NOTULA LAPORAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1435 H TINGKAT KENEGARAAN
Perspektif Piagam Madinah dalam Konteks Kerukunan Nasional Istana Jakarta, 15 Januari 2014
KEMENAG RI
Daftar Isi URAIAN HIKMAH ------------------------------------------------------------------- 2 SAMBUTAN MENTRERI AGAMA ------------------------------------------- 12 SAMBUTAN PRESIDEN RI ------------------------------------------------------ 17 DOA ----------------------------------------------------------------------------------------- 22
Notes: Saat acara dimulai, diawali dengan Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an Diakhiri (sebelum doa) Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
1|Peringatan Maulid Nabi
1. URAIAN HIKMAH
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Tema: Perspektif Piagam Madinah dalam Konteks Kerukunan Nasional. Pukul: 20.15 WIB
2|Peringatan Maulid Nabi
السالم عليكم ورمحة هللا وبركاته سيدنا وموالنا حممد وعلى، والصالة والسالم على أشرف األنبياء واملرسلني،احلمد هلل رب العاملني ، أما بعد،آله وأصحابه أمجعني
Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono;
Yth. Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono;
Yth. Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara;
Yang Mulia Para Duta Besar dan Perwakilan Negara- negara sahabat;
Yth. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke dua;
Yth. Para Alim Ulama, hadirin dan hadirat yang berbahagia
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat ‘afiat kepada kita, sehingga pada malam hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Shalawat serta slam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabtnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Bapak Presiden dan Hadirin rohimakumullah Bagi ummat Islam, Nabi Muhammad saw. tidak saja diposisikan sebagai penerima wahyu yang menjadi pamungkas seluruh nabi-nabi sebelumnya, melainkan juga sebagai sosok historis yang memberikan andil besar dalam membangun peradaban dunia.
Ajaran
Islam
yang
diwariskan
dan
rekam
jejak
serta
model
kepemimpinannya di Makkah dan Madinah telah menarik minat para sejarawan dan sarjana politik dunia, tidak saja terbatas pada intelektual muslim. 3|Peringatan Maulid Nabi
Salah satu ukuran kebesaran Nabi Muhammad terlihat pada warisan ajarannya yang dianut dan dijaga oleh milyaran penduduk bumi dan masih akan bertahan serta berkembang terus dari zaman ke zaman, tanpa terputus matarantai kesejarahannya dan otentisitas dokumen kitab sucinya. Namun demikian, dalam perjalanan sejarahnya semua agama mesti berinteraksi dengan budaya sehingga pada urutannya agama dan budaya tidak mungkin dipisahkan, sekalipun asalusulnya bisa dibedakan. Ajaran agama diyakini berasal dari Allah yang diwahyukan melalui RasulNya, sedangkan budaya adalah hasil kreasi budi-daya manusia, yang keduanya – agama dan budaya - saling mendukung dan memerlukan. Agama tak akan berkembang tanpa instrumen budaya. Agama punya klaim kebenaran universal, sedangkan ekspressi budaya selalu bersifat lokalkontekstual, sehingga kita mengenal konsep kebenaran normative-universal, dan kebajikan partikular (local wisdom/ma‟ruf - „urf) yang diperhadapkan dengan munkar, yaitu sesuatu yang ditolak karena dianggap buruk oleh masyarakat. Piagam Madinah merupakan contoh yang sangat monumental bagaimana missi kerasulan Muhammad diekspressikan dan diimplementasikan dalam konteks masyarakat Madinah – sebelumnya bernama Yatsrib – yang penduduknya sangat majemuk dari segi etnis dan memiliki beragam kepercayaan/agama. Mereka terlibat pertikaian dan peperangan yang tak habis-habisnya demi membela kelompoknya.
Bapak Presiden dan Hadirin rohimakumullah Lelah dan putus asa dengan konflik dan perang berkepanjangan, para pemuka suku-suku di Yatsrib berinisiatif mengundang Nabi Muhammad untuk berhijrah meninggalkan Makkah guna memberikan solusi agar mereka bisa hidup damai. Setelah Rasulullah tinggal di Yatsrib, kota itu diubah menjadi Madinah, yang secara etimologis-konseptual berarti sebuah pusat peradaban (civility/madani)
dimana
warganya hidup bersama dengan aturan hukum dan etika social yang dijaga 4|Peringatan Maulid Nabi
bersama oleh seluruh warganya demi membangun sebuah kebudayaan baru (tamaddun). Untuk membagun peradaban baru ini, terobosan sangat jenius dan historismonumental yang dilakukan Nabi Muhammad adalah melakukan detribalisasi, sebuah perjuangan yang sangat berani mengingat peran suku (tribe) waktu itu merupakan kekuatan tempat hidup dan bersandar masyarakat Arab. Seseorang akan ditakuti atau dihargai karena pertimbangan sukunya, sementara Muhammad sendiri terlahir dari suku Quraisy yang paling disegani. Jadi, kerasulan Muhammad merobohkan kesombongan dan fanatisme suku, rumah kelahirannya, lalu diganti dengan nilai, semangat dan merintis tradisi baru yang bersifat ilahi dan rasional yang bisa diterima oleh semua kelompok, baik kelompok etnis maupun agama. Ingatan kitapun kini terhubungkan dengan Thomas Jefferson, Presiden Amerika Serikat yang ketiga (1801-1809). Walaupun tumbuh dalam masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari perbudakan, bahkan dirinyapun ikut terlibat dalam praktek perbudakan, dia berusaha menghapuskannya, dan ini melahirkan konflik yang berkepanjangan di dalam dirinya dan di dalam masyarakatnya. Dokumen Piagam Madinah yang terdiri 47 fasal itu merupakan common denominator, kalimatun sawa‟, fundamental and shared values, binding powers. Dibuat lebih dari 600 tahun sebelum Magna Carta (The Great Charter of the Liberties of England) dan lebih dari 1100 tahun sebelum The Constitution of the United States—Piagam Madinah pada dasarnya menjamin hak politik, budaya,dan rasa aman penduduk; mengatur kebebasan beragama, tatacara membangun aliansi politik, mekanisme penyelesaian konflik, dan sistim perpajakan untuk keberlangsungan masyarakat terutama ketika terjadi konflik. Pasal 37, untuk mengutip satu pasal saja, mengatakan bahwa kaum Yahudi dan Muslim punya kewajiban masing-masing untuk menanggung biaya yang diperlukan dan saling membela dari serangan musuh. Selain menegaskan kewajiban menjaga loyalitas, menasehati satu sama lain, saling tolong menolong, dan membela orang-orang yang dizalimi, pasal ini juga menegaskan tanggung 5|Peringatan Maulid Nabi
jawab individual sebagai prinsip untuk memutus fanatisme kesukuan. Dari suku manapun, yang benar dibela dan yang salah dihukum. Ada dua kata kunci (key ideas) yang disebutkan sebanyak sembilan kali dalam dokumen ini, yaitu: al-ma‟ruf dan al-qisth. Kata al-ma‟ruf seakar dengan kata „uruf, bisa diartikan sebagai local wisdom, sebuah kebiasaan baik yang sudah diterima masyarakat, kebalikan dari al-munkar, perilaku yang tidak disenangi dan ditolak masyarakat.
Sedangkan al-qisth berarti prinsip-prinsip yang memenuhi rasa
keadilan. Kelahiran Piagam Madinah memerlukan proses negosiasi dan konsensus dengan sabar dan cerdas yang diinisiasi dan dipimpin oleh Nabi Muhammad, karena menabrak kebanggaan primordialisme suku dan komunalisme agama yang telah mengakar dalam bawah sadar masyarakat selama bertahun-tahun. Kata ma‟ruf
dan qisth yang menjadi titik temu antar suku dan agama juga
ditemukan berulangkali dalam Alqur’an. Misalnya pada surat Al-Hujurat (49): 13
Dan dalam Surat Ali-Imron (3 ) ayat 10
Kata“ lita’arafu ”dan perintah menjaga“ ma‟ruf ”yang keduanya seakar dengan kata
’“urf ,”yaitu sebuah tradisi dan kebiasaan baik yang sudah dikenal dan dijaga oleh masyrakatnya, menunjukkan bahwa Rasulullah tidak menggusur nilai-nilai dan tradisi lama yang sudah berlaku dan dianggap baik oleh masyarakat .Rasulullah tetap menghargai dan bahkan mengayominya
.Jadi salah satu strategi Nabi
Muhammad mempersatukan masyarakat Madinah yang sangat majemuk itu 6|Peringatan Maulid Nabi
dengan mengakomodasi tradisi lama yang baik, lalu diperkaya dengan nilai-nlai baru yang lebih tinggi .Perintah Alqur’an dengan kata“ lita‟arafu ”bisa diartikan agar umat Islam saling mengenal dan menghargai local and communal wisdom dari masing-masing suku dan agama . Demikian juga kata “al-qisth” berulangkali ditekankan dalam Alqur’an, misalnya dalam surat Ali Imran (3) ayat 18
Dandalam surat Al-Maidah (5) ayat 8.
Disebutkan bahwa keimanan dan keilmuan seseorang belumlah cukup jika tidak diteruskan dengan menegakkan keadilan. Bahkan Alqur’an secara tegas menegur, janganlah penerapan prinsip keadilan itu dihalangi dan dirusak oleh karena emosi senang atau tidak senang terhadap seseorang atau kelompok. Sungguh, keadilan itu sangat mendekatkan seseorang pada derajat ketaqwaan dan kemuliaan di hadapan Allah. Bapak Presiden dan Hadirin rohimakumullah Prinsip kebajikan (wisdom) dan keadilan itu melewati dan mengatasi sekat-sekat suku dan agama sehingga Piagam Madinah akhirnya disepakati oleh berbagai pihak yang bertikai. Di situ Nabi Muhammad memimpin sebuah revolusi pemikiran (mind revolution) yang semula menjadikan sukuisme dan komunalisme agama sebagai kebanggaan dan identitas seseorang yang secara ekslusif, lalu diganti dengan nilainlai ketuhanan dan kemanusiaan universal yang inklusif, sebagai rujukan hukum dan etika sosial bagi warga Madinah. Supremasi suku dihilangkan, begitu pun kategori kaum muhajirin (pendatang dari Makkah) dan Anshor (penduduk asli 7|Peringatan Maulid Nabi
Madinah)
dilebur dalam tatanan baru dengan mengedepankan prestasi dan
kualitas individu dengan nilai ketaqwaan dan integritas.
الفضل لعريب علي عجمي وال عجمي علي عريب اال بالتقوي Tak ada kehebatan orang atas Arab atas lainnya, atau sebaliknya, orang non-Arab atas orang Arab, kecuali karena derajat ketaqwaanya. (HR Ahmad). Di sini terlihat jelas Rasulullah Muhammad mengenalkan faham kemanusiaan universal dengan tetap setia pada konsensus lokal, yaitu Negara Madinah. Dalam bidang sastera, masyarakat Arab waktu itu sudah memiliki tradisi dan kualitas
yang amat tinggi, namun semuanya difokuskan dan dipersembahkan
untuk meraih kejayaan sukunya (tribal glory) yang memuja maskulinitas, ditandai dengan kebanggaan ketika memiliki kuda yang gagah, anak laki-laki, dan penyairpenyair yang hyperbolic ketika memuji kehebatan sukunya (madh) serta tajam ketika menyerang suku lain (hija’).Dengan datangnya Rasulullah yang mengajarkan Alqur’an, maka kualitas dan orientasi sastera Arab mengalami perubahan drastis, yang tadinya terpusat pada pemujaan suku dan materialistic, lalu mengalami transendensi ke tataran nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan universal. Sekilas mengkaji filosofi, proses dan tujuan Piagam Madinah, sungguh tidak mengherankan jika banyak pengamat modern yang menilai apa yang dilakukan Nabi Muhammad waktu itu terlalu maju dan modern untuk zamannya. Prinsip dan mekanisme musyawarah, partisipasi dan konsensus yang lazim berlaku dalam negara demokrasi modern yang berbasis masyarakat plural seperti Amerika Serikat atau Indonesia sudah ditemukan semasa Rasulullah Muhammad memimpin Madinah. Bapak Presiden dan Hadirin rohimakumullah Bahwa Rasulullah Muhammad saw diyakini sebagai penutup dan pamungkas para Rasul Allah sebelumnya, itu menjadi bagian dari rukun iman seorang muslim. 8|Peringatan Maulid Nabi
Namun jika sosok Muhammad diposisikan sebagai tokoh sejarah pencerah zaman, akan terlihat bahwa setelah Muhammad memang tak ada lagi Rasul Tuhan yang membawa ajaran baru. Di berbagai belahan bumi pernah muncul tokoh-tokoh pencerah zaman yang membawa pesan Tuhan yang warisannya tetap bertahan dan tumbuh, meskipun kita tidak tahu persis sejarah hidup pembawanya. Asumsi ini sangat sejalan dengan Alqur’an yang menyatakan bahwa Allah pernah mengirim Rasul-RasulNya ke muka bumi, sebagian diceritakan dalam Alqur’an dan sebagian lagi tidak diceritakan ( Almukmin 40: 78). Berbagai warisan ajaran Rasul Tuhan dan para bijak bestari itu merupakan al-hikmah al-khalidah atau perennial wisdoms yang menjadi inspirasi tumbuhnya nilai-nilai dan tradisi kebaikan (al-ma‟ruf) yang berkembang di berbagai komunitas di muka bumi, apapun suku dan agamanya. Kecenderungan masyarakat memilih kebaikan, yang dalam bahasa Alqur’an disebut al-khair dan al-ma‟ruf juga didorong oleh fithrah yang ditanamkan Allah pada setiap anak Adam yang pada dasarnya selalu menyenangi kebaikan, kebenaran, kedamaian, dan keindahan. Kata khair (kebaikan) yang puluhan kali disebutkan dalam Alqur’an seakar dengan kata khara (memilih) dan ikhtiyar yang artinya sebuah tindakan akan memiliki nilai moral kebaikan jika dilakukan atas dasar pertimbangan secara sadar dan pilihan bebas, bukan produk ancaman dan keterpaksaan. Oleh karenanya Allah berfirman, tak ada kebaikan dan kesalehan dalam beragama jika dengan rasa terpaksa (Albaqarah 2: 256). Jika dengan rendah hati kita berempati pada tradisi-tradisi masyarakat manapun di muka bumi ini akan ditemukan spirit dan dorongan untuk hidup secara baik, benar, damai dan indah yang semua ini dalam perspektif Piagam Madinah masuk kategori al-ma‟ruf.. Rasulullah Muhammad sendiri menyatakan bahwa kehadirannya untuk menjaga, meneruskan dan menyempurnakan ajaran-ajaran para Rasul Tuhan yang sebelumnya. Seperti dikatakan dalam tradisi Islam: 9|Peringatan Maulid Nabi
احلكمة ضالة املئمن خذوها من حيث وجد تتموها hikmah itu hartanya orang mukmin yang hilang. Maka ambillah di manapun kamu menemukannya Hikmah yaitu kebajikan baik yang berasal dari kitab suci, warisan para Rasul Allah terdahulu, maupun produk perpaduan nalar sehat dan hati nurani yang merupakan pilar utama fitrah manusia. Mengkaji sejarah dan ajaran Rasulullah Muhammad kita diajak untuk mengkaji dan menghargai serta mengimani ajaran para Rasul Tuhan sebelumnya. Predikat Nabi Muhammad sebagai nabi pamungkas juga terlihat pada fenomena sosial-historis bahwa berbagai persoalan moral dan ketuhanan yang dihadapi masyarakat dunia hari ini sesungguhnya sudah terjawab oleh sekian banyak orang bijak dan nabi yang pernah hidup sampai akhir kenabian Muhammad di abad ke-6. Bapak Presiden dan Hadirin rohimakumullah Lalu, apa relevansi Piagam Madinah dalam konteks keindonesiaan? Sungguh sangat mengejutkan jika kita mengkaji geneologi dan kandungan serta visi Pancasila yang merupakan landasan filosofis dan ideologis bangsa dan negara Indonesia karena disana ditemukan banyak kemiripan. Pertama, masyarakat dan bangsa Indonesia bersifat majemuk dan memiliki sejarah konflik, pertikaian dan perang antar suku. Juga konflik antar komunitas agama. Pancasila merupakan terobosan filosofis, ideologis dan historis sebagai common denominator dan pemersatu bangsa yang dilahirkan melalui proses negosiasi dan partisipasi yang diikuti oleh perwakilan komunitas suku dan agama yang ada di Indonesia. Kedua, isi dan semangat ke lima sila itu mengajak masyarakat nusantara tetap menjaga kearifan lokal yang telah berjalan dan dianggap baik (al-ma‟ruf), namun dalam waktu yang sama diajak melakukan transendensi ke tataran yang lebih tinggi, yaitu pemahaman, keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai ketuhanan yang
10 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
maha esa. Oleh karena itu beragam agama memperoleh tempat terhormat dan sama di hadapan undang-undang negara. Kebertuhanan bukanlah pilihan hidup di ruang sunyi-sepi, melainkan yang memancarkan inspirasi, wawasan, komitmen dan agenda ke empat sila lainnya. Yaitu menjunjung tinggi dan membela nilai-nilai kemanusiaan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan (al-qisth) dalam rangka mewujudkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang beradab (madani) dan bersatu dalam rumah negara Indonesia. Siapapun yang duduk dalam perwakilan dan pemerintahan mesti memiliki integritas, kapabelitas, arif dan setia untuk senantiasa memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan nilai, visi dan tuntutan praksis Pancasila, sesungguhnya Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi pusat peradaban luhur yang akan turut memperkaya peradaban dunia. Pesan kebenaran (al-haqq) dan kebaikan (al-khoir) Islam yang bersifat normative-universal, mau tidak mau mesti diformulasikan dalam format budaya dan kearifan lokal (al-ma‟ruf) yang memerlukan fasilitas dan perlindungan negara agar pohon kebajikan itu (syajaroh thoyyibah).tumbuh subur dan rindang sehingga kehadiran Islam benar-benar dirasakan sebagai: rahmatan lil-Indonesiyyin. Rahmat bagi seluruh rakyat Indonesia. *****
11 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
2. SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI
H. SURYADHARMA ALI Pukul: 20.40 WIB
12 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
علَ ْيكُ ْم َو َرحْ َمة ُ هللاِ َوبَ َركَاتُه َّ ال َ سالَ ُم ُ َ َ ْ على ا ُم ْو ِر الدُّنيَا َوال ِد ّي ِْن ِ ُ ا َ ْل َح ْمد ِ ّ هلل َر َ ب ْالعَال ِميْنَ َوبِ ِه نَ ْست َ ِع ْي ُن َ علَى آ ِل ِه َّ صالَة ُ َوال ِ َف اْالَ ْنبِي ِ علَى أ ْش َر َّ َوال َ س ِليْنَ َو َ سالَ ُم َ اء َواْل ُم ْر َ ُ صحْ بِ ِه اجْ َم ِع ْينَ أ َّما بَ ْعد َ َو
Yang terhormat, Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono; Yang saya hormati, Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono; Yang saya hormati, Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara; Yang Mulia Para Duta Besar dan Perwakilan Negara- negara sahabat; Yang saya hormati, Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke dua; Yang saya hormati, Para Alim Ulama, hadirin dan hadirat yang berbahagia
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga malam ini kita dapat menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara. Shalawat dan salam semoga tercurah ke hadirat Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, Kita sama sama telah menyimak dengan seksama uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, MA Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau telah menyuguhkan paparan yang sangat jelas tentang nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam Piagam Madinah dan selanjutnya dianalisis konteksnya dengan masa sekarang khususnya untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia yang kita cintai bersama ini. Pada setiap peringatan maulid nabi memori kolektif kita akan tertuju kepada sosok pemimpin besar yang tidak saja berhasil mengubah jalannya sejarah dalam waktu singkat, tetapi telah meninggalkan nilai nilai peradaban yang senantiasa relevan untuk dipakai sebagai landasan dalam menata masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karenanya amat wajar jika sejumlah ilmuwan memberikan pengakuan akan sukses yang telah diukir oleh sosok Muhammad SAW. Sebagai nabi dan sekaligus negarawan (Prophet and Statesman) Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, Jika kita amati, dalam membangun masyarakat Madinah Rasulullah SAW telah berhasil menyusun tatanan sistem masyarakat Madanî yang identik dengan civil society, karena secara sosio-kultural mengandung substansi keadaban atau civility. Model masyarakat ini menurut Robert N. Bellah dalam bukunya Beyond Belief merupakan masyarakat yang sangat modern untuk zaman dan tempatnya. Tak terlalu berlebihan jika dikatakan Nabi 13 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
Muhammad telah melakukan konseptualisasi tatanan kehidupan sosial politik dan kenegaraan yang memiliki daya jangkau menembus batas batas ruang dan waktu jauh ke depan hingga terasa masih relevan sampai saat ini. Dalam melakukan penataan masyarakat Madinah tersebut, Nabi Muhammad SAW menggunakan cara: pertama, membangun infrastruktur masyarakat dengan masjid sebagai simbol dan perangkat utamanya. Kedua, menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan antara dua komunitas yang berbeda, yaitu Quraisy dan Yatsrib, serta komunitas Muhajirin dan Anshar dalam bingkai solidaritas keagamaan. Ketiga, membuat nota kesepakatan untuk hidup berdampingan secara rukun dan damai dengan komunitas lain, sebagai sebuah masyarakat pluralistik yang mendiami wilayah yang sama. Salah satu kebijakan yang sering dianggap sebagai ‘kejeniusan Muhammad’ adalah ketika memprakarsai ‘kontrak sosial politik’ antara umat Islam dan kelompokkelompok lain di Madinah saat itu. Dokumen kontrak ini, dalam sejarah Islam, dikenal sebagai ‘Mitsaq Madinah’ atau Piagam Madinah. Keberhasilan Muhammad SAW itu tidak diraih dengan mudah, tetapi melalui perjuangan panjang. Di tengah runtuhnya moralitas bangsa Arab yang bersemangat tribalisme, beliau membawa perubahan yang signifikan akan pentingnya nilai-nilai kemanusian dan keadilan. Beliau juga menjadi pembela dan pelindung bagi orangorang miskin. Sebagaimana hadits Nabi SAW: “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam di antara kalian, berikanlah makanan, sambunglah tali silaturahim dan solatlah ketika manusia sedang tidur pada malam hari, niscaya kalian akan masuk syurga dengan selamat.” [HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad] Islam dengan maknanya yang luas: damai, selamat, dan berserah diri adalah nilai-nilai yang menjiwai setiap langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Langkahnya senantiasa tertuju demi tegaknya kedamaian di tengah heterogenitas masyarakat Madinah dan misinya adalah menciptakan rasa aman bagi kelompok minoritas. Maka tepatlah ungkapan al-Qur’an ketika menyatakan terutusnya Rasulullah Muhammad SAW. menjadi rahmat bagi semesta alam sebagaimana disebutkan dalam surat al Anbiya 107 :
Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia telah memiliki ideology bernama Pancasila sebagai norma fundamental bernegara staat fundamental norm sekaligus juga sebagai filsafat dasar philosophische grondslag, yang berfungsi sebagai pijakan nilai nilai moral bermasyarakat dan bernegara. Di sinilah Pancasila 14 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
sebagai pengikat heterogenitas dalam kehidupan plural agar senantiasa tercipta kerukunan dan kedamaian. Bapak Presiden dan hadirin yang saya hormati, Piagam Madinah dan Pancasila di Indonesia terlihat paralel di mana keduanya berfungsi sebagai landasan nilai untuk selalu menghormati keragaman, menghargai hak-hak warga yang lain, dan mewajibkan para pemeluk agama untuk berpartisipasiaktif dalam membangun bangsa. Jika ditilik lebih lanjut dalam butir butir Piagam Madinah maka akan ditemukan nilai-nilai yang amat relevan dengan upaya kita membangun bangsa yang rukun bukan saja rukun dalam konteks kehidupan beragama tetapi rukun dalam konteks bangsa, dari kerukunan umat beragama menuju kerukunan nasional. Memang harus diakui persoalan kerukunan memiliki watak yang dinamis, hari ini kita rukun, besok boleh jadi tidak. Ia membutuhkan kontinuitas untuk mengawalnya bersama sama. Piagam Madinah sebagaimana disinggung di depan memberi pesan lain akan pentingnya melepaskan diri dari ego sektoral yang menganggap diri sendiri sebagai yang paling hebat dan mengecilkan orang lain. Kebersamaan, kerukunan, kedamaian akan terwujud manakala ego sektoral semacam ini disingkirkan dalam kehidupan sehari hari demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai nilai seperti inilah yang kita butuhkan saat ini di tengah munculnya upaya upaya yang menganggu kerukunan. Inilah saatnya kita mengukuhkan kembali kebersamaan sebagai satu bangsa dan satu negara, mengedepankan dialog dalam rangka memelihara platform bersama untuk kerukunan beragama menuju kerukunan nasional yang menjadi kebutuhan kita semua. Bapak Presiden dan hadirin yang berbahagia, Demikianlah yang dapat kami sampaikan, selanjutkan kami mohon kiranya Bapak Presiden dapat menyampaikan sambutan dan arahan. Atas perkenan Bapak kami ucapkan banyak terima kasih Semoga kita semua dapat memetik hikmah peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW ini dalam rangka memantapkan tujuan hidup, membangun kehidupan bangsa dan Negara menuju hari esok yang lebih baik. Sekian. Terima kasih. Wallahul muwaffiq ila aqwamitthariq Wassalam’alaikum Wr. Wb
15 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
3. SAMBUTAN PRESIDEN RI
H. Susilo Bambang Yudhoyono Pukul: 21.00 WIB
16 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua. Para Tamu Undangan dan Hadirin sekalian yang saya hormati, Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai. Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, pada malam yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini kita dapat kembali memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Tingkat Nasional, Tahun 1435 Hijriyah di Istana Negara, Jakarta. Salawat dan salam, semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut beliau, dan insyaAllah termasuk kita semua, hingga akhir zaman. Kita berkumpul di tempat ini, selain untuk mengagungkan syiar Islam, juga untuk bermunajat kepada Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kita berdo'a untuk kebaikan dan kemaslahatan bangsa dan negara kita. Kita juga memohon ke hadirat Allah SWT, agar bangsa dan negara kita diberi keselamatan, kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan, serta dijauhkan dari segala bencana. Kita senantiasa memohon ke hadirat Allah SWT agar bangsa kita tetap rukun dan bersatu, dijauhkan dari pertentangan, dan permusuhan. Hadirin dan hadirot yang berbahagia, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang kita selenggarakan setiap tahun, baik di Istana Negara, maupun di tempat-tempat lain di seluruh Tanah Air, dimaksudkan untuk merenungkan kembali nilai-nilai keutamaan yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Teladan sebagai sumber inspirasi dalam membangun tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh moral dan etika yang luhur dan mulia.
17 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
Peringatan Maulid Nabi, sekaligus juga menjadi momentum yang tepat untuk menambah kecintaan kita kepada Rasulullah, pembawa misi perdamaian dan kerukunan di antara umat manusia. Jarak waktu yang begitu panjang tidaklah menyebabkan kita merasa jauh dari kehidupan beliau. Setiap kita memperingati Maulid Nabi, perikehidupan beliau seolah hadir kembali di tengah-tengah kita. Lebih dari empat belas abad yang lampau, Rasulullah SAW telah memberi keteladanan kepada kita untuk menjadi insan-insan yang beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berahlak mulia. Rasulullah telah mengukir jalannya sejarah umat, bukan saja dalam lingkup semenanjung Arabia, tetapi ke berbagai wilayah di dunia hingga di Tanah Air kita. Al Qur'an memberi penegasan bahwa perikehidupan Nabi Muhammad SAW adalah uswatun hasanah atau contoh teladan bagi umat manusia. Saudara-saudara, Sebagaimana saya kemukakan pada peringatan Maulid Nabi bersama Majelis Rasulullah di Monas, kemarin pagi, setiap kali kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW kita perlu mengenang dan meneladani kepribadian, akhlak, budi pekerti, kearifan, tutur kata, dan kesantunan beliau. Kita juga mengenang Rasulullah sebagai pemimpin yang terus mendorong umatnya untuk bekerja keras, rajin menuntut ilmu, tidak mudah menyerah, dan tidak bermalas-malasan. Kita didorong untuk terus berikhtiar dan bekerja sekuat tenaga, namun tetap berserah diri, dan bertawakal kepada Allah SWT. Kita juga patut mencontoh sikap kepemimpinan beliau yang agung. Beliau berhasil memimpin sebuah bangsa yang majemuk. Dalam kepemimpinannya, beliau selalu mengayomi semua pihak, tak pernah henti membangun toleransi, serta senantiasa menjaga ukhuwah, dan kerukunan di antara semua umat yang dipimpinnya. Di samping itu, beliau juga seorang pemimpin agung dalam melaksanakan transformasi besar. Beliau berhasil memimpin perubahan besar pada zamannya. Dengan bijak, beliau menunjukkan arah perubahan yang benar. Perubahan dilaksanakan secara bertahap, dengan tetap menjaga keseimbangan, semua pihak diajak dan tidak ada yang ditinggalkan, dan dilaksanakan secara terus-menerus. Dan ketika perubahan yang dilakukan menghadapi cobaan, rintangan, dan tantangan yang luar biasa, beliau selalu bersabar, dan mengajak para sahabat semua untuk bersabar, sambil terus berikhtiar. Dengan cara dan pendekatan seperti itulah, beliau berhasil membangun tatanan masyarakat di atas peradaban Islam. Tatanan masyarakat yang menebarkan perdamaian, keadilan, toleransi, dan persamaan. Suatu tatanan sosial yang bertumpu pada tuntunan Islam sebagai rahmatan lil alamin, Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam. 18 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
Hadirin yang saya muliakan, Baru saja kita menyimak dengan seksama uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang bertema, Perspektif Piagam Madinah dalam Konteks Kerukunan Nasional, yang telah disampaikan dengan jelas dan runtut oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dari uraian beliau, kita dapat memetik nilai-nilai penting dari Piagam Madinah yang sangat monumental dalam sejarah kenabian Rasulullah SAW. Kita dapat meneladani sikap Nabi Muhammad yang senantiasa mengedepankan harkat kemanusiaan untuk mencapai kebaikan utama. Kesetaraan, toleransi, dan sikap menghargai kemajemukan, merupakan jiwa dan nilai utama yang termaktub dalam Piagam Madinah. Piagam Madinah berhasil mengubah tatanan masyarakat, yang semula saling berseteru, tampil menjadi tatanan masyarakat yang kuat, tangguh, makmur dan bersatu. Tatanan masyarakat yang pada mulanya penuh dengan perilaku yang tidak terpuji, berubah menjadi tatanan masyarakat yang sarat dengan nilai-nilai panutan, dan keunggulan. Sejarah mencatat pula, masyarakat Madinah tampil menjadi cahaya peradaban yang menerangi kegelapan dunia Arab di masa itu. Masyarakat Madinah di zaman Nabi, merupakan gambaran ideal dari sebuah masyarakat yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Masyarakat yang dibangun atas fondasi tauhid, dan dijalankan dengan aturan hukum yang adil sebagai landasan dan jalan menuju negara yang baldatun thayibatun wa robbun ghofur. Hadirin sekalian yang saya muliakan. Tatanan kehidupan kenegaraan yang dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah, menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun kehidupan yang serupa di negeri tercinta ini. Masyarakat yang pluralis, tetapi dapat hidup damai dan harmonis. Masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, namun bersikap santun dan beretika. Saya sungguh menyimak apa yang dikemukakan oleh Prof. Komaruddin Hidayat tadi, bahwa Piagam Madinah dalam konteks ke-Indonesiaan esensinya dapat kita temukan dalam Pancasila. Nilai-nilai universal ajaran Islam yang juga tertuang dalam Pancasila, seperti toleransi, keadilan, dan kesalehan sosial tentu tidak boleh hanya sebatas cita-cita, tetapi harus diimplementasikan, dan diteladankan secara nyata. Saat ini, kita memiliki tugas sejarah untuk mencontoh tatanan masyarakat ideal sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah. Sebagai sebuah bangsa yang multibudaya, dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita harus mampu membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, teduh, dan mengayomi. 19 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
Hadirin sekalian yang saya muliakan, Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak kaum Muslimin, dan Muslimat di seluruh Tanah Air untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam yang penuh kedamaian. Jauhkan saudara-saudara kita dari ajaran Islam yang menyimpang, sesat, dan menyesatkan. Cegah saudara-saudara kita melakukan tindakan radikalisme, terorisme, dan pemahaman jihad yang tidak pada tempatnya yang mengatasnamakan ajaran Islam. Cegah berbagai potensi konflik antarpemahaman agama yang berbeda. Hindarkan provokasi yang dapat meruntuhkan kerukunan. Sebaliknya, mari kita tumbuhkembangkan kebersamaan, toleransi, dan kerukunan antar-umat beragama. Di tengah bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita, baik di Gunung Sinabung Sumatera Utara, banjir di Ibukota Jakarta, dan di tempat-tempat lain di Tanah Air, saya mengajak kaum Muslimin untuk meningkatkan solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Mari kita ulurkan bantuan, dan santunan, serta kirimkan do'a agar saudara-saudara kita tetap tabah dan tegar menghadapi bencana. Memasuki tahun 2014 sebagai tahun politik, sekali lagi, saya mengajak saudara-saudara kaum Muslimin di seluruh Tanah Air untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum mendatang. Mari kita bangun demokrasi yang damai, tertib, dan beretika. Mari kita tunjukkan kepada dunia, bahwa umat Islam Indonesia sungguh makin matang dalam berdemokrasi. Di malam yang khidmat ini, marilah kita berdo'a ke hadirat Allah SWT semoga bangsa dan negara kita dapat melalui tahun politik ini dengan baik. Semoga pula bangsa dan negara kita dijauhkan dari segala bencana, sebaliknya diberi keselamatan, ketenteraman, dan kesejahteraan. Terima kasih. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
20 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
4. DO’A
Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya Pukul: 21.15 WIB
21 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
DO’A
Allahumma Yaa Aziizu Yaa Waduudu Persatukanlah kami umat Islam khususnya dan bangsa ini Jauhkanlah dari segala perpecahan yang akan menggoyahkan Adanya persatuan dan kesatuan dan tumbuhkanlah hati kami kasih sayang diantara sesama, saling asah asih asuh dan mengayomi diantara satu sama yang lain, serta menghargai hak diantara satu sama yang lain. Allahumma berkahilah umur kami dan berkahilah rizki kami, berkahilah negeri kami dan jauhkanlah dari segala cobaan dan dari segala fitnah yang akan memecah belah umat di dunia khususnya negeri kami Indonesia dan yang akan menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Allahumma Yaa Qowiyyu Yaa Aziizu Janganlah Engkau jadikan kami umat yang akan mengecewakan dan memalukan Baginda Nabi Muhammad SAW di hadapan-Mu dan jangan Engkau jadikan kami bangsa yang memalukan dan mengecewakan para sesepuh pendiri bangsa ini di hadapan-Mu. Jadikanlah diri kami dan keturunan kami generasi bangsa ini yang siap mampu menjawab tantangan umat dan tantangan bangsa. ***
22 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
23 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i
Notula By:
24 | P e r i n g a t a n M a u l i d N a b i