PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS (ROA) DAN DEBT TO TOTAL ASSETS (DTA) TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING di BEI PERIODE TAHUN 2011 – 2014 Puji Widyawati ¹Rita Andhini, ², Abrar Oemar ³ ¹ Mahasiswa Jusuran Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang ² ³Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandaran Semarang ABSTRACT
This study aims to provide empirical evidence about the factors affecting income smoothing. This study aimed to analyze the firm size, leverage, profitability (ROA) and Debt to Total Assets (DTA) on income smoothing on Manufacturing Companies Listing on the Stock Exchange for the Period of 2011-2014. The data used is secondary data with a sample of 38 companies listed To meet the goal of research hypotheses were tested with multiple regression analysis. The fourth test of independent variables, variables with significant influence on income smoothing is firm size, leverage and profitability (ROA). And variable debt to total assets (DTA) does not affect income smoothing
Keyword : Size, leverage, ROA, DTA, Income Smoothing memprediksi
PENDAHULUAN Informasi
perusahaan
yang
menghasilkan arus kas dari sumber daya
berhubungan dengan kinerja perusahaan
yang ada (IAI, 2000 dalam Rachmawati
merupakan
paling
dan Muid (2012). Walaupun semua isi dari
pengambilan
laporan keuangan bermanfaat bagi para
keputusan bagi investor di pasar modal.
pemakai, namun biasanya perhatian lebih
Salah satu sumber informasi tersebut
banyak ditujukan pada informasi laba
adalah laporan keuangan yang merupakan
(Rachmawati dan Muid, 2012).
mendasar
akuntansi
kapasitas
kebutuhan pada
yang
proses
salah satu sarana untuk menunjukkan kinerja
manajemen
yang
investor
dalam
menilai
diperlukan maupun
Barneo dkk. (1975) dalam Cecilia (2012), menyatakan bahwa perataan laba dilakukan
oleh
para
manajer
untuk
mengurangi fluktuasi dari laba yang
kemampuan
mereka
dalam
mencapai
dilaporkan dan meningkatkan kemampuan
target
investor untuk meramalkan arus kas di
membuat entitas tampak bagus dan mapan
masa depan. Perhatian investor sering
secara finansial. Praktek inilah yang
kali hanya terpusat pada informasi laba
dikenal dengan nama manajemen laba
yang diberikan oleh perusahaan bukan
(Christiana, 2012).
hanya terpusat pada informasi laba yang
Prabayanti
yang ditetapkan, dalam usaha
dan
Yasa
(2010)
diberikan oleh perusahaan bukan pada
dalam Sahening dan
prosedur yang digunakan perusahaan
menyatakan bahwa kehadiran perusahaan
untuk
lain
menghasilkan
tersebut,
informasi
sehingga
dapat
mengakibatkan
persaingan
dapat
menjadi ketat dan pada akhirnya akan
bagi
berimbas kepada ketidakstabilan laba yang
manajemen untuk melakukan tindakan
diperoleh perusahan. Persaingan tersebut
manipulasi laba dengan salah satu caranya
dapat
adalah melakukan perataan laba.
mendapatkan laba yang sangat tinggi
memberikan
disini
laba
Endang (2013)
kesempatan
Banyak perusahaan yang percaya bahwa
harga
saham
mereka
menyebabkan
perusahaan
kemudian akan menurun dengan drastis
akan
pada periode berikutnya, dan hal ini
meningkat bila laba yang mereka dapatkan
dipandang oleh investor sebagai lahan
meningkat secara konstan setiap tahunnya.
yang tidak aman untuk berinvestasi. Pada
Akibatnya
akhirnya,manajer
perusahaan
tersebut
akan
memilih prosedur akuntansi yang menghasilkan
kesimpulan bahwa ada kecenderungan bahwa laba adalah satu - satunya hal yang
dikehendaki.
diperhatikan dari seluruh bagian dalam
Pemilik juga berusaha mendorong pihak
laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
manajemen
perusahaan.
target
untuk
tertentu
mengambil
untuk
memenuhi
laba
dapat
yang
memaksimalkan
Kecenderungan
tersebut
memancing manajer untuk melakukan
manajemen untuk mengurangi fluktuasi
disfunctional
pelaporan penghasilan dan memanipulasi
behavior
(perilaku tidak
semestinya) dalam laporan keuangannya. Salah satu pola manajamen laba adalah
perataan
laba.
Perataan
laba
variable - variabel akuntansi atau dengan melakukan transaksi - transaksi riil Salah satu tujuan dilakukannya perataan laba
dilakukan agar laba yang dihasilkan oleh
adalah
suatu perusahaan tidak terlalu berfluktuasi.
investor karena fluktuasi laba yang kecil
Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba
dan
dilakukan agar laba yang dihasilkan pada
untuk dapat meramalkan laba perusahaan
suatu periode tidak jauh berbeda dengan
pada periode yang akan datang. Alasan
laba
perataan
yang
dihasilkan
pada
periode
memberikan
rasa
aman
pada
meningkatkan kemampuan investor
laba
yang
dilakukan
oleh
sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba
manajemen menurut Hepworth (1953)
dilakukan dengan penggunaan teknik-
dalam Sahening dan Endang (2013) yaitu:
teknik
sebagai rekayasa untuk mengurangi laba
tertentu
untuk
memperbesar
maupun memperkecil jumlah laba, namun
dan
dalam mengurangi tingkat fluktuasi laba
berjalan yang dapat mengurangi utang
ini juga harus dipertimbangkan tingkat
pajak,
pertumbuhan normal (Christiana, 2012). Menurut Nasir dkk. (2002) dalam
menaikkan biaya pada periode
Beberapa peneliti telah meneliti beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
Sahening dan Endang (2013) praktik
tindakan perataan laba dan mendapatkan
perataan laba merupakan fenomena yang
hasil yang berbeda - beda., sehingga dapat
umum terjadi sebagai usaha manajemen
menimbulkan research gap. Penelitian
untuk mengurangi fluktuasi laba yang
yang dilakukan Cecilia (2012) mengatakan
dilaporkan. Tindakan
bahwa ukuran perusahaan (Size) tidak
perataan
laba
adalah suatu sarana yang dapat digunakan
memiliki
pengaruh
terhadap
tindakan
perataan laba. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sahening
penelitian
Lusi
Endang (2013) yang menyatakan bahwa
Christiana (2012) dan Sahening Endang
profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh
(2013) yang menyakan bahwa ukuran
terhadap pertaan laba.
yang dilakukan oleh
perusahaan berpengaruh terhadap perataan
Kemudian
tentang
pengaruh
laba. Namun berbeda dengan penelitian
leverage terhadap tindakan perataan laba
yang dilakukan oleh Rahmawati & Muid
yang dilakukan oleh Dina dan Dul Muid
(2012) yang menyatakan bahwa ukuran
(2012) dinyatakan bahwa leverage tidak
perusahaan memiliki pengaruh terhadap
memiliki
tindakan perataan laba.
perataan laba. Hasil penelitian ini sesuai
Debt digunakan
To dalam
Total
pengaruh
terhadap
tindakan
Asset
yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian
Lusi
Cecilia (2012) yang menyatakan bahwa
Christiana (2012) dinyatakan bahwa tidak
leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
memiliki
perataan
laba.
Sedangkan
penelitian
pengaruh
terhadap
tindakan
perataan laba. Hasil penelitian ini tidak
Mayasari Tampubolon (2013) menyatakan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
bahwa
oleh
terhadap tindakan perataan laba.
Debt
Sahening Endang (2013) dimana To
Total
Asset
dinyatakan
leverage
Pada
saat
memiliki
perusahaan
pengaruh
pertama
berpengaruh terhadap tindakan perataan
kali menawarkan saham umumnya ke
laba. Kemudian variabel profitabilitas
publik,
(ROA) yang digunakan dalam penelitian
informasi yang tinggi antara investor
Cecilia
dengan perusahaan yang menawarkan
(2012)
profitabilitas
ditemukan
berpengaruh
bahwa terhadap
saham
terdapat
(emiten).
ketidakseimbangan
Umumnya
investor
perataan laba. Tetapi hasil penelitian
meninjau ukuran perusahaan seperti pada
Cecilia (2012) tidak sesuai dengan hasil
penelitian Cecilia (2012) dan Nyoman
(2013)
yang
praktik
yang terdaftar di BEI dengan tahun
melihat
penelitian selama empat tahun (2011-
komponen-komponen di laporan keuangan
2014). Berdasar latar belakang diatas,
dari sisi profitabilitas dan leverage. Rao
penelitian
(1993) dalam Wardhani dan Siregar (2008)
“Pengaruh
menyatakan bahwa pada periode sebelum
Leverage, Profitabilitas (ROA) dan Debt
terjadinya
to Total Asset (DTA) terhadap Praktik
perataan
mempengaruhi
laba,
kemudian
IPO,
hampir
tidak
ada
disusun
dengan
Ukuran
judul
Perusahaan,
pemberitaan apapun mengenai perusahaan
Perataan
yang bersangkutan baik di media massa
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
maupun
2011-2014.”
media
elektronik.
Baiknya
Laba
pada
Perusahaan
tinjauan tersebut tidak hanya pada ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage keuangan namun faktor lain yang dapat mempengaruhi
praktik
perataan
laba
seperti harga saham perusahaan itu sendiri, umur perusahaan, struktur kepemilikan
Penelitian ini
mengembangkan
dari penelitian sebelumnya yakni Cecilia dimana
penelitian
tersebut
menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan debt to equity ratio. Penelitian
ini
Perusahaan - perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan
hingga jenis industri.
(2012)
Kerangka Pemikiran
menggunakan
variabel
tambahan yaitu Debt to Total Asset dengan meneliti seluruh perusahaan manufaktur
dengan
perusahaan yang
perusahaan
-
lebih kecil karena
perusahaan - perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat
dari pemerintah dan
masyarakat yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan
dengan yang
lebih
perusahaan kecil
-
karena
perusahaan yang lebih besar diteliti dan
dipandang dengan lebih kritis oleh para
dapat
investor.
perusahaan menurut berbagaicara, antara
Debt to equity ratio berpengaruh terhadap
lain: total aktiva, log size, nilai pasar
perataan laba berdasar adanya indikasi
saham,
perusahaan melakukan
laba
ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3
untuk menghindari pelanggaran perjanjian
kategori yaitu perusahaan besar (large
utang dapat dilihat melalui
firm), perusahaan menengah (medium-size)
perusahaan
tersebut
perataan
kemampuan
untuk
melunasi
dan
diklasifikasikan
dan lain-lain.
perusahaan
kecil
Pada dasarnya
kecil
(small
firm).
utangnya dengan menggunakan modal
Penentuan
yang dimiliki.
didasarkan kepada total asset perusahaan
Perusahaan dengan ROA yang
ukuran
besar
perusahaan
ini
(Machfoedz, 1994 dalam Cecilia, 2012).
tinggi cenderung melakukan perataan laba
Moses (1987) dalam Cecilia (2012)
dibandingkan dengan perusahaan yang
menemukan bukti bahwa perusahaan -
lebih rendah karena manajemen tahu akan
perusahaan yang lebih besar memiliki
kemampuan mendapatkan laba pada masa
dorongan yang lebih besar
akan datang, sehingga memudahkan dalam
melakukan perataan laba dibandingkan
menunda
atau
praktik
dengan perusahaan - perusahaan yang
perataan
laba.
yang
lebih kecil karena perusahaan - perusahaan
mempercepat Perusahaan
mempunyai tingkat hutang yang tinggi
yang
diduga melakukan perataan laba karena
pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat
perusahaan terancam default sehingga
dari pemerintah dan masyarakat yang lebih
manajemen membuat kebijakan yang dapat
besar memiliki dorongan untuk melakukan
meningkatkan pendapatan
perataan
Menurut Cecilia (2012) ukuran perusahaan adalah suatu
skala
dimana
lebih
laba
besar
pula untuk
menjadi
dibandingkan
subyek
dengan
perusahaan - perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti
dan dipandang dengan lebih kritis oleh
kewajibannya (bagian dari setiap rupiah
para investor. Berdasarkan uraian tersebut
modal sendiri yang dijadikan jaminan
dapat dibuat hipotesis alternatif sebagai
untuk
berikut:
Machfoedz (1998) dalam Dina dan Dul
H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba.
keseluruhan
utang).
Jin
dan
Muid (2012) menjelaskan bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh terhadap perataan laba berdasar adanya indikasi
2.4.2 Pengaruh
Leverage
terhadap
Leverage menunjukan proporsi utang
untuk
investasinya. Semakin
perataan
laba
untuk menghindari pelanggaran perjanjian
Tindakan Perataan Laba.
penggunaan
perusahaan melakukan
membiayai
besar
utang
utang dapat dilihat melalui perusahaan
tersebut
kemampuan
untuk
melunasi
utangnya dengan menggunakan modal
perusahaan maka semakin besar resiko
yang
dimiliki.
Debt
yang dihadapi investor sehingga investor
merupakan proporsi penggunaan hutang
akan meminta tingkat keuntungan yang
yang diberikan kreditur pada perusahaan
semakin tinggi. Akibatnya kondisi tersebut
terhadap modal yang dimiliki. Semakin
mendorong manajemen perusahaan untuk
tinggi rasionya makin besar resiko yang
melakukan praktik income smoothing
ditanggung
(Sahening Tampubolon, 2012).
mempengaruhi
perusahaan
to
equty
karena
kebijakan
ratio
akan
keuangan
(1997)
perusahaan (Syafriont, 2008 dalam Dina
dalam Dina dan Dul Muid (2012) rasio ini
dan Dul Muid, 2012). Berdasarkan uraian
menunjukkan komposisi dari total hutang
tersebut dapat dibuat suatu hipotesis
terhadap
sebagai berikut:
Menurut
totalekuitas.
menunjukkan perusahaan
Robert
Ang
Rasio
kemampuan untuk
memenuhi
ini modal seluruh
H2:
Leverage
berpengaruh
terhadap tindakan perataan laba.
positif
2.4.5 Pengaruh Debt To Total Asset 2.4.3 Pengaruh Profitabilitas (ROA) (DTA) Terhadap Perataan Laba Terhadap Perataan Laba Debt to Total Asset menurut Ni Menurut
Cecilia
(2012) Nyoman Ayu (2012) merupakan rasio
Profitabilitas
diukur
berdasarkan yang
digunakan
untuk
mengetahui
perbandingan antara laba setelah pajak seberapa besar peranan modal luar atas dengan
total
aktiva
perusahaan. aset perusahaan. Debt to total asset yang
Profitabilitas merupakan ukuran penting diperoleh untuk
menilai
sehat
atau
melalui total utang dibagi
tidaknya dengan total aktiva.
perusahaan yang mempengaruhi investor Adanya
indikasi
perusahaan
membuat keputusan. melakukan
perataan
laba
untuk
Menurut Budiasih (2007) dalam menghindari pelanggaran perjanjian utang Wildaham Bestivano (2012) menyatakan dapat
dilihat
melalui
kemampuan
bahwa perusahaan dengan ROA yang perusahaan
tersebut
untuk
melunasi
tinggi cenderung melakukan perataan laba utangnya dengan menggunakan aktiva dibandingkan dengan perusahaan yang yang
dimiliki.
Perusahaan
yang
lebih rendah karena manajemen tahu akan mempunyai tingkat leverage yang tinggi kemampuan mendapatkan laba pada masa diduga melakukan perataan laba karena akan datang, sehingga memudahkan dalam perusahaan terancam default sehingga menunda
atau
mempercepat
praktik manajemen membuat kebijakan yang dapat
perataan laba. Berdasarkan uraian tersebut meningkatkan pendapatan (Prabayanti dan dapat
dibuat suatu
hipotesis
sebagai Yasa, 2010 dalam Sahening dan Endang,
berikut: 2013). Dari uraian diatas dapat ditarik H3: Profitabilitas (ROA) berpengaruh hipotesis sebagai berikut : terhadap tindakan perataan laba.
H4 : Debt to Total Aset (DTA) berpengaruh positif terhadap perataan laba.
2010). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah perataan laba.
METODE PENELITIAN
Perataan
laba
sebagai
proses
manipulasi profil waktu eraning atau 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
pelaporan earning agar aliran laba yang
sesuatu
dilaporkan perubahannya lebih sedikit.
yang dijadikan titik perhatian dalam suatu
Dewi dan Zulaikha (2010) mendifinisikan
penelitian atau obyek penelitian. Dalam
income smoothing adalah sebagai suatu
penelitian
upaya
Variabel
ini
merupakam
terdapat
satu
variabel
dependen dan empat variabel independen.
yang
sengaja
dilakukan
manajemen untuk mencoba mengurangi variasi abnormal dalam laba perusahaan
3.1.1 Variabel Dependen( Y ) : Perataan dengan tujuan untuk mencapai suatu laba (Income smoothing) tingkat yang normal bagi perusahaan. Dalam penelitian ini perataan laba
Perhitungan dengan menggunakan indeks
merupakan variabel dependen. Variabel
Eckel
dependen
menggunakan coefficient variation (CV)
merupakan
variabel
yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
(1981)
dalam
Cecilia
(2012)
sebagai berikut :
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, CV ∆Income Indeks Perataan Laba = CV ∆Sales CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu Dimana: standar deviasi dibagi dengan nilai yang ΔI : Perubahan laba dalam satu periode diharapkan. ΔS : Perubahan penjualan dalam satu periode
ukuran
independen
adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya
variabel
Menurut
Cecilia
(2012) ukuran perusahaan adalah suatu
3.1.2 Variabel Independen Variabel
perusahaan.
skala
dimana
besar
kecil
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah variabel kuran perusahaan (Size), leverage (DER), profitabilitas (ROA) dan Debt to Total Asset (DTA)
diklasifikasikan
perusahaan
menurut
berbagaicara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
dependen
(Sugiyono, 2010). Variabel independen
dapat
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total
3.1.2.1 Varibel Independen( X1 ) :
asset perusahaan (Machfoedz, 1994 dalam
Ukuran Perusahaan
Cecilia, 2012). Menurut Cecilia (2012)
Menurut Agnes Sawir (2004) dalam Wildham Bestivano (2013) ukuran perusahaan
dinyatakan
ukuran perusahaan dapat dihitung dengan mengguanakn rumus sebagai berikut : Size = Log. Total Aset
sebagai
determinan dari struktur keuangan dalam hamper setiap studi untuk alasan yang
3.1.2.2 Varibel Independen( X2 ) :
berbeda. Budiasih (2007) dalam Christiana
Leverage
(2012) ukuran perusahaan adalah suatu skala yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain - lain. Penentuan
Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio dikenal sebagai ratio financial leverage. Selain
menggambarkan
tingkat
penggunaan hutang dalam struktur modal
perusahaan yang bisa memberikan tingkat pengembalian
lebih
tinggi, debt
to
Menurut bahwa
profitabilitas
Cecilia
(2012)
merupakan
suatu
equity ratio juga dapat menggambarkan
indikator kinerja yang digunakan oleh
resiko dalam berinvestasi pada suatu
manajemen dalam mengelola kekayaan
perusahaan, hal ini
perusahaan ditunjukkan oleh laba yang
debt sejauh
to
equity mana
disebabkan
karena
ratio menggambarkan modal
pemilik dapat
dihasilkan dan
yang
luar.
membuat
penggunaan
utang
untuk
investasinya. Semakin
membiayai
besar
penting
untuk
menilai sehat atau tidaknya perusahaan
menutupi hutang - hutang kepada pihak
Leverage menunjukan proporsi
ukuran
mempengaruhi keputusan,
investor serta
untuk mampu
mengukur efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber
yang
utang
dimilikinya yaitu total aktiva dan aktiva
perusahaan maka semakin besar resiko
bersih yang tercatat dalam neraca. Menurut
yang dihadapi investor sehingga investor
Cecilia (2012) profitabilitas yang diukur
akan meminta tingkat keuntungan yang
dengan ROA dapat dihitung dengan
semakin tinggi. Akibatnya kondisi tersebut
menggunakan rumus sebagai berikut :
mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan praktik income smoothing
Laba Setelah Pajak ROA =
(Sahening dan Endang, 2012).
Total Aset
Leverage dapat dihitung dengan 3.1.2.4 Varibel Independen (X4) : Debt menggunakan rumus sebagai berikut : to Total Asset (DTA) Total Hutang
Debt to Total Asset menurut
DER = 3.1.2.3
Varibel
Equity Independen
Ni Nyoman Ayu (2012) merupakan rasio (X3)
: yang
digunakan
untuk
mengetahui
Profitabilitas seberapa besar peranan modal luar atas
aset perusahaan. Debt to total asset yang
Berdasarkan pengertian diatas, populasi
diperoleh
melalui total utang dibagi
dalam penelitian ini adalah perusahaan
dengan total aktiva. Adanya indikasi
manufaktur go publik yang terdaftar di
perusahaan
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
melakukan perataan
laba
untuk menghindari pelanggaran perjanjian
2011 – 2014.
utang dapat dilihat melalui kemampuan
3.2.2
perusahaan
tersebut
untuk
melunasi
Sampel Sugiyono
(2010)
menyatakan
utangnya dengan menggunakan aktiva
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
yang dimiliki. Menurut Sahening dan
dan
Endang (2012) Debt total Asset dapat
perusahaan. Untuk menentukan sampel
diukur
yang akan diteliti, oleh karena itu perlu
dengan
menggunakna
rumus
sebagai berikut :
karakteristik
yang dimiliki
oleh
dilakukan teknik pengambilan sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go Total Hutang
DAR =
public yang terdaftar di tahun 2011 - 2014. Total Aset Metode dalam pengambilan sampel dalam penelitian
ini
menggunakan
metode
3.2 Populasi dan Sampel
purposive sampling. Purposive sampling
3.2.1 Populasi
merupakan metode pengambilan sampel
Populasi
adalah
wilayah
dengan menggunakan kriteria -kriteria
generalisasi yang terdiri atas obyek atau
yang ditentukan. Adapun kriteria – kriteria
subyek yang mempunyai kualitas dan
penentuan sampel yang digunakan dalam
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian ini adalah sebagai berikut
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
1.
Perusahaan perusahaan
merupakan
manufktur go
publik
dan terdaftar dan
konsisten
listing
BEI.periode
tahun
2011
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data catatan atau yang
–
telah ada yang merupakan hasil rekap laporan keuangan. Data yang diperlukan
Perusahaan
merupakan
dari setiap perusahaan sampel adalah data
mencetak
sekunder yang mencakup variabel jumlah
laba selama periode penelitian
ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas
2011 – 2014.
dan Debt to Total Asset.
perusahaan
2.
yang
di
2014. 2.
Data
yang
Memiliki laporan keuangan 3.3.2 Sumber Data lengkap
selama
periode Sumber yang digunakan dalam
penelitian.
penelitian ini adalah data sekunder. Data 3.3
Jenis, Sumber Data
sekunder
3.3.1 Jenis Data
dengan sumber data dan pemilihan metode digunakan
oleh
peneliti
untuk
memperoleh data penelitian (Sugiyono, 2010). Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa : faktur, jurnal, surat – surat, notulen hasil rapat, memo,
atau
dalam
bentuk
laporan
program. Data memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang
sumber
data
penelitian yang diperoleh oleh peneliti
Jenis data penelitian berkaitan
yang
merupakan
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Sugiyono, 2010). Tipe data sekunder yang dipakaidalampeneltianiniadalah data eksternal,
merupakan
terbitan
dipublikasikan oleh BEI. Data penelitian diperoleh
dari
perusahaan
sampel
website
laporan
keuangan
yang
diterbitkan
Bursa Efek Indonesia (IDX)
cabang Semarang.
terlibatdalamsuatukejadian
(Sugiyono, 2010).
yang
3.3.3 MetodePengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
menyajikan ukuran- ukuran numerik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sangat penting bagi data sampel. Statistik
metode dokumentasi. Dokumentasi adalah
deskriptif adalah statistik yang digunakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan
untuk menganalisa data dengan cara
dengan mempelajari atau mengumpulkan
mendeskripsikan
catatan atau dokumen yang berkaitan
data yang telah terkumpul sebagaimana
dengan masalah yang diteliti (Sugiyono,
adanya
2010).
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
tanpa
atau
menggambarkan
bermaksud
membuat
generalisasi. Deskripsi suatu data dilihat 3.4 Metode Analisis dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, Dalam melakukan analisis data dan uji hipotesis, pengolahan data dilakukan
nilai
maksimum
dan nilai
minimum
(Ghozali, 2011).
menggunakan Microsoft exel dan program 3.1
Uji Hipotesis
SPSS (statistical product and service Pengujian terhadap model regresi solution). Pengujian terhadap hipotesis logistic pada penelitian ini dilakukan yang diajukan dilakukan dengan metode dalam beberapa tahap yaitu : regresi logistik. Metode regresi logistik a. Hosmer
and
Lemeshow’s
digunakan untuk mengetahui pengaruh Goodness of Fit Test ( F Test ) dari ketiga variabel independen terhadap Kelayakan model regresi dinnilai variabel dependen. dengan
menggunakan
Hosmer
and Lemeshow’s of Fit Test
3.4.1 Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif berusaha
Goodness of Fit Test. Jika nilai
menjelaskan atau menggambarkan masing-
statistik Hosmer and Lemeshow’s
masing
dalam
of Fit Test Statistic lebih besar
penelitian ini. Uji statistik deskriptif
dari 0,05 maka hipotesis nol tidak
variabel
yang
terkait
dapat ditolak dan berarti model mampu
memprediksi
Ho
:
Model
yang
dihipotesiskan fit dengan
nilai
data observasinya atau dapat dikatakan model
dapat
diterima
Ha
karena
nilai
Hosmer
and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test Statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak karena tidak sesuai dengan data
observasinya.
Dasar
pengambilan keputusan : -
-
Model
dihipotesiskan
sesuai dengan data observasinya. Jika
:
yang
tidak
fit
dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita
tidak
akan
menolak
hipotesis nol agar model fit dengan
data.
digunakan
Statistik
yang
berdasarkan
pada
fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas
jika probabilitas > 0,05
bahwa
H0 diterima
dihipotesiskan menggambarkan
jika probabilitas < 0,05
data
H0 ditolak
hipotesis nol dan alternatif, L
b. Menilai Keseluruhan Model ( Overall Model Fit) Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
model
input.
yang
Untuk
ditransformasikan
menguji
menjadi
-
2LogL. Penurunan likelihood (2LL)
menunjukkan
model
regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. c. Koefisien Determinasi Semu (Nagelkerke R Square) Cox dan Snell’s R
Square merupakan ukuran yang
independen memberikan hampir
mencoba meniru ukuran R2 pada
semua
multiple
dibutuhkan untuk memprediksi
rcegression
yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood
dengan
informasi
yang
variabilitas variabel dependen.
nilai
maksimum kurang dari 1 (satu)
d. Matrik Klasifikasi
sehingga sulit diinterpretasikan.
Matrik klasifikasi menunjukan
Nagelkerke’s
kekuatan prediksi dari model
merupakan
R
square
modifikasi
dari
regresi
untuk
memprediksi
koefisien Cox dan Snell untuk
kemungkinan
memastikan
melakukan perataan laba dan
bahwa
nilainya
bervariasi dari 0 (nol) sampai 1
perusahaan
tidak melakukan perataan laba.
(satu). Hal ini dilakukan dengan e. Model Regresi Logistik Yang cara membagi nilai Cox dan Snell’s
Terbentuk
2
R
dengan
nilai Analisis yang digunakan dalam
maksimumnya.
Nilai penelitian ini adalah analisis 2
Nagelkerke’s
R
dapat regresi logistik yaitu dengan 2
diinterpretasikan seperti nilai R
melihat
pengaruh
ukuran
pada multiple regression. Nilai perusahaan,
leverage,
yang kecil berarti kemampuan profitabilitas (ROA) dan Debt to variabel-variabel
independen Total Asset (DTA) terhadap
dalam
menjelaskan
variasi
dependen
sangat
perataan variabel
manufaktur
laba
perusahaan
go publik. Model
terbatas. Nilai yang mendekati regresi logistik dalam penelitian satu
berarti
variabel-variabel ini adalah sebagai berikut :
IS = α + β X1 + β X2 + β X3 + β X4 + ε
dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
diperoleh
total
perusahaan
manufaktur go publik yang terdaftar di
Keterangan :
BEI selama tahun 2011 – 2014. Berikut IS
= Income smoothing
α
= konstanta
β
= koefisien
X1
=
sampel
perusahaan
Ukuran Tabel 4. 1 Penentuan jumlah Sampel
X2
= Leverage
X3
= Profitabilitas
X4
= Debt to Total
Asset (DTA) = merupakan error
term
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur go publik yang dalam periode 2011 – 2014 secara berturut – turut mengeluarkan laporan keuangan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu
dalam
dijadikan
penelitian.
Perusahaan
ε
yang
melakukan
pemilihan
sampel. Berdasarkan data yang diperoleh
Kriteria pemilihan Sampel Perusahaan yang Terdaftar di BEI periode 2011-2014
Jumlah Perusahaan 354
Perusahaan yang termasuk kategori perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2011 – 2014
65
Perusahaan yang tidak konsisten terdaftar di BEI periode 2011 - 2014
(22)
Perusahaan yang tidak memakai satuan mata uang rupiah periode tahun 2011 – 2014
(10)
Total unit selama 5 tahun
152
analisis
4.2 Analisis Data 4.2.1 Statistik Deskriptif Analisis
statistik
deskriptif
menjelaskan mengenai variabel – variabel independen
yang
digunakan
dalam
penelitian ini secara statistik. Jumlah dari
data yang dilihat dari nilai minimum,
sampel ditunjukan dalam N. Analisis
maksimum, rata – rata (mean), standard
deskriptif memberikan gambaran suatu
deviasi dari masing masing variabel.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N Income_Smoothing Size DER ROA DTA Valid N (listwise)
Minimum 152 152 152 152 152
Maximum
.00 25.50 .04 -10.68 .02
1.00 33.09 4.32 65.72 .81
Mean
Std. Deviation
.0461 28.5002 1.0292 11.1336 .4357
.21029 1.74497 .84098 11.06054 .19106
152
Sumber : data yang diolah, 2016 Hasil
analisis
menggunakan
statistik diskriptif menunjukan jumlah sampel (N) ada 152 dan menyatakan bahwa perataan laba mempunyai mean sebesar 0,0461 dan standar deviasi sebesar 0,21029. Standar deviasi ini menunjukan tidak
banyaknya
variance.
Dimana
perataan laba minimum sebesar 0,00 dan maksimum 1,00.
ukuran
perusahaan
sebesar
1.74497.
Standar deviasi menunjukan banyaknya variance.
Variabel
leverage
(DER)
menunjukan nilai minimum sebesar 0.04 dan nilai maksimum sebesar 4,32 dengan nilai mean sebesar 1,0292. Standar deviasi dari variabel leverage (DER) sebesar 0,84098 hal ini menunjukan banyaknya
Pada tabel 4.2 dapat dilihat variabel
ukuran
perusahaan
(size)
menunjukan nilai minimum 25,50 dan nilai maksimum 33,09 dengan nilai mean sebesar 28,5002. Standar deviasi dari
tidak banyak variance. Pada minimum
variabel
sebesar
-10,68
ROA
nilai
dan
nilai
maksimum sebesar 65,72 nilai mean sebesar 11,1336 dan standar deviasi
sebesar 11.06054 Satndar deviasi ini
Lemeshow Goodness of Fit Test. Tampilan
menunjukan
output SPSS menunjukan bahwa besarnya
banyaknya
variance.Pada
variabel DTA nilai minimum sebesar 0,02
nilai strategik
dan nilai maksimum sebesar 0,81 nilai
Goodness of Fit Test sebesar 10,478
mean sebesar 0,4357 dan standar deviasi
dengan probabilitas signifikan 0,233 yang
sebesar
nilainya di atas 0,05. Dengan demikian
0,19106
Satndar
deviasi
ini
Hosmer and Lemeshow
menunjukan tidak banyaknya variance.
dapat disimpulkan bahwa model dikatakan
4.2.2
fit dan model dapat diterima. Hal ini
Hasil
Pengujian
Hipotesis
berarti
Penelitian
model
regresi
layak
untuk
digunakan dalam analisis selanjutnya,
1. Menguji Kelayakan Regresi Analisis pertama yang dilakukan
karena tidak ada perbedaan yang nyata
adalah menilai kelayakan model regresi
antara klasifikasi yang diprediksi dengan
logistik yang akan digunakan. Pengujian
klasifikasi yang di amati.
ini menggunakan Goodness of fit test yang
2.
di ukur dengan nilai Chi Square pada
Overal Model Fit)
bagian bawah Uji Hosmer and Lemeshow
Menguji Keseluruhan Model (
Dalam uji ini dilakukan dengan
Test. Hasil perhitungan statistik nampak
membandingkan
pada tabel :
likehood ( -2LL) pada awal ( Blok Number
Tabel 4.3 Uji Hosmer and Lemeshow Test
nilai
antara
-2
= 0) dengan nilai -2 log Likehood
log
(-
2LL) pada akhir (Blok Number = 1). Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
10.478
df
Adanya pengurangan nilai antara -2LL
Sig. 8
.233
(Initial -2LL Function) dengan nilai -2LL
Sumber : data yang diolah, 2014
pada langkah berikutnya ( -2LL akhir ) Kelayakan model regresi di nilai dengan
menggunakan
Hosmer
and
menunjukan
bahwa
model
yang
dihipotesiskan
fit
dengan
data
Berikut
(Ghozali,2005).
hasil
olahan
dari
uji
keseluruhan model (overal model fit) terdapat dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 Keseluruhan model ( Overall Model Fit ) a,b,c,d
Iteration History
Coefficients Iteration Step 1
-2 Log likelihood
Constant
Size
DER
ROA
DTA
1
70.457
-2.326
.024
-.018
-.011
-.094
2
55.965
-3.945
.066
-.057
-.033
-.296
3
52.580
-5.461
.129
-.162
-.078
-.683
4
51.472
-6.670
.191
-.369
-.136
-.806
5
51.351
-7.382
.220
-.505
-.159
-.573
6
51.350
-7.488
.224
-.524
-.162
-.530
7
51.350
-7.490
.224
-.524
-.162
-.529
8
51.350
-7.490
.224
-.524
-.162
-.529
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 56.764 d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
Tabel
4.4
menunjukan
model yang dihipotesiskan fit dengan data.
perbandingan antara -2LL awal ( Blok
Hal ini menunjukan sebagai model yang
Number = 0) dengan nilai -2 log likehood
baik atau dengan kata lain model yang
(-2LL) adalah 56.764. Sedangkan pada
dihipotesiskan fit dengan data.
akhir (Blok Number =1) mengalami
3.
penurunan menjadi 51.350. Penurunan
(Negelkerke R Square)
likehood ini menunjukan model regresi
Berikut
yang lebih baik atau dengan kata lain
Koefisien
Determinasi
hasil
Model Summary
1
-2 Log likelihood 51.350
a
koefisien
determinasi semu (Negelkerke R Square)
Tabel 4.5 Nilai Koefisien Determinasi
Step
uji
semu
Cox & Snell R Square .235
Nagelkerke R Square .293
Model Summary Step
-2 Log likelihood
1
51.350
Cox & Snell R Square
a
Nagelkerke R Square
.235
.293
a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : data yang di olah, 2014
4.
Dilihat dari output SPSS nilai Cox
Matrik Klasifikasi
Snell’s R Square sebesar 0,235 dan nilai
Matrik
klasifikasi
menunjukan
Negelkerke R2 adalah 0.293 yang berarti
kekuatan prediksi dari model regresi untuk
variabilitas
memprediksi
dijelaskan
variabel oleh
dependen
variabilitas
yang
variabel
independen
perusahaan
yang melakukan perataan laba dan yang
variabel
tidak melakukan pertaan laba
independen sebesar 29,3% hal ini berarti variabilitas
kemungkinan
yang
dapat dijelaskan oleh varibilitas variabel independen sebesar 29,3% dan sisanya 70.7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian. Tabel 4.6 Tabel klasifikasi Classification Table
a
Predicted Income_Smoothing Observed Step 1
0
Income_Smoothing
Percentage Correct
1
0
145
0
100.0
1
7
0
.0
Overall Percentage
95.4
a. The cut value is .500
Sumber : data yang di olah, 2014
memprediksi Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan prediksi
dari
model
regresi
untuk
kemungkinan
perusahaan
melakukan perataan laba adalah sebesar 100% Hal ini menunjukan bahwa dengan
menggunakan model regresi yang
5.
Menguji Koefisien Regresi Model
digunakan, seluruh perusahaan diprediksi
regresi
logistik
yang
terbentuk disajikan dalam bentuk tabel
melakukan perataan laba.
berikut:
Tabel 4.7 Koefisien Regresi
Variables in the Equation B Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Size
.224
.240
.866
1
.035
1.251
DER
-.524
1.194
.193
1
.017
.592
ROA
-.162
.086
3.585
1
.008
.850
DTA
-.529
4.670
.013
1
.910
.589
-7.490
6.507
1.325
1
.250
.001
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Size, DER, ROA, DTA.
Sumber : data yang di olah, 2014 Total Aset maka tingkat praktek Berdasarkan pada tabel di atas, dapat di ketahui persamaan regresi logistik sebagai berikut :
ukuran
pengujian dengan regresi logistik dapat di
perusahaan
koefisien
regresi
sebesar 0,224 ini berarti jika ukuran perusahaan bertambah maka praktek perataan
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil
laba
cenderung
akan
mengalami
meningkat.
Dengan
asumsi variabel leverage, ROA dan
simpulkan bahwa :
berarti
b. Variabel menunjukan
IS = -7,490 + 0.224 Size – 0,524 DER 0.162 ROA - 0.529 DTA + e
a. Konstanta
perataan laba cenderung menurun.
sebesar
bahwa
-7,490
tanpa
yang
pengaruh
ukuran perusahaan, leverage (DER), profitabilitas (ROA) dan Debt to
DTA adalah tetap. c. Variabel menunjukan
Leverage koefisien
(DER) regresi
sebesar -0,524 ini berarti setiap
peningkatan Leverage maka praktek
probabilitas harus lebih kecil dari tingkat
perataan
signifikan yaitu sebesar 0.05.
laba
akan
mengalami
penurunan dengan asumsi variabel
a. Ukuran perusahaan (X1) memiliki
ukuran perusahaan, ROA dan DTA
probabilitas 0,035 lebih kecil dari
tetap
tingkat signifikan
d. Koefisien variabel ROA sebesar -
umur
0.162 hal ini berarti bahwa setiap
laba
b. Leverage (DER) (X2) memiliki
mengalami
probabilitas sebesar 0,017 lebih
penurunan dengan asumsi variabel
kecil dari tingkat signifikan 0,05.
ukuran perusahaan, DER, DTA
Hal ini berarti DER berpengaruh
tetap.
terhadap perataan laba (Y).
e. Variabel
akan
berpengaruh
terhadap perataan laba (Y)
peningkatan ROA maka praktek perataan
perusahaan
0.05. Berarti
DTA
menunjukan
c. ROA (X3) memiliki probabilitas
koefisien regresi sebesar -0,529. Hal
sebesar 0,008 lebih kecil dari
ini
tingkat signifikan 0,05. Hal ini
berarti
bahwa
jika
DTA
mengalami kenaikan maka praktek
variabel
perataan
terhadap perataan laba (Y).
laba
akan
cenderung
ROA
berpengaruh
menurun dengan asumsi variabel
d. DTA (X4) memiliki probabilitas
ukuran perusahaan, Leverage, ROA
sebesar 0,910 lebih besar dari
adalah tetap
tingkat signifikan 0,05. Berarti
Untuk pengujian masing – masing koefisien
regresi
(pengujian
variabel DTA tidak berpengaruh
parsial),
terhadap perataan laba (Y).
dengan melihat nilai probabilitas masing –
4.3
masing variabel. Dengan kriteria nilai
4.3.1
Pembahasan Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Perataan Laba
Hasil
pengujian
menunjukan
perusahaan yang lebih besar diteliti dan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
dipandang dengan lebih kritis oleh para
terhadap perataan laba. pada tabel 4.7 pada
investor.
uji parsial tingkat signifikan lebih kecil Hasil penelitian ini sesuai dengan dari 0.05 yaitu sebesar 0.035. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi Cecilia (2012) ukuran perusahaan adalah Christiana (2012), Dina dan Dul Muid suatu
skala
dimana
dapat (2012), Wildham Bestivano (2012) yang
diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menyatakan
bahwa
ukuran
perushaan
menurut berbagaicara, antara lain: total berpengaruh terhadap perataan laba. Tetapi aktiva, log size, nilai pasar saham, dan hasil
ini
tidak
sesuai
dengan
hasil
lain-lain. penelitian yang dilakukan oleh Cecilia Berpengaruhnya
ukuran
(2012), Sahening dan Endang (2013) yang
perusahaan dalam penelitian ini karena
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
perusahaan - perusahaan yang lebih besar
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
memiliki dorongan yang lebih besar pula 4.3.2 untuk
melakukan
perataan
Pengaruh Leverage (DER)
laba Terhadap Perataan Laba
dibandingkan
dengan
perusahaan
Berdasar hasil pengujian
perusahaan yang
lebih kecil karena variabel harga saham menunjukan bahwa
perusahaan - perusahaan yang lebih besar harga saham tidak berpengaruh terhadap menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan perataan laba, pada tabel 4.7 pada uji yang lebih ketat
dari pemerintah dan parsial tingkat signifikan lebih kecil dari
masyarakat yang lebih besar memiliki 0.05
yaitu
sebesar
0.017.
Leverage
dorongan untuk melakukan perataan laba menunjukan dibandingkan
dengan
perusahaan
proporsi
utang untuk membiayai
perusahaan
yang
lebih
kecil
penggunaan
karena
investasinya.
Semakin besar utang perusahaan maka
Christiana (2012), Sahening dan Endang
semakin besar resiko yang
dihadapi
(2013) yang menyatakan bahwa leverage
investor sehingga investor akan meminta
perushaan berpengaruh terhadap perataan
tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
laba. Tetapi hasil ini tidak sesuai dengan
Akibatnya kondisi tersebut mendorong
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina
manajemen perusahaan untuk melakukan
dan Dul Muid (2012), Cecilia (2012),
praktik
Wildham
income
smoothing
(Sahening
Tampubolon, 2012).
laba
yang
karena
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
perusahaan 4.3.3
melakukan
(2012)
menyatakan bahwa leverage perusahaan
Berpengaruhnya leverage terhadap perataan
Bestivano
perataan
laba
Pengaruh Profitabilitas (ROA)
untuk Terhadap Perataan Laba
menghindari pelanggaran perjanjian utang Dari hasil penelitian variabel dapat
dilihat
melalui
kemampuan profitabilitas (ROA) menunjukan terdapat
perusahaan
tersebut
untuk
melunasi pengaruh terhadap perataan laba, pada
utangnya dengan menggunakan modal tabel 4.7 pada uji parsial memiliki tingkat yang
dimiliki.
Debt
to
equty
ratio nilai signifikasi sebesar 0,008 lebih kecil
merupakan proporsi penggunaan hutang dari
0.05.
Menurut
Cecilia
(2012)
yang diberikan kreditur pada perusahaan Profitabilitas
diukur
berdasarkan
terhadap modal yang dimiliki. Semakin perbandingan antara laba setelah pajak tinggi rasionya makin besar resiko yang dengan ditanggung
perusahaan
karena
total
aktiva
perusahaan.
akan Profitabilitas merupakan ukuran penting
mempengaruhi
kebijakan
keuangan untuk
menilai
sehat
atau
tidaknya
perusahaan. perusahaan yang mempengaruhi investor Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi
membuat keputusan.
Berpengaruhnya
profitabilitas
Dari
hasil
penelitian
DTA
terhadap perataan laba karena perusahaan
menunjukan tidak terdapat pengaruh yang
dengan ROA yang tinggi cenderung
signifikan terhadap perataan laba. Hal ini
melakukan perataan laba dibandingkan
ditunjukan pada tabel 4.7 pada uji parsial,
dengan perusahaan yang lebih rendah
DTA memiliki tingkat nilai signifikasi
karena manajemen tahu akan kemampuan
sebesar 0,910 lebih besar dari 0.05. Debt to
mendapatkan laba pada masa akan datang,
Total Asset menurut Ni Nyoman Ayu
sehingga memudahkan dalam menunda
(2012) merupakan rasio yang digunakan
atau mempercepat praktik perataan laba.
untuk mengetahui seberapa besar peranan
Hasil
modal luar atas aset perusahaan. Debt to
penelitian
penelitian
ini
sesuai
dengan
yang dilakukan oleh
Lusi
Christiana (2012) yang menyatakan bahwa
total asset yang diperoleh melalui total utang dibagi dengan total aktiva.
profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap Tidak berpengaruhnya Debt to perataan laba. Tetapi tidak sesuai dengan Total Asset (DTA) terhadap perataan laba hasil penelitian yang dilakukan oleh
karena pada saat periode penelitian, rata –
Wildham bestivano (2012), Sahening dan rata DTA lebih kecil dari variabel yang Endang
yang
menyatakan
bahwa lain yaitu sebesar 0,4357. Maka pada
profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh periode penelitian dapat ditarik kesimpuan terhadap perataan laba. bahwa DTA cenderung menurun. Karena menurunnya
hutang
perusahaan
pada
periode penlitian mengindikasikan bahwa 4.3.4
Pengaruh DTA Terhadap
Praktek Perataan Laba
dalam keadaan sehat. Sehingga naik turunnya
DTA
perusahaan laba.
tidak
mempengaruhi
perataan
Tetapi
profitabilitaslah
yang dijadikan acuan
perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba atau tidak dan investor
5.3 Keterbatasan Penelitian
menitik beratkan tingkat laba bersih yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
Adapun
keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya
Hasil penelitian ini sesuai dengan mempunyai pengaruh terhadap perataan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lusi laba sebesar 29,3 %. sehingga masih ada Christiana (2012), Sahening dan Endang 70,7 % variabel diluar dipenelitian ini yang (2013) yang menyatakan bahwa Debt to dapat mempengaruhi manajemen laba. Total Asset (DTA) berpengaruh terhadap perataan laba . Tetapi tidak sesuai dengan
5.4
penelitian yang dilakukan oleh Cecilia
datang
Agenda Penelitian Yang Akan
(2012) yang menyatakan bahwa Debt to
Agenda penelitian selanjutnya,
Total Asset (DTA) tidak berpengaruh
dapat menambahkan variabel penelitian
terhadap perataan laba.
dan mencoba dengan perusahaan yang
Saran
berbeda
dalam
lingkup
yang
sama
Berdasar hasil penelitian yang telah
sehingga memperoleh bahasan yang lebih
dilakukan, maka peneliti memberikan
luas terhadap perataan laba. Dengan
saran sebaiknya perusahaan yang akan
melihat hasil penelitian yang masih ada
melakukan perataan laba melihat tingkat
29,3 % variabel – variabel yang dapat
profitabilitas perusahaan karena tingkat
mempengaruhi
profitabilitas perusahaan dan harga saham
dipertimbangkan
yang akan memicu perusahaan dalam
umur perusahaan. Penambahan jumlah
meningkatkan perusahaan dalam praktik
sampel juga dapat menjadi agenda dalam
perataan laba sehingga investor akan
penelitian selanjutnya.
memutuskan menanamkan modalnya
perataan
laba
penambahan
perlu variabel
Manufaktur Dan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI (2006 – 2009) Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
REFERENSI Algery, Andry, 2013, “Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Harga Saham Terhadap Praktek Perataan Laba Pada Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Bestivano, Wildham. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Di BEI) Bursa Efek Indonesia, n.d. Indonesia Market Directory 2010 – 2014. Jakarta : Bursa Efek Indonesia. Christiana, Lusi 2012. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No. 4. Juli 2012. Cecilia, 2012. “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Operasi Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1 No. 4. Juli 2012. Dewi dan Zulaikha, 2010. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan
Linda dan Sri, 2012. “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba : Studi Empiris Pada Perusahaan Food dan Beverages Yang Terdaftar di BEI.” Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Nopember 2012, Hal: 143 – 158. Vol. 1 No. 2 ISSN: 1979 – 4878 Ni Nyoman, Ayu, 2012. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing.” Media Komunikasi FIS Vol. 11 No. 1 April 2012 : 1 – 15 Prabayati dan Yasa, 2010. “Perataan Laba (Income Smoothing) Dan Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).” Rahmawati dan Muid, 2012. “Analisis Faktor – Fktor Yang berpengaruh Terhadap Praktik Tindakan Laba.” Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 1, No. 2, Tahun 2012 Hal. 14. Sahening dan Endang, 2013. “Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 – 2011).” Diponegoro Journal Of Management Tahun 2013, Hal 1 – 14.
Tampubolon, Mayasari, 2013. “Pengaruh Leverage, Free Cash Flow Dan Good Corporate Governance Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek Indonesia. Widaryati, 2009. “Analisis Perataan Laba Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufkatur Di Bursa Efek Indoneisa.” Fokus Ekonomi Vol. 4 No.2 Desember 2009 : 60 – 77. Widana dan Yasa, 2013. “Perataan Laba Serta Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya di Bursa Efek Indonesia.” E-Jurnal Akuntansi Univesitas Udayana 3.2 (2013) : 297 – 317 ISSN : 2302 - 8556