Persyaratan Teknis jalan Persyaratan Teknis jalan adalah: ketentuan teknis yang harus dipenuhi oleh suatu ruas jalan agar jalan dapat berfungsi secara optimal memenuhi standar pelayanan minimal jalan dalam melayani lalu lintas dan angkutan jalan. Kriteria Perencanaan Teknis Jalan adalah: Ketentuan teknis jalan yang harus dipenuhi dalam suatu perencanaan teknis jalan
Persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan Sebagai panduan bagi para penyelenggara jalan dalam penyelenggaraan jalan
Bertujuan untuk mewujudkan Tertib penyelenggaraan jalan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan Tersedianya jalan yang mewujudkan keselamatan, keamanan, kelancaran,ekonomis,kenyamanan dan ramah lingkungan
Persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan diberlakukan untuk: jalan Nasional, jalan Provinsi, jalan Kabupaten, jalan kota
• Lingkup persyaratan Teknis Jalan meliputi: • • • • •
Kecepatan rencana Lebar badan jalan Kapasitas jalan Jalan masuk Persimpangan sebidang dan fasilitas berputar balik
• • • •
Bangunan pelengkap jalan Perlengkapan jalan Penggunaan jalan sesuai fungsinya Ketidak terputusan jalan
• • • • • •
Lingkup kriteria perencanaan teknis jalan Fungsi jalan Kelas jalan Bagian bagian jalan Dimensi jalan Muatan sumbu terberat, volme lalu lintas, dan kapasitas jalan. • Persyaratan geometrik jalan
Konstruksi jalan Konstruksi bangunan pelengkapan jalan Perlengkapan jalan Kelestarian lingkungan hidup Ruang bebas
Persyaratan Teknis Jalan Kecepatan rencana Kecepatan kendaraan yg mendasari perencanaan teknis jalan Kecepatan rencana ditetapkan dengan mempertimbangkan : a) Sistem jaringan jalan, terdiri atas : - Sistem jaringan jalan primeir - sistem jaringan jalan skunder b) Lalu lintas Harian Rata rata Tahunan (LHRT)
c) Spesifikasi penyediaan prasarana d) Tipe medan (topografi) jalan, terdiri atas: - medan datar - medan bukit - medan gunung • Kecepatan rencana dibatasi paling rendah dan paling tinggi sesuai kriteria perencanaan teknis jalan • Kecepatan rencana pada satu ruas jalan harus seragam
Lebar badan jalan terdiri dari : Jalur lalu lintas Bahu jalan Median Pemisah jalur
• Jalur lalu lintas terdiri dari satu atau lebih lajur • Lebar satu lajur jalan kecil untuk kend bermotor dan roda dua minimum 1,5 m
Bahu jalan Jalur jalan yang berdampingan dgn jalan dan harus diperkeras Pada jalan bebas hambatan diperkeras 60% dan berpenutup Pada jalan raya dan kecil paling sedikit perkerasan tanpa penutup Lebar bahu jalan untuk jl lingkung 0,5 m Permukaan perkerasan harus rata dan diberi kemiringan melintang
Median Berfungsi untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah Median ada 2 jenis - median yang ditinggikan - median yang direndahkan Median jalan terdiri atas - Marka garis tepi - Jalur tepian - Bagian tengah median
Lebar jalur pemisah - 1 meter untuk jalur pemisah tanpa rambu - 2 meter untuk jalur pemisah yang dilengkapi rambu
Lebar badan jalan - Disesuaikan dengan lebar jalur lalu lintas dan lebar bahu jalan -Disesuaikan dengan lebar jalur lalu lintas dan lebar bahu jalan
Kapasitas Jalan Ratio antara volume lalu lintas terhadap kapasitas jalan - 0.85 untuk jl arteri dan kolektor - 0,9 untuk jalan lokal dan lingkungan Penetapan tingkat pelayanan dikoordinasikan dgn pembina penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan sesuai statusnya.
3.Jalan masuk Bukaan dari jalur samping ke jalan arteri atau kolektor Jalur samping juga berfungsi untuk menghubungkan jl arteri dan kolektor ke jalan lingkung dan jalan lokal. Jalur samping adalah sejajar jl arteri atau kolektor yg dibatasi jalur pemisah Dilengkapi lajur percepatan dan lajur perlambatan
Persimpangan sebidang dan Fasilitas berputar balik Pertemuan dua ruas jalan atau lebih dengan hirarki fungsi yang sama atau berbeda satu tingkat Jarak antara persimpangan sebidang dibatasi - 3 km untuk arteri primeir - 1 km untuk arteri skunder Berlaku untuk jalan baru bagi jl arteri primeir
Pengaturan lalu lintas pada persimpangan sebidang dapat berupa: Pengaturan dengan bundaran Lampu isyarat Dll Fasilitas berputar balik dilenkapi dengan : • Lajur perlambatan pada lajur pendekat masuk • Radius putar yg memadai • Lajur percepatan untuk bergabung dgn jalur utama
4.Bangunan pelengkap jalan Berfungsi sebagai : -jalur lalu lintas -Pendukung konstruksi jalan -Fasilitas lalu lintas dan pendukung pengguna jalan
Bangunan pelengkap jalan berfungsi sebagai jalur lalu lintas
Jembatan Lintas atas Lintas bawah Jalan layang Terowongan
Bangunan pelengkap jalan sebagai pendukung konstruksi jalan Saluran tepi jalan Gorong gorong Dinding penahan tanah
Bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas lalu lintas Jembatan penyeberangan pejalan kaki Terowongan penyeberangan pejalan kaki trotoar Tempat parkir di badan jalan Teluk bus yang dilengkapi halte
Pelengkap jalan Perlengkapan jalan wajib Aturan pemerintah dan larangan yang dinyatakan dengan rambu jalan, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas. Petunjuk dan peringatan yang dinyatakan dengan rambu atau tanda lain Fasilitas pejalan kaki dijalan yg telah ditentukan
Perlengkapan jalan tidak wajib Lampu penerangan jalan umum dan menjadi wajib apabila : Persimpangan Tempat yang banyak pejalan kaki Tempat parkir Daerah dengan jarak pandang yg terbatas
Penggunaan jalan sesuai fungsinya: Penggunaan jalan untuk lalu lintas dan angkutan umum harus sesuai dengan fungsi jalan.
Ketidak terputusan jalan: Ketidak terputusan jalan baik dalam sistem primeir maupun skundeir adalah hubungan antar pusat kegiatan pada tingkat nasional sampai dengan tingkat lokal dan mencapai persil secara berkesinambungan
• Jalan arteri primeir atau jalan kolektor primeir yang memasuki wilayah perkotaan harus tdk terputus • Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan terwujudnya ketidak terputusan jalan sesuai dengan kewenangannya.
Terimakasih