Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2000 (Mata Uang Indonesia)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2002 DAN 2001 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2000
Daftar Isi
Hal Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi…………………………………………………………………………………….…
1-4
Laporan Laba Rugi Konsolidasi…………………………………………………………………………
5-6
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi…………………………………………..………………….
7-9
Laporan Arus Kas Konsolidasi………………………………………………………………………….
10-12
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi…………………………………………………………
13-123
***************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-0326/02
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk dan Anak Perusahaan (“Perusahaan”) tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan konsolidasi PT Satelit Palapa Indonesia dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001, entitas yang investasinya dicatat dengan metode ekuitas sampai diperoleh pengendalian pada bulan Mei 2001 seperti dijelaskan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasi. Jumlah aktiva dan pendapatan dari entitas tersebut merupakan masing-masing 29,6% dan 44,6% dari jumlah aktiva dan pendapatan konsolidasi pada tahun 2001. Laporan tersebut diaudit oleh auditor lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk entitas tersebut, didasarkan semata-mata atas laporan auditor lain tersebut. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 diaudit oleh auditor independen lain, yang dalam laporannya tanggal 22 Maret 2001 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut dengan paragraf penjelasan mengenai dampak kondisi ekonomi terhadap Perusahaan. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan auditor lain memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Catatan 35 atas laporan keuangan konsolidasi mengungkapkan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan, serta tindakan yang telah dan akan ditempuh oleh Perusahaan sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi tersebut. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut, sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diestimasi.
PRASETIO, SARWOKO & SANDJAJA
Drs. Soemarso S. Rahardjo, ME NIAP 98.1.0064 27 Februari 2003
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan
2002
2001
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang Usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 111.306 pada tahun 2002 dan Rp 81.885 pada tahun 2001 Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 44.108 pada tahun 2002 dan Rp 26.911 pada tahun 2001 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 238.020 pada tahun 2002 dan Rp 452.927 pada tahun 2001 Lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Telkom Pihak ketiga Instrumen derivatif Persediaan Uang muka Pajak dan biaya dibayar di muka Aktiva lancar lainnya – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 30.008 pada tahun 2001
2d, 4, 25 2e
2.831.760 67.625
4.637.796 -
5, 25
302.217
527.917
25
178.673
107.378
6
647.463
686.834
3, 25 25f 2p, 27 2g 2h,12, 24, 25
85.201 116.874 72.275 61.915 620.043
2.418.830 78.852 41.918 69.158 11.687 189.622
2d, 25
156.094
65.462
5.140.140
8.835.454
2f, 14
Jumlah Aktiva Lancar
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 dan 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp 77.905 pada tahun 2002 dan Rp 80.765 pada tahun 2001 2f, 25 Aktiva pajak tangguhan - bersih 2r, 12 Investasi pada perusahaan asosiasi setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 90.781 pada tahun 2002 dan Rp 93.316 pada tahun 2001 2i, 7 Investasi jangka panjang lainnya - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp 252.943 pada tahun 2002 dan Rp 267.966 pada tahun 2001 2i, 8 Aktiva tetap 2j, 2k, 2n, 9, 14 Nilai perolehan Akumulasi penyusutan Penurunan nilai
2002
2001
40.429 123.068
47.499 234.130
160.168
91.921
273.669
402.502
17.839.398 (5.948.933 ) (131.209 )
13.864.807 (4.264.691) (131.209)
1d, 2c, 2l, 3, 10 25f
11.759.256 3.711.914 151.917
9.468.907 2.410.080 146.539
2o, 24, 25 11, 25 2d, 2h, 14, 25
286.240 61.801 293.863
284.410 202.967 224.291
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
16.862.325
13.513.246
JUMLAH AKTIVA
22.002.465
22.348.700
Bersih Goodwill - bersih Piutang jangka panjang Pensiun dibayar di muka jangka panjang setelah dikurangi bagian jangka pendek Uang muka jangka panjang Lain-lain
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 dan 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan
2002
2001
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang jangka pendek Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang pengadaan Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Pendapatan diterima di muka Uang muka pelanggan Instrumen derivatif Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pemerintah Republik Indonesia Pihak ketiga Kewajiban lancar lainnya
14, 25
226.184
525
25
5.682 109.047 936.605 248.181
3.242 201.661 988.512 2.898.298
375.204 526.889 12.667 -
305.607 225.141 16.286 1.077
5.010 640.036 96.947
5.010 813.801 52.417
3.182.452
5.511.577
20.732 522.348
9.968 104.163
1.696.426 1.660.767 3.957.057 221.839
8.639 2.202.405 3.323.959 209.323
8.079.169
5.858.457
137.442
238.963
12 3, 13, 21, 24, 25, 27 2m 2p, 27 2t, 14, 29 25
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lainnya
25 2r, 12 2t, 14, 29 25 2t, 15 25
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar HAK MINORITAS
2b
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 dan 2001 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 setiap saham Seri A dan Seri B Modal dasar - 1 saham Seri A dan 3.999.999.999 saham Seri B Modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham Seri A dan 1.035.499.999 saham Seri B Agio saham Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/anak perusahaan Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
2002
2001
16
517.750 673.075
517.750 673.075
2c, 3
4.467.740
4.359.259
2i, 3
284.285
284.197
14.528 4.646.024
18.471 4.886.951
Jumlah Ekuitas
10.603.402
10.739.703
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
22.002.465
22.348.700
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan PENDAPATAN USAHA Selular Telepon internasional Multimedia, Komunikasi Data, Internet (“MIDI”) Jasa lainnya
2002
2m, 25 17, 30, 31, 32 18, 30, 31, 32
2001
2000
3.271.652 2.137.939
1.769.907 2.157.492
2.184.008
1.263.038 94.353
1.105.088 105.649
731.740 76.496
6.766.982
5.138.136
2.992.244
1.723.933
1.011.619
189.852
687.240
496.268
324.129
609.602 454.363 302.988 192.161 148.911 735.947
597.538 267.304 286.588 133.792 100.382 415.841
555.439 119.126 64.861 105.853 47.967 109.708
Jumlah Beban Usaha
4.855.145
3.309.332
1.516.935
LABA USAHA
1.911.837
1.828.804
1.475.309
14, 19
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Penyusutan Karyawan
2m 2j, 9 2n, 2o, 21, 24, 25
Kompensasi kepada penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi 20, 25, 31 Administrasi dan umum 22, 25 Pemeliharaan 2j, 2n Sewa sirkit Pemasaran Beban jasa telekomunikasi lainnya 23, 25
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan bunga Laba kurs - bersih Amortisasi goodwill Beban bunga Penyisihan piutang bunga ragu-ragu obligasi konversi Jasa konsultan Penyesuaian piutang usaha dari Telkom Lain-lain - bersih
2m 25 2q 2l, 10 2t
822.302 393.820 (753.495 ) (566.877 )
642.075 524.087 (321.201 ) (402.485 )
8 3, 25
(287.792 ) -
(19.650 ) (259.811 )
5 2p, 27
(118.018 ) (130.524 )
14.360
179.870
(640.584 )
177.375
794.338
72.288
132.268
83.469
1.343.541
2.138.447
2.353.116
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih BAGIAN LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI
2i, 7
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Tahun berjalan Tangguhan
173.014 462.768 (2.480) (18.834) -
2r, 12
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
(245.870 ) (528.491 )
(650.452 ) 238.259
(630.578) (57.170)
(774.361 )
(412.193 )
(687.748)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali data saham)
Catatan
2002
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN DAN LABA PRA-AKUISISI
2001
569.180
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2b
(27.065 )
LABA PRA-AKUISISI
1d
(205.863 )
LABA BERSIH
26
LABA PER SAHAM DASAR LABA PER ADS DASAR (10 lembar saham Seri B per ADS)
2000
1.726.254
(273.459 )
1.665.368
(23.243)
-
-
336.252
1.452.795
1.642.125
2u
324,72
1.402,99
1.585,83
2u
3.247,24
14.029,89
15.858,28
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2002
Uraian
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2002
Agio Saham
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan
4.359.259
284.197
18.471
4.886.951
-
-
-
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Bersih
517.750
673.075
2r
-
-
2i, 8
-
-
109.185
-
-
-
109.185
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V dari dolar AS ke rupiah - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 38
2b
-
-
-
88
-
-
88
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 20 Juni 2002 Deklarasi dividen kas Pembentukan dana cadangan
26 26
-
-
-
-
-
-
-
-
517.750
673.075
4.467.740
284.285
Penyesuaian atas selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali PT Indosatcom Adimarga, anak perusahaan, sehubungan dengan penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan“ Laba atas penjualan investasi pada PT Pramindo Ikat Nusantara kepada Telkom dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan
Laba bersih tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2002
(704 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
(3.943 )
10.739.703
(704 )
(581.122 ) 3.943
(581.122 ) -
-
336.252
336.252
14.528
4.646.024
10.603.402
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2001
Uraian
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2001 3.358.909 Penyesuaian akibat penjualan investasi di PT Telekomunikasi Selular dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 2.943.963
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Agio Saham
517.750
673.075
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan
(2.509.987 )
581.222
(297.031 )
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Bersih
12.495
14.215
4.070.139
-
-
-
6.572.215
-
-
-
6
-
-
2i, 3
-
-
6.869.246
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V. dari dolar AS ke rupiah - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 3
2b
-
-
-
6
Penurunan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Japan Co., Ltd. dari yen Jepang ke rupiah setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 5.355
2b
-
-
-
-
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 10 Mei 2001 Deklarasi dividen kas Pembentukan dana cadangan
26 26
-
-
-
-
-
4.256
-
-
-
-
-
-
1.452.795
1.452.795
517.750
673.075
4.359.259
284.197
-
18.471
4.886.951
10.739.703
Laba bersih tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2001
(12.495 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
8
(631.727 ) (4.256 )
(12.495 )
(631.727) -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2000
Uraian
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Catatan
Saldo pada tanggal 1 Januari 2000
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Agio Saham
517.750
673.075
2i
-
-
Peningkatan selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan PT Satelit Palapa Indonesia karena penjabaran laporan keuangan Satelindo International Finance B.V. dari dolar AS ke rupiah - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 42
2b
-
Peningkatan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Japan Co., Ltd. dari yen Jepang ke rupiah - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 1.212
2b
Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 20 April 2000 Deklarasi dividen kas Pembentukan dana cadangan
26 26
Peningkatan investasi pada PT Telekomunikasi Selular karena perbedaan antara nilai nominal saham dalam rupiah dengan setara rupiah dari kontribusi modal dalam dolar AS - setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 1.095
Laba bersih tahun berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2000
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan
(2.509.987 )
Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Bersih
578.570
9.667
11.426
3.120.446
-
2.554
-
-
-
2.554
-
-
98
-
-
-
98
-
-
-
-
2.828
-
-
2.828
-
-
-
-
-
2.789
-
-
-
-
-
-
1.642.125
1.642.125
517.750
673.075
581.222
12.495
14.215
4.070.139
3.358.909
(2.509.987 )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
9
(689.643 ) (2.789 )
2.400.947
(689.643 ) -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA Penerimaan kas dari: Pelanggan Pendapatan bunga Penghasilan lain-lain - bersih Pengeluaran kas untuk: Karyawan dan pemasok Pajak Beban bunga Beban usaha Beban lain-lain - bersih
2002
5.542.173 593.184 289.025
2.988.755 160.434 735.388
(3.058.479 ) (2.713.930 ) (598.876 ) (198.223 ) (446.161 )
(3.380.447 ) (1.128.660 ) (338.085 ) (23.505 ) -
(1.821.136) (578.336) (29.152) (16.827) -
344.484
1.553.685
1.439.126
2.255.129
5.967.430
-
Kas Bersih yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi
3
8
80.646 3.412 (3.468.274 )
1
2000
6.629.463 730.690 -
Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Usaha ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penerimaan dari penjualan investasi setelah dikurangi akuisisi investasi dari transaksi kepemilikan silang Penambahan uang muka pembelian aktiva tetap Penerimaan dari penjualan investasi jangka panjang lainnya Penerimaan dari penjualan aktiva tetap Perolehan aktiva tetap Akuisisi 25% kepemilikan PT Satelit Palapa Indonesia Penambahan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya Penambahan investasi jangka pendek Penerimaan dari likuidasi anak perusahaan Kompensasi dari Intelsat untuk penggunaan modal Akuisisi PT Bimagraha Telekomindo Penambahan investasi perusahaan asosiasi Penerimaan dari penjualan investasi lainnya
2001
(2.824.250 ) (151.166 ) (67.625 ) -
3
(13.476 ) 5.561 (2.638.802 )
(33.523 )
3.082 (275.846) (3.577)
-
-
15.008
-
9.773 (4.235.859 )
-
(100 )
(4.172.128 )
-
-
-
-
-
(923.988 )
27.376 (2.400) 188 (251.177)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
10
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN Penerimaan dari hutang jangka panjang Penerimaan dari hutang obligasi Penerimaan dari hutang jangka pendek Penerimaan dari pelaksanaan Instrumen derivatif Pembayaran hutang jangka panjang Pembayaran dividen kas Pembayaran hutang jangka pendek Pembayaran hutang obligasi
2002
406.097 1.000.000
2.032 -
665.284
-
1.567
36.984
41.628
23.619
(2.388.960 ) (581.122 ) (446.525 ) (299.968 )
(412.184 ) (631.727 ) (1.482 ) -
(19.210) (689.643) -
2.019.758
402.332
(681.635)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Kegiatan Pendanaan
(1.807.886 )
1.032.029
506.314
4.637.796
2.405.148
1.898.834
1.850
1.200.619
-
2.831.760
4.637.796
2.405.148
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS ANAK PERUSAHAAN BARU YANG DIPEROLEH KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
2000
3.784.065 1.250.000
15
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
2001
4
RINCIAN KAS DAN SETARA KAS: Kas dan bank Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang
430.480
144.039
57.674
2.401.280
4.493.757
2.347.474
Kas dan setara kas yang disajikan pada neraca konsolidasi
2.831.760
4.637.796
2.405.148
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
11
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan
2002
2001
2000
INFORMASI TAMBAHAN LAPORAN ARUS KAS Transaksi yang tidak mempengaruhi arus kas: Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Pembagian dividen dalam bentuk obligasi konversi tanpa jaminan Kapitalisasi beban bunga ke aktiva dalam pembangunan dan pemasangan yang terkait Kapitalisasi rugi selisih kurs ke aktiva dalam pembangunan dan pemasangan yang terkait Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/anak perusahaan Saldo piutang dari transaksi pemilikan silang (bagian dari piutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa) Aktiva dan kewajiban anak Perusahaan pada saat akuisisi saham Aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar
108.481
6.869.246
-
6.106
-
-
9
1.445
15.694
-
9
502
25.747
-
88
(297.025 )
-
2.668 6.341 (5.917 ) -
2.652
2.259.180
-
2.009.427 4.971.848 (2.088.545 ) (5.538.169 )
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
12
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM a. Pendirian Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 42 tanggal 27 Desember 2002 mengenai, antara lain, perubahan struktur modal, Direksi dan Komisaris. Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 6 tanggal 8 Januari 2003, pemegang saham menyetujui untuk mengubah status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 yang diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 (lihat Catatan 36b). Pemegang saham juga memutuskan untuk mengubah anggaran dasar Perusahaan mengenai hal-hal berikut: - Nama dan tempat kedudukan; - Jangka waktu berdirinya Perseroan; - Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Pada tanggal 31 Desember 2002, anggaran dasar Perusahaan yang baru belum disetujui Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini: • • •
•
Menjalankan usaha dan/atau kegiatan penyediaan dan pelayanan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika; Menjalankan usaha dan/atau kegiatan perencanaan, pembangunan sarana, pengadaan fasilitas telekomunikasi serta informatika termasuk pengadaan sumber daya yang mendukung; Menjalankan usaha dan kegiatan pengoperasian (yang meliputi juga pemasaran serta penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika yang diselenggarakan Perusahaan), melakukan pemeliharaan, penelitian, pengembangan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi serta informatika, penyelenggaraan pendidikan dan latihan, baik di dalam maupun di luar negeri; dan Menjalankan usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta informatika.
Perusahaan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1969.
13
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) Saat ini, kegiatan usaha utama Perusahaan adalah menyelenggarakan jasa telekomunikasi sentral internasional, termasuk jasa telepon internasional, teleks, telegram, sambungan komunikasi data paket, jasa faksimili penyimpanan dan pengiriman dan jasa Inmarsat untuk komunikasi bergerak. Perusahaan juga memberikan berbagai jasa telekomunikasi internasional non-sentral, termasuk sirkit sewa berkecepatan rendah dan tinggi, video-link, TV link, Integrated Services Digital Network (“ISDN”) dan jasa lainnya yang berciri transmisi data atau gambar dari pada suara. Kedudukan Perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional ditegaskan kembali berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 1991. Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 36 mengenai Telekomunikasi yang berlaku efektif pada bulan September 2000. Berdasarkan Undang-undang tersebut, penyelenggaraan jasa telekomunikasi meliputi: • • •
Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi Penyelenggaraan jasa telekomunikasi Penyelenggaraan telekomunikasi khusus
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggara telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan oleh perorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara jaringan dan atau jasa telekomunikasi. Undang-undang No. 36 melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Perhubungan, memberi izin prinsip kepada Perusahaan sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi Digital Communication System (“DCS-1800”) nasional, sebagai kompensasi atas terminasi dini efektif tanggal 1 Agustus 2003, hak jasa telekomunikasi internasional Perusahaan yang diberikan sebelum izin tersebut. Izin prinsip ini berlaku untuk dua tahun agar Perusahaan dapat membangun sekurang-kurangnya 10% cakupan wilayah layanan nasional dari daerah geografi yang berpenduduk dalam kurun waktu dua tahun. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri Perhubungan. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.247 tanggal 6 November 2001, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan oleh Perusahaan kepada anak perusahaannya yang baru didirikan, PT Indosat Multi Media Mobile (lihat “d” di bawah).
14
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) Pada tanggal 7 September 2000, Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Perhubungan memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan langsung jarak jauh dalam negeri, sebagai kompensasi atas terminasi hak jasa telekomunikasi internasional Perusahaan. Di lain pihak, Telkom telah diberikan izin prinsip untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas terminasi dini hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal dan sambungan jarak jauh. Izin prinsip Perusahaan untuk jasa telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh tersebut berlaku untuk dua tahun dari tanggal penerbitannya agar Perusahaan memiliki cukup waktu untuk membangun dan melakukan persiapan komersial dalam rangka penyediaan jasa tersebut. Pada tanggal 28 Juni 2001, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan jasa Voice Over Internet Protocol (“VoIP“). Pada tanggal 26 April 2002, Perusahaan memperoleh izin operasi VoIP dengan cakupan nasional. Izin operasi Perusahaan untuk VoIP akan dievaluasi setiap 5 tahun setelah tanggal dikeluarkannya. Berdasarkan surat Menteri Perhubungan tanggal 1 Agustus 2002, Perusahaan diberikan izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya. Izin penyelenggaraan ini akan diperbaharui menjadi izin nasional pada tanggal 30 November 2002, setelah nilai dari izin tersebut diatas kepada Telkom dan Perusahaan ditentukan oleh penilai independen, sebagai kompensasi kepada Telkom dan Perusahaan atas terminasi hak eksklusif mereka masing-masing atas penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal/domestik dan internasional. Pada tanggal 31 Desember 2002, laporan penilai independen tersebut belum difinalisasi. Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan memiliki sentral gerbang internasional yang terletak di Jakarta, Medan, Batam dan Surabaya. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Semua saham Seri B Perusahaan dicatatkan dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sejak tahun 1994. American Depository Shares (“ADS”) Perusahaan yang diterbitkan (setiap ADS mewakili 10 saham Seri B) mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York pada tahun 1994. c. Karyawan, Direktur dan Komisaris Berdasarkan keputusan dalam: • Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 41 pada tanggal yang sama. • Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 32 pada tanggal yang sama. • Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 April 2000 yang diaktakan dengan akta notaris Lia Muliani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) No. 36 pada tanggal yang sama.
15
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) c. Karyawan, Direktur dan Komisaris (lanjutan) susunan anggota Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002
2001 dan 2000
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
Peter Seah Lim Huat Achmad Rivai * Soebagijo Soemodihardjo * Lee Theng Kiat Sio Tat Hiang
Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
Lim Ah Doo * Sum Soon Lim Roes Aryawidjaya Umar Rusdi
Wisnu Askari Marantika Achmad Rivai * Soebagijo Soemodihardjo Abdul Anshari Ritonga Muwardi Pangarihutan Simatupang -
* Komisaris Independen
Berdasarkan keputusan dalam: • Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 41 pada tanggal yang sama. • Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 April 2000 yang diaktakan dengan akta notaris Lia Muliani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) No. 36 pada tanggal yang sama. susunan anggota Direksi pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002
2001 dan 2000
Direktur Utama Direktur Direktur Pengembangan Perusahaan Direktur Niaga Direktur Operasi dan Teknik Direktur Keuangan dan Administrasi
Widya Purnama Ng Eng Ho
Hari Kartana -
-
Budi Prasetyo Guntur Siregar Garuda Sugardo
-
Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
Junino Jahja Wityasmoro Sih Handayanto Hasnul Suhaimi Emil Soedarmo Joseph Chan Lam Seng Nicholas Tan Kok Peng Raymond Tan Kim Meng
Dibyanto Habimono Koesoebjono -
16
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) c. Karyawan, Direktur dan Komisaris (lanjutan) Perusahaan dan Anak Perusahaan (secara bersama-sama disebut “Perusahaan”) mempunyai sekitar 5.980 dan 5.550 karyawan, termasuk pekerja harian lepas, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. d. Struktur Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai pemilikan saham langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan berikut: Persentase Pemilikan
Anak Perusahaan
PT Satelit Palapa Indonesia Satelindo International Finance B.V.
Jumlah Aktiva (Sebelum Eliminasi)
Lokasi
Kegiatan Usaha
Mulai Beroperasi
2002 (%)
2001 (%)
2002 (Rp)
2001 (Rp)
Jakarta
Telekomunikasi
1993
100,00
75,00
7.356.377
6.606.631
Amsterdam
Keuangan
1996
100,00
75,00
1.626.937
2.240.996
PT Satelindo Multi Media
Jakarta
Multimedia
1999
99,60
74,70
11.961
9.322
PT Indosat Multi Media Mobile
Jakarta
Telekomunikasi
2001
99,94
99,94
3.374.847
2.392.870
PT Bimagraha Telekomindo
Jakarta
Perusahaan Induk
1992
100,00
100,00
843.627
247.172
PT Aplikanusa Lintasarta
Jakarta
Komunikasi Data
1989
69,46
69,46
603.858
534.504
PT Artajasa Pembayaran Elektronis
Jakarta
Telekomunikasi
2000
45,15
-
59.714
-
PT Indosat Mega Media
Jakarta
Multimedia
2001
99,84
99,84
315.233
278.386
PT Sisindosat Lintasbuana
Jakarta
Teknologi Informasi
1990
96,87
95,64
130.656
119.166
PT Asitelindo Data Buana
Jakarta
Multimedia
1997
49,40
48,78
9.822
10.324
PT Indosatcom Adimarga
Jakarta
Telekomunikasi
2000
99,94
99,94
7.055
9.308
Tokyo
Jasa Penyiaran
-
Indosat Japan Co., Ltd.*
-
-
-
-
* dilikuidasi pada tahun 2001
PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”) Satelindo bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi bergerak selular (“GSM”), penyelenggaraan fasilitas dan jasa telekomunikasi internasional, komunikasi satelit, transmisi satelit, konsultansi, penjelajahan (tracking), telemetri dan peluncuran satelit, serta perbaikan dan pemeliharaan fasilitas transmisi satelit. Investasi awal Perusahaan sebesar 10% pemilikan modal di Satelindo dilakukan pada tahun 1993. Pada tahun 1995, Satelindo menerbitkan 33.333.334 saham baru (merupakan 25% pemilikan modal) dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada Deutsche Telekom Mobilfunk GmbH (”DeTeMobil”), anak perusahaan Deutsche Telekom AG, dengan harga Rp 1.300.334 (AS$ 586.000). Penerbitan saham baru tersebut mengakibatkan penurunan pemilikan modal Perusahaan di Satelindo menjadi 7,5%. Pada tahun 1999, DeTeMobil memindahkan pemilikan modalnya di Satelindo kepada DeTeAsia Holding GmbH (“DeTeAsia”), anak perusahaan lain yang dimiliki seluruhnya oleh Deutsche Telekom AG.
17
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan) PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”) (lanjutan) Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan mengakui akuisisi 22,5% pemilikan modal Telkom di Satelindo (lihat Catatan 3). Pada tanggal 31 Mei 2001, Perusahaan juga mengakuisisi 100% pemilikan modal di PT Bimagraha Telekomindo dari pemegang sahamnya. PT Bimagraha Telekomindo mempunyai 45% pemilikan modal di Satelindo. Sebagai akibat dari transaksi tersebut, jumlah pemilikan modal Perusahaan di Satelindo meningkat menjadi 75% efektif tanggal 31 Mei 2001. Pada tanggal 20 Mei 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan DeTeAsia, pemilik 33.333.334 saham yang merupakan 25% modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh Satelindo dengan nilai AS$ 325.000 (ekuivalen dengan Rp 2.824.250). Setelah pembelian saham tersebut dari DeTeAsia, yang transaksinya ditutup pada tanggal 28 Juni 2002, Perusahaan menjadi pemilik, secara langsung dan tidak langsung, 100% modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh Satelindo. Goodwill yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar Rp 2.055.329 (lihat Catatan 10). Transaksi ini telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 Juni 2002. Berdasarkan penilaian independen dari PT AAJ Batavia dalam laporan mereka tanggal 15 Mei 2002, mereka berpendapat bahwa harga beli Satelindo dari DeTeAsia adalah wajar dan layak. Penilaian independen ini dibuat sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal ("BAPEPAM") No. IX.E.2, "Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama" tanggal 20 Februari 2001. Satelindo memiliki 100% modal Satelindo International Finance B.V. dan 99,6% modal PT Satelindo Multi Media (sebelumnya PT Nusa Era Persada Jaya). Pada tanggal 25 Juli 2002, Perusahaan melakukan setoran modal ke Satelindo sebesar AS$ 75.000 dari pinjaman yang berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14). Saham Satelindo digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 14). Satelindo International Finance B.V. (“SIB”) SIB didirikan di Amsterdam (Belanda) pada tahun 1996. Satelindo memanfaatkan SIB khusus yang memfasilitasi pinjaman Satelindo dari pihak ketiga dan tidak melakukan kegiatan lainnya. Pada tanggal 30 Mei 2000, SIB menerbitkan Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin (lihat Catatan 15). PT Satelindo Multi Media (“SMM”) SMM didirikan pada tahun 1999 dan bergerak diberbagai bidang termasuk jasa telekomunikasi. SMM mempunyai izin prinsip untuk bergerak dalam bidang penyelenggara jasa multimedia dan izin untuk beroperasi sebagai penyedia jasa internet. Pada bulan Agustus 2002, Satelindo mengajukan permohonan kepada para kreditur atau facility agent dalam Master Restructuring Agreement tanggal 31 Mei 2000 (lihat Catatan 14 dan 29) untuk melikuidasi SMM. Sampai dengan tanggal 27 Februari 2003, kuorum persetujuan yang diperlukan dari para kreditur atau facility agent untuk likuidasi tersebut belum terpenuhi.
18
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan) PT Indosat Multi Media Mobile (‘IM3”) IM3 yang didirikan pada bulan Juli 2001, bergerak dalam penyediaan jasa telekomunikasi selular DCS-1800. Perusahaan telah menyetor investasi modalnya kepada IM3 sebesar Rp 1.728.278 pada tahun 2001. Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham IM3 pada tanggal 20 November 2001, Perusahaan mengalihkan ke IM3 hak dan kewajiban Perusahaan sehubungan dengan perjanjian dengan pihak ketiga (pemasok/kontraktor) mengenai pengadaan aktiva tetap, kartu Subscriber Identification Module (“SIM”), voucher pulsa isi ulang dan lain-lain, yang dibuat sebelum IM3 didirikan dan masih merupakan bagian dari Divisi Mobile Perusahaan. PT Bimagraha Telekomindo (“Bimagraha”) Bimagraha merupakan perusahaan induk yang tidak mempunyai kegiatan. Bimagraha memiliki 45% modal Satelindo yang merupakan satu-satunya investasi modal Bimagraha. PT Aplikanusa Lintasarta (“Lintasarta”) Lintasarta bergerak dalam bidang jasa sistem komunikasi data, jasa aplikasi jaringan yang meliputi penyediaan sarana fisik dan aplikasi perangkat lunak, dan jasa konsultasi dalam bidang komunikasi data dan sistem informasi untuk industri perbankan dan industri lainnya. Investasi Perusahaan pada Lintasarta pertama kali dilakukan pada tahun 1988. Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan mengakuisisi 37,21% pemilikan Telkom di Lintasarta, sehingga meningkatkan jumlah pemilikan modal Perusahaan dari 32,25% menjadi 69,46% (lihat Catatan 3). PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“APE”) Lintasarta memiliki 40% modal APE, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan informasi. Pada tanggal 2 Januari 2002, Lintasarta mengadakan beberapa perjanjian pengalihan dengan APE di mana Lintasarta akan mengalihkan aktiva tertentu yang terdiri dari aktiva tetap, hak pakai atas perangkat komunikasi data dan jasa aplikasi dengan jumlah keseluruhan Rp 30.286 yang ditukar dengan saham APE yang akan meningkatkan modal Lintasarta di APE dari 40% menjadi 65%. PT Indosat Mega Media (“IMM”) IMM bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa multimedia dan menghasilkan produk dan program multimedia. Pada bulan Agustus 2001, Perusahaan mengalihkan seluruh kegiatan usaha dan aktiva tetap usaha internetnya ke IMM. Perusahaan juga mengalihkan sebagian saldo piutang internet ke IMM pada tanggal 31 Juli 2001.
19
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
1. UMUM (lanjutan) d. Struktur Anak Perusahaan (lanjutan) PT Sisindosat Lintasbuana (“Sisindosat”) Sisindosat bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa teknologi informasi dan komputer serta jasa-jasa lain yang terkait, dan bertindak sebagai agen perangkat keras dan lunak komputer. Perusahaan memiliki 95,64% modal di Sisindosat, yang memiliki 51% modal PT Asitelindo Data Buana. Pada tanggal 5 November 2002, Perusahaan mengkonversikan piutangnya dari Sisindosat sejumlah Rp. 42.692 menjadi tambahan modal yang ditempatkan dan disetor penuh Sisindosat. Transaksi ini meningkatkan pemilikan modal Perusahaan dari 95,64% menjadi 96,87%. PT Asitelindo Data Buana (“Asiatel”) Asiatel bergerak dalam bidang jasa audio-text dan penyediaan perangkat lunak dan keras untuk jasa telekomunikasi. PT Indosatcom Adimarga atau (“Indosatcom”) Indosatcom (sebelumnya dikenal sebagai PT Indokomsat Lintas Dunia atau “Indokomsat”), bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa dan sarana telekomunikasi berbasis satelit serta jasa-jasa lain yang terkait. Berdasarkan akta notaris Soetjipto, S.H. No. 25 tanggal 17 Desember 2002, pemegang saham IMM dan Indosatcom setuju untuk menggabungkan Indosatcom ke IMM untuk ditukar dengan saham baru IMM yang diterbitkan sejumlah Rp 3.372. Dalam akta itu juga disetujui bahwa aset bersih yang digunakan untuk pertukaran tersebut adalah aset bersih Indosatcom pada tanggal 30 September 2002 yang belum diaudit. Pada tanggal 31 Desember 2002 penggabungan tersebut belum efektif karena belum disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal. Indosat Japan Co., Ltd. (“IJCL”) IJCL, anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya dan berkedudukan di Tokyo, seharusnya bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa televisi kabel dan penyiaran radio di Jepang. IJCL belum memulai kegiatan operasionalnya sampai dengan tanggal 1 Mei 2001, ketika IJCL memulai proses likuidasi yang telah diselesaikan pada bulan Agustus 2001.
20
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 1979, instrumen derivatif yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar dan investasi tertentu yang dinyatakan berdasarkan nilai wajar atau sebesar aktiva bersih, atau yang dicatat dengan metode ekuitas untuk investasi pada perusahaan asosiasi (untuk pemilikan modal sekurangnya 20% tetapi tidak lebih dari 50%). Laporan arus kas konsolidasi mengelompokkan penerimaan dan pembayaran kas dalam kegiatan usaha, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari kegiatan usaha disajikan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah rupiah. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut: Pemilikan Modal (%)
Satelindo • SIB • SMM Bimagraha • Satelindo - SIB - SMM Lintasarta • APE Sisindosat • Asiatel IJCL IMM Indosatcom IM3
2002
2001
2000
55,00 55,00 54,78 100,00 45,00 45,00 44,82 69,46 45,15 96,87 49,40 99,84 99,94 99,94
30,00 30,00 29,88 100,00 45,00 45,00 44,82 69,46 95,64 48,78 99,84 99,94 99,94
69,46 95,64 48,78 100,00 99,50 95,00 -
21
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (lanjutan) Efektif tanggal 31 Mei 2001, aktiva bersih Satelindo dan anak perusahaannya (SIB dan SMM) dikonsolidasi akibat pemilikan efektif Perusahaan sebesar 75% (lihat Catatan 3), namun sebelum tanggal 31 Mei 2001, investasi di Satelindo sebesar 7,5% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Laporan keuangan APE dan Asiatel dikonsolidasi karena kebijakan keuangan dan operasinya dikendalikan masing-masing oleh Lintasarta dan Sisindosat. Akun-akun IJCL dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal neraca untuk akun neraca dan kurs rata-rata selama setahun untuk akun laporan laba rugi (JPY 1 menjadi Rp 75,79 untuk tahun 2000). Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan IJCL dilaporkan pada neraca konsolidasi sebagai bagian dari akun “Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada bagian Ekuitas. Pada tanggal 31 Desember 2001, IJCL telah dilikuidasi (lihat Catatan 1d). Hak minoritas pada Anak Perusahaan merupakan bagian pemilikan pemegang saham minoritas pada ekuitas Anak Perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya. Semua transaksi dan saldo signifikan antar perusahaan telah dieliminasi dalam konsolidasi. c. Akuntansi Penggabungan Usaha Transaksi pemilikan silang dengan Telkom (lihat Catatan 3) merupakan reorganisasi perusahaan sepengendali (metode penyatuan kepemilikan), karena Perusahaan dan Telkom berada di bawah kendali yang sama, yaitu oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dengan metode penyatuan kepemilikan, nilai tercatat historis ekuitas bersih entitas digabung, seolah-olah perusahaanperusahaan tersebut merupakan entitas tunggal untuk seluruh periode yang disajikan, sesuai dengan SAK 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga beli/jual yang dibayarkan atau diterima dengan nilai buku, setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait, disajikan dalam Ekuitas sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Akuisisi 100% modal Bimagraha (lihat Catatan 3) dicatat dengan menggunakan metode pembelian, sesuai dengan SAK 22, “Akuntansi Penggabungan Usaha”. Dengan metode pembelian, selisih lebih antara biaya perolehan di atas nilai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi, yang diperoleh pada tanggal akuisisi diakui sebagai goodwill.
22
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Kas dan Setara Kas Deposito berjangka dan penempatan jangka pendek lainnya yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan atau pembelian diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Kas dan setara kas yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang, fasilitas Letter of Credit dan garansi bank, tidak diklasifikasikan sebagai bagian dari Kas dan Setara Kas dan disajikan sebagai bagian dari Aktiva Lancar Lainnya atau Aktiva Tidak Lancar Lain-lain. e. Investasi Jangka pendek Investasi Jangka pendek terdiri dari: 1. Investasi dalam efek hutang Investasi dalam efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya sesuai dengan SAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. Laba (rugi) yang belum terealisasi pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada “Laba (Rugi) Kepemilikan Surat Berharga yang Belum Terealisasi”, yang merupakan bagian dari Ekuitas dan diakui pada saat laba atau rugi terealisasi. 2. Reksadana Reksadana dinyatakan sebesar nilai aktiva bersih pada tanggal neraca. Laba atau rugi yang belum terealisasi dari perubahan nilai aktiva bersih dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. f.
Penyisihan Piutang Ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir tahun.
g. Persediaan Persediaan yang terutama terdiri dari paket perdana dan voucher pulsa isi ulang, dinilai menurut nilai yang terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Metode utama yang digunakan untuk menentukan harga perolehan adalah metode rata-rata bergerak.
23
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka, terutama gaji, sewa dan asuransi, diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (“straight-line method”). Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar Lain-lain”. i.
Investasi Investasi terdiri dari: •
Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan modal minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50%, dinyatakan dengan metode ekuitas di mana harga perolehan dari investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal akuisisi serta dikurangi dengan pendapatan dividen yang diterima. Bagian Perusahaan atas laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi akan disesuaikan dengan amortisasi garis lurus selama lima tahun, perbedaan antara harga perolehan investasi dan bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih pada tanggal akuisisi (goodwill). Pada saat anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang dicatat dengan metode ekuitas menjual sahamnya kepada pihak ketiga dengan harga yang berbeda dari nilai bukunya, nilai investasi bersih investor pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut akan terpengaruh. Nilai investasi bersih investor juga akan terpengaruh apabila penyetoran modal anak perusahaan/perusahaan asosiasi dilakukan dalam mata uang asing sehingga menyebabkan tambahan modal disetor yang berasal dari selisih antara nilai nominal dan ekuivalen rupiah setoran modal pada tanggal diterima. Perusahaan mengakui perubahan investasi bersih pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut, dengan kredit atau beban pada akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan”, setelah dikurangi Pajak Penghasilan yang terkait, setelah menyesuaikan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi tersebut dengan kebijakan akuntansi Perusahaan.
•
Investasi saham dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dinyatakan sebesar harga perolehan.
•
Investasi saham yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya, sesuai dengan SAK 50.
24
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Aktiva Tetap Aktiva tetap, kecuali untuk aktiva tetap yang dinilai kembali pada tahun 1979, dinyatakan sebesar harga perolehan yang mencakup biaya pinjaman tertentu dari dana yang digunakan untuk membiayai perolehan aktiva tetap, dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya pinjaman dikapitalisasi sesuai dengan jumlah kapitalisasi maksimum sesuai SAK 26. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Kabel laut Stasiun bumi Kabel bawah tanah Peralatan sentral Peralatan telekomunikasi lainnya Peralatan teknologi informasi Peralatan kantor Sarana penunjang bangunan dan partisi Kendaraan Peralatan teknis selular Subsistem base station Subsistem sentral jaringan Substem pendukung operasional Peralatan teknis satelit Satelit Stasiun pengendali pusat Peralatan di lokasi pelanggan Peralatan transmisi dan cross-connection Peralatan transmisi Peralatan cross-connection
3 sampai 20 15 15 15 15 5 5 sampai 10 3 sampai 6 5 5 5 sampai 15 5 sampai 10 5 12 15 15 5 sampai 24 8 sampai 10
Hak atas tanah dinyatakan sebesar harga perolehan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat beserta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap, dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Aktiva dalam pembangunan dan pemasangan mencakup peralatan teknis selular, peralatan telekomunikasi lainnya, kabel laut, kabel bawah tanah, sarana penunjang bangunan dan partisi, peralatan teknologi informasi, peralatan sentral, bangunan, peralatan transmisi dan crossconnection, peralatan teknis satelit, dan peralatan lainnya yang sedang dipasang.
25
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Aktiva Tetap (lanjutan) Semua biaya pinjaman, termasuk bunga dan selisih kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu, dikapitalisasi ke harga perolehan aktiva dalam pembangunan dan pemasangan. Laba kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu disesuaikan ke akun Aktiva dalam Pembangunan dan Pemasangan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat pembangunan dan pemasangan selesai dan aktiva yang dibangun atau dipasang tersebut siap untuk digunakan.
k. Penurunan Nilai Aktiva Sesuai dengan SAK 48, “Penurunan Nilai Aktiva”, perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan mengestimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan. l.
Goodwill Pada saat Perusahaan mengakuisisi suatu anak perusahaan yang bukan merupakan perusahaan sepengendali, selisih lebih antara harga perolehan di atas bagian pemilikan Perusahaan atas nilai wajar aktiva anak perusahaan yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi diakui sebagai goodwill. Goodwill diamortisasi selama lima tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Perusahaan mengkaji nilai tercatat goodwill pada saat terdapat peristiwa atau kejadian yang menunjukkan bahwa nilai goodwill menurun. Kerugian penurunan nilai diakui sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan.
m. Pengakuan Pendapatan dan Beban Telepon Internasional Pendapatan diakui dengan menggunakan metode akrual. Pada tiap akhir tahun, pendapatan dari telepon internasional ke luar negeri (“outgoing”) dicatat berdasarkan lalu lintas komunikasi aktual yang tercatat. Penyesuaian dari Telkom untuk dua bulan terakhir dari tahun yang bersangkutan diakui pada tahun berikutnya (secara historis jumlah koreksi aktual yang dilakukan tidak signifikan). Pendapatan dari lalu lintas telepon internasional dari perusahaan telekomunikasi internasional, yang laporannya belum diterima, ditaksir berdasarkan data historis (secara historis jumlah perbedaan antara taksiran dengan aktual juga tidak signifikan). Pendapatan interkoneksi yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi berdasarkan pembagian pendapatan (lihat Catatan 32), diakui sebesar pendapatan bersih, setelah dikurangi beban interkoneksi dan alokasi kepada perusahaan telekomunikasi internasional. Pendapatan interkoneksi yang tidak didasarkan pada perjanjian pembagian kontraktual, yaitu yang berdasarkan pada tarif yang ditentukan oleh keputusan Pemerintah (lihat Catatan 31), dilaporkan sebesar pendapatan kotor, sebelum dikurangi beban interkoneksi (lihat Catatan 20) tetapi setelah alokasi kepada perusahaan telekomunikasi internasional. Beban interkoneksi tersebut dilaporkan sebagai beban usaha pada tahun terjadinya.
26
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Selular Pendapatan dari jasa penyambungan (biaya penyambungan) diakui pada saat penyambungan dilakukan dan pendapatan yang berasal dari pemakaian serta biaya bulanan diakui pada saat dihasilkan. Pendapatan diterima di muka kartu pra-bayar, yang terdiri dari pendapatan penjualan paket perdana dan voucher pulsa isi ulang, diakui sebagai berikut: •
Penjualan paket perdana diakui pada saat penyerahan kepada distributor, penyalur atau langsung kepada pelanggan.
•
Penjualan voucher pulsa isi ulang kepada penyalur atau pelanggan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan pemakaian pulsa berdasarkan jumlah panggilan yang berhasil dilakukan oleh pelanggan atau pada saat sisa pulsa pada voucher pra-bayar telah habis masa berlakunya.
Pendapatan dari interkoneksi dengan operator lain (pendapatan pemakaian) diakui setiap bulan berdasarkan lalu lintas aktual yang tercatat pada bulan yang bersangkutan. MIDI Pendapatan satelit dicatat sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam perjanjian sewa transponder antara Satelindo dan tiap pelanggannya. Pendapatan dari penjualan perangkat lunak dan jasa diakui pada saat perangkat lunak dipasang atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan jasa konsultasi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian. Pendapatan jasa MIDI lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut. Lain-lain Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat penyerahan jasa tersebut. Beban Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). n. Beban Karyawan Beban karyawan yang langsung berhubungan dengan pengembangan, pembangunan dan pemasangan aktiva tetap dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Beban karyawan yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan aktiva tetap dilaporkan sebagai beban pemeliharaan.
27
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Dana Pensiun Beban pensiun dibukukan konsisten dengan SAK 24, “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun”. Untuk program dana pensiun manfaat pasti, beban pensiun ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan menggunakan metode projected-unit-credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil aktiva dana pensiun dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun. Kewajiban bersih yang belum diakui pada tanggal penerapan awal SAK 24 diamortisasi sepanjang taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan. Sedangkan, untuk program dana pensiun iuran pasti, kontribusi dilakukan oleh karyawan dengan jumlah berkisar antara 10% - 20% dari gaji dasar bulanan karyawan. p. Instrumen Derivatif Efektif tanggal 1 Januari 2001, instrumen derivatif dicatat sesuai SAK 55 (revisi), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. SAK 55 menetapkan standar akuntansi dan pelaporan di mana setiap instrumen derivatif dicatat sebagai aktiva atau kewajiban pada neraca dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. SAK 55 mengharuskan perubahan nilai wajar instrumen derivatif diakui pada usaha tahun berjalan kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aktiva atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi serta mengharuskan setiap entitas untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Semua instrumen derivatif Perusahaan tidak dirancang sebagai aktivitas lindung nilai efektif untuk tujuan akuntansi. q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs beli dan jual rata-rata yang berlaku pada tanggal tersebut sebagaimana diumumkan oleh Bank Indonesia dan laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk selisih kurs yang dapat diatribusikan ke aktiva tertentu, dikapitalisasi ke aktiva dalam pembangunan dan pemasangan. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, kurs yang digunakan masing-masing sebesar Rp 8.940 untuk AS$ 1 dan Rp 10.400 untuk AS$ 1, merupakan kurs beli dan kurs jual rata-rata uang kertas yang diumumkan oleh Bank Indonesia selama tahun berjalan.
28
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Pajak Penghasilan Perusahaan menerapkan metode kewajiban dalam menghitung Pajak Penghasilan sesuai SAK 46, "Akuntansi Pajak Penghasilan". Metode kewajiban mencerminkan pengaruh pajak atas perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan pajak, termasuk akumulasi rugi pajak dalam neraca konsolidasi. Perbedaan ini menimbulkan suatu jumlah kena pajak atau jumlah yang boleh dikurangkan untuk perhitungan penghasilan kena pajak tahun mendatang pada saat nilai tercatat aktiva tersebut dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut diselesaikan. Pengaruh pajak untuk suatu tahun dialokasikan pada laba rugi tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas (contohnya laba penjualan PT Telekomunikasi Selular yang dikreditkan ke ekuitas dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”). Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing perusahaan tersebut.
s. Pelaporan Segmen Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia merevisi SAK 5, “Pelaporan Segmen”, yang mewajibkan perusahaan publik untuk menerapkan pelaporan segmen pada laporan keuangannya setelah tanggal 1 Januari 2002. Informasi keuangan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi kinerja segmen disajikan pada Catatan 34. t.
Restrukturisasi Hutang Dampak restrukturisasi hutang dicatat sesuai dengan SAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi HutangPiutang Bermasalah”, yang mengharuskan perhitungan beban bunga dari hutang yang direstrukturisasi menggunakan tingkat bunga efektif.
u. Laba per Saham Dasar dan Laba per ADS Dasar Sesuai dengan SAK 56, “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam tahun berjalan. Laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 masing-masing sebesar Rp 336.252, Rp 1.452.795 dan Rp 1.642.125. Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah 1.035.500.000 saham pada tahun 2002, 2001 dan 2000. Laba per ADS dasar dihitung dengan mengalikan laba per saham dasar dengan 10, sesuai dengan jumlah saham per ADS. v. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode yang dilaporkan. Hasil sebenarnya dapat berbeda dari taksiran tersebut.
29
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA Sebagai bagian dari rencana Perusahaan untuk diversifikasi usaha ke bidang telekomunikasi bergerak/selular, sambungan tetap, backbone, dan internet/multimedia, pada tanggal 3 April 2001 Perusahaan melakukan transaksi dengan Telkom untuk mengkonsolidasi kepemilikan silang mereka di perusahaan tertentu dan mengakuisisi usaha baru: •
penjualan 35% investasi Perusahaan di PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”) dengan harga dalam rupiah setara dengan AS$ 945.000;
•
akuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindo dengan harga dalam rupiah setara AS$ 186.000, dimana 7,26% dari investasi tersebut masih tergantung pada pelepasan hak untuk membeli terlebih dahulu dari pemegang saham lain (DeTeAsia); DeTeAsia kemudian tidak menggunakan haknya untuk membeli saham terlebih dahulu, melainkan memberitahukan pengesampingan hak tersebut kepada Telkom pada tanggal 10 Juli 2001.
•
akuisisi 37,21% investasi Telkom di Lintasarta, yang menyebabkan meningkatnya investasi Perusahaan di Lintasarta menjadi 69,46%, dengan harga dalam rupiah setara AS$ 38.000, ditambah Rp 4.051 untuk obligasi konversi; dan
•
akuisisi usaha dan aktiva Telkom di Divisi Regional IV (“Unit KSO IV”), divisi regional Telkom yang saat ini menyelenggarakan kerjasama operasi dengan PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (lihat Catatan 7), dengan harga dalam rupiah setara AS$ 375.000.
Transaksi dengan Telkom yang mencakup penjualan 35% investasi Perusahaan di Telkomsel, akuisisi 37,21% investasi Telkom di Lintasarta, dan akuisisi 22,5% investasi Telkom di Satelindo, dilakukan pada tanggal 16 Mei 2001. Transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah yang dibayar atau diterima dengan aktiva bersih perusahaan yang diakuisisi sebesar Rp 4.359.259 dicatat dalam Ekuitas pada neraca konsolidasi tahun 2001 sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Penjualan kepemilikan Perusahaan di Telkomsel sebesar 35% juga menyebabkan berkurangnya Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan terkait, setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait, sebesar Rp 297.031 (lihat Catatan 7). Akuisisi Unit KSO IV belum terlaksana sampai dengan tanggal penutupan 31 Januari 2002. Pada tanggal 1 Februari 2002, Perusahaan dan Telkom mengadakan jumpa pers untuk mengumumkan pembatalan rencana akuisisi Unit KSO IV karena beberapa kondisi tidak dipenuhi. Berikut adalah ikhtisar pendapatan, laba usaha dan laba (rugi) bersih untuk perusahaan-perusahaan yang diakuisisi dalam transaksi kepemilikan silang yang dimasukkan dalam hasil usaha Perusahaan sebelum akuisisi pada bulan April 2001:
30
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA (lanjutan) 2001
2000
Satelindo Pendapatan Laba usaha Rugi bersih
(87.412 )*
Lintasarta Pendapatan Laba usaha Laba bersih
119.038 34.869 21.411
(265.996 )* 324.745 126.031 81.374
* dicatat sebagai bagian dari rugi bersih perusahaan asosiasi
Transaksi antara Perusahaan dengan Satelindo dan Lintasarta sebelum terjadinya akuisisi masingmasing adalah sebagai berikut: 2001 Satelindo Pembagian pendapatan interkoneksi Sewa transponder satelit Lintasarta Pembagian pendapatan Penjualan hak pakai yang tidak dapat dibatalkan (Indefeasible Right of Use/”IRU”) Kompensasi penggunaan jaringan Lintasarta
2000 4.030 (5.236 )
7.668 (6.247 )
7.514
3.236
-
172
(3.529 )
(3.843 )
Pada tanggal 31 Mei 2001, Perusahaan juga mengakuisisi 100% modal Bimagraha dari pemegang sahamnya dengan harga AS$ 248.273 dan Rp 1.421.686. Transaksi ini dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Goodwill yang timbul dari transaksi ini adalah sebesar Rp 2.728.393. Selisih lebih nilai wajar aktiva bersih Bimagraha atas nilai tercatatnya adalah sebesar Rp 1.720.335. Bimagraha memiliki 45% modal di Satelindo. Transaksi kepemilikan silang dan akusisi Bimagraha telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2001. Berdasarkan penilaian independen dari PT PricewaterhouseCoopers Financial Advisory Services dalam laporan mereka tanggal 3 April 2001, mereka berpendapat bahwa harga beli dan jual dari transaksi kepemilikan silang dengan Telkom dan akuisisi Bimagraha adalah wajar dan layak. Penilaian independen ini dibuat sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.E.I, "Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu", tanggal 22 Agustus 2000. Setelah akuisisi langsung dari Telkom (22,5%) dan akuisisi tidak langsung melalui Bimagraha (45%), jumlah modal Perusahaan di Satelindo meningkat dari 7,5% menjadi 75%.
31
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
3. TRANSAKSI KEPEMILIKAN SILANG DENGAN TELKOM DAN AKUISISI BIMAGRAHA (lanjutan) Beban yang timbul sehubungan dengan transaksi tersebut di atas adalah sebesar Rp 321.445, di mana Rp 259.811 yang berhubungan dengan metode penyatuan kepemilikan dibebankan ke usaha dan disajikan sebagai “Jasa Konsultan” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001 dan Rp 61.634 yang berhubungan dengan metode pembelian dicatat sebagai bagian dari harga perolehan investasi yang diakuisisi. Bagian yang belum dibayar dari beban tersebut pada tanggal 31 Desember 2001 sebesar Rp 768 dicatat sebagai bagian dari “Biaya Masih Harus Dibayar”. Berikut adalah ikhtisar nilai buku/wajar dan harga perolehan aktiva dan kewajiban dari kepemilikan yang diakuisisi atau dijual pada saat akuisisi atau penjualan: Satelindo Melalui Telkom (Penyatuan Kepemilikan)
Melalui Bimagraha (Pembelian)
Lintasarta (Penyatuan Kepemilikan)
Telkomsel (Penyatuan Kepemilikan)
Bersih
Jumlah Aktiva Selisih lebih nilai wajar atas nilai tercatat Goodwill
2.072.550
3.108.825
360.821
-
1.720.335 2.728.393
-
-
1.720.335 2.728.393
Jumlah Kewajiban
2.216.617
3.324.925
161.545
-
5.703.087
6.869.246
4.359.259
Ekuitas Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/ anak perusahaan (setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait) Saldo laba (defisit)
(2.092.260 )
-
(417.727 )
265.831 (365.461 )
-
21.627
(1.393.572 )
(297.031 ) -
4.148.624
(31.200 ) (343.834 )
Pada tanggal 31 Desember 2001, Telkom telah membayar penuh penyelesaian bersih dari transaksi kepemilikan silang. 4. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2002
2001
Kas Rupiah Dolar AS (AS$ 13 pada tahun 2002 dan AS$ 8 pada tahun 2001)
32
1.095
1.116
112
83
1.207
1.199
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2002 Bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 25) Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) (“Mandiri”) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI”) PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Lain-lain Dolar AS Mandiri (AS$ 7.629 pada tahun 2002 dan AS$ 1.096 pada tahun 2001) Lain-lain (AS$ 176 pada tahun 2002 dan AS$ 4 pada tahun 2001) Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) Deutsche Bank, Cabang Jakarta PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta PT Bank Artha Graha PT Bank Umum Koperasi Indonesia (“Bukopin”) PT Bank Permata Tbk (sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Bali Tbk) Citibank N.A., Cabang Jakarta PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) Lain-lain Dolar AS PT Bank Niaga Tbk (“Niaga”) (AS$ 7.060 pada tahun 2002 dan AS$ 318 pada tahun 2001) Deutsche Bank, Cabang Jakarta (AS$ 4.814 pada tahun 2002 dan AS$ 1.053 pada tahun 2001) Citibank N.A., Cabang Jakarta (AS$ 898 pada tahun 2002 dan AS$ 1.360 pada tahun 2001) Lain-lain (AS$ 295 pada tahun 2002 dan AS$ 159 pada tahun 2001)
Deposito berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 25) Rupiah BNI Mandiri Mandiri Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (“BRI”) PT Bank Tabungan Negara (Persero)
33
2001
143.828 50.749 5.029 475
34.384 38.601 7.248 1.514
68.203
11.396
1.575
40
12.104 11.070 3.900 3.586 3.083 2.452
7.656 2.786 1.957 2.305 1.309 -
2.001 1.508 955 1.936
1.691 1.900
63.118
3.304
43.037
10.952
8.024
14.149
2.640
1.648
429.273
142.840
582.287 382.527 160.555 114.490 5.850
380.351 2.104.511 61.000 51.200
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2002 Dolar AS Mandiri (AS$ 50.600 pada tahun 2002 dan AS$ 105.943 pada tahun 2001) BNI (AS$ 1.960 pada tahun 2002 dan AS$ 1.100 pada tahun 2001) Pihak ketiga Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Deutsche Bank, Cabang Jakarta PT Bank Mega NISP Bukopin PT Bank Yuda Bhakti Danamon PT Bank Bumiputera Niaga Dolar AS Deutsche Bank, Cabang Jakarta (AS$ 29.700 pada tahun 2002 dan AS$ 27.000 pada tahun 2001) PT Bank Finconesia (AS$ 25.000 pada tahun 2002 dan AS$ 10.000 pada tahun 2001) Citibank N.A., Cabang Jakarta (AS$ 3.560 pada tahun 2002 dan AS$ 1.015 pada tahun 2001) Mees Pierson N.V., Belanda (AS$ 75 pada tahun 2002 dan AS$ 161 pada tahun 2001) Niaga (AS$ 50 pada tahun 2002 dan AS$ 500 PT Bank Muamalat Indonesia (AS$ 300) Lain-lain (AS$ 4.300)
Jumlah
2001
452.360
1.101.807
17.522
11.440
24.000 20.900 19.750 15.000 10.800 11.000 7.800 5.000 11.035
15.000 93.155 91.500 80.000 15.000 28.000 55.000 444
265.518
280.800
223.500
104.000
31.826
10.555
671 447 38.442
1.674 5.200 3.120 -
2.401.280
4.493.757
2.831.760
4.637.796
Deposito berjangka dalam rupiah memperoleh bunga per tahun berkisar antara 10% sampai 18,32% pada tahun 2002, antara 11% sampai 17,98% pada tahun 2001 dan antara 7,89% sampai 13,22% pada tahun 2000, sedangkan deposito berjangka dalam dolar AS memperoleh bunga per tahun berkisar antara 0,85% sampai 5,03% pada tahun 2002, antara 1,25% sampai 6,84% pada tahun 2001 dan antara 3,5% sampai 6,84% pada tahun 2000. Tingkat bunga tahunan yang diperoleh dari deposito berjangka pada bank yang mempunyai hubungan istimewa sebanding dengan tingkat bunga yang diperoleh dari bank pihak ketiga.
34
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
5. PIUTANG USAHA - TELKOM Akun ini merupakan piutang yang belum dibayar oleh para pelanggan telepon internasional, teleks dan telegram yang ditagih oleh Telkom, setelah dikurangi beban interkoneksi yang harus dibayarkan kepada Telkom untuk pendapatan jasa-jasa tersebut dan penyewaan sirkit serta beban Telkom lainnya (lihat Catatan 25). Analisis umur piutang adalah sebagai berikut: 2002 Umur Piutang
Jumlah
2001 Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
0 - 3 bulan lebih dari 3 - 6 bulan lebih dari 6 bulan
319.776 30.378 63.369
77,33 7,35 15,32
425.530 50.221 134.051
69,78 8,24 21,98
Jumlah
413.523
100,00
609.802
100,00
Perubahan penyisihan piutang usaha pada Telkom adalah sebagai berikut: 2002 Saldo awal tahun Penyisihan Penyisihan dari anak perusahaan baru yang diperoleh Saldo akhir tahun
2001
81.885 29.421
50.687 3.298
-
27.900
111.306
81.885
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan yang dibentuk cukup untuk menutup risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Pada tahun 2002, Perusahaan menyesuaikan piutang dari Telkom sebesar Rp 134.290, termasuk penyesuaian dari tahun sebelumnya sebesar Rp 118.018. Penyesuaian ini antara lain disebabkan oleh komisi warung telekomunikasi (“wartel”) yang tidak tercatat dan penghapusan piutang yang ditagih oleh Telkom yang sudah tidak dapat tertagih lagi. 6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari: 2002 Perusahaan telekomunikasi internasional Saudi Telecom Company, Arab Saudi (AS$ 5.196 pada tahun 2002 dan AS$ 2.439 pada tahun 2001) Cableview Services Sdn Bhd (“Mega TV”), Malaysia (AS$ 3.289 pada tahun 2002 dan 2001) Chunghwa Telecom Co.,Ltd., Taiwan (AS$ 3.285 pada tahun 2002 dan AS$ 1.660 pada tahun 2001) Telekom Malaysia Berhad, Malaysia (AS$ 3.078 pada tahun 2002 dan AS$ 191 pada tahun 2001)
35
2001
46.455
25.363
29.407
34.209
29.370
17.260
27.518
1.990
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 2002 UAE-Etisalat, Uni Emirat Arab (AS$ 2.557 pada tahun 2002 dan AS$ 1.609 pada tahun 2001) TT dotcom Sdn Bhd, Malaysia (AS$ 2.316 pada tahun 2002 dan AS$ 575 pada tahun 2001) Maxis International Sdn Bhd, Malaysia (AS$ 2.301 pada tahun 2002 dan AS$ 539 pada tahun 2001) Mega Media Broadcasting Network Co. Ltd., Taiwan (AS$ 2.203 pada tahun 2002 dan 2001) DDI Corporation, Jepang (AS$ 1.645 pada tahun 2002 dan AS$ 899 pada tahun 2001) AT&T, Amerika Serikat (AS$ 1.612 pada tahun 2002 dan AS$ 3.772 pada tahun 2001) KPN, Royal Dutch Telecommunication, Belanda (AS$ 1.563 pada tahun 2002 dan AS$ 618 pada tahun 2001) Dacom Corporation, Korea (AS$ 1.508 pada tahun 2002 dan AS$ 2.821 pada tahun 2001) Korea International Telecommunication, Korea (AS$ 1.174 pada tahun 2002 dan AS$ 506 pada tahun 2001) People’s Television Network, Kanada (AS$ 1.110 pada tahun 2002 dan AS$ 890 pada tahun 2001) Mutiara Telecommunications Sdn Bhd, Malaysia (AS$ 796 pada tahun 2002 dan AS$ 693 pada tahun 2001) Singapore Telecommunications Ltd. (“SingTel”), Singapura (AS$ 1.472) Lain-lain (di bawah Rp 6.000, termasuk AS$ 23.698 pada tahun 2002 dan AS$ 19.811 pada tahun 2001)
Perusahaan Dalam Negeri PT Cakrawala Andalas Televisi (AS$ 1.522 pada tahun 2002 dan AS$ 1.271 pada tahun 2001) PT Excelcomindo Pratama PT Ratelindo PT Batam Bintan Telekomunikasi PT Primacom Interbuana (AS$ 543 pada tahun 2002 dan AS$ 432 pada tahun 2001) PT Global Mega Wisata Mandiri International (AS$ 495 pada tahun 2002) Lain-lain (di bawah Rp 4.000, termasuk AS$ 9.879 pada tahun 2002 dan AS$ 14.634 pada tahun 2001)
36
2001
22.857
16.730
20.706
5.980
20.568
5.602
19.695
22.912
14.710
9.348
14.415
39.225
13.972
6.427
13.485
29.334
10.495
5.260
9.923
9.255
7.115
7.203
-*
15.305
213.564
272.929
514.255
524.332
13.609 12.537 9.716 7.697
13.215 22.735 6.173 9.210
4.859
4.498
4.425
-
318.385
559.598
371.228
615.429
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 2002
2001
Jumlah
885.483
1.139.761
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
238.020
452.927
Bersih
647.463
686.834
* afiliasi Perusahaan sejak tanggal 20 Desember 2002 melalui Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (“STT”)/Indonesia Communications Limited (“ICL”) (lihat Catatan 16).
Analisis umur piutang adalah sebagai berikut: 2002 Umur Piutang
Jumlah
2001
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
0 - 6 bulan 7 - 12 bulan 13 - 24 bulan lebih dari 24 bulan
642.477 65.629 77.246 100.131
72,56 7,41 8,72 11,31
470.509 212.051 123.678 333.523
41,28 18,60 10,85 29,27
Jumlah
885.483
100,00
1.139.761
100,00
Sebagian piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank jangka panjang yang diperoleh oleh Lintasarta (lihat Catatan 14). Perubahan penyisihan atas piutang usaha pada pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2002 Saldo awal tahun Penyisihan Penghapusan Penyisihan dari anak perusahaan baru yang diperoleh Penyisihan piutang usaha - pihak ketiga yang menjadi pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2002 Efek penyesuaian selisih kurs Saldo akhir tahun
37
2001
452.927 33.264 (239.297 )
28.761 13.515 (210.117)
-
620.768
(4.181) (4.693)
-
238.020
452.927
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) Efek penyesuaian selisih kurs disebabkan oleh menguat/melemahnya rupiah terhadap dolar AS atas piutang dalam dolar AS yang sebelumnya telah disisihkan, dikreditkan/dibebankan pada “Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih”. Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan, kecuali piutang usaha dari Telkom (lihat Catatan 5). Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan yang dibentuk cukup untuk menutup risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Akun ini terdiri dari investasi yang dicatat dengan metode ekuitas sebagai berikut: 2002
Persentase Pemilikan (%) Investasi pada: PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia PT Multi Media Asia Indonesia PT Electronic Datainterchange Indonesia PT Graha Lintas Properti PT Yasawirya Tama Cipta PT Menara Jakarta PT Sistelindo Mitralintas PT Yasawirya Indah Mega Media PT Swadharma Marga Inforindo PT Intikom Telepersada PT Kalimaya Perkasa Finance PT Mediagate Indonesia Cambodian Indosat Telecommunications S.A.
Harga Perolehan
Nilai Tercatat
168.747 56.512 12.250 16.800 25.000 10.000 525 5.000 100 1.159 3.450 100 14.697
(39.341 ) (212 ) 14.175 (a) (2.354 ) (15.098 ) (2.000 ) 2.363 (b) (3.404) 624 (c) (492 ) (2.913 ) (42 ) (14.697 )
129.406 56.300 26.425 14.446 9.902 8.000 2.888 1.596 724 667 537 58 -
Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai
314.340 90.781
(63.391 ) -
250.949 90.781
Bersih
223.559
(63.391 )
160.168
(a) (b) (c)
30,55 26,67 49,00 37,84 40,00 21,34 35,00 35,00 20,00 46,00 30,00 40,00 49,00
Akumulasi Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi yang Belum Dibagikan/ Penjualan Investasi
setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 2.572 pada tahun 2002 setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 167 pada tahun 2002 setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 65 pada tahun 2002
38
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) 2001
Persentase Pemilikan (%) Investasi pada: PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia PT Multi Media Asia Indonesia PT Electronic Datainterchange Indonesia PT Graha Lintas Properti PT Yasawirya Tama Cipta PT Menara Jakarta PT Yasawirya Indah Mega Media PT Sistelindo Mitralintas PT Artajasa Pembayaran Elektronis PT Intikom Telepersada PT Swadharma Marga Inforindo PT Kalimaya Perkasa Finance PT Mediagate Indonesia Telkomsel Cambodian Indosat Telecommunications S.A.
Harga Perolehan
Nilai Tercatat
168.747 56.512 12.250 16.800 25.000 10.000 5.000 525 2.400 1.159 100 3.450 100 63.900 14.697
(109.538 ) (212 ) 14.590 (d) (2.354 ) (15.098 ) (2.000 ) (869 ) 2.679 (e) (1.163 ) (475 ) 547 (f) (2.913 ) (63.900 )(g) (14.697 )
Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai
380.640 93.316
(195.403 ) -
185.237 93.316
Bersih
287.324
(195.403 )
91.921
(d) (e) (f) (g)
30,55 26,67 49,00 37,84 40,00 20,00 35,00 35,00 40,00 46,00 20,00 30,00 40,00 35,00 49,00
Akumulasi Bagian Laba (Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi yang Belum Dibagikan/ Penjualan Investasi
59.209 56.300 26.840 14.446 9.902 8.000 4.131 3.204 1.237 684 647 537 100 -
setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 2.575 pada tahun 2001 setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 283 pada tahun 2001 setelah dikurangi dividen kas sebesar Rp 96 pada tahun 2001 penjualan investasi - lihat Catatan 3
Perubahan nilai tercatat investasi pada perusahaan asosiasi pada tahun 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002
2001
Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Dividen kas yang diterima dari perusahaan asosiasi Penurunan nilai tercatat investasi pada APE karena konsolidasi (lihat Catatan 1d) Penambahan investasi Penjualan investasi Penyisihan penurunan nilai investasi
72.288
Bersih
39
132.268
(2.804 )
(2.954)
(1.237 ) -
100 (1.393.571) (56.300)
68.247
(1.320.457)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) Kondisi ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini (lihat Catatan 35) telah secara substansial mempengaruhi investasi jangka panjang Perusahaan pada perusahaan asosiasi. Karena penurunan nilai investasi, Perusahaan membentuk penyisihan masing-masing sebesar Rp 90.781 dan Rp 93.316 pada tahun 2002 dan 2001, yang menurut keyakinan manajemen adalah cukup untuk menutup risiko kemungkinan kerugian investasi. PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (“MGTI”) MGTI, didirikan pada tahun 1995, mengambil alih penyelenggaraan jasa telekomunikasi Telkom Divisi Jawa Tengah mulai tanggal 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember 2010 dalam bentuk kerjasama operasi (“Unit KSO IV”) (lihat Catatan 3). Investasi saham Perusahaan di MGTI digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh MGTI untuk membiayai antara lain pembangunan sambungan telepon yang dijanjikan MGTI kepada Telkom. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2005. PT Multi Media Asia Indonesia (“M2A”) M2A didirikan pada tahun 1997, bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi berbasis satelit. Berdasarkan perjanjian pemesanan saham pada tahun 1997 antara Perusahaan, PT Pacific Satelit Nusantara (“PSN”) dan M2A (“Para Pihak”), para pihak menyepakati bahwa Perusahaan akan berpartisipasi sebagai pemegang saham M2A, yang sebelumnya dimiliki seluruhnya oleh PSN dengan membeli 485.000.000 saham baru M2A sejumlah AS$ 20.000 yang merupakan 26,67% modal M2A. Para pihak juga sepakat bahwa investasi Perusahaan di M2A tidak akan kurang dari 20% modal disetor apabila M2A menerbitkan saham baru kepada Telkom dan mengalokasikan maksimal 5% dari modal disetornya kepada Pemerintah Republik Indonesia. PT Electronic Datainterchange Indonesia (“EDI”) EDI, perusahaan asosiasi Sisindosat, didirikan pada tahun 1995 untuk menyelenggarakan jasa pertukaran data secara elektronis (“electronic data interchange services”) untuk Pelabuhan Tanjung Priok dan pemakaian jasa telekomunikasi lainnya. Pada tahun 1998, Sisindosat meningkatkan investasinya pada EDI sebesar Rp 8.036 karena adanya keputusan penyetoran tambahan modal pada EDI sebagaimana yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada tahun 1998. Pada tahun 2000, EDI, bersama-sama dengan pihak lain, mendirikan perusahaan sekuritas bernama PT Adhikarsa Sentra Sekuritas (“AKSES”). EDI memiliki 80% modal AKSES. Pada tahun 2002 dan 2001, Sisindosat menerima dividen kas dari EDI masing-masing sebesar Rp 2.572 dan Rp 2.575.
40
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) PT Graha Lintas Properti (“GLP”) GLP, perusahaan asosiasi Sisindosat, didirikan pada tahun 1995 untuk menangani pembangunan gedung perkantoran “Gedung Sapta Pesona B”. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham GLP pada tahun 1999, para pemegang saham memutuskan untuk menurunkan modal ditempatkan GLP dari Rp 48.000 menjadi Rp 44.000 dengan menurunkan jumlah saham salah satu pemegang sahamnya. Dengan penurunan modal ditempatkan GLP, investasi Sisindosat di GLP meningkat dari 35% menjadi 37,84%. Kesulitan ekonomi yang dihadapi Indonesia (lihat Catatan 35) telah mempengaruhi pembangunan proyek GLP, yang dihentikan sejak bulan Desember 1998. PT Yasawirya Tama Cipta (“YTC”) Pada tahun 1996, Perusahaan mengakuisisi 1.356 saham YTC, yang menyelenggarakan jasa multimedia. Harga perolehan saham YTC Rp 15.636 lebih besar dibandingkan dengan modal Perusahaan pada YTC saat diperoleh. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham YTC tahun 1996, YTC mengkapitalisasi tambahan modal disetornya menjadi 15.963 saham. Sebagai akibatnya, saham Perusahaan pada perusahaan tersebut meningkat sebanyak 6.385 saham. Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham YTC pada tahun 1999, pemegang saham memutuskan untuk menerbitkan 23.256 saham baru YTC. Perusahaan memesan 10.372 saham senilai Rp 4.460. PT Menara Jakarta (“MJ”) Pada tahun 1996, IMM dan pihak lainnya mendirikan MJ, perusahaan yang akan membangun dan mengoperasikan menara, bangunan dan sarana yang berkaitan. Kesulitan ekonomi yang dihadapi Indonesia (lihat Catatan 35) telah mempengaruhi pengembangan proyek MJ, sehingga pembangunannya dihentikan sejak 1997. PT Sistelindo Mitralintas (“Sistelindo”) Pada tahun 1994, Sisindosat dan beberapa pihak lainnya mendirikan Sistelindo, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa jaringan nilai tambah (“Value Added Network Services”) dalam negeri maupun internasional yang berbasis pada IBM Intelligent Network (“IIN”). Sisindosat menerima dividen kas dari Sistelindo sejumlah Rp 167, Rp 283 dan Rp 281 masingmasing untuk tahun 2002, 2001 dan 2000.
41
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) PT Yasawirya Indah Mega Media (“YIMM”) Pada tahun 1997, IMM dan YTC mendirikan YIMM, perusahaan yang menyelenggarakan jasa multimedia dan sarana lainnya yang berkaitan. Pada tahun 1997, YIMM mengadakan perjanjian kerjasama dengan Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengembangan Taman Mini Indonesia Indah (“BP3 TMII”) untuk membangun, mengalihkan dan mengelola Teater Tanah Airku, teater yang menyelenggarakan pertunjukan multimedia. BP3 TMII sepakat untuk menyediakan tanah dan YIMM sepakat untuk membangun dan kemudian mengalihkan kepemilikan teater tersebut kepada BP3 TMII. Pada tahun 1998, YIMM mengalihkan kepemilikan teater serta seluruh sarana terkait kepada BP3 TMII dan pada saat yang bersamaan, YIMM memperoleh hak untuk mengelola teater tersebut dari BP3 TMII. Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham YIMM, para pemegang saham YIMM menyetujui penerbitan 4.286 saham baru kepada BP3 TMII, yang merupakan 30% modal YIMM. Sebagai akibatnya, persentase pemilikan IMM pada YIMM turun dari 50% menjadi 35%. Teater Tanah Airku memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1998. Pada tahun 1998, IMM membeli 180 obligasi konversi YIMM dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Obligasi ini akan jatuh tempo dalam waktu lima tahun dan memperoleh bunga sebesar 29% per tahun. Sepuluh persen (10%) dari bunga tersebut akan dibayarkan setiap enam bulan, sedangkan sisanya akan dibayarkan pada saat obligasi jatuh tempo. IMM mempunyai hak opsi untuk mengkonversikan sebagian atau seluruh obligasi tersebut menjadi saham YIMM pada saat jatuh tempo. Nilai konversi obligasi tersebut berdasarkan harga pasar saham pada saat konversi tetapi tidak melebihi Rp 18.000. Obligasi konversi YIMM dijamin dengan saham YIMM yang dimiliki YTC, jaminan pribadi dari salah satu pemegang saham YTC, aktiva YIMM yang tidak dialihkan ke TMII dan piutang usaha YIMM. PT Swadharma Marga Inforindo (“SMI”) Lintasarta memiliki 20% modal SMI, perusahaan yang berdomisili di Jakarta dan bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan informasi. Lintasarta menerima dividen kas sebesar Rp 65, Rp 96 dan Rp 72, masing-masing pada tahun 2002, 2001 dan 2000. PT Intikom Telepersada (“Intikom”) Pada tahun 1997, Sisindosat mengakuisisi 46% modal Intikom. Harga perolehan saham Intikom adalah Rp 164 lebih besar dibandingkan dengan modal Sisindosat di perusahaan tersebut pada saat diperoleh. Intikom didirikan pada tahun 1990 dan menyelenggarakan antara lain, usaha perakitan, pemasangan dan perdagangan alat-alat telekomunikasi.
42
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
7. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) PT Kalimaya Perkasa Finance (“Kalimaya”) Pada tahun 1996, Sisindosat mengakuisisi saham Kalimaya, perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan seperti anjak piutang, sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. PT Mediagate Indonesia (“MGI”) Pada tahun 2001, Indosatcom mengakuisisi 40% modal MGI, perusahaan yang bergerak antara lain dalam bidang pembangunan, perdagangan, pengangkutan dan kegiatan lainnya. Cambodian Indosat Telecommunication S.A. (“Camintel”) Investasi Perusahaan pada Camintel, sebuah perusahaan patungan yang didirikan oleh Perusahaan dan Kerajaan Kamboja, dilakukan pada tahun 1995. Bidang usaha utama Camintel adalah rehabilitasi, perluasan, pengoperasian dan jasa pemeliharaan fasilitas telekomunikasi yang sebelumnya dimiliki United Nations Transitional Authority in Cambodia (“UNTAC”), serta menyelenggarakan jasa telekomunikasi dan usaha lainnya di Kamboja. Telkomsel Telkomsel didirikan pada tahun 1995 dan bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi GSM. Telkomsel memperoleh izin penyelenggaraan jasa GSM secara nasional. Pada tanggal 16 Mei 2001, Perusahaan menjual seluruh investasinya di Telkomsel kepada Telkom (lihat Catatan 3).
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA Akun ini terdiri dari: 2002
2001
Investasi pada: Saham yang dicatat dengan metode biaya - bersih Obligasi konversi - bersih Efek ekuitas yang tersedia untuk dijual
218.820 54.750 99
317.403 85.000 99
Jumlah
273.669
402.502
43
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) a. Investasi saham yang dicatat dengan metode biaya 2002 Persentase Kepemilikan (%) PT Pramindo Ikat Nusantara The International Telecommunications Satellite Organization PT Datakom Asia ICO Global Communications (Holdings) Limited AlphaNet Telecom Inc. U.S.A. Global Link, Inc. PT Multimedia Nusantara The International Mobile Satellite Organization PT Patra Telekomunikasi Indonesia PT Indoprima Mikroselindo ASEAN Cableship Pte. Ltd. Acasia Communications Sdn. Bhd. ASEAN Telecom Holding Sdn. Bhd.
Harga Perolehan/ Nilai Tercatat
9,10
113.415
0,34 5,00 0,87 19,05 15,00 0,40 10,00 17,33 16,67 16,74 17,60
97.427 50.000 49.977 32.149 26.249 3.750 3.347 2.000 1.377 1.265 1.237 129
Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai
382.322 163.502
Bersih
218.820
2001 Persentase Kepemilikan (%) PT Pramindo Ikat Nusantara The International Telecommunications Satellite Organization PT Datakom Asia ICO Global Communications (Holdings) Limited AlphaNet Telecom Inc. U.S.A. Global Link, Inc. PT Multimedia Nusantara The International Mobile Satellite Organization PT Patra Telekomunikasi Indonesia PT Indoprima Mikroselindo ASEAN Cableship Pte. Ltd. Acasia Communications Sdn. Bhd. ASEAN Telecom Holding Sdn. Bhd.
Harga Perolehan/ 1 Nilai Tercatat )
13,00
162.021
0,34 5,00 0,87 19,05 15,00 0,40 10,00 17,33 16,67 16,74 17,60
97.427 50.000 49.977 32.149 26.249 3.750 3.347 2.000 1.377 1.265 1.237 129
Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai
430.928 113.525
Bersih
317.403
1
)
tidak terdapat penjualan investasi/penyesuaian pada tahun 2001
44
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) b. Investasi obligasi konversi Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akun ini terdiri dari: 2002 AlphaNet Telecom Inc. PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia YIMM Jumlah Dikurangi penyisihan penurunan nilai Bersih c.
2001 71.441 54.750 18.000
71.441 150.000 18.000
144.191 89.441
239.441 154.441
54.750
85.000
Efek ekuitas yang tersedia untuk dijual Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akun ini terdiri dari: BNI Telkom
89 10
Jumlah
99
Kondisi ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini (lihat Catatan 35) secara substansial telah mempengaruhi investasi jangka panjang lainnya. Oleh karena itu, Perusahaan membentuk penyisihan penurunan nilai investasi saham yang dicatat dengan metode biaya dan investasi obligasi konversi sebesar Rp 267.966 dan Rp 252.943, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, yang menurut keyakinan manajemen adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas investasi. PT Pramindo Ikat Nusantara (“PIN”) Pada tahun 1997, Perusahaan mengakuisisi 13% modal PIN dari saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara, PT Intertel Pratamamedia dan Koperasi Pegawai Kantor Pusat Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi. PIN telah mengambil alih penyelenggaraan jasa telekomunikasi Divisi Regional I (Sumatra) Telkom mulai tanggal 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember 2010 dalam bentuk KSO.
45
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) PT Pramindo Ikat Nusantara (“PIN”) (lanjutan) Pada tahun 1998, Perusahaan meningkatkan investasinya pada PIN sejumlah AS$ 1.625 karena adanya permintaan setoran modal dari PIN. Pada tahun 1999, PIN meningkatkan modal ditempatkannya dari AS$ 110.500 menjadi AS$ 118.000 dengan menerbitkan 750.000 saham baru dengan nilai keseluruhan sebesar AS$ 7.500. Bagian Perusahaan atas peningkatan modal ini sebesar AS$ 975 dibayar pada tanggal 30 Maret 1999. Pada tanggal 19 April 2002, Telkom dan pemegang saham PIN termasuk Perusahaan, mengadakan Perjanjian Jual Beli Bersyarat [Conditional Sale and Purchase Agreement (“CSPA”)], di mana para pemegang saham PIN setuju untuk menjual dan mengalihkan seluruh saham mereka kepada Telkom dengan nilai penjualan keseluruhan sekitar AS$ 381.499, dalam tiga transaksi pembelian saham, sebagai berikut: -
30% saham pada Tanggal Penutupan Awal, yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2002 15% saham pada Tanggal Penutupan Interim, yang akan dilaksanakan paling lambat tanggal 30 September 2003 55% saham pada Tanggal Penutupan Lanjutan, yang akan dilaksanakan paling lambat tanggal 31 Desember 2004.
Telkom melakukan pembayaran dalam kas sekitar AS$ 9.264 sebagai Pembayaran Awal setelah pelepasan gadai saham dan pada saat pembayaran kembali seluruh jumlah hutang (pokok, bunga dan jumlah terhutang lainnya) oleh PIN kepada International Finance Corporation, salah satu pemegang saham PIN, yang dilakukan pada tanggal 17 September 2002. Pada tanggal pembayaran awal, pemegang saham PIN juga menerima penggantian modal kerja bersih dari PIN. Sisa harga jual sekitar AS$ 372.235, beserta bunganya untuk periode yang bersangkutan, akan dibayarkan oleh Telkom melalui penerbitan wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam sepuluh kali cicilan 3 bulanan dalam jumlah tertentu. Berdasarkan amandemen CSPA pada tanggal 1 Agustus 2002, Tanggal Penutupan Awal diubah menjadi tanggal 15 Agustus 2002. Selanjutnya sejumlah Rp 3.250 ditahan oleh Telkom dari pembayaran pertama atas penggantian modal kerja sebagai jaminan atas biaya untuk pengurusan sertifikat tanah atas nama PIN. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan telah menerima AS$ 5.414 dari Telkom untuk pembayaran pertama dan Rp 32.199 untuk penggantian modal kerja.
46
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) The International Telecommunications Satellite Organization (“Intelsat”) Intelsat adalah organisasi internasional yang mengusahakan jasa satelit telekomunikasi internasional. Investasi Perusahaan pada Intelsat dilakukan pada tahun 1985. Pada bulan Maret 2001, Perusahaan menjual sebagian investasinya di Intelsat, yang menyebabkan modal Perusahaan turun menjadi 0,34%. Pada tanggal 18 Juli 2001, Intelsat menjadi perusahaan swasta. Investasi Perusahaan pada Intelsat sejumlah AS$ 11.567 dikonversi menjadi 1.686.270 saham dan menjadi dasar pencatatan investasi dengan menggunakan metode biaya. PT Datakom Asia (“DA”) DA merupakan induk perusahaan dari kelompok perusahaan Datakom yang bergerak dalam bidang penyiaran langsung melalui satelit, jasa pasca-produksi dan jasa telekomunikasi radio terintegrasi. Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan investasi modal 5% di DA seharga Rp 50.000 dengan ketentuan DA atau pihak lain yang ditunjuk akan membeli kembali 5% modal Perusahaan di DA dengan harga Rp 50.000 ditambah bunga jika Perusahaan tidak dapat menggunakan opsinya untuk mendapatkan tambahan saham DA karena DA gagal melaksanakan penawaran umum saham perdana (“IPO”) atas sahamnya pada tanggal 31 Desember 1999. Tingkat bunga didasarkan atas suku bunga deposito rata-rata tiga bank pemerintah dan tiga bank swasta, dihitung sejak tanggal penyetoran 5% modal oleh Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan masih belum menyelesaikan negosiasi dengan DA mengenai pembelian kembali karena ketidakmampuan DA melaksanakan IPO. ICO Global Communications (Holdings) Limited (“I-CO”) Pada tahun 1995, Perusahaan dan I-CO, anak perusahaan Inmarsat yang berdomisili di Bahama, menandatangani perjanjian pemesanan 200.000 saham I-CO dengan harga AS$ 100 per saham. I-CO menyelenggarakan jasa konstelasi satelit serta jasa bergerak yang terkait dengan dan berasal dari satelit tersebut. Pada tahun 1998, direksi I-CO, melalui Komite Pembiayaannya, menyetujui pemberian 8 saham bonus untuk setiap saham yang dimiliki oleh semua pemegang saham I-CO. Perusahaan yang sebelumnya memiliki 200.000 saham I-CO, menjadi memiliki 1.800.000 saham. Namun karena I-CO kemudian melaksanakan penawaran umum atas sahamnya, persentase pemilikan Perusahaan turun dari 1,37% menjadi 0,87%.
47
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) AlphaNet Telecom Inc, (“ATI”) ATI, perusahaan yang didirikan di Kanada, bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, pemasangan, pengoperasian dan pemasaran internasional atas pesan melalui fax (fax messaging) dan jasa informasi kepada para pelaku bisnis, industri perhotelan serta para pemakai komputer dan PDA (personal digital assistants), “Inn Fax”, “Follow Fax” dan “Follow Fax PC” merupakan merek-merek terdaftar ATI. Berdasarkan Perjanjian Pembelian Saham tahun 1997 antara Perusahaan dan AlphaNet Technology Corporation (“ATC”), salah satu pemegang saham ATI, Perusahaan membeli 1.750.000 saham dengan harga 9 dolar Canada (“CAD”) per saham. Jumlah investasi awal sebesar CAD 15.750.000 tersebut merupakan 17,05% modal di ATI. Pada tahun 1997, kepemilikan Perusahaan pada ATI turun menjadi 16,91% sebagai akibat pelaksanaan opsi pemilikan saham oleh karyawan ATI. Pada tahun 1998, ATI menerbitkan 1.338.000 saham baru melalui pembiayaan dengan waran khusus. Sebagai akibatnya, pemilikan Perusahaan di ATI turun menjadi 14,5%. Dengan suatu perjanjian terpisah, Perusahaan membeli obligasi konversi ATI senilai CAD 35.000.000, Obligasi ini diterbitkan pada bulan September 1997 dan jatuh tempo pada tanggal 13 September 2002. Obligasi tersebut memperoleh bunga triwulanan pada tingkat bunga pinjaman primer tahunan Bank of Canada dan akan disesuaikan setiap tahun pada tanggal tersebut ke tingkat bunga sehari sebelum tanggal penerbitan. Jumlah pokok obligasi ini dapat dikonversi menjadi saham ATI setiap saat sampai tanggal jatuh tempo dengan harga konversi CAD 17,50 per sahamnya. Pada tahun 1999, berdasarkan Keputusan Direksi ATI, Perusahaan tersebut mengajukan pernyataan pailit kepada Bursa Efek Toronto. Atas dasar ini, Perusahaan melakukan penyisihan kerugian atas seluruh investasi pada ATI. Sebagai hasil dari proses likuidasi ATI, pada tanggal 9 Maret 2001, Perusahaan menerima hasil penjualan aktiva ATI sebesar Rp 12.923 (CAD 2.028.670). Jumlah penerimaan ini dicatat dalam akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain - bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Proses likuidasi ATI diperkirakan akan selesai pada tahun 2003. U.S.A. Global Link, Inc. (“Global Link”) Pada tahun 1996, Sisindosat mengakuisisi 200.000 saham Global Link, perusahaan yang didirikan di Amerika Serikat yang terutama bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa percakapan “callback”. Harga perolehan saham Global Link Rp 44.507 lebih besar dibandingkan dengan hak Sisindosat atas ekuitas Global Link pada saat investasi dilakukan. Pada tahun 1997, Global Link menerbitkan 50.000 saham baru kepada pihak ketiga melalui penempatan terbatas (“private placement”). Penerbitan saham baru tersebut mengakibatkan pemilikan Sisindosat turun dari 20% menjadi 19,05%. Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Sisindosat pada tanggal 15 Juni 2001, para pemegang saham menyetujui permintaan pemegang saham utama Global Link untuk melikuidasi Global Link. Sisindosat mencadangkan 100% atas investasinya di Global Link.
48
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) PT Multimedia Nusantara (“Metra”) Pada tahun 1997, IMM dan pihak lain mendirikan Metra yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa televisi swasta sistem berlangganan dan informasi multimedia. The International Mobile Satellite Organization (“Inmarsat”) Inmarsat adalah organisasi internasional yang menyediakan jasa satelit untuk sarana telekomunikasi bergerak (maritim/pesawat udara) ke seluruh dunia. Investasi awal Perusahaan pada Inmarsat sebesar 0,22% dilakukan pada tahun 1987 dan meningkat menjadi 0,4% pada tahun 1997. Pada tahun 1999, Inmarsat menjadi perusahaan swasta. Investasi Perusahaan pada Inmarsat sejumlah AS$ 2.949 dikonversi menjadi 39.661 saham dan digunakan sebagai dasar pencatatan investasi dengan menggunakan metode biaya. PT Patra Telekomunikasi Indonesia (“Patrakomindo”) Pada tahun 1995, Perusahaan, Telkom, PT Elnusa (pihak yang mempunyai hubungan istimewa) dan dua perusahaan lainnya menandatangani perjanjian untuk mendirikan Patrakomindo, perusahaan patungan yang bergerak dalam penyediaan jasa sistem komunikasi satelit dan fasilitas lainnya yang berkaitan dengan industri perminyakan. Patrakomindo memulai kegiatan operasinya pada tahun 1996. PT Indoprima Mikroselindo (“Primasel”) Investasi Perusahaan pada Primasel dilakukan pada tahun 1996. Primasel akan bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi Personal Communications Service/Personal Communications Network - Personal Handy Telephone System (“PHS”) di wilayah Jawa Timur, Investasi Perusahaan sebesar Rp 4.600 merupakan 21,05% modal di Primasel. Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Primasel pada tahun 1999, para pemegang saham setuju untuk mengkonversi sebagian hutang jangka panjang milik salah seorang pemasok menjadi saham Primasel. Konversi kredit dari pemasok ini mengakibatkan pemilikan Perusahaan di Primasel turun dari 21,05% menjadi 17,33%. Pada tanggal 31 Desember 2002, Primasel belum memulai kegiatan operasionalnya walaupun telah memperoleh izin penyelenggaraan dari Pemerintah Republik Indonesia (lihat Catatan 36). ASEAN Cableship Pte. Ltd. (“ACPL”) Investasi Perusahaan pada ACPL dilakukan pada tahun 1986. ACPL, yang didirikan oleh enam otoritas telekomunikasi negara-negara anggota Association of South East Asian Nations (“ASEAN”), bergerak dalam bidang yang berhubungan dengan jasa perbaikan dan pemeliharaan kabel laut.
49
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) Acasia Communications Sdn. Bhd. (“Acasia”) Investasi Perusahaan pada Acasia dilakukan pada tahun 1995. Acasia didirikan di Malaysia pada tahun 1995 oleh perusahaan telekomunikasi dari lima negara yang merupakan anggota ASEAN dan bergerak terutama dalam bidang jasa telekomunikasi dan jasa lainnya yang berkaitan. Pada tahun 1997, Acasia menerbitkan 3.105.625 saham baru kepada pemegang saham lama, di mana 525.000 saham diambil oleh Perusahaan. Penerbitan saham baru tersebut mengakibatkan kenaikan modal Perusahaan dari 14,68% menjadi 16% karena salah satu pemegang saham tidak mengambil seluruh bagian sahamnya. Pada tahun 1998, Perusahaan mengakuisisi 123.127 saham di Acasia yang sebelumnya dimiliki dan belum disetor oleh pemegang saham lainnya. Akuisisi saham ini mengakibatkan modal Perusahaan di Acasia meningkat dari 16% menjadi 16,74%. ASEAN Telecom Holding Sdn. Bhd. (“ATH”) Investasi Perusahaan pada ATH dilakukan pada tahun 1996. ATH, yang berkedudukan di Malaysia, didirikan tahun 1995 oleh penyelenggara telekomunikasi yang beranggotakan lima negara yang merupakan anggota ASEAN pada saat itu dan didirikan terutama untuk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan jasa lainnya yang sejenis. Pada tahun 1996, ATH menerbitkan 25.000 saham baru ke Jabatan Telekom Brunei. Penerbitan saham baru ini mengakibatkan pemilikan Perusahaan di ATH turun dari 20% menjadi 16,67%. Pada tahun 1997, ATH menerbitkan 426.750 saham baru kepada pemegang saham lama. Perusahaan dan pemegang saham lainnya masing-masing memperoleh 71.125 saham. Karena salah satu pemegang saham tidak mengambil seluruh bagian sahamnya dan sebagian dari saham tersebut diambil oleh Perusahaan dan pemegang saham lainnya, modal Perusahaan di ATH meningkat dari 16,67% menjadi 17,6%. PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) CTPI bergerak dalam bidang penyiaran televisi dan jasa-jasa atau kegiatan lain yang berhubungan. Pada tahun 1997, Perusahaan membeli 15 obligasi konversi CTPI dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2002 dan memperoleh bunga per enam bulan sebesar 7% per tahun. Obligasi tersebut akan dikonversikan menjadi saham CTPI setelah nilai aktiva bersih CTPI mencapai Rp 575.000 atau lebih dan PER (price earnings ratio) mencapai 10.
50
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
8. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (lanjutan) PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) (lanjutan) Apabila pada salah satu tahun dalam masa lima tahun obligasi, nilai aktiva bersih lebih kecil daripada Rp 546.000, maka: (a) Apabila Perusahaan memutuskan untuk mengirimkan pemberitahuan penarikan kembali (Redemption Notice) kepada CTPI, maka CTPI akan menarik kembali semua obligasi yang dipegang oleh Perusahaan dengan nilai penarikan yang memberikan kepada Perusahaan tambahan bunga sebesar 19% sehingga bunga obligasi seluruhnya menjadi 26% per tahun (diperhitungkan bunga majemuk dari tanggal penerbitan sampai dengan tanggal penarikan kembali yang jatuh pada 14 hari setelah tanggal pemberitahuan penarikan kembali obligasi) disertai pembayaran atas semua bunga yang masih harus dibayar; atau (b) Perusahaan boleh menjual dan/atau mengalihkan kepada pemegang saham pengendali CTPI, semua obligasi yang dipegang oleh Perusahaan dengan nilai yang memberikan kepada Perusahaan tambahan bunga sebesar 19% sehingga bunga obligasi seluruhnya menjadi 26% per tahun (diperhitungkan bunga majemuk dari tanggal penerbitan sampai dengan tanggal pengalihan obligasi) disertai pembayaran atas semua bunga yang masih harus dibayar. Apabila nilai aktiva bersih mencapai target Rp 575.000 atau lebih, tetapi PER tidak mencapai 10, sehingga CTPI gagal untuk melakukan penawaran umum saham perdana sampai dengan tanggal 31 Desember 2000, maka dalam 3 bulan terhitung sejak tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dapat melaksanakan salah satu dari kedua opsi di atas, ditambah opsi bahwa Perusahaan dapat mengkonversi obligasi menjadi saham sampai tanggal jatuh tempo. Harga konversi adalah sebesar nilai nominal saham. Pemegang saham CTPI menjamin akan membeli dan membayar obligasi dengan nilai tersebut di atas apabila CTPI gagal mencapai kondisi yang ditetapkan di atas dan apabila Perusahaan meminta CTPI untuk menarik kembali obligasinya. CTPI gagal melaksanakan IPO sampai dengan tanggal 31 Desember 2000. Pada tanggal 15 Oktober 2002, Perusahaan mengirimkan pemberitahuan penarikan kembali (redemption notice) kepada CTPI untuk menarik kembali obligasi. Pada tanggal 16 Oktober 2002, Perusahaan juga mengirim surat kepada PT Tridan Satriaputra sebagai penjamin obligasi untuk membayar obligasi tersebut. Berdasarkan surat tertanggal 18 Desember 2002, CTPI menawarkan penyelesaian atas obligasi dengan membayar ke Perusahaan sebesar AS$ 5.000 tunai sebelum tanggal 31 Maret 2003 dan sebesar AS$ 10.000 (dalam bentuk hutang berjangka terdaftar PT Garuda Indonesia yang dapat dialihkan). Pada tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan belum mengambil keputusan atas penawaran ini. Pada tahun 2002, Perusahaan menghapus sebagian saldo investasi obligasi konversi CTPI sebesar Rp 95.250.
51
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9. AKTIVA TETAP Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut: 2002 Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo Awal Tahun Nilai Tercatat Hak atas tanah Bangunan Kabel laut Stasiun bumi Kabel bawah tanah Peralatan sentral Peralatan telekomunikasi lainnya Peralatan teknologi informasi Peralatan kantor Sarana penunjang bangunan dan partisi Kendaraan Peralatan teknis selular Subsistem base station Subsistem sentral jaringan Subsistem pendukung operasional Peralatan teknis satelit Satelit Stasiun pengendali pusat Peralatan di lokasi pelanggan Peralatan transmisi dan cross-connection Peralatan transmisi Peralatan crossconnection Aktiva dalam pembangunan dan pemasangan Jumlah
Penambahan
Pengurangan
Perolehan Anak Perusahaan Baru
Reklasifikasi
Saldo Akhir Tahun
215.251 265.434 686.051 108.420 78.180 240.306
37.342 15.339 24 64 8.085 4.462
517 259 -
12.212 38.095 79.872 33.660
-
252.076 292.726 724.170 108.484 166.137 278.428
783.840
146.603
23.361
76.895
34
984.011
426.757 774.552
36.315 49.914
38.917 5.529
76.301 79.863
6.418 458
506.874 899.258
174.006 28.438
11.003 3.695
426 6.012
40.129 2.059
-
224.712 28.180
4.700.440
146.048
-
1.711.691
-
6.558.179
1.964.340
87.370
-
384.290
-
2.436.000
395.337
49.377
-
270
-
444.984
865.336
113.773
-
364
-
979.473
132.482
20.259
-
336
-
153.077
64.892
18.560
-
12.925
-
96.377
403.675
-
-
2.516
-
406.191
23.363
-
-
4.227
-
27.590
1.533.707
3.294.469
-
-
2.272.471
13.864.807
4.042.702
75.021
6.910
17.839.398
52
(2.555.705 ) -
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) 2002 Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo Awal Tahun Akumulasi Penyusutan Bangunan Kabel laut Stasiun bumi Kabel bawah tanah Peralatan sentral Peralatan telekomunikasi lainnya Peralatan teknologi informasi Peralatan kantor Sarana penunjang bangunan dan partisi Kendaraan Peralatan teknis selular Subsistem base station Subsistem sentral jaringan Subsistem pendukung operasional Peralatan teknis satelit Satelit Stasiun pengendali pusat Peralatan di lokasi pelanggan Peralatan transmisi dan cross-connection Peralatan transmisi Peralatan crossconnection Jumlah Dikurang penurunan nilai aktiva Nilai Buku Bersih
Penambahan
Pengurangan
Perolehan Anak Perusahaan Baru
Reklasifikasi
Saldo Akhir Tahun
102.655 155.077 61.745 19.145 103.573
27.518 50.235 5.863 9.584 22.097
119 -
-
-
130.054 205.312 67.608 28.729 125.670
415.184
129.832
13.245
-
5
531.776
279.892 210.880
47.482 142.550
24.089 1.388
-
1.501
303.285 353.543
124.110 9.535
24.215 4.383
249 2.107
-
-
148.076 11.811
1.547.108
722.834
-
-
-
2.269.942
787.490
293.041
-
-
-
1.080.531
46.324
53.662
-
-
-
99.986
271.842
123.816
-
-
-
395.658
35.673
17.845
-
-
-
53.518
9.781
8.047
-
-
-
17.828
76.631
36.762
-
-
-
113.393
8.046
4.167
-
-
-
12.213
4.264.691
1.723.933
41.197
-
1.506
5.948.933
131.209
-
-
-
-
131.209
9.468.907
11.759.256
53
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) 2001 Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo Awal Tahun Nilai Tercatat Hak atas tanah Bangunan Kabel laut Stasiun bumi Kabel bawah tanah Peralatan sentral Peralatan telekomunikasi lainnya Peralatan teknologi informasi Peralatan kantor Sarana penunjang bangunan dan partisi Kendaraan Peralatan teknis selular Subsistem base station Subsistem sentral jaringan Subsistem pendukung operasional Peralatan teknis satelit Satelit Stasiun pengendali pusat Peralatan di lokasi pelanggan Peralatan transmisi dan cross-connection Peralatan transmisi Peralatan crossconnection Aktiva dalam pembangunan dan pemasangan Jumlah Akumulasi Penyusutan Bangunan Kabel laut Stasiun bumi Kabel bawah tanah Peralatan sentral Peralatan telekomunikasi lainnya Peralatan teknologi informasi Peralatan kantor Sarana penunjang bangunan dan partisi Kendaraan
Penambahan
Pengurangan
Perolehan Anak Perusahaan Baru
Reklasifikasi
Saldo Akhir Tahun
81.709 138.179 732.681 112.045 78.180 173.394
100.271 65.628 (46.630 ) 1.682
489 3.625 -
3.142 17.010
33.271 58.974 48.220
215.251 265.434 686.051 108.420 78.180 240.306
646.366
123.147
3.162
9.721
7.768
783.840
180.200
30.364 504.162
227 1.327
43.926 10.297
352.694 81.220
426.757 774.552
83.264 6.702
27.742 13.437
1.285 3.020
232 -
64.053 11.319
174.006 28.438
-
1.384.805
-
132.022
3.183.613
4.700.440
-
281.387
-
82.375
1.600.578
1.964.340
-
287.525
-
1.571
106.241
395.337
-
315.596
-
11.159
538.581
865.336
-
50.356
-
68
82.058
132.482
-
8.119
-
399
56.374
64.892
-
50.358
-
31.675
321.642
403.675
-
12.284
-
-
11.079
23.363
100.666
1.177.506
-
599.132
1.533.707
2.333.386
4.387.739
13.135
-
7.156.817
13.864.807
46.306 112.093 59.382 13.381 64.769
31.139 42.984 5.988 5.764 17.749
118 3.625 -
-
25.328 21.055
102.655 155.077 61.745 19.145 103.573
341.295
73.097
3.161
-
3.953
415.184
111.177
67.081 48.044
1.315
-
212.811 52.974
279.892 210.880
56.975 3.583
16.341 3.743
1.242 3.002
-
52.036 5.211
124.110 9.535
54
(343.597 )
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) 2001 Transaksi selama Tahun Berjalan
Saldo Awal Tahun Peralatan teknis selular Subsistem base station Subsistem sentral jaringan Subsistem pendukung operasional Peralatan teknis satelit Satelit Stasiun pengendali pusat Peralatan di lokasi pelanggan Peralatan transmisi dan cross-connection Peralatan transmisi Peralatan crossconnection Jumlah
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir Tahun
-
326.973
-
-
1.220.135
1.547.108
-
157.682
-
-
629.808
787.490
-
17.175
-
-
29.149
46.324
-
64.668
-
-
207.174
271.842
-
9.208
-
-
26.465
35.673
-
3.158
-
-
6.623
9.781
-
20.658
-
-
55.973
76.631
-
2.294
-
-
5.752
8.046
808.961
913.746
12.463
-
2.554.447
4.264.691
-
-
-
-
131.209
131.209
Dikurang penurunan nilai aktiva Nilai Buku Bersih
Penambahan
Perolehan Anak Perusahaan Baru
1.524.425
9.468.907
Akun kabel laut merupakan bagian investasi Perusahaan pada sirkit kabel laut yang dibangun, dioperasikan, dipelihara dan dimiliki bersama-sama dengan negara lain, berdasarkan kontrak dan/atau perjanjian pembangunan dan pemeliharaan. Selama tahun 2002, 2001 dan 2000 Perusahaan menjual aktiva tetap tertentu sebagai berikut: 2002 Penerimaan dari penjualan Nilai buku bersih Laba (rugi)
2001
2000
3.412 (1.040 )
5.561 (672 )
3.082 (24.067)
2.372
4.889
(20.985)
Penyusutan yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp 1.723.933, Rp 1.011.619 (termasuk bagian proporsional atas beban penyusutan Satelindo dari bulan Januari sampai dengan Mei 2001 sejumlah Rp 97.873) dan Rp 189.852 masing-masing pada tahun 2002, 2001 dan 2000.
55
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Pada tahun 1999, Satelindo menilai aktiva tetapnya sehubungan dengan adanya indikasi penurunan nilai aktiva. Berdasarkan penilaian tersebut, Satelindo mencadangkan penurunan nilai aktiva sejumlah Rp 131.209 untuk aktiva tetap tertentu, yang nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aktiva atau pemulihan dari cadangan penurunan nilai sebagaimana dimaksud dalam SAK 48 "Penurunan Nilai Aktiva“ kecuali untuk yang telah tercatat oleh Satelindo. Perusahaan telah mengasuransikan aktiva tetapnya (kecuali kabel laut dan hak atas tanah) dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 1.651.536 dan Rp 2.748.563, termasuk asuransi atas satelit Satelindo sebesar AS$ 150.000 yang digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjangnya (lihat Catatan 14 dan 15). Menurut pendapat manajemen, nilai pertanggungan ini dapat menutup kemungkinan kerugian akibat kebakaran, ledakan, petir dan pesawat udara serta bencana alam lainnya. Sebagian aktiva tetap digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang dan fasilitas Letter of credit yang diperoleh Satelindo dan Lintasarta (lihat Catatan 14) dan untuk pinjaman jangka pendek yang diperoleh Sisindosat. Rincian aktiva dalam pembangunan dan pemasangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Peralatan teknis selular Peralatan telekomunikasi lainnya Kabel laut Kabel bawah tanah Sarana penunjang bangunan dan partisi Peralatan teknologi informasi Peralatan sentral Bangunan Peralatan transmisi dan crossconnection Peralatan teknis satelit Lain-lain
Persentase Penyelesaian
Biaya Perolehan
Estimasi Penyelesaian
39% 15% - 90% 90% - 95% 50% - 90%
1.413.256 482.970 154.757 63.977
10% - 87% 15% - 85% 45% - 95% 20% - 90%
41.577 32.849 22.292 18.099
Januari - Desember 2003 Januari - Desember 2004 Februari - Maret 2003 Januari - Juni 2003
44% 30% 20% - 90%
14.758 10.878 17.058
April 2003 Mei 2003 Januari - Juni 2003
Jumlah
2.272.471
56
April 2003 Januari - Juni 2003 Juli - Agustus 2003 April - Juni 2003
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
9.
AKTIVA TETAP (lanjutan) 2001
Persentase Penyelesaian
Peralatan teknis selular Peralatan telekomunikasi lainnya Kabel laut Kabel bawah tanah Sarana penunjang bangunan dan partisi Peralatan teknologi informasi Peralatan transmisi dan crossconnection Peralatan teknis satelit Bangunan Lain-lain
Biaya Perolehan
Estimasi Penyelesaian
37% 1% - 96% 46% 70% - 92%
895.506 309.680 165.796 49.667
8% - 89% 36% - 80%
32.513 27.999
Januari - September 2002 Maret - Desember 2004
55% 38% 10% - 80% 1% - 90%
19.493 17.699 9.236 6.118
Maret 2002 April 2002 Januari - Juni 2003 Januari - Juni 2002
Jumlah
April 2002 Januari - Juni 2002 Maret 2003 Februari - Juni 2002
1.533.707
Informasi lain yang berkaitan dengan aktiva dalam pembangunan dan pemasangan adalah sebagai berikut: 2002 Biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama tahun berjalan: Rugi kurs - bersih Beban bunga
2001 502 1.445
25.747 15.694
10. GOODWILL Pada tanggal 31 Desember 2002, akun ini merupakan saldo goodwill dari akuisisi 25% modal Satelindo pada bulan Juni 2002 sebesar Rp 2.055.329 dikurangi amortisasi sebesar Rp 207.817 dan saldo goodwill dari akuisisi 100% modal Bimagraha pada tahun 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, akun ini merupakan saldo goodwill dari akuisisi 100% modal Bimagraha pada bulan Mei 2001 sebesar Rp 2.728.393, dikurangi amortisasi tujuh bulan sebesar Rp 318.313. Goodwill yang berkaitan dengan Sisindosat dan Asiatel telah diamortisasi seluruhnya pada tanggal 31 Desember 2001. Analisis goodwill adalah sebagai berikut: 2002
2001
Saldo awal tahun Penambahan (lihat Catatan 1d dan 3) Amortisasi
2.410.080 2.055.329 (753.495 )
2.888 2.728.393 (321.201)
Saldo akhir tahun
3.711.914
2.410.080
57
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
11. UANG MUKA JANGKA PANJANG Akun ini merupakan uang muka kepada pemasok dan kontraktor untuk pengadaan atau pembangunan aktiva tetap, yang akan direklasifikasi ke aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tetap yang dibeli sudah diterima atau setelah pembangunan aktiva tetap mencapai tahap penyelesaian tertentu.
12. HUTANG PAJAK Hutang pajak pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Taksiran hutang Pajak Penghasilan, dikurangi pembayaran pajak di muka sebesar Rp 133.562 pada tahun 2002 dan Rp 923.091 pada tahun 2001 Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai Lain-lain Jumlah
2001
112.308
2.671.324
52.304 514 22.666 5.405 25.125 29.251 608
37.850 1.023 24.191 12.197 40.038 108.089 3.586
248.181
2.898.298
Rekonsiliasi antara laba sebelum Pajak Penghasilan dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002 Laba sebelum Pajak Penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi
1.343.541
Laba Anak Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan dan dampak dari eliminasi konsolidasi antar perusahaan
(823.005 )
Laba sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan
520.536
58
2001
2.138.447
(232.545 ) 1.905.902
2000
2.353.116
(57.612) 2.295.504
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Koreksi positif Penyisihan piutang ragu-ragu Beban bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai akuisisi saham (lihat Catatan 14) Bunga cicilan pajak Bagian rugi bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi Laba penjualan investasi jangka panjang lainnya (lihat Catatan 8) Rugi penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya Ketetapan dan denda Pajak Penghasilan Penyisihan penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian Kenikmatan karyawan Sumbangan Representasi Laba atas penjualan investasi pada perusahaan asosiasi (lihat Catatan 3) Penyusutan - bersih Laba pengalihan aktiva tetap Beban pensiun berkala bersih Lain-lain Koreksi negatif Amortisasi goodwill Penghapusan piutang Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final
59
2001
2000
313.019
45.492
15.874
167.941 137.358
-
-
109.608
-
-
109.185
-
-
80.227
56.300
-
26.485
924
2.110
13.797 9.762 3.040 1.880
9.825 3.760 982
10.059 3.172 2.386
-
10.718.550 9.089 913 3.051
12.965 10.355
(557.488 ) (319.563 )
(336.202 ) -
(3.892) (10.898)
(192.902 )
(371.803 )
(151.538)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Penghapusan investasi jangka panjang lainnya Penyusutan - bersih Beban pensiun berkala bersih Laba atas penjualan aktiva tetap Bagian laba bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi Pembatalan penyisihan piutang ragu-ragu Lain-lain
2001
(95.250 ) (47.430 ) (23.267 ) (112 )
(1.005 )
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan
255.821
2000
(21.958 ) -
(64.173) -
(126.396 )
(130.435)
(36.539 ) 11.861.890
1.991.489
Perhitungan beban (manfaat) Pajak Penghasilan - bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002 Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan Beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan (sesuai tarif pajak yang berlaku) Perusahaan Dikurangi beban Pajak Penghasilan tahun berjalan atas laba penjualan investasi jangka panjang yang dibebankan ke akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dalam Ekuitas
2001
255.821
11.861.890
1.991.489
76.729
3.558.550
597.438
-
Anak Perusahaan Jumlah beban Pajak Penghasilan tahun berjalan
60
2000
(2.943.963 )
-
76.729
614.587
597.438
169.141
35.865
33.140
245.870
650.452
630.578
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Beban (manfaat) Pajak Penghasilan tangguhan Pengaruh perbedaan temporer pada tarif pajak maksimum (30%) Perusahaan Amortisasi goodwill Penghapusan piutang Penghapusan investasi jangka panjang lainnya Penyusutan - bersih Beban pensiun berkala bersih Laba atas penjualan aktiva tetap Penyisihan piutang ragu-ragu Beban bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembelian saham (lihat Catatan 14) Bagian laba (rugi) bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi Rugi penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya Penyisihan penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian Pembatalan penyisihan piutang ragu-ragu Laba penjualan investasi pada perusahaan asosiasi Laba pengalihan aktiva tetap Lain-lain
2001
167.246 95.869
100.861 -
1.167 -
28.575 14.229 6.980
(2.727 ) 6.587
13.281 (3.889)
34 (93.906 )
(13.648 )
(4.762)
(50.383 )
-
-
(32.882 )
37.919
40.315
(24.068 )
(16.890 )
(4.139 )
61
2000
-
-
-
-
10.962
-
-
(284.270 ) (274 ) -
9.829
107.555
(161.480 )
55.941
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Anak Perusahaan Rugi pajak yang digunakan Bagian laba bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi Penyusutan - bersih Penghapusan piutang Penyesuaian penyisihan aktiva pajak tangguhan - bersih Penyisihan piutang ragu-ragu Rugi penurunan nilai investasi jangka panjang lainnya Amortisasi rugi kurs yang ditangguhkan Pembatalan penyisihan piutang ragu-ragu Lain-lain
2001
2000
186.550
163.790
179.458 100.914 72.761
122.524 (115.654 ) 64.651
(103.956 ) (7.459 )
(386.261 ) (22.080 )
-
(4.982 )
(1.125 )
-
90.998
-
6.378
1.035 299
420.936
(76.779 )
1.229
Beban (manfaat) Pajak Penghasilan tangguhan
528.491
(238.259 )
57.170
Beban Pajak Penghasilan - bersih
774.361
412.193
687.748
(2.350 )
-
113 (218) -
Perhitungan taksiran hutang Pajak Penghasilan dan tagihan pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002, dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002
2001
Beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan Perusahaan Anak Perusahaan
76.729 169.141
3.558.550 35.865
Jumlah beban Pajak Penghasilan - tahun berjalan
245.870
3.594.415
Dikurangi Pajak Penghasilan dibayar di muka Perusahaan Pasal 23 Pasal 25
97.370 265.552
19.758 867.518
Jumlah Pajak Penghasilan dibayar di muka Perusahaan
362.922
887.276
62
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002
2001
Dikurangi Pajak Penghasilan dibayar di muka Anak Perusahaan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
14.840 31.989 21.528
3.216 10.208 22.391
Jumlah Pajak Penghasilan dibayar di muka Anak Perusahaan
68.357
35.815
Jumlah Pajak Penghasilan dibayar di muka
431.279
923.091
112.308
2.671.274 50
Taksiran hutang Pajak Penghasilan Perusahaan Anak Perusahaan Tagihan pajak (disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan Biaya Dibayar di Muka”) Perusahaan Anak Perusahaan
(286.193 ) (11.524 )
-
Jumlah
(185.409 )
2.671.324
Rekonsiliasi antara beban Pajak Penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak 30% pada laba gabungan, setelah dikurangi rugi, sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan dan beban Pajak Penghasilan - bersih seperti pada laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002 Laba sebelum Pajak Penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi Bagian Perusahaan atas laba (rugi) Anak Perusahaan sebelum Pajak Penghasilan dan pembatalan eliminasi konsolidasi antar perusahaan Laba gabungan, setelah dikurangi rugi, sebelum Pajak Penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan
2001
2000
1.343.541
2.138.447
2.353.116
1.533.505
984.907
56.522
2.877.046
3.123.354
2.409.638
63
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Beban Pajak Penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku sebesar 30% Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Bunga cicilan pajak Laba atas penjualan investasi jangka panjang lainnya Kenikmatan karyawan Ketetapan dan denda Pajak Penghasilan Sumbangan Beban pajak Representasi Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Lain-lain Penyesuaian karena pemeriksaan pajak dan lain-lain Penyesuaian penyisihan aktiva pajak tangguhan Beban Pajak Penghasilan - bersih sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi
2001
2000
863.114
937.006
722.891
41.207
-
-
32.755 11.162
5.964
7.207
6.964 4.179 4.066 2.009
12.383 1.145 654
668 954 1.152
(88.295 ) 1.244
(137.319 ) (5.601 )
(48.023) 2.918
(88 )
(15.778 )
(19)
(103.956 )
(386.261 )
774.361
412.193
-
687.748
Jumlah pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Perusahaan Aktiva pajak tangguhan Investasi pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi Penyisihan penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya Beban bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai akuisisi saham Penyisihan piutang ragu-ragu - bersih Beban pensiun (lihat Catatan 24) Lain-lain Jumlah
64
2001
200.349
167.466
81.344
85.851
50.383 35.737 4.139
37.700 4.205 -
371.952
295.222
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Kewajiban pajak tangguhan Goodwill Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/anak perusahaan Aktiva tetap Beban pensiun Jumlah Kewajiban pajak tangguhan - bersih Anak Perusahaan (Satelindo, SMM, Bimagraha dan Asiatel pada tahun 2002; Asiatel dan Bimagraha pada tahun 2001) Aktiva pajak tangguhan Penyisihan piutang ragu-ragu bersih Akumulasi rugi pajak Penyisihan penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi Lain-lain
2001
(272.808 )
(105.561)
(121.836 ) (129.462 ) (2.776 )
(121.798) (115.199) -
(526.882 )
(342.558)
154.930
47.336
68.079 5.089
30 1.631
3.600 2.863
-
79.631
1.661
Penyisihan aktiva pajak tangguhan
(5.145 )
Bersih
74.486
Kewajiban pajak tangguhan Investasi pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi Aktiva tetap
(1.631) 30
(235.072 ) (206.832 )
(56.136) (721)
(441.904 )
(56.857)
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
367.418
56.827
Jumlah kewajiban pajak tangguhan bersih
522.348
104.163
Jumlah
65
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Anak Perusahaan (IM3, Sisindosat, Lintasarta, IMM, Indosatcom dan APE pada tahun 2002; IMM, Sisindosat, Satelindo, SMM, Lintasarta dan IM3 pada tahun 2001) Aktiva pajak tangguhan Akumulasi rugi pajak Penyisihan piutang ragu-ragu - bersih Penyisihan penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya Investasi pada anak perusahaan/perusahaan asosiasi Lain-lain
2001
149.478 30.369
339.487 158.738
21.773
25.373
5.240 4.478
5.742 3.130
Jumlah Penyisihan aktiva pajak tangguhan
211.338 (15.747 )
532.470 (123.218)
Bersih
195.591
409.252
Kewajiban pajak tangguhan Aktiva tetap Lain-lain Jumlah Aktiva pajak tangguhan - bersih
(70.550 ) (1.973 )
(173.732) (1.390)
(72.523 )
(175.122)
123.068
234.130
Rincian saldo aktiva dan kewajiban pajak tangguhan per perusahaan pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Aktiva Pajak Tangguhan
2001
Kewajiban Pajak Tangguhan
Kewajiban Pajak Tangguhan
Aktiva Pajak Tangguhan
Perusahaan
-
154.930
-
47.336
Anak Perusahaan Bimagraha Satelindo Asiatel
-
235.072 131.655 691
147.496 -
56.136 691
66
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Aktiva Pajak Tangguhan IM3 Sisindosat Lintasarta IMM Indosatcom APE Jumlah
2001
Kewajiban Pajak Tangguhan
Aktiva Pajak Tangguhan
Kewajiban Pajak Tangguhan
74.819 30.817 10.018 4.383 2.640 391
-
30.965 33.896 2.753 19.020 -
-
123.068
522.348
234.130
104.163
Perbedaan temporer signfikan, atas mana aktiva pajak tangguhan dihitung, tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan Pajak Penghasilan sampai penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi, penyisihan penurunan nilai investasi pada perusahaan asosiasi dan investasi jangka panjang lainnya, dan kapitalisasi beban bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembelian saham terealisasi pada saat penjualan investasi, piutang ragu-ragu dihapuskan, beban pensiun dibayar di muka dibebankan dan akumulasi rugi pajak digunakan. Kewajiban pajak tangguhan berasal dari perbedaan dasar pencatatan goodwill dan aktiva tetap menurut pembukuan dan pelaporan pajak karena perbedaan periode dan metode amortisasi/penyusutan yang digunakan untuk tujuan pelaporan komersial dan pelaporan pajak dan pengaruh pajak atas selisih nilai transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/anak perusahaan. Penyisihan aktiva pajak tangguhan telah dibentuk untuk aktiva pajak tangguhan tertentu. Penyisihan aktiva pajak tangguhan mengurangi aktiva pajak ke jumlah yang kemungkinan besar akan dapat direalisasi. Pengurangan penyisihan aktiva pajak tangguhan terutama berasal dari pembatalan penyisihan aktiva pajak tangguhan atas akumulasi rugi pajak Anak Perusahaan. Manajemen berkeyakinan bahwa akumulasi rugi pajak yang ada dapat terealisasi di masa yang akan datang. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan dan Anak Perusahaaan melaporkan/ menyetorkan pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajak-pajak tersebut dalam waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak. Rugi pajak dapat diakumulasi dan digunakan sebagai kompensasi atas penghasilan kena pajak di masa yang akan datang untuk jangka waktu maksimum 5 tahun. Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. KEP-02/WPJ.07/KP.0105/2002 tanggal 26 Maret 2002, Perusahaan mendapatkan persetujuan dari Kantor Pajak untuk mengangsur pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29 tahun 2001 sebesar Rp 1.893.981 dalam 9 kali cicilan sampai dengan tanggal 25 Desember 2002 dengan tingkat bunga sebesar 2% per bulan. Pada tanggal 31 Desember 2002, Perusahaan telah melunasi seluruh cicilan tersebut.
67
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) Pada tahun 2002, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk Pajak Penghasilan dan PPN sebagai berikut: Tahun Fiskal
Tanggal Surat
Tanggal Pembayaran
Jumlah *
Pajak Penghasilan Pasal 21
2001 2000
19 Desember 2002 25 Oktober 2002
28 Januari 2003 25 November 2002
969 136
Pasal 23
2001 2000 1998
19 Desember 2002 25 Oktober 2002 21 November 2002
28 Januari 2003 25 November 2002 23 Desember 2002
571 90 167
Pasal 26
2001 1998
19 Desember 2002 21 November 2002
28 Januari 2003 23 Desember 2002
83 597
Pasal 29
2001 2000
19 Desember 2002 25 Oktober 2002
28 Januari 2003 25 November 2002
2.648 6.385
2001 2000 1998
19 Desember 2002 25 Oktober 2002 21 November 2002
28 Januari 2003 25 November 2002 23 Desember 2002
5.594 7.428 1.817
PPN
Jumlah
26.485
* termasuk denda dan bunga
Pada tanggal 31 Januari 2001, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) dari Kantor Pelayanan Pajak sehubungan dengan Pajak Penghasilan badan Perusahaan untuk tahun fiskal 1999. Berdasarkan SKP ini, dari seluruh restitusi Pajak Penghasilan badan tahun 1999 sebesar Rp 1.082, Kantor Pelayanan Pajak hanya menyetujui restitusi Pajak Penghasilan badan Perusahaan sebesar Rp 273. Bagian restitusi yang tidak disetujui sebesar Rp 809 dibebankan ke usaha tahun 2001. Pada tahun 2001, Perusahaan mencatat tambahan Pajak Penghasilan untuk tahun fiskal 2000 sejumlah Rp 115 sebagai beban tahun 2001 [dicatat sebagai “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lainlain - Bersih”]. Jumlah tambahan ini berasal dari selisih antara Pajak Penghasilan Perusahaan yang tercatat untuk tahun fiskal 2000 sejumlah Rp 206.280 dengan pembayaran yang dilakukan pada tahun 2001 sejumlah Rp 206.395.
68
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
12. HUTANG PAJAK (lanjutan) Tidak terdapat Pajak Penghasilan untuk Asiatel pada tahun 2002 dan untuk Sisindosat dan Asiatel pada tahun 2001, karena setelah memperhitungkan rugi pajak yang dapat dikompensasi dari tahun sebelumnya, perusahaan tersebut masih dalam posisi rugi pajak, begitu juga dengan IM3 pada tahun 2002 dan 2001, karena IM3 baru memulai operasi komersialnya pada bulan Agustus 2001 dan masih dalam posisi rugi pajak. Indosatcom dan SMM juga dalam posisi rugi pajak pada tahun 2002 dan 2001. Akumulasi rugi pajak IM3, Indosatcom, SMM dan Asiatel pada tanggal 31 Desember 2001 dapat dikompensasi sampai dengan tahun 2007 berdasarkan jadual sebagai berikut: Tahun Jatuh Tempo
Jumlah
2002 2003 2004 2005 2006 2007
1.076 730 437 5.587 137.004 370.389
Jumlah
515.223
13. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2002
2001
Biaya Hak Penyelenggaraan Bunga Kenikmatan karyawan Izin frekuensi Perbaikan dan perawatan jaringan telekomunikasi Sewa Jasa konsultan Lain-lain
109.120 102.066 56.833 27.066 7.632 7.565 3.955 60.967
104.672 68.794 17.104 26.713 37.804 18.496 768 31.256
Jumlah
375.204
305.607
69
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG Akun ini terdiri dari: 2002
2001
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Fasilitas pinjaman sindikasi Mandiri BNI PT Bank Syari’ah Mandiri BRI BNI Pemerintah Republik Indonesia Lain-lain Pihak ketiga
753.521 180.704 50.000 37.676 670.500 7.746 1.289 2.300.803
12.756 893 3.016.206
Jumlah hutang jangka panjang
4.002.239
3.029.855
Dikurangi bagian jangka pendek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pemerintah Republik Indonesia Pihak ketiga
5.010 640.036
5.010 813.801
Jumlah bagian jangka pendek
645.046
818.811
3.357.193
2.211.044
Bersih Hutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa terdiri dari: a. Fasilitas Pinjaman Sindikasi
Pada tanggal 7 Agustus 2002, IM3 memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebesar Rp 1.500.000 dari sindikasi bank berikut: Bank
Jumlah
Mandiri BNI BCA Danamon BRI PT Bank Syariah Mandiri Bukopin
1.000.000 230.000 * 100.000 50.000 50.000 50.000 20.000
Jumlah
1.500.000
* termasuk pinjaman dari Divisi Usaha Syari’ah sebesar Rp 30.000
70
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Fasilitas Pinjaman Sindikasi (lanjutan) Berdasarkan perjanjian pinjaman, IM3 harus menggunakan hasil pinjaman tersebut untuk instalasi dan pembangunan jaringan selular GSM 1800 IM3 di wilayah Pulau Jawa, Bali, Batam dan Bintan. Suku bunga pinjaman ditetapkan berdasarkan suku bunga primer (prime rate) bank peserta sindikasi. Untuk 3 bulan pertama dan kedua, suku bunga berkisar antara 18% sampai 20% per tahun. Pinjaman ini terhutang dalam cicilan tengah-tahunan. Cicilan pertama sampai dengan keempat, masing-masing sebesar 15% dari pokok pinjaman, dibayar dari bulan Februari 2005 sampai dengan bulan Agustus 2006. Cicilan kelima dan keenam, masing-masing sebesar 20% dari pokok pinjaman, dibayar sampai dengan saat jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2002, saldo hutang bank adalah sebagai berikut: Bank
Jumlah
Mandiri BNI BCA * PT Bank Syari’ah Mandiri Danamon * BRI Bukopin *
753.521 180.704** 75.352 50.000 37.676 37.676 15.071
Jumlah * **
1.150.000
pihak ketiga termasuk pinjaman dari Divisi Usaha Syari’ah sebesar Rp 30.000
Berdasarkan perjanjian pinjaman, IM3 harus memelihara rekening escrow yang akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman, dengan jumlah mendekati bunga selama 3 bulan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan aktiva bergerak IM3, baik aktiva berwujud maupun tak berwujud yang ada pada saat ini maupun di masa mendatang. b. BNI Pada tanggal 27 Agustus 2002, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman dengan BNI untuk fasilitas modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 75.000 (ekuivalen dengan Rp 670.500 pada tanggal 31 Desember 2002). Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan sebesar LIBOR ditambah 6,15% yang terhutang setiap tiga bulan. Pinjaman ini dicicil setiap tiga bulan mulai tahun ketiga pinjaman sampai tanggal jatuh tempo pada bulan Agustus 2007. Pinjaman ini dijamin dengan 9.615.385 saham Satelindo. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Perusahaan diharuskan memenuhi antara lain, ketentuan sebagai berikut: -
memelihara rasio lancar minimum 110% memelihara rasio hutang terhadap modal maksimum 233%
Pinjaman ini digunakan untuk membiayai kembali pinjaman dari Mandiri (lihat butir d.1 di bawah).
71
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c.
Pemerintah Republik Indonesia Pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari Pemerintah Republik Indonesia digunakan untuk membiayai pembangunan kabel laut jalur South East Asia - Middle East - West Europe 2 dengan tingkat bunga tahunan berkisar 12,79% sampai 13,86% dan 13,16% sampai 14,53% untuk tahun 2002 dan 2001. Tingkat bunga ini merupakan yang terendah antara: • Tingkat bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia triwulanan, ditambah 1%. • Tingkat bunga rata-rata deposito berjangka triwulanan dari lima (5) bank milik negara, ditambah 1%. Pinjaman ini terhutang dalam cicilan tengah-tahunan sampai tahun 2004. Pinjaman ini diperoleh Pemerintah dari bank luar negeri dan kemudian dipinjamkan kepada Perusahaan (two-step loans). Pinjaman ini terhutang oleh Pemerintah kepada bank luar negeri dalam mata uang franc Perancis. Perusahaan melakukan penarikan dari fasilitas kredit dalam mata uang yang akan dibayarkan kepada pemasok yang bersangkutan. Penarikan ini kemudian dikonversikan ke rupiah dengan menggunakan kurs pada saat dilakukannya penarikan. Kewajiban Perusahaan kepada Pemerintah adalah sejumlah nilai rupiah pada saat dilakukan penarikan.
d. Mandiri 1)
Perusahaan Pada tanggal 28 Juni 2002, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman modal kerja dengan Mandiri dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 1.500.000. Fasilitas ini digunakan Perusahaan sebagai pembiayaan perantara (bridging financing) untuk akuisisi 25% modal Satelindo dari DeTeAsia (lihat Catatan 1d). Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 26 Desember 2002. Bunga terhutang setiap bulan dengan tingkat bunga tetap sebesar 19% per tahun. Pada bulan Agustus dan November 2002, Perusahaan melakukan pembiayaan kembali pinjaman tersebut dengan pinjaman dari BNI (lihat b diatas) dan hasil obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (lihat Catatan 15).
2)
Sisindosat Sisindosat memperoleh fasilitas pinjaman investasi dari Mandiri dengan jumlah maksimum sebesar Rp 478 selama 3 tahun mulai tanggal 14 Juni 2002 dengan tingkat bunga 19,5% per tahun. Saldo pinjaman ini pada tanggal 31 Desember 2002 sebesar Rp 396.
72
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) Pinjaman dari pihak ketiga terdiri dari: 2002 Kredit GECA Tranche 1 (AS$ 92.205 pada tahun 2002 dan AS$ 108.008 pada tahun 2001) Tranche 2 (AS$ 6.627 pada tahun 2002 dan AS$ 8.521 pada tahun 2001) Fasilitas pinjaman dari Alcatel CIT dan PT Alcatel Enkomindo (AS$ 46.400 pada tahun 2002 dan AS$ 69.600 pada tahun 2001) BCA (AS$ 40.000) Pinjaman berjangka Eks - Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) (AS$ 25.873 pada tahun 2002 dan AS$ 53.402 pada tahun 2001) Pinjaman berjangka dengan PT Bank Paribas - BBD (AS$ 16.196 pada tahun 2002 dan AS$ 36.512 pada tahun 2001) Fasilitas Import Sight Letter of Credit (“L/C”) dan Fasilitas Kredit Investasi dari Niaga Fasilitas Pinjaman Sindikasi (mengacu ke catatan sebelumnya mengenai hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa) BCA Danamon Bukopin Pinjaman Sindikasi yang Diatur oleh Indover Bank (Belanda) dan Niaga (AS$ 9.000) Lain-lain (termasuk AS$ 43 pada tahun 2002) Sub-jumlah Dampak restrukturisasi hutang yang ditangguhkan (AS$ 2.999 pada tahun 2002 dan AS$ 3.636 pada tahun 2001) Jumlah Dikurangi bagian jangka pendek Bersih
73
2001
824.313
1.123.285
59.247
88.615
414.816 357.600
723.840 -
231.308
555.381
144.790
379.723
113.199
12.437
75.352 37.676 15.071
-
619
93.600 1.519
2.273.991
2.978.400
26.812
37.806
2.300.803
3.016.206
640.036
813.801
1.660.767
2.202.405
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a.
Kredit GECA Pada tahun 1997, Satelindo menandatangani perjanjian pinjaman dengan konsorsium bank yang dipimpin oleh Commerzbank Aktiengesellschaft Frankfurt am Main (“Commerzbank AG”) dan tiga bank lain sebagai pemberi pinjaman untuk menyediakan fasilitas kredit sebesar AS$ 114.988 untuk membiayai impor peralatan GSM Satelindo dari Siemens AG, Jerman. Pinjaman diperoleh berdasarkan kredit ekspor yang dijamin Pemerintahan Republik Federal Jerman yang diwakili oleh HERMES Kreditversicherungs AG (“Hermes”), Hamburg. Pada tanggal 29 Oktober 1999, Siemens AG membayar sejumlah AS$ 3.028 ke Commerzbank AG karena pengembalian Satelindo atas peralatan GSM tertentu kepada Siemens AG. Lebih lanjut, pada tanggal 22 Desember 1999, Satelindo, Siemens AG, Commerzbank AG dan Hermes sepakat untuk membagi pinjaman menjadi dua tranche melalui Addendum No. 1 atas perjanjian pinjaman: -
Pinjaman Tranche 1 merupakan pinjaman sebesar AS$ 99.652 untuk penyerahan dan jasa yang telah dilakukan dan diserahkan. Bunga terhutang dengan tingkat bunga 2,5% di atas tingkat bunga LIBOR enam bulanan dan disesuaikan setiap enam bulan.
-
Pinjaman Tranche 2 merupakan pinjaman sebesar AS$ 12.308 untuk penyerahan dan jasa yang berhubungan dengan paket ketaatan Y2K dan Sistem Hot Billing. Bunga terhutang dengan tingkat bunga 0,5% di atas tingkat bunga LIBOR enam bulanan dan disesuaikan setiap enam bulan.
Perjanjian kredit GECA, melalui Amandemen Perjanjian No. 2, menggantikan fasilitas kredit ekspor Tranche 1 sebagai hasil dari restrukturisasi hutang pada tanggal 30 Mei 2000 (lihat Catatan 29a). Fasilitas pinjaman dari perjanjian kredit GECA dijamin dengan pendapatan sewa satelit dan penerimaan asuransi in-orbit dari satelit Satelindo. b.
Fasilitas Pinjaman dari Alcatel CIT and PT Alcatel Enkomindo Satelindo mengadakan perjanjian fasilitas pinjaman (“debt facility”) dengan Alcatel CIT dan PT Alcatel Enkomindo (“Enkomindo”) pada tanggal 14 Maret 2000 untuk fasilitas kredit sejumlah AS$ 116.000. Fasilitas pinjaman tersebut menggantikan perjanjian penyelesaian tahun 1999 untuk pengadaan peralatan selular dan jasa terkait yang sebelumnya diperoleh melalui berbagai pesanan. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 30 September 2004. Bunga terhutang setiap semester mulai pada tanggal 1 Januari 2000, dengan tingkat bunga LIBOR tahunan ditambah margin yang berlaku selama periode bunga (lihat Catatan 29b). Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan seluruh peralatan yang dikirim ke Indonesia oleh para kreditur, pendapatan sewa satelit dan penerimaan asuransi in-orbit dari satelit Satelindo. Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai buku bersih seluruh peralatan tersebut adalah Rp 707.333.
74
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c.
BCA 1) Pada tanggal 23 Juli 2002, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman dengan BCA dengan jumlah fasilitas sebesar AS$ 75.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini digunakan oleh Perusahaan untuk membiayai tambahan modal di Satelindo (lihat Catatan 1d). Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 23 Januari 2003. Bunga atas pinjaman tersebut terhutang setiap 3 bulan dengan tingkat bunga tetap tahunan sebesar 8,6%. Pinjaman ini dijamin dengan wesel tagih yang diterbitkan oleh Perusahaan kepada BCA, yang dapat dialihkan oleh BCA kepada bank-bank lain di Indonesia dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Perusahaan. Pada bulan Desember 2002, Perusahaan telah membayar pinjaman tersebut sejumlah AS$ 50.000 dimana sebesar AS$ 10.000 dibiayai dengan hasil Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (lihat Catatan 15) dan AS$ 40.000 dibiayai oleh fasilitas pinjaman baru dari BCA. Pada tanggal 31 Desember 2002, pinjaman yang belum dilunasi sebesar AS$ 25.000 disajikan sebagai bagian dari “Pinjaman Jangka Pendek“. Pada tanggal 31 Januari 2003, Perusahaan telah melunasi seluruh pinjaman tersebut. 2) Pada tanggal 3 Desember 2002, Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas pinjaman sejumlah AS$ 40.000 untuk pembiayaan kembali pinjaman BCA tersebut di atas. Fasilitas pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 23 Desember 2007. Pinjaman tersebut terhutang dalam cicilan 3 bulanan sebesar AS$ 3.333 yang dimulai pada tanggal 23 Maret 2005. Bunga terhutang setiap 3 bulan sebesar suku bunga deposito berjangka dolar AS 3 bulanan dari BCA ditambah 5,9%. Pinjaman ini dijamin dengan saham Perusahaan Satelindo dengan jumlah minimum 125% dari jumlah fasilitas pinjaman.
d.
Pinjaman Berjangka Eks - BPPN Merupakan fasilitas kredit investasi sebesar AS$ 70.000 yang diperoleh Satelindo pada tahun 1996 dari PT Bank Ekspor Impor Indonesia, yang kemudian digabung ke Mandiri. Fasilitas kredit ini dijamin dengan peralatan radio base station di Jakarta. Sehubungan dengan restrukturisasi Mandiri pada tahun 1999, fasilitas kredit tersebut diserahkan kepada BPPN (lihat Catatan 29a). Pada tanggal 21 Agustus 2000, BPPN menjual seluruh hak, kepemilikan dan manfaat yang berhubungan dengan fasilitas kredit tersebut kepada Salomon Brothers Holding Company Inc., AS (“Salomon”). Saldo pokok pinjaman pada saat itu adalah sebesar AS$ 65.402. Selanjutnya, hak, kepemilikan dan manfaat yang berhubungan dengan fasilitas kredit tersebut dijual kepada beberapa kreditur lain. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo pokok pinjaman menjadi terhutang kepada para kreditur berikut ini:
75
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) d.
Pinjaman Berjangka Eks - BPPN (lanjutan) 2002 Farallon Capital Management, LLC, USA (AS$ 10.713 pada tahun 2002 dan AS$ 17.116 pada tahun 2001) BCA (AS$ 5.038) Ta Chong Bank OBU, Singapura (AS$ 4.615 in 2002 dan AS$ 9.529 in 2001) Deutsche Bank AG, Singapura (AS$ 2.294) PT Bank CIC International Tbk (AS$ 1.836 in 2002 and AS$ 3.787 in 2001) Asia Debt Recovery Company Limited, Hong Kong (AS$ 1.377 in 2002 and AS$ 2.840 in 2001) Salomon (AS$ 15.396) Lehman Brothers Opportunity Limited, Japan (AS$ 4.734) Jumlah
2001
95.778 45.046
178.001 -
41.257 20.506
99.105 -
16.413
39.387
12.308 -
29.541 160.113
-
49.234
231.308
555.381
Bunga pinjaman ini terhutang setiap semester dimulai pada tanggal 1 Januari 2000, pada tingkat bunga LIBOR ditambah margin yang berlaku selama periode bunga (lihat Catatan 29a) dan disesuaikan setiap semester. Fasilitas kredit ini dijamin dengan peralatan radio base station di Jakarta, pendapatan sewa satelit dan penerimaan asuransi in-orbit satelit Satelindo. Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai buku bersih peralatan radio base station adalah Rp 114.701. e.
Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Paribas - BBD Perjanjian pinjaman berjangka ini menggantikan perjanjian L/C pada tahun 1997 dan fasilitas pinjaman berjangka pada tahun 1998 dengan PT Bank Paribas - BBD. Sehubungan dengan Master Restructuring Agreement (“MRA”) tanggal 30 Mei 2000 (lihat Catatan 29a), Perjanjian L/C telah diubah menjadi Perjanjian Pinjaman Berjangka dengan IntesaBci S.p.A (sebelumnya Banca Commerciale Italiana), Cabang Singapura, sebagai facility agent untuk konsorsium pemberi pinjaman. Pada tanggal 26 Juli 2002, kedudukan IntesaBci S.p.A sebagai facility agent untuk pinjaman ini telah diambil alih Deutsche Bank AG, London. Pinjaman berjangka ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2003. Bunga terhutang setiap semester terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000 dengan tingkat bunga LIBOR ditambah margin yang berlaku selama periode bunga. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan unit peralatan selular Satelindo yang diperoleh dengan fasilitas L/C pada tahun 1999 dan 1998, pendapatan sewa satelit dan penerimaan asuransi inorbit dari satelit Satelindo. Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai buku bersih unit peralatan selular adalah sebesar Rp 96.291.
76
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) f.
Fasilitas Import Sight L/C dan Fasilitas Kredit Investasi dari Niaga Pada tanggal 16 Oktober 2001, Lintasarta memperoleh fasilitas dari Niaga sebagai berikut: •
Fasilitas Import Sight L/C untuk pembelian peralatan telekomunikasi, komputer dan peralatan penunjang lainnya sejumlah Rp 130.000 di mana 10% dari fasilitas tersebut dibiayai melalui pendanaan sendiri dan 90% dari fasilitas tersebut atau sejumlah Rp 117.000 dibiayai melalui fasilitas kredit investasi. Fasilitas ini juga meliputi Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri dengan jumlah maksimum Rp 26.000. Fasilitas ini berlaku sampai dengan bulan Oktober 2002.
•
Fasilitas kredit investasi untuk membiayai fasilitas di atas sejumlah Rp 117.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar suku bunga 3 bulanan yang dijamin oleh Bank Indonesia ditambah 3,25% (selanjutnya berubah menjadi 2,75% pada tanggal 8 April 2002). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Oktober 2005. Pembayaran pinjaman dimulai tanggal 16 Januari 2003, dengan cicilan sebesar Rp 9.750 yang terhutang setiap tiga bulan. Pada bulan Januari 2003, Lintasarta telah membayar cicilan pertama sebesar Rp 9.750. Pinjaman ini dijamin dengan seluruh peralatan (yang dibeli dari penerimaan fasilitas pinjaman ini) dengan nilai buku bersih sebesar Rp 49.496 (lihat Catatan 9), piutang usaha frame relay sebesar Rp 27.032 (lihat Catatan 6) dan deposito berjangka yang ditempatkan di Niaga sebesar Rp 10.000 (disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain”). Lintasarta wajib meminta persetujuan tertulis dari Niaga apabila: - Pemilikan saham Perusahaan dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia di Lintasarta kurang dari 51% selama periode fasilitas; - Lintasarta memperoleh pinjaman baru; - Lintasarta melakukan investasi di luar kegiatan usahanya saat ini; Lintasarta juga diharuskan mempertahankan rasio keuangan tertentu dan pembagian dividen yang tidak lebih dari 50% dari laba bersih tahun berjalan.
Selain itu, pada tanggal 31 Mei 2000, Lintasarta memperoleh fasilitas Import Sight/Usance/UPAS L/C dan Bank Garansi dari Niaga. Fasilitas ini dijamin dengan deposito berjangka. Fasilitas ini terdiri dari: •
Fasilitas Import Sight/Usance/UPAS L/C sebesar AS$ 5.000 yang ditujukan untuk mengimpor peralatan elektronik dan telekomunikasi dan stand-by L/C sebesar AS$ 100 untuk pembayaran kepada pemasok Lintasarta. Pada tanggal 3 Mei 2002, stand-by L/C diperpanjang sampai 6 Mei 2003 tetapi jumlah fasilitas ini telah dikurangi menjadi AS$ 1.000.
•
Fasilitas bank garansi sejumlah AS$ 3.000. Pada tanggal 3 Mei 2002, fasilitas ini diperpanjang sampai tanggal 6 Mei 2003 tetapi jumlah fasilitas ini telah dikurangi menjadi AS$ 500.
77
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) g. Pinjaman Sindikasi yang Diatur oleh Indover Bank (Belanda) dan Niaga Pada tahun 1997, Lintasarta memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi sebesar AS$ 35.000 dari beberapa bank lokal dan asing yang diatur oleh Indover Bank (Belanda) dan Niaga. Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan sebesar LIBOR ditambah 1,35%. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari Tranche A (AS$ 27.000) untuk pembelian peralatan dan Tranche B (AS$ 8.000) untuk membiayai pembangunan gedung kantor Lintasarta. Pinjaman tersebut jatuh tempo pada tanggal 11 April 2002. Pada tanggal 6 April 1998, Lintasarta membatalkan fasilitas Tranche B karena masih belum digunakan. Pada bulan April 2002, Lintasarta membayar kembali sisa pinjaman dari Tranche A. Pinjaman sindikasi tersebut dijamin dengan peralatan tertentu dan piutang yang dimiliki oleh Lintasarta (lihat Catatan 6 dan 9). Sebagaimana disebutkan dalam perjanjian pinjaman, kepemilikan gabungan Perusahaan, Telkom dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia di Lintasarta harus tidak kurang dari 51% selama jangka waktu fasilitas. Lebih lanjut, Lintasarta diharuskan untuk menutup risiko valuta asing dan suku bunga dengan melakukan lindung nilai (hedging) (lihat Catatan 27) dan mempertahankan rasio keuangan tertentu, pembagian dividen dan bonus. Sesuai dengan Schedule 3 – Prepayment Schedule (Appendix A subpart 2.30) dan Appendix A subpart 2.02 (b)(i), “ Mandatory Prepayment - Equity Issue” dari MRA (lihat Catatan 29a) tanggal 30 Mei 2000, 75% dari tambahan modal yang dilakukan oleh Indosat pada tanggal 25 Juli 2002 (lihat Catatan 1d) disetujui untuk digunakan membayar pokok dan bunga pinjaman jangka panjang Satelindo. Oleh karena itu, pada tanggal 28 Juli 2002, Satelindo melakukan pelunasan hutang sebesar AS$ 56.250 kepada kreditur berikut berdasarkan faktor alokasi yang telah ditetapkan dalam MRA: Kreditur
Jumlah
Pemegang Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin (lihat Catatan 15) AS$ Commerzbank AG - Tranche 1 Eks - BPPN PT Bank Paribas - BBD
33.840 17.010 3.246 2.154
Jumlah
56.250
AS$
Jumlah pokok yang termasuk dalam jumlah pelunasan hutang tersebut di atas akan dikompensasikan dengan jadual pelunasan hutang yang terakhir (lihat Catatan 29a). Selanjutnya, berdasarkan MRA, tambahan modal di atas memenuhi kriteria sebagai Qualified Offering. Oleh sebab itu, setelah memenuhi kriteria tersebut, beberapa pembatasan kredit secara otomatis dihapuskan oleh kreditur seperti pembatasan untuk melakukan pengeluaran modal tahunan, pembatasan pembayaran dividen dan investasi yang diperkenankan, dan kewajiban untuk melakukan pembayaran wajib dari kelebihan kas yang dihitung setiap akhir tahun.
78
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
14. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) Jadual pembayaran pokok pinjaman hutang jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: 2003
2004
2005
2006
2007
Jumlah
Dalam rupiah Fasilitas pinjaman sindikasi Niaga Pemerintah Mandiri Lain-lain
39.000 5.010 1.127
39.000 2.736 -
345.000 35.199 396 -
345.000
460.000
-
-
1.150.000 113.199 7.746 396 1.127
Jumlah
45.137
41.736
380.595
345.000
460.000
1.272.468
Dalam dolar AS Kredit GECA Alcatel CIT and Enkomindo Eks - BPPN Bank Paribas - BBD BNI BCA Lain-lain
1.893
37.896
37.896
21.147
-
98.832
23.200 25.873 16.196 43
23.200 -
13.333 -
13.333 -
75.000 13.334 -
46.400 25.873 16.196 75.000 40.000 43
Jumlah
67.205
61.096
51.229
34.480
88.334
302.344
15. HUTANG OBLIGASI Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akun ini terdiri dari: 2002 Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin (AS$ 181.280 pada tahun 2002 dan AS$ 214.890 pada tahun 2001) Dampak restrukturisasi hutang yang ditangguhkan (AS$ 8.983 pada tahun 2002 dan AS$ 8.567 pada tahun 2001) Sub-jumlah Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang Obligasi Indosat Pertama Tahun 2001 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang Obligasi Syari’ah Mudharabah Indosat Tahun 2002 Obligasi konversi yang Diterbitkan oleh Lintasarta* Jumlah
2001
1.620.645
2.234.856
80.306
89.103
1.700.951
2.323.959
1.075.000
-
1.000.000 175.000 6.106
1.000.000 -
3.957.057
3.323.959
* setelah dieliminasi dengan obligasi konversi yang diterbitkan kepada Perusahaan sejumlah Rp 13.893
79
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin, mewakili obligasi sebesar AS$ 214.890 yang semula diterbitkan pada tanggal 30 Mei 2000 kepada pihak ketiga oleh Satelindo melalui SIB, dengan The Bank of New York sebagai wali amanat. Sesuai dengan MRA (lihat Catatan 29a) dan perjanjian lain yang disebutkan dalam MRA, obligasi tersebut menggantikan promes yang diterbitkan oleh Satelindo melalui SIB pada tahun 1998, yang telah lewat jatuh temponya pada tahun 1999 dan tidak terlunasi. Sesuai dengan Ketentuan Obligasi (Bonds Indenture), obligasi diterbitkan dalam tiga seri, yaitu Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin Jatuh Tempo 2004 (“Obligasi 2004”), Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin Jatuh Tempo 2005 (“Obligasi 2005”) dan Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin Jatuh Tempo 2006 (“Obligasi 2006”). Ketentuan obligasi mencakup pembatasan antara lain, penerbitan hutang tambahan oleh Satelindo, penjualan dan pembelian aktiva, jaminan dan hutang pari passu, pemenuhan rasio keuangan tertentu, persyaratan asuransi dan pengeluaran modal. Obligasi dijamin dengan pendapatan sewa satelit dan penerimaan asuransi in-orbit satelit Satelindo. Bunga obligasi terhutang setiap setengah tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000, pada tingkat bunga LIBOR ditambah margin yang berlaku pada setiap periode (lihat Catatan 29a). Satelindo telah menjamin pembayaran tanpa syarat kepada SIB atas kewajiban obligasi tersebut. Jaminan tersebut merupakan jaminan pari passu dengan hutang Satelindo sekarang dan di masa mendatang. Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang Pada tanggal 6 November 2002, Perusahaan menerbitkan Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (“Obligasi Indosat Kedua”), dengan BRI sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 1.075.000 dengan nilai nominal Rp 50 per lembar obligasi. Obligasi tersebut diberi peringkat idAA+ (stabil) berdasarkan peringkat yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”). Obligasi tersebut terdiri dari tiga seri: •
Obligasi Seri A berjumlah Rp 775.000 memiliki tingkat bunga tetap sebesar 15,75% per tahun selama 5 tahun mulai tanggal 6 Februari 2003.
•
Obligasi Seri B berjumlah Rp 200.000 memiliki tingkat bunga tetap sebesar 16% per tahun selama 30 tahun mulai tanggal 6 Februari 2003. Obligasi tersebut akan jatuh tempo jika Perusahaan atau pemegang obligasi melaksanakan hal-hal sebagai berikut: - Opsi Beli
- Opsi Jual
: Perusahaan mempunyai hak untuk membayar lebih awal keseluruhan Obligasi Seri B pada ulang tahun emisi ke-5, ke-10, ke-15, ke-20, dan ke-25 pada tingkat harga 101% dari nominal obligasi. : Pemegang obligasi mempunyai hak untuk memperoleh pelunasan awal dari Perusahaan seharga 100% dari nominal obligasi pada 1) setiap saat apabila peringkat obligasi turun menjadi idAA- atau lebih rendah (“Opsi Jual Khusus”) atau 2) ulang tahun emisi ke-15, ke-20 dan ke-25 (“Opsi Jual Reguler”).
80
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi Indosat Kedua Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (lanjutan) •
Obligasi Seri C berjumlah Rp 100.000 memiliki tingkat bunga tetap untuk tahun pertama dimulai tanggal 6 Februari 2003 sebesar 15,625% per tahun dan tingkat bunga mengambang untuk tahuntahun berikutnya sampai dengan tanggal 6 November 2007. Tingkat bunga mengambang dihitung berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu 3 bulan terakhir ditambah premi sebesar 1,625%. Tingkat bunga mengambang mempunyai batas atas sebesar 18,5% dan batas bawah sebesar 15% per tahun.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) sebagai agen pembayaran, berkewajiban membayar bunga obligasi setiap 3 bulan sebagai berikut: Seri A dan C Seri B Opsi Beli Opsi Jual
: : : :
6 Februari 2003 - 6 November 2007 6 Februari 2003 - 6 November 2032 6 Februari 2003 - 6 November 2007, 2012, 2017, 2022 dan 2027 6 Februari 2003 - 6 November 2017, 2022 dan 2027
Hutang Obligasi ini tidak dijamin dengan aktiva tertentu Perusahaan maupun pihak lain. Seluruh aktiva Perusahaan kecuali aktiva yang dijaminkan secara khusus kepada para kreditur Perusahaan, menjadi jaminan pari passu untuk seluruh kewajiban Perusahaan Hasil obligasi ini akan digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman modal kerja dari Mandiri dan fasilitas pinjaman berjangka dari BCA (lihat Catatan 14). Berdasarkan Ketentuan Obligasi, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Obligasi Indosat Pertama Tahun 2001 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang Pada tanggal 12 April 2001, Perusahaan menerbitkan Obligasi Indosat Pertama Tahun 2001 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (“Obligasi Indosat Pertama”), dengan BRI sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 1.000.000 dengan nilai nominal Rp 50 per lembar obligasi dan jatuh tempo pada tanggal 12 April 2006. Obligasi tersebut diberi peringkat idAA+ (stabil) berdasarkan peringkat yang dilakukan oleh Pefindo. Obligasi Seri A berjumlah Rp 827.200 memiliki tingkat bunga tetap sebesar 18,5% per tahun selama 5 tahun mulai tanggal 12 April 2001. Obligasi Seri B berjumlah Rp 172.800 memiliki tingkat bunga tetap sebesar 18,5% per tahun untuk tahun pertama mulai tanggal 12 April 2001 dan tingkat bunga mengambang untuk tahun berikutnya. Tingkat bunga mengambang dihitung berdasarkan rata-rata deposito rupiah 3 bulanan Mandiri, BCA, BNI dan Danamon, yang dihitung secara rata-rata selama 5 hari kerja ditambah premi tetap sebesar 2,25%. Tingkat bunga mengambang maksimum sebesar 21% dan minimum sebesar 16% per tahun. KSEI sebagai agen pembayaran, akan membayar bunga obligasi setiap triwulan mulai tanggal 12 Juli 2001 sampai dengan tanggal 12 April 2006. Hutang obligasi ini tidak dijamin dengan aktiva tertentu Perusahaan maupun pihak lain. Seluruh aktiva Perusahaan, kecuali aktiva yang dijaminkan secara khusus kepada para kreditur Perusahaan, menjadi jaminan pari passu untuk seluruh kewajiban Perusahaan.
81
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi Indosat Pertama Tahun 2001 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Mengambang (lanjutan) Hasil obligasi telah digunakan untuk mengembangkan bisnis selular melalui anak perusahaan baru (IM3), jaringan domestik Perusahaan, dan infrastruktur internet dan multimedia; memperbaiki pelayanan dan kualitas sambungan langsung internasional dan jasa lain yang berhubungan; dan untuk meningkatkan kapasitas kabel laut. Berdasarkan Ketentuan Obligasi, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan, seperti memelihara rasio keuangan tertentu. Obligasi Syari’ah Mudharabah Indosat Tahun 2002 (“Obligasi Syari’ah”) Pada tanggal 6 November 2002, Perusahaan menerbitkan Obligasi Syari’ah dengan BRI sebagai wali amanat. Nilai nominal obligasi keseluruhan adalah Rp 175.000 dengan nilai nominal Rp 50 per lembar obligasi dan jatuh tempo pada tanggal 6 November 2007. Obligasi tersebut mendapat peringkat idAA+ (stabil) berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo. Pendapatan Bagi Hasil (“PBH”) untuk setiap pemegang obligasi dihitung berdasarkan nisbah dikalikan Pendapatan Yang Dibagihasilkan. Pendapatan Yang Dibagihasilkan merujuk pada pendapatan Satelindo dan IMM masing-masing dari jasa satelit dan internet. Besarnya nisbah (dalam persentase) atas pendapatan satelit dan internet adalah sebagai berikut: Persentase (%) Tahun
Satelit
Internet
1 2 3 4 5
6,91 6,91 6,91 6,91 6,91
10,75 9,02 7,69 6,56 5,50
KSEI selaku agen pembayaran, akan membayar pendapatan yang dibagihasilkan setiap 3 bulan mulai tanggal 6 Februari 2003 sampai dengan tanggal 6 November 2007. Hutang obligasi ini tidak dijamin dengan aktiva tertentu Perusahaan maupun pihak lain. Seluruh aktiva Perusahaan, kecuali aktiva yang dijaminkan secara khusus kepada para kreditur Perusahaan, menjadi jaminan pari passu untuk seluruh kewajiban Perusahaan. Hasil obligasi akan digunakan untuk mengganti sebagian dana internal yang telah digunakan untuk pengembangan bidang usaha selular Indosat melalui akuisisi Satelindo. Berdasarkan Ketentuan Obligasi, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan seperti memelihara rasio keuangan tertentu.
82
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
15. HUTANG OBLIGASI (lanjutan) Obligasi Konversi yang Diterbitkan oleh Lintasarta Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 21 Maret 2002, pemegang saham Lintasarta menyetujui, antara lain, deklarasi dividen kas dari hasil usaha tahun 2001 sebesar Rp 25.300 atau 37,5% dari laba bersih tahun 2001. Dividen kas dibayarkan pada tanggal 3 Juni 2002 sebesar Rp 4.149 (setelah dikurangi pajak). Sisa dividen didistribusikan dalam bentuk obligasi konversi tanpa jaminan dengan tingkat bunga tetap tahunan 19% dan terhutang setiap triwulanan. Obligasi tersebut akan dikonversi menjadi saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham pada saat jatuh tempo tanggal 30 Juni 2007. Jadual pembayaran pokok hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: 2004 Dalam dolar AS Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin
2005
2006
2007
Jumlah
71.630
71.630
38.020
-
181.280
-
-
1.000.000
-
1.000.000
-
-
-
875.000 175.000 6.106
875.000 175.000 6.106
-
-
1.000.000
1.056.106
2.056.106
Dalam rupiah Obligasi Indosat Pertama Obligasi Indosat Kedua Seri A dan C* Obligasi Syari’ah Obligasi Konversi Lintasarta Jumlah
* tidak termasuk obligasi Seri B yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang pasti karena adanya opsi beli dan opsi jual.
16. MODAL SAHAM Pemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A Pemerintah Republik Indonesia Saham Seri B Indonesia Communications Limited, Mauritius Pemerintah Republik Indonesia Publik lainnya (persentase pemilikan di bawah 5%) Jumlah
Persentase Kepemilikan (%)
Jumlah
1
-
-
434.250.000 155.324.999
217.125 77.662
41,94 15,00
445.925.000
222.963
43,06
1.035.500.000
517.750
100,00
83
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
16. MODAL SAHAM (lanjutan) 2001
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A Pemerintah Republik Indonesia Saham Seri B Pemerintah Republik Indonesia Publik lainnya (persentase pemilikan di bawah 5%) Jumlah
Persentase Kepemilikan (%)
Jumlah
1
-
-
673.074.999
336.538
65,00
362.425.000
181.212
35,00
1.035.500.000
517.750
100,00
Saham “Seri A” adalah saham khusus yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan hak suara khusus. Hak dan batasan yang berlaku pada Saham “Seri B” juga berlaku bagi saham “Seri A”, kecuali bahwa Pemerintah Indonesia tidak dapat mengalihkan saham “Seri A” dan mempunyai hak veto sehubungan dengan (i) pemilihan dan penggantian direktur eksekutif; (ii) pemilihan dan penggantian komisaris; dan (iii) perubahan anggaran dasar Perusahaan. Berdasarkan surat dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Ketua Bapepam tanggal 30 Desember 2002 dan konferensi pers yang diadakan Pemerintah pada tanggal 15 Desember 2002, Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham pada tanggal 15 Desember 2002 dengan ICL dan STT Communications Limited (“STTC”), pemegang 100% saham ICL, sehubungan dengan penjualan sebanyak 434.250.000 saham seri B milik Negara (mewakili 41,94% kepemilikan) dalam Perusahaan kepada ICL. Tanggal penutupan transaksi adalah 20 Desember 2002. Berdasarkan surat dari STT kepada Ketua Bapepam yang dibuat sehubungan dengan Peraturan Bapepam No. IX.H.1, “Pengambilalihan Perusahaan Publik” dan No. X.M.1, “Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu”, STT melaporkan transaksi di atas kepada Bapepam. STT juga melaporkan kepada Bapepam antara lain hal-hal berikut: • • •
Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Desember 2002 antara Pemerintah Republik Indonesia dan ICL yang berlaku untuk 3 tahun, ICL tidak akan menjual kembali saham Perusahaan untuk jangka waktu 3 tahun. Selain itu, STTC diharuskan untuk tetap memiliki sekurangnya 50,1% saham ICL. STT melalui ICL, bersama-sama dengan Pemerintah Republik Indonesia akan mendukung rencana merger Satelindo dan IM3 ke dalam Perusahaan. Pemerintah Republik Indonesia setuju untuk memberikan suaranya bersama-sama ICL untuk jangka waktu satu tahun dalam hal pembagian dividen, perubahan anggaran dasar Perusahaan, merger, konsolidasi dan akuisisi oleh Perusahaan (dimana konsolidasi tidak akan mempengaruhi status kelangsungan kegiatan usaha Perusahaan).
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan tanggal 27 Desember 2002 yang diaktakan dengan akta Notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi Warsito, S.H.) No. 42 pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk mengubah anggaran dasar Perusahaan, diantaranya mengenai hak saham Seri A untuk menunjuk hanya satu orang direktur dan satu orang komisaris dalam Perusahaan.
84
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
17. PENDAPATAN USAHA - SELULAR Akun ini terdiri dari: 2002
2001
Pendapatan pemakaian Fitur Pendapatan interkoneksi Pendapatan langganan bulanan Pendapatan jasa penyambungan Lain-lain
2.139.450 538.578 375.650 116.334 87.715 13.925
1.248.011 139.039 230.103 78.675 66.372 7.707
Jumlah
3.271.652
1.769.907
Pendapatan interkoneksi di atas termasuk pendapatan interkoneksi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 291.815 dan Rp 135.124, masing-masing untuk tahun 2002 dan 2001 (lihat Catatan 25).
18. PENDAPATAN USAHA - TELEPON INTERNASIONAL Akun “Pendapatan Usaha - Telepon Internasional” merupakan hak Perusahaan dan Satelindo yang berasal dari: 2002
2001
2000
Percakapan telepon dari luar negeri ke Indonesia (“incoming calls”) Percakapan telepon ke luar negeri (“outgoing calls”)
974.718
1.019.250
1.223.272
1.163.221
1.138.242
960.736
Jumlah
2.137.939
2.157.492
2.184.008
Perhitungan bersih (net settlements) yang diperoleh dari penyelenggara jasa telekomunikasi luar negeri untuk jasa telepon internasional berjumlah Rp 343.285, Rp 214.561 dan Rp 318.533, masingmasing untuk tahun 2002, 2001 dan 2000. Pendapatan usaha - telepon internasional dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa berjumlah Rp 1.101.366, Rp 1.051.708 dan Rp 881.777 masing-masing untuk tahun 2002, 2001 dan 2000. Jumlah ini merupakan 51,52%, 48,75% dan 40,37% dari jumlah pendapatan usaha - telepon internasional, masing-masing untuk tahun 2002, 2001 dan 2000 (lihat Catatan 25).
85
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
19. PENDAPATAN USAHA - MIDI Akun ini terdiri dari: 2002 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sewa satelit Frame net Sewa jaringan Jasa aplikasi World link dan direct link Digital data network Sambungan komunikasi data paket Lain-lain
2000
62.650 60.342 30.188 28.871 24.839 17.934 2.501 3.707
20.202 52.799 2.106 31.316 13.221 1.162
23.993 19.388 13.839 1.047
231.032
120.806
58.267
277.892 225.169 162.163 138.861 120.473 30.963 24.264 22.476 9.994 6.764 1.930 11.057
297.836 156.359 125.556 166.532 131.287 25.201 38.972 13.039 9.149 2.149 1.147 17.055
272.395 124.885 107.974 121.893 7.739 10.007 7.786 1.616 19.178
1.032.006
984.282
673.473
1.263.038
1.105.088
731.740
Pihak ketiga World link dan direct link Frame net Internet Sewa satelit Digital data network Sambungan komunikasi data paket Sewa jaringan Jasa aplikasi TV link Voice over Internet Protocol (“VoIP”) ISDN Lain-lain
Jumlah
2001
Pendapatan usaha dari sewa satelit digunakan sebagai jaminan atas hutang jangka panjang dan hutang obligasi yang diperoleh Satelindo (lihat Catatan 14 dan 15).
86
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
20. BEBAN USAHA - KOMPENSASI TELEKOMUNIKASI
KEPADA
PENYELENGGARA
DAN
PENYEDIA
JASA
Akun ini terdiri dari kompensasi kepada penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi sebagai berikut: 2002 2001 2000 Telkom Penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi lainnya
559.981
542.563
550.050
49.621
54.975
5.389
Jumlah
609.602
597.538
555.439
Beban kompensasi terdiri dari beban interkoneksi dan beban lain-lain Perusahaan, Satelindo dan IM3. Beban interkoneksi berkaitan dengan keterhubungan (interkoneksi) antara jaringan telekomunikasi milik Perusahaan, Satelindo dan IM3 dengan jaringan milik Telkom dan penyelenggara telekomunikasi lainnya. Beban lain-lain yang dibebankan oleh Telkom berkaitan dengan penggunaan sirkit, penyewaan prasarana dan pemanfaatan jasa Telkom untuk proses penagihan (lihat Catatan 25). Beban lain-lain yang dibebankan oleh penyelenggara telekomunikasi lainnya terutama terdiri dari tagihan atas penggunaan sirkit mereka. Perusahaan, Satelindo, dan IM3 mempunyai perjanjian interkoneksi dengan para operator dalam negeri dan luar negeri (lihat Catatan 25 dan 32). Pendapatan usaha dari jasa interkoneksi disajikan secara bersih, kecuali untuk pendapatan usaha yang berdasarkan pada tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah (lihat Catatan 2m). Rincian pendapatan interkoneksi yang disajikan secara bersih dan merupakan bagian dari Pendapatan Usaha adalah sebagai berikut: 2002 Dalam Negeri Pendapatan interkoneksi Beban interkoneksi
2001
2000
1.132.594 (580.453 )
684.246 (356.297 )
328.031 (148.866)
Bersih
552.141
327.949
179.165
Luar Negeri Pendapatan dari penyelenggara internasional Beban dari penyelenggara telekomunikasi internasional
974.648
1.019.250
1.223.272
Bersih
87
(631.363 )
(804.689 )
(904.739)
343.285
214.561
318.533
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
21. BEBAN USAHA - KARYAWAN Beban karyawan untuk tahun 2002, 2001 dan 2000 masing-masing berjumlah Rp 702.247, Rp 518.605 dan Rp 341.115, termasuk biaya yang dikapitalisasi sebagai bagian dari pengembangan, pembangunan dan pemasangan aktiva tetap, dan biaya yang diklasifikasikan sebagai bagian dari beban pemeliharaan dan perbaikan untuk tahun 2002, 2001 dan 2000, masing-masing berjumlah Rp 15.007, Rp 22.337 dan Rp 16.986. Beban karyawan juga mencakup bonus dewan direksi dan komisaris yang masih harus dibayar sejumlah Rp 2.356 dan Rp 1.673, masing-masing untuk tahun 2002 dan 2001. Tidak terdapat bonus yang masih harus dibayar pada tahun 2000. 22. BEBAN USAHA - ADMINISTRASI DAN UMUM 2002 Penyisihan piutang ragu-ragu Perlengkapan kantor dan alat tulis Honorarium tenaga ahli Sewa Perjalanan dinas Pelatihan, pendidikan dan penelitian Biaya bank Makan karyawan Hubungan masyarakat Listrik, gas dan air Komunikasi Asuransi Lain-lain Jumlah
2001
2000
75.701 63.016 61.991 53.616 50.216 33.051 19.254 18.148 11.120 7.060 6.332 6.185 48.673
19.457 38.352 65.121 42.611 39.068 20.405 1.955 10.965 8.085 1.557 5.598 1.276 12.854
28.588 4.639 8.676 992 22.471 22.561 2.072 7.519 7.957 845 4.970 3.843 3.993
454.363
267.304
119.126
23. BEBAN JASA TELEKOMUNIKASI LAINNYA 2002
2001
2000
Harga pokok penjualan kartu SIM dan voucher pulsa isi ulang Izin frekuensi Sewa Listrik, gas dan air Harga pokok penjualan perangkat lunak Biaya Hak Penyelenggaraan Asuransi Jaringan komunikasi Biaya Perintisan dan Pelayanan Umum Lain-lain
137.075 136.608 78.634 70.823 69.660 66.416 63.794 22.981 18.526 71.430
53.487 23.708 53.540 23.715 79.210 66.348 32.057 7.048 10.667 66.061
17.015 11.204 44.823 16.167 3.535 16.964
Jumlah
735.947
415.841
109.708
88
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
24. DANA PENSIUN Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang memenuhi syarat. Program Pensiun Manfaat Pasti Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk karyawannya di mana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan gaji pokok terakhir dan masa kerja karyawan. PT Asuransi Jiwasraya (“Jiwasraya”), perusahaan asuransi jiwa milik negara, mengelola program pensiun ini. Kontribusi pensiun ditentukan dengan perhitungan aktuaria secara periodik yang dilakukan oleh Jiwasraya. Kontribusi karyawan adalah 3% - 3,5% dari gaji pokok sedangkan sisanya ditanggung oleh Perusahaan di atas. Perusahaan memperhitungkan beban manfaat pensiun selama taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria, sesuai dengan SAK 24, “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun”. Berdasarkan amandemen dengan Jiwasraya tanggal 22 Desember 2000, yang diamandemen lebih lanjut pada tanggal 29 Maret 2001, pola manfaat dan pembayaran premi diubah. Sebelum amandemen tersebut, premi dibayar tahunan dan manfaat terdiri dari Pensiun Hari Tua, Tunjangan Hari Tua, dan asuransi kematian. Sehubungan dengan amandemen tersebut, jumlah premi yang jatuh tempo pada tanggal 1 September 2000 untuk membiayai penuh program ini dihitung dan dibayarkan dalam beberapa tahap sampai dengan bulan Januari 2002. Amandemen tersebut juga mencakup tambahan manfaat dalam bentuk Pensiun Hari Tua ke-13 yang dibayarkan setiap tahun yaitu empat belas hari menjelang hari raya Idul Fitri. Amandemen ini berlaku bagi karyawan yang tercatat sebagai peserta program pensiun pada tanggal 1 September 2000 dan termasuk kenaikan gaji dasar pensiun sebesar 9% secara majemuk setiap tahun terhitung sejak 1 September 2001. Amandemen ini juga menyatakan bahwa tidak akan dilakukan kenaikan premi, termasuk jika terjadi pemberhentian karyawan secara massal atau perubahan status perkawinan. Premi sekaligus berdasarkan amandemen perjanjian adalah sebesar Rp 355.000, dimana Perusahaan telah melakukan pembayaran tahap pertama sejumlah Rp 222.000 pada tahun 2000, dan sisanya dalam beberapa kali pembayaran pada tahun 2001. Pada tahun 2002, Perusahaan melakukan pembayaran tambahan kepada Jiwasraya sebesar Rp 20.433 untuk manfaat pensiun tambahan yang akan diterima oleh direksi pada saat pensiun. Jumlah kontribusi Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta kepada Jiwasraya berjumlah Rp 28.562, Rp 137.642 dan Rp 237.962, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000. Komposisi beban pensiun berkala bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut:
89
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
24. DANA PENSIUN (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) 2002 Beban jasa Beban bunga Amortisasi dan penangguhan bersih Hasil aktiva dana pensiun Beban pensiun berkala bersih
2001
2000
21.766 36.770 9.928 (43.678 )
18.707 31.349 11.110 (32.990 )
12.159 19.661 5.188 (7.335)
24.786
28.176
29.673
Beban pensiun berkala bersih program pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 dihitung berdasarkan penilaian aktuaria pada tanggal-tanggal 31 Desember 2001, 2000 dan 1999. Penilaian aktuaria dilakukan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga, aktuaris independen yang berasosiasi dengan Watson Wyatt Worldwide, dengan menggunakan metode “projected-unit-credit” dan dengan menggunakan asumsi berikut: 2002 2001 2000 Tingkat diskonto Ekspektasi hasil aktiva dana pensiun Tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun
11 - 12% 10 - 12% 9 - 10%
11 - 12% 10 - 12% 9 - 10%
12% 12% 9%
Status pendanaan program pensiun pada tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000 adalah sebagai berikut: 2002 2001 Manfaat tertanam
168.847
136.823
Akumulasi kewajiban pensiun
205.110
170.187
Kewajiban pensiun yang diproyeksikan Nilai wajar aktiva dana pensiun
372.054 488.910
310.627 434.060
116.856 154.373
123.433 144.246
19.089 8.450
21.230 8.992
298.768
297.901
Kelebihan aktiva dana pensiun atas kewajiban pensiun yang diproyeksikan Rugi bersih yang belum diakui Kewajiban bersih yang belum diakui pada tanggal penerapan awal SAK 24 Beban jasa lalu yang belum diakui Pensiun dibayar di muka - bersih Taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan aktif (dalam tahun)
12,70 – 19,74
90
13,30 – 20,24
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
24. DANA PENSIUN (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) Pensiun dibayar di muka - bersih terdiri dari: 2002
2001
Pensiun dibayar di muka Perusahaan Bagian jangka pendek (disajikan sebagai bagian dari “Pajak dan Biaya Dibayar di Muka”) Bagian jangka panjang Beban pensiun masih harus dibayar Lintasarta Satelindo
18.602 286.240
Bersih
298.768
(2.546 ) (3.528 )
15.985 284.410 (645) (1.849) 297.901
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, efek hutang, investasi jangka panjang dalam bentuk saham dan properti. Program Pensiun Iuran Pasti Efektif bulan Mei 2001, Perusahaan membantu karyawannya untuk memiliki program pensiun iuran pasti, sebagai tambahan atas program pensiun manfaat pasti seperti disebut di atas. Pada program pensiun iuran pasti tersebut, kontribusi karyawan adalah sebesar 10% - 20% dari gaji pokoknya, sedangkan Perusahaan tidak memberikan kontribusi. Jumlah kontribusi karyawan pada tahun 2002 dan 2001 masing-masing sebesar Rp 9.809 dan Rp 5.980. Aktiva dana pensiun dikelola oleh beberapa lembaga keuangan yang ditunjuk oleh Perusahaan. Perusahaan juga menyediakan cadangan sejumlah Rp 23.342 dan Rp 2.831 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001 untuk penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, penghargaan dan ganti kerugian. Jumlah ini diestimasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 pada tanggal 20 Juni 2000 mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Ganti Kerugian oleh Perusahaan. Cadangan pada tahun 2002 dan 2001 ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria. Cadangan manfaat tersebut termasuk sebagai bagian dari Beban Karyawan dalam laporan laba rugi konsolidasi. Perusahaan, Satelindo dan Lintasarta memiliki pengaturan yang berbeda untuk para karyawannya sehubungan dengan penerapan KEP-150 dan program pensiun, tetapi karyawan akan menerima minimum sejumlah yang ditetapkan dalam KEP-150.
91
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian akun dan transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (afiliasi, kecuali disebutkan lain) adalah sebagai berikut: Persentase terhadap Jumlah Aktiva/Kewajiban (%)
Jumlah 2002 Kas dan setara kas Bank-bank milik negara (lihat Catatan 4)
Piutang usaha Telkom - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 111.306 pada tahun 2002 dan Rp 81.885 pada tahun 2001 Telkomsel - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 7.874 pada tahun 2002 dan Rp 2.446 pada tahun 2001 SingTel - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.705 pada tahun 2002 Departemen Perhubungan - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 20.392 pada tahun 2002 dan Rp 2.311 pada tahun 2001 StarHub Pte Ltd. - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 597 pada tahun 2002 Bank-bank milik negara Cable & Wireless Optus - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.043 pada tahun 2002 PT Pos Indonesia - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.280 pada tahun 2002 dan Rp 1.971 pada tahun 2001 PT Citra Sari Makmur (“CSM”) - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 4.198 pada tahun 2002 dan Rp 13.708 pada tahun 2001 PT Infokom Elektrindo - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.501 pada tahun 2002 PT Mobile Selular Indonesia (“Mobisel”) - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 561 pada tahun 2001 PSN - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 74 pada tahun 2002 dan Rp 202 pada tahun 2001 PT Telekomindo Selular Raya - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.285 pada tahun 2002 dan Rp 970 pada tahun 2001 Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.159 pada tahun 2002 dan Rp 4.742 pada tahun 2001
2001
3.803.492
9,02
17,02
302.217
527.917
1,37
2,36
85.223
69.951
0,39
0,31
-
0,11
-
*
12.831
Piutang lain-lain Telkom
92
2001
1.985.450
23.945
Jumlah
2002
24.634
0,06
0,11
10.198 8.621
*
-
0,05 0,04
-
8.266
*
-
0,04
-
6.287
6.839
0,03
0,03
3.387
-
0,02
-
3.022
-
0,01
-
1.460
-
0.01
-
1.008
1.916
-
0,01
-
-
-
-
14.425
4.038
0,06
0,02
480.890
635.295
2,19
2,84
85.201
2.418.830
0,39
10,82
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase terhadap Jumlah Aktiva/Kewajiban (%)
Jumlah 2002
2001
2002
2001
Pajak dan biaya dibayar di muka Jiwasraya Departemen Perhubungan Pemda DKI Jakarta Telkom APE Lain-lain
18.602 5.910 1.725 1.432 2.735
15.985 6.534 1.403 907 1.258 4.994
0,08 0,03 0,01 0,01 0,01
0,07 0,03 0,01 0,01 0,02
Jumlah
30.404
31.081
0,14
0,14
Aktiva lancar lainnya Bank-bank milik negara Lain-lain
142.435 784
14.785 -
0,65 -
0,07 -
Jumlah
143.219
14.785
0,65
7.786 28.027 3.391 387
11.342 28.862 3.041 1.637
0,03 0,13 0,02 -
0,05 0,13 0,01 0,01
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Piutang hubungan istimewa Karyawan kunci Direksi dan dewan komisaris Lainnya Koperasi Pegawai Indosat EDI GLP - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 33.424 pada tahun 2002 dan Rp 36.539 pada tahun 2001 Kalimaya - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 10.401 pada tahun 2002 dan 2001 YIMM - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 10.413 pada tahun 2002 dan 2001 YTC - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 23.412 pada tahun 2002 dan 2001 Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 255 pada tahun 2002
0,07
-
-
-
-
838
2.617
-
0,01
40.429
47.499
0,18
0,21
286.240
284.410
1,30
1,27
Uang muka jangka panjang Kopindosat Lainnya
4.220 668
-
0,02 -
-
Jumlah
4.888
-
0,02
-
Jumlah
Pensiun dibayar di muka jangka panjang Jiwasraya
93
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase terhadap Jumlah Aktiva/Kewajiban (%)
Jumlah 2002 Aktiva tidak lancar - lain-lain Telkom Bank-bank milik negara Pemda DKI Jakarta PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara (“UGBDN”) APE Lain-lain
2001
2002
2001
28.880 19.154 1.551
31.745 20.573 -
0,13 0,09 0,01
0,14 0,09 -
56 2.728
2.513 4.088 -
0,01
0,01 0,02 -
52.369
58.919
0,24
0,26
Hutang jangka pendek Mandiri
2.684
-
0,02
-
Hutang usaha PT Indonesia Comnet Plus (“Comnet”) Telkom Telkomsel Lain-lain
2.355 1.268 1.208 851
176 2.279 393 394
0,02 0,01 0,01 0,01
0,02 0,01
Jumlah
5.682
3.242
0,05
0,03
Biaya masih harus dibayar Departemen perhubungan Telkom Jiwasraya Dewan Direksi dan Komisaris Lain-lain
136.186 21.006 6.074 2.356 1.012
131.385 11.610 2.494 1.673 957
1,19 0,19 0,05 0,02 0,01
1,13 0,10 0,02 0,01 0,01
Jumlah
166.634
148.119
1,46
7.991 5.304
6.853 -
0,07 0,05
0,06 -
2.262 5.175
3.115
0,02 0,04
0,03
20.732
9.968
0,18
0,09
Hutang jangka panjang (termasuk bagian jangka pendek) Bank-bank milik negara Pemerintah Republik Indonesia Lain-lain
1.692.797 7.746 893
12.756 893
14,85 0,07 0,01
0,11 0,01
Jumlah
1.701.436
13.649
14,93
0,12
Kewajiban tidak lancar lainnya Departemen Perhubungan Telkom
124.838 1.540
106.311 -
1,10 0,01
0,92 -
Jumlah
126.378
106.311
1,11
0,92
Jumlah
Hutang hubungan istimewa Telkom Koperasi Pegawai Indosat Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia Lain-lain Jumlah
94
1,27
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase terhadap Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan (%)
Jumlah 2002 Pendapatan usaha Telkom Telkomsel Bank-bank milik negara Departemen Perhubungan PT Elektrindo Nusantara PT Pos Indonesia Sistelindo CSM PSN LKBN Antara PT Angkasa Pura PT Napsindo Primatel Internasional Mobisel PT Garuda Indonesia Lain-lain
2001
2000
2002
2001
2000
1.169.663 263.260 91.247
1.008.081 194.891 63.225
727.664 154.139 27.486
17,28 3,89 1,35
19,62 3,79 1,23
24,32 5,15 0,92
15.984
8.546
-
0,24
0,17
-
15.662 14.429 14.061 10.565 5.058 2.757 2.360
8.543 20.671 4.012 192 2.915
13.940 29 3.051
0,23 0,21 0,21 0,16 0,08 0,04 0,03
0,17 0,40 0,08 0,05
0,47 0,10
2.116 1.964 1.434 49.327
1.008 41.467
320 44.685
0,03 0,03 0,02 0,73
0,02 0,81
0,01 1,49
1.659.887
1.353.551
971.314
24,53
26,34
32,46
Karyawan Direksi dan Dewan Komisaris Lain-lain
11.321 51.744
14.105 51.657
14.498 28.014
0,23 1,07
0,43 1,56
0,95 1,85
Jumlah
63.065
65.762
42.512
1,30
1,99
2,80
Kompensasi kepada penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi Telkom Telkomsel Lain-lain
559.981 4.718 3.146
542.563 1.345 285
550.050 -
11,54 0,10 0,06
16,39 0,04 0,01
36,26 -
Jumlah
567.845
544.193
550.050
11,70
16,44
36,26
6.315 4.608 1.498 310
1.733 -
-
0,13 0,09 0,03 0,01
0,05 -
-
12.731
1.733
-
0,26
0,05
-
Beban jasa telekomunikasi lainnya Departemen Perhubungan Comnet Pemda DKI Jakarta Patrakomindo Lain-lain
221.550 5.150 1.551 3.106
100.723 349 1.156 3.773
16.167 -
4,56 0,11 0,03 0,07
3,04 0,01 0,04 0,11
1,07 -
Jumlah
231.357
106.001
16.167
4,77
3,20
1,07
Jumlah
Administrasi dan Umum Kantor Pos dan Giro besar I UGBDN Kopindosat Lain-lain Jumlah
95
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase terhadap Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan (%)
Jumlah 2002 Penghasilan (beban) lain-lain Pendapatan bunga Bank-bank milik negara Telkom Jasa konsultan PT Danareksa Sekuritas Bersih
2001
247.359 226.869
474.228
2000
354.168 191.404
117.449 -
( 102.800 )
-
442.772
117.449
2002
2001
2000
(38,61) (35,42)
199,67 107,91
14,79 -
(74,03)
( 57,96)
-
249,62
14,79
* menjadi afiliasi Perusahaan sejak tanggal 20 Desember 2002 melalui STT/ICL (lihat Catatan 16)
Berikut ini adalah perjanjian/transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa: a. Bank-bank milik negara Perusahaan menempatkan sebagian besar kas dan setara kas pada berbagai bank milik negara. Tingkat bunga yang diperoleh dari penempatan ini sebanding dengan tingkat bunga yang diperoleh dari bank-bank pihak ketiga. Perusahaan dan Sisindosat juga memperoleh pinjaman dari Mandiri dan BNI (lihat Catatan 14). b. Telkom (1) a. Pelayanan telekomunikasi internasional Perusahaan dan Satelindo mengadakan perjanjian dengan Telkom, badan usaha yang mayoritas dimiliki negara yang memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dalam negeri, untuk menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi internasional kepada umum. Hal-hal pokok yang dicakup dalam perjanjian tersebut adalah sebagai berikut: • Telkom menyediakan jaringan dalam negeri bagi pelanggan untuk melakukan atau menerima panggilan telepon internasional. Perusahaan dan Satelindo menyediakan jaringan telekomunikasi internasional bagi pelanggan. Pelayanan jasa telekomunikasi internasional mencakup telepon internasional, teleks, telegram, data paket, TV link, frame net, dan sebagainya. • Perusahaan, Satelindo dan Telkom bertanggung jawab atas sarana telekomunikasi masing-masing.
96
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b. Telkom (lanjutan) (1) a. Pelayanan telekomunikasi internasional (lanjutan) • Penagihan kepada pelanggan, kecuali untuk penyewaan sirkit dan telepon umum yang berada di sentral gerbang internasional, dilakukan oleh Telkom. Perusahaan dan Satelindo membayar kepada Telkom 1% dari penerimaan tagihan yang dilakukan Telkom, ditambah biaya proses penagihan panggilan ke luar negeri sebesar Rp 41 per record outgoing call sampai tanggal 31 Desember 2001 dan Rp 82 per record outgoing call mulai tanggal 1 Januari 2002 (lihat Catatan 20). • Kompensasi untuk jasa yang disediakan seperti yang disebut pada butir satu di atas didasarkan pada tarif interkoneksi (lihat Catatan 31) yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan. Piutang dari Telkom melakukan pembayaran sebesar nilai nominal piutangnya kepada Perusahaan setelah Telkom menerima pembayaran dari pelanggan. Piutang ini tidak dikenakan bunga. Berdasarkan perjanjian kerjasama dengan Telkom, kompensasi kepada Telkom sehubungan dengan jasa penyewaan sirkit/saluran, seperti world link dan bit link adalah sebesar 15% dari pendapatan tertagih Perusahaan yang berasal dari pelayanan tersebut. Perusahaan dan Satelindo juga menyewa sirkit dari Telkom untuk menghubungkan Jakarta, Medan dan Surabaya. b. Pelayanan Selular Satelindo dan IM3 juga mengadakan perjanjian dengan Telkom untuk interkoneksi jaringan telekomunikasi bergerak selular (“STBS”) GSM milik Satelindo dan IM3 dengan Public Switched Telephone Network (“PSTN”) Telkom yang memungkinkan pelanggan Telkom melakukan panggilan kepada atau menerima panggilan dari pelanggan Satelindo dan IM3. Tarif interkoneksi ditentukan oleh Menteri Perhubungan (lihat Catatan 31). (2) Pada tahun 1994, Satelindo mengadakan perjanjian penyerahan penggunaan sebidang tanah hak pengelolaan (“Land Transfer Agreement”) dengan Telkom untuk penyerahan penggunaan lahan tanah seluas 134.925 meter persegi yang berlokasi di Daan Mogot, Jakarta Barat, dimana terletak stasiun pengendali bumi (earth control station) milik Satelindo. Berdasarkan perjanjian tersebut, Satelindo berhak menggunakan lahan tanah untuk jangka waktu 30 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian tersebut, dengan harga setara AS$ 40.000 dikurangi Rp 43.220 dan dapat diperpanjang berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Perjanjian ini selanjutnya digantikan oleh Perjanjian Sewa Tanah tanggal 6 Desember 2001, dengan syarat yang sama seperti Perjanjian kecuali menetapkan kurs tetap untuk saldo harga yang masih terhutang. Pada tahun 2001, Satelindo telah membayar seluruh harga tersebut.
97
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b. Telkom (lanjutan) (3) Pada tahun 1994, Lintasarta mengadakan beberapa perjanjian kerjasama dengan Telkom, dimana Lintasarta akan bertindak sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi data. Perjanjian tersebut mengharuskan Lintasarta untuk membayar biaya hak penyelenggaraan dan biaya hak penggunaan frekuensi radio kepada Departemen Perhubungan serta sewa sarana dan prasarana kepada Telkom. Khusus untuk jasa tertentu Lintasarta harus membayar persentase tertentu dari penghasilan bersih yang diperoleh kepada Telkom. Perjanjian ini berlaku efektif sejak 1994. Bagian dari pendapatan yang diserahkan Lintasarta kepada Telkom berjumlah Rp 835, Rp 2.163 dan Rp 8.990 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000. Saldo hutang kepada Telkom yang timbul sehubungan dengan perjanjian tersebut sebesar Rp 296 dan Rp 617 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Usaha”. Jumlah biaya hak penyelenggaraan jasa dan penggunaan frekuensi yang dibayar kepada Departemen Perhubungan serta sewa sarana dan prasarana yang dibayar kepada Telkom berjumlah Rp 2.718 dan Rp 73.685 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002, Rp 2.265 dan Rp 49.184 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001, serta Rp 1.699 dan Rp 21.244 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000. Biaya kepada Departemen Perhubungan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Jasa Telekomunikasi Lainnya”, sementara biaya kepada Telkom disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Usaha - Kompensasi kepada Penyelenggara dan Penyedia Jasa Telekomunikasi”. Saldo hutang kepada Departemen Perhubungan untuk biaya hak penyelenggaraan dan penggunaan frekuensi radio berjumlah Rp 2.849 dan Rp 3.817 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Saldo hutang untuk sewa sarana dan prasarana berjumlah Rp 13.641 dan Rp 11.610 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Hutang tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar”. Perjanjian dengan Telkom, dimana Lintasarta membagi sejumlah persentase tertentu dari pendapatan bersihnya kepada Telkom telah diterminasi sejak Telkom menjual penyertaannya di Lintasarta kepada Perusahaan (lihat Catatan 3), kecuali Divisi Regional II Telkom. (4) Pada tahun 1998, Lintasarta mengadakan perjanjian kerjasama dengan Telkom sehubungan dengan penyediaan dan penggunaan sarana telekomunikasi. Lintasarta menyewa Jaringan Kanal Transmisi Digital dari Telkom sampai dengan tahun 2002. Berdasarkan perjanjian, Lintasarta harus membayar di muka biaya sewa sejumlah Rp 14.835. Biaya sewa yang dibebankan pada usaha sebesar Rp 907 pada tahun 2002 dan Rp 4.094 masing-masing untuk tahun 2001 dan 2000, dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Usaha Kompensasi kepada Penyelenggara dan Penyedia Jasa Telekomunikasi”. Bagian biaya sewa yang belum diamortisasi sejumlah Rp 907 pada tanggal 31 Desember 2001 disajikan sebagai bagian dari akun “Pajak dan Biaya Dibayar di Muka”.
98
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b. Telkom (lanjutan) (5) Pada tahun 1999, Lintasarta mengadakan perjanjian dengan Telkom, dimana Telkom menyewakan satu kapasitas transponder kepada Lintasarta dengan biaya sewa sebesar AS$ 1.800 per tahun. Berdasarkan amandemen perjanjian tersebut pada tanggal 9 Mei 2000, Telkom setuju untuk menyewakan tambahan seperempat kapasitas transponder. Lintasarta harus membayar sewa transponder untuk jangka waktu dari tanggal 1 Mei 2000 sampai tanggal 30 September 2002 sebesar AS$ 2.250 per tahun. Berdasarkan amandemen perjanjian tersebut, periode sewa diperpanjang sampai dengan tanggal 30 September 2005. Lintasarta harus membayar sewa transponder untuk jangka waktu dari 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2000 sebesar Rp 4.781 dan jangka waktu 1 Januari 2003 sampai dengan 30 September 2005 sebesar AS$ 2.250. Sewa transponder yang dibebankan pada usaha tahun 2002 dan 2001 masing-masing sebesar Rp 20.528 dan Rp 19.688 disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha - Kompensasi kepada Penyelenggara dan Penyedia Jasa Telekomunikasi”. Pada tanggal 31 Desember 2002 beban sewa yang masih harus dibayar berjumlah Rp 4.781 disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya Masih Harus Dibayar”. Berikut ini adalah ikhtisar transaksi signifikan antara Perusahaan dan Telkom: Persentase terhadap Jumlah Pendapatan atau Biaya (%)
Jumlah 2002 Pendapatan usaha bersih (setelah dikurangi alokasi kepada perusahaan telekomunikasi internasional) Beban Usaha
c.
2001
2000
2002
2001
2000
1.169.663
1.008.081
727.664
17,28
19,62
24,32
559.981
542.563
550.050
11,54
16,39
36,26
Telkomsel Perusahaan, Satelindo, dan IM3 mempunyai transaksi interkoneksi dengan Telkomsel, anak perusahaan Telkom, yang persyaratannya diatur dalam suatu perjanjian pembagian kontraktual yang mencakup hal-hal sebagai berikut: •
Interkoneksi antara sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo dengan STBS GSM Telkomsel untuk melakukan panggilan internasional dari atau ke luar negeri melalui sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo.
•
Perusahaan dan Satelindo menerima sebagian pendapatan Telkomsel dari percakapan yang dilakukan melalui sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo sebagai kompensasi atas interkoneksi tersebut.
•
Satelindo dan IM3 juga mengadakan perjanjian dengan Telkomsel untuk interkoneksi STBS GSM milik Satelindo dan IM3 dengan Telkomsel yang memungkinkan pelanggan Telkomsel melakukan panggilan kepada atau menerima panggilan dari pelanggan Satelindo dan IM3.
•
Perjanjian ini diperbaharui setiap tahunnya.
99
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c.
Telkomsel (lanjutan) Pendapatan interkoneksi yang diperoleh dari Telkomsel untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002, 2001 dan 2000, masing-masing sebesar Rp 259.326, Rp 183.369 dan Rp 148.746, setelah dikurangi beban interkoneksi masing-masing sebesar Rp 257.139, Rp 160.848, dan Rp 109.937.
d. PSN Pada tahun 1997, Satelindo mengadakan perjanjian operasi dengan PSN, perusahaan asosiasi Telkom, dalam rangka operasi satelit Palapa-C. Berdasarkan perjanjian tersebut, Satelindo menyetujui untuk mengoperasikan dan mengendalikan satelit Palapa-C melalui Stasiun Pengendali Pusat (Master Control Station) yang berlokasi di Daan Mogot, Jakarta Barat. PSN diharuskan membayar biaya operasi tahunan senilai AS$ 323 kepada Satelindo. Biaya operasi tersebut terhutang oleh PSN setiap triwulan. Perjanjian kerjasama tersebut telah diubah pada tahun 1999 sehubungan dengan de-orbit salah satu satelit tersebut. e. APE Pada tahun 2000, Lintasarta mengadakan perjanjian hak pakai sebagian kapasitas perangkat komunikasi data milik APE, perusahaan asosiasi. Perjanjian berlaku efektif sejak tanggal 5 April 2001 sampai dengan 5 tahun. Berdasarkan perjanjian, Perusahaan harus membayar di muka untuk 5 tahun sebesar AS$ 628. Amortisasi hak pakai dibayar di muka yang dibebankan pada usaha tahun 2001 adalah sebesar Rp 944 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Jasa Telekomunikasi Lainnya”. Pada tanggal 31 Desember 2001, bagian jangka pendek hak pakai yang belum diamortisasi sebesar Rp 1.258 dan disajikan dalam akun “Pajak dan Biaya Dibayar di Muka”, sedangkan bagian jangka panjangnya sebesar Rp 4.088, disajikan dalam akun “Aktiva Tidak Lancar - Lain-lain”. Efektif tanggal 2 Januari 2002, hak pakai ini dialihkan kembali ke APE berdasarkan skema kompensasi saham (lihat Catatan 1d). f. Karyawan Kunci Jumlah piutang pada karyawan kunci merupakan tunjangan transportasi dan perumahan yang diberikan di muka oleh Perusahaan kepada karyawan dan insentif transformasi (insentif yang diberikan pada karyawan untuk mendorong mereka menyesuaikan diri dengan transformasi usaha Perusahaan dari penyedia sambungan tetap internasional menjadi operator selular) yang akan diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan. Jumlah uang muka perumahan dan transportasi serta insentif transformasi yang diberikan kepada karyawan kunci pada tahun 2002 dan 2001, masing-masing berjumlah Rp 35.813 dan Rp 40.204, dan disajikan sebagai bagian dari “Piutang Hubungan Istimewa”, sedangkan pinjaman yang diberikan kepada karyawan selain karyawan kunci sejumlah Rp 24.884 dan Rp 24.245 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian dari “Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga” untuk bagian jangka pendek dan sejumlah Rp 151.917 dan Rp 146.539 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 sebagai bagian dari “Piutang Jangka Panjang” untuk bagian jangka panjang.
100
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) g. Koperasi Pegawai Indosat (“Kopindosat”) Kopindosat adalah koperasi serba usaha yang didirikan oleh karyawan Perusahaan dan bergerak di berbagai bidang yang menghasilkan pendapatan, seperti pemberian pinjaman pemilikan rumah dan kendaraan serta pinjaman konsumen lainnya terutama kepada karyawan Perusahaan serta melayani kebutuhan kendaraan, rumah dan penyewaan peralatan serta jasa-jasa lain terutama kepada Perusahaan. Kopindosat dan beberapa anak perusahaannya berada di bawah pengawasan manajemen Perusahaan. Perusahaan juga memperbantukan beberapa karyawannya untuk sementara waktu, untuk mendukung Kopindosat serta anak-anak perusahaannya dalam menjalankan usahanya dan sebagai pelatihan manajerial bagi karyawan yang diperbantukan. Selain itu, Perusahaan juga menyediakan sebagian ruang kantornya untuk usaha Kopindosat dan beberapa anak perusahaannya. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, Kopindosat telah melakukan penyertaan pada berbagai badan usaha berikut: Persentase Pemilikan (%)
PT Puri Perkasa Farmindo PT Duta Sukses Utama PT Graha Informatika Nusantara PT Mutiara Data Caraka Lintas Sisindosat PT Bangtelindo IM3 Lintasarta IMM
2002
2001
95,00 90,00 19,39 15,00 1,75 1,60 0,06 0,66 0,50
95,00 90,00 19,39 15,00 2,43 1,60 0,06 0,66 0,50
Setiap tahun, Kopindosat membagikan sebagian sisa hasil usahanya yang diperoleh dari tahun fiskal sebelumnya kepada karyawan Perusahaan. Pembagian ini dibayarkan terlebih dahulu oleh Perusahaan untuk kemudian diganti oleh Kopindosat. Saat penggantian tergantung pada negosiasi antara Perusahaan dengan Kopindosat dan berdasarkan pengalaman, dilakukan pada tahun pembagian. Piutang ini tidak dikenakan bunga. h. GLP Pada tahun 1997, GLP (perusahaan asosiasi) menerbitkan promes sebesar AS$ 10.000 kepada PT Asuransi Jasa Indonesia yang selanjutnya dialihkan kepada PT Rekasaran Utama pada saat jatuh tempo di tahun 1997. Promes ini dijamin dengan jaminan perusahaan yang dikeluarkan oleh Sisindosat.
101
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) h. GLP (lanjutan) Sebagai dampak kondisi ekonomi di Indonesia (lihat Catatan 35), GLP tidak dapat membayar promes tersebut. Sebagai penjamin, Sisindosat menjadi berkewajiban untuk membayar promes tersebut. Berdasarkan Rapat Luar Biasa Pemegang Saham GLP tahun 1998, para pemegang saham menyetujui bahwa Sisindosat diberi hak untuk mengambil alih bangunan kantor apabila GLP tidak mampu membayar promes tersebut. Berdasarkan perjanjian penyelesaian promes tahun 1999, promes tersebut dibayar dengan pinjaman yang diperoleh Sisindosat dari Perusahaan dan jaminan Sisindosat dibebaskan. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan sebesar rata-rata suku bunga deposito berjangka dolar AS tiga bulan pada tiga bank milik negara. Setelah mempertimbangkan posisi keuangan GLP, Sisindosat membentuk cadangan penyisihan piutang ragu-ragu atas pinjaman yang diberikan tersebut beserta bunganya masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. i. YTC IMM memberikan pinjaman jangka panjang kepada YTC sehubungan dengan pembangunan gedung kantor YTC serta pembelian tanah dan peralatan studio. Pinjaman tersebut dijaminkan dengan sebagian aktiva tetap dan saham YTC. Setelah mempertimbangkan posisi keuangan YTC, IMM membentuk cadangan penyisihan untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya pinjaman tersebut sejumlah Rp 23.412 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. j.
Jiwasraya Jiwasraya adalah sebuah perusahaan asuransi jiwa milik negara yang mengelola dana pensiun Perusahaan.
k.
PT Danareksa Sekuritas (“Danareksa”) Pada tahun 2000, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Credit Suisse First Boston (Singapura) Ltd dan Danareksa sebagai koordinator eksklusif penasehat strategi Perusahaan mengenai (1) penjualan potensial kepada dan/atau persekutuan dengan mitra strategis, (2) restrukturisasi kegiatan usaha selular Perusahaan, (3) restrukturisasi kegiatan usaha selain selular Perusahaan dan (4) terminasi status Perusahaan dan/atau Telkom sebagai penyelenggara eksklusif jasa telekomunikasi, termasuk penelaahan atas kompensasi yang akan dibayar kepada Perusahaan dan Telkom sehubungan dengan terminasi tersebut. Pada tahun 2001, Perusahaan membayar biaya konsultasi untuk 4 bulan sejumlah AS$ 400 dan biaya transaksi sejumlah AS$ 22.545.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk atas piutang usaha dan piutang lain-lain pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
102
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya adalah sebagai berikut:
No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/ Transaksi
1.
SingTel
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular dan telepon internasional
2.
Departemen Perhubungan
Instansi Pemerintah
Pendapatan usaha - MIDI dan biaya hak penyelenggaraan
3.
StarHub Pte Ltd.
Afiliasi
Pendapatan usaha - telepon internasional
4.
Cable & Wireless Optus
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular dan telepon internasional
5.
PT Pos Indonesia
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
6.
CSM
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
7.
PT Infokom Elektrindo
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
8.
Mobisel
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular dan telepon internasional
9.
PT Telekomindo Selular Raya
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular
10.
Pemda DKI Jakarta
Instansi Pemerintah
Kompensasi untuk pembangunan menara telekomunikasi
11.
EDI
Perusahaan asosiasi
Penjualan aktiva tetap
12.
Kalimaya
Perusahaan asosiasi
Pinjaman dengan bunga
13.
YIMM
Perusahaan asosiasi
Pinjaman dengan bunga
103
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
25. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
No.
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/ Transaksi
14.
UGBDN
Afiliasi
Beban sewa
15.
Comnet
Afiliasi
Beban jasa telekomunikasi lainnya - penyewaan jalur transmisi
16.
Perusahaan Jawatan Televisi Republik Indonesia
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI dan beban pemasaran (iklan)
Pemerintah Republik Indonesia
Pemegang saham
Hutang dividen dan pinjaman dengan bunga
18.
PT Elektrindo Nusantara
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular, telepon internasional dan MIDI
19.
Lembaga Kantor Berita Negara Antara
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
20.
PT Angkasa Pura
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
21.
PT Napsindo Primatel
Afiliasi
Pendapatan usaha - selular dan telepon internasional
22.
PT Garuda Indonesia
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
23.
Kantor Pos dan Giro Besar I
Afiliasi
Beban pos
24.
Sistelindo
Perusahaan asosiasi
Pendapatan usaha - MIDI
25.
Patrakomindo
Afiliasi
Pendapatan usaha - MIDI
17.
104
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
26. PEMBAGIAN LABA PENGGUNAANNYA
DAN
PEMBENTUKAN
SALDO
LABA
YANG
DITENTUKAN
Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 20 Juni 2002, pemegang saham Perusahaan antara lain memutuskan hal-hal berikut: a. Menetapkan penggunaan laba bersih tahun 2001 sebagai berikut: − − −
59% untuk reinvestasi dan modal kerja 1% untuk dana cadangan kerugian 40% untuk dividen atau Rp 561,2 per saham.
b. Membayar dividen pada tanggal 29 Juli 2002. Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 10 Mei 2001, pemegang saham Perusahaan antara lain memutuskan hal-hal berikut: a. Menetapkan penggunaan laba bersih tahun 2000 (sebelum disajikan kembali) sebagai berikut: − − −
64% untuk investasi 1% untuk dana cadangan kerugian 35% untuk dividen atau Rp 610 per saham.
b. Membayar dividen dalam dua tahap: 50% pada tanggal 20 Juni 2001 (Rp 305 per lembar saham) dan sisanya pada tanggal 3 Desember 2001. Dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 20 April 2000, pemegang saham Perusahaan antara lain memutuskan hal-hal berikut: a. Menetapkan penggunaan laba bersih tahun 1999 (sebelum disajikan kembali) sebagai berikut: − − −
49% untuk investasi 1% untuk dana cadangan kerugian 50% untuk dividen atau Rp 666 per saham atau jumlah lain yang akan diputuskan setelah mempertimbangkan penerbitan saham baru Perusahaan.
b. Membayar dividen dalam dua tahap: 50% pada tanggal 9 Juni 2000 (Rp 333 per saham) dan sisanya pada tanggal 1 November 2000, kecuali bagian dividen Pemerintah Republik Indonesia yang terhutang pada tanggal 18 Juli 2000.
27. INSTRUMEN DERIVATIF Lintasarta mengidentifikasi risiko valuta asing yang timbul dari kegiatan usaha tertentu serta risiko nilai tukar. Dalam mengelola risiko valuta asingnya, Lintasarta menggunakan kombinasi antara lindung nilai alami dan lindung nilai derivatif.
105
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
27. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan) Untuk mengelola risiko valuta asing yang melekat dalam kegiatan usaha dan nilai tukarnya, kebijakan Lintasarta saat ini adalah menagih sebagian pelanggannya dan membayar kepada sebagian pemasoknya dalam dolar AS. Khusus untuk risiko tingkat bunga dan mata uang atas kewajiban dalam mata uang asing, Lintasarta mengadakan perjanjian swap valuta asing dan swap suku bunga yang dilakukan pada saat pinjaman dalam mata uang asing diperoleh, seperti yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman dengan krediturnya (lihat Catatan 14). Lintasarta tidak melakukan transaksi derivatif untuk tujuan spekulasi. Semua instrumen derivatif Lintasarta tidak dimaksudkan sebagai aktivitas lindung nilai untuk tujuan akuntansi. Di bawah ini adalah instrumen derivatif Lintasarta yang belum jatuh tempo dengan American Express Bank Ltd., Jakarta (“Amex”) pada tanggal 31 Desember 2001: Jenis Instrumen Derivatif a. Swap valuta asing b. Swap valuta asing
c.
Jumlah
Nilai Wajar Bersih
AS$
2.400 3.000
Rp
17.786 24.132
Jumlah swap valuta asing (aktiva)
AS$
5.400
Rp
41.918
Swap suku bunga (kewajiban)
AS$
7.000
Rp
1.077
Pada tanggal 1 Januari 2001, penyesuaian transisi dari penerapan SAK 55 adalah sebesar Rp 1.810 (setelah dikurangi Pajak Penghasilan terkait sebesar Rp 776) yang disajikan sebagai “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001. Perubahan nilai wajar sebesar Rp 4.930 pada tahun 2001 disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan (Beban) Lain-lain Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2001. Berikut ini adalah rincian dari kontrak derivatif: a. Pada tahun 1997, Lintasarta mengadakan perjanjian swap valuta asing dengan Amex untuk melindungi nilai pinjamannya dalam mata uang asing. Berdasarkan perjanjian, Lintasarta akan melakukan swap sejumlah Rp 37.200 untuk AS$ 12.000 untuk jangka waktu lima tahun. Swap mata uang ini akan dilakukan dalam lima cicilan yang sama pada tanggal 9 November setiap tahunnya, yang dimulai pada tahun 1998 dengan pertukaran final pada tanggal 9 Mei 2002. Perjanjian tersebut mengharuskan Lintasarta untuk membayar premi setiap semester dengan suku bunga 15,9% per tahun, jika LIBOR enam bulan lebih rendah dari 6,25% pada tanggal yang ditentukan, atau LIBOR enam bulan plus 10%, jika LIBOR enam bulan sama atau lebih besar dari 6,25% pada tanggal yang ditentukan. Premi yang dibebankan pada usaha untuk tahun 2002 dan 2001 masing-masing sebesar Rp 1.264 dan Rp 7.303, disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain”. Pada tanggal 31 Desember 2001, piutang swap sebesar Rp 17.786 disajikan sebagai “Instrumen Derivatif”.
106
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
27. INSTRUMEN DERIVATIF (lanjutan) b.
Pada tahun 1997, Lintasarta mengadakan perjanjian swap valuta asing dengan Niaga untuk melindungi pinjamannya dalam valuta asing. Berdasarkan perjanjian tersebut, Lintasarta akan melakukan swap sejumlah Rp 36.405 untuk AS$ 15.000 untuk jangka waktu lima tahun. Swap mata uang ini akan dilakukan dalam lima cicilan yang sama pada tanggal 9 November setiap tahunnya, yang dimulai pada tahun 1998, dengan pertukaran final pada tanggal 9 Mei 2002. Perjanjian tersebut mengharuskan Lintasarta untuk membayar premi setiap semester sejumlah ekuivalen dengan LIBOR AS$ 6 bulan dikurangi 2,2%. Pada tahun 1999, Lintasarta mengakhiri perjanjian swap valuta asing tersebut dan menerima kas sebesar AS$ 7.425 dan dibayarkan kepada Amex sebagai biaya dibayar di muka untuk menggantikan perjanjian swap valuta asing dengan Niaga. Berdasarkan perjanjian baru dengan Amex, Lintasarta akan melakukan swap sejumlah Rp 29.124 untuk AS$ 12.000 untuk jangka waktu tiga tahun. Swap mata uang ini akan dilakukan dalam empat cicilan yang sama pada tanggal 9 November setiap tahunnya, yang dimulai pada tahun 1999 dengan pertukaran final pada tanggal 9 Mei 2002. Perjanjian tersebut mengharuskan Lintasarta untuk membayar premi setiap semester dengan suku bunga LIBOR AS$ 6 bulan ditambah 1,36%. Premi yang dibebankan pada usaha untuk tahun 2002 dan 2001 masing-masing berjumlah Rp 328 dan Rp 3.691, disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain”. Pada tanggal 31 Desember 2001, bagian jangka pendek piutang swap sebesar Rp 24.132, disajikan sebagai bagian dari “Instrumen Derivatif”.
c.
Berdasarkan perjanjian swap suku bunga (knock-out interest rate swap agreement) dengan Amex, Lintasarta dan Amex sepakat untuk melakukan pertukaran untuk periode enam bulanan, selisih antara suku bunga tetap Lintasarta sebesar 7,45% per tahun dan suku bunga mengambang LIBOR dolar AS 6 bulan ditambah 1,35%. Tidak ada pembayaran antara kedua pihak jika LIBOR 6 bulan untuk suku bunga mengambang dari swap tersebut sama dengan atau lebih besar dari 6,8%. Nilai pokok kontrak tersebut adalah sebesar AS$ 27.000 sampai dengan tanggal 9 November 1998, yang kemudian akan berkurang secara bertahap menjadi sebagai berikut: AS$ AS$ AS$ AS$
22.000 17.000 12.000 7.000
-
10 November 1998 sampai dengan 9 November 1999 10 November 1999 sampai dengan 9 November 2000 10 November 2000 sampai dengan 9 November 2001 10 November 2001 sampai dengan 9 Mei 2002
Pada tanggal 31 Desember 2001, nilai wajar atas hutang swap adalah sebesar Rp 1.077 dan disajikan sebagai bagian dari “Instrumen Derivatif” dalam kewajiban lancar pada neraca. Kerugian yang timbul dari transaksi ini sebesar Rp 2.601 pada tahun 2001 disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain”. Beban swap yang masih harus dibayar sebesar Rp 401 pada tanggal 31 Desember 2001 disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Masih Harus Dibayar”. Pada tanggal 5 April 2002, Lintasarta menyelesaikan semua instrumen derivatif di atas.
107
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
28. IKATAN DAN KONTINJENSI a.
Pada tanggal 31 Desember 2002, ikatan pengeluaran investasi yang merupakan perjanjian kontraktual yang belum terealisasi sehubungan dengan pengadaan, instalasi dan pemeliharaan aktiva tetap serta pengadaan kartu SIM dan voucher pulsa isi ulang, adalah sebesar AS$ 133.809 dan Rp 92.982 (lihat Catatan 36a). Ikatan signifikan untuk pengeluaran Investasi adalah sebagai berikut: •
•
PT Ericsson Indonesia (“Ericsson”) -
Pada tanggal 14 Juni 2002, IM3 mengadakan perjanjian dengan Ericsson untuk pengadaan instalasi dan infrastruktur GSM 1800 – 1st improvement, 2nd improvement dan 3rd improvement dengan nilai kontrak Rp 98.288 dan AS$ 95.649. Pada 31 Desember 2002, IM3 telah membayar Rp 23.910 dan AS$ 38.978 kepada Ericsson. Pembayaran berikutnya akan dilakukan oleh IM3 berdasarkan penyelesaian setiap sistem, yang diperkirakan akan selesai pada bulan Juni 2003.
-
Pada tanggal 14 September 2001, IM3 mengadakan perjanjian dengan Ericsson untuk pengadaan dan instalasi perangkat Base Transceiver Station (“BTS”) dengan nilai kontrak sebesar AS$ 2.181 dan Rp 5.399. Pada tanggal 13 Mei 2002, IM3 dan Ericsson mengamandemen nilai kontrak tersebut menjadi AS$ 2.381 dan Rp 5.301. Pada tanggal 31 Desember 2002, persentase penyelesaian instalasi adalah 95%.
-
Pada tanggal 3 Oktober 2000, Perusahaan mengadakan perjanjian (yang kemudian dialihkan kepada IM3) dengan Ericsson untuk pengadaan dan instalasi infrastruktur GSM 1800 dengan nilai kontrak sebesar Rp 436.784 dan AS$ 77.877. Pada tanggal 13 Mei 2002, IM3 dan Ericsson mengamandemen nilai kontrak tersebut menjadi Rp 461.629 dan AS$ 80.737. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, IM3 telah membayar Rp 414.028 dan AS$ 71.743 kepada Ericsson. Pembayaran berikutnya akan dilakukan berdasarkan penyelesaian setiap sistem, yang diperkirakan akan selesai pada bulan Juni 2003.
Pada tanggal 16 Mei 2002, Satelindo bersama-sama dengan Alcatel CIT dan PT Alcatel Indonesia (“Alcatel”) menandatangani “Frame Agreement on GSM Equipment“ dimana Satelindo bermaksud untuk membeli dari Alcatel aplikasi perangkat lunak tertentu dan kemampuan operasi baru di pita frekuensi 1800 MHz dan untuk mengembangkan pelayanan pelanggan yang mencakup teknologi GPRS. Satelindo berkomitmen untuk menerbitkan “Purchase Order” (“PO”) untuk pengadaan peralatan dan/atau jasa dengan nilai minimum sebesar AS$ 49.000 melalui program Roll-out 2002, di mana jika nilai minimum tersebut tidak tercapai, Satelindo tidak berhak untuk mendapatkan diskon seperti yang dinyatakan dalam perjanjian di atas. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, PO yang dikeluarkan Satelindo berjumlah AS$ 33.286 dan Rp 11.140.
108
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
28. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) •
Pada tanggal 29 Maret 1996, Satelindo dan Siemens AG menandatangani Perjanjian GSM Public Land Mobile Network (“PLMN“), yang selanjutnya diamandemen tanggal 28 Maret 2002. Satelindo memutuskan untuk membeli GSM PLMN untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dan telah menunjuk Siemens AG untuk merancang, membuat, menyerahkan, memasang dan menguji sistem di wilayah tertentu di Indonesia. Apabila seluruh jumlah PO yang dikeluarkan dalam program Roll-out 2002 Satelindo sama dengan atau melebihi AS$ 30 juta (tidak termasuk pelatihan, pemeliharaan, “Original External Manufacturer” atau OEM, “Intelligent Network” atau IN, dan “Microwave”) dan tidak terjadi kegagalan dalam pembayaran, Satelindo berhak untuk memesan, tanpa biaya, peralatan “Base Transceiver Station” (“BTS”) dan/atau “Base Station Controller” (“BSC”) dengan jumlah maksimum sebesar 3% dari jumlah nilai beli BTS dan BSC dalam dolar AS. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, PO yang dikeluarkan oleh Satelindo berjumlah AS$ 33.944.
b.
Pada tanggal 31 Desember 2002, ikatan yang berasal dari perjanjian sewa antara Perusahaan dan IM3 berjumlah AS$ 2.040 dan Rp 12.775, yang jatuh tempo sebagai berikut (lihat Catatan 36a): AS$ Kurang dari 1 tahun Antara 1 sampai 5 tahun
Rp 1.065 975
12.775
c.
Pada tahun 1994 dan 1998, Perusahaan ditunjuk sebagai Administrator Keuangan (“FA”) dan Central Billing Party (“CBP”), oleh konsorsium yang didirikan untuk membangun dan menjual/menyewakan kabel laut Asia Pacific Cable Network (“APCN”) untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Sebagai FA, Perusahaan mengumpulkan dan mendistribusikan dana hasil penjualan IRU dan Defined Underwritten Capacity (“DUC“) dan jasa Occassional Commercial Use (“OCU“) APCN, sementara sebagai CBP, Perusahaan mengelola dana dari anggota konsorsium untuk meng-upgrade kabel APCN. Dana penjualan IRU dan DUC, jasa OCU serta dana yang diterima untuk meng-upgrade kabel APCN bukan merupakan milik Perusahaan dan oleh karena itu, tidak dicatat dalam pembukuan Perusahaan. Namun, Perusahaan mengelola dana ini dalam rekening terpisah. Pada tanggal 31 Desember 2002, jumlah dana sehubungan dengan transaksitransaksi ini (termasuk perolehan bunga) berjumlah AS$ 38.283. Selain dana dari penjualan IRU, anggota konsorsium juga akan menerima bunga atas penempatan dana tersebut.
d.
Pada tanggal 26 Januari 2000, Satelindo mengadakan perjanjian fasilitas kredit revolving (“Alcatel revolving facility”) dengan Electro Banque, Paris untuk fasilitas kredit sebesar AS$ 25.000. Fasilitas kredit ini akan digunakan untuk mendanai peralatan dan jasa yang dipasok oleh Alcatel CIT dan Enkomindo. Pada tanggal 31 Desember 2002, Satelindo belum menggunakan fasilitas kredit ini.
109
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
28. IKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan) e.
Pada tanggal 19 Agustus 2002 dan 18 September 2002, IM3 menandatangani perjanjian dengan Mandiri untuk pembukaan LC dengan jumlah masing-masing sebesar AS$ 27.983 dan AS$ 3.773, yang akan tersedia pada tanggal-tanggal yang disepakati, bergantung pada pemenuhan persyaratan yang tercantum dalam perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 15 Februari 2003. Fasilitas LC ini dikenakan suku bunga LIBOR + 2% per tahun. Fasilitas usance LC ini bertujuan untuk membiayai pengadaan peralatan GSM 1800 dan jasa dari Ericsson. Pada tanggal 31 Desember 2002, fasilitas LC tersebut yang belum digunakan berjumlah AS$ 24.653.
f.
Berdasarkan surat dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S-5341/LK/2002 dan No. S-5327/LK/2002, keduanya tanggal 4 Desember 2002, Perusahaan dikenakan denda bunga 2% sebulan (maksimum 24 bulan) atas keterlambatan pembayaran dividen kepada Pemerintah. Perusahaan membayar dividen sesuai dengan jadual pembayaran yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. Jumlah denda tersebut adalah sebesar Rp 38.096 dan Rp 20.633 untuk dividen dari laba bersih Perusahaan masing-masing tahun 2000 dan tahun 1999. Berdasarkan surat tanggal 6 Januari 2003, Perusahaan mengajukan permohonan kepada Departemen Keuangan untuk meninjau kembali kebijakan tersebut. Perusahaan tidak melakukan akrualisasi atas denda keterlambatan pembayaran dividen ini karena berdasarkan pendapat penasehat hukum Perusahaan, Menteri Keuangan tidak memiliki dasar yang cukup dalam menetapkan denda dividen tersebut.
29. RESTRUKTURISASI HUTANG a. Pada tanggal 30 Mei 2000, Satelindo menyelesaikan negosiasi restrukturisasi hutangnya dengan para pemberi pinjaman. Sehubungan dengan keberhasilan negosiasi tersebut, Satelindo membuat MRA dengan para pemberi pinjaman. Nilai tercatat hutang jangka panjang sebesar AS$ 468.705 pada tanggal 30 Mei 2000. Satelindo tidak mengakui laba dari restrukturisasi karena jumlah pembayaran pokok dan bunga sampai dengan sisa jangka waktu hutang melebihi nilai tercatat hutang jangka panjang. Persyaratan dan ketentuan hutang Satelindo yang baru menurut ketentuan MRA dapat diringkas sebagai berikut (lihat Catatan 14): 1.
Pinjaman Berjangka Eks-BPPN Ketentuan dan persyaratan baru dari fasilitas ini dapat diringkas sebagai berikut: Pemberi pinjaman Pokok pinjaman Tingkat bunga
BPPN AS$ 65.402 LIBOR ditambah 2,5%
110
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
29. RESTRUKTURISASI HUTANG (lanjutan) 2.
Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Paribas - BBD Ketentuan dan persyaratan baru dari fasilitas ini dapat diringkas sebagai berikut: Facility Agent Pokok pinjaman Tingkat bunga
3.
IntesaBci S.p.A, Cabang Singapura AS$ 45.640 LIBOR ditambah 2,5%
Kredit GECA Ketentuan dan persyaratan baru dari fasilitas ini dapat diringkas sebagai berikut: Facility Agent Pokok pinjaman Tingkat bunga
4.
Commerzbank AG, Frankfurt am Main AS$ 108.008 2000 - 2003 : LIBOR ditambah 2,5% 2004 : LIBOR ditambah 4,5% 2005 : LIBOR ditambah 5,0% 2006 : LIBOR ditambah 5,5%
Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin Ketentuan dan persyaratan baru dari fasilitas ini dapat diringkas sebagai berikut: Wali Amanat Pokok pinjaman Tingkat bunga
The Bank of New York AS$ 214.890 2000 - 2003 : LIBOR ditambah 2,5% 2004 : LIBOR ditambah 4,5% 2005 : LIBOR ditambah 5,0% 2006 : LIBOR ditambah 5,5%
MRA mencakup klausul pembayaran wajib (dalam kondisi tertentu) dan pembayaran sukarela. Pada tanggal 28 Juli 2002, Satelindo melakukan pembayaran wajib sebesar AS$ 56.250 kepada seluruh pemberi pinjaman (lihat Catatan 14). Jadual pembayaran kembali pinjaman adalah sebagai berikut:
Eks - BPPN 30 Juni 2000 31 Desember 2000 30 Juni 2001 31 Desember 2001 30 Juni 2002 31 Desember 2002
3.000 3.000 3.000 3.000 12.200 12.200
PT Bank Paribas BBC 2.282 2.282 2.282 2.282 9.128 9.128
111
Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin
Kredit GECA -
-
Jumlah 5.282 5.282 5.282 5.282 21.328 21.328
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
29. RESTRUKTURISASI HUTANG (lanjutan)
Eks - BPPN
PT Bank Paribas BBC
Obligasi Bunga Mengambang yang Dijamin
Kredit GECA
Jumlah
30 Juni 2003 31 Desember 2003 30 April 2004 31 Oktober 2004 31 Desember 2004 30 April 2005 31 Oktober 2005 31 Desember 2005 30 April 2006 31 Oktober 2006 31 Desember 2006
14.500 14.502 -
9.128 9.128 -
18.001 18.001 18.001 18.002 18.001 18.002 -
71.630 71.630 71.630
23.628 23.630 18.001 18.001 71.630 18.001 18.002 71.630 18.001 18.002 71.630
Jumlah
65.402
45.640
108.008
214.890
433.940
b. Fasilitas Pinjaman dari Alcatel CIT dan Enkomindo Sebagai tambahan dari keempat pinjaman di atas, Satelindo juga mengkonversikan hutangnya kepada Alcatel CIT dan Enkomindo menjadi fasilitas hutang jangka panjang, yang dapat diringkas sebagai berikut: Pemberi pinjaman Pokok pinjaman Tingkat bunga
Alcatel CIT dan Enkomindo AS$ 116.000 2000 - 2003 : LIBOR ditambah 2,50% 2004 : LIBOR ditambah 4,50%
Jadual pembayaran kembali untuk fasilitas hutang ini adalah sebagai berikut: Jumlah 31 Maret 2000 30 September 2000 31 Maret 2001 30 September 2001 31 Maret 2002 30 September 2002 31 Maret 2003 30 September 2003 31 Maret 2004 30 September 2004
AS$
11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600
Jumlah
AS$
116.000
112
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
30. SISTEM TARIF a. Jasa Telekomunikasi Internasional Tarif jasa (“tarif”) dengan perusahaan telekomunikasi internasional ditentukan berdasarkan peraturan telekomunikasi internasional yang dibuat oleh International Telecommunication Union (“ITU”). Peraturan ini mensyaratkan bahwa pengelola telekomunikasi internasional, berdasarkan perjanjian timbal balik, menyusun dan merevisi tarif perhitungan (“accounting rate”) yang akan diterapkan, dengan mempertimbangkan biaya penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan rekomendasi dari Consultative Committee on International Telegraph and Telephone (“CCITT”). Tarif ini dibagi dalam porsi terminal yang dibayarkan kepada pengelola di negara terminal, dan bila harus melalui transit, dalam porsi transit yang dibayarkan kepada pengelola di negara transit. ITU juga mengatur bahwa unit moneter yang digunakan, bila tidak diatur secara khusus dalam perjanjian, adalah Special Drawing Right (“SDR”) atau Gold Franc yang setara dengan 1/3,061 SDR. Tiap pengelola sesuai dengan hukum negaranya masing-masing, akan menentukan biaya yang akan ditagih dari pelanggan masing-masing. Tarif yang ditagih kepada pelanggan telepon internasional di Indonesia, yang disebut juga tarif pungut, ditetapkan dengan surat keputusan Menteri Perhubungan, yang biasanya lebih tinggi dari tarif perhitungan. Selama periode 1996 sampai 1998, Menteri Perhubungan telah melakukan perubahan tarif yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 1997, 15 Maret 1998 dan 15 November 1998. b. Jasa Selular Tarif untuk operator selular ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (sekarang “Menteri Perhubungan”) No. KM 27/PR.301/MPPT-98 tanggal 23 Februari 1998. Berdasarkan peraturan ini, tarif selular terdiri dari: • • •
Biaya pasang/aktivasi sambungan Biaya bulanan Biaya pemakaian
Tarif maksimum pasang/aktivasi sambungan adalah sebesar Rp 200.000 per satuan sambungan. Tarif maksimum bulanan adalah sebesar Rp 65.000 per bulan. Biaya pemakaian terdiri dari: 1. Biaya pendudukan frekuensi (“airtime”) Tarif maksimum airtime yang dibebankan ke STBS pemanggil adalah sebesar Rp 325 per menit. Sistem pertarifan STBS berlaku ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d.
Panggilan selular ke selular Selular ke PSTN PSTN ke selular Telepon umum kartu ke selular
: : : :
113
2 kali biaya airtime 1 kali biaya airtime 1 kali biaya airtime 1 kali biaya airtime ditambah surcharge/biaya tambahan 41%
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
30. SISTEM TARIF (lanjutan) b. Jasa Selular (lanjutan) 2. Biaya percakapan a. Biaya percakapan pelanggan STBS yang menghubungi pelanggan lain dengan menggunakan jaringan PSTN diberlakukan sama seperti tarif percakapan pada PSTN dengan diferensiasi waktu STBS. Khusus untuk penggunaan jaringan PSTN lokal dihitung sebesar 50% dari tarif lokal PSTN yang berlaku. b. Biaya percakapan sambungan jarak jauh antara dua daerah pelayanan yang berbeda tanpa menggunakan jaringan PSTN disamakan dengan tarif yang berlaku pada pelanggan PSTN yang melakukan panggilan sambungan langsung jarak jauh (“SLJJ”). Biaya maksimum penjelajahan aktif adalah Rp 1.000 untuk setiap panggilan dan dibebankan kepada pelanggan STBS pemanggil yang sedang melakukan penjelajahan. Tarif untuk pelanggan pra-bayar juga ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.79 Tahun 1998 tanggal 14 Desember 1998 dan pada dasarnya lebih tinggi dari tarif untuk pelanggan pasca-bayar. Para operator selular diperbolehkan untuk menentukan tarifnya masing-masing. Namun, tarif pemakaian maksimum untuk pelanggan pra-bayar tidak boleh lebih dari 140% tarif pemakaian jam sibuk pelanggan pasca-bayar yang berlaku. 31. TARIF INTERKONEKSI Tarif interkoneksi antar operator telekomunikasi dalam negeri ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.108/PR.301/MPPT-94 tanggal 28 Desember 1994. Peraturan ini telah diperbaharui beberapa kali dengan perubahan terakhir Surat Keputusan No. KM.37 Tahun 1999 tanggal 11 Juni 1999. Keputusan ini, bersama dengan keputusan No. KM.46/PR.301/MPPT-98 tanggal 27 Februari 1998, menetapkan tarif interkoneksi antara jaringan telekomunikasi selular dengan PSTN, jaringan telekomunikasi selular dengan jaringan telekomunikasi internasional, jaringan telekomunikasi selular dengan jaringan telekomunikasi selular dalam negeri lainnya, jaringan telekomunikasi internasional dengan PSTN dan PSTN dalam negeri lainnya. Berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan, pengaturan tarif interkoneksi adalah sebagai berikut: 1. Struktur dan Besaran Tarif Interkoneksi a. Antara PSTN lokal dengan internasional Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.37/1999 tanggal 11 Juni 1999, tarif interkoneksi yang baru adalah sebagai berikut:
114
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
31. TARIF INTERKONEKSI (lanuutan) 1. Struktur dan Besaran Tarif Interkoneksi (lanjutan) a. Antara PSTN lokal dengan internasional (lanjutan) Tarif
Dasar Perhitungan
Tarif akses
Rp 850 untuk setiap panggilan
Jumlah panggilan ke luar negeri (outgoing) dan dari luar negeri (incoming) yang berhasil tersambung
Tarif pemakaian
Rp 550 untuk setiap menit percakapan
Jumlah waktu (durasi) percakapan dari panggilan ke luar negeri (outgoing) dan dari luar negeri (incoming) yang berhasil tersambung
Tarif Perintisan dan Pelayanan Umum
Rp 750 untuk setiap panggilan
Jumlah panggilan ke luar negeri (outgoing) dan dari luar negeri (incoming) yang berhasil tersambung
Selama jangka waktu sepuluh tahun mulai tanggal 1 Januari 1995, Perusahaan dibebaskan dari kewajiban membayar biaya perintisan dan pelayanan umum kepada Telkom. Berdasarkan Surat Menteri Perhubungan, tarif akses dan tarif pemakaian yang dibayarkan oleh penyelenggara jasa telekomunikasi internasional kepada penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri untuk sepuluh tahun mendatang sampai tahun 2004 ditetapkan tidak akan melebihi 25% dari pendapatan telekomunikasi internasional penyelenggara jasa telekomunikasi internasional tersebut. b. Antara STBS dan PSTN dalam negeri Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (“MPPT”) No. KM.46/PR.301/MPPT-98 (“Keputusan No. 46”) tanggal 27 Februari 1998 yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 April 1998, tarif interkoneksi adalah sebagai berikut: (1) Percakapan Lokal Untuk percakapan lokal yang berasal dari STBS ke pelanggan PSTN, operator selular membayar operator PSTN sebesar 50% dari tarif percakapan lokal yang berlaku. Untuk percakapan lokal dari PSTN ke pelanggan selular, operator selular menerima biaya pendudukan frekuensi (“airtime”) yang dibebankan operator PSTN kepada pelanggannya. (2) SLJJ Untuk SLJJ yang berasal dari PSTN ke pelanggan selular, operator selular menerima sebagian tarif SLJJ, dengan proporsi berkisar mulai 15% dari tarif ditambah biaya airtime dalam hal seluruh percakapan jarak jauh tidak diselenggarakan oleh operator selular tersebut, sampai dengan 60% dari tarif ditambah biaya airtime dalam hal seluruh percakapan jarak jauh tersebut diselenggarakan oleh operator selular tersebut.
115
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
31. TARIF INTERKONEKSI (lanjutan) 1. Struktur dan Besaran Tarif Interkoneksi (lanjutan) b.
Antara STBS dan PSTN dalam negeri (lanjutan) (2) SLJJ (lanjutan) Untuk SLJJ yang berasal dari STBS ke pelanggan PSTN, operator selular berhak memperoleh sebagian tarif SLJJ, dengan proporsi berkisar mulai 15% dari tarif dalam hal seluruh percakapan jarak jauh tidak diselenggarakan oleh operator selular tersebut, sampai dengan 60% dari tarif dalam hal seluruh bagian jarak jauh diselenggarakan oleh operator selular tersebut.
c.
Antara STBS dan STBS lainnya Berdasarkan Keputusan No. 46, tarif interkoneksi adalah sebagai berikut: (1) Percakapan Lokal Untuk percakapan lokal yang berasal dari STBS ke STBS lainnya, operator selular asal membayar biaya airtime kepada operator selular tujuan. Jika percakapan dilakukan melalui PSTN, operator selular asal membayar operator PSTN 50% dari tarif percakapan lokal yang berlaku. (2) SLJJ Untuk SLJJ yang berasal dari STBS, operator selular berhak memperoleh sebagian tarif SLJJ, dengan proporsi berkisar mulai 15% dari tarif dalam hal seluruh percakapan jarak jauh tidak diselenggarakan oleh operator selular tersebut, sampai dengan 85% dari tarif dalam hal seluruh percakapan jarak jauh diselenggarakan oleh operator selular tersebut dan percakapan ditujukan kepada operator selular lainnya, sampai dengan 100% jika percakapan ditujukan kepada operator selular yang sama.
d. Antara PSTN Internasional dengan STBS Mulai 1998, tarif interkoneksi untuk percakapan selular internasional ke atau dari pelanggan selular luar negeri dari atau ke pelanggan selular dalam negeri, baik yang percakapannya dilakukan melalui PSTN dalam negeri maupun tidak, menggunakan tarif yang sama dengan percakapan melalui PSTN domestik sebagaimana disebutkan dalam catatan “a” di atas. Akan tetapi, sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, berdasarkan kesepakatan bersama, Satelindo dan Perusahaan masih menggunakan perjanjian pembagian kontraktual dengan operator telekomunikasi selular untuk tarif interkoneksi (lihat Catatan 32). e. Interkoneksi antar Sentral Gerbang Internasional Biaya interkoneksi untuk percakapan telekomunikasi internasional antar sentral gerbang internasional diatur dan disepakati bersama antara badan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional dengan badan usaha patungan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional.
116
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
31. TARIF INTERKONEKSI (lanjutan) 2. Pembagian Pendapatan Pendapatan dari tarif akses dan biaya pemakaian yang berasal dari percakapan telekomunikasi internasional yang melibatkan interkoneksi jaringan telekomunikasi yang dimiliki oleh beberapa penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri yang tidak diatur oleh keputusan ini, dibagi antara setiap penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri sesuai dengan kontribusinya masing-masing, di mana bagian pendapatan interkoneksi untuk masing-masing penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri tersebut akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 32. PERJANJIAN INTERKONEKSI DENGAN BEBERAPA OPERATOR TELEKOMUNIKASI SELULAR Perusahaan, Satelindo dan IM3 mengadakan perjanjian interkoneksi masing-masing dengan PT Excelcomindo Pratama atau “Excelcom” dan PT Komunikasi Selular Indonesia atau “Komselindo”, (untuk perjanjian interkoneksi dengan Telkomsel, lihat Catatan 25). Hal-hal yang diatur antara lain sebagai berikut: •
Interkoneksi antara sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo dengan jaringan STBS operator tersebut untuk melakukan percakapan internasional dari atau ke luar negeri melalui sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo.
•
Perusahaan dan Satelindo menerima sebagian pendapatan operator tersebut dari percakapan yang dilakukan melalui sentral gerbang internasional Perusahaan dan Satelindo sebagai kompensasi atas interkoneksi tersebut.
•
Satelindo dan IM3 juga mengadakan perjanjian dengan operator tersebut di atas untuk interkoneksi STBS GSM milik Satelindo dan IM3 dengan jaringan operator tersebut, yang memungkinkan pelanggan operator tersebut melakukan panggilan/mengirim pesan singkat (“SMS”) kepada atau menerima panggilan/SMS dari pelanggan Satelindo dan IM3.
•
Perjanjian ini diperbaharui setiap tahunnya.
Pada tanggal 31 Desember 2001, belum dilakukan perpanjangan maupun penghentian atas berakhirnya perjanjian ini. Perusahaan, Satelindo dan IM3 dan operator di atas masih tetap melakukan perhitungan berdasarkan perjanjian tersebut dengan menerapkan perhitungan kompensasi semula. Pendapatan interkoneksi (setelah dikurangi tagihan interkoneksi) yang diperoleh Perusahaan, Satelindo dan IM3 dari operator tersebut adalah sebagai berikut: 2002
2001
2000
Excelcom Komselindo
23.898 554
27.828 481
13.615 657
Jumlah
24.452
28.309
14.272
117
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
33. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Saldo aktiva dan kewajiban moneter Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002 yang dikonversi ke dalam ekuivalen dolar AS adalah sebagai berikut: Jumlah dalam dolar AS
Konversi ke rupiah *)
2002 Aktiva: Kas dan setara kas Piutang Uang muka Aktiva lancar lainnya Aktiva tidak lancar lain-lain
136.130 67.926 1.337 7.660 10.833
1.216.995 607.258 11.953 68.480 96.847
Kewajiban: Hutang jangka pendek Hutang usaha Hutang pengadaan Biaya masih harus dibayar Kewajiban lancar lainnya Hutang jangka panjang (termasuk bagian jangka pendek) Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lainnya
25.000 10.812 51.180 5.312 10.798 302.344 181.280 1.442
223.500 96.659 457.549 47.489 96.534 2.702.958 1.620.645 12.892
Posisi kewajiban bersih
364.282
3.256.693
* Dikonversikan menggunakan rata-rata kurs beli dan jual Bank Indonesia pada tanggal neraca
34. INFORMASI SEGMEN Perusahaan mengelompokkan dan mengevaluasi usahanya dalam tiga segmen dilaporkan: telepon internasional, selular, dan MIDI. Segmen usaha diatur secara terpisah karena masing-masing menawarkan jasa/produk yang berbeda dan melayani pasar yang berbeda pula. Kebijakan akuntansi segmen usaha sama seperti yang diutarakan pada “Ikhtisar Kebijakan Akuntansi” (lihat Catatan 2s). Kecuali untuk entitas dengan satu segmen usaha, pendapatan bunga tidak dilaporkan pada segmen operasi karena kas dan setara kas dikumpulkan dan dievaluasi secara terpisah dari kegiatan usaha. Beban bunga dan Pajak Penghasilan juga tidak dilaporkan dalam segmen usaha karena tidak diperhitungkan dalam evaluasi kinerja oleh manajemen Perusahaan. Penetapan harga transfer antar segmen adalah berdasarkan persyaratan normal.
118
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
34. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Aktiva dan hasil segmen termasuk pos-pos yang dapat diatribusikan secara langsung maupun yang dialokasikan dengan dasar yang memadai. Pengeluaran modal segmen adalah jumlah pengeluaran selama periode untuk memperoleh aktiva segmen yang penggunaannya diharapkan lebih dari satu tahun. Informasi konsolidasi menurut segmen industri adalah sebagai berikut: Segmen Utama Telepon Internasional
Selular
Jasa Lainnya
MIDI
Jumlah Segmen
2002 Pendapatan dari pelanggan ekstern Pendapatan antar segmen Laba (rugi) usaha Penyusutan Laba segmen Aktiva segmen Kewajiban segmen Pengeluaran untuk aktiva segmen
3.326.927 55.275 761.950 1.285.387 180.029 12.916.875 5.046.838 5.874.082
2.150.837 12.898 953.415 169.655 904.393 2.197.514 899.781 101.718
1.386.028 122.990 176.104 265.637 141.890 3.030.450 670.009 451.987
99.046 4.693 (3.561) 3.254 3.306 142.780 57.987 16.525
6.962.838 195.856 1.887.908 1.723.933 1.229.618 18.287.619 6.674.615 6.444.312
2001 Pendapatan dari pelanggan ekstern Pendapatan antar segmen Laba (rugi) usaha Penyusutan Laba (rugi) segmen Aktiva segmen Kewajiban segmen Pengeluaran untuk aktiva segmen
1.786.102 16.195 455.436 703.600 217.600 9.177.680 1.285.854 7.670.744
2.167.165 9.673 1.035.867 136.332 1.007.901 2.623.155 811.225 647.226
1.188.665 83.577 343.602 167.228 295.358 2.549.027 503.588 684.323
114.645 8.996 (3.395) 4.459 (40.916) 150.153 94.984 469.889
5.256.577 118.441 1.831.510 1.011.619 1.479.943 14.500.015 2.695.651 9.472.182
2000 Pendapatan dari pelanggan ekstern Pendapatan antar segmen Laba (rugi) usaha Penyusutan Laba segmen Aktiva segmen Kewajiban segmen Pengeluaran untuk aktiva segmen
-
2.184.008 1.233.389 97.053 1.233.389 1.733.333 270.994 108.439
752.978 21.238 250.135 87.569 252.319 1.059.295 258.934 183.312
81.771 5.275 (6.484) 5.230 1.200 195.185 104.418 6.383
3.018.757 26.513 1.477.040 189.852 1.486.908 2.987.813 634.346 298.134
Rekonsiliasi: 2002
2001
2000
Pendapatan Jumlah pendapatan segmen dilaporkan Pendapatan lainnya Eliminasi pendapatan antar segmen
6.863.792 99.046 (195.856 )
5.141.932 114.645 (118.441 )
2.936.986 81.771 (26.513)
Jumlah pendapatan *)
6.766.982
5.138.136
2.992.244
119
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
34. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2002
2001
2000
Laba Usaha Jumlah laba usaha segmen dilaporkan Rugi usaha lainnya Eliminasi pendapatan antar segmen Eliminasi beban usaha antar segmen
1.891.469 (3.561 ) (195.856 ) 219.785
1.834.905 (3.395 ) (118.441 ) 115.735
1.483.524 (6.484) (26.513) 24.782
Laba Usaha *)
1.911.837
1.828.804
1.475.309
1.226.312 3.306 (440.168 )
1.520.859 (40.916 ) (467.839 )
1.485.708 1.200 (62.222)
751.416 382.023
609.626 513.924
154.299 464.675
486.801 (543.054 ) -
590.024 (389.384 ) (259.811 )
137.481 (5.261) -
(287.792 ) (235.303 )
(19.650 ) 81.614
177.236
Laba (Rugi) Jumlah laba untuk segmen dilaporkan Laba lainnya Eliminasi laba antar segmen Jumlah yang tidak dialokasikan: Pendapatan bunga Laba (rugi) kurs - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Beban bunga Jasa konsultan Penyisihan piutang bunga ragu-ragu dari obligasi konversi Penghasilan (beban) lain-lain - bersih Jumlah Laba Sebelum Pajak Penghasilan *) Aktiva Jumlah aktiva segmen dilaporkan Aktiva lainnya Eliminasi aktiva antar segmen Jumlah aktiva lainnya yang tidak dialokasikan Jumlah Aktiva *) Kewajiban Jumlah kewajiban segmen dilaporkan Kewajiban lainnya Eliminasi kewajiban antar segmen Jumlah kewajiban lainnya yang tidak dialokasikan Jumlah Kewajiban*)
1.343.541
2.138.447
2.353.116
18.144.839 142.780 (10.896.670 )
14.349.862 150.153 (6.968.336 )
2.792.628 195.185 (386.133)
14.611.516
14.817.021
4.712.804
22.022.465
22.348.700
7.314.484
6.616.628 57.987 (109.991 )
2.600.667 94.984 (33.287 )
4.834.439
8.946.633
3.281.047
11.399.063
11.608.997
3.955.575
* seperti yang tercermin pada neraca dan laporan laba rugi konsolidasi
120
529.928 104.418 40.182
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
35. KONDISI EKONOMI SAAT INI Indonesia mengalami kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh labilnya nilai tukar mata uang dan tingkat bunga, kenaikan harga barang dan jasa secara umum, kekurangan likuiditas serta pengetatan kredit. Keadaan ini telah menurunkan kegiatan ekonomi. Sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi ini, Perusahaan telah menerapkan kriteria yang lebih ketat dalam penilaian kegiatan investasinya, meningkatkan usaha penagihannya dan menerapkan program penghematan biaya. Selain itu, Satelindo juga telah merestrukturisasi hutang dari para krediturnya pada bulan Mei 2000 dan meningkatkan investasi, terutama pada bisnis selular setelah batasan jumlah pengeluaran investasi dihapus oleh para pemberi pinjaman (lihat Catatan 14). Perusahaan akan terus menerapkan langkah ini dan melakukan langkah lainnya dalam menghadapi kesulitan ekonomi ini. Penyelesaian kondisi ekonomi saat ini tergantung dari kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah, yang adalah di luar kendali Perusahaan. Tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan atas berlanjutnya kondisi ekonomi saat ini terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan, termasuk dampak yang berasal dari pelanggan, pemasok dan para pemegang sahamnya. 36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA a. Pada tanggal 27 Februari 2003, rata-rata kurs beli dan jual uang kertas asing yang diumumkan oleh Bank Indonesia adalah Rp 8.902 untuk AS$ 1, sementara pada tanggal 31 Desember 2002, rata-rata kurs beli dan jual adalah Rp 8.940 untuk AS$ 1. Dengan menggunakan kurs pada tanggal 27 Februari 2003, Perusahaan akan memperoleh laba kurs sekitar Rp 13.843 atas kewajiban dalam mata uang asing, setelah dikurangi aktiva dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002 (lihat Catatan 33). Ikatan untuk pengeluaran investasi dan sewa dalam dolar AS pada tanggal 31 Desember 2002 seperti yang diungkapkan dalam Catatan 28 masing-masing akan menjadi sekitar Rp 1.191.168 dan Rp 18.160 jika dijabarkan dengan kurs pada tanggal 27 Februari 2003. b. Pada tanggal 7 Februari 2003, Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui Surat Persetujuan No.14/V/PMA/2003 menyetujui perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. c.
Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Primasel pada tanggal 23 Januari 2003, para pemegang saham setuju untuk melikuidasi Primasel, efektif tanggal 1 Februari 2003.
121
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan) d. Pada tanggal 6 Februari 2003, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dengan Surat Keputusan No.03/DIRJEN/2003 memberi izin kepada Satelindo sebagai penyelenggara jasa network access point (“NAP”). 37. REKLASIFIKASI AKUN Berikut ini adalah akun pada laporan keuangan konsolidasi tahun 2001 (sebelum disajikan kembali) yang telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian akun pada laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 kecuali disebutkan secara lain: No.
Dilaporkan Sebelumnya
Diklasifikasikan Kembali
Jumlah
1.
Kas dan setara kas
Aktiva tidak lancar - lain-lain
4.750
2.
Piutang lain-lain
Aktiva lancar lainnya
9.249
3.
Uang muka
Uang muka jangka panjang
4.
Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya
Pajak dan biaya dibayar di muka Aktiva lancar lainnya
Piutang hubungan istimewa
Piutang usaha - lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aktiva lancar lainnya
5.
54.468 189.622 4.327
2.418.830 14.786
6.
Aktiva tidak lancar - lain-lain
Uang muka jangka panjang Aktiva lancar lainnya
148.499 37.100
7.
Biaya masih harus dibayar
Kewajiban tidak lancar lainnya
109.142
8.
Uang muka pelanggan
Kewajiban tidak lancar lainnya
17.456
9.
Kewajiban lancar lainnya
Hutang pengadaan Kewajiban tidak lancar lainnya
988.512 1.378
10.
Pendapatan usaha telepon internasional
Beban usaha - kompensasi kepada penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi
11.
Pendapatan usaha telepon internasional
Pendapatan usaha - MIDI
12.
Beban usaha - kompensasi kepada penyelenggara dan penyedia jasa telekomunikasi
Pendapatan usaha – selular Beban usaha - beban jasa telekomunikasi lainnya
122
4.844 41.078 114.647 10.667
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT INDONESIAN SATELLITE CORPORATION Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 dan 2001 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2000 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah dan ribuan Dolar AS, kecuali data saham dan tarif)
37. REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan) No.
Dilaporkan Sebelumnya
Diklasifikasikan Kembali
Jumlah
13.
Beban usaha - administrasi dan umum
Beban usaha - karyawan
15.962
14.
Beban usaha - pemasaran
Beban usaha - beban jasa telekomunikasi lainnya
20.948
Penghasilan (beban) lain-lain lain-lain - bersih
13.595
15.
16.
Beban usaha - beban swap
Penghasilan (beban) lain-lain lain-lain - bersih
Penyisihan piutang bunga ragu-ragu dari obligasi konversi Penghasilan (beban) lain-lain pendapatan bunga
123
19.650 10.500