Chrysophyta Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos = emas) memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (misal ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (missal vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom (contohnya navicula) dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar atau hipoteca dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan makanan pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat. Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Ontoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah navicula, synura, dan nishoous. Berdasarkan pada persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagellanya maka divisi hrysophyta dibagi menjadi 3 klas. Dalam chrysophyta, prinsip fotosintesis pigmen biasanya terdiri dari klorofil a dan klorofil c dan karatenoid fukosantin. Pengelompokan chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali tedapat tiga thylakoids di sekitar periphery kloropla (girdle lamena). Kloroplast dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur : Ribosom terdapat pada permukaan luar CER. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontoun. Sel heterokontous mempunyai dua flagel, yaitu age licin dan flagel dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris. Tabel 1 karakteristik Pengelompokan Divisi Chryophyta Kelompok
Dinding Sell
Flegella
Chysophyeeae Chl A, C1 dan Chrysolaminarin (alga Coklat C2 fukosantin (lukasin) Keemasan)
Skala Loricae
Heterokontus
Tribophyceae Chl A, C1 dan Chrysolami narin (Xanuhopyeae) C2 alga hijau kekuningan
Pectin / dind Heterokontus selulosa
Bacillariophy Chl A, C1 dan Chrysolami Narin ceae (diatomo C2 fukosantin phyceae)
Silica frustula
(noxari Umum)
Mayor Photo Persediaan Synthetio karbohidrat Pigmen
Gamet jan tandengan satu flagel dan masti genema
Mestiginema dibentuk dalam gelembung antar sel dalam Chrusophyta, prinsip fotosinteis pigmen biasanya terdiri dari klorofil A dan C1 / C2 da karotenoid yang memberikan kesan warna keemasan dan juga fukosantin. Diatom merupakan komponen besar planktonic dan komunitas benthic di samudra dan air jernih, kadang-kadang diatom dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan strategi ekologi: (1) diatom, (2) diatom benthic (priphytic) dan (3) diatom meroplanktonic (tycoplanktonic). Spesies euplanktonic merupakan anggota plankton tetap. Hampir semua diatom sentrik adalah planktonic dan ditemukan di air jernih dan samudra. Distom pennate yang sedikit merupaan planktonic. Diatom planktonic, sering berproduksi pada musin semi dan musim gugur berkembang pada latitude tinggi. Contoh diatomic planktonic ditunjukkan pada gambar. Hanya sedikit diatom yang diketahui menghasilkan toksin (dari spesies Nitzschia dan Chaetoceros). Semua diatom benthic adalah pennate. Pada air jernih dan habitat marine, diatom sering merupakan inisial koloni alga pada substrat dibawah permukaan air. Sekresi mucilage oleh diatom dan bakteri membentuk bioflm yang menyediakan substrat berikutnya oleh organisma yang lain. Kepadatan pertumbuhan diatom menghasilkan diskolorasi coklat keemasan. Alat gerak pada chrysophyta berupa flagel yang mempunyai tipe whiplash dan tinsel yaitu 9+2. Klasifikasi Chrysophyta dibagi menjadi 3 klas yaitu: 1. Klas xantophyceae atau alga hijau kuning Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya Botrydiopsis), berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnyavaucheria). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi, seperti halnya pada tribonema,sp. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin yaitu lutein. Algae jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunung-kuningan. Contohnya adalah Vaucgeria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Berkembangbiak secaravegetatif dan generatif. •
Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
•
Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkanspora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan kemudiantumbuh menjadi ganggang yang baru.
1. Klas chrysophyceae atau alga coklat keemasan Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal (contohnya ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin . Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi. Fragmentasi ada dua macam, yaitu: •
Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
•
Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada Chryaophyta, khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin. Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu : •
Ada yang berdinding halus
•
Berornamen dan
•
Berduri
Contoh: chrysomonodales Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pore. 1. Klas Bacillariophyceae atau alga diatomae Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah-tanah yang lembab. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrals). Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin. Klas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid. Klas Bacillariophyceae ini disebut juga klas diatom. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Contoh: Navicula,sp. Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak atau hipoteka dan tutup atau epiteka. Diantara bagian kotak
dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Perkembang biakan Navicula secara vegetatif dan generatif. •
Perkembang biakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatom membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjtnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
•
Perkembang biakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.
Kegunaan alga pirang dalam kehidupan manusia, yaitu: •
Sebagai bahan penggosok
Contoh: diatomea •
Sebagai isolasi dinamit
Contoh: diatomae •
Sebagai campuran semen
•
Sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak
Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya menguntungkan, kehadiran mikroalga dalam habitat air dapat mencemari air tersebut. Selain akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan kualitas air. Hal ini disebabkan karena: •
Alga dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
•
Alga dapat menurunkan PH
•
Menyebabkan warna dan kekeuhan
•
Beberepa jenis alga dapat mengeluarkan racun
•
Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom
Ganggang keemasan sering disebut ganggang kersik karena mengandung silikat. Ganggang jenis ini tidak begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi ganggang ini dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan kekeruhan pada air. Phaeophyta Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof. Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil. Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat. Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik Habitat Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit. Pigmen Pigmen yang terdapat pada ganggang coklat (Chrysophyta) adalah klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. (Fukoxantin) yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, a dan neofukoxontin b, xantofil memberikan kesan warna coklat pada chrysophyta. Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyto di bagi dalam 3 golongan, yaitu: a) Golongan Isogeneratae Golongan isogeneratae yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturuan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda. Contoh: Ectocarpus b) Golongan Heterogenerate Golongan heterogenerate yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologinya. Contoh: Laminaria c) Golongan Cyelosporae Golongan cyelosporae yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan. Contoh: Fucus Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuningkuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa
laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. a) Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh zoospora atau aplanospora yang tidak berdinding. Zoospora mempunyai dua, buah flagella yang tidak sama panjang, terletak dibagian lateral. Spora dibentuk dalam sporangium yang uniseluler, dinamanakan sporangia unilokuler. Atau spora yang dibentuk dalam sporangia yang multiseluler yang disebut sporangium prulilekuler. b) Perkembanganbiakan seksual dilakukan secara isogamet, anisogamet. Pembuahan pada alga coklat Sebelum terjadi pembuahan, layak anthernazoid mengelilingi sel telur pada ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel telur. Dalam waktu satu jam kedua intinya melebur dan terjadinya inti diploid. Zigot segera membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat. Zigt membentuk tonjolan yang akan seperti cahaya. Suhu pH dan adanya zat pengatur di dalam sel telur merupaan faktor perangsang bagi terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan makanan yang cukup di dalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung dari fotosintesis. Tubuh yang terbentuk bersifat diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik. Dalam daur hidupnya semua phacophyceae keculai bangsa fucales menunjukkan adanya pergantian keturunan antara gametofit dan sporofit, yang masing-masing hidup sebagai individu yang bebas pergantian keturunan tersebut bersifat isomorfik atau heteromorfik. Sebagian besar dari phaeophyceae pertumbuhannya bersifat trikhothallik. Pertumbuhan trikhothallik adalah cara pertumbuhan yang dilakukan oleh sel-sel yang letaknya di bagian basal dari filamea yang terdapat pada ujung thallas. Sel-sel tersebut aktif membelah. Sebagian besar phaeophyceae hidup di laut dan banyak ditemukan di daerah yang beriklim dingin. Sebagian besar hidup melekat pada substrat karang dan lainnya dan beberapa diantaranya hidup sebagai epifit. Ordo Ectocarpales Ectocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang bebas atau saling berhubungan satu sama lainnya. Hingga membentuk jaringan pseudoparenkimatik. Alat perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain. Sporofit menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang gametofit menghasilkan gamet. Suku Ectocarpaceae Marga Ectocarpus Thallus dari ganggang ini merupakan filamen yang uniseriate, bercabang banyak. Sel berinti tunggal dan plastida yang membentuk pita atau piring. Perkembangbiakan dilakukan oleh zooid yang berflagella 2 buah dan di bentuk di dalam alat reproduksi yang unilokuler atau plusilokuler. Alat reproduksinya biasanya terdapat pada ujung-ujung cabang lateral. Gametofit bersifat homothallik atau heterothallik. Gambet dibentuk dalam gametangium yang plulilokuler yang perkembangannya identik dengan perkembangan sporangium yang
prusilokuler. Sel-sel yang terbentuk mengalami metamorfose menjadi gamet yang berflagella 2 buah. Tipe persatuan gamet adalah isogamik atau anisogamik. Bangsa Dietyotales Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabangcabang menggarpu. Misal Dictyota dichotoma yang terbesar di lautan Eropa. Skema pergiliran keturunan Dictyota dichotoma: Marga Dictyota Thallus tegak dan berbentuk pita yang bercabang-cabang, melekat pada suatu substrat dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram. Thallus terdiri dari 3 lapis. Lapisan tengah tersusun dari sel-sel besar, terbentuk segi empat dan berdinding tebal tanpa khromatofora. Kedua berdinding tipis dan mengandung banyak kromotofora. Pada lapisan ini terdapat banyak rambut-rambut steril dan tidak berwarna serta dapat mengeluarkan lendir pada permukaannya. Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual, dan seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan oleh aplanospora yaitu yang tidak bergerak. Dalam satu sporangium hanya dibentuk 4 aplanospora saja. Perkembangbiakan seksual dilakukan secara oogami. Gametofit bersifat heterothallik. Alat kelamin terdapat dalam suatu sorus. Terdapat di kedua permukaan talusnya. Bangsa Cutleriales Suku Cutleriaceae Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu zanardinia dan cutleria, zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari cutleria bersifat iso morfik. Tetapi kedua marga tersebut mempunyai kesamaan, yaitu pertumbuhan yang tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya tidak sama. Marga Cutleria Cutleria mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang, menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi talus bagian atas yang mempunyai rambut yang uniseriate. Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian leteral. Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih besar dan gerakannya lebih lambat. Bangsa Laminariales Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik. Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik.
Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga gametrofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh: •
Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat terapung pada permukaan laut.
•
Lessonia,sp mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.
•
Laminaria cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5 m. pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daun atau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbaharui. Menjelang berakhirnya musim dingin terjadi pertumbuhan di bagian tengah dari pangkal lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah lembaran-lembaran baru.
Warga Laminaria Alat pelekat sporofit umumnya berupa cabang-cabang yang dikhotom disebut haptera. Tangkai tidak bercabang silindris atau agak memipih, diujung tangkai ini terdapat helaian yang utuh atau terbagi kearah vertikal menjadi beberapa segmen. Tangkai terdiri dari medula dan korteks yang dikelilingi oleh selapis sel yang menyerupai sel epidermis. Sporofit mempunyai sporongia yang unilokuler dan terdapat pada perunukan helaian. Sporangia berbentuk ganda. Pada laminaria saccharina, penentuan jenis kelamin gametofit terjadi pada saat pembelahan reduksi, setengah dari zoospora akan tumbuh menjadi gametofit betina sedang lainnya akan membentuk gametofit jantan. Gametongia akan dibentuk setelah gametofit mencapai 2-3 sel. Terjadi pembuahan tergantung langsung pada suhu. Bangsa Fucales Ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari ganggang ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat gametogenesis alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya, ganggang ini tidak menunjukkan adanya pergiliran keturunan. Suku Fucaceae Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air laut maupun air tawar. Focus yang sudah berumur beberapa tahun mempunyai talus berbentuk pita yang di tengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk tengah. Bentuknya kaku dank eras seperti kulit. Marga Fucus Fucus hidup di daerah beriklim dingin di belahan bumi utara. Fucus berwarna coklat tua. Berbentuk pita yang bercabangdi khotom dengan suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Beberapa jenis dari fucus ini mempunyai gelembung udara di dalam tubuhnya untuk menyimpan udara hingga membantu keterapungannya letak dari gelembung udara biasanya berpasangan kanan dan kiri. Ujung cabang-cabang menggelembung dan mengandungkoseptakel, tempat konseptakel berkumpul tersebut dinamakan reseptakel, secara anatomi, talus tersusun atas meristaderm, korteks dan medula. Di dalamnya terdapat oogonium, anteredium, dan benang-benang mandul (parafisis). Anteredium berupa sel-sel berbentuk jorong, duduk rapat satu sama lain pada benang-benang pendek yang bercabang-cabang. Tiap
anteredium menghasilkan 64 spermatozoid. Suatu spermatozoid terutama terdiri dari bahan inti, suatu bintik mata dan 2 bulu cambuk pada sisinya. Bulu cambuk yang pendek menghadap ke muka dan mempunyai rambut-rambut mengkilat. Oogonium berupa suatu badan yang duduk diatas tangkai, terdiri dari 1 sel saja dan mengandung 8 sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulose dan pectin, melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu yang diploid. Familia Sargassaceae Sargassum terdapat di laut daerah tropik atau subtropik di belahan bumi bagian selatan. Akan tetapi fragmen yang terputus terbawa arus melintas laut atlantik ke daerah yang beriklim dingin di benua Eropa. Jenis-jenis yang banyak sekali tumbuh di sepanjang pantai Australia, India, Srilangka, Jepang, China dan Indonesia. Di Jepang Sargassum enerya banyak dijadikan hiasan dan bahan makanan. Talus dari sargassum mempunyai morfologi yang kompleks, sepintas lalu memberi kesan seakan-akan tubuhnya mempunyai akar, batang, dan daun pada bagian tangkainya terdapat banyak cabang-cabang lateral yang menyerupai daun sering disebut filoid. Di dekat filoid ini terdapat gelembung udara dan juga reseptakel yang mengandung konseptakel. Daur hidup bersifat diplontik. Susunan sel Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula). Cadangan Makanan Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya. Alat Gerak Alat gerak pada Phacophyta benepa jlagel yang terletak pada sel-sel perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah dua yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak ada yang panjang mempunyai rambut-rambut mengkilat menghadap kemuka dan yang pendek menghadap ke belakang. Dekat dengan keluarga flogel terhadap bintik mata yang berwarna kemerah-merahan. Perkembangbiakan Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
•
Perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi
•
Perkembangbiakan secara sporik dengan membentuk spora
Dilihat dari sporangiumnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Pembentukan Unilokuler, dimiliki oleh anggota Phaeophyta yang uniseluler Terjadi dari sel terminal dengan cabang pendek yang membesar. Sporangia muda berbentuk bulat panjang atau bulat telur. Ukurannya lebih kecil dari sel semula. Inti tunggal mengalami pembelahan meioses kemudian diikuti pembelahan mitosis sehingga dihasilkan 32-64 inti. Selanjutnya terjadilah celah-celah yang membagi proteplas yang berinti satu. Masing-masing protoplas mengalami metamorfose membentuk zoospora perflagel dua yang terletak di bagian lateral dengan panjang flagel yang tidak sama. Flagel yang pendek diarahkan ke belakang, flagel yang panjang diarahkan kedepan. b) Pembentukan plurilokuler dimiliki oleh anggota phaeophyta yang multiseluler Berasal dari sel terminal yang pendek. Ukurannya relatif besar dan terjadi pembelahan tranversal secara berulang-ulang yang akhirnya dihasilkan 6-12 sel.pembelahan vertikal dimulai dari deretan sel bagian tengah dan kemudian terbentuklah kubus yang letaknya teratur sebanyak 2040 deretan. Protoplas pada masing-masing sel mengalami sultamorfosa menjadi zoospora yang memiliki 2 stagel. Diikuti dengan talus yang bersifat diploid dan terbentuklah sporangia yang bersifat unilokuler dan atau plorilokuler. •
Perkembangbiakan secara gametik, gametangium dimiliki oleh sporangium yang plurilokuler. Gamet akan membentuk zoogamet dengan cara: 1. Isogami yaitu gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan mana betina). Contoh: ulva 2. Anisogami: gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet betina memiliki ukuran besar dan gamet jantan memiliki ukuran kecil). Contoh: codium 3. Oogami: jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif. Contoh: volvox
Contoh-Contoh Phaephyta •
Sargassum binderi (Sonder)
Nama latin : Sargassum binderi Spesifikasi : Batang gepeng (1,5 mm), halus licin, tinggi mencapai sekitar 60 cm, percabangan “alternate” teratur, oppsite (kiri-kana). Cabang utama yang pendek (1-2 cm) diatas holdfast. Daun lonjong, pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm ujung runcing. Sebaran : Tubuh pada substrat batu umumnya di daerah rataan terumbu dekat bagian ujung luar yang terkena gerakan air relatif lebih kuat dan konstan. Potensi : Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan jenis sargassum lainnya. •
Sargassum Polycystum
Nama latin : Sargassum Polycystum C.A Argadh Spesifikasi : Ciri-ciri umum. Thallia silidris berduri-duri kecil merapat hodfast membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karaktersitik terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun.
Sebaran : Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga subtropis. Bukan merupakan algae endemic perairan Indonesia tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di Kalimatan. Potensi : Bisa dimanfaatkan sebagai bahan esktraksi alginat. Manfaat lainnya belum diketahui. Tidak dibudidayakan. •
Turbin Conoides (J. Agardh)
Nama Latin : Turbinaria Conoides (J. Argadh) Kuetzing Nama Daerah : Rumput Coklat Corong bSpesifikasi : Batang silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan, Holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang berkspansi radial. Percabangan berputar sekeliling batang utama. Daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran. Sebaran : Umumnya terdapat di daerah rataan terumbu, menempel pada batu. Tersebar luas di perairan Indonesia. Potensi : Algae ini mengandung alginat dan iodin. Potensi eksport ke Jepang. Peranan Ganggang Coklat (Phaeophyta) Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu: •
Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan
•
Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
•
Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
•
Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit gondok).
•
Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
•
Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
Dinoflagelata DIVISI PYRROPHYTA Pendahuluan Kebanyakan anggota divisi ini disebut dinoflagelata, yakni mencakup berbagai spesies yang uniseluler, motil, beberapa tanpa membungkus tetapi sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Ciri yang utama ialah adanya celah dan alur sebelah luar, masing – masing mengandung satu
bulu cambuk dengan satu alur melintang dan seluruhnya melingkupi selnya, yang satu lagi membujur dan hanya meluas sepanjang satu sisi. Dinding sel, bilamana ada, acap kali dibagi – bagi menjadi lempengan selulose poligonal, yang brsambungan sangat rapat. Beberapa plastid, yang berisi klorofil dan pigmen coklat kekuning – kuningan tersimpan di dalam sel. Cara perkembangbiakan yang umum ialah pembelahan sel. Dinoflagelata terutama hidup di dalam air laut meskipun beberapa spesies terdapat dalam air tawar, kadang – kadang dalam jumlah besar. Sejumlah dinoflagelata marine bersama dengan binatang laut yang amat kecil, bersifat pendarfosfor dan memancarkan demikian banyaknya cahaya sehingga sangat menyolok pada waktu malam, teristimewa jika laut itu terganng. Dinoflagelata, bersama -sama diatom, sangat penting perananya dalam ekonomi laut. Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak. Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiose atau holozoik sehingga dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panjang. Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik. Dinoflagellata adalah mikroskopis, (biasanya) unicellular, flagellated, sering photosynthetic protists, umumnya dianggap sebagai “Ganggang” (Divisi Pyrrophyta). Mereka dicirikan oleh melintang flagellum yang encircles tubuh (seringkali dalam alur dikenal sebagai cingulum) dan longitudinal flagellum berorientasi lurus ke malang flagellum. Kedua flagella yang terpasang di titik yang sama pada dinding sel, dengan konvensi mendefinisikan permukaan perut. Jalur ini biasanya sedikit depresi, dan adalah istilah yang sulcus. Dalam heterotrophic dinoflagellates (orang yang makan organisme lain), ini adalah titik di mana struktur berbentuk kerucut makan, yang gagang bunga, diproyeksikan untuk mengkonsumsi makanan. Dinoflagellates memiliki struktur yang unik nuklir di beberapa tahap siklus hidup mereka – sebuah dinokaryotic inti (sebagaimana berlawanan dengan eukaryotic atau prokaryotic), di mana chromosomes adalah perminently kental. Sel dinding banyak dinoflagellates dibagi ke dalam piring dari selulosa ( “baja”) dalam amphiesmal vesicles, dikenal sebagai theca. Piring ini suatu bentuk geometri / topologi dikenal sebagai tabulasi, yang berarti utama untuk klasifikasi. Kedua heterotrophic (makan organisme lain) dan autotrophic (photosynthetic) dinoflagellates diketahui. Beberapa adalah baik. Mereka membentuk bagian penting dari dasar planktonic produksi baik di lautan dan danau. Kebanyakan dinoflagellates sedang melalui siklus hidup kompleks yang melibatkan beberapa langkah, baik seksual dan asexual, dan bukan mobil-mobil. Beberapa jenis bentuk cysts terdiri dari sporopollenin (sebuah polimer organik), dan melestarikan sebagai fosil. Seringkali tabulasi dari beberapa dinding sel dinyatakan dalam bentuk dan / atau hiasan dari kista. Karena mereka photosynthetic, dinoflagellates berisi chloroplasts. Sebagian besar spesies mempunyai dua flagella, yang kandang jika organisme merupakan kista. Dinoflagellates berisi cholorophyll klorofil a dan air bersih c2. Dinoflagellata memiliki dua bentuk: berlapis baja (dengan thecal piring) dan telanjang. Beberapa spesies adalah bioluminescent, yang berarti bahwa mereka dapat menghasilkan cahaya sendiri, mirip dengan fireflies. Selama periode dari lingkungan stres, dinoflagellates formulir cysts. Yang paling umum dinoflagellate fosil adalah orang-orang dalam bentuk kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista sel dinding terbuat dari selulosa, yang tidak menjadi fosil. Mereka yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat dari bahan yang mirip dengan sporopollenin.
Ada tiga jenis dinoflagellate cysts: istirahat, sementara, dan vegetatif. Istirahat cysts hasil dari perpaduan seksual, dan sebagai hypnozygotes Dinoflagellates muncul sebagai istirahat cysts yang terbengkalai Sementara kista ini dibentuk di bawah kondisi buruk. Kista yang akan terbelah dan baru akan flagella formulir apabila lingkungan meningkat Tidak seperti istirahat atau sementara cysts, vegetatif cysts adalah metabolically aktif. Mereka mungkin juga reproductively aktif. Dalam beberapa dinoflagellates, seperti Blastodinium dan Symbiodinium spesies, vegetatif kista yang utama adalah tahap siklus kehidupan. Sebagian besar spesies dinoflagellate adalah sekurang-kurangnya sebagian photosynthetic. Beberapa heterotrophic spesies adalah parasit, mendapatkan nutrien melalui host. Salah satu bentuk siklus hidup adalah haplontic tahap, yang berisi vegetatif haploid sel. Sel ini reproduces asexually. Dalam siklus ini, satu-satunya adalah diploid sel zygote. Ada juga yang diplontic siklus hidup, dengan vegetatif diploid sel seksual dan reproduksi. Hanya gametes adalah haploid. Akhirnya, ada diplohaplontic siklus, yang secara bergantian antara diploid dan haploid (seksual dan asexual) generasi. Haplontic adalah tahap yang paling umum, namun ada pengecualian, dan semua tiga dapat ditemukan dalam divisi ini. Yang lebih kompleks terjadi antara siklus hidup parasit simbiotik atau spesies. Adalah umum selama asexual reproduksi untuk sel induk untuk menumpahkan semua atau bagian dari dinding sel. Selain hal diatas, banyak sekali pendapat para ahli mengenai dinoflagelata diantarany. Hanya sedikit dinoflagelata yang mengandung pigmen yang dapat berfotosintesis, sementara yang lainnya adalah heterotop. Hanya dinoflagelata yang mampu untuk fotosintesis. Adanya dua pola pigmentasi adalah hal yang umum terjadi pada dinoflagellata. Banyak dinnoflagellata yang memiliki klorofil A dan C2 dan fucoxanthin. Keberadaan pigmen yang ada pada sedikit dinoflagelata yang lain akan dibicarakan kemudian. Karbohidrat disimpan dalam zat tepung. Tetapi keberadaan lemak mungkin lebih penting sebagai cadangan. Sel dari dinoflagelata tidak dilingkupi oleh dinding tetapi memiliki sebuag theca sebagai pokok membran sel, yang mana terdiri dari selulosa. Nekleus dan kloroplast memiliki sifat yang tidak biasa. Kebanyakan dinoflagelata adalah sle biflagelata solitary. Dua tipe dasar telah dapat dibedakan. Desmokont memiliki dua anterior flagelata, satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan sel. Dinokont memiliki flagela insert yang lateral, satu flagelum adalah seperti pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan flagellum yang lain berkembang terbalik. Tipe sel dinikont dibagi oelh dua lekukan ekuatorial dan korset ke dalam epicone dan hypocone. Flagelum posterior berkembang sampai ke tempat penurunan yang disebut sulcus. Nama, dinoflagelata berasal dari gerakan berputar dan sel swimming. Meskipun kebanyakan dinoflagelata adalah flageta uniseluler, koloni dari sel flagellata, sel non – flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen adalah diketahui. Selvegetatif non – flegellata menunjukan bahwa dinoflagellata alami ketika mereka pada tahapan reproduktif membentuk dinokont. Habitat 1. Kehidupan dalam Air Baik air tawar maupun air laut mengandung organisme yan luar biasa beragamnya. Beberapa diantaranya hidup di dalam beberapa melekat, dan yan berenang – renang dengan bebasnya. Banyak yang terapun pada atau dekat permukaan, nonmotil atau berenag secara lemah saja, dan mudah terpengaruh arus atau pasang. Spesies yang terapung bebas ini dinamakan Plankton dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Beberapa unsur pokok pada plankton, seperti misalnya algae dan ubur – ubur tertentu, besar – besar, tetapi kebanyakan sangat kecil hampir mendekati ukuran mikroskopis. Istilah plankton dalam pemakaian sehari –
hari dikenakan bagi bentuk yang sangat kecil daripada yang besar – besar dalam kehidupan terapung. Fitoplankton terutama uniseluler atau kolonial, dan mengandung berbagai spesies yang tergolong dalam kebanyakan kelas algae, bersama beberapa bakteri dan fungi. Zooplankton terdiri dari bentuk – bentuk uniseluler atau multiseluler dan mencakup sejumlah besar binatang invertebrata kecil – kecil lagi beragam, bersama dengan tingkatan larva bentuk – bentuk kehidupan lain, baik yang akuatik maupun yang teresterial. Kepentingannya dalam rantai makanan dalam air hampir tidak dapat diduga dalam tinngi. 1. Rantai makanan dalam air laut. Telah ditekankan betapa pentingnya peran tumbuhan hijau dalam menunjang kehidupan semua binatang termasuk manusia. Tumbuhan hiaju merupakan mata rantai primer atau fundamental di antara banyak rantai makanan. Dalam air, sebagaimana di daratan, kehidupan bergantung pada kegiatan organisme autotrfik, tetapi dalam air gannganglah yang merupakan pangkal semua rantai makanan. Lautan merupakan bagian permukaan bumi sebesar 71 %, dengan areal luas sekitar kira – kira 140 juta mil persegi. Volume air dalam lautan kira – kira 324 juta mil – kubik, sekitar 11 kali luas seluruh daratan di atas permukaan laut. Lautan mengandung berbagai macam tumbuhan dan binatang yang kompleks, bahkan dalam jumlah yang lebih besar daripada yang ada di daratan. Populasi plankton berbeda – beda menurut daerahnya : di beberapa daerah jumlahnya sedikit, di tempat lain justru banyak sekali. Biasanya kuantitas senyawa fosfor dan nitrogen merupakan faktor – faktor yang membatasi populasi. Gangang dalam fitiplankton, bila diberi cahaya matahari dan unsur – unsur esensial, menghasilkan bahan makanan organik, sebagaimana tmbuhan hijau di daratan. Ikan – ikan dan bentuk – bentuk lain dalam air untuk hidupnya bergantng kepada algae baik secara langsung maupun tidak langsung, dan pada gilirannya ikan itu merupakan bahan makanan penting bagi binatang lebih besar, juga manusia. Komponen phitoplankton yang merupakan unsur dalam jaringan rumit untuk kehidupan ini terdiri dari dua macam: diatom dan dinoflagelata. Diatom jauh lebih penting, namun keduanya terdapat dalam lautan dengan jumlah yangluar biasa banyaknya dari tempat ke tempat dan waktu ke waktu jumlah itu dapat bervariasi. Misalnya telah ditemukan di pantai timur Amerika Serikat diatom sejumlah sampai 1 – 2 juta galon per air laut. Dibandingkan dengan diatom, dinoflagelata jauh lebih sedikit jumlahnya dan agak kurang penting artinya. Walaupun demikian, dinoflagelata kadang – kadang dijumpai dalam jumlah demikian banyaknya sehingga warna lautan menjadi berubah sampai amat luas. Hal ini terjadi di Teluk Meksiko sekali – kali. Airnya menjadi berwarna kekuning – kuningan sampai coklat kemerah – merahan, karena itu dinamai “pasang merah”. Jumlah dinoflagelata yang telah mencemarkan suatu daerah diperkirakan lebih dari 200 juta sel per galon. Akibat racun yang dikeluarkan oleh dinoflagelata ke dalam air, maka berjuta – juta ikan mati dan terdampar di tepi pantai florida bagian selatan. Kejadian ini dilaporkan berulangkali terjadi semenjak tahun 1844. Juga eristiwa perubahan warna karena dinoflagelata dan algae lain telah diberitakan di banyak bagian permukaan bumi kita. Hubungan makanan dalam air, sebagaimana di darat, banyak sekali dan amat rumit. Seperti halnya di darat organisme dapat diklasifikasikan sebagai produsen dan konsumen. Beberapa rantai makanan itu sederhana, contohnya dijumpai pada tiram yang memakan diatom dan pada gilirannya tiram dimangsa oleh binatang laut atau dimakan oleh manusia. Satu rantai makanan seperti itu merupakan masalah kesehatan masyarakat. Satu spesies dinoflagelata yang terutama
didapati sepanjang pantai Pasifik di Amerika Utara menghasilkan racun yang amat kuat, suatu alkoloid begitu beracunnya sehingga satu per juta per gram dapat membunuh seekor tikus. Remis laut banyak sekali memakan dinoflagelata ini dan memusatkan zat racun di dalam kelenjar pencernaan dan hati. Racun itu tidak berbahaya bagi kerang, tetapi bilamana kerang itu termakan manusia selama bulan – bilan musim panas akan berakibat amat parah bahkan tercatat menimbulkan kematian. Lebih umum ialah banyak macam organisme merintangi produsen dan konsumen akhir. Fitiplankton acap kali merupakan makanan bagi zooplankton. Contoh yang dikebali ialah sebangsa udang renik Copepoda anggota Crustaceae udang laut besar dan kinjing. Diatom dan dinoflagellata dumakan oleh udang Copepoda, dan organisme ini dimakan oleh ikan – ikan kecil, yang pada gilirannya dimakan oleh ikan – ikan lebih besar seperti ikan tuna, ikan pedang, dan iakn biru yang kesemuanya dapat menjadi bahan makanan bagi manusia. Zooplankton yang dilahap oleh binatang yang lebih besar tidak saja udang Copepoda tetapi juga tingkat larva Crustacea lainnya, cacing kecil, keong renik, dan binatang lain. Banyak iakn hidup dari fitoplankton dan zooplankton, dan ikan besar dapat memakan zooplankton dan ikan kecil. Tetapi kehidupan di laut sebagian besar bergantung kepada diatom. 1. Rantai makanan dalam air tawar Hubungan makanan di dalam air tawar serupa yang dijumpai dalam lautan. Diatom banyak sekali, tetapi dinoflagelata jauh lebih kurang penting dibandingkan dengan yang di laut. Selain diatom, bentuk – bentuk uniseluler dan kolonial gangang hijau biru – biru, gangang hijau, gangang coklat – emas dan algae air tawar lainnya dimakan oleh zooplankton. Komponen penting pada zooplankton air tawar, selain udang Copepoda, juga kutu air, rotifera, larva berbagai macam serangga. Ikan – ikan kecil memakan zooplankton dan pada gilirannya dimangsa oleh ikan lebih besar, yang juga memakan zooplankton yang lebih besar, bersama dengan serangga besar lainnya. Dalam rangka peningkatan produksi makanan, dan untuk tujuan rekreasi, maka sungai dan danau kerap kali ditambahkan ikan – ikan. Sebelum melakukan hal itu, airnya harus diperiksa secara cermat akan hal temperatur, derajat pencemaran, dsn terutama banyaknya makanan alamiah bagi ikan. Penambahan ikan ke dalam sungai atau danau kadang – kadang dilakukan tanpa pengetahuan lengkap tentang ekologi sungai dan danau yang bersangkutan. Tidaklah memadai, bahkan upaya yang sia – sia saja, kalau tidak tersedia makanan alamiah yang cukup untuk menunjang pertumbuhan ikannya. Salah satu cara yang telah dilakukan ialah membubuhkan pupuk mineral ke dalam air kolam untuk meningkatkan produksi ikannya. Dalam keadaan yang sesuai, pupuk itu dapat merangsang pertumbuhan algae, sehingga dengan penambahan fitoplankton ini dimulai gelombang peningkatan seluruh rantai makanandan berakhir dengan ikan bahan makanan manusia. Cara ini telah menjadikan dorongan bagi para petani ikan kolam sebagai salah satu usaha rencana jangka panjang dalam pemanfaatan lahan. Siklus hidup “Di antara protists, siklus hidupnya dapat: 1. haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan aktif asexually mereproduksi) adalah sel haploid, yang menjadi satu-satunya zygote sel diploid dalam siklus hidup; 2. sel vegetatif adalah diploid, yang gametes menjadi satu-satunya sel haploid dalam siklus hidup; atau
3. diplohaplontic, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif haploid generasi. Dengan pengecualian langka, dinoflagellates diketahui, atau percaya, untuk memiliki haplontic siklus hidup. “Kehidupan dari siklus paling dinoflagellate spesies melibatkan relatif sederhana asexual pembagian satu sel menjadi dua sel anak perempuan, proses umum termasuk pengguguran sebagian atau seluruh orang tua dinding sel. Namun, lebih kompleks terjadi siklus hidup, terutama di kalangan parasit dan simbiotik spesies, dan banyak gratis-hidup dinoflagellates diketahui memproduksi cysts (Text-Fig. 4). A kista adalah segala nonmotile sel yang mempunyai dinding sel (lihat bagian berikutnya). Beberapa cysts memiliki dinding terdiri dari selulosa dan tidak preservable sebagai fosil ; Fossilizable lain, yang terdiri dari dinding yang kompleks polimer organik yang mirip dengan sporopollenin (lihat Brooks dkk. 1971), sebagai dinosporin (Fensome dkk. 1993b). Cysts dapat dikategorikan dalam hal fungsi mereka. Dinoflagellates Di antara hidup, tiga fungsional jenis kista yang menonjol (Dale 1983; Taylor 1990): 1. Istirahat cysts mewakili yang terhenti di tahap yang biasa hidup adalah proses dikurangi. Dinoflagellate istirahat cysts telah, sejauh ini, telah ditemukan untuk hasil dari perpaduan seksual; mereka sehingga zygotic istirahat cysts, diungkap hypnozygotes. TEMBOK istirahat cysts sering diperkuat oleh sebuah sporopollenin-bahan seperti (dinosporin) dan mungkin terdiri dari beberapa lapisan. Kebanyakan fosil dinoflagellates yang mungkin hypnozygotes, meskipun hal ini tidak langsung dpt untuk spesies punah. 2. sementara cysts. Sebuah motil dinoflagellate dengan sel kulit tipis Mei dikembangkan dengan baik, dalam kondisi buruk, kandang dengan flagella dan dinding luar (termasuk piring, dimana sekarang) dan formulir sementara kista dikelilingi oleh kulit tipis. 3. vegetatif cysts. Cysts vegetatif nonmotile sel yang dikelilingi oleh dinding kontinyu, mungkin pada kulit tipis. Sel ini adalah metabolically dan / atau reproductively aktif, dalam kontras untuk istirahat dan sementara cysts. Dalam beberapa dinoflagellates, khususnya parasit dan simbiotik taxa seperti Blastodinium dan Symbiodinium, kepala sekolah tahap siklus kehidupan diwakili oleh vegetatif cysts. Pyrocystis adalah contoh gratis-hidup dinoflagellate yang melewati kebanyakan dari siklus hidup sebagai vegetatif kista. Proses seksual, yang bisa berakibat pada hypnozygote, dikenal hanya satu persen untuk hidup dinoflagellates (Pfiester & Anderson 1987). Namun, ia mungkin akan lebih luas dibandingkan saat ini diamati.” Sebagai Pfiester & Anderson menunjukkan, proses seksual telah mungkin telah diabaikan dalam banyak spesies karena: 1) gametes menyerupai sel normal; 2) adalah perpaduan lambat dan mudah bingung dengan divisi; 3) Fusi terjadi pada malam hari di photosynthetic spesies, dan 4) berkutil zygotes telah misinterpreted sebagai dr kebiasaan sel. “ Typical Sell Sel dinoflagelata memiliki beberapa sifat yang tidak umum, yang mana akan kita pertimbangkan : 1. Theca dan berhubungan dengan struktur (ampmesma) 2. Nucleus, dan 3. Kloroplast Gelembung thecal berada pada lapisan bawah sel membran. Mereka adalah gelembung flattened, yang mana melingkupi piringan yang ejlas, dan sellulosa atau mungkin kekurangan kandungan yang jelas. Ukuran, jumlah dan susunan dari jenis piringan thecal berbeda antara masing –
masing dinoflagelata dan ini merupakan hal yang penting dalam sistem taksonomi. Desmokont memiliki dua piringan besar, sementara dinokont menunjukan variasi yang dapat dipertimbangkan. Beberapa dinokont memiliki jumlah tertentu, biasanya piringan thecal yang tidak jelas bentuknya, sementara yang lain adalah piringan lesar yang jelas, dan disebut denga nama “armored”. Dalam upaya untuk mengidentifikasi pola evolusi, secara psikologis menggunakan sejumlah pirngan thecal, tetapi tidak disetujui apakah pada kondisi primitif memiliki piringan kecil dan pembesaran piring dan reduksi dalam jumlah yang dapat terjadi. Gelombang thecal mungkin mendasari mikrotubula, sebuah pellicle dari fibrous material dan penambahan membran (kadang – kadang dipertimbangka termasuk sel membran). Juga yang berhubungan dengan theca adalah trichocysts dan getah yang dapat menghasilkan gelembung. Trichocysts adalah gelembung yang mengandung batang cristalin yang mana dapat melepaskan, dan agaknya sebagai fungsi pertahanan. Nukleus dari dinoflagelata menunjukkan sejumlah sifat yang berbeda dari kondisi yang biasa di eukariot. Nukleus dilengkapi dengan pembungkus, sebagaimana pada sel eukariotik, tetapi dalam mikrograph elektron, kromosom terlihat sebagai struktur yang berbentuk batang yang jelas. Berbeda dengan kondisi yang biasa pada nuclei eukariotik, kromosom dinoflagetala mengikat nuclear pembungkus. Dinoflagetala nukleus mempertimbangkan mewakili kondisi primitif diantara organisme eukariotik dan kadang – kadang disebut dengan mesokaryotik ata dinokaryotic untuk membedakan itu dalam atau dengan kondisi eukaryotik typical yang lain. Struktur Sel Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior. Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical (‘) dan precingular (”). Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular (”’) dan antapikal (””) juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior. Ekologi Mayoritas dari dinoflagelata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Dinoflagelata adalah komponen yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagelata memiliki variasi nutrisi yang bear dari range aututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga invertebrate parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
Dinoflegelata yang memiliki system fotosintesisi dan membutuhkan vitamin disebut autotropi dan yang membutuhkan energy disebut heterotrop. Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata dan umumnya berhubungan dengan kondisi local. Walau bagaimanapun, beberapa pola umum tetap terjadi. Konsentrasi yang tinggi dan sel yang menghasilkan red tites kadang – kadang diikuti pengkayaan dar air dengan adanya upwelling atau runoff. Asekuen yang khas untuk red tide. 1. Perkecambahan systys (hypozigot) pada dasar inokulasi sel kedalam air 2. Populasi dari peningkatan sel dengan reproduksi aseksual 3. Akumulasi sel dekat permukaan sebagai hasil dari phototaxis positif. 4. Konsebtrasi sel mungkin terjadi sebagai hasil dari pergerakan air (dihasilkan oleh onshore wind, tide, dll) 5. Reproduksi seksual terjadi dan zigot menjadi cysts, menjaga cadangan pada fase dorman pada dasarnya Tabel Racun Dinoflagelata Efek Pada Manusia
Principal Genus
Principal Toxin
Paralytic shelfish poisoning
Alexandrium (=protogonyalax)
Saxitoxin Brevetoxin
Ptychodiscus Neuoritic shelfish poisoning
Gambierdiscus
Diarhetic shelfish poisoning
Ciguatoxin dan maitititoxin Okadaic acid
Red tide kadang – kadang bermula dari estuaris dan keudian berkembang ke pesisir pantai. Dampak dari red tide pada komunitas lautan bergantung pada spesies tersebut. Oksigen mulai dihabiskan oleh proses respirasi dari dinoflagelata pada saat malam dan dengan dekomposisi sel ketika massa perkembangan berakhir. Beberapa efek mungkin akan dihasilkan ketika tumpuan spesies mengandung racun terkumpul. Hanya sedikit dinoflagelata (diperkirakan 20 spesies) adalah racun. Biasanya masing – masing spesies membentuk campuran racun yang berbeda. Racun ang utama adalah saxitoxin dan itu dihasilkan oleh Alexandrium, brevetoxin dihasilkan oleh Ptychodiscus, dan ciguatoxin dihasilkan oleh Gambierdiscus. Keracunan manusia biasanya terjadi setelah memakan ikan atau moluska yang mengakumulasi racun yang dinamakan dinoflagelata. Ciri – Ciri Classis Classis : Diniphyceae (Alga yang berputar) Desmophyceae 1. Tempat Hidup Di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut.
1. Susunan Tubuh : Berbentuk sel tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium Berbentuk filamen yang bercabang, contoh : Dinotrix dan Dinoclanium Susunan sel: Anggota phyrrophyta banyak yang ditemukan tanpa adanya dinding sel. Sedangkan anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng – lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium. Terdapat lekukan pada tubuh selnya Isi sel : terdapat inti berbentuk tunggal Terdapat butir – butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan cii khas dari benda). Pigmen : Klorofil a Beta karoten Xanthofil : Berupa Peridinin, Dinoxantin, Diadonoxanthin dan neodinoxanthin 1. Cadangan Makanan Berupa tepung dan minyak 1. Alat Gerak Berupa flagel, sebanyak 2 buah, satu buah melingkar sedangkan satu bagian lainnya berada di posterio. Ada juga flagel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagisn posterior yang bergerak maka sel akan maju. 1. Perkembangbiakan Secara Vegetatif : Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru). Contoh : Ceratium dan Peridinium Gambar Perkembangbiakan dan Siklus Hidup Dinoflagelata 1. Peranan Sebagai zooplankton pada kehidupan air Genus Peridinium Peridinium adalah dinoflagellate dengan tebal, berlapis baja lempeng yang sering lobed dan dihiasi. Sutures yang cukup jelas terlihat dan cingulum adalah hampir di sel median. Sel mungkin untuk umumnya bulat lonjong berbentuk atau merata, dengan sirip belakang permukaan yang cembung cekung dan suatu permukaan perut. Beberapa spesies (seperti Peridinium limbatum) mempunyai keberanian. Genus memiliki lebih dari 30 spesies, yang sebagian besar adalah photosynthetic. Sebagian besar peneliti setuju bahwa Peridinium harus dipisahkan menjadi dua Genera. Kelompok pertama akan mencakup sel besar (sebanyak 65 μm dalam diameter) dengan tiga intercalary piring. Kelompok kedua akan sangat kecil sel yang kurang dari setengah ukuran, dengan hanya dua intercalary piring. Peridinium adalah wakil dari thecate dinoflagellates piring yang tebal dari dinding sangat kentara dan dipisahkan oleh sutures. The zones of sutures are referred to as striated girdle bands. Sutures dari wilayah yang disebut sebagai Striated sabuk band.
Peridinium besar adalah genus kecil menengah untuk ukuran dinoflagellates, beberapa tetapi tidak semua yang photosynthetic. Nonphotosynthetic adalah spesies phagotrophic atau osmotrophic. Species occur in freshwater and marine planktonic habitats worldwide. Jenis terjadi di air tawar dan laut planktonic habitat di seluruh dunia. At least a few photosynthetic species may form significant blooms (“red tides”). Some of these blooms are associated with nuisance odors and fish kills, although the most devastating “red tide” dinoflagellates belong to other genera. Sekurang-kurangnya beberapa jenis photosynthetic dapat membentuk signifikan mekar ( “merah arus”). Beberapa mekar ini adalah terkait dengan gangguan odors ikan dan membunuh, meskipun yang paling merugikan “merah pasang” dinoflagellates milik Genera lain. Photosynthetic species in the genus Peridinium , and species in closely-related genera that are still treated as species of Peridinium by many workers, are frequently used as experimental organisms in cell biology research, especially in the areas of nuclear structure and function, circadian rhythms, and endosymbiosis. Photosynthetic spesies dalam genus Peridinium, dan jenis-terkait erat dalam Genera yang masih dirawat sebagai jenis Peridinium oleh banyak pekerja, yang sering digunakan sebagai percobaan organisme dalam penelitian biologi sel, khususnya dalam bidang nuklir struktur dan fungsi, circadian rhythms, dan endosymbiosis. Struktural yang unik dan molekul fitur Peridinium dan keluarga telah diminta banyak spekulasi mengenai sejarah dari dinoflagellates evolusioner. Tidak lama lalu, kelompok ini dipercaya termasuk orang-orang yang paling kuno yang masih ada eukaryotic lineages. Bukti saat menyarankan Namun, yang dinoflagellates adalah berasal grup, paling erat kaitannya dengan ciliates dan apicomplexan sporozoans. Gambar Contoh Genus Anggota Dinoflagelata: Peridinium sp Fenomena dan Problem Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut, tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenonema menarik yang dihasilkan oleh Pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari. Fenomena lainnya adalah pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide dapat menyebabkan: 1. Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis, Prorocentrum dan Gymnodinium breve 2. Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium 3. Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax. Species yang hidup di air laut dari genus Gymnodinium dan Gonyaulax menyebabkan pasang merah ( “red tide“) terutama di daerah pantai New England, Florida, California dan Eropa yang menyebabkan paralitic shellfish poisoning (PSP). Di bawah kondisi lingkungan yang ideal dan didukung adanya substansi pertumbuhan menyebabkan populasi species tertentu bertambah jumlahnya. Riegel (1949) menggambarkan bahwa red tide di Monterey Bay, California kepadatan Gonyaulax mencapai 20 sampai 40 juta organisme per cm3. Namun demikian red tide tidak selalu merah, ada kemungkinan berwarna kuning atau coklat. Konsentrasi substansi metabolic toxic tertentu (saxitoxin) dengan level yang tinggi menyebabkan kehidupan
organisme di laut akan terbunuh. Pada tahun 1972 red tide yang terjadi di pantai New England dan Florida, jutaan burung, ikan dan hewan lainnya telah terbunuh dan mendatangkan malapetaka bagi industri kerang-kerangan karena larangan memakan remis besar (clam and cysters). Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut, merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah dan melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral. Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus dinding sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh. Histiophysis mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti layar atau sayap.