2.
Rentang Waktu: Variasi Perbedaannya
2.1
Perbedaan dalam Satu Hari
Adalah alur waktu yang dialokasikan dalam satu hari untuk melakukan suatu kegiatan. Akan terdapat perbedaan antara alokasi penggunaan wakil dalam satu hari antara: kelompok umur; jenis kelamin; perbedaan kewajiban antara satu anggota keluarga; antara keluarga yang lain (sebagai suatu contoh: wanita bekerja hanya dua jam dalam satu hari lebih pendek dibandingkan dengan pria sedangkan anak-anak mempunyai waktu kerja yang lebih pendek). Pada kasus yang khusus tetapi biasa didapati, adalah terdapat adanya kecenderungan untuk pembagian tenaga kerja antara bekerja dalam satu komunal (gotong royong) dalam kegiatan pagi hari dan bekerja secara individu pada sore harinya.
2.2
Perbedaan Pilihan
Variasi diurnal adalah merupakan bentuk pilihan untuk melakukan suatu kegiatan, dapat dalam satu hari,minggu,bulan, atau hari pasaran sefta antara hari "keda" dan istirahat - seperti hari jum'at bagi negara dan masyarakat yang mayoritas muslim, atau hari sabru/minggu dalam seminggu. Perbedaan pilihan untuk melakukan kegiatan juga dapat dihasiikan dari adanya suaru keputusan untuk menyusun dan tanpa menyusun jadwal alokasi waktu (seperti: Pada kegiatan penyiangan rumput yang membutuhkan alokasi waktu sehari pada kira-kira setiap sepuluh hari tetapi hanya dilakukan dalam setengah hari dan dapat dilakukan sesuai dengan waktunya) atau berhubungan dengan keadaan-keadaan yang luar biasa biasanya keadaan iklim. Alokasi tenaga kerja berbeda antara tugas yang satu dengan yang lain, seperti: membersihkan semaksemak;mgngerjakanpemupukan; menyiangi rumputpada satu jalur atau membersihkan yang lain, adalah merupakan kegiatan yang dapat dipilih. Sebagai contoh seorang pria akan mengerjakan lima kegiatan secara terpisah seperti: mencangkul; berburu; menghalau babi liar;mencari air dan menebangi semak-semak dalam kegiatannya selama sepuluh hari, sedangkan tugas-tugas rumah terbatas pada para wanita yang melakukakanya sedangkan tugas yang lain akan berpola pilihan.
- 229
2.3
Perbedaan Musiman
Perbedaan pokok didalam penggunaan dan alokasi waktu pada variasi musiman berkaitan erat dengan sistim pertanian, ktrususnya pada siklus tanam atau migrasi (sebagai contoh pada masa tanam dan panen, cenderung untuk menaikkan permintaan tenaga kerja sedangkan pada kondisi iklim dan cuaca tertenhr akan menjadi kendala bagi setiap kegitan pertanian). Perbedaan penggunaan waktu dalam musiman akan lebih terlihat lebih menyolok dibandingkan dengan perbedaan pada hari biasa atau antara hari biasa. Perbedaan "musiman" meliputi periode tetap setiap tahun diantara beberapa hari dan setahun. Perubahan yang sederhana dan biasa terjadi adalah pada pedesaan dengan budaya tunggal (monocultural) dengan perbedaan musim yang tajam. Banyak kombinasi penanaman yang komplek, termasuk di seklor peternakan dapat diramalkan sebelumnya dengan tidak mengabaikan perbedaan musim seiring naiknya permintaan musiman tenaga kerja pertanian. Diantara iklim musiman yang dapat diatur, terdapat beberapa perbedaan musiman yang berkaitan khususnya dengan waktu yang diperlukan untuk penanaman, panenan dan terutama sekali pada musim
pertumbuhan. Terdapat dua hal yang perlu diingat oleh para peneliti. Pertama: meskipun terdapat tujuan yang khusus dari pada studi menghasilkan hasil yang banyak, sepanjang tahun pengamatan dan wawancara akan tetap dibutuhkan dipedesaan dengan perbedaan musim yang luas pada kwantitas atau pola kerjanya, Kedua: perbedaan musiman dalam penggunaan waktu berpengaruh banyak dari pada kerja di pertanian seperti: pendidikan; bekerja dirumah; mengums anak; begitu juga dengan sakit, menghasilkan penyesuaian dalam menjawab perubahan musim dalam kebutuhan kerja di pertanian, dan kebutuhan penyelidikan dalam kaitannya dengan perubahan tersebut.
2.4
Perbedaan Tahunan atau Periode Lama
Kondisi dan situasi ekologi pada setiap tahun adalah memperlihatkan keadaan yang spesifik (khususnya iklim). Kondisi iklim yang serius akan mempengaruhi di dalam penggunaan tenaga kerja, partisipasinya dan alokasinya, dengan begitu pemenuhan akan tenaga kerja selama setahun bernrrut-turut akan berbeda dengan nyata. Tingkat kondisi ini dapat juga dilihat dari banyak dan sedikitnya curah hujan dalam saru tahun disamping akan berakibat pada pemenuhan tenaga kerja. Pada suatu daerah mungkin akan terdapat musim hujan yang lama demikian sebaliknya pada suatu daerah akan mengalami musim hujan yang pendek. Pada banyak daerah pedesaan, perubahan kondisi, apakah perubahan teknologi (seperti: mekanisasi atau pembuatan konstruksi yang baik), ekonomi (seperti: pasar; kebijakan harga;perluasan pertanian;industrialisasi dan komunikasi), administrasi atau politik kemungkinan adalah hasil perbedaan yang nyata, khususnya pada periode waktu lama. Begitu juga dengan kondisi demographi khususnya tenaga keda/ketergantungan dan ratio manusia dan tanah.
230 -
3.
Partisipasi dan Struktur Demografi
Terdapat tiga hal yang membedakan didalam penduduk berpartisipasi dalam angkatan kerja (i) tidak berpartisipasi;(ii) kedua berpartisipasi tetapi dalam jangka waknr yang panjang dan (iii) ketiga berpartisipasi tetapi dalam jangka waktu pendek (misalrrya: pekerja hanya berpartisipasi dalam angkatan kerja pada enam bulan pertama tetapi pada enam bulan kedua serta dalam satu tahun tidak). Untuk itu penentuan kriteria apakah seseorang (pria/wanita) termasuk berpartisipasi dalam angkatan kerja atau tidak harus ditentukan batas waktunya (biasanya jangka waktunya dihitung rata-rata setengah bulan bekerja dalam sebulan). Terdapat dua macam bentuk penduduk berpartisipasi didalam kegiatan ekonomi pedesaan: Petani yang mengerjakan pertanian keluarga atau usaha keluarga (termasuk disini petani dan anggota keluarga yang mengerjakan pertaniannya sendiri) dan sebagai tenaga kerja (buruh tani) yang mendapatkan upah (dapat bekerja dilingkungan desanya sendiri atau diluar desa mereka). Berkaitan dengan pemanfaatan tenaga kerja dipedesaan hanya in-put buruh tani yang dapat diukur dari pada in-put pekerja keluarga. Waktu kerja seseorang pria yang sehat tidak akan dapat diperbandingkan dengan seorang wanita atau anak-anak. Demikian juga terdapat adanya suatu perbedaan didalam pengalokasian waktu kerja yang dipengaruhi oleh adanya musim, wakru yang dialokasikan untuk bekerja selama musim kemarau akan berbeda dengan selama musim hujan. Didalam kasus yang lain mungkin akan terjadi penurunan produktivitas angkatan kerja dari menurunnya effisiensi pekerja, pada saat terjadinya masa sulit (khususnya pada waktu sebelum panen), yang disebabkan karena adanya kekurangan gizi. Adalah sesuatu hal yang dibutuhkan untuk mengetahui in-put relatif pekerja (demikian juga out-put per jam) dari para partisipan yang berubah-ubah banyak atau sedikit yang dapat terjadi tergantung dari perbedaan keperluan akan pekerjaan dan jumlah dari pada usaha pekerja per jam.
3.1
Tenaga Kerja yang Digaji
Tenaga kerja yang mendapatkan upah mungkin dapat pria;wanita atau anak-anak yang bekerja sebagai buruh tani pada petani perorangan dan mendapatkan bayaran dalam bentuk uang atau barang baik dari dalam atau luar wilayah pedesaan mereka. Mereka juga mempunyai karakteristik tersendiri pada pekerjaannya yaitu bekerja pada waktu dan pekerjaan yang telah ditentukan (sampai pekerjaan tersebut selesai). Oleh karena itu secara umum karakteristik dari pada tenaga kerja yang mendapatkan upah adalah sangat mudah untuk direkam dan dicatat seperti: kegiatan dan produksinya, periode wakfu kegiatannya serta terdapat adanya tingkat upah yang tertetu. Ini akan dapat memberikan gambaran untuk mengidentifikasi dan mengenali pasar kerja (labour market) atau pasarnya dalam sektor dan wilayah tertentu. Seperti terdapat adanya perbedaan antara tingkat upah wanita dan anak-anak yang lebih rendah dibandingkan pria yang bekerja sebagai partner kerja. Didalam bentuk kasus yang lain, terjadi perbedaan tingkat upah yang cenderung menurun pada saat tenaga kerja adalah dalam penawaran yang pendek.
3.2
Kelompok Kerja
I-ebih lanjut antara tenaga kerja yang mendapatkan upah dan pekerja keluarga berkebalikan dengan tenaga kerja kelompok dan kerjasama. Karalrteristik tenaga kerja - 23r
berkelompok (gotong royong) akan dapat ditemui pada saat terjadi permintaan tenaga keda yang meloqiak (biasanya pada masa panen). Tenaga kerja disini terorganisasi dalam suitu keiompoi kerja atau bagian-bagian dari kelompok, yang anggotanya dapat terdiri dari anggota keluarganya sendiri atau anggota masyarakat yang lain dengan mendapatkan imbalan (dapafberupa uanfaAin barang) meskipun tidak selamnya mendapatkan imbalan.Terjadinya pertuiaran kerjasama dan kerja (antar anggota masyarakat antar desa), pengorganisasian anggota masyarakat, dapat diterapkan pada banyak aktivitas yang berbeda baik ekonomi maupun non ekonomi. pada siat tingkat upah tidak terdapat kuantitas yang dapat diukur secara berarti, kerja secara kelompok (gotong royong) cenderung merupakan satu-satunya yang berarti sebagai pelengkap pete4a keluarga. Keberadaan dan fleksibelitas dari pada kerja gotong royong merupakan trit penting pada kapasitas masyarakat pedesaan dalam menyesuaikan pola pekedaan mereki padi kesempatan untuk bermigrasi. Data-data dan informasi yang akan dikoleksi mengenai hal ini akan memerlukan kehati-hatian dan perhatian.
3.3
Peranan Tenaga Kerja Anak-anak
Meskipun secara umum tidak terdapat batasan umur terendah sebagai "usia kerja" tetapi untuk mengefahui penggunaan anak-anak dalam aktivitas kerja terdapat batasan kelompok u*ut untuk membatasi seseorang termasuk dalam pertisipasi angkatan kerja atau tidak (biisanya 15 tahun). Meskipun dalam banyak kasus keikutsertaan mereka dalam partisisipasi kerja adalah karena dan tergantung orang tua. Tetapi terdapat juga (di sektor pertanian) dikarenakan pengaruh migrasi anggota penduduk dewasa dan perpindahan kerja di non pertanian. Adalah penting mengetahui faktor penyebab dan alasan pemanfaatan tenaga kerja usia anak-anak guna menidentifikasikan kemiskinan; mobilisasi tenaga kerja dan pernrmbuhan penduduk
3.4
Peranan Tenaga Kerja Wanita Sesuatu hal yang umum diketahui bahwa peranan wanita berpartisipasi dalam angkatan
kerja adalah lebih rendah dari pada pria ini disebabkan ketidak mampuan wanita unruk melakukan kerja pada saat kehamilan atau menyusui anak (khusunya pada keadaan ratio wanita/anak dan kematian anak adalah tinggi),keterbatasan yang dikarenakan adat istiad.at atau karena sesuatu hal yang lebih bersifat umum bahwa wanita mempunyai jabatan pekerjaan, bekerja di rumah (seperti meyulam,menganyam dlsb). Kontribusi dan peranan winita pada ekonomi tenaga kerja adalah sangat komplek dan beragam, karakteristik partisipasinya akan ditentukan juga secara rinci, khususnya berubah-ubah menurut lingkungan lokal iaripada regional; perubahan teknologi; bertani campuran; dan ratio tenaga kerja dengan tanah.
3.J
Tenaga Kerja Keluarga
Pekerja keluarga tetap adalah pekerja yang secara tetap bekerja dan tinggal di pedesaan bersama-sama pada satu rumah (dapat tenaga kerja yang dibayar baii< dari dalam maupun dari luar pedesaan). Lebih lanjut terdapat pengkategorian untuk pekerja keluarga, adalatr- pekerja keluarga yang untuk sementara waktu atau semi pennanen yang ringgal ditempat lain (biasanya
-232-
menetap didaerah perkotaan) yang akan kembali pada saat terdapat adanya permintaan akan tenaga kerja berlebihan atau banyak (seperti: pada masa panen) dan meskipun mereka migran dan merupakan salah safi anggota keluarga, merekapun akan mendapatkan bayaran pada saat bekerja sama seperti tenaga kerja yang diupah.
3.6
Struhur Demografi
Informasi mengenai perubahan dalam struktur penduduk sangat penting, untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya. Secara sederhana dapat dilihat bahwa kelahiran seorang bayi akan berpengaruh baik terhadap kebutuhan keluarga akan makanan maupun usaha untuk mendapatkannya. Yang akan terwujud melalui lama dan produktivitas seiring dengan partisipasi mereka dalam bekerja, yang akhirnya melalui keikutsertaan partisipasi wanita. Informasi lain adalah migrasi: dapat dilihat dari berkurangnya rasio tenaga kerja dan tanah pada luas yang berbeda bagi anggota-anggota keluarga yang berbeda pula. Terdapat adanya indikator yang menunjukkan bahwa keluarga-keluarga besar secara tidak sebanding lebih banyak melakukan perpindahan. Dengan melakukan pemilihan serta seleksi pengelompokkan yang ketat terhadap umur dan jenis kelamin, migrasi juga dapat mengubah susunan kebutuhan akan makanan dan input kerja yang potensial didalam keluarga petani. Suatu analisa terhadap aspek yang relevan terhadap terjadinya perpindahan yang lebih mendetail diperlukan, bilamana kita akan mencari cara untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja serta keterkaitannya dengan kesejahteraan dan output, khususnya hubungan antara migrasi sementara; musiman; dan peftnanen; jumlahnya; Iokasi dan distribusi umur; jenis kelamin dan jenis pekerjaan; alokasinya diantara keluarga petani; kualitas tanah; ukuran dan komposisi rumah tangga; dan perryebab p erbedaan p endap atan antara kota-desa.
Adalah penting untuk mengetahui dan mencatat dengan baik informasi mengenai karakteristik dari pada struktur penduduk pedesaan jika study keadaan pemanfaatan ketenagakerjaan untuk menjelaskan keadaan situasi saat sekarang atau penawaran tenaga kerja pada masa yang akan datang. Informasi tersebut adalah struktur jenis kelamin dan umur penduduk, tingkat kelahiran dan kematian .(kususnya kematian anak), tingkat berjangkitnya penyakit dan rincian penyebabnya.
Data demografi yang terdapat pada saaf sekarang seperfi komposisi umur dan jenis kelamin penduduk akan sangat berguna sekali untuk mengetahui migrasi keluar (khususnya usia muda) dan pola perbedaan penduduk unfuk kelompok sosial yang berbeda. Banyak peneliti dan penyelidik menggunakan standar penghitungan untuk mengklasifikasikan serta mengelompokkan umur penduduk seperti perhitungan (0-4 th, 5-9 th, 10-14 th dstr).
Selanjutnya informasi-informasi mengenai kejadian sejarah dan riwayat atau adanya kecenderungan perubahan penduduk, yang informasinya tidak terdapat atau dapatkan dalam bahan sensus juga dimungkinkan untuk dikumpulkan. Pada saat yang bersamaan mungkin datadata demografi tidak begitu mudah untuk didapat dan dikumpulkan, sebagai suatu contoh mungkin kita tidak akan mendapatkan suanr umur yang pasti dari seseorang, tetapi kita akan 233 -
dapat mengetahuinya dengan cara mengkaitkan kelahiran atau umur seseorang tersebut dengan suatu paristiwa atau kejadian pada saat itu baik didesanya sendiri (lokal), maupun yang bersifat nasional atau dengan lingkaran paristiwa lain. Jelasnya seorang penyelidik atau peneliti harus mengetahui dan mempunyai pengetahuan tentang daerah pedesaan dan bersabar dalam mengkoleksi informasi. Informasi ini adalah sangat penting untuk memproyeksikan keadaan penawaran tenaga kerja pada masa yang akan datang dan permintaan dalam infrastruktur serta sumber daya. Mengumpulkan informasi data demografi yang lebih detail, sebagai suatu contoh dalam tingkat penggambarannya; atau kematian anak; kebutuhan hubungan kejadian yang menyeluruh; pelatihan khusus dan pewawancara wanita; hanyalah merupakan batasan dalam jangkuan survey pemanfaatan tenaga kerja.
4.
Korelasi Variabel Pedesaan
Tingkat keterkaitan variabel pedesaan dengan perbedaan pemanfaatan tenaga kerja menunjukkan luas dan banyaknya karakteristik umum pedesaan yang berhubungan erat pada suatu suryey pemanfaatan tenaga kerja pedesaan. Hal yang paling utama untuk melahrkan setiap analisa khususnya pedesaan adalah pengujian karateristik umun dari pada variabel pedesaan yang secara langsung berkaitan pada komponen yang dapat di identifikasi pada pemanfaatan tenaga kerja. Variabel tersebut adalah: 4.1
Karakteristik Sosial
Suatu hal yang paling riskan dan dapat berpengaruh dalam perekonomian pedesaan, mobilitas pekerjaan serta intensitas pengaruh sosial adalah organisasi sosial setempat. Organisasi sosial menunjukkan adanya keberadaan baik secara informal seperti pada pertalian keluarga yang tidak resmi;kelompok kesukuan/ras atau yang lebih bertata secara resmi (formal) dalam bentuk organisasi, seperti organisasi keagamaan;lembaga desa. Organisasi sosial pada beberapa keadaan bukan merupakan pembatas sosial atau hambatan mobilitas pekerjaan, tetapai pada beberapa kasus hal tersebut merupakan kendala. Sebagai suatu contoh didalam sistem kemasyarakatan di Afrika, organisasi sosial setempat cukup penting untuk mempengaruhi hapir disegala macam kegiatan ekonomi. Karakteristik Sosial sangat berperan pada penggunaan tenaga kerja yang mengharuskan untuk diselidiki dengan lebih teliti dan khas. khususnya informasi dan wawasan yang diperlukan untuk mengetahui pengaruh dari pada suatu kelompok sosial; bagaimana mereka mempengaruhi; hambatan pengambilan keputusan; serta hubungan mereka. Struktur organisasi pedesaan seperti (penyelenggaruandari pada lembaga desa atau sanksi
dari pada pemuka agama atau adat) juga merupakan hal yang amat penting untuk diketahui karena keterkaitan mereka dengan organisasi regional atau nasional. Bagian-bagain dari pada susunan kelembagaan yang ada dipedesaan (dari awal sampai pada akhirya) kemungkinan berpengaruh pada perilaku sosial dan ekonomi masyarakat. Karakteristik perseorangan seperti tingkat melek huruf dan pendidikan berpengaruh pada seseorang didalam melakukanpekerjaannya. Demikian juga perkumpulan dalam suatu kelompok;
-234-
Karakteristik perseorangan seperti tingkat melek huruf dan pendidikan berpengaruh pada seseorang didalam melakukan pekerjaannya. Demikian juga perkumpulan dalam suatu kelompok;
suku; bahasa atau agama akan dapat mempengaruhi kelompok kerja dalam bersafu dalam melalrukan kerja secara gotong royong. Pengaruh tanggapan keseluruhan parameter dan pentingnya terhadap pemanfaatan tenaga kerja (seperti: Akankah seorang anak absen dalam sekolah untuk bekerja di ladang?) adalah pembuatan keputusan sebagai akibat adanya pengaruh tempat dan keadaan alam. Dan akhirnya sarana dan prasarana sosial pedesaan demikian juga sekolah dan tempat ibadah; sumur umum atau pusat gizi atau klinik obat akan dapat mengubah baik statistik pemanfaatan tenaga kerja (seperti: berapa banyak waKu yang dimiliki oleh seorang wanita untuk bekerja setelah mengambil air di sumur), maupun tingkat dan arah perubahannya. Pengalaman dalam mengamati keadaan dan perubahan akan lebih berguna dan berkaitan dari pada teknik resmi dalam mengumpulkan informasi dan data pada jenis ini.
4.2
Ekologi
Karakteristik perekonomian pedesaan (khususnya pertanian) dibatasai oleh lingkungan setempat, pengaruh seperti iklim dan keadaan tanah secara langsung berpengaruh pada berbedaaan jenis dan tingkat produksi. Oleh karena itu data dasar mengenai keadaan iklim baik secara bulanan maupun tahunan (seperti: curuh hujan, kelembaban; suhu udara), yang dapat dikumpulkan dari stasiun metereologi adalah sangat penting untuk dikumpulkan. Untuk mengetahui hubungan dan alternatif yang dipergunakan penduduk pedesaan dalam bekerja. Kedaan lahan yang berbeda dan berjenis-jenis juga mempunyai pengaruh dan akibat langsung terhadap aktivias dan kecepatan beraktivitas serta kualitas produksi (seperti: pada tanah yang kering dan keras petani akan membutuhkan waktu yang agak lama dalam mencangkul). Jenis dan susunan tanah akan menentukan pilihan dan keputusan petani untuk menanam; menentukan jaringan irigasi serta penggunaan pupuk. Kondisi dan kesempatan ekologi akhirnya akan menentukan sarana dan prasarana transpotasi (ke pasar); menentukan migrasi (baik musiman maupun permanen); ada tidaknya kesempatan kerja;
4.3
Pengelolaan Lahan
Dasar kuat yang mempengaruhi partisipasi;jangka wakru berpartisipasi; intensitas kerja pada suatu lahan adalah sistem status; pemilikan dan tanah sewa. Pengaruh keberadaan tanah untuk pertanianjenis kualitas produksi;distribusi keuntungan dari padanya serta resiko yang ditimbulkannya. Hal ini dapat disusun melalui serangkaian pertanyaan: Siapakah dan apakah tanah yang dimiliki?; Siapakah yang memputryai hak atas tanah? dan untuk berapa lama?
Apakah tanah
ini tanah pemberian
(iatah) atau warisan?; Dan apabila tanah
sewa,
bagaimanakah (bentuk dan jenis) sewa tanah dibayar? (oleh siapa kepada siapa dan kapan). Setiap dan semua jenis pertanyaan '''siapa" tersebut dapat meliputi perbedaan antara individu,gabungan dan kelompok atau pemilikan. Bagaimana semua jenis dan bentuk informasi tersebut dapat kita kumpulkan?. Didalam prakteknya terdapat dua bentuk keadaan. Dimana lahan adalah langka (sebagian besar: bukit; padang pasir;goa dlsb); hak atas tanah biasanya tercatat
235 -
dan akan mudah untuk diketahui, sedangkan pada keadaan lahan adalah berlimpah (luasnya areal sawah; ladang; kebun; padang sabana serta pemukiman), penyewaan atau hak atas tanah untuk
mendapatkan kembali hak sewa atau kontrak begitu penting.
4.4
Pendapatan, Pengeluaran dan Penghematan (tabungan)
Adalah data dan Informasi yang sangat penting untuk diketahui dalam suryey pemanfaatan tenaga kerja, sebab mendapatkan keuntungan (upah, keunrungan menjual dlsb) merupakan motivasi utama untuk bekerja dan sisa dari pengeluaran adalah merupakan sumber keuangan bagi pembenhrkan modal untuk meningkatkan keuntungan dimasa yang akan datang Oari belierja. (1 pendapatan akan meliputi informasi (konsumsi; penjualan dan kiriman wesel); (ii) pengeluaran (khususnya hubungan antara pengeluaran untuk in-put pertanian dan untuk barang tain) serta (iii) Tabungan dapat dalam bentuk tambahan akumulasi uang modal phisik dapat ierOiri dari tigi bentuk: (i)penumpukan (penyimpanan);(ii) pembelian barang-barang investasi;(iii) dan yaig dipergunakan secara langsung untuk membangun investasi pisik sepJrti: bendungan;tanl;Aam irigasi dll. Dari tabungan maupun pinjaman akan dapat ditarik kesimpulan Uahwaidanya kapital ekstra di pertanian. Idealnya informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran (khususnya makanan) dicatat dalam periode pendek, paling cepat satu minggu. Informasi lain yang juga fenting unruk dicatar dari survey, lebih ditekankan pada pendapatan dan pengeluaran rumatr tangga dalam sehari. Sebagai suatu contoh pemilihan sampel rumah tangga ut"r, o"put dipergunakan untuk mengetahui data dalam konsumsi, pembelian, pembayaran, pemberian dan penjualan dalam jangka waktu satu minggu. Dalam prakeknya adalah sangat sulit untuk dapat mengumpulkan informasi yang akurat mengenai pendapatan, khususnya jangka periode referensinya adalah lama. PengUmpUlan bagian informasi dalam jangka waktu pendek dan secara teratur, kemudian dengan mengkoreksi kembali seperti antara pendapatan;tabungan dan pengeluaran serta out-put kemungkinan akan lebih memberikan hasil. Sebagai suatu contoh: penduduk pedesaar akan lebih mengenali dan mengetahui bagian yang penting unfuk pengukuran keuangan dalam kesejahteraan dan kemiskinan.
4.5
Koperast
Tersedianya pinjaman; penjualan in-put dan ou-put pertanian; dan pemasaran barangbarang lain, semuanya aka berkaitan pada kepururut p"munfiatan tenaga rcrja - dengan melalui berbagai cara (seperti: bank pedesaan dan pemberi pinjaman swasta perorangan atau b;dan) dapat mempengaruhi perekonomian pedesaan.
Informasi yang diperlukan adalah lokasi; keanggotaan; dan metode beroperasi dari berbagai macam organisasi koperasi tersebut. Seperti dengan keberadaan smus tanah; jauh dekatnya tempat tinggal dibutuhkan untuk membedakan adanya syarat/aturan resmi dari keadaan yang sesungguhnya. (seperti: siapa sesungguhnya yang mendapatkan kredit koperasi.sebagai
-236_
suatu contoh?. Berapa lama (buruh) waktu yang dibutuhkan untuk bernegoisasi, meqiamin dan mengembalikannya - dan berapa banyak waknr yang terbuang sampai mereka mendapatkannya?.
4.6 Kesehatan dan Gizi Baik kesehatan maupun gizi (pemenuhan dan kekurangan) akan sangat berpengaruh pada aktivitas dan effisiensi kerja seseorang. Pengukuran mengenai hal ini kadang-kadang sangat komplek dan menyeluruh serta memerlukan pengulangan secara teratur pada interval musim. (seperti rasio berat dan tinggi badan; test kesehatan yang lain). Oleh karena hal ini sangat menyeluruh baik luas maupun jenisnya. Bentuk statistik yang diperlukan adalah yang terkait dengan keadaan makanan, (seperti: total persediaan makanan yang potensial; persediaan nayata: persediaan di pasar; jumlah serta macam makanan yang dibeli. Adalah sangat penting untuk mengetahui keduanya baik bobot maupun nilai dari pada makanan yang dibeli oleh sampel keluarga dari suatu anggaran rumah tangga yang diselidiki. Angka ini nantinya akan dapat memberikan indikasi perubahan macam dan jumlah makanan yang dibeli bersamaan dengan berubahnya pendapatan, khususnya dalam satu tahun.
5. Keterkaitan Jam Kerja dan Produktivitas Didalam banyak lapangan pekerjaan pertanian, jam kerja seorang pria dewasa berbadan sehat tidak akan dapat diperkirakan didalam mereka bekerja disawah begitu juga dengan perhitungan terhadap tambahan output yang dibutuhkan (sebagai misal kebutuhan akan makanan tambahan) dibandingkan dengan jam kerja pada wanita dan anak-anak. Selain dari pada itu berkaitan dengan jenis pekerjaan dan musim, secara relatif kontribusi untuk pekerja kelompok akan bermacam-macam. Perbedaan efisiensi dan produktivitas antara wanita dan pria dapat diberikan suatu contoh: seperti pada kasus proses pengempakan pakaian, seorang wanita akan lebih efisien dari pada pria, tetapi kurang efisien dalam seluruh pekerjaan pertanian. Untuk tingkat standardisasi in-put kerja, input kerja wanita tercatat sekitar (75%) dari pada pria. Sebagai kesimpulan efisiensi denganjelas akan berkaitan dengan suatu tugas yang dikerjakan, sebagai suatu contoh: anak-anak mungkin akan lebih efisien dalam mengembala ternak dari pada orahg tua.
Tidaklah mudah untuk menimbang secara akurat produktivitas tenaga kerja pada umur
dan jenis kelamin serta kelompok yang berbeda dari daftar pertanyaan survey. Untuk memudahkan pencatatan dan pengukuran, penggolongan kelompok umur akan penting serta dapat memberikan kemudahan, sebagai suatu contoh umur dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
(i) tergantung yaitu kelompok umur I0 th keba,ttah dan 60 th keatas (termasuk didalamnya anak sekolah);
(ii) bekerja, kelompok umur 15 - 55 th; (iii) dan pemhantu yaitu kelompok umur antara
l0
237 -
-
15 th dan 55-60 th.
Dua kelompok umur yang dinyatakan sebagai pembantu akan sebanding dengan satu orang pekerja dengan menggunakan asumsi bahwa anak remaja usia 10 th dapat mengerjakan seperempat pekerjaan dalam rata-rata pekerja usia dewasa dan usia 1.5 th tiga perempat, jadi total ke dua kelompok tersebut keseluruhannya akan mendekati separo.
6.
In-put dan Out-put serta Produktivitas Sektor Pertanian
(i) Estimasi di sektor Pertanian. Produktivitas.' Pemahaman dan wawasan diperlukan untuk mengetahui kontribusi dari bekerja guna menghasilkan out-put ataupun kesejahteraan, meskipun pada penjelasan sebelumnya kita telah mengetahui jangka waktu kerja dan sumber input tenaga kerja, yang perlu diketahui disini adalah membuat estimasi produktivitas tenaga kerja - (out-put per unit) dari berbagai in-put tenaga kerja. In-put dapat dibagi dengan pembagian melalui proses bertani: kontribusi untuk menghasilkan ouput dari bernagai tahap bertani seperti: menyiangi; pencabutan rumput pada tahap kedua dlsb.
(ii) In-put di sektor Pertanian. Tenaga Kerja: Sedikit peneliti yang melakukan penelitian pada studi pedesaan, seperti pada studi manajemen pertanian, tertarik dalam mengukur langsung produktivitas tenaga kerja pada salah satu tahapan bertani seperti "mencangkul". Informasi yag lebih rinci dalam produktivitas tenaga kerja biasanya tersedia dengan cara membandingkan keseluruhan estimasi dari rata-rata waktu orang yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Belum terdapat penelitian yang rinci di lapangan yang jelas memperlihatkan perbedaan antar perseorangan dalam satu dusun dibandingkan dengan dusun lain atau untuk desa-desa yang berbeda. Hal ini adalah penting tidak hanya unhrk analisa dari pada produksi, teupi juga pada analisa perbedaan gizi dan kesehatan. Diperlukan akan kebutuhan untuk membedakan, perbedaan produktivitas yang disebabkan adanya input non tenaga kerja pada tingkat yang berbeda, dari adanya perbedaan yang disebabkan adanya efisiensi tenaga kerja pada tingkat yang berbeda yang disebabkan karena kelaparan; usia muda; sakit; kemalasan.
Tanah: Untuk menjelaskan mengapa durasi tenaga kerja (dan faklor yang mendukung seperti: pemupukan; penentuan produktivitas tenaga kerja) berbeda antara keluarga petani yang satu dengan yang lain, adalah dengan cara membuat suatu taksiran dari pada kualitas hasil yang dapat dihasilkan dari jumlah total luas lahan yang mereka kerjakan. Tanah yang kurang subur akan memberikan sedikit ou-put pada in-put kerja yang sama, dan mungkin juga karena mendapatkan in-put kerja yang sedikit, jika petani punya beberapa alternatif, seperti keadaan lahan yang memberikan banyak in-put, petani akan mempunyai keuntungan hanya pada pendapatan yang dihasilkannya. Pencatatan dan pengukuran pada tanah yang diolah dan jarang diolah adalah sangat penting sebagai wawasan untuk mengetahui apakah suatu lahan dapat diusahakan (sebagai misal: untuk mendapatkan fasilitas kredit), sehingga petani akan mendapatkan keutungan darinya. Lokasi dari masing-masing sampel sebidang tanah keluarga petani;status kepemilikannya;aktivitas yang dilakukan untuk mengolah lahan tersebut harus pula dicatat.
-238-
In-put yang Lain: Termasuk didalamnya pencatatan dan pengukuran jumlah jenis dan biaya in-put seperti pembelian benih,bibit (baru dan lama), penyubur; petisida; pupuk; air irigasi dan apabila dalam kasusnya adalah di sektor peternakan maka in-put yang lain tersebut adalah: pembelian bibit;makanan ayam;kandang dlsb.
Out-put dt Sehor Pertanian: Untuk setiap macam kegiatan pertanian, jenis dari pada out-put (khususnya hasil dan varitasnya)- volume (bobotnya) atau merupakan penghasilan dari penjualan hasil, haruslah dicatat jika penunjukkan yang akurat dari produktivitas tenaga kerja didapatkan.
7.
In-put dan Out-put Non Pertanian Tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara pengukuran produktivitas pertanian dan
non pertanian. Meskipun kadang-kadang penyelidikan yang kita lakukan hanya terbatas jangkuannya pada pemanfaatan tenga kerja di sektor pertanian tetapi terdapat beberapa pilihan pengetahuan dan wawasan yang terbuka tentang kegiatan di sektor non pertanian, khususnya kegiatan yang mempunyai kapasitas dan potensi untuk tumbuh dan berkembang. Dalam perekonomian pedesaan adalah perlu untuk mengetahui mengapa seorang petani memilih untuk mempekerjakan buruh pada tingkat produktivitas yang merata. Hal ini berkaitan dengan pengembangan teori dan kenyataan dorongan kerja seorang operator pertanian pada pendapatan non pertanian, khususnya dalam musim sepi.
ft) Tenaga kerja Sebagai bagian dari pertimbangan yang umum dalam produksi pertanian adalah bahwa ketrampilan khususnya merupakan hal yang penting, demikian juga dengan tingkat pelatihan dan pendidikannya hal inilah yang harus dicatat didalam pelaksanaan survey. Ketepatan waktu in-put tenaga kerja juga merupakan hal yang penting.
(iil Tanah In-put yang
terdapat dalam tanah inr sendiri adalah jarang merupakan suatu hal yang penting (tidak seperti dalam pertanian), meskipun tanah mungkin dapat disewakan untuk beberapa kegiatan (seperti: penyimpanan; garasi; penimbunan material dlsb). Sebagai suatu tambahan: Ongkos penyewaan untuk toko/kios; kantor; penggudangan dan lainnya. Dapat dicatat sebagai pengeluaran (expenditure).
ftii) Teknolosi dan Kaoital Untuk membandingkan produktivitas tenaga kerja, sehubungan dengan penggunaan teknologi dan nilai kasar dari keterkaitannya dengan kapital (peralatan;mesin;kendaraan), demikian juga dengan bentuk penyelenggaraan kegiatan yang mereka pergunakan (sewa;milik sendiri; menyewakan dlsb) harus dicatat dalam melakukan survey. Ongkos perawatan dan tingkat biaya penyusutan harus diketahui sejauh mungkin. (ivl In-nut Mater'al Terkait dengan kualitas dan biaya dari pada bahan mentah (seperti:kayu;batu dll) harus pula dicatat.
(vI Out-put Out-put (barang dan jasa) di sektor non pertanian baik meliputi jenis, kualitas serta harganya akan dapat dengan mudah diukur dan diketahui. (Seperti: Industri kecil atau industri rumah tangga yang lebih terorganisasi secara resmi dari pada di sektor pertanian, demikian juga
-239 -
dengan out-put yang dihasilkan sehingga akan lebih mudah dicatat dan dimengerri). Disamping itu terdapatnya periode perputaran kembali untuk produksi yang lebih lama dan pan;ang darl pada di pertanian.
-240
-
BACAAN YANG DIANJT.IRKAN:
Abel, N.O.J. et al. 1980, Guidelines for Training in Rapid Rural Appraisal for Agroforestry Research and htension, Commonwealth Science Council. London. Well-Illustrated guide with many practical examples
Annet, H. and S. Rifkin, (no date), Improving Urban Health: Guidelines for Rapid Appraisal to Assess Community Health Needs, Liverpool School of Tropical Medicine, {.IK. Brief training guide for doing a rapid appraisal of health needs. Annet, H. and S. Rifkin, 1988, Repon of Rapid Appraisal Trial, Mbeya, Tanzania, Liverpool School of Tropical Medicine, LIK. Bunch, R., 1982, Two Ears of Corn: A Guide to People-Centered Agicultural Development, World Neighbors, Oklohama City, USA. Classic introduction to the theory and practice of community development. Buzzard, S. and E. Edcomb (Eds), L987, Monitoring and Evqluating SmaII Business Projects: A Step by Step Guide for Private Development Organizations, PACT, Madison, CT, USA. Although this book does not focus specifically 0n PRA methods, it contains a lot of gooil ideas for monitoring and evaluating projects. A facilitator's menual for this book is also available. Casley, D.J. and D.A. Lury,1987 (2nd Ed.), Data Collection inDeveloping Countries, Oxford University Press, Oxford. Standard introduction to conventional survey research methods in developing countries. Chambers, R., 1983, Rural Development: Puning the Last First, Longman, Harlow. Classic study on rural development. Chambers,
R., A. Pacey, L.A. Thrupp, (Eds), 1980, Farmer First: Farmer Innovatfon and
cultural Re s e arch, Intermediate Technology Publications, London. Collection of a wide range of articles on farmer participation in development and research.
A gri
Connell, J. and M. Lipton, L977, Assessing Village Labour Situations in Developing Counties, Dehli. OUP. Specialist work on assessment of labour sinafions
Feuerstein, Marie-Therese, 1986, Partners in Evaluatian: Evaluating Development and Community Programmes With Panicipants, MacMillan Education Ltd, London. D etaile d intro ductio n to particip ato ry ev aluatio n. Freire, P., 1972, Pedagogy of the Oppressed, Penguin, London. Classic text on non-formal panicipatory adult education.
- 241
Grandin, 8., 1988, Wealth Ranking in Smnllholder Communities: A Field Manual,Intermediate Technology Publications, London. Standard guide for wealth ranking.
Khon Kaen University, 1987, Rapid Rural Appraisal, Proceedings of the 1985 International Conference, Rural Systems Research and Farming Systems Research Projects, Khon Khaen University, Thailand Collection of articles on the theory and practice of RRA. Kumar, K.,1987, Conducting Group Interviews in Developing Countries, USAID Pfogfamme Design and Evaluation Methodology Report No. 8, USAID, Washington. Detailed discussion of the methodology of conducting grnup inteniews.
Kumar, K., 1987, Rapid Low-Cost Data Collection Methods for USAID, USAID Programme Design and Evaluation Methodology Report No. 10, usAID, washington. Review of rapid appraisal methods McCracken, J., J.N. Pretty and G. Conway, 1988, An Introduction to Rapid Rural Appraisal for Agricultural Development, IIED, London. Standard introduction to Rf.#'. McCracken, J., 1988, Participatory Rapid Rural Appraisal in Gujarat: A Trial Model Aga Khan Rural Suppon Programme in India,IIED, London. One in a series of RRA reports produced by the IIED.
Miles, M.B. and A.M. Huberman, L984, Qualitative Data Analysis;
/
Methods, Sage Publications. This practical guide contains a wide range of matrices
qualitative data.
for analyzing
for
the
Sourcebook of New
MYMDA PALM Series, MYRADA, Banglore, India. sertes of practical guides on dtfferent participatory research techniques. Natpracha, Patchanee and A. Stephans 1990, Taking Hold of Rural Lifu, FAO-RAPA, Bangkok, Thailand. Introduction to participatory research, planning, management, monitoring and evaluation.
Narayan-Parker, Deepa
(no date), Field Manual on
PROWWESS/UNDP, New York. Discassion of participatory research methods community development proj ects.
Panicipatory
Research,
for planning, implementing and monitoring
-242-
National Environment Secretariat, Egerton University, Clark University, and Center for International Development and Environment of the World Resources Institute, 1989, Panicipatory Rural Appraisal Handbook: Conducting PMs in Kenya, WR[, Washington. Handbook on PM methods, focusing on the preparation of village resource plans in Kenya. A training manual is in preparation. Pfohl, 1986, Panicipatory Evaluation - A Users Guide, PACT, New York. Practical introduction to participatory evaluation. Pretty, J.N., 1990 , Rapid Catchment Analysis for F-xtension Agents; Notes on the 1990 Keicho Training Workshop for the Ministry oJ Agriculture, Kenya, IIED, London One in a series Of RRA reports produced by the IIED.
MP
No,vs, United Nations University Food and Nutrition Programme, Cambridge, Quarterly newsletter on rapid appraisal methods available free of charge.
MA, USA.
RM
Notes, IIED, London. Periodical on the development of rapid appraisal methods. Available free of charge from IIED.
Rugh,
J.,
1986, Self-Evaluation-Ideas for Participatory Evaluation Development Projects, World Neighbors, Oklohama City, USA. Practical introduction to participatory evaluation.
of Rurat
Community
Schoonmaker Freudenberger, K. and B. Gueye 199t, KM Notes to Accompany Introductory Training Module, IIED, London. Introduction to KRA based on rapid appraisal training course held in West Africa.
Scrimshaw, S.C.M. and E. Hutardo, 1987, Rapid Assessment Procedure for Nutrition and Prim"ary Health Care: Anthropological Approaches to Improving Programme Effectiveness, United Nations University, Tokyo, UNICEF and UCLA, Latin American Center, Reference Series Volume 11. Introduction to using rapid appraisal in health programme. A short video tape accompanying this book is also available and training manual is in preparation. Srinivasan, L., 1990, Tools for Communiry Panicipation - A Manual for Training Trainers in Par-ticipatory Techniqzes, PROWWESS/UNDP, New York. Well-Illustrated source book of methods for community participation.
A. and K. Putman, 1988, Panicipatory Monitoring and Evaluation Handbook for Training Field Workers, FAO-RAPA, Bangkok, Thailand. Introduction to participatory monitoring and evaluation. Stephens,
-243-
Vella, J., 1989' Learning To Teach: Training Of Trainersfor Community Development, Save the children Federation, westport and oEF International, washington. Manual for training community development workers in using pinicipatory methods to train community members.
-2M-
DAFTAR ALAMAT KORESPONDENSI
United States Agency for International Development (USAID) Washington, DC. 20523, USA
FAO Regional Office for Asia and the pacific (FAO-M?) 39 Phra Athit Road Bangkok, Thailand Int e rme diat e Te c hno lo gy Pub li c at i ons 103/105 Southampton Row
London, WC1B 4HH, UK International Institute for Environment and Development 3 Endsleigh Street London, WC1H 0DD, IIK Khon Kaen University Faculty of Agriculture Khon Kaen 40A02, Thailand
Liverpool School of Tropical Medicine Department of International Community Health Liverpool, (IK MYRADA 2 Service Road Domlur Layout Banglore 560071, India
PACT 777 UN Plaza New York, NY 10017, USA Save the Children Federation 54 Wilton Road Westport, CT 0688, USA
UCLA Latin America Center University of California Los Angeles, CA 90024, USA
-245-
United Nations University Food and Nutrition Programme 22 Plympton Street Cambridge, MA 02138, USA World Neighbors 5116 North Portland Avenue Oklohama City, OK 73112, USA
World Resources Institute Center for International Development and Environment 1709 New York Avenue, NW Washington, DC 20006, USA
-246-