Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan Written by Administrator Friday, 15 July 2011 12:53 - Last Updated Sunday, 08 April 2012 06:05

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Kolose 2 : 18 - 19 → 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi,

2:19 → sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Berbicara tentang urat dan sendi berarti berbicara tentang tubuh, (organ tubuh, anatomi tubuh manusia) yaitu tubuh Kristus dan yang menjadi tubuh Kristus ialah sidang jemaat dan kepalanya adalah Tuhan Yesus Kristus. Fungsi urat ( urat nadi ) adalah sarana menyalurkan darah ke seluruh tubuh. Hal ini berbicara tentang hambaTuhan yang membawa berita pendamaian kepada anggota tubuh Kristus. Sendi adalah tempat pergerakkan dari dua tulang. Hal ini berbicara hamba Tuhan yang menjadi penggerak untuk mengikut Tuhan.

1 / 10


Jadi hamba Tuhan itu bagaikan urat dan sendi artinya hamba Tuhan itu menyampaikan berita pendamaian dan menjadi penggerak untuk mengikut Tuhan. Mendidik sidang jemaat untuk hidup suci dan kudus lewat firman penyucian sebab Tuhan itu suci dan kudus. Kalau kita bertekun maka firman penyucian yang disampaikan oleh hamba Tuhan akan membentuk kita menjadi suci, kudus, tak bercacat dan tak bernoda dan siap untuk menjadi mempelai wanita Kristus

Jadi jangan alergi tehadap istilah tubuh Kristus, pengajaran tabernakel, dan mempelai wanita Tuhan, kabar mempelai, sebab semua ini adalah injil sepenuh, injil kerajaan Surga yang mampu membuat kita menjadi sempurna.

Roma 12 : 2 → Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Matius 5 : 48 → Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna

Memang di beberapa aliran gereja dalam setiap ibadah ada diucapkan janji iman, tapi kalau diteliti isi dari pengakuan iman yang diucapkan itu tidak ada disebutkan kalau Yesus juga adalah sebagai “Imam Besar”.

2 / 10


Ibrani 4 : 14 → Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah , baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

Dikatakan dalam ayat ini Yesus anak Allah sebagai Imam Besar Agung. Seberapa pentingkah kita harus mengakui bahwa Yesus sebagai Imam Besar Agung kita?

Pada Zaman Musa kalau bangsa Israel melakukan kesalahan sehingga mereka jatuh ke dalam dosa maka ia datang kepada Imam dengan membawa korban sembelihan ( Imamat 4, 5, 6 : 1-7 ) untuk pengampunan dosa. Sekarang Yesus telah tersembelih ganti korban sembelihan pada zaman Musa dan Yesus mati di kayu salib bukan hanya sebagai penebus kita tetapi juga sebagai Imam Besar Agung .

Setelah kita menerima keselamatan, bertobat dan lahir baru, maka dalam perjalanan selanjutnya (karena kita masih di dunia ini) mungkin kita akan tercemar lagi, jatuh lagi dalam dosa. Itu sebabnya kita perlu bertekun dalam ibadah penggembalaan karena lewat ibadah kita akan mendengar firman yang menyucikan, firman yang menegor kita atas pelanggaran yang

3 / 10


baru saja kita perbuat. Saat firman itu menegor, kita jangan mengeraskan hati tapi cepat minta ampun supaya Imam Besar kita yaitu Tuhan Yesus Kristus bertindak cepat membela kita dan mengampuni pelanggaran kita dengan kuasa darah-NYA, sehingga iblis tidak ada alasan untuk mendakwa kita lagi di hadapan takhta Allah Bapa. Demikian juga segala dosa dan pelanggaran kita di masa lalu dimana orang lain tidak tahu tapi Yesus sebagai Imam Besar sanggup membongkar semua dosa tersebut dan dengan rendah hati kita harus mengakui semuanya di hadapan Alllah Bapa dan jangan mengulanginya lagi ( bertobat ). Tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni kecuali dosa yang tidak diakui.

Itu sebabnya kita perlu mengakui Yesus sebagai Imam Besar dalam kehidupan kita untuk menyucikan seluruh kehidupan kita, baik dosa masa lalu, dosa masa kini dan dosa yang akan datang lewat pengharapan kita ke depan, sebab pengharapan pun harus disucikan. Jadi penampilan Imam Besar itu sekarang ada dalam ketajaman firman-NYA yang disampaikan oleh hamba Tuhan yang diutus-NYA kepada sidang jemaat-NYA.

Iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus ( Roma 10 : 17 ), tapi tidak cukup hanya bermodalkan iman saja. Iman itu harus bertumbuh supaya kita jangan disesatkan oleh berbagai pengajaran yang salah.

II Petrus 1 : 5 - 7 → 1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan penget ahuan,

1:6 → dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,

4 / 10


1:7 → dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

Ada 7 perkara lagi yang harus kita tekuni setelah kita memperoleh iman yaitu :

1. Kebajikan artinya berbuat baik bukan hanya kepada sesama anggota tubuh Kristus tapi berbuat baik sampai kepada musuh.

Matius 5 : 44 – 45 berkata → 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

2. Pengetahuan, kita harus memiliki pengetahuan akan firman Allah supaya kita jangan menjadi korban penipuan, pemalsuan dan penyesatan dari berbagai ajaran yang berkembang pesat di akhir zaman ini tanpa dapat dibendung. Kita harus membentengi hati kita, pemikiran kita, dengan firman Tuhan yang kuat dan benar.

5 / 10


Efesus 5 : 17 → Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

3. Penguasaan diri, artinya bukan menguasai orang lain tapi harus bisa menguasai diri sendiri, mendisiplinkan diri ( hidup tertib ) dalam segala perkara.

Contoh : karena sudah diberkati maka kerjanya makan terus sampai kena penyakit kolesterol, gula, gagal ginjal, jantung coroner sampai tidak pernah puasa lagi. Beli ini dan itu untuk kepentingan diri sendiri sementara pekerjaan Tuhan di nomor duakan.

4. Ketekunan, kita harus bertekun dalam segala persoalan dan penderitaan sebab tak satupun yang terjadi dalam hidup kita tanpa seizin Tuhan.

Contoh : Ayub, Tuhan mengizinkan iblis untuk mengambil segala yang Ayub miliki sampai kepada kesehatannya ( Ayub 1 : 12 )

5. Kesalehan, artinya orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan

6 / 10


Matius 6 : 33 berkata → Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ayat ini jangan dibalik yaitu mencari harta dulu baru mencari kerajaan Surga, karena kalau dibalik ini bukan konsep dari Tuhan. Jadi orang saleh itu adalah orang yang mengutamakan kerajaan Surga .

6. Kasih akan saudara-saudara, tidak ada artinya kita beribadah kalau menyimpan kepahitan, karena iman tidak akan bertumbuh.

7. Kasih akan semua orang, puncak dari kasih akan saudara adalah kasih akan semua orang, yaitu kasih yang melampaui suku, bangsa, kaum dan bahasa.

Yakobus 2 : 22 → Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

7 / 10


Jadi Iman itu harus bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dari ke 7 perkara di atas supaya iman kita menjadi sempurna sehingga segala tipu daya iblis, segala penyesatan, pemalsuan, tidak akan bisa lagi menggoyahkan iman kita.

Tetapi jikalau kita hanya memiliki iman dan tidak memiliki ke 7 perkara diatas maka kita akan menjadi orang yang buta dan picik.

II Petrus 1 : 9 → Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Orang buta adalah orang yang tidak mau meningkatkan rohaninya, mudah tersinggung, sulit mengampuni. Orang picik ialah orang yang pemikirannya sempit, pendek, cepat mengambil kesimpulan atau tindakan tanpa lebih dulu mempertimbangkan dengan baik.

Iman kita harus bertumbuh supaya kita bisa mengerti kenyataan kalau hidup yang sekarang ini ( hidup setelah ditebus darah Yesus ) bukanlah hidup yang semau kita lagi, tapi hidup yang sudah dikendalikan oleh firman Tuhan.

8 / 10


Galatia 2 : 20 → namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Rasul Paulus dengan hati yang bergetar berkata kalau hidupnya sekarang bukanlah dia lagi tapi Kristus yang hidup dalam dirinya, walaupun hidup yang dihidupinya sekarang dalam tanda sengsara karena ada duri dalam daging.

Dalam kepasrahannya Paulus berkata dalam Filipi 1 : 21 - 22 → Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

Tuhan tahu apa yang terbaik untuk orang-orang pilihan-NYA termasuk rasul Paulus, itu sebabnya Tuhan tidak mau mencabut duri yang ada dalam kehidupan Paulus. Kalau sampai Tuhan mencabut duri dalam kehidupan Paulus maka Paulus akan menjadi orang yang sempurna. Dan Tuhan melihat kalau Paulus sempurna, ia bisa jatuh dalam dosa tinggi hati. Dosa tinggi hati adalah dosa yang disebarkan iblis untuk mengotori kehidupan orang-orang pilihan Tuhan untuk selanjutnya menyeretnya jatuh dalam dosa.

9 / 10


I Yohanes 2 : 5 → Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.

I Yohanes 4 : 18 → Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

TUHAN YESUS memberkati.

10 / 10

Pertumbuhan Iman Menuju Kesempurnaan

Recommend Documents