i
ii
PERNYATAAN HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN POLA TIDUR REMAJA DI DESA AIR BULUH KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SENGINGI RIAU TAHUN 2015
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh serjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidaqk terdapat atau pendapat atau karya yang pernah ditulis dan pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang ditulis, dicantumkan dalam naskah dan disebutkan dalam daptar pustaka.
Medan
April 2015
IKANG FAUZI
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
DATA MAHASISWA Nama
: Ikang Fauzi
Nim
: 130 206 160
Tempat/ Tanggal Lahir
: Air Buluh, 22 Agustus 1991
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Anak Ke
: 3 dari 4 orang bersaudara
Alamat
: Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau
2.
Email
:
[email protected]
No : hp
: 0822 7763 0305
DATA ORANG TUA Nama Ayah
: Buyung Rahman
Pekerjaan
: Petani
Nama Ibu
: Nurtati
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga (IRT)
Agama
: Islam
Alamat
: Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau
3.
RIWAYAT PENDIDIKAN 1.
Tahun 1999-2004
: SD Negeri 004 Kuantan Mudik
2.
Tahun 2004-2007
: SMP Negeri 002 Kuantan Mudik
3.
Tahun 2007-2010
: SMA Negeri 001 Kuantan Mudik
4.
Tahun 2010-2013
: DIII Keperawatan Sehat Binjai
5.
Tahun 2013-2015
: S1 Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
iv
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA Skripsi, April 2015 Ikang Fauzi Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamtan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015. xiv + 37 hal + 6 tabel + 1 skema + 11 lampiran ABSTRAK Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, menyemaraknya iklan rokok dan media masa, namun pada sisi lain memudahkan timbunya gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perorangan, tetapi pada masyarakat. Pada masa remaja, solidaritas kelompok remaja yang telah melakukan kegiatan merokok dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok lain. Individu remaja sendiri mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing. Secara umum pola tidur remaja normal diawali dengan tahap mengantuk dimana rangsangan-rangsangan dari luar masih dapat diterima dengan mudah dan membuat terbangun dan tersentak kembali, berikutnya merupakan tahap tidur nyenyak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja di Desa Air Buluh Riau. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi adalah keseluruhan remaja di Desa Air Buluh Riau, dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling sebayak 63 orang remaja. Hasil penelitian diperoleh mayoritas umur 1215 tahun sejumlah 28 orang (44,4%), dan mayoritas pendidikan yaitu 22 orang yang berpendidikan SMA (33,3%), dan mayoritas yang merokok 33 orang remaja yaitu (52.4%) dan mayoritas pola tidur remaja 32 orang remaja yaitu (50.8%). Ada hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau dengan nilai (p value = 0,001<0,05). Disarankan pada remaja untuk tidak merokok dan harus mengetahui bahaya merokok dan dampak merokok untuk kesehatan. Kata kunci Daptar pustaka
: Kebiasan merokok, pola tidur remaja : 28 (2001-2012)
v
PROGRAM STUDY NERSES FACULTY OF NURSING & MIDWIFERY UNIVERSITY OF SARI MUTIARA INDONESIA Thesis, April 2015 Ikang Fauzi Relationship Of Smoking Habit With Teen Sleep Patterns In Desa Air Buluh Kecamtan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau 2015. xiv + 37 pages + 6 table + 1 scheme + 11 attachment ABSTRACT Problem of smoking has become a national issue, cigarettes and mass media, but on the other hand facilitate timbunya disruption to health, not only for peorangan but in society. In adolescence, the solidarity group of teens who had been doing the smoking and doing what is done by other groups. Individuals own teenagers start smoking because the teens in a group of individuals do not want to be considered as foreigners. In general the normal adolescent sleep patterns beginning with a sleepy stage where stimulus-stimuli from the outside is still acceptable and easily make woke up and jerked back, the next stage is a good night's sleep. To know the relationship of smoking habit With Teen sleep patterns in the village Water Reeds Riau. Design research is a descriptive correlation, cross sectional approach using researchers want to find its smoking habit Relationship With sleep patterns. n techniques in the study sample was drawn randomly random sampling that is randomly about 63 people teenagers. the location of the research that has been done in the village Water Reeds Riau. By using the questionnaire as many as 20. The results of this research obtained the majority aged 12-15 years a number of 28 people (44,4%), and the majority of education, an educated person (33.3%), and the majority of those teens who smoke 33 namely (52.4%) and the majority of adolescent sleep patterns of adolescents (32%) of the test results 50.8 stastistik chi-squere retrieved values (p value = 0.001 < 0.05). This is demonstrating no relationship smoking habit with Teen sleep patterns in the village Water District of Kuantan Mudik Reed Regency Kuantan Sengingi Riau. To the teenagers not to smoke and to be aware of the dangers of smoking and the impact of smoking. Keyword Bibliography
: Customs Smoking With Teen Sleep Patterns : 28 (2001-2012)
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuatan Sengingi Riau Tahun 2015”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung, Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Parlindungan Purba, SH, MM, Selaku Ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia sekaligus ketua penguji, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dalam
memberikan masukan
maupun saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ns. Rinco Siregar, MNS. selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 5. Kesaktian Manurung, M.Biomed, selaku selaku Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ns. Rumondang Gultom, S.Kep, selaku selaku Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Ns. Agnes Marbun, S.Kep selaku Penguji III yang telah banyak membimbing dan meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini. 8. Edi Rusdianto, selaku Kepala Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau. vii
9. Seluruh staf pedidikan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 10. Kedua orangtua saya (Buyung Rahman dan Nurtati), saudara kandung tercinta (Rapis Piana, Lili Ana, Aldo Prakesra, Sepriadi dan Zamzami) yang telah memberikan dukungan, doa dalam penyusunan skripsi ini. 11. Teman-teman Program Studi Ners (Jalur B) yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunannya, dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat demi meningkatkan pelayanan keperawatan. Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih.
Medan,
April 2015
Penulis
(Penulis)
viii
DAFTAR ISI Hal COVER DALAM..................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... DAPTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................ ABSTRAK................................................................................................................ ABSTRACT............................................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................................... DAFTAR SKEMA................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi viii xi xii xiii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah.............................................................................. C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 1. Tujuan Umum ............................................................................. 2. Tujuan Khusus ............................................................................ D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 1. Bagi Remaja................................................................................ 2. Bagi Orang Tua........................................................................... 3. Bagi Desa.................................................................................... 4. Penelitih Selanjutnya ..................................................................
1 4 4 4 4 5 5 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA A. Merokok............................................................................................. 1. Defenisi Merokok ....................................................................... 2. Kandungan Rokok ...................................................................... 3. Jenis Rokok................................................................................. 4. Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus .................................... 5. Rokok Berdasarkan Bahan Baku ................................................ 6. Rokok Berdasarkan Proses Pembuatannya................................. 7. Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter....................................... 8. Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok...................... 9. Dampak Merokok Bagi Kesehatan ............................................. 10. Perokok Aktif Dan perokok Pasif............................................... 11. Racun Pada Rokok...................................................................... 12. Beberapa Penyaki Akibat Rokok................................................ a. Kanker paru ......................................................................... b. Penyakit Jantung ..................................................................
6 6 6 9 9 9 9 10 10 11 11 11 12 12 13
ix
13. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebiasaan Merokok .............
13
B. Pola Tidur........................................................................................... 1. Defenisi Tidur ............................................................................. 2. Fungsi Tidur................................................................................ 3. Gangguan Pola Tidur akibat Rokok........................................... C. Remaja .............................................................................................. 1. Defenisi Remaja.......................................................................... 2. Perkembangan Dan Pertumbuhan Pada Remaja......................... 3. Pertumbuhan Pada Remaja ......................................................... 4. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan............................. 5. Tugas Perkembangan Remaja..................................................... D. Kerangka Konsep............................................................................... E. Hipotesis ............................................................................................
14 14 15 15 16 16 17 18 18 20 21 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................... B. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 1. Populasi....................................................................................... 2. Sampel ........................................................................................ C. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian ........................................... 1. Lokasi penelitian......................................................................... 2. Waktu Penelitian......................................................................... D. Defenisi Operasional.......................................................................... E. Aspek Pengukuran ............................................................................. 1. Kebiasaan Merokok .................................................................... 2. Pola Tidur Reamaja .................................................................... F. Alat Dan Prosedur Pengukuran.......................................................... 1. Alat Pengupulan Data ................................................................. 2. Prosedur Pengupulan Data.......................................................... G. Etika Pnelitian.................................................................................... H. Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data....................................... 1. Pengolahan Data ......................................................................... 2. Analisa Data................................................................................
22 22 22 22 23 23 23 23 24 24 24 25 25 26 26 27 27 27
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. B. Hasil Penelitan ................................................................................... 1. Data Demografi Responden........................................................ 2. Kebiasaan Merokok .................................................................... 3. Pola Tidur Remaja ...................................................................... 4. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja......
29 29 29 30 30 31
x
BAB V
E.
Pembahasan....................................................................................... 1. Interpertasi Dan Diskusi Hasil .................................................... 2. Hubungan Kebiasaan Merokok Dngan Pola Tidur Remaja....... F. Keterbatasan Penelitian......................................................................
31 31 35 36
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................
37 37 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1
Defenisi Operasional ............................................................................
23
Tabel 4.1
Destribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Umur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n=63) .......................................
29
Distribusi frekuensi responden Kebiasaan Merokok di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau tahun 2015(n= 63) .......................................................................
30
Distribusi frekuensi responden Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau tahun 2015(n= 63) .........................................................................................
30
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n=63) .......................................................
30
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n=63) ......................................................................
31
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Table 4.4
Table 4.5
xiii
DAFTAR SKEMA Hal Skema 2.1 Kerangka Konsep.....................................................................................
xiv
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11
Lembar Survey Awal Universitas Sari Mutiara Indonesia Surat Balasan Survey Awal dari Desa Air Buluh Surat Izin Penelitian dari Universitas Sari Mutiara Indonesia Surat Balasan Izin Penelitian dari Desa Air Buluh Lembar Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lembar Perbaikan Skripsi Master Data Output SPSS Lembar Konsul Dokumentasi
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, industri rokok berhasil mempergiat petani tembakau, menumbuhkan perdagangan tembakau, membuka kesempatan kerja pada pabrik rokok, memantapkan investasi dalam industri rokok, menyemarakkan periklanan dan media masa dan menyumbang pada penghasilan pajak. Namun pada sisi lain memudahkan timbulnya gangguan terhadap kesehatan, bukan saja bagi perorangan, tetapi pada masyarakat, sesungguhnya, dalam masyarakat negara berkembang soal kesehatan jasmani dan rohani, merupakan faktor mutlak bagi pencipta dan peningkatan kesehatan (Aditama, 2011).
WHO (2007) menyatakan bahwa di negara dengan kebiasaan merokok yang telah meluas, maka kebiasaan itu mengakibatkan terjadinya 80%-90% kematian akibat kangker paru di seluruh negara itu, 75% dari kematian akibat bronkitis, 40% akibat kematian antara kangker kandung kemi dan 25% kematian akibat penyakit jantung iskemik serta 18% kematian pada stroke (Aditama, 2011).
Di perkirakan sejumlah 1,1 milar perokok didunia berumur 15 tahun keatas seperti dari total penduduk dari dunia. Sekitar 800 juta perokok didominasikan oleh kaum laki-laki 700 juta terutama di Asia (2006) peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton, dengan peningkatan 1,4% per tahun rata-rata rokok yang dihisap per hari 24 gr/hari di Negara maju (2005) dan 14 gr/hari di Negara-negara sedang berkembang (Bustan, 2007).
Indonesia (2011) kegiatan merokok seringkali dilakukan individu dimulai dari sekolah menengah pertama, bahkan mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan atau tempat biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” anak-anak tingkat sekolah menengah, banyak siswa yang merokok. Pada saat duduk di sekolah 1
2
menengah atas, kebanyakan pada siswa laki-laki merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya. Menurut mereka merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitanya dengan kenikmatan. Dalam pikiran remaja, rokok lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa. Seperti halnya yang di ungkapkan oleh Sitepoe, 2000 bahwa “Remaja ingin mencoba melangkah apa yang sering di lakukan oleh orang dewasa, dengan sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba merokok karena seringkali mereka melihat orang dewasa melakukanya (Sitepoe, 2000).
Pada masa remaja, ada sesuatu yang lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka individu remaja merasa harus melakukan juga. Individu remaja sendiri mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai
orang
asing,
bukan
karena
individu
tersebut
menyukai
rokok
(Sitepoe, 2000).
Secara umum, pola tidur remaja normal di awali dengan tahap mengantuk di mana Rangsangan-rangsangan dari luar masih dapat diterima dengan mudah dan membuat terbangun atau tersadar kembali. Kemudian jika proses tidur berlanjut, maka kesadaran semakin berkurang dan timbul suatu tahap yang sering disebut sebagai tahap sebelum tidur nyenyak. Tahap berikutnya merupakan tahap yang terakhir, yaitu tahap tidur nyenyak (Gunawan, 2010).
Berdasarkan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten Purworejo (2012), didapatkan data bahwa remaja laki-laki yang merupakan perokok aktif diwilayah tersebut sebanyak 63% dari total jumlah remaja sebesar 629 orang. Data tersebut merupakan hasil observasi dari beberapa rumah tangga (RT). Tidak hanya merokok, hal lain yang cukup memprihatinkan adalah kebiasaan merokok remaja laki-laki tersebut ternyata di ikuti dengan adanya bergadang di malam hari. Hal ini
3
jelas mengganggu kesehatan dan terganggu pola tidur yang akan mengakibatkan adanya penurunan mental. kebiasaan bergadang ini merupakan efek dari mengkonsumsi rokok, sehingga mereka akan merasakan capek di pagi hari, merasa masih mengatuk dan tampak tidak segar karena kurang tidur (Dewi, 2011).
Ada lebih dari 40 kondisi medis yang telah ditentukan sebagai gangguan pola tidur. Kira-kira separuh dari jumlah ini adalah kondisi psikologis seperti ke khawatiran, stres, atau depresi. Sisanya adalah gangguan tidur yang disebabkan kondisi khusus seperti alergi, radang sendi, kecanduan alkohol, merokok, diet dan obesitas. Individu yang mengalami stres atau depresi sangat berpengaruh dengan pola tidur (Listiani, 2007).
Namun efek stimulan dari nikotin ternyata lebih kuat, ini dibuktikan dengan penelitian Punjabi di tahun 2009 yang meneliti efek nikotin pada pola tidur seseorang. Perokok ternyata membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dibanding orang yang tidak merokok. Mereka jadi sulit tidur, pada penelitian selanjutnya yang dipublikasikan pada Februari 2008, Prasadja lebih menyoroti efek kecanduan rokok pada pola tidur. Secara teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang pecandu seolah ‘menagih’ , sehingga mengganggu proses tidur (Prasadja, 2009).
Pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan rokok, selain lebih sulit tidur, mereka juga dapat terbangun oleh keinginan kuat untuk merokok setelah tidur kirakira 2 jam. Setelah merokok mereka akan sulit untuk tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin. Saat tidur, proses ini akan berulang dan ia terbangun lagi untuk merokok, sedangkan pada tahap lanjut, perokok mengalami gangguan kualitas tidur yang dipicu oleh efek ‘menagih’ dari kecanduan nikotin. Dari perekaman gelombang otak di laboratorium tidur, didapatkan bahwa perokok lebih banyak tidur ringan dibandingkan tidur dalam (Prasadja, 2009).
4
Berdasarkan dari survei awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara pada bulan februari tahun 2015 di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau diketahui jumlah remaja sebanyak 144 orang dan dari hasil wawancara survei awal tersebut banyak remaja yang mengalami susah tidur sehingga larut malam diatas jam 12 malam dan di dapat sebanyak 75 orang remaja yang merokok dan 69 orang yang tidak merokok mengatakan susah tidur.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, adakah Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui kebiasaan Merokok di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015.
b.
Untuk mengetahui Gangguan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015.
5
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi remaja karena banyak dampak buruk dari perilaku merokok bagi kesehatan dan juga dapat mengganggu pola tidur.
3. Bagi Orang Tua Sebagai masukan dan tambahan imformasi bahwa pentingnya mengetahui resiko merokok untuk mengembangkan kepribadian yang positif pada anak.
3.
Bagi Desa Penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan dan tambahan informasi lebih lanjut terkait permasalahan kebiasaan merokok.
4.
Peneliti Selanjutnya Sebagai informasi dan data tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terkait dengan hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Merokok 1.
Defenisi Merokok Merokok, dalam bahasa Arab disebut “tadkhin” dan dalam bahasa Inggris di sebut “smoking”, merupakan istilah yang digunakan untuk aktivitas menghisap rokok atau tembakau dengan berbagai cara. Kata “merokok” itu sendiri ditujukan untuk perbuatan menyala api pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam pipa rokok. Termasuk juga dengan menggunakan sejenis pipa khusus yang mengandung air dibagian tengahnya, walaupun bahannya bukan berasal dari tembakau, atau sejenis bahan mirip tembakau yang memberikan cita rasa sama seperti cita rasa tembakau. Asap dari tembakau atau sejenis yang terkena api itu yang disedot melalui mulut sehingga merasuk kedalam bagian tubuh, lalu dihisap masuk ke dalam rongga dada, lalu dilepaskan keluar melalui hidung atau mulut, atau melalui keduanya sekaligus. Itulah yang disebut “merokok” (Basyir, 2005).
2.
Kandungan Rokok Menurut (Basyir, 2005) rokok terdiri dari berbagai materi beracun yang dapat mengakibatkan perubahan struktur dan di koordinasi pada mayoritas organ tubuh. Bahkan merusak proses pertumbuhan tubuh manusia. Diantara meteri tersebut misalnya : (1) Nikotin: Sejenis unsur kimia beracun, mirip dengan alkaline, merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah. Kandungan nikotin membuat pemakainya kecanduan. Bahayanya bisa dijelaskan oleh fakta bahwa 4cc nikotin terbukti cukup untuk membunuh seokor kelinci besar, (2) Destilasi : Proses menciptakan unsur hydrocarbon yang sangat dikenal sebagai penyabab penyakit kanker, (3) Arsenic : Sejenis unsur kimia yang biasa digunakan untuk membunuh serangga, (4) Gas karbon
6
7
monooksida: Gas beracun yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen, yaitu gas yang terbentuk ketika pembakaran tembakau dan kertas pembukus rokok dalam waktu lama. Unsur ini mempunyai kemampuan cepat sekali bersenyawa dengan hemoglobin. Akibatnya, suplai oksigen keseluruh organ tubuh terhambat. Sebagai gantinya, tubuh terpaksa menyerap unsure timah berat yang beracun, (5) Nitrogen oksida :Unsur kimia dapat menggangu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. (6) Amonium karbonat : Unsur kimia yang membentuk plak kuning pada permukaan lidah dan mengganggu kelenjar makanan dan perasaan yang terdapat di permukaaan lidah tersebut. Unsur ini juga merangsang produksi air liur, menimbulkan batuk dan membantu tubuh untuk menerima berbagai macam penyakit seperti pilek, radang mulut, tenggorokan dan amandel, (7) Tar: Bahan rokok yang mengandung zat kimia beracun yang merusak sel paruparu dan menyebabkan kanker, (8) Ammonia : Sejenis gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan merangsang. Ammonia ini sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya racun yang terdapat pada ammonia itu, sehingga jika disuntikkan sedikit saja kedalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan, (9) Formic acid :Jenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat ini dapat menyebabkan seseorang merasa seperti digigit semut. Bertambahnya jenis acit (asam) apapun dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernafasan menjadi cepat, (10) Acrolein:Sejanis zat cair tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini diperoleh dengan mengambil cairan dari gliceril atau dengan metode pengeringan. Zat ini banyak mengandung alkohol. Dengan kata lain, acrolein adalah alkohol yang cairannya diambil. Cairan ini sangat menganggu dan berbahaya bagi kesehatan.
8
(11) Hydrogen cyanide : Sejenis gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Ini merupakan zat yang paling ringan serta mudah terbakar. Dapat membahayakan seperti yang terdapat didalam bom hydrogen. Zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide yang dimasukan langsung kedalam tubuh dapat mengakibatkan kematian, (12) Nitrous oxide: Sejenis gas tidak berwarna yang jika di hisap dapat menghilangkan pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide adalah jenis zat yang pada mulanya dapat di gunakan sebagai anestesi (obat bius) dalam operasi.
(13) Formaldehyde: Salah satu jenis dari formaldehyde ini ialah formalin. Formaldehyde banyak digunaakan sebagai pengawet dalam laboratorium. Karena itu, formaldehyde mengandung racun keras ke semua organisme hidup, (14) Phenol : Merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang di hasilkan dari destilasi beberapa zat organic seperti kayu dan aran; selain diperoleh dari ‘ter arang’. Bahan ini adalah zat racun yang sangat berbahaya. Phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.(15) Acetol: Merupakan hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bergerak bebas) dan mudah menguap dengan alcohol, (16) Hydrogen sulfide: Sejenis gas beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen), (17) Pyridine:Sejenis cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Ia diperoleh dari penyulingan minyak tulangtulang, ‘ter arang’, serta dari pembusukan dari sejenis alkaloid tertentu-sejenis alkalin dari tumbuh-tumbuhan. Pyridine juga terdapat pada tembakau. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama, (18) Methyl chloride :Suatu campuran dari zat-zat bervalensi satu dimana hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Gas hydrogen mudah terbakar. Zat ini merupakan compound organic yang sangat beracun, (19) Methanol: Sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Cairan ini dapat di peroleh melalui penyulingan bahan kayu atau dari sintesi
9
karbon monoksida dan hydrogen. Meminum atau menghisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian.
3.
Jenis Rokok Di Indonesia pada umumnya, rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok dan penggunaan filter pada rokok.
4.
Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus Klobat adalah rokok yang pembungkusnya berupa daun jagung, dan Kawung merupakan rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren begitu juga sigaret rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas, cerutu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau (Jaya, 2009).
5.
Rokok Berdasarkan Bahan Baku Berdasakan bahan baku atau isi, rokok dibedakan menjadi, rokok putih merupakan rokok yang bahan baku/isinya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Dan Rokok kretek merupakan rokok yang bahan baku/isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Begitu juga rokok klembak merupakan rokok yang bahan baku/isinya daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus dan mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Jaya, 2009).
6.
Rokok Berdasarkan Proses Pembuatannya Berdasarkan proses pembuatan rokok di bedakan menjadi, Sigaret Kretek Tangan (SKT) adalah rokok yang proses pembuatannya dengan cara di giling atau di linting dengan menggunakan tangan dan alat bantu sederhana. Begitu juga dengan Sigaret Kretek Mesin (SKM), rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan kedalam
10
mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan (Jaya, 2009). 7.
Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter Rokok Filter adalah rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. Begitu juga dengan Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus (Jaya, 2009).
8.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Pengaruh orang tua tentang remaja merokok adalah mereka berasal dari anak dari rumah tangga yang tidak bahagia atau kemungkinan seorang remaja menjadi perokok karena orang tuanya tersebut juga merokok, maka remaja tersebut merokok seperti orang tuanya (Basir, 2005).
Pengaruh teman tentang merokok, sebagian besar kemungkinan temantemannya adalah perokok juga. Fakta tersebut menyatakan dua kemungkinan remaja itu terpengaruh oleh teman-temannya atau teman-teman remaja tersebut dipengaruhi olehnya, sehingga akhirnya semua mereka menjadi perokok. Di antara remaja perokok, terdapat 87% mempunyai sekurangkurangnya satu atau lebih sahabatnya yang perokok. Begitupula dengan remaja non-perokok (Basir, 2005).
Faktor kepribadian, seorang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
11
Pengaruh iklan di berbagai media massa yang menampilkan gambaran bahwa rokok adalah lambang kejantanan, membuat remaja sering terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang terdapat dalam iklan tersebut (Basir, 2005).
9. Dampak Merokok Bagi Kesehatan Menurut studi prospektif yang dilakukan Resenman timbulnya penyakit jantung koroner lebih tinggi 50% bagi individu yang merokok kira-kira 12 batang per hari dan 200% bagi individu yang merokok lebih dari 12 batang per hari (Perwitasari, 2006).
Asap rokok mengandung nikotin yang merupakan salah satu bahan kimia berminyak dan tidak berwarna dan salah satu racun yang cukup keras. Selain itu di dalam asap rokok terdapat karbon monoksida. Amonia dan butan (Perwitasari, 2006) efek teloran yang di sebabkan oleh nikotin sesungguhnya relatif ringan, tetapi sifat adiktifnya dapat menyebabkan tubuh tergantung dan termanipertasi dalam bentuk pusing-pusing, mudah gugup, lesu, sakit kepala dan perasaan cemas (Perwitasari, 2006).
10. Perokok aktif dan perokok pasif Perokok aktif adalah orang yang mengkomsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuman satu batang dalam sehari. Atau orang yang menghiap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuman sekedar menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk kedalam paru-paru (Etikah proverawati, 2012).
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok. Rumah merupakan tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya tidak menghirup asap rokok.
12
11. Racun Pada Rokok Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin dan karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monok-sida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (Jaya, 2009).
12. Beberapa Penyakit Akibat Rokok Setelah mengenal gambar umum tentang pola merokok di dunia dan juga bahan-bahan berbahaya dalam asap rokok, marilah kita tinjau satu persatu berbagai penyakit akibat rokok. Ternyata, kebiasaan merokok dapat memberi akibat buruk pada berbagai alat tubuh kita, mulai dari kepala (serangan stroke atau gangguan pembuluh darah di otak), gangguan di paru dan jantung, berbagai keluhan di perut, gangguan pada proses kehamilan sampai pada kelainan di kaki (gangguan pembuluh darah di kaki). Para ahli kini terus berupaya menemukan tehnik pengenalan dan pengobatan yang terbaik untuk berbagai penyakit akibat rokok ini. Pada sebagian di antaranya memang penyakit ini dapat ditangani dengan baik, tetapi pada sebagian besar lainya masih belum dapat di obati dengan baik, dan bahkan bukan tidak mungkin dapat berakibat patal pada penderitanya. Karena itu, yang paling penting tentu adalah upaya pencegahan. Dengan kata lain, jangan merokok, atau berhenti merokok dengan segera sebelum penyaki-penyakit di bawah ini menyerang kita semua ( Aditama, 2011).
a.
Kanker Paru Seorang pria berumur 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan batukbatuk yang sudah cukup lama dideritanya, dan belakangan ini berat
13
badannya menurun. Dia takut kalau dirinya terserang tuberculosis yang mungkin akan menular pada anak istrinya (Aditama, 2011).
b. Penyakit Jantung Penyakit jantung koroner berhubungan dengang penyepitan atau tersubatnya pembulu darah koroner, yaitu pembulu darah yang berpungsi memberikan aliran darah bagi jantung. Penyakit inilah yang sering dikenal sebagai penyebab serangan jantung yang mendadak, nikotin dan gas CO. Asap rokok mengandung sekitar 0,5% sampai 3% nikotin, kalau diisap maka kadar nikotin dalam darah akan berkisar 40-50 mg/ml. Nikotin dapat mengganggu jantung, membuat irama jantung tidak teratur, mempercepat aliran darah, menimbulkan kerusakan lapisan dalam pembulu dara dan menimbulkan pengupulan darah (Aditama, 2011).
13. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebiasaan Merokok Dalam upaya prevelensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri remaja berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan rokok yang datang dari teman, media masa atau kebiasaan keluarga/orang tua (Jaya, 2009).
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh remaja sendiri tetapi juga orang lain. Agar remaja dapat memahami pesanpesan tersebut, maka dalam kampanye anti merokok perlu disertai dengan beberapa pelatihan, Keterampilan berkomunikasi dan mampu membuat keputusan sendiri. Menyesuaikan diri dengan rasa cemas/ansietas, Pelatihan untuk berperilaku asertifmampu untuk menghadapi tekanan dari kelompok sebaya dan lain-lain dengan cara-cara tersebut, remaja akan diajak untuk dapat
14
memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam menolak berbagai godaan untuk merokok, baik yang datang dari media masa, teman sebaya, maupun dari keluarga. Melarang, menghukum atau memaksa remaja untuk tidak merokok hanya akan memberikan dampak yang relatif singkat, karena tidak didasari oleh motivasi internal remaja (Jaya, 2009). B. Pola Tidur 1.
Defenisi Tidur Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan kesadaran yang sifatnya sementara dan merupakan fisiologi aktif yang ditandai dengan adanya fultuasi yang dinamik pada parameter susunan saraf pusat, hemo dinamik, pentilasi dan metabolik (Gunawan, 2010).
Fase tidur terbagi menjadi 2 macam yaitu ; Rapit Eye Movement (REM) dan No-Ravit Eye Movement (NREM). Berdasarkan pola gelombang otak NREM terbagi menjadi beberapa tinggkat dimulai keadaan mengantuk sampai tidur nyenyak. Tingkat awal (tingkat I dan II ) adalah muda terbangun dan bahkan tidak menyadari bila sedang tertidur. Tingkat lanjut (III dan IV) ialah sangat sulit dibangunkan dan apa bila dibangunkan akan disorientasi dan bingung.Kegunaan tidur belum sepenunya diketahui, tetapi tidur merupakan proses penting dalam konsilidasi ingatan serta proses penyembuhan. Lamanya kebutuhan tidur berpariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapalama tidur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi optimal (Gunawan, 2010).
Menurut penelitian remaja membutuhkan waktu 9 sampai 9,25 jam untuk tidur dalam sehari. Namun nyatanya sekitar 8 jam sehari karena pengaruh waktu sekolah. Waktu tidur dan bangun berdasarkan waktu sekolah dan kehidupan sosial akan mentribusi pengurangan waktu tidur pada remaja. Penelitiaan yang dilakukan oleh lglowstein dan kawan-kawan terhadap anak di Swiss mendapatkan hasil bahwa anak usia 12 sampai 15 tahun memiliki rata-rata jumlah tidur sebanyak 8 sampai 9 jam perhari (Gunawan, 2010).
15
Istirahat dan tidur sangatlah penting bagi kesehatan. Jika seorang yang sedang sakit memerlukan banyak istirahat dan tidur dibandingkan pada umumnya, sering kali seseorang lemah karena menggunakan energi secara berlebihan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari, istirahat dapat memulihkan energi seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara optimal. Ketika seseorang kurang istirahat, mereka mudah marah, tertekan dan lelah, serta mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka (Kozier, 2004).
Penelitian menyimpulkan bahwa tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang bersifat biologis dan fisikologis dalam suatu keadaan berulang-ulang yang relatif kegiatanya tanpa sadar penuh untuk memperbaiki dan memulihkan sistem tubuh manusia untuk waktu kedepan pada periode terjadi atau melakukan kegiatan sehari-hari (Aman, 2005).
2.
Fungsi Tidur Menurut Kozier (2004) tidur menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-organ tubuh manusia. Tidur dalam beberapa cara dapat menyegarkan kembali aktivitas tingkatan normal dan aktivitas normal pada bagian otak.
3.
Gangguan Pola Tidur Akibat Rokok Ada lebih dari 40 kondisi medis yang telah ditentukan sebagai gangguan pola tidur. Kira-kira separuh dari jumlah ini adalah kondisi psikologis seperti kekhawatiran, stres, atau depresi. Sisanya adalah gangguan tidur yang disebabkan kondisi khusus seperti alergi, radang sendi, kecanduan alkohol, merokok, diet dan obesitas. Individu yang mengalami stress atau depresi sangat berpengaruh dengan pola tidur (Listiani, 2007).
Punjabi (2008) lebih menyoroti efek kecanduan rokok pada pola tidur. Secara teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di
16
otak seseorang pecandu seolah menagih, nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur. Pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan rokok, selain lebih sulit tidur, mereka juga dapat terbangun oleh keinginan kuat untuk merokok setelsh tidur kira-kira 2 jam. Setelah merokok mereka akan sulit untuk tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin. Saat tidur, proses ini akan berulang dan ia terbangun lagi untuk merokok (Punjabi, 2008).
pada tahap lanjut rokok mengalami gangguan kualitas tidur yang dipicu oleh efek menagih dari kecanduan nikotin. Dari perekaman global otak di laboratorium
didapatkan
bahwa
perokok
lebih
banyak
tidur
ringan
dibandingkan tidur dalam, terutama pada jam-jam awal tidur, dari penelitian tersebut di dapatkan jumlah orang yang melaporkan rasa tak segar atau masih mengantuk saat bangun tidur pada perokok adalah 4 kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok (Punjabi, 2008).
Namun efek stimulan dari nikotin ternyata lebih kuat, ini dibuktikan dengan penelitian Prasadja dan kawan-kawan di tahun 2006 yang meneliti efek nikotin pada pola tidur seseorang. Perokok ternyata membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dibanding orang yang tidak merokok. Mereka jadi sulit tidur, pada penelitian selanjutnya yang dipublikasikan pada Februari 2008, prasadja dan kawan-kawan lebih menyoroti efek kecanduan rokok pada pola tidur. Secara teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang pecandu seolah ‘menagih’ nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur (Prasadja, 2009).
C. Remaja 1. Defenisi Remaja Remaja dalam bahasa aslinya Adolescence, berasal dari bahasa latinAdolescere yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orangorang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
17
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Muhammad ali, 2011).
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan dating akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja (poltekkes depkes, 2010).
Remaja sebagai salah satu komponen generasi muda akan mempunyai peran yang sangat besar dan menentukan masa depan bangsa. Remaja sering dianggap sebagai periode yang paling sehat dalam siklus kehidupan. Akan tetapi, pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat akan sangat mempengaruhi pola tingkah laku dan jenis penyakit pada golongan usia remaja ini, seperti kecelakaan, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akibat hubungan seksual, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, merokok yang semuanya akan menentukan kehidupan pribadi dan akan merupakan masalah, baik bagi keluarga maupun bangsa dan negara di masa yang akan datang (Narendra, 2008).
2.
Perkembangan Dan Pertumbuhan Pada Remaja Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan pada remaja menurut (Hurlock, 1991) adalah berusaha, Mampu menerima keadaan fisiknya. Memahami peran seks usia dewasa,membina hubungan baik dengan aggota
18
kelompok yang berlainan jenis, dan mengembangkan konsep atau keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. Menginternalisasikan nilai-nilai dewasa dan orang tua. Menunjukan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia perkawinan dan mempersiapkan tanggung jawab kehidupan keluarga (Ali, Asrori, 2011).
Tugas-tugas
perkembangan
fase
remaja
ini
amat
berkaitan
dengan
perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional normal. Kematangan pencapai
fase
kognitif
akan
sangat
membantu
kemampuan
dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembanganya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dengan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
3.
Pertumbuhan Pada Remaja Menurut Pinem (2009), perubahan pada remaja, Perubahan fisik dalam masa remaja sangat merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi yaitu, Munculnya tanda-tanda seks primer : terjadinya haid yang pertama (menarche) pada remaja perempuan, dan mimpi basah pada remaja laki-laki dan begitu juga tanda-tanda seks sekunder yaitu pada remaja laki-laki tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Sedangkan pada remaja perempuan pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara membesar.
4.
Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
19
Petumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacau dan mendekati pada aspek perubahan fisik kearah yang lebih maju. Dengan kata lain istilah pertumbuhan dapat didefenisikan sebagai perubahan fisiolgis yang bersifat progresif dan kontiniu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat badan, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkaran tubuh menjadi lebih besar dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya usia lanjut,justru ada bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan (Berk, 2011).
Sedangkan perkembangan
lebih mengacau kepada perubahan karakteristik
yang khas dari gejala-gejala fisikologis kearah yang lebih maju. Para ahli psikologi pada umumnya menunjukan pada pengertian perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan pencapaian kemampuan dan karakteristik fisik yang baru. Perubahan seperti itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada stuktur biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuaan dan sifat fisik dipengaruhi oleh perubahan srtuktur biologis. Perubahan kemapuan dan karakteristik fisik sebagai hasil perubahan dan kesiapan stuktur biologis sering dikenal dengan istilah “kematangan”. (Berk, 2011).
Perkembangan
berkaitan
erat
dengan
pertumbuhan.
Berkat
adanya
pertumbuhan maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan. Perbedaan antara pertumbuhan dan kematangan, pertumbuhan menunjukkan perubahan bologis yang bersifat kuantitatif, seperti bertambah pajang tungkai,bertambah lebar lingkar kepala, bertambah beratnya tubuh dan semangkin sempurna susunan tulang dan jaringan syaraf. Sedangkan kematangan menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kualitatif. Akan tetapi, perubahan kualitatif itu sulit untuk diamati atau diukur. Kita lebih mudah melihat bertambah
20
komplitnya sistem syaraf dan semangkin kuat jaringan otot pada anak yang memungkinkan orang itu melakukan lebih komplikasi ( Ali, Asrori, 2012).
Pertumbuhan dan kematangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Tetapi hal ini tidak berati bahwa faktor lingkungan tidak memegang peranan. Pertumbuhan dan kematangan dapat dipercepat dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batas-batas tertentu. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar hanyalah mungkin berhasil jika ada kematangan-kematangan belajar menulis hanya dapat dicapai dengan proses latihan diberikan kepada anak pada saat otot-otonya telah tumbuh dengan sempurna dan telah mampu memahami bentuk-bentuk huruf yang diperkenalkannya. Dengan demikian anak akan berasil dalam belajar memang pensil dan huruf-huruf. Seorang anak akan lebih mudah belajar naik sepeda ketika otot-ototnya juga sudah tumbuh dengan sempurna sehingga mampu melakukan koordinasi dengan baik ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan naik sepeda. Demikian pertumbuhan, kematangan dan perkembangan perubahan proses belajar yang sering (Ali, Asrori, 2012).
5.
Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian,
mengembangkan
tanggung
jawab
pribadi
dan
sosial,
menginternalisasi nilai-nilai moral dan merencanakan masa depan, dewasa ini tidak sedikit remaja yang melakukan perubahan antisosial maupun asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut kurang berkembang dengan baik.
Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara efektif dan belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. Terlihat kemandirian
21
secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya dan mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi.
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Kebiasaan Merokok
Variabel Dependen Pola Tidur Remaja
F. Hipotesis Ha
: Ada Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantanh Sengingi Riau Tahun 2015.
Ho
:
Tidak ada Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasi, dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melihat Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh
Kecamatan Kuantan Mudik
Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015.
B. Populasi Dan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja merokok di di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau tahun 2015 sebanyak 63 orang.
2.
Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling yaitu diambil sampel diambil secara acak dengan menggunakan rumus :
22
23
Keterangan n
: Besar sampel
N
: Besar populasi
d
: Tinggi signifikan (0,05)2
Berdasarkan jumlah yang di peroleh maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 orang. C. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian yang telah dilakukan pada April 2015.
D. Defenisi Operasional Tabel. 3.1 Defenisi Operasional Variabel
Defenisi Operasional
Alat Ukur
1
Variabel Independen: Kebiasaan Merokok
Suatu tindakan yang rutin dilakukan perokok untuk menghisap gulungan tembakau yang dibakar dan dihisap kedalam tubuh dan menghembuskannya keluar.
Kuesioner
Skala Ukur Ordinal
2
Variabel Dependen: Pola Tidur Remaja
Suatu keadaan yang berulang-ulang bersifat biologis dan fisikologis yang relatif kegiatannya tampa sadar untuk memulihkan atau memperbaiki sistem tubuh. Waktu tidur yang baik pada remaja yaitu rentang waktu 7-8 jam per hari, dan tidur yang kurang itu pada remaja yang rentang waktunya kurang dari 8 jam/ hari.
Kuesioner
Ordinal
No
Nilai Merokok : 6-10 Tidak Merokok : 0-5
Terpenuhi : 6-10 Tidak Terpenuhi : 0-5
24
E. Aspek Pengukuran 1.
Kebiasan Merokok Adapun yang diukur dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh merokok dengan pola tidur remaja, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner, Peneliti mengajukan sebanyak 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan kriteria ya dengan skor 1, dan tidak di beri nilai 0. (Nursalam, 2008) Rumus. P P P=5 Keterangan. P
: Panjang kelas
Rentang
: Skor tinggi dikurang skor terendah
Banyak kelas : Jumlah kategori Berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dikategorikan sebagai berikut:
2.
Merokok skor
: 6-10
Tidak Merokok skor
: 0-5
Pola Tidur Remaja Untuk mengukur pola tidur remaja, peneliti menggunakan instrument berupa kuesioner, peneliti mengajukan 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan kriteria Ya dengan skor 1, dan Tidak diberi nilai 0 (Nursalam 2008) Rumus. P P P= 5
25
Keterangan. P
: Panjang kelas
Rentang
: Skor tinggi dikurang skor terendah
Banyak kelas
: Jumlah kategori
Berdasarkan jumlah yang diperoleh responden dikategorikan sebagai berikut: Terpenuhi skor
: 6-10
Tidak Terpenuhi skor
: 0-5
F. Alat Dan Prosedur Pengukuran 1.
Alat Pengupulan Data Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu : a.
Data primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara menjelaskan prosedur penelitian kepada setiap responden dan meminta persetujuan kesediaan menjadi responden
penelitian.
Selanjutnya
memberikan
kuesioner
kepada
responden dan meminta untuk diisi sesuai petunjuk kuesioner untuk mendapatkan jawaban Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015. Kuesioner yang telah diisi secara lengkap
oleh
responden
dikumpulkan
kembali
untuk
di
cek
kelengkapannya.
b.
Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer.
26
2.
Prosedur Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pertama sekali peneliti meminta izin kepada pihak Universitas Sari Mutiara Indonesia, setelah meminta izin penulis mengantarkan surat survei awal kepada Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau, selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Setelah perkenalan selesai memberikan lembaran kuesioner dan membaca acuan yang digunakan peneliti. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian, penulis meminta surat yang menyatakan bahwa penulis telah selesai dalam melakukan penelitian di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau.
G. Etika Penelitian Etika penelitian menurut Hidayat (2007), terdiri dari 4 macam yaitu : 1.
Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden dengan bentuk lembar persetujuan. Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian kepada responden yang akan diteliti. Lembar ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian, sehingga subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak responden.
2.
Anonomity Anonomity digunakan untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode penganti nama responden.
3.
Confidentiality Confidentiality informasi yang telah dikumpulkan dari responden akan dijamin kerahasianya oleh peneliti, dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu.
27
4.
Justice Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan responden dengan menghargai hak-hak dalam memberikan informasi, dan hak menjaga privasi responden.
H. Teknik Pengolahan Data Dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data (Notoadmodjo, 2010). Sebelum data dianalisa, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut : a.
Editing Melakukan pengecekan kelengkapan data yang telah dikumpul, jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data tersebut dapat dilakukan pengisian ulang.
b.
Coding Memberikan kode pada setiap data yang terkumpul. Untuk umur yang 1215 tahun diberi kode 1, 16-18 tahun di beri kode 2, 19-20 tahun diberi kode 3. untuk pendidikan SD diberi kode 1, SMP diberi kode 2, SMA diberi kode 3. Bagi yang pekerjaannya petani diberi kode 1, wiraswasta diberi kode 2. Bagi kebiasaan merokok diberi kode 1, dan yang tidak merokok diberi kode 2. Untuk pola tidur terpenuhi diberi kode 1, dan pola tidur yang tidak terpenuhi diberi kode 2.
c.
Tabulating Memasukkan data ke komputer setelah diberikan kode numerik kemudian didistribusi frekuensikan dan diinterpretasi.
2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
28
b. Analisa Bivariat Untuk mengetahui Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015, dengan menggunakan uji-statistik chi-square, dimana penghitungan uji chi-squere dapat diambil kesimpulan bila nilai p lebih kecil dari nilai alpa (p<0,05) dan CI 95% berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan variabel independen.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data kantor kepala desa Air Buluh tahun 2015 dapat dikatakan bahwa Desa Air Buluh merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi yang terdiri 222 Kepala Keluarga (KK), dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 910 yang terdiri dari laki-laki 490 jiwa dan perempuan 420 jiwa dan sesuai data yang diperoleh jumlah remaja yang merokok adalah sebanyak 63 orang dengan luas wilayah 1,5 m2. Dengan batasbatas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Timpe, sebelah selatan berbatasan dengan Pangkalan, sebelah utara berbatasan dengan Pantai dan sebelah Barat berbatasan dengan Bate.
B. Hasil Penelitan 1.
Data Demografi Responden Pada penelitian ini, karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n = 63) No 1 2 3
Umur 12-15 Tahun 16-18 Tahun 19-20 Tahun
Frekuensi (n) 28 18 17
Persentase (%) 44.4 26.6 27.0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat mayoritas umur responden yaitu pada umur 12-15 tahun sebanyak 28 orang (44.4%).
29
30
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Remaja Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n= 63) No 1 2 3
Pendidikan SD SMP SMA
Frekuensi (n) 20 21 22
Persentase (%) 31.7 33.3 34.9
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat mayoritas pendidikan responden yaitu SMA sebanyak 22 orang (34.9%).
2.
Kebiasaan Merokok Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015(n= 63) No 1 2
Kebiasaan Merokok Merokok Tidak merokok
Ferkuensi (n) 31 32
Persentase (%) 49.2 50.8
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat mayoritas kebiasaan merokok yaitu sebanyak 32 orang (50.8%).
3.
Pola Tidur Remaja Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015(n= 63) No 1 2
Pola tidur remaja Terpenuhi Tidak Terpenuhi
Ferkuensi (n) 33 30
Persentase (%) 52.4 47.6
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat mayoritas pola tidur remaja yaitu tidak terpenuhi sebanyak 33 orang (52.4%)
31
4.
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja Tabel 4.5 Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 (n= 63) Kebiasaan Merokok Merokok Tidak Merokok
Pola Tidur Remaja Tidak Terpenuhi Terpenuhi F % F % 21 33.3 10 15.9 8 12.7 24 38.1
Total F 31 32
% 49.2 50.8
P
0.001
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa dari 49.2% kebiasaan merokok pada remaja, maka mayoritas pola tidur remaja tidak terpenuhi sebanyak 33.3%, dari 50.8% kebiasaan merokok pada remaja, maka mayoritas pola tidur remaja sebanyak 38.1%. Hasil uji statistik chi- square di peroleh nilai p=0.001 yang berati ada hubungan kebisaan merokok dengan pola tidur remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau 2015. E. Pembahasan 1.
Interpertasi Dan Diskusi Hasil a.
Kebisaan Merokok Berdasarkan hasil penelitian mayoritas remaja yang merokok sebanyak 50.8%, hal ini merokok merupakan salah satu kebiasaan yang di temui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup atau life style ini dianggap menarik sebagai suatu masalah dalam kesehatan, dianggap sebagai faktor resiko dari suatu penyakit yang tidak menular. Ditemukan bahwa penghisap rokok pertama dimulai dari usia 12-15 tahun karena rasa ingin tahu dan untuk mencoba-coba merokok atau pengaruh dari lingkungan, dimana lingkungan disekitar mereka sebagian besar adalah menghisap rokok seperti medelling ( orang tua, keluarga dan teman-teman ), dengan memulai kebiasaan merokok, setelah mencoba merokok maka individu atau remaja tersebut akan menjadi ketagihan untuk merokok (Dewi, 2011).
32
Berdasarkan hasil uji statistik remaja tidak merokok di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau sebanyak 50.8%, bahwa merokok akan membahayakan kesehatan mereka dan yang tidak merokok remaja mengetahui bahaya merokok dan dampak atau resiko merokok pada mereka yaitu berupa penyakit kardiovaskuler, pernapasan dan lainya, semakin muda usia seseorang untuk konsumsi rokok, maka semakin panjang durasi merokoknya dan makin besar beban merokok dan berkembang menjadi penyakit. Remaja yang sudah kecanduan rokok tidak dapat menahan dirinya untuk tidak merokok, mereka cenderung sensitif terhadap efek dari nikotin dan ketergantungan sehingga menyebabkan seorang perokok harus menghisap rokok terusmenerus dan menimbulkan berbagai akibat terhadap tubuh, salah satunya gangguan pola tidur.
Pengaruh orang tua tentang remaja merokok adalah mereka berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia atau kemungkinan seorang remaja menjadi perokok karena orang tuanya juga merokok. Pengaruh teman terhadap kejadian merokok, sebagian besar dikarenakan teman-temannya adalah perokok juga. Fakta tersebut menyatakan bahwa remaja itu terpengaruh oleh teman-temannya sehingga akhirnya semua menjadi perokok. Di antara remaja perokok, sebanyak 87% mempunyai sekurangkurangnya satu atau lebih sahabatnya yang perokok, begitu juga dengan remaja yang tidak perokok (Basir, 2005).
Faktor kepribadian, seorang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah. Pengaruh iklan, di berbagai media massa yang
33
menampilkan gambaran bahwa rokok adalah lambang kejantanan, membuat remaja sering terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang terdapat dalam iklan tersebut (Jaya, 2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irvan (2012), tentang hubungan kebiasan merokok remaja dengan gangguan pola tidur SMA Negeri 9 Pekanbaru dengan hasil penelitian terdapat hubungan kebiasaan merokok remaja dengan pola tidur dalam penelitian yaitu (p value=0,005).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Damayanti (2012), tentang hubungan dampak merokok terhadap pola tidur remaja di Desa Kenduri dengan hasil penelitian terdapat hubungan dampak merokok terhadap pola tidur remaja dalam penelitian (p value=0,004).
b.
Pola Tidur Remaja Berdasarkan hasil uji stastistik pola tidur remaja yang tidak terpenuhi sebanyak 52.4%, seseorang yang tidak merokok akan lebih mudah tidur ketimbang orang yang merokok karena orang yang tidak merokok di dalam tubuh dan otaknya tidak terdapat kandungan nikotin yang akan mengganggu proses tidur.
Kesulitan tidur yang dialami seorang remaja dipengaruhi berbagai macam faktor, kondisi lingkungan, fisik, rokok dan gaya hidup. Hal ini juga disebabkan oleh siklus tidur tahap gelombang lambatnya diperpendek, sehingga akan lebih cepat masuk fase tidur nyenyak, sedangkan kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan masalah tidur, nikotin yang terkandung dalam rokok yang merupakan stimulat otak, disamping itu otak yang telah kecanduan nikotin akan menyebabkan gangguan pola tidur pada malam hari saat akan tidur.
34
Ada lebih dari 40 kondisi medis yang telah ditentukan sebagai gangguan pola tidur. Kira-kira separuh dari jumlah ini adalah kondisi psikologis seperti kekhawatiran, stres atau depresi. Sisanya adalah gangguan tidur yang disebabkan kondisi khusus seperti alergi, radang sendi, kecanduan alkohol, merokok, diet dan obesitas. Individu yang mengalami stress atau depresi sangat berpengaruh dengan pola tidur (Listiani, 2007).
Punjabi (2008) lebih menyoroti efek kecanduan rokok pada pola tidur. Secara teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seseorang pecandu seolah menagih, nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur. Pada pecandu akut yang baru mulai kecanduan rokok, selain lebih sulit tidur, mereka juga dapat terbangun oleh keinginan kuat untuk merokok setelsh tidur kira-kira 2 jam. Setelah merokok mereka akan sulit untuk tidur kembali karena efek stimulan dari nikotin. Saat tidur, proses ini akan berulang dan ia terbangun lagi untuk merokok (Punjabi, 2008).
Pada tahap lanjut rokok mengalami gangguan kualitas tidur yang dipicu oleh efek menagih dari kecanduan nikotin. Dari perekaman global otak di laboratorium didapatkan bahwa perokok lebih banyak tidur ringan dibandingkan tidur dalam, terutama pada jam-jam awal tidur, dari penelitian tersebut di dapatkan jumlah orang yang melaoporkan rasa tak segar atau masih mengantuk saat bangun tidur pada perokok adalah 4 kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok (Punjabi, 2008).
Namun efek stimulan dari nikotin ternyata lebih kuat, ini dibuktikan dengan penelitian Prasadja dan kawan-kawan di tahun 2006 yang meneliti efek nikotin pada pola tidur seseorang. Perokok ternyata membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur dibanding orang yang tidak merokok. Mereka jadi sulit tidur, pada penelitian selanjutnya yang dipublikasikan pada Februari 2008, prasadja dan kawan-kawan lebih menyoroti efek
35
kecanduan rokok pada pola tidur. Secara teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang pecandu seolah ‘menagih’ nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur (Prasadja, 2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari Pedianti (2009), Gangguan Pola Tidur Pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama di SLTP X Kelurahan Jati, Jakarta Timur dengan hasil penelitian terdapat gangguan pola tidur pada remaja usia 12-15 tahun di Sekolah lanjut tingkat pertama dalam penelitian yaitu (p value=0.005).
2.
Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau 2015, dengan nilai p=0.001.
Pada masa remaja, ada sesuatu yang lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka individu remaja merasa harus melakukan juga. Individu remaja sendiri mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok (Sitepoe, 2000).
Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 di laporkan bahwa sekitar (34.7%) penduduk di Indonesia yang berusia > 15 tahun adalah perokok dan yang paling banyak berada di provinsi kalimatan Tengah yaitu sebanyak (43.1%) penduduknya adalah merokok. Di Sulawesi Utara sendiri di laporkan (36.2%) jumlah peduduk adalah perokok, dari data menurut jenis kelamin jumlah perokok pada laki-laki (sekitar 70%) lebih banyak di bandingkan perempuan (sekitar 4%). Sementara orang yang tinggal di perkotan dan
36
pedesaan tidak ada perbedaan yang lebih berarti mengenai data jumlah perokok. Sementara itu jumlah perokok jika dilihat dari segi umur, kelompok umur 12-15 tahun dilaporkan oleh Rikesdas memiliki prevalensipaling tinggi yaitu sekitar (38%) perokok.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Dewi (2012), ada hubungan kebiasaan merokok dengan pola tidur remaja di SMA Negeri 9 Pekanbaru dengan hasil penelitian terdapat hubungan kebiasaan merokok remaja dengan pola tidur dalam penelitian yakni (p value=0,005).
F. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukan tinjauan satu persatu kegiatan-kegiatan merokok pada remaja sehingga pola tidur remaja belum dapat terlihat jelas oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Mayoritas Kebiasaan Merokok di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 Adalah Merokok sebanyak 32 responden (50.8%).
2.
Mayoritas Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015 adalah Pola Tidur Remaja sebanyak 33 responden (52.4%).
3.
Ada Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau Tahun 2015. (p= 0.001)
B. Saran 1.
Bagi Remaja Air Buluh Kepada Masyarakat dan Remaja di Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi Riau disarankan agar mengetahui bahaya merokok dan akibat merokok selain bisa mengganggu pola tidur dan masih banyak masalah kesehatan yang di akibatkan karena rokok.
2.
Bagi Insitusi Kesehatan Diharapkan kerja sama yang baik dengan insitusi kesehatan tentang memberikam penyuluhan-penyuluhan kesehatan dan khususnya sehubungan dengan bahaya rokok dan efek samping rokok.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Agar melakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang masalah Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja dengan desain yang berbeda dan disaran kan untuk melakukan penelitian eksperiment.
37
DAFTAR PUSTAKA Aditama,Y, T, 2011, Rokok Dan Kesehatan, Jakarta Penerbit Universitas Indonesia Ali, M, Asrori, M, 2012. Psikologi Remaja Perkembangan peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksar Aman.2005 .Peneletian Yang Menyimpulkan Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : PT Indeks Gramedia Jakarta Basir, U, A 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok .http//www.wordpress.com Berk. 2011. Pertumbuhan Dan Perkembangan.Jakarta. Salemba Medika Bustan. 2007. Total Perokok Penduduk Dari Dunia. http//www.wordpress.com Damayanti (2012). Hubungan Dampak Merokok Terhadap Pola Tidur Remaja di Desa Kenduri Dewi. 2011. Kebiasaan-Kebiasaam Merokok Remaja. Jakarta: Gramedia Dewi (2012). Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di SMA Negeri 9 Pekanbaru Edi rusdianto. 2011. Data Kependudukan: Desa Air Buluh. Gunawan. 2010. Pengurangan Waktu Tidur Pada Remaja. http//lib.ugm.ac.id. Irvan (2012). Hubungan Kebiasan Merokok Remaja Dengan Gangguan Pola Tidur SMA Negeri 9 Pekanbaru Jaya. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Berenama Rokok: Yokyakarta: Riz’ma Kozier.2004. Istirahat Sangatlah Bagi Kesehatan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Listiani.2007. Gangguan Pola Tidur. http//lib.ugm.ac.id. Narendra.2008. Kemampuan Yang Mengarahkan Pendidikan Dan Kebudayaan Remaja.httpwww.medicastrore.com. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta Nursalama. 2008. Pengaruh Dan Kebiasaan Merokok Pada Remaja. Jakarta. Salemba Medika
Perwitasari, 2006, penyakit jantung koroner, Jakarta, PT, Serambih Ilmu Semesta Pinem, 2009, Perubahan Fisik Dalam Masa Remaja, Jakarta, Seleba Medika Prasadja. 2009. Efek Nikotin Pada Pola Tidur Seseorang. http//www.wordpress.com. Proverawati. E. 2012. Perokok Aktif Dan Perokok Pasif. Jakarta : Gramedia Ramadani.2007. Rokok Terbuat Dari Bahan Baku.. http//www.wordpress.com Riawita. 2009. Kebiasaan Meroko Yangkan Gangguan Sulit Tidur. Jakarta. PT Rineka Cipta Sari (2009). Gangguan Pola Tidur Pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama di SLTP X Kelurahan Jati, Jakarta Timur She
Dan Costanzo. 2011. http//lib.ugm.ac.id.
Remaja
Ini
Memukinkan
Mencari
Jati
Diri.
Sitepoe .(2006). Tipe-Tipe Merokok, httpwww.medicastrore.com. Sitepoe. 2000. Merokok Merupakan http//www.wordpress.com.
Lambang
Pergaulan
Bagi
Remaja.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth: Adek-adek/Teman-teman Calon Responden Di: Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik
Saya mahasiswa program studi ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja Di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantang Sengingi Riau Tahun 2015”. Peneliti ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Sehubungan dengan keperluan tersebut saya mohon partisipasi dan kesedian Adekadek/Teman-teman untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mendatangani lembar persetujuan responden, saya sebagai peneliti menjamin kerahasian identitas Adek-adek/Teman-teman untuk dipergunakan demi mengembangkan ilmu keperawatan. Demikian permohonan ini saya perbuat atas partisipasi dan informasi yang Adek-adek/ Teman-teman berikan saya ucapkan terima kasih.
Medan, Responden
(
April 2015
Penulis
)
(IKANG FAUZI)
Lampiran 26
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
NamaPeneliti
: Ikang Fauzi
Judul Penelitian
: Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi RiauTahun 2015
Saya
mahasiswa
Jurusan
Program
Studi
Ners
Falkultas
Keperawatan
dan
KebidananUniversitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Pola Tidur Remaja di Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Sengingi RiauTahun 2015”. Hasil penelitian ini akan di jadikan masukan ilmiah kepada pendidik dan mahasiswa. Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada siswa agar dapat bekerja sama dengan baik. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti berjanji akan menghargai dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara yang diperoleh baik dalam pengumpulan data, pengolahan, maupun penyajian laporan nantinya.
Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi siswa dalam penelitian ini, atas kesediaan dan kerja sama nya, peneliti mengucapkan terima kasih.
Medan,
April 2015
Responden
(
)
Lampiran 7
KUISIONER
HUBUNGAN KEBIASAN MEROKOK DENGAN POLA TIDUR REMAJA DI DESA AIR BULUH KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SENGINGI RIAU TAHUN 2015
1. Nama peneliti Nim 2. No Responden
: : :
Umur
:
Pendidikan
:
3. Petujuk pengisian Jawablah pertanyaan memberikan tanda Check list (√) sesui dengan kondisi dan stuasi yang anda miliki saat ini.
Lampiran 8 MASTER DATA HUBUNAGN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN POLA TIDUR REMAJA DI DESA AIR BULUH KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SENGINGI RIAU TAHUN 2015
No
Umur
Kuisioner Merokok
Kuisioner Pola Tidur Remaja
Pendidikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Σ
Kategori
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Σ
Kategori
1
15
3
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
5
2
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
3
2
2
18
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
4
2
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
4
2
3
13
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
6
1
4
12
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
3
2
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
6
5
17
2
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
5
2
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
8
1
6
19
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
6
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
6
1
7
20
3
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
4
2
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
4
2
8
19
2
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
5
2
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
8
1
9
13
3
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
3
2
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
6
2
10
20
2
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
5
2
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
5
2
11
14
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
8
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
4
2
12
15
2
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
1
13
13
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
7
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
5
2
14
20
3
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
6
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
6
1
15
17
2
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
8
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
4
2
16
19
2
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
6
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
4
1
17
20
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
4
2
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
4
1
18
16
3
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
4
2
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
3
1
19
12
2
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
5
2
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
7
1
20
14
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
6
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
6
1
21
18
2
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
4
2
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
5
1
22
12
3
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
3
2
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
3
2
23
20
3
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
6
1
24
14
2
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
8
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
3
2
2
25
17
3
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
5
2
26
13
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
5
2
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
5
2
27
19
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
4
2
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
4
2
28
20
2
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
4
2
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
4
2
29
18
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
3
2
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
5
1
30
13
2
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
5
2
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
5
2
31
18
3
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
4
2
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
4
2
32
17
3
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
5
2
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
5
2
33
19
2
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
6
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
6
1
34
12
3
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
6
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
6
1
35
14
2
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
5
2
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
5
2
36
15
3
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
7
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
5
2
37
15
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
7
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
6
1
38
17
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
2
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
2
39
12
2
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
2
2
40
18
2
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
7
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
6
1
41
20
3
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
6
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
6
1
42
18
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
5
2
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
1
43
14
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
6
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
6
1
44
19
2
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
6
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
6
1
45
13
3
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
4
2
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
5
1
46
17
3
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
4
2
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
4
2
47
20
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
7
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
5
2
48
14
2
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
6
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
6
1
48
16
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
8
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
4
2
50
18
3
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
5
2
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
7
1
51
19
3
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
4
2
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
4
2
52
14
3
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
6
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
6
1
53
12
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
5
2
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
5
2
54
17
2
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
4
2
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
4
2
55
14
3
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
6
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
6
1
56
19
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
4
2
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
4
2
57
20
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
6
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
6
1
58
16
3
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
7
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
6
1
59
13
3
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
6
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
6
1
60
15
2
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
4
2
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
4
2
61
17
3
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
6
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
6
1
62
12
2
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
6
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
7
1
63
14
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
5
2
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
7
1
Keterangan : Umur : 1. 12-15 2. 16-18 3. 19-20
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA
Kebiasaan Merokok 1. Merokok : 6-10 2. Tidak Merokok :0-5
Pola Tidur Remaja 1. Terpenuhi 2. Tidak Terpenuhi
:6-10 :0-5
I.
KUISIONER TENTANG MEROKOK
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan Apakah anda tahu merokok itu merugikan kesehatan ? Apakah anda merokok lebih dari ½ bungkus per hari ? Apakah sampai sekarang anda masih merokok ? Apakah anda tahu istilah dari perokok pasif ? Apakah di dalam pergaulan anda diharuskan merokok ? Apakah teman sebaya anda merokok ? Apakah anda merokok karena melihat anggota keluarga anda merokok ? Apakah anda merokok karena melihat orang disekitar anda merokok ? Apakah anda merokok karena lambang kejantanan ? Apakah anda merokok karena melihat iklan di TV ?
Ya
Tidak
Pertanyaan Ya Apakah anda sering mengalami gangguan tidur setelah merokok? Apakah anda sering mengalami batuk pada malam hari setelah anda merokok? Apakah anda tidur kurang dari 7-8 jam perhari? Apakah anda sebelum tidur anda sering merokok terlebih dahulu? Apakah anda pernah terbangun di waktu tidur anda langsung merokok, lalu tidur kembali? Apakah anda sering merasa gelisah di waktu tidur jika anda tidak merokok? Apakah merokok suatu kebutuhan bagi anda sebelum tidur? Apakah anda mampu menghabiskan 3 batang rokok sebelum tidur? Apakah ketika anda mengalami batuk pada malam hari, anda juga tetap merokok? Apakah ketika bangun pagi, pagi harinya anda langsung merokok?
Tidak
II. KUISIONER TENTANG POLA TIDUR REMAJA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lampiran 9
HASIL UJI STATISTIK Statistics Umur N
Pendidikan
Valid Missing
63
63
0
0
Umur Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
12-15 tahun
28
44.4
44.4
44.4
16-18 tahun
18
28.6
28.6
73.0
19-20 tahun
17
27.0
27.0
100.0
Total
63
100.0
100.0
Pendidikan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
20
31.7
31.7
31.7
SMP
21
33.3
33.3
65.1
SMA
22
34.9
34.9
100.0
Total
63
100.0
100.0
Kebiasaan Merokok Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6-10 Merokok
31
49.2
49.2
49.2
0-5 Tidak Merokok
32
50.8
50.8
100.0
Total
63
100.0
100.0
Pola Tidur Remaja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6-10 Tidak Terpenuhi
33
52.4
52.4
52.4
0-5 Terpenuhi
30
47.6
47.6
100.0
Total
63
100.0
100.0
Case Processing Summary Cases Valid N Kebiasaan merokok * Pola tidur remaja
Missing
Percent 63
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 63
100.0%
Kebiasaan merokok * Pola tidur remaja Crosstabulation Pola tidur remaja 6-10 Tidak terpenuhi Kebiasaan merokok
6-10 Merokok
Count % of Total
0-5 Tidak merokok Total
10
31
33.3%
15.9%
49.2%
8
24
32
12.7%
38.1%
50.8%
Count % of Total
Total
21
Count % of Total
0-5 Terpenuhi
29
34
63
46.0%
54.0%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.001
9.923
1
.002
11.964
1
.001
11.579 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2sided)
Df
Exact Sig. (2sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.001 11.396
1
.001
63
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.27. b. Computed only for a 2x2 table
Exact Sig. (1sided)
.001