PESANTREN DARUSSALAM LATAR BELAKANG HISTORIS Aceh adalah sebagai wilayah pertama yang menerima kehadiran Islam dikawasan Asia Tenggara sejak abad pertama Hijriah, merupakan kawasan dimana masyarakatnya memiliki karakteristik tersendiri. Keunikan karakteristik ini disebabkan oleh pengaruh Islam yang sangat kuat dalam proses pembentukan budaya rakyat Aceh. Bahkan Islam menjadi azas bagi pembinaan budaya itu sendiri. Keadaan tersebut dapat terus bertahan karena kesadaran masyarakat yang tinggi dalam menjalankan dan menjaga nilai-nilai agama. Benteng yang paling berjasa dalam proses pertahanan budaya masyarakat tersebut adalah lembaga pendidikan yang disebut “DAYAH”. Kata Dayah adalah kutipan dari bahasa arab yaitu “Zawiyah” yang berarti majlis pengajian. Kata itu kemudian berubah sesuai dengan dialek bahasa Aceh menjadi Dayah. Dalam perkembangan selanjutnya Dayah dalam terminologi orang Aceh adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berperan aktif membina keteguhan keimanan, akhlaq, semangat, jihad dan keilmuan masyarakat. Dimasa kejayaan/kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Dayah menjadi lembaga pendidikan resmi, yang mencetak aparatur pemerintahan karajaan dan para cendikiawan. Namun kemudian dimasa kemerdekaan, peran Dayah diganti oleh sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah sesuai dengan perkembangan masa dan kebutuhan. Dalam kondisi ini Dayah sebagai lembaga pendidikan tertua tetap mampu eksis dibawah asuhan Ulama. Sistem pendidikan Dayah yang tidak memungut biaya pendidikan menjadikan Dayah lebih akrab dengan masyarakat kelas bawah. Masyarakat yang merupakan mayoritas bangsa ini dan berada dilini terdepan dan paling rentan terhadap pengaruh negetif budaya asing. Tantangan modernisasi/westernisasi sejak zaman penjajahan sampai sekarang tidak dapat dihindari. Kondisi fenomena ini telah mengikis budaya Islami masyarakat, terutama genarasi mudanya. Disinilah peran Dayah terbukti mampu memberikan Basis Moral Islami yang kuat bagi generasi muda sehingga mareka memiliki filter dalam menghadapi arus modernisasi. Kesadaran masyarakat akan fakta di atas telah memunculkan komitmen para Ulama
untuk melestartikan eksistensi lembaga Dayah. komitmen tersebut juga diikuti partisipasi masyarakat yang besar. Hal ini dibuktikan oleh besarnya animo masyarakat agar anaknya sempat mengecap pendidikan Dayah, dengan harapan anaknya mampu memberikan motivasi kepada generasi-generasi selanjutnya serta ta`at kepada Agama Islam,orang tua mereka dan kepada ketentuan negara yang tidak menyimpang dari garis-garis agama. Kendatipun demikian sa`at sekarang ini sangat banyak sekali pihak-pihak yang menyorot lambaga Dayah dengan bermacam-macam tuduhan negatif. Seperti dituduh teroris, Bid`ah,Kuno dll. Padahal semua itu dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu karna kepentingan pribadi/organisasi dll, yang ujungnya dipandang oleh mayoritas orang bahwa itu yang melakukan sebahagian dari orang tamatan Dayah/Pesantren(Indo), semua itu adalah keliru ataupun yang diprekdisikan yang sangat menyalahi dari fakta/kenyataan. Visi dan misi Dayah sekarang adalah untuk mencetak kader-kader ulama, Cendikiawan. Bahkan para guru besar Agama di Universitas Islam Indonesia dan belahan Dunia banyak sekali orang –orang tamatan dari Dayah Aceh. DAYAH DARUSSALAM LABUHAN HAJI Dayah Darussalam Labuhanhaji Barat Aceh Selatan adalah Dayah yang tertua di Aceh yang didirikan Oleh Alm.Syeikhul Islam Syekh H.Muda Waly Al-Khalidy.Yang pendirinya disayang Bung Karno, alumninya menyeber ke seantero negeri Induk semua pesantren di Aceh. Di Jawa Timur ada Lirboyo. Di Sumatera Utara ada Tawalib. Di Serambi Mekah ada Dayah Darussalam. Seperti Induk-induknya Pengatahuan di tempat lain.Dayah Darussalam telah melahirkan ribuan teungku (Ulama) yang kini menjadi Pimpinan pesantren di Aceh. Bahkan, tak sedikit santri asal dayah (sekolah) ini merantau ke Makassar, Padang Panjang (Sumatera Barat), Barus (Sumatera utara), Pulau Jawa serta Madura. Bahkan Malaysia dan Brunei Darussalam. Disana, mereka mendirikan Dayah serupa. Sekilas dayah ini tak jauh beda dengan dayah lain di Aceh.Terutama dalam hal pengajaran ilmu balaghah, ma'ani, bayan (Sastra) dan badi'. Demikian juga dalam hal ilmu ushul fiqih dari berbagai kitab Islam serta ilmu mustahalah hadis, ilmu tafsir Alquran, ilmu mantiq (Logika), a'rudh, serta tasawuf. Namun, satu hal yang tak bisa ditepis adalah dari dayah inilah berkembang pula ajaran tarekat naqsyabandiyah yang kini masih melekat dan diamalkan ribuan santri serta jamaahnya di Aceh bahkan di wilayah lain di Nusantara. Di bulan Ramadhan misalnya, tak kurang seribu santri serta jama`ah dari berbagai daerah di Aceh, tumpah ke dayah itu. Selain memperdalam ilmu Agama, mereka pun larut dalam ritual yang disebut suluk atau berkhalawat. Inilah salah satu amalan tarekat Naqsyabandiyah. Menurut tarekat ini, suluk diyakini sebagai salah satu jalan menuju penyucian diri dengan cara mendiam diri (menyepi), selama 40 hari 40 malam tanpa menikmati hidangan berdarah, seperti ikan dan daging. Kalaupun berbuka puasa hanya dengan air dan nasi putih, ditambah sayur-sayuran. Selama melaksanakan suluk, jemaah diwajibkan berzikir, bersalawat serta membaca Alquran sampai khatam. Mereka baru diperolehkan keluar bilik kelambu ukuran 2 x 2 meter
itu, hingga Idul Fitri tiba. Bagi penganut paham ini, ada dua suluk yang dapat dilakukan. Pertama, saat Ramadhan ke dua, dibulan Maulid atau yang disebut Suluk Maulud. Pelaksanaan ritual kedua suluk itu tidak ada berbeda. Tapi apa itu suluk atau berkhalawat? Mencontoh sunah Rasulullah Saw. kala berkhalwat di gua Hira, dan nabi Musa kala melakukan hal serupa di Bukit Sinai. Para Jamaah yang berkhalawat ini, meninggalkan anak dan Istrinya sementara waktu untuk mengasingkan diri seraya mendekatkan diri kepada sang Khalik. Mereka bermujahadah dalam menghadapi hawa nafsu, melalui zikir dan ibadah yang diajarkan mursyid, pimpinan spiritual yang ditunjuk pimpinan dayah. Adalah Haji Syeikh Muhammad Muda Waly Al Khalidy yang mengembangkan ajaran tersebut. Bermula dari berdirinya Darussalam pada tahun 1931, Syekh Muda Waly berpendapat untuk melahirkan seorang ulama, tak cukup sekedar mengajarkan ilmu fiqih, tauhid, tafsir Al-quran, dan hadis. Mereka harus dibekali dengan perjalanan dan pergulatan batin yang suci dari pengaruh duniawi. salah satu mediasinya adalah melalui pelaksanaan tarekat tadi. Kini,sebagai dayah tertua di Aceh, Darussalam memiliki dua ribuan santri dengan 300 guru, yang umumnya alumni Darussalam. Dan menjadi guru di sana menjadi kewajiban para alumni. Bisa disebut, inilah masa magang mereka sebagai dai atau ulama. Sebelum terjun membangun dayah sendiri, para santri yang telah dinyatakan lulus dan layak menyandang gelar teungku, diwajibkan menularkan ilmunya kepada santri lainya di Darussalam. selanjutnya baru melanjutkan belajar ke mesir atau Arab Saudi. Selain melahirkan tokoh-tokoh semacam Teungku Adnan Mahmud dari Bakongan, Aceh Selatan, Teungku Muhammad Daud Zamzami dari Aceh besar, Teungku Abdul Aziz Saleh Mesjid dari Raya Samalangga, Aceh utara, serta Teungku Muhammad Amin (Tu Min) dari Blang Bladeh, Bireun, tangan dingin Syeikh Muda melahirkan ribuan ulama tangguh lainnya di Aceh. Lazimnya pesantren lain di Indonesia, Darussalam memakai dua sistem pendidikan, yaitu metode qadim dan madrasah. Qadim adalah sistem tradisional yang menekankan penguasaan kitab-kitab agama. Dalam sistem ini, seorang santri harus tamat mengkaji kitab. Karenanya, dalam proses pembelajaran, setiap diajarkan dengan cara membaca matan, menterjemah dan mengenal sepintas pengertian yang terkandung didalamnya. Sementara sistem madrasah lebih dikenal dengan sebutan sistem kuliah atau kelas. Tempatnya pun tak lagi di masjid atau dayah, tapi di gedung khusus atau kelas. Sistem kedua ini, tak lagi menekankan tamat mengaji kitab, tapi lebih pada keharusan banyak diskusi untuk pedalaman materi dari guru yang mengajarkannya. SEJARAH SINGKAT SYEKH.H.MUDA WALY AL-KHALIDY Tidak terasing lagi bagi kita seorang sosok ulama muda yang mendapat gelar “SYAIKHUL ISLAM”, yang mana murid-murid beliau bertebaran di Nusantara pada umumnya dan NAD pada khususnya, yaitu ABUYA SYEKH H.MUDA WALY AL-KHALIDY. Beliau lahir pada tahun 1338 H/ 1917 M. Dan Beliau wafat pada hari selasa tanggal 20 maret 1961 bertepatan dengan tanggal 11 syawal 1381 H. Tepatnya pada jam 15.30 wib. Beliau adalah
putra yang bungsu dari putra putri i Syekh H.Muhammad Salim bin malin palito kelahiran batu sungkar tanah datar Sumatra Barat (Padang), yang datang ke Aceh Selatan selaku da`i disamping guru agama, dan dari UMMY SITI JANADAT putri dari Keucyik NYA` UJUD seorang pemimpin masyarat juga terkenal dan terhormat dikalangan masyarakat labuhanhaji itu sendiri. Kalau SYEKH.H.ABDURRAUF AL-FANSURI AS-SINGKILI medapat didikan dasar dari ayahnya beliau yang ternama yaitu SYEKH ALY yang berasal dari tanah Arab dan kemudian datang kebarus singkil sebagai penda`wah Islam juga seorang pedagang arab. Maka begitu halnyan dengan ABUYA.SEKH.H.MUDA WALY AL-KHALIDI perumus pertama kelas-kelas pesantren, beliau mendapat didikan dasar dari ayah beliau yang bernama SYEKH.H.MUHAMMAD SALIM seperti ilmu Al-qura`n, Fiqih, Tauhid, dan sedikit ilmu bahasa arab disamping beliau belajar di sekolah umum Volks-Schooll yang berdiri pada masa penjajahan belanda. Setelah itu ABUYA MUDA WALY dimasukkan ayahnya kesebuah Dayah yang ternama yang terletak di kota labuhan haji yai pesantren JAM`YYAH ALKHAIRYYAH dibawah Pimpinan TEUNGKU MUHAMMAD `ALY yang masyhur di sebut orang Abu Lampisang, setelah beberapa tahun lamanya Beliau mengaji disana beliau pindah kepesantren lain yang pengembang i`tikat ahlussunnah waljama`ah yaitu pesantren BUSTANUL HUDA dibawah kepemimpinan ABUYA SYEKH.H.MAHMUD yang pusatnya terletak di kota Blang Pidie (ABDYA). Setelah beberapa tahun lamanya beliau menimba ilmu disana beliau masih merasa haus kepada pendidikan agama dan pengalaman disamping melihat bagaimana metode-metode pengajaran dipesantren lain maka beliau pindah lagi kepesantren yang diasuh oleh ABUYA SYEKH H.HASAN KREUNGKALEE yang sa`at itu adalah pesantren yang ternama dan juga pengembang I`tikad Ahlussunnah Wal-Jama`ah. Setelah beberapa hari beliau belajar disana beliau pindah lagi kepesantren yang di asuh oleh ABU HASBALLAH Indrapuri yang pusatnya diIndrapuri Aceh Besar, Pesantren ini lebih menonjol dalam ilmu-ilmu Alqur`an seperti Tajwid dll. Setelah beberapa tahun beliau disana disamping beliau belajar juga beliau ditugaskan untuk mengajar santri-santri yang ada disana, akhirnya jarum sejarah kehidupan beliaupun mulai berubah baik disegi pengalaman dan juga ilmu yang sudah beliau geluti diberbagai Dayah sehingga medapat ilmu yang bermamfa`at dari satu tingkat kepada tingkat yang lebih menentukan dalam sejarah hidupnya begitupun intelektualitas yang beliau miliki sesuai dengan kebutuhan zaman dimasa itu . Sehingga disuatu hari datanglah satu tawaran kepada beliau dari seorang pemimpin masyarakat yang dihormati yaitu TEUKU HASAN GEULUMPANG PAYONG agar beliau melanjutkan pendidikannya ke DARUL `ULUM Cairo ibu kota (Mesir), sebelum beliau diutus kesana, sebagai jenjang dan pertimbangan beliau dikirim kesebuah perguruan tinggi yang bernama Norma Islam yang terletak dikota Padang, tiga bulan lebih kurang lamanya beliau belajar disana Beliau merasa kurang nyaman dengan pendikikan yang diterapkan di perguruan tinggi itu lalu beliau berinisiatif untuk mengundur diri dengan penuh hormat di Pesantren itu. Sekeluarnya disana Beliau dimintak oleh saudara PROF.DR.ISMAIL YA`COB putra Syamtalira Aron (Aceh Utara) Penerjemah kitab Ihya` Ulumuddin supaya beliau tidak pulang keAceh seketika itu. Setelah beliau beradab tasi dan dikenal oleh kalangan masyarakat disana lantaran medetilnya pengatahuan, ke aliman dan Intelektualitas nya lalu beliau bertemulah dengan Seorang Ulama Besar Padang yang sangat harum namanya yaitu SYEKH KHATIB ALY
beliau murid dari SYEKH AHMAD KHAT- IB yang mendapat Ijazah Thariqat Naksyabandiyyah dari SYEKH USMAN FAUZI. Alhasil dari pertemuan itu SYEKH MUDA WALY dijodohkan dengan cucu dari SYEKH KHATIB ALY yang namanya UMMY RASIMAH ibu kandung dari : 1. ABUYA PROF. DR.TGK.H.MUHIBUDDIN WALY, MA. 2. ABUYA Drs.KH.JAMALUDDIN WALY. 3. TGK.MARHABAN WALY. 4. 5.
ABUYA H.RUSLAN WALY. UMMY HALIMAH WALY.
Disamping menjalani kehidupan berumah tangga Beliau juga berkenalan sekaligus berguru kepada Ulama-ulama besar lain disana seperti kepada SYEKH SULAIMAN ARRASULI ayah dari BUYA HAMKA dan SYEKH MUHAMMAD JAMIL JAHO yang juga murid dari SYEKH AHMAD KHATIB MEKKAH dll. Karna kealiman dan sangat mendetilnya intelektualitas yang beliau miliki menurut perkembangan zaman ketika itu maka beliau di Jodohkan lagi dengan seorang putri ulama yang terkemuka yang namanya UMMY RABI`AH putri dari SYEKH MUHAMMAD JAMIL JAHO ibu kandung dari ABUYA H.MAWARDI WALY,MA. Setelah beberapa tahun Beliau dipadang lalu beliau berangkatlah ketanah suci `Arab bersama UMMY RABIA`H untuk menunaikan ibadah haji disamping beliau melaksanakan rukun-rukun haji disana beliau sempat meluangkan waktunya untuk menggeluti ilmu-ilmu agama pada ulama-ulama terkemuka disana. Imam besar mesjidil haram ketika itu SYEKH ALI MALIKY Beliau itulah yang mengijazahkan banyaknya ijazah ilmiah dan ijazah Hadist-hadist lainnya,setelah beberapa lamanya abuya ditanah suci beliau bersama istrinya kembali lagi kepadang (sumbar) sesampainya beliau dipadang beliau mendapatkan ijazah thariqat Naqsyabandiyyah dari guru besar SYEKH ABDUL GANI AL-KAMPARI. Kita sudah memaklumi setiap anak pasti merindukan orang tuanya setiap orang musafir pasti pulang ketanah airnya, maka oleh kerena itu kita tidak heran setelah ABUYA mendapatkan Ilmu dan Hikmah dari berbagai ulama-ulama terkemuka beliau juga pulang lagi kekampung halamanya yaitu Desa Blang Poroh Kecamatan labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan (Tapak Tuan) disinilah beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan yaitu Dayah yang diberikan nama DARUSSALAM tempat mencetak kader-kader Ulama di Nusantara ini. PERKEMBANGAN DAYAH/PESANTREN DAN BERDIRINYA QABILAH-QABILAH Setelah berdirinya pesantren Darussalam meskipun tempatnya banyak yang kurang layak ditempati oleh santri-santri ketika itu, namun hari berganti hari banyaknya santri-santri yang datang berbondong- bondong dari segenap penjuru untuk menimba ilmu pengahtahuan kepada ABUYA diantara lain yang sudah di asuh menjadi Ulama yang terkemuka yaitu ABU AZIZ pimpinan pesantren MUDI Mesra Samalanga, ABON ABDULLAH Tanoh mirah, ABU AD-NAN Bakongan,ABU TUMIN (Bireun) dll.
Oleh karena santri-santri yang datang dari bergai daerah misalnya Dari Aceh Utara,Aceh Selatan ,Aceh Besar,Aceh Singkil Sulawasi Malaysia,Brunai,Thailand dll. Maka semua santri membuat sebuah lembaga persatuan yaitu Qabilah/Balai tempat meraka mengaji, Muzakarah, Muhazharah , membaca Dalail khairat dan sebagai tempat berkumpul ketika ada acara-acara yang yang ikut kebersamaan misalnyan maulid Nabi Muhammad Saw yang diadakan antar Qabilah dll. PIMPINAN DAYAH DARUSSALAM Setelah ABUYA wafat pesantren Darussalam tetap tidak pernah sepi dari pelajarpelajar yang berdatangan dari seluruh penjuru di Nusantara dan dipimpin langsung oleh anakanak beliau yaitu : 1. ABUYA SYEKH MUDA WALY AL-KHALIDY (Alm) sejak 1931 s/d 1961. Beliau wafat 2. ABU H.SYAMSYUDDIN 3. ABUYA.PROF DR.TGK.H.MUHIBUDDIN WALY,MA (Anak Beliau) 4. ABUYA Drs.KH.JAMALUDDIN WALY (Anak Beliau)/ (Mertua Ustz.H.Arifin Ilham Jakarta) 5. ABUYA H.AMRAN WALY (Anak Beliau) 6. ABUYA.H.M/NASIR WALY, Lc (Anak Beliau) 7. ABUYA.H.MAWARDI WALY, MA (Anak Beliau) 8. ABUYA H.RUSLAN WALY (Anak Beliau) dan sekarang ini dipimpin secara kebersamaan yang Rais`amnnya/Direktur umumnya, ABUYA.PROF DR.TGK.H.MUHIBUDDIN WALY,MA. TUJUAN PENDIDIKAN Pendidikan dan pengajaran di DAYAH DARUSSALAM di tujukan kearah pembentukan kader-kader Ulama, Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia, berbadan sehat, berpengetahuan luas, beramal ikhlas guna mengabdi di masyarakat. Anak yang di didik diharapkan tumbuh menjadi manusia yang berwawasan keagamaan dan intelektualitas yang universal dan kosmopolitan, agar kemampuan tinggi menghadapi kehidupan masyarakat modern dan menghindari pengaruh budaya westernisasi dan menyiram kesegaran bathin generasi muda yang menjadi korban sekulerisme budaya asing. Demikian juga pendidikan dan pengajarannya senantiasa diarahkan untuk berperan aktif membina keteguhan, keimanan dan berjihat di jalan Allah, berpegang taguh pada AlQuran, Sunnah Rasul, Ijma` Ulama, serta Qias yang berwawasan Ahli Sunnah Wal-Jama`ah.
TENAGA PEGAJAR DAN JUMLAH PELAJAR Sudah lazimnya takkan tercapai suatu tujuan yang dimaksud, bilamana tenaga pendidik tiadak berperan aktif sekalipun mutu dan kualitas pesantren tinggi serta tersedia seluruh fasilitas, maka pada sa`at ini Dayah/Pesantren darussalam mempunyai 111 orang Pendidik/Guru 30 orang Guru Putri dan 50 orang guru laki-laki serta 20 Dosen berbagai mata kuliah untuk Megajar Ma`had `Aly yang berasal dari daerah yang berbeda. Jumlah pelajar Pesantren darussalam sa`at sekarang ini 1070 orang, 300 orang pelajar Putri , 700 Orang Pelajar putra dan 70 orang Maha Santri/Mahasiswa Ma`had `Alyyang daerah asalnya bebeda. ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN PESANTREN -
Ketua Dayah Manyang/Ma`ha `Aly Pimpinan Yayasan. Pimpinan Pesantren. Mudir`am Wadir-wadir Wadir Bidang Pendidikan. Wadir Peribadatan Wadir Pembangunan Wadir Kesejahteraan Wadir Bidang Administrasi dan Keuangan. Organisasi Otonomi Koperasi Pesantren (Kopontren) Peternakan Perkebunan Majlis Ta`lim Da`wah Islamiah Rabithah Alumni Dll.
POTENSI WILAYAH LETAKNYA PESANTREN Pondok pesantren terletak di Desa Blang Poroh Kecamatan Labuhanhaji Barat Kabupaten Aceh Selatan +-3 KM dari Blang kejren. Luas Lokasi Pesantren 400 x 2502 (10 H) yang selalu dikunjungi/diziarahi oleh banyak orang dari penjuru Nusantara,yang setiap harinya tidak pernah sepi meskipun para pelajar dalam waktu libur. KURIKULUM Metode pengajaran dan pendidikan di lembaga ini terdiri dari Liama tingkat ;
1. Ibtidaiyah 3 tahun 2. Tsanawiyah 3 tahun 3. „Aliyah 3 tahun 4. Ma`had`Aly 4 Tahun/S1/S.Hi 5. Takhassus tidak terbatas tahun
Kurikulum Pendidikan : KELAS I 1. Fiqih / Matan Ghayatul Wattaqrib 2. Nahu/ tahrirul Akwal/Aljaruminyah 3. Sharaf/ Matan Bina 4. Tasauf/ Akhlaq Melayu/Taisir Akhlaq 5. Tauhid/Aqidah Islamiyah/Matan Sanusi/Khamsatun Mautun 6. Tajwid/Alqur`an 7. Tarikh/Khulashoh Nurul yaqin Juz I 8. Khat / Imlak 9. Bahasa Indonesia 10. Bahasa Inggris(Praktis) 11. Bahasa Arab (Praktis) 12. Matematika 13. Ketrampilan.
KELAS II 1. Fiqih/Al-Bajuri 2. Nahu/Mutammimah 3. Sharaf/Koilani 4. Hadits /Arbain Nawawiyah 5. Tasauf/ Ta`lim Mutaalim 6. Tauhid/Tijan 7. Tarekh/ Khulashoh Nurul Yaqin Jilid II 8. Al-Qur`An 9. Khat / Imlak 10. Bahasa Indonesia 11. Bahasa Inggris 12. Bahasa Arab 13. Matematika 14. Komputer 15. Ketrampilan.
KELAS III 1. Fiqih / I`Anatut Thalibin (1&2) 2. Nahu/ Syaih Al-Khalid 3. Tauhid/ Kifayatul `Awam 4. Sharaf/ Koylani 5. Hadits/ Tangkihul Qaulil Hadits 6. Usul/ Waraqat/Nufhat 7. Mantek/Matan Sulam Munawwaraq 8. Tasauf/ Dakaiqul Akbar 9. Tarekh/ Khulashoh Jilid III 10. Al-Qur`an 11. Khat / Imlak 12. Bahasa Indonesia 13. Bahasa Inggris 14. Bahasa Arab 15. Matematika 16. Komputer 17. Ketrampilan.
KELAS IV 1. Tauhid /Hudhudi 2. Fiqih/ I`anatut Tahlibin (3&4) 3. Nahu/ Alfiyah 4. Sharaf /Salsul Madkhal 5. Tasauf/Muraqil `Ubudiyah 6. Mantek /Qawaisuni/Idhahul Mubham 7. Usul Fiqh/Lataif Isyarah 8. Bayan/ Majmuk Khamsin/Sawi Dardir 9. Hadits / Majalisuts Tsaniah 10. Tarekh/ Nurul Yaqin 11. Al-Qur`an/Tafsir Jalalain 12. Khat / Imlak 13. Bahasa Indonesia 14. Bahasa Inggris 15. Bahasa Arab 16. Matematika 17. Komputer 18. Ketrampilan.
KELAS V 1. Tauhid/ Dusuqi 2. Fiqih/ Mahalli & Tahrir 3. Nahu/ Syarah Alfiyah/Ibnu `Aqil 4. Sharaf/ Mathlub 5. Tasauf/ Sirajuthalibin 6. Mantek / Sabban Al-Malawy 7. Usul Fiqh/ Ghayatul Ushul 8. Bayan /Jauhar Maknun 9. Ma`Ani 10. Tafsir / Tafsir Jalalain 11. Hadits/Majlisus Tsaniyah 12. Mustalah Hadits/ Minhatul Mughits 13. Tarekh /Nurul Yaqin 14. Imlak 15. Bahasa Indonesia 16. Bahasa Inggris 17. Bahasa Arab 18. Matematika 19. Komputer 20. Ketrampilan.
KELAS VI 1. Tauhid /Dusuqi 2. Fiqih/ Mahalli & Tahrir 3. Nahu/ Ibnu `Aqil 4. Sharaf/ Mathlub 5. Tasauf/Sirajut Thalibin 6. Mantek/ Sabban Al-Malawy 7. Usul Fiqh/ Ghayatul Ushul 8. Bayan/ Jauhar Maknun 9. Ma`ani 10. Tafsir /Tafsir Jalalain 11. Hadits/Jawahirul Bukhari 12. Hadits/ Baiquni 13. Tarekh/ Nurul Yaqin 14. Khat / Imlak 15. Bahasa Indonesia 16. Bahasa Inggris 17. Bahasa Arab 18. Matematika 19. Komputer
20. Ketrampilan
KELAS VII 1. Tauhid /Al-Hikam 2. Fiqih/ Mahalli & Fathul Wahab 3. Nahu/ Ibnu `Aqil 4. Sharaf/ Mathlub 5. Tasauf/Sirajut Thalibin 6. Mantek/ Sabban Al-Malawy 7. Usul Fiqh/ Ghayatul Ushul 8. Bayan/ Jauhar Maknun 9. Ma`ani 10. Tafsir /Tafsir Jalalain/Tafsir Khazin 11. Hadits/Jawahirul Bukhari/Fathul Bari 12. Musthalah Hadits/ Baiquni 13. Tarekh/ Nurul Yaqin 14. Khat / Imlak 15. Bahasa Indonesia 16. Bahasa Inggris 17. Bahasa Arab 18. Matematika 19. Komputer 20. Ketrampilan
Kelas VIII (delapan) keatas kurikulum mengikuti kepada kurikulum Ma`had `Aly 1. Fiqih/Mahalli/Fathul Wahab/Tuhfatul Muhtaj/Annihayah/Fiqih Syar`iyah 2. Ushul Fiqih/Jamul Jawami`/Fikih Islam Waadallatihi Dll. 3. Tafsir/Al-Jalalaini/Al-Ahkam Dll. 4. Ilmu Tafsir 5. Hadist 6. Ilmu Hadist 7. Balaghah 8. Bayan (Ilmu Sastra) 9. Mantiq (Ilmu Logika) 10. Badi` 11. Arudh 12. Maani 13. Bahasa `Arab (TOAFL) 14. Bahasa Inggris (TOAFL) 15. TEHNIK Penulisan Karya Ilmiah
16. Sejarah Pemikiran Ushul Fiqih 17. Filsafat Ilmu 18. Filsafat Hukum 19. Sosiologi Hukum 20. Metode Penilitian 21. Seminar 22. Penulisan Risalah/Tesis 23. Dll. Sesuai dengan tingkat/smester Ma`had `Aly/Dayah Manyang.
Catatan : - Bagi semua tingkat juga diberi materi khusus praktek dakwah setiap malam jum`at. - Bagi semua tingkat juga diwajibkan shalat berjama`ah lima waktu. - Bagi tingkat `aliyah diberi materi khusus mengikuti pelajaran tambahan dari pimpinan. - Bagi Tingkat Ma`had `Aly kurikulum diberikan sesuai dangan yang tercatat dalam Peraturan Gubernur Aceh. Kegiatan Pokok Santri Bagian Pendidikan : a. Belajar b. Ujian / Evaluasi c. Pembagian Rapor d. Ujian Kenaikan Kelas. Bagian Ibadah : a. Kegiatan Amaliah Wajib b. Kegiatan Amaliah Sunat. Bagian Gotong Royong : a. Gotong Royong rutin setiap pagi b. Kegiatan Kebersihan Asrama c. Kegiatan Kebersihan Lingkungan setiap hari jum`at. Bagian Humas : a. Kegiatan Fardhu Kifayah b. Kegiatan Hari Maulid c. Kegiatan Pendanaan d. Kegiatan Sosial e. Kegiatan Jum`atan f. Kegiatan di Bidang Badan Dakwah. Bagian Keamanan : a. Kegiatan Kedisplinan Santri
b. Kegiatan Memberantas Kriminal c. Kegiatan Ketertiban Lembaga d. Kegiatan Reserse / Badan Intelijen. Kegiatan Tambahan Bagian Ibadah : a. Melaksanakan Puasa Sunat : b. Tasu`a c. `Asyura d. Rajab : - Tanggal 1 s.d 3 Rajab - Tanggal 14 s.d 16 Rajab - Tanggal 27 s.d 30 Rajab e. Puasa Sya`ban : - Tanggal 1 s.d 3 Sya`ban - Tanggal 14 s.d 16 Sya`ban. Bagian Humas Perayaan Hari Besar Islam : a. Tahun Baru Islam b. Peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad Saw c. Israk Mi`raj d. Ulang Tahun Rabithah Alumni / Hari Wafatnya ABUYA MUDA WALY.