1
[Pertemuan 3&4] 2. Konsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi A.Terminologi Biaya B.Lingkup Ekonomi Umum C.Optimasi Rancangan yang digerakan Biaya D.Studi Ekonomi Masa Kini Nur Rachmad
2
2.Konsep-konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi A. Terminologi Biaya
Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Inkremental (Incremental Cost) Biaya Berulang dan Tidak Berulang Biaya langsung, Tidak Langsung dan Overhead. Biaya Tunai, Biaya Tunai Biaya Hangus Biaya Kesempatan Biaya Siklus Hidup
3
Konsep Biaya Persatuan Akuntansi Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai axpense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual, maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.
1. Biaya Tetap Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi.Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.
4
3. BIAYA INKREMENTAL (Incremental Cost) Biaya inkremental merupakan biaya yang timbul karena penyelenggaraan inkremen darikeluaran yang didefinisikan, atau kenaikan biaya penyelenggaraan layanan yang dapatdihindari bila tidak memberikan atau menghasilkan keluaran tambahan.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan 1.
Biaya Produksi
Adalah biaya – biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 2. Adalah
Biaya Penjualan biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memasarkan
produk
selesai ,termasuk biaya iklan,Biaya gaji para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer pemasaran. 3.
Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perioda 1. Adalah
Biaya Produk biaya-biaya
memproduksi
yang
barang/produk
dikeluarkan .
untuk
Biaya-biaya
memperoleh ini
atau
dipertemukan
(ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
5
2.
Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya (ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen
harga
pokok
persediaan
dan
karenanya
gaji
manajer
disebut
juga
noniventoriable cost. Contoh
biaya
perioda
adalah
pemasaran,gaji
direktur,penyusutan gedung kantor administrasi , biaya iklan, biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran , rekening langganan Koran,biaya telpon, dan lain sebagainya. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Penelusuran Objek Biaya Biaya Langsung Adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi ke suatu objek biaya tertentu karena hanya dikeluarkan untuk manfaat objek biaya itu sendiri. Biaya Tak Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke salah satu objek biaya tertentu;karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut common cost.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan Biaya Tetap Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap
6
untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Sebagai contoh adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kendali Manajer Biaya Terkendali Adalah biaya yang secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada perioda tertentu. Biaya Tak Terkendali Adalah biaya yang secara signifikan tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda tertentu. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan 1. Biaya Relevan Adalah biaya akan terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan. Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy merek X atau merek Y. upah operator mesin foto copy
7
mungkin releven dan mungkin tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan ini.tetapi Jika berbeda,maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost. 2.
Biaya Tak Relevan
Adalah biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan Oleh karena itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang di gunakan merupakan contoh biaya tak relevan .Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi. Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu. 3. Biaya Terhindarkan Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C . jika bagian lini produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut. 4. Biaya Tak Terhindarkan Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan ,maka biaya terhindarkan adalah biaya relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. biaya penyusutan ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan .Biaya seperti ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.
8
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dampak Keputusan Sunk Cost Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang , biaya tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan datang. Dengan kata lain,biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan keputusan sekarang. Biaya Tunai (out-of pocket cost) adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Sebagai contoh,perusaahan sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai. BIAYA KESEMPATAN Biaya kesempatan (opportunity cost) terjadi akibat penggunaan sumber-sumber daya yang terbatas, seperti hilangnya kesempatan untuk mempergunakan sumber-sumber itu untuk mendapatkan keuntungan keuangan dengan cara lain. BIAYA SIKLUS HIDUP Biaya sklus hidup (life-cycle cost) merujuk pada penjumlahan semua biaya-biaya, baik yang berulang maupun tidak berulang sehubungan dengan produk, struktur, sistem, atau jasa selama jangka waktu hidupnya. Siklus hidup dapat dibagi menjadi dua periode waktu yang umum: fase akuisisi dan fase operasi.
9
Gambar Tahap-tahap siklus hidup dan biaya relatifnya
Kegunaan konsep siklus hidup adalah untuk mengeksplisitkan efek-efek biaya yang saling berhubungan sepanjang rentang hidup suatu produk. Modal kerja (working capital) merujuk pada dana diperlukan untuk aset-aset sekarang yaitu diluar aset-aset tetap seperti peralatan, fasilitas dan lain-lain yang diperlukan untuk memulai selanjutnya mendukung kegiatan-kegiatan pengoperasian. Semua investasi untuk modal kerja biasanya terpulihkan kembali pada akhir hidup proyek. Biaya-biaya operasi dan perawatan mencakup berbagai jenis pengeluaran tahunan yang berulang sehubungan dengan fase operasi siklus hidup. Biaya-biaya operasi langsung dan tidak langsung berhubungan dengan lima bidang sumber daya utama yaitu manusia, mesin, material, energi dan informasi. Biaya pembuangan (disposal cost) mencakup biaya-biaya tidak berulang untuk menutup operasi dan penghentian serta pembuangan aset pada akhir siklus hidup. Contoh klasik biaya pembuangan adalah biaya sehubungan dengan pembersihan tempat bekas berdirinya pabrik pengolahan kimia.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pemanfaatan Opportunity cost adalah manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya (cost saving) . Sebagai contoh: Sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang. Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya distribusi sekitar Rp.36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp.36 juta/tahun. Keputusn yang bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling rendah, yakni menyewakan gudang tersebut. Apalagi penggunaan gudang dalam kota sudah dibatasi oleh Pemkot.
10
B. Lingkup Ekonomi umum Pengertian Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah “ ekonomi ” sendiri berasal dari kata Yunani ο ἶ κ ο ς (oikos) yang berarti “ keluarga, rumah tangga” dan ν ό μ ο ς (nomos), atau “ peraturan, aturan, hukum, ” dan secara garis besar diartikan sebagai “ aturan rumah tangga ”
atau
“manajemen rumah tangga. ”Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Berikut berbagai macam sistem perekonomian dan penjelasannya. 1.Sistem Perekonomian Kapitalisme, yaitu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan menjual barang dan sebagainya. Dalam sistem perekonomian kapitalis,semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya. 2.Sistem Perekonomian Sosialisme,yaitu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan
ekonomi,
tetapi
dngan
campur
tangan
pemerintah.Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur
11
tata kehidupan perekonomian negara serta jenis jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. 3.Sistem Perekonomian komunisme, adalah sistem ekonomi dimana peran
pemerintah
sebagai
perekonomian.Setiap pribadi..Sehingga
orang nasib
pengatur tak seseorang
seluruh boleh
sumber
memiliki
bisa
kegiatan kekayaan
ditentukan
oleh
pemerintah.Semua unit bisnis. mulai dari yang kecil hingga yng besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan Pemerataan Ekonomi dan kebersamaan. 4.Sistem Ekonomi Merkantilisme, yaitu suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan memperbanyak aset& modal yang dimiliki negara. 5.Sistem Perekonomian Fasisme, yaitu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain, dengan kata lain, fasisme merupakan sikap rasionalism yang berlebihan.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
Ekomi Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam
pasar.
Sikap
dan
perilaku
konsumen
tercermin
dalam
menggunakan pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti
12
alam ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory). Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititik beratkan kepada bagaimana membuat pilihan untuk; 1) mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan 2) mencapai kepuasan yang maksimum.
Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory). Tujuan dan sasaran analisis ekonomi makro antara lain membahas masalah 1) sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan 2) pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang diinginkan
13
C.Optimasi Rancangan yang Digerakkan Biaya Untuk masalah-masalah mengoptimalkan rancangan yang digerakkan biaya, dua tugas penting adalah sebagai berikut: 1.Tentukan nilai olptimal untuk variabel rancangan alternatif tertentu. 2.Pilih
alternatif
terbaik,
masing-masing
sendiriuntuk Secara
umum
dengan
variabel model-model
biaya
nilai
uniknya
perancangan. yang
dikembangkan
dalam
masalah-masalah ini terdiri atas tiga jenis biaya: 1.Biaya-biaya tetap 2.Biaya-biaya yang bervariasi langsung terhadap variabelperancangan 3.Biaya-biaya
yang
bervariasi
secara
tidak
langsung
terhadap
variabelperancanganFormat yang disederhanakan dari suatu model biaya dengan suatu variabel perancangan adalah sebagai berikut: biaya =aX+bx+k Untuk: a, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasisecara langsung b, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasi secara tidak langsung k, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya tetap X, menyatakan variabel perancangan yang ditanyakan. Langkah-langkah berikut menguraikan pendekatan umum untuk mengoptimalkan perancangan terhadap biaya : 1. Identifikasi variabel perancangan yang merupakan penggerak biaya primer. 2. Tulis pernyataan untuk model biaya terhadap bentuk variabel perancangan
14
3. Tetapkan
turunan
perancangan
pertama
kontinunya
model =
0.
biaya Untuk
terhadap
variabel
variabel-variabel
perancangandiskret, hitung nilai dari model biaya itu untuk tiap nilai diskret pada jangkauan nilai-nilai potensial yang dipilih.
I. Fungsi permintaan Dalam ilmu ekonomi adalah sebuah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta oleh masyarakat. “Fungsi Permintaan” berasal dari dua kata, yaitu fungsi dan permintaan. “Fungsi” adalah ketergantungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Fungsi secara umum ditulis y = F(x). Secara grafik, digambarkan dengan y = sumbu vertikal, x = sumbu horizontal dan F menyatakan ketergantungan y terhadap x. Sedangkan “permintaan” adalah banyaknya barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam ilmu ekonomi, fungsi permintaan ditulis sebagai p = F(q). Dimana p, garis vertikal, adalah Price (harga barang), dan q, garis horizontal, adalah Quantity of Goods (Banyaknya barang), dan F menyatakan ketergantungan antara harga dengan jumlah barang.
J Fungsi permintaan memiliki beberapa sifat khusus, di antaranya: Fungsi permintaan bersifat negatif. Artinya, jika nilai p bertambah, maka nilai q akan berkurang, begitu juga sebaliknya. Hingga suatu saat nilai p akan menyentuh titik tertinggi (harga maksimal), titik q akan menyentuh titik terendah (barang tidak ada), sebaliknya, q akan menjadi barang bebas jika titik p mencapai titik terendahnya (harga 0 atau gratis).
15
Grafik fungsi linear dan kurva
Titik titik pada fungsi permintaan tidak dapat memiliki nilai negatif dan tidak mungkin bernilai tak terhingga (~), ini berarti fungsi permintaan selalu terletak di kuadran I.
Fungsi permintaan bisa berbentuk linier atau kurva.
Fungsi permintaan memiliki fungsi satu-satu, artinya, satu titik p hanya untuk satu titik q, begitu juga sebaliknya. Misalnya, pada tingkat harga (p) Rp. 500,00, jumlah barang (q) yang diminta adalah 5 buah; pada tingkat harga Rp. 100,00 jumlah barang yang diminta naik menjadi 10 buah.
K. Pendapatan total adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari jumlah barang yang terjual pada saat tingkat harga tertentu. Menghitung pendapatan total dengan mengalikan harga dengan jumlah barang atau jika dibuat ke dalam rumus fungsi:
16
Pendapatan Total = TR = P x Q dimana : TR = Total Revenue = pendapatan total (Rp) P = Price = harga pokok Q = Quantitas = jumlah produk yang dihasilkan Pendapatan bersih diperoleh dengan rumus sebagai berikut : (Boediono, 1993 : 106) = TR – TC TR =PxQ TC = TFC + TVC
17
18
19
20
D. Studi Ekonomi Masa kini Tiga perkembangan yang menunjang bagi pengarahan kembali sejarah ekonomi. 1. Pertama, tumbuhnya minat para ahli ekonomi dalam studi pertumbuhan ekonomi. Studi perkembangan ekonomi telah membawa para ahli ekonomi untuk memisahkan elemen-elemen penting dan
21
menentukan perkembangan ekonomi bahkan sebelumnya mereka tidak menyesuaikan kepada seluruh teori umum. 2.Kedua, menumbuhkan minat ahli-ahli ekonomi agar lebih teliti menguji hipotesa-hipotesanya, dan ketiga, mengembangkan volume informasi kuantitatif tentang masa lampau. 3. Ketiga perkembangan ini telah membawa tumbuhnya orientasi kembali dari sejarah ekonomi menuju pemakaian metodologi ilmiah dan penggunaan pengukuran kuantitatif yang sistematis.
22
Titik Impas (Break Even Point) Adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita kerugian. Analisa ini sangat berguna untuk membuat keputusan dari beberapa alternatif yang sensitiv terhadap faktor tunggal yang sulit diestimasi Contoh:
23
Jam operasi , x
24
Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas) Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
2. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas) Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut: a. Jumlah
penjualan
minimalyang
harus
dipertahankanagar
perusahaan tidak mengalami kerugian. b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
25
3.Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Variabel Cost (biaya Variabel) Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. 2. Fixed Cost (biaya tetap) Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan. 3. Semi Varibel Cost Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
26
Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas • Mathematical Approach BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu: BEP = Fixed Cost / (harga perunit – varibel cost perunit) (rumus 1)
Formulasi break even point yang dikembangkan: Break even point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi, maka Break Even Point dapat kita formulasikan secara sederhana sebagai berikut: BEP -> TR = TC TR = Total Revenue TC = Total Cost
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Sales, Cost, Volume, Profit termasuk waktunya, kita coba kembangkan formula sederhana di atas sehingga menjadi lebih flexible dan bisa beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda, yaitu dengan membentuk persamaan linear sederhana seperti dibawah ini: TR = TC TR – TC = 0
Karena TR adalah untuk “Total Revenue” maka TR dapat kita turunkan menjadi : TR = Unit Price x Qty Sedangkan TC stand for “Total Cost”, yang mana kita semua tahu bahwa dalam Cost Accounting, cost itu ada 2 macamnya, yaitu: “Variable Cost” dan “Fixed Cost”, maka turunan dari TC adalah: TC = Variable Cost + Fixed Cost Dari formula di atas kita turunkan lagi menjadi: TC = [Qty x Unit Variable Cost] + Fixed Cost Semua elemen yang ada sudah habis diturunkan, selanjutnya membuat persamaan linear secara penuh untuk kondisi “Break Even Point”:
27
TR - TC = 0 [Qty x Unit Price] - [(Qty x Unit VC) + Fixed Cost] = 0, atau [Qty x Unit Price] - [Qty x Unit VC] - Fixed Cost = 0 Qty x [Unit Price - Unit Variable Cost] = Fixed Cost Determinasi Elemen-Elemen Break Even Point Setelah mempunyai formula, yang elemen-elemenya terdiri: Revenue (R), Quantity (Qty), Unit Price, Variable Cost, Unit Variable Cost, dan Fixed Cost. selanjutnya adalah mendeterminasi (menentukan) masing-masing elemen tersebut. Revenue (R): adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufactur biasanya didominasi oleh Sales, yang mana Sales adalah jumlah terjual (Qty=Quantity) dikalikan dengan unit price product yang akan terjual. Quantity (Qty): adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan manufactur tentunya diproduksi terlebih dahulu. Unit Price: adalah harga per unit dari barang yang akan dijual. Variable Cost: adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu product (barang), artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti sebutannya “Variable Cost”, akan berubah-ubah mengikuti jumlah product yang akan diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin bedar juga variable cost-nya, begitu juga sebaliknya. Jika kita lihat pada Laporan Laba rugi nantinya, variable cost akan tergolong ke dalam kelompok “Cost of Good Sales”, yang pada perusahaan manufacur umumnya terdiri dari: Bahan Baku (Raw Material), Bahan Penolong, Cost Tenaga Kerja Langsung (Direct labor Cost) dan Ovear Head Cost yang biasanya terdiri dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin (Machineries) yang menggunakan unit production output, Maintenance, Listrik (electricity), Pengiriman (Delivery & Services), dll.
28
Unit Variable Cost: adalah besarnya variable cost yang ditimbulkan untuk membuat satu unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variable cost (Variable Cost) dengan jumlah product yang dibuat (qty). Fixed Cost: adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi. Dengan kata lain: berapapun jumlah product yang dibuat, fixed cost yang akan dibuat, costnya relative sama, bahkan tidak berproduksi sekalipun cost ini akan tetap terjadi. Seperti sebutannya, fixed cost sifatnya relative stabil, tidak dipengaruhi oleh production output. Adapun jenis-jenis cost yang terjadi biasanya yang ada pada kelompok Biaya Operasional (Operating Expenses: Payroll, Office
Supplies),
Lease
Hold
(Hak
Sewa),
termasuk
penyusutan-penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus. • Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis total cost.
Keterbatasan Analisis Break Even Point Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu • Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan • Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu • Sales mix adalah konstan.
29
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila: 1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis
FC
dan
TC-nya,
meskipun
perubahannya
tidak
mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya. 2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya. 3. Perubahan dalam sales price per unit Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya. 4. Terjadinya perubahan dalam sales mix Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
30
Metode Perhitungan Break Even Point 1) Metode Grafik Menggambarkan suatu titik impas dalam grafik perlu digambarkan adanya garis penjualan. Penjualan ini merupakan hasil perkalian antara volume produksi/penjualan (dalam unit) dengan harga jual per unit. 2) Metode Matematis, BEP Unit dan nilai Rupiah a. Rumus-berdasar unit
dengan: TR : Pendapatan total/Total Revenue TC : Biaya total/Total Cost TFC: Biaya tetap total P :Harga V :Biaya variabel per unit b. Rumus berdasar nilai
FC BEP = -------------1 - VC P dengan FC : Biaya Tetap P : Harga jual per unit VC : Biaya Variabel per unit S : Total Hasil Penjualan
31
3) Break Even Point dihitung dengan metode Marjin Kontribusi Marjin Kontribusi (contribution margin) adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya variabel Mencari nilai titik impas dengan metode marjin kontribusi yaitu, jumlah biaya tetap harus dibagi dengan marjin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap unit yang terjual.
4). Pendekatan Persamaan Rumus: Laba = Penjualan - (biaya variabel + biaya tetap) atau dapat kita rubah menjadi persamaan berikut Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba 1. Contoh Metode Grafik: Suatu perusahaan beroperasi dengan biaya tetap sebesar Rp 300.000, biaya variabel per unit Rp 40. Harga jual produk per unit Rp l00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit. Dengan dua cara dalam menggambarkan garis biaya tetap, atas dasar data tersebut, kita dapat membuat dua gambar break even point
32
Metode Grafik BEP dengan Biaya Tetap Sejajar Sumbu X
Metode Grafik BEP dengan Biaya Tetap Sejajar Sumbu X
Dari Gambar 1 dan Gambar 2 tersebut terlihat bahwa break even point tecapai pada volume penjualan sebesar Rp 500.000 atau dinyatakan dalam unit sebanyak 5.000 unit. Pada Gambar 2. adalah lebih baik karena pada gambar tersebut tampak konsep contribution margin. Dalam gambar tersebut break-even point tercapai pada volume kegiatan di mana contribution margin (yaitu penghasilan penjualan minus biaya variabel) tepat sama besarnya dengan biaya tetap, yaitu pada volume penjualan Rp 500.000 atau dalam unit sebanyak 5.000 unit.
2. Contoh: Metode Marjin Kontribusi Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesan Rp 300.000. Biaya variabel per unit Rp 40. Harga jual per unit Rp l00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit. BEP usaha ini dihitung dengan cara coba-coba dengan menghitung keuntungan saat
volume produksi
6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut: Π = Q x P – (FC + (Q x VC)) = (6.000 x Rp 100) – (Rp 300.000,00 + (6.000 x Rp 40)) = Rp 600.000 - (Rp 300.000 + Rp 240.000) = Rp 60.000
33
Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break-even pointnya terletak di bawah 6.000 unit. Hitung kembali dengan memisalkan volume penjualannya sebesar 4.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: = (4.000 x Rp 100) — (Rp 300.000 + (4.000 x Rp 40)) = Rp 400.000 — (Rp 300.000 + Rp160.000) = - Rp 60.000,00 Pada volume 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp 60.000 sehingga break-even pointnya lebih besar dari 4.000 unit. Misalkan volume penjualannya 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: = (5.000 x Rp 100) — (Rp 300.000 + (5.000 x Rp 40)) = Rp 500.000 — (Rp 300.000 + Rp 200.000) = Rp 0. Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point dimana keuntungan nettonya sama dengan nol.
3. Contoh Pendekatan Persamaan : diketahui harga per-unit produk yang dijual ádalah Rp 30,- dan jika diketahui bahwa biaya variable per unit produk yang dijual Rp 20,- dan fixed cost Rp 80,- sedang perusahaan ingin mengetahui jumlah produksi saat keuntungan Rp 0,-
maka besarnya penjualan yang harus dicapai
dapat dihitung sbb: Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba 30Q = 20Q + 80 + 0 30Q – 20Q = 80 + 0 10Q = 80 Q = 80 / 10 Q = 8 unit. BEP dalam unit adalah sebesar 8 unit
34
Persamaan BEP dalam rupiah merupakan perkalian atara BEP dalam unit dengan harga per unit dan dapat dirumuskan sebagai berikut : BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit BEP dalam rupiah dapat dihitung sebagai berikut : BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit = 8 x Rp. 30,= Rp. 240,4. Contoh Metode BEP berdasarkan Unit dan nilai Rupiah Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu Penghitungan BEP Unit: BEP = FC/ (P – VC) BEP = 100.000.000/ (80.000 – 60.000) BEP = Rp 5000 Contoh Rumus berdasarkan Nilai (Rupiah) Penghitungan BEP Rupiah: BEP = FC/ (1 – (VC/P)) BEP = 100.000.000/ (1 –(60.000/80.000)) BEP = Rp 400.000.000 Contoh soal PT. ABC mempunyai kapasitas produksi dan menjual sebanyak 100.000 unit Harga jual per unit diperkirakan Rp.5.000,- Total biaya tetap setahun Rp.150 juta, total biaya variabel Rp.250 juta. Hitunglah : BEP dalam unit dan rupiah Jawaban: 1. BEP dalam unit Biaya variabel / unit = 250 juta / 100.000 = Rp.2.500,2. BEP dalam rupiah Penjualan (Sales) = 100.000 unit x Rp.5.000 = Rp.500 juta
35
Dari rumus BEP unit dan BEP rupiah diatas bila kita aplikasi dengan Ms. Excel dapat kita lihat hasil perhitungan BEP Unit dan BEP rupiah serta tabel BEP yang dapat kita pakai sebagai dasar pembuatan graphik seperti pada gambar berikut :
Berdasarkan pada data contoh diatas, jika diketahui harga per-unit produk yang dijual ádalah Rp 30,- dan jika diketahui bahwa biaya variable per unit produk yang dijual Rp 20,- dan fixed cost(biaya tetap) Rp 80,- sedang perusahaan ingin mengetahui jumlah produksi saat keuntungan Rp 0,-
maka besarnya penjualan yang harus dicapai dapat
dihitung sbb: Penjualan = biaya variable + biaya tetap + laba 30Q = 20Q + 80 + 0 30Q – 20Q = 80 + 0 10Q = 80 Q = 80 / 10 Q = 8 unit. BEP dalam unit adalah sebesar 8 unit Persamaan BEP dalam rupiah merupakan perkalian atara BEP dalam unit dengan harga per unit dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
36
BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit BEP dalam rupiah dapat dihitung sebagai berikut : BEP rupiah = BEP unit x Harga per unit = 8 x Rp. 30,= Rp. 240,Dalam pendekatan Contribution Margin (CM) dapat dipakai rumus rumus sebagai berikut : a. Rumus CM. Contribustion Margin (CM) = Harga Penjualan (P) – Biaya Variable (V) b.Rumus CMR. CM Ratio = CM / Penjualan per unit c.Rumus BEP dalam Unit. BEP (Unit) = Biaya Tetap / CM per unit d.Rumus BEP dalam Rupiah. BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CM Ratio Contoh: Berdasarkan data contoh diatas, maka besarnya penjualan pada titik impas atau pulang pokok dapat dihitung sebagai berikut: CM per-unit = penjualan per-unit – Biaya variabel per-unit CM per-unit = Rp 30,- – Rp 20,CM per-unit = Rp 10,Maka unit BEP unit dapat dihitung sebagai berikut: BEP (Unit) = biaya tetap / CM per unit = 80 /10 =8 BEP dapat pula dihitung dengan melihat
besaran penjualan dalam
satuan moneter tertentu (rupiah). Setelah diketahui CMR (Contribution Margin Ratio) yang merupakan pembagian CM Unit dengan Harga penjualan per unit, selanjutnya dapat dihitung BEP rupiah. Sehingga
37
berdasar data diatas, maka penjualan pulang pokok pada adalah: CM Ration = CM Unit / Harga Penjualan per unit = 10 / 30 = 33% BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / CMR = 80 / ( 1/3 ) = (80 x 3) / 1 = 240 Contoh Metode Grafik:
satuan rupiah
38
Contoh SOAL: Diketahui : Harga jual per satuan
Rp 1.500
Biaya variabel per satuan
Rp 750
Jumlah biaya tetap
Rp 750.000.000
Volume yang direncanakan
2.500.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah dan Grafik ! CM =
FC CM per unit
= 750.000.000 (1.500 – 750)
= 750.000.000 = 1.000.000 750
Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000 satuan Impas (Rp) =
Biaya Tetap Ratio Margin kontribusi
39
= 750.000.000 1 – 750 1.500 = 750.000.000 = 1.500.000.000 0,5 Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 1.500.000.000
Contoh: Perusahaan AbC mempunyai data sebagai berikut: Budget produksi 30.000 unit Budget penjualan @ Rp 6000 Budget biaya bahan baku @ Rp1500 Budget biaya tenaga kerja langsung @ Rp 1200 Budget BOP disusun dalam formula 8.000.000+1000X Budget biaya usaha 5.000.000 + 750 x Berdasarkan data diatas:
1. Berapakah BEP dalam unit dan dalam Rp, jika penjualan 30.000 unit, gambarkan dalam bentuk grafik 2. Jika penjualan 24.000 unit
40
a. Berapakah BEP dalam unit dan dalam Rp dengan
menggunakan
metode full costing dan variabel costing b. Berapakah nilai persediaan akhir dengan menggunakan metode full costing dan variabel costing c. Buatlah laporan R/L dengan menggunakan metode full costing dan variabel costing Jawab 1. BEP = . 8.000.000 + 5.000.000
= 13.000.000 = 8387 unit
6.000 – (1500 + 1200 + 1000 + 750)
6.000 – 4450
Atau 8.387 unit x Rp 6.000 = Rp 50.322.000 BEP dalam bentuk
grafik
41
BEP terjadi pada perpotongan TR (Total Revenue/total penerimaan) dan TC (Total Cost)BEP dalam unit dan Rp dengan metode full costing dan variable costing. BEP FULL COSTING
BEP VARIABEL COSTING
BEP dalam rupiah BEP =
BEP 8000000+5000000- 20%(8000000) 1- 129000000 - 20%
=
(111000000)
8000000+5000000 1- 129000000 - 20%(111000000)
144000000
144000000 =
BEP dalam unit BEP =
BEP 8000000+5000000- 20%(8000000)
=
8000000+5000000
6000 - 129000000 - 20%(111000000)
6000 - 129000000 - 20%(111000000)
24000
24000
=
= Laboran R/L dengan menggunakan Prosentase persediaan =
metode full costing dan variable costing
30.000 – 24.000
= 20%
30.000 FULL COSTING Penjualan BBB BTKL BOP Biaya produksi Persediaan Biaya produksi yang terjual Laba kotor Biaya penj dan adm EBIT VARIABEL COSTING Penjualan BBB BTKL BOP V Biaya penj dan adm V Biaya variabel Persediaan Biaya variabel yang terjual Kontribusi margin BOP T Biaya penj dan adm T EBIT
24000 X 6000 30000 X 1500 30000 X 1200 8000000+(30000X1000) 20% X119000000
144000000 45000000 36000000 38000000 119000000 23800000 95200000 48800000 23000000 25800000
5000000+(24000X750)
24000 X 6000 30000 X 1500 30000 X 1200 30000 X 1000 24000 X 750 20% X 111000000
144000000 45000000 36000000 30000000 18000000 129000000 22200000 106800000 37200000 8000000 5000000 24200000
42
Nilai persediaan dengan menggunakan full costing dan variable costing Full costing
Variabel costing
20% X119000000= 23800000
20% X 111000000=22200000
Cara menentukan breakeven point secara pendekatan matematis : Rumus Matematiknya : 1.
FC BEP (unit) = P – VC
Dimana : BEP : Penjualan pada titik Impas – dalam rupiah FC
: Biaya tetap keseluruhan
VC
: Biaya variabel keseluruhan
P
: Harga per unit
2. FC (Total Biaya Tetap) BEP (unit) = VC (Total Biaya Variabel) 1– S (Total Hasil Penjualan) Dimana : BEP : Penjualan pada titik Impas – dalam rupiah FC
: Biaya tetap keseluruhan
VC
: Biaya variabel keseluruhan
S
: Hasil penjualan keseluruhan
1
; Konstanta
3.BEP = FC + VC pada BEP + Nol Dimana VC pada BEP = Presentasi biaya variabel dari hasil penjualan pada titik impas. 4.
FC BEP =
MIR Dimana MIR = Margina income rasio (Rasio pendapatan margina dengan hasil penjualan) . MIR = 1 – VCR atau disebut juga Profit volume ratio (P/V)
43
Contoh 1 Perusahaan Indomarco beroperasi dengan biaya tetap keseluruhan Rp. 120 Juta. Biaya variable diketahui sebesar 60 % dari enjualan. Hasil keseluruhan penjulan pada kapasitas penuh Rp. 500 Juta. Perusahaan hanya memprodksi satu jenis barang dan harga penjualannya Rp. 500,00 per unit. Karena Varibael cpst ratio diketahui 60 % ini berarti bahwa biaya variabel persatuan adalah 60 % x Rp. 500,00 = Rp. 300,00. Dari data tersebut dapatlah kemudian diringkas sebagai berikut: S
= Rp. 500 Juta
VCR
= 60 %
FC = Rp. 120 Juta P
= Rp. 500
VC = Rp. 300 MIR
= 1 – VCR = 1 – 60 % = 40 % (P/V)
Perhitungan Titik impasnya adalah : Rumus 1 FC BEP = VC
1–
S Rp. 120.000.000 =
Rp. 120.000.000 =
120.000.000 =
RP. 300
= 300Juta
1 – 0,6
0.4
1– Rp. 500 Rumus 2 FC BEP
= MIR Rp. 120.000.000 =
Rp. 120.000.000 =
1 – VCR
1- 0.6
Rumus 3 BEP
= FC + VC pada BEP + 0
BEP
Rp. 120.000.000 + 60 % BEP + 0
BEP
– 60 % BEP = Rp. 120.000.000
40 % BEP
= Rp. 120.000.000
BEP
= Rp. 300.000.000
Rp. 120.000.000 =
= 300 Juta 0.4
44
Rumus 4 FC BEP
= P–V Rp. 120.000.000
Rp. 120.000.00
=
=
= 600.000 Unit = Rp. 300.000.000
Rp. 500 – Rp. 300
200
Contoh 2 Pada tingkat kapasitas optimal, data perencanaan laba rugi dari perusahaan Dewi Kunti adalah seperti tertera di bawah ini : Budget Penjualan : 20.000 Unit Biaya Variabel
@ Rp. 500
Rp. 10.000.000,00
Biaya Tetap
Budget Biaya : Bahan dasar
Rp. 1.800.000,00
-
Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.000.000,00 Biaya Tidak Langsung
Rp. 600.000,00
Rp. 1.400.000,00
Biaya Penjualan
Rp. 600.000.00
Rp. 1.000.000,00
Biaya Administrasi
Rp. 200.000,00
Rp. 1.200.000,00
Jumlah
Rp. 5.200.000,00
Rp. 3.600.000,00 Rp. 8.000.000,00
Budget Laba
Rp. 2.000.000,00
Perhitungan Titik Impas (BEP) : FC 1. BEP (Rupiah)
1– VC S 3.600.000,00 5.200.000,00
=
=
3.600.000,00 1 – 0.52
110.000.000,00 3.600.000,00 =
= Rp. 7.500.000,00 0,48
45
2. BEP (Unit)
FC
FC = Rp. 3.600.000
P-V
P V
= = Rp. 500,00 = Rp. 5.200.000,00 = 260.00 20.000 3.600.000 = 500,00 – 260,00 Bukti Perhitungan BEP
3.600.000 =
Penjualan pada BEP : 15.000 x Rp. 500 = 7.500.000 Biaya Tetap
240,00
Biaya Variabel 52 % x Rp. 7.500.000
= 15.000 Unit
Rp. 3.600.000
Junlah Biaya
= Rp. 3,900.000,00 = 7.500.000