PERUBAHAN MENDASAR POSTUR LUSI UTARA (P68-P69), 13 JANUARI 2013 DEFORMASI TERJADI DENGAN INTENSITAS DAN KEUNIKAN LUAR BIASA, NAMUN KARENA TEMPATNYA YANG CUKUP REMOTE (TERPENCIL) TIDAK BANYAK DIKETAHUI, DISAMPING PENDALAMAN HARUS DILAKUKAN DENGAN PENJELAJAHAN MENDAKI GUNUNG LUSI.
Rekaman kejadian Eksklusif ini dilakukan Minggu pagi menjelang siang, saya ditemani Lukman melakukan pendalaman dengan inspeksi dari P68T menyebrang ke Punggungan Akrasi P68, ke lokasi Hilur P68T yang ditutupi oleh longsoran lumpur padu yang sangat dahsyat, menyebrang ke Kali P69 yang
mengalami penutupan dengan mekanisme pergerakan dinding sungai pada bagian tertutup terbentuk lempung tertekan sampai struktur buaya, mendaki kearah Lereng atas BUKAN MAIN, SEBAGAI SAKSI MATA YANG PERTAMA MENYAKSIKAN LUMPUR PEKAT BANJIR BANDANG YANG MASIH BARU DENGAN ALURAN YANG SANGAT MENARIK, MENUTUPI SEMUA STRUKTUR YANG TELAH ADA, TERMASUK HULU KALI P68 DAN P69, AKHIRNYA MENURUN KE LERENG BAWAH YANG MENJADI SULIT KARENA ADANYA LIMPASAN DAMPAK HULU KALI TERTUTUP, DAN MENYAKSIKAN SUATU KECENDERUNGAN BARU KALI P68T YANG SELAMA INI MINOR ATAU MATI AKAN MENJADI DOMINAN, DAN KONSEKUENSINYA AKAN MENGGANTIKAN P68B JUGA MENCEMARI KALI KETAPANG, KECUALI DILAKUKAN PENANGGULAN DI UTARA SISTEM HULU KALI P68.
Tercatat sebagai kejadian Terdahsyat selama 6 tahun ke belakang, dimana berbeda akibat dari jebolnya Tanggul P68; Celah P68B yang selama ini diupayakan tertutup, antara lain dengan menggunakan sandbag, yang hanya bertahan beberapa hari saja. Dalam waktu
beberapa jam telah tertutup secara alami oleh longsoran atau rayapan lumpur padu dengan intensitas dahsyat. Terdahsyat yang pernah saya lihat selama 6 tahun ke belakang;
Kali P69 yang berada di sebelah timur, juga mengalami penutupan terutapa oleh adanya pergerakan bagian lumpur atas, sehingga pada daerah kali tertutup terdapat lumpur halus tertekan (compressed soft mud); Pergerakan Lumpur Padu di sektor P68B-P69 dikendalikan oleh seri Patahan Geser (strike slip fault) dengan arah sejajar dengan kelurusan Gawir Watukosek (Watukosek Escarpment);
Hal unik adalah bahwa bila Celah P68B (hilir) ditutup oleh longsoran lumpur padu membentuk seri punggungan sempit. Maka di hulu Kali P68B ditutupi oleh lumpur pekat banjir bandang. Banjir bandang dengan pola-pola aliran yang sangat jelas dan indah, dengan sebaran yang sangat luas, telah menutup struktur punggungan akrasi radial dengan selingan palung. Termasuk Punggungan Akrasi P68T digunakan sebagai Posko Aju di Gunung (April Kelabu-Operasi Siluman) yang diketemukan 1 April 2012.
KEDAHSYATAN DEFORMASI DI UTARA LUSI DI SIMPULKAN, DENGAN ANATOMI: Patahan-patahan geser (strike slip fault) searah Watukosek; Lereng dengan gradien topografi yang besar, merayap (creeping) atau longsor (sliding) membentuk Punggungan Akrasi dengan arah dikendalikan oleh Patahan Regional. Bagian ujung menutup Celah P68B; Gerakan horisontal juga menyebabkan Kali P68B dan P69 mengalami penutupan (enclosing) dibarengi dengan membentuk lumpur tertekan (compressed mud), sangat beda dengan lumpur pekat yang menutupi sungai (flooded).
Bersamaan dengan aktivitas Patahan Geser yang menerus ke Kawah (crater), tampaknya telah memicu terjadinya fenomena Banjir Bandang lumpur dingin (seperti lahar dingin), berasal dari daerah kawah luar dan lereng atas yang telah basah (musim hujan); Banjir bandang menutup hulu Kali P68B dan P69, serta semua struktur yang telah ada sebelumnya. Hasil akhir membentuk daerah morfologi dengan permukaan datar, dengan pola umum suatu aliran yaitu bentuk kipas (fan shape) dengan apek di kawah.
IMPLIKASI UNTUK PENANGGULANGAN LUSI
Postur Lusi pada tahun ke 7 masih dinamis, dimana memasuki musim penghujan longsoran lumpur padu pada zona tumbukan yang telah terindikasi sejak tahun 2010 (TAS-OSAKA-PUTUL-BARAT-SIRING); Aliran ke Kali Ketapang dari P68B telah berhenti, karena hulu ditutupi lumpur banjir bandang sedangkan hilir ditutupi longsoran lumpur padu. Sementara masalah dampak lingkungan dapat diantisipasi oleh faktor alam. Kali P69 mati karena mengalami penutupan (closing) akibat gerakan lereng, beda dengan mekanisme matinya P68B.
Kali P68T secara logis telah dan akan terus menjadi sungai utama, sehingga akan membesar (dimensi) dan flowrate akan meningkat cepat, sangat ideal Divisi Gas memasang Vnoch, karena lokasi mudah terjangkau dan dinding sungai masih keras. Fenomena pencemaran P68B selama ini akan berulang pada P68T, sehingga secara sistem belum ada penuntasan masalah pencemaran ke Ketapang pasca P68 tertutup. Fenomena Longsoran dan rayapan lumpur padu pada lereng bawah, dibarengi dengan terbentuknya Patahan Geser; Bersamaan terjadinya banjir bandang lumpur pekat dingin seperti lahar di sektor P68-P69, dapan memasuki efek domino di sektor Osaka, dimana pada skenario terburuk Kanal Osaka dapat tertutup; Saat ini rayapan dengan intensitas tinggi juga telah mulai terjadi di sektor Barata.
Fenomena pergerakan lumpur padu pada lereng dengan kestabilan lereng yang kecil (Kasus P68B-P69), berbeda penangannya dengan akumulasi air/lumpur di dalam Pond yang dapat ditangani secara konvensional mengerahkan kapal keruk dan pompa-pompa. Merupakan suatu Learning by Doing untuk menangani sektor Barata, yang menempati posisi strategis.