INTERTEKSTUALITAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DENGAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA A FUADI
ARTIKEL ILMIAH
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1)
DELVINA FITRIANI NPM 10080262
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMBAR PADANG 2014
INTERTEKSTUALITAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DENGAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA A FUADI Delvina Fitriani1, Iswadi Bahardur2, Upit Yulianti DN3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persamaan inti cerita yang dituliskan oleh pengarang. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan intertekstualitas yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi dari aspek ekspansi, konversi, modifikasi dan ekserp. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terdapat intertekstualitas dari aspek: (1) ekspansi, terdapat perluasan di dalam novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yaitu pada peristiwa mengenai tokoh utama dalam meraih impian ke luar negeri; (2) konversi, terdapat pemutarbalikkan keadaan di dalam novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yaitu mengenai tokoh-tokoh yang dekat dengan tokoh utama dan peristiwa; (3) modifikasi, terdapat pengembangan di dalam novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yaitu mengenai peristiwa yang berkaitan dengan tokoh utama; dan (4) ekserp, terdapat penyadapan inti dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata di dalam novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi yaitu kesamaan tema yang diangkat oleh pengarang. Kata Kunci: Intertekstualitas, Ekspansi, Konversi, Modifikasi, Ekserp, Novel Sang Pemimpi dan Novel Ranah 3 Warna
INTERTEXTUALITY NOVEL SANG PEMIMPI BY ANDREA HIRATA WITH NOVEL RANAH 3 WARNA BY A FUADI Delvina Fitriani1, Iswadi Bahardur2, Upit Yulianti DN3 1) Students of STKIP PGRI West Sumatra 2) 3) Lecturer Education Studies Program Language and Literature STKIP PGRI West Sumatra Indonesia ABSTRACT This research is the similarity of the till of the story that written by the author. The purpose of this research is to describe intertextuality contained in the novel Sang pemimpi by Andrea Hirata and novel Ranah 3 Warna by A Fuadi from of expansion, conversion, modification and ekserp. The type of the research is a qualitative descriptive research method. The results of this research show that in Sang Pemimpi novel by Andrea Hirata and Ranah 3 Warna by A Fuadi there is intetextuality from: (1) expansion, there is anlargement in the novel Ranah 3 Warna by A Fuadi and Sang Pemimpi by Andrea Hirata is on events of the key figures in the dreams abroad; (2) conversion, there is a reversal of the situation in the novel Ranah 3 Warna by A Fuadi and Sang Pemimpi by Andrea Hirata is about the figures are close to the major figures and events; (3) modification, there is development in the novel Ranah 3 Warna by A Fuadi and Sang Pemimpi by Andrea Hirata is about the events related to the main character; and (4) ekserp, tapping of the till of the Sang Pemimpi by Andrea Hirata in Ranah 3 Warna by A Fuadi there is similarity of the themes that discussions by author. Keywords: Intertextuality, Expansion, Conversion, Modification, Ekserp, Sang Pemimpi Novel and Ranah 3 Warna Novel
PENDAHULUAN Karya sastra hadir atau dicipta karena adanya seorang pengarang yang menuliskannya. Karya sastra dicipta pengarangnya untuk menanggapi gejala-gejala yang terjadi pada masyarakat sekelilingnya, bahkan seorang pengarang tidak terlepas dari paham-paham, pikiran-pikiran atau pandangan dunia pada zamannya atau sebelumnya. Semua itu tercantum dalam karyanya. Dengan demikian, karya sastra tidak terlepas dari kondisi sosial budayanya dan tidak terlepas dari hubungan kesejarahan sastranya. Fiksi merupakan salah satu karya sastra yang banyak mengungkapkan tentang kehidupan sehari-hari. Nurgiyantoro (1995: 2) menyatakan bahwa karya fiksi menyarankan pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga dia tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Novel merupakan bagian dari fiksi. Nurgiyantoro (1995: 9) menyatakan bahwa novel dan cerita pendek merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Selain itu, Ramadansyah (2010: 90) juga mengemukakan bahwa berdasarkan pengertian fiksi yaitu rekaan, khayalan dan hal yang tidak berdasar pada kenyataan, maka fiksi cenderung mengingatkan orang pada novel, roman dan cerpen. Sebuah karya sastra ditulis oleh seorang pengarang berdasarkan karya yang dituis oleh pengarang lain. Artinya sebuah karya sastra yang diciptakan pengarang tidak dapat melepaskan diri dari teks sastra lainnya. Pengarang ketika mengekspresikn karyanya telah meresapi karya sebelumnya. Hasil dari karya satra yang ditulis mendasarkan diri pada karya lain yang telah ada sebelumnya. Baik secara langsung maupun tidak langsung, baik meneruskan maupun menyimpangi. Karya sastra dapat dianalisis dengan berbagai teori, di antaranya dengan menggunakan teori intertekstualitas. Intertekstualitas merupakan kajian tentang hubungan satu karya dengan karya lainnya. Menurut Pradopo (dalam Endraswara, 2011: 133) prinsip intertekstualitas adalah sebuah karya hanya dapat dipahami maknanya secara utuh dalam kaitannya dengan teks lain yang menjadi hipogram. Hipogram adalah karya sastra yang ada terlebih dahulu dan menjadi sandaran dalam berkarya. Dalam hal ini sastrawan yang karyanya lahir berikut merupakan transformator sedangkan karyanya dinamakan transformasi. Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi adalah dua novel yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis intertekstualitas di antara banyaknya karya sastra saat ini. Sang Pemimpi (novel) diterbitkan oleh penerbit Bentang. novel ini telah difilmkan pada tahun 2009. Novel ini diterbitkan pertama kali pada Juli 2006. Setelah itu novel ini mengalami bebrapa revisi hingga revisi pertama diterbitkan pada April 2011. Ranah 3 Warna (novel) diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Januari 2011. Sang Pemimpi dan Ranah 3 Warna membahas tentang impian untuk belajar hingga ke luar negeri dan kegigihan untuk meraih impian tersebut. Impian besar itu dimiliki oleh remaja dari keluarga yang sederhana, yang menurut keadaan hidup secara wajar mereka tak akan mampu untuk meraih mimpi tersebut. Wujud remaja tersebut masing-masing diwakili oleh Ikal dan Alif. Ikal dalam Sang Pemimpi merupakan seorang remaja dari Belitong yang mempunyai mimpi dapat belajar ke Perancis, Eropa. Untuk mewujudkan impian tersebut ia gigih belajar dan bekerja di sela-sela waktu luangnya. Kegigihan dan kesungguhannya membuahkan hasil yang memuaskan. Ia mendapatkan beasiswa untuk mewujudkan impian tersebut. Hal tersebut sama halnya dengan Alif pada Ranah 3 Warna. Alif merupakan remaja dari Maninjau yang bercita-cita dapat belajar hingga ke benua Amerika. Berbagai keterbatasan keadaan tidak membuatna surut. Ia terus berjuang untuk mewujudkan keinginannya tersebut hingga akhirnya ia juga mendapatkan beasiswa untuk mewujudkan impiannya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada intertekstualitas dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan intertekstualitas dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. Nurgiayantoro (1995: 50) mengemukakan bahwa intertekstualitas adalah kajian terhadap sejumlah teks yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, misalnya ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, gaya bahasa dan lain-lain antara teks yang dikaji. Dalam proses intertekstualitas terdapat karya yang menjadi hipogram dan transformasi. Endraswara (2011: 132) mengemukakan bahwa hipogram karya sastra meliputi: (1) ekspansi, yaitu perluasan atau pengembangan karya. Ekspansi tidak sekedar repetisi atau perulangan kata atau kalimat yang sama tetapi juga perubahan secara gramatikal dan perubahan jenis kata; (2) konversi, pemutarbalikan hipogram atau matriknya. Penulis karya yang baru akan memodifikasi kalimatnya hingga tidak persis sama dengan hipogramnya; (3) modifikasi, yaitu perubahan tataran linguistik, manipulasi urutan kata dan kalimat. Dalam modifikasi ini pengarang bisa saja hanya mengganti nama tokoh, latar tempat dan waktunya, namun jalan ceritanya sama saja; dan (4) eksperp, adalah semacam intisari dari unsur atau episode dalam hipogram yang disadap oleh pengarang. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Semi (1993: 26) penelitian kualitatif adalah penelitian yang berhubungan dengan cara penelitian yang bersifat mempertanyakan. Penelitian kualitatif lebih sesuai untuk penelitian hal-hal yang bersangkutan dengan masalah kultur dan nilai-nilai, seperti sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Ratna (2010: 46) berpendapat bahwa penelitian dimulai dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Melalui jenis dan metode penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan intertekstualitas yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. Setelah peneliti memperoleh data dan menganalisisnya, maka akan didapat kesimpulan umum. Data penelitian ini adalah tokoh, alur dan tema yang terdapat dalam Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. Data-data tersebut akan dianalisis sehingga tampak proses intertekstualitas berdasarkan aspek ekspansi, konversi, modifikasi dan ekserp. Sumber data pertama pada penelitian ini adalah novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata terbitan Bentang pustaka. Warna sampul hijau dengan gambar seorang lelaki yang membelah padang rumput yang hijau. Novel yang dianalisis adalah novel new edition dari Sang Pemimpi yang telah diterbitkan pada Juli 2006 cetakan pertama pada April 2011 dengan jumlah halaman 248. Sumber data kedua adalah novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terbitan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta pada tahun 2011. Novel yang digunakan adalah cetakan pertama dengan jumlah halaman 474. Warna sampul orange dengan gambar ujung sepatu di bagian atas dan rumput liar berwarna kehijauan di bagian bawah serta beberapa daun maple yang gugur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara: (1) membaca dan memahami keseluruhan isi novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi.; (2) mengidentifikasikan tokoh, alur, dan tema yang terkait dengan permasalahan penelitian dalam novel; (3) memahami data yang berhubungan dengan perubahan intertekstualitas; dan (4) mengklasifikasikan data yang telah terkumpul dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1) mendeskripsikan tokoh, alur dan tema yang terdapat pada kedua novel; (2) menganalisis intertekstualitas yang terdapat dari aspek ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp; (3) menginterpretasikan teks mengenai tokoh, alur, dan atau tema yang mengandung intertekstualitas berdasarkan aspek ekspansi, konversi, modifikasi dan ekserp; (4) menyimpulkan data yang terkumpul; dan (5) menulis laporan. HASIL PENELITIAN Intertekstualitas dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terdapat dalam empat aspek yaitu: (1) ekspansi, pengembangan karya; (2) konversi, pemutarbalikkan karya; (3) modifikasi, perubahan urutan kata, alur, latar dan waktu; dan (4) ekserp, penyadapan intisari dari hipogram karya. Dalam novel Ranah 3 Warna sebagai transformasi dari novel Sang Pemimpi terdapat pengembangan karya. Ikal pada Sang Pemimpi menerima beasiswa ke Sorbonne, Prancis, sesuai dengan benua dan negara yang diimpikannya, namun tidak diceritakan bagaimana kehidupan yang ia jalani selama di Eropa. Tokoh Alif pada Ranah 3 Warna juga mendapatkan impiannya untuk belajar ke luar negeri yaitu ke benua Amerika. Ia mendapatkan impiannya melalui beasiswa pertukaran pelajar. Dalam novel ini, cerita mengenai Alif diperluas. Alif diceritakan mengikuti pendidikan selama enam bulan. Ia bertemu teman-teman bulenya dan hidup di Quebec, Kota kecil di negara Kanada. Konversi terjadi mengenai pemutarbalikkan keadan yang diterima oleh tokoh utama. Ikal dalam Sang Pemimpi memiliki seorang sahabat yang selalu membantu dan melindunginya sedangkan Alif dalam Ranah 3 Warna memiliki sahabta yang beberapa kali membuatnya bersedih. Konversi juga terjadi pada beberapa peristiwa seperti perbedaan benua impian tokoh utama, sikap guru tokoh utama dan awal mula munculnya cita-cita tokoh utama untuk belajar di luar negeri. Modifikasi terdapat pada peristiwa yang sempat membuat tokoh utama frustasi dan berhenti bermimpi. Tokoh utama sama-sama mengalami masa di saat ia tidak ingin lagi meraih mimpinya. Modifikasi juga terdapat pada tokoh Ibu dari tokoh utama kedua novel tersebut. Ekserp terdapat pada penyadapan tema yang dikembangkan pada novel Ranah 3 Warna. Kedua novel tersebut mengangkat tema impian remaja yang berasal dari daerah terpencil dan keluarga sederhana yang ingin belajar hingga jauh ke luar negeri. PEMBAHASAN Intertekstualitas yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi yaitu: (1) ekspansi yang terdapat tentang kutipan keadaan tokoh utama pada saat meraih mimpi. Ikal dan Alif sama-sama menerima beasiswa ke benua impian. Namun Alif pada Ranah 3 Warna karya A Fuadi diceritakan telah hidup dan bergaul dengan lingkungannya di Amerika, sedangkan Ikal pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata hanya diceritakan hingga ia mendapatkan beasiswa; (2) konversi yang terdapat di antaranya yaitu mengenai sahabat dan perlakuan sahabat kedua tokoh utama pada kedua novel tersebut. Arai adalah sahabat Ikal dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, ia sangat menyayangi Ikal, ia juga selalu melindungi dan tidak pernah menyakiti hati Ikal. Randai adalah Alif pada novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi ia kerap kali mengajak Alif berkompetisi, tetapi sikapnya juga sering dirasakan kasar dan menyakiti hati Alif; (3) modifikasi yang terdapat diantaranya yaitu mengenai keputusasaan kedua tokoh utama. Ikal pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mengalami masa pesimis dan tidak lagi ingin bermimpi setelah menyadari
keadaan hidup mereka yang sebenarnya. Alif pada novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi menjadi pesimis dan berhenti bermimpi karena masalah keuangan yang tidak jua cepat teratasi sesuai keinginannya; (4) ekserp yaitu mengenai tema dari kedua novel yang sama. Tema dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata disadap oleh novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. SIMPULAN Intertekstualitas dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dengan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terdapat dalam empat aspek yaitu: (1) ekspansi, pengembangan karya; (2) konversi, pemutarbalikkan karya; (3) modifikasi, perubahan urutan kata, alur, latar dan waktu; dan (4) ekserp, penyadapan intisari dari hipogram karya. Keempat aspek tersebut terdapat dalam novel novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi. Ekspansi terdapat pada peristiwa yang dialami oleh tokoh utama yaitu Ikal dan Alif. Konversi terdapat pada beberapa tokoh yang dekat dengan tokoh utama dan beberapa peristiwa pada kedua novel tersebut. Modifikasi juga terdapat pada tokoh utama pada kedua novel tersebut, selain itu modifikasi juga terdapat pada peristiwa dalam kedua novel tersebut. Selain itu, ekserp terdapat pada penyadapan tema oleh karya transformasi yaitu novel Ranah 3 Warna karya A Fuadi terhadap novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Kedua novel tersebut memiliki tema yaitu kegigihan remaja untuk meraih impian belajar ke luar negeri. SARAN Saran-saran penulis adalah sebagai berikut; Pertama bagi pembaca, untuk lebih memahami tentang isi dari karya sastra yang dibaca, bahwa sebuah karya sastra tidak terlahir begitu saja tanpa didasari oleh tulisan sebelumnya. Kedua bagi pengarang agar juga banyak membaca karya-karya pengarang lainnya untuk menambah kekayaan wawasan mengenai karya yang akan dituliskan. KEPUSTAKAAN Endraswara, Suwardi. 2011. Metodelogi Penelitian Sastra. Yogyakarta. FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Fuadi. A. 2011. Ranah 3 Warna. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Hirata. Andrea. 2011. Sang Pemimpi. Yogyakarta. Bentang Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Bandung. Dian Aksara Press Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.