PERTEMUAN KE-I URBAN GEOGRAPHY AN INTRODUCTION
1. Urban Geography Growth is rapid: can a city handle large numbers of migrants? Urban Areas: (aka cities)
Centers of economic, political, cultural change
First magnets for migration
+50% of the population of the world
30% of sub-Saharan Africa lives in cities, this is rapidly changing
Leads to rapid migration into the cities where it offers more resources and opportunities
Over-urbanization
Squatter settlements
Urban sprawl
2. Top 10 Most Populous Cities What are the world’s top 10 most populous cities? 1. Tokyo, Japan 2. Seoul, South Korea 3. Mexico City, Mexico 4. New York City, United States 5. Mumbai, India 6. Jakarta, Indonesia 7. Sao Paulo, Brazil 8. Delhi, India 9. Osaka-Kobe-Kyoto, Japan 10. Shanghai, People’s Republic of China
3. Infrastructure defined
Carrying capacity
Population and Infrastructure
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
What elements make up a city’s infrastructure? Pieces of Infrastructure:
Roads, Bridges
Food dispersal,
Water supply
Power Plants/Power lines
Sewer system
Government Buildings
Health Services
Police/Fire Protection
Housing
Environmental Services
Schools
Law Enforcement
4. Urban Geography And Population Growth What are some of the challenges to a cities infrastructure when population increases rapidly? Primate Cities is a city whose population is at least twice the population of the second largest cit. Is also the political, cultural, and economic center of a country. Examples: Push and Pull Factors in Urban Geography •
Push factors out of rural areas
•
Pull factors to urban areas
5. Issues Involving Urban Growth About 35% of urban dwellers live in poverty. Urban growth enlarges problems with housing, nutrition, healthcare and poverty. South America produces adequate food supplies, but the urban poor are sometimes unable to afford it.
6. Factoids about South America and Urbanization As of 2000, the urban population of South America made up almost 80% of the population. South America has become the most urbanized area in the developing world. Shift from rural to urban areas. Isolated rural areas and urban slums cause challenges and problems.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
7. Primate Cities and Asia What primate cities are in Asia? •
List countries.
•
List cities in each country.
•
For each country calculate: Primate City Ratio: largest city/second largest city
•
Mark countries and primate cities on blank map
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-II URBAN PROBLEM
1. Permasalahan Kota
Kemiskinan yang merebak
Pengadaan perumahan bagi penduduk miskin
Perkembangan kenampakan fisik kota yg tdk terkendali
Penyediaan lapangan kerja
Degradasi kualitas lingkungan kota
Tingginya arus urbanisasi
Kesemrawutan lalin transportasi
2. Penyebab Pertumbuhan Eksplosif Kota •
Industrial booming
•
Revolusi transportasi
•
Revolusi telekomunikasi
•
Transformasi politik
3. Akibat Perkembangan Fisik Kota Yang Tidak Terkendali •
Hilangnya lahan pertanian produktif, subur, dan beririgasi teknis
•
Maraknya spekulasi lahan
•
Meroketnya harga pasaran lahan
•
Pola sebaran bentuk pemanfaatan lahan yg semrawut
•
Meningkatnya polusi udara, air, tanah
•
Penurunan produksi dan produktivitas pertanian
•
Degradasi kualitas lingkungan
•
Menipisnya komitmen petani terhadap lahan dan kegiatan pertanian (Furuseth, 1982)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-III URBANIZATION
1. Definisi Urbanisasi Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan). Selain itu, urbanisasi juga dapat diartikan sebagai perubahan sifat suatu tempat dari suasana (cara hidup, dsb) desa ke suasana kota. Urbanisasi dipengaruhi oleh pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, reklasifikasi desa ke kota. Untuk Indonesia, tingkat urbanisasi diproyeksikan mencapai 68 persen pada tahun 2025. Tingkat Urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada tahun 2025 sudah di atas 80 persen, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten.
2. Faktor Penarik Urbanisasi
Kehidupan kota yang modern & mewah
Sarana & Prasarana kota yang lengkap
Banyak Lapangan Pekerjaan di kota
Dikota banyak yang cantik dan ganteng
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih maju
3. Faktor Pendorong Urbanisasi
Lahan pertanian yng smakin sempit
Sudah tidak cocok dengan budaya asal
Tidak banyak lapangan pekerjaan
Terbatasnya sarana dan prasarana desa
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya /sukses
Urbanisasi dan kota, hal ini juga mengacu pada proses di mana penduduk pedesaan pindah ke daerah perkotaan. Urbanisasi mengacu pada semua kota-kota di suatu negara,
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
dianggap sebagai sistem perkotaan. Sistem perkotaan adalah jaringan kota-kota individu dalam suatu wilayah atau negara.
Dari gambar di atas memperlihatkan keadaan di seluruh dunia, benua Eropa dan Amerika Serikat pada malam hari. Terlihat bahwa, Negara-negara di Eropa dan Utara Benua Amerika lebih terang. Hal ini menunjukkan bahwa Negara-negara tersebut padat penduduk dan daerah perkotaan telah berkembang pesat.
Penduduk Perkotaan dan Pedesaan Negara-negara Kurang Dikembangkan 1950-2025
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Penduduknya tinggal di daerah perkotaan di wilayah utama dunia tahun 1950, 1975, 2000 dan 2025.
4. Sumber Urbanisasi Sistem perkotaan suatu negara tumbuh terutama oleh: a. Peningkatan populasi alami (kelahiran - kematian) b. Migrasi dari daerah pedesaan (terutama di negara-negara dengan populasi pedesaan yang besar) c. migrasi dari negara-negara lain (terutama di Eropa dan Amerika Utara) d. Reklasifikasi batas perkotaan untuk mencakup wilayah yang sebelumnya pedesaan
5. Urbanisasi di MDCS dan LDC •
MDCs Ciri-ciri MDCs yaitu pertumbuhan pra-industri lambat, pertumbuhan industri yang pesat, memperlambat lagi setelah populasi yang paling sebelumnya pedesaan di kota-kota. Eropa, amerika utara, australia dan jepang, populasi adalah 75% sampai 80% perkotaan.canada is 80% urbanized.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
•
LDCs Ciri-ciri LDCs yaitu urbanisasi yang cepat tanpa industrialisasi proporsional (pertumbuhan penduduk, kepemilikan lahan). Pada tahun 2020 mayoritas penduduk LDC akan tinggal di daerah perkotaan dari 1 juta. Pada tahun 2020 sebagian besar kota-kota besar dari 10 juta + akan di LDC
Urbanization
TEMUAN KE-IV Kurva urbanisasi biasanya logistik atau S-berbentuk
6. Pertumbuhan perkotaan Speeding Up Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 2 juta penduduk:
Roma, Italia 2000 tahun
Wina, Austria 400 tahun
Vancouver, SM 115 tahun
Shenzhen, Cina 20 tahun
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Pertumbuhan Perkotaan dan Perdesaan LDC dan MDCS 1950-2025
Selama seperempat abad berikutnya, peningkatan urbanisasi akan hampir seluruhnya disebabkan sub-Sahara Afrika dan Asia
Kota Dengan 10 Juta Orang Atau Lebih Tahun 2015
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Urbanisasi & Pertanyaan Populasi
Thomas Malthus dan Malthusianisme “ populasi itu, bila tidak dikendalikan, meningkat dalam perbandingan geometri, dan biaya hidup bagi pria dalam rasio aritmatika. " Thomas Malthus. 1798. An Essay on the Principle of Population
1766-1834
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-IV PRINCIPAL OF URBAN GEOGRAPHY
1. Pengertian Kota Definisi klasik (Amos Rappoport), kota adalah suatu permukiman yang relati besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial. Definisi modern, kota adalah suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfolgi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu. Suatu daerah /kawasan yang memiliki tingkat keramaian dan kepadatan penduduk yang tinggi. Di kota terdapat spesialisasi tenaga kerja, aglomerasi dan efisiensi, skala ekonomi, berbagai pemasok, pelanggan, layanan, pusat administrasi dan organisasi pertahanan.
2. Dinamika Kota a. Penduduk Padat b. Polusi Lingkungan c. Kualitas lingkungan turun d. Perumahan tidak memenuhi persyaratan e. Terjadi slum area f. Infrastruktur lingkungan terjamin
3. Kota-Kota Kuno Crossroads, sumber air a. Jericho (9000 SM) b. Catal Huyuk (6000 SM) c. Memphis (3000 SM) d. Kerjasama irigasi, pertahanan Ur (5000 SM) Interdependensi dari kota dan negara
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
4. Kota Abad Pertengahan Kecil menurut standar sekarang, 1 mil persegi; 300.000 penduduk. Dikelilingi oleh dinding, ladang pertanian, strategi militer, agama, persimpangan jalan.
5. Kota-Kota Industri Pertumbuhan kota yang pesat. Kota baru: yang di rencanakan dan dikembangkan dalam kaitan kota yang tumbuh dan berkembang : hubungan kota penunjang-kota induk, sub kawasan–pusat kawasan. Kota baru dikembangkan dalam dalam kaitan fungsi dan potensi tertentu pada lokasi baru. Kategori kota baru, yaitu Kota pusat pemerintahan, industri, pertambangan, usaha kehutanan, instalasi ketenagaan, instalasi militer, kota pusat rekreasi, permukiman khusus berskala besar Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
6. Ekonomi Kota Kebijakan serta institusi pemerintah pusat tidak lagi berperan dominan dalam meningkatkan daya saing ekonomi sebuah negara. Peran itu sudah diambilalih oleh institusi pemerintah yang lebih kecil, yaitu kota. Director European Center for International Political Economy (ECIPE) Razeen Sally mengatakan daya saing ekonomi kota yang meningkat menjadi penentu kemakmuran dari sebuah negara-bangsa, regional dan dunia. Lebih dari sebelumnya, kota besar yang terbentang mulai dari London ke Beijing adalah sumber kehidupan ekonomi global, karena menguasai lebih dari 80 persen GDP dunia, kata Razeen dalam blog World Economic Forum, Jumat (6/9). Diakui Razeen, stigma bahwa ekonomi global itu masih berpusat kepadajaringan ekonomi negara yang saling terhubung oleh perdagangan, modal, dan teknologi, masih relevan saat ini. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, transaksi ekonomi lintas batas yang paling intensif dilakukan oleh kota, terutama yang berada di pesisir. (merdeka.com)
7. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan komponen keseluruhan dari suatu bentang lahan yang mencakup tutupan vegetasi tanah, kemiringan, permukiman geomorfologis, sistem geologis dan kehidupan binatang didalamnya. Pengertian lahan ditinjau dari 2 sisi: a. Ditinjau dari segi fisik geografi, lahan adalah temapat dimana sebuah hunian tercipta dan mempunyai kualitas fisik yg penting dalam penggunaannya. b. Ditinjau dari segi ekonomi, lahan adalah suatu sumber data alam yang mempunyai peranan penting dalam produksi.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
8. Pinggiran Kota Daerah pinggiran korta merupakan suatu kawasan yang terjadi peryumbuhan suburban dan tataguna lahan bercampur antara keperluan rural dan keperluan urban, sehingga terbentuklah daerah peralihan antara perkotaan dan pedesaan. Menurut Kurtz dan Eicher dmendefinisikan daerah penggiran kota a. Daerah Interpenetrasi desa-kota yg ditandai oleh perubahan penggunaan lahan periferal kepada penggunaan lahan kota b. Daerah yang meliputi suburban(/Faubourgh adalah suatu area yang lokasinya dekat pusat kota atau inti kota dengan luas mencakup daerah penglaju dan commuter), kotakota satelit, dan berbagai teritorial lainnya yang lokainya berdekatan dengan pusat kota , dimana tenaga kerjanya terlibat dalam aktifitas kerja non-pertanian.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
c. Suatu daerah diluar batas kota resmi, tertapi berada dalam jarak ulang alik ( commuting distance) d. Suatu daerah pedesaaan yang terbuka dan tempat tinggal para individu yang sedang bekerja di kota e. Suatu daerah yang memiliki bidang pekerjaan dan orientasi kota dan desa yang saling terjadi kontak.
9. Suburbs And Inner Cities Tapi aglomerasi masih penting dan imigran masih tiba di kota-kota. Meningkatkan pembangunan kembali pusat-pusat kota: LoDo di Denver, Battery Park di NYC, Jack London Square di Oakland, Stasiun kereta api di Sakramen
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-V PEMANASAN GLOBAL DAN PERMASALAHAN PERKOTAAN
1. Pengertian Pemanasan Global Pemanasan global merupkan kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Kenaikan konsentrasi gas-gas rumah kaca (uap air, CO2, metan, Sox, dan NOx) di lapisan atmosfir sebagian besar disebabkan oleh emisi pembakaran seperti pembakaran hutan dan bahan bakar fosil. Sebelum revolusi industri (1760 – 1830), tercatat konsentrasi karbondioksida (CO2) di lapisan atmosfir adalah 280 PPM. Saat ini tercatat konsentrasi karbondioksida (CO2) di lapisan atmosfir adalah 380 PPM. Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin. Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di manamana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
2. Dampak Pemanasan Global Dampak dari terjadinya pemanasan globall dalam setengah abad mendatang diperkirakan akan meliputi: Kenaikan permukaan laut, Perubahan pola angin, Penumpukan es dan salju di kutub, Meningkatnya badai atmosferik, bertambahnya populasi dan jenis organisme penyebab penyakit dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, perubahan pola curah hujan dan siklus hidrologi, perubahan ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem alami lainnya.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
3. Pemanasan Global Terhadap Sosial Politik NKRI Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit, gagal panen, peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu). Situasi kini dan bila suhu bumi melebihi batas yaitu terjadi perubahan garis pantai, penenggelaman ratusan pulau-pulau dan perubahan peta wilayah NKRI.
Kenaikan permukaan laut
Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Genangan Permanen di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (Juni 2010)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
4. Kontribusi yang Dapat Kita Lakukan Terkait Pemanasan Global
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Dari diri sendiri (meminimalkan penggunaan mesin yang menimbulkan gas). Dari pemerintah yang peduli lingkungan, dan kerjasama pemerintah dan produsen mencanangkan peduli lingkungan.
PERTEMUAN KE-VI MODEL ANALISIS PENGARUH PENANASAN GLOBAL DI WILAYAH PERKOTAAN
Coastal Land Topography Base on Terrestrial Survey
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
IKONOS 1m satellite image, the city of Semarang
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Sea Level Rise 15,5 cm (20 years SLR simulation model)
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Sea Level Rise 31 cm (40 years SLR simulation model)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Sea Level Rise 46,5 cm (60 years SLR simulation model)
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Sea Level Rise 62 cm (80 years SLR simulation model)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SLR Inundation Simulation Without Land Subsidence Correction
Sea Level Rise 77,4 cm (100 years SLR simulation model)
SLR Inundation Area Coverage
Sea Level Rise 77,5 cm (100 years SLR simulation model)
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SLR Inundation Impact
Potential Risk Area Impact of SLR Inundation, Semarang
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
SLR Inundation (With Land Subsidence Correction) Impact
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-VII KOTA DALAM PERPEKTIF LOKASI DAN POSISI
Aspek Keruangan Geografi selalu berkaitan dengan aspek keruangan yang menyangkut lokasi dan posisi. Landasan utama ilmu geografi adalah mendeskripsikan suatu objek pada suatu lokasi secara tepat. Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial, spasial merupakan aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya.
Pemahaman tentang ilmu geografi dalam konteks UU No. 4 Tahun 2011. Geograf mengindentifikasi elemen dasar terkait definisi geografi sebagai berikut: Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Peduli terhadap objek utama menyangkut muka bumi ketimbang ruang abstrak;
Focus terhadap aspek keruangan suatu kehidupan dan lingkungan serta hubungan timbal baliknya;
Sensitif terhadap sumberdaya, variasi serta distribusinya di muka bumi.
Geograf tidak percaya pada solusi tanpa fakta dalam penyelesaian.
Pendekatan Analisis Dalam mengimplementasikan ilmunya, para geograf tidak lepas dari tiga pendekatan, yaitu:
Spatial analysis (analisis spasial), mempelajari variasi lokasi dari suatu property yang tepat/spesifik atau sekumpulan property.
Ecological analysis, membahas hubungan antara manusia dan lingkungan dan menginterprestasikan keterkaitan dari keduanya;
Regional complex analysis, mengkombinasikan analisis spasial dan analisis ekologi.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-VIII TIPOLOGI KOTA-KOTA DI INDONESIA
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Target Kebijakan Pemerintah MP3EI
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Selain itu wilayah ini juga sebagai pusat-pusat kegiatan ekonomi, seperti Aceh, Medan, Padang, Riau, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Ujungpandang, Menado, Ambon, Jayapura, adalah kota-kota di Indonesia yang saat ini sebagai pusat pemerintahan maupun sebagai pusat kegiatan ekonomi.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Sebaran Kota-Kota Di Indonesia
Memungkinkan Menganalisis Distribusi Kepadatan Penduduk
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-IX POLA PERKEMBANGAN PERKOTAAN
Contoh Citra
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Land Changes Wetland
Infrastruktur Jawa – MP3EI
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-X KONSEP ECO CITY
The Origins and Evolution of Eco-City Development Kondisi aktual kota-kota besar di negara-negara Selatan, seperti Indonesia, yang padat penduduk, masihlah menunjukkan tatanannya yang serba chaotic. Kemacetan, kebakaran, krisis air bersih, kriminalitas, keterasingan, dan lautan karbon, adalah permasalahan yang menggambarkan kondisi kota. Singkatnya, sejujurnya dengan beberapa indikator yang dideret tadi, kota tersebut sudah tidak lagi manusiawi (Sudah tidak layak huni).
Konsep Eco-City Kota yang secara ekologis dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Konsep ecological city atau eco-city diartikan sebagai sebuah kota yang hijau, sehat dan bersahabat dengan lingkungan (Aston 1992, Roseland 1997). Konsep ecocity digagas pada tahun 1994 dalam sebuah forum yang menamakan dirinya International Forum on Globalization (IFG). Lembaga pendidikan di bidang ekonomi dan penelitian memberikan analisis dan kritik mengenai dampak budaya, sosial, politik, dan lingkungan dari globalisasi ekonomi. Kelompok ini memprakarsai proses perumusan berbagai alternatif atas berbagai dampak buruk model globalisasi korporasi saat ini. Problem perkotaan tidak luput dari keprihatinan mereka.
Eco-City dan Kota Berkelanjutan Kota berkelanjutan memiliki makna yang luas, namun sering kali pemahamannya dilihat dari segi konteks dan substansi mengarah pada keberadaan kota yang memperhatikan lingkungan. Kota berkelanjutan mendekati visi tentang kota yang dicitacitakan, dimana ia dihadapkan pada berbagai permasalahan-permasalahan yang tidak mudah untuk menyelesaikannya. Kota hijau atau “eco-city” dalam konsepnya menggabungkan prinsip pembangunan “hijau” (green building) dengan memanfaatkan teknologi informasi (ICT) untuk mengurangi/menghilangkan dampak-dampak buruk kota terhadap lingkungan. Konsep ecoModul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
city lahir dilatar belakangi oleh kondisi aktual di perkotaan yang mengalami berbagai permasalahan yang banyak terjadi di kota. Pembangunan Ecocity tergantung pada hubungan yang sehat dari elemen dan fungsi kota, mirip dengan hubungan organ-organ dalam organisme hidup yang kompleks.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-XI HOW CITIES CAN ENTER THE ECOLIGICAL AGE
1. Konsep Dasar Eco City Eco city merupakan konsep kota yang hijau, sehat, dan bersahabat dengan lingkungan. Konsep ini menekankan adanya ketergantungan fisik dari masyarakat pada kondisi lingkungan. Dengan tujuan:
Membangun masa depan yang yang berkelanjutan
Pembangunan yang ramah lingkungan
Menjaga dan merawat sumber kehidupan manusia (air, water, and land)
2. Isu-Isu Terkait
Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk akan mencapai 9 miliar pada tahun 2050
Peningkatan emisi mencapai 3,2 % pada tahun 2000-2005 tumbuh 4 kali lebih cepat dari 10 tahun (1090-1099) sebelumnya yang hanya mencapai 0,8 %
Perubahan iklim
3. Perubahan Iklim Dampak yang terjadi dari adanya perubahan iklim
Bencana alam (banjir), banjir besar yang menghantam Jakarta pada tahun 2007 menyebabkan 200,000 orang mengungsi dan kerugian sebesar US$879 juta.
Kerugian ekonomi; data mencatat 10 kota besar mengalami kerugian akibat bencana mencapai US$3.000 miliar atau mencapai 5% produk domestik bruto dunia pada 2005. Pada 2070, jumlah total populasi yang terkena dampak cuaca ekstrim akan meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 150 juta. Jumlah kerugian akibat cuaca ekstrim juga akan meningkat drastis, mencapai US$ 35.000 miliar pada 2070 – naik lebih dari 10 kali lipat dengan nilai setara dengan 9% produk domestik bruto dunia.
Maka dari itu harus ada konsep yang bisa mendukung tujuan dari ecological city ini.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
William Rees dan Mathis Wacknernagel memperkenalkan konsep ecoligical foot print pada tahun 1990-An. Ecological Footprint adalah alat bantu untuk dapat kita pergunakan dalam mengukur/menghitung luas lahan produktif dan laut yang diperlukan untuk memberikan jumlah tertentu energi, makanan dan bahan-bahan untuk populasi didefinisikan dalam massa tanah yang diberikan, dan luas lahan yang dibutuhkan untuk menyerap emisi. Ecological Footprint dapat digunakan sebagai ukuran prestasi kita dalam mendukung keberlanjutan bumi ini, dan menjadi indikator terbaik dan efisien dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Alat ukur ini menjadi penting dalam konteks untuk mengetahui apakah kegiatan konsumsi yang kita lakukan masih dalam batas daya dukung lingkungan ataukah sudah melewatinya, dengan kata lain masih dalam surplus ataukah sudah dalam defisit (penurunan kualitas) ekologi. Selain ecological footprint, ada juga konsep carbon footprint dan water footprint Carbon footprint adalah indikator mengenai dampak aktivitas manusia terhadap iklim global yang dinyatakan dalam jumlah gas rumah kaca (GRK) yang diproduksi. Carbon footprint secara konseptual menggambarkan kontribusi individu atau negara terhadap pemanasan global. Carbon footprint dapat menunjukkan total emisi karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya yang diemisikan pada seluruh proses untuk menghasilkan produk atau jasa (Hoekstra, 2008). Water footprint dikembangkan oleh Hoekstra pada tahun 2002. Water footprint dapat merepresentasikan jumlah volume air tawar yang dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan suatu populasi. Nilai water footprint umumnya dinyatakan dalam satuan volume air yang digunakan setiap tahunnya. Saat ini, water footprint telah berkembang menjadi alat analisis yang digunakan untuk mengarahkan perumusan kebijakan kearah isuisu mengenai keamanan air dan penggunaan air yang berkelanjutan di negara maju (Hoekstra, 2008). Beberapa alternative solusi agar ecological city bisa tercapai, yaitu: 1. Green Planning and Design 2. Green Open Space 3. Green Community
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-XII CITY INDICATOR ON CLIMATE CHANGE
1. Karentanan Iklim Terdapat empat kategori kerentanan iklim, antara lain: a. Perubahan pada Suhu Perubahan suhu berdampak pada efek panas pada daratan, permasalahan kualitas air, peningkatan resiko kematian terkait suhu terutama untuk usia lanjut, sakit kronis, sangat muda, dan terisolasi sosial b. Perubahan pada Curah Hujan (Intensitas tinggi dan Kekeringan) Perubahan intensitas curah hujan berdampak pada permasalahan pasokan air yang terkontaminsi, meningkatnya resiko kematian, penyakit, infeksi, dan wabah penyakit kulit, perpindahan penduduk besar-besaran, meningkatnya harga kebutuhan pangan. c. Peningkatan aktifitas angin Terjadinya badai dan topan, gangguan umun pasokan air, penarikan resiko cangkupan di daerah-daerah yang rentan oleh asuransi swasta d. Perubahan pada kenaikan permukaan air laut Erupsi dan perendaman tanah, peningkatan masalah salinitas di muara dan pesisir, gangguan permukiman ke daerah berkualitas rendah
2. Strategi Penanggulangan a. Sumber Energi Meningkatkan efisiensi pemasukan dan distribusi, pengalihan bahan bakar dari batu bara ke tenaga nuklir dan gas, penerapan awal CO2 dalam penangkapan dan penyimpanan. b. Transportasi Kendaraan yang bahan bakarnya lebih efisien, bahan bakar bio-energi, penggunaan transportasi benas motor (bersepeda dan jalan kaki), land-use dan perencanaan transportasi. c. Bangunan
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Penggunaan lampu yang efisien pada siang dan malam hari, peralatan listrik yang lebih efisien, dalam pemanasan dan pendiginan, perangkat, pemulihan dan daur ulang gas buang. d. Industri Peralatan listrik yang lebih efisien dalam penggunaanBahan daur ulang dan subtitusi. Kontrol emisi CO2 e. Limbah Pemulihan metana pada TPA, pemulihan energi buang, mengontrol pengelolaan air limbah.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-XIII ECO-CITIES IN CHINA: PEARLS IN THE SEA OF DEGRADING URBAN ENVIRONMENTS? 1. Gambaran Umum Cina merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk 1,3 milyar jiwa. Dalam 10 tahun terakhir ini China menerapkan eco-city yang menjadi mode di dunia. Pembangunan eco-city di China mulai diterapkan dalam merespon krisis lingkungan yang berfokus kepada kawasan perkotaan yang padat karena sangat mudah mengalami degradasi lingkungan terutama di kawasan pesisir dan sungai yang pertumbuhannya sangat cepat. Dalam 30 tahun terakhir ini, industri perkotaan di China berdampak penting pada ekologi.
2. Eco-Cities In China 2.1 Tujuan Eco-city yang diterapkan di China yaitu untuk menyediakan kondisi kota yang berkelanjutan dan produktif karena eco-city memiliki potensi dalam pembangunan yang mendukung instrument lingkungan dalam mengatasi permasalahan lingkungan.
Tabel Pertumbuhan Penduduk
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
2.2 Dongtan Peta Administrasi Dongtan
Dongtan adalah sebuah kota yang terletak di pula Chongming China yang berlokasi di sungai Yangtze dekat dengan shanghai. Pemerintah kota mendisain Dongtan dengan konsep ramah lingkungan dan kota ini disebut-sebut akan menjadi kota paling hijau di dunia. Kendaraan yang boleh beropreasi hanya kendaraan yang bertenaga listrik dan hidrogen saja, ketika orang sampai di pesisir kota tersebut mereka harus memilih berjalan kaki, menggunakan sepeda atau menggunakan transportasi yg ramah lingkungan tersebut. Pertanian dan perkebunannya juga hanya boleh menggunakan tenaga listrik atau hidrogen saja sehingga memperkecil produksi limbah yang dihasilkan.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
2.3 Tianjin Peta Administrasi Tianjin
Pada 2007, pemerintah China membuat rencana kota hijau baru (eco-city) hasil kerjasama pemerintah China dan Singapura. Tianjin Eco-City terletak sekitar 40 km dari pusat kota Tianjin, sekitar 150 km di sebelah tenggara Beijing. Konsep Tianjin hampir sama dengan Dongtan yaitu mendaur ulang sampah rumah tangga,saluran listrik kota diganti dengan perangkat yang lebih hemat energy seperti penggunaan tenaga angin, matahari dan panas bumi. Sistem transportasi di Tiangjin mulai beralih pada kendaraan jenis hybrid. Sekitar 30 milyar yuan dana disuntikkan untuk program eco-city di daerah Tianjin. Program akan selesai sekitar tahun 2020.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
The Cheonggye expressway prior to restoration. Source: The Preservation Institute Web Site www.preservenet.com/.../FreewaysCheonggye.html
The Cheonggye River after restoration. Source: The Preservation Institute Web Site www.preservenet.com/.../FreewaysCheonggye.html
3. Kesimpulan Seiring berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi memiliki dua pengaruh terhadap suatu kota, yaitu negatif maupun positif. Salah satu dampak dari hal negative yang ditimbulkan adalah terjadinya degradasi lingkungan sehingga kota-kota yang ada didunia keadaannya sangat kritis dan memperihatinkan. Sehingga timbulah konsep untuk kawasan perkotaan yaitu Eco-city. Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Di negara China mulai menerapkan konsep eco-city terhadap dua kota yang ada di negaranya yaitu Dongtan dan Tianjin. Pemerintah China sadar bahwa kota yang berkelanjutan adalah kota yang dapat bersinergi dengan lingkungannya sehingga tidak terjadi degradasi lingkungan.
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
PERTEMUAN KE-XIV ECO-INFRASTRUCTURES, FEEDBACK LOOP URBANISMS AND NETWORK OF INDEPENDENT ZERO CARBON SETTLEMENTS UNWTO Sustainable Objectives
Source: United Nations World Tourism Organization
Eco-infrastructures at the city scale: map showing ecosystem land cover in study area.
Source: INVEMAR-Instituto de Investigaciones Marinas y Costeras “José Benito Vives De Andreis” Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Eco-infrastructure: reuse public space for rainwater storage connected through canals.Source: Compiled by author http://maps.google.com/maps
Network of Zero Carbon Settlements Within A Regional Park (The Mangrove Green-Belt)
Green Eco-Infrastructure-Ecological Corridors
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Orange Eco-Infrastructure: Diversity of Homes Around A Diversity Of Eco-Infrastructures
Water Plaza
Living Around A Water Plaza
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Grey Infrastructure: Multimodality And Accessibility
Renewable Energy Infrastructures
From Palafito Home To The House As A Unit For The Production of Renewable Energy, Water Conservation And Urban Agriculture
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Site Plan For Jinji Lake Suzhou Source: Plan Courteous Of Aecom
Gadeokdo Modalopolis Island Source: Master Plan Presentation Board, Courteous of AECOM
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
The Relationship of Sustainable Tourism and the Eco-city Concept
Sino-Singapore Tianjin eco-city master plan approach. Source: Sino-Singapore Tianjin Eco-city
Modul Mata Kuliah Geografi Kota Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota