Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU
Yessi Meristika 071101092
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2009 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
2
Judul
Peneliti NIM Jurusan Tahun
: Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU : Yessi Meristika : 071101092 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 2007 / 2008
Pembimbing
..................................................... (Rika Endah N, S.Kp) NIP. 132 282 642
Penguji
..........................................Penguji I (Rika Endah, S.Kp) NIP.1320 282 642
..........................................Penguji II (Erniyati, SKp, MNS) NIP. 132 238 510
..........................................Penguji III (Lutfhiani, S.Kep, Ns)
Program Studi Ilmu Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Keperawatan.
................................................ (Erniyati, SKp, MNS) NIP. 132 238 510 Ketua PSIK FK USU
................................................ (Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K)) NIP. 140 105 363 Pembantu Dekan I FK USU
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
3
Judul
Peneliti NIM Jurusan Tahun
: Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU : Yessi Meristika : 071101092 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : 2007 / 2008
ABSTRAK Proses belajar mengajar yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan di PSIK FK USU. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap pendidikan sarjana Program ekstensi di PSIK FK USU yakni ada 125 orang dengan cara quota random sampling dengan observation agreement. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mata kuliah menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda sebanyak 15 mata kuliah (40%); subjektif tes sebanyak 3 mata kuliah (8%); pilihan ganda dan subjektif tes sebanyak 11 mata kuliah (32%); pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%); pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan sebanyak 4 mata kuliah (10%); pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%) Adapun persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah baik
Kata Kunci
: Persepsi, Tes hasil belajar
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
4
UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Persepsi Mahasiswa Terhadap Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU” sebagaimana lazimnya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan pada Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU, Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Kedokteran USU, Ibu
Erniyati, SKp, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada
kesempatan
ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rika Endah N. SKp selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, Ibu Erniyati, SKp, MNS selaku Dosen Penguji II, ibu Luthfiani S. Kep, Ns selaku Dosen Penguji III, Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen penasehat akademik serta seluruh staf pengajar dan administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan FK USU. Terima kasih juga kepada seluruh responden yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
5 Teristimewa
ucapan
terima
kasih
kepada
Ibunda
tersayang
Tuahta Br Bangun yang menjadi motivasi dalam hidupku, yang selalu berdoa, memberi kasih sayang, semangat dan memberikan dorongan baik moril dan materil, abanganda Mayor CKM Suharto SKM dan istri serta ponakanku Haura Alifa Salsabila, adik-adikku tersayang Yenni, Arfan Titin dan Erna Elita dan nenek tercinta Zubaedah Sitepu yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis. Terimakasih kepada kekasih tercinta Dedi Krismanto, SE yang selalu memberiku doa, dorongan, semangat dan selalu menghiburku dalam suka dan duka, kepada sahabat-sahabatku tercinta yang ikut membantu, memberikan doa dan semangat kepada penulis, serta teman-teman satu angkatan di PSIK Jalur B 2007 yang ikut memberikan motivasi dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat, ridho dan karunia-Nya kepada kita semua dan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu penulis.
Harapan penulis
semoga skripsi
ini dapat
bermanfaat
untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2009 Penulis
Yessi Meristika
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
6
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ................................................................................... i Abstrak ......................................................................................................... ii Kata Pengantar.............................................................................................. iii Daftar Isi ...................................................................................................... v Daftar Tabel.................................................................................................. vii Daftar Skema ................................................................................................ ix
BAB 1
BAB 2
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................. 1.2 Pertanyaan Penelitian ....................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................
1 4 4 4
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi .............................................................................. 2.1.1 Pengertian Persepsi.................................................. 2.1.2 Proses Pembentukan Persepsi .................................. 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi............. 2.2 Tes Hasil Belajar ............................................................... 2.2.1 Pengertian ............................................................... 2.2.2 Dasar-dasar Penyusunan Tes hasil Belajar ............... 2.2.3 Isntrumen Tes hasil Belajar ..................................... 2.2.3.1 Tes Lisan .................................................... 2.2.3.2 Tes Tertulis .................................................
6 6 6 7 7 7 9 11 12 13
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian ......................................................... 27 3.2 Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional ................. 29
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian .............................................................. 30 4.2 Populasi dan Sampel ......................................................... 30 4.2.1 Populasi .................................................................... 30
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
7
4.3
4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
4.2.2 Sampel ...................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 4.3.1 Lokasi Penelitian....................................................... 4.3.2 Waktu Penelitian ....................................................... Pertimbangan Etik............................................................. Instrumen Penelitian ......................................................... Validitas dan Reabilitas Instrumen .................................... Pengumpulan Data ............................................................ Analisa Data .....................................................................
30 31 31 31 32 32 32 34 35
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ................................................................ 37 5.2 Pembahasan ..................................................................... 47
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan ........................................................................ 57 6.2 Rekomendasi ...................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian 2. Uji Reabilitas Kuisioner 3. Tabel Hasil Distribusi Frekwensi 4. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari PSIK FK USU 5. Surat Izin Penelitian dari PSIK FK USU 6. Jadwal Konsul Currikulum Vitae
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
8 DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi dan Persentase tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 (n=37) ........................................................................................ 38 Tabel 5.2 Instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 ............................................. 39 Tabel 5.3 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 .................................................. 41 Tabel 5.4 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 .................................................. 42 Tabel 5.5 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009............................................................................. 43 Tabel 5.6 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ........................................................................................ 44
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
9
Tabel 5.7 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada MeiJuni 2009 .................................................................................... 45 Tabel 5.8 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 ....................................................................................... 46 Tabel 5.9 Distribusi Frekwensi dan Persentase Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 (n=37) ............................................................................... 47
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
10 DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka Penelitian Persepsi Mahasisawa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana.......................................................................... .
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
28
11 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem pendidikan di tanah air menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan tersebut. Salah satu diantaranya yang langsung mendapat sorotan utama adalah evaluasi hasil
atau pencapaian belajar peserta didik (Hutagalung, 2007). Evaluasi/tes
merupakan pengukuran ketercapaian pogram pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan pendidik, pengelolaan pendidikan , dan reformasi pendidikan secara keseluruhan (Majid, 2006). Proses belajar mengajar yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan pendidik mengembangkan proses pembelajaran serta peguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup pendidik
dengan menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan
melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik, yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya. Semakin baik pendidik melakukan evaluasi, maka akan semakin benar penempatan ukuran pencapaian kompetensi peserta didik. Dan semakin benar pelaporannya pada klien, dan semakin akuntabel palaksanaan tugasnnya sebagai pendidik. Dilihat dari segi kebutuhannya ini, maka setidaknya pendidik harus mampu menyusun instrumen tes maupun non tes (Rosyada, 2004)
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
12 Adapun instrumen yang bisa digunakan untuk melakukan tes, sangat tergantung pada indikator kompetensi yang hendak diukur. Kalau tes tersebut diselenggarakan untuk mengevaluasi
pencapaian kompetensi pada level-level
kognisi, maka instrumen yang bisa digunakan adalah instrumen tes, yang secara umum ada dua bentuk, yaitu tes objektif dan tes uraian. Sementara instrumen non tes yang sering digunakan antara lain adalah skala bertingkat, daftar cocok, wawancara, daftar angket pengamatan, dan riwayat hidup. Instrumen non tes masih sangat terbatas penggunaannya jika dibandingkan dengan instrumen tes. Pendidik pada umumnya lebih banyak menggunakan instrumen tes dari pada instrumen non tes karena alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif saja, sementara instrumen non tes tidak hanya pada aspek kognitif tapi dapat juga pada aspek afektif dan aspek psikomotor (Sudjana, 2006). Penggunaan teknik-teknik evaluasi (tertulis, lisan ataupun tindakan) yang tepat menuntut perhatian akan keterbatasan masing-masing instrumen tersebut, yakni walaupun instrumennya sudah tepat, tapi belum tentu item-itemnya itu reliable dan valid. Masing-masing jenis insrumen tes ini memerlukan langkah dan patokan masing-masing dalam perumusan butir soal dan penggunaannya. Walaupun sudah sangat baik instrumen tersebut, masih bisa terjadi ketidak tepatan hasil evaluasi, misalnya, peserta didik
mengisi soal dengan menebak bukan
dengan pengetahuan dan keyakinannya, kemudian dalam tes subjektif pendidik memberi angka dengan pertimbangan subjektifnya, apabila dengan instrumen pangamatan (Rosyada, 2004).
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
13 Kelemahan pokok evaluasi belajar di lembaga pendidikan pada umumnya tidak terletak pada bentuk dan tipe butir soal yang digunakan, tetapi terutama terletak pada bentuk dan kemampuan pendidik untuk mengkonstruksikan butir soal dengan baik. Butir soal tipe apapun dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar bila butir soal tersebut dikonstruksi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang yang ingin dicapai. Misalnya, butir soal objektif yang baik akan sama baiknya dengan butir soal uraian yang baik, atau sebaliknya butir soal yang dikonstruksi secara tidak baik akan tidak mengukur keberhasilan belajar, lebih baik butir soal objektif yang dikonstruksi dengan baik. Kesalahan umum lainnya yang menyebabkan orang banyak melemparkan kritik tidak proporsional terhadap tes adalah anggapan yang melihat tes bukan sebagai alat ukur, tetapi terutama sebagai alat pendidikan yang terpenting dalam proses pendidikan. Anggapan yang dikemukakan terakhir ini tentu saja tidak pada tempatnya atau setidak-tidaknya kurang mengukur proporsional, karena fungsi utama tes hasil belajar ialah mengukur keberhasilan belajar seseorang atau sekelompok peserta didik. Seorang
peserta didik yang tidak pernah melatih
mengarang, tidak akan menjadi orang yang tahu menyusun karangan yang baik, walaupun diberikan beberapa kali tes bentuk uraian. Sebaliknya, seorang peserta didik yang telah terlatih untuk mengeluarkan pikirannya secara tertulis dengan baik, sekalipun dites dengan butir soal objektif tetap tidak akan kehilangan ekspresinya (Zainul, 2005). Sebagaimana kita ketahui semakin baik suatu instrumen tes hasil belajar maka semakin baiklah hasil yang akan kita peroleh, baik itu instrumen tes maupun instrumen nontes. Dari berbagai jenis instrumen tes hasil belajar, yang paling Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
14 sering digunakan oleh pendidik adalah instrumen tes yaitu uraian tes dan objektif tes. Oleh karena itu peneliti juga membatasi untuk meneliti terhadap instrumen tes yang sering digunakan itu karena keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. Fenomena dilapangan beberapa pendapat mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap sarjana di PSIK FK USU mengatakan tes hasil belajar pada beberapa mata kuliah ada yang membuat soal menggunakan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh, pilihan jawaban dalam soal pilihan berganda berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar sehingga membuat banyak persepsi yang buruk atas instrumen tes hasil belajar tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.
1.2 Pertanyaan Penelitian Bagaimana persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU ?
1.3 Tujuan Penelitian Menggambarkan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU. Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
15
1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan melalui penelitian ini, dapat memberikan masukan bagi pendidikan
keperawatan
mahasiswa
pendidikan
keperawatan,
mahasiswa
keperawatan dan penelitian keperawatan. 1.4.1 Pendidikan Keperawatan Dengan diketahuinya persepsi mahasiswa maka dapat digunakan sebagai informasi bagi pendidikan sejauh mana keberhasilan evaluasi yang telah dilakukan pada tingkat pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU. 1.4.2 Mahasiswa Keperawatan Dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat mengungkapkan persepsinya terhadap instrumen evaluasi hasil belajar yang telah dibuat pendidik pada saat ujian sehingga hasil evaluasi belajar dapat tercapai dengan baik. 1.4.3 Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan data dasar untuk peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama terutama jika ingin meneliti kelanjutannya pada tingkat profesi Ners.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 2004). Menurut (Thoha, 1999) persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi pada lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman, sedangkan (Kinichi, 1989) mengartikan persepsi sebagai suatu kegiatan mental intelektual untuk menginterpretasikan dan memahami sekitar kita, akan pengakuan dari suatu objek-objek yang merupakan salah satu fungsi dari suatu proses. 2.1.2 Proses Pembentukan Persepsi Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi dalam Yusuf (1991) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
17 secara menyeluruh. Menurut (Ansgari, 1984) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang penting. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai
faktor-faktor
personal
(Rakhmat
2004).
Selanjutnya
Rakhmat
menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk dalam Sri Tjahjorini Sugiharto,(2001) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.
2.2. Tes Hasil Belajar 2.2.1 Pengertian Didalam pendidikan, menurut Norman E Gronlund dan Robert L. Linn, dikenal tiga istilah yang terkadang digunakan untuk menyebutkan sebuah konsep yang sama, yaitu tes, evaluasi dan pengukuran. Namun masing-masing sebenarnya memiliki konsep spesifik yang berbeda. Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur perubahan-perubahan prilaku dari pembelajaran. Sedangkan pengukuran adalah prosedur untuk memperoleh deskripsi numerik tentang tingkatan penugasan karakteristik tertentu dari para pembelajaran. Dan evaluasi adalah proses yang sistematis untuk melakukan pengumplan, analisa dan Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
18 interpretasi terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkatan pencapaian tujuan belajar dari pembelajar (Rosyada, 2004) Sementara itu William A.Mehrens dan Irvan J. Lehmann melihat ada empat istilah yang digunakan dalam area yang sama, yaitu tes, measurement (pengukuran), evaluasi dan assessment. Tes menurut keduanya biasa digunakan untuk menyatakan bagian yang paling sempit dari keempatnnya, yaitu susunan pertanyaan-pertanyaan standar untuk dijawab, sedangkan menurut (Nitko, 1983) tes didefenisikan sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi dan menjelaskan / menggambarkan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan skala nilai atau sistem katagori. Tes dapat meliputi kuantitatif dan dan dapat juga meliputi kualitatif. Hasil jawaban dari seseorang terhadap soal-soal tes tersebut biasa disebut measurement (pengukuran) yang terdiri dari angkaangka yang mengidentifikasikan ukuran atau karakteristik seseorang yang dites tersebut. Menurut (Nitko, 1983) measurement (pengukuran) adalah prosedur pamberian angka (disebut juga scores) pada tingkat atau karakteristik tertentu dari seseorang sebegitu rupa sehingga menunjukkan hubungan yang jelas dengan orang-orang yang berkenaan dengan tingkah laku / karakteritik yang diukur itu. Pengukuran berkenaan dengan aspek kualitatif yang menjelaskan sifat atau tingkah laku seseorang dengan menggunakan prosedur. Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses menggambarkan, mendapatkan dan memaparkan berbagai informasi yang berguna untuk menetapkan sebuah pilihan putusan. Evaluasi juga sering diartikan sebagai sebuah putusan pofesional, atau sebuah proses yang seseorang bisa membuat putusan tentang sesuatu yang diharapkan, baik dengan berbasis data kuantitatif maupun kualitatif. Assessment (penaksiran atau penilaian) Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
19 sering kali digunakan dalam konotasi evaluasi, tapi lebih banyak digunakan dalam konotasi yang sangat partikular yakni diagnosis dari problem-problem seseorang (Mehren, 1984). Namun didunia akademik Assessment lebih banyak digunakan dalam kegiatan penelitian baik untuk mengukur respon, pendapat, pandangan maupun persepsi masyarakat tentang sesuatu kebijakan atau kenyataan social. Sesuai dengan pengertian yang telah dijelaskan diatas, tampaknya tes, pengukuran dan evaluasi memang berada pada area yang sama, yakni upaya mengetahui perubahan-perubahan perilaku peserta didik setelah mereka belajar, atau penambahan-penambahan kompetensi peserta didik dan proses pembelajaran yang telah mereka lalui. Hanya saja tes lebih pada instrumennya, pengukurannya lebih pada indeks numeriknya, sementara evaluasi bermakna penempatan akhir tingkat kompetensi peserta didik berdasarkan ukuran yang dihasilkan dengan menyelesaikan insrumen tes yang diberikan pada mereka (Rosyada, 2004). Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan (Harjanto, 2005). 2.2.2 Dasar-dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar Adapun dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar menurut Zainul (2007) adalah sebagai berikut : 1 Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang terancam didalam kurikulum yang berlaku.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
20 2 Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari. 3 Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan. 4 Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri, sebab tes dapat disusun untuk keperluan : -
Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir program belajarmengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar itu sendiri atau sering disebut post tes, fungsi utama dari tes formatif ini adalah untuk memberikan feed back pada pendidik dan peserta didik tentang proses pembelajaran sedang berjalan, sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik untuk memodifikasi strategi, materi pelajaran dan alat-alat yang digunakan dalam belajar jika proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik. Tes formatif ditekankan pada tingkah laku kognitif;
-
Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para peserta didik. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan proses. Tes sumatif mencakup lebih luas unit pelajaran dengan kompetensi, konten pelajaran serta keterampilan yang lebih besar dari pada tes formatif. Tes sumatif pada umumnya menekankan pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif;
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
21 -
Tes diagnostik adalah tes yang bertujuan untuk melihat kelemahankelemahan
peserta
didik
serta
faktor
penyebabnya.
Tes
ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain. Soal-soal tentunya disusun untuk dapat ditemukan kesulitan yang dihadapi peserta didik. -
Tes selektif adalah tes yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu.
-
Tes penempatan adalah tes yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program ini. Dengan kata lain, tes ini berorientasi kepada kesiapan peserta didik untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan peserta didik.
5 Tes hasil belajar
disesuaikan dengan pendekatan pengukuran yang dianut
apakah mengacu pada kelompok ( norm reference, standar relatif ) ataukah mengacu pada patokan tertentu ( criterion reference, standar mutlak ). 6 Tes hasil belajar dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 2.2.3 Instrumen Tes Hasil Belajar Tes sabagai instrumen evalusai adalah pertanyaaan- pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan (tes lisan),dalam bentuk tulisan (tes tulisan) dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
22 2.2.3.1 Tes Lisan Tes lisan merupakan serangkaian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik secara lisan, jawaban yang diberikan peserta didik secara lisan juga. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes lisan antara lain adalah, rencanakan terlebih dahulu pokok-pokok yang akan dipertanyakan; sampaikan pertanyaan dengan cara yang baik; ciptakan raport sebelum memulai ujian lisan yang sebenarnya kerena
umumnya setiap yang diuji sebelum ujian sudah
dihinggapi rasa was-was dan takut; dahulukan pertanyaan yang mudah dan diperkirakan dapat dijawab; hindarkan kata-kata yang bersifat langsung menyalahkan jawaban, sebaiknya penilaian diberikan segera setelah ujian dilaksanakan; formasi tempat duduk antara sipenguji dan siteruji sebaik tidak berhadapan lasung secara vertikal (Zainul, 2005) Adapun kelebihan dari tes lisan adalah dapat dilaksanakan secara individual sehingga lebih cermat dan dapat dilakukan probing sehingga penguji mengetahui persis dimana posisi hasil belajar peserta didik yang bersangkutan; dengan tes lisan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah dan dialog aktif; ini mendorong peserta didik untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya; peserta didik dapat mengemukakan argumentasi-argumentasinya secara lebih bebas sehingga dosen yang menguji mengetahui persis jalan pikiran peserta didik. Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah tes ini tidak ekonomis; jika yang melaksanakannya hanya seorang, jadi satu lawan satu maka dapat terjadi subjektivitas yang sukar dikontrol; memungkinkan pendidik main hakim sendiri
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
23 bahkan dendam pribadi dapat dilampiaskan disitu; bagi peserta tes yang gagap atau grogi dapat dirugikan oleh tes ini. 2.2.3.2 Tes Tertulis Tes tertulis merupakan serangkaian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik secara tertulis. Jawaban yang diberikan peserta didik juga harus secara tertulis dan sera menggunakan kata-kata sendiri. Adapun kelebihan dari tes ini adalah kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampuan berbahasa, kemampuan memilih ataupun memadukan ide-ide dan proses berpikir peserta tes dapat dilihat dengan nyata; kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan tadi dapat dibandingkan antara yang satu dengan yang lain; dalam waktu yan relatif terbatas dapat dilaksanakan tes yeng terdiri atas sejumlah besar peserta tes sehingga ekonomis; memungkinkankan dikoreksi oleh lebih dari seorang korektor. Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah penguji tidak sempat untuk mendapat penjelasan terhadap jawaban tertentu; perumusan pertanyaan yang kurang jelas mengaburkan maksud pertanyaan tanpa peserta didik mendapat kesempatan luas untuk minta penjelasan; faktor-faktor subyektif yang kurang wajar dipihak penguji dapat timbul selama pemeriksaan pekerjaan, lebih-lebih pada tes karangan/esai tes; kesukaran praktis yang timbul ialah diperlukannya pengawasan yang ketat untuk mencegah perbuatan yang kurang jujur dipihak peserta didik pada waktu tes dikerjakan; serta diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengoreksi pekerjaan peserta didik; mengenai corak soal atau pertanyaan
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
24 yang digunakan tergantung dari bentuk mana yang dipakai, apakah bentuk tes uraian/tes esai atau tes obyektif (Majid, 2006). A. Subjektif Tes (Tes Uraian/Tes Esai ) Subjektif tes merupakan butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban dan pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan, menguraikan, menerangkan, menunjukan, membandingkan ,dan memberikan alasan bagaimana suatu masalah terjadi serta jawaban yang diberikan sesuai dengan isi pikiran peserta didik (Hutagalung, 2007) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes uraian adalah tes uraian cocok dipergunakan apabila jawaban atas pertanyaan yang dimajukan memerlukan proses mental kompleks; tes uraian cocok dipergunakan bagi mata pelajaran yang bertujuan/ mementingkan kematangan proses berpikir; tes uraian cocok dipergunakan apabila perbendaharaan dan kemampuan berbahasa dari yang diuji memadai/ cukup tinggi; pemakaian tes arus mempertimbangkan ratio antara jumlah peserta ujian dan waktu pemeriksaan yang tersedia dan jumlah pemeriksaan jawaban ujian serta banyaknya jawaban yang akan diperiksa (Sudjana, 2006) Pedoman penyusunan soal-soal tes uraian antara lain yaitu pertanyaanpertanyaan direncanaka khusus meneliti hasil belajar yang diinginkan; pertanyaan hendaknya diarahkan pada TIK bukan selalu terarah pada materi; pertanyaan yang sukar dan sederhana harus dibedakan dalam hal pembobotan penilaian dan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal; merumuskan pertanyaan secara jelas dan terbatas mengenai arti dan pentingnya persoalan; menghindari kata-kata yang bersifat sangat subjektif; rumuskan kalimat pertanyaan itu sependek Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
25 mungkin dan kata-kata yang mudah dimengerti; kalimat-kalimat dari pertanyaan harus disesuaikan dengan kemampuan bahasa lisan; tertulis peserta didik yang akan dites; hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya; setiap pertanyaan yang diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya; tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai (Hutagalung, 2007) Ada beberapa kelebihan dari subjektif tes adalah tes ini dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar yang kompleks; tes ini menekankan pada pengukuran kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah; Subjektif tes lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dibandingkan bentuk tes lainnya; memudahkan pendidik dalam menyusun butir soal; sangat menekankan kemampuan menulis peserta didik serta dapat diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diujikan; dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi da dapat mengembangkan keampuan berbahasa (Hutagalung, 2007) Sedangkan kekurangan dari subjektif tes adalah sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan; sifatnya sangat subjektif baik dalam menanyakan, membuat pertanyaan maupun cara memeriksanya; pendidik bisa saja bertanya tentang halYessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
26 hal
yang
menarik
baginya
dan
jawabannya
berdasarkan
apa
yang
dikehendakinya; realibilitas rendah artinya score yang dicapai oleh peserta didik tidak konsisten bila tes yang sama diuji ulang beberapa kali; subjektif tes harus membutuhkan waktu yang banyak untuk mengerjakan soal dan memeriksa soal dan tidak dapat diwakilkan orang lain dalam memeriksanya; jawaban peserta didik kadang-kadang disertai dengan bualan karena tidak menguasai bahan yang diujikan. Penggunaan tes sujektif ini dilakukan bila jumlah peserta didik terbatas karena memungkinkan pendidik untuk menilai hasil secara baik; bila pendidik tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mempersiapkan soal; tes ini digunakan bila tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis; menguji kemampuan menulis dengan baik; atau kemampuan penggunaan bahasa secara tertib, bila dosen memperoleh hasil pengalaman belajar peserta didik. Klasifikasi dari tes subjektif secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bebas, tes uraian terbatas dan tes uraian berstruktur. 1) Tes Uraian Bebas Dalam tes urian bebas hampir tidak ada pembatasan terhadap peserta tes dalam memberikan jawabannya. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengoranisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jadi dengan demikian jawaban peserta didik bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Tes uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk mengungkapkan pandangan peserta didik terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya, mengupas suatu persoalan yang Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
27 kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak satu jawabanpun yang pasti dan untuk mengembangkan daya analisis peserta didik dalam melihat suatu persoala dari berbagai segi atau dimensinya. Sementara kelemahan dari tes ini adalah sukar menilainya karena jawaban peserta didik bisa bervariasi, sulit untuk menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada pendidik sebagai penilainya (Madjid, 2006) 2) Tes Uraian Terbatas Tes uraian terbatas diarahkan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan itu bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban pada tes ini bisa lebih mudah ditentukan dan tes ini lebih terarah dan lebih tepat digunakan daripada bentuk uraian bebas. Tes uraian terbatas peserta tes lebih dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditetukan dalam butir soal. Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. 3) Tes Uraian Berstruktur Tes uraian berstuktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal-soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal berstruktur antara lain adalah satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoalatau pertanyaan, setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu shingga lebih jalas dn terarah dan soal-soal berkaitan satu sma lain serta dapat diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya. Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, bagan, kasus, bacaan tertentu, Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
28 diagram, model dll. Bentuk soal berstruktur dapat mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada bidang yang diujikanmenjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalaha harus dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai. B. Objektif Tes Objektif tes merupakan butir soal yang mengandung kemungkinan jawaban yang harus di pilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Jadi peserta hanya harus memilih jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Penskoran atau pemeriksaan jawaban sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa, dapat juga dilakukan dengan komputerisasi. Klasifikasi dari objektif tes secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu benar salah (true false), menjodohkan (matching) dan pilihan ganda (multiple choice) dan kesemua itu memiliki kelebihan dan kekurangan (Sudjana, 2006) 1). Tes Benar Salah Tes benar salah merupakan soal-soal yang terdiri dari pernyataan, yang disetai dengan alternatif jawaban yaitu menyatakan pernyataan tersebut benar atau salah, atau keharusan memilih satu atau dua alternatif lainnya. Petunjuk pembuatan butir soal benar salah antara lain adalah setiap butir soal harus menguji atau mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna dan tidak menanyakan hal yang remeh; setiap soal haruslah menguji pemahaman tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat; kunci jawaban haruslah benar; butir soal yang baik haruslah jelas bagi peserta yang belajar; dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
29 dengan baik; pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; jumlah butir soal yang kuncinya S sebaiknya lebih banyak dari butir soal yang jawabannya B; setiap butir soal harus berdiri sendiri; harus dihindarkan butir pernyataan soal yang berhubungan dengan butir penyataan soal yang lain; sesuatu item jangan memberi isyarat atau membantu memberikan jawaban kepada item berikutnya; hindarkakan susunan soal/ item yang salah dan benar merupakan pola tertentu. Adapun kelebihan dari tes ini yaitu mudah dikonstuksikan, perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan; mudah diskor; mudah menyusunnya; alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan; dapat dilihat secara cepat dan objektif; dan petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti. Sedangkan kekurangan dari tes ini yaitu dapat mendorong peserta tes untuk menebak jawaban; terlalu menekankan pada ingatan; meminta respon peserta tes yang berbentuk penilaian absolut; tes ini juga membuat peserta tes menjadi bingung (Arikunto, 2003). 2). Tes Menjodohkan Tes menjodohkan adalah sebuah tes yang menggunakan dua kolom yang telah tersedia, yakni kolom premis sebagai pangkal pernyataan dan kolom respon sebagai pilihan pasangan dari pernyataan dalam kolom premis, dalam tes ini peserta didik dituntut untuk mencari pasangan yang benar terhadap pernyataan pada kolom respon (Sudjana, 2006). Petunjuk dalam menyusun butir soal menjodohkan antara lain adalah batang (stem) butir yang terdapat pada kolom pertama terdiri dari masalah singkat Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
30 bukan merupakan masalah-masalah yang diuraikan dengan kalimat-kalimat yang panjang; masalah yang terdapat dalam kolom pertama atau kolom kedua pada suatu kelompok tes menjodohkan harus mempunyai isi yang homogen; jumlah alternatif jawaban yang terdapat dalam kolom kedua harus lebih banyak dari masalah yang terdapat dalam batang butir soal pada kolom pertama; penenmpatan/ urutan kemungkinan jawaban yang terdapat dalam kolom kedua tidak sejajar dengan masalah yang terdapat dalam kolom pertama; untuk setiap kelompok tes menjodohkan berisi antara lima sampai tujuh butir soal; untuk setiap butir soal pada yang terdapat dalam kolom pertama mempunyai kemungkinan untuk dijawab dengan daftar data yang terdapat dalam klom kedua;sebaiknya dirumuskan dalam bentuk satu tujuan pengajaran yang utuh. Adapun kelebihan dari tes ini yaitu tes ini baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tantang istilah, defenisi, peristiwa atau penanggalan; dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung; mudah dikonstruksi sehingga pendidik dalam waktu yang tidak telalu lama dapat mengkonstruksi sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu pokok bahasan tertentu; tes ini dapat seluruh bidang studi yang diuji dan mudah untuk diskor. Sedangkan kekurangan tes ini yaitu tes ini hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan, sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan atau subpokok bahasan yang lebih luas (Arikunto, 2003). 3). Pilihan Ganda Menurut Sudjana (2006) pilihan ganda merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling benar atau palin tepat. Dilihat dari Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
31 strukturnya, bentuk dari soal pilihan berganda terdiri dari stem (pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan), option (sejumlah pilihan atau alternatif jawaban), kunci (jawaban yang paling benar atau tepat), dan distraktor (jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban/ pengecoh). Petunjuk dalam menyusun butir soal pilihan ganda antara lain adalah saripati permasalah harus ditempatkan pada butir soal (stem); hindari kata-kata yang sama dalam pemilihan; hindari rumusan kata yang berlebihan; kalau pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan ditengah-tengah kalimat; susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana; hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh; semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar; hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah; hindari adanya petunjuk/ indikator pada jawaban yang benar; hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar; gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan; pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu; pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau partanyaan positif (Zainul, 2005) Adapun kelebihan dari tes ini adalah soal pilihan ganda dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur segala level tujuan instruksional mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks; dalam mengerjakannya hanya membutuhkan sedikit waktu; penskoran dapat dilakukan dengan cara objektif; jumlah option yang disediakan lebih dari dua; soal pilihan Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
32 ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik, tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban; materi yang disajikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diberikan. Sedangkan kekurangan dari tes ini adalah kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar; proses berpikir peserta didik tidak dapat dilihat dengan nyata; kerjasama antar peserta didik lebih cenderung terjadi (Arikunto, 2003) C. Tes Tindakan Atau Praktek Tes tindakan adalah mengukur keterampilan peserta didik dalam melakukan sesuatu kegiatan dalam tes tindakan, persoalan disajikan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh yang diuji, jadi yang diuji adalah hasil belajar psikomotor. Sebelum melakukan tes tindakan sebaiknnya dilakukan beberapa hal berikut yaitu uraikan kegiatan yang akan dipraktekkan, petunjuk melakukkan kegiatan hendaknya dibuat, tentukan prilaku yang akan diukur dalam pedoman pengamatan, dan rencanakan alat kelengkapan. Adapun kelebihan tes tindakan ini adalah tes ini dapat melihat terbentuk atau tidaknya keterampilan yang dirumuskan didalam TIK, membuat pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangkan, dan kesempatan untuk menyontek bagi peserta tes (Hutagalung, 2007) Sedangkan kekurangan tes ini adalah tidak semua bahan dapat dipraktekkan, biaya relatif mahal dan pendidik dituntut lebih mampu dari peserta didik, waktu relatif lama dan juga penilaiannya sangat sulit.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
33 D. Instrumen Non Tes Instrumen non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan cara 1. Skala Skala merupakan alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian yang disusun dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skala terdiri dari skala penilaian (rating scale) dan skala sikap. Skala penilaian mengukur penampilan atau prilaku orang lain oleh seseorang melalui pertanyaan prilaku individu pada suatu titik kontium atau suatu kategori yang bermakna nilai. Sedangkan skala sikap digunaka untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap yaitu mendukung, menolak atau netral. Ada tiga komponen sikap yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden apakah pernyataan
itu
didukung tau ditolaknya, melalui rentangan tertentu
(Sudjana, 2006). 2. Kuisioner Kuisioner adalah alat tes yang digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai hasil belajar pesrta didik. Kelebihannya adalah sifatnya praktis, hemat waktu, tenaga dan biaya. Kelemahannya adalah jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan peserta berpura-pura. Cara penyampaian kuisioner ada yang langsung dibagikan kepada peserta didik, yang Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
34 setelah diisi lalu dikumpulkan. Cara kedua belum menjamin terkumpulnya kembali sesuai dengan jumlah yang dibagikan. Cara menyusun kuisioner seperti pada tes prestasi belajar, sehingga berlaku langkah-langkah yaitu dimulai dengan analisis variabel, membuat kisikisi, dan menyusun pertanyaan. Tujuan penggunaan kusioner dalam kegiatan pengajaran adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai bahan dalam manganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya, untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, dan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar-mengajar (Hutagalung, 2007) 3. Wawancara Menurut Sudjana (2006) wawancara merupakan semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya. Kelebihan dari wawancara adalah bisa kontak lagsung dengan peserta didik sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam sehingga dapat membina hubungan yang lebih baik antara pendidik dengan peserta didik. Wawancara ada dua jenis yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga peserta didik tinggal mengkatagorikannya kapada alternatif jawaban yang telah dibuat. Sedangkan pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga peserta didik bebas mengemukakan pendapatnya. Ada tiga
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
35 aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu tahap awal pelaksanaan wawancara, penggunaan pertanyaan dan pencatatan hasil wawancara. 4. Daftar Angket Dafrtar agket merupakan bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan pada responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapatnya tentang sesuatu. Jika melakukan interview pembicaraannya langsung maka angket adalah pertanyaan yang disampaikan secara tertulis. Pada umumnya daftar angket ini dibagi menjadi dua yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah daftar pertanyaan yang jawabannya telah dicantumkan sekaligus pada angket itu dinilai hanya mengecek salah satu atau lebih jawaban yang sesuai menurut pendapatnya. Sedangkan angket terbuka mengandung pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan orang yang memberi uraian , katerangan terperinci, jawaban bebas yang berupa memberi pendapat. Kebaikan angket dari metode lainnya adalah angket tidak banyak memakan waktu dan biaya serta dapat meneliti sample yang banyak. 5. Pengamatan (observasi) Pengamatan (observasi ) merupakan teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku peserta didik dipendidikan. Oleh karena pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi peserta didik, maka pengamatan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya. Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi dengan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi. Kelemahan yang sering terjadi didalam observasi ada pada pengamat itu sendiri. Misalnya kurang cermat, Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
36 kurang konsentrasi, lekas bosan sehingga hasil pengamatannya lebih banyak dipengaruhi pendapatnya, bukan oleh prilaku yang ditunjukkan oleh objak yang diamatinya. Cara mangatasinya adalah dengan melakukan observasi oleh dua orang atau lebih secara terpisah terhadap satu individu yang diamati. Hasilnya dibandingkan dan dicocokkan untuk menentukan hasil akhir pengamatan dari semua pengamat (Hutagalung 2007) 6. Riwayat Hidup Riwayat
hidup
merupakan salah satu tehnik
non tes dengan
menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
37 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan keperawatan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 2004). Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian pogram pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan, (Majid, 2006). Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Sehingga dapat di gambarkan kerangka penelitian sebagai berikut :
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
38 Skema 1 : Kerangka Penelitian Persepsi Mahasisawa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana
Tes Hasil Belajar
Instrumen Tes Hasil Belajar
Mata Kuliah PSIK Program Ekstensi TA 2007/2008
Instrumen Tes 1. Pilihan ganda 2. Subjektif tes 3. Pilihan ganda dan subjektif tes 4. Pilihan ganda dan menjodohkan 5. Pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan 6. Pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah
Persepsi 1. Baik 2. Cukup 3. Buruk
Instrumen Non Tes 1. Skala 2. Wawancara 3. Kuisioner 4. Daftar angket 5. Pengamatan
Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
39 3.2 Defenisi Konseptual dan Defenisi Operasional 1. Persepsi Mahasiswa Defenisi Konseptual Persepsi adaah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat,2004) Defenisi Operasional Persepsi adalah pengalaman yang diperoleh mahasiswa pada saat mahasiswa mengadakan evalusasi terhadap instrumen tes yang digunakan sehingga dapat menyimpulkan pesan terhadap apa yang mereka dapatkan. 2. Tes Hasil Belajar Defenisi Konseptual Tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk menentukan keberhasilan suatu program pendidikan (Harjanto, 2005).. Definisi Operasional Tes hasil belajar adalah alat yang dipakai pada saat melakukan tes terhadap mata kuliah program ekstensi yang terdiri dari pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan objektif tes.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
40 BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif, yaitu untuk mengidentifikasikan persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang sedang mengikuti proses belajar pada tahap pendidikan sarjana yang masuk melalui program ekstensi di PSIK FK USU yaitu sebanyak 125 orang. 4.2.2 Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik Quota random sampling yaitu menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah. dalam pengambilan sampel secara quantum digunakan metode observation agrement
yakni memilih orang-orang
yang memiliki kelebihan
dalam belajar seperti memiliki respon positif dalam belajar dan memiliki IPK tinggi. Dimana observation agreement dan responden harus sudah melewati mata kuliah kuisioner yang akan diisinya yakni satu mata kuliah semester I harus diisi oleh 5 orang yang sudah melewati mata kuliah di semester I program ekstensi, mata kuliah semester II juga harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
41 di semester II program ekstensi demikian juga dengan mata kuliah semester III harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester III program ekstensi.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di kampus Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian karena tempat penelitian tempat yang mudah terjangkau dan dapat menghemat biaya penelitian. 4.3.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2009.
4.4 Pertimbangan Etik Dalam penelitian ini, pertimbangan etik penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Responden membaca serta memahami isi dan surat persetujuan yang telah dibuat oleh peneliti, lalu diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent) sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Responden berhak menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
42 tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Lembar tersebut diberikan kode berupa penomoran (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian Jenis
instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian
menggunakan wawancara yakni menggunakan kuisioner
ini
adalah
yang terdiri dari 10
pernyataan dalam setiap bentuk tes hasil belajar dalam setiap mata kuliah. Dimana kuisioner yang disusun berdasarkan semua mata kuliah yang diajarkan pada tahap sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan program Ekstensi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yakni mata kuliah semester I, semester II dan semester III.
4.6 Validitas dan Realibilitas Instrumen Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti, untuk instrumen baru perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pada penelitian ini dilakukan uji validitas isi dimana kevalidan instrumen diuji oleh ahlinya, pada penelitian ini uji validitas instrumen akan dilakukan oleh ahli Keperawatan Konsep Dasar Keperawatan di Program Studi Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
43 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Rika Endah N, SKp. Hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian ini dinyatakan sudah
valid karena
kuesioner tentang instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan telah relevan dengan isi instrumen penelitian yakni mampu menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan. Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen akan dilakukan uji reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2007). Hasil uji reliabilitas untuk persepsi mahasiswa tentang instrument tes hasil belajar menggunakan formula cronbach alpha menggunakan bantuan program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang responden. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha untuk kuisioner tes benar salah sebesar 0,740; nilai alpha untuk kuisioner tes menjodohkan sebesar 0,734 ; nilai alpha untuk kuisioner tes pilihan berganda sebesar 0,754 dan nilai alpha untuk kuisioner subjektif tes sebesar 0,740.Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hunger, 1995) Dengan demikian maka instrument tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan telah reliabel.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
44 4.7 Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian
tidak dilakukan secara lansung oleh
peneliti tetapi menggunakan orang kedua. Dimana prosedur pengumpulan data adalah data dikumpulkan dari kampus Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama 1 bulan. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti menggunakan orang kedua yang bisa dipercaya untuk menyebarkan kuisioner yang telah disusun. Kemudian peneliti menjelaskan tentang topik, manfaat penelitian dan tujuan penelitian kepada orang kedua agar nantinya orang kedua dapat menjelaskan topik, manfaat penelitian dan tujuan penelitian pada responden. Dengan menyertakan informed consent setiap peserta berhak untuk ikut/tidak ikut sebagai responden . Untuk mengetahui siapa yang berhak mengisi kuisioner maka orang kedua dan peneliti melakukan observation agrement yakni memilih orang-orang yang memiliki kelebihan dalam belajar seperti memiliki respon positif dalam belajar dan memiliki IPK tinggi. Dimana observation agreement dan responden harus sudah melewati mata kuliah kuisioner yang akan diisinya yakni satu mata kuliah semester I harus diisi oleh 5 orang yang sudah melewati mata kuliah di semester I program ekstensi, mata kuliah semester II juga harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester II program ekstensi demikian juga dengan mata kuliah semester III harus diisi oleh 5 yang sudah melewati mata kuliah di semester III program ekstensi. Setelah itu responden dipersilahkan mengisi kuisioner sesuai dengan mata kuliah yang telah dilewatinya, dimana Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
45 setiap mata kuliah ada yang memiliki 10 pernyataan, 20 pernyataan dan 30 pernyataan, sesuai dengan tes hasil belajar yang telah diselesaikannya, dimana masing-masing pernyataan terdidri dari 4 jawaban yaitu : selalu, sering ,kadangkadang dan tidak pernah, kemudian peneliti mengingatkan responden untuk menjawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh responden ketika melaksanakan tes hasil belajar kemudian kuesioner dikumpulkan, dan diperiksa kelengkapannya untuk dianalisa.
4.8 Analisa Data Setelah semua data terkumpul maka peneliti mengadakan analisa data melalui beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian memberikan kode (coding) untuk memudahkan dalam tabulasi, selanjutnya memasukkan data (entry) ke dalam komputer dan diolah dengan bantuan program SPSS. Untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU digunakan metode statistik deskriptif yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit& Hungler, 2002). Pada penelitian ini,
analisa
data
dengan
metode
statistik
deskriptif digunakan
untuk
menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
46 Untuk mengkategorikan hasil variabel penelitian digunakan Rumus Sudjana (2002). Pada variabel persepsi nilai tertinggi yang diperoleh adalah 40 dan nilai terendah adalah 10. Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002) P = Rentang kelas/Banyak kelas Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 30 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (persepsi baik, persepsi cukup dan persepsi buruk), maka didapatkan panjang kelas sebesar 10. Dengan menggunakan P = 10 dan 10 sebagai batas interval pertama, maka persepsi mahasiswa dikategorikan atas interval sebagai berikut : 10 – 19
= persepsi buruk
20 – 29
= persepsi cukup
30 – 40
= persepsi baik
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
47 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi mahasiswa tentang instrument tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU yang dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2009.
5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU Responden pada penelitian ini adalah setiap orang yang bersedia menjadi responden dan sedang belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dan masuk melalui program ekstensi yaitu berjumlah 5 orang pada setiap mata kuliah di semester I, semester II dan semester III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di PSIK FK USU dapat dipersentasekan yaitu : yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda sebanyak 15 mata kuliah (40%); subjektif tes sebanyak 3 mata kuliah (8%); pilihan ganda dan subjektif tes sebanyak 11 mata kuliah (32%); pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%); pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan sebanyak 4 mata kuliah (10%); pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%);
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
48 Berikut tabel persentase penggunaan tes hasil belajar pada tahap sarjana program Ekstensi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi dan Persentase Insrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 (n=37) NO. 1 2 3 4 5 6
Tes hasil Belajar Pilihan ganda Subjektif tes Pilihan ganda dan subjektif tes Pilihan ganda dan menjodohkan Pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan Pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah TOTAL
Jumlah Persentase 15 40% 3 8% 11 32% 2 5% 4 10% 2 5% 37 100%
Berikut tabel penggunaan istrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara :
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
49 Tabel
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
5.2 Instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 Mata Kuliah Semester I Biologi Fisika Biokimia Farmakologi Biostastistik Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam Demografi dan Stistik Kesehatan Bahasa Indonesia Komunikasi Keperawatan Konsep Dasar Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah Semester II Fisiologi Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Jiwa Ilmu.Kebidanan dan Kandungan Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan Epidemologi Menejemen Kesehatan Patologi Anatomi Pendidikan Dalam Keperawatan Keperawatan Gawat Darurat Keperawatan Maternitas Keperawatan Anak Etika Dan Hukum Penyakit Menular Sexual Psikologi Perkembangan Etika Dan Hukum Keperawatan Semester III Fisafat Ilmu Politik Keperawatan Jiwa Keperawatan Komunitas Keperawatan Keluarga Keperawatan Gerontik Manajemen Keperawatan Komputer I.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan
Tes hasil Belajar
Pilihan ganda,menjodohkan Pilihan ganda, Sujektif tes, Pilihan ganda, menjodohkan,benar salah Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes Subjektif tes Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes,menjodohkan Pilihan ganda Subjektif tes Pilihan ganda, subjektif tes, menjodohkan Pilihan ganda, subjektif tes,menjodohkan Pilihan ganda, menjodohkan Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda, benar salah,menjodohkan Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda Subjektif tes Pilihan ganda Pilihan ganda, subjektif tes, menjodohkan Pilihan ganda Pilihan ganda,subjektif tes
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
50 5.1.2 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar
Mata Kuliah
Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 persepsi mahasiswa yang muncul dalam penyusunan instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu persepsi baik, persepsi sedang dan persepsi buruk. 5.1.2.1 Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda Berdasarkan tabel 5.2 ada 15 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda yaitu: Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, Keperawatan Medikal Bedah, Fisiologi, Patologi Anatomi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Penyakit Menular Seksual, Filsafat, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Komunitas, dan Keperawatan Gerontik dan Komputer.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
51 Tabel 5.3 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
Mata Kuliah
Persepsi Mahasiswa
1 2
Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam
Baik Baik
3
Keperawatan Medikal Bedah
Baik
4
Fisiologi
Baik
5
Ilmu Kesehatan Jiwa
Baik
6
Patologi Anatomi
Baik
7
Keperawatan Gawat Darurat
Baik
8
Keperawatan Maternitas
Baik
9
Keperawatan Anak
Baik
10
Penyakit Menular Sexual
Baik
11
Fisafat
Baik
12
Keperawatan Jiwa
13
Keperawatan Komunitas
Baik
14
Keperawatan Gerontik
Baik
15
Komputer
Cukup
Cukup
Berdasarkan tabel 5.3 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 13 mata kuliah dan persepsi cukup 2 mata kuliah.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
52 5.1.2.2 Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Subjektif Tes Berdasarkan tabel 5.2 ada 3 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar subjektif tes yaitu : Bahasa Indonesia, Ilmu Kebidanan & Penyakit kadungan dan Keperawatan Keluarga. Tabel 5.4 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
Mata Kuliah
Persepsi Mahasiswa
1 2
Bahasa Indonesia Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Baik Baik
3
Keperawatan Keluarga
Baik
Berdasarkan tabel 5.4 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah.
5.1.2.3 Instrumen Tes Hasil
Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda dan
Subjektif Tes Berdasarkan tabel 5.2 ada 13 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda dan subjektif tes yaitu : Fisika, Farmakologi, Biostatistik, Demografi, Pendidikan Dalam Keperawatan, Komunikasi Keperawatan, Konsep Dasar Keperawatan, Ilmu sosial dan Masalah Kesehatan, Manajemen Kesehatan, Etika dan hukum, Etika dan Hukum Keperawatan, Ilmu Politik, Ilmu Pedidikan & Perilaku Kesehatan. Tabel 5.5 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan subjektif tes dalam mata kuliah Program Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
53 Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
Mata Kuliah
Persepsi Mahasiswa Pilihan Ganda
Subjektif Tes
1 2
Fisika Farmakologi
Cukup Cukup
Cukup Cukup
3
Biostatistik
Cukup
Cukup
4
Demografi dan Stistik Kesehatan
Cukup
Cukup
5
Pendidikan Dalam Keperawatan
Baik
Baik
6
Etika Dan Hukum
Cukup
Cukup
7
Ilmu Politik
Cukup
Baik
8
Komunikasi Keperawatan
Cukup
Cukup
9
Konsep Dasar Keperawatan
Cukup
Cukup
10
Etika Dan Hukum Keperawatan
Baik
Baik
11
I.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan
Baik
Baik
Berdasarkan tabel 5.5 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh paling banyak persepsi cukup sebanyak 8 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 7 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
54 5.1.2.4 Instrumen Tes Hasil yang Menggunakan Pilihan Ganda dan Menjodohkan Berdasarkan tabel 5.2 ada 2 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda dan menjodohkan yaitu : Biologi dan Manajemen Keperawatan. Tabel 5.6 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
1 2
Mata Kuliah
Biologi Manajemen Keperawatan
Persepsi Mahasiswa Pilihan Ganda
Menjodohkan
Cukup Cukup
Cukup Cukup
Berdasarkan tabel 5.6 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan.
5.1.2.5 Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Menjodohkan
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
55 Berdasarkan tabel 5.2 ada 4 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan yaitu : Ilmu Kesehatan anak, Epidemologi, Ilmu Sosial dan masalah Kesehatan dan Manjemen Keperawatan. Tabel 5.7 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
Mata Kuliah
Persepsi Mahasiswa Pilihan Ganda
Subjektif Tes
Menjodohkan
Baik Baik
Baik Cukup
Baik Cukup
3
Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan Epidemologi
Baik
Baik
Baik
4
Manajemen Keperawatan
Baik
Baik
Baik
1 2
Berdasarkan tabel 5.7 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 4 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan.
5.1.2.6 Instrumen Tes Hasil yang Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Benar Salah
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
56 Berdasarkan tabel 5.2 ada 2 mata kuliah yang menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda, subjektif tes dan benar salah
yaitu : Biokimia dan Psikologi
Perkembangan. Tabel 5.8 Tabel Hasil Persepsi Mahasiswa terhadap Insteumen Tes Hasil Belajar yang menggunakan pilihan ganda, subjektif tes dan benar salah dalam mata kuliah Program Ekstensi pada tahap pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 NO.
1 2
Mata Kuliah
Biokimia Psikologi Perkembangan
Persepsi Mahasiswa Pilihan Ganda
Menjodohkan
Benar Salah
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Berdasarkan tabel 5.8 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan benar salah.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
57 5.1.2.7 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana DI PSIK FK USU Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat persentase persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di PSIK FK USU sebagai berikut : Tabel 5.9 Distribusi Frekwensi dan Persentase Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 pada Mei-Juni 2009 (n=37) NO. 1 2
Persepsi Mahasiswa Baik Cukup TOTAL
Jumlah Persentase 25 67% 12 33% 37 100%
Berdasarkan tabel 5.9 tentang Persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun ajaran 2007/2008 paling banyak persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah adalah persepsi baik sebanyak 25 mata kuliah (67%) dan mata kuliah yang memperoleh persepsi cukup ada 12 mata kuliah (33%)
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
58 5.2 Pembahasan 5.2.1 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa paling banyak mata kuliah pada tahap pendidikan sarjana Program ekstensi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda yakni 15 mata kuliah (40%). Banyaknya mata kuliah menggunakan pilihan ganda sebagai tes hasil belajar pada tahap sarjana menurut Zainul (2007) menyatakan ada banyak alasan mneggunakan pilihan ganda sebagai hasil tes belajar yakni soal pilihan ganda dapat dikonstruksi dan digunakan untuk mengukur segala level tujuan instruksional mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks; dalam mengerjakannya hanya membutuhkan sedikit waktu; penskoran dapat dilakukan dengan cara objektif; jumlah option yang disediakan lebih dari dua; soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik, tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban; materi yang disajikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan tes hasil belajar yang paling sedikit adalah instrumen tes yang menggunakan pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%) dan pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 2 mata kuliah (5%). Kecilnya persentase penggunaan tes hasil belajar dengan benar salah dikemukakan oleh Arikunto (2003) menyatakan bahwa penggunaan tes hasil belajar benar salah memiliki kekurangan yakni dapat mendorong peserta tes untuk menebak jawaban; terlalu menekankan pada ingatan; meminta respon peserta tes yang berbentuk Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
59 penilaian absolut; tes ini juga membuat peserta tes menjadi bingung, sedangkan alasan kecilnya persentase penggunaan tes hasil belajar menjodohkan dinyatakan oleh Sudjana (2006) menyatakan ada beberapa kelemahan dari tes menjodohkan yaitu tes ini hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan, sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan atau subpokok bahasan yang lebih luas. 5.2.2 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar
Mata Kuliah
Program Ekstensi di PSIK FK USU 5.2.2.1 Instrumen Tes Hasil Belajar yang Menggunakan Pilihan Ganda Dari hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan pilihan ganda dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 13 mata kuliah dan persepsi cukup 2 mata kuliah. Banyaknya persepsi baik dalam mata kuliah yang menggunakan pilihan ganda dinyatakan Rakhmat (2004) faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk dalam Sri Tjahjorini Sugiharto,(2001) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
60 Disamping itu pembuatan soal dalam
mata kuliah program ekstensi yang
menggunakan pilihan ganda sudah sesuai dengan ketentuan dalam pembuatan instumen pilihan ganda yaitu saripati permasalah ditempatkan pada butir soal (stem); tidak menggunakan kata-kata yang sama dalam pemilihan; tidak menggunakan rumusan kata yang berlebihan; pokok soal yang belum lengkap diletakkan pada ujung pernyataan, bukan ditengah-tengah kalimat; susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana; tidak menggunakan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh; semua pilihan jawaban homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar; tidak menggunakan keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah; tidak menggunakan adanya petunjuk/ indikator pada jawaban yang benar; hindari menggunakan pilihan yang berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar; menggunakan tiga atau lebih alternatif pilihan; pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu; pokok soal dalam pernyataan atau partanyaan positif (Zainul, 2005) 5.2.2.2 Instrumen Tes Hasil Belajar Menggunakan Subjektif Tes Dari hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar yang menggunakan subjektif tes dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah. Subjektif tes merupakan butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban dan pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan, menguraikan, menerangkan, menunjukan, membandingkan ,dan memberikan alasan bagaimana suatu masalah terjadi serta jawaban yang diberikan sesuai dengan isi pikiran peserta didik (Hutagalung, 2007)
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
61 Persepsi baik tersebut disebabkan pembuatan soal subjektif tes dalam mata kuliah tersebut sudah sesuai dengan ketentuan pembuatan soal subjektif tes yakni pertanyaan-pertanyaan khusus meneliti hasil belajar; pertanyaan diarahkan pada TIK bukan selalu terarah pada materi; pertanyaan yang sukar dan sederhana harus dibedakan dalam hal pembobotan penilaian dan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal; merumuskan pertanyaan secara jelas dan terbatas mengenai arti dan pentingnya persoalan; tidak menggunakan kata-kata yang bersifat sangat subjektif; kalimat pertanyaan pendek dan mudah dimengerti; kalimat-kalimat dari pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan bahasa lisan;; tidak mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya; setiap pertanyaan yang diajukan telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya; telah ditentukan besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai (Hutagalung, 2007) 5.2.2.3 Instrumen Tes Hasil Belajar Menggunakan Pilihan Ganda dan Subjektif Tes Dari hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh paling banyak persepsi cukup sebanyak 8 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 7 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
62 Mata kuliah yang menggunakan pilihan ganda dalam pembuatan instrumen harus lebih memperhatikan kelebihan dan kekurangannya. Ada beberapa kekurangan dalam pembuatan pilihan ganda tersebut yaitu adanya penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh; semua pilihan jawaban homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar; ada keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah; adanya petunjuk/ indikator pada jawaban yang benar; adanya pilihan jawaban yang berbunyi ”semua yang diatas benar”atau ”tidak satupun jawaban yang diatas benar; pokok soal diusahakan menggunakan ungkapan atau katakata yang bermakna tidak tentu; pokok soal dalam pernyataan atau partanyaan positif dan negatif (Zainul, 2005) Sedangkan mata dalam instrumen subjektif tes ada kekurangan yang mucul yakni sampel tes sangat terbatas; sifatnya sangat subjektif baik dalam menanyakan, membuat pertanyaan maupun cara memeriksanya; pendidik bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya dan jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya; realibilitas rendah artinya score yang dicapai oleh peserta didik tidak konsisten bila tes yang sama diuji ulang beberapa kali; subjektif tes membutuhkan waktu yang banyak untuk mengerjakan soal dan memeriksa soal dan tidak dapat diwakilkan orang lain dalam memeriksanya (Hutagalung, 2007) 5.2.2.4 Instrumen Tes Hasil Menggunakan Pilihan Ganda dan Menjodohkan Berdasarkan tabel 5.6 tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
63 persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi cukup sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan. Mata kuliah yang menggunakan instrument tes menjodohkan ada beberapa ketentuan yang harus diketahui oleh pendidik yaitu batang (stem) butir yang terdapat pada kolom pertama terdiri dari masalah singkat bukan merupakan masalah-masalah yang diuraikan dengan kalimat-kalimat yang panjang; masalah yang terdapat dalam kolom pertama atau kolom kedua pada suatu kelompok tes menjodohkan harus mempunyai isi yang homogen; jumlah alternatif jawaban yang terdapat dalam kolom kedua harus lebih banyak dari masalah yang terdapat dalam batang butir soal pada kolom pertama; penenmpatan/ urutan kemungkinan jawaban yang terdapat dalam kolom kedua tidak sejajar dengan masalah yang terdapat dalam kolom pertama; untuk setiap kelompok tes menjodohkan berisi antara lima sampai tujuh butir soal; untuk setiap butir soal pada yang terdapat dalam kolom pertama mempunyai kemungkinan untuk dijawab dengan daftar data yang terdapat dalam klom kedua;sebaiknya dirumuskan dalam bentuk satu tujuan pengajaran yang utuh. 5.2.2.5 Instrumen Tes Hasil Belajar Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Menjodohkan Dari hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 4 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
64 persepsi baik sebanyak 3 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan menjodohkan. Penggunaan instrument tes yang telah disusun oleh pendidik sudah sesuai dengan ketentuan .Seperti dalam instrument menjodohkan ada beberapa kelebihan dalam pembuatan instrument ini yaitu tes ini baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tantang istilah, defenisi, peristiwa atau penanggalan; dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang baik yang berhubungan langsung maupun tidak secara langsung; mudah dikonstruksi sehingga pendidik dalam waktu yang tidak telalu lama dapat mengkonstruksi sejumlah butir soal yang cukup untuk menguji satu pokok bahasan tertentu; tes ini dapat seluruh bidang studi yang diuji dan mudah untuk diskor. 5.2.2.6 Instrumen Tes Hasil Menggunakan Pilihan Ganda, Subjektif Tes dan Benar Salah Dari hasil penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar dalam mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara diperoleh persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrumen pilihan ganda dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan subjektif tes dan persepsi baik sebanyak 2 mata kuliah dalam instrument tes yang menggunakan benar salah. Penggunaan istrumen tes yang ada dalam mata kuliah tersebut sudah sesuai dengan ketentuan. Seperti dalam menyusun instrument tes menggunakan benar salah, adapun ketentuan menggunakan tes benar salah yaitu : setiap butir soal harus menguji
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
65 atau mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna dan tidak menanyakan hal yang remeh; setiap soal haruslah menguji pemahaman tidak hanya pengukuran terhadap daya ingat; kunci jawaban haruslah benar; butir soal yang baik haruslah jelas bagi peserta yang belajar; dan jawaban yang salah kelihatan lebih seakanakan benar bagi peserta tes yang tidak belajar dengan baik; pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; jumlah butir soal yang kuncinya S sebaiknya lebih banyak dari butir soal yang jawabannya B; setiap butir soal harus berdiri sendiri; harus dihindarkan butir pernyataan soal yang berhubungan dengan butir penyataan soal yang lain; sesuatu item jangan memberi isyarat atau membantu memberikan jawaban kepada item berikutnya; hindarkakan susunan soal/ item yang salah dan benar merupakan pola tertentu (Arikunto, 2003) 5.2.2.7 Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi di PSIK FK USU Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa persepsi mahasiswa terhadap penyusunan tes hasil belajar pada tahap pendidikan sarjana Program ekstensi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap mata kuliah yang diajarkan paling banyak persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah adalah persepsi baik sebanyak 25 mata kuliah
(67%) dan mata kuliah yang memperoleh
persepsi cukup ada 12 mata kuliah (33%). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada umumnya persepsi mahasiswa terhadap tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi di PSIK FK USU adalah baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Majid (2006) bahwa evaluasi/tes merupakan pengukuran ketercapaian pogram pendidikan, perencanaan suatu program substansi pendidikan
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
66 termasuk kurikulum dan pelaksaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan pendidik, pengelolaan pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Proses belajar mengajar yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan pendidik mengembangkan proses pembelajaran serta peguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup pendidik dengan menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik, yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya. Semakin baik pendidik melakukan evaluasi, maka akan semakin benar penempatan ukuran pencapaian kompetensi peserta didik. Dan semakin benar pelaporannya pada klien, dan semakin akuntabel palaksanaan tugasnnya sebagai pendidik. Dilihat dari segi kebutuhannya ini, maka setidaknya pendidik harus mampu menyusun instrumen tes maupun non tes (Rosyada, 2004)
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
67
6.1. Kesimpulan Penelitian tentang persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar pada tahap pendidikan sarjana Program Ekstensi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2009 menghasilkan kesimpulan mata kuliah menggunakan tes hasil belajar pilihan ganda sebanyak 15 mata kuliah (40%); subjektif tes sebanyak 3 mata kuliah (8%); pilihan ganda dan subjektif tes sebanyak 11 mata kuliah (32%); pilihan ganda dan menjodohkan sebanyak 2 mata kuliah (5%); pilihan ganda, subjektif tes dan menjodohkan sebanyak 4 mata kuliah (10%); pilihan ganda, menjodohkan dan benar salah sebanyak 1 mata kuliah (5%) Adapun persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program Ekstensi pada tahap pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah baik 6.2. Rekomendasi 6.2.1 Pendidikan Keperawatan Dengan adanya persepsi yang baik mahasiswa terhadap instrumen tes hasil belajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ini maka diharapkan apa yang telah diperoleh dan dianggap baik oleh mahasiswa hendaknya tetap dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan guna memperoleh mahasiswa yang memiliki sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. 6.2.2 Mahasiswa Keperawatan Mahasiswa keperawatan khususnya program Ekstensi harus lebih banyak mempelajari proses evaluasi hasil belajar yang telah dijalankan oleh Program studi Ilmu
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
68 Keperawatan FK USU sehingga mahasiswa ketika berada di institusi lain dapat menerapakan tes hasil belajar yang baik sesuai dengan apa yang telah dipelajari di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 6.2.3 Penelitian Selanjutnya Peneliti merasa perlu untuk dilakukannya penelitian lanjutan tentang bagiamana persepsi dosen mengenai hasil studi yang dicapai oleh mahasiwa pada tahap pendidikan sarjana Program Ekstensi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
69 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Azwar, s (2003). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bastable, S (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran Cetakan I. Jakarta : EGC Erniyati. (2007). Buku Panduan Program Pedidikan Akademik Edisi I. Medan : Departemen Ilmu Keperawatan FK USU Harjanto (2005). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat, A (2007) Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data Edisi I. Jakarta: Salemba Medika Hutapea, J (2003). Evaluasi Hasil Belajar Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Semester I T/A 2002/2003. Medan: Dep.PSIK FK USU Hutagalung, T (2007). Evaluasi Pengajaran. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED Irwan (2001). Evaluasi Proses Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta: PAU-PAI Majid (2006). Perencanaan Pembelajaran Cetakan Kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
70 Notoadmodjo, S (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rakhmat (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ratnaningsih (2008). Teori Psikologi. Dibuka pada 20 Mei 2008 dari www.blogspot.com Ratnaningsih (2008). Pengertian Persepsi. Dibuka pada 20 Mei 2008 dari www.infoskripsi.com Rosyada (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis Edisi I. Jakarta: Pranada Medika Siagian, S (2003). Teori Motivasi dan Aplikasinya Cetakan III. Jakarta: Rineka Cipta Slameto (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sunaryo (2004). Psikologi untuk Perawat. Jakarta: EGC Sudjana (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sudjana, N (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Suryabrata (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Syah, M (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Winardi (2007). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada Wikle (2000). Psikologi Pengajaran Cetakan Ke-4. Jakarta: Grasindo Zainul, N (2005). Penilaian Hasil Belajar Cetakan Ke-5. Jakarta : PAU-PPAI _______ (2003). Pengertian Persepsi. Dibuka pada 20 Mei 2008 dari www.bkn.go.id
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
71
LAMPIRAN
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
72 Kode:
(diisi peneliti)
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Yessi Meristika dengan NIM : 071101092 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Persepsi Mahasiswa Tentang Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Kuliah Program Ekstensi Pada Tahap Pendidikan Sarjana Keperawatan Di PSIK FK USU” Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi lembar kuisioner dengan jujur tanpa ada pengaruh dari orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian ini. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, saudara bebas menerima dan bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Jika saudara bersedia menjadi responden, silahkan tandatangani lembar persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara. Terimakasih atas banyak atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.
Medan,
Peneliti
Yessi Meristika
Mei 2009
Responden
(
)
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
73 KUISIONER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MATA KULIAH PROGRAM EKSTENSI PADA TAHAP PENDIDIKAN SARJANA KAPERAWATAN DI PSIK FK USU
Isilah kuisioner ini menurut pendapat Anda sesuai yang anda dapat pada saat mengadakan tes hasil belajar. Petunjuk: Berikan penilaian Anda terhadap hal-hal berikut ini dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia. SL SR KD TP
: Selalu : Sering : Kadang-Kadang : Tidak Pernah
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
74 1. PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP INSTRUMEN OBJEKTIF TES
NO.
Pernyataan
SL
SR
KD TP
PELAKSANAAN TES BENAR SALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Soal yang dibuat dapat menguji atau mengukur hasil belajar. Soal yang diberikan menguji pemahaman dan bukan daya ingat saja. Pernyataan yang salah kelihatan seakan-akan benar. Pernyataan dalam butir soal dibuat secara jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar Jumlah butir soal yang kuncinya S lebih banyak dari butir soal yang jawabannya B. Pernyataan soal yang satu berhubungan dengan butir penyataan soal yang lain. Setiap soal memberi isyarat atau membantu memberikan jawaban kepada item berikutnya. Soal-soal dibuat mewakili seluruh pokok bahasan yang telah dipelajari. Soal-soal yang disajikan tentang tingkat penegtahuan dan pemahaman. Petunjuk pengerjaan soal dibuat dalam bentuk option benar dan salah.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
75 NO.
Pernyataan
SL
SR
KK TP
PELAKSANAAN TES MENJODOHKAN 1. 2. 3.
Butir soal menggunakan dua kolom, yakni kolom pernyataan dan kolom jawaban. Setiap kelompok tes menjodohkan berjumlah lima sampai tujuh butir soal Masalah yang terdapat dalam kolom pernyataan berkaitan dengan isi kolom jawaban.
4.
Jumlah alternatif jawaban lebih banyak daripada masalah yang terdapat dalam butir soal.
5.
Urutan kemungkinan jawaban yang terdapat dalam soal tidak sejajar dengan jawaban yang tersedia.
6.
Setiap soal pada soal pertama mempunyai kemungkinan untuk dijawab dengan dengan soal kedua. Soal yang diberikan menguji kemampuan evaluasi.
7. 8. 9. 10
Soal dibuat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung Butir soal dibuat untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang lebih luas. Pemberian nilai dalam menjawab soal sangat mudah dihitung.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
76
NO.
Pernyataan
SL
SR
KK TP
PELAKSANAAN TES PILIHAN BERGANDA 1.
Bentuk struktur dari soal terdiri dari pertanyaan , option jawaban dan kunci jawaban/ pengecoh.
2.
Soal dibuat memiliki satu jawaban yang paling benar. Soal disusun dalam kalimat yang jelas..
3. 4.
5. 6.
Soal yang memiliki pernyataan yang belum lengkap diletakkan pada ujung pernyataan (contoh : stres dapat diakibatkan oleh 3 faktor yaitu faktor fisik, faktor psikis dan faktor ......) Butir soal memiliki susunan alternatif jawaban teratur dan sederhana. Semua option jawaban sebaiknya memungkinkan untuk dijadikan jawaban yang paling benar.
7.
Option jawaban yang benar ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah.
8.
Option jawaban ada juga yang mengunakan pilihan yang berbunyi : BSSD (bukan salah satu diatas) Pernyataan kalimat dalam soal dibuat dalam pertanyaan positif. Butir soal dibuat untuk mengukur daya ingat.
9. 10
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
77 2. PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP INSTRUMEN SUBJEKTIF TES
NO.
Pernyataan
1.
Soal yang dibuat membutuhkan jawaban tentang pengetahuan evaluasi.
2.
Pengerjaan soal jawaban sesuai dengan isi pikiran peserta didik. Pengerjaan jawabannya memerlukan proses fisik dan psikis. Soal yang diberikan bertujuan untuk kematangan proses berpikir.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
SL
SR
KK TP
Pertanyaan yang diajukan meneliti hasil belajar. Pengerjaan jawaban soal sesuai dengan waktu yang disediakan. Butir soal menggunakan kata-kata yang pendek dan kata-kata yang mudah dimengerti. Setiap pertanyaan yang diajukan telah ditentukan bobot nilainya. Pertanyaan yang diajukan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Waktu untuk mengerjakan soal subjektif test lebih lama dibanding soal bentuk objektif test.
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
78
TABEL PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA TAH SARJANA PROGRAM EKSTENSI DI PSIK FK USU TA 2008/2009 1.
Biologi
Column1 pilgan
mjdohkan
sujktif
pilgan
sujektif
pilgan
pilgan
Pernyataan 1 2 1 2 2 2 3 3 2 1 4 2.FISIKA 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3.FARMAKOLOGI 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4.BIOSTASTISTIK 1 4 2 2 2 2
2
3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 3
2
4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3
3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3
2
3
2
6 4 3 3 2 4 2 4 2 2 2
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4
5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 5 3 4 3 2 4 3 3 2 2 1 3
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4
7
3 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3
6 2 2 3 2 4
7
3 2 2 3 3
5 3 4 3 2 4
4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2
3 4 3 2 2 3
6 4 2 3 2 4 2 4 2 2 2
4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3
3 2 4 2 3 4 4 2 4 3 2
5 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4
7
3 2 3 3 3 3 2 4 4 4
4 4 2 2 3 4
8 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2
2 1 2 4 3 2 4 2 1 4
9 2 2 3 2 4 3 2 3 1 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 29 19 29 25 32 27 28 29 21 32
KET cukup buruk cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2
9 2 3 3 4 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
total 29 29 29 27 30 26 26 28 27 30
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 3 2 4
9 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 4
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2
total 29 26 27 25 32 27 30 25 28 27 31
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup baik cukup cukup cukup baik
3 4 2 4 3
9 3 2 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 30 26 24 25 32
KET baik cukup cukup cukup baik
8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 8 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 8 2 3 3 2 3
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
79 subjektif
3 3 3 3 4
4 3 4 4 3
3 4 3 3 3
3 2 4 2 4
3 2 4 2 4
2 4 2 4 2
2 2 2 2 2
5 3 2 3 2 4 3 2 4 2 4
6 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4
6 2 3 3 2 4 2 4 2 4 2
7
2 2 2 3 2 3 2 4 3 4
5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2
7
3 2 3 2 3 3 2 2 2 4
5 2 4 3 2 4 3 2 2 2 4 5 2 4 3 2 4
6 2 3 3 2 4
7
2 3 2 3 2
2 4 2 4 2
3 2 3 4 3
2 2 3 2 3
27 28 30 30 30
cukup cukup baik baik baik
2 2 2 4 3 2 4 2 2 2
9 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 29 21 29 25 32 27 28 30 26 30
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup baik cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 24 28 28 25 31 27 28 30 31 30
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup baik baik baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2
total 28 28 29 25 32 27 28 25 30 29
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup baik cukup
3 4 2 4 3
9 2 2 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 20 27 28 25 31
KET cukup cukup cukup cukup baik
5.DEMOGRAFI pilgan
subjktif
pilgan
sujktf
pilgan
subjktif
pilgan
1 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 6.KOMUNIKASI KEPERAWATAN 1 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 7.KOSEP DASAR KEPERAWATAN 1 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 8.ILKES JIWA 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 4
4
4
4
4
8 4 1 3 2 3 2 2 2 2 2 8 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 8 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 8 2 2 3 2 3
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
80
9.ILSOS pilgan
subjektif
mjdohkan
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
2
1 4 3 4 4
2
3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3
4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 1 3
5 3 4 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 1 4
6 2 3 3 2 4 2 4 3 3 2 2 4 2 2 2
7
3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 1 4
5 3 4 4 4
6 3 3 2 2
7
3 3 4 4
5 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4
6 2 2 3 2 4 2 4 2 4 2
7
4 4 3 3 3 3 2 4 2 4
5 3 4 3 2 4 3 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2
7
3 3 3 3 3 3 2 4
8 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 2 4 2 3 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3
total 25 27 26 25 32 27 28 28 28 25 27 28 30 21 30
KET cukup cukup cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup baik cukup baik
2 4 3 2
9 2 3 3 3
10 4 2 2 2
total 32 30 32 31
KET baik baik baik baik
3 2 2 4 3 2 4 3 2 3
9 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 32 31 29 25 32 28 28 31 29 31
KET baik baik cukup cukup baik cukup cukup baik cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3
total 31 31 31 27 34 28 29 31
KET baik baik baik cukup baik cukup cukup baik
10.KMB pilgan
3 4 3 4 4
4 4 2 4 4
8 3 3 2 2
11.ETIKUM pilgan
subjektif
pilgan
subjektif
1 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 12.ETKUM KEPERAWATAN 1 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4
3
4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3
3
4 4 2 4 3 4 3 4 3
8 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 8 4 3 3 2 3 2 2 2
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
81
pilgan
sujektif
pilgan
pilgan
pilgan
Benarsalah
mjdhkan
sujektif
4 4 13.ILMU POLITIK 1 4 4 2 4 2 4 4 4 3 14.ILMU BEDAH 1 4 4 4 4 4 15.ILMU P.DALAM 1 4 4 4 4 4 15BIOKIMIA 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16.B.INDONESIA 1 4 4
4 3 2
3 3 3
3 3 4 2 3 4 3 4 4 2
3
2
3
2
3
2
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 2
5 3 4 3 2 4
6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 3
5 4 4 3 2 4 5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 2 2 3 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 2 2
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3
5 4 4
6 4 3
7
3 4
4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3
3 3 4
5 3 2 3 2 4 3 2 4 2
7
3 2 3 3 3 3 2 4 2
4 4 2 4 3 2
3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4
4 2
4 4 4 4 3 2
4 4 4 4 3
2 4
4 4 2 4 3 4 3 4 3 3
3 3 4 2 2
2 4
4 4 2
2 2
4 2
4 3
2 3
31 30
2 4 2 4 3 2 4 2 4
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2
total 31 27 29 27 32 28 29 31 30
KET baik cukup cukup cukup baik cukup cukup baik baik
2 2 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 27 30
KET baik baik baik cukup baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 33 32 31 29 32
KET baik baik baik cukup baik
2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2 4 2 4
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3
total 31 31 31 27 33 28 29 31 31 30 27 28 33 30 32
KET baik baik baik cukup baik cukup cukup baik baik baik cukup cukup baik cukup baik
2 4
9 2 3
10 2 2
total 32 33
KET baik baik
8 4 2 3 2 3 2 2 2 2 8 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 8 4 3
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
baik baik
82 4 4 4
4 2 3
4 3 4
3 3 3
3 2 4
3 2 2
3 2 3
5 3 4 3 2 4
6 4 3 3 2 2
7
3 3 3 3 3
6 4 3 3 2 4
7
4 4 4 4 4
5 3 4 3 2 4
6 4 3 3 4 4
7
4 3 3 3 3
5 2 4 3 2 4 5 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4
6 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2
7
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
6 4 3 3 3 3
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 3 4 5 3 4 3
6 4 3 3
7
3 3 3
2 4 3
3 2 4
2 3 2
31 27 32
baik cukup baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 32 32 31 29 32
KET baik baik baik cukup baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 33 33 32 30 35
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 32 32 31 31 35
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2
total 31 31 31 30 63 32 33 31 27 32
KET baik baik baik baik baik baik baik baik cukup baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 30 33
KET baik baik baik baik baik
2 4 2
9 2 3 3
10 2 2 2
total 31 31 31
KET baik baik baik
17.FISIOLOGI pilgan
Subjektif
pilgan
pilgan
sujektif
pilgan
pilgan
1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 18.ILKEB &KANDUNGAN 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 19.PATOLOGI 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20.PDK 1 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 21.GADAR 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 22.KEP.MATERNITAS 1 2 4 3 4 3 4 4
3
4 4 2 4 3 4
3
4 4 2 4 3 4
3
4 4 2 4 3 4
3
4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4
3
4 4 2 4 3 4
3
4 4 2 4
8 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3 8
4 3 3 3 32 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3 8 4 3 3
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
83 4 4
3 3
4 4
4 3
2 3
2 4
2 3
5 3 4 3 3 4
6 4 3 3 3 4
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 4 4
6 4 3 3 4 4
7
3 3 3 4 3
5 3 4 3 3 4
6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 3 4
6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 4 4
6 4 3 3 4 4
7
3 3 3 3 3
6 4 3 3 3 4
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 2 4
4 3
2 4
3 2
30 33
baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 30 33
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 35 34
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 32 31 31 30 35
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 3 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 30 35
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 31 34
KET baik baik baik baik baik
2 4 2 4 3
9 2 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 31 31 31 30 34
KET baik baik baik baik baik
23.KEP.ANAK pilgan
1 4 4 4 4 4
2
1 4 4 4 4 4
2
1 4 4 4 4 4
2
1 4 4 4 4 4
2
3 3 3 4 2 3
4 4 2 4 3 3
8 4 3 3 3 3
24.P.M.S pilgan
3 3 3 4 4 3
4 4 2 4 4 4
8 4 3 3 2 3
25.FILSAFAT pilgan
3 4 3 4 4 3
4 4 2 4 3 4
8 4 3 3 2 4
26.KEP.JIWA pilgan
pilgan
subjektif
27.KEP.KOMUNITAS 1 4 4 4 4 4 28.KEP.KELUARGA 1 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4
2
4 4 2 4 3 4
3 3 3 4 2 3
2
4 4 2 4 3 4
3 3 3 4 4 3
4 4 2 4 3 4
8 4 3 3 3 3
8 4 3 3 2 3 8 4 3 3 2 3
29.KEP.GERONTIK Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
84 1 4 4 4 4 4
pilgan
2
3 3 3 4 4 3
4 4 2 4 4 3
5 3 4 3 2 4
6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 3
6 4 3 3 2 4
7
3 3 3 3 3
5 3 4 3 2 4 5 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4
6 4 3 3 3 4 2 4 2 4 2
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4
6 2 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2
7
2 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3
5 2 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4 5 3 4 3
6 4 3 3
7
3 3 3
8 4 3 3 2 3
3 4 2 4 3
9 3 3 3 2 4
10 2 2 2 3 2
total 33 31 31 30 33
KET baik baik baik baik baik
1 2 2 4 3
9 1 2 3 2 4
10 1 2 2 3 2
total 28 26 30 26 34
KET cukup cukup baik cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 31 31 31 31 34 28 29 31 31 30
KET baik baik baik baik baik cukup cukup baik baik baik
2 4 2 2 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3
total 24 30 30 23 33 27 28 30 30 30 33 26 32 26 31
KET cukup baik baik cukup baik cukup cukup baik baik baik baik cukup baik cukup baik
2 4 2
9 2 3 3
10 2 2 2
total 30 30 30
KET baik baik baik
31.KOMPUTER pilgan
pilgan
subjektif
pilgan
menjdhka
subjektin
pilgan
1 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 32.IL.PEND &PERILAKU KESH. 1 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 33.ILKES ANAK 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 4 1 4 3 4 34.EPIDEMOLOGI 1 2 3 3 3 3 3 3 4
4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 2 4
8 4 1 3 2 3 8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 8 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 8 4 3 3
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
85
menjhkan
subjektif
pilgan
mejdhkan
subjektif
pilgan
mejdhkan
subjktif
3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 1 3
2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3
35.PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 36.MANAJEMEN KEPERAWATAN 1 2 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 2 3 4 4 1 4 2 3 4 3
3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3
2 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4
2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3
5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4
5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4 3 2 3 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
7
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3
4
4
2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3
3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3
26 33 27 28 30 30 30 33 26 32 27 33
cukup baik cukup cukup baik baik baik baik cukup baik cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3
total 30 30 31 27 34 28 29 30 31 30 33 28 32 30 33
KET baik baik baik cukup baik cukup cukup baik baik baik baik cukup baik cukup baik
2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3
total 31 31 31 27 34 28 29 30 30 30 33 26 32 27 33
KET baik baik baik cukup baik cukup cukup baik baik baik baik cukup baik cukup baik
8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
86
pilgan
menjdohkan
37.M.KESEHATAN 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3
4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 4 2 4
5 3 4 3 2 4 3 2 4 2 4
6 4 3 3 2 4 2 4 2 4 2
7
8 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2
2 4 2 4 2 2 4 2 4 2
9 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3
10 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3
total 31 31 31 27 33 28 29 31 31 30
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.
KET baik baik baik cukup baik cukup cukup baik baik baik
87 CURRICULUM VITAE
Nama
: Yessi Meristika
Tempat/Tanggal Lahir
: Binjai, 18 April 1983
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Jl. Sei Binjai Pasar VI. Kw Mencirim No. 91 Namoukur, Kec Sei Bingai Kabupaten Langkat
Pendidikan
: 1. SD Negeri No. 050671 Sei Bingai
Tahun 1989-1995
2. SLTP Negeri 1 Sei Bingai
Tahun 1995-1998
3. SMU Teladan Binjai
Tahun 1998-2001
4. Akedemi Keperawatan Kesdam/BB Medan
Tahun 2001-2005
5. S1 Keperawatan Jalur Ekstensi FK USU
Tahun 2007
Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010.