perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG MODELING PERMAINAN ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
OLEH: ISTIADAH FATMAWATI (S541202073)
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang berjudul “Persepsi Pengetahuan Orang Tua Tentang Permainan Anak Dengan Perkembangan Anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.” Penulis menyadari tersusunnya Tesis ini karena adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, Drs., M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister Kesehatan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini.
3.
Dr. Hari Wujoso, dr., SpF, MM, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah bersedia memberikan sumbang saran demi terselesaikannya penyusunan tesis ini. 5.
Prof. Dr. Dr. A. A. Subiyanto, dr.Ms selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan perhatian, semangat, bimbingan, arahan dan nasihat kepada penulis.
6.
Prof. Dr. Hermanu J, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan perhatian, masukan, saran dan dukungannya kepada penulis.
7.
Titik Utami, Spd selaku pemilik Klinik Fisioterapi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8.
Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Pascasarjana yang senantiasa membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan. Penulis menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada
sehingga dalam penyusunan Tesis ini jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan tanggapan yang positif guna perbaikan yang lebih baik. Penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Sidoarjo,
Penulis
commit to user ii
2014
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Istiadah Fatmawati, S541202073. 2014. Persepsi Orang Tua Tentang Modeling Permainan Anak di TK Ma’arif Sentul. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr. Ms. Pembimbing II: Prof. Dr. Hermanu J, M. Pd. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: . Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak, pengasuh anak & anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Metode Penelitian: yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Strategi yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal. Study kasus tunggal artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran yaitu lokasi TK Ma’arif Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dengan satu karakteristik yaitu tentang modeling permainan anak. Hasil Penelitian: menunjukkan bahwa tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain : Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh organ tubuh, Untuk bersosialisasi dengan orang lain, Mengembangkan kemampuan intelektual. Persiapan yang dilakukan guru sangat menunjang penting dalam pelakanaan tes perkembangan anak. Persiapan peralatan dan tempat yang akan digunakan dalam tes perkembangan harus disesuaikan dengan keadaan anak. Sehingga seorang guru harus mempunyai perencanaan yang matang dan jelas. Pelaksanaan tes perkembangan dilakukan sesuai patokan dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Dampak positif yang ditemui adalah anak bisa bermain sekaligus belajar dan mengasah otak karena pemilihan permainan yang benar dapat memberikan tantangan pada anak untuk memainkannya secara maksimal dengan mengasah otak mereka. Kesimpulan: Pelaksanaan pelaksanaan tes perkembangan pada anak di TK Ma’arif Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Kata Kunci: persepsi, orang tua, modeling permainan
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Istiadah Fatmawati, S541202073. , 2014. Perceptions of Parents About Child Modeling Games in kindergarten Maarif Sentul. Commission Supervisor I: Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr. Ms. Supervisor II: Prof. Dr. Hermanu J, M. Pd. Thesis: University Graduate Program March Surakarta. Background:. Play is also the demands and needs of the child, the child's play to satisfy the demands and needs of the dimensions of child development: cognitive motor skills, creativity, language, social emotional values and attitudes. Through play will learn to control yourself, to understand life, understand his world. So the play is a child's development mirrors. Stimulation is a basic ability to stimulate activity of children by the environment (mother, father, child caregivers and other family members) to optimize growth. Methods: used is descriptive qualitative research. The strategy used is a case study of single stuck. Means a single case study research conducted on only one target is the location of the TK Ma'Arif Tanggulangin Sentul District of Sidoarjo regency with the characteristics of the child that is about the modeling game. Results: showed that preschoolers play goals include: Encouraging imagination / creativity of children, Optimizing the growth of all body organs, to socialize with others, develop intellectual abilities. Preparation of the teachers is very important to support the development of children pelakanaan test. Preparation of equipment and place to be used in the test development must be adapted to the situation of children. So that a teacher should have careful planning and clear. Implementation of appropriate benchmark tests conducted in the development of learning in early childhood. The positive impact is encountered children can play while learning and honing the brain due to the selection of the correct game can provide a challenge for children to play to its full potential by honing their brains. Conclusion: The implementation of the test execution progress in children in kindergarten Ma'Arif Tanggulangin Sentul District of Sidoarjo regency is going well and smoothly according to the plan set. Keywords: perception, the elderly, the modeling game
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ..................................................................................................... v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ......................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ...................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN A. Kajian Teori ............................................................................... 6 1. Persepsi ................................................................................ 6 1. Pengertian Persepsi .......................................................... 6 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ...................... 9 3. Persepsi Memberikan Pengaruh ke Perilaku ................... 10 2. Konsep Orang Tua ............................................................. 12 1. Pengertian Orang Tua .................................................... 12 2. Peranan Orang Tua ......................................................... 13 3. Fungsi Pokok Orang Tua ............................................... 13 4. Kewajiban Orang Tua Terhadap anak ........................... 14 3. Konsep Modeling Permainan Anak .................................... 15 1. Pengertian Bermain ....................................................... 15 2. Tujuan Bermain ............................................................. 16 3. Fungsi Bermain ............................................................. 16 4. Ciri-Ciri Bermain ........................................................... 17 5. Bentuk-Bentuk Bernain ................................................. 18 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain Anak ........ 19 7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Aktivitas Bermain ....................................................................................... 21
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Permainan dan Alat permainan sesuai perkembangan anak menurut Depkes RI tahun 2006 .............................. 22 4. Konsep Perkembangan anak ............................................... 25 1. Pengertian Perkembangan .............................................. 25 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan .......... 26 3. Tahapan perkembangan Anak ........................................ 27 4. Penilaian Perkembangan Anak dengan Formulir KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) ....................... 32 B. Penelitian Relevan ................................................................... 35 C. Kerangka Berfikir .................................................................... 38 BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................... 38 A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 38 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 38 C. Sumber Data ............................................................................ 39 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40 E. Validitas Data .......................................................................... 40 F. Tenik Sampling ........................................................................ 43 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 43 H. Prosedur Kegiatan .................................................................... 45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 47 B. Sajian Data .............................................................................. 49 C. Temuan Penelitian ................................................................... 60 1. Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak .......... 60 2. Modeling permainan anak ..................................................... 61 3. Perkembangan anak di TK Muslimat Sentul ......................... 62 D. Pembahasan ............................................................................. 62 1. Tujuan bermain pada anak .................................................... 62 2. Perencanaan dan Pengorganisasian ....................................... 63 3. Pelaksanaan dan Evaluasi ..................................................... 67 4. Dampak dari modeling permainan anak ................................ 70
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kendala – Kendala ............................................................... 74 BAB V
PENUTUP ..................................................................................... 77 A. Kesimpulan .............................................................................. 77 B. Implikasi .................................................................................. 78 C. Saran ........................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80 LAMPIRAN
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 2
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 3
Panduan Wawancara Mendalam Pada Penelitian Persepsi Orang Tua Tentang Modeling Permainan Anak Di TK Muslimat Sentul Tahun 2014
Lampiran 4
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Nur Jannah, S. Pd
Lampiran 5
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Maslakha, S. Pdi
Lampiran 6
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Ibu Hj. Elis Faridah, S. Pd
Lampiran 7
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Moch. Reza Valen Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 8
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Achmad Zacky Safa Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 9
Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak M. Azriel Afriyanto Di TK Muslimat Sentul
Lampiran 10 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Maulidin Assani Subkhi Di TK Muslimat Sentul Lampiran 11 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Iffan Hermansyah Di TK Muslimat Sentul
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 12 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Affandi Di TK Muslimat Sentul Lampiran 13 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Fina Dwi Firanti Di TK Muslimat Sentul Lampiran 14 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Muhammad Arinil Haqi Di TK Muslimat Sentul Lampiran 15 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak Trisna Wati Di TK Muslimat Sentul Lampiran 16 Panduan Wawancara Mendalam Dengan Orang Tua Anak M. Riyad Fadli Di TK Muslimat Sentul
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Persepsi pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak. Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data dengan model interaktif Gambar 4.1 Gedung tempat proses belajar mengajar berlangsung di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Gambar 4.2 Masyarakat / orang tua ikut berperan serta dalam kegiatan pembelajaran Gambar 4.3 Bermain peran Gambar 4.4 Bermain balok Gambar 4.5 Anak lebih banyak bermain daripada belajar Gambar 4.6 Pembelajaran dilakukan dengan bermain Gambar 4.7 Tes Perkembangan
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Stimulasi adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak yang dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak, pengasuh anak & anggota keluarga lain) untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya (Mulyani et al, 1999). Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anaknya untuk mencapai perkembangan pada tahap tertentu. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan atau kedewasaan (Hurlock, 2009). Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun), Early childhood (usia 3-6 tahun), dan Middle childhood (usia 6-11 tahun). Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan psikososial (Depkes, 2006). Permainan optimal adalah yang mampu merangsang dan mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas (Suratno, 2005).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Masalah penyimpangan tumbuh kembang anak yang terjadi di masyarakat memang sangat bervariasi, lima kasus terbanyak ditemukan pada rawat jalan klinik tumbuh kembang RS Dr. Soetomo 2005 adalah defelopmental delay 205 anak, speech delay 190 anak, motoric delay 133 anak, down syndrome 45 anak, dan cerebral palsy 33 anak. Sensus tahun 2000, jumlah anak usia dini (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 13,5 juta berusia antara 0-3 tahun dan anak usia 4-6 tahun mencapai 12,6 juta anak. Dari jumlah anak usia 0-3 tahun itu, yang sudah memperoleh
layanan pendidikan
prasekolah melalui program
pembinaan keluarga yang mempunyai anak Balita dan sejenisnya baru sekitar 18,74% atau 2,5 juta anak. Sementara dari jumlah 12,6 juta anak usia 4-6 tahun yang sudah memperoleh layanan pendidikan baru mencapai 4,6 juta anak atau sekitar 36,54%, dengan rincian; terlayani SD 2,6 juta anak, TK 1,6 juta, kelompok bermain 4.800 anak, dan penitipan anak 9.200 anak (Depkes RI, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan pada 10 ibu dengan wawancara di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, terdapat 7 ibu yang tidak mengetahui tentang permainan anak yang menunjang perkembangan anak sesuai dengan usianya, mereka membelikan alat permainan sesuai apa yang diinginkan anaknya. Ibu merupakan pendamping untuk masa perkembangan anak. Komunikasi efektif akan meningkatkan kemampuan emosi sosial anak. Kinerja otak yang optimal akan menghasilkan perkembangan anak yang maksimal. Akan tetapi hal tersebut tidak akan berlangsung jika tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
kesadaran ibu untuk melakukan evaluasi. Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan dalam rangka mendukung kelancaran perkembangan anak sesuai dengan usianya. Pengetahuan ini mendorong ibu melakukan stimulasi dini dengan menggunakan sarana permainan yang ada. Perkembangan Teknologi sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia tercermin dalam berbagai kegiatan manusia termasuk kegiatan bermain dan alat permainannya. Dampak permainan seperti nintendo, playstation, gameboy dan lain-lain. anak menjadi amat tertarik pada permainan tersebut dan cenderung mengabaikan kegiatan lainnya (Shinto, 2009). Agar anak dapat memilih kegiatan bermain yang sehat, ibu sejak dini selalu mengikutsertakan anak untuk memilih dan mengambil keputusan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh, mana yang baik dan kurang baik, mana yang bermanfaat dan yang tidak, mengajari anak menentukan prioritas kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membicarakan hal tersebut dengan anak, sehingga lama kelamaan anak tahu cara menentukan pilihan, hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih kegiatan atau alat permainan antara lain adalah harganya, lama bermainan, keselamatan, nilai baik-buruk dan lain-lain (Shinto, 2009). Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengungkap atau mendiskripsikan Persepsi Orang Tua Tentang Modeling Permainan Anak di TK Muslimat Sentul.
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo? 2. Bagaimana modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo? 3. Bagaimana perkembangan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui bagaimana Persepsi pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak. 2. Tujuan Khusus a.
Mengetahui persepsi orang tua tentang modeling permainan anak.
b.
Mengetahui modeling permainan anak.
c.
Menganalisis bagaimana persepsi Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
E.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat dan tertarik dengan penelitian serupa. Serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Instansi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi dalam bidang pengetahuan ibu tentang permainan anak dengan perkembangan anak usia 1 – 3 tahun. b) Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat membantu para orang tua dan pengasuh untuk memberikan atau memilih permainan sesuai dengan manfaat permainan dalam rangka menstimulasi perkembangan anak. c) Bagi Peneliti Sebagai acuan dan tuntunan untuk melakukan penelitian berikutnya dengan penelitian yang sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasi dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka (Robbins, 2003). Riswandi (2009) mengemukakan bahwa terdapat beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli, yaitu: cara organisme memberi makna, proses penafsiran informasi indrawi, interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal dan pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu, proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan yang mana merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
demikian, dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian,
penginterpretasian
terhadap
stimulus
yang
diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu (Walgito, 2002). Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri orang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan orang untuk memaknai objek persepsi. Dengan kata lain, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu daripada merujuk pada karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi (Riswandi, 2009). Syarat untuk mengadakan persepsi antara lain adanya objek yang dipersepsi, alat indera atau reseptor, perhatian Untuk dapat memahami persepsi secara lebih jelas, perlu kita ketahui bagaiamana proses persepsi itu berlangsung dalam diri manusia, seperti diutarakan oleh Gibson (1993). Proses persepsi meliputi 3 tahapan, yaitu: 1) Kenyataan dalam kehidupan individu (sebagai stimulus) Misalnya informasi yang diterima baik dari sekolah maupun dari luar sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2) Pengolahan persepsi Stimulus tersebut diolah, diorganisasi dan ditafsirkan dengan perangkat-perangkat yang ada. Terdapat juga tiga bagian dalam pengelolaan ini, yaitu: a) Pengamatan stimulus Tahap ini disebut juga sensasi, yang melibatkan panca indera sebagai pintu-pintu masuk stimulus ke dalam psikis manusia. Jadi sensasi merupakan bagian dari persepsi. Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap stimuli yang diterimanya. b) Evaluasi dan penafsiran kenyataan Dalam hal ini kenyataan-kenyataan (sebagai stimuli) tadi sudah diolah dalam suatu mekanisme psikis yang rumit dan tidak selalu bisa dijelaskan. 3) Hasil proses persepsi Hasil proses persepsi adalah perilaku tanggapan dan sikap yang terbentuk. Dua bentuk hasil tersebut bisa bersifat positif dan negatif. Selanjutnya dua bentuk hasil persepsi tadi akan memberikan umpan balik terhadap stimuli dan faktorfaktor berpengaruh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi baik dari faktor internal maupun eksternal. Menurut Rachmat (2005), adalah sebagai berikut: 1) Faktor Internal a) Alat indera Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. b) Perhatian Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. c) Pengalaman Pengalaman
mempengaruhi
kecermatan
persepsi.
Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman bisa bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2) Faktor Eksternal a) Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi dapat juga datang dari individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus dating dari luar individu. b) Informasi Era teknologi jaman sekarang ini lebih dari kata maju, banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber yang terpercaya. Baik dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan lain - lain. Serta dari media elektronik seperti TV, internet dengan acara yang kita bisa langsung ikut dalam interaktif didalamnya. c) Budaya/ lingkungan Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. c. Persepsi Memberikan Pengaruh ke Perilaku Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terusmenerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium (Slameto, 2003). Unsur yang datang dari dirinya sendiri, berupa persepsi (perception), keahlian dan kemampuan (skill and abilities), kepribadian (personality), pengatributan diri (attribution), sikap (attitude), nilai (value), dan etika (ethics). Pola perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka mengenai realitas sosial yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian, atau reaksi mereka terhadap hal-hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Oleh karena itu kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, kita sering gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip. Kita memperlakukan objek itu seperti sebelumnya, padahal terdapat perbedaan dengan objek sebelumnya, misalnya dimensi, nuansa, atau kualitasnya yang berbeda. Bila berdasarkan pengalaman kita sering melihat bahwa suatu objek diperlakukan dengan cara tertentu sebagaimana lazimnya, kita mungkin akan bereaksi lain terhadap cara baru memperlakukan objek tersebut, berdasarkan persepsi yang lama. Menurut Riswandi (2009) kita tidak bereaksi terhadap realitas mutlak, melainkan terhadap persepsi kita mengenai realitas tersebut. Kita hidup dengan peta perseptual yang tidak pernah merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
realitas itu sendiri. Mahmud (1990) memberikan pernyataan yang senada dengan Riswandi tersebut. Cara mempersepsi situasi sekarang tidak bias terlepas dari adanya pengalaman sensoris terdahulu. Kalau pengalaman terdahulu sering muncul, maka reaksinya menjadi salah satu kebiasaan.
2. Konsep Orang Tua a. Pengertian Orang Tua Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat (Utsaimin, 2009). Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution, Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu (Nasution:1986). Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya memiliki kewajiban yang penuh terhadap keberlangsungan hidup bagi anak-anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus danan dibina oleh orang tuanya hingga beranjak dewasa. Berdasarkan Pendapat-pendapat para ahli di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua orang tua memiliki tanggung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
jawab dalam membentuk serta membina ank-anaknya baik dari segi psikologis maupun pisiologis. Kedua orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi generasigenerasi yang sesuai dengan tujuan hidup manusia. b. Peranan Orang Tua a) Peranan ayah Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Ayah juga berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga. b) Peranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya (Effendy, 2004). c. Fungsi Pokok Orang Tua Menurut Effendy (2004), fungsi pokok orang tua dibagi menjadi tiga bagian yaitu, 1) Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2) Asuh,
adalah
menuju
kebutuhan
pemeliharaan
dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara. 3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. Beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap anaknya : 1) Respek dan kebebasan pribadi. 2) Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik. 3) Hargai kemandiriannya. 4) Diskusikan tentang berbagai masalah. 5) Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian. 6) Anak-anak lain perlu di mengerti. 7) Beri contoh perkawinan yang bahagia. (Ahmadi Abu, 1991) d. Kewajiban Orang Tua Terhadap anak Orang tua harus dapat meningkatkan kualitas anak dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dan ahlak yang mulia disertai dengan ilmu pengetahuan agar dapat tumbuh manusia yang mengetahui kewajiban dan hak-haknya. Nasikh Ulwan dalam bukunya ”Tarbiyah Al-Aulad Fi-Al Islam,” sebagaimana dikutif oleh Heri Noer Aly, merincikan bidangbidang pendidikan anak sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
1) Pendidikan Keimanan, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan tauhid kepada Allah dan kecintaannya kepada Rasul-Nya. 2) Pendidikan Akhlak, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan dan membiasakan kepada anak-anak sifat terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat tercela. 3) Pendidikan Jasmaniah, dilakukan dengan memperhatikan gizi anak dan mengajarkanya cara-cara hidup sehat. 4) Pendidikan
Intelektual,
dengan
mengajarkan
ilmu
pengetahuan kepada anak dan memberi kesempatan untuk menuntut mencapai tujuan pendidikan anak. (Aly, 1999).
3. Konsep Modeling Permainan Anak a. Pengertian Bermain Bermain adalah suatu aktifitas untuk menimbulkan perasaan senang dan gembira, bukan untuk sesuatu prestasi. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban (Hurlock, 1999). Anak bermain demi permainan itu sendiri. Bermain berbeda dengan bekerja, sebab bekerja bertujuan memperoleh sesuatu hasil (Mahmud. 1990).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
b. Tujuan Bermain Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain (Soetjiningsih 2007): Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh organ tubuh, Untuk bersosialisasi dengan orang lain, Mengembangkan kemampuan intelektual. c. Fungsi Bermain Menurut fungsi bermain bagi anak terdiri dari : a) Perkembangan sensori motorik Aktivitas sensori motorik merupakan komponen utama bermain pada semua tingkat usia anak. (Wong 2003) b) Perkembangan kognitif/ intelektual Anak dapat berpikir positif dalam keadaan kritis, pengetahuan lingkungan dan kebiasaan suatu tempat
menjadi hal menarik
bagi anak di samping merangsang keaktifan dan kreativitas siswa. Claparade (dalam Satya, 2006) c) Perkembangan moral dan sosial Dalam bermain anak belajar memberi dan menerima, belajar halhal benar dari kesalahan yang dilakukan, standar sosial dan tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat anak berada. (Kartono, 1995)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
d) Perkembangan kreativitas Bermain merupakan pemicu kreativitas. Anak yang banyak bermain akan meningkat kreativitasnya, kesimpulannya bermain merupakan sarana untuk mengubah potensi-potensi yang ada pada diri anak. Charlote Buhler (dalam Sugianto, 1995) e) Perkembangan kesadaran diri Dalam bermain anak mengekpresikan emosi. Dengan bermain anak dapat menemukan kekuatan serta kelemahan, minat dan cara menyelesaikan tugas dalam bermain (Soetjiningsih, 2007). f) Perkembangan komunikasi Bermain memfasilitasi komunikasi nonverbal akan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan secara langsung. Bermain mendorong anak untuk berkomunikasi dengan teman temannya. Oleh karena anak dapt mengerti apa yang di komunikasikan oleh temannya. (Elzabeth 1997) d. Ciri-ciri Bermain Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al.; Garvey;
Rubin,
Fein
dan
Vandenberg
(Tedjasaputra:
2007)
diungkapkan adanya beberapa ciri kegiatan bermain, yaitu : Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik, maksudnya muncul atas keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri. Perasaan dari anak yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai emosi-emosi yang positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Fleksibilitas yang ditandai dengan mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada anak-anak kecil. Mempunyai kualitas pura-pura. Ciri ini menjadi indikasi paling kuat bahwa seorang anak usia prasekolah sedang melakukan kegiatan bermain. e. Bentuk-bentuk Bermain a) Bermain aktif Dalam bermain aktif, anak memperoleh kesenangan dari apa yang dilakukannya, misalnya : 1) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play) Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut. 2) Bermain musik Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya. 3) Bermain drama (dramatic play) Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
4) Mengumpulkan/ mengoleksi sesuatu Mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama dan bersaing. 5) Permainan olah raga Dalam permianan olah raga, anak banyak menggunakan energy fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. (Wong, 2004). b) Bermain pasif Kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain egosentris. Sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk mempertimbangkan perasaan orang lain, bekerja sama, saling membagi dan menghargai. Melalui bermain anak dilatih bersabar, menunggu giliran dan terkadang bisa kecewa karena in pasif berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Misalnya menikmati temannya
bermain,
membutuhkan
sedikit
melihat energi
hewan.
Bermain
dibandingkan
jenis
bermain
ini aktif
(Hurlock,1999) f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bermain Anak a) Kesehatan Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energy untuk bermain dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan membutuhkan banyak energi. b) Perkembangan motorik Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada perkembangan motorik anak. c) Intelegensi Pada setiap anak, anak yang cerdas lebih aktif dari pada anak yang kurang cerdas. Anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang besar, termasuk upaya menyeimbangkan
faktor fisik
dan
intelektual
yang nyata
(Hurlock,1999). d) Jenis kelamin Pada awal kanak-kanak, anak laki-laki menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang
perempuan. Perbedaan
perempuan
kurang sehat
di
ini
bukan berarti anak
banding laki-laki,
melainkan
pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak lembut dan bertingkah laku yang halus. e) Status sosial ekonomi Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi banyak tersedia alat-alat bermain yang lengkap dibandingkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
dengan anak yang dibesarkan dikeluarga yang status ekonominya rendah. f) Lingkungan Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik akan lebih cenderung memperhatikan kebutuhan bermain bagi anak. Dan akan memfasilitasi anak dalam bermain (Suherman, 2000). g) Peralatan bermain. Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannnya. Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan yang mendukung permainan pura-pura. h) Alat Permainan Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat, seperti mengelompokkan, meragakan, membentuk, menyempurnakan suatu desain atau menyusun sesuai bentuk utuhnya (Soetjiningsih, 2007). g. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Aktivitas Bermain a) Ekstra energi Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sehat memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
maupun bermain pasif, untuk menghindari rasa bosan atau jenih. (Nursalam, dkk, 2005). b) Waktu Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal.. c) Alat permainan Yang perlu diperhatikan adalah bahwa alat permainan tersebut harus aman dan mempunyai unsure edukatif bagi anak. (Nursalam, dkk, 2005). d) Ruangan untuk bermain Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus untuk bermain. e) Pengetahuan cara bermain Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya atau diberitahu caranya oleh orang tuanya. f) teman bermain Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuannya atau temannya. Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tuanya, maka hubungan orang tua dengan anak menjadi akrab, dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini. (Soetjiningsih, 2007).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
h. Permainan dan Alat Permainan Sesuai Perkembangan Anak Menurut Depkes RI tahun 2006. a. Perkembangan gerak kasar 1) Bola tenis : latih anak untuk menangkap bola dan sarankan untuk melemparkan kearah yang berlawanan, menendang bola 2) Melompat : Tunjukkan pada anak cara melompat dengan dua kaki. Bila diperlukan bantulah anak untuk melompat pertama kalinya. 3) Mainan : berikan mainan yang dapat ditarik ketika anak berjalan, berikan mainan yang berbunyi, karena lebih menarik. Ajari anak berjalan mundur. Ajak anak mendorong mainan dengan kakinya. 4) Ajak anak bermain diluar rumah, misalnya memanjat tangga, main ayunan, berlari dengan teman-temannya 5) Bermain air : berikan cangkir dan ajak anak menuangkan air pada sebuah cangkir kecil, dan ember untuk menampung air. 6) Ajak anak berdiri dengan satu kaki secara bergantian untuk melatih
keseimbangan
tubuh,
awalnya
biarkan
anak
menggunakan pegangan, bila sudah terbiasa ia akan dapat berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan. b. Perkembangan gerak halus 1) Bermain dengan balok – balok, menyusun balok/kubus tanpa jatuh, bermain dengan mainan yang mengapung di air
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2) Memasukkan benda satu kedalam benda yang lainnya 3) Menggambar dengan krayon, pensil atau dengan jarinya. Menggambar bentuk seperti garis, bola dll, mencocokkan gambar yang sama bentuknya. Membuat gambar tempel 4) Ajari anak meniup busa sabun dengan alat, ajari anak tentang bentuk dan rasa meraba busa. 5) Memilih dan mengelompokkan benda sesuai jenisnya. 6) Konsep jumlah : ajak anak menghitung jumlah mainan atau benda disekitasnya. 7) Bermain puzzle. c. Kemampuan Berbicara dan bahasa 1) Melihat televisi 2) Mengerjakan perintah sederhana. 3) Bercerita tentang apa yang dilihatnya. 4) Menyebut nama lengkap anak. 5) Bercerita tentang dirinya 6) Menyebut nama dan keadaan suatu benda d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 1) Memeluk dan mencium 2) Membereskan mainan atau membantu kegiatan rumah 3) Bermain dengan teman sebaya 4) Melepaskan pakaiannya sendiri, berpakaian dan berdandan. 5) Merawat boneka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
4. Konsep Perkembangan anak 1) Pengertian Pekembangan Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang faktor lingkungan dan proses belajar dalam pada waktu tertentu (Soetjiningsih, 2002). Menurut Kartini Kartono (2007) perkembangan merupakan proses transmisi dari kontribusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh
faktor-faktor
lingkungan
yang
menguntungkan,
dalam
perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu. Definisi
lain
menyebutkan
perkembangan
(development)
berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya (Suryadi, 2007). Perkembangan aktif terletak di dalam diri anak sendiri, perkembangan bukan suatu proses yang selalu digerakkan oleh faktor luar akan tetapi gejala perkembangan dikendalikan dan diberi corak tertentu oleh pembawaan, bakat, dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan kekuatan/daya dan corak tertentu pada segala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
tingkah lakunya, mendorong fase-fase perkembangan secara berturutturut (Kartini Kartono, 2007). 2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis otomatis, sebab perkembangan tersebut bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yakni (Kartini Kartono, 2007). a. Faktor herediter (warisan sejak lahir, bawaan). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang (Soetjiningsih, 2003). Kualitas-kualitas bawaan akan tampak pada penampakan
ciri-ciri
fisik
yang
karakteristik.
Misalnya
penampakan tubuh, warna kulit, bentuk mata, hidung, bibir dan lain-lain. b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang merugikan Lingkungan
adalah
faktor
yang
sangat
menentukan
tercapainya atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
c. Faktor kematangan fungsi organ dan fungsi psikis. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang mendorong segenap mekanisme dari potensiallitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang, dan terus maju. Mesin perkembangan pada pribadi anak berjalan secara alami sudah dilengkapi dengan sel starter. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik mengalami proses pematangan maka terjadi proses pemekaran dan pembukaan dari lipatan pada setiap organisme. Proses pematangan ini tidak hanya mendorong perubahan pada setiap bentuk organisme dan potensi psikisnya saja, tetapi juga mengakibatkan perubahan dalam fungsi dan kapasitasnya. d. Aktivitas Anak Anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri 3) Tahapan Perkembangan Anak a. Perkembangan Motorik Pada tahun pertama seringkali orang tua lebih memfokuskan pada perkembangan motorik kasar saja, sehingga sering terkecoh pada perkembangan motorik yang dianggap normal tersebut dengan harapan yang semu terhadap kemampuan intelektual anak (Yusuf, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
b. Perkembangan Bahasa Pada tahun pertama anak baru lahir tertutup sama sekali dengan dunia luar dan pada tahun akhir pertama sudah ada usaha mencari perangsang dari luar. Perkembangan bahasa pada anak usia 4-6 tahun sudah dapat menggunakan bahasa mencapai taraf yang sempurna dan dapat berkomunikasi dengan orang dewasa (Heru Purwanto, 2002). Karakteristik kemampuan bahasa anak bisa dikelompokkan menjadi dua bagian (Suryadi, 2007), yakni; 1) Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 3 tahun a) Terjadinya perkembangan yang cepat dalam bahasa. Anak telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar b) Anak telah menguasai 90% dari fonem dan sintak bahasa yang digunakan. c) Anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. d) Anak
sudah
dapat
mendengarkan
orang
lain
dan
menanggapi pembicaraan tersebut. 2) Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 3 tahun a) Anak sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosa kata. b) Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk dan warna, rasa, bau, kecantikan, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak permukaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
c) Anak usia 3 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik. d) Anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain dan menanggapi pembicaraan tersebut. e) Percakapan yang dilakukan anak usia 3 tahun menyangkut berbagai komentar yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun orang lain serta apa yang dilihatnya. f) Anak usia 3 tahun dapat mengekspresikan diri, menulis, membaca dan bahkan berpuisi. c. Perkembangan Sosial Perkembangan anak usia 1 - 3 tahun tampak pada terbentuknya perkembangan sosial yang merupakan perkembangan dari anak yang menghubungkan anak dengan dunia luar. Permainan anak usia 1-3 tahun dapat dibagi menjadi beberapa bentuk golongan yaitu permainan fungsi, membentuk, peranan dan menerima. Permainan ini akan menyiapkan anak untuk hidup kemudian hari dan membina kesehatan mental anak (Heru Purwanto, 2002). Perkembangan individualitas anak juga memperhatikan masyarakat anak tempat ia di asuh dan didewasakan. Lingkungan sosial akan memberi fasilitas dan arena bermain pada anak untuk melaksanakan realisasi diri. Seorang anak yang berdiri sendiri, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
terpisah secara total dari masyarakat serta pengaruh kultural orang dewasa, tidak mungkin dia menjadi anak normal. Tanpa bantuan orang dewasa anak akan mati, tanpa bantuan manusia lain dan lingkungan sosialnya anak tidak dapat mencapai taraf kemanusiaan normal (Kartini Kartono, 2007). Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia pra sekolah sampai akhir masa sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial. Anak-anak melepaskan diri dari keluarga, ia makin mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota keluarga. meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh dari luar pengawasan orang tua. Aspek perkembangan sosial (Haditono, 2004), dalam Taman Kanakkanak anak mempunyai kontak yang intensif dengan teman-teman sebaya. Pada mulanya anak tidak mengerti tingkah laku apa yang dipuji dan yang tidak dipuji. d. Perkembangan Kognitif Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian. Kognisi mengandung proses berpikir dan proses mengamati yang menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi pengetahuan. representasi dunia luar di dalam diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
sendiri dan dengan demikian berpikir mengenai dunia luar berjalan sebagai berikut (Haditomo, 2004). a) Bayangan (image) Dijumpai pada anak umur 3 tahun, hal ini merupakan representasi pertama suatu kejadian tertentu dan tidak merupakan
pencerminan fotografis
yang eksak. Hanya
merupakan kesan-kesan tertentu yang lepas yang kebetulan melekat dalam ingatan. b) Simbol Simbol tidak hanya berkisar pada bunyi yang khas atau bau yang khas dengan artinya yang khas. Misalnya seorang anak kecil bermain dengan dos korek api seakan itu sebuah mobil, kelak ia akan mengerti bahwa simbol seperti halnya lalu lintas, merupakan penunjuk bagi sesuatu hal sesuatu yang lain. c) Konsep Mulai usia pra-sekolah timbullah pada anak suatu kebutuhan untuk
mengatur
kesan-kesan
dan
kejadian-kejadian,
menemukan hubungan-hubungan dan relasi-relasi
kausal,
misalnya dalam anak menemukan bahwa ciri suatu kendaraan roda dua adalah selalu dua roda, bila hari minggu pun hari ini mesti hari minggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Tabel 2.1 Kemampuan perkembangan anak balita usia 1 – 3 tahun Motorik Kasar 1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
Motorik Halus
Bahasa
1. Menggam bar
1. Memanggil
garis lurus
2. Melompat dengan kedua kaki diangkat 3. Membung kuk me
2. Menum puk 2 – 4 buah kubus
Sosial dan Kemandirian 1. Memperlih
nama papa/
atkan rasa
mama.
cemburu
2. Menyebut 3–6
2. Membantu
3. Memasuk kan
kata yang
memberesk
mungut mainan lalu
benda kecil
punya arti
an mainan /
berdiri lagi
dalam kotak
4. Melangkah mundur 5. Bertepuk tangan, melambai
3. Mendengar
4. Memungut benda kecil dg 2 jari
kan cerita 4. Berbicara
5. Mencoret- coret
6. Berjalan ditangga
kertas
kegiatan rumah 3. Melepas
mengguna kan
pakaian
2 kata
sendiri
7. Menendang bola
4. Makan
kecil
sendiri
Depkes RI, 2006
4) Penilaian
Perkembangan
Anak
dengan
Formulir
KPSP
(Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) Formulir KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan (Depkes RI, 2006). a. Aspek perkembangan yang dipantau adalah : 1) Gerak kasar atau motorik kasar, yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, misalnya duduk, berdiri, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
2) Gerak halus atau motorik halus, adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerluka koordinasi yang cermat, misalnya menjepit, menulis, menjimpit, dan sebagainya. 3) Kemampuan
bicara
berhubungandengan
dan
bahasa
kemampuan
untuk
adalah
aspek
memberikan
yang respon
terhadap suara, bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. 4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak, membereskan mainan, berpisah dengan ibu atau pengasuh dan berinteraksi dengan lingkungannya. b. Petunjuk penggunaan KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan) 1) Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak. 2) Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. 3) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. 4) Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan. 5) Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
6) Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. 7) Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban. 8) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?” b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk” c. Interpretasi Hasil KPSP 1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadangkadang) 2) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah) 3) Bila jawaban YA= 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S) 4) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) 5) Bila
jawaban
YA
= 6 atau
kurang,
kemungkinan
penyimpangan (P). 6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
commit to user
ada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
5) Pengaruh Bermain Bagi perkembangan anak Bermain adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan dan biasanya lebih sering dijumpai pada anak-anak. (Melinda, 2011). 6) Perkembangan Kepribadian Kepribadian adalah suatu organisme yang dinamis dalam diri sendiri sistem psikofisiknya menentukan karakteristik, tingkah laku serta berpikir seseorang. Ada 3 faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian : a) Faktor bawaan Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menentukan diri fisik primer.
b) Faktor lingkungan Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/ budaya.
c) Interaksi bawaan serta lingkungan Interaksi yang terus menerus antara bawaan serta lingkungan. (Gordon W. Allport, 1937).
B. Penelitian Relevan 1. Anggun (2008). Persepsi Para Orang Tua Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah (Studi Kasus Di Desa Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora). 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi para orang tua di Desa Ledok dengan adanya lembaga pendidikan anak usia dini (TK dan Play Group)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dan untuk mengetahui perkembangan yang ditunjukkan oleh anak mereka yang mengikuti pendidikan anak usia dini (TK dan Play Group). 2. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. 2. Murni (2008). Model Permainan di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate Practice). 1) Tujuan penelitian menyusun model permainan di sekolah dasar kelas rendah (Kelas III) berdasarkan pendekatan pembelajaran yang sesuai atau DAP (Developmentally
Appropriate
Practice).
Metode
penelitian
yang
digunakan Penelitian ini adalah metode “Research Development”. 3) hasil penelitiannya adalah 1. Ada enam jenis permainan yang menurut kajiankajian teori permainan sesuai untuk perkembangan anak sekolah dasar atau sesuai dengan Pendekatan DAP (Developmentally Appropriate Practice). Permainan itu adalah: permainan eksplorasi (exploratory play), permainan energik (energic play), permainan kemahiran (skillfull play), permainan sosial (social play), permainan imajinatif (imaginative play), dan permainan puzzle (puzzle it out play). 3. ADI NURCAHYADI (2012). Persepi Orang Tua Terhadap Kebutuhan Bermain Anak Usia Prasekolah di Komunitas Indonesia Yang Bekerja di Perusahaan Qafco Qatar. 1) Tujuan Penelitian untuk mengidentifikasi persepsi orang tua terhadap kebutuhan bermain anak usia prasekolah di komunitas Indonesia yang bekerja di perusahaan Qafco Qatar. 2) Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling. 3) Hasil Penelitian Persepsi orang tua terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
kebutuhan bermain anak usia prasekolah secara keseluruhan menunjukan bahwa 16 (53,3%) responden memiliki persepsi baik. Analisa per komponen dapat dilihat dari segi fungsi bermain termasuk kategori baik (70%), dari segi karakteristik bermain termasuk dalam kategori cukup (70%), dari segi bentuk-bentuk bermain termasuk dalam kategori cukup (66,7%), dari segi faktor-faktor yang memepengaruhi bermain termasuk kategori cukup (60%), dari segi alat bermain termasuk kategori cukup (56,7%), dari segi peran orang tua dalam bermain anak termasuk kategori cukup (53,3%)
C. Kerangka Berfikir Pada kerangka konsep disajikan alur penelitian terutama yang akan digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berfikir dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2008). Orang tua
Guru
Modeling permainan anak : 1. Bermain Aktif 2. Bermain Pasif
Anak
TK Muslimat Sentul
1. 2. 3. 4.
Gambar 2.1
Modeling permainan: Seni Musik Seni Peran Seni Lukis Calistung
Kerangka Konseptual Persepsi pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi dan atau site location berkenaan dengan penentuan unit, bagian, kelompok, tempat dan terdapat orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti. Satuan yang dipilih hendaknya yang secara nyata kegiatan-kegiatan tersebut efektif dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo pada Tanggal Maret – April 2014.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada masalah pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak. Maka jenis penelitian ini dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumhh ataupun frekuensi dalam bentuk angka. Strategi yang digunakan adalah studi kasus terpancang tunggal (embedded case study research). Study kasus tunggal artinya penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran yaitu lokasi TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dengan satu karakteristik yaitu tentang modeling permainan anak. (Sutopo, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
C. Sumber Data Informasi dalam penelitian ini digali dalam berbagai sumber data, dan jenis sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi a. Informan atau nara sumber Pengertian informan dalam penelitian kualitatif adalah seseorang yang dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti yang berupa kata-kata. Informan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah informan yang benar-benar mengetahui permasalahan sehingga data yang diperoleh objektif. Informan dalam penelitian ini adalah : a. Pengajar di TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo. b. Orang tua TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo. c. Siswa TK Muslimat Sentul Kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo. b. Arsip atau dokumen resmi mengenai deteksi tumbuh kembang anak Arsip atau dokumen merupakan sumber data tertulis berupa yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Arsip atau dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain : formulir KPSP, kuesioner pengetahuan orang tua tentang permainan anak dengan perkembangan anak serta data-data lain yang dapat memberikan keterangan tambahan tentang perkembangan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian kualitiatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara mendalam (in-depth interviewing) Tujuan dilakukannya wawancara mendalam adalah seperti ditegaskan Meleong (2006: 186) antara lain : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan dari wawancara merupakan data penguat bagi penemuan data yang dikumpulkan dengan pengamatan sekaligus. Data-data lain yang diperlukan untuk mendukung penjelasan tentang permasalahan penelitian. b. Mencatat dokumen (content analysis) Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari data KPSP TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. c. Observasi Observasi ini dilakukan di TK Muslimat Sentul, peneliti dapat melakukan observasi test perkembangan anak.
E. Validitas data Data yang telah berhasil diganti, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
karena itu peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini validitas data diuji dengan cara : 1. Triangulasi, ada 4 macam triangulasi : a.
Triangulasi sumber / data (Data Triangulastion) Triangulasi sumber dilakukan dengan mengumpulkan data tentang permasalahan dalam penelitian dari beberapa sumber data yang berbeda. Misal, mengumpulkan data dari beberapa informan kemudian dibandingkan hasil data dari berbagai informan tersebut.
b.
Triangulasi Teori (Theoretical Triangulastion) Triangulasi teori dilakukan dengan menyesuaikan standar operasional prosedur.
c.
Triangulasi Metode (Methodoligical Triangulastion) Jenis
triangulasi
ini
biasa
dilakukan
oleh
peneliti
dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misal, data yang telah diperoleh dengan wawancara kemudian dicek kembali dengan observasi, dokumentasi ataupun kuesioner (Sugiyono, 2010). d.
Triangulasi Peneliti (investigator Triangulation) Triangulasi peneliti ini dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
e.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan Triangulasi metode. mengumpulkan
pada triangulasi sumber, peneliti akan
data
dari
mewawancarai
informan
dan
membandingkan hasil wawancara tersebut dengan hasil wawancara informan lainnya. Sedangkan pada triangulasi metode, peneliti akan mengecek data dari beberapa orang sumber data yang sama dengan mewawancarainya kemudian peneliti akan mencocokkan data dengan hasil observasi dan dokumentasi. Jika hasil wawancara dari beberapa informan tersebut cocok dengan hasil observasi, dan memiliki persentase yang tinggi, maka disimpulkan bahwa data penelitian yang ada memiliki tingkat keabsahan yang tinggi. 2. Perpanjangan Pengamatan Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data peeliti ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri (Sugiyono, 2009 : 123). 3. Menggunakan member check Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang ditemukan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data . (Sugiyono, 2009 : 12) .
F. Teknik Sampling Teknik sampling pada penelitian kualitatif menggunakan teknik cuplikan
yang
bersifat
selektif
dengan
menggunakan
pertimbangan
berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris, dan lain sebagainya. Cuplikan yang digunakan pada penelitian ini bersifat purposive sampling. Purposive sampling dengan kecenderungan peneliti untuk memperoleh informannya berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap, atau yang lebih cepat disebut criterion-based selection ( Goeetz dan Le Comte,1998 cit Sutopo, 2002).
G. Teknik Analisis Data Analisis penelitian kualitatif bersifat interaktif yang prosesnya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
wawancara, pengamatan yang tertulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi dan lain-lain. Setelah dipelajari dan ditelaah maka langkah selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti. Tahap terakhir dari analisis ini adalah penarikan kesimpulan dari penelitian. Secara, umum proses analisis dengan metode interaktif digambarkan sebagai berikut: Pengumpulan Data
Penyajian Data Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan : penarikan/verifikasi
Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data dengan model interaktif Proses analisis penelitian kualitatif induktif, dilakukan bersamaan dengan
proses
pengumpulan
data,
seperti
pengamatan,
wawancara,
dokumentasi, diskusi kelompok terfokus, dan melakukan beragam teknik refleksi bagi pendalaman dan pemantapan data. Semua data dan informasi yang diperoleh akan dikomparaikan, setiap unit atau kelompoknya untuk melihat keterkaitan sesuai tujuan penelitian. Pemantapan dan pendalaman data, proses yang dilakukan selalu dalam bentuk siklus, sebagai usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
verifikasi. Teknik yang digunakan dalam proses analisis dengan menggunakan model analisis ini interaktif . model analisis ini, meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. (Sugiyono, 2009 : 88).
H. Prosedur Kegiatan Kegiatan ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut: 1.
Persiapan Tahap ini diawali dengan studi pendahuluan di TK Muslimat Sentul, untuk mendapatkan data awal sebagai masukan latar belakang penelitian dan penetapan sampel. Kemudian dilakukan penyusunan proposal penelitian dan panduan wawancara, selanjutnya dilakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Tahap berikutnya
mengurus ijin penelitian dan meminta
kesediaan para responden untuk ikut serta dalam penelitian yang akan dilaksanakan. 2.
Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan mengirimkan
pengumpulan surat
data
permohonan
dilakukan kesediaan.
terlebih
dahulu
Pelaksanaan
dengan
wawancara
mendalam dilakukan kepada subjek penelitian. Semua dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam agar lebih terarah dan sistematis. Hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkrip untuk selanjutnya dilakukan identifikasi hal-hak atau temuan-temuan baik yang mendukung dan menghambat program. Data sekunder berupa dokumen-dokumen berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
hasil pemantauan kegiatan penelitian Dalam tahap pelaksanaan pengolahan data dilanjutkan dengan penyajian data dan analisis data. 3.
Analisis Data Analisis wawancara dilaksanakan dengan pemeriksaan terhadap transkrip wawancara, berupa catatan yang di cocokkan dengan hasil wawancara, kemudian
dibaca
setiap
pertanyaan
dan
mencatat
kemiripan
dan
ketidakmiripan yang ada. Dimulai dengan melihat jawaban sesuai urutan pertanyaan penelitian, sehingga diperoleh hasil tentang bentuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanan wawancara dan tes perkembangan. Data sekunder diperoleh dari analisis dokumen dan dengan mengisi checklist observasi. 4.
Tahap Penyelesaian Tahap penyusunan hasil terdiri dari pembuatan laporan, dan seminar hasil penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu instansi pendidikan anak usia dini yang dikembangkang untuk mencetak generasi bangsa yang baik. Selain itu TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ini juga sebagai sarana dan prasarana bagi anak-anak untuk bisa mengembangkan bakat serta apa yang anak kehendaki. TK Muslimat Sentul sendiri berlokasi di desa Sentul, RT. 08, RW. 03, Keca, RT. 08, RW. 03, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. TK Muslimat Sentul berdiri pada tanggal 1 Januari 1969 hingga sekarang. Awal berdirinya TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo karena di desa tersebut belum ada sekolah untuk anak-anak usia pra sekolah, maka masyarakat desa Sentul berinisiatif untuk mendirikan sekolah tersebut dengan adanya swadaya masyarakat Sentul, maka sekolah tersebut bisa berdiri dan sudah banyak yang sukses dari sekolah tersebut yang diberi nama TK Muslimat Sentul. Peneliti memilih TK di karenakan merupakan instansi pendidikan anakanak pra sekolah. Anak-anak yang berada di TK Muslimat Sentul memperoleh pembelajaran dengan metode bermain, yang bisa meningkatkan dan menstimulus perkembangan pada anak. Pembelajaran di TK Muslimat Sentul membuat anakanak bisa lebih aktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Guru-guru yang mengajar di TK Muslimat Sentul sangat kooperatif dalam memberikan pembelajaran kepada anak-anak. Tidak hanya itu, guru dan orang tua juga sangat membantu dan kooperatif dalam membantu jalannya penelitian. a)
Kondisi Sekolah Kondisi sekolah di TK Muslimat Sentul sangat memenuhi standart. Meskipun letak gedung bersebelahan dengan MI Ma’arif Sentul, TK Muslimat Sentul mempunyai dua lokal gedung. kondisi gedung masih layak dan nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jumlah guru yang mengajar di TK Muslimat Sentul ada dua lulusan sarjana pendidikan dan satu guru berijazah sarjana ilmu pendidikan islam. Oleh karena itu dalam sistem pembelajaran guru-guru di TK Muslimat Sentul sangat baik dalam mendidik anak-anak di TK Ma’rif Sentul.
b) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana di TK Muslimat Sentul memiliki dua ruang kelas, satu kamar mandi, taman bermain, kelengkapan alat marching band, gambargambar hewan, gambar berhitung 1-100, alat tulis, alat bermain kubus, gambar nama hari dalam bahasa inggris. c)
Peran Orang Tua Orang tua sangat berperan aktif dalam pendidikan anak di TK Muslimat Sentul. Tidak hanya it, para orang tua juga antusias dan kooperatif dalam penelitian yang telah dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
B. Sajian Data
Gambar 4.1 Gedung tempat proses belajar mengajar berlangsung di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
Dan dari hasil wawancara dengan salah satu guru yang mengajar di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, Ibu Titik Nur Jannah, S.Pd bahwa pengurus atau pengelola TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo terdiri dari ketua muslimat dan masyarakat Sentul sendiri pada umumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Informan: “ Penanggung jawab TK/RA Muslimat terdiri dari Ketua Muslimat dan anggotanya serta berasal dari anggota masyarakat desa Sentul ” (CL 1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Gambar 4.2 Masyarakat / orang tua ikut berperan serta dalam kegiatan pembelajaran
Bermula dari ketidaktersediaan sarana pendidikan khususnya untuk anak usia dini menjadi motivasi utama bagi masyarakat Sentul untuk mendirikan sebuah lembaga/institusi yang bisa menampung dan memberikan pembelajaran sejak dini kepada anak-anak khususnya anak-anak usia pra sekolah di desa Sentul dan sekitarnya. Lembaga yang kemudian diberi nama TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ini berdiri hingga sekarang dan mampu menampung banyak siswa dan berhasil mencetak generasi bangsa yang kreatif sejak dini. “ Kita para orang tua juga ikut berperan dalam permainan anak. selama permainan diberikan di sekolah baik, dan baik untuk perkembangan anak saya, kita sebagai orang tua mendukung penuh” (CL 6). Hal ini juga sama dengan apa yang diungkapkan oleh informan lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
“ Ya, saya selalu mendampingi anak saya selama di sekolah, karena saya juga bis mengawasi anak saya. Terkadang saya juga ikut masuk ke kelas dan membantu anak saya dalam bermain di kelas ”(CL 5). Dalam sistem pembelajaran di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sangat menyenangkan. Anak-anak lebih banyak bermain dari pada belajar. Karena bermain dapat membangun kreatifitas pada anak, serta membangun relasi antar sesama teman. Hal ini dikarenakan anak pada usia tersebut tidak perlu diminta untuk belajar karena pembelajaran anak usia dini bisa dilakukan dengan jalan permainan. Permainan yang diberikan pada TK Muslimat juga mengarah pada sistem pembelajaran, Guru juga ikut berperan dalam permainan anak. Guru menjadi pengarah dan peraga dalam permainan anak Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan: “ Dalam permainan guru–guru di TK Muslimat sangat berperan, misalnya dalam permainan peragaan profesi,
guru harus bersikap siap sebagai
seorang petugas polisi, selain itu ada permainan tebak gambar hewan, guru menunjukkan beberapa gambar hewan dan murid menebak gambar hewan ” (CL 1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Gambar 4.3 Bermain peran Materi permainan yang digunakan mengarah pada pembelajaran anak tidak hanya diajak bermain tapi juga diajak belajar, mengenal nama-nama hewan sesuai dengan gambar hewan, materi melihat sisi-sisi kubus dan menata kubus. Berhitung juga diberikan kepada anak. Sehingga anak akan lebih senang dan lebih gampang menerima pembelajaran dengan cara bermain. Seperti yang di ungkapakan informan : “ Dalam memberikan pembelajaran pada sistem permainan guru di TK Muslimat sentul tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang ada, meskipun dengan metode bermain, kita tetap memberikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum ” (CL 2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Gambar 4.4 Bermain balok
Metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak dengan cara permainan, karena untuk mendorong antusiasme anak dalam pembelajaran. Dalam beberapa metode pembelajaran guru juga memakai alat bantu untuk mengajar, selaian itu dalam belajar berperan, metode yang digunakan adalah pergaan suatu model atau sandiwara dalam cerita. Guru tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga ikut dalam permainan yang dimainkan. Fasilitas yang diberikan terhadap pembelajaran di TK Muslimat Sentul tidak hanya mengacu pada permainan, di dalam kelas tersedia alat-alat tulis untuk belajar
menghitung,
menulis
dan
menggambar
serta
belajar
untuk
mewarnai.seperti yang diungkapakan pada informan : “ Salah satu metode pembelajaran yang diberikan melalui permaianan. guru juga menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, tidak hanya alatalat bermain alat-alat tulis dan menggambar juga kami fasilitasi ” (CL 3).
Peralatan yang digunakan mengacu pada pembelajaran dan perkembangan bagi anak tidak hanya gambar-gambar alat permainan dan alat tulis juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
digunakan dalam proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan pada informan berikut ini : “ Kita guru TK Muslimat sentul tidak hanya menyediakan alat-alat tulis saja sebagai proses pembelajaran, tapi juga menggunakan alat-alat permainan misal nya bentuk- bentuk hewan, gambar nama-nama hari dalam bahasa inggris, ular tangga, kubus ” (CL 2).
Salah satu proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan cara bermain, karena permainan yang diberikan pada anak mengarah pada perkembangan anak. Salah satu bentuk permainan yang mengarah pada perkembangan anak adalah permainan peran yang bertujuan untuk membangun sosialisai dan kerja sama sehingga berfungsi untuk menjalin kerja sama antar teman. Di situ anak juga cara diajarkan bagaimana bermain peran dengan bagai sesama teman, dengan begitu anak akan lebih bisa bekerja sama dengan teman nya. Tidak hanya permainan menata kubus juga dapat mengatahui bagaimana perkembangan motorik kasar pada anak. Seperti yang diungkapkan pada informan berikut ini. “ Metode permainan yang kita gunakan sangat membantu dalam pengetahuan dan perkembangan anak, misalnya dalam permainan kubus, ada salah satu anak yang tidak bisa menata kubus dengan rapi dan cepat seperti teman nya, dari situ kita tahu bahwa perkembangan motorik kasar kurang. Tidak hanya itu misalnya permainan peran, ada beberapa anak yang tidak bisa bekerja sama dengan temannya, dari situ juga kita bisa tahu bahwa perkembangan bahasa nya juga kurang. Selain itu ada beberapa anak yang tidak bisa bersosialisasi dengan temannya dan asyik dengan permainannya sendiri ” (CL 1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
“ Anak-anak di TK Muslimat lebih banyak bermain dari pada belajar karena belajar anak bisa melalui dengan permainan. Dengan permainan anak akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran tidak hanya itu bu, dengan permainan kita dapat mengetahui perkembangan anak, selain itu, anak –anak lebih mudah menerima pengetahuan yang diberikan, karena dalam memperoleh pembelajaran anak dalam suasana yang senang dan guru juga lebih gampang dalam menyampaikan pembelajaran ” (CL 2).
Gambar 4.5 Anak lebih banyak bermain daripada belajar Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, fasilitas yang dimiliki cukup memadai, tidak hanya menyediakan ruangan tapi juga memfasilitasi anak dengan alat untuk belajar, alat –alat bermain. Guru juga memfasilitasi ekstra kulikuler, ada ekstra marching band dan ekstra melukis. Mulai dari tempat belajar mengajar (ruang kelas), kelas sentra, kamar mandi, beberapa permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak, alat permainan yang digunakan ada di dalam kelas, ular tangga, melihat sisi kubus dan menata kubus, macam-macam nama hewan sesuai gambar hewan, nama dan bentuk buahbuahan, macam- macam bentuk kendaraan, bentuk permainan ayunan, tangga.
commit to user
di luar kelas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Gambar 4.6 Pembelajaran dilakukan dengan bermain Tes evaluasi penting dilakukan untuk mendeteksi perkembangan anak secara dini. Karena dengan mendeteksi secara dini kita dapat mengetahui penyimpangan perkembangan pada anak, sehingga kita bisa mengatasi masalah tersebut secara dini. Tes evaluasi yang dilakukan di TK Muslimat Sentul berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. guru dan orang tua ikut berperan dalam tes perkembangan anak. Anak yang di tes perkembangannya sangat antusias dalam menjalani tugas tes perkembangan. “ Saya bersyukur dan mendukung adanya tes perkembangan yang dilakukan kepada anak saya. Dengan dilakukan tes perkembangan saya jadi tahu apakah perkembangan anak saya sesuai atau tidak dengan usianya ”(CL 5). “ Dengan adanya tes perkembangan yang dilakukan sangat membantu guru di TK Muslimat Sentul dalam memberikan pembelajaran, para guru jadi tahu apa yang harus diberikan bagi anak-anak yang perkembangannya tidak sesuai. Selain itu guru juga dapat mengarahkan dan membimbing dengan tepat semua anak di TK Muslimat Sentul sesuai dengan perkembangan dan usianya ”(CL 1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Gambar 4.7 Tes Perkembangan Pada umumnya para orang tua tidak menegatahui bentuk-bentuk permainan yang baik untuk anak nya,
bentuk permainan yang merangsang
perkembangan anak, oleh karena itu ketika di luar jam sekolah, orang tua hanya memberikan permainan yang diminta oleh anaknya.berbeda denga permainan yang diberikan di sekolah.seperti ungkapan informan berikut ini “ Iya bu, saya tdk tahu sebenarnya bentuk permainan yang bagaimana yang baik untuk anak saya, kalau di rumah saya hanya memberikan apa yang anak saya inginkan, dan saya tidak tahu apakah bentuk mainan itu baik untuk perkembangan atau tidak. Beda dengan di sekolah, pada saat saya menunggui di sekolah permainan yang di berikan terhadap bu guru lebih ke pengetahuan, misalnya: mengenal
nama-nama hewan, alat
transportasi ” (CL 7). Hal ini juga diperkuat oleh informan lain. “ Saya belum tahu model permianan apa yang baik menurut perkembangan anak saya. Selama ini anak saya meminta mainan saya selalu memberi tanpa saya mengerti baik atau tidak untuk perkembangan anak saya ”(CL 5).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Hal ini juga diperkuat oleh informan selanjutnya. “ Saya tidak tahu bu, karena tidak ada yang memberi tahu. Saya sering memberikan mainan yang diinginkan oleh anak saya saja ” (CL 9). “ Anak saya sering bermain sendiri, saya memberikan anak saya mainan lima kali selama satu minggu. Tapi saya tidak tahu apakah mainan itu baik untuk perklembangan anak saya atau tidak ” (CL 10). Bentuk-bentuk mainan yang diberikan orang tua kepada anaknya umunya berbentuk mobil-mobilan, kemudian handphone, Playstasion, sesuai yang diinginkan oleh anaknya tanpa orang tua tahu apakah bentuk mainan tersebut baik atau tidak untuk perkembangan anaknya, selama ini anggapan orang tua bahwa bentuk mainan mahal dan modern baik untuk anaknya, selain itu bentuk mainan seperti Playstasion anak akan cenderung bermain sendirian di rumah dari pada bersosialisasi dengan temannya di luar rumah. Seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini. “ Saya memberikan mainan anak saya laptop mainan dan semua mainan yang diinginkan oleh anak saya. Di sekolah anak saya juga banyak membeli mainan ” (CL 13). Hal ini juga diperkuat oleh informan lainnya. “ Kalau anak saya minta mainan selalu saya berikan, mainannya berbentuk mobil-mobilan dan pistol-pistola. Setiap minggu saya mengajak anak saya ketempat area bermain ”(CL 12).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Hal ini juga diungkapkan oleh informan lainnya. “ Hampir setiap hari saya memberikan mainan kepada anak saya. Saya memberikan jenis mainan seperti Ipad, kemudian mainan game Playstasion. Anak saya senang bermain di rumah sendiri ” (CL 4). “ Saya memberikan mainan kepada anak saya berupa mobil-mobilan dan jenis mainan yang lain yang diinginkan anak saya. Anak saya senang bermian di rumah sendirian ” (CL 8). Model – model permainan yang diberikan kepada anak pada TK Muslimat sentul lebih mengarah ke pengetahuan dan perkembangan anak,
bentuk
permainan yang diberikan tidak hanya berbentuk mainan tetapi juga diberikan bermain peran, bermain sensomotorik, bermain ide / gagasan. Seperti yang diungkapkan pada informan berikut ini. “ Banyak model-model permainan yang kita gunakan, selaian bermain peran, kita juga memberikan bermain sonsomotorik Bermain peran, misalnya anak diberikan sebuah narasi/cerita dongeng dengan berbagai karakter sifat, setelah itu anak disuruh untuk menirukan karakter atau sifat tokoh dalam cerita tersebut, Bermain balok, anak bermain dengan menggunakan benda yang sudah ada untuk membantu, menghadirkan konsep yang sudah dimilikinya. Bermain sensorimotor, anak main dengan benda untuk membangun persepsi bermain jungkitan, telusuran, bola. Bermain pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata seperti balok dan warna ” (CL 2). Tes perkembangan yang dilakukan pada anak di TK Muslimat Sentul dilakukan dengan menggunakan lembar KPSP. Pada lembar KPSP ada empat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
perkembangangan yang masuk dalam tugas tes perkembangan, yaitu: 1). Motorik halus. 2) Motorik kasar. 3) Personal sosial. 4) dan bahasa. Tes perkembangan yang dilakukan sesuai dengan usia anak di TK Muslimat Sentul. “ Pada tes perkembangan yang dilakukan didapatkan hasil, pada anak usia 42 bulan yang berjumlah satu orang diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi penyimpangan pada perkembangannya, anak pada usia 48 bulan yang berjumlah empat anak diperoleh hasil hanya satu anak yang perkembangannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak sedangkan tiga anak perkembangannya terjadi penyimpangan, dan pada anak usia 60 bulan yang berjumlah lima anak diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi pemyimpangan pada perkembangannya sebanyak empat orang sedangkan yang perkembangannya meragukan hanya ada satu anak saja ”.
C. Temuan Penelitian 1.
Persepsi orang tua terhadap modeling permainan anak Persepsi merupakan cara orang tua memberi makna proses penafsiran yang bermakana pada suatu objek tertentu. orang tua dalam memberikan model permainan pada anak nya, hanya berdasarkan alat teknologi canggih, mahal dan bentuk mainan yang diinginkan pada anak nya. Orang tua umumnya tidak tahu bahwa permainan mahal dan canggih dapat juga berdampak negatif pada anaknya. Para orang tua di TK Muslimat Sentul pada umumnya dalam memberikan mainan pada anak hannya berdasarkan keinginan pada anaknya, baik alat permainan canggih maupun alat permainan yang umum tanpa tahu apakah permainan itu baik untuk perkembangan anaknya atau tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
2.
Modeling permainan anak Bermain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan anak TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Selain itu dengan bermain juga dapat mendeteksi tumbuh kembang anak. Modeling permainan yang diberikan di TK Muslimat Sentul mengacu pada perkembangan anak, tidak hanya melakukan aktifitas bermain tapi juga belajar. Selain alasan di atas bermain dilakukan untuk menjaga kesehatan anak, bermain juga dapat menjaga kesehatan karena dalam bermain anak akan berkeringat dan beraktivitas. Hal ini akan lebih baik dibandingkan dengan anak hanya berdiam diri tanpa ada kegiatan. Keterangan di atas merupakan alasan mengapa bermain perlu diberikan untuk anak baik drumah maupun di sekolah. Setelah mewawancarai salah satu informan diketahuilah bahwa banyak alasan mengapa permainan perlu diberikan kepada anak. Seperti yang diungkapkan oleh pemilik klinik yaitu: Manfaat bermain pada anak adalah: 1) Otak anak bisa berkembang, 2) Anak asalnya tidak tahu menjadi tahu 3) Dan anak senang kalau diajak bermain. Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki alasan-alasan tertentu mengapa melakukan kegiatan tersebut. Seperti yang kita ketahui dari hasil wawancara kepada informan. Alasan melakukan kegiatan bermain beraneka ragam. Mulai dari menjaga kesehatan juga bisa meningkatkan kecerdasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
otak anak dalam berfikir memecahkan suatu masalah. Bahkan ada juga alasan yang disebabkan karena anak lebih nyaman untuk bermain daripada belajar.
3.
Perkembangan anak di TK Muslimat Sentul Perkembangan
aktif
terletak
di
dalam
diri
anak
sendiri,
perkembangan bukan suatu proses yang selalu digerakkan oleh faktor luar akan tetapi gejala perkembangan dikendalikan dan diberi corak tertentu oleh pembawaan, bakat, dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan kekuatan/daya dan corak tertentu. Pada tes perkembangan yang dilakukan banyak ditemukan perkembangan anak yang kurang daripada perkembangan anak yang sesuai.
D. Pembahasan 1.
Tujuan bermain pada anak Sangat banyak alasan orang tua memberikan permainan pada anak. Alasan yang paling mendasar adalah untuk meningkatkan kreativitas serta merangsang otak anak karena dalam bermain otak juga melakukan aktivitas berfikir. Selain itu, ada juga alasan orang tua memberikan permainan kepada anaknya karena agar anaknya tidak melakukan aktivitas yang tidak berguna. Orang tua menginginkan anaknya dalam bermain bisa terarah dan sembarangan. Pertumbuhan terhambat tergantung dari otot anak. Jika otot anak lemah maka pertumbuhannya akan terganggu, namun jika otot anak kuat maka pertumbuhannya akan berjalan sebagaimana mestinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain (Soetjiningsih 2007): Mendorong imajinasi/ kreativitas anak, Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh
organ
tubuh,
Untuk
bersosialisasi
dengan
orang
lain,
Mengembangkan kemampuan intelektual. Tapi banyak sekali orang tua yang tidak mengetahui bagaimana memberikan permainan pada anak. Terkadang anak dibebaskan bermain sesuka hati tanpa ada pendampingan atau pengarahan yang baik kepada anak tentang permainan anak. Pemilihan permainan juga tidak disesuaikan dengan perkembangan anak serta usia anak. Sekarang yang menjadi tujuan mereka hanya agar anaknya tidak ketinggalan zaman sehingga anaknya diberikan permainan yang cukup canggih tanpa adanya pendampingan seperti I-Pad maupun alat komunikasi lain yang bisa dimainkan oleh anak.
2.
Perencanaan dan Pengorganisasian Latar belakang pembangunan TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, karena tidak adanya lembaga yang memberikan pembelajaran pada anak-anak khususnya anak pada usia dini. Sementara itu banyak sekali anak-anak yang menginginkan untuk bisa belajar secara nyaman dan terarah. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut: Awal berdirinya TK Muslimat/Masyithoh karena di desa belum ada sekolahan maka masyarakat berinisiatif untuk mendirikan sekolah tersebut. Dengan adanya swadaya masyarakat sentul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
maka sekolah tersebut bisa berdiri, dan sudah banyak yang sukses dari sekolah TK/MI Ma’arif. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat perencanaan-perencanaan khusus yang perlu dibuat untuk dijadikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Perencanaan-perencanaan
tersebut
di
fokuskan
pada
perkembangan anak. Bagaimana perencanaan tes perkembangan anak yang akan dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut: Agar kita memahami anak yang terpenting bukan sabar tetapi memahami: anak sebagai individu yang unik, anak memiliki riotme perkembangan yang terbaik, anak sebagai pelaku utama, anak sebagai teman bekerjasama, anak sebagai komunikar (rasa ingin tahu), dan anak perlu berkembang menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri (adaptable) dan memahami diri serta lingkungannya. Selain perencanaan tes perkembangan di atas hal terpenting juga harus dilakukan oleh seorang guru dalam membuat rencana. Persiapan yang dilakukan
guru
sangat
menunjang
penting
dalam
pelakanaan
tes
perkembangan anak. Persiapan peralatan dan tempat yang akan digunakan dalam tes perkembangan harus disesuaikan dengan keadaan anak. Sehingga seorang guru harus mempunyai perencanaan yang matang dan jelas. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut: Semua guru membuat permainan APE yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, guru menyediakan bahan dan alat yang dapat dimainkan anak, guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
juga menentukan tema alat permainan apa yag akan diberikan. Sehingga guru akan tahu kalau ada yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan maka akan dilanjutkan ke lembaga tes yang ditunjuk. Hasil evaluasi tes
perkembangan yang dilakukan oleh guru
dilaksanakan sesuai dengan indicator yang telah disusun oleh guru. Apabila semua indicator sudah tercapai akan maka akan dilakukan tes perkembangan selanjutnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo memiliki perencanaan-perencanaan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatannya pemelajaran di TK terebut. Rencana yang ada sudah disesuaikan dengan acuan pendidikan anak usia dini yang sudah ditetapkan. Perencanaan dibuat secara matang dengan melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran. Perencanaan ini dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bisa terarah dan sesuai dengan perkembangan atau hasil yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang dicapai bisa optimal dan maksimal. Selain itu, modeling permainan yang diberikan kepada setiap anak/kelompok berbeda jenis dan cara pengarahannya, dilihat dari usia anak apakah anak tersebut sudah bisa memainkan atau belum, kondisi anak apakah anak mampu dan bisa bermain lebih keras dan tertantang. Tentang perbedaan cara bermain ini sesuai dengan rencana yang telah terfikirkan bahwasanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
setiap anak adalah individu yang unik yang memiliki tingkat penerimaan yang berbeda-beda dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang telah ditetapkan. Orang tua bayi kalah berperan dalam membantu perkembangan anak. Karena wajtu yang dihabiskan di sekolah hanya sekitar 3 jam selanjutnya anak akan lebih banyak berada di rumah bersama orang tuanya, maka orang tua berkewajiban untuk mengulangi latihan itu setiap harinya di rumah agar anka bisa tumbuh dan berkembang sebagai mana mestinya tanpa ada kesalahan dalam kegiatan pengarahan dalam permainan yang dilakukan oleh anak bisa mendapatkan hasil maksimal sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh orang tua. Rencana lain yang harus dilakukan adalah mempersiapkan tempat dan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan tes perkembangan anak. Sehingga pada pelaksanaan tes perkembangan tidak ada masalah yang timbul akibat tidak lengkapnya alat untuk bermain. Dan semua peralatan yang digunakan tentu membutuhkan dana untuk membelinya. Urusan dana ini semua ditanggung oleh TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dibangun atas inisiatif warga desa Sentul dengan adanya swadaya masyarakat Sentul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
3.
Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang dijadikan patokan dalam proses pembelajaran pada anak usia dini. Memang terdapat perbedaan perlakuan yang diberikan antara memberikan pembelajaran pada anak usia dini dengan anak yang sudah usia sekolah. Pada pembelajaran anak usia dini, anak akan lebih banyak bermain dari pada belajar. Karena pembelajaran anak bisa dilakukan dengan cara bermain. Misalnya bermain peran, bermain balok, dan puzzle. Dalam tes evaluasi perkembangan anak diperlukan persiapanpersiapan yang matang yang harus dilakukan oleh guru diantaranya menyiapkan alat permainan yang sesduai dengan perkembangan anak di dalam sekolah maupun di luar sekolah / di luar kelas yang sesuai dengan indicator pembelajaran di sekolah. Adapun bentuk-bentuk permainan yang dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo antara lain : 1. Bermain peran, misalnya anak diberikan sebuah narasi/cerita dongeng dengan berbagai karakter sifat, setelah itu anak disuruh untuk menirukan karakter atau sifat tokoh dalam cerita tersebut. 2. Bermain balok, anak bermain dengan menggunakan benda yang sudah ada untuk membantu, menghadirkan konsep yang sudah dimilikinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
3. Bermain sensorimotor, anak main dengan benda untuk membangun persepsi bermain jungkitan, telusuran, bola. 4. Bermain pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata seperti balok dan warna. Dalam setiap melakukan kegiatan setelah kegiatan dilakukan, selalu ada evaluasi yang harus dilakukan untuk melihat apakah hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Demikian juga dengan pelaksanaan tes perkembangan anak. Setelah tes perkembangan selesai dilaksanakan, akan ada evaluasi yang dilakukan untuk melihat bagaimana efek dari pelaksanaan tes perkembangan anak. Apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, evaluasi yang dilakukan setiap hari yang sesuai dengan indicator yang telah disusun oleh guru. Guru memberikan modeling/alat permainan kepada anak yang harus dimainkan oleh anak. Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan informan yaitu: Evaluasi dilakukan setiap hari yang sesuai dengan indicator yang telah disusun oleh guru. Disini guru tidak hanya mengamati anak di sekolah tetapi guru juga harus lebih kooperatif untuk bisa menggali informasi dari orang tua tentang pengetahuan orang tua dalam pemberian modeling permainan pada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Guru harus bisa memberikan pengetahuan tentang apa saja permainan anak yang boleh dan belum boleh mengenai diberikan kepada anaknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan yaitu Ibu Titik Nurjannah selaku guru dan orang tua bayi diketahui bahwa pelaksanaan tes perkembangan pada anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pada anak usia 42 bulan yang berjumlah 1 orang diperoleh hasil perkembangan yaitu kurang, anak pada usia 48 bulan yang berjumlah 4 anak diperoleh hasil hanya 1 anak yang perkembangannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak sedangkan 3 anak perkembangannya kurang, dan pada anak usia 60 bulan yang berjumlah 5 anak diperoleh hasil perkembangan yaitu
perkembangan
kurang
sebanyak
4
orang
sedangkan
yang
perkembangannya meragukan hanya ada 1 anak saja. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sangat tidak memuaskan. Itu semua diketahui dari wawancara yang dilakukan kepada orang tua. Sebagian besar orang tua tidak mengetahui tentang cara pemberian modeling permainan anak yang baik dan benar. Banyak orang tua yang keliru dan tidak tepat dalam memberikan permainan kepada anaknya. Orang tua hanya memberikan permainan untuk anaknya tanpa memberikan pengarahan bagaimana melakukan atau memainkan permainan yang diberikan tersebut. Orang tua membiarkan anaknya bermain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
sendiri tanpa berlibat langsung dalam permainan anaknya. Dari segi waktupun orang tua tidak pernah membatasi anaknya dalam bermain anak dibiarkan main sesuka hatinya tanpa ada batasan waktu yang diterapkan. Dari hasil wawancara kepada informan, diketahui juga bahwa evaluasi yang dilakukan oleh Ibu titik nurjannah adalah dengan bertanya langsung mengenai perkembangan anaknya kepada orang tuanya. Dan jawaban dari orang tua akan akan dilihat apakah perkembangan anak sesuai atau tidak sesuai dengan usia yang seharusnya. Notoatmojo (2005), megungkapkan bahwa evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.
4.
Dampak dari modeling permainan anak Setelah dilakukan wawancara kepada informan diketahui bahwa sangat banyak dampak positif dalam pemilihan modeling permainan anak yang sesuai.
Dampak positif yang ditemui adalah anak bisa bermain
sekaligus belajar dan mengasah otak karena pemilihan permainan yang benar dapat memberikan tantangan pada anak untuk memainkannya secara maksimal dengan mengasah otak mereka. Peningkatan pengetahuan yang lebih banyak merupakan dampak positif yang paling menonjol dalam pemilihan modeling permainan anak yang sesuai. Perkembangan anak juga akan lebih cepat maksimal karena anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
dituntut untuk bisa melakukan permainan tersebut dengan pengarahan dan pendampingan yang dilakukan secara seksama. Dampak positif modeling permainan anak ini bisa terjadi jika pemilihan permainan yang sesuai dan pendampingan serta pengarahan yang diberikan kepada anak. Selain itu, peran serta orang tua juga sangat berperan penting dalam perkembangan anak agar lebih optimal. Dampak negatif modeling permainan anak jika pemilihan modeling permainan yang salah akan berdampak pada perkembangan anak, sosialisasi anak dengan orang sekitar akan berkurang, tidak hanya itu dalam modeling permainan tertentu pikiran anak akan selalu terarah pada geme sehingga kosenytrasi untuk belajar akan terganggu dan emosi anak tidak stabil Menurut Effendy (2004), fungsi pokok orang tua dibagi menjadi tiga bagian yaitu, 1) Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga. 2) Asuh,
adalah
menuju
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara. 3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 1. Persepsi tentang permainan anak Orang tua beranggapan bahwa semakin mahal dan semakin canggih permainan anak, anak akan lebih senang bermain.orang tua tidak pernah tahu, apabila memilih permainan anak yang salah dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
berdampak negatif dalam perkembangan nya.baik motorik halus, motorik kasar, personal sosiam maupun perkembangan bahasa 2. Modelling permainan anak. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa model permainan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Selain mengasah otak, modeling permainan
anak yang bermacam-macam dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam berfikir dan memainkan permainan yang ada. Banyak manfaat yang dapat diperoleh anak dalam bermain. Pemilihan jenis mainan yang benar pendampingan yang seksama akan memberikan manfaat yang banyak untuk anak. Seperti yang diutarakan oleh informan seperti berikut: Manfaat bermain bagi anak antara lain: 1) bisa meningkatkan kecerdasan anak sesuai dengan kemampuan kecerdasan anak, 2) kecerdasan linguistik (bahasa) yaitu kemampuan anak berfikir dalam kata-kata, berbicara, menulis dan membaca serta menghubungkan setiap kata, 3) kecerdasan logika seperti matematika (kemampuan menggunakan bilangan/angka) berfikir dengan penalaran, serta kemampuan matematis, suka berhitung, suka bertanya mengapa ini dan itu, kecerdasan visual yait soaosial (kemampuan, mempersepsi warna, garis, luar, ruang), suka menggambar, mencoret-coret, mudah memahami gambar dan ilustrasi, 4) kecerdasan musikal (keoekaan terhadap ritme, melodi, bunyi dan alat musik), mampu mengekspresikan bentuk-bentuk musik, suka belajar dengan iringan musik, 5) kecerdasan kinestetik tubuh (kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
mengekspresikan ide dan perasaan dalam gerakan tubuh/fisik) suka bongkar pasang benda, pintar menirukan gerakan benda, 6) kecerdasan interpersonal (kemampuan memahami orang lain) punya banyak teman, terlibat dalam kegiatan kelompok, 7) kecerdasan naturalis (kemampuan memahami sifat-sifat alam) menikmati perjalanan di alam terbuka, suka berkebun, 8) kecerdasan intrapersonal (kemampuan memahami potensi diri dan mengendalikan diri), berpikir secara mandiri dan mengenai oerasaan, bersikap secara realistis terhadap kelebihan dan kekurangan diri, 9) kecerdasan spiritual (kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Allah, kemampuan memahami makna dan nikai-nilai perbuatan antara hati, jiwa, agama/keyakinan dengan akal. Akan tetapi pemilihan jenis permainan juga menentukan apakah anak bisa bermain dengan benar atau salah. Akan tetapi dampak negatif dari modeling permainan anak sangat sedikit bahkan hampir tidak ada apabila kita sebagai pendidik mampu membimbing, mendorong, menganjurkan,
mengarahkan
dan
memberitahu
bagaimana
cara
menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak. Dari hasil evaluasi yang dilakukan kepada beberapa informan, hanya dampak positiflah yang ada dalam bentuk modeling permainan anak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan berikut: Saya kira tidak ada dampak negatif, maka dari itu kita sebagai pendidik kita harus membimbing, mendorong, mengajarkan, mengarahkan dan cara menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Setelah dilihat dari hasil wawancara kepada informan, memang dampak
permianan
anak
sangat
berpengaruh
positif
terhadap
perkembangan anak, tapi jika dalam bermain tidak ada bimbingan dari seseorang yang mengerti tentang cara bagaimana menggunakan alat permainan itu dengan baik maka proses bermain anak akan berubah menjadi sesuatu yang buruk di antaranya menjadi suatu ketergantungan yang mengakibatkan anak menjadi semakin malas. 3. Perkembangan anak. Pemilihan model permainan yang salah dapat menyebabkan perkembangan pada anak tidak normal, perkembangan yang tidak normal akan menghambat proses pembelajaran yang di terima anak, tidak hanya itu hubungan sosial dengan temannya tidak baik, anak lebih senang menyendiri bermain dengan permainan yang canggih daripada bermain bersama dengan teman-temannya
5.
Kendala-kendala Segala kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan tidak akan pernah terlepas dari sebuah kendala atau hambatan yang dapat merusak hasil kegiatan yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan bermain pada anak terdapat beberapa kendala atau hambatan yang menyebabkan hasil yang ingin dicapai tidak maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Akan tetapi setiap kendalam yang muncul dapat diatasi dengan adanya peralatan yang memadai serta tenaga pendidik yang kompeten.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Pada TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dapat dikatakan hampir tidak ada kendala yang dihadapi. Hal ini di karenakan di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo semua peralatan sudah ada dan sudah disesuaikan dengan umur dan tingkat perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh informna yaitu: Tidak ada kendala dalam proses bermain anak hal ini di karenakan alat permainan di RA kita sesuaikan dengan umur anak dan tingkat pendidikan di TK yang kelompok A maupun kelompok B. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, tidak ditemui adanya kendala atau hambatan yang dapat menyebabkan gagalnya hasil tes perkembangan anak yang dilakukan karena peralatan dan tenaga yang ada sudah sesuai dengan perkembangan anak yang disesuaikan dengan umur dan tingkat pendidikan anak seperti anak pada kelompok A maupun kelompok B. Dari hasil wawancara kepada informan, diketahui bahwa hampir tidak ada kendala yang dapat menghambat proses permainan anak, karena di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki peralatan permainan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak baik pada kelompok A maupun kelompok B. Dari segi tempat juga di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo sudah memiliki tempat yang memadai dan cukup nyaman untuk digunakan bermain. Adapun kendala kecil yang mungkin ada diantaranya adalah kalau ada anak yang nakal, anak tersebut pasti menyalahgunakan waktu dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
peralatan bermain, misal cat warna terkadang anak menggunakan cat warna untuk mencoret-coret warna tersebut ke temannya atau tembok kelas. Selanjutnya faktor yang berasal dari luar diantaranya orang tua yang kurang memahami keinginan anaknya. Terkadang orang tua memberikan maninan yang tidak sesuai dengan usia maupun perkembangan anak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap anak, anak yang seharusnya tidak boleh memainkan permainan tersebut karena kurang mengandung edukasi tetapi tetap saja diberikan kepada anaknya. Selain modeling permainan anak yang kurang sesuai, kurangnya bimbingan orang tua serta pengetahuan orang tua tentang modeling permainan anak yang sesuai dengan anaknya merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan anak. Setiap melakukan kegiatan biasanya dana merupakan salah satu kendala yang menyebabkan terhambatnya suatu kegiatan. Tetapi dalam pelaksanaan modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, dana bukanlah suatu kendala. Karena TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo memperoleh dana dari swadaya masyarakat Sentul dan para pengurus TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul, model permainan yang diberikan anak hanya mengacu pada permainan mahal, canggih dan model permainan yang di inginkan oleh sang anak, umumnya orang tua hanya menuruti keinginan sang anak tanpa tahu jenis permainan yang bagaimana yang baik untuk anaknya.
2.
Modeling permainan anak yang diberikan di TK Muslimat Sentul mengacu pada pembelajaran dan perkembangan
pada evalusai di laksanakan tes
perkembangan. Perencanaan ini dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bisa terarah dan sesuai dengan perkembangan atau hasil yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang dicapai bisa optimal dan maksimal. Semua peralatan yang digunakan tentu membutuhkan dana untuk membelinya. Urusan dana ini semua di tanggung oleh TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. 3.
Pelaksanaan tes perkembangan pada anak di TK Muslimat Sentul Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pada anak usia 42 bulan yang berjumlah satu orang diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi penyimpangan pada perkembangannya, anak pada usia 48 bulan yang berjumlah empat anak diperoleh hasil hanya satu anak yang perkembangannya sesuai, sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
tiga anak perkembangannya terjadi penyimpangan, dan pada anak usia 60 bulan yang berjumlah lima anak diperoleh hasil perkembangan yaitu terjadi penyimpangan pada perkembangannya sebanyak empat anak sedangkan yang perkembangannya meragukan hanya ada satu anak saja. Evaluasi yang dilakukan oleh Ibu titik nurjannah adalah dengan bertanya langsung mengenai perkembangan anaknya kepada orang tuanya. Dan jawaban dari orang tua akan akan dilihat apakah perkembangan anak sesuai atau tidak sesuai dengan usia yang seharusnya.
B. Implikasi Pemberian modeling permainan anak yang benar dan sesuai akan membuat anak menjadi lebih baik dalam perkembangan anak. Anak akan lebih berkembang secara optimal dengan adanya pengarahan dan pemilihan modeling permainan anak yang tepat. Modeling permainan anak yang sesuai dapat meningkatkan kecerdasan anak, serta tingkat pengetahuan anak, karena anak bisa mengasah pikiran serta tenaga sehingga bisa bekerja secara optimal.
C. Saran 1.
Bagi Lembaga Pendidikan Untuk tetap terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak didiknya. Dan memberikan modeling permainan anak yang lebih beragam lagi sehingga anak menjadi lebih senang dan bersemangat untuk belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
2.
Bagi Orang Tua Bagi orang tua agar lebih meningkatkan pengetahuannya tentang modeling permainan anak serta pemahaman pentingnya pendampingan pada anak dalam proses bermainnya.
3.
Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dan juga acuan untuk penelitian selanjutnya yang juga berhubungan dengan modeling permainan anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. Abu, (1991). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Allport, G.W. (1937). Personality: a Psychologycal Interpretation. New York: Henry Holt Aly, Hery Noer, (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Arikunto, (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:. PT.Rineka Cipta, Depkes RI, (2006). Pedoman Pelaksanaan SDIDTK. Jakarta:.Depkes RI Dorothy, (1995). Time to Play. London : Viking Pinguin Inc. Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Jakarta:EGC.
Masyarakat.
Elzabeth B. Hurlock. (1997), Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. ..............(1999). Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi 6). Penerbit Erlangga : Jakarta ...............(2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rosdakarya. Gibson, James, L Invacevich John M, dan Donnely, James H. (1993). Organisasi dan Manajemen: Perilaku Struktur dan Proses. (alih bahasa Djoerben Wahid ). Jakarta: Erlangga Haditomo, (2004). Tugas Perkembangan, Yogjakarta : Diva Pres. Kartono, (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Madju,. Mahmud, (1990). Psikologi: Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE Mayke Sugianto T. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta Depdiknas Melinda, (2011). Pengaruh Bermain Terhadap Perkembangan http://www.ibudanbalita.com/, diakses 3 Juli 2014
Anak.
Moleong, Lexy J. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Moyles, (1999). Just Playing : The Role and Status of Play in Early Chillhood Education. Philadhelpia : Open University Press
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Muhibbin, (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyadi, S., (2004). Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Jakarta : Papas Sinar Sinanti Mulyani, Sumantri & Permana, Johar. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. IBRD: Loan 3496 - IND Nasution T. & N. Nasution, (1986). Peranan Orangtua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Notoatmodjo, (2003). Konsep Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, Rekawati, Sri Utami. (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika Nursalam, (2008). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Seagung Seto. Purwanto Heru, (2002). Perilaku Manusia. Jakarta: Bharat Aksara. Rachmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riswandi, (2009).Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Robbins, S.P. (2003). Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKSKelompok Garmedia Shinto, (2009). Tehnologi dan Permainan Anak. Jakarta : Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesa. Slameto, (2003).Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soetjiningsih, (2007). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sugiyono, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuaitatif, Kuantitatif dan RD. Bandung. Suherman, (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC. Suratno, (2005), Pengembangan Kreativitas usia dini, Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan Indonesia. Suryadi, (2007), Tahap Perkebangan Anak, Jakarta : EGC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Sutopo, H.B. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Surakarta : lembaga pengembangan pendidikan (LPP) dan UPT penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press). Tedjasaputra, Mayke S. Jakarta:Grasindo
(2007).
Bermain,
Mainan,
Dan
Permainan.
Utsaimin, (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya: Risalah Hati. Wahidin, Makalah Psikologi. http://www.wordpress.com/2011, diakses 12 April 2011 Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: ANDI Wira Indra Satya. (2006). Membangun Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Melalui Bermain, Depdiknas, Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan Wong, D.L.(2004). Pedoman Klinis Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Yusuf, Syamsu , LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Untuk penelitian dengan judul : Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul tahun 2014. Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: ............................................................................................
Umur
: ..........................................................................................
Pekerjaan
: ...........................................................................................
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat penelitian, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi informan penelitian yang dilakukan oleh Saudari Istiadah Fatmawati dari Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tanpa paksaan dari siapapun.
Sidoarjo,
Maret 2014
Informan
Peneliti
(
Istiadah Fatmawati
commit to user
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Istiadah Fatmawati
NIM
: S541202073
Program Studi
: Magister kedokteran Keluarga
Minat Utama
: Pendidikan Profesi Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal penelitian yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengmabil alihan tulisan atau pikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dapat dibuktikan proposal ini jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Sidoarjo,
Januari 2014
Yang Membuat Pernyataan
Istiadah Fatmawati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 3 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM PADA PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG MODELING PERMAINAN ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL TAHUN 2014
A.
PENGANTAR 1. Mengucap Salam 2. Memperkenalkan diri 3. Mengucapkan terima kasih atas kesediaannya menjadi responden
B.
PENJELASAN 1. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam. Pada pertemuan ini diharapkan informan dapat memberikan pendapat, tanggapan atau usul terhadap Persepsi orang tua tentang modeling permainan anak di TK Muslimat Sentul tahun 2014. 2. Informan
tentang
masalah
tersebut
semata-mata
hanya
untuk
kepentingan penelitian dan kerahasiaan responden dijamin. 3. Informan bebas menyatakan pendapat, karena semua pendapat atau masukan informan tidak dinilai salah atau benar. 4. Peneliti yakin informan memiliki informasi tentang masalah yang akan disampaikan. 5. Selama wawancara dilakukan, pembicaraan akan dicatat di dalam catatan yang sudah disiapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
C.
digilib.uns.ac.id
PROSEDUR 1. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara (Peneliti sendiri) 2. Pewawancara memperkenalkan diri 3. Pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan untuk ditanggapi oleh informan 4. Informan dipersilahkan memberikan tanggapan yang seluas-luasnya tanpa ada rasa takut mengungkapkan pendapatnya 5. Semua pertanyaan dan jawaban dicatat di dalam catatan 6. Mengklarifikasi dan menyimpulkan hasil wawancara dihadapan informan. 7. Mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima kasih.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 4 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU TITIK NUR JANNAH, S. Pd (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) 1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5.
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6.
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? 12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? 14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? 17. Apakah guru juga ikut berperan dalam proses bermain anak? 18. Apakah metode belajar bermain sangat membantu dalam proses pembelajaran dan apa keuntungannya?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 5 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU MASLAKHA, S. Pdi (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5.
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6.
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? 12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? 14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? 17. Apakah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan panduan atau kurikulum pendidikan?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK Muslimat Sentul? 19. Bagaimana pembagian waktu antara belajar dan bernain di TK Muslimat Sentul?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 6 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU Hj. ELIS FARIDAH, S. Pd (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ?
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri?
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini?
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan?
5.
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan?
6.
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan?
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak?
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan?
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain?
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? 12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? 14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? 17. Merode apa yang digunakan pada pembelajaran di TK Ma’rif Sentul dan apakah guru menjadi fasilitator?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 7 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK MOCH. REZA VALEN AL-AKHSAR DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 8 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK ACHMAD ZACKY SAFA DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? 13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda di sekolah?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 9 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK M. AZRIEL AFRIYANTO DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? 13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda di sekolah?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 10 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK MAULIDIN ASSANI SUBKHI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 11 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK IFFAN HERMANSYAH DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 12 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK AFFANDI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 13 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK FINA DWI FIRANTI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 14 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK MUHAMMAD ARINIL HAQI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? 13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda di sekolah?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 15 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK TRISNA WATI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 16 PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK M. RIYAD FADLI DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI)
1.
Apakah yang ibu ketahui tentang permainan anak?
2.
Bagaimana perilaku ibu dalam pola permainan anak?
3.
Bagaimana peranan dalam memilih maianan untuk anak anda?
4.
Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak?
5.
Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda?
6.
Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda?
7.
Berapa lama frekuensi bermaian anak anda di rumah?
8.
Apakah anak anda senang bermain sendiri di rumah?
9.
Apakah anda pernah terlibat bermain dengan anak anda?
10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ketempat arena bermain? 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang anda berikan? 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU TITIK NUR JANNAH, S. Pd
1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ? Awal berdirinya TK Muslimat/Masyithoh karena di desa belum ada sekolahan maka masyarakat berinisiatif untuk mendirikan sekolah tersebut. Dengan adanya swadaya masyarakat Sentul maka sekolah tersebut bisa berdiri, dan sudah banyak sukses dari sekolahan TK maupun MI-nya.
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri? Berdirinya TK/MI Ma’arif dari tahun 1969 sampai sekarang.
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini? Penanggung jawab TK/RA Masyithoh terdiri dari ketua muslimat dan anggotanya, juga dukungan dari masyarakat Sentul.
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan? Agar kita memahami anak, yang terpenting bukan sabar, tapi memahami : Anak sebagai individu yang unik Anak memliki ritme perkembangan yang terbaik Anak sebagai teman bekerja sama Anak sebagai komunikar (rasa ingin tahu) Anak perlu berkembang menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri (adabtable), dan memahami diri serta lingkungannya Anak diikutkan di lembaga tes (psikotes).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan? 1) Semua guru membuat permainan APE yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. 2) Guru menyediakan bahan dan alat yang dapat dimainkan anak. 3) Guru juga menentukan tema alat permainan apa yang akan diberikan.
6.
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan? Sangat baik sekali. Kita jadi tahu kalau ada anak yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan, maka dilanjutkan ke lembaga tes yang ditunjuk.
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak? Anak akan lebih banyak bermain dari pada belajar, karena belajar anak bisa melalui dengan bermain.
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan? Evaluasi dilakukan setiap hari, yang sesuai indikator yang telah disusun oleh guru.
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain? Bisa meningkatkan kecerdasan anak sesuai dengan kemampuan kecerdasan anak : a) Kecerdasan linguistik (bahasa) Kemampuan berpikir dalam kata-kata, berbicara, menulis dan membaca. b) Kecerdasan
logika-matematika
(kemampuan
menggunakan
bilangan/angka) Berpikir dengan penalaran, serta kemapuan matematis, suka berhitung, suka bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Kecerdasan visual (kemampuan mempersepsi warna, garis, ruang) Suka menggambar, mencoret-coret, mudah memahami gambar dan ilustrasi. 10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? Saya kira tidak ada dampak negatif. Maka dari itu kita sebagai pendidik kita harus membimbing, mendorong, menganjurkan, mengarahkan dan cara menggunakan alat permainan yang akan digunakan anak. 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? Menyiapkan alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak didalam sekolah maupun diluar sekolah/kelas. 12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? 1) Main peran Anak bermain dengan benda untuk membantu, menghadirkan konsep yang sudah dimiliknya. 2) Main Sensorimotor Anak bermain dengan benda untuk membangun persepsi bermain jungkitan, perosotan, bola. 3) Main pembangunan Anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagsan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata. Seperti halnya balok, cat. 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? Tidak ada. Karena alat permainan di RA kita sesuaikan dengan umur/kelompok A maupun kelompok B.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? Ada 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? Waktu yang diberikan anak di sekolah selama satu jam 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? Mana permainan yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya. 17. Apakah guru di TK Muslimat Sentul ikut berperan dalam proses bermain anak? Dalam permainan, guru–guru di TK Muslimat sangat berperan, misalnya dalam permainan peragaan profesi, guru harus bersikap siap sebagai seorang petugas polisi, selain itu ada permainan tebak gambar hewan,
guru
menunjukkan beberapa gambar hewan dan murid menebak gambar hewan. 18. Apakah metode belajar bermain sangat membantu dalam proses pembelajaran dan apa keuntungannya? Metode permainan yang kita gunakan sangat membantu dalam pengetahuan dan perkembangan anak, misalnya dalam permainan kubus, ada salah satu anak yang tidak bisa menata kubus dengan rapi dan cepat seperti teman nya, dari situ kita tahu bahwa perkembangan motorik kasar kurang. Tidak hanya itu misalnya permainan peran, ada beberapa anak yang tidak bisa bekerja sama dengan temannya, dari situ juga kita bisa tahu bahwa perkembangan bahasa nya juga kurang. Selain itu ada beberapa anak yang tidak bisa bersosialisasi dengan temannya dan asyik dengan permainannya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU MASLAKHA, S. Pdi
1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ? Awal mula berdirinya RA. Masyithoh NU 180 Sentul adalah dari sesepuh desa di waqafkan untuk dibangun sekolah MI. Ma’arif berdiri atau sudah berjalan barulah didirikan atau dibangun RA/TK.
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri? Berdirinya RA/TK sejak tahun 1969 sampai sekarang, ini sudah 45 tahun.
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini? Penanggung jawab RA. Masyithoh adalah pengurus MI. Ma’arif dan ketua muslimat beserta anggotanya.
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan? Perencanaan tes perkembangan yang akan dilakukan adalah sebelum pembelajaran seorang guru membuat SKH dan SKM dan disiapkan alat-alat untuk permainan /APE. Misal, membuat kincir angin dari kertas dilipat dan diberi pegangan dari sedotan/sapu lidih.
5.
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan? Perencanaan permainan yang akan dilakukan adalah guru mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat suatu bentuk dari plastisin, anak diberi contoh misal, membuat ular-ularan, membuat bentuk buaya dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan? Pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan adalah anak di tes maju satu persatu, misal berhitung/menghitung mainan 1-10, atau anak diminta menghitung angka di papan tulis. Misal 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan seterusnya.
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak? Pelaksaan bermain pada anak yaitu guru menyediakan mainan, misal berupa manik-manik dan dijadikan suatu bentuk atau membuat mainan dengan teknik menggunting, melipat dan menempel.
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan? Proses evaluasi yang dilakukan adalah penilaian yang dilkaukan sehari-hari melalui indikator atau yang sesuai dengan indikator.
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain? Manfaat bermain adalah anak merasa terhibur dengan adanya permainan. Anak tidak merasa jenuh, anak menjadi periang dan gembira, dan menjadi tumbuh kembang sesuai dengan umurnya.
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? Ada, guru harus mengarahkan atau memberi penjelasan kepada anak, misal tidak boleh bermain benda yang tajam, anak tidak boleh bermain korek api karena berbahaya. 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? Yang disiapkan dalam bermain adalah guru mempersiapkan mainan anak yang tidak berbahaya. Misal, plastisin, puzzle, papan titian, manik-manik, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? Bentuk permainan yang diberikan anak adalah puzzle, plastisin, mobilmobilan, permainan peran, balok, permainan bangunan/alat-alat tukangdan papan titian, ayunan, jungkitan, dan lain-lain. Permainan tersebut termasuk motorik kasar dan motorik halus. 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? Tidak ada hambatan 14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? Ada 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? 30 menit 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? Panduan yang diberikan pada anak adalah anak diberi arahan agar anak tidak bermain yang berbahaya, misal api menyebabkan kebakaran , air menyebabkan tenggelam, pisau, silet itu termasuk benda tajam 17. Apakah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan panduan atau kurikulum pendidikan? Dalam memberikan pembelajaran pada sistem permainan guru di TK Muslimat sentul tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang ada, meskipun dengan metode bermain, kita tetap memberikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18. Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di TK Muslimat Sentul? Kita guru TK Muslimat sentul tidak hanya menyediakan alat-alat tulis saja sebagai proses pembelajaran, tapi juga menggunakan alat-alat permainan misal nya bentuk- bentuk hewan, gambar nama-nama hari dalam bahasa inggris, ular tangga, kubus. 19. Bagaimana pembagian waktu antara belajar dan bernain di TK Muslimat Sentul? Anak-anak di TK Muslimat lebih banyak bermain dari pada belajar karena belajar anak bisa melalui dengan permainan. Dengan permainan anak akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran tidak hanya itu bu, dengan permainan kita dapat mengetahui perkembangan anak, selain itu, anak –anak lebih mudah menerima pengetahuan yang diberikan, karena dalam memperoleh pembelajaran anak dalam suasana yang senang dan guru juga lebih gampang dalam menyampaikan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN IBU Hj. ELIS FARIDAH, S. Pd
1.
Bagaimana awal mula berdirinya TK Muslimat ? Awal mula berdirinya TK Muslimat pada tahun 1969. Sesepuh desa Sentul memberikan tanah waqaf untuk dibangun sebuah Ma’arif, setelah MI. Ma’arif dibangun, ketua NU dan muslimat merencakan untuk membangun TK Muslimat. Itu lah asal mula berdirinya MI dan TK Muslimat.
2.
Sudah berapa lama TK Muslimat berdiri? Sudah 45 tahun
3.
Siapakah penenggung jawab TK Muslimat ini? Penanggung Jawab TK Muslimat adalah pengurus NU dan muslimat desa Sentul
4.
Bagaimanakah perencananaan tes perkembangan yang akan dilakukan? Perencanaan
untuk
tes
perkembangan
anak,
guru
membuat
RKH/mempersiapkan tugas yang akan diberikan kepada anak, misal mengetahui banyak dan sedikitnya benda. Dan guru menyiapkan biji-bijian yang akan diberikan kepada anak didik kita. 5.
Bagaimanakah perencanaan permainan yang akan dilakukan? Perencanaan permainan yang akan dilakukan pada anak, kita membuat kotak yang berbentuk kubus dan membuat bentuk-bentuk geometri kecil-kecil yang akan dimasukkan kedalam kotak tersebut, untuk dibuat permainan anak didik kita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Bagaimanakah pelaksanaan tes perkembangan yang dilakukan? Rencana unruk mengetahui perkembangan anak adalah guru membuat RKH/mempersiapkan tugas yang akan diberikan kepada anak. Misal mengetahui banyak dan sedikitnya benda. Guru mempersiapkan biji salak dan biji srikaya, lalu anak diminta menghitung berapa jumlah biji salak dan berapa jumlah biji srikaya. Maka dari itu kita bisa mengetahui perkembangan pada anak, bahwa anak ini sudah bisa membedakan banyaknya biji-bijian.
7.
Bagaimanakah pelaksanaan bermain pada anak? Pelaksanaan bermain pada anak kita membuat kotak yang berbentuk kubus dan yang ada isinya bentuk-bentuk geometri, lalu kita meminta anak-anak maju kedepan untuk mengambil bentuk-bentuk yang ada didalam kotak tersebut. Setelah anak didik kita mengambilnya, kita menanyakan kepada anak-anak untuk apa yang kamu ambil itu, dan warnanya apa.
8.
Bagaimanakah proses evaluasi yang dilakukan? Proses evaluasi yang kita lakukan setelah anak didik kita menyerahkan tugas yang diberikan, kita menanyakanny. Misal menebalkan kata sapu, huruf apa saja yang kamu tebalkan tadi, anak menjawab lalu guru memberikan bintang kepada anak didik kita.
9.
Menurut bu Titik sendiri, apa saja manfaat bermain? Manfaat bermain pada anak adalah 1) Otak anak bisa berkembang 2) Anak asalnya tidak tahu menjadi tahu 3) Dan anak senang kalau diajak bermain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Apakah ada dampak negatif dari bermain? Ada, dampak negatifnya adalah seperti bermain korek api dibuat untuk membentuk rumah, kita harus memberi tahu kepada anak didik kita agar tidak dinyalakan. 11. Apa saja persiapan yang dilakukan pada saat bermain? Yang kita siapkan dan yang dilakukan dalam bermain, kalau kita bermain balok-balokan yang akan membuat kandang sapi, jadi yang kita siapkan adalah kayu yang berbentuk persegi panjang dan segitiga dan juga mainan plastik yeng berbentuk hewan. 12. Bentuk permaianan apa saja yang di berikan? Permainan yang akan kita berikan kepada anak adalah permainan balokbalokan, permainan plastisin, warna. 13. Apa ada hambatan atau kendala pada bermaian? Ada, hambatannya pada proses bermain adalah kalau ada anak yang nakal, anak tersebut pasti menyalah gunakan waktu bermain, misal cat warna terkadang dicoret-coretkan ke temannya. 14. Apakah ada alat-alat tertentu yang dapat membantu bermain anak? Ada, alat-alat tertentu seperti cetakkan plastisin, dan balo-balokan 15. Berapa waktu yang diberikan untuk bermain pada anak? 30 menit 16. Apakah panduan dalam permainan yang diberikan pada anak? Panduan dalam permainan yang diberikan pada anak adalah kalau kita bermain plastisin guru menyediakan plastisin dan cetakannya lalu guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberitahukan kepada anak didik kita, anak-anak plastisinnya kita cetak dengan bentuk mobil, bunga, rumah, lalu anak-anak menirukannya. 17. Merode apa yang digunakan pada pembelajaran di TK Muslimat Sentul dan apakah guru menjadi fasilitator? Salah satu metode pembelajaran yang diberikan melalui permaianan. guru juga menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran, tidak hanya alat-alat bermain alat-alat tulis dan menggambar juga kami fasilitasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Widia
Umur
: 27 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tidak tahu 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Terkadang dibebaskan, terkadang boleh 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Sering dipilihkan ibu dalam memilih permainan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Diberikan I pod untuk permainan games 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tahu 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering hampir setiap hari memberi permainan. 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Habis sekolah bermain, sampai mau mengaji. 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Sering di rumah sendiri bermain game.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Tidak pernah 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Sering 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Permainan game sama mainan HP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Hj. Suhartatik
Umur
: 34 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tahu 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Kadang mengikuti anak saya bermain 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Terkadang saya paksa untuk membeli permainan yang saya pilihkan, tapi paling sering anak saya memilih sendiri mainan nya 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Setiap anak saya meminta pasti saya beri, tapi terkadang juga saya cegah 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Saya belum tahu model permianan apa yang baik menurut perkembangan anak saya. Selama ini anak saya meminta mainan saya selalu memberi tanpa saya mengerti baik atau tidak untuk perkembangan anak saya. 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Kalau anak mau, anak dibelikan 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah pulang sekolah 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Mengajak kawan 9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Jarang 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Sering, setiap minggu 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Pernah 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Mobil-mobilan, PSP, Ipad 13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda di sekolah? Ya, saya selalu mendampingi anak saya selama di sekolah, karena saya juga bis mengawasi anak saya. Terkadang saya juga ikut masuk ke kelas dan membantu anak saya dalam bermain di kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: I’il Ita Yunita
Umur
: 26
Pekerjaan
: Bidan
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Permainan yang bisa buat bermain dan juga bisa buat belajar. 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Saya dukung jika perilaku permainan itu bisa bantu buat belajar. 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Mainan yang diinginkan saya belikan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Sering saya larang 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Ya 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering, bahkan hampir tiap hari 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Kadang-kadang satu jam, kadangbisa lebih terus tidur bangun tidur bermain lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Kalo ada temenya senang kalo tidak ada temennya anak saya lebih senang main diluar. 9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Ya karena anak saya tidak mau main sendiri jika tidak ditemeni 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Ya 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ya, karena anak gak mau belajar saat waktunya belajar. 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Mainan PS sama Ipad / Tab 13. Apakah anda juga ikut berperan menunggu dan mengawasi ketika anak anda di sekolah? Kita para orang tua juga ikut berperan dalam permainan anak. selama permainan diberikan di sekolah baik, dan baik untuk perkembangan anak saya, kita sebagai orang tua mendukung penuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Sutriani
Umur
: 30 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tahu, bermain adalah kegiatan 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Ibu lebih membiarkan anak dalam bermain, tapi diawasi 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Anak memilih sendiri dalam memilih permainan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Ibu membiarkan anaknya memilih permainannya sendiri 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tahu, mobil-mobilan 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering hampir setiap hari 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Pulang sekolah nonton TV sebentar 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Bermain dengan teman-temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Terkadang ikut 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Sering, terlebih di waktu longgar. 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada, karena anak saya kalau bermain terlalu lama, mengajinya akan terlambat 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? PSP, Gembot
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Siti Aisah
Umur
: 35 Tahun
Pekerjaan
: Swasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tidak tahu 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Sering mendukung 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Terkadang dicegah dan dibelikan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Memilih permainan sendiri (ibu tidak memilihkan) 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tahu, pengalaman anak pertama 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering apabila anaknya meminta 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Sebentar kalau bermain 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Senang bermain dirumah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Sering ikut bermain kalau anak meminya 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Pernah, jarang 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada, kalau anak bermain terus takut sekolahnya terganggu 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Permainan biasa (mobil-mobilan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Hindun
Umur
: 45 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tahu 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Lebih senang anak bermain dirumah 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Berperan dalam memberikan permainan tapi menurutinya 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Dipilihkan 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Saya tidak tahu bu, karena tidak ada yang memberi tahu. Saya sering memberikan mainan yang diinginkan oleh anak saya saja. 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering memberikan permen 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Mulai pagi sampai siang 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sering bermain sendiri di rumah 9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Sering ikut 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Sering diajak 1minggu sekali 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Tidak tahu 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Bongkar, HP, gantian dengan teman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Niswati
Umur
: 39 Tahun
Pekerjaan
: Swasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tidak tahu, anak meminta dibelikan 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Tidak diperbolehkan karena waktunya mengaji 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Ibu memberi kebebasan dalam memilih permainan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Memberi kebebasan 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tidak tahu 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sampai 5 kali dalam seminggu 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Jam 10 pagi sampai jam 4 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Senang bermain sendiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Ibu sering terlibat dalam permainan 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Jarang 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada, dan tahu 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Boneka, games
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Siti S.
Umur
: 37 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tidak tahu 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Ibu tidak mengijinkan anak bermain terlalu lama 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Anak lebih memilih sendiri dalam menentukan permainan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Lebih memberi kebebasan dalam bermain anak 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tidak tahu 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Ibu tidak tahu, anak biasanya membeli mainan sendiri 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Sebentar, pulang sekolah 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Terkadang dengan teman, terkadang dirumah sendiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Tidak pernah 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Terkadang 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Boneka, bongkar pasang, ponsel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Dwi Wulandari
Umur
: 25 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tahu, tapi tidak begitu mengerti 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Terkadang dimarahi, kalau sendainya permainan berbahaya 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Sering dilarang membeli mainan 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Diberikan apa yang dimau 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tahu, mobil pistol 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering kalau minta mesti dibelikan 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Setiap hari 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Bermain dengan temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Hanya di awasi 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Setiap sabtu 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Tidak tahu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN ORANG TUA ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL (PERTANYAAN DAPAT BERKEMBANG SESUAI SITUASI) Nama Responden
: Istianah
Umur
: 29 Tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
1. Apakah yang anda ketahui tentang permainan anak? Tahu, permainan yang tidak hanya untuk bermain tapi juga untuk belajar 2. Bagaimana perilaku anda dalam pola permainan anak? Ibu sering mengawasi anak dan mengarahkan 3. Bagaimana peran anda dalam memilih mainan untuk anak? Anak cenderung memilih sendiri 4. Bagaimana peran anda dalam memberikan jenis permainan untuk anak? Ibu tidak memilihkan 5. Apakah anda tahu permainan apa yang sesuai dengan umur anak anda? Tahu, ibu memberikan mainan laptop mainan 6. Berapakali anda memberikan permainan pada anak anda? Sering, terlebih memberi mainan di sekolah 7. Berapa lama frekuensi permainan anak anda di rumah? Kurang lebih 3-4 jam 8. Apakah anak nada senang bermain sendiri di rumah? Sering bermain di rumah sendiri, kalau sudah bosan baru mengajak teman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Apakah anda pernag terlibat bermain dengan anak? Tidak tahu 10. Selain di rumah, apakah anda sering mengajak anak anda ke tempat arena bermain? Sering, setiap minggu sekali 11. Menurut anda apakah ada dampak negative dari permainan yang ada berikan? Ada, karena apabila anak bermain terlalu lama, bisa malas 12. Apakah jenis permainan yang anda berikan pada anak anda? Gembot, mobil-mobilan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL TES PERKEMBANGAN ANAK DI TK MUSLIMAT SENTUL
No
Usia
Jumlah
Perkembangan
1.
42 Bulan
1
Penyimpangan
1
Sesuai
3
Penyimpangan
4
Penyimpangan
1
Meragukan
2.
3.
48 Bulan
60 bulan
commit to user