PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
DisusunOleh : FUJI NURUL HAMDAN NIM : 1112015000111
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
I
I
ii
ABSTRAK Fuji Nurul Hamdan. 1112015000111. Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost Di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perilaku pergaulan mahasiswa kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu perilaku pergaulan mahasiswa kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Perilaku itu dilakukan mahasiswa kost ketika sedang ada peluang untuk melakukannya. Peluang itu ada ketika mahasiswa tersebut memperoleh kesempatan karena memang lingkungan kost tidak peduli terhadap apa yang dilakukan mahasiswa kost tersebut. Ketika para mahasiswa ketika berada di tempat kost mereka melakukan perilaku yang menyimpang, seperti meninggalkan sholat wajib, merokok, meminum minuman alkohol, mengkonsumsi narkoba, dan melakukan seks bebas. Mahasiswa tersebut melakukan perilaku-perilaku menyimpang bukan hanya di lingkungan kost saja, melainkan mereka sering pergi ke tempat-tempat yang menjadikannya mereka bebas dan menghilangkan kebosanan karena berada di lingkungan kampus saja. Mereka pergi seperti ke diskotik, ke bar, ke tempat karaoke. Mahasiswa tersebut pergi ke tempat yang tidak selayaknya mahasiswa berada ketika sudah mendapatkan kiriman uang dari orang tua. Setelah mendapatkan uang kiriman orang tua mahasiswa langsung melakukan perilaku yang menyimpang karena didukung dengan keuangan mereka yang baru saja ia dapatkan. Kata Kunci: Pergaulan, Mahasiswa, Kost.
iii
ABSTRACT Fuji Nurul Hamdan. 1112015000111. public perpection to intercommunication students boarding in rt 003 rw 03 Cempaka Putih Village in East Ciputat Subdistrict. Skripsi. Jakarta: Social Science Departement. Faculty of Tarbiyah and Education State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016. This report aims to obtain information on the behavior public perpection t o Intercommunication students boarding in rt 003 rw 03 Cempaka Putih Village in East Ciputat Subdistrict. The research was conducted in in rt 003 rw 03 Cempaka Putih Village in East Ciputat Subdistrict. The methodology used is the method descriptive with a qualitative approach. Engineering the sample purposive sampling. The collecting data tehnique is obtained through research activities the location research by means of observation, interviews and documentation. Based on the result of research has been carried out is behavior Intercommunication students boarding in rt 003 rw 03 Cempaka Putih Village in East Ciputat Subdistrict. The research was conducted in in rt 003 rw 03 Cempaka Putih Village in East Ciputat Subdistrict. The behavior of students in boarding house while there are opportunities to do so. Opportunities exist when these students get the opportunity because it is a boarding environment does not care about what the boarding students. When the students while in the boarding house where they perform deviant behavior, such as leaving the obligatory prayers, smoking, drinking alcohol, taking drugs and free sex. The students perform deviant behavior not only in a boarding environment alone, but they often go to places that make them free and relieve the boredom of being on campus only. They go as to discotheques, to bar, to a karaoke place. The student went to place undue when students are already getting remittances from parents. After getting the money sent directly to the parents of students for misbehavior as supported by their financial newly he get. Keywords: Intercommunication, Student, Boarding.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik. Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd). Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini. Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
4.
Drs. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., dan Dr. H. Nurochim, MM., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama penulis menyusun skripsi.
6.
Dr. Muhamad Arif, M.Pd., dan Drs. Syaripulloh, M.Si., selaku dosen penguji I dan II pada sidang skripsi penulis.
7.
Kepada Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas saran dan masukannya selama panulis dalam masa perkuliahan.
8.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
9.
Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari data.
10. Ibunda tercinta, Hj. Ooy Rukoyah, S.Pd (Almarhummah), yang tak hentihentinya mengajarkan, memotivasi, mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Maafkan anakmu
yang
telah
banyak
menyusahkanmu
hingga
Allah
SWT
memanggilmu untuk berpulang. Semoga Allah SWT memberikan tempat terindah untukmu. Dan gelar sarjana ini penulis persembahkan untukmu. Terima kasih Mamah. 11. Ayahanda tercinta, H. Yuyud Saepudin, terima kasih atas semua do’a dan kasih sayang, serta dukungan moril dan materil kepada penulis hingga penulis menyelesaikan skripsi. 12. Bapak Tarmizi, S.Ag., selaku Kepala Kelurahan Cempaka Putih yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vi
13. Bapak Widia selaku Ketua Rukun Warga 03 Kelurahan Cempaka Putih, dan Bapak Daryadi selaku Ketua Rukun Tetangga 003 Kelurahan Cempaka Putih yang telah memberi izin dan memberikan informasi terkait penelitian. 14. Hj. Ida Jubaedah, S.Pd.I., beliau adalah sosok ibu kedua bagi penulis. Beliau yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan gelar sarjana pendidikan. Terima kasih atas curahan kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis. 15. H. Syamsul Huda, B.A, merupakan sosok panutan bagi penulis. Beliau yang memfasilitasi penulis dari awal kuliah hingga sampai saat ini penulis bekerja di perusahaan beliau. Beliau adalah sosok ayah kedua selama penulis di perantauan. Terimakasih untuk semuanya. 16. Kakak tercinta, Fery Andriansyah, S.Pd., beserta istrinya Yovi Lismawati, mereka berdua adalah sosok pengganti orang tua selama penulis kuliah, dan mereka selalu memotivasi penulis agar segera mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Terima kasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepada penulis. 17. Adik-adik tercinta, Fazri Muhammad Luthfi dan Nur Wulan Farhatul Jannah, yang membuat penulis termotivasi agar selalu menjadi teladan bagi mereka. 18. Kawan-kawan Social Ethnic Voyager, Muhammad Iqbal Muharram, Amry Al Mursalaat, Darul Faisal Ramadhan, Maulana Yusuf, Wais Al-Qurni, Rizal Fakhrudin, Abidilah Syawaludin, Muhammad Agus, Muhammad Nur, Fakhurrozi, Rian Arpan Ansori, Rizki Fauzi, Amar Rasyidillah, dan Abdul Kahfi. Semoga persahabatan kita dapat terus terjalin dengan baik dan tak lekang oleh waktu. Salam Jagemenday. 19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap kompak selalu dan terus jalin tali silaturrahmi. 20. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) SMP Negeri 178 Jakarta Tahun 2016, Abdur Rohman (IPS), Dwi Rahmawati (PBI), Endah Hardiyaningsih (PMTK), Erlita Setiawati (IPA), Mayristanti (PBI), Mega
vii
Wulandari (PBI), Mia Halpiani (PMTK), Rifah Atul Mahmuda (IPA), Robiah Adawiyah (PMTK). Terimakasih atas dukungan serta motivasinya, semoga tetap kompak selalu. 21. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat yang menjadi wadah dalam berorganisasi di ekstra kampus dan merupakan titik awal penulis memulai organisasi, baik tataran intra kampus maupun tataran ekstra kampus. Terima kasih HMI, Yakin Usaha Sampai. 22. HMJ P.IPS yang telah memberikan penulis pengalaman yang sangat berharga dalam berorganisasi di tataran intra kampus. 23. Distrik IPS sebagai wadah perkaderan di HMI dalam skala jurusan. Terima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga di HMI. Tetap solid dan tetap berproses di HMI. Karena HMI kita ada sampai sekarang. 24. Teman-teman Korps Pelopor Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI HMI) dari Sabang sampai Merauke yang telah sama-sama berjuang dalam pembentukkan Lembaga Pengembangan Profesi di dalam tubuh HMI. Semoga perjuangan kita tak sia-sia. Salam Lestari. 25. Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) HMI Cabang Ciputat, yang telah sama-sama berjuang hingga terbentuknya LEPPAMI HMI di Cabang Ciputat. Terima kasih atas pengalaman yang diberikan kepada penulis hingga penulis bisa berproses di skala Cabang. 26. Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) PB HMI, akhirnya perjuangan kita semua kurang lebih dua tahun terbayar dengan terbentuknya BAKORNAS LEPPAMI PB HMI. Terima kasih atas pengalaman yang diberikan kepada penulis hingga penulis dapat berproses di skala Nasional. 27. Keluarga besar Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kuningan (IPPMK) Jadetabek, yang telah memberikan tempat untuk penulis berproses di organisasi primordial tempat kelahiran penulis. 28. Keluarga besar CV. Sejahtera, tempat dimana penulis belajar berwirausaha dari awal kuliah hingga sampai saat ini.
viii
Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis. Penulis hanya dapat memohon dan berdo’a mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 21 November 2016
Fuji Nurul Hamdan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
ABSTRAK ......................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................
6
C. Batasan Masalah ..............................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi ............................................................................................
8
1. Pengertian Persepsi .....................................................................
8
2. Ciri-ciri Umum Dunia Persepsi ..................................................
9
3. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Persepsi .................
11
x
4. Jenis-jenis Persepsi .....................................................................
12
B. Pergaulan .........................................................................................
13
1. Pengertian Pergaulan ..................................................................
13
2. Faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan ......................................
17
a. Faktor Internal ........................................................................
17
b. Faktor Eksternal .....................................................................
18
3. Macam-macam Pergaulan...........................................................
21
a. Pergaulan Positif ....................................................................
21
b. Pergaulan Negatif ...................................................................
22
C. Mahasiswa .......................................................................................
25
1. Pengertian Mahasiswa ................................................................
25
2. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa ....................................
27
D. Kost-kostan ......................................................................................
30
1. Pengertian Kost-kostan ...............................................................
31
2. Fungsi Kost-kostan .....................................................................
33
E. Penelitian Yang Relevan .................................................................
34
F. Kerangka Berpikir ...........................................................................
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian.........................................................
38
B. Metode Penelitian ............................................................................
39
C. Populasi Dan Sampel Data ..............................................................
41
D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
43
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Kelurahan Cempaka Putih .....................................................
46
1. Sejarah Kelurahan Cempaka Putih .............................................
46
2. Perkembangan Kelurahan Cempaka Putih .................................
48
3. Lokasi Dan Demografi................................................................
49
4. Keadaan Penduduk Kelurahan Cempaka Putih ..........................
51
5. Keadaan Sosial Ekonomi Dan Budaya .......................................
52
xi
a. Keadaan Sosial Ekonomi ......................................................
52
b. Keadaan Sosial Budaya .........................................................
53
6. Sarana Dan Prasarana Kelurahan Cempaka Putih ......................
55
a. Pendidikan Dan Sarana Pendidikan ......................................
55
b. Kesehatan ..............................................................................
58
c. Ekonomi Masyarakat ............................................................
59
d. Keamanan Dan Ketertiban ....................................................
62
e. Partisipasi Masyarakat ..........................................................
63
7. Pemerintahan Kelurahan Cempaka Putih ...................................
63
a. Kepala Kelurahan dan Perangkatnya .....................................
63
b. Kepala Lingkungan/Dusun RT dan RW ................................
64
c. Ideologi Politik .......................................................................
65
B. Pergaulan Mahasiswa Kost..............................................................
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
80
B. Saran ................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................
39
Tabel 3.2 Informan Kunci ...............................................................................
43
Tabel 3.3 Pedoman Observasi .........................................................................
43
Tabel 4.1 Penduduk Kelurahan Cempaka Putih ..............................................
51
Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ........................................
51
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Cempaka Putih .....
53
Tabel 4.4 Agama Penduduk Kelurahan Cempaka Putih .................................
54
Tabel 4.5 Lembaga Pendidikan Formal ..........................................................
56
Tabel 4.6 Jumlah Sekolah, Guru Dan Siswa ...................................................
57
Tabel 4.7 Data Kepemilikan Kost-kostan Di RT 003 RW 03 .........................
59
Tabel 4.8 Keterangan Pemilik Kost Di RT 003 RW 03 ..................................
60
Tabel 4.9 Jumlah Kepala Lingkungan, RT Dan RW......................................... 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Observasi
Lampiran 2
Instrumen Wawancara
Lampiran 3
Hasil Observasi
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Lampiran 5
Dokumentasi
Lampiran 6
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian Dari Jurusan
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian Dari Kelurahan Cempaka Putih
Lampiran 9
Lembar Uji Referensi
Lampiran 10
Biodata Penulis
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................
37
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kelurahan Cempaka Putih ....................................
50
Gambar 4.2 Tempat Beribadah .......................................................................
55
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Cempaka Putih....
64
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pergaulan adalah hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.1 Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi mahasiswa yang masih dikatakan remaja yang masih mencari jatidirinya. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Ingin mengetahui dan mencoba hal-hal yang baru. Masa remaja adalah masa penuh gairah, semangat, energi dan pergolakan karena pada masa remaja, remaja tidak hanya mengalami perubahan secara fisik saja tetapi juga secara psikilogis.2 Pada masa ini ada kebanggaan, karena sebagai remaja, status sosial mereka berubah dari anak-anak menjadi remaja. Tetapi, ada juga kebingungan, kegelisahan, kecanggungan, kegalauan, atau salah tingkah, karena remaja belum siap untuk terjun lansung ke tengah-tengah masayarakat. Dari segi fisik sepintas memang sudah matang tetapi secara psikologis belum lagi. Maka seorang remaja memerlukan bimbingan dan binaan dari orang dewasa yang ada di sekitarnya terutama orang tua.3 Dalam menjalani masa remaja belum semua remaja dapat menjalaninya dengan baik. Hal ini
1
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003), h. 65 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 44 3 Ibid., h. 45 2
1
terjadi mungkin saja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang ada dalam diri remaja itu sendiri maupun faktor dari luar diri remaja itu. Remaja yang belum bisa menjalani masa remajanya dengan baik akan mengalami berbagai masalah. Misalnya remaja bermasalah dalam pergaulan kehidupan bermasyarakat. Dalam pergaulan para remaja ini belum sepenuhnya bisa menganalisa dengan baik, apakah itu benar atau tidaknya dalam pergaulan. Para remaja ini mengalami berbagai masalah dalam pergaulan. Seperti remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Dengan demikian Allah sudah menjelaskan dalam tentang tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak. Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6. ٌ ارة ُ َعلَ ْي َها َمال ِئكَةٌ ِغال ظ ِشدَاد ٌ ال ً َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْه ِلي ُك ْم ن ُ ََّارا َوقُودُهَا الن َ اس َو ْال ِح َج َّ َصون (٦:َّللاَ َما أ َ َم َر ُه ْم َو َي ْفعَلُونَ َما يُؤْ َم ُرونَ (التحريم ُ يَ ْع Artinya: Hai
orang-orang
yang
beriman,
peliharalah
dirimu
dan
keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S at-Tahrim: 6) Ayat di atas mengajarkan untuk menjaga diri serta keluarga dari siksa api neraka. Tugas dan tangung jawab untuk orang tua agar selalu menjaga diri sendiri dan keluarga dari segala hal yang buruk. Keharmonisan dan keselamatan keluarga ada pada tanggungjawab semua anggota keluarga. Orang tua berperan dalam membentuk kepribadian anak remajanya. Apa bila orangtua lengah dalam membimbing remajanya maka remaja itu akan salah dalam menjalani masa remajanya, contohnya salah memahami pergaulan. Remaja memerlukan bimbingan dan binaan dari orang yang ada di sekitarnya, terutama dari orang tua supaya tumbuh dengan matang dan dewasa serta menjadi remaja yang shaleh dan sholehah. Orang tua memiliki berbagai peranan dalam perkembangan anak remajanya, menurut Sabri bahwa: “Orang tua berperan dalam menentukan hari depan anak dan remajanya. Secara fisik supaya remajanya bertumbuh
3
sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak remaja harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak remaja tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara sosial suapaya remaja dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti
yang
baik
mereka
harus
diberi
peluang
untuk
bergaul
mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua.”4 Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.5 Sehingga sebagai mahasiswa yang mempunyai kesempatan menempuh pendidikan lebih tinggi seharusnya mempunyai moral dan perilaku yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mempunyai kesempatan menempuh pendidikan atau anak-anak yang tidak mampu bersekolah. Namun seiring berjalannya waktu semua itu bertolak belakang dengan yang terjadi pada mahasiswa masa kini. Moral dan perilaku mahasiswa hampir sama dengan anak-anak yang tidak menempuh pendidikan. Mereka yang harusnya menjadi contoh untuk teman-teman yang tidak mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi malah melakukan hal-hal yang tidak baik. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, banyak mahasiswa kebanyakan luar kota yang seharusnya mereka merantau untuk belajar namun melakukan penyimpangan seperti pergaulan bebas. Mereka merasa jauh dari orang tua dan keluarga sehingga bebas untuk melakukan apa saja. Seperti minum-minuman keras, clubbing bahkan hingga seks bebas. Transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas dapat melibatkan hal-hal yang positif. Pelajar mungkin lebih merasa dewasa, lebih 4
Sabri Alisuf, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 1995), h. 24 Hartaji Damar A, Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua.(Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, 2012), h. 5 5
4
banyak pelajaran yang dapat dipilih, lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama kelompok sebaya, lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai-nilai, dan menikmati kemandirian yang lebih luas dari pengawasan orang tua6. Hal ini ia tunjukkan pada saat melanjutkan pendidikan ke tingkat Perguruan Tinggi, banyak dari mereka yang memilih tinggal di kost-kostan. Selain karena faktor tersebut di atas, lokasi rumah yang berjauhan dari tempat kuliah juga membuat sebagian mahasiswa memilih tinggal di tempat kost-kostan sebagai rumah kedua. Banyak hal yang positif yang didapat dari tinggalnya mahasiswa di kost-kostan ini. Antara lain, mereka jadi lebih mandiri. Namun juga tidak terlepas dari sisi negatif, yaitu kurangnya pengawasan dari orang tua, ditambah letak kamar kost yang terlalu terbuka (bebas pengunjung) serta interaksi antar warga kos yang minim membuat remaja bisa melakukan segala sesuatu di wilayah teritorinya (dalam kamar kost). Beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya aktivitas penyimpangan remaja adalah kurangnya pengawasan orang tua dan rendahnya pengawasan lingkungan.7 Adapun tempat-tempat kost yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa, tempat tersebut ada yang khusus untuk perempuan atau laki-laki, bahkan ada yang dihuni oleh perempuan dan laki-laki (campur). Tempat kost yang dihuni ada yang diawasi ibu kost maupun tidak diawasi. Yang dimaksud dengan diawasi adalah anak-anak kost tinggal satu rumah (bersama) dengan pemilik kost, dan pemilik kost tersebut membuat peraturan-peraturan seperti jam berkunjung yang dibatasi hingga pukul 22.00 WIB, dan menyediakan tempat khusus untuk menerima tamu. Ini menandakan tingkat privasi warga kost yang cukup tinggi. Sedangkan tempat kost yang tidak diawasi atau tidak bersama pemilik kostnya, rumah tersebut dibuat dengan banyak kamar-kamar yang diisi oleh perempuan dan laki-laki (campur), dan tidak ada peraturanperaturan seperti tempat khusus menerima tamu atau batas waktu berkunjung, 6
Naldjoeni, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: PT. Alumni, 1997), h. 31 John W. Santrock, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 98 7
5
sehingga mereka dapat berbuat sesuka hatinya, misalnya dengan mengajak tamu langsung masuk ke dalam kamar. Ini menandakan rendahnya tingkat privasi warga kost yang ada di dalamnya. Tempat kost seperti itu dapat membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan tindakan yang melanggar norma. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur bahwa: Mahasiswa secara
umum
di
sana
bisa
menjalani
masa
kuliahnya
dengan
baik sebagaimana mestinya. Dalam kehidupan sehari-hari selalu penuh kedamaian dan kerukunan antara sesama mahasiswa yang tinggal bersama di tempat kost. Namun di samping itu tidak sedikit pula dijumpai mahasiswa yang mengalami berbagai masalah dalam pergaulan. Berbagai macam bentuk permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam bergaul diantaranya: ada beberapa mahasiswa yang merasa bebas bergaul karena jauh dari pengawasan orang tua dan terjerumuslah mahasiswa tersebut ke dalam pergaulan bebas. Oleh karena begitu maraknya permasalahan perilaku pergaulan di kalangan remaja yang mayoritas dilakukan oleh mahasiswa, maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih jauh mengenai “Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost Di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur”.
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk lebih jelasnya untuk mengoperasionalkan, maka dapat menuliskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Perilaku pergaulan mahasiswa yang tinggal di tempat kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. 2. Persepsi masyarakat terhadap mahasiswa yang merokok. 3. Persepsi masyarakat terhadap mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras. 4. Persepsi masyarakat terhadap mahasiswa yang mengkonsumsi narkoba. 5. Persepsi masyarakat terhadap mahasiswa yang melakukan seks bebas.
C. Batasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada: Pergaulan Mahasiswa yang merokok, yang mengkonsumsi minuman keras, yang mengkonsumsi narkoba, dan yang melakukan seks bebas di lingkungan kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dan juga pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap pergaulan mahasiswa di lingkungan kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pergaulan mahasiswa di lingkungan kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.
7
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi psikologi sosial sebagai sumber penelitian yang akurat terhadap perilaku sosial remaja yang tinggal di lingkungan kampus. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, orang tua, pengelola kost-kostan dan universitas sebagai berikut: a. Manfaat bagi Mahasiswa : Mengetahui sifat dan karakter pada masa perkuliahan sehingga mahasiswa tidak terjerumus kedalam pergaulan yang bebas. b. Manfaat bagi Orang Tua : Mengenal perilaku dan kepribadian mahasiswa sehingga dapat melakukan edukasi dini dan perhatian lebih kepada anak-anaknya yang berada pada masa remaja atau saat jauh darinya. c. Manfaat bagi Pengelola Kost-kostan : Lebih memperhatikan desain kost, memperhatikan warga kost serta menerapkan peraturanperaturan yang dapat mencegah terjadinya hal yang tidak diingikan di wilayah kost-kostannya. d. Manfaat bagi Universitas : Mengetahui kondisi pergaulan mahasiswa di lingkungan sekitar universitas, sehingga dapat memberikan rekomendasi kost-kostan yang baik kepada mahasiswa baru.
BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi 1.
Pengertian Persepsi Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang dialami. Semakin hari perkembangan zaman yang semakin modern menjadikan berbagai macam pandangan dan asumsi masyarakat yang semakin berkembang. Menurut Abdul Rahman Shaleh, “persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan pengindraan.”8 Dalam hal ini persepsi dianggap
sebagai
kebutuhan
untuk
kehidupan
sehari-hari
yang
membutuhkan dan memerlukan pengindraan. Definisi lain menyebutkan, bahwa “persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfocuskan perhatian terhadap satu objek rangsang.”9 Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman yang sudah pernah terjadi pada satu peristiwa atau objek. Menurut Yudho Adi Wijaya, “Karena persepsi bukan hanya penginderaan, maka ada penulis yang menyatakan persepsi sebagai the interpretation of expriene (penafsiran pengalaman) karena persepsi terjadi setelah penginderaan. Penginderaan itu terjadi dalam suatu konteks tertentu, artinya terdapat objek yang menjadi fokus setelah melalui proses selektifitas penginderaan oleh alat panca indera kita, konteks ini disebut persepsi”.10
8
Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ( Jakarta: Kencana, 2009), Ed.1.Cet.4, h. 110. 9 Ibid. 10 Yudho Adi Wijaya, “Persepsi Anak Jalanan Mengenai Signifikansi Pendidikan Formal/Kegiatan Sekolah”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2004, h. 37, tidak dipublikasikan.
8
9
Oleh karena itu sebelum seseorang berpresepsi terhadap apa yang telah diamati, sebelumnya telah mengalami proses penginderaan terlebih dahulu. Menurut Robbins dalam Muharmawati (2004) “persepsi merupakan proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangan yang bermakna dengan tujuan untuk memberikan arti pada lingkungan mereka.”11 Individu menemukan suatu persepsi berdasarkan mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangannya sendiri. Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah nilai-nilai dari dalam diri dipadukan dengan halhal yang ditangkap pancaindra pada proses melihat, merasakan, mencium aroma, dan mendengar. “Faktor eksternal adalah keadaan lingkungan fisik dan sosial, dan kemudian menjadi suatu respon dalam bentuk suatu tindakan."12 Kedua faktor ini berpengaruh penting agar tercapainya persepsi seseorang terhadap suatu pengamatannya. Proses pengelompokan, membedakan, dan mengorganisir informasi pada dasarnya dapat terjadi pada tingkatan sensasi. Hanya saja tidak terjadi interprestasi atau pemberian arti terhadap stimulus. Pada persepsi pemberian arti ini menjadi hal yang penting dan utama. Pemberian arti ini dikaitkan dengan isi pengalaman seseorang. Dengan kata lain, seseorang menafsirkan satu stimulus berdasarkan minat, harapan, dann keterkaitannya dengan pengalaman yang dimilikinya. Oleh karena itu, persepsi juga dapat didefinisikan sebagai interpretasi berdasarkan pengalaman. 2.
Ciri-ciri Umum Dunia Persepsi Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks in disebut sebagai dunia persepsi. Agar menghasilkan suatu pengindraan
Wina Geuma Yunita, “Persepsi Remaja Terhadap Pendidikan Seks di SMP Negeri “X” Kota depok Tahun 2014”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2014, h. 10, tidak dipublikasikan. 12 Yudi Asmara dan Suhirman, “Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekowisata Kampung Cikidang Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V1N2. 2014. 11
10
terhadap persepsi yang bermakna, ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi: a. Modalitas: rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-masing indra (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi peraba dan sebagainya).13 Rangsangan yang diterima itu haruslah diambil yang sifatnya positif terhadap diri kita sendiri maupun buat orang lain. b. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, latar depan latar belakang, dan lain-lain.14 Dalam arti ruang tersebut adalah ruang yang mempunyai isi untuk mempunyai suatu persepsi. c. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan lain-lain.15 Waktu itu terus berputar sama halnya seperti bumi ini yang terus berputar. d. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejalagejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya.16 Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu dari semua gejala-gejala dalam dunia pengamatan atau persepsi. e. Dunia penuh arti: dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cendrung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang hubungannya dalam diri kita.17 Oleh karena itu persepsi mempunyai arti dunia penuh arti, sehingga
orang
yang
mempunyai arti tertentu.
13
Saleh, op. cit., h.111 Saleh. loc. cit. 15 Saleh, loc. cit. 16 Saleh, op. cit., h.112 17 Saleh, loc. cit. 14
melakukan
pengamatan
atau
persepsi
11
3.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Persepsi Robbin dan Judge dalam Ilma Avitrianti menjelaskan, walaupun semua individu melihat suatu hal yang sama, persepsi mereka terhadap hal tersebut dapat berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor eksternal, faktor internal, dan fakor perhatian. Pada faktor eksternal diperoleh dari stimulus dan tidak semua stimulus aka diteruskan dalam proses persepsi, tetapi sebagian saja. Faktor internal berasal dari individu dan saat menghadapi stimulus mana yang diperhatikan sehingga menimbulkan kesadaran individu. Sedangkan, faktor perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukan pada suatu objek.18 Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada merupakan proses pengindraan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi: a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia pasti saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menaggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu, individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.19 Dengan demikian objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan, karena itu perlunya perhatian yang selektif untuk menerima rangsang-rangsang perhatiannya terhadap persepsi tersebut. b. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas
Ilma Avitrianti, “Persepsi Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan Terhadap Kerjasama Pendidikan”, Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2013, h. 27, tidak dipublikasikan. 19 Saleh, op. cit., h.128. 18
12
rangsangnya paling kuat.20 Sebab itu rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik diperhatikan dengan secara saksama dan terfokuskan. c. Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman tentunya punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitian juga menunjukan, bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar dari pada anak-anak orang kaya.21 Arti dari pengartian kata tersebut yaitu nilai dan kebutuhan seseorang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain, sehingga terjadinya perbedaan persepsi didalam kehidupan sehari-hari. d. Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersiapkan dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman Irian.22 Masyarakat di pedalaman mempunyai pengalaman terlebih dahulu dari pada masyarakat di perkotaan, karena masyarakat di pedalaman itu serba masih mempertahankan budaya-budaya yang ada pada suku dan adat istiadatnya. 4.
Jenis-jenis Persepsi Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis : 1.
Persepsi visual: Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
20
Saleh, op. cit., h.129. Saleh, loc.cit. 22 Saleh, loc.cit. 21
13
2.
Persepsi
auditori:
Persepsi
auditori
didapatkan
dari
indera
pendengaran yaitu telinga. 3.
Persepsi perabaan: Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4.
Persepsi penciuman: Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5.
Persepsi pengecapan: Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
B. Pergaulan 1.
Pengertian Pergaulan Manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan secara umum, bahwa “ia dilahirkan untuk berhubungan dan bergaul dengan sesamanya, karena ia tidak dapat hidup sendirian.”23 Menurut hakekatnya ia dilahirkan untuk menjadi bagian dari suatu keutuhan masyarakat, seperti yang kita lihat pada negara ataupun keluarga. Jadi, manusia itu merupakan bagian dari suatu organisme sosial. Pergaulan merupakan “jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan
sosialnya.”24
Kuat
lemahnya
suatu
interaksi
sosial
mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung. Menurut Soerjono Soekanto pergaulan merupakan "cara yang dipakai atau dilakukan oleh seseorang dalam menjalin hubungan sosial 23 24
Naldjoeni, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: PT. Alumni, 1997), h. 17 http://id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 17 Juli 2016, pukul 20.37 WIB
14
antara individu dengan kelompoknya, atau kelompok lain.”25 Pergaulan yang dimaksud ialah sebuah proses yang dialami oleh setiap manusia saat menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Menurut Bonner pergaulan merupakan “suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.”26 Dalam pergaulan juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi satu sama lainnya. Selanjutnya Menurut Bimo Walgito pergaulan adalah “hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.”27 Pengertian pergaulan dari Bimo Walgito mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Menurut Gunarsa Singgih dan Gunarsa Yulia, pergaulan berarti “pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi.”28 Pengertian lain muncul dari Aristoteles yang mendefinisikan pergaulan adalah “manusia yang merupakan makhluk yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial.”29 Yang dimaksud Aristoteles yaitu manusia merupakan makhluk yang saling berhubungan dan bergaul antara yang satu dengan yang lainnya. Dilihat dari segi agama dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan itu. Dari segi bahasa pergaulan artinya 25
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 115 26 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama IKAPI, 2004), h. 62 27 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003), h. 65 28 Gunarsa Singgih & Gunarsa Yulia, Psikologi Muda-Mudi, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 50 29 Chairul Mahfud, 39 Tokoh Sosiologi Dan Politik Dunia, (Surabaya: PT. Jaring Pena Press Media Utama 2009), h. 39
15
“proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.”30 Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31.
Artinya: (30) Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (31) Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S An-Nur : 30-31) 30
h. 67
Quantum, Etika Pergaulan Remaja Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010),
16
Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Yang terjadi dalam pergaulan tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah SWT tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “pergaulan merupakan hubungan dalam bergaul, seseorang yang bercampur untuk bergaul dan bersahabat.”31 Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain. Menurut Ghozali Pergaulan merupakan “suatu hubungan yang dijalin antar individu yang meliputi perasaan, tingkah laku, serta yang ada di dalamnya.”32 Menurut Basrowi “Pergaulan tidak dapat di lepaskan dari interaksi yaitu hubungan yang dinamis antar individu dengan individu yang lainnya, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok yang lainnya.”33 Dari beberapa definisi di atas terdapat kesamaan arti bahwa pergaulan memiliki pengaruh dalam membentuk suatu komponen kepribadian seseorang, pergaulan yang dilakukan oleh seseorang tanpa di sadari akan membentuk dirinya menyerupai lingkungan bergaulnya. Jadi kepribadian seseorang dapat dilihat dari pergaulannya,apakah pergaulan yang positif atau pergaulan yang negatif, karena pergaulan memiliki ragam pola yang terarah serta ragam pola yang tidak terarah. 31
http://kbbi.web.id, diakses pada tanggal 21 Juli 2016 pukul 22.21 WIB Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Bandar Lampung: Bumi Aksara, 1992), h. 31 33 Ibid., 32
17
2.
Faktor Penyebab Terjadinya Pergaulan Menurut Soerjono Soekanto, faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan di antaranya sebagai berikut: a.
Faktor Internal Apabila seseorang melakukan pergaulan, sesungguhnya secara naluriah manusia mempunyai dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri, antara lain: 1) Dorongan Untuk Meneruskan/Mengembangkan Keturunan Secara naluriah manusia mempnyai dorongan untuk saling tertarik dengan lawan jenisnya. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak perlu dipelajari, orang akan mengerti secara sendirinya, orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan. 2) Dorongan Untuk Memenuhi Kebutuhan Manusia Manusia memerlukan keberadaan orang lain sebagai pihak yang menyediakan berbagai kebutuhan hidup yang diperlukan. Manusia tidak mungkin hidup sendiri dan mandiri tanpa keberadaan orang lain. 3) Dorongan Untuk Mempertahankan Hidup Pada manusia primitif manusia hidup berkelompok membentuk suatu satu kesatuan (suku) untuk menghadapi serangan suku bangsa yang lain maupun serangan binatangbinatang buas. Suku-suku ini terhimpun menjadi satu sistem sosial, sistem ekonomi dan sistem sosial budaya. 4) Dorongan Untuk Melakukan Komunikasi Dengan Sesama Secara naluriah manusia memerlukan keberadaan orang lain untuk saling bergaul mengungkapkan keinginan yang ada. Manusia merasa tentram bila hidup bersama-sama dan bergaul dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
18
b. Faktor Eksternal Selain dorongan-dorongan yang bersifat internal, manusia juga melakukan pergaulan atas dasar dorongan eksternal, yaitu dorongandorongan yang berasal dari luar dirinya. Sesuatu yang menarik perhatian dapat berupa orang, benda atau keadaan-keadaan yang menjadi suatu rangsangan untuk melakukan pergaulan dengan orang lain. Adapun macam-macam dorongan eksternal tersebut antara lain: 1) Adanya Simpati Dalam suatu pra bergaul seorang individu akan merasa tertarik untuk bergaul dengan orang lain. Inilah yang dimaksud dengan simpati yang selanjutnya akan menggerakkan individu untuk mengawali proses bergaul dengan pihak yang lain. Dalam suatu bergaul psikis yang paling mendasar adalah rasa simpati seseorang terhadap orang lain. Pada dasarnya simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaannya atau karena pola pikir, yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati. Simpati ini akan menjadi dorongan yang sangat kuat pada diri seseorang untuk melakukan kontak dan bergaul dengan orang tersebut dan hasilnya akan sangat efektif untuk terjadinya suatu proses pergaulan, nilai-nilai melalui proses bergaul tersebut. Dengan adanya rasa simpati maka akan mendorong seseorang untuk berbuat apa saja untuk mewujudkan rasa simpati pada orang tersebut. 2) Adanya Motivasi Motivasi muncul karena adanya rangsangan yang berasal dari luar diri seseorang sehingga individu terdorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan melibatkan orang lain.
19
Motivasi dalam suatu pergaulan adalah dorongan yang ada pada diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan. Motivasi ini muncul karnea pertimbangan rasionalitas. Motivasi seseorang bisa dibangkitkan atas dasar keadaan ataupun pengaruh dari orang lain sehingga memunculkan suatu perbuatan bagi seorang individu untu melakukan pergaulan dengan orang lain. 3) Adanya Empati Proses empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Melalui panca indra proses empati telah mampu menggerakkan perasaan seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap orang lain. Pada dasarnya rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati pada hakikatnya adalah kelanjutan dari rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya. 4) Adanya Sugesti Awal dari proses sugesti adalah adanya kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain, sehingga orang yang dipercayai akan sangat memengaruhi perilaku bagi orang yang mempercayai. Proses inilah yang dinamakan dengan sugesti. Dalam pergaulan salah satu faktor pendorongnya adalah sugesti yaitu pengaruh psikis yang ada pada kejiwaan seseorang yang datang dari diri sendiri ataupun dari orang lain karena adanya kepercayaan terhadap sesuatu hal dari orang yang dipercayai. Pengaruh ini datang secara tiba - tiba tanpa adanya pemikiran yang detail yang dipertimbangkan terlebih dahulu.
20
Selanjutnya sugesti ini akan membuahkan dorongan kepada individu untuk melakukan suatu pergaulan dengan pihak lain. 5) Adanya Imitasi Sebagai awal dari proses imitasi sesungguhnya adalah adanya kesamaan pola pikir atau tata nilai antara diri seseorang dengan objek yang dikenal melalui panca indra. Sehingga terdorong manusia untuk menirunya. Proses seperti ini merupakan proses imitasi. Pada dasarnya imitasi adalah suatu keinginan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap pihak lain yang diangap cocok. 6) Adanya Identifikasi Proses identifikasi terjadi karena teikat oleh suatu aturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri seperti orangorang yang lain. Proses seperti inilah merupakan proses identifikasi. Proses identifikasi dapat juga terjadi atas dasar kesenangan
atau
kecocokan
sehingga
tertarik
untuk
menyesuaikan diri dengan orang-orang yang lain. Pada umumnya pergaulan terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal seperti yang sudah dujelaskan di atas bagaimana faktor pendorong yang saling berkaitan satu sama lainnya. Karena faktor-faktor tersebut “cikal bakal munculnya pergaulan manusia yang awalnya manusia tidak mengenal pergaulan maka dengan adanya faktor-faktor tersebut manusia akan melakukan pergaulan sesuai dengan karakter orangnya masing-masing.”34
34
Soekanto, op. cit., h. 132
21
3.
Macam-macam Pergaulan Pergaulan dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pergaulan yang bersifat positif dan pergaulan yang bersifat negatif. a.
Pergaulan Positif Pergaulan yang bersifat positif ialah pergaulan yang di latar belakangi dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, seperti: 1) Kerja kelompok untuk mengerjakan tugas dari Dosen 2) Membuat laporan tugas bersama-sama 3) Sering melakukan hal yang positif bersama teman-temannya Dengan pergaulan mahasiswa lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai. Dan Pergaulan mahasiswa mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri.35 Dengan pergaulan mahasiswa mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladan. Adapun pengaruh dalam pergaulan yang positif, karena “pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal
lingkungan
sosialnya”,36
melalui
pergaulan
dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut: 1) Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas dalam melakukan sesuatu. 2) Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masingmasing perlu dihargai.
35 36
Ishomuddin, Pengantar Sosiologo Agama, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2002), h. 19 Ibid, h. 20
22
3) Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mamu meningkatkan rasa percaya diri. 4) Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani. b. Pergaulan Negatif Pergaulan yang bersifat negatif adalah “pergaulan perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Atau dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan.”37 Pergaulan negatif sekarang sudah menjadi trend baru bagi anak muda zaman sekarang. Mereka melakukan perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai budaya serta agama. Mereka sama sekali tidak memikirkan dampak apa yang terjadi pada mereka. “Mereka hanya
memikirkan
kepuasannya
sendiri
tanpa
memikirkan
dampaknya terhadap orang lain.”38 Berbagai jenis pergaulan negatif diantaranya: 1) Seks Bebas Seks bebas telah merambah dunia anak muda Indonesia. Mereka berpikir bahwa dengan sex mereka bisa puas dan enjoy. Mereka tidak berpikir tentang dampak yang terjadi jika mereka tertular virus HIV/AIDS. Virus yang belum ditemukan untuk menyembuhkannya. Salah satu penyebab Seks bebas adalah media. Medialah yang paling banyak mempengaruhi moralitas anak bangsa. Semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda.
37 38
Simanjuntak, Latar Pergaulan bebas, (Bandung: Alumni 1997), h. 71 Ibid., h. 73
23
Soerjono Soekanto menganggap seks bebas itu sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk
melakukan
perbuatan-perbuatan
seksual
dengan
mendapatkan upah.39 2) Narkoba Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Narkoba menjadi ancaman terberat bagi bangsa ini. Berapa puluh ribuan orang yang sudah terjangkit narkoba. Narkoba terdiri dari beberapa macam yaitu : a) Opiat (heroin, morfin, ganja) b) Amfetamin (shabu, ekstasi, inex) c) Kokain d) Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon) 3) Kehidupan Malam Kehidupan malam identik dengan seks bebas, alkohol dan obat terlarang. Itu tidak bisa dipungkiri ketika mewabahnya ekstasi dan shabu-shabu. Obat terlarang jenis ini sering ditemui di klub-klub malam. Alkohol mudah sekali dijumpai ketika kita masuk dalam klub-klub malam. Dunia ini banyak dirambah oleh kalangan atas dan kalangan selebritis. Mereka menghamburhamburkan uang demi kepuasan sesaat. Tetapi pada kenyataan zaman sekarang banyak para remaja terutama para mahasiswa telah mengenal tentang dunia malam yang penuh kelabu. 4) Alkohol (minunan keras) Kita sudah tidak asing lagi dengan kata minuman keras, minuman keras atau yang sering disebut miras mudah sekali ditemui di manapun kita berada. Alkohol adalah zat yang paling sering
disalahgunakan
manusia,
alkohol
diperoleh
atas
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dalam peragian tersebut akan menghasilkan kurang lebih 15%, 39
Abdul Syani, op. cit., h. 194
24
tetapi jika dilakukan penyulingan maka dapat menghasilkan kurang lebih 100%. Pengonsumsian
alkohol
yang
berlebihan
dapat
mengakibatkan pengerutan otak dan pengonsumsian alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda.40 Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar. Tapi bodohnya masyarakat Indonesia sudah terbukti, banyak terdengar kabar para pemabuk tewas ketika menengguk minuman keras, ternyata minuman keras itu sudah dicampur dengan bahan-bahan yang berbahaya seperti baygon, soklin, soffel dan banyak lainnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur,an Surat Al-Ma’idah ayat 90-91:
Artinya: 90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib
dengan
panah[434],
adalah
Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
40
Ibid., h. 86
25
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Yang patut
disayangkan pula dari pergaulan kebanyakan
mahasiswa saat ini adalah standar nilainya diambil dari tradisi budaya ataupun cara hidup masyarakat yang naon muslim. Contoh, pakaian yang dipakai itu modelnya harus sesuai dengan mode-mode yang berkembang di dunia internasional saat ini. Dan bisa kita lihat pakaian-pakaian tersebut jarang sekali ada yangcocokdengan kriteria pakaian yang pantas secara islam. Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun ke dunia pergaulan yang menyimpang. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum-minuman keras, dan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan teman nongkrong atau gengnya bisa dianggap tidak setia kawan. Paradigma seperti itulah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya tindakan mereka itu telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri. C. Mahasiswa 1.
Pengertian Mahasiswa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi”.41 Menurut Hartaji dan Damar, mahasiswa adalah “seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri
41
dari
akademik,
politeknik,
sekolah
tinggi,
institut
http://kbbi.web.id, Di akses pada tanggal 5 Oktober 2016, pukul 12.27 WIB
dan
26
universitas.”42 Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Menurut Dwi Siswoyo, mahasiswa dapat didefinisikan sebagai “individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.”43 Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Menurut Syamsu Yusuf, seorang “mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan.”44 Tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup dan hidup secara mandiri. Menurut Prof Ichlasul Amal mengatakan bahwa “mahasiswa itu seperti asap. Bisa setiap saat muncul dan bisa cepat menghilang sesuai dengan kebutuhan, apabila misi moralnya telah terserap. Nuansa seperti itu menggambarkan bahwa misi moral yang diemban mahasiswa belum terwujud.”45 Menurut
Sugandhi
mengatakan
bahwa
berdasarkan
fase
perkembangan peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa tidak hanya tentang pencapaian kesuksesan secara akademik. “Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan perilaku dan pribadi untuk mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai sosial selain kesuksesan secara akademik.”46 Mahasiswa sudah menjadi bagian dari masyarakat seutuhnya dengan peran yang nyata. Wujud peran nyata mahasiswa yaitu 42
Hartaji, Damar A, Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua.(Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, 2012), h. 5 43 Dwi Siswoyo, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Pers, 2007), h. 121 44 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), h. 27 45 Kunarto, Mahasiswa Menuntut, (Jakarta: PT. Cipta Manunggal, 1999), h. 2 46 Nani M Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 119
27
melalui pelaksanakan nilai dan norma yang ada didalam masyarakat dengan baik. Prestasi secara akademik yang bagus dengan ditunjang karakter yang baik di lingkungan masyarakat menunjukan kesuksesan akademik mahasiswa secara keseluruhan. Kesuksesan akademik mahasiswa terwujud dalam Indeks Prestasi (IP), pola hidup sehari-hari, dan praktik ajaran agama. Indeks prestasi menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran. Indeks prestasi akan menunjukkan nilai-nilai sebagai syarat kelulusan dan hasil selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Nilai yang tinggi menunjukkan keberhasilan dalam belajar materi perkuliahan. Pola hidup sehari-hari merupakan sikap dan kebiasaan mahasiswa. Kebiasaan terbentuk dari manifestasi nilai-nilai sosial yang diajarkan saat perkulihan dan pengaruh lingkungan. Kebiasaan dan sikap yang baik menunjukkan kesuksesan mahasiswa dalam mempraktikkan teori-teori yang dipelajari saat perkuliahan. Praktik agama merupakan kebutuhan mental setiap manusia. Praktik agama yang baik menunjukkan kesuksesan mahasiswa dalam menyerap lebih dalam nilai-nilai mental dalam aktivitas perkuliahan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. 2.
Karakteristik Perkembangan Mahasiswa Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, “terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok
28
sebaya dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya.”47 Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. “Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan.”48 Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu: a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya. b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya. c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan 47 48
John W Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja. (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 74 Papalia Diane & Feldman RD, Human Development, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 62
29
memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada. d. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya. e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai. f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya. Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku dilingkungannya. g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan berikutnya yakni masa dewasa muda.49 Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk kepribadian tersendiri.Adapun ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain:
49
Gunarsa Singgih & Gunarsa Yulia, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), h. 129
30
a. Dapat berdiri sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup. b. Dapat bertanggung jawab dalam arti sebenarnya terutama moral. c. Memiliki sifat-sifat yang konstruktif terhadap masyarakat dimana ia berada.50 Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
karakteristik
mahasiswa ialah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana dia berada.
D. Kost-kostan Kost-kostan begitulah istilah yang sangat sering kita dengar. Berkembangnya ekonomi masyarakat juga mempengaruhi para pemilik usaha jasa kost-kostan ini. Dimana pada awalnya usaha kost-kostan ini tidak meberikan fasilitas yang baik. Seperti halnya kebersihan, kenyamanan, keamanan, ketiga hal tersebutlah yang saat ini gencar diperbincangkan oleh para calon pengguna jasa kost-kostan ini. Lokasi yang dekat dengan perkantoran maupun sekolah adalah lokasi yang sangat strategis untuk di bangunnya jasa kost-kosan ini. Dimana para penghuni jasa kost-kostan ini akan diberikan keuntungan tersendiri bagi orang tersebut, seperti halnya jarak tempuh kantor atau sekolah yang menjadi lebih dekat, sehingga mereka dapat menghemat waktu dan biaya transportasi. Tidak jarang banyak kalangan orang tua yang 50
Ahmadi Abu & Sholeh Munawar, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 90
31
menyekolahkan anaknya jauh di luar daerah tempat tinggal orang tuanya, sehingga tidak memungkinkan untuk pulang pergi rumah-sekolah setiap hari yang dikarenakan jarak tempuh yang begitu jauh. Untuk saat ini persaingan jasa kost-kostan ini sangatlah ketat. Dimana harga atau tarif yang diberikan sangatlah bersaing dengan fasilitas yang di berikan. Namun tarif dan fasilitas bukanlah faktor penting, namun yang terpenting adalah kenyamanan. Dimana penyewa bisa beristirahat dengan nyaman. Tak hayal untuk saat ini ada bermacam–macam tipe jasa kos-kostan ini, dari tipe yang low price low quality dan high price high quality. Biasanya pengguna jasa kostkostan dengan price yang rendah adalah kalangan pegawai dan mahasiswa dimana semua biaya bisa diminimalisir seminimal mungkin. Dengan tujuan biaya hidup. Berbeda dengan kalangan yang menggunakan jasa kost-kostan dengan tarif yang mahal dimana fasilitas yang diberikan juga lebih menjanjikan, pengguna jasa ini biasanya adalah kaum atas seperti manager perusahaan dan kalangan berduit. kelengkapan fasilitas adalah faktor yang mempengaruhi mengapa tarif jasa kot-kostan ini bisa lebih mahal dari yang biasanya. Saat ini kost-kostan selalu memberikan berbagai sisi pemikiran. Mulai dari kemandirian, kebebasan, keakraban, dan sosialisasi. Mungkin banyak diantara kita berfikir akan jika seseorang menggunakan jasa kost-kostan perilakunya akan menjadi mandiri yang baik, tak semua pengguna jasa kostkostan ini memiliki sifat dan karakter yang sama, tak heran banyak juga yang memilih kost hanya untuk kebebasan, tanpa adanya waktu yang mengatur. Namun “dari kebebasan itu bukan selamanya memiliki pemikiran negative, namun ada segi positifnya, seperti bebas bersosialisasi dengan orang lain untuk menambah kekerabatan kebersamaan.”51 1.
Pengertian Kost-kostan Kost-kostan bisa juga disebut rumah penginapan. Itu adalah “rumah yang digunakan untuk orang. Digunakan orang untuk menginap selama
51
http://tugaskuliahkresna.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 6 September 2016, pukul 20.22 WIB
32
satu hari ataupun lebih. Dan kadang-kadang untuk periode tertentu dengan waktu yang lebih lama misalnya minggu, bulan, dan mungkin tahunan.”52 Dahulunya, penginapan biasanya menggunakan sarana kamar mandi atau cuci, pantry dan ruang makan secara bersama-sama namun tahun belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang memiliki ruang cuci, dan fasilitas kamar mandi sendiri dan di huni dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan. Kata “kost” saat kita dengar dan diucapkan akan terdengar sama, berarti kata ini “termasuk Homofon dalam Bahasa Indonesia, karena bunyi dan penyebutannya akan terdengar sama di telinga. Homofon (bahasa Yunani: ὁμός, homós, "sama" dan φωνή, phōnḗ , "bunyi") adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari segi maksud.”53 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata yang tepat adalah “kost/kost-kostan, sedangkan dalam Bahasa Inggris cost berarti harga atau pembayaran.”54 Kost-kostan
merupakan
“tempat
yang
disediakan
untuk
memfasilitasi wanita maupun pria, dari pelajar, mahasiswa, dan pekerja umumnya untuk tinggal, dan dengan proses pembayaran per bulan, atau sesuai pemilik (ada yang per beberapa bulan, per tahun).”55 Fungsi koskosan ini sebagai tempat tinggal, saat ini berkembang dengan penambahan aktifitas dan sarana pendukung baik di dalam lokasi bangunan (kost-kostan) maupun di sekitar kosan tersebut. Misalnya ada kos-kosan yang menyediakan failitas warnet di bagian depan kos-kosan, yang dibuka seharian maupun beberapa jam untuk umum, kemudian fasilitas rumah makan, fasilitas kesehatan, dan sebagainya.
52
https://rumahindekost.blogspot.co.id. Diakses pada tangga l6 September 2016, pukul 20.51
WIB 53
http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 6 September 2016, pukul 21.26 WIB http://kbbi.web. Diakses pada tanggal 6 September 2016, pukul 21.48 WIB 55 http://dwifpputeri.blogspot.co.id Diakses pada tanggal 6 September 2016, pukul 22.16 54
WIB
33
2.
Fungsi Kost-kostan Kost-kostan dirancang untuk “memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang berasal dari luar kota maupun luar daerah namun tidak sedikit pula kost-kostan dihuni oleh masyarakat umum yang tidak memiliki tempat tinggal/rumah pribadi.”56 Dimana berkeinginan untuk berdekatan dengan lokasi aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu fungsi kos-kosan dapat dijabarkan sebagai berikut: a.
Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa atau pelajar yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya.
b.
Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan dengan lokasi kerja.
c.
Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisiplin mandiri dan bertanggung jawab.
d.
Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.
56
http://artikelsiana.com Diakses pada tanggal 6 September 2016 Pukul 23.48 WIB
34
D. Hasil Penelitian Yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang penyusun lakukan ada beberapa sejalur dengan tema dari penelitian yang telah dilakukan oleh penyusun, di antaranya: 1.
Skripsi dari Helbra Marni Pardosi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara Medan 2014 yang berjudul tentang Pergaulan Bebas (Studi Etnografi Tentang Perilaku Mahasiswa Kost di Kelurahan Titi Rante, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan Skripsi ini mengkaji tentang proses dan dampak pergaulan di kalangan mahasiswa kost yaitu permasalahan perilaku mahasiswa yang terlibat dalam pergaulan. Proses tersebut dimulai dari berbagai latar belakang atau faktor-faktor penyebab bagi mahasiswa dan juga melihat sejauh mana sikap masyarakat dan teman lainnya terhadap pelaku. Pada penelitian ini menanyakan terkait macammacam pergaulan bebas yang dilakukan mahasiswa kost dan perilaku menyimpang apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa kost.57
2.
Skripsi dari Fiqie Zulfikar, Fakultas Hukum Jurusan Hukum Masyarakat Dan Pembangunan Universitas Hasanuddin Makassar 2014 yang berjudul tentang Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Perilaku Seks Bebas Bagi Mahasiswa Di Kota Makassar. Skripsi ini mengkaji tentang faktor penyebab terjadinya perilaku seks bebas oleh mahasiswa dan upayaupaya penanggulangan perilaku seks bebas di kalangan mahasiswa. Faktor utama yang mempengaruhi perilaku seks bebas adalah tidak kuatnya iman pelaku. Adapun upaya-upaya penanggulangan yang dilakukan agar mahasiswa tidak terlibat dalam perilaku seks bebas antara lain: penanaman nilai moral pada diri mahasiswa, Memilih lingkungan pergaulan yang sehat dan menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga, melakukan bimbingan sosial secara perorangan kepada pelaku
Helbra Marni Pardosi, “Pergaulan Bebas (Studi Etnografis Perilaku Mahasiswa Kost di KelurahanTiti Rante Kecamatan Medan Baru Kota Medan)”, Skripsi Universitas Sumatera Utara, Medan, 2014, (http://repository.usu.ac.id) 57
35
untuk menyadarkannya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Pada penelitian ini menanyakan terkait mahasiswa yang melakukan seks bebas dan menanyakan terkait cara penanggulangannya. 58 3.
Skripsi dari Khoirul Umam, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Semarang 2012 yang berjudul Perilaku Pergaulan Bebas Di Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini menjelaskan tentang pergaulan bebas ini sudah menjadi peristiwa yang fenomenal pada mahasiswa di lingkungan kampus Universitas Negeri Semarang. Pada penelitian ini menanyakan terkait apa saja perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa kost.59
4.
Artikel dari Nita Yulianti yang berjudul Etika Pergaulan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang tahun 2015. Dalam artikel ini menjelaskan bahwa mahasiswa banyak yang terbawa arus pergaulan yang kurang baik karena nilai-nilai yang diberikan dalam keluarga kurang bisa diterima oleh mahasiswa, keluarga mempunyai tanggungjawab yang vital untuk menghasilkan anak-anak yang beretika, santun dan mempunyai keimanan. Pada penelitian ini menanyakan terkait maraknya pergaulan bebas karena perkembangan zaman.60
5.
Artikel dari Nanang Husairi yang berjudul Pergaulan Di Kalangan Mahasiswa tahun 2014. Dalam tulisan ini menjelaskan bahwa pergaulan mahasiswa ini tidak terlepas dari perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih sehingga mahasiswa rentan terhadap pengaruhpengaruh dari kebudayaan luar lalu mereka mengikuti kebudayaan yang di bawa oleh orang asing. Pada penelitian ini menanyakan terkait
Fiqie Zulfikar, “Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Perilaku Seks Bebas Bagi Mahasiswa Di Kota Makassar”, Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014, (http://docplayer.info) 59 Khoirul Umam, “Perilaku Pergaulan Bebas Di Kalanngan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012, (http://uap.unnes.ac.id) 60 Nita Yulianti, “Etika Pergaulan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang” Artikel, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang, Padang, 2015, (http://nitayulianti95.blogspot.com) 58
36
perubahan zaman yang dilakukan mahasiswa dengan melakukan perilaku yang menyimpang.61 Perbedaan dari penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yaitu penulis lebih menjelaskan lebih mendalam terkait perilaku pergaulan mahasiswa yang menyimpang, sedangkan pada penelitian yang relevan hanya menjelaskannya secara global. menjelaskannya secara global. Perbedaan selanjunya yaitu pada penelitian yang relevan hanya mengkaji
dampak-dampak dan
faktor-faktornya
saja, tetapi
penulis
menjelaskan secara keseluruhan terkait perilaku menyimpang mahasiswa yang tinggal di tempat kost. Pada penelitian yang relevan hanya mengkaji terkait seks bebas dan narkoba saja, sedangkan peneliti mengkaji terkait minuman keras. Pergaulan mahasiswa yang tinggal di tempat kost sering melakukan kegiatan yang negative atau menyimpang.
61
Nanang Husairi, “Pergaulan Di Kalangan Mahasiswa", 2014, (http://n4ngh.blogspot.co.id)
37
E. Kerangka Berpikir Pada setiap jenis penelitian, selalu menggunakan kerangka berpikir sebagai alur dalam menentukan arah penelitian, hal ini untuk menghindari terjadinya
perluasan
pembahasan
yang menjadikan penelitian tidak
terarah/terfokus. Pada penelitian ini maka peneliti menyajikan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 003
PERGAULAN MAHASISWA KOST
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 003
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat yang dipilih sebagai tempat penelitian ini adalah di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. Lokasi ini dipilih karena pada lokasi ini peneliti melihat para mahasiswa melakukan tindakan yang membuat warga sekitar merasa tidak nyaman dengan adanya kegiatan mahasiswa kost ini, terutama pada malam hari. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui seperti apa pergaulan mahasiswa yang tinggal di tempat kost, terutama yang tinggal di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Peneliti datang langsung ke lapangan dengan maksud untuk observasi, wawancara serta studi dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian adalah empat bulan mulai Juni 2016 sampai dengan Oktober 2016, penelitian ini akan berakhir jika semua data telah cukup lengkap untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas waktu tersebut masih bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian. Adapun jadwal penelitian yang penulis buat agar penelitian ini dapat berlangsung sesuai jadwal dan lebih terarah.
39
Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian Kegiatan
Juni
Juli
Agustus
September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Oktober
3 4 1 2 3 4
Survei lokasi penelitian Penyusunan Bab I-III Izin Lokasi Penelitian Observasi lokasi penelitian Pengumpulan data Pengolahan data dan Bab IV Penarikan kesimpulan dan Bab V Penulisan Laporan
B. Metode Penelitian 1.
Pendekatan Jenis Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Maksud dari penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya
40
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut. Dan dengan penelitian kualitatif ini akan menghasilkan data deskriptif.”62 Jenis peneliti ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik, yaitu “memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.”63 “Data yang di peroleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.”64 Selanjutnya, desain penelitian deskriptif ini nantinya menggunakan teknik studi kasus, yaitu teknik penelitian yang lebih menekankan kedalaman dan keutuhan obyek yang diteliti. 2.
Menentukan Sumber Data Data merupakan “perwujudan dari informasi dengan sengaja digali untuk dikumpulkan guna mendiskripsikan peristiwa atau kegiatan lainnya.”65 Informasi data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu data primer dari tangan pertama dan data sekunder dari tangan kedua. a.
Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya merupakan data primer. Data primer diperolehnya sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat dan masih memerlukan analisa lebih lanjut. “Data yang diperoleh dari responden masih sangat polos, tidak menutup-nutupi atau mengganti dengan jalan pikirannya, diceritakan sesuai yang ia dapat atau ia lihat sendiri sesuai dengan keadaan nyatanya merupakan data murni.”66 Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
62
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 15 Ibid., h. 283 64 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 39 65 Ibid., h. 158 66 Ibid., h. 79 63
41
diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tulisan atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film. “Pencatatan data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta menguraikan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.”67 Sumber data primer meliputi: 1) Bapak Daryadi (Ketua Rukun Tetangga 003 Kelurahan Cempaka Putih) 2) Sebagian masyarakat Sekitar RT 003 RW 003 Kelurahan Cempaka Putih. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari atau berasal dari kepustakaan disebut sebagai data sekunder. Data ini digunakan untuk “melengkapi data primer, mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagai data praktek yang sacara langsung dalam praktek yang ada secara langsung dalam praktek di lapangan atau ada di lapangan karena penerapan suatu teori.”68 Data sekunder “diperoleh dari sejumlah buku bacaan yang menjelaskan tentang pergaulan, mahasiswa, kost-kostan dan bukubuku lain yang memiliki relevansi dengan pembahasan tentang pergaulan mahasiswa kost, selain buku data juga diperoleh dari media lain seperti majalah, surat kabar, dan lain-lain.”69 C. Populasi dan Sampel Data 1.
Populasi Dalam penelitian kualitatif “tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,
67
Sugiyono, op. cit., h. 306 Ibid., h. 308 69 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 117 68
42
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi social pada kasus yang dipelajari.”70 Saat ini “terdapat 10 tempat kost yang berada di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur.71” Data ini merupakan data terbaru tahun 2016. 2.
Sampel Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergency sampling design). Yaitu, “dengan memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan.”72 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah Teknik Purposive sampling (sampling bertujuan). Teknik Purposive Sampling adalah di mana peneliti cenderung memilih responden secara variatif berdasarkan (alasan), sehingga dalam penelitian ini menggunakan Maximum Variation Sampling. Namun demikian “responden yang dipilih dapat menunjuk responden lain yang lebih tahu, maka pilihan responden dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan penelitian dalam pengambilan data penelitian.”73 Sehingga peneliti akan mendapatkan informasi sesuai dengan datadata yang diinginkan, yang nantinya diperlukan dalam pembuatan laporan penelitian. Berikut ini ada tabel yang berisikan beberapa informan kunci dalam penelitian ini:
70
Ibid., h. 298 Data Ketua Rukun Tetangga 003 72 Sugiyono. op .cit., h. 301 73 Ibid., h. 303 71
43
Tabel 3.2 Informan Kunci No.
Nama
Usia
Keterangan
1
Daryadi
42
Ketua RT
2
Putri
22
Mahasiswi
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara: 1.
Metode Observasi Menurut Margono “metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.”74 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, keadaan geografis, sarana dan prasarana sebagai penunjang pendidikan dan kegiatan belajar mengajar. Berikut pedoman observasi : Tabel 3.3 Pedoman Observasi
No
1
2 3 4 5
74
Aspek yang diamati Pengaruh keadaan kehidupan di lingkungan kost di RT 003 RW 003 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Pola keseharian interaksi antara mahasiswa dengan warga sekitar di lingkungan kost RT 003 RW 003 Pola keseharian bergaul antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya Indikasi perilaku menyimpang pergaulan mahasiswa kost Solusi untuk menangani pergaulan mahasiswa yang berperilaku menyimpang di lingkungan kost RT 003 RW 003
Margono, op. cit., h. 159
Cheeklist
...............................
............................... ............................... ............................... ...............................
44
Dari alat bantu tersebut maka peneliti akan melakukan pengolahan data observasi partisipasi dengan menggunakan metode deskriptif. 2.
Metode Interview/wawancara Metode wawancara menurut Sutrisno Hadi yaitu “dapat dipandang sebagai metode pengumpulan dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan
dengan
sistematik
serta
berdasarkan
kepada
tujuan
pendidikan.”75 Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. 3.
Metode Dokumentasi Menurut Sugiyono “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.”76
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolahan data yang digunakan pada penelitian kualitatif adalah analisis non statistik. Yaitu dengan meneliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya. Masalah dilihat dari berbagai segi. “Data yang dikumpulkan bukanlah secara random atau mekanik, tetapi dikuasai oleh pengembangan hipotesis. Apa yang ditemukan pada suatu saat adalah satu pedoman yang langsung terdapat apa yang akan dikumpulkan berikutnya dan akan dicari.”77 Analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif (berkelanjutan) dan dikembangkan sepanjang program penelitihan. Analisis data dilaksanakan mulai penetapan masalah, pengumpulan dan setelah data terkumpul dengan menganalisa data sambil mengumpulkan data, lanjutnya, “peneliti dapat 75
Sugiyono. op. cit., h. 317 Ibid., h. 329 77 Margono, op. cit., h. 190 76
45
mengetahui metode mana yang harus dipakai pada tahap berikutnya, cara menganalisis data penelitian ini berbeda dengan penelitian kuantitatif, dimana analisa data dilakukan secara kronologis setelah data dikumpulkan semua.”78 Analisis data kualitatif adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.”79 Pendekatan peneliti pada analisis data adalah untuk memahami lebih banyak tentang apa yang dipelajari dari interpretasi minimal. Dalam melakukan analisis data, peneliti melakukan reduksi data, display data, kesimpulan sementara dan verifikasi. Dalam proses reduksi data bahan-bahan yang sudah terkumpul dianalisis, disusun secara sistematis dan ditonjolkan pokok-pokok persoalannya. Display data dilakukan karena data yang terkumpul cukup banyak. Data yang cukup banyak akan kesulitan dalam menggambarkan detail secara keseluruhan dan mengambil kesimpulan. Kesulitan ini dapat diatasi dengan cara membuat model, tipologi, matriks dan table sehingga keseluruhan data dan bagian-bagian detailnya dapat dipetakan dengan jelas. Data yang dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematis baik melalui penentuan tema atau model, tipologi, matriks dan sebagainya. Kemudian peneliti menyimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan
78 79
Sugiyono. op. cit., h. 333 Ibid.,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Profil Kelurahan Cempaka Putih 1.
Sejarah Kelurahan Cempaka Putih “Desa Cempaka Putih adalah hasil dari pemekaran dari Desa Rempoa pada tahun 1980 dengan Pejabat Kepala Desa Bapak H. Noor Abdullah dan Sekretaris Desa Bapak H. Asman Saidan, kantor Desa Cempaka Putih pada saat itu berlokasi di rumah (almarhum) Bapak H. M. Mursan (Kepala Dusun) pada saat itu”.80 Pada tahun 1982 Kantor Desa Cempaka Putih pindah ke jalan Jambu (tanah Desa) hingga saat ini. Selanjutnya pada tahun
1984
diadakan pemilihan kepala Desa yang pertama, dengan calon Kepala Desa, yaitu; (1) Bapak H. Asman Saidan, dan (2) Bapak Abdullrahim. Dari hasil pemilihan Kepala Desa tersebut, yang terpilih adalah Bapak H. Asman Saidan. Bapak H. Asman Saidan menjabat Kepala Desa Cempaka Putih selama 8 tahun; dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1993. Kemudian di tahun 1993 kembali diadakan pemilihan Kepala Desa Cempaka Putih dengan calon Kepala Desa, yaitu; (1) Bapak H. Asman Saidan, dan (2) Ibu Caisah M. Kemudian yang terpilih adalah Bapak H. Asman Saidan, menjabat Kepala Desa untuk yang kedua kalinya dengan Sekteraris Desa Bapak H. Aslih HS. Raihan prestasi Desa Cempaka Putih tahun 1993, berhasil meraih Juara I Tingkat Provinsi Jawa Barat melalui tahapan Lomba Desa Tingkat Kecamatan
Ciputat, Lomba Desa Tingkat Kewedanaan dan
Lomba Desa Tingkat Kabupaten DT. II Tangerang. Setelah melalui periode keduanya, pada tahun 2001 kembali diadakan Pemilihan Kepala Desa, dengan calon Kepala Desa, yaitu; (1)
80
Data Kelurahan Cempaka Putih
46
47
Bapak H. Aslih HS dan (2) Bapak Tarmizi, S.Ag. Pada Pemilihan Kepala Desa kali ini Bapak H. Aslih HS terpilih menjadi Kepala Desa. Sampai tahun 2012 Bapak H. Aslih HS masih menjadi Plt Lurah setelah terjadi perubahan status Desa Menjadi Kelurahan pada tahun 2005. Kemudian dari tahun 2012 hingga saat ini Kepala Kelurahan Cempaka Putih adalah Bapak Tarmizi, S.Ag. Penamaan Cempaka Putih tentunya memiliki sejarah dan harapan tersendiri bagi masyarakat, yaitu merupakan “bunga yang menebarkan wewangian harum semerbak dengan pohon menjulang tinggi yang menjanjikan keteduhan yang berdaun panjang serta terlihat menawan, indah nan cantik”.81 Cempaka Putih dalam bahasa ilmiah latin ialah Michelia Alba yang bersinonim dengan Michelia Longifolia. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
White
Champaca.
Kemudian
dalam
bahasa
Filiphina
Tsampakang Puti. Sedangkan di beberapa daerah di Indonesia disebutnya; Kanthil (Jawa), Cempaka Bodas (Sunda), Campaka (Madura), Jeumpa Gadeng (Aceh), Cempaka Putieh (Minangkabau), Sampaka Mapusi (Mongoondow), Bunga Eja Kebo (Makassar), Bunga Eja Mapute (Bugis), Capaka Babulo (Tidore). Sedangkan secara medis pada bunga, batang, daun Cempaka Putih mengandung Alkaloid Mikelarbina dan Liriodenima yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan dierektik, karena dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, sulit buang air kecil, demam, keputihan, radang prostata, dan infeksi saluran kemih. Bunga Cempaka Putih tampak sederhana sekali karena terdiri dari beberapa kuntum bunga yang meruncing dan memanjang, di dalamnya terdapat putik dan benang sari serta
mempunyai warna putih saat
mendekati masa berbunga. Di balik kesederhanaan tersebut terdapat keistimewaan, yaitu harum semerbak yang khas dan sering digunakan 81
Data Kelurahan Cempaka Putih
48
pada
acara-acara sakral dan
penting seagai penghias. Filosofi
penggambaran tersebut menjadi Motto Kelurahan Cempaka Putih, yaitu “Kesederhanaan Yang Istimewa”. 2.
Perkembangan Kelurahan Cempaka Putih Wilayah Kelurahan Cempaka Putih adalah penyangga Ibukota Negara karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara. Bermasyarakat majemuk pembaruan dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Berasal dari masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian bertani berubah menjadi masyarakat yang bergerak di jasa, perdagangan,
pegawai
dan
buruh,
yang
mencerminkan
masyarakat/wilayah perkotaan, karena tidak ada lagi lahan pertanian yang berubah menjadi komplek-komplek perumahan. Dengan
kondisi
wilayah
perkotaan,
masyarakat
sangat
mengharapkan adanya perubahan status Desa menjadi Kelurahan. Maka banyak usulan-usulan masyarakat melalui Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) atau forum lainnya tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan. Setelah adanya pengkajian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan dianggap telah memenuhi syarat, kemudian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menyetujui perubahan status Desa menjadi Kelurahan. Selanjutnya
Kepala
Daerah
Bupati
Kabupaten
Tangerang
mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor : 3 Tahun 2005 tentang pembentukan 77 Kelurahan di lingkungan Kabupaten Tangerang. Maka Desa Cempaka Putih termasuk Desa yang berubah status menjadi Kelurahan. Dengan demikian Kepala Desa yang belum habis masa jabatannya, ditetapkan menjadi Pelaksana Tugas Lurah (Plt. Lurah) di Kelurahan
masing-masing dengan Surat keputusan Kepala Daerah
Bupati Kabupaten Tangerang Nomor : 148/SK-313/Huk/2005 tentang penetapan Plt. Lurah sebanyak 77 Desa. Dengan Surat Keputusa (SK) Kepala Daerah Kabupaten Tangerang tersebut, maka sejak tanggal 19 Desember 2005, jabatan Plt. Lurah dijabat oleh Bapak H. Aslih HS yang
49
sebelumnya berstatus Kepala Desa Definitif dipilih langsung oleh masyarakat. Seiring dengan perkembangan penduduk yang menyebabkan meningkatnya beban tugas, volume kerja di bidang Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Ciputat, Kecamatan Serpong, maka pertimbangan untuk kemajuan dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi yang adadi wilayah guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, berdasarkan pula pada peraturan daerah (Perda) Nomor : 16 Tahun 2004 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kepala Daerah Bupati Kabupaten Tangerang mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 2005 Tentang pembentukkan Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Setu, dengan Peraturan Daerah tersebut, terhitung sejak tanggal 5 Februari 2007 Kelurahan Cempaka Putih masuk dalam wilayah Kecamatan Ciputat Timur. 3.
Lokasi dan Demografi Kelurahan Cempaka Putih merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Kelurahan Cempaka Putih secara geografis berada di sebelah Timur Kota Tangerang Selatan dengan batas wilayah yaitu: a.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rengas, Kelurahan Pondok Ranji, dan Kelurahan Rempoa.
b.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Cirendeu dan Kelurahan Pisangan.
c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pisangan dan Kecamatan Ciputat.
d.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pondok Ranji dan Kecamatan Ciputat. Kelurahan Cempaka Putih memiliki 50 Rukun Tetangga (RT) dan
10 Rukun Warga (RW).
50
Ketinggian wilayah Kelurahan Cempaka Putih diukur dari permukaan laut berkisar 47 meter di atas permukaan laut, dengan bentuk permukaan datar. Jarak tempuh dari pusat Pemerintahan Kelurahan Cempaka Putih dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan Pemerintah di atasnya, secara berjenjang sebagai berikut: a.
Ke Kantor Kecamatan Ciputat Timur =
1 Km
b.
Ke Walikota Tangerang Selatan
=
5 Km
c.
Ke Provinsi Banten
= 100 Km
d.
Ke Ibukota Negara
= 22 Km
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kelurahan Cempaka Putih
Sumber : Google Images Kelurahan Cempaka Putih mempunyai 2 (dua) iklim, yaitu penghujan dan kemarau. Iklim yang mempengaruhi Kelurahan Cempaka Putih adalah Iklim Tropis dengan angin bertiup dari arah Utara ke
51
Selatan dengan kecepatan 15 Km, dengan curah hujan rata-rata per tahun 2.000 MM, dengan suhu udara 27o - 33o C. 4.
Keadaan Penduduk Kelurahan Cempaka Putih Jumlah penduduk di Kelurahan Cempaka Putih pada tahun 2016 berjumlah 23.967 jiwa terdiri dari 12.060 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 11.907 jiwa berjenis kelamin perempuan dengaan jumlah Kepala Keluarga 5.207 Kartu Keluarga, secara rici klasifikasi penduduk menurut kelompok umur, sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penduduk Kelurahan Cempaka Putih No.
Penduduk
Jumlah Jiwa
1
WNI Laki-laki
11.996 Jiwa
2
WNI Perempuan
11.879 Jiwa
3
WNA Laki-laki
64 Jiwa
4
WNA Perempuan
28 Jiwa
Jumlah
23.967 Jiwa
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016
Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No.
Kelompok
Jenis Kelamin
Jumlah
Umur
Laki-laki
Perempuan
1
0–4
1.004
1.013
2.017
2
5–9
949
924
1.873
3
10 – 14
874
928
1.802
4
15 – 19
928
1.097
2.025
5
20 – 24
1.342
1.314
2.656
6
25 – 29
1.382
1.367
2.749
7
30 – 34
1.236
1.167
2.412
Ket.
52
8
35 – 39
1.106
1.034
2.142
9
40 – 44
868
831
1.699
10
45 – 49
737
721
1.458
11
50 – 54
582
557
1.139
12
55 – 59
26
406
823
13
60 – 64
253
220
473
14
65 – 69
196
146
342
15
70 – 74
90
88
178
16
75 –
85
85
170
12.060
11.907
23.967
Jumlah
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016 Dilihat dari berbagai aspek, maka Kelurahan Cempaka Putih yang wilayahnya seluas 240 Ha, dengan jumlah penduduk 23.967 dan kepadatan penduduk sebesar 10.558 per Km, berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang mempunyai fungsi sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan yang tentunya sangat mempengaruhi
berbagai
pembangunan
dan
sebagai
alat
adri
perkembangan teknologi, transportasi dan telekomunikasi yang semakin luas dan kompleks. 5.
Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Kelurahan Cempaka Putih a. Keadaan Sosial Ekonomi Dari jumlah penduduk 23.967 jiwa, yang berusia produktif atau penduduk yang mempunyai pekerjaanatau bermata pencaharian di perkirakan sebanyak 37,5% jiwa, secara umum dapat dijelaskan bermata pencaharian Buruh/swasta, pedagang, Pegawai Negeri Sipil, Kepolisian Republik Indonesia, Guru/Dosen diperkirakan 20,76% dan Dokter, perawat berkisar 0,19%. Sedangkan penduduk belum atau tidak bekerja, ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa dan pensiunan diperkirakan 54,65%, seperti rincian sebagai berikut:
53
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Kelurahan Cempaka Putih No.
Jenis Mata Pencaharian
Jumlah
1
Belum/Tidak Bekerja
2
Ibu Rumah Tangga
3.798
3
Pelajar/Mahasiswa
8.786
4
Pensiunan
375
5
Pegawai Negeri Sipil
642
6
Tentara Nasional Indonesia
12
7
Kepolisian Republik Indonesia
25
8
Pedagang
2.497
9
Karyawan BUMN/BUMD/Swasta
4.501
10
Buruh
1.138
11
Guru/Dosen
284
12
Dokter
321
13
Perawat
36
14
Bidan
28
15
Lainnya
743 Jumlah
Ket.
781
23.967
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016 b. Keadaan Sosial Budaya Rumah adalah tempat berlindung dan berkumpul bagi keluarga, maka rumah yang baik adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat. Dari jumlah penduduk 23.967 jiwa, 90% beragama Islam. Suasana kehidupan beragama bagi masyarakat di Kelurahan Cempaka Putih cukup baik, rukun, damai dan tentram, saling menghormati, tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul maupun musibah dalam kehidupan bermasyarakat.
54
Tabel 4.4 Agama Penduduk Kelurahan Cempaka Putih No.
Agama
Jumlah Jiwa
1
Islam
19.223 Jiwa
2
Katolik
1.826 Jiwa
3
Protestan
2.086 Jiwa
4
Hindu
172 Jiwa
5
Buddha
660 Jiwa Jumlah
23.967 Jiwa
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016 Sikap dan pola hidup masyarakat Kelurahan Cempaka Putih merupakan cermin dari nilai-nilai kehidupan beragama. Sebagai masyarakat beragama, tentunya masyarakat Kelurahan Cempaka Putih memerlukan sarana peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing masyarakatnya. Sarana peribadatan yang ada di lingkungan Kelurahan Cempaka Putih: 1) Masjid
: 17 Unit
2) Musholla
: 26 Unit
3) Majlis Ta’lim
: 40 Unit
4) Gereja
: 3 Unit
Pelaksanaan kegiatan keagamaan, seperti pengajian-pengajian Majlis Ta’lim tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun tingkat Rukun Warga (RW) rutin dilaksanakan setiap minggu, bergilir dari Musholla ke Musholla, maupun dari rumah ke rumah. Sedangkan pengajian Majlis Ta’lim Al-Hidayah (tingkat Kelurahan) dilaksanakan rutin 1 kali dalam satu bulan di Gedung Serba Guna Kelurahan Cempaka Putih. Kegiatan peringatan hari besar Islam rutin dilaksanakan baik di tingkat DKM, Majlis Ta’lim RT/RW dan Kelurahan.
55
Gambar 4.2 Tempat Beribadah
Sumber: Dokumentasi Pribadi Dalam bidang kesejahteraan sosial, di Kelurahan Cempaka Putih telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Penyaluran zakat Yayasan Prima Ardian Tara untuk keluarga pra sejahtera, menjelang Hari Raya Idul Fitri setiap tahunnya. 2) Penyaluran beras untuk keluarga miskin (raskin). 3) PenyantunanYatim-Piatu
yang
di
kordinir
oleh
TP-PKK
Kelurahan dan melalui koordinator anak asuh. 4) Penyaluran beasiswa PNPM-MD Perdesaan. 5) Tarawih keliling bersama staf Kelurahan ke masjid-masjid yang ada di Kelurahan Cempaka Putih.
6.
Sarana Dan Prasarana Kelurahan Cempaka Putih a.
Pendidikan Dan Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupankeluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan di maksud sebagai wadah membina, mendidik dan memajukan pola pikir bangsa Indonesia
56
agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berilmu, disiplin, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai dedikasi yang tinggi dalam melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa. Tingkat kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi penduduk, dalam hal ini pendidikan penyediaan sarana dan prasarana yang memedai. Lembaga pendidikan formal yang ada di Kelurahan Cempaka Putih adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Lembaga Pendidikan Formal No.
Lembaga Pendidikan
Alamat (RT/RW)
1
PAUD Gemilang
RT/RW 001/03
2
PAUD Sabiqul Khairat
RT/RW 002/04
3
PAUD Arsento
RT/RW 005/01
4
TK Bina Nusa Indah
RT/RW 002/01
5
TK Dua Mei
RT/RW 002/02
6
TK Melati
RT/RW 001/02
7
TK Babussalam
RT/RW 002/09
8
TK Gemilang
RT/RW 001/03
9
TK Aisyah
RT/RW 003/04
10
TK Islam As Salamah
RT/RW 004/04
11
TK El Muzzamil
RT/RW 004/05
12
TK Al Istiqomah
RT/RW 001/06
13
SDN Cempaka Putih I
RT/RW 007/05
14
SDN Cempaka Putih II
RT/RW 007/05
15
SDN Cempaka Putih III
RT/RW 002/04
16
SDN Cempaka Putih IV
RT/RW 002/04
17
MIN 2 Cempaka Putih
RT/RW 001/04
57
18
SD Dua Mei
RT/RW 002/02
19
SD Ruhul Amin
RT/RW 002/01
20
MI Jamiyyatul Khair
RT/RW 002/06
21
SMPN 3 Tangerang Selatan
RT/RW 001/04
22
SMP Dua Mei
RT/RW 002/02
23
SMP Mabad
RT/RW 005/05
24
MTs Jamiyyatul Khair
RT/RW 002/06
25
SMA Dua Mei
RT/RW 002/02
26
SMK Dua Mei
RT/RW 002/02
27
SMA Triguna
RT/RW 002/04
28
SMK Triguna
RT/RW 002/04
29
SMA Mabad
RT/RW 005/05
30
SMA Husni Thamrin
RT/RW 005/01
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
RT/RW 003/03
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016
Tabel 4.6 Jumlah Sekolah, Guru Dan Siswa No.
Sekolah
Jumlah Negeri
Swasta
Murid
Guru
1
PAUD
-
3
85
12
2
TK
-
9
391
56
3
SD Negeri/MIN
5
-
1.679
104
4
SD/MI Swasta
-
3
392
28
5
SMP Negeri
1
-
1 261
67
6
SMP/MTs Swasta
-
3
529
42
7
SMA Negeri
-
-
-
-
8
SMA Swasta
-
3
471
60
9 SMK Negeri 10 SMK Swasta 2 1.364 Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016
66
58
b. Kesehatan Dalam
rangka
meningkatkan
derajat
kesehatan
warga
masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, telah dibangun fasilitas pos kesehatan yang tersedia, ibu hamil dan balita telah terbiasa memeriksakan diri ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan imunisasi, keluarga berencana dan kesehatan lainnya. Upaya Kelurahan Cempaka Putih dan TP-PKK dengan instansi terkait dalam hal ini puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat Kelurahan Cempaka Putih, antara lain : 1) Peningkatan Gizi Keluarga Pemberian makanan tambahankepada balita di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil. 2) Pencagahan penyakit, vaksin filarisasi (kaki gajah), imunisasi polio bagi balita, pemberian Vitamin A. 3) Penyuluhan kesehatan dan penyakit, antara lain demam berdarah, flu burung, chikungunnya dan sejenisnya. 4) Penanganan
bagi
balita
yang
kekurangan
gizi
dengan
memberikan susu dan makanan bernutrisi. 5) Penyuluhan
kesehatan
tentang
bagaimana
menjaga
dan
memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masingmasing dan lingkungan sekitar. 6) Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan tanaman obat keluarga, tabulapot dan tabulakar. c.
Ekonomi Masyarakat Kegiatan perekonomian yang ada di wilayah Kelurahan Cempaka Putih, antara lain perdagangan dan jasa. Dengan tersedianya pasar swalayan, mini market, toko-toko dan warungwarung yang memadai, maka kegiatan perdagangan yang meliputi bahan-bahan pokok dan barang-barang kebutuhan warga masyarakat lainnya dapat dikembangkan dengan pesat. Demikian pula dengan bidang jasa, dimana terdapat beberapa usaha yang memberikan
59
pelayanan jasa kepada masyarakat, seperti jasa perbengkelan motor dan mobil, percetakan, perbankan, elektronik pengurusan surat dan lainnya. Bahkan ada pula masyarakat yang menyediakan tempat tinggal kontrakan atau kost-kostan, terutama di sekitaran kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, karena para mahasiswa kebanyakan pendatang dan lebih memilih tingal di kontrakan atau kost-kostan. Sejalan dengan peneliti terkait tentang kontrakan atau kostkostan, saya sebagai peneliti akan meneliti tempat kost-kostan di wilayah Kelurahan Cempaka Putih, tepatnya pada RT 003 RW 03. Adapun data kepemilikan kost-kostan di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih, antara lain :
Tabel 4.7 Data Kepemilikan Kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur No.
1
2
Nama
Nama
Pemilik
Kostan
Ibu Hj.
Sakinah
Wardah
Kost
Ibu Nirmala Bapak
3
Muhammad Sapri
4
5
Rizki Kost Wildan Kost
Bapak Drs.
Ira
H. Mayusri
Kost
Ibu Hj. Suhefli
Jumlah Penghuni
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
6
-
6
6
4
10
8
-
8
12
-
12
-
24
24
Putri Bunda Kost
60
6
7
8
9
Ibu Hj.
Wida
Rosmanida
Kost
22
22
12
-
12
-
8
8
8
-
8
32
-
32
Manda
Ibu Rahmawati
Kost (Putra) Manda
Ibu Rahmawati
Kost (Putri)
Bapak
Dirgan
Abdullah
Kost
Bapak 10
-
Akbar Saefullah
Akbar Kost
Sumber: Observasi Peneliti
Tabel. 4.8 Keterangan Pemilik Kost Di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur No.
Nama Kostan Mahasiswa
Keterangan itu sering
mencari-cari
kesempatan untuk melakukan perilaku 1
Sakinah Kost
yang menyimpang, sebenarnya kostan ini saya khususkan untuk laki-laki saja,tetapi masih
saja
mahasiswanya
melanggar
peraturan tersebut. Kostan ini memang diperuntukan untuk laki-laki dan perempuan, di kostan ini saya 2
Rizki Kost
membebaskan
mahasiswanya
untuk
apapaun tetapi saya akan marah jika ada tindakan kriminal yang terjadi di wilayah
61
tempat kost saya. Mahasiswa itu sudah dewasa, biarkan saja mahasiswa 3
Wildan Kost
berperilaku
keinginannya,
karena
sesuai walaupun
dengan saya
larang-larang pasti akan makin parah perilaku mahasiswa tersebut. Kostan ini
hanya untuk laki-laki saja,
tetapi tetap saja ada mahasiwa yang 4
Ira Kost
melanggar dengan membawa perempuan ke kostannya. Saya sih biarkan saja selama tidak merugikan saya mah. Saya selalu baik sama mahasiswa yang
5
Putri Bunda
kost di tempat saya, magkannya saya
Kost
percaya sekali kepada mereka. Apalagi mereka perempuan. Kostan
ini
adalah
kostan
khusus
perempuan saja, saya sangat percaya 6
Wida Kost
kepada mahasiswa yang tinggal di tempat kost saya tidak akan melakukan perilaku yang menyimpang ketika ada di dalam lingkungan kostan ini. Saya sangat melarang mahasiswa yang
7
Manda Kost (Putra)
tinggal
di
tempat
kost
saya
untuk
melakukan perilaku yang menyimpang terutama melakukan hal yang melanggar norma. Saya sangat melarang mahasiswa yang
8
Manda Kost
tinggal
di
tempat
kost
saya
untuk
(Putri)
melakukan perilaku yang menyimpang terutama melakukan hal yang melanggar
62
norma. Mungkin karena mahasiswa yang kost di 9
Dirgan Kost
tempat saya laki-laki jadi mereka ingin mencari kebebasan ketika sedang berada pada fase remaja. Saya memang jarang melakukan kontrol di wilayah tempat kost saya, tetapi ketika ada
10
Akbar Kost
mahasiswa
yang
menyimpang pasti
melakukan akan ada
perilaku laporan
kepada saya, dan saya akan keluarkan mahasiswa tersebut dari tempat kost saya. Sumber: Observasi Peneliti
d. Keamanan Dan Ketertiban Keamanan dan ketertiban merupakan hal penting dalam kehidupan bermasyarakat dan terciptanya keamanan dan ketertiban, masyarakat akan merasa aman dan tentram dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari.
Kelurahan
Cempaka
Sebagai Putih
tulan
memiliki
punggung Satuan
keamanan, Perlindungan
Masyarakat (LINMAS) aktif sebanyak 55 orang. Dan untuk terciptanya rasa amandan tentram perlu adanya kerjasama antara Pemerintah dengan masyarakat. Untuk terwujudnya keamanan dan ketertiban diperlukan adanya sarana keamanan yang ada, antara lain: 1) Poskamling 2) Pos Satpam 3) Portal jalan lingkungan 4) Terbentuknya Kelompok Sadar Kamtibmas (KSK) Sub Sektor Ring 210.
63
e.
Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat adalah proses aktif, inisiatif, diambil oleh masyarakat sendiri dengan dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Suatu perencanaan pembangunan
akan cepat mengenai
sasaran, pelaksanaannya dengan baik dan termanfaatkan hasilnya apabila perencanaan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat setempat untuk memungkinkan hal itu terjadi. Maka perlunya
masyarakat
terlibat
langsung
dalam
perumusan
perencanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat adalah suatu hal yang sangat penting dalam pemerintahan yang demokratis. Partisipasi
masyarakat
dalam
kegiatan
perencanaan
pembangunan di Kelurahan Cempaka Putih tingkat cukup tinggi, sebagai contoh dalam menentukan suatu perencanaan pembangunan partisipatif,
berlangsungnya
dengan
melibatkan
masyarakat.
Perencanaan pembangunan partsipatif di Keluurahan Cempaka Putih diawali di tingkat Dusun/Lingkungan sampai ke tingkat Kelurahan. Dengan metode ini mampu menggali potensi. Masalah dan kebutuhan riil dalam kegiatan yang diiusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Cempaka Putih.
7.
Pemerintahan Kelurahan Cempaka Putih a.
Kepala Kelurahan dan Perangkatnya Berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kelurahan, Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat yang meliputi Pemerintahan, ekonomi, pembangunan kesejahteraan sosial serta administrasi kepegawaian ketata usahaan umum serta keuangan dibantu oleh seorang Sekretaris Kelurahan dan 4 orang seksi, yakni:
64
Seksi Pemerintahan, Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Umum, Ekonomi dan Pembangunan dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Cempaka Putih
Sumber: Kelurahan Cemmpaka Putih Tahun 2016
b. Kepala Lingkungan/Dusun RT dan RW Kelurahan Cempaka Putih terbagi dalam 6 Lingkungan/Dusun, terdiri dari 11 Rukun Warga (RW) dan 55 (Rukun Tetangga).
Tabel 4.9 Jumlah Kepala Lingkungan, RT Dan RW No.
Lingkungan
Jumlah RT
RW
Keterangan
1
Lingkungan I
15
3
RW: 01, 02, 11
2
Lingkungan II
4
1
RW: 04
65
3
Lingkungan III
13
2
RW: 05, 10
4
Lingkungan IV
10
2
RW: 06, 07
5
Lingkungan V
9
2
RW: 08, 09
6
Lingkungan VI
4
1
RW: 03
55
11
Jumlah
Sumber: Data Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2016
Bekerjasama
dengan
Lembaga
Permasyarakatan
(LPM)
Kelurahan sebagai mitra kerjasama pemerintaha, dan dalam rangka pembinaan dan penguatan Lembaga Kemasyarakatan lainnya, diadakan pemilihan Ketua RT dan Ketua RW di lingkungan Kelurahan Cempaka Putih. Kemudian dilantik langsung oleh Kepala Kelurahan di Lingkungan KantorKelurahan Cempaka Putih. c.
Ideologi Politik Walaupun penduduk Kelurahan Cempaka Putih berasal dari berbagai macam Suku dan Ras, keadaan politik dapat dikatakan aman, tidak ada gejala atau kecenderungan yang mengarah kepada hal-hal yang mengkhawatirkan kelangsungan jalannya pemerintahan dan pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik, diwakilkan dengan tertib melalui tokoh-tokoh Partai Politik (Parpol). Dalam memberikan gambaran ideologi politik di Kelurahan Cempaka Putih, digambarkan dari pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Kepala Daerah/Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selatan pada awal tahun ini. Partai Politik yang ada di wilayah Kelurahan Cempaka Putih yaitu: Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Pembangunan, Partai Golongan Karya, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan Sejahtera.
66
B. Pergaulan Mahasiswa Kost Pergaulan mahasiswa yang tinggal di tempat kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur sangat tidak terkontrol perilaku bergaulnya dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya. Orang tua itu cuman tahu anaknya kuliah dan belajar di kampus kemudian mereka para orang tua tidak tahu bagaimana perilaku pergaulan anaknya itu selama berada di kost-kostan. Para orang tua pun sangat percaya terhadap anaknya sendiri sampaisampai anaknya berbohong saja mereka percaya. Dan orang tua pun sangat mempercayai kepada pemilik kost untuk mengawasi anaknya, padahal tidak sedikit para pemilik kost-kostan yang acuh atau bodo amatan terhadap mahasiswa yang kost di tempatnya. 1.
Lingkungan Tempat Kost Lingkungan kost sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku mahasiswa, ketika lingkungan sekitarnya mendukung dan seperti mengasih kesempatan untuk mereka, maka kemudian mahasiswa merasa mendapat kesempatan dan akan timbul pikiran atau niatan-niatan untuk berperilaku menyimpang di tempat kost. Mahasiswa berpedoman jika ada kesempatan maka perilaku yang menyimpang itu akan muncul. Menurut mahasiwa C, “yaelah bang lingkungan di tempat ini mah nyantai-nyantai aja, mana ada yang berani ngomelin gua sama temen-temen gua di sini, apalagi temen-temen sesama penghuni emang udah klop banget , satu pemikiran lahh sama gua. Tetangga di sini juga pada cuek bebek aja bang, bodo amatan orang-orang sini mah, jadi ya kalau kita lagi ngapangapain biasa aja mereka mah pada cuek dan ga peduli, kan itu yang bikin gua demen sama kehidupan di sini, mangkannya gua betah kan di sini dari semester satu sampe sekarang belum lulus juga hahaha.”82 Lingkungan kost kini sangat berpengaruh besar terhadap terjadinya perilaku pergaulan yang menyimpang, ketika ada peluang pasti mereka akan
82
melakukan
tidakan-tindakan
atau
Mahasiswa C, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
perilaku-perilaku
yang
67
menyimpang. Dari keterangan mahasiswa C bahwa lingkungannya memang sangat mendukung untuknya melakukan perilaku menyimpang. Menurut dia ketika ada kesempatan pasti mahasiswa melakukan perilaku pergaulan yang menyimpang. Kemudian bukan hanya lingkungan saja yang berpengaruh besar terhadap perilaku pergaulan mahasiswa yang tinggal di tempat kost. Beberapa kostan yang di khususkan untuk satu jenis kelamin saja, misalkan kostan khusus laki-laki atau kostan khusus perempuan. Tetapi di luar itu semua banyak mahasiswa yang sering melanggar karena sering memasukkan lawan jenisnya ke dalam kostan. Kostan yang di khususkan laki-laki paling sering menjadi tempat perilau menyimpang tersebut. Banyak laki-laki yang ngekost di tempat tersebut tetapi malah mengajak lawan jenis untuk gabung bersama mereka yang laki-laki. Menurut mahasiswa G, “wah kalau kata ibu kostnya mah khusus laki-laki doang bang, cuman ya kitanya itu yang bandel, di atas itu bilangnya cowo yang ngekost, tapi ternyata cewe yang ngisi, nah kalau di bawah cowo semua nih bang, tapi di bawah cowo-cowo semua juga sering ngajak-ngajak cewe ke sini mah bang, ya sekedar nongkrong atau ngopi bareng lah.”83 Sedangkan menurut mahasiswa lainnya yang tinggal di kostan yang khusus perempuan berbanding terbalik dengan kostan yang khusus lakilaki. Menurut mahasiswa F, “di kostan ini mah khusus buat perempuan aja kak, orang sering diawasi sama ibu kostnya kak, mana bisa masukin cowo ke kostan ini hehehe. Yang ada malah bisa diusir aku dari kostan ini kalau ketauan masukin cowo hahaha. Orang ibu kostnya tiap hari ke sini terus kak hehehe.”84 Dari beberapa pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kostan yang laki-laki lah yang paling punya peluang besar untuk mempunyai 83 84
Mahasiswa G, Wawancara, Ciputat 11 November 2016 Mahasiswa F, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
68
kesempatan melakukan perilaku menyimpang, berbeda dengan kostan yang di khususkan untuk perempuan, untuk mempunyai kesempatan saja tidak ada, apalagi melakukan perilaku menyimpang, berbeda dengan laki-laki, jika mempunyai kesempatan maka timbul lah niat ingin melakukan perilaku yang menyimpang. Ketika kesempatan itu datang, maka timbul lah niat mahasiswa tersebut untuk melakukan perilaku yang menyimpang. Mahasiswa dengan semangat akan memanggil dan menghubungi temen-temannya untuk melakukan perilaku yang menyimpang di kostannya. Ketika teman-temannya sudah berada di kostan maka akan kejaadian mahasiswa tersebut melakukan perilaku yang menyimpang. Lingkungan
kost
yang
sangat
mendukung
akan
sangat
mempengaruhi mahasiswa dalam bergaul. Tetapi tidak hanya lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku menyimpang, melainkan kehidupan sehari-hari mahasiswa ketika berada di kostannya.
2.
Kegiatan Sehari-hari Mahasiswa Ketika Di Kostan Kegiatan sehari-hari mahasiswa ketika berada di kostannya. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang sering dilakukannya setiap hari dan hampir tidak pernah absen untuk melakukannya. Kegiatan tersebut ada yang bersifat kegiatan positif dan ada pula kegiatan yang bersifat negatif. Menurut mahasiswa A, “kegiatan saya tiap ada di kosan ya nonton film, ngopi-ngopi, ngerokok, nongkrong bareng temen-temen, berisik-berisikan lahh pokoknya bang haha, yang cewe juga sering ikut nongkrong-nongkrong gak jelas kaya gini bang hahaha. Yah begini lah kehidupan gua seharihari bang, gabut gak jelas lah pokoknya hahaha.”85 Dengan kegiatan sehari-harinya mahasiswa yang seperti itu lah yang kemudian akan menimbulkan perilaku menyimpang, karena dengan kegiatan tersebut itu mahasiswa merasa bosan dengan kehidupan sehari-
85
Mahasiswa A, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
69
harinya. Setelah mereka bosan dengan kehidupan sehari-harinya yang membosankan menurutnya, mahasiswa akan melakukan percobaanpercobaan dalam hal bergaul. Mula-mulanya hanya sekedar mencoba, lalu lama kelamaan hal yang menjadi coba-coba itu akan menjadi kebiasaan jika keseringan berperilaku yang menyimpang. Ketika sudah kebiasaan pasti akan susah untuk merubahnya kembali, karena kebiasaan itu sudah tertanam, dan jika kebiasaan itu tidak ia lakukan maka akan timbul kegelisahan pada diri merekanya. Pembahasan di atas adalah perilaku sehari-hari mahasiswa yang kegiatannya bersifat negatif, ada pula kegiatan yang bersifat positif seperti belajar, membaca, dan lain sebagainya ketika berada di kamar kostnya. Menurut mahasiswa E, “kegiatan saya kalau ada di kostan ya ngobrol-ngobrol bareng temen-temen, ngerjain tugas-tugas kuliah, baca-baca buku dan lainnya bang. Anak kostan sini mah baik-baik bang hahaha tapi ada juga sih yang bandelbandel mah tapi saya gak tau namanya siapa hahaha.”86 Jadi pada dasarnya tidak hanya melulu kegiatan di dalam kostan itu bersifat positif, banyak pula kegiatan yang bersifat negatif yang dilakukan oleh mahasiswa ketika berada di tempat kostnya. Hanya saja bagaimana dari orangnya tersebut, ingin melakukan kegiatan yang positif atau yang negatif ketika berada di dalam kostan.
3.
Menyalahi Peraturan Kostan Menurut beberapa informan terkait perilaku pergaulan negatif mahasiswa kost, sang pemilik kostannya pernah mendapat informasi terkait perilaku menyimpang mahasiswa yang tinggal di tempat kostnya. Ada beberapa pemilik kostan yang menerapkan peraturan yang sangat ketat terhadap mahasiswa yang ngekostnya, ada pula yang cuek-cuek saja dengan perilaku mahasiswa tersebut. Ketika peraturan-peraturan itu
86
Mahasiswa E, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
70
dibuat oleh pemilik kost, harapan sang pemilik itu agar mahasiswa yang tinggal di tempat kostnya akan mematuhi peraturannya. Tetapi masih ada saja mahasiswa yang sering melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemilik kostnya. Menurut mahasiswa D, “kalau di sini mah yang tadi gua udah bilang, ngomongnya yang kost cuman dua orang, tapi kan yang ngisi sampe empat orang bang. Ya kadang kita gantigantian bawa cewe juga bang hahaha. Cuman ada kodenya nih bang kalau mau masukin cewe ke kostan gua ini bang, kodenya kaya di film warkop “jangkirik bos” hahaha. Ya biar temen-temen gua paham kalau di kostan itu lagi ada gua yang make hahaha.”87 Menurut pandangan mahasiswa D di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa yang tinggal di tempat kost meskipun sang pemilik kostannya sudah memberikan peraturan terhadap penghuninya, tapi tetap saja para penghuninya melanggar peraturan-peraturan tersebut. Bahkan mereka punya kode tersendiri ketika akan melakukan hal yang menyimpang, seperti yang dikatakan oleh mahasiswa D tersebut kode itu untuk memberi tahu teman-temannya jika di kostan dia sedang ada dia dan pacarnya. Temannya juga sudah sangat mengerti jika diberikan kode seperti itu, mereka paham dan akan meninggalkan temannya sendiri di kostan dan bebas melakukan apapuun sesuai keinginannya.
4.
Perilaku Menyimpang Mahasiswa Kost Menurut informan banyak kegiatan-kegiatan atau perilaku bergaul yang menyimpang. Mereka tidak hanya sekedar melihat saja, bahkan mereka
melakukannya
juga.
Perilaku
mahasiswa
tersebut
itu
melakukannya tidak hanya sekali atau dua kali, mereka sudah sangat sering melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang seperti itu. Perilaku menyimpang itu penulis sajikan dalam beberapa macam, yaitu mahasiswa yang meninggalkan sholat wajib, mahasiswa yang manjadi perokok aktif, mahasiswa yang pernah meminum minuman yang 87
Mahasiswa D, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
71
beralkohol atau mabuk, mahasiswa yang pernah mengkonsumsi narkoba, dan yang terakhir mahasiswa yang pernah melakukan seks bebas atau hubungan suami istri dengan lawan jenis yang belum manjadi muhrimnya. a.
Meninggalkan Sholat Wajib Sholat wajib adalah perintah langsung dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan Umatnya. Sholat juga adalah kewajiban bagi manusia yang beragama Islam, dan barang siapa yang meninggalkan sholat maka neraka adalah ganjarannya bagi orang yang meninggalkan sholat wajib. Mahasiswa yang seharusnya menjadi contoh atau teladan bagi masyarakatnya malah mereka sering meninggalkan sholat wajib karena berbagai macam alasan, ada yang memang dasarnya malas untuk melaksanakan sholat wajib, ada pula yang lalai waktu hingga lupa kalau sudah waktunya melaksanakan sholat. Menurut mahasiswa I, “waduh jarang banget gua ngelaksanain sholat wajib bang hahaha, ya gara-gara keasikan nongkrong sama temen-temen jadi lupa waktu gitu bang. Ya maklum lah kalau lagi kumpul sama temen kan suka jadi lupa semuanya.”88 Pernyataan di atas memang sudah jelas bahwa mahasiswa sering meninggalkan sholat wajib karena kalau lagi kumpul sama teman-temannya pasti lupa waktu dan saking asyiknya mereka kumpuul bersama teman-temannya mereka terancam akan hukuman dari Allah SWT. Selain karena lupa waktu sebab dari meninggalkan sholat wajib tersebut masih ada lagi sebab mahasiswa meninggalkan sholat wajib, tentunya memang karena orangnya malas beribadah, dan memang sudah terbiasa dari kecil tidak dididik oleh orang tuanya untuk beribadah.
88
Mahasiswa I, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
72
b. Merokok Merokok adalah kebiasaan bagi mahasiswa yang sudah lama menjadi perokok aktif, dan akan sangat susah sekali untuk menghilangkan konsumsi rokok dari kesehariannya. Mahasiswa lakilaki
biasanya adalah perokok aktif, hingga bisa sampai
menghabiskan minimal satu bungkus rokok per harinya. Menurut mahasiswa G, “wah ya tentu lah bang gua perokok aktif sampe sekarang, gua dari kecil udah bisa sama asap rokok. Bapak gua ngerokok soalnya ya gua jadi ikut-ikutan bapak gua ngerokok sampe sekarang ini bang.”89 Mahasiswa yang menjadi perokok adalah karena memang dari sejak kecil sudah terbisa dengan asap rokok karenamemang bapaknya adalah seorang perokok sejak dia kecil. Mangkannya mahasiswa tersebut melakukan apa yang dilakukan bapaknya. Merokok kini sudah menjadi tren masa kini, padahal merokok dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit dalam, seperti batuk-batuk, impotensi, serangan jantung, dan lain sebagainya. Mahasiswa merokok memang karena
mengikuti tren masa
kini, mereka menggunakan uang kiriman orang tuanya untuk membeli rokok. Kalau menurut orang perokok yaitu ngerokok itu enaknya ketika habis makan dan ketika ketika lagi nongkrong sama teman-teman. Rokok biasanyaakan menjadi barang yang wajib dibawa oleh seorang perokok ketika akan pergi kemana-mana. Ketika seorang perokok tidak merokok sehari saja pasti akan merasakan pusing, karena mereka sudah terbiasa dengan asupan penyakit ke dalam tubuhnya.
89
Mahasiswa G, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
73
c.
Minum Minuman Beralkohol Minuman beralkohol memang sangat bisa meracuni generasi anak bangsa, tidak terkecuali para mahasiswa yang sudah sering mengkonsumsi minuman yang beralkohol atau minuman keras. Mahasiswa tersebut melakukan perilaku-perilaku menyimpang bukan hanya di lingkungan kostannya saja, melainkan mereka sering pergi ke tempat-tempat yang menjadikannya mereka bebas dan menghilangkan kebosanan karena berada di lingkungan kampus saja. Mereka pergi seperti ke diskotik, ke bar, ke tempat karaoke. Perilaku menyimpang yang seperti itu lah ketika mahasiswa tersebut merasa bosan akan lingkungan sekitarnya. Mereka pun pergi ke tempat-tempat yang seperti itu karena mereka baru saja mendapatkan uang kiriman dari orang tuanya. Orang tua di rumah tidak menahu soal apapun yang dilakukan anaknya tersebut, hingga anaknya berbohong pun orang tua percaya saja karena orang tua itu tahunya anaknya itu sedang belajar di bangku perkuliahan. Ketika orang tua itu belum mengirimkan uangnya, para mahasiswa pun tidak mempunya peluang untuk melakukan perilaku yang menyimpang. Hal ini dikatakan oleh mahasiswa B yang mana kalau lagi tidak ada uang, dia menuggu ada yang ngajak untuk melakukan perilaku yang menyimpang. Menurut mahasiawa B, “tiap malam minggu gua sering minum-minuman beralkohol sama temen-temen, harihari biasa juga sering sih gimana adanya duit aja gua mah, gua kan mahasiswa duitnya dikit hahaha, yaa pokoknya kalau ada yang ngajak mah hayu aja gua mah gak bakalan nolak lah haha. Rame di sini bang kalau lagi minum-minum, tapi gak rese orang-orangnya, jadi santai lah hahaha.”90 Menurut mahasiswa B tersebut, para mahasiswa yang tinggal di tempat kostnya itu sering melakukan perilaku yang menyimpang,
90
Mahasiswa B, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
74
seperti meminum minuman yang beralkohol atau mabuk-mabukan. Bahkan menurut dia ketika orang tua belum mengirimkan uangnya, mahasiswa tersubut menunggu saja ada yang mengajak untuk meminum minuman yang beralkohol. d. Narkoba Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Narkoba menjadi ancaman terberat bagi bangsa ini. Berapa puluh ribuan orang yang sudah terjangkit narkoba. Narkoba sangat membahayakan sekali manusia di muka bumi ini, narkoba telah dikonsumsi oleh semua golongan dari yang muda hingga yang tua, dari yang miskin hingga yang kaya, dari tukang becak hingga pejabat. Semua golongan tersebut sudah pernah mengkonsumsi narkoba, tidak terkecuali dengan mahasiswa, malah mahasiswa adalah tujuan para bandar narkoba untuk dipasarkan disekitran kampusnya atau lingkungannya. Dari beberapa informan yang peneliti cari tahu infrmasinya, terdapat salah seorang yang sudah pernah mengkonsumsi narkoba, tetapi sekarang dia sudah berhenti mengkonsumsinya. Menurut mahasiswa C, “duh sebenernya gua pernah ngerasain narkoba bang, tapi sekarang mah gua udah gak mau pake narkoba lagi, gua kapok soalnya gua hampir masuk penjara gara-gara pake narkoba bang, tapi itu dulu bang.”91 Mahasiswa tersebut pernah mengkonsumsi narkoba dahulunya, ketika dia hapir masuk penjara gara-gara terlibat narkoba dia menjadi insyaf dan tidak lagi mengkonsumsi narkoba. Mungkin ada rasa trauma yang sangat menggetarkan hatinya untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi. Selain mahasiswa
yang terlibat langsung dan pernah
mengkonsumsinya, peneliti juga menemukan informan lain yang temannya adalah seorang pemakai narkoba. 91
Mahasiswa C, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
75
Menurut mahasiswa J, “walah gua sendiri mah belum pernah yang namanya nyoba narkoba, tapi kalau temen sekamar gua mah parah banget sama narkobanya, dia malah pernah hampir mati gara-gara pake narkoba. Mangkannya gua gak tertarik sama narkoba, takut gua masuk penjara kan kasian orang tua gua bang.”92 Menurut mahasiswa J, temannya tersebut ketika itu memakai narkoba dia hampir meninggal dunia karena terlalu banyak menggunakannya. Mangkannya mahasiswa J tersebut tidak tertarik sama sekali terhadap narkoba. Kemudian dari beberapa informan yang diteliti, hampir semuanya bbelum pernah dan tidak akan mau untuk mengkonsumsi narkoba. Menurut mahasiswa D, “Alhamdulillah sebejatbejatnya gua tapi sama yang namanya narkoba mah gua belum pernah nyoba sama sekali, dan gak ada ketertarikan sama sekali untuk nyoba-nyoba mengkonsumsi narkoba bang.”93 Menurut mahasiswa D tersebut, meskipun dia adalah anak yang bandel dan menyimpang, tetapi kalau untuk mengkonsumsi narkoba dia tidak ingin. Mencobanya saja dia tidak ingin, apalagi mengkonsumsinya secara rutin. e.
Seks Bebas Seks bebas merupakan momok yang sangat menakutkanbagi para orang tua, karena seks bebasatau berhubungan suami istri di luar nikah itu sering dilakukan oleh para remaja yang berada pada umur 17 tahun sampai 25 tahun. Seks bebas telah merambah dunia anak muda Indonesia. Mereka berpikir bahwa dengan seks mereka bisa puas dan enjoy. Mereka tidak berpikir tentang dampak yang terjadi jika mereka tertular virus HIV/AIDS. Virus yang belum ditemukan untuk
92 93
Mahasiswa J, Wawancara, Ciputat 11 November 2016 Mahasiswa D, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
76
menyembuhkannya. Salah satu penyebab Seks bebas adalah media. Medialah yang paling banyak mempengaruhi moralitas anak bangsa. Semakin banyak remaja disuguhi dengan eksploitasi seks di media, maka mereka akan semakin berani mencoba seks di usia muda. Remaja di Indonsia sangat sering disuguhkan berita-berita yang berbau pornografi dan media yang sering menyuguhkan acaraacara yang tidak mendidik moral. Mahasiswa termasuk juga sebagai remaja karena di usianya yang terbilang masih dalam masa remaja ini sering melakukan kegiatan seks bebas tersebut. Menurut mahasiswa J, “kalau dibilang pernah mah ya pernah bang hahaha. Gua sekamar sama orang yang gila seks sih bang jadi gua kebawa-bawa otak mesumnya dia hahaha. Gua sama temen sekamar gua malah punya jadwal khusus pake kostan buat ngelampiaskan hasrat kita ini bang hahaha.”94 Dari pernyataan di atas sudah sangat jelas bahwa mahasiswa tersebut pernah melakukan hubungan seksual atau seks bebas dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Bahkan dia mempunyai jadwal tersendiri untuk memakai kamar kostnya untuk dipakai sebagai perilaku seks bebas dengan pasangannya. Dari pernyataan di ats pula bahwa kita berteman dengan yang mempunyai hasrat seksual yang tinggi pasti kita akan mengikuti apa yang dilakukan oleh temannnya tersebut. Selain pernyataan di ats masih ada lagi yang peneliti temukan dari informan lainnya yang pernah melakukan seks bebas. Menurut mahasiswa A, “waduh gua minta tolong abang jangan kasih tahu siapa-siapa ya, gak enak soalnya bang. Gua pernah bawa pacar gua ke kostan gua dan nginep bang. Nah setelah itu gua sama pacar gua ngelakuin hubungan intim selayaknya suami istri gitu. Gua ngelakuin itu di dalam kamar kost gua bang. Gua ganti-gantian pake kostannya sama temen gua bang,
94
Mahasiswa J, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
77
temen gua juga sering bawa pacarnya ke kostan dan ngelakuin hal yang sama seperti gua bang.”95 Dengan tidak adanya rasa takut, para mahasiswa berani menginapkan pacarnya di kostannya. Hingga saking seringnya si pacarnya itu menganggap seperti ada kostannya sendiri. Menurut mahasiswa A tersebut bahkan pacarnya tersebut sering ikut meminum-minuman keras bersama, ketika pacarnya tersebut sudah mabuk, maka akan dimulai melakukan hubungan intimnya dengan pacarnya. Kelakuan tersebut sangat memprihatinkan bagi para kaum wanita, karena wanita seharusnya bersikap lembut dan feminim, tetapi berbeda dengan wanita yang seperti ini, mereka rela melakukan hal apapun asalkan membuat pacarnya itu senang. Wanita berbuat seperti itu karena adanya ajakan dari laki-laki yang mendorongnya dan merayunya, hingga terjadilah wanita tersebut terjerumus dalam perilaku yang menyimpang. Mahasiswa itu sering merasa bosan karena terlalu sering mereka berada di lingkungan yang seperti itu saja, etika mereka merasa bosan, mahasiswa tersebut mencari pengalaman baru dengan mencoba hal-hal yang belum pernah mereka lakukan. Sangat ironis memang yang seharusnya mahasiswa itu menjadi agen perubahan bangsa Indonesia ini malah merusak diri sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang mahasiswa yang belum menikah. Mahasiswa sekarang sudah banyak yang merusak moral bangsa.
5.
Saran dan Solusi Terkait Perilaku Menyimpang Jangan
mentang-mentang
mahasiswa
tersebut
jauh
dari
pengawasan oorang tua bukannya itu malah bebas melakukan perilaku apapun, karena masih ada Allah SWT yang akan terus memgawasi kitra
95
Mahasiswa A, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
78
semua di dunia ini. Buat bangga orang tua itu sekarang yang paling penting. Menurut mahasiswa H, “aku sih cuma mau ngasih saran buat temen-temen yang belum terjerumus pada perilaku-perilaku yang menyimpang jangan sampe deh. Karena kan meskipun kita jauh dari pengawasan orang tua tapi kita harus berbuat baik dan harus bisa membuat bangga orang tua kita. Terus buat orang-orang yang udah terlajur berperilaku yang menyimpang segeralah bertobat di jalan Allah SWT, karena waktu kita di dunia itu hanya sementara aja. Dan bikin banggalah orang tua, karena bagaimanapun orang tua itu yang ngebiayain kalian belajar dari awal sampe sekarang ini.”96 Begitu banyak mahasiswa yang sudah terjerumus dalam perilaku yang mmenyimpanng, padahal bangsa Indonesia ini membutuhkan pemuda yang pekerja keras dan mampu bersaing dengan negara lain, tetapi ketika melihat banyaknya mahasiswa yang terjerumus dalam perilaku menyimpang sangat mengherankan, karena bertolak belakang dengan kedaan yang mengharuskan para pemuda atau mahasiswa yang sekarang akanmampu bersaing dengan negara-negara lain dalam bidang apapun. Sebetulnya banyak harapan yang tertumpu pada mahasiswa sekarang, karena mahasiswa adalah agen perubahan, jadilah mahasiswa yang bisa membanggakan orang tua, bangsa dan negara kita. Karena kemajuan bangsa Indonesia ini ada di tangan kita semua sebagai mahasiswa Indonesia. Menurut mahasiswa E, “solusi sih gini kak, terkadang aku resah juga kak melihat generasi muda zaman sekarang, meskipun aku masih muda juga tapi aku ingin kakak-kakak kelas, temen-temen seangkatan dan adik-adik kelas jangan sampe terjerumus ke dalam hal pergaulan-pergaulan yang bebas, karena apalagi ketika keadaannya sama kaya aku kak, aku kan orang jauh dan tinggal di kostan, orang yang tinggal di kostan itu jau dari pengawasan orang tua itu seolah-olah kita menganggap bahwa ketika jauh dari orang tua itu kita bebas, padahal mah ngga kak, kan Allah SWT selalu 96
Mahasiswa H, Wawancara, Ciputat 10 November 2016
79
mengawasi kita. Jadilah generasi muda yang membanggakan bagi keluarga dan bagi negara tercinta.”97 Menurut pandangan mahasiswa E tersebut, ketika mahasiswa itu jauh dari orang tua atau tinggal di tempat kost, bukan berarti mahasiswa itu terbebas dari pengawasan orang tua, masih ada Allah SWT yang akan terus mengawasi kita di dunia ini. Jadilah mahasiswa yang bisa membanggakan kedua orang tua, bangsa dan negara. Kemudian
harus taat pada ajaran agama Islam,
karena agama itu pedoman kita dalam menjalankan kehidupan di dunia ini. Meskipun semakin berkembangnya zaman dan semakin majunya teknologi, boleh kita mengikuti perkembangan zaman, tetapi tetap kita harus berpedoman dan berpegang teguh kepada agama.
97
Mahasiswa E, Wawancara, Ciputat 11 November 2016
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada data yang telah dikumpulkan dan dibahas dalam penelitian tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost Di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost Di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur yaitu pergaulan yang menyimpang. Perilaku itu dilakukan mahasiswa kost ketika sedang ada peluang untuk melakukannya. Peluang itu ada ketika mahasiswa tersebut memperoleh kesempatan karena memang lingkungan kostannya tidak peduli terhadap apa yang dilakukan mahasiswa kost tersebut. Ketika para mahasiswa ketika berada di tempat kostnya mereka melakukan perilaku yang menyimpang, seperti meninggalkan sholat wajib, merokok, meminum minuman alkohol, mengkonsumsi narkoba, dan melakukan seks bebas. Mahasiswa tersebut melakukan perilaku-perilaku menyimpang bukan hanya di lingkungan kostannya saja, melainkan mereka sering pergi ke tempattempat yang menjadikannya mereka bebas dan menghilangkan kebosanan karena berada di lingkungan kampus saja. Mereka pergi seperti ke diskotik, ke bar, ke tempat karaoke. Mahasiswa tersebut pergi ke tempat yang tidak selayaknya mahasiswa berada ketika sudah mendapatkan kiriman uang dari orang tuanya. Setelah mendapatkan uang kiriman orang tua barulah mahasiswa melakukan perilaku yang menyimpang karena didukung dengan keuangan mereka yang baru saja ia dapatkan.
80
81
B. Saran Setelah dikemukakan kesimpulan di atas, pada bagian berikut ini akan disajikan beberapa saran yangmerupakan implikasi dari hasil penelitian yang telah dibahas, beberapa saran itu adalah: 1.
Orang tua mahasiswa, kepada para orang tua yang menitipkan anaknya di tempat kost, pilihlah tempat kost yang aman dan yang peraturannya ketat untuk mencegah pergaulan mahasiswa yang menyimpang, karena mahasiswa itu terkenal dengan nekatnya, ketika mahasiswa diberikan kesempatan, maka terjadilahperilaku menyimpang itu.
2.
Pemilik Kost, kepada para pemilik kost agar rutin mendatangi dan mengontrol mahasiswa yang kost di tempatnya. Ketika sering dikontrol oleh pemilknya para mahasiswa itu pasti tidak akan berperilaku yang menyimpang, karena mereka tidak mempunyai kesempatanuntuk berperilaku menyimpang.
3.
Perlu adanya kerja sama antara pemilik kostan dengan warga sekitar terkait banyaknya perilaku yang menyimpang di kalangan mahasiswa kost.
4.
Mahasiswa harus bisa membanggakan kedua orang
tua, bangsa dan
negara. Kemudian harus taat pada ajaran Agama Islam, karena agama itu pedoman kita dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. __________. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Alisuf, Sabri. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta, 1995. Damar A, Hartaji. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma, 2012. Gerungan W.A. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama IKAPI, 2004. Husairi,
Nanang.
Pergaulan
Di
Kalangan
Mahasiswa,
2014.
(http://n4ngh.blogspot.co.id) Ishomuddin. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2002. Kunarto. Mahasiswa Menuntut. Jakarta: PT. Cipta Manunggal, 1999. Mahfud, Chairul. 39 Tokoh Sosiologi Dan Politik Dunia, Surabaya: PT. Jaring Pena Press Media Utama, 2009. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003. Naldjoeni. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: PT. Alumni, 1997. Papalia Diane & Feldman RD. Human Development. Jakarta: Kencana, 2008. Pardosi, Helbra Marni. “Pergaulan Bebas (Studi Etnografis Perilaku Mahasiswa Kost di KelurahanTiti Rante Kecamatan Medan Baru Kota Medan)”. Skripsi
Universitas
Sumatera
Utara,
Medan,
2014.
(http://repository.usu.ac.id) Quantum. Etika Pergaulan Remaja Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Erlangga, 2010. Santrock, John W. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid II. Jakarta: Erlangga, 2003. __________.
Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga, 2003..
82
83
. Simanjuntak. Latar Pergaulan bebas. Bandung: Alumni 1997. Singgih, Gunarsa & Yulia, Gunarsa. Psikologi Muda-Mudi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004. __________. Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia, 2001. Siswoyo, Dwi. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers, 2007. Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Sugandhi, Nani M. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013. Syani, Abdul. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Bandar Lampung: Bumi Aksara, 1992. Umam, Khoirul, “Perilaku Pergaulan Bebas Di Kalanngan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012. (http://uap.unnes.ac.id). Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003. Yulianti, Nita. “Etika Pergaulan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang.” Artikel, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Indonesia Padang, Padang, 2015. (http://nitayulianti95.blogspot.com). Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012. Zulfikar, Fiqie. “Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Perilaku Seks Bebas Bagi Mahasiswa Di Kota Makassar”. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014. (http://docplayer.info). Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost pada Mahasiswa Kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dengan cara di cheeklist dan aspek yang diamati meliputi : A. Untik memperoleh informasi yang terpercaya dan data yang baik mengenai fisik maupun non fisik masyarakat di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. B. Aspek Yang diamati :
No 1
2 3 4 5
Aspek yang diamati Pengaruh keadaan kehidupan di lingkungan kost di RT 003 RW 003 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Pola keseharian interaksi antara mahasiswa dengan warga sekitar di lingkungan kost RT 003 RW 003 Pola keseharian bergaul antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya Indikasi perilaku menyimpang pergaulan mahasiswa kost Solusi untuk menangani pergaulan mahasiswa yang berperilaku menyimpang di lingkungan kost RT 003 RW 003
Cheeklist ...............................
............................... ............................... ............................... ...............................
Setelah selesai melakukan pengamatan (observasi), kemudian cek kembali data pengamatan yang telah dilakukan catat secara jelas.
Mengetahui, Peneliti
Fuji Nurul Hamdan NIM. 1112015000111
Lampiran 2
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:
Jenis Kelamin
:
Semester
:
Umur
:
PERTANYAAN: 1. Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? 2. Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? 3. Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? 4. Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? 5. Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? 6. Apakah anda seorang perokok? 7. Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? 8. Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? 9. Apakah anda pernah melakukan seks bebas? 10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda menyimpang?
berikan terkait perilaku
Lampiran 3
HASIL OBSERVASI Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati Persepsi Masyarakat Terhadap Pergaulan Mahasiswa Kost pada Mahasiswa Kost di RT 003 RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur dengan cara di cheeklist dan aspek yang diamati meliputi : C. Untik memperoleh informasi yang terpercaya dan data yang baik mengenai fisik maupun non fisik masyarakat di RT 003 RW 003 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur. D. Aspek Yang diamati :
No 1
2 3 4 5
Aspek yang diamati Pengaruh keadaan kehidupan di lingkungan kost di RT 003 RW 003 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Pola keseharian interaksi antara mahasiswa dengan warga sekitar di lingkungan kost RT 003 RW 003 Pola keseharian bergaul antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya Indikasi perilaku menyimpang pergaulan mahasiswa kost Solusi untuk menangani pergaulan mahasiswa yang berperilaku menyimpang di lingkungan kost RT 003 RW 003
Cheeklist
Setelah selesai melakukan pengamatan (observasi), kemudian cek kembali data pengamatan yang telah dilakukan catat secara jelas.
Mengetahui, Peneliti
Fuji Nurul Hamdan NIM. 1112015000111
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: VII (Tujuh)
Umur
: 20 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Sebenernya mah ini kostan khusus laki-laki aja bang, tapi cewe-cewe juga sering ada yang nginep di kostan sini mah, yang penting gak ketauan sama yang lain mah semuanya aman lahhh.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungan di sini mah nyaman bang, tetangga juga gak pernah ngomel-ngomel kalau berisik. Terus sesama mahasiswanya juga saling pengertian, enak lahh orang-orangnya di sini mah bang.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan saya tiap ada di kosan ya nonton film, ngopi-ngopi, ngerokok, nongkrong bareng temen-temen, berisik-berisikan lahh pokoknya bang haha, yang cewe juga sering ikut nongkrong-nongkrong gak jelas kaya gini bang hahaha. Yah begini lah kehidupan gua sehari-hari bang, gabut gak jelas lah pokoknya hahaha.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan?
Lampiran 4
Jawab: Hahaha itu mah sering bang, ya kaya bayar kostan telat, terus bawabawa cewe ke kostan. Tapi itu gak cuma gua aja bang, temen-temen gua yang lain juga sama ngelakuin hal kaya gua juga hahaha. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Waduh hahaha gua mah sholat pas lagi ada maunya doang bang haha. Apalagi kalau lagi kumpul sama temen-temen gua bang pasti dah ninggalin sholat mah karena lupa waktu hahaha.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Hahaha ya pasti lah bang gua seorang perokok berat. Dari SD gua udah mulai ngerokok bang sampe saat ini juga gua masih ngerokok.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Kalau ngerasain mah pernah, tapi gua gak sering-sering banget bang, soalnya mahal sekarang mah minuman. Gua sih beli minuman alkohol kalau pas lagi ada duit atau lagi pas ada yang ngajak aja hehehe. Namanya juga mahasiswa kan nyari yang gratisan aja hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Wah sebandel-bandelnya gua bang tapi yang namanya narkoba mah gua belum pernah ngerasain dan gua gak bakal mau nyoba pake narkoba, takut gua bang.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Waduh gua minta tolong abang jangan kasih tahu siapa-siapa ya, gak enak soalnya bang. Gua pernah bawa pacar gua ke kostan gua dan nginep bang. Nah setelah itu gua sama pacar gua ngelakuin hubungan intim selayaknya suami istri gitu. Gua ngelakuin itu di dalam kamar kost gua bang. Gua ganti-gantian pake kostannya sama temen gua bang, temen gua juga sering bawa pacarnya ke kostan dan ngelakuin hal yang sama seperti gua bang.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Waduh gua sih berharap buat ytang gak pernah ngelakuin hal gila kaya gua jangan sampe deh. Susah berhentinya nih coy haha. Gua aja pengen
Lampiran 4
behenti dari dunia permabokan, tapi ya susah kalau gua bergaulnya sesama orang yang pemabok juga. Sekarang mah yang belum pernah sama sekali nyobain minuman atau belum pernah maen cewe jangan sampe deh nasib lu pada kaya perilaku gua yang bejat ini.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:B
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: IX (Sembilan)
Umur
: 23 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Iya campur di kostan ini mah. Cewenya ada empat orang, cowonya ada enam orang. Enak lah di sini ngekost bareng cewe-cewe kece hahaha.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Yaa karena berhubung tetangga di sini anak-anak kost semua ya enak lah kalau misalkan kita di gesek, ya di gesek balik, saling bantu lah pokoknya sama tetangga kostan sini mah. Apalagi tetangga kostan sama aja sering berisik-berisikan. Ya gitu lah enaknya tinggal di kostan ini.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kalau di sini kan gua tinggal di kostan tengah nih, yang samping juga temen gua tuh, kadang rame kita di sini maen musik, ngopi-ngopi, ngerokok bareng sampe malem kadang sampe shubuh bang cuma ngopi sama ngerokok-ngerokok aja bang. Enak pokoknya di sini rame-rame sama tementemen gua yang lainnya. Dan banyak juga cewe-cewenya yang gabung bang.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan?
Lampiran 4
Jawab: Wah ya sering lah bang, kaya nginepin cewe mah pernah gua. Kadang-kadang suka ganti-gantian sama temen gua kalau nginepin cewenya masing-masing. Ya kita juga suka minum-minum sama temen-temen gua. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Aduh kalau ditanya sholat mah gua jarang banget ngelaksanain sholat wajib bang. Paling kalau pas lagi di rumah aja karena ada orang tua. Kalau di kostan mah ya bisa dibilang gak pernah hahaha.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Hahaha iya bang gua seorang perokok dari sejak mulai SMP sampe sekarang gua masih menjadi perokok aktif hahaha.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Tiap malam minggu gua sering minum-minuman beralkohol sama temen-temen, hari-hari biasa juga sering sih gimana adanya duit aja gua mah, gua kan mahasiswa duitnya dikit hahaha, yaa pokoknya kalau ada yang ngajak mah hayu aja gua mah gak bakalan nolak lah haha. Rame di sini bang kalau lagi minum-minum, tapi gak rese orang-orangnya, jadi santai lah hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Gua mah gak pernah narkoba ya, gua mah bersih dari narkoba meskipun gak bersih dari dosa hahaha.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Duuh repot nih pertanyaannya hahaha. Gua sih sebenernya pernah ngelakuin seks bebas tapi gak selalu sama pacar gua bang, dan gak melulu pake kostan buat tempat kaya begituan.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Wah lu minta harapan dari gua nih yang menyimpang hahaha. Gua sih berharap aja buat yang masih muda, ya mohon dah jangan sampe ngelakuin hal yang kaya gua ini, karena kelakuan gua ini pasti bakal ngerusak lu lu pada. Udah bukan zamannya lagi perilaku menyimpang kaya gua, gua mah karena udah terlanjur kejebur aja jadi yaaa nikmatin aja apa yang telah gua
Lampiran 4
jalanin. Dan jangan sampe membuat warga masyarakat sekitar rugi karena tingkah laku lu. Ya cukup gua aja lah yang kaya gini, kalian yang masih muda mah jangan lah ya.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:C
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: XI (Sebelas)
Umur
: 23 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Di dalam peraturannya mah khusus buat cowo aja, tapi kan cowocowo di sini pada punya pacar kan, nah itu dia pacarnya mereka suka nginep juga di sini, tapi ya gak sampe ketauan juga, tengsin juga kan kalau ketauan yang punyanya hahaha.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Yaelah bang lingkungan di tempat ini mah nyantai-nyantai aja, mana ada yang berani ngomelin gua sama temen-temen gua di sini, apalagi tementemen sesama penghuni emang udah klop banget , satu pemikiran lahh sama gua. Tetangga di sini juga pada cuek bebek aja bang, bodo amatan orangorang sini mah, jadi ya kalau kita lagi ngapa-ngapain biasa aja mereka mah pada cuek dan ga peduli, kan itu yang bikin gua demen sama kehidupan di sini, mangkannya gua betah kan di sini dari semester satu sampe sekarang belum lulus juga hahaha.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan gua sehari-hari ya sama aja kaya yang lain yang bebas hahaha. Gua sering nongkrong sama temen-temen gua, ngopi, ngerokok
Lampiran 4
bareng, musik-musikan dan banyal lagi deh. Ya paling kalau lagi insyaf ya ngerjain tugas hahaha. 4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Buset dah bang aturan mana sih yang gak gua langgar haha, hampir semua aturan di kostan gua langgar bang, gua bawa cewe ke kostan aja sring, temen-temen gua juga begitu, tapi ya tanpa sepengetahuan yang punyanya lahh, kalau ketauan kan repot, bisa-bisa gua dikawinin entar hahaha. Selain itu ya kita di sini sering ngadain pesta minuman juga, kalau lagi males ke diskotik ya kita pesta minumannya di kostan aja bareng temen-temen, yang penting mah intinya minum aja.
5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Hahaha duuh bang gua sering banget ninggalin sholat mah. Malah gua jarang banget sholat wajib. Yang wajib aja gua tinggalin apalagi yang sunah hahaha.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Lahh iya lahh bang gua dari kecil udah ngerokok dan sampe sekarang gua masih terus ngerokok.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Nih ya gua sama temen-temen gua itu kalau baru dapet kiriman dari orang tua hampir sebulan sekali gua sama temen-temen gua pergi ke diskotik bang, ya karena kan gua bosen gitu diem mulu di sekitaran kampus, terus nglepasin pikiran aja dengan pergi ke diskotik karena beban tugas dari dosen. Kan enak kalau mabok di diskotik mah hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Duh sebenernya gua pernah ngerasain narkoba bang, tapi sekarang mah gua udah gak mau pake narkoba lagi, gua kapok soalnya gua hampir masuk penjara gara-gara pake narkoba bang, tapi itu dulu bang.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas?
Lampiran 4
Jawab: Hahaha pernah sih bang, tapi itu baru beberapa kali aja, soalnya gua kan jarang pacaran jadi ya kalau mau kaya gituan paling ke tempat yang menyediakan wanita bayaran hahaha. 10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Harapannya ya pokoknya jangan ikutin gua yang rusak ini dah, gua kan udah terlanjur rusak nih, buat adek-adek gua yang masih muda jangan lah berperilaku kaya gua ini, kasian coy orang tua. Gua aja nyesel, tapi ya gimana lagi susah gua mau tobat tuh hahaha.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:D
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: VII (Tujuh)
Umur
: 21 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Kostan ini khusus buat laki-laki aja bang katanya hahaha. Tapi ya tetep aja orang-orang di sini suka pada ngajak cewe-cewenya nongkrong di sini, bahkan sampe nginepin cewe juga pernah bang.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungan di sini ya baik-baik aja bang, aman juga.terus masyarakat sekitarnya juga pada diem aja, mungkin dia ngerasa bodo amat kali ya karena gua bukan anaknya hahaha. Orang-oraang yang tinggal di kostan ini juga ramah-ramah, pokoknya setipe sama karakter gua lah bang hahaha.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan gua sehari-hari yaa kaya mahasiswa biasanya aja bang, nongkrong-nongkrong, ngopi-ngopi, ngerokok sambil ngobrol bareng tementemen. Ya paling kalau lagi banyak tugas mah kita pada ngerjain tugas kaya mahasiswa-mahasiswa yang lainnya hahaha.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Kalau di sini mah yang tadi gua udah bilang, ngomongnya yang kost cuman dua orang, tapi kan yang ngisi sampe empat orang bang. Ya kadang
Lampiran 4
kita ganti-gantian bawa cewe juga bang hahaha. Cuman ada kodenya nih bang kalau mau masukin cewe ke kostan gua ini bang, kodenya kaya di film warkop “jangkirik bos” hahaha. Ya biar temen-temen gua paham kalau di kostan itu lagi ada gua yang make hahaha. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Meninggalkan sholat ya hampir tiap waktu bang haha, paling gua sholat kalau ada maunya aja dan kalau gua lagi ada di rumah, selebihnya ya gua jarang banget sholat wajib.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Ya iyalah bang buset dah gua kalau sehari gak ngerokok mah bisa pusing kepala gua bang. Minimal gua ngabisin sebungkus rokok per harinya.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Gua sering ngerasain minuman beralohol mah bang, temen-temen gua emang kedemenannya yang kaya gitu jadi aja gua kebawa-bawa sering mabok juga.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Alhamdulillah sebejat-bejatnya gua tapi sama yang namanya narkoba mah gua belum pernah nyoba sama sekali, dan gak ada ketertarikan sama sekali untuk nyoba-nyoba mengkonsumsi narkoba bang.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Ya pernah lah bang, kostan gua pernah dipake mesum sama banyak orang termasuk gua haha. Terus kalau lagi iseng dan bosen gua sama temen gua nyewa cewe bang buat nemenin ya sekedar buang hasrat semalem mah lah hahaha, apalagi temen-temen gua emang dasarnya gila cewe juga, ya kan cocok sama gua itu mah bang hahaha.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Harapan gua sih buat orang-orang yang gak terjerumus dalam pergaulan bebas atau pergaulan yang menyimpang, jangan sampe dah ngelakuin hal yang menyimpang. Kasian orang tua biayain lu tuh buat belajar
Lampiran 4
di kampus, bukan buat belajar maenin cewe atau belajar hal-hal yang menyimpang.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:E
Jenis Kelamin
: Perempuan
Semester
: VII (Tujuh)
Umur
: 21 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Sebenernya aturan dari kostan ini khusus buat perempuan aja bang, tapi sering kok cowo-cowo juga maen-maen ke sini, tapi gak sampe nginep, karena kan gak enak juga ini kostan cewe masa ada cowo yang nginep sih hehehe.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Kalau lingkungan di sini sejauh saya ngekost di sisi mah yaa amanaman aja bang. Orang-orangnya juga pada pengertian dan bisa di kompromi. Terus nyambung juga kalau pas diajak ngobrolnya.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan saya kalau ada di kostan ya ngobrol-ngobrol bareng tementemen, ngerjain tugas-tugas kuliah, baca-baca buku dan lainnya bang. Anak kostan sini mah baik-baik bang hahaha tapi ada juga sih yang bandel-bandel mah tapi saya gak tau namanya siapa hahaha.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Wah hahaha kalau saya sih pernah, tapi gak sering-sering amat lah, kaya ngajak cowo ke kostan kan itu menyalahi juga meskipun cowonya gak
Lampiran 4
nginep juga. Terus sering pulang malem juga karena emang aku aktif di organisasi, kan pasti ada aja kajian atau diskusi atau bahkan acara-acara yang menyebabkan saya pulang malem. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Pernah sih kak tapi pas ketika lagi datang bulan dan ketika dalam waktu mendesak banget kaya lagi di perjalanan misalnya kan susah saya buat ngelaksanain sholat. Selebihnya sih Insha Allah doakan saja semoga saya istiqomah dalam melaksanakansholat wajib ini. Amin.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Wahh masa iya saya seorang perempuan merokok kak hehehe. Saya anti banget sama yang namanya rokok. Bisa membahayakan itu rokok.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Walah saya merokok aja tidak masa iya malah minuman yang beralkohol hehehe. Saya pernah ketemu sama cowo yang mulutnya bau banget minuman, saya langsung mual pengen muntah pas nyium bau minuman yang beralkohol.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Alhamdulillah saya belum pernah terlibat dalamdunia narkoba kak, saya punya saudara yang sering pake narkoba dan itu kasian banget hidupnya bang, saya aja gak tega kalau liat dia.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Idih ya gak pernah lah kak, lah saya aja gak punya pacar haha. Tapi temen saya ada perempuan yang sering dibawa ke kostan pacarnya, bahkan sampe nginep. Coba ngapain itu semaleman di kostan berduaan aja, pasti kan ngelakuin hubungan yang dilarang.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Solusi sih gini kak, terkadang aku resah juga kak melihat generasi muda zaman sekarang, meskipun aku masih muda juga tapi aku ingin kakakkakak kelas, temen-temen seangkatan dan adik-adik kelas jangan sampe terjerumus ke dalam hal pergaulan-pergaulan yang bebas, karena apalagi
Lampiran 4
ketika keadaannya sama kaya aku kak, aku kan orang jauh dan tinggal di kostan, orang yang tinggal di kostan itu jau dari pengawasan orang tua itu seolah-olah kita menganggap bahwa ketika jauh dari orang tua itu kita bebas, padahal mah ngga kak, kan Allah SWT selalu mengawasi kita. Jadilah generasi muda yang membanggakan bagi keluarga dan bagi negara tercinta.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:F
Jenis Kelamin
: Perempuan
Semester
: V (Lima)
Umur
: 20 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Di kostan ini mah khusus buat perempuan aja kak, orang sering diawasi sama ibu kostnya kak, mana bisa masukin cowo ke kostan ini hehehe. Yang ada malah bisa diusir aku dari kostan ini kalau ketauan masukin cowo hahaha. Orang ibu kostnya tiap hari ke sini terus kak hehehe.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Alhamdulillah kak sampai sekarang aku tinggal di kostan gak terjadi apa-apa kak, paling ya terjadi banjir-banjir dikit gitu doang lahh, alhamdulillah maling juga gak pernah ada yang masuk ke kostan kak.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Paling aku sih ngerjain tugas kuliah yang dikasih sama dosen, terus ya nonton film di laptop, chattingan sama temen-temen yang lainnya kak, sama curhat-curhatan bareng sama temen-temen juga kak hehehe. Mungkin karena aku aktif di organisasi paling aku kalau siang sampe maghrib sering kumpul di sekret oraganisasi aku itu kak hehe.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan?
Lampiran 4
Jawab: Karena di kostan ini ada peraturan kalau jam sebelas malem itu udah di gembok gerbangnya, nah paling itu doang kak aku kan aktif di organisasi juga, kan sering pulang malem bahkan lewat dari jam sebelas malem kak, pas aku ada kegiatan organisasi sampe malem pilihannya cuma dua kak, milih pulang sebelum jam sebelas malem atau nginep di kostan temen yang bebas hahaha. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Hehehe jarang-jarang sih kak akau ninggalin sholat wajib, tapi aku keseringannya ya ngelaksanain lahh hehehe.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Lahh ya engga lah kak, aku kan perempuan masa iya aku ngerokok hahaha. Aku aja suka ngehindar kalau ada yang ngerokok deket aku kak.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Waduh ya engga juga lah kak, minuman beralkohol mah parah banget dih saya paling gak suka sama cowo yang pemabuk hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Waduh si kakak pertanyaannya aneh-aneh aja nih. Ya masa iya saya pernah mengkonsumsi narkoba, yang bener aja haha.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Duuh kalau yang seperti berhubungan suami istri mah aku belum pernah kak, tapi kalau sekedar ciuman-ciuman atau pegang-pegang mah aku pernah kak sama pacar aku.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Kalau boleh saya ngasih masukan buat orang yang telah terlanjur masuk dalam pergaulan bebas, segeralah kalian bertobat di jalan Allah SWT. karena hidup di dunia ini hanya sementara, hidup yang sementara ini haruslah dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Ingat orang tua di rumah yang udah membesarkannya dan ngebiayainnya, tapi malah orangnya bergaul yang gak bener. Mudah-mudahan mah saya tetep istiqomah dan gak terjerumus dalam
Lampiran 4
hal pergaulan bebas, karena saya kasian sama orang tua di rumah yang udah membesarkan dan ngebiayain saya sampe sekarang ini.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:G
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: VII (Tujuh)
Umur
: 21 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Wah kalau kata ibu kostnya mah khusus laki-laki doang bang, cuman ya kitanya itu yang bandel, di atas itu bilangnya cowo yang ngekost, tapi ternyata cewe yang ngisi, nah kalau di bawah cowo semua nih bang, tapi di bawah cowo-cowo semua juga sering ngajak-ngajak cewe ke sini mah bang, ya sekedar nongkrong atau ngopi bareng lahh.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungannya di sini kan sepi ya karena di ujung, kostan jarang, tapi ini sih jadi enak ke kitanya yang tinggal di sini, kondusif lah kalau kata orang kerennya mah. Paling tetangga sebelah aja nih, tapi mereka gak pernah ngomel-ngomel, pengertian lahh mereka mah bang, enaknya begitu di sini mah.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan gua di kostan yaaa paling kumpul sama bocah-bocah, ngopingopi, diskusi, gitaran sampe malem daah pokoknya. Yang cewe-cewenya juga sering ikut gabung sama kita-kita di sini.
Lampiran 4
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Laah yaa sering laaahh bang, bangsa nginepin cewe mah pernah gua. Kadang-kadang suka ganti-gantian sama temen gua kalau nginepin cewenya masing-masing. Kita juga suka minum-minuman keras sama temen-temen gua. Tapi gua gak pernah yang namanya pake narkoba bang, jangan sampe dah gua terlibat narkoba.
5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Gua ngelaksanain sholat itu kalau lagi inget dosa aja bang hahaha, ya kalau lagi senang mah gua jarang banget ngelaksanain sholat wajib bang.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Wah ya tentu lah bang gua perokok aktif sampe sekarang, gua dari kecil udah bisa sama asap rokok. Bapak gua ngerokok soalnya ya gua jadi ikut-ikutan bapak gua ngerokok sampe sekarang ini bang.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Gua minum minuman yang beralkohol jarang-jarang bang, gua mah tergantung donatur aja bang, karena gua yang nyediain tempatnya hahaha. Temen gua kalau lagi [engen mabok ya pasti ngehubungin gua minta disediain tempat di kostan gua buat nanti mabok bareng hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Gua sama sekali gak pernah yang namanya make narkoba, gua orangnya anti banget sama narkoba bang. Sebandel-bandelnya gua tapi gua sama sekali gak ada kepengenan untuk merasakan narkoba.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Gua kalau ngelakuin ya jarang-jarang bang karena kan cewe guanya malu kalau di kostan guanya lagi rame, tapi gua sering banget kalau ngeliat temen-temen gua ngelakuin seks bebas hahaha. Tiap minggu pasti kostan ini ada yang ngelakuin seks bebas hahaha.
Lampiran 4
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Waduh gua sebagai orang yang ngelakuin bingung nih mau ngasih saran atau harapan apa buat para mahasiswa atau remaja yang lainnya hahaha. Yaa pokoknya generasi di bawah gua jangan lah sampe kaya gua dah, jangan coba-coba minuman beralkohol dah, kata bang Haji Rhoma kan gak boleh ya bang hahaha. Intinya kudu ngelakuin hal-hal yang positif aja lahh, harus berorganisasi, sering-sering diskusi dan kajian, pasti lah hidupnya akan bermanfaat bagi semuanya.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:H
Jenis Kelamin
: Perempuan
Semester
: VII (Tujuh)
Umur
: 21 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Kostan ini isinya cewe semua, karena kan ini tinggal di rumahnya, jadi gak boleh ada laki-laki yang masuk haha.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungan di tempat kost aku ya biasa aja kak, ibunya baik dan perhatian gitu sama anak-anak yang ngekostnya. Terus temen-temennya juga enak kalau diajak ngobrol, nyambung gitu lahh sama aku kak hehehe.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan aku sehari-hari di kostan ya paling baca-baca buku, ngerjain tugas kuliah kalau lagi ada tugas, ya selebihnya ngobrol-ngobrol ngerumpingerumpi sama temen-temen yang lain hehehe biasa lah cewe-cewe kerjaannya ngerumpi hahaha.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Kalau menyalahi aturan mah pernah kak, seperti pulang telat ke kostan, kan di kostan aku itu dibatesin jam pulang kalau malem tuh. Di kostan aku itu jam sepuluh malem harus udah ada di dalem rumah karena kan
Lampiran 4
itu kostan di rumahnya jadi ya gak bebas aja. Kalau aku pulang telat yasuka di marahin sama ibu kostnya hehe, ya paling itu doang sih kak. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Hehehe jarang sih kak ninggalin sholat mah kalau lagi sibuk dan gak sempet buat sholat aja. selebihnya aku sering ngelaksanain sholat kok hehe.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Lahh si kaka nanyanya yang kaya ginian, ya engga lah kak. Aku kan perempuan masa aku seorang perokok sih.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Waduuh aku ngerokok aja ngga apalagi minum minuman yang beralkohol haha. Duuh si kakak ada-ada aja ini pertanyaannya.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Duuh ya engga juga lahh kak mana pernah aku mengkonsumsi narkoba.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Kalau aku pribadi sih belum pernah ngelakuin seks bebas, tapi aku pernah melihat temen aku itu bawa pacarnya nginep di kostannya. Aku mah gak berani ngelakuin kaya gitu kak takut dosa, terus takut buat orang tua juga kecewa sama perilaku anaknya yang jauh dari pengawasan orang tua
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Aku sih cuma mau ngasih saran buat temen-temen yang belum terjerumus pada perilaku-perilaku yang menyimpang jangan sampe deh. Karena kan meskipun kita jauh dari pengawasan orang tua tapi kita harus berbuat baik dan harus bisa membuat bangga orang tua kita. Terus buat orang-orang yang udah terlajur berperilaku yang menyimpang segeralah bertobat di jalan Allah SWT, karena waktu kita di dunia itu hanya sementara aja. Dan bikin banggalah orang tua, karena bagaimanapun orang tua itu yang ngebiayain kalian belajar dari awal sampe sekarang ini.
Lampiran 4
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:I
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: V (Lima)
Umur
: 20 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Kalau pereturannya mah khusus untuk laki-laki, tapi ya namanya juga cowo ya kan bang, ketika ada peluang masukin cewe ya masukin cewe ke dalam kostan. Selebihnya yaa gituu lahhh hahaha.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungan di sekitar kostan gua sih nyantai-nyantai aja bang, orangorangnya juga ramah-ramah dan selow lahh hahaha. Terus tetangganya juga bodo amatan sama apa yang selama ini kita lakuin di kostan, jadi kan ada kesempatan gua buat bertindak apapun bang hahaha.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiatan gua yaa kaya mahasiswa-mahasiswa lainnya bang. Nongkrong-nongkrong, ngopi-ngopi, ngerokok bareng, kumpul-kumpul sama temen-temen. Ya paling pas lagi ada tugas banyak aja gua kerjain bareng sama temen-temen gua bang.
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab: Aturan-aturan dari pemilik kostan hampir semuanya gua langgar bang. Telat bayaran mah paling sering malah bang. Terus gua pernah sama
Lampiran 4
temen-temen gua mabok-mabokan bareng di sini, terus pernah juga nginepin cewe di sini. Dan masih ada lagi dah bang, tapi cukup segini aja ya bang hahaha maaf yaa bang. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Waduh jarang banget gua ngelaksanain sholat wajib bang hahaha, ya gara-gara keasikan nongkrong sama temen-temen jadi lupa waktu gitu bang. Ya maklum lah kalau lagi kumpul sama temen kan suka jadi lupa semuanya.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Hahaha setiap hari gak pernah kelewat gua bang kalau ngerokok mah, minimal gua ngisep sebungkus sehari bang.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Gua sering mabok-mabokan di kostan ini sama temen-temen gua yang lainnya bang. Kebanyakan sih di kostan, tapi kalau mabok di luar kostan juga pernah, kaya di diskotik, di bar dan di tempat-tempat yang seperti itu lah.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Duuh engga pernah gua bang, nyoba aja gak pernah apalagi mengkonsumsinya hahaha.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Waduuuhh gua mah ya paling sering itu ngeliat dibanding ngelakuin bang. Gua sering liat temen-temen gua pada bawa pacarnya ke kamer dan pacarnya itu nginep semaleman di kostan, coba itu ngapain semaleman di dalem kamar hahaha. Gua sih kalau ngelakuin seks bebas pernah, tapi gak sesering temen gua itu, dia mah hampir tiap minggu pasti ngelakuin kaya gitu pas pacarnya nginep di kostan.
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Harapan gua sih buat orang-orang yang belum pernah melakukan perilaku yang menyimpang, jangan sampe deh terjerumus dalam pergaulan bebas. Gua aja yang masih setengah-setengah susah buat tobatnya, masalahnya ada aja godaannya hahaha. Nah buat yang lain kudu bisa
Lampiran 4
banggain orang tua dah terus banggain njuga bangsa dan negara, yang pasti harus terus berbuat baik dan berperilaku sesuai dengan ajaran Agama Islam.
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERGAULAN MAHASISWA KOST DI RT 003 RW 03 KELURAHAN CEMPAKA PUTIH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
DATA INFORMAN Nama
:J
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Semester
: IX (Sembilan)
Umur
: 22 Tahun
PERTANYAAN: 1.
Kostan ini campur laki-laki dan perempuan atau tidak? Jawab: Peraturannya sih kostan ini buat cowo semua, tapi banyak juga cewecewe yang sering maen-maen ke kostan ini, ya sedar istirahat atau emang niat mau ke kostan ini, bahkan gak sedikit pula cewe-cewe yang pernah nginep di kostan cowonya.
2.
Bagaimana lingkunagan di tempat anda kost? Jawab: Lingkungan di tempat kost ini sejauh ini aman-aman aja, gak pernah ada kejadian ada yang kemalingan, terus warga sekitarnya juga pada enak dan lebih memahami bagaimana tingkah laku mahasiswa itu. Terus sama sesama penghuninya juga rukun-rukun aja gak pernah ada pertengkaran, ya di sini udah seperti keluarga aja gitu bagi gua mah.
3.
Apa saja kegiatan sehari-hari anda ketika tinggal di kostan? Jawab: Kegiata gua sehari-hari sih ya paling nongkrong-nongkrong gak jelas, ngopi bareng temen-temen, ya kalau lagi ada tugas kuliah ye kerjain bareng temen-temen.
Lampiran 4
4.
Apakah anda pernah menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kostan? Jawab:
Kostan ini punya aturan dilarang bawa cewe nginep,
tapi ya
namanya juga manusia butuh menyalurkan hasrat hahaha, tapi gak gua doang sih bang, banyak temen-temen gua yang lain sering bawa cewenya ke kostan. Terus ya gua sering telat bayar kostan karena gua juga nunggu kiriman duit dari orang tua kan. 5.
Apakah anda pernah meninggalkan sholat wajib? Jawab: Wah gua jarang banget ngelaksanain sholat wajib bang, saking jarangnya gua lupa lagi terakhir gua sholat wajib itu kapan hahaha.
6.
Apakah anda seorang perokok? Jawab: Oh ya iya lah bang gua perokok banget sampai sekarang ini lahh hahaha. Orang gua dari kecil udah terbiasa sama rokok karena bapak gua seorang perokok juga.
7.
Apakah anda pernah merasakan minuman beralkohol? Jawab: Gua kan emang peminum bang, gua udah biasa aja gitu kalau minum minuman yang beralkohol, sempet dulu gua pas semester enam temen gua hampir mati gara-gara minumnya terlalu banyak, kalau mati di tempat gua kan repot, ntar polisi pada kesini terus ntar malah gak bebas lagi kostannya hahaha.
8.
Apakah anda pernah mengkonsumsi narkoba? Jawab: Walah gua sendiri mah belum pernah yang namanya nyoba narkoba, tapi kalau temen sekamar gua mah parah banget sama narkobanya, dia malah pernah hampir mati gara-gara pake narkoba. Mangkannya gua gak tertarik sama narkoba, takut gua masuk penjara kan kasian orang tua gua bang.
9.
Apakah anda pernah melakukan seks bebas? Jawab: Kalau dibilang pernah mah ya pernah bang hahaha. Gua sekamar sama orang yang gila seks sih bang jadi gua kebawa-bawa otak mesumnya dia hahaha. Gua sama temen sekamar gua malah punya jadwal khusus pake kostan buat ngelampiaskan hasrat kita ini bang hahaha.
Lampiran 4
10. Apa harapan atau solusi yang ingin anda
berikan terkait perilaku
menyimpang? Jawab: Harapan dari gua sih karena gua yang melakukan ya, gua gak mau muluk-muluk lah gua pengen generasi muda yang sekarang janga sampe ngeliat abang-abang kelasnya yang rusak gitu. Anak muda sekarang mah harus bisa banggain orang tua sama banggain negara. Ntar kalau udah tua mah bakal nyesel, gua aja yang baru umur 22 tahun udah nyesel karena emang pergaulan gua yang kaya gini. Jangan sampe anak muda yang sekarang nyesel karena perilaku pergaulannya sendiri..
Lampiran 5
HASIL DOKUMENTASI
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 9
Lampiran 9
Lampiran 9
BIODATA PENULIS
Fuji Nurul Hamdan adalah nama penulis skripsi ini. Penulis adalah anak kedua dari 4 bersaudara hasil pernikahan Bapak H. Yuyud Saepudin dengan Ibu Hj. Ooy Rukoyah (Almarhummah). Penulis dilahirkan di Desa Legok Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan Jawa Barat pada tanggal 09 Juni tahun 1994.
Penulis menempuh dunia pendidikan dimulai dari SDN 2 Legok (lulus tahun 2006), melanjutkan ke SMP ITUS Kuningan (lulus tahun 2009), dan SMAN 1 Ciawigebang (lulus tahun 2012). Hingga akhirnya penulis dapat menempuh masa kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS dengan konsentrasi jurusan Sosiologi dan Antropologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga aktif dalam organisasi. Dalam organisasi intra kampus penulis terlibat secara aktif di HMJ P.IPS, selanjutnya penulis aktif dalam organisasi ekstra kampus di antaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lembaga Pariwisata Dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) HMI, pada saat ini penulis terdata sebagai Pengurus Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) LEPPAMI PB HMI. Selain itu penulis juga salah satu pendiri perkumpulan pecinta alam Social Ethnic Voyager (SEV), yaitu salah satu wadah penyalur hobi penulis dalam menjelajahi keindahan dan kekayaan alam di Indonesia. Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.