PERUBAHAN SOSIAL DALAM NOVEL DWILOGI PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
SAFITRI GUSMAYENTI NPM. 10080290
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
PERUBAHAN SOSIAL DALAM NOVEL DWILOGI PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA Safitri Gusmayenti1, Yasnur Asri2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh konflik antar tokoh yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. Tujuan penelitian ini adalah untuk; (1) mendeskripsikan bentuk perubahan sosial dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata, (2) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditemukan tiga bentuk-bentuk perubahan sosial dan tiga faktor penyebab terjadinya perubahan sosial. Pertama, pada cerita Padang Bulan terdapat tiga perubahan sosial, yaitu (1) perubahan status dan peran sosial yang disebabkan oleh kemiskinan, (2) perubahan tradisi yang disebabkan oleh teknologi, (3) perubahan profesi yang disebabkan oleh kemiskinan. Kedua, pada cerita Cinta di Dalam Gelas terdapat tiga perubahan sosial, yaitu (1) perubahan status dan peran sosial yang disebabkan oleh konflik, (2) perubahan tradisi masyarakat yang disebabkan oleh konflik, (3) perubahan profesi yang disebabkan oleh kemiskinan. Kata kunci : Perubahan Sosial, Novel Dwilogi Padang Bulan
PERUBAHAN SOSIAL DALAM NOVEL DWILOGI PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA Safitri Gusmayenti1, Yasnur Asri2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research was conducted due to the phenomena indicating that there was a conflict among characters triggering the social changes in dwilogy novel Padang Bulan written by Andrea Hirata. This research was aimed at (1) describing the form of social changes in novel dwilogy Padang Bulan written by Andrea Hirata, (2) describing the factors triggering the social changes indwilogy Padang Bulan written by Andrea Hirata. This was a descriptive research which produced descriptive data in from of written language. This research concluded that there were three forms of social changes happened and three factors triggering the changes in dwilogy novel written by Andre Hirata. First, in the story of Padang Bulan there were three sosial changes which were (1) the changes on status and social roles caused by poverty, (2) the changes on tradition generated by technology, and (3) the changes on profession generated by poverty. Second, in the story of Cinta di Dalam Gelas, there were three social changes occurred which were (1) the changer on status and social roles generated by conflicts, (2) the changer on tradition triggered by conflicts, and (3) the changes on profession triggered by poverty. Keywords : Social Changes , Novel Dwilogi Padang Bulan
PENDAHULUAN Kehidupan masyarakat di dunia sudah pasti mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Perubahan-perubahan akan terlihat setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan kehidupan masyarakat yang baru. Menurut Abdulsyani (2007:162) bahwa unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, normanorma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Novel dwilogi Padang Bulan adalah salah satu karya sastra yang membahas tentang perubahan sosial. perubahan sosial yang dibicarakan dalam novel ini adalah perubahan yang dialami masyarakat Melayu kampung Belitong. Novel ini menceritakan tentang perubahanperubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Hal yang menarik yang dijadikan alasan dalam memilih novel ini adalah karena adanya konflik yang terjadi antar tokoh dalam keluarga mengakibatkan terjadinya perubahan sosial di masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat direfleksikan ke dalam karya sastra. Perubahan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat dapat dijadikan sebagai pokok permasalahan dalam menulis sebuah cerita atau novel. Salah satu pengarang yang menulis novel tentang perubahan sosial adalah Andrea Hirata dalam novel dwilogi Padang Bulan. Berdasarkan uraian di atas, fokus masalah penelitian ini adalah perubahan sosial dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata, (2) mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. Menurut Abdulsyani (2007:163) perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia memunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin kemunduran. Selanjutnya Martono (2011:13-15), membagi perubahan sosial atas beberapa bentuk, yaitu (1) perubahan evolusi dan revolusi, (2) perubahan kecil dan perubahan besar, dan (3) perubahan yang direncanakan (dikehendaki) dan perubahan yang tidak direncanakan (tidak dikehendaki). Dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditemukan satu perubahan sosial yaitu perubahan yang tidak direncanakan. Perubahan tersebut terdiri atas, perubahan status dan peran sosial, perubahan tradisi masyarakat, dan perubahan profesi. Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi dengan sendirinya. Pada umumnya ada beberapa faktor yang berkonstribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Abdulsyani (2007: 164) mengemukakan tiga faktor penyebab perubahan sosial, yaitu (1) timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat senantiasa terjadi penimbunan, yaitu suatu kebudayaan semakin lama semakin beragam dan bertambah secara akumulatif. Bertimbunnya kebudayaan ini oleh karena adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada umumnya, (2) Perubahan jumlah penduduk, juga merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah, dan (3) Pertentangan (conflict), pertentangan antara anggota-anggota masyarakat dapat terjadi karena perubahan masyarakat yang pesat. Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang terdapat dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata adalah (1) kemiskinan, (2) teknologi, dan (3) konflik.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Ratna (2004: 46) mengatakan bahwa, penelitian kualitatif adalah analisis isi secara keseluruhan dengan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan data dalam bentuk deskripsi. Data penelitian ini adalah kata-kata, kalimat, atau dialog yang berkaitan dengan perubahan sosial yang telah diinventarisasikan dan diklasifikasikan sesuai dengan format pencatatan. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uraian rinci. Tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hasil bentuk-bentuk dan faktor penyebab perubahan sosial, (2) menganalisis data bentuk-bentuk dan faktor penyebab perubahan sosial, (3) menyimpulkan hasil penelitian, dan (4) menulis laporan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Novel dwilogi Padang Bulan ini terdiri atas dua cerita, yaitu Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata ditemukan tiga bentuk perubahan sosial, yaitu (1) perubahan status dan peran sosial, (2) perubahan tradisi, dan (3) perubahan profesi. Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang terdapat dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata adalah (1) kemiskinan, (2) teknologi, dan (3) konflik. Bentuk-bentuk perubahan sosial pada cerita Padang Bulan adalah sebagai berikut. 1) Perubahan status dan peran sosial Menurut Muin (2006:85) kedudukan sosial atau status sosial adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Sedangkan peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Perubahan status dan peran ini dialami oleh tokoh Enong, adik-adik Enong, dan ibu Enong. Status dan peran Enong dari seorang anak berubah menjadi seorang tulang punggung keluarga. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan yang melanda keluarga Enong semenjak ayahnya meninggal. Perubahan tersebut terlihat pada kutipan berikut. Secara mendadak kehilangan tiang penopang, keluarga Syalimah langsung limbung. Tak punya modal, tak punya keahlian, dan tak ada keluarga lain dapat diminta bantuan– karena semuanya miskin–membuat keluarga itu mati kutu. Tak pernah terpikir nasib sepedih itu akan menimpa mereka secara tiba-tiba. Sang suami adalah tulang punggung keluarga satu-satunya dan hal itu baru disadari sepenuhnya setelah ia tiada (Hirata, 2010:24).
Dari kutipan tersebut tergambar bahwa peubahan status dan peran yang dialami tokoh terjadi karena kemisikanan semenjak ayah mereka meninggal. Selanjutnya perubahan status dan peran juga dialami ketiga adik Enong. Status dan peran mereka sebagai seorang anak berubah menjadi anak yatim. Hal ini dikarenakan ayahnya yang meninggal dunia. Selain itu, perubahan status dan peran juga dialami Syalimah ibunya Enong. Status dan peran sebagai isteri berubah menjadi seorang janda. Perubahan ini terjadi setelah suaminya meninggal dunia. Perubahan status dan peran yang dialami tokoh dalam cerita Padang Bulan karya Andrea Hirata termasuk ke dalam perubahan ang tidak direncanakan, karena tidak ada rencana apa pun bahwa status dan peran mereka akan berubah. 2) Perubahan tradisi Menurut Sztompka (2010:69–74) tradisi berubah ketika orang memberikan perhatian khusus pada fragmen tradisi tertentu dan mengabaikan fragmen yang lain. Perubahan sosial itu terjadi karena rakyat mungkin bosan atau kecewa terhadap tradisi tertentu sehingga secara bertahap atau tiba-tiba meninggalkannya. Perubahan tradisi ini dialami oleh
masyarakat Melayu pada tradisi merayakan ulang tahun. Masyarakat Melayu sebelumnya tidak pernah merayakan ulang tahun. Bahkan mereka tidak mau tahu dengan hari kelahirannya. Berbeda dengan orang Tiong Hoa yang selalu merayakan ualng tahun. Tradisi ini mengalami perubahan karena teknologi yang semakin canggih. Perubahan tradisi merayakan ualng tahun itu berubah karena masyarakat melayu sering menonton televisi dan mendengarkan lagu barat. Barangkali karena orang Melayu seperti kami tak pernah merayakan ulang tahun, dan tak pernah peduli akan hari kelahiran, sebaliknya bagi orang Tionghoa hal itu amat penting–maka waktu masih kecil, aku sering heran mendengar A Ling berbicara tentang hari ulang tahun yang kian dekat, dan betapa ia gembira. Waktu itu aku baru kelas 3 SD, baru kenal dengan dengannya (Hirata, 2010:51). Dewasa ini, mungkin karena terlalu banyak menonton televisi atau mendengar lagu Barat, orang Melayu pun mulai merayakan ulang tahun. Meriah, anak-anak kecil saling mengirim kartu undangan yang juga kecil-kecil. Huruf-huruf di dalam kartu itu mungil dan kalimat mengundangnya lucu. Keponakanku menulis untuk kawannya: kalau kau tak datang, aku akan menangis. Ulang tahun tak lagi misterius seperti kami masih SD dulu (Hirata, 2010:56).
Perubahan ini termasuk ke dalam perubahan yang tidak direncanakan. Masyarakat Melayu tidak merencanakan akan mengadakan perubahan pada tradisi merayakan ulang tahun yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. Hal itu hanya dikarenakan masyarakat Melayu terpengaruh oleh teknologi. 3) Perubahan Profesi Menurut Syahril (2009:8) profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk mengerjakan pekerjaan itu. Perubahan profesi yang terdapat dalam cerita Padang Bulan karya Andrea Hirata ini dialami oleh tokoh Enong. Enong terpaksa bekerja sebagai pendulang timah untuk menafkahi ibu dan adik-adiknya. Profesi Enong sebagai pelajar mengalami perubahan menjadi seorang pendulang timah. Hal ini disebabkan oleh faktor kemiskinan yang melanda keluarga Enong. Enong merupakan perempuan pertama yang bekerja sebagai pendulang timah. perubahan itu terlihat pada kutipan berikut ini. Sampai di rumah, ia mengambil pacul dan dulang milik ayahnya dulu, lalu segera ia kembali ke danau. Ia menyingsingkan lengan baju, turun ke bantaran dan mulai menggali lumpur. Ia terus menggali dan menggali. Ia berkecipak seperti orang kesurupan. Keringatnya bercucuran, tubunya berlumur lumpur. Ia mengumpulkan galianya ke dalam dulang, mengisinya dengan air, dan mengayak-ayaknya. Sore itu, pendulang timah perempuan pertama di dunia ini, telah lahir (Hirata, 2010:49).
Perubahan yang dilakukan Enong ini mengakibatkan pada perempuan lainnya yang ada di kampung Enong. Semenjak Enong bekerja sebagai pendulang timah, perempuan lainnya juga ikut bekerja sebagai pendulang timah. Perubahan ini termasuk perubahan yang tidak direncanakan. Perubahan profesi yang dialami tokoh dalam cerita Padang Bulan ini tidak direncanakan akan terjadi. Pada cerita Cinta di Dalam Gelas akan dibahas tiga bentuk perubahan sosial yang disertai dengan faktor penyebabnya. Bentuk-bentuk perubahan sosial tersebut adalah sebagai berikut. 1) Perubahan status dan peran sosial Menurut Muin (2006:85) kedudukan sosial atau status sosial adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Kedudukan sosial meliputi lingkungan pergaulan, prestasi, hak, dan kewajiban. Sedangkan peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Perubahan status dan peran merupakan hal yang wajar terjadi dalam suatu kehidupan masyarakat. Pada cerita Cinta di
Dalam Gelas perubahan status dan peran sosial dialami oleh ketiga adik Enong. Status dan peran adik Enong sebagai seorang anak gadis berubah menjadi seorang isteri. Status dan peran Enong juga berubah menjadi seorang isteri. Enong menikah dengan Matarom, Namun status dan peran sebagai seorang isteri tidak bertahan lama. Status dan peran Enong berubah menjadi seorang janda setelah bercerai dengan Matarom. Hal ini terjadi karena adanya konflik antara Enong dan Matarom yang mengakibatkan rumah tangga mereka berantakan. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. Tak seperti perkawinan ibu dan ketiga adiknya, Enong tidak beruntung. Kelakuan buruk suaminya telah tampak sejak awal perkawinan, namun ia bertahan. Seburuk apa pun ia diperlakukan, ia menganggap dirinya telah mengambil keputusan dan dia ingin menjaga perasaan ibunya. Namun, pertahanan Enong berakhir ketika suatu hari datang seorang perempuan yang mengaku sebagai istri Matarom. Perempuan itu dalam hamil. Ia tidak datang dengan marah-marah karena tahu apa yang telah terjadi bukan kesalahan Enong. Enong meminta maaf dan mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ia tak pernah mengenal lelaki dan tak tau banyak tentang Matarom. Enong mengakhiri perkawinannya secara menyedihkan. Ia minta diceraikan (Hirata, 2010:17).
Dari kutipan tersebut tergambar bahwa perubahan status dan peran sosial yang dialami tokoh disebabkan oleh konflik antar tokoh. Selanjutnya perubahan status dan peran kembali dialami tokoh enong dan ketiga adiknya. Mereka yang sebelumnya hanya anak yatim berubah menjadi anak yatim piatu. Perubahan tersebut terjadi setalah ibu mereka meninggal dunia. Perubahan ini termasuk perubahan sosial yang tidak direncanakan. Tokoh Enong dan adik-adiknya tidak merencanakan mereka akan mengalami perubahan status dan peran sosial. 2) Perubahan tradisi Sztompka (2010:69–74) mengemukakan bahwa tradisi dalam arti yang lebih lengkap adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benarbenar masih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. Perubahan sosial itu terjadi karena rakyat mungkin bosan atau kecewa terhadap tradisi tertentu sehingga secara bertahap atau tiba-tiba meninggalkannya. Pada cerita Cinta di Dalam Gelas terdapat perubahan tradisi. Tradisi yang mengalami perubahan adalah tradisi permainan catur. Masyarakat Melayu biasanya melakukan permainan catur dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Permainan ini biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki sedangkan kaum perempuan tidak boleh ikut permainan catur. Tradisi permainan catur tersebut diubah oleh Maryamah (Enong). Maryamah ingin ikut pertandingan catur melawan Matarom. Perubahan ini disebabkan oleh konflik yang terjadi antara Maryamah dan Matarom sewaktu mereka masih sepasang suami isteri. Maryamah ingin balas dendam kepada Matarom atas perlakuan Matarom kepadanya dulu. Perubahan ini termasuk pada perubahan yang tidak direncanakan. Karena tidak ada rencana dari tokoh untuk mengubah suatu tradisi yang sudah ada sejak lama di kampung Melayu. Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini. Mitoha, ketua klub catur Di Timoer Matahari itu, marah-marah dan nyata-nyata menentang Maryamah. “Dajal, dajal! Perempuan berani bertanding catur melawan laki-laki, pertanda dunia sudah kiamat!” Mitoha menekan bener kata perempuan dalam kaliamtnya. Di tengah sekondangnya–sekondang adalah sebutan untuk pendukung di dalam catur–ia menyebarkan berita yang sinis soal seorang perempuan yang berniat balas dendam pada mantan suaminya dengan cara putus asa melalui catur, dan bahwa tindakan itu lantaran sakit hati pada calon istri Matarom. Hal itu lalu menjadi umpan gossip yang panas (Hirata, 2010:82).
Pada kutipan tersebut tergambar bahwa tokoh Maryamah (Enong) ingin bermain catur hanya untuk balas dendam kepada Matarom. Selanjutnya, perubahan tradisi lainnya yang terdapat dalam cerita Cinta di Dalam Gelas adalah tradisi minum kopi di warung.
Masyarakat Melayu suka minum kopi sejak zaman nenek moyangnya. Mereka duduk di warung hanya sekedar pergi bercengkrama. Tradisi tersebut mengalami perubahan semenjak maskapai penambang timah mengalami kebangkrutan, Masyarakat Melayu sering duduk di warung karena semakin banyaknya keluh kesah yang mau certitakan di warung sambil minum kopi. Semenjak itu, masyarakat Melayu tidak suka lagi minum kopi di rumah dengan alasan kopi di rumah tidak seenak kopi di warung. Hal ini terlihat pada kutipan berikut ini. Kopi adalah minuman yang ajaib, setidaknya bagi lidah orang Melayu, karena rasanya dapat berubah berdasarkan tempat. Keluhan isteri soal suami yang tak mau minum kopi di rumah–padahal bubuk kopinya sama seperti di warung kopi–adalah keluhan turun temurun. Alasan kaum suami kompak, bahwa kopi di rumah tidak seenak kopi di warung (Hirata, 2010:26).
Dari kutipan tersebut tergambar bahwa masyarakat Melayu tidak suka lagi minum kopi buatan isterinya di rumah. Mereka lebih senang minum kopi di warung kopi. Perubahan ini terjadi karena kemiskinan yang melanda masyarakat Melayu. Kekurangan lapangan pekerjaan mengakibatkan mereka sering duduk di warung. Perubahan tradisi ini termasuk ke dalam perubahan yang tidak direncanakan. Karena perubahan tradisi minum kopi di warung itu tidak pernah direncanakan. Semua itu terjadi karena kemiskinan yang melanda masyarakat Melayu. 3) Perubahan profesi Menurut Syahril (2009:8) salah satu ciri profesi adalah kontrol yang ketat atas para anggotanya. Suatu profesi ada dan diakui masyarakat karena ada usaha dari anggotnya untuk menghimpun diri. Perubahan profesi yang terdapat dalam cerita Cinta di Dalam Gelas dialami oleh Paman. Paman yang dulunya bekerja sebagai operator telepon di maskapai penambang timah berubah profesi sebagai pemilik warung kopi. Hal ini terjadi karena maskapai timah tempat Paman bekerja mengalami kebangkrutan. Waktu itu paman telah bekerja sebagai tenaga langkong semacam capeg alias calon pegawai. Ia magang pada jabatan juru muda telepon alias operator di maskapai timah. Tugasnya menyambungkan telepon melalui sebuah papan vessel (Hirata, 2010:227).
Perubahan profesi ini termasuk pada perubahan yang tidak direncanakan. Paman tidak merencanakan ia akan menjadi pemilik warung kopi yang sekarang banyak dikunjungi masyarakat Melayu. Warung kopi milik Paman juga dijadikan tempat berlangsungnya pertandingan catur.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata terdapat beberapa perubahan sosial. Pertama, pada cerita Padang Bulan terdapat tiga bentuk-bentuk perubahan sosial, yaitu (1) perubahan status dan peran sosial yang tergambar pada perubahan status dan peran yang dialami Enong dan ketiga adiknya. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan yang melanda keluarga Enong; (2) perubahan tradisi yang tergambar pada tradisi merayakan ulang tahun yang tidak pernah dilakukan oleh masyarakat Melayu. Hal ini disebabkan oleh faktor teknologi. Masyarakat Melayu mulai merayakan ulang tahun karena sering menonton televisi; (3) perubahan profesi yang tergambar pada profesi yang ditekuni Enong sebagai pendulang timah. Perubahan ini disebabkan oleh kemiskinan. Perubahan profesi lainnya juga dialami Ikal sebagai pelayan
warung kopi milik Pamannya. Hal ini terjadi karena tidak adanya pekerjaan yang mau menerima Ikal. Kedua, pada cerita Cinta di Dalam Gelas terdapat tiga perubahan sosial, yaitu (1) perubahan status dan peran sosial yang tergambar pada status dan peran adik-adik Enong sebagai seorang isteri. Perubahan status dan peran juga dialami Enong sebagai seorang isteri. Status dan peran tersebut mengalami perubahan. Enong yang berperan sebagai isteri berubah menjadi menjadi seorang janda. Hal ini disebabkan karena adanya konflik antara Enong dengan Matarom; (2) perubahan tradisi masyarakat yang tergambar pada perubahan tradisi pertandingan catur. Hal itu dilakukan karena adanya konflik antara Enong (Maryamah) dengan Matarom. Perubahan tradisi lainnya juga terjadi pada tradisi minum kopi di warung. Hal ini terjadi karena tidak adanya lapangan pekerjaan sehingga masyarakat Melayu menghabiskan waktunya di warung; (3) perubahan profesi yang tergambar pada profesi yang ditekuni Paman sebagai pemilik warung semenjak berhenti bekerja di maskapai timah. hal ini terjadi karena maskapai penambang timah mengalami kebangkrutan dan masyarakat Melayu kehilangan pekerjaan. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, saran peneliti adalah sebagai berikut: (1) bagi pengarang lainnya yang akan menulis novel dengan tema perubahan sosial hendaknya menceritakan tentang perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang memiliki dampak positif terhadap perkembangan masyarakat; (2) bagi pembaca agar lebih mengetahui tentang perubahan-perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dewasa ini. DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hirata, Andrea. 2010. Dwilogi Padang Bulan: Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Syahril. 2009. Profesi Kependidikan. Padang: UNP Press. Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.