PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DALAM MEMILIH KOPERASI KONVENSIONAL DAN BAITUL MAAL WA TAMWIL
FAQIH AULIA AKBAR RASYID
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Anggota terhadap Kinerja dan Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan Bitul Maal wa Tamwil adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Faqih Aulia Akbar Rasyid NIM H54100030
ABTSRAK FAQIH AULIA AKBAR RASYID. Persepsi Anggota terhadap Kinerja dan Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan BMT. Dibimbing oleh RINA OKTAVIANI dan SALAHUDDIN EL AYYUBI. Salah satu lembaga keuangan non bank yang juga ikut tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan perbankan adalah lembaga keuangan mikro. Diantaranya adalah Baitul Maal wa Tamwil Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa yang berlokasi di Kota Bogor, dengan perkembangan dari segi aset dan anggota yang relatif signifikan dari tahun 2011 hingga 2013. Penelitian ini menganalisis karakteristik yang memengaruhi keputusan anggota dalam memilih koperasi konvensional dan BMT dengan menggunakan metode Regresi Logistik. Persepsi terhadap pelayanan dengan penilaian kinerja yang diberikan koperasi konvensional dan BMT menggunakan analisis deskripstif. Hasil analisis menunjukkan karakteristik yang memengaruhi keputusan anggota memilih BMT adalah jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan perbulan. Ketiga karakteristik tersebut memiliki pengaruh positif terhadap pengaruh keputusan memilih BMT. Sedangkan, karakteristik yang memengaruhi keputusan anggota memilih koperasi konvensional adalah pendidikan. Dari segi persepsi terhadap pelayanan BMT dan koperasi konvensional dapat disimpulkan sudah cukup baik, khususnya terkait dengan kehandalan dan jaminan. Kata kunci : anggota, baitul maal wa tamwil, industri keuangan syariah, karakteristik, koperasi konvensional, persepsi, regresi logistik
ABSTRACT FAQIH AULIA AKBAR RASYID. Perceptions of Member on the Performance and Characteristic of Members in Choosing Conventional Cooperative and BMT. Supervised by RINA OKTAVIANI and SALAHUDDIN EL AYYUBI. One of the non-bank financial institutions that is also grown and developed along with the banking development is a microfinance institution. Among them are Baitul Maal wa Tamwil and Mitra Karsa Cooperative that located in Bogor, with developments in terms of assets and members are relatively significant from 2011 to 2013. This study analyze characteristics that influence the decision of members in choosing BMT and cooperative by using logsitic regression method. Perceptions of the service with the performance assessment of BMT and cooperative by using descriptive analysis. Results of analysis showed the characteristics that influence the decisions of members choose the BMT are gender, job, and monthly income. The third characteristic has a positive influence on the effect of the decision choosing BMT. Meanwhile, the characteristic that influence the decisions of members choose conventional cooperative is education. In terms of perceptions of service for BMT and conventional cooperative can be concluded as a good enough, particulary related with reliability and assurance. Keywords: baitul maal wa tamwil, characteristics, conventional cooperative, islamic finance industry, logistic regression method, members, perception
PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DALAM MEMILIH KOPERASI KONVENSIONAL DAN BAITUL MAAL WA TAMWIL
FAQIH AULIA AKBAR RASYID
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi: Persepsi Anggota terhadap Kinerja dan Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan Baitul Maal wa Tamwil : Faqih Aulia Akbar Rasyid Nama · NIM : H54100030
Disetujui oleh
Prof Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS Pembimbing I
Tanggal Lulus:
0 1 OCT 2014
Salahuddin EI yvubi, Lc, MA Pembimbing II
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Persepsi Anggota terhadap Kinerja dan Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan Baitul Maal wa Tamwil” dengan waktu penelitian yang dimulai sejak bulan Juni 2014. Pada kesempatan ini, ucapan terimakasih untuk orang-orang yang terkasih kepada orang tua penulis Dr. Ir. Fuadi Rasjid, M.Sc (Bapak) dan Upik Kartikha Hanif (Ibu), Annisaa Perica Rasyid, Ikhwan Sulaiman serta keluarga besar Rasyid dan Hanif atas segala teguran, doa, dukungan serta semangat yang telah diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS dan Bapak Salahuddin El Ayyubi, Lc, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, transfer ilmu dan bimbingannya yang sangat berharga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Jaenal Effendi, S.Ag, M.A selaku dosen penguji utama dan Ranti Wiliasih, S.P, M.Si selaku dosen penguji komisi pendidikan atas bimbingan, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Seluruh pihak pengurus BMT Wasilah, terutama Pak Roni, Mas Yunus, dan Mas Zaini yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Seluruh pihak pengurus Koperasi Mitra Karsa, terutama Pak Rachmat, Pak Wawan, dan Bu Endang yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis. Teman-teman satu bimbingan yang saling mendukung dan mendoakan, Febrina 6. Mirazdianti, Dwiki Abimanyu, Jamal Berliansyah, Nicco Andrian, Ramdhani Budiman, dan Silvia Sari. 7. Sahabat-sahabat penulis yang saling mendoakan, berbagi keceriaan dan memberikan semangat Erlangga Ryansha, Mufida Amalia, Ardhi Evan, Ghina Zahra Afifah, Muhammad Haris, Myrella Velika Amanta, Zeka Linova, Rahmah Syafira, Putut Adiprestyo, Fithri Tyas Hapsari, Arya Satya Nugraha, Syarifah Mursalina, Sela Dwiyuni Lestari, Fauziyah Adzimatinur dan Wulandari Sangidi. 8. Pendiri Klub Filateli Al-Izhar yang telah mendukung, mendoakan dan menjalin silaturahim hingga saat ini, Ibu Sri Sumardyani dan Ibu Sri Sedarnawati. 9. Rekan Fasilitator Global Citizen Corps Indonesia yang telah mendoakan dan mendukung, khususnya Kak Rusli, Kak Julisa, Kak Indri , Luciana, Eva, Angelini, Angelina, Roosahandita, Ghassani, Edwin, Selphine, Mutiara, Chairul, Taghsya, Resti, Zulfathia, Julisca, Sihite, Sulistiani, dan rekan GCC lainnya yang menginspirasi. 10. Tim kerja Forum for Indonesia yang telah menginspirasi, menjadi sahabat dan berjuang bersama, khususnya Sari Khairunnisa, Dody Sutrio Darmawan, Zara Fathia, Caesar Pratama, Dhia Adiati, Adi Kurniawan, Ghufron Mustaqim, Togi Pangaribuan dan segenap Tim Kerja FFI. 11. Penasehat Muda United Nation for Population Fund (UNFPA) yang telah berbagi keceriaan, menginspirasi dan menyatukan seluruh perbedaan; Angga
12.
13.
Dwi Martha, Anindya Nastiti R, Anggraini Sari Astuti, Johan Albert Piter, Rizky Ashar, Alfrado Raymond S, Muhammad Ami, Faza Fairuza, Diba Safitri, Vania Santoso, Briliansy Mulyanto, Yosea Kurnianto, Gigay Citta Acikgenc, dan Ogi Wicaksana. Seluruh keluarga ilmu ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah angkatan 48 , 49 dan 50 terimakasih atas doa dan dukungannya. Khususnya keluarga besar Ilmu Ekonomi Syariah angkatan 47; Galish, Bani, Geri, Prawito, Yekti, Nadilla, Thony, Ninda, Idhan, Fuad, Lieke, Puspa, Pohan, Riki, Pramono, Putri Eka, Iman, Zulfi, Fakhri, Sarrah, Azizah, Zikra, Hanif, Nadiah, Lia, Intan, Imam, Kartika, Irfan, Putri Monicha, Adik, Aldesta, Nana, Faris, Fitriyanti, Fauzi, Rizqi, Luthfi, Erma dan Cornell. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Namun, yakinilah bahwa segala bentuk dukungan yang diberikan adalah sangat berarti bagi saya. Semoga Allah SWT dapat membalas kebaikan-kebaikan kalian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat Bogor, September 2014 Faqih Aulia Akbar Rasyid
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
5
Tujuan Penelitian
7
Manfaat Penelitian
7
Ruang Lingkup Penelitian
8
TINJAUAN PUSTAKA Baitul Maal wa Tamwil
8 8
Kinerja
11
Koperasi
11
Faktor Kualitas Pelayanan dan Jasa
11
Citra Lembaga
13
Promosi Lembaga
14
Penelitian Terdahulu
14
Kerangka Pikir
17
METODE PENELITIAN
18
Lokasi dan Waktu Penelitian
18
Jenis dan Sumber Data
18
Metode Pengumpulan Data
18
Metode Pengolahan dan Analisis Data
18
Analisis Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan Baitul Maal wa Tamwil
19
Analisis Persepsi Anggota terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Batasan dan Definisi Operasional
19 20
GAMBARAN UMUM
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
Karakteristik Responden
23
Laporan Pertanggungjawaban terhadap Anggota
30
Produk Baitul Maal wa Tamwil Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa
31
Fasilitas dan Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro
33
Pengetahuan Responden terhadap Lembaga Keuangan Mikro
35
Persepsi Responden
36
Hasil Uji Beda
50
Karakteristik yang Memengaruhi Anggota dalam Memilih BMT dan Koperasi
50
SIMPULAN DAN SARAN
52
Simpulan
52
Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
54
LAMPIRAN
58
RIWAYAT HIDUP
83
DAFTAR TABEL 1 Perkembangan perbankan syariah tahun 2011-2013 di Indonesia 2 Industri keuangan non bank syariah tahun 2012 - triwulan I 2014 di Indonesia 3 Jumlah kantor koperasi di Kota Bogor Tahun 2013 4 Ringkasan keberhasilan BMT di Kota Bogor 5 Perkembangan anggota BMT Wasilah tahun 2009-2012 6 Perkembangan anggota Koperasi Mitra Karsa tahun 2009-2012 7 Perkembangan kinerja BMT Wasilah tahun 2009-2012 8 Perkembangan kinerja Koperasi Mitra Karsa tahun 2009-2012 9 Ringkasan hasil penelitian terdahulu 10 Skala likert 11 Kepuasan anggota terhadap produk 12 Kepuasan anggota terhadap pelayanan dan fasilitas 13 Skor variabel pengetahuan anggota BMT Wasilah 14 Skor variabel pengetahuan anggota Koperasi Mitra Karsa 15 Skor variabel citra lembaga BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 16 Skor variabel reliability kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 17 Skor variabel responsiveness kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 18 Skor variabel assurance terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 19 Skor variabel emphaty terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 20 Skor variabel tangible terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 21 SSkor variabel akses terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 22 Skor variabel promosi lembaga terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 23 Hasil Uji Beda 24 Hasil pendugaan parameter model logit 25 Hasil olahan regresi karakteristik yang memengaruhi anggota dalam memilih BMT dan Koperasi Konvensional
1 2 3 4 5 5 6 6 15 19 32 33 35 36 37 38 40 42 43 45 47 49 50 51 51
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gedung Kantor Baitul Maal wa Tamwil Wasilah Gedung Kantor Koperasi Mitra Karsa Karakteristik responden berdasarkan pengguna jasa Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan umur Jenjang pendidikan responden anggota Jenis pekerjaan responden anggota Jumlah tanggungan keluarga responden anggota Status pernikahan responden anggota Sumber informasi responden anggota Lama keanggotaan responden Jarak rumah responden dengan lembaga keuangan Produk BMT Wasilah Produk Koperasi Mitra Karsa
21 22 23 23 24 25 25 26 27 27 29 30 31 32
DAFTAR BAGAN 1 Cara Kerja Baitul Maal wa Tamwil 2 Kerangka Penelitian
10 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian Anggota BMT 2 Kuesioner Penelitian Anggota Koperasi 3 Hasil Olahan Data Regresi Logistik
58 70 82
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan peraturan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami kemajuan cukup pesat. Diawali dengan Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No 7 tahun 1992, terkait peraturan yang mengatur dan memperbolehkan setiap bank konvensional membuka sistem pelayanan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tabel 1 memperlihatkan perkembangan perbankan syariah secara Nasional dari tahun 2011 hingga 2013: Tabel 1 Perkembangan perbankan syariah tahun 2011-2013 di Indonesia Satuan Tahun Kelompok bank unit 2011 2012 2013 Unit Bank Umum Syariah 11 11 11 Unit Unit Usaha Syariah 24 24 23 Bank Perkreditan Rakyat Unit 155 158 160 Syariah Juta Jumlah Account BUS & UUS 8.2 10.8 12.3 Unit Orang Jumlah Pekerja 27 660 31 578 42 062 Sumber : Bank Indonesia , 2013-2014 (Diolah)
Berdasarkan data Tabel 1 terlihat bahwa perkembangan perbankan syariah relatif cukup stabil. Tercatat dari tahun 2011 hingga 2013 terdapat stagnansi 11 Bank Umum Syariah (BUS), turun sebesar satu Unit Usaha Syariah (UUS) dari 24 menjadi 23 UUS dan kenaikan yang relatif stabil sebanyak dua sampai dengan tiga setiap tahunnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang berjumlah 160 di Indonesia pada tahun 2013. Kestabilan industri perbankan syariah pada tahun 2011-2013, menurut Biro Penelitian, Pengembangan, dan Pengaturan Perbankan Syariah Direktorat Perbankan Syariah BI disebabkan masih minimnya komitmen pemerintah, dimana industri perbankan syariah belum terbagi secara merata dana minoritas dari pemerintah seperti dana haji dan BUMN pada rentang tahun 2011-2013. Selain itu, menurut International Center for Development in Islamic Finance-Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (ICDIF-LPPI) kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) syariah sangat menentukan produktivitas, kinerja, dan kontinuitas suatu lembaga. Kekurangan SDM syariah selama ini banyak ditutupi oleh SDM konvensional yang secara keilmuan masih sangat minim terutama dalam bidang syariah hingga saat ini. Hal tersebut diikuti oleh perkembangan industri keuangan non bank seperti perusahaan asuransi syariah, perusahaan pembiayaan syariah, penjaminan syariah pegadaian syariah serta modal ventura syariah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2:
2 Tabel 2 Industri keuangan non bank syariah tahun 2012- triwulan I 2014 di Indonesia 2012 2013 2014 Keterangan
Jumlah perusahaan
Jumlah aset (Rp Milyar)
Jumlah perusahaan
Jumlah aset (Rp Milyar)
Jumlah perusah aan
Jumlah aset (Rp Milyar)
Perusahaan Asuransi
45
13.239
49
16.661
48
16.639
Perusahaan Pembiayaan
35
26.881
44
24.639
44
23.915
Perusahaan Penjaminan Perusahaan Modal Ventura
2
100
2
103
2
106
4
218
4
311
4
319
Pegadaian
1
2.979
1
3.179
1
3.307
Total 87 43.417 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan , 2014 (Diolah)
100
44.893
99
44.286
Salah satu lembaga keuangan non bank yang juga ikut tumbuh dan berkembang adalah lembaga keuangan mikro syariah yang biasa disebut Baitul Maal wa Tamwil. Keberadaan BMT antara lain didorong oleh keprihatinan terhadap masyarakat bawah yang mengalami kesulitan dalam akses permodalan, sehingga terus berada dalam himpitan kemiskinan bahkan tidak sedikit yang memilih rentenir sebagai alternatif permodalan. Selain itu, BMT berfungsi sebagai alternatif pembiayaan bagi mayarakat terpencil yang sulit memperoleh akses ke lembaga perbankan, baik akses lokasi maupun akses pembiayaan itu sendiri. Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) sampai dengan akhir tahun 2010 mencatat ada sekitar 3 900 BMT yang beroperasi di Indonesia. Total aset yang dikelola mencapai nilai Rp 5 triliun, nasabah yang dilayani sekitar 3.5 juta orang, dan jumlah pekerja yang mengelola sekitar 20 ribu orang. (PINBUK, 2012). BMT meningkat secara angka berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sampai dengan akhir tahun 2011, unit koperasi secara umum berjumlah 1 807 598 unit dimana 71 365 unit diantaranya merupakan unit koperasi simpan pinjam, dan kurang lebih 5 500 unit diantaranya adalah BMT. (Sekretariat Kabinet, 2013) Sejak sepuluh tahun terakhir ini, terdapat lebih dari 54 765 lembaga keuangan mikro yang fokus dalam pengentasan kemiskinan atau penguatan ekonomi rakyat dan terdapat lebih dari 3 000 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang bekerja berdasarkan prinsip syariah (Tohir, 2004). Simpanan aset di BMT hingga tahun 2013 sebesar Rp 20.752 miliar (Induk Koperasi Syariah BMT, 2013). Pertumbuhan kelembagaan dan jumlah nasabah membawa perkembangan yang pesat pula dalam kinerja keuangannya. Dana yang bisa dihimpun bertambah banyak, pembiayaan yang bisa dilakukan meningkat, dan pada akhirnya aset akan meningkat hanya dalam beberapa tahun (PINBUK, 2012) Terdapat fungsi dan peran keberadaan lembaga keuangan mikro Islam ini terhadap bidang ekonomi secara Nasional (PINBUK, 2013), yakni pertama, pembangunan ekonomi secara Nasional dapat dipercepat dengan kedua fungsi BMT ini; dari segi Baitul Maal, BMT menerima titipan berupa dana zakat, infak dan shadaqah yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat kecil, fakir, dan miskin, dari segi Baitul Tamwil, BMT mengembangkan usaha-usaha mikro
3 produktif untuk meningkatkan pendapatan pengusaha kecil dan anggota secara merata, khususnya didaerah. Kedua, usaha mikro memiliki salah satu faktor kesulitan untuk melakukan aksesibilitas terhadap permodalan, sementara usaha mikro ini kurang mengenal bank atau lembaga keuangan lainnya dan atau sulit mengaksesnya. Ketiga, bank segan menyentuh usaha mikro dikarenakan biaya bank (over head cost) terlalu tinggi untuk pembiayaan usaha mikro dan banyak jumlahnya secara kuantitas. Keempat, sebagian besar penduduk Indonesia adalah golongan ekonomi lemah dan tertinggal, seringkali banyak yang berada di wilayah pedesaan yang menggunakan jasa rentenir dengan prosedur yang mudah dan sederhana, namun pada akhirnya memberatkan akibat pembebanan bunga pinjaman yang besar. Maka dari itu fungsi serta peran BMT sebagai tandingan terhadap praktek rentenir tersebut. Selain itu fungsi dan peran BMT secara Nasional dapat bersinergi dengan tiga pilar pembangunan lima tahun Indonesia (2010-2014) terkait dengan kesejahteraan rakyat, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan usaha produktif. Status hukum BMT adalah koperasi, dalam melakukan kegiatan usahanya baik berupa menghimpun dana maupun menyalurkannya mengacu pada peraturan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang koperasi dan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Dengan tumbuhnya Koperasi di Kota Bogor pada tahun 2013, lembaga BMT menjadi lembaga jasa keuangan yang tumbuh di seluruh kecamatan. Kota Bogor merupakan kota yang dijadikan proyek utama pada tahun 1994 oleh Yayasan Peramu sebagai tempat tumbuhnya BMT. Dikelola oleh anak-anak muda asuhan Dr. AM Saefuddin dari Universitas Ibn Khaldun, yayasan ini berusaha menyelamatkan para pedagang di area pasar Merdeka dan sekitarnya dari rentenir yang beroperasi seiring liberalisasi ekonomi pada tahun 1980an. Dari kumpulan BMT ini Peramu mampu menggalang dana untuk kemudian mendirikan sebuah Badan Perkreditan Rakyat Syariah (PERAMU, 2008). Tabel 3 menampilkan data BMT dan Koperasi Konvensional yang dibagi dalam beberapa wilayah di Kota Bogor, yakni : Tabel 3 Jumlah kantor koperasi di Kota Bogor Tahun 2013 No
Jenis
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Koperasi Jasa 4 1 1 5 Keuangan Syariah Koperasi 91 72 115 194 2 Konvensional Sumber : Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor, 2013 (Diolah) 1
Bogor Barat
Tanah Sareal
Kota Bogor
4
8
23
106
137
715
Suatu BMT dapat dikatakan berhasil mendapatkan penghargaan setiap tahunnya apabila sebuah BMT melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu pada rentang waktu antara bulan Januari hingga Maret setiap tahunnya. Selain itu, apabila pertumbuhan anggota, aset dan sisa hasil usaha meningkat setiap tahunnya, untuk itu Dinas Koperasi dan UMKM memberikan penghargaan kepada koperasi yang berprestasi dengan penilaian terhadap institusi tersebut, penilaian dinilai dari aspek organisasi, manajemen dan aspek keuangan. Dari 738 total Koperasi, hanya terdapat 301 koperasi aktif yang melaksanakan Rapat Anggota tahunan (RAT) sampai dengan akhir tahun 2013.
4 Sebanyak 168 koperasi memiliki jumlah anggota sebanyak 54 919 orang. Dari 23 buah BMT, secara keseluruhan merupakan koperasi aktif dan melaksanakan RAT tiap tahunnya. Terdapat beberapa keberhasilan BMT di Kota Bogor, hal tersebut dapat dilihat dari BMT El-Umma, KBMT Amal Atina, BMT Ibadurrahman dan KBMT Wihdatul Ummah. Ringkasan keberhasilan BMT di Kota Bogor dapat dilihat pada tabel 4, berikut: Tabel 4 Ringkasan keberhasilan BMT di Kota Bogor Baitul Maal wa Keberhasilan Tamwil Program utama yayasan ini adalah menyelenggarakan pendidikan, kesehatan dan sosial kemasyarakatan. BMT BMT El-Umma, yang telah memiliki gedung sendiri, dalam waktu yang Ciampea, Bogor relatif singkat BMT bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp 270.000.000. KBMT Amal Atina, Baranangsiang, Bogor
Tahun 2013 terpilih sebagai koperasi berprestasi, penilaian tersebut dari aspek organisasi, manajemen dan aspek keuangan. BMT Amal Atina menyalurkan Rp 300.000.000 kepada 41 UKM sebagai bentuk pembiayaan.
BMT Ibadurrahman, Ciawi, Bogor
Perkembangan BMT ini berdiri pada tahun 1995, dengan modal dasar sebesar Rp 5.000.000 dan memiliki SDM sebanyak 20 orang. Pada tahun 2009 memiliki anggota sebanyak 7.000 orang dan omset mencapai Rp 7 miliar
KBMT Wihdatul Ummah, Gunung Batu, Bogor
BMT yang telah memiliki gedung sendiri. Merupakan koperasi sekaligus lembaga keuangan mikro syariah yang berprestasi untuk wilayah Kotamadya Bogor. Lima fokus kegiatan yang ingin diintensifkan, yakni konsolidasi manajemen dengan penambahan staf, peningkatan kualitas sumber daya insani (SDI), penambahan tenaga kerja dan pemetaan pasar.
Sumber : Profil BMT El-Umma, 2011. Profil BMT Al-Hassan, 2011. Lembaga Keuangan Mikro Syariah, 2009. Hayati, 2006. (Diolah)
Salah satu BMT yang mendapatkan penghargaan dari Walikota Bogor sebagai Koperasi Berprestasi Tingkat Kota Bogor Tahun 2009 dan juga terpilihnya menjadi salah satu BMT terbaik tingkat Kota Bogor dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor untuk keberhasilan kinerja gerakan koperasi pada tahun 2010, yakni BMT Wasilah. Selain itu, seiring dengan penghargaan yang didapat BMT Wasilah, jumlah anggota juga terus bertambah dari tahun ke tahun. Tabel 5 memperlihatkan perkembangan anggota dari tahun 2009 hingga tahun 2012.
5 Tabel 5 Perkembangan anggota BMT Wasilah tahun 2009-2012 No
Tahun
Jumlah Anggota
1
2009
756
2
2010
788
3
2011
817
4
2012
951
Sumber : Profil Usaha Baitul Maal wa Tamwil Wasilah, 2013 (Diolah)
Koperasi yang memiliki kinerja baik yang berada di Kecamatan Bogor Barat bukan hanya BMT Wasilah, hal tersebut terbukti dengan prestasi yang berhasil diraih Koperasi Mitra Karsa, salah satunya yaitu menjadi koperasi terbaik tingkat Kota Bogor dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bogor untuk keberhasilan kinerja gerakan koperasi pada tahun 2010. Selain itu, seiring dengan penghargaan yang didapat Koperasi Mitra Karsa, jumlah anggota dari tahun ke tahun cenderung turun. Tabel 6 memperlihatkan perkembangan anggota dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Tabel 6 Perkembangan anggota Koperasi Mitra Karsa tahun 2009-2012 No Tahun Jumlah Anggota 1
2009
522
2
2010
563
3
2011
571
4
2012
538
Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas, 2010-2013 (Diolah)
Rumusan Masalah Berdasarkan data, tercatat peningkatan yang signifikan terhadap jumlah koperasi konvensional dari tahun 2010 ke 2013, sebanyak 31 koperasi telah berdiri. Jumlah koperasi sebanyak 788 koperasi dan 23 diantaranya adalah BMT. BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa merupakan dua koperasi yang aktif dalam menjalankan kegiatan perekonomiaannya. Tiap tahun perkembangan anggota dari BMT Wasilah meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 4.2%, dan naik sebesar 3.6% pada tahun 2011 yang selanjutnya meningkat signfikan sebesar 16.4% di tahun 2012. Berbeda dengan BMT Wasilah, perkembangan Koperasi Mitra Karsa cenderung stabil, meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 7.8% dan naik hanya sebesar 1.4% pada tahun 2011 lalu menurun di tahun 2012 sebesar 5.7%. Selain itu tabel 7, memperlihatkan perkembangan kinerja BMT Wasilah dari tahun 2009 hingga tahun 2012 :
6 Tabel 7 Perkembangan kinerja BMT Wasilah tahun 2009-2012 Sisa Hasil Usaha Pertumbuhan asset Penyaluran Tahun (Dalam puluhan (Dalam miliar pembiayaan juta rupiah) rupiah) (Dalam miliar rupiah) 2009 2010 2011 2012
61.737 17.125 32.520 33.373
3.145 3.510 3.647 4.991
4.597 3.260 4.467 4.007
Sumber : Profil Usaha Baitul Maal wa Tamwil Wasilah, 2013 (Diolah)
Perkembangan kinerja BMT Wasilah dapat dilihat dari jumlah sisa hasil usaha atau laba rugi, pertumbuhan asset dan penyaluran pembiayaan. Terdapat peningkatan tiap tahunnya yang bersifat fluktuasi. Sisa hasil usaha turun signifikan dari tahun 2009 sebesar Rp 61.737 juta menjadi Rp 17.125 juta pada tahun 2010, kemudian meningkat pada tahun 2010 sebesar 90% menjadi Rp 32.520 juta. Pertumbuhan asset pada tahun 2009 naik sebesar Rp 1.846 miliar pada tahun 2012, selain itu penyaluran terhadap pembiayaan tertinggi pada tahun 2011 dengan dana yang tersalurkan sebesar Rp 4.467 miliar naik sebesar Rp 1.207 miliar dari tahun sebelumnya, tahun 2010. Tabel 8, memperlihatkan perkembangan kinerja Koperasi Mitra Karsa dari tahun 2009 hingga tahun 2012 : Tabel 8 Perkembangan kinerja Koperasi Mitra Karsa tahun 2009-2012 Sisa Hasil Usaha Pertumbuhan Penyaluran Tahun (Dalam puluhan asset (Dalam pembiayaan juta rupiah) miliar rupiah) (Dalam miliar rupiah) 2009 210.784 5.923 4.256 2010 312.783 9.705 6.836 2011 347.103 10.256 6.279 2012 354.796 8.225 5.263 Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas, 2010-2013 (Diolah)
Perkembangan kinerja Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat dari jumlah sisa hasil usaha atau laba rugi, pertumbuhan asset dan penyaluran pembiayaan. Terdapat peningkatan tiap tahunnya yang bersifat fluktuasi. Sisa hasil usaha naik signifikan dari tahun 2009 sebesar Rp 210.784 juta menjadi Rp 312.783 juta pada tahun 2010, kemudian meningkat pada tahun 2010 sebesar 11.09% menjadi Rp 347.103 juta. Pertumbuhan asset pada tahun 2009 naik sebesar Rp 2.302 miliar pada tahun 2012, selain itu penyaluran terhadap pembiayaan tertinggi pada tahun 2010 dengan dana yang tersalurkan sebesar Rp 6.836 miliar naik sebesar Rp 4.256 miliar dari tahun sebelumnya, tahun 2009. BMT dan Koperasi memanfaatkan pangsa pasar yang tidak dijadikan target pasar oleh bank, namun BMT serta Koperasi adalah lembaga keuangan mikro yang berbeda. Hal ini dikarenakan BMT dan koperasi berbeda dengan bank atau lembaga keuangan lain dari segi asas ataupun tujuannya. Segmen yang dikuasai oleh BMT dan koperasi adalah segmen pasar keuangan untuk lapisan menengah kebawah yang diisi oleh alternatif lembaga keuangan mikro ini. Selain itu BMT
7 dan koperasi adalah penyedia sumber dana dari lembaga keuangan lain untuk lembaga non formal, hal ini merupakan keunggulan komparatif sebagai lembaga intermediasi keuangan. Kondisi ini memungkinkan BMT dapat mendorong perkembangan usaha mikro dan kecil, disebabkan karena layanan keuangan syariah BMT yang mudah diakses berbagai pelaku bisnis usaha mikro dan kecil Oleh karena itu, sebagian besar LKM beroperasi dalam wilayah yang terbatas, atau pada ceruk pasar tertentu dimana dimungkinkan untuk mengenal peminjam secara pribadi (Ghate, 1988 dalam Arsyad, 2008). Berdasarkan uraian latar belakang terkait dengan perkembangan industri keuangan syariah, pertumbuhan aset dan anggota BMT serta koperasi yang meningkat secara signifikan maka rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, antara lain : 1. Bagaimana persepsi anggota terhadap kinerja Baitul Maal wa Tamwil Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa? 2. Karakteristik apa saja yang memengaruhi anggota dalam pengambilan keputusan untuk memilih BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusahan masalah yang telah disebutkan maka tujuan dari penelitian ini, antara lain : 1. Menganalisis persepsi anggota terhadap kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa 2. Menganalisis karakteristik anggota yang memengaruhi pengambilan keputusan memilih BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi penulis, dapat mengaplikasikan dan mengidentifikasi teori-teori yang telah diperoleh secara langsung ke lapangan. 2. Bagi anggota lembaga keuangan mikro, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah khasanah wawasan dan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga keuangan mikro. 3. Bagi praktisi, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan yang konstruktif atas kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan baik yang telah lampau maupun dimasa sekarang, selain itu memberikan gambaran pertimbangan anggota lembaga keuangan mikro untuk melakukan transaksi. 4. Bagi pemangku kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk membuat peraturan dan standarisasi yang dapat diimplementasikan oleh lembaga keuangan mikro baik syariah maupun konvensional. 5. Bagi akademisi, sebagai bahan pustaka bagi peneliti-penelitian selanjutnya.
8 Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan hasil penelitian ini, maka penelitian akan dibatasi pada pengambilan studi kasus pada BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa. Persepsi anggota terhadap kinerja dan karakteristik anggota dalam memilih BMT dan koperasi, dibatasi di wilayah Kota Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer terdiri dari data anggota BMT dan koperasi. Data anggota BMT dan koperasi diperoleh dari survei langsung sebanyak 62 responden. Lalu data sekunder yang diperoleh dari data BMT dan koperasi, serta literatur dari Pusat Inkubasi Usaha Kecil, Dinas Koperasi dan UMKM, buku serta internet yang menambah kelengkapan data dari skripsi ini.
TINJAUAN PUSTAKA Baitul Maal Wa Tamwil Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil Baitul Maal wa Tamwil adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya terbagi atas padanan kata bayt al-maal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya (Djazuli, 2002). Pada umumnya masyarakat lebih mengenal BMT dibandingkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (Undang-Undang, 2007) . Secara konseptual, BMT sendiri memiliki dua fungsi sekaligus yakni Baitul Tamwil adalah melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif serta investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung serta menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Baitul Maal adalah menerima titipan dana zakat, infaq dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan amanah yang dipegangnya (Aziz, 2006). Dari penalaran yang telah dijabarkan maka dapat ditarik suatu pengertian yakni Baitul Al-Maal merupakan lembaga pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit dan Baitul At-Tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana guna disalurkan dengan orientasi profit dan komersial. BMT merupakan organisasi profit yang turut berperan sebagai lembaga sosial. Dimana berdasarkan prinsip Al-Maal memiliki kesamaan fungsi dan juga peran terhadap Lembaga Amil Zakat, Infaq, Shadaqah (LAZIS), dan prinsip At-Tamwil, BMT fokus kepada kegiatan usaha pada sektor keuangan, yaitu simpan-pinjam dengan pola syariah.
9 Prinsip Dasar Baitul Maal Wa Tamwil BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang baik yakni penuh keselamatan, kedamaian serta kesejahteraan. Prinsip dasar BMT diantaranya (Heykal dan Huda, 2010): 1) Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu ‘amala (memuaskan semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salaam: keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. 2) Barokah, artinya berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jaringan, transparan (keterbukaan), dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat. 3) Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah). 4) Demokratis, partisipatif, dan inklusif. 5) Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non-diskriminatif. 6) Ramah lingkungan. 7) Peka dan bijak terhadap pengetahuan dan budaya lokal, serta keanekaragaman budaya. 8) Keberlanjutan, memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kemampuan diri dan lembaga masyarakat lokal. Tujuan Baitul Maal Wa Tamwil Tujuan dibentuknya BMT pada dasarnya untuk mewujudkan kehidupan keluarga serta masyarakat di lingkungan sekitar BMT yang selamat, damai dan sejahtera. Hal-hal yang dilakukan oleh BMT dalam melakukan usaha adalah dengan mengembangkan kegiatan simpan pinjam dengan prinsip bagi hasil, mengembangkan lembaga serta bisnis kelompok usaha binaan BMT, serta mengembangkan jaringan kerja dan jaringan bisnis BMT dan sektor riil mitranya sehingga menjadi usaha mikro yang tangguh serta mampu mendongkrak kekuatan perekonomiaan bangsa. Fungsi Baitul Maal Wa Tamwil Beberapa fungsi BMT, diantaranya (Heykal dan Huda, 2010) : 1) Sebagai penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga dapat menimbulkan unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana), sehingga menjadi jembatan penghubung. 2) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban baik lembaga maupun perseorangan. 3) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawainya. 4) Pemberi informasi, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut. 5) Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKM tersebut.
10 Peranan dan Cara Kerja Baitul Maal Wa Tamwil Peranan BMT yakni menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam, dengan aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai urgensi sistem ekonomi berbasis Islam. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi serta pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi yang Islami. Kedua, dengan melakukan pembinaan serta pendanaan terhadap usaha mikro dan kecil, BMT sudah seharusnya bersikap proaktif dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang dalam pelaksanaannya dapat melakukan pendampingan, pembinaan, penyuluhan serta pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah. Ketiga, melepaskan ketergantungan kepada rentenir, dikarenakan rentenir mampu untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam waktu yang singkat dalam memenuhi dananya; maka dari itu BMT harus dapat melayani masyarakat lebih baik dengan praktiknya selalu menyediakan dana setiap saat, birokrasi yang sederhana dan lain sebagainya. Keempat, menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata, fungsi BMT berhadapan langsung kepada masyarakat (peer to peer) dan dituntut dapat bersikap bijak dan juga langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang perlu diperhatikan. Dalam praktiknya BMT perlu memperhatikan kelaikan nasabah dalam hal penggolongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan (Heykal dan Huda, 2010). Adapun cara kerja BMT berdasarkan Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) pada bagan 1 : ANGGOTA PEMRAKARSA Modal Awal
ANGGOTA Simpanan
Sisa Hasil Usaha (SHU)
BAITUL MAAL WA TAMWIL
PENYIMPAN
ANGGOTA PEMINJAM
PENGURUS PENGELOLA
Bagan 1 Cara Kerja Baitul Maal wa Tamwil Sumber : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) , 2006
Anggota Baitul Maal Wa Tamwil Anggota BMT adalah orang-orang yang secara resmi telah mendaftarkan diri sebagai anggota BMT dan dinyatakan telah diterima oleh badan pengelola BMT. Selain hal tersebut, hak untuk mendapatkan keuntungan ataupun menanggung kerugian yang diperoleh oleh BMT, anggota memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota badan pengawas. Anggota BMT dapat terdiri dari para pendiri dan anggota-anggota biasa yang mendaftarkan diri setelah BMT berdiri dan beroperasi (Soemitro, 2009).
11 Kinerja Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama (Rivai, 2005). Apabila hal tersebut dikerjakan dengan benar maka para karyawan dan perusahaan akan diuntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu karyawan mampu memberikan kontribusi pada fokus yang strategis dari perusahaan. Penilaian kinerja adalah upaya sadar untuk membandingkan hasil yang seharusnya dicapai dengan hasil yang nyatanya dicapai dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi (Siagian, 2008). Pada hakikatnya kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Latin Coopere, yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation adalah bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama (Sitio dan Tamba, 2001). Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. (Undang-Undang, 1992). Prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah yang termuat pada pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Adapun prinsip koperasi sesuai dengan Undang-Undang adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis 3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota 4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal 5. Kemandirian 6. Pendidikan koperasi 7. Kerjasama antar koperasi Faktor Kualitas Pelayanan Jasa Menurut (Parasuraman et al., 1994) terdapat lima dimensi yang digunakan oleh pelanggan dalam mengukur kualitas suatu jasa. Kelima dimensi tersebut biasa disebut SERVQUAL yang masing-masing dimensi tersebut, yakni: 1. Responsiveness atau ketanggapan Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada anggota BMT, kemampuan untuk mengatasi persoalan secara profesional dan memberikan citra yang positif.
12 Dalam Islam, kepercayaan pelanggan merupakan suatu amanah yang hendaknya tidak disia-siakan dengan memberikan pelayanan secara profesional melalui pegawai yang bekerja sesuai dengan bidangnya dan mengerjakan pekerjaannya secara cepat dan tepat, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. 2. Reliability atau kehandalan Suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. Kinerja jasa yang dihasilkan harus sesuai dengan harapan anggota yang artinya dapat berupa ketepatan waktu serta kualitas pelayanan yang prima. Dalam konteks ini, Allah menghendaki umat-Nya untuk menepati janji yang telah dibuat sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 91: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah sumpah itu), sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”. 3. Emphaty atau empati Perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada anggota serta berupaya untuk memahami keinginan anggota. Kesediaan memberikan perhatian dan membantu akan meningkatkan persepsi dan sikap positif konsumen terhadap layanan lembaga. Hal ini yang akan mendatangkan kesukaan, kepuasan dan meningkatkan loyalitas konsumen. Berkenaan dengan empati, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” 4. Tangibles atau terwujud Penampilan dan kemampuan sarana prasarana fisik harus dapat diandalkan keadaan lingkungan yang terlihat adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.
13 Dalam konsep Islam pelayanan yang berkenaan dengan penampilan fisik yang mencerminkan nilai-nilai Islam, mulai dari kenyamanan, ketersediaan fasilitas, kebersihan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan penampilan fisik sebuah organisasi jasa syariah yang dapat membantu setiap muslim untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya. Berkenaan dengan tangible dalam segi pelayanan sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” Juga dalam segi fasilitas sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." 5. Assurance atau jaminan Pengetahuan serta keramahan karyawan dan kemampuan melaksanakan tugas secara spontan dapat menjamin kinerja yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan oleh anggota. Berkenaan dengan hal ini, Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 menyatakan bahwa: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka; mohonkanlah mapun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesuangguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya”. Penerapan manajemen profesional pada BMT memberikan layanan yang baik dari usaha dijalankan untuk menjaga kualitas. Dalam Islam, dimensi kualitas pelayanan jasa yang dapat diaplikasikan kedalam suatu organisasi telah tertulis dalam Al-Quran dan Hadis, Rasulullah SAW secara jelas menekankan untuk berbuat baik kepada sesama manusia, dengan memberikan senyuman sebagai manifestasi pelayanan kemanusiaan yang paling dasar selain itu pada hakikatnya kita sebagai khalifah yang tugasnya melayani makhluk allah yang lain sebagaimana Sabda Rasulullah yang diriwayatkan Sunan Turmudzi: “Senyum kamu terhadap saudara,mu mempunyai nilai sedekah” Citra Lembaga Definisi citra yang diartikan oleh Larence L Steinmetzs adalah sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Citra sebuah lembaga merupakan salah satu harta yang bernilai tinggi bagi suatu lembaga, hal ini dikarenakan citra merupakan cara pandang atau persepsi masyarakat terhadap lembaga tersebut (Sutojo, 2004).
14
1.
2. 3. 4. 5.
Menurut Sutojo, manfaat citra perusahaan yang baik dan kuat yakni: Daya saing jangka menengah dan panjang, perusahaan berusaha menjadi unggul dalam persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasaran yang sistematis. Menjadi perisai selama krisis, sebagian masyarakat dapat memahami apabila perusahaan melakukan kesalahan dikarenakan citra baik yang dimiliki. Menjadi daya tarik eksekutif handal, dimana eksekutif handal adalah aset perusahaan. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. Menghemat biaya operasional karena citranya yang baik.
Menurut Sutojo, cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencitraan agar sesuai dengan visi perusahaan, dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya: 1. Membentuk persepsi segmen sasaran Citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri perusahaan yang sebenarnya. 2. Memelihara persepsi Upaya untuk mempertahankan citra dengan mempertahankan pelaksanaan program sosialisasi, iklan dan relasi publik agar tercapai rencana perusahaan. 3. Mengubah persepsi segmen sasaran yang dinggap kurang menguntungkan Perusahaan yang dikelola secara profesional akan berusaha untuk mengubah persepsi segmen sasaran yang tidak menguntungkan, dengan melakukan pembenahan diri dari dalam internal perusahaan. Promosi Lembaga Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi dengan konsumen dan memiliki tujuan utama yakni memberikan informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus mempengaruhi konsumen untuk menggunakan atau memakai terhadap produk atau jasa tersebut. Dalam dunia perdagangan promosi adalah usaha untuk memajukan dan meningkatkan popularitas barang atau jasa yang akan dijual (Mustafa, 1996). Dalam melakukan promosi pihak perusahaan harus mengetahui sasaran untuk melakukan promosi atau pengguna perusahaan yang akan diperkenalkan layanan, fasilitas dan jasa yang diberikan perusahaan untuk penggunanya. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis faktor-faktor memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih baik institusi maupun produk. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan Ambarfauziah (2014), Yuanita (2013), Ihsan (2013), Fadlullah (2013), Jaelani (2008). Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada berikut :
yang suatu oleh serta tabel
15 Tabel 9 Ringkasan hasil penelitian terdahulu Judul dan Model Peneliti Hasil Penelitian Penelitian Ambarfauziah Analisis faktor-faktor Faktor-faktor yang memengaruhi N yang memengaruhi muzaki dalam memilih Organisasi (2014) muzakki dalam Pengelola Zakat (OPZ) dan memilih organisasi menganalisis persepsi muzaki pelaksana zakat (OPZ) terhadap kinerja OPZ. Metode : studi kasus di Badan regresi logistik digunakan untuk Amil Zakat Nasional menganalisis faktor-faktor yang Kota Bogor memengaruhi muzaki dalam memilih OPZ. Analisis deskriptif Metode : Regresi digunakan untuk menganalisis logistik persepsi muzaki terhadap OPZ. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi muzaki dalam memilih OPZ adalah pendapatan, tingkat realiability, dan citra lembaga. Yuanita I (2013)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih jasa perbankan syariah di Kota Padang Metode : Chi-Square
Empiris hasil menunjukkan perilaku pelanggan yang mewakili dengan budaya, sosial, pelanggan karakteristik atau kepribadian, dan faktor psikologis yang signifikan untuk menentukan keputusan beli dari pelanggan menggunakan jasa di perbankan syariah di Padang munipacility dengan tingkat signifikansi ∝ = 0,05. Faktor budaya dan sosial memiliki korelasi positif pembelian keputusan, tapi pelanggan faktor psikologi kepribadian dan memiliki korelasi negatif pembelian keputusan yang tercerminkan oleh pearson-r. Selain itu faktor budaya masih lebih faktor penting yang antara lain yang tercermin oleh peluang rasio membeli keputusan untuk menggunakan jasa di perbankan syariah di Padang.
16 Tabel 9 Ringkasan hasil penelitian terdahulu (lanjutan) Judul dan Model Peneliti Hasil Penelitian Penelitian Ihsan A (2013) Analisis faktor- faktor Pendidikan, jenis usaha (Jasa dan yang memengaruhi Industri pengolahan), omset usaha akses dan pembatasan dan kredit pada UMKM di total aset memengaruhi akses Kabupaten Bogor responden terhadap lembaga keuangan mikro Metode : Regresi syariah. Lama usaha dan frekuensi logistik pinjaman sangat memengaruhi adanya credit rationing. Frekuensi pinjaman akan membentuk credit history yang memengaruhi keberlangsungan pinjaman berikutnya.
Fadlullah M (2013)
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi anggota untuk menggunakan produk jasa tamara di KJKS BMT El Amanah Kendal
Ada beberapa nilai yang ingin diwujudkan dari pemilihan terhadap BMT oleh anggota, yakni faktor ketaatan terhadap perintah Allah SWT, faktor produk yang syariah, pelayanan serta faktor promosi untuk mencapai nilai kepuasan dan ketenangan dalam melakukan Metode : Regresi linear kegiatan ekonomi. berganda
Jaelani A (2008)
Pengaruh kualitas pelayanan dan social marketing lembaga amil (LAZ) terhadap keputusan berzakat muzakki (studi kasus pada Rumah Zakat Indonesia) Metode : Regresi berganda
Kualitas pelayanan zakat dan social marketing secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan berzakat muzaki. Kualitas pelayanan dibagi kepada beberapa indikator, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang akurat dan terpercaya (Reliability), kebijakan untuk pelayanan yang responsif (Responsiveness), kepercayaan, pengetahuan, dan keramahan karyawan serta kemampuan melaksanakan tugas secara spontan (Assurance), memberikan perhatian yang bersifat individual (Emphaty), dan penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik (Tangible).
17 Kerangka Pikir Keberadaan BMT dan koperasi dapat membantu efisiensi serta efektifitas, selain dalam program pembiayaan juga untuk melakukan monitor serta evaluasi terhadap usaha yang dilakukan oleh anggota. Pelayanan yang diberikan oleh BMT dan koperasi dapat memudahkan untuk melakukan pembiayaan serta memudahkan anggota untuk mendapatkan hak serta melaksanakan kewajibannya. Potensi BMT Wasilah sangat besar dimana anggota BMT Wasilah meningkat secara signifikan sebesar 16.4% pada tahun 2012. Namun tidak jauh dari BMT ini, terdapat koperasi yang bekerja pada area Kota Bogor dimana anggota Koperasi Mitra Karsa menurun sebesar 5.7% pada tahun 2012. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis karakteristik yang memengaruhi anggota dalam memilih BMT dan koperasi, dan juga perbandingan persepsi kinerja BMT dan koperasi. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut pada bagan 2: Perkembangan Anggota BMT Wasilah Lebih Cepat dari Perkembangan anggota Koperasi Mitra Karsa Identifikasi Karakteristik dan Persepsi
Karakteristik
Persepsi
Jenis Kelamin
Citra Lembaga
Umur
Reliability
Pendidikan
Responsiveness
Pekerjaan
Assurance
Pengatur Keuangan
Emphaty
Pendapatan
Tangibel Akses
Jarak
Promosi Lembaga
Pengetahuan Peluang Memilih BMT dan Koperasi
Perbandingan Kinerja BMT dan Koperasi
Rekomendasi Peningkatan Kualitas Pelayanan oleh Baitul Maal Wa Tamwil dan Koperasi
Bagan 2 Kerangka Penelitian
18 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan wilayah BMT dan Koperasi Mitra Karsa berdiri. Pemilihan Kota Bogor tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli 2014. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 30 anggota BMT yang melakukan kegiatan perekonomiannya di BMT Wasilah dan 32 anggota dari koperasi yang melakukan kegiatan perekonomiannya di Koperasi Mitra Karsa. Data tersebut digunakan untuk mengetahui karakteristik anggota dalam memilih BMT dan Koperasi serta persepsi anggota terhadap kinerja BMT dan koperasi. Sedangkan data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer, yang bersumber dari data lain yang digunakan didapatkan melalui profil BMT Wasilah, profil Koperasi Mitra Karsa, Induk Koperasi Syariah BMT, Pusat Inkubasi Usaha Kecil, buku, jurnal, skripsi, tesis dan internet. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diambil dengan metode studi kasus melalui wawancara kepada anggota yang menjadi responden dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan purposive sampling, yaitu prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangan terkait dengan karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda, 2009). Karakteristik yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota yang melakukan transaksi keuangannya, yakni sebanyak 30 responden anggota BMT yang melakukan transaksi keuangannya di BMT dan 32 responden anggota Non BMT (koperasi) yang melakukan transaksi keuangannya di koperasi. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan analisis kuantitatif dan pendekatan analisis kualitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk tabel, sedangkan pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data-data fakta dari hasil wawancara dan kuesioner yang didapat dari anggota BMT dan koperasi.
19 Analisis Karakteristik Anggota dalam Memilih Koperasi Konvensional dan Baitul Maal Wa Tamwil Regresi logistik adalah suatu teknik analisis statistika yang digunakan untuk menganalisis data yang peubah responnya berupa data berskala biner atau dikotom. Peubah penjelas berupa peubah kontinu maupun kategoritik (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Uji beda digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan kasus 2 sampel berpasangan. Dengan menggunakan uji beda maka dapat diketahui apakah populasi berdasarkan dua sampel berpasangan tersebut berbeda (Firdaus et al. 2011). Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis karakteristik anggota dalam memilih BMT dan koperasi adalah model logit atau regresi logistik. Model logit digunakan ketika variabel dependen bersifat kualitatif. Jika variabel kualitatif tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan nilai maka model yang digunakan adalah binary logistic. Analisis Persepsi Anggota terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Metode yang digunakan untuk menganalisis persepsi anggota terhadap kinerja BMT dan koperasi adalah metode deskriptif, yaitu dengan melihat skor persepsi anggota terhadap kinerja BMT dan koperasi. Sampel dalam analisis ini adalah anggota yang melakukan transaksi keuangannya di BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa di Kota Bogor. Kinerja yang dilihat dalam analisis persepsi ini adalah kualitas pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh BMT. Pengumpulan data primer mengenai persepsi anggota terhadap kualitas pelayanan BMT dan koperasi diperoleh melalui kuesioner. Kualitas pelayanan yang dimaksud dilihat dari Reliability (kehandalan), Responsiveness (ketanggapan), Assurance (jaminan), Empathy (empati),dan Tangible (wujud sarana dan prasarana fisik). Pengisian kuesioner tersebut akan menghasilkan jawaban, dimana jawaban tersebut masing-masing memiliki bobot penilaian dari setiap pertanyaan yang telah ditentukan. Penilaian atas kepuasan anggota terhadap kinerja BMT dan koperasi dinilai menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang mengenai kejadian atau gejala sosial (Ridwan, 2008). Skala likert digunakan untuk mengukur variabel yang akan dijabarkan menjadi sub variabel yang memiliki indikator terukur, yaitu contoh sebagai berikut (Tabel 10): Tabel 10 Skala likert Nilai 5 4 3 2 1
Keterangan Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
20 Batasan dan Definisi Operasional Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin : Identitas responden yang dalam penelitian ini menjadi variabel dummy (1 = laki-laki, 0 = perempuan) 2. Umur : Perhitungan Umur yang dimulai dari saat kelahiran seseorang dan terhitung menggunakan tahun. 3. Lama Pendidikan : Perhitungan pendidikan anggota yang dimulai dari saat Sekolah Dasar dan terhitung menggunakan tahun. 4. Pekerjaan : Status pekerjaan (dalam profesi) yang dikerjakan oleh responden, dalam siklus yang rutin. 5. Pengatur Keuangan : Individu (dalam status) yang mengatur keuangan rumah tangga selama satu bulan. 6. Pendapatan : Jumlah uang (dalam rupiah) yang didapatkan rumah tangga selama satu bulan. Pada model logit dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik anggota dalam memilih Baitul maal wa Tamwil dan koperasi. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang dispesifikasikan sebagai berikut (Juanda, 2009): P i = F(Z i ) = F(α + βX i) =
......................................(1)
Dengan persamaan odds ratio sebagai berikut :
Keterangan: Pi = Keputusan anggota untuk memilih tempat melakukan transaksi keuangan (1 jika memilih BMT, 0 jika memilih koperasi) α = Intersep βi = Parameter peubah X i X1 = Dummy Jenis Kelamin; (1 = laki-laki dan 0 = perempuan) X2 = Umur responden (tahun) X3 = Lama pendidikan (tahun) X4 = Pekerjaan (skor) X5 = Pengatur keuangan (skor) X6 = Pendapatan (rupiah) Odd Ratio adalah rasio peluang terjadinya pilihan 1 (memilih BMT) terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (memilih koperasi). Nilai odds menjadi suatu nilai indikator kecenderungan anggota untuk menentukan pilihan 1 (memilih BMT). Nilai odds semakin besar menandakan bahwa peluang anggota untuk memilih BMT semakin besar. Hubungan antara parameter dan odds ratio, yaitu : OddsRasio = ........................................................................(2) Keterangan: P i = Rasio peluang terjadi pilihan 1
21 GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL WASILAH Kondisi perbankan di Indonesia pada tahun 1997 – 1998 memang sangat memprihatinkan, banyak bank yang terkena likuidasi dan rekapitulasi karena tidak mampu melunasi hutang-hutangnya baik pada pemerintah maupun kepada pihak luar negeri dalam jangka waktu yang telah ditentukan, akibat krisis moneter yang berkepanjangan. Hal ini tentu saja berdampak buruk bagi kesejahteraan karyawannya, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Untuk menyikapi hal tersebut, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Yayasan Peramu membuka peluang bagi para karyawan yang terkena PHK dan pengangguran untuk mengikuti suatu program pelatihan yang disebut P4T (Program Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil) dibidang perkoperasian selama 8 Bulan. Dari pengalaman yang diperoleh selama mengikuti pelatihan dasar ekonomi syariah dan program magang selama 8 bulan telah menumbuhkan motivasi dari para peserta untuk mendirikan suatu lembaga Koperasi syariah (KBMT) yang diberi nama KBMT Wahana Insan Mu’amalah (WASILAH) pada tanggal 19 Mei 1999 dengan Nomor Badan Hukum : 75/BH/KDK-1022/V/1999 yang awal beroperasi di Jl. Paledang No.1 Kota Bogor. Lokasi BMT Wasilah juga sangat strategis, yaitu berada di pusat kawasan Merdeka di Jl Perintis Kemerdekaan No. 18 tepat di sebelah Pusat Grosir Bogor (PGB), sehingga sangat mudah bagi anggota untuk menemukan KBMT Wasilah. Gambar 1 memperlihatkan dokumentasi dari KBMT Wasilah :
Gambar 1 Gedung Kantor Baitul Maal wa Tamwil Wasilah KOPERASI MITRA KARSA Koperasi Mitra Karsa berdiri pada tanggal 7 Januari 1980. Koperasi Mitra Karsa telah terdaftar di kantor wilayah koperasi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 25 September 1980 dengan Badan Hukum No. 7123/BH/DK-10/9 serta mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) No. 46/SK/DK-10/F/1981 tanggal 27 Januari 1981. Pendirian koperasi ini dipelopori oleh Ir. Ridwan, Drs.
22 Hasan Mutraram, Ir. Akub J. Abdurahman Ms, Mochamad Bardin dan Tukimin Bc, EK. Mula-mula Koperasi Mitra Karsa merupakan lingkup Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) yang dibawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian sehingga dinamai Koperasi Pegawai Penelitian Hasil Hutan Mitra Karsa. Kemudian pada tanggal 25 September 1981 lingkup anggota Koperasi Mitra Karsa bertambah menjadi tiga, yaitu Balai Penelitian Hasil Hutan (LPHH), Balai Penelitian Hutan (BPH), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (Puslitbang Kehutanan). Pada awal tahun 1982 di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, diadakan reorganisasi khusus bidang Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Koperasi Mitra Karsa mengajukan permohonan perubahan status, permohonan ini disetujui oleh kantor Kabupaten Bogor dengan surat persetujuan tanggal 25 Januari 1983 No. 32/KK/103/3.1/1983. Selanjutnya atas dasar surat persetujuan tersebut, pengurus koperasi mengadakan perubahan stempel yang tertuang dalam surat Ketua Koperasi Mitra Karsa tanggal 5 Maret 1983 No. 125/KOP/MK/111/1983 yang disampaikan ke berbagai instansi yang erat kaitannya dengan Koperasi Mitra Karsa. Lokasi Koperasi ini juga sangat strategis, yaitu berada di kawasan Gunung Batu di Jl Gunung Batu No. 5 sehingga sangat mudah bagi anggota untuk menemukan Koperasi Mitra Karsa. Gambar 2 memperlihatkan dokumentasi dari Koperasi Mitra Karsa :
Gambar 2 Gedung Kantor Koperasi Mitra Karsa
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 62 anggota dari BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa. Anggota yang dipilih dalam melakukan transaksi keuangannya dipilih berdasarkan anggota yang mengetahui kualitas pelayanan serta melakukan transaksi keuangannya baik di Kantor BMT Wasilah maupun Kantor Koperasi Mitra Karsa. Perbandingan anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 3.
23
48%
52%
BMT Koperasi
Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan pengguna jasa Berdasarkan keterangan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa pengambilan sampel terhadap anggota BMT Wasilah sebesar 48% atau sebanyak 30 orang dan anggota Koperasi Mitra karsa sebesar 52% atau sebanyak 32 orang. Pengambilan responden diambil sejumlah 62 orang dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu dan biaya, maka peneliti tidak melakukan penelitian kepada seluruh anggota BMT dan Koperasi di Kota Bogor. Karakteristik Responden Jenis Kelamin Responden Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 4.
120% 100% 80% 60% 40% 20% 0%
25% 53% 75% 47% BMT LAKI-LAKI
Koperasi PEREMPUAN
Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan keterangan pada gambar di atas dapat diketahui tentang jenis kelamin responden pada KBMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa yang diambil sebagai responden yang menunjukkan bahwa pengambilan sampel pada BMT Wasilah adalah sebanyak 30 orang dengan jenis kelamin, 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Sementara pengambilan sampel pada Koperasi Mitra Karsa adalah sebanyak 32 orang dengan jenis kelamin, 24 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Responden pada penelitian ini memperlihatkan jumlah responden laki-laki yang lebih banyak dibanding jumlah responden perempuan.
24 Rentang Umur Responden Data karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Gambar 5. 120,0%
Presentase
100,0% 80,0%
3.3 3.3
9.4
40.0
37.5
36.7
37.5
16.7
9.4 6.3
BMT
Koperasi
60,0% 40,0% 20,0% 0,0%
G
di bawah 30 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
sama dengan atau di atas 60 tahun
Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan umur Data di atas menunjukkan pengguna jasa BMT yang berada pada umur dibawah 30 tahun adalah sebanyak 16.7% atau setara dengan lima orang, selanjutnya pengguna jasa BMT yang berumur pada rentang 30-39 tahun adalah sebesar 36.7% atau sebanyak 11 orang. Selanjutnya, responden yang berumur pada rentang 40-49 tahun adalah sebesar 40% atau sebanyak 12 orang. Walau demikian, masing-masing pada umur rentang diantara 50-59 tahun dan sama dengan atau diatas 60 tahun masing-masing sebesar 3.3% atau hanya satu orang. Tingkat Umur tertinggi pada responden anggota BMT Wasilah adalah 68 tahun dan terendah adalah 21 tahun. Pada Koperasi Mitra Karsa, pengguna jasa yang berada pada umur dibawah 30 tahun adalah sebanyak 6.3% atau setara dengan dua orang, selanjutnya pengguna jasa koperasi yang berumur pada rentang 30-39 tahun adalah sebesar 9.4% atau setara dengan tiga orang orang. Pada rentang umur 4049 tahun adalah sebesar 37.5% atau sebanyak 12 orang, selanjutnya pengguna Koperasi yang berumur pada rentang 50-59 tahun adalah sebesar 37.5% atau sebanyak 12 orang, dan yang sama dengan atau di atas 60 tahun adalah sebesar 9.4% atau setara dengan tiga orang. Tingkat umur tertinggi pada responden anggota Koperasi Mitra Karsa adalah 63 tahun dan terendah adalah 27 tahun. Jenjang Pendidikan Responden Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan dengan cukup beragam, yakni tidak lulus Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sarjana Strata 1 (S1) hingga pasca-sarjana. Persentase masing-masing jenjang pendidikan pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 6.
25 120,0%
Persentase
100,0% 23.3
80,0%
KULIAH
31.3
SMA 60,0%
33.3
40,0%
SMP
20,0% 0,0%
LULUS SD
62.5
20.0
TIDAK LULUS SD
16.7 6.7
6.3
BMT
Koperasi
Gambar 6 Jenjang pendidikan responden anggota Jenjang pendidikan responden anggota BMT Wasilah yang paling banyak dienyam oleh anggota adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yaitu sebesar 33.3% atau sebanyak 10 orang, sedangkan jenjang pendidikan yang paling sedikit dienyam oleh anggota BMT adalah tidak menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 6.7% atau sebanyak 2 orang. Jenjang pendidikan yang paling mendominasi pada responden anggota Koperasi Mitra Karsa adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), yaitu sebesar 62.5% atau sebanyak dengan 20 orang dan yang paling sedikit dienyam oleh anggota Koperasi adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu sebesar 6.3% atau sebanyak 2 orang. Jenis Pekerjaan Responden Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang variatif, yakni pegawai swasta, pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS), petani, profesional, dan lainnya. Persentase masing-masing jenis pekerjaan pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 7. Lainnya (Ibu Rumah Tangga, Buruh, Pegawai Lepas)
120,0% 6.7
Persentase
100,0%
3.3
6.3
profesional (guru, perawat, polisi)
43.3 13.3
40,0%
Petani
1
80,0% 60,0%
4
33.3
81.3
Pegawai Swasta Wiraswasta
20,0% 0,0% BMT
Koperasi
PNS
Gambar 7 Jenis pekerjaan responden anggota Jenis pekerjaan responden anggota BMT Wasilah yang paling banyak dijalankan oleh anggota adalah profesional, yakni sebesar 43.3% atau sebanyak 13 orang, sedangkan pekerjaan yang paling sedikit dijalankan oleh anggota adalah
26 petani, yakni sebesar 3.3% atau hanya satu orang. Jenis pekerjaan yang paling mendominasi responden anggota Koperasi Mitra Karsa adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni sebesar 81.3% atau sebanyak 26 orang dan yang paling sedikit dijalankan adalah pegawai swasta, yakni sebesar 3.1% atau hanya satu orang. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki jumlah tanggungan dalam keluarga yang beragam mulai dari satu orang tanggungan hingga enam orang tanggungan. Persentase masing-masing tanggungan di dalam keluarga pada pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 8. 120,0%
Persentase
100,0% 80,0% 60,0% 40,0%
6.7 13.3
6.3 15.6
23.3
12.5
40.0
20,0% 0,0%
13.3 3.3 BMT
6 Orang 5 Orang 4 Orang
43.8
3 Orang 2 Orang
18.8 3.1 Koperasi
1 Orang
Gambar 8 Jumlah tanggungan keluarga responden anggota Jumlah tanggungan dalam keluarga responden anggota BMT Wasilah yang paling banyak adalah sebanyak tiga tanggungan dalam satu keluarga, yakni sebesar 40% atau sebanyak 12 orang, sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga yang paling sedikit adalah hanya satu tanggungan, yakni sebesar 3.3% atau hanya satu orang. Jumlah tanggungan dalam keluarga responden anggota Koperasi Mitra Karsa yang paling banyak adalah sebanyak tiga tanggungan dalam satu keluarga, yakni sebesar 43.8% atau sebanyak 14 orang, sedangkan jumlah tanggungan dalam keluarga yang paling sedikit adalah hanya satu tanggungan dalam satu keluarga, yakni sebesar 3.1% atau hanya satu orang. Jenis Status Pernikahan Responden Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki status, yakni status menikah, status belum menikah dan status janda atau duda. Persentase masing-masing jenis status pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 9.
27
120%
Persentase
100% 80%
JANDA/DUDA
60%
BELUM MENKAH
40%
MENIKAH
20% 0% BMT
Koperasi
Gambar 9 Status pernikahan responden anggota 9 8 Status pernikahan responden anggota 4% BMT Wasilah yang paling banyak 0% adalah menikah, yakni sebesar 80% atau sebanyak 24 orang, sedangkan status yang paling sedikit adalah belum menikah dan atau status janda dan duda dengan presentase masing-masing sebesar 10% atau sebanyak 3 orang. Status pernikahan responden anggota Koperasi Mitra Karsa yang paling banyak adalah menikah, yakni sebesar 94% atau sebanyak 30 orang, sedangkan status yang paling sedikit adalah belum menikah dan atau status janda dan duda dengan presentase masingmasing sebesar 3% atau hanya satu orang. Sumber Informasi Lembaga Keuangan Mikro Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini telah terpapar informasi mengenai lembaga keuangan mikro. Responden anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa secara baik langsung maupun tidak langsung mengetahui informasi tentang BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa, yakni dari iklan, sosialisasi lembaga keuangan mikro, teman atau keluarga, brosur atau koran, dan internet. Persentase masing-masing sumber informasi pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 10. 35 30
Jumlah
25
2 1 2
2 0 7
internet
20 15
brosur/koran 19
0
teman/keluarga/saudara 23
10 5
lainnya
sosialisasi lembaga iklan
6 0 BMT
0 Koperasi
Gambar 10 Sumber informasi responden anggota Sumber informasi yang didapat oleh responden anggota BMT Wasilah mengenai BMT menunjukkan bahwa sebanyak 19 orang responden anggota BMT Wasilah mengetahui informasi mengenai BMT Wasilah dari teman atau keluarga,
28 hal ini diungkapkan anggota BMT Wasilah bahwa responden menggunakan produk BMT Wasilah dikarenakan teman atau keluarga telah terlibat secara langsung dalam penggunaan produk. Sebanyak enam orang responden anggota BMT Wasilah mengetahui informasi mengenai BMT Wasilah dari sosialisasi yang BMT inisiasi baik dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja. Pada tingkat presentase yang sama masing-masing sebanyak dua orang responden anggota BMT Wasilah mengetahui informasi mengenai BMT Wasilah dari brosur atau koran serta lainnya, dan hanya satu orang yang menggunakan akses internet melalui situs BMT Wasilah sebagai sumber informasi untuk mengetahui BMT. Sumber informasi yang didapat oleh responden anggota Koperasi Mitra Karsa mengenai Koperasi menunjukkan bahwa sebanyak 23 orang responden anggota Koperasi Mitra Karsa mengetahui informasi mengenai Koperasi Mitra Karsa dari sosialisasi, hal ini diungkapkan anggota BMT Wasilah bahwa responden menggunakan produk Koperasi Mitra Karsa dikarenakan promosi dan sosialisasi yang menarik dari koperasi. Sebanyak tujuh orang responden anggota Koperasi Mitra Karsa mengetahui informasi mengenai koperasi dari teman atau keluarga dan sisanya sebanyak dua orang mendapatkan sumber informasi dari media lainnya. BMT Wasilah maupun Koperasi Mitra Karsa tidak menggunakan media iklan sebagai sumber informasi yang disebarluaskan, penginisiasian sosialisasi serta informasi dari teman atau kerabat dapat menibulkan efek secara luas untuk memaparkan sumber informasi terkait lembaga keuangan mikro. Selain itu, Koperasi Mitra Karsa tidak memiliki situs yang dapat diakses oleh anggota koperasi; hal ini dinyatakan oleh pengurus koperasi bahwa situs yang dimiliki koperasi sudah tidak aktif. Lama Keanggotaan dan Jarak dari Lembaga Keuangan Mikro Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah responden yang telah menjadi anggota dengan lembaga keuangan mikro selama beberapa waktu. Setelah mengetahui sumber informasi mengenai lembaga keuangan mikro, lantas responden memutuskan untuk menjadi anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa. Masa keanggotaan yang telah dijalani oleh anggota BMT dan Wasilah, yakni dibawah 50 bulan, rentang 51 hingga 100 bulan, rentang 101-150 bulan, rentang 151 hingga 200 bulan dan diatas dari 200 bulan. Persentase masingmasing lama keanggotaan pada responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Gambar 11
29 35 30 25
0 1 0 4
14
20
4
15 10
25
5 4
5
5
0 BMT
Koperasi
DI BAWAH 50 bulan
51-100 bulan
151-200 bulan
DI ATAS 200 bulan
101-150 bulan
Gambar 11 Lama keanggotaan responden Lama keanggotaan dari responden anggota BMT Wasilah menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang responden anggota BMT telah menjadi anggota pada BMT selama kurang dari 50 bulan, hal ini diungkapkan anggota BMT Wasilah dikarenakan telah melakukan penghimpunan dan penyaluran dana dibawah 50 bulan; maksimal untuk penyaluran dana (pembiayaan) hanya selama 36 bulan dan yang telah melakukan penghimpunan dana kadangkala telah menarik dananya sebelum waktu 50 bulan. Selanjutnya, sebanyak empat orang responden anggota BMT telah menjadi anggota pada BMT dalam rentang 51 hingga 100 bulan, dan hanya satu orang responden anggota BMT yang telah menjadi anggota pada BMT dalam rentang 151 hingga 200 bulan. Lama keanggotaan dari responden anggota Koperasi Mitra Karsa menunjukkan bahwa sebanyak 14 orang responden anggota Koperasi telah menjadi anggota pada Koperasi selama lebih dari 200 bulan, hal ini diungkapkan anggota Koperasi Mitra Karsa dikarenakan telah melakukan penghimpunan dan penyaluran dana lebih dari 200 bulan ;merupakan anggota loyal dari Koperasi Mitra Karsa. Selanjutnya, sebanyak lima orang responden anggota Koperasi telah menjadi anggota pada BMT dalam masing-masing pada lama keanggotaan dibawa 50 bulan dan rentang 101 hingga 150 bulan. Lalu, sebanyak empat orang responden anggota Koperasi telah menjadi anggota pada BMT dalam masingmasing pada rentang 51 hingga 100 bulan dan rentang 151 hingga 200 bulan. Responden anggota BMT Wasilah dan anggota Koperasi Mitra Karsa yang menjadi responden dalam penelitian ini juga diukur dari jarak antara rumah dengan BMT begitu pula jarak responden Koperasi dengan BMT, untuk mengetahui pemilihan Koperasi berdasar jarak antara BMT dengan Koperasi yang memiliki jauh satu kilometer. Persentase masing-masing jarak rumah responden anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra karsa dengan BMT dapat dilihat pada Gambar 12.
30 35 0 30
Jumlah
25
3
1 1 2
4
DI ATAS 20 km 9
20 8
16-20 km 11-15 km
15
5-10 km 10
DI BAWAH 5 km
5 15
19
BMT
Koperasi
0
Gambar 12 Jarak rumah responden dengan lembaga keuangan Jarak rumah responden anggota BMT dengan BMT Wasilah menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang responden memiliki rumah yang berjarak dengan BMT Wasilah sejauh dibawah lima kilometer. Jarak rumah anggota BMT dengan BMT Wasilah yang paling jauh adalah 16 hingga 20 km, dengan sebanyak tiga orang. Jarak rumah responden anggota dengan Koperasi Mitra Karsa menunjukkan bahwa sebanyak 19 orang responden memiliki rumah yang berjarak dengan lembaga keuangan mikro sejauh dibawah lima kilometer. Jarak rumah anggota dengan koperasi yang paling jauh adalah lebih dari 20 km, dengan hanya satu orang. Sehingga jarak antara Koperasi dan BMT tidak dapat dijadikan acuan sebagai pemilihan anggota untuk memilih BMT ataupun Koperasi sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Laporan Pertanggungjawaban terhadap Anggota Hasil penelitian terhadap responden anggota BMT Wasilah menunjukkan bahwa sebesar 83.33% atau sebanyak 25 orang telah mendapatkan laporan pertanggungjawaban dari aliran kas yang telah dipublikasikan oleh BMT Wasilah. Publikasi pertanggungjawaban laporan tersebut disebarkan baik melalui koran, situs dan melalui rapat anggota tahunan. Sebesar 16.67% atau sebanyak lima orang responden anggota BMT Wasilah mengaku tidak mendapatkan laporan pertanggungjawaban dari aliran kas BMT Wasilah. Responden anggota BMT Wasilah yang telah mendapatkan laporan pertanggungjawaban sebesar 20% atau setara dengan lima orang menyatakan sangat puas terhadap laporan pertanggungjawaban BMT Wasilah, hal tersebut diungkapkan anggota BMT Wasilah memiliki prinsip yang sama dengan prinsip BMT Wasilah yang berdasarkan prinsip syariah, transparan dalam aliran keuangan, dan telah mengetahui BMT Wasilah secara komprehensif. Sementara itu sebesar 76% atau setara dengan 19 orang menyatakan puas terhadap laporan pertanggungjawaban BMT Wasilah, hal tersebut dikarenakan transparan dalam aliran keuangan dan adanya pertanggungjawaban dari BMT Wasilah yang dimana mengikuti peraturan Dinas Koperasi dan UKM. Selanjutnya sebesar 4% atau
31 hanya satu orang menyatakan kurang puas, hal tersebut diakui oleh responden akibat dari tidak adanya kejelasan dari BMT Wasilah. Hasil penelitian terhadap responden anggota Koperasi Mitra Karsa menunjukkan bahwa sebesar 96.88% atau sebanyak 31 orang telah mendapatkan laporan pertanggungjawaban dari aliran kas yang telah dipublikasikan oleh Koperasi Mitra Karsa. Publikasi pertanggungjawaban laporan tersebut disebarkan melalui rapat anggota tahunan. Sebesar 3.13% atau hanya satu orang responden anggota Koperasi Mitra Karsa mengaku tidak mendapatkan laporan pertanggungjawaban dari aliran kas Koperasi Mitra Karsa. Responden anggota Koperasi Mitra Karsa yang telah mendapatkan laporan pertanggungjawaban sebesar 14.81% atau setara dengan lima orang menyatakan sangat puas terhadap laporan pertanggungjawaban Koperasi Mitra Karsa, hal tersebut diungkapkan anggota Koperasi Mitra Karsa bahwa laporan tersebut memenuhi standar laporan pertanggungjawaban, adil, transparan dalam aliran keuangan, dan diberikan secara berkala saat Rapat Anggota Tahunan (RAT). Sementara itu sebesar 77.78% atau sebanyak 25 orang menyatakan puas terhadap laporan pertanggungjawaban Koperasi Mitra Karsa, hal tersebut diungkapkan responden karena laporan yang diberikan jelas, berwujud laporan dalam bentuk presentasi dan diberikan secara berkala saat RAT. Sebesar 7.41% atau setara dengan dua orang menyatakan kurang puas, hal tersebut diakui oleh responden akibat adanya keterlambatan pemberian laporan dari Koperasi Mitra Karsa. Produk Baitul Maal wa Tamwil Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Hasil penelitian pada Gambar 13 menunjukkan bahwa seluruh responden anggota BMT Wasilah menggunakan produk yang ditawarkan oleh BMT Wasilah, namun tidak mengetahui secara rinci produk yang ditawarkan selain dari produk yang digunakan, mayoritas dari anggota BMT Wasilah menggunakan produk pembiayaan perdagangan sebanyak 13 orang. 13
14 12 Orang
10
8
8 6 3
4 2
1
3 1
0
Gambar 13 Produk BMT Wasilah
1
32 Produk BMT Wasilah adalah produk dalam penyedia jasa keuangan yang disediakan BMT untuk anggota-anggota dalam menumbuh kembangkan ekonomi anggota. Produk tersebut diantara lain adalah produk penghimpunan dana, penyaluran dana, dan penyaluran (dropping) pembiayaan. Dari 30 orang responden anggota BMT Wasilah yang diwawancarai sebanyak 56.67% atau setara dengan 17 orang mengetahui produk-produk yang tersedia di BMT Wasilah, selanjutnya sebanyak 43.33% atau setara dengan 13 orang tidak mengetahui produk-produk yang tersedia di BMT Wasilah, selain dari produk yang digunakan oleh anggota.
Orang
Hasil penelitian pada Gambar 14 menunjukkan bahwa seluruh responden anggota Koperasi Mitra Karsa menggunakan produk yang ditawarkan oleh koperasi, dan mayoritas dari responden anggota mengetahui produk yang ditawarkan oleh koperasi. Mayoritas dari anggota Koperasi Mitra Karsa menggunakan produk pembiayaan perdagangan sebanyak 12 orang. 14 12 10 8 6 4 2 0
12 10 8
2
PEMBIAYAAN KONSUMTIF
SIMPAN PINJAM
PEMBIAYAAN PERDAGANGAN
PEMBIAYAAN JASA
Gambar 14 Produk Koperasi Mitra Karsa Produk Koperasi Mitra Karsa adalah produk yang disediakan Koperasi untuk anggota-anggota dalam menumbuhkembangkan ekonomi anggota. Produk tersebut diantara lain adalah produk penghimpunan dana, penyaluran dana dan usaha. Dari 32 orang responden anggota Koperasi Mitra Karsa yang diwawancarai sebanyak 100% atau seluruh responden mengetahui produk-produk yang tersedia di Koperasi Mitra Karsa. Presentase kepuasan anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa terhadap produk secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Kepuasan anggota terhadap produk NO Tingkat Kepuasan BMT Wasilah(%) 1 Sangat Puas 11.76 2 Puas 88.24 3 Kurang Puas 0 4 Tidak Puas 0 5 Sangat Tidak Puas 0
Koperasi Mitra Karsa(%) 19.23 76.92 3.85 0 0
Responden anggota BMT Wasilah yang mengetahui produk yang tersedia di BMT Wasilah sebesar 11.76% atau setara dengan dua orang menyatakan sangat
33 puas dengan produk yang ditawarkan oleh BMT Wasilah, hal tersebut diungkapkan anggota BMT Wasilah dikarenakan produk yang ditawarkan bervariasi, cepat cair, mudah dalam proses dan dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan anggota. Sebesar 88.24% atau setara dengan 15 orang menyatakan puas dengan produk yang ditawarkan oleh BMT Wasilah, hal ini diungkapkan anggota BMT Wasilah dikarenakan produk yang ditawarkan cepat cair, mudah dalam proses, fleksibel dan dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan anggota. Selanjutnya sebanyak 13 orang yang tidak mengetahui produk-produk di BMT Wasilah diungkapkan anggota karena tidak adanya informasi terkait dengan produk dan tidak ingin tahu akan produk yang ditawarkan BMT Wasilah. Responden anggota Koperasi Mitra Karsa yang mengetahui produk yang tersedia di Koperasi Mitra Karsa sebesar 19.23% menyatakan sangat puas dengan produk yang ditawarkan oleh Koperasi Mitra Karsa, hal tersebut diungkapkan anggota Koperasi Mitra Karsa dikarenakan produk yang ditawarkan bervariasi, cepat cair, mudah dalam proses dan dapat memenuhi kebutuhan atau membantu saat dibutuhkan ketika diinginkan anggota. Sebesar 76.92% menyatakan puas dengan produk yang ditawarkan oleh Koperasi Mitra Karsa , hal ini diungkapkan anggota Koperasi Mitra Karsa dikarenakan pembiayaan bersaing, mudah dalam proses dan dapat memenuhi kebutuhan atau membantu saat dibutuhkan ketika diinginkan anggota. Selanjutnya, sebesar 3.85% menyatakan kurang puas, hal tersebut diakui oleh anggota Koperasi Mitra Karsa dikarenakan proses pencairan dana pinjaman yang lambat. Fasilitas dan Pelayanan Lembaga Keuangan Mikro Fasilitas serta pelayanan yang disediakan oleh lembaga keuangan mikro diberikan untuk menunjang kemudahan akses dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro. Presentase kepuasan anggota BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa terhadap fasilitas serta pelayanan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Kepuasan anggota terhadap pelayanan dan fasilitas NO 1 2 3 4 5
Pernyataan Sangat Terfasilitasi dan Sangat Terlayani Terfasilitasi dan Terlayani Kurang Terfasilitasi dan Kurang Terlayani Tidak Terfasilitasi dan Tidak Terlayani Sangat Tidak Terfasilitasi dan Sangat Tidak Terlayani
BMT Wasilah(%)
Koperasi Mitra Karsa(%) Fasilitas Pelayanan
Fasilitas
Pelayanan
26.67
43.33
16.67
27.59
66.67
50
63.33
65.52
6.67
6.67
20
6.90
0
0
0
0
0
0
0
0
34 Hasil penelitian terhadap responden anggota BMT menunjukkan bahwa sebesar 43.33% atau sebanyak 13 orang menyatakan sangat terlayani terhadap pelayanan serta sebesar 26.67% atau sebanyak delapan orang menyatakan merasa sangat terfasilitasi terhadap fasilitas yang disediakan oleh BMT Wasilah. Selanjutnya, sebesar 50% atau sebanyak 15 orang menyatakan terlayani terhadap pelayanan BMT Wasilah serta sebesar 66.67% atau sebanyak 20 orang menyatakan merasa terfasilitasi terhadap fasilitas yang disediakan oleh BMT Wasilah. Walau demikian sebesar 6.67% atau setara dengan dua orang menyatakan kurang terlayani terhadap pelayanan serta merasa kurang terfasilitasi oleh fasilitas yang disediakan oleh BMT Wasilah. Adanya sistem jemput bola, baik itu produk penghimpunan dana, penyaluran dana, dan penyaluran (dropping) pembiayaan sangat membantu anggota, selain itu adanya kedekatan personal dengan pengurus BMT Wasilah memberikan rasa percaya pada anggota yang mayoritas masyarakat golongan bawah yang khawatir untuk melakukan pinjaman, sehingga antara peminjam dan pihak BMT Wasilah dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu, kedekatan pengurus BMT dengan mitranya memberikan kemudahan untuk mengenal karakter dari mitra BMT itu sendiri untuk menghindari terjadinya moral hazard. Jenis penghimpunan dan penyaluran dana yang membedakan antara lembaga keuangan mikro dengan sistem konvensional dan sistem syariah yaitu adanya akad. Umumnya, akad dijelaskan pada kontrak di awal. Namun pada kenyataannya hanya sebagian kecil responden yang benar-benar mengerti akad yang diperolehnya. Hasil penelitian terhadap responden anggota Koperasi menunjukkan bahwa sebesar 27.59% atau sebanyak delapan orang menyatakan sangat terlayani terhadap pelayanan serta sebesar 16.67% atau sebanyak lima orang menyatakan merasa sangat terfasilitasi terhadap fasilitas yang disediakan oleh Koperasi Mitra Karsa. Selanjutnya, sebesar 65.52% atau sebanyak 20 orang menyatakan terlayani terhadap pelayanan Koperasi Mitra Karsa serta sebesar 63.33% atau sebanyak 20 orang menyatakan merasa terfasilitasi terhadap fasilitas yang disediakan oleh Koperasi Mitra Karsa. Walau demikian sebesar 6.90% atau setara dengan empat orang menyatakan kurang terlayani terhadap pelayanan serta sebesar 20% atau setara dengan delapan orang merasa kurang terfasilitasi oleh fasilitas yang disediakan oleh Koperasi Mitra Karsa. Produk penghimpunan dana, penyaluran dana dan usaha sangat membantu anggota untuk menyambung kehidupan sehari-hari. Program penyaluran dana dibagi atas dua, yakni jangka pendek dan jangka panjang, dimana jangka pendek untuk pembiayaan terhadap kehidupan sehari-hari dan jangka panjang untuk pembiayaan elektronik. Adanya kedekatan emosional dan personal dengan pengurus Koperasi dapat memberikan rasa aman dan nyaman terhadap anggota. Kerjasama antara pengurus dan anggota dapat bekerja sama dengan baik dimana untuk menumbuhkembangkan perekonomiaan anggota yang berasaskan kekeluargaan.
35 Pengetahuan Responden terhadap Lembaga Keuangan Mikro Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan anggota atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian anggota dan persepsi terhadap objek. Hasil dari pengolahan data terkait skor pengetahuan anggota BMT Wasilah menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan secara keseluruhan responden BMT Wasilah cukup baik, dikarenakan nilai rata-rata lebih dari 3. Skor variabel pengetahuan anggota terhadap BMT Wasilah dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Skor variabel pengetahuan anggota BMT Wasilah No Pernyataan 1 BMT Menggunakan Prinsip Syariah 2 Kegiatan Tamwil Berkaitan dengan Usaha Produktif Kegiatan Tamwil Berkaitan dengan 3 Penitipan ZIS 4 Kegiatan Maal Berkaitan dengan Penitipan ZIS
Mean 4.1
Minimum 2
Maksimum 5
4.1
2
5
3.3
1
5
3.7
1
5
Terdapat dua nilai rata-rata paling tinggi dari variabel pengetahuan yang terdapat pada pernyataan BMT menggunakan prinsip syariah dan kegiatan tamwil pada BMT berkaitan dengan usaha produktif dengan nilai rata-rata yang sama besarnya yaitu 4.1. Mayoritas responden mengetahui dasar prinsip yang digunakan sebagai landasan bekerja BMT dan kegiatan BMT yang bergerak dibidang usaha produktif. Selanjutnya, dengan nilai rata-rata 3.7 dengan pernyataan kegiatan maal pada BMT berkaitan dengan penitipan ZIS. Walau demikian dengan nilai rata-rata 3.3 terkait dengan pernyataan tamwil berkaitan dengan penitipan ZIS. Pernyataan ketiga ini dengan nilai rata-rata yang paling rendah dibentuk agak sukar untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden anggota BMT Wasilah terhadap prinsip dasar BMT, utamanya terhadap kegiatan Tamwil dan Maal. Hasil dari pengolahan data terkait skor pengetahuan anggota Koperasi Mitra Karsa menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan secara keseluruhan responden Koperasi Mitra Karsa tidak baik, dikarenakan nilai rata-rata lebih dari 2. Skor variabel pengetahuan anggota terhadap Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 14.
36 Tabel 14 Skor variabel pengetahuan anggota Koperasi Mitra Karsa No Pernyataan Mean Minimum Koperasi Menggunakan Prinsip 1 3.9 1 Konvensional Kegiatan Koperasi berlandaskan 2 4.0 1 gerakan ekonomi kerakyatan Kegiatan Koperasi berdasarkan asas 3 4.3 1 kekeluargaan 4
Prinsip Koperasi
2.8
1
Maksimum 5 5 5 5
Terdapat nilai rata-rata paling tinggi dari variabel pengetahuan yang terdapat pada pernyataan koperasi menggunakan asas kekeluargaan dalam pelaksanaan kegiatannya dengan nilai rata-rata 4.3. Mayoritas responden mengetahui dasar prinsip yang digunakan sebagai landasan bekerja koperasi dan sesuai dengan Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Selanjutnya, dengan nilai rata-rata 4.0 dengan pernyataan kegiatan koperasi berlandaskan gerakan ekonomi kerakyatan. Walau demikian dengan nilai rata-rata 2.8 terkait dengan pernyataan prinsip koperasi. Pernyataan keempat ini dengan nilai rata-rata yang paling rendah dibentuk agak sukar untuk mengetahui pemahaman responden anggota Koperasi Mitra Karsa terhadap prinsip dasar koperasi. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel pengetahuan, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3.8 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3.75. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.05 poin. Keterangan Pernyataan: 1 = Sangat Tidak Benar 2 = Tidak Benar 3 = Kurang Benar 4 = Benar 5 = Sangat Benar
Persepsi Responden Persepsi Anggota terhadap Citra Lembaga BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Citra lembaga adalah impresi atau konsepsi yang ada pada publik mengenai suatu institusi. Citra lembaga terbentuk dari bagaimana institusi melakukan kegiatan operasional, yang memiliki landasan utama dari segi pelayanan. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa tingkat citra lembaga BMT Wasilah dan koperasi Mitra Karsa secara keseluruhan diungkapkan kedua responden lembaga keuangan mikro sudah baik, dikarenakan nilai rata-rata lebih dari 4. Skor variabel citra lembaga anggota terhadap BMT Wasilah dan koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 15.
37 Tabel 15 Skor variabel citra lembaga BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa N Koperasi Mitra Karsa BMT Wasilah Pernyataan No Mean Minimum Maksimum Mean Minimum Maksimum 1 2 3 4
Lembaga yang Profesional Dikenal Banyak Orang Lembaga yang Terpercaya Diminati Banyak Orang
4.2
3
5
4.1
3
5
4.5
3
5
4.4
3
5
4.5
3
5
4.2
3
5
4.6
4
5
4.1
2
5
Terdapat nilai rata-rata paling tinggi dari variabel citra lembaga BMT Wasilah sebesar 4.6 terdapat pada pernyataan lembaga yang paling diminati banyak orang. Selanjutnya terdapat dua nilai rata-rata yang sama besarnya dari variabel citra lembaga yakni pada pernyataan BMT Wasilah telah dikenal oleh banyak orang dan lembaga yang terpercaya menurut responden dengan nilai ratarata yang sama besarnya yaitu 4.5. Walau demikian dengan nilai rata-rata terendah senilai 4.2 terkait dengan pernyataan lembaga yang profesional. Terdapat nilai rata-rata paling tinggi dari variabel citra lembaga Koperasi Mitra Karsa sebesar 4.4 terdapat pada pernyataan lembaga yang paling dikenal banyak orang. Selanjutnya pernyataan koperasi sebagai lembaga yang terpercaya memiliki nilai rata-rata 4.2. Walau demikian terdapat dua nilai rata-rata yang sama besarnya dari variabel citra lembaga yakni pada pernyataan Koperasi Mitra Karsa dengan nilai rata-rata 4.1 terkait dengan pernyataan lembaga yang professional dan lembaga yang diminati banyak orang. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel citra lembaga, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.45 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 4.2. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel dengan nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Citra lembaga anggota terhadap lembaga keuangannya masing-masing tidak terlalu berbeda, dengan perbedaan yang tidak terlalu besar sebesar 0.25. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Profesional 2 = Tidak Profesional 3 = Kurang Profesional 4 = Profesional 5 = Sangat Profesional
Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tidak Dikenal 2 = Tidak Dikenal 3 = Kurang Dikenal 4 = Dikenal 5 = Sangat Dikenal
Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Terpercaya 2 = Tidak Terpercaya 3 = Kurang Terpercaya 4 = Terpercaya 5 = Sangat Terpercaya
Keterangan Pernyataan 4: 1 = Sangat Tidak Diminati 2 = Tidak Diminati 3 = Kurang Diminati 4 = Diminati 5 = Sangat Diminati
38 Persepsi Anggota terhadap Kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Pelayanan yang baik, ramah, cepat dan akurat merupakan suatu prinsip yang harus dimiliki oleh setiap pengurus BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa, dimana memberikan pelayanan prima kepada anggotanya. Semakin baik pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi tingkat kepuasan anggota, dan semakin tinggi tingkat kepercayaan anggota terhadap BMT dan koperasi. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kualitas pelayanan dibagi kepada beberapa indikator, diantaranya indikator reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangible, akses dan promosi lembaga. Hal ini penting untuk diketahui, agar lembaga keuangan mikro dapat memaksimalkan fungsinya dalam memberikan pelayanan serta fasilitas yang diinginkan terhadap masyarakat. Persepsi Anggota terhadap Reliability BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Reliability adalah suatu kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan BMT untuk memberikan pelayanan secara akurat dan handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan. Kinerja jasa yang dihasilkan sesuai dengan harapan anggota yang dalam arti berupa ketepatan waktu, pelayanan yang merata untuk seluruh anggota dan dilakukan tanpa adanya kesalahan. Pada variabel ini, konsistensi dan kehandalan BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa akan dinilai oleh responden sesuai dengan apa yang responden rasakan. Terdapat tiga pertanyaan yang dinilai oleh responden yaitu pelayanan yang diberikan oleh mebaga keuangan mikro, prosedur pembiayaan, dan prosedur pemanfaatan keuangan. Hasil penelitian dari data anggota BMT yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel reliability yang mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 4, dapat dideskripsikan bahwa kehandalan BMT Wasilah dalam memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada anggota sudah baik. Sedangkan, hasil penelitian dari data anggota koperasi yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel reliability mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 3, dapat dideskripsikan bahwa kehandalan Koperasi Mitra Karsa dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada anggota sudah cukup baik. Skor variabel reliability kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Skor variabel reliability kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa N BMT Wasilah Koperasi Mitra Karsa Pernyataan No Mean
Minimum
Maksimum
Mean
Minimum
Maksimum
1
Pelayanan yang diberikan oleh Lembaga
4.7
2
5
3.9
3
5
2
Prosedur Pembiayaan
4.4
4
5
4.0
3
5
3
Prosedur Pemanfaatan Keuangan
4.3
4
5
4.1
4
5
39 Pernyataan dari variabel reliability kinerja BMT Wasilah yang memiliki rata-rata paling tinggi, yakni 4.7 pada pernyataan pelayanan di BMT Wasilah merupakan pelayanan yang mudah, cepat dan profesional. Hal ini diungkapkan mayoritas responden karena pelayanan yang cepat, mudah dan profesional dalam melakukan transaksi keuangannya. Selanjutnya, dengan nilai rata-rata 4.4 mayoritas responden mengaku pembiayaan di BMT Wasilah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan akad. Walaupun demikian, terdapat variabel yang kecil yakni prosedur pemanfaatan keuangannya sesuai dengan akad yang telah disepakati sebelumnya dengan nilai rata-rata 4.3. Pernyataan dari variabel reliability kinerja Koperasi Mitra Karsa yang memiliki rata-rata paling tinggi, yakni 4.1 pada pernyataan responden terkait dengan prosedur pemanfaatan keuangan. Hal ini diungkapkan mayoritas responden karena mengetahui alur pemanfaatan keuangan yang dilakukan oleh koperasi. Selanjutnya, dengan nilai rata-rata 4.0 mayoritas responden mengaku prosedur pembiayaan di Koperasi Mitra Karsa telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan perjanjian. Walaupun demikian, terdapat variabel yang kecil yakni pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Mitra Karsa dengan nilai ratarata 3.9. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel reliability, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.46 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 4.0. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Namun terdapat pernyataan terkait reliability yang diberikan oleh lembaga keuangan itu sendiri, dengan perbedaan yang cukup besar sebesar 0.8, pelayanan BMT lebih mudah, lebih cepat dan lebih profesional. Pada variabel reliability baik BMT dan koperasi sudah cukup baik dalam melaksanakan kehandalan kepada anggotanya. Hal ini sesuai dengan tafsir surat An-Nahl ayat 91 yang menyatakan bahwa menepati janji yang telah disampaikan dan tidak dapat membatalkan janji yang telah diikrarkan. Menepati janji adalah wajib hukumnya dikarenakan telah bersumpah atas Allah SWT, dan tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan janji tersebut. Janji adalah suatu hal yang mengikat, sehingga janji tersebut lebih baik dipenuhi dibandingkan dibatalkan. Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro harus sesuai dengan akad atau perjanjian yang telah disepakati dari awal, mulai dari prosedur pembiayaan hingga pemanfaatan keuangan yang sesuai dengan akad atau janji yang telah diikrarkan. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Mudah, Sangat Tidak Cepat, Sangat Tidak Profesional 2 = Tidak Mudah, Tidak Cepat, Tidak Profesional 3 = Kurang Mudah, Kurang Cepat, Kurang Profesional 4 = Mudah, Cepat, Profesional 5 = Sangat Mudah, Sangat Cepat, Sangat Profesional Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tidak Sesuai 2 = Tidak Sesuai 3 = Kurang Sesuai 4 = Sesuai
Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Sesuai 2 = Tidak Sesuai 3 = Kurang Sesuai 4 = Sesuai
40 5 = Sangat Sesuai
5 = Sangat Sesuai
Persepsi Anggota terhadap Responsiveness BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Responsiveness adalah suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada anggota. Mencakup untuk membantu anggota, memberikan tanggapan, memberikan informasi secara cepat dan tepat. Hasil penelitian dari data yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel responsiveness kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa sudah cukup baik, dikarenakan nilai rata-rata variabel lebih dari 3. Dapat dideskripsikan bahwa ketanggapan BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dalam memberikan pelayanan yang cepat dan responsif kepada anggota sudah cukup baik. Skor variabel responsiveness kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Skor variabel responsiveness kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Koperasi Mitra Karsa BMT Wasilah N Pernyataan No Mean Minimum Maksimum Mean Minimum Maksimum 1 2 3
Informasi Produk oleh Karyawan Penyediaan Layanan Konsultasi Terkait dengan Produk Tanggap Terhadap Kesulitan Anggota
4.3
2
5
3.8
2
5
3.9
2
5
4.0
2
5
4.4
3
5
3.9
2
5
Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada variabel responsiveness kinerja BMT Wasilah dengan nilai rata-rata 4.4 adalah BMT Wasilah responsif atau tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi oleh anggota. Responden yang memberikan penilaian maksimal menyatakan bahwa BMT Wasilah tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi anggota dan tidak mempersulit pembiayaan berjangka. Selanjutnya dengan nilai rata-rata 4.3 responden menilai bahwa informasi produk yang diberikan oleh karyawan secara cepat dan tepat sudah baik. Adapun pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata terkecil dengan nilai rata-rata 3.9 adalah pernyataan bahwa penyediaan layanan konsultasi produk oleh karyawan BMT yang tepat dan mudah dimengerti belum dirasakan secara mendalam oleh anggota. Hal ini dapat dikatakan karena BMT Wasilah tidak memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk menyediakan layanan konsultasi. Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada variabel responsiveness kinerja koperasi dengan nilai rata-rata 4.0 adalah Koperasi Mitra Karsa dapat menyediakan layanan konsultasi produk yang tepat dan mudah dimengerti oleh anggota. Selanjutnya dengan nilai rata-rata 3.9 responden menilai bahwa koperasi sudah cukup tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi oleh anggota. Adapun pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata terkecil dengan nilai rata-rata 3.8 adalah pernyataan informasi produk yang diberikan oleh karyawan secara komprehensif dinilai kurang cepat dan kurang tepat.
41 Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel responsiveness, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.2 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3.9. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Responsiveness anggota terhadap lembaga keuangannya masing-masing tidak terlalu berbeda, dengan perbedaan yang tidak terlalu besar sebesar 0.3. Pada variabel responsiveness baik BMT dan koperasi sudah cukup baik dalam responsibilitas dan ketanggapan terhadap anggotanya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi : “apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” Hadis diatas memberikan penekanan pada sikap profesionalisme dalam pekerjaan, seseorang akan terlihat ketanggapannya dari kemampuan dan kematangan kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan sebuah pekerjaan. Sikap ini menjauhkan dari sifat malas, tidak mau berusaha dan hanya menerima tanpa ada usaha untuk menuju kearah yang lebih baik. Dalam hal ini, penyediaan layanan konsultasi dan informasi yang disampaikan oleh karyawan terkait dengan produk sudah tepat dan cepat, juga tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi anggota. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Cepat dan Sangat Tepat 2 = Tidak Cepat dan Tidak Tepat 3 = Kurang Cepat dan Kurang Tepat 4 = Cepat dan Tepat 5 = Sangat Cepat dan Sangat Tepat Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tepat dan Mudah Dimengerti 2 = Tidak Tepat dan Tidak Mudah Dimengerti 3 = Kurang Tepat dan Kurang Mudah Dimengerti 4 = Tepat dan Mudah Dimengerti 5 = Sangat Tepat dan Sangat Mudah Dimengerti Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Tanggap 2 = Tidak Tanggap 3 = Kurang Tanggap 4 = Tanggap 5 = Sangat Tanggap
42 Persepsi Anggota terhadap Assurance BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Assurance adalah kemampuan BMT dan Koperasi Mitra Karsa dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para anggotanya. Hasil penelitian dari kedua data yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel assurance baik pada BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 4, dapat dideskripsikan bahwa tingkat kepercayaan, pengetahuan dan keramahan pengurus serta kemampuan melaksanakan tugas secara responsif kepada anggota sudah baik. Skor variabel assurance kinerja BMT Wasilah dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Skor variabel assurance terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa BMT Wasilah Koperasi Mitra Karsa N Pernyataan No Mean Minimum Maksimum Mean Minimum Maksimum 1
Pengelolaan Keuangan
4.2
2
5
4.1
3
5
2
Kredibilitas Lembaga
4.3
3
5
4.1
1
5
3
Pengetahuan Karyawan Terkait Produk
4.4
3
5
4.1
3
5
4
Laporan Keuangan Lembaga Keuangan
4.3
3
5
4.3
3
5
Pernyataan dari variabel assurance kinerja BMT Wasilah yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi dengan mendapatkan skor sebesar 4.4 pada pernyataan pemahaman terhadap pengetahuan karyawan terkait dengan produk yang ditawarkan sudah memuaskan. Responden yang memberikan penilaian maksimal menyatakan bahwa pengurus di BMT Wasilah mengerti secara komprehensif produk yang ditawarkan kepada responden dan menawarkan sesuai dengan kebutuhan responden. Variabel assurance terkait dengan kredibilitas dan ketepatan waktu pemberian laporan keuangan mendapatkan nilai rata-rata yang sama besarnya yaitu 4.3. Walaupun demikian mengenai transparansi dalam pengelolaan keuangan memiliki nilai rata-rata yang cukup tinggi yakni 4.2. Pernyataan dari variabel assurance kinerja Koperasi Mitra Karsa yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi dengan mendapatkan skor sebesar 4.3 terkait dengan pernyataan ketepatan waktu pemberian laporan keuangan sudah tepat. Variabel assurance terkait dengan pengelolaan keuangan, kredibilitas dan pengetahuan karyawan terkait dengan produk mendapatkan nilai rata-rata yang sama besarnya yaitu 4.1. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel assurance, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.3 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 4.15. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Pada variabel assurance baik BMT dan koperasi sudah baik dalam melaksanakan kepercayaan dan keyakinan yang diberikan oleh anggotanya. Hal ini sesuai dengan tafsir surat Ali-Imran ayat 159 yang menyatakan bahwa berlaku ihsan dalam berkehidupan dan pada urusan yang membutuhkan adanya
43 musyawarah. Dikarenakan musyawarah memiliki banyak faedah dan baik maslahah dunia maupun akhirat diantaranya termasuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, menerangi akal, menyatukan visi dan misi, menutupi kekurangan yang lain, dan menghasilkan keputusan yang bijak serta tepat. Dalam hal ini, terkait dengan pengelolaan keuangan yang transparan, kredibilitas lembaga keuangan, pengetahuan terkait dengan produk dan laporan keuangan yang diberikan melalui proses musyawarah pada waktu yang telah ditentukan. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Transparan 2 = Tidak Transparan 3 = Kurang Transparan 4 = Transparan 5 = Sangat Transparan
Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tidak Kredibel 2 = Tidak Kredibel 3 = Kurang Kredibel 4 = Kredibel 5 = Sangat Kredibel
Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Paham 2 = Tidak Paham 3 = Kurang Paham 4 = Paham 5 = Sangat Paham
Keterangan Pernyataan 4: 1 = Sangat Tidak Tepat Waktu 2 = Tidak Tepat Waktu 3 = Kurang Tepat Waktu 4 = Tepat Waktu 5 = Sangat Tepat Waktu
Persepsi Anggota terhadap Emphaty BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Emphaty adalah memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada anggota serta upaya untuk memahami keinginan-keinginan anggota. Menilai kepedulian serta perhatian BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa kepada setiap anggotanya. Hasil penelitian dari kedua data yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel emphaty yang mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 4, dapat dideskripsikan bahwa pengurus BMT dan koperasi memberikan perhatian yang bersifat personal untuk memahami kebutuhan responden yang diperlukan dengan cara menjaga hubungan baik kepada responden sudah baik. Skor variabel emphaty kinerja BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Skor variabel emphaty terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa N BMT Wasilah Koperasi Mitra Karsa Pernyataan No 1 2 3 4
Hubungan antara Lembaga dan Anggota Informasi Mengenai Produk Keterbukaan Terhadap Kritik dan Saran Kemampuan Menjaga Rahasia Anggota
Mean
Minimum
Maksimum
Mean
Minimum
Maksimum
4.6
4
5
4.4
4
5
4.4
3
5
4.1
2
5
4.2
2
5
4.2
3
5
4.5
4
5
4.2
3
5
Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata paling tinggi pada variabel emphaty kinerja BMT Wasilah sebesar 4.6 pada pernyataan menjaga hubungan baik dengan anggota. Selanjutnya, berturut-turut dengan nilai rata-rata 4.5 yakni
44 kemampuan BMT Wasilah dapat menjamin kerahasiaan anggota dan nilai ratarata 4.4 yakni informasi lengkap mengenai produk yang ditawarkan kepada responden. Walau demikian, untuk keterbukaan terhadap saran dan kritik mendapatkan nilai rata-rata 4.2. Secara keseluruhan variabel emphaty terhadap BMT Wasilah sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata diatas 4. Pernyataan yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi pada varibel emphaty kinerja Koperasi Mitra Karsa sebesar 4.4 pada pernyataan koperasi menjaga hubungan baik dengan anggota. Selanjutnya, variabel emphaty terkait dengan keterbukaan terhadap saran serta kritik dan kemampuan Koperasi Mitra Karsa dapat menjamin kerahasiaan anggota mendapatkan nilai rata-rata yang sama besarnya yaitu 4.2. Walau demikian, untuk informasi lengkap mengenai produk yang ditawarkan kepada responden mendapatkan nilai rata-rata 4.1. Secara keseluruhan variabel emphaty terhadap koperasi sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata diatas 4. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel emphaty, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.425 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 4.225. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Pada variabel emphaty baik BMT dan koperasi sudah baik dalam memberikan perhatian dan membantu akan meningkatkan persepsi dan sikap positif konsumen terhadap layanan lembaga. Hal ini sesuai dengan tafsir surat AnNahl ayat 90 yang menyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan berbuat adil dalam melaksanakan isi Al-Quran yang menjelaskan aspek kehidupan manusia, serta berbuat ihsan. Adil berarti mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan kewajiban mereka. Kepuasan dirasakan oleh anggota apabila hak mereka dijamin sebagai anggota dan suara setiap orang dihargai. Perwujudan dari sikap empati ini akan membuat anggota merasa kebutuhannya terpenuhi karena dirinya dilayani dengan baik, sikap yang ditunjukkan oleh karyawan ditunjukkan melalui pemberian layanan informasi serta keluhan konsumen. Selain itu kesediaan karyawan memberikan perhatian dan akan meningkatkan persepsi positif terhadap layanan lembaga. Dalam hal ini, terkait dengan hubungan individual antara anggota dan lembaga, terkait dengan informasi produk oleh karyawan, keterbukaan terhadap saran dan kritik, dan kemampuan menjaga rahasia anggota. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Baik 2 = Tidak Baik 3 = Kurang Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik
Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tidak Lengkap 2 = Tidak Lengkap 3 = Kurang Lengkap 4 = Lengkap 5 = Sangat Lengkap
Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Terbuka 2 = Tidak Terbuka 3 = Kurang Terbuka 4 = Terbuka 5 = Sangat Terbuka
Keterangan Pernyataan 4: 1 = Sangat Tidak Terjamin 2 = Tidak Terjamin 3 = Kurang Terjamin 4 = Tepat Terjamin 5 = Sangat Terjamin
45 Persepsi Anggota terhadap Tangible BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Tangible adalah penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik demi menunjang kegiatan lembaga keuangan mikro. Hasil penelitian dari data yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel tangible terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat tangible BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik. Skor variabel tangible terhadap BMT Wasilah dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Skor variabel tangible terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa BMT Wasilah Koperasi Mitra Karsa No Pernyataan 1 2 3 4
Mean
Minimum
Maksimum
Mean
Minimum
Maksimum
4.7
4
5
4.3
4
5
Representasi Kantor
4.0 3.6
2 2
5 5
4.0 3.7
3 2
5 5
Suasana Kantor
4.6
2
5
3.9
3
5
Pelayanan Karyawan Secara Fisik Kerapihan Kantor
Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada variabel tangibel kinerja BMT Wasilah yakni sebesar 4.7, pada pernyataan gaya berkomunikasi yang baik, berpenampilan dan berpakaian rapi, ramah serta sopan. Responden yang memberikan penilaian maksimal menyatakan bahwa pengurus BMT Wasilah memiliki penampilan yang Islami dan gaya berkomunikasi sopan juga santun. Selanjutnya, pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata 4.6 adalah suasana kantor BMT Wasilah yang merepresentasikan Islam dan memberikan kenyamanan untuk melakukan transaksi keuangan. Pernyataan dengan nilai ratarata 4.0 adalah kerapihan kantor, walau demikian dalam hal merepresentasikan kantor modern mendapatkan nilai rata-rata 3.6. Hal ini diungkapkan mayoritas responden dengan membandingkan representasi kantor modern antara lembaga keuangan bank dengan lembaga keuangan mikro. Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada variabel tangibel kinerja Koperasi Mitra Karsa yakni sebesar 4.3, pada pernyataan gaya berkomunikasi yang baik, berpenampilan dan berpakaian rapi, ramah serta sopan. Responden yang memberikan penilaian maksimal menyatakan bahwa pengurus Koperasi Mitra Karsa memiliki penampilan yang Islami dan gaya berkomunikasi sopan juga santun. Selanjutnya, pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata 4.0 adalah kerapihan kantor. Pernyataan dengan nilai rata-rata 3.9 adalah suasana kantor koperasi yang merepresentasikan Islam dan memberikan kenyamanan untuk melakukan transaksi keuangan. Walau demikian dalam hal merepresentasikan kantor modern mendapatkan nilai rata-rata 3.7. Hal ini diungkapkan mayoritas responden koperasi dan responden BMT dengan membandingkan representasi kantor modern antara lembaga keuangan bank dengan lembaga keuangan mikro. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel tangible, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.225 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3.975. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin.
46 Namun terdapat pernyataan terkait tangible yang diberikan oleh lembaga keuangan itu sendiri, dengan perbedaan yang cukup besar sebesar 0.7, suasana kantor BMT lebih nyaman dan lebih islami dibandingkan koperasi. Pada variabel tangible baik BMT dan koperasi sudah cukup baik dalam menampilkan akan kemampuan sarana prasarana fisik yang dapat diandalkan sebagai bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang berbunyi : “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadis diatas terkait dengan pelayanan menyatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain, ramah, dan suka menolong sesama atau memberikan kebahagiaan bagi manusia lainnya. Selain itu hadis yang terkait dengan Rasulullah SAW yang terkait dengan fasilitas : “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." Hadis diatas menyatakan bahwa keindahan zat-Nya, merupakan sesuatu yang tidak mungkin bagi hamba untuk mengungkapkannya sedikitpun atau menjangkau sebagian hakikatnya. Berkenaan dengan tampilan fisik yang tidak menunjukkan kemewahan dan membuat konsumen merasa nyaman dan aman. Dalam hal ini, terkait pernyataan pelayanan karyawan secara fisik, kerapihan, representasi dan suasana kantor yang telah membuat anggota merasa nyaman dalam melakukan transaksi jasa keuangan dapat dikatakan sudah cukup baik. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Tidak Berpakaian Rapi, Sangat Tidak Ramah dan Sangat Tidak Sopan 2 = Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Tidak Berpakaian Rapi, Tidak Ramah dan Tidak Sopan 3 = Kurang Berkomunikasi dengan Baik, Kurang Berpakaian Rapi, Kurang Ramah dan Kurang Sopan 4 = Berkomunikasi dengan Baik, Berpakaian Rapi, Ramah dan Sopan 5 = Sangat Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Berpakaian Rapi, Sangat Ramah dan Sangat Sopan Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Tidak Rapi 2 = Tidak Rapi 3 = Kurang Rapi 4 = Rapi 5 = Sangat Rapi Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Representatif dan Sangat Tidak Modern 2 = Tidak Representatif dan Tidak Modern 3 = Kurang Representatif dan Kurang Modern
47 4 = Representatif dan Modern 5 = Sangat Representatif dan Sangat Modern Keterangan Pernyataan 4: 1 = Sangat Tidak Nyaman dan Sangat Tidak Islami 2 = Tidak Nyaman dan Tidak Islami 3 = Kurang Nyaman dan Kurang Islami 4 = Nyaman dan Islami 5 = Sangat Nyaman dan Sangat Islami
Persepsi Anggota terhadap Akses dan Promosi Lembaga BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa Penilaian terhadap akses dan promosi lembaga pada BMT Wasilah penting untuk diketahui untuk menunjang fasilitas dan publikasi lembaga dalam memberikan pelayanan serta fasilitas yang diinginkan terhadap masyarakat. Fasilitas adalah dimana kebutuhan dan harapan pelanggan, baik yang bersifat fisik maupun psikologis, untuk memberikan rasa nyaman terhadap anggota Hasil penelitian dari data yang telah diolah pada Tabel 21 menunjukkan bahwa variabel akses yang mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat akses terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dalam pemberian pelayanan sudah cukup baik. Skor variabel akses terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Skor variabel akses terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa No
BMT Wasilah
Pernyataan
Koperasi Mitra Karsa
Mean
Minimum
Maksimum
Mean
Minimum
Maksimum
1
Layanan Jemput Bola
4.9
4
5
3.7
1
5
2
Ketersediaan Situs Lokasi Lembaga Keuangan Mitra Kerja Lembaga Keuangan
3.1
1
5
3.4
1
5
4.5
3
5
4.2
4
5
4.3
3
5
4.3
3
5
3 4
Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi variabel akses terhadap BMT yakni sebesar 4.9 pada pernyataan kemudahan layanan jemput bola. Responden yang mayoritas memberikan penilaian maksimal menyatakan bahwa layanan jemput bola dimana pengurus BMT mendatangi tempat usaha, rumah, dan atau kantor responden sehingga dapat mempermudah transaksi keuangan yang dilakukan. Selanjutnya, pernyataan dengan nilai rata-rata 4.5 adalah terkait lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Pernyataan dengan nilai rata-rata 4.3 adalah mitra kerja BMT wasilah, dengan banyaknya mitra kerja BMT dapat mempermudah transaksi keuangan responden. Walau demikian dalam hal ketersediaan situs mendapatkan nilai rata-rata 3.1. Hal ini diungkapkan mayoritas responden yang tidak mengetahui informasi adanya situs dan tidak ingin tahu perihal adanya situs BMT Wasilah. Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi variabel akses terhadap koperasi yakni sebesar 4.3 pada pernyataan dengan banyaknya mitra kerja koperasi dapat mempermudah transaksi keuangan responden. Selanjutnya,
48 pernyataan dengan nilai rata-rata 4.2 adalah terkait lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Pernyataan dengan nilai rata-rata 3.7 adalah layanan jemput bola, walau demikian dalam hal ketersediaan situs mendapatkan nilai rata-rata 3.4. Hal ini diungkapkan mayoritas responden yang tidak mengetahui informasi adanya situs dan dengan ketersediaan situs tidak memberi kemudahan untuk melakukan transasksi keuangan. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel akses, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4.2 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3.9. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Namun terdapat pernyataan terkait akses yang diberikan oleh lembaga keuangan itu sendiri, dengan perbedaan yang besar sebesar 1.7, layanan jemput bola pada BMT lebih memudahkan dibandingkan koperasi. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Sangat Tidak Memberi Kemudahan 2 = Tidak Memberi Kemudahan 3 = Kurang Memberi Kemudahan 4 = Memberi Kemudahan 5 = Sangat Memberi Kemudahan
Keterangan Pernyataan 2: 1 = Sangat Memberi Kemudahan 2 = Tidak Memberi Kemudahan 3 = Kurang Memberi Kemudahan 4 = Tepat Memberi Kemudahan 5 = Sangat Memberi Kemudahan
Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Tidak Strategis dan Sangat Tidak Mudah Dijangkau 2 = Tidak Strategis dan Tidak Mudah Dijangkau 3 = Kurang Strategis dan Kurang Mudah Dijangkau 4 = Strategis dan Mudah Dijangkau 5 = Sangat Strategis dan Sangat Mudah Dijangkau Keterangan Pernyataan 4: 1 = Sangat Tidak Banyak 2 = Tidak Banyak 3 = Kurang Banyak 4 = Banyak 5 = Sangat Banyak
Promosi lembaga adalah hal yang dilakukan dalam upaya untuk mempromosikan lembaga nya sehingga dikenal masyarakat. Hasil penelitian dari data yang telah diolah menunjukkan bahwa variabel promosi lembaga yang mendapatkan nilai rata-rata lebih dari 3. Hal ini menunjukkan bahwa promosi lembaga yang dilakukan BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa dalam mempromosikan lembaganya sudah cukup baik. Skor variabel promosi lembaga BMT Wasilah dapat dilihat pada Tabel 22.
49 Tabel 22 Skor variabel promosi lembaga terhadap BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa BMT Wasilah Koperasi Mitra Karsa No Pernyataan
1
2 3
Informasi yang Komprehensif Melalui Media Massa dan Sosial Sosialisasi Informal Maupun Formal Promosi yang Menarik
Mean
Minimum
Maksimum
Mean
Minimum
Maksimum
3.1
2
5
3.4
1
4
3.8
2
5
4.1
3
5
4.0
2
5
4.0
2
5
Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi variabel promosi lembaga BMT yakni 4.0 pada pernyataan promosi yang menarik, mayoritas responden menyatakan bahwa tingkat bagi hasil yang menarik serta sistem syariah yang digunakan pada lembaga keuangan mikro tersebut. Selanjutnya, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata 3.8 adalah BMT Wasilah melakukan sosialisasi informal maupun formal kepada responden oleh pengurus BMT dengan mendatangi lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja. Walau demikian dalam hal informasi yang komprehensif melalui media massa dan sosial mendapatkan nilai rata-rata 3.1. Hal ini diungkapkan mayoritas responden yang hanya mengetahui adanya informasi mengenai BMT Wasilah melalui media massa dan dapat mengaksesnya melalui media sosial. Pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi variabel promosi lembaga koperasi yakni 4.1, adalah koperasi melakukan sosialisasi informal maupun formal kepada responden oleh pengurus koperasi dengan mendatangi lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja. Selanjutnya, pernyataan yang memiliki nilai rata-rata 4.0 adalah promosi yang menarik, mayoritas responden menyatakan bahwa tingkat return yang menarik serta bonus yang diberikan. Walau demikian dalam hal informasi yang komprehensif melalui media massa dan sosial mendapatkan nilai rata-rata 3.1. Hal ini diungkapkan mayoritas responden yang hanya mengetahui adanya informasi mengenai Koperasi Mitra Karsa melalui media massa, tidak mengetahui adanya informasi mengenai koperasi pada media sosial. Apabila dirata-rata secara keseluruhan skor variabel promosi lembaga, BMT mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3.63 dan koperasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3.83. Pada setiap pernyataan tidak terlalu berbeda jauh dikarenakan perbedaan antara pertanyaan di setiap variabel nilai rataan hanya berbeda 0.5 poin. Promosi lembaga pada lembaga keuangannya masing-masing tidak terlalu berbeda, dengan perbedaan yang tidak terlalu besar sebesar 0.2. Keterangan Pernyataan 1: 1 = Tidak Pernah 2 = Pernah 3 = Jarang 4 = Sering 5 = Selalu
Keterangan Pernyataan 2: 1 = Tidak Pernah 2 = Pernah 3 = Jarang 4 = Sering 5 = Selalu
50 Keterangan Pernyataan 3: 1 = Sangat Menarik 2 = Tidak Menarik 3 = Kurang Menarik 4 = Menarik 5 = Sangat Menarik
Hasil Uji Beda Hasil uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua variabel yang berhubungan/berpasangan. Hasil uji beda ini menunjukkan ada empat variabel yang berbeda nyata yaitu citra lembaga, reliability, emphaty, dan akses dikarenakan P-Value keempat variabel tersebut < 0.005 atau 5% dan juga terdapat dua variabel yang berbeda nyata dengan P-Value < 0.010 atau 10% yakni variabel responsiveness dan tangibel. Hasil uji beda dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Hasil Uji Beda Variabel Pengetahuan Citra Lembaga* Reliability* Responsiveness** Assurance Emphaty* Tangibel** Akses* Promosi Lembaga
Mean Difference
Standar Deviasi
P-Value
0.3000 1.0208 1.3354 0.7833 0.7020 0.8542 0.9292 1.2375 0.4708
2.57890 1.73289 1.15623 1.73190 1.81509 1.29841 2.04342 1.74801 1.76614
0.651 0.019 0 0.075 0.129 0.009 0.073 0.004 0.298
Keterangan : *Signifikan pada taraf nyata 5% ** Signifikan pada taraf nyata 10%
Hasil uji beda menunjukkan variabel yang memiliki mean difference terbesar adalah skor reliability, dengan mean difference sebesar 1.3354. Hal ini menunjukkan bahwa reliability responden terhadap masing-masing institusi anggota BMT dan anggota koperasi berbeda nyata. Selanjutnya, variabel yang memiliki mean difference terendah sebesar 0.3000 adalah skor pengetahuan, artinya pengetahuan anggota baik BMT dan koperasi tidak terlalu berbeda. Karakteristik yang Memengaruhi Anggota dalam Memilih BMT dan Koperasi Lembaga keuangan mikro diharapkan dapat menjadi lembaga yang tangguh, terpercaya dan bermanfaat bagi umat melalui penyediaan jasa keuangan dengan pelayanan yang prima kepada anggotanya dan dengan membangun sinergi dengan lembaga lain dalam menumbuhkembangkan ekonomi anggota. Tabel 24 menampilkan hasil pendugaan parameter dari model logit:
51 Tabel 24 Hasil pendugaan parameter model logit Prediksi Observasi Koperasi BMT Overall Percentage
Anggota Koperasi Mitra Karsa 28 4
Anggota BMT Wasilah
Percentage Correct
4 26
87.5 86.7 87.1
Hasil pendugaan parameter pada Tabel 32 menyatakan bahwa model dapat mengklasifikasi responden yang menjadi anggota koperasi sebesar 87.5% dan responden yang menjadi anggota BMT sebesar 86.7%. Model pun mampu mengklasifikasikan secara keseluruhan responden yang menjadi anggota koperasi maupun nasabah BMT sebesar 87.1%. Tabel 25 Hasil olahan regresi karakteristik yang memengaruhi anggota dalam memilih BMT dan Koperasi Konvensional Variabel Parameter P-Value Odds Ratio Jenis Kelamin 1.336 0.096** 3.805 Umur -0.052 0.207 0.949 Pendidikan -0.274 0.028* 0.760 Pekerjaan 0.713 0.021* 2.041 Pengatur Keuangan -1.180 0.120 0.307 Pendapatan 0.000 0.035* 1.000 Keterangan : *Signifikan pada taraf nyata 5% ** Signifikan pada taraf nyata 10%
Variabel jenis kelamin memiliki Odds Ratio sebesar 3.805, berarti peluang responden perempuan menggunakan jasa keuangan BMT lebih besar 3.805 kali dibandingkan menggunakan jasa keuangan koperasi. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini responden perempuan memiliki presentase yang lebih besar dibandingkan responden laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muflihah (2011) dimana BMT telah menyumbangkan kontribusi yang baik bagi perempuan. Pada umumnya, BMT tidak memfokuskan terhadap pemberdayaan perempuan, namun dari hasil penelitian Muflihah anggota perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Selain itu, hasil penelitian ini dapat mendukung dokumen UNDP mengenai pengurangan kemiskinan. United Nations Development Programme (UNDP) mendukung lembaga keuangan mikro syariah untuk mengembangkan perempuan dan mempercepat akselerasi Millenium Development Goals (MDG’s). UNDP menyebutkan bahwa tujuan utama dari target perempuan sebagai anggota lembaga keuangan mikro Islam adalah untuk memberdayakan dan melibatkan dalam aktivitas yang menghasilkan pendapatan. Namun dalam kenyataannya, penerima dana tidak selalu pengguna dana. Telah dilaporkan bahwa anggota rumah tangga laki-laki biasanya inisiator mengambil pinjaman dan mereka cenderung untuk mengontrol dana yang diterima oleh perempuan.
52 Variabel pendidikan memiliki Odds Ratio sebesar 0.760, berarti responden anggota yang memiliki lama pendidikan lebih tinggi memiliki peluang untuk menggunakan jasa keuangan koperasi 0.760 lebih besar dibanding yang memiliki lama pendidikan lebih rendah, akan memilih BMT. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bui (2013) yaitu penggunaan pada lembaga keuangan mikro antara konvensional dan BMT, dengan hasil anggota yang memiliki lama pendidikan lebih tinggi memiliki peluang menggunakan jasa keuangan koperasi konvensional. Ngan menyatakan bahwa, tingkat pencapaian pendidikan tetap relatif konsisten antara dua kelompok yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sekolah Menengah Atas (SMA), dengan sebagian besar peserta telah menyelesaikan sekolah menengah atau sekolah tinggi. Hasil penelitian Bui, dari segi lama pendidikan baik BMT dan koperasi tidak berbeda nyata, artinya tingkat pendidikan keduanya relatif sama. Variabel pekerjaan memiliki Odds Ratio sebesar 2.041, berarti responden anggota yang memiliki kategori pekerjaan lebih tinggi memiliki peluang untuk menggunakan jasa keuangan BMT 2.041 lebih besar dibanding yang memiliki kategori pekerjaan lebih rendah, akan memilih koperasi. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Aburish (2013) yakni terkait dengan resiko, religiusitas, dan lembaga keuangan Islam, dengan hasil anggota yang memiliki kategori pekerjaan lebih lebih tinggi memiliki peluang menggunakan jasa keuangan koperasi. Variabel pendapatan memiliki nilai Odds Ratio sebesar 1.000, artinya anggota dengan tingkat pendapatan yang besar maupun kecil memiliki peluang yang sama untuk menggunakan jasa keuangan BMT. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ambarfauziah (2014) yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan tempat melakukan transaksi jasa keuangan, dalam hal ini BMT.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Persepsi anggota terhadap reliability, reponsiveness, assurance, emphaty, tangible, akses dan promosi lembaga baik terhadap BMT dan koperasi sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai rata-rata pada setiap variabel yang lebih besar dari dua pada rentang skala lima. Pada BMT, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah variabel Reliability, hal tersebut berarti BMT Wasilah dapat memberikan pelayanan yang mudah, cepat serta profesional dan juga prosedur pembiayaan serta prosedur pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang telah disepakati pada saat akad. Variabel yang memiliki rata-rata terendah adalah variabel promosi lembaga, dalam hal ini BMT Wasilah belum maksimal dalam memberikan informasi yang komprehensif melalui media massa maupun sosial dan juga melakukan sosialisasi informal maupun formal. Pada koperasi, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah variabel emphaty, hal tersebut dapat diartikan bahwa Koperasi Mitra Karsa dapat
53
2.
memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada anggota serta upaya untuk memahami keinginan-keinginan anggota. Variabel yang memiliki rata-rata terendah adalah variabel pengetahuan, dalam hal ini koperasi belum maksimal dalam memberikan informasi yang komprehensif terkait dengan prinsip dasar koperasi. Karakteristik yang memengaruhi responden dalam memilih BMT dan koperasi konvensional adalah variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan perbulan dengan masing-masing nilai Odds ratio sebesar 3.805, 0.760, 2.041 dan 1.000. Karakteristik yang memengaruhi responden paling besar adalah jenis kelamin dengan peluang responden perempuan menggunakan jasa keuangan BMT lebih besar 3.805 kali dibandingkan koperasi. Sedangkan karakteristik yang tidak memengaruhi adalah karakteristik umur dan pengatur keuangan. Saran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang diberikan baik oleh BMT Wasilah maupun Koperasi Mitra Karsa mampu meningkatkan perekonomiaan anggota. Salah satu peranan kedua lembaga keuangan mikro ini adalah memperluas jaringan lembaga keuangan mikro untuk memberdayakan masyarakat baik penghimpunan dana ataupun sebagai penyaluran dana. Oleh karena itu, saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini adalah: 1. Adanya peningkatan jumlah anggota, penghimpunan dana dan penyaluran dana pada BMT Wasilah. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertahankan prosedur yang berlaku, persyaratan yang mudah dan akses sistem jemput bola. Peningkatan kualitas melalui promosi lembaga, dapat dilakukan dengan sosialisasi informal maupun formal kepada responden dimana pengurus BMT mendatangi lingkungan tempat tinggal atau tempat bekerja untuk mengadakan sosialisasi terkait BMT Wasilah. Selain itu, BMT Wasilah dapat menyebarluaskan informasi terkait dengan BMT Wasilah melalui media massa maupun media sosial. Keunggulan BMT Wasilah dalam hal responsiveness, yakni administrasi yang mudah dan cepat sebaiknya ditingkatkan untuk menjaga kualitas BMT tersebut. Adanya peningkatan penghimpunan dana dan penyaluran dana pada Koperasi Mitra Karsa. Pada Koperasi Mitra Karsa, dapat mempertahankan rasa empati kepada anggota dengan menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para anggotanya sehingga merasa aman untuk bertransaksi di koperasi. Peningkatan kualitas melalui pemberian informasi mengenai prinsip dasar koperasi, agar anggota dapat mengetahui keuntungan yang didapat oleh anggota itu sendiri. Keunggulan Koperasi Mitra Karsa dalam hal promosi, yakni dalam hal pemberian informasi yang komprehensif, sosialisasi dan juga promosi terkait dengan produk atau jasa untuk menyebarluaskan informasi dan promosi Koperasi Mitra Karsa. 2. BMT Wasilah dan Koperasi dapat melakukan klasifikasi sesuai dengan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan untuk mengetahui sasaran anggota yang akan dijadikan mitra oleh BMT Wasilah dan Koperasi Mitra Karsa. Selain itu, klasifikasi dapat membantu untuk membuat program sosialisasi yang tepat, baik secara informal maupun formal. Sosialisasi yang
54 tepat dilakukan adalah sosialisasi partisipatif mengutamakan adanya partisipasi dari anggota, memberikan hak yang telah menjadi milik anggota dan interaksi yang timbul secara dua arah baik dari karyawan maupun anggota sehingga terjalin hubungan mitra antara kedua pihak. DAFTAR PUSTAKA Aburish D. 2013. Risk, Religion, and Islamic Microfinance [Tesis]. San Fransisco (US): Department of Economics, University of San Fransisco. Ambarfauziah N. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzakki Dalam Memilih Organisasi Pelaksana Zakat (OPZ) : Sudi Kasus di Badan Amil Zakat Nasional Kota Bogor [Skripsi]. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor. Arsyad L. 2008. Lembaga Keuangan Mikro. Daerah Istimewa Yogyakarta (IDN): Andi Aziz A. 2006. Buku Saku tata Cara Pendirian BMT. Jakarta (IDN): Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Bank Mandiri. 2014. 2015, Pangsa Pasar Bank Syariah di Atas 5%. . [internet]. [diakses pada 5 September 2014]. Tersedia pada: http://www.syariahmandiri.co.id/2011/04/2015-pangsa-pasar-bank-syariahdi-atas-5/ [BALITBANGHUT] Badan Litbang Kehutanan. 2013. Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Tahun Buku 2013 dan Rencanan Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahun 2014. Bogor (IDN): Koperasi Mitra Karsa [BI] Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2014. Jakarta (IDN): Bank Indonesia _________________. Statistik Perbankan Syariah Januari 2013. Jakarta (IDN): Bank Indonesia [BMTALHASSAN] BMT Al-Hassan. 2011. Pembangunan Perumahan dan BMT Ventura Kerjasama Bantu UKM. [internet]. [diakses pada 24 Juni 2014]. Tersedia pada: http://bmtalhassan.blogspot.com/2011/04/pt-pp-dan-bmtventura-kerjasama-bantu.html. [BMTELUMMA] BMT El-Umma. 2011. Company Profile BMT El-Umma. [internet]. [diakses pada 24 Juni 2014]. Tersedia pada: http://bmtelumma.blogspot.com/ [BMTWASILAH] Baitul Maal wa Tamwil Wahana Insan Mu’amalah. 2013. Company Profile BMT Wasilah. Bogor (IDN): BMT Wasilah [BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. Statistik Perkembangan UMKM Pada Periode 1997-2012. Jakarta (IDN): Badan Pusat Statistik Bui N. 2013. Different Uses of Microfinance Among Conventional and Islamic Borrowers: Evidence from Jordan [Tesis]. San Fransisco (US): Department of Economics, University of San Fransisco. [DINKOPUKM] Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor. 2010. Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Bogor Tahun 2010. Bogor (IDN): dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor
55 ___________________________________________________. 2011. Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Bogor Tahun 2011. Bogor (IDN): dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor ___________________________________________________. 2012. Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Bogor Tahun 2012. Bogor (IDN): dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor ___________________________________________________. 2013. Laporan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Bogor Tahun 2013. Bogor (IDN): dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor Djazuli A. dan Janwari Y. 2002. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan. Jakarta (IDN): PT Raja Grafindo Persada Fadlullah M. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggota Untuk Menggunakan Produk Jasa Tamaradi KJKS BMT El-Amanah Kendal [Skripsi]. Semarang (IDN): Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Intsitut Agama Islam Negeri Walisongo. Firdaus M, Harmini, dan Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (IDN): IPB Press. Hayati N. 2006. Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus KBMT Wihdatul Ummah). [Skripsi]. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor. Heykal N dan Huda N. 2010. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta (IDN): Kencana Prenada Media Group. Hosmer dan Lemeshow. 1989. Applied Logistic Regression. New York (USA): John Wiley & Sons, Ltd. Ihsan A. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Akses dan Pembatasan Kredit pada UMKM di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor. [INKOPSYAHBMT] Induk Koperasi Syariah Baitul Maal Wa Tamwil. Neraca Laporan Keuangan 2013. Jakarta (IDN): Induk Koperasi Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Jaelani A. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Social Marketing Lembaga Amil (LAZ) terhadap keputusan berzakat Muzakki (Studi Kasus pada Rumah Zakat Indonesia) [Tesis]. Depok (IDN): Universitas Indonesia. Juanda B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (IDN): IPB Press. [KEMENKOPUKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Statistik Perkembangan UMKM Data Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB). Jakarta (IDN): Sekretariat Kabinet Republik Indonesia _____________. 2007. Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi. DKI Jakarta (IDN): Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
56 Kompasiana. 2014. Dicari, SDM Perbankan Syariah yang Kompeten. [internet]. [diakses pada 5 September 2014]. Tersedia pada: http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/03/11/dicari-sdm-perbankansyariah-yang-kompeten-640817.html Mustafa B. 1996. Promosi Jasa Perpustakaan. DKI Jakarta (IDN): Universitas Terbuka [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. Jumpa Pers Perbankan dan IKNB Syariah 2014. Jakarta (IDN): Otoritas Jasa Keuangan Parasuraman A Et al. 1988. “SERVQUAL: Multiple Item scale for Measuring Customer Perceptions of Service Quality”. [Jurnal] Vol. 64/No.1. Cambridge (ENG): Cambridge University Press [PINBUK] Pusat Inkubasi Usaha Kecil. 2012. Jumlah BMT yang Beroperasi di Indonesia. [internet]. [diunduh 24 Juni 2014]. Tersedia pada: http://www.pinbuk.org. [PINBUK] Pusat Inkubasi Usaha Kecil. 2013. Company Profile PINBUK. DKI Jakarta (IDN): PT Percetakan Siroj [PERAMU] Pengembangan Masyarakat Mustadh’afiin. 2008. Profil Yayasan Peramu. [internet]. [diakses 25 Juni 2014]. Tersedia pada: http://www.peramu.or.id/index.php?option=com_content&view=category&l ayout=blog&id=25&Itemid=29 Rahmadi. 2009. BMT Ibadurrahman. [internet]. [diakses pada 24 Juni 2014]. Tersedia pada: http://keuanganmikrosyariah.blogspot.com/2009/10/bmtibadurrahman-perluas-bmt-di.html Ridwan M. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Daerah Istimewa Yogyakarta (IDN) : UII Press Rivai V. 2005. Performance Appraisal, Sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan. DKI Jakarta (IDN): PT Raja Grafiindo Persada Tohir T. 2004. Esksistensi BMT (Baitul Maal wa Tamwil) sebagai Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. [Jurnal] Tahun XXII Nomor 4 Oktober 2004 Halaman 71-84, ISSN : 0215-7519. Jakarta (IDN): Jurnal Hukum Pro Justitia [SETKAB] Sekretariat Kabinet. 2013. Jangan Pandang enteng ekonomi Syariah di Indonesia. [internet]. [diakses pada 24 Juni 2014]. Tersedia pada: http://www.setkab.go.id/mobile/berita-11096-jangan-pandang-entengpertumbuhan-ekomnomi-syariah-di-indonesia.html Siagian S. 2008. Manajemen Stratejik. DKI Jakarta: PT Bumi Aksara Sitio A dan Halomoan T. 2001. Koperasi : Teori dan Praktek. DKI Jakarta (IDN): Erlangga Soemitro A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. DKI Jakarta (IDN): Kencana Prenada Media Group Sutojo S. 2004. Membangun Citra Perushaan. DKI Jakarta (IDN): Damar Mulia Pustaka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No 7 Tahun 1992. Perbankan. 10 November 1998. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 3790. Jakarta (IDN).
57 [UNDP] United Nations Development Programme. 2012. Poverty Reduction: Scalling up Local Innovations for Transformational Change. New York (US): UNDP Yuanita I. 2013. Analisis Faktor yang mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Jasa Perbankan Syariah di Kota Padang. [Jurnal]. Vol. XIV/No.2/September2013. Padang (IDN): Keputusan Konsumen Memilih Jasa Perbankan Syariah
58 No : ____ Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Anggota BMT
PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DALAM MEMILIH KOPERASI KONVENSIONAL DAN BAITUL MAAL WA TAMWIL Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama : Faqih Aulia Akbar Rasyid NIM : H54100030 Program Studi : Ekonomi Syariah Departemen : Ilmu Ekonomi Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi mengisi kuisioner ini secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapai hasil yang diinginkan. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian yang diberikan. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan terima kasih. Petunjuk Umum 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban. 3. Jawaban merupakan pendapat pribadi responden. Hari / Tanggal Wawancara : ____________________________ Pukul : ____________________________
59
BAGIAN A : INFORMASI PERSONAL 1. Profil Responden Nama Responden : Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Nomor Ponsel : Alamat Lengkap : RT ____ RW ____ Desa : Kecamatan : NO URAIAN KETERANGAN 1. Umur : ............... Tahun 2. Status* : .......................... 3. Pendidikan** : ............... Tahun 4. Pekerjaan*** 5. Jumlah Tanggungan : ............... Orang Keterangan : *Isikan untuk Status Pernikahan 1 = Menikah 2 = Belum menikah 3 = Janda / Duda
**Isikan untuk Pendidikan Tamat SD = 6 tahun Tamat SMP = 9 tahun Tamat SMA = 12 tahun D3 = 15 tahun S1 = 16 tahun, dst
***Isikan untuk Pekerjaan 1 = PNS 2 = Pedagang 3 = Pegawai Swasta 4 = Wiraswasta 5 = Profesional 6 = Petani 7 = Lainnya Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sumber Pemasukan Bulan (Rp) Pendapatan / Gaji Hasil Jualan / Dagang Komisi Upah Honor Hasil Investasi Lainnya... TOTAL
Tahun (Rp)
60 Struktur Pengeluaran Rumah Tangga Jenis Pengeluaran Pangan Pendidikan / Biaya Sekolah Konsumsi Makanan Ringan Anak / Jajan Kesehatan Transportasi / Biaya Bensin Komunikasi (pulsa, telepon, dll) Hiburan Listrik, Air Perumahan Kredit Barang / Arisan Rokok Lainnya... TOTAL
Bulan (Rp)
Dalam mengatur keuangan Rumah Tangga, siapa yang lebih berperan untuk menentukan pengeluaran ? ( ) Suami ( ) Istri ( ) Suami & Istri Nama Baitul Maal wa Tamwil : KBMT Wasilah Alamat Baitul Maal wa Tamwil : Jl Perintis Kemerdekaan 16-C Jenis produk apa sajakah yang Anda gunakan dalam 1 tahun terakhir pada Baitul Maal wa Tamwil? (boleh lebih dari 1) 1 ___________________________________________ 2 ___________________________________________ 3 ___________________________________________ 4 ___________________________________________ Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai Baitul Maal wa Tamwil yang Anda gunakan ? ( ) Iklan
( ) Sosialisasi BMT
( ) Teman / keluarga / saudara
( ) Brosur/Koran
( ) Internet (website,facebook,twitter,dll)
( ) Lainnya..
Berapa jarak dari rumah Anda ke Baitul Maal wa Tamwil yang Anda gunakan? (....) km
61 Sudah berapa lama Anda menjadi Anggota di Baitul Maal wa Tamwil yang Anda gunakan ? (....) tahun (....) bulan 2. Pemilihan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Petunjuk pengisian kuesioner : Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan yang Anda pilih. Alasan Anda memilih Baitul Maal wa Tamwil, silakan isi tabel di bawah ini : Sangat Tidak Benar
Pengetahuan
Tidak Benar
Kurang Benar
Benar
Sangat Benar
Jasa Baitul Maal wa Tamwil merupakan 6 lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah Kegiatan Tamwil dalam BMT ialah bergerak dibidang pengembangan 7 usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan UKM 8
Kegiatan Tamwil adalah menggalang penitipan ZIS Wakaf dan dana sosial lainnya
9
Kegiatan Maal adalah menggalang penitipan ZIS Wakaf dan dana sosial lainnya
Citra Lembaga
Sangat Tidak Profesional
Tidak Profesional
Kurang Profesional
Profesional
Sangat Profesional
62
10
11
Bagaimana terkait dengan profesionalitas BMT ? Sangat Tidak Dikenal
Tidak Dikenal
Kurang Dikenal
Dikenal
Sangat Dikenal
Sangat Tidak Terpercaya
Tidak Terpercaya
Kurang Terpercaya
Terpercaya
Sangat Terpercaya
Sangat Tidak Diminati
Tidak Diminati
Kurang Diminati
Diminati
Sangat Diminati
Bagaimana terkait dengan citra BMT Wasilah ?
Bagaimana terkait dengan kepercayaan 12 terhadap BMT Wasilah ?
13
Bagaimana terkait dengan minat masyarakat terhadap BMT Wasilah ?
Kualitas Pelayanan Reliability Sangat Tidak Mudah, Sangat Tidak Cepat, Sangat Tidak Profesional
Tidak Mudah, Tidak Cepat, Tidak Profesional
Kurang Mudah, Kurang Cepat, Kurang Profesional
Mudah, Cepat, Profesional
Sangat Mudah, Sangat Cepat, Sangat Profesional
Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
Bagaimana pelayanan di 14 BMT Wasilah ?
63
15
Bagaimana dengan prosedur pembiayaan di BMT Wasilah ? Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
Bagaimana dengan prosedur pemanfaatan 16 sesuai dengan ketentuan di BMT Wasilah ? Responsiveness
17
18
Sangat Tidak Cepat dan Sangat Tidak Tepat
Tidak Cepat dan Tidak Tepat
Kurang Cepat dan Kurang Tepat
Cepat dan Tepat
Sangat Cepat dan Sangat Tepat
Sangat Tidak Tepat dan Sangat Tidak Mudah Dimengerti
Tidak Tepat dan Tidak Mudah Dimengerti
Kurang Tepat dan Kurang Mudah Dimengerti
Tepat dan Mudah Dimengerti
Sangat Tepat dan Sangat Mudah Dimengerti
Sangat Tidak Tanggap
Tidak Tanggap
Kurang Tanggap
Tanggap
Sangat Tanggap
Bagaimana informasi yang diberikan terkait produk oleh karyawan BMT Wasilah ?
Bagaimana dengan penyediaan layanan konsultasi terkait dengan produk oleh BMT Wasilah ?
64
19
Bagaimana ketanggapan BMT Wasilah terhadap kesulitan yang dihadapi anggota ?
Assurance
20
21
22
23
Sangat Tidak Transparan
Tidak Transparan
Kurang Transparan
Transparan
Sangat Transparan
Sangat Tidak Kredibel
Tidak Kredibel
Kurang Kredibel
Kredibel
Sangat Kredibel
Sangat Tidak Paham
Tidak Paham
Kurang Paham
Paham
Sangat Paham
Sangat Tidak Tepat Waktu
Tidak Tepat Waktu
Kurang Tepat Waktu
Tepat Waktu
Sangat Tepat Waktu
Bagaimana BMT Wasilah dalam hal pengelolaan keuangan ?
Bagaimana dengan kredibilitas BMT Wasilah ?
Bagaimana pengetahuan yang dimiliki oleh Karyawan mengenai produk yang ditawarkan ?
Apakah laporan keuangan yang diberikan oleh BMT Wasilah diberikan secara rutin ? Emphaty Sangat Tidak Baik
24
Bagaimana hubungan yang dilakukan antara Baitul Maal wa Tamwil dengan Anggota ?
Tidak Baik
Kurang baik
Baik
Sangat Baik
65
25
Sangat Tidak Lengkap
Tidak Lengkap
Kurang Lengkap
Lengkap
Sangat Lengkap
Sangat Tidak Terbuka
Tidak Terbuka
Kurang Terbuka
Terbuka
Sangat Terbuka
Sangat Tidak Terjamin
Tidak Terjamin
Kurang Terjamin
Terjamin
Sangat Terjamin
Bagaimana Baitul Maal wa Tamwil dalam menyediakan informasi mengenai produk yang ditawarkan ?
Apakah Baitul Maal wa 26 Tamwil mudah menerima kritik dan saran dari Anggota ?
27
Apakah Anggota merasa terjamin kerahasiaan Anggota oleh BMT Wasilah ?
Tangible
28
29
Sangat Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Tidak Berpakaian Rapi, Sangat Tidak Ramah dan Sangat Tidak Sopan
Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Tidak Berpakaian Rapi, Tidak Ramah dan Tidak Sopan
Kurang Berkomunikasi dengan Baik, Kurang Berpakaian Rapi, Kurang Ramah dan Kurang Sopan
Berkomunikasi dengan Baik, Berpakaian Rapi, Ramah dan Sopan
Sangat Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Berpakaian Rapi, Sangat Ramah dan Sangat Sopan
Sangat Tidak Rapi
Tidak Rapi
Kurang Rapi
Rapi
Sangat Rapi
Bagaimana pelayanan karyawan secara fisik dalam memberikan pelayanan ?
Bagaimana kerapihan kantor BMT Wasilah ?
66
30
31
Sangat Tidak Representatif dan Sangat Tidak Modern
Tidak Representatif dan Tidak Modern
Kurang Representatif dan Kurang Modern
Representatif dan Modern
Sangat Representatif dan Sangat Modern
Sangat Tidak Nyaman dan Sangat Tidak Islami
Tidak Nyaman dan Tidak Islami
Kurang Nyaman dan Kurang Islami
Nyaman dan Islami
Sangat Nyaman dan Sangat Islami
Bagaimana kantor BMT Wasilah menurut Anda ?
Bagaimana suasana kantor BMT Wasilah ?
Akses
32
33
Sangat Tidak Memberi Kemudahan
Tidak Memberi Kemudahan
Kurang Memberi Kemudahan
Memberi Kemudahan
Sangat Memberi Kemudahan
Sangat Tidak Memberi Kemudahan
Tidak Memberi Kemudahan
Kurang Memberi Kemudahan
Memberi Kemudahan
Sangat Memberi Kemudahan
Sangat Tidak Strategis dan Sangat Tidak Mudah Dijangkau
Tidak Strategis dan Tidak Mudah Dijangkau
Kurang Strategis dan Kurang Mudah Dijangkau
Strategis dan Mudah Dijangkau
Sangat Strategis dan Sangat Mudah Dijangkau
Bagaimana dengan penyediaan layanan jemput bola bagi Anggota ?
Bagaimana dengan penyediaan situs BMT Wasilah bagi Anggota ?
67
34
Bagaimana lokasi BMT Wasilah menurut Anda ? Sangat Tidak Banyak
35
Tidak Banyak
Kurang Banyak
Banyak
Sangat Banyak
Bagaimana mitra kerja yang bekerjasama dengan BMT Wasilah ?
Promosi Lembaga
36
37
38
Tidak Pernah Jarang Pernah
Sering
Selalu
Tidak Pernah Jarang Pernah
Sering
Selalu
Sangat Tidak Menarik
Menarik
Sangat Menarik
Apakah Baitul Maal wa Tamwil melakukan promosi melalui iklan di media massa dan media sosial yang memberikan informasi kepada masyarakat ?
Apakah Baitul Maal wa Tamwil melakukan sosialisasi melalui kegiatan formal maupun informal ?
Bagamaina promosi yang diberikan oleh BMT Wasilah ?
Tidak Menarik
Kurang Menarik
68 3. Persepsi Anggota Terhadap Kinerja Baitul Maal wa Tamwil Petunjuk pengisian kuesioner : Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan yang Anda pilih dalam kotak yang telah disediakan, dan berilah tanda (X) pada jawaban pilihan yang Anda pilih. 1. Apakah Anda mendapatkan laporan pertanggungjawaban dana dari Baitul Maal wa Tamwil ? Ya Apakah Anda puas dengan laporan pertanggungjawaban yang diberikan oleh Baitul Maal wa Tamwil ? a. Sangat Puas b. Puas c. Kurang Puas d. Tidak Puas e. Sangat Tidak Puas Alasan : ................................................................................. Tidak 2. Apakah Anda tahu produk-produk Baitul Maal wa Tamwil? Ya Sebutkan program-program tersebut : 1) ... 2) ... 3) ... Apakah Anda puas dengan produk tersebut ? a. Sangat Puas b. Puas c. Kurang Puas d. Tidak Puas e. Sangat Tidak Puas Alasan : ................................................................................. Tidak 1) Tidak ada informasi 2) Tidak ingin tahu 3) Lainnya 3. Apakah yang Anda rasakan dengan pelayanan yang diberikan oleh Baitul Maal wa Tamwil ? a. Sangat Terlayani b. Terlayani c. Kurang Terlayani d. Tidak Terlayani e. Sangat Tidak Terlayani Alasan : .................................................................................
69 4. Apakah yang Anda rasakan terkait dengan fasilitas yang disediakan oleh Baitul Maal wa Tamwil ? a. Sangat Terfasilitasi b. Terfasilitasi c. Kurang Terfasilitasi d. Tidak Terfasilitasi e. Sangat Tidak Terfasilitasi Alasan : ................................................................................. 5. Apakah saran Anda untuk perbaikan kinerja Baitul Maal wa Tamwil ? (meliputi fasilitas dan pelayanan) Fasilitas ..................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .......... Pelayanan .................................................................................................................. .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .............
70 No : ____ Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Anggota Koperasi
PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA DAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DALAM MEMILIH KOPERASI KONVENSIONAL DAN BAITUL MAAL WA TAMWIL Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara menjadi responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama : Faqih Aulia Akbar Rasyid NIM : H54100030 Program Studi : Ekonomi Syariah Departemen : Ilmu Ekonomi Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Saya mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi mengisi kuisioner ini secara lengkap dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapai hasil yang diinginkan. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian yang diberikan. Dalam pengisian kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, responden diharapkan mengisi semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya mengucapkan terima kasih. Petunjuk Umum 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban. 3. Jawaban merupakan pendapat pribadi responden. Hari / Tanggal Wawancara : ____________________________ Pukul : ____________________________
71
BAGIAN A : INFORMASI PERSONAL 1. Profil Responden Nama Responden : Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Nomor Ponsel : Alamat Lengkap : RT ____ RW ____ Desa : Kecamatan : NO URAIAN 1. Umur 2. Status* 3. Pendidikan** 4. Pekerjaan*** 5. Jumlah Tanggungan Keterangan : *Isikan untuk Status Pernikahan 1 = Menikah 2 = Belum menikah 3 = Janda / Duda
KETERANGAN : ............... Tahun : .......................... : ............... Tahun : ............... Orang
**Isikan untuk Pendidikan Tamat SD = 6 tahun Tamat SMP = 9 tahun Tamat SMA = 12 tahun D3 = 15 tahun S1 = 16 tahun, dst
***Isikan untuk Pekerjaan 1 = PNS 2 = Pedagang 3 = Pegawai Swasta 4 = Wiraswasta 5 = Profesional 6 = Petani 7 = Lainnya Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sumber Pemasukan Bulan (Rp) Pendapatan / Gaji Hasil Jualan / Dagang Komisi Upah Honor Hasil Investasi Lainnya... TOTAL
Tahun (Rp)
72 Struktur Pengeluaran Rumah Tangga Jenis Pengeluaran Pangan Pendidikan / Biaya Sekolah Konsumsi Makanan Ringan Anak / Jajan Kesehatan Transportasi / Biaya Bensin Komunikasi (pulsa, telepon, dll) Hiburan Listrik, Air Perumahan Kredit Barang / Arisan Rokok Lainnya... TOTAL
Bulan (Rp)
Dalam mengatur keuangan Rumah Tangga, siapa yang lebih berperan untuk menentukan pengeluaran ? ( ) Suami ( ) Istri ( ) Suami & Istri Nama Koperasi : Koperasi Mitra Karsa Alamat Koperasi : Jl. Gunung Batu No. 5 Jenis produk apa sajakah yang Anda gunakan dalam 1 tahun terakhir pada Koperasi? (boleh lebih dari 1) 1 ___________________________________________ 2 ___________________________________________ 3 ___________________________________________ 4 ___________________________________________ Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai Koperasi yang Anda gunakan ? ( ) Iklan
( ) Sosialisasi Koperasi
( ) Teman / keluarga / saudara
( ) Brosur/Koran
( ) Internet (website,facebook,twitter,dll)
( ) Lainnya..
Berapa jarak dari rumah Anda ke Koperasi yang Anda gunakan? (....) km Sudah berapa lama Anda menjadi Anggota di Koperasi yang Anda gunakan ?
73 (....) tahun (....) bulan 2. Pemilihan Koperasi Petunjuk pengisian kuesioner : Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan yang Anda pilih. Alasan Anda memilih Koperasi, silakan isi tabel di bawah ini : Sangat Tidak Benar
Pengetahuan
6
Jasa Koperasi merupakan lembaga keuangan yang menggunakan prinsip konvensional
7
Kegiatan Koperasi adalah berlandaskan gerakan ekonomi kerakyatan
8
Kegiatan Koperasi berdasarkan atas asas kekeluargaan
9
Prinsip Koperasi adalah “seorang buat seorang dan semua buat seorang”
Tidak Benar
Kurang Benar
Benar
Sangat Benar
Citra Lembaga
10
11
Sangat Tidak Profesional
Tidak Profesional
Kurang Profesional
Profesional
Sangat Profesional
Sangat Tidak Dikenal
Tidak Dikenal
Kurang Dikenal
Dikenal
Sangat Dikenal
Bagaimana terkait dengan profesionalitas Koperasi ?
Bagaimana terkait dengan citra Koperasi Mitra Karsa ?
74 Sangat Tidak Terpercaya
Tidak Terpercaya
Kurang Terpercaya
Terpercaya
Sangat Terpercaya
Sangat Tidak Diminati
Tidak Diminati
Kurang Diminati
Diminati
Sangat Diminati
Bagaimana terkait dengan kepercayaan 12 terhadap Koperasi Mitra Karsa?
13
Bagaimana terkait dengan minat masyarakat terhadap Koperasi Mitra Karsa? Kualitas Pelayanan Reliability Sangat Tidak Mudah, Sangat Tidak Cepat, Sangat Tidak Profesional
Tidak Mudah, Tidak Cepat, Tidak Profesional
Kurang Mudah, Kurang Cepat, Kurang Profesional
Mudah, Cepat, Profesional
Sangat Mudah, Sangat Cepat, Sangat Profesional
Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
Bagaimana pelayanan di 14 Koperasi Mitra Karsa?
15
Bagaimana dengan prosedur pembiayaan di Koperasi Mitra Karsa?
75 Bagaimana dengan prosedur pemanfaatan sesuai 16 dengan ketentuan di Koperasi Mitra Karsa? Responsiveness
17
18
19
Sangat Tidak Cepat dan Sangat Tidak Tepat
Tidak Cepat dan Tidak Tepat
Kurang Cepat dan Kurang Tepat
Cepat dan Tepat
Sangat Cepat dan Sangat Tepat
Sangat Tidak Tepat dan Sangat Tidak Mudah Dimengerti
Tidak Tepat dan Tidak Mudah Dimengerti
Kurang Tepat dan Kurang Mudah Dimengerti
Tepat dan Mudah Dimengerti
Sangat Tepat dan Sangat Mudah Dimengerti
Sangat Tidak Tanggap
Tidak Tanggap
Kurang Tanggap
Tanggap
Sangat Tanggap
Bagaimana informasi yang diberikan terkait produk oleh karyawan Koperasi Mitra Karsa?
Bagaimana dengan penyediaan layanan konsultasi terkait dengan produk oleh Koperasi Mitra Karsa ?
Bagaimana ketanggapan Koperasi Mitra Karsa terhadap kesulitan yang dihadapi anggota ?
Assurance Sangat Tidak Transparan
Tidak Transparan
Kurang Transparan
Transparan
Sangat Transparan
76
20
21
22
Bagaimana Koperasi Mitra Karsa dalam hal pengelolaan keuangan ? Sangat Tidak Kredibel
Tidak Kredibel
Kurang Kredibel
Kredibel
Sangat Kredibel
Sangat Tidak Paham
Tidak Paham
Kurang Paham
Paham
Sangat Paham
Sangat Tidak Tepat Waktu
Tidak Tepat Waktu
Kurang Tepat Waktu
Tepat Waktu
Sangat Tepat Waktu
Bagaimana dengan kredibilitas Koperasi Mitra Karsa ?
Bagaimana pengetahuan yang dimiliki oleh Karyawan mengenai produk yang ditawarkan ?
Apakah laporan keuangan yang 23 diberikan oleh Koperasi Mitra Karsa diberikan secara rutin ? Emphaty
24
25
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Kurang baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Tidak Lengkap
Tidak Lengkap
Kurang Lengkap
Lengkap
Sangat Lengkap
Sangat Tidak Terbuka
Tidak Terbuka
Kurang Terbuka
Terbuka
Sangat Terbuka
Bagaimana hubungan yang dilakukan antara Koperasi dengan Anggota ?
Bagaimana Koperasi Mitra Karsa dalam menyediakan informasi mengenai produk yang ditawarkan ?
77 Apakah Koperasi Mitra Karsa mudah menerima kritik dan saran dari Anggota ?
26
Sangat Tidak Terjamin
27
Tidak Terjamin
Kurang Terjamin
Terjamin
Sangat Terjamin
Apakah Anggota merasa terjamin kerahasiaan Anggota oleh Koperasi Mitra Karsa ? Tangible
28
29
30
Sangat Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Tidak Berpakaian Rapi, Sangat Tidak Ramah dan Sangat Tidak Sopan
Tidak Berkomunikasi dengan Baik, Tidak Berpakaian Rapi, Tidak Ramah dan Tidak Sopan
Kurang Berkomunikasi dengan Baik, Kurang Berpakaian Rapi, Kurang Ramah dan Kurang Sopan
Berkomunikasi dengan Baik, Berpakaian Rapi, Ramah dan Sopan
Sangat Berkomunikasi dengan Baik, Sangat Berpakaian Rapi, Sangat Ramah dan Sangat Sopan
Sangat Tidak Rapi
Tidak Rapi
Kurang Rapi
Rapi
Sangat Rapi
Sangat Tidak Representatif dan Sangat Tidak Modern
Tidak Representatif dan Tidak Modern
Kurang Representatif dan Kurang Modern
Representatif dan Modern
Sangat Representatif dan Sangat Modern
Sangat Tidak Nyaman
Tidak Nyaman
Kurang Nyaman
Nyaman
Sangat Nyaman
Bagaimana pelayanan karyawan secara fisik dalam memberikan pelayanan ?
Bagaimana kerapihan kantor Koperasi Mitra Karsa?
Bagaimana kantor Koperasi Mitra Karsa menurut Anda ?
78
31
Bagaimana suasana kantor Koperasi Mitra Karsa ? Akses
32
33
34
Sangat Tidak Memberi Kemudahan
Tidak Memberi Kemudahan
Kurang Memberi Kemudahan
Memberi Kemudahan
Sangat Memberi Kemudahan
Sangat Tidak Memberi Kemudahan
Tidak Memberi Kemudahan
Kurang Memberi Kemudahan
Memberi Kemudahan
Sangat Memberi Kemudahan
Sangat Tidak Strategis dan Sangat Tidak Mudah Dijangkau
Tidak Strategis dan Tidak Mudah Dijangkau
Kurang Strategis dan Kurang Mudah Dijangkau
Strategis dan Mudah Dijangkau
Sangat Strategis dan Sangat Mudah Dijangkau
Sangat Tidak Banyak
Tidak Banyak
Kurang Banyak
Banyak
Sangat Banyak
Bagaimana dengan penyediaan layanan jemput bola bagi Anggota ?
Bagaimana dengan penyediaan situs BMT Wasilah bagi Anggota ?
Bagaimana lokasi Koperasi Mitra Karsa menurut Anda ?
79 Bagaimana mitra kerja yang bekerjasama 35 dengan Koperasi Mitra Karsa?
Promosi Lembaga Tidak Pernah Jarang Pernah
Sering
Selalu
Tidak Pernah Jarang Pernah
Sering
Selalu
Sangat Tidak Menarik
Menarik
Sangat Menarik
Apakah Koperasi Mitra Karsa melakukan promosi melalui 36 iklan di media massa dan media sosial yang memberikan informasi kepada masyarakat ?
37
38
Apakah Koperasi Mitra Karsa melakukan sosialisasi melalui kegiatan formal maupun informal ? Tidak Menarik
Kurang Menarik
Bagamaina promosi yang diberikan oleh Koperasi Mitra Karsa ?
3. Persepsi Anggota Terhadap Kinerja Koperasi Petunjuk pengisian kuesioner : Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada pernyataan yang Anda pilih dalam kotak yang telah disediakan, dan berilah tanda (X) pada jawaban pilihan yang Anda pilih 1. Apakah Anda mendapatkan laporan pertanggungjawaban dana dari Koperasi ? Ya Apakah Anda puas dengan laporan pertanggungjawaban yang diberikan oleh Koperasi ?
80 a. Sangat Puas b. Puas c. Kurang Puas d. Tidak Puas e. Sangat Tidak Puas Alasan : ................................................................................. Tidak
2. Apakah Anda tahu produk-produk Koperasi ? Ya Sebutkan program-program tersebut : 1) ... 2) ... Apakah Anda puas dengan produk tersebut ? a. Sangat Puas b. Puas c. Kurang Puas d. Tidak Puas e. Sangat Tidak Puas Alasan : ................................................................................. Tidak Alasan : ................................................................................. 1) Tidak ada informasi 2) Tidak ingin tahu 3) Lainnya 3. Apakah yang Anda rasakan dengan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi ? a. Sangat Terlayani b. Terlayani c. Kurang Terlayani d. Tidak Terlayani e. Sangat Tidak Terlayani Alasan : ................................................................................. 4. Apakah yang Anda rasakan terkait dengan fasilitas yang disediakan oleh Koperasi ? a. Sangat Terfasilitasi b. Terfasilitasi c. Kurang Terfasilitasi d. Tidak Terfasilitasi e. Sangat Tidak Terfasilitasi Alasan : .................................................................................
81 5. Apakah saran Anda untuk perbaikan kinerja Koperasi ? (meliputi fasilitas dan pelayanan) Fasilitas...................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ......... Pelayanan................................................................................................................... .................................................................................................................................... .......................................................................................................
82 Lampiran 3 Hasil Olahan Data Regresi Logistik Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square
df
22.120
Sig. 8
.005
Classification Table Observed
Step 1
jenis_jasa
KOPERASI BMT
Overall Percentage
a
Predicted jenis_jasa KOPERASI BMT 28 4 4 26
Percentage Correct 87.5 86.7 87.1
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Jenis_Kelamin(1) 1.336 .802 2.775 1 .096 3.805 umur -.052 .041 1.590 1 .207 .949 pendidikan -.274 .125 4.842 1 .028 .760 pekerjaan .713 .309 5.324 1 .021 2.041 a Step 1 pengatur_keuangan -1.180 .759 2.416 1 .120 .307 Pendapatan_Bulana .000 .000 4.436 1 .035 1.000 n Constant 4.218 2.739 2.372 1 .124 67.897 a. Variable(s) entered on step 1: Jenis_Kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengatur_keuangan, Pendapatan_Bulanan.
83 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ohio, Columbus, Amerika Serikat pada tanggal 8 September 1992 dari Ayah Fuadi Rasyid dan Ibu Upik Kartikha Hanif. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Penulis memulai jenjang pendidikan di Taman Kanak-Kanak Ketilang dan melanjutkan jenjang pendidikan dasar di Madrasah Pembangunan Ibtidaiyah (Universitas Islam Negri) UIN Syarif Hidayatullah, kemudian pada tahun 2005 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah. Pada tahun 2007, penulis diterima di Sekolah Menengah Atas Islam Al-Izhar Pondok Labu. Selanjutnya pada tahun 2010 penulis lulus dari SMAI dan pada tahun yang sama melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor serta diterima pada Program Studi Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif dalam berkegiatan organisasi baik didalam maupun diluar kampus, yakni sebagai Ketua Sumber Daya Insani pada organisasi kampus; Sharia Economics Student Club (SES-C) selama periode kepengurusan 2011/2012 dan 2012/2013. Selain itu penulis juga diamanahkan menjadi fasilitator pada program Global Citizen Corps Indonesia dibawah naungan Non-Government Organization (NGO) MercyCorps Indonesia selama tahun 2010 hingga 2012. Selanjutnya, penulis juga terlibat secara aktif sebagai penasihat junior di Klub Filateli Al-Izhar Pondok Labu, kemudian penulis aktif dalam kegiatan organisasi Forum for Indonesia (FFI) sebagai Representatif Lokal di FFI Bogor selama periode kepengurusan 2011/2012 dan 2012/2013. Terlepas dari kegiatan berorganisasi, penulis kembali diamanahkan menjadi Youth Advisory Panel (YAP) bagian dari Persatuan Bangsa-Bangsa yang memiliki cabang di Indonesia yakni United Nations for Population Fund (UNFPA) Indonesia pada tahun 2013 hingga 2015 dan dipercaya sebagai konsultan muda di organisasi Forum Muda Berencana (FOMB). Penulis telah menghasilkan beberapa prestasi serta penghargaan, yakni penulis menjadi Murid Terbaik Bulan Desember dari Wallstreet Institute pada tahun 2009. Penulis juga mendapatkan beberapa pernghargaan diantara tahun 2008 hingga 2010 sebagai pustakawan dan pionir dalam meningkatkan minat baca siswa melalui filateli yang diberikan institusi Al-Izhar Pondok Labu. Penulis adalah salah satu dari delegasi Indonesia untuk Konferensi Pemuda Dunia di Tunis, Tunisia pada tahun 2013 mewakili Global Citizen Corps Indonesia. Selain itu penulis juga menjadi bagian dari reviewer pertemuan para ahli untuk Youth Monograph yang diadakan oleh UNFPA bekerjasama dengan BAPPENAS, UI, Kementrian Pemuda dan Olahraga serta instansi dan individu terkait yang dijadikan acuan sebagai monografis pemuda pada tahun 2015-2019 di Indonesia. Selain itu penulis juga sebagai salah satu penulis di Youth Booklet UNFPA Indonesia, yang akan diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2014.