PERUBAHAN KOMPOSISI TUBUH PADA LANJUT USIA Dr. Nur Asiah, MS dan Dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Secara garis besar kompartemen tubuh terdiri atas massa bebas lemak atau fat free mass (FFM) dan massa lemak atau fat mass (FM), sehingga FFM yang disebut juga lean body mass sebanding dengan berat badan total dikurangi berat lemak tubuh. Komponen tubuh yang terkandung dalam FFM adalah air, protein dan mineral-mineral. Cairan intra dan ekstraseluler, otot, organ-organ vital, komponen-komponen protein dari sel-sel adiposa dan tulang-tulang juga termasuk FFM. Kompartemen tubuh dapat mengalami perubahan akibat dari penurunan atau peningkatan asupan energi, aktivitas fisik, proses menua atau perubahan-perubahan patologis yang diakibatkan oleh suatu penyakit.1 Perubahan komposisi tubuh akibat proses menua Perubahan komposisi tubuh yang khas pada proses menua adalah penurunan FFM dan peningkatan FM. Suatu penelitian yang dilakukan pada 813 orang dewasa menemukan adanya kecenderungan perubahan FFM dan FM pada berbagai usia. Peningkatan FM terjadi secara konsisten dari usia 25 sampai 65 tahun, yaitu 17% menjadi 29% pada pria dan 29% menjadi 38% pada wanita. Perubahan FFM tidak begitu nyata sampai usia pertengahan. Setelah usia 45 tahun, terjadi penurunan FFM dari 62 kg menjadi 55 kg pada pria dan dari 48 kg menjadi 39 kg pada wanita. Penurunan FFM pada wanita lebih besar dibandingkan dengan pria. Perubahan komposisi tubuh pada lanjut usia (lansia) dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan gaya hidup. Usia tua berhubungan dengan penurunan sekresi growth hormone dan hormon-hormon sex steroid. Hormonhormon ini berperan dalam metabolisme protein, deposit lemak dan pembentukan massa tulang pada pria dan wanita. Proses menua menyebabkan perubahan struktur otot dan pada tingkat seluler pernah dilaporkan adanya gangguan transkripsi gen yang mensintesis protein otot. Kurangnya aktivitas fisik merupakan gaya hidup yang sering dijumpai pada lansia.1,2,3 Perubahan antropometri dan komposisi tubuh pada berbagai usia ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Perubahan antropometri dan komposisi tubuh pada berbagai usia1
Tinggi badan (cm) Berat badan (kg) Indeks massa tubuh FFM (kg) FM (%) Rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul
<50 tahun Pria Wanita
75-99 tahun Pria Wanita
≥100 tahun Pria Wanita
178 71,4 22,5 56 25 0,83
177 70,1 22,4 48 30 0,85
162 61,4 23,4 41 33 0,82
175 67,1 21,9 51 30 0,80
173 64,5 21,6 40 35 0,83
159 55,5 22,0 37,8 37 0,78
Perubahan komposisi tubuh pada usia 25 tahun dibandingkan 70 tahun terlihat nyata dengan menurunnya FFM dan meningkatnya FM (gambar 1).
100%
80%
60%
53
12
5
30
70 tahun
40%
61
6
Bone minerals
Lemak
0%
Cell solids
14 Air
20%
19
Gambar 1. Perbandingan komposisi tubuh pada usia 25 dan 70 tahun4
25 tahun
Perubahan komposisi tubuh menyebabkan penurunan basal energy expenditure pada lanjut usia Keluaran energi total (energy expenditure) terdiri dari 3 komponen yaitu basal metabolic rate (BMR), energi yang dibutuhkan untuk aktivitas fisik dan energi yang dibutuhkan untuk pengolahan mekanan agar dapat digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi (thermic effect of food). BMR adalah komponen terbesar dari energy expenditure (sekitar 50-60%) dan merupakan batas minimal energi untuk mempertahankan homeostasis yang sangat penting, seperti kerja jantung dan pernafasan saat istirahat, kontraksi otot, proses-proses aktif pembentukan urin, turnover sel, sintesis protein, sintesis asam nukleat dan bahan-bahan lain serta pengaturan secara ketat konsentrasi ion melalui membran sel.5,6 Organ-organ yang memiliki aktivitas metabolisme tinggi yaitu hati, otak, jantung dan ginjal, memberikan kontribusi sebesar 60-65% terhadap BMR. Massa otot yang beratnya sekitar 40% dari berat badan memberikan kontribusi sekitar 20-25% terhadap BMR.1,2,3 Penelitian mengenai kebutuhan energi pada lansia sangat terbatas sehingga kebutuhan energi diestimasikan dari pengukuran energy expenditure. BMR merupakan komponen terbesar dari energy expenditure, maka kebutuhan energi dapat juga diestimasikan berdasarkan BMR. Penurunan massa otot sebagai salah satu komponen dari FFM pada lansia, menyebabkan penurunan BMR. Sehingga kebutuhan energi pada lansia lebih rendah dibandingkan dengan orang yang lebih muda.3,7 Tabel 2 memperlihatkan perbandingan BMR pada pria dalam waktu 22 tahun. Tabel 2. Perbandingan BMR pada pria dalam waktu 22 tahun3
Awal 22 tahun kemudian
Usia rata-rata (tahun)
Berat badan rata-rata (kg)
Tinggi badan rata-rata (cm)
BMR (Kkal/hari)
49,4 71,4
74,8 76,0
176,0 175,5
1540 1519
Terdapat korelasi positif antara penurunan BMR dengan peningkatan usia, yang artinya dengan meningkatnya usia maka terdapat penurunan BMR (gambar 2).
BMR (Kkal/hari)
Usia (tahun)
Gambar 2. Penurunan BMR berkorelasi dengan peningkatan usia3
Peningkatan usia sejak 20 tahun sampai 75 tahun menyebabkan penurunan BMR sebesar 1-2% setiap dekade4. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI8, RDA untuk lansia pria adalah 2200 Kkal dan 55 g protein sedangkan untuk wanita 1850 Kkal dan 48 g protein. Kebutuhan protein pada lansia secara umum tidak mengalami perubahan yaitu 0,8-1 g/kg BB/hari4.
Penutup Perubahan komposisi tubuh pada lansia menyebabkan penurunan BMR. Penurunan BMR sangat mempengaruhi kebutuhan energi karena BMR merupakan komponen terbesar dari energy expenditure. Hal ini perlu diperhatikan agar pemberian nutrisi pada lansia disesuaikan dengan kebutuhannya Daftar pustaka 1. Schlenker ED. Body composition, energy, and physical activity. In: Nutrition in Aging 3rd ed. WCB McGraw-Hill Boston, 1998; 91-118 2. Basu R, Basu A, Nair KS. Muscle changes in aging. The Journal of Nutrition Health & Aging 2002; 6 (5): 336-341.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Henry CJK. Mechanisms of changes in basal metabolism during ageing. Eur J Clin Nutr 2000, 54 (suppl 3): S77-S91. Heimburger DC, Weinsier RL. Aging. In: Handbook of Clinical Malnutrition. Mosby, St Louis,1997; 155-166. Goran MI. Energy metabolism and obesity. Cullen JH ed. In: Medical Clinics of North America. W. B. Saunders Company Philadelphia 2000; 84 (2): 347-362. Wildman REC, Medeiros DM. Advanced Human Nutrition. CRC Press, Washington DC 2000; 283316. Rothenberg EM. Resting, activity and total energy expenditure at age 91-96 compared to age 73. The Journal of Nutrition, Health & Aging 2002; 6 (2): 177-178. Muhilal, Jalal F, Hardiansyah. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Dalam: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta, 1998: 843-879.