PENGARUH KOMBINASI KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN PERUSAHAAN TERHADAP SET KESEMPATAN INVESTASI (STUDI KASUS : PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008-2010)
PURYANTI Universitas Gunadarma ABSTRACT Investment is one of the important activities of the company's operation, because the investment will give benefit to the company and help the company to run its business continously (going concern). Growth opportunities as measured by the investment opportunity set (IOS) is influenced by the excellence of the company in the form of company reputation, multinational, size and the company profitability , while the limitation in the form of leverage (Pagalung 2002). There are three proxy that will form IOS with a composite measure approachment, such as : market to book value of assets, Tobin's Q and capital expenditure to book value of assets. The results showed that the reputation of the company,multinational, size, and company leverage significantly effect on the investment opportunity set, while the two variables such as : multinational and profitability have no significant effect of the investment opportunity set (IOS). Keyword : company reputation, multinational, company size, profitability, company leverage and investment opportunity set.
1. PENDAHULUAN Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan menjamin kelangsungan bagi perusahaan di masa yang akan datang. Setiap perusahaan pasti memiliki konsep going concern dalam menjalankan kegiatan bisnisnya (Norpratiwi, 2004). Konsep going concern tersebut menuntut perusahaan untuk
menjalankan
kegiatan
bisnisnya
secara
berkelanjutan.
Dalam
menjalankan
keberlanjutan tersebut diharapkan perusahaan akan tumbuh dari tahun ke tahun. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh kalangan internal maupun eksternal dari sebuah perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi membutuhkan lebih banyak dana karena banyak kesempatan investasi yang akan mereka lakukan. Dana tersebut dapat diperoleh perusahaan salah satunya adalah dengan penjualan saham. Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan investment opportunity set (IOS) dipengaruhi oleh keunggulan
perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, ukuran (size) dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan dalam bentuk leverage (AlNajjr dan Belkaoui 2001). Menurut Smith dan Watts (1992), peluang pertumbuhan perusahaan terlihat pada kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam nilai set kesempatan investasi (IOS: investment opportunity set). IOS merupakan kepustusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Penelitian yang mengkaji IOS dengan berbagai variable pertumbuhan perusahaan dan variabel lainnya yang terkait dengan IOS telah banyak dilakukan. Penelitian tentang pilihan-pilihan investasi yang dilakukan perusahaan dimasa depan tersebut, kemudian dikenal dengan set kesempatan investasi telah dilakukan oleh Kallapur dan Trombley 2001. Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang tentang proksi IOS ini, salah satunya adalah Gagaring Pagalung (2002) yang telah meneliti empat variabel yang merupakan proksi IOS berdasarkan harga diantaranya adalah book to market value of assets, market to book value of equity, earnings to price rations, dan tobin’s Q. Dari keempat variabel tersebut terbentuk satu faktor dimana faktor variabel komposit tersebut sangat dipengaruhi oleh dua variabel individual yaitu book market value of assets dan tobin’s Q. Dengan mengadopsi penelitian tersebut, maka penulis mengunakan variabel book market value of assets dan tobin’s Q untuk diteliti lagi dalam penulisan ini, serta dengan menambahkan satu variabel dimana variabel tersebut diambil dari proksi berdasarkan investasi yaitu capital expenditure to book value of asset. Dan objek yang diteliti adalah perusahaan manufaktur pada sektor industri makanan dan minuman. Tema sentral dalam penelitian ini adalah menguji hubungan antara karakteristik perusahaan dalam bentuk keunggulan dan keterbatasan perusahaan dengan IOS di Indonesia. Perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh karakteristik keunggulan perusahaan terhadap pertumbuhan perusahaan yang diproksi dari set kesempatan investasi (IOS)? 2. Apakah ada pengaruh karakteristik keterbatasan perusahaan terhadap pertumbuhan perusahaan yang diproksi dari set kesempatan investasi (IOS)? Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah karakteristik keunggulandan keterbatasan perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan yang diproksi dari set kesempatan investasi (IOS). Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 422 perusahaan yang
terdaftar di BEI dar tahun 2008 sampai dengan 2010, terpilih 14 perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian untuk diolah dan dianalisis.
2. Telaah Pustaka 2.1 Set kesempatan investasi (IOS) Istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) yang memandang nilai suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in place (aset yang dimiliki) dengan invesment options (pilihan investasi) pada masa depan. Kole dalam Norpratiwi (2004) menyatakan nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan manajer dimasa depan yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan, sedangkan assets in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang ini kemudian, dikenal dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS). Menurut Gaver dan Gaver (1993) “Opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya”. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut, para peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya. Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh.
2.2 Jenis-Jenis Proksi IOS IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Proksi IOS itu sendiri bervariasi bentuknya dan diklasifikasi menjadi 3 jenis utama (Gaver dan Gaver, 1993; Jones dan sharma, 2001; dan Kallapur Trombley, 2001), yaitu:
a. Proksi berdasarkan harga (Price-based proxies), b. Proksi berdasarkan investasi (investment-based proxies), dan c. Proksi berdasarkan varian (variance measures).
2.3 Proksi IOS Dalam Penelitian Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang digunakan oleh Smith dan Watts (1992), Gaver & Gaver (1993), Gagaring Pagalung (2002) dan Norpratiwi (2004) yang merupakan proksi IOS paling valid sebagai proksi pertumbuhan. Proksi – proksi tersebut yaitu: 1. Rasio Book to Market Value of Asset (BMVA) Rasio nilai buku aktiva terhadap nilai pasar, pemilihan proksi ini dikarenakan dalam penelitian sebelumnya proksi ini secara konsisten memiliki korelasi yang signifikan dengan realisasi pertumbuhan perusahaan. 2. Tobin’s Q (TQ) Rasio antara nilai pasar dan nilai pengganti dari aset fisik yang sama. Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu proforma manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan. 3. Rasio Capital Expenditures to Book Value of Asset (CEBVA). Rasio ini tidak termasuk dalam proksi IOS pertumbuhan melainkan proksi investasi. Pemilihan proksi ini untuk menghubungkan adanya aliran pengeluaran modal saham perusahaan untuk aktiva produktif sehingga berpotensi sebagai indikator perusahaan tumbuh. Ketiga jenis proksi di atas yang menggambarkan beragamnya ukuran IOS memungkinkan beberapa penelitian menggunakan beragam rasio sebagai proksi IOS. Hal ini terjadi karena IOS bersifat unobservable (Gaver dan Gaver,1993). Pendekatan yang digunakan beberapa penelitian sebagian besar menggunakan ukuran variabel rasio – rasio dalam bentuk pengukuran rasio tunggal (single ratio), namun demikian beberapa penelitian lainnya menggunakan pendekatan pengukuran komposit (composite measures) yaitu menggabungkan beberapa ratio sehingga membentuk suatu ukuran baru sebagai proksi IOS. Pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuran komposit tersebut adalah dengan menggunakan analisis faktor untuk membentuk suatu variabel komposit yang dapat dikembangkan dan diuji lebih lanjut. Hal ini dilakukan karena selain IOS bersifat unobservable, IOS kurang tepat bila proksi dari satu ukuran empiris tunggal saja, sehingga dibutuhkan proksi-proksi yang merupakan proksi komposit akan dapat mengurangi kesalahan
pengukuran yang secara inheren/melekat dalam variabel tunggal (single variable) untuk proksi IOS (Kallapur dan Trombley, 2001). Pendekatan analisis IOS dengan menggunakan pengukuran komposit telah dilakukan oleh (Gaver dan Gaver 1993; Baker 1993; Gull dan Kealey 1999; Subektidan Kusuma 2001; AlNajjar dan Balkaoui 2001; dan Jones dan Sharman 2001). 2.4 Karakteristik Keunggulan dan Keterbatasan Perusahaan Keunggulan dan keterbatasan perusahaan merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan. AlNajjar dan Belkaoui (2001) telah memperkenalkan suatu model kesempatan pertumbuhan perusahaan (a general model growth opportunities) dalam suatu riset empiris dengan melihat pengaruh model kesempatan pertumbuhan perusahaan terhadap IOS. Model tersebut terdiri dari keunggulan-keunggulan yang dimiliki perusahaan serta keterbatasannya. Keunggulan perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat menunjang pertumbuhan, meningkatkan nilai perusahaan, dan menjadikan nilai perusahaan tersebut lebih tinggi dari pada perusahaan lain. Menurut AlNajjar dan Belkaoui (2001), bahwa: “Variabel keunggulan perusahaan tersebut direpresentasikan dalam beberapa variabel diantaranya adalah reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan”. Keterbatasan perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat membatasi pertumbuhan dan kinerja perusahaan. Seperti diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya besarnya jumlah hutang yang digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri (Kasmir, 2009).
2.5 Kaitan Antar Variabel IOS merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (assets in place) dengan opsi investasi dimasa yang akan datang, dimana IOS tersebut mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Rasio Book to Market Value of Assets (BMVA), penggunaan rasio ini atas dasar pemikiran bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham (Kallapur
dan Trombley, 1999). Pasar menilai perusahaan yang sedang bertumbuh lebih besar dari nilai bukunya (Hartono, 1998). Rasio-Q didefinisikan sebagai nilai pasar seluruh surat berharga dibagi dengan biaya penggantian aktiva. Rasio-Q berbeda dari rasio harga terhadap nilai buku dalam dua hal. Seluruh surat berharga, bukan hanya ekuitas pemegang saham, dimasukan dalam numerator (pembilang). Denominatoernya bukan hanya nilai ekuitas melainkan biaya penggantian seluruh aktiva. Rasio-Q ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin, yang menggunakannya dalam analisis makro ekonomi sebagai prediktor aktivitas investasi yang akan datang. Rasio capital expenditure to asset book value menggunakan investasi riil sebagai ukuran nilai buku aktiva tetap dan tambahan aktiva tetap. Rasio ini diproksikan sebagai rasio yang mencerminkan adanya peluang investasi bagi suatu perusahaan melalui kesempatan adanya pengeluaran modal melalui nilai investasi riil berupa aktiva tetap. Reputasi perusahaan merupakan signal yang penting dan krusial sehingga dapat menjadi suatu karakteristik perusahaan yang dapat menjadikan perusahaan lebih unggul dan kompetitif dengan industri yang sejenis. Gaver dan Gaver, 1993 menyatakan bahwa nilai opsi untuk membuat investasi tambahan dalam bentuk brand name dengan iklan dan usaha pemasaran lainnya bergantung pada faktor-faktor lingkungan kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan, kualitas produk dan differensiasi produk. Perusahaan multinasional akan dapat mendatangkan keunggulan dalam berkompetisi di dunia internsional sehingga akan dapat mencapai atau mendapatkan keuntungan – keuntungan dalam pengaturan arus kas keuangan perusahaan (AlNajjar dan Berkauoli 2001). Ukuran (size) perusahaan yang besar akan dapat lebih meningkatkan nilai opsi intvestasinya dengan membuat keputusan investasi yang berbeda dalam memperhitungkan return proyek investasi dengan kosep opportunity cost (AlNajjar dan Belakaoui 2001). Ukuran (size) perusahaan dan IOS berbanding lurus, artinya semakin besar size perusahaan maka semakin bagus pula IOS perusahaan tersebut. Profitabilitas yang mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki atau mendapatkan laba (profit) yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan jenis perusahaan yang sama. Miles menyimpulkan bahwa beta opsi pertumbuhan bergantung pada profitabilitas investasi dimasa yang akan datang dan variasi return yang diperoleh saat ini (Belkaoui dan Picur, 2001). Leverage yang mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan. Kompetisi IOS perusahaan ditentukan oleh pengaruh kesempatan pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi akan
cenderung mempunyai market leverage yang rendah (Barclay, Morelec dan Smith dan Jones dan Sharma, 2001). Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan model riset dalam penelitin ini adalah sebagai berikut : GAMBAR 1 Model Riset
Keunggulan : Reputasi Multinasional Ukuran Perusahaan (Size) Profitabilitas
IOS : -
Sumber : Gagaring Pagalung (2002)
BMVA TQ CEBVA
Keterbatasan : Leverage Sumber : Gagaring Pagalung (2002)
Keterangan : Keunggulan perusahaan tersebut diantaranya reputasi perusahaan, multinasional perusahaan, ukuran perusahaan (size) dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan perusahaan tersebut dalam bentuk leverage. Variabel-variabel tersebut mempengaruhi IOS, dan ada tiga proksi yang akan membentuk IOS dengan melakukan metode composite measure. Yaitu: book to market
value of assets (BMVA), tobin’s Q (TQ) dan capital
expenditure to book value of assets (CEBVA). Atas dasar pertimbangan riset-riset sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh karakteristik keunggulan perusahaan terhadap pertumbuhan perusahaan yang diproksi dari set kesempatan investasi (IOS) H2 : Terdapat pengaruh karakteristik keterbatasan perusahaan terhadap pertumbuhan perusahaan yang diproksi dari set kesempatan investasi (IOS)
3. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termuat di laporan keuangan tahunan perusahaan di situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2010. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Sektor ini juga memiliki jumlah saham beredar dan volume perdagangan yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis usaha lain di BEI. TABEL 3.1 Proses Pemilihan Sampel
Uraian Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dari
Jumlah 422
tahun 2008-2010 Perusahaan bukan manufaktur
(313)
Perusahaan manufaktur
129
Perusahaan manufaktur bukan yang tergolong dalam
(115)
sektor makanan minuman Perusahaan yang dapat diolah sebagai sampel
14
Sumber : www.idx.co.id Tabel 1 merupakan ringkasan prosedur pemilihan sampel. Dari 422 perusahaan yang terdaftar di BEI dar tahun 2008 sampai dengan 2010, terpilih 14 perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian untuk diolah dan dianalisis. 3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis data yang diperoleh adalah data dokumenter, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
3.4 Pemilihan dan Pengukuran Variabel Variabel dependen (dependent variabel) diukur dengan menggunakan analisis faktor (common factor analysis). Prosedur analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi laten atau membentuk representasi atas variabel-variabel asli (Hair dkk. 1998 hal. 91). Variabel Proksi IOS Variabel Proksi IOS Book to market value of assets
Formula Variabel Proksi IOS (total aktiva - total ekuitas + jumlah saham beredar x harga penutupan saham) dibagi total aktiva
Tobin’s Q
{[(jumlah saham beredar x harga penutupan saham) + total hutang + sediaan] - jumlah aktiva lancer} dibagi total aktiva
Capital expenditure to book value of assets
{(nilai buku aktiva tetap t – nilai buku aktiva tetap t-1) dibagi [(total aktiva – total ekuitas)+(jumlah saham beredar x closing price)]}
Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel independent adalah variabel- variabel keunggulan dan keterbatasan perusahaan. Variabel keunggulan tersebut terdiri; reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan varaibel keterbatasan dalam bentuk leverage. Variabel reputasi perusahaan merupakan variabel dummy yang diukur dengan cara perusahaan yang telah memiliki salah satu dari ketiga kriteria yang telah ditetapkan, yaitu ISO, memiliki Indeks Persepsi Corporate Governance (GCGPI) yang berkategori "baik",mendapat penghargaan CSR dan terpilih sebagai 100 emiten terbaik. Perusahaan yang terpilih akan mendapat skor 1, sedangkan yang tidak memiliki salah satu dari ketiga kriteria di atas akan mendapat skor 0. Demikian pula variabel jenis perusahaan multinasional berupa
variabel dummy, yaitu perusahaan-perusahaan yang berbentuk multinasional yang diindikasikan dengan adanya kepemilikan saham dengan perusahaan asing mendapat skor 1, sedangkan perusahaan yang bukan multinasional akan mendapat skor 0. Ukuran size merupakan ukuran logaritma total aktiva setiap perusahaan, dan variabel profitabilitas perusahaan diukur dari retun on assets (ROA) yang diperoleh setiap perusahaan. Variabel keterbatasan perusahaan dalam bentuk leverage diukur dengan menggunakan rumus jumlah hutang jangka panjang dibagi dengan jumlah aktiva. 3.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, rumusan persamaannya adalah sebagai berikut: Y = α + β2 1X1 +β2 2X2 + β2 4X4 + β2 5X5 + β2 6X6 + ε Keterangan : Y = Set Kesempatan Investasi X1 = Reputasi Perusahaan X2 = Jenis Perusahaan Multinasional X3 = Leverage X4 = Return On Assets (ROA) X5 = Log. Aktiva 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Analisis deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel-variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: TABEL 4.8 Statistik Deskriptif Variabel yang Digunakan Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Size
42
18.85
31.49
27.3157
2.55834
ROA
42
-32.95
64.60
12.5493
16.74486
DER
42
0.20
10.11
1.7862
2.00514
Valid N (listwise)
42
Sumber : Data diolah, 2012
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Multinasional Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Belum27 64.3 64.3 64.3 Multinasional Multinasional 15 35.7 35.7 100.0 Total 42 100.0 100.0 Sumber : Data diolah Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Reputasi Perusahaan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Baik 9 21.4 21.4 21.4 Belum33 78.6 78.6 100.0 baik Total 42 100.0 100.0 Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dari kelima variabel independennya terdapat standar deviasi variabel ROA yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan variabel tersebut kemungkinan tidak signifikan. 4.3.2. Analisis Faktor IOS Tabel 4.14 berikut ini menunjukkan kesimpulan hasil common factor analysis terhadap ketiga indikator atau proksi IOS. TABEL 4.14 Common Facctor Analysis IOS A. Communalities dari tiga variabel indikator Variabel
BMVA
TQ
CEBVA
Communalities
0.919
0.906
0.052
B. Eigenvalues untuk pengurangan matriks korelasi Faktor
1.000
2.000
3.000
Eigenvalues
1.878
0.977
0.146
C. Korelasi antara faktor dengan ketiga indikator Indikator
BMVA
TQ
CEBVA
Faktor 1
0.959
0.952
-0.228
Sumber : Data diolah, 2012
Dari ketiga variabel asli di atas yang merupakan proksi IOS terbentuk satu faktor dimana faktor variabel komposit tersebut sangat dipengaruhi oleh dua variabel individual yaitu book market to value of assets (BMVA) dan tobin 's q (TQ) yang masing-masing memiliki skor 0.919 dan 0.906. Dan satu variabel lainnya pengaruhnya kecil, yaitu capital expenditure to book value of assets (CEBVA) dengan skor 0.052. Hal ini terjadi karena jika dilihat dari jenis indutri mungkin akan berbeda biaya modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan membatasi variabel capital expenditure to book value of assets. Selain itu, kedua variabel utama yang membentuk variabel komposit IOS memiliki rumusan yang sama. Malahan penelitian Adam dan Goyal (2000) tidak membedakan kedua variabel tersebut (BMVA dan TQ) karena keduanya memiliki korelasi yang sangat tinggi sekitar 0.90 atau 90%. Hasil analisis faktor ini konsisten dengan hasil riset Adam dan Goyal (2000). 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas:
TABEL 4.15 Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
0.651
1.536
Multinasional 0.658
1.519
Sumber Size : Data diolah 0.604
1.656
Reputasi
ROA
0.785
1.274
DER
0.805
1.243
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa nilai besaran Tolerance semua variabel independen memiliki nilai mendekati 1 begitupun dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) semua variabel independen bernilai sekitar 1. Hasil ini menyimpulkan bahwa tidak terjadi hubungan multikolinearitas, karena batasan terjadinya multikolinearitas adalah nilai VIFnya melebihi 10 (Hair dkk. 1998, hal.220), dan nilai Tolerance, menjauhi nilai 1 (Santoso,2001).
Dari table 4.16 di atas, dapat dilihat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,858. Karena nilai Durbin Watson (DW) berada dikisaran -2 sampai +2, maka persamaan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. Dari gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi gejala homokedastisitas atau persamaan regresi memenuhi asumsi heterokedastisitas. 4.4.4. Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan regresi antara variabel dependen (IOS) dengan variabel independent dalam bentuk keunggulan perusahaan yang diwakili variabel reputasi, multinasional, profitabilitas dan size, dan keterbatasan perusahaan yang diwakili variabel leverage TABEL 4.17 Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-0.801
0.467
Reputasi
0.282
0.104
Multinasional
-0.205
Size
Beta
T
Sig.
-1.716
0.095
0.468
2.706
0.010
0.133
-0.326
-1.547
0.131
0.093
0.034
0.461
2.734
0.010
ROA
0.007
0.023
0.041
0.295
0.769
DER
0.579
0.229
0.434
2.525
0.016
a. Dependent Variable: BMVA Sumber : Data diolah, 2012
variabel-variabel
keunggulan
yang
dimiliki
variabel
reputasi
perusahaan,
multinasional, ROA, dan ukuran perusahaan (size) menunjukkan ada dua variabel yang berpengaruh terhadap set kesempatan investasi dengan tingkat signifikan 0.05, yaitu variabel reputasi perusahaan dan ukuran perusahaan (size), sedangkan dua variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS). Hasil penelitian Gagaring Pagalung (2002) menunjukkan hanya menghasilkan satu variabel saja yang signifikan yaitu variabel reputasi perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh reputasi perusahaan dan ukuran
perusahaan (size) terhadap IOS merupakan satu tolak ukur atau suatu keadaan yang dapat dijadikan sebagai indikator, namun pengukuran ini masih dapat diperdebatkan dalam hal pengukuran yang representatif. Variabel keterbatasan yang direpresentasikan dalam variabel leverage menunjukkan bahwa variabel tersebut pada tingkat signifikan 0.05, dengan demikian variabel leverage berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS). Sedangkan hasil temuan studi AlNajjar dan Belkaoui (2001) menunjukkan kedua variabel tersebut signifikan dan berkorelasi negatif. Hasil penelitian mendukung hasil penelitian Gagaring Pagalung (2002) yang menunjjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS).
5. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Karakteristik keunggulan perusahaan menghasilkan dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS) yaitu variabel Multinasional dan Profitabilitas (ROA). Sedangkan 2 variabel lainnya yaitu Reputasi dan Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS). Variabel reputasi perusahaan tersebut mendukung model umum kesempatan pertumbuhan perusahaan hasil penelitian sebelumnya oleh Gagaring Pagalung (2002). 2. Karakteristik keterbatasan perusahaan menunjukkan bahwa variabel Leverage menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap set kesempatan investasi (IOS). Variabel ini konsisten dengan model umum kesempatan pertumbuhan perusahaan hasil penelitian sebelumnya oleh Gagaring Pagalung (2002). Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan sebagai berikut: a. Bagi para peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel proksi IOS lainnya baik untuk proksi yang berdasarkan harga, investasi dan ukuran variansi. b. Bagi para peneliti selanjutnya agar menambahkan karakteristik perusahaan berupa keunggulan dan keterbatasan perusahaan dapat dikembangkan dengan menambahkan variabel dan pengukuran lainnya yang lebih representative yang mendukung karakteristik perusahaan. c. Bagi para peneliti selanjutnya agar membandingkan set kesempatan investasi dari perusahaan yang mendapatkan laba dan mengalami kerugian.
Beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur dalam industri makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempublikasikan laporan keuangan pada periode 2008 - 2010 sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar generalisasi. b. Variabel yang digunakan sebagai proksi IOS hanya 3 variabel yang merupakan variabel yang banyak digunakan oleh para peneliti sebelumnya, yaitu book to market value of assets, tobin’s Q dan capital expenditure to book value of assets. Sementara itu, ukuran IOS itu sendiri beragam. c. Representasi ukuran variabel – variabel dalam karekteristik keunggulan dan keterbatasan perusahaan sebagaimana digambarkan dalam model umum kesempatan pertumbuhan perusahaan (Pagalung, 2002) hampir sama dalam riset ini, sehingga masih diperlukan tambahan dan justifikasi pengukuran variabel yang dapat mempresentasikan
karakteristik
perusahaan
dalam
bentuk
keunggulan
dan
keterbatasan yang sebenarnya.
Daftar Pustaka Arthur j. Keown, dkk. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku satu. Jakarta. AlNajjar, Fouad K. dan Bekaouj Ahmed Riahi, 2001, "Empirical Validation of a General Model of Growth Opprtunities" Managerial Finance, Vol.27, No.3, hal.72-90 Ball, Ray dan George Foster, 1982, "Corporate Financial Reporting; A Methodologica Review of Empirical Research" Journal of Accounting Research, Vol.20, hal. 161 234 Barclay, M.J., Morellec, dan Smith Jr.C.W., 2001, "On the Debt Capacity of Growth Options", University of Rochester, Working Paper, http ://www. ssrn. com Belkaoui Ahmed Riahi dan Picur Ronald D., 2001, "Investment Opportunity Set Dependence of DividenYield and Price Earnings Ratio" Managerial Finance, Vol.27, No.3, hal.72-90 Belkaoui Ahmed Riahi dan Picur Ronald D., 2001, "Multinationality and Profitability: The Contingency of the Investment Opportunity Set" Managerial Finance, Vol.27, No.3, hal.72-90
Fijriati, Tetet dan Jogianto Hartono. 2000. “Analisis Korelasi Pokok IOS dengan Realisasi Pertumbuhan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”. Simposium Nasional Akuntansi III.pp.851-877. Gaver,Jennifer J.,dan Kenneth M.Gaver,1993,”Additional Evidence on the Association between the Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividen, and Compensation Policies,” Journal Of Accounting &Economics , 16:125-160 Gaver J.Jennifer., dan Keneth M.Gaver, 1995,”Compensation Policy and the Investment Opportunity Set,” Financial Management, 24:19-32 Gujarati, Damodar N. 2003, Basic Econometrics, Fourth edition, New York, McGraw-Hill Companies, Inc. Hair JR, Joseph F., dkk., 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth edition, New Jersey, Prentice-Hall International Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Hamzah, Ardi, 2007, “Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas dan Investment Opportunity Set Dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001 – 2005”, Jurnal Akluntansi dan Bisnis Vol 2. No 2 (Juli) : 1-22. Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Hasnawati, Sri. 2005. “Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Journal Accounting and Auditing Indonesia vol.27. No.2:117126 I Ketut jati. 2003. “Relevansi Dividend Yield dan Price Earnings Ratio dengan Moderasi Investment Opportunity Set dalam Penilaian Harga Saham. Simposium Nasional Akuntansi VI.pp.575-587. Imam, Subekti dan Indra Wijaya Kusuma. 2000. “Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya pada Perubahan Harga Saham”. Simposium Nasional Akuntansi III.pp.820-850 Jogiyanto, Hartono. 1999, "An Agency-Cost Explanation for Dividend Payments" working paper, Universitas Gadjah Mada Jogiyanto, Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.
Kallapur Sanjay dan Trombley Mark A., 2001, "The Investment Opportunity Set: Determinants, Consequences and Measurement" Managerial Finance, Vol.27, No.3, hal.315 Kamarudin, Ahmad. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta. Kasmir, 2009, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Lestari, Holidya. 2004. “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi”. Simposium Nasional Akuntansi VII:1050-1070. Bali. Manahan P. Tampubolon. 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta. Myers, S 1997.” Determinants of Corporate Borrowing.” Journal Financial Economics, 5:147-175 Norpratiwi, Agustina M.V. 2004. “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)”. Skripsi. Jakarta. Nugroho, Julianto Agung dan Jogianto Hartono. 2002. “Analisis Hubungan Antara Gabungan Proksi Investment Opportunity Set dan Real Growth dengan Menggunakan Pendekatan Confirmacy Factor Analysis”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 6. No. 1:69-92. Pagalung, gagaring. 2002. “Pengaruh kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol.6. No.3:249-263. Prasetyo, Adi. 2000. “Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi, dengan Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Beta dan Perbedaan Reaksi Pasar: Bukti Empiris dari Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi III.pp.878-905. Prawironegoro dan Purwanti. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta Putu Terestiani Dadri, 2011. “Pengaruh Investasi Opportunity Set dan Struktur Modal terhadap Return Saham padda Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar. Subekti Imam dan Indra Wijaya Kusuma, 2001, "Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta Implikasinya padaPerubahan Harga Saham", JurnalRiset Akuntansi Indonesia, 4, hal. 44-63
Smith Clifford W., dan Ross L. Watts, 1992, "The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividen, and Compensation Policies", Journal of Accounting and Economics, 32, hal. 263-292 Supatmi. 2008. “Analisis Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitabilitas dalam Memoderasi
Pengaruh
Kebijakan
Deviden
terhadap
Tingkat
Leverage
Perusahaan”. Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No. 03, (September) : 277-288. Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. EKONISIA. Yogyakarta. http://www.idx.co.id/MainMenu/TentangBEI/AnnualReport/tabid/64/lang/enUS/language/en-US/Default.aspx http://swamediainc.com/events/tag/iicg/. www.csr.cfcdcenter.or.id