i
PERMINTAAN (DEMAND) WISATA ALAM DI KOTA SEMARANG BAGI USIA MUDA
ARI LISTYOWATI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
i
PERMINTAAN (DEMAND) WISATA ALAM DI KOTA SEMARANG BAGI USIA MUDA
ARI LISTYOWATI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ii
RINGKASAN ARI LISTYOWATI. Permintaan (Demand) Wisata Alam di Kota Semarang Bagi Usia Muda, Dibimbing oleh E.K.S HARINI MUNTASIB dan RACHMAD HERMAWAN. Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis. Padahal Kota Semarang berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang disukai oleh usia muda karena kelompok usia muda memiliki waktu luang yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan lainnya. Untuk mengetahui permintaan wisata alam di Semarang, maka dilakukan penelitian permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permintaan potensial, permintaan aktual dan faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda (15-24 tahun). Penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai September 2010 di Kota Semarang. Kajian terhadap siswa SMA, mahasiswa dan pengunjung wisata alam. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, kuesioner. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan potensial dianalisis dengan regresi logistik biner. Data BPS Kota Semarang (2008), menunjukkan bahwa penduduk usia muda di Kota Semarang sebanyak 241.474 orang. Permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 198.492 orang (82,20%). Permintaan aktual pada obyek wisata pantai sebesar 14.458 orang, obyek wisata goa sebesar 9.322 orang, obyek wisata air terjun sebesar 7.458 orang dan obyek wisata pegunungan sebesar 20.144 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan potensial adalah alasan berkunjung (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) dan lama kunjungan. Sedangkan pada permintaan aktual, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pekerjaan orang tua, obyek wisata yang ingin dikunjungi, alasan berkunjung dan waktu kunjungan. Kata kunci : permintaan wisata alam, permintaan potensial, permintaan aktual
iii
SUMMARY ARI LISTYOWATI. Nature-Based Tourism Demand at Semarang City for Young Age Group, Under Supervision of E.K.S HARINI MUNTASIB and RACHMAD HERMAWAN. Semarang city is recently known as industry and business city. It also has potentials for tourism destination areas to young age group which known as having more leisure time compare to the other age group. The objectives of this research were to identity the potential demand and actual demand of nature-based tourism of young age group (15-24 years old) at Semarang City and the influencing factors. This research was in July to September 2010 at Semarang City. The respondents were highschool students, College students and nature-based tourists. Data were collected through literature review, interviews, questionnaires. Analysis of binary logistics regression was used to determine the factors which influence potential demand. Data of Statistic Center Agency (Badan Pusat Statistik-BPS, 2008) showed that the number of young age group individuals at Semarang City was 241.474 individuals. The study showed that the potential demand of nature – based tourism for young age group at Semarang City was 198.492 individuals (82,20% of the total number of individuals of young age group). The actual demand based on tourism objects was: 14.458 individuals (beach), 9.322 individuals (cave), 7.458 individuals (waterfall), and 20.144 individuals (mountain). Farther analysis used the binary logistics regression showed that reasons of visit (beautiful scenery, enjoy the scenery and fresh air) and length of visit were the factors which influence potential demand. Meanwhile, descriptive analysis showed that the factors which influence the actual demand were parents occupation, interest foward tourism objects, reason of visit, and time of visit. Key words: nature - based tourism demand, potential demand, actual demand
iv
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Permintaan (Demand) Wisata Alam di Kota Semarang Bagi Usia Muda” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember 2010
Ari Listyowati E34062180
v
Judul Skripsi
: Permintaan (Demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda
Nama
: Ari Listyowati
NIM
: E34062180
Jurusan/Fakultas
: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata/ Kehutanan
Menyetujui : Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib
Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc
NIP. 19550410 198203 2 002
NIP. 19670504 199203 1 004
Mengetahui : Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S. NIP : 19580915 1984030 1 003
Tanggal Lulus :
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillah. segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW atas selesainya karya ilmiah ini. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis sejak Juli hingga September 2010 dengan judul “Permintaan (Demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda”. Pengelolaan obyek wisata alam di Semarang harus mendapat perhatian penuh. Banyaknya kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam mengindikasikan bahwa Semarang mempunyai daya tarik wisata alam yang dapat dikembangkan. Untuk merencanakan suatu pengelolaan areal rekreasi atau pariwisata dapat dilakukan dengan analisis terhadap permintaan dan penawaran pariwisata. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang permintaan (demand) wisata alam, sehingga dapat memberikan data mengenai permintaan wisata alam di Kota Semarang sebagai dasar dalam pengembangan wisata alam di Kota Semarang. Selain itu juga memberikan masukan dan sedikit sumbangsih pemikiran bagi kemajuan wisata alam di Kota Semarang. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, Desember 2010
Penulis
vii
RIWAYAT HIDUP Penulis (Ari Listyowati) dilahirkan di Semarang pada tanggal 28 Agustus 1987. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Muhadi dan Ibu Retti Sari. Riwayat pendidikan penulis adalah TK PGRI 73, SD Negeri Kalicari 01,02,03 Semarang, SMP Negeri 15 Semarang, SMA Negeri 1 Semarang dan lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan S1 mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, diantaranya anggota Himpunan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) periode 2008-2009, sebagai anggota Kelompok Pemerhati Goa (KPG) dan Kelompok Pemerhati Kupu-Kupu (KPK), serta anggota Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Paguyuban Putra Atlas Semarang „Patra Atlas Semarang‟ tahun 2006 hingga sekarang. Kepanitiaan yang pernah diikuti diantaranya menjadi panitia Gebyar HIMAKOVA tahun 2008, panitia Bina Corps Rimbawan (BCR) Fakultas Kehutanan tahun 2009, dan sebagainya. Penulis juga pernah melakukan kegiatan praktek lapang yaitu: kegiatan Eksplorasi Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Gunung Simpang Cianjur-Bandung tahun 2008, Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya-Kalimantan Barat tahun 2008, Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur Kamojang-Sancang tahun 2008, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi tahun 2009, SURILI di Taman Nasional Manupeu TanadaruNusa Tenggara Timur tahun 2009 dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan-Lampung Barat tahun 2010. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Permintaan (Demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda. Penulis dibimbing oleh Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib dan Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc.
viii
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas anugerah sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Keluarga besar penulis : Muhadi (Ayah), Retti Sari (Ibu) dan Agus Setiyanto (kakak) serta seluruh keluarga atas kasih sayang, doa dan dukungannya. 2. Ibu Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib dan Bapak Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, masukan, dan motivasi selama penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. Ir. M Buce Saleh selaku penguji dari Departemen Manajemen Hutan, Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS selaku penguji dari Departemen Hasil Hutan, dan Dr. Ir Basuki Wasis, MS selaku penguji dari Departemen Silvikultur. 4. Seluruh staf pengajar dan Karyawan/wati di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis. 5. Teman seperjuangan di Kelompok Pemerhati Goa (KPG Hira) “G-XIII”: Riki, Gozali, Iqbal, Fajar, Fitri, Suratman, Nina, Haray, Iman, Domi, Feny, Agung, Arie, Aje dan Indri. 6. Teman seperjuangan di Kelompok Pemerhati Kupu-Kupu (KPK Sarpedon): Arie, Reni, Maiser, Domi, Raya, Hafizh, Abdi dan Olop. 7. Keluarga besar Himpunan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA). 8. Sahabat tercinta: Nano, Chacha, Fiona, Catur, Indri, Reni, Andin, Ebhay, Afroh, Arga dan seluruh keluarga besar Cendrawasih KSHE 43 yang setia menemani perjalanan panjang atas kebersamaan, dukungan, motivasi, doa, dan kenangan yang tak terlupakan. 9. Ony Nur Anna, Wulan Metafurry, Smunindar atas kebersamaan, dukungan, motivasi dan doa selama ini.
ix
10. M. Azzinar Faizien, Fajar Luhur Sentiko, Nurul Khikmah, Marretha Ariestia, Rahma, Rani Rachmawati dan Ristika Yuniar atas kebersamaan, doa, bantuan selama penelitian dan semangat yang diberikan. 11. Keluarga besar Paguyuban Putra Atlas (Patra Atlas Semarang). 12. Teman-teman THH, MNH, dan SVK atas persaudaraan, kebersamaan, dan motivasi selama ini. 13. Teman-teman di Wisama Agung 3 atas dukungan, motivasi, dan doanya. 14. Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal hingga selesainya tugas akhir penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih.
x
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................1 1.2 Tujuan Penelitian ..............................................................................3 1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam .....................................................................................4 2.2 Permintaan (Demand) Pasar Wisata .................................................5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
Lokasi dan Waktu ...........................................................................12 Objek dan Alat ................................................................................12 Pengumpulan Data ..........................................................................12 Tahapan Pengumpulan Data ...........................................................13 Metode Pengambilan Pengunjung Usia Muda ...............................14 Analisis Data...................................................................................16
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 BAB V
Sejarah Kawasan.............................................................................18 Letak dan Luas................................................................................18 Topografi ........................................................................................19 Iklim................................................................................................19 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat ................................................19
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Wisata Alam di Semarang ..............................................................23 5.2 Karakteristik Pengunjung Usia Muda .............................................33 5.3 Permintaan Potensial (potential demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda .............................................................52 5.4 Permintaan Aktual (actual demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda .............................................................53 5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda ................................................55
xi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .....................................................................................65 6.2 Saran ...............................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66 LAMPIRAN ......................................................................................................... 68
xii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Perbandingan jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kota Semarang tahun 2008– 2009 ............................................................................................ 2 2. Perbandingan jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Semarang tahun 2008– 2009 ........................................................................... 2 3. Obyek Wisata / Taman Rekreasi di Kota Semarang Tahun 2008 .................. 22 4. Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kota Semarang tahun 2009 ......... 23 5. Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Semarang tahun 2009 ............................................................................................................... 24 6. Asal pengunjung potensial usia muda ............................................................ 34 7. Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jenis kelamin ............. 34 8. Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan umur .......................... 35 9. Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan pendidikan ................ 36 10. Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga.......................................................................................................... 37 11. Jumlah pengunjung usia muda yang tergabung sebagai pecinta alam dan bukan pecinta alam. ....................................................................................... 38 12. Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh pecinta alam ................................ 38 13. Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh bukan pecinta alam...................... 38 14. Alasan pecinta alam melakukan wisata alam ................................................ 39 15. Alasan bukan pecinta alam melakukan wisata alam ...................................... 39 16. Waktu berkunjung pecinta alam..................................................................... 40 17. Waktu berkunjung bukan pecinta alam .......................................................... 40 18. Keinginan Berkunjung Pecinta Alam ke Obyek Wisata Alam ...................... 41 19. Keinginan berkunjung bukan pecinta alam ke obyek wisata alam ................ 42 20. Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi pecinta alam ............................. 43 21. Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi bukan pecinta alam .................. 44 22. Frekuensi kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam ............................. 45 23. Frekuensi kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam .................. 46 24. Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam ............................. 47 25. Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam ................... 48 26. Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam .................................... 49
xiii
27. Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam ......................... 49 28. Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan jenis kelamin ................. 51 29. Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan umur .............................. 51 30. Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan pendidikan ..................... 52 31. Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga.......................................................................................................... 52 32. Data Jumlah Penduduk di Kota Semarang pada usia muda ........................... 53 33. Permintaan potensial masyarakat pada usia muda di Kota Semarang ........... 53 34. Jumlah pengunjung aktual usia muda pada obyek wisata alam .................... 54 35. Jumlah pengunjung aktual di obyek wisata alam Semarang .......................... 54 36. Peubah yang digunakan dalam permintaan potensial .................................... 56 37. Hasil analisis permintaan potensial dengan regresi logistik biner ................. 57
xiv
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1. Sistem kepariwisataan. ...................................................................................... 4 2. Diagram pengambilan responden. ................................................................... 15 3. Jumlah pengunjung wisata alam di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada tahun 2007-2009. ................................................................... 25 4. Pintu masuk dan loket obyek wisata Pantai Marina Semarang....................... 26 5. Obyek wisata Pantai Marina Semarang. ......................................................... 26 6. Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Pantai Marina Semarang. ........................................................................................................ 27 7. Obyek wisata Goa Kreo. ................................................................................. 28 8. Tangga dan jalan menuju Goa Kreo................................................................ 29 9. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) penghuni lokasi Goa Kreo. ...... 29 10. Obyek wisata Air Terjun Semirang................................................................ 30 11. Pintu masuk obyek wisata Air Terjun Semirang. .......................................... 31 12. Jalan setapak dan bertangga menuju Air Terjun Semirang. ........................... 30 13. Shelter dan pemandangan di obyek wisata Air Terjun Semirang. ................ 31 14. Obyek wisata Candi Gedongsongo. ............................................................... 32 15. Candi Gedong I. ............................................................................................. 33 16. Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Candi Gedongsongo. ........ 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Peta wisata alam di Kota Semarang ................................................................ 70 2. Peta wisata alam di Kabupaten Semarang ...................................................... 71 3. Kuesioner penelitian........................................................................................ 72 4. Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam .............................. 73 5. Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam .................... 74 6. Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam ..................................... 75 7. Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam .......................... 76 8. Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam .............................. 77 9. Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam .................... 78 10. Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam ..................................... 79 11. Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam .......................... 80 12. Data karakteristik pengunjung usia muda ....................................................... 81
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang) merupakan kawasan segitiga emas yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi. Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah merupakan kota yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Meskipun Semarang selama ini dikenal sebagai kota industri dan bisnis namun Semarang memiliki tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Kota Semarang selalu berupaya untuk dapat meningkatkan kepariwisataannya, sebagai contoh pada tahun 2007 kota Semarang mengadakan suatu acara internasional yaitu SPA (Semarang Pesona Asia), yang di dalamnya terdapat pameran internasional dan temu bisnis yang merupakan ajang promosi bidang perdagangan, jasa maupun investasi yang mencakup juga sektor pariwisata. Dengan diadakannya acara tersebut membuktikan bahwa pemerintah daerah ingin menjadikan Kota Semarang sebagai tujuan wisata dan juga ingin menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara (Qadarrochman 2010). Berdasarkan penelitian Wahyudin (2005), sektor kepariwisataan Kota Semarang telah memberikan kontribusi Pedapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar dan kegiatan pariwisata menjadi sektor basis perekonomian di Kota Semarang. Berdasarkan data terakhir yang didapatkan (Tabel 1 dan Tabel 2), jumlah pengunjung obyek wisata alam di Semarang antara tahun 2008-2009 mengalami penurunan, yaitu di lokasi obyek wisata alam Goa Kreo, Pantai Marina, Wana Wisata Umbul Songo, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran, dan Umbul Sidomukti. Permintaan wisata alam di Semarang dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung tiap tahunnya. Data Disparbud dan Disparta (2009) menunjukkan bahwa permintaan wisata alam di Semarang mengalami penurunan, padahal trend pasar pariwisata untuk mengunjungi obyek wisata alam setiap tahun terus meningkat. Obyek wisata alam di Semarang pada dasarnya mempunyai potensi untuk dikembangkan, karena sebagian besar obyek wisata alam tersebut menawarkan keindahan alam yang masih alami dan menarik, namun dalam kenyataannya
2
keberadaan potensi obyek wisata alam tersebut belum dapat berkembang secara optimal. Tabel 1 Perbandingan jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kota Semarang tahun 2008– 2009 Jumlah Pengunjung Tahun 2008 (Jiwa)
Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa)
Naik
Turun
37.838
34.686
-
3.152
2 Pantai Marina 15.669 8.538 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (2009).
-
7.131
No 1
Obyek Wisata Alam Goa Kreo
Tabel 2
Perbandingan jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Semarang tahun 2008– 2009
Jumlah Jumlah Pengunjung Pengunjung No Obyek Wisata Alam Tahun 2008 Tahun 2009 (Jiwa) (Jiwa) 1 Air terjun Semirang Tidak ada data 11.741 2 Candi Gedongsongo 165.409 155.246 3 Bukit Cinta 25.206 29.269 4 Wana Wisata Umbul Songo 17.658 12.312 5 Kartika Wisata Kopeng 36.565 42.217 6 Bandungan Indah 23.866 23.204 7 Wana Wisata Penggaron 12.761 12.686 8 Wisata Agro Tlogo 10840 5.486 9 Kampung Kopi Banaran 66810 58.117 10 Langen Tirto 25.553 28390 11 Umbul Sidomukti 97.864 91.201 12 Rawa Permai 10.289 21.411 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (2009).
Naik
Turun
4.063 5.652 2.837 11.122
10.163 5.346 662 75 5.354 8.693 6.663 -
Menurut Korah (1995) kelompok usia muda memiliki waktu luang yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan lainnya. Di samping itu kelompok ini memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan waktu luangnya bepergian ke tempat-tempat wisata alam. Qomariah (2009) juga mengatakan bahwa pengunjung yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa dan berwiraswasta, karena faktor biaya dan waktu luang dari pengunjung tersebut mampu mendorong keinginan untuk mengisi waktu luang dengan melakukan wisata alam. Kelompok usia muda juga mempunyai kemampuan fisik yang kuat untuk berwisata alam. Untuk merencanakan suatu pengelolaan areal rekreasi atau pariwisata dapat dilakukan dengan analisis terhadap permintaan dan penawaran pariwisata (Gold 1980), maka dilakukan penelitian permintaan (demand) wisata alam di Kota Semarang bagi
3
usia muda. Objek wisata yang diteliti merupakan obyek wisata alam di Kota Semarang dan sekitarnya, sedangkan objek kajiannnya adalah masyarakat usia muda di Kota Semarang.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui permintaan (demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda (15-24 tahun), secara rinci adalah: 1. Mengetahui permintaan potensial (potential demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda (15-24 tahun) 2. Mengetahui permintaan aktual (actual demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda (15-24 tahun) 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda (15-24 tahun).
1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data mengenai permintaan wisata alam di Kota Semarang sebagai dasar dalam pengembangan wisata alam di Kota Semarang. Selain itu juga memberikan masukan dan sedikit sumbangsih pemikiran bagi kemajuan wisata alam di Kota Semarang.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Pemerintah Republik Indonesia 2009). Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan (Suwantoro 1997). Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam satu sistem, yakni 1) permintaan atau kebutuhan; 2) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata; 3) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; 4) pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga elemen tadi (Damanik & Weber 2006). Sistem kepariwisataan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Sistem kepariwisataan. Sumber: Steck et al. 1999 dalam Damanik & Weber 2006 (modifikasi)
Suwantoro (1997) mengatakan, pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,
5
agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau pun belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
2.2 Permintaan (Demand) Pasar Wisata 2.2.1 Pengertian dan Jenis Salah satu yang paling sedikit dipahami dan aspek paling terlupakan dari perencanaan rekreasi yaitu dari konsep permintaan (Gold 1980). Permintaan rekreasi menurut Avenzora (2003) adalah tentang: (1) siapa yang meminta; (2) apa dan berapa banyak yang diminta; (3) kapan diminta. Menurut Douglass (1970), permintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan-kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran total partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan bila tersedia fasilitas-fasilitas yang memadai. Clawson dan Knetsch (1966), menyatakan bahwa permintaan rekreasi alam terbuka adalah jumlah kunjungan yang secara ekonomi dapat diartikan sebagai daftar volume (kunjungan, hari kunjungan dan lain-lain) dan hubungannya dengan harga (biaya rekreasi). Unsur-unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata. Basis utamanya adalah ketersediaan waktu dan uang (Kelly, 1998; Gunn, 2002 dalam Damanik & Weber 2006). Suatu perjalanan wisata didorong oleh ketersediaan sumberdaya, aksesibilitas yang semakin mudah pada produk dan obyek wisata. Di samping itu perjalanan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti distribusi dan peningkatan pendapatan, pendidikan masyarakat, pengurangan jam kerja, iklim dan lingkungan hidup (Freyer 1993; Mundt 1998 dalam Damanik & Weber 2006). Distribusi pendapatan yang lebih merata dan penghasilan yang meningkat akan mendorong semakin banyaknya permintaan perjalanan wisata (Damanik & Weber 2006). Permintaan atau demand pasar adalah potensi pasar untuk suatu destinasi atau obyek tertentu yang didapatkan melalui penilaian kecenderungan wisata dan
6
profil pengunjung, berdasarkan profil demografi, aktivitas, motivasi, dan perilaku pengunjung. Penilaian ini menganalisa keinginan melakukan perjalanan sekarang dan di masa yang akan datang. Menentukan permintaan potensial merupakan hal yang penting untuk suatu kawasan dan membangun strategi untuk dapat memenuhi permintaan ini (Eileen et al. 2005 dalam Muntasib & Rachmawati 2009). Menurut Wahab (1992), permintaan wisata dapat dibagi atas dua bagian yaitu: 1) Potential demand, yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan dan karena itu mereka dalam kondisi siap untuk bepergian. 2) Actual demand, yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut
Gold
(1980),
permintaan
tersembunyi/potensial
adalah
permintaan rekreasi yang tidak bisa dipisahkan pada populasi, tetapi bukan dicerminkan pada penggunaan fasilitas yang sudah ada. Partisipasi dapat diharapkan kalau fasilitas cukup, akses, dan informasi tersedia. Gold juga menambahkan, permintaan potensial adalah landasan argumen bahwa supply itu menciptakan demand/permintaan. Argumen ini menyarankan orang-orang akan mempergunakan setiap kesempatan dengan harapan dengan penggunaan yang layak. Yang mempengaruhi permintaan adalah permintaan tersembunyi yang dapat dirangsang oleh pengaruh keadaan umum melalui mass media atau proses pendidikan. Permintaan pada industri pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas atau produk yang berbeda bukan saja dalam hal sifat, akan tetapi juga manfaat dan kebutuhannya bagi wisatawan. Fasilitas dan produk itu sifatnya sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Akan tetapi permintaan terhadap fasilitas atau produk itu sangat erat kaitannya dengan kebutuhan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya (composite demand). Dengan perkataan lain, permintaan dalam industri pariwisata itu tidak hanya terbatas pada waktu diperlukan pada saat perjalanan wisata dilakukan. Akan tetapi jauh sebelum melakukan perjalanan itu sudah mengemukakan seperti informasi tentang: daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi, penginapan, transportasi yang akan
7
digunakan, tempat-tempat yang akan dikunjungi dan berapa banyak uang yang harus dibawa (Yoeti 2008). Menurut Yoeti (2008), dari sudut pandangan wisatawan, semua unsur permintaan, mulai dari “free goods” sampai dengan “tourist service” diperoleh dengan pengorbanan. Artinya, untuk mendapatkan semua itu wisatawan harus membayar dengan sejumlah uang. Semua unsur permintaan itu saling melengkapi dan mempunyai kaitan yang erat sekali satu dengan yang lain (complementary and interrelated). Menurut Schmidhauser (1962) dalam Yoeti (2008), karakter permintaan dalam industri pariwisata tidak hanya dalam satu macam pelayanan saja, akan tetapi merupakan suatu kombinasi bermacam-macam pelayanan yang satu dengan yang lainnya berbeda dan ditawarkan secara terpisah. Dengan kata lain, permintaan terhadap produk industri pariwisata itu tercermin dalam suatu paket wisata yang disusun atas bermacam-macam produk yang berbeda dalam bentuk, fungsi, dan manfaatnya.
2.2.2 Hal-Hal yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Menurut Yoeti (2008), secara umum permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata banyak tergantung dari hal-hal sebagai berikut: 1) Kekuatan membeli (purchasing power) 2) Struktur demografi dan kecenderungan 3) Sosial dan budaya 4) Motivasi perjalanan wisata dan sikap 5) Kesempatan untuk melakukan perjalanan dan intensitas pemasaran wisatawan. Yoeti (2008) mengatakan faktor-faktor yang akan menentukan permintaan khusus terhadap Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu yang akan dikunjungi biasanya ditentukan beberapa faktor sebagai berikut: 1) Harga 2) Daya tarik wisata, fasilitas, bentuk-bentuk pelayanan lainnya (services) seperti transport lokal, telekomunikasi, Biro Perjalanan Wisata (BPW) lokal atau hiburan.
8
3) Kemudahan-kemudahan untuk berkunjung, seperti sarana jalan, jembatan, tenaga listrik atau persediaan air bersih. 4) Pelayanan sebelum perjalanan dan informasi. 5) Citra/images dari tujuan wisatawan. Cooper et al. (1996) mengatakan sekalipun keputusan untuk berwisata ditetapkan, tetapi kemampuan untuk melaksanakan kegiatan wisata dan tempat yang dikunjungi akan ditentukan oleh faktor-faktor yang saling berhubungan. Faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua bagian besar: 1) Gaya hidup (lifestyle) dan termasuk di dalamnya adalah pendapatan, pekerjaan, kesempatan untuk berlibur, sarana transportasi, ras dan jenis kelamin. 2) Lifecycle, yaitu kondisi umur. Menurut Elgar (1989) bahwa teori dari status permintaan pariwisata, konsumen itu memaksimalkan kegunaan dari konsumsi dari satu produk pariwisata yang tergantung kepada pendapatan mereka, harga dari produk pariwisata, dan biaya membeli produk pariwisata dari tujuan kompetitor (harga dari subtitusi). Jika terdapat sebuah perubahan positif pada level pendapatan dari pariwisata, permintaan untuk pariwisata juga akan bertambah. Secara umum pasar dimaknai sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran atau konsumen dan produsen. Jadi pasar adalah tempat perantara bagi penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran. Jika dilihat dari perkembangan teknologi internet, arti pasar menjadi sangat luas dan meliputi konstruksi pikiran yang mempertemukan permintaan dan penawaran produk dan jasa wisata (Damanik & Weber 2006) Menurut Muntasib & Rachmawati (2009), penelitian pasar memerlukan sumber data dan informasi primer terutama melalui pengumpulan data dan informasi dari data informasi dari konsumen nyata dan potensial, serta sumber data dan informasi sekunder yang diperoleh dari sumber/media yang telah dipublikasikan. Dalam memahami demand wisata, terdapat beberapa hal yang saling berkaitan yaitu (Muntasib & Rachmawati 2009): 1) Faktor-faktor
pendorong
(push
factors)
yaitu
faktor-faktor
yang
memotivasi individu untuk melakukan liburan. Misalnya tekanan
9
pekerjaan, stress, rasa bosan, tradisi, kurangnya sumberdaya di tempat tinggalnya. 2) Faktor-faktor yang menjadi daya tarik (pull factors) yaitu faktor-faktor yang dapat menarik pengunjung untuk datang ke suatu kawasan tertentu, misalnya cuaca yang disukai, pemandangan, sumber daya dan nilai tukar. Hal-hal yang mempengaruhi demand wisata terhadap suatu kawasan antara lain (Muntasib & Rachmawati 2009): 1. Sosial: struktur populasi dan demografi, pendidikan, aktifitas dan waktu luang. 2. Teknologi: urbanisasi, pemasaran, transport dan perdagangan perjalanan dan daya tarik kawasan. 3. Ekonomi: pendapatan yang dapat digunakan (perhitungan untuk pajak, asuransi atau pensiunan), pendapatan nyata yang bebas untuk digunakan, daya beli dengan perhitungan untuk inflasi, rumah, makanan, pakaian dan lain-lain yang dapat dihitung dari pendapatan yang dapat digunakan, nilai tukar mata uang asing dan harga relatif, kualitas dan nilai. 4. Politik: pajak nasional dan kebijakan ekonomi, pembatasan perjalanan in/outbound, kondisi politik, ketertiban dan keamanan nasional. Yoeti (2006) menyebutkan terdapat faktor yang mempengaruhi permintaan wisata, antara lain: pendapatan, waktu luang, teknologi, jumlah anggota keluarga, keamanan dan aksessibilitas. Segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakteristik pasar, atau dengan kata lain membagi pasar sesuai perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar. Ada empat kategori dalam segmentasi pasar yaitu (Muntasib & Rachmawati 2009): 1. Segmentasi geografi, yaitu pasar dibagi berdasarkan tempat atau wilayah, dapat berupa suatu negara atau kawasan, dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka. 2. Segmentasi sosio-ekonomi dan demografi Pengetahuan tentang kependudukan merupakan metode paling popular untuk menentukan segmen pasar (Health 1988 dalam Muntasib & Rachmawati 2009). Variabel-variabel yang dapat membedakan seperti
10
umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendidikan, ras, penghasilan, agama dan kebangsaan selalu digunakan dalam
segmentasi
sosio-ekonomi
berdasarkan karakteristik
dan
demografi
kependudukan.
Segmentasi
merupakan kebutuhan wisata
berbeda-beda menurut kategori umur. 3. Segmentasi psikografi Dalam segmentasi psikografi, pasar dibagi berdasarkan kelompok sosial (social class), karakteristik kepribadian (personality characteristic) dan atau cara hidup (lifestyle). 4. Segmentasi perilaku Wisatawan hampir selalu mencari pengalaman sebanyak mungkin, yang dapat berupa petualangan, hal-hal yang berkaitan dengan sejarah atau yang bersifat tradisional, gaya hidup yang bersifat sementara atau pelarian secara total dari keakraban melalui kegiatan dan perubahan di sekitarnya.
2.2.3 Kelas Usia Muda Menurut Hurlock (1980), pengklasifikasian kelas umur dibedakan menjadi enam kategori yaitu kelas umur bayi (0-2 tahun), balita (3-5 tahun), anak-anak (612 tahun), remaja (13-18 tahun), dewasa (19-59 tahun) dan lanjut usia (> 60 tahun). Pada penelitian ini, diambil responden usia muda pada usia 15-24 tahun dengan target siswa, mahasiswa dan wisatawan aktual. Mengacu pada pengklasifikasian kelas umur Hurlock (1980), usia 15-24 tahun termasuk dalam kelas umur remaja dan dewasa. Minat rekreasi pada tingkat remaja yaitu remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan berhenti dari perkembangan kesukaan akan rekreasi yang di dalamnya ia bertindak sebagai pengamat yang pasif. Pada awal masa remaja, aktivitas permainan pada tahuntahun sebelumnya beralih dan diganti dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang. Berangsur-angsur bentuk permainan yang kekanak-kanakan menghilang dan menjelang awal masa remaja, pola rekreasi individual hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan awal masa dewasa. Karena banyaknya tekanan yang berasal
dari
tugas-tugas
sekolah,
tugas-tugas
rumah,
kegiatan-kegiatan
11
ekstrakurikuler dan pekerjaan sesudah sekolah atau pekerjaan-pekerjaan pada akhir pekan, sebagian besar remaja tidak mempunyai waktu luang lagi untuk rekreasi (Hurlock 1980). Banyak faktor yang mempengaruhi rekreasi pada usia dewasa yaitu: 1. Kesehatan, orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik lebih melelahkan daripada mereka yang fisiknya lemah. 2. Waktu 3. Status perkawinan 4. Status sosial-ekonomi 5. Jenis kelamin 6. Penerimaan sosial Remaja dapat dikategorikan menjadi anggota kelompok usia muda yang memiliki pola tingkah laku, adat istiadat dan gaya hidup yang berbeda-beda (Koentjaraningrat 1981 dalam Sitepu 2006). Remaja atau anak muda sering dikaitkan dengan waktu luang, kebebasan dan semangat pemberontakan. Bagi anak muda di perkotaan selalu punya cara untuk tampil beda agar dapat menjadi perhatian orang di sekelilingnya.
12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli sampai September 2010 di Kota
Semarang. Permintaan aktual diambil sesuai dengan keterwakilan obyek wisata alam pantai, goa, air terjun dan pegunungan (Pantai Marina, Goa Kreo, Air terjun Semirang dan Candi Gedongsongo). Permintaan potensial diambil dari keterwakilan SMA dan Universitas sesuai kriteria yang telah ditentukan, yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 11, SMA Negeri 15, SMA Sultan Agung 1, SMA Institut Indonesia, SMA PGRI 1, SMA Semesta, Universitas Diponegoro, Universitas Semarang, Universitas Dian Nuswantoro dan Universitas Stikubank.
3.2
Objek dan Alat Objek kajian adalah siswa SMA (54 orang), mahasiswa (64 orang) dan
pengunjung wisata alam (32 orang). Alat yang digunakan adalah kuesioner, alat tulis-menulis, kamera dan software statistika.
3.3
Pengumpulan Data 1) Pengumpulan data primer Data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Wawancara
dilakukan kepada pengelola obyek wisata alam. Pangambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dan instrumen kuesioner. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan terlebih dahulu peneliti menyiapkan desain kuesioner. Pengambilan sampel yaitu dengan melakukan penyebaran kueisioner yang diberikan kepada pengunjung usia muda (Lampiran 3). Penentuan responden tersebut dilakukan secara purposive sampling, yaitu peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya (Kusmayadi 2004). Karena tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui permintaan wisata alam pada usia muda, maka respondennya adalah
13
pengunjung potensial dan aktual usia muda meliputi: pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa dan pengunjung wisata alam. 2) Pengumpulan data sekunder Data sekunder yaitu mengumpulkan data melalui studi literatur, yaitu meliputi kondisi umum lokasi, referensi terkait serta data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang, Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (Disparbud) serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (Disparta).
3.4 Tahapan Pengumpulan Data Berdasarkan studi pustaka, permintaan wisata yang digunakan menurut Wahab (1992) dapat dibagi atas dua bagian yaitu: potential demand dan actual demand. Pelajar SMA dan mahasiswa di Semarang mewakili potential demand, sedangkan pengunjung wisata alam mewakili actual demand. Tahap-tahap dalam pengumpulan data antara lain: 1. Mengumpulkan data jumlah dan lokasi SMA serta universitas di Semarang dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Semarang. 2. Mengumpulkan data jumlah pengunjung wisata alam di Semarang dari Disparbud serta Disparta. 3. Data SMA dan universitas yang diperoleh, dengan teknik sampling kluster dibagi menjadi dua yaitu pusat kota dan pinggir kota. SMA dan universitas yang masuk dalam pusat kota berada di Kecamatan Semarang Utara, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur, Gayamsari dan Candisari. SMA dan Universitas yang masuk dalam pinggir kota berada di Kecamatan Tugu, Ngaliyan, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, Pedurungan dan Genuk. 4. Setelah mendapatkan jumlah SMA dan universitas di Semarang, maka responden diambil 10% dari jumlah SMA dan 10% dari jumlah universitas. Mengutip pendapat Gay dalam Umar (2008) menyatakan penelitian dengan metode deskriptif
menyaratkan minimal 10% dari populasi dan untuk
populasi kecil minimal 20% dari populasi.
14
5. Masing-masing hasilnya dikelompokkan berdasarkan SMA Negeri dan SMA Swasta serta Universitas Negeri dan Universitas Swasta. 6. Pada SMA Negeri dan Swasta, dikelompokkan lagi berdasarkan SMA Negeri yang maju dan SMA Negeri yang biasa, SMA Swasta yang maju dan SMA Swasta yang biasa, selanjutnya dipilih SMA yang akan menjadi sampel. Begitu juga pada Universitas Negeri dan Swasta di kelompokkan lagi berdasarkan Universitas Negeri yang maju, Universitas Negeri yang biasa, Universitas Swasta yang maju dan Universitas Swasta yang biasa, selanjutnya dipilih universitas yang akan menjadi sampel. Data SMA dan Universitas yang maju dan biasa didapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. 7. Obyek wisata alam yang akan dijadikan sampel adalah ada keterwakilan dari masing-masing obyek yaitu pantai, air terjun, pegunungan dan goa yang paling banyak jumlah pengunjungnya (dilihat dari data Disparbud dan Disparta). 8. Setelah mendapatkan sampel yang sesuai, peneliti menyebarkan kuesioner pada responden.
3.5
Metode Pengambilan Pengunjung Usia Muda Langkah-langkah dalam pengambilan responden adalah (Gambar 2):
1. Target populasi: usia muda berusia 15-24 tahun. 2. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah quota sampling yang dibagi menjadi tiga quota berdasarkan statusnya, yaitu: pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa dan pengunjung wisata alam. Metode quota sampling, yaitu merupakan salah satu contoh dari nonprobality sampling (teknik pengambilan sampel yang setiap elemen populasinya tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel) (Kusmayadi 2004). Pemilihan ketiga pengunjung usia muda tersebut karena ketiga pengunjung usia muda
diasumsikan telah dapat mengambil keputusan sendiri dalam
berwisata dan dapat berkomunikasi dengan baik. 3. Ukuran sampel bagi pelajar/SMA: Teknik pengambilan sampelnya secara purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan tujuan peneliti (Kusmayadi 2004). Karena tujuan
15
penelitian ini untuk mengetahui permintaan wisata alam, maka dipilih responden siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler/organisasi/kegiatan pecinta alam (PA) dan bukan pecinta alam (bukan PA) kelas X, XI dan XII. Pada masing-masing kelas ada keterwakilan laki-laki dan perempuan. 4. Ukuran sampel bagi mahasiswa: Teknik pengambilan sampelnya secara purposive sampling. Teknik ini dengan memilih
responden
mahasiswa
yang
tergabung
dalam
kegiatan
mahasiswa/organisasi/kegiatan pecinta alam (PA) dan bukan pecinta alam (bukan PA) tingkat I, II, II dan IV. Pada masing-masing tingkatan ada keterwakilan laki-laki dan perempuan. 5. Ukuran sampel bagi pengunjung wisata alam: Dalam pengumpulan data mengenai wisatawan, akan ditemui kesulitan untuk menentukan dengan pasti, berapa banyak populasi wisatawan. Hal ini karena jumlah pengunjung wisata yang setiap saat selalu berubah. Ukuran sampel bagi pengunjung wisata alam tidak dapat ditentukan berapa jumlahnya karena sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, yaitu dilakukan terhadap orang yang kebetulan dijumpai (Wardiyanta 2006). Kelas X Pecinta Alam
Kelas XI Kelas XII
Pelajar (SMA)
Kelas X Bukan Pecinta Alam
Kelas XI Kelas XII Laki-laki Tingkat I Tingkat II
Populasi usia muda (15-25 tahun)
Pecinta Alam
Tingkat III Tingkat IV
Mahasiswa
Tingkat I Bukan Pecinta Alam Pantai
Pengunjung wisata alam
Tingkat II Tingkat III Tingkat IV
Pegununga n Goa
Gambar 2 Diagram pengambilan responden.
Perempuan n
16
3.6 Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengkode jawaban kuesioner Pemberian kode terhadap jawaban pertanyaan tertutup dilaksanakan dengan cara: variasi jawaban yang diperoleh dapat langsung diberi kode, sedangkan mengkode jawaban pertanyaan semi-terbuka sama prinsipnya dengan untuk pertanyaan tertutup, hanya saja perlu disediakan beberapa kode tambahan untuk memberi kode jawaban yang berbeda. Misal pertanyaan “Kunjungan wisata alam biasa dilakukan pada waktu?”. Pilihan jawaban: hari biasa, liburan, akhir pekan dan lainnya. Variasi jawaban tersebut dapat langsung diberi kode 1, 2, 3, 4 dan kode tambahan jika ada jawaban yang berbeda. 2. Memasukkan data/entry data menggunakan bantuan software epidata. 3. Tabulasi, pembuatan tabel-tabel dari setiap variabel yang diukur, selanjutnya dimasukkan dalam tabulasi silang (crosstabs). 4. Untuk mengetahui actual demand dapat diketahui dari jumlah pengunjung usia muda yang berkunjung di obyek wisata alam yaitu: a. Awalnya mengumpulkan data jumlah rata-rata pengunjung wisata alam dalam satu tahun (tahun 2007-2009) dari keterwakilan obyek wisata alam pantai, air terjun, pegunungan dan goa. b. Mengunjungi obyek wisata alam yang mempunyai jumlah pengunjung terbanyak pada masing-masing obyek yang sudah dikelompokkan (pantai, air terjun, pegunungan dan goa). c. Pada masing-masing obyek
tersebut, peneliti mengamati jumlah
pengunjung usia muda dan total pengunjung. Menghitung permintaan aktual: 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒋𝒖𝒏𝒈 𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒎𝒖𝒅𝒂 × 𝟏𝟎𝟎% 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒋𝒖𝒏𝒈 × 𝟏𝟎𝟎𝟏𝟎𝟎% × 𝟏𝟎𝟎 %
5. Untuk mengetahui Potential demand, dapat diperolah dari data jumlah masyarakat usia muda di Kota Semarang (data dari BPS) dan data survei yang telah diperoleh, yaitu dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑷𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 × 𝑫𝒂𝒕𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑩𝑷𝑺
17
𝑷𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 =
𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑛
× 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan: ∑ survei
: jumlah hasil survei yang berpotensi terhadap wisata alam
n
: ukuran sampel atau jumlah pengunjung usia muda
6. Regresi logistik biner Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner. Secara umum, model regresi logistik biner dengan E(Y=1|x) dapat dituliskan dengan:
𝜋(𝑋) =
𝑒 𝛽0 +𝛽1 𝑥 1 +⋯+
𝑚 𝑘=1 𝛽 𝑖𝑘 𝐷𝑖 +𝛽 𝑝 𝑥 𝑝
1 + 𝑒 𝛽0 +𝛽1 𝑥 1 +⋯+
𝑚 𝑘=1 𝛽 𝑖𝑘 𝐷𝑖 +𝛽 𝑝 𝑥 𝑝
dimana 𝜋(𝑋) adalah keinginan pengunjung usia muda mengunjungi obyek wisata alam, xi (untuk i=1,2,...,p) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengunjungi obyek wisata alam, p adalah banyaknya peubah penjelas yang digunakan, D adalah peubah dummy dan k adalah banyaknya peubah dummy yang digunakan. Banyaknya peubah dummy yang digunakan adalah banyaknya kategori dari peubah yang digunakan dikurangi satu. Dengan demikian, fungsi logistik akan bernilai antara satu dan nol. Dengan menggunakkan transformasi logit, model tersebut dapat dituliskan dengan: 𝜋 𝑋 𝑙𝑜𝑔 1−𝜋 𝑋
𝑚
= 𝛽0 + 𝛽1 𝑥1 + ⋯ +
𝛽𝑖𝑘 𝐷𝑖 + 𝛽𝑝 𝑥𝑝 + 𝜀 𝑘=1
7. Interpretasi hasil analisis yang pada intinya untuk mengetahui berapa besar permintaan potensial, permintaan aktual dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata alam pada usia muda (15-24 tahun) di Kota Semarang.
18
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Kawasan Semarang sebagai lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur yang kemudian hari berkembang pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting. Sebagai kota besar dan menyerap banyak pendatang. Mereka ini, kemudian mencari penghidupan dan menetap di Kota Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul menyusul kehidupan generasi berikutnya. Dahulu ada seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat di suatu tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, membuka hutan dan mendirikan pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang (Pemkot Semarang 2008).
4.2 Letak dan Luas Posisi geografi Kota Semarang terletak di Pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis 6º, 5' - 7º, 10' LS dan 110º, 35' BT. Luas wilayah mencapai 37.366.838 ha atau 373,7 km2. Letak geografi Kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni koridor pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan, terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transportasi darat (jalur kereta api dan jalan) serta transportasi udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan kota transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa,
19
secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah (Pemkot Semarang 2008).
4.3 Topografi Pemkot Semarang (2008), topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Pada bagian Utara merupakan daerah pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2% sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 m. Pada bagian Selatan merupakan daerah perbukitan, dengan kemiringan 2-40% dan ketinggian antara 90-200 m di atas permukaan air laut (mdpl).
4.4 Iklim Semarang memiliki dua iklim tropis yaitu, musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki siklus pergantian ± 6 bulan. Hujan sepanjang tahun, dengan curah hujan tahunan yang bervariasi dari tahun ke tahun rata-rata 2.215 mm sampai dengan 2.183 mm dengan maksimum bulanan terjadi pada bulan Desember sampai bulan Januari. Temperatur udara berkisar antara 2,80° C sampai dengan 29,30° C, kelembaban udara rata-rata bervariasi dari 62% sampai dengan 84%. Arah angin sebagian besar bergerak dari arah Tenggara menuju Barat Laut dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 5,7 km/jam (Pemkot Semarang 2008).
4.5 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Dalam kurun waktu sejarah telah tercatat bahwa Semarang telah mampu berkembang sebagai transformasi budaya, baik yang bersifat religi, tradisi, teknologi maupun aspirasi yang semuanya itu merupakan daya penggerak yang sangat besar nilainya dalam memberi corak serta memperkaya kebudayaaan, kepribadian dan kebanggaan daerah. Nilai-nilai agama yang universal dan abadi sifatnya merupakan salah satu aspek bagi kehidupan dan kebudayaan bangsa. Kerukunan agama di Kota Semarang cukup baik, maka tempat ibadah pun terus berjalan dengan baik. Mayoritas pemeluk agama di kota Semarang beragama Islam selain juga ada Khatolik, Protestan, Budha, Hindu dan sebagian lainnya (Pemkot Semarang 2008).
20
4.5.1 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kota Semarang pada tahun 2006 (data dari BPS) sebesar 1.434.025 jiwa. Kota Semarang termasuk lima besar Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah. Jumlah penduduk pada tahun 2006 tersebut terdiri dari 711.761 penduduk laki-laki dan 722.264 penduduk perempuan. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan sebesar 14.470 orang per km2, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Mijen sebesar 786 orang per km2. Jumlah usia produktif cukup besar, mencapai 69,30% dari jumlah penduduk. Ini menunjukkan potensi tenaga kerja dan segi kuantitas amat besar. Tingkat kepadatan penduduk memang belum merata. Penduduk lebih tersentral di pusat kota. Pertumbuhan penduduk rata-rata 1,43%/tahun. Ini berarti laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, setidaknya terkendali dan kesejahteraan umum dapat terealisasi (Pemkot Semarang 2008).
4.5.2 Tingkat Pendidikan Dari aspek pendidikan dapat dilihat, bahwa rata-rata anak usia sekolah di Kota Semarang dapat melanjutkan hingga batas wajar sembilan tahun, bahkan tidak sedikit yang lulus SLTA dan Sarjana. Meskipun masih ada sebagian yang tidak mengenyam pendidikan formal, namun demikian dapat dicatat bahwa sejak tahun 2003 penduduk Kota Semarang telah bebas dari tiga buta (buta aksara, buta angka dan buta pengetahuan dasar). Dengan komposisi struktur pendidikan demikian ini cukup mendukung perkembangan Kota Semarang, apalagi peningkatan kualitas penduduk yang selalu mendapat prioritas utama di dalam upaya peningkatan kesejahteraan (Pemkot Semarang 2008).
4.5.3 Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Semarang tersebar pada pegawai negeri, sektor industri, ABRI, petani, buruh tani, pengusaha; pedagang, angkutan dan selebihnya pensiunan (Pemkot Semarang 2008).
21
4.5.4 Sarana dan Prasarana Dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk, maka salah satu cara yang penting adalah dengan meningkatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah Kota Semarang berupaya memperluas dan meningkatkan kesempatan belajar melalui penyediaan sarana dan prasaran pendidikan, serta meningkatkan mutu pendidikan baik formal maupun non formal. Masalah kesehatan pemerintah Kota Semarang juga mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih merata, Kota Semarang mempunyai 9 rumah sakit umum, 53 puskesmas, posyandu yang menyebar di seluruh wilayah, dokter praktek, bidan praktek dan masih banyak sarana dan prasarana lainnya, sehingga setiap orang dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah (Pemkot Semarang 2008).
4.5.5 Potensi Pariwisata Kota Semarang Kota Semarang yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa Tengah memiliki daya tarik yang cukup besar, baik yang bersifat budaya, alam, maupun buatan. Salah satu daya tarik budaya yang banyak di kenal di Kota Semarang adalah menara Masjid Agung Jateng. Selain itu, terdapat pula museummuseum bersejarah seperti Museum Ronggowarsito dan makam Sunan Pandanaran. Di Kota Semarang dapat pula dikunjungi daerah wisata alam dan hutan, taman-taman rekreasi pantai, taman ria, dan lain-lain. Keragaman produk dan potensi pariwisata yang ada ditambah dengan fasilitas penunjang pariwisata yang memadai, merupakan modal pariwisata yang besar bagi Kota Semarang yang merupakan ibukota Jawa Tengah. Pada tahun 2008, jenis obyek wisata alam, budaya dan buatan yang ada sebanyak 22 buah, yaitu terdiri dari obyek wisata alam sebanyak 4 buah, obyek wisata budaya sebanyak 8 buah dan obyek wisata buatan sebanyak 10 buah. Dengan memiliki 22 buah obyek wisata dan didukung oleh fasilitas akomodasi meliputi hotel berbintang sebanyak 26 buah dengan jumlah kamar sebanyak 2091 unit dan hotel melati sebanyak 59 buah dengan jumlah kamar sebanyak 1.864 unit.
22
Tabel 3 Obyek wisata/taman rekreasi di Kota Semarang tahun 2008 No
Jenis Obyek Wisata
1
Alam Goa Kreo
Budaya Museum Mandala
Buatan Gelanggang Renang Manunggaljati
3
Pantai Marina
Museum Jamu Jago
Gelanggang Renang OASIS
4
Kampoeng Wisata Taman Lele
Museum Manggala Bhakti
Gelanggang Renang Paradise Club
5
Museum Jamu Ny.Meneer
Hutan Wisata Tinjomoyo
6
Museum Ronggowarsito
Istana Majapahit
7
Taman Budaya Raden Saleh Puri Maerokoco
Kolam Renang Vila Bukit Mas
8
Kolam Renang Ngaliyan Tirta Indah
9
Taman Margasatwa Wonosari
10
Wonderia
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (2008).
Keterkaitan industri pariwisata dengan penerimaan daerah berjalan melalui jalur PAD dan bagi hasil pajak/bukan pajak. Komponen PAD yang menonjol adalah pajak daerah, retribusi daerah dan laba badan usaha milik daerah. Matarantai industri pariwisata yang berupa hotel/penginapan, restoran/jasa boga, usaha wisata (obyek wisata, souvenir, dan hiburan), usaha perjalanan wisata (Travel agent dan pemandu wisata), convention organizer, dan transportasi dapat menjadi sumber PAD yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, pajak dan bukan pajak. Penerimaan sektor pariwisata tidak terlepas dari peran pajak dan retribusi. Dengan menjumlahkan pajak seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan berbagai retribusi seperti retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi tempat penginapan, retribusi tempat rekreasi dan pendapatan lain yang sah maka akan didapat penerimaan sektor pariwisata.
23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Wisata Alam di Semarang Obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Semua obyek yang ada tersebut merupakan target utama atau incaran dari pengunjung yang datang ke suatu tempat wisata (Suwantoro 1997). Obyek yang menjadi incaran untuk dikunjungi biasanya adalah daerah pantai, alam pegunungan, danau, sungai atau obyek seni budaya serta taman-taman rekreasi lainnya (Yoeti 1997 dalam Siswanto 2006). Kota Semarang memiliki daya tarik wisata alam yang masih alami dan menarik, begitu juga Kabupaten Semarang yang merupakan salah satu wilayah Jawa Tengah yang memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Kabupaten Semarang memiliki beberapa obyek wisata alam yang cukup potensial untuk program jangka panjang, seperti Taman Rekreasi Bukit Cinta, Wana Wisata Penggaron, Air Terjun Semirang, Wana Wisata Umbul Songo, Taman Wisata Kopeng, Desa Wisata Sidomukti, dan sebagainya. Obyek wisata alam dan jumlah pengunjung wisata alam di Kota dan Kabupaten Semarang pada tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kota Semarang tahun 2009 No 1
Obyek Wisata Alam Pantai Marina
Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa) Pengunjung Pengunjung nusantara mancanegara 8.538
2 Goa Kreo 34.452 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang (2009)
Jumlah 1 tahun
0
8.538
234
34.686
Obyek wisata alam di Semarang yang diteliti adalah: Pantai Marina, Goa Kreo, Air terjun Semirang dan Candi Gedongsongo, Bukit Cinta, Wana Wisata Umbul Songo, Kartika Wisata Kopeng, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran, Langen Tirto, Umbul Sidomukti dan Rawa Permai. Dari kriteria yang dikembangkan maka obyek
24
wisata yang diteliti yaitu Pantai Marina, Goa Kreo, Air terjun Semirang dan Candi Gedongsongo. Tabel 5 Jumlah pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Semarang tahun 2009 No
Obyek Wisata Alam
Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa) Pengunjung Pengunjung Nusantara Mancanegara
Jumlah 1 tahun
1
Air terjun Semirang
11.741
0
11.741
2
Candi Gedongsongo
154.016
1.230
155.246
3
Bukit Cinta
29.269
0
29.269
4
Wana Wisata Umbul Songo
12.312
0
12.312
5
Kartika Wisata Kopeng
42.217
62
104.217
6
Bandungan Indah
23.024
0
23.024
7
Wana Wisata Penggaron
12.686
0
12.686
8
Wisata Agro Tlogo
3.659
1.809
5.468
9
Kampung Kopi Banaran
58.117
129
187.117
10
Langen Tirto
28.275
115
143.275
11
Umbul Sidomukti
91.201 0 Rawa Permai 12 21.248 163 Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (2009)
91.201 184.248
Jumlah pengunjung wisata alam di Semarang dapat dilihat pada tiga tahun terakhir, yaitu pada Gambar 3 yang menunjukkan jumlah pengunjung wisata alam di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada tahun 2007-2009. Pada tahun 2008 di obyek wisata alam Air Terjun Semirang, tidak diperoleh data jumlah pengunjung wisata sehingga pada Gambar 3 terlihat seperti terjadi penurunan jumlah pengunjung. Pada tahun 2008 jumlah pengunjung wisata alam di obyek wisata Goa Kreo, Candi Gedongsongo, Wana wisata Umbul Songo, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran, Langen Tirto, dan Umbul Sidomukti mengalami kenaikan jumlah pengunjung dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2009 terjadi di obyek wisata Air Terjun Semirang, Bukit Cinta, Kartika Wisata Kopeng, Wisata Agro Tlogo, Langen Tirto dan Rawa Permai. Dari semua obyek wisata alam, Candi Gedongsongo merupakan obyek wisata alam yang jumlah pegunjung tertinggi mencapai 165.409 pengunjung pada tahun 2008, karena obyek wisata alam Candi Gedongsongo telah banyak diketahui oleh masyarakat, baik yang ada di sekitar Semarang maupun di luar Kota Semarang. Selain berekreasi, pengunjung juga mendambakan udara sejak
25
pegunungan, pemandangan indah dan suasana alami. Hal ini terjadi di obyek wisata alam pegunungan, begitu juga pada obyek wisata alam Umbul Sidomukti mengalami kenaikan yang tajam dari 25.989 pengunjung (tahun 2007) menjadi 97.864 pengunjung (tahun 2008). 180000 160000 140000 120000
Jumlah Pengunjung Tahun 2007 (Jiwa)
100000 80000 60000 40000
Jumlah Pengunjung Tahun 2008 (Jiwa)
20000 0
Jumlah Pengunjung Tahun 2009 (Jiwa)
Gambar 3 Jumlah pengunjung wisata alam di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang pada tahun 2007-2009. Penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2008 terjadi pada obyek wisata alam Pantai Marina, Bukit Cinta, Kartika Wisata Kopeng, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron dan Rawa Permai. Penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2009 terjadi pada obyek wisata alam Pantai Marina, Goa Kreo, Candi Gedongsongo, Wana Wisata Umbul Songo, Bandungan Indah, Wana Wisata Penggaron, Wisata Agro Tlogo, Kampung Kopi Banaran dan Umbul Sidomukti. Berikut merupakan empat obyek wisata alam yang menjadi objek dalam penelitian, yaitu: 1) Pantai Marina Semarang Kawasan Pantai Marina Semarang terletak di sebelah utara Kota Semarang, tepatnya di dalam lingkup Kecamatan Tawangsari. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota dan kawasan bisnis Semarang, yaitu Tugu Muda dan Simpang Lima, berada pada lingkungan perumahan eksklusif (Puri Anjasmoro, Royal Family Residence, Perumahan Semarang Indah, dan Perumahan Grand Marina) serta berdekatan dengan Kawasan Pekan Raya Promosi dan Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah dan Puri Maerokoco (Taman Miniatur Jawa Tengah). Obyek wisata
26
ini dikelola oleh PT. Indo Perkasa Usahatama. Obyek wisata alam Pantai Marina dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
\ Gambar 4 Pintu masuk dan loket obyek wisata Pantai Marina Semarang.
Gambar 5 Obyek wisata Pantai Marina Semarang. Pada Pantai Marina terdapat kolam renang, sky air, dan speed boot serta keindahan suasana pantai. Pantai Marina pada awalnya diperuntukkan sebagai kawasan hunian elite, namun dengan perkembangan zaman Pantai Marina ini dibuka untuk umum. Banyak masyarakat khususnya Kota Semarang sendiri yang menginginkan sarana rekreasi air yang representatif artinya kawasan tersebut dekat dengan pusat Kota Semarang. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah rekreasi
keluarga,
memancing,
jogging,
santai/duduk-duduk
menikmati
27
pemandangan laut, berperahu, aktivitas pedagang kaki lima dan penjaja keliling. Harga tiket masuk wisata ini Rp 3.500,00 per orang. Beberapa fasilitas di obyek wisata alam Pantai Marina dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6
Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Pantai Marina Semarang.
2) Goa Kreo Obyek wisata Goa Kreo terletak di Kampung Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati. Obyek wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang. Menurut legenda, Goa Kreo adalah goa yang dahulu kala digunakan untuk semedi Sunan Kalijaga pada saat membawa kayu jati ke Demak. Karena kayu jati terjepit di tebing, maka Sunan Kalijaga beserta pengikutnya istirahat di puncak bukit. Di bukit tersebut Sunan Kalijaga menemukan goa untuk bersemedi, sedangkan pengikutnya istirahat sambil menyiapkan bekal untuk selamatan. Pada saat sedang makan, datanglah empat ekor monyet ekor panjang yang warnanya merah, kuning, putih dan hitam dengan tujuan akan membantu apa yang menjadi kesulitan Sunan Kalijaga dan pengikutnya. Setelah selesai makan malam, mereka bersama-sama berangkat ke tebing tempat kayu terjepit. Berbagai cara kayu tersebut diambil namun sia-sia
28
dan pada akhirnya dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian tenggelam dalam ladang dan satu bagian lagi bisa dibawa menuju ke Demak. Pada saat akan pergi, keempat ekor monyet ekor panjang mengikuti Sunan Kalijaga tetapi tidak diperbolehkan. Akhirnya keempat ekor monyet ekor panjang diberi wewenang untuk ngreho yang artinya merawat sungai dan goa. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan monyet ekor panjang yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. Harga tiket masuk wisata ini Rp 3.500,00 per orang. Obyek wisata alam Goa Kreo dapat dilihat pada Gambar 7 dan monyet ekor panjang penghuni Goa Kreo dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 7 Obyek wisata Goa Kreo. Perjalanan untuk mencapai mulut goa ini harus menuruni anak tangga yang cukup banyak (Gambar 8). Sekitar Goa Kreo ini terdapat hamparan sawah yang luas, tebing-tebing curam penuh pepohonan dan pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan segar di bagian bawah daerah ini sehingga tercipta panorama yang indah, namun saat ini akibat pembuatan jalan di perbukitan sekitar goa, air sungai menjadi keruh dan tanah sekitar sungai mengalami longsor. Selain menikmati pemandangan alam yang indah dan udara
29
yang sejuk Goa Kreo juga dilengkapi sarana-sarana lain seperti: tempat bermain yang dilengkapi dengan beberapa mainan anak seperti ayunan, papan luncur, dll. Utara Goa Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jernih dan tidak mengenal kemarau. Untuk sampai di air terjun ini harus melalui tangga yang curam.
Gambar 8 Tangga dan jalan menuju Goa Kreo.
Gambar 9 Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) penghuni lokasi Goa Kreo.
3) Air Terjun Semirang Air Terjun Semirang berada di Desa Gogik, Ungaran, Kabupaten Semarang. Air terjun ini memiliki ketinggian ± 45 meter dan keindahan alam yang seperti hutan. Obyek wisata ini sejak tahun 1994 dikelola oleh Perusahaan Umum Perhutani (Perum Perhutani) Jawa Tengah. Akses menuju Desa Gogik memang sudah memiliki jalur yang mudah, akan tetapi untuk menuju gerbang masuknya, masih kurang bagus, berupa jalan berbatu dan licin. Tiket masuk wisata ini
30
terbilang murah yakni Rp 4000,00 per orang. Namun jika pada musim liburan (seperti musim liburan sekolah, libur hari raya, tahun baru dan sebagainya) harga tiket naik mencapai Rp 6000,00 per orang. Obyek wisata Air Terjun Semirang dapat dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.
Gambar 10 Obyek wisata Air Terjun Semirang.
Gambar 11 Pintu masuk obyek wisata Air Terjun Semirang. Untuk dapat mencapai air terjun Semirang dibutuhkan tenaga yang ekstra, karena pengunjung harus mendaki jalan setapak sepanjang ± 1 km dan medannya seperti mendaki gunung, naik turun melewati tangga, berbatu dan sungai kecil serta banyak pepohonan yang tinggi dan rindang (Gambar 12 dan Gambar 13). Pohon di kawasan ini didominasi oleh pohon pinus. Terdapat juga shelter yang dapat digunakan untuk bersinggah dan beristirahat serta menikmati sejenak suara angin, gemericik air dan kicauan burung. Setelah mencapai puncak, terdapat tenda-tenda kecil atau warung yang menjual makanan dan minuman. Air Terjun Semirang ini dipercaya mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan suatu
31
penyakit. Terkadang ada pengunjung yang sengaja datang untuk berendam di air terjun untuk menyembuhkan penyakitnya.
Gambar 12 Jalan setapak dan bertangga menuju Air Terjun Semirang.
Gambar 13 Shelter dan pemandangan di obyek wisata Air Terjun Semirang. 4) Candi Gedongsongo Candi Gedongsongo merupakan wisata budaya berupa komplek candi yang berada di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini dikelola oleh Perum
32
Perhutani, Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang serta Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Candi Gedongsongo adalah nama yang diberikan oleh penduduk bagi kompleks tersebut. Berasal dari Bahasa Jawa, Gedong berarti rumah atau bangunan, Songo berarti Sembilan. Apakah ini berarti bahwa di kompleks Candi Gedongsongo sejak awal terdiri dari Sembilan kelompok atau memiliki arti lain belum dapat dijawab, tetapi pada saat ini hanya terdapat lima kompleks bangunan. Obyek wisata Candi Gedongsongo dapat dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.
Gambar 14 Obyek wisata Candi Gedongsongo. Candi Gedongsongo termasuk salah satu peninggalan budaya Hindu dari jaman Syailendra pada abad IX (927 SM). Obyek wisata ini merupakan obyek wisata alam pegunungan dengan hawa sejuk dan pemandangan alam yang indah, dilengkapi pula dengan pemandian air panas yang bersumber dari belerang, areal perkemahan, wisata berkuda dan outbound (Gambar 16). Harga tiket masuk kawasan ini cukup terjangkau yaitu Rp 5.000,00 per orang untuk wisatawan domestik, sedangkan untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 25.000,00 per orang.
33
Gambar 15 Candi Gedong I.
Gambar 16 Beberapa fasilitas yang terdapat di obyek wisata Candi Gedongsongo. 5.2 Karakteristik Pengunjung Usia Muda Jumlah pengunjung usia muda yang diperoleh sebanyak 150 orang yang terdiri dari pelajar SMA sebanyak 54 orang, mahasiswa sebanyak 64 orang dan pengunjung wisata alam sebanyak 32 orang. Karakteristik pengunjung usia muda pada penelitian ini dapat dilihat dari beberapa peubah yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pekerjaan orang tua.
34
5.2.1
Karakteristik Pengunjung Potensial Usia Muda Pengunjung potensial usia muda terwakili oleh pelajar SMA dan
mahasiswa di Kota Semarang (Tabel 6). SMA Negeri (SMA 1, SMA 2, SMA 11 dan SMA 15), SMA Swasta (SMA Institut Indonesia, SMA PGRI 1,
SMA
Semesta, SMA Sultan Agung 1) dan Universitas Negeri (Universitas Diponegoro), Universitas Swasta (Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Stikubank dan Universitas Semarang). Tabel 6 Asal pengunjung potensial usia muda No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Asal Pengunjung SMA 1 SMA 11 SMA 15 SMA 2 SMA Institut Indonesia SMA PGRI 1 SMA Semesta SMA Sultan Agung 1 Universitas Dian Nuswantoro Universitas Diponegoro Universitas Stikubank Universitas Semarang Total
Jumlah (orang) 10 6 6 8 6 6 6 6 16 16 16 16 118
Persentase (%) 8,47 5,08 5,08 6,78 5,08 5,08 5,08 5,08 13,56 13,56 13,56 13,56 100
5.2.1.1 Jenis Kelamin Pengunjung potensial usia muda yang diperoleh sejumlah 118 orang. Jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan sama banyaknya, yaitu 59 orang (50%). Pengunjung potensial usia muda, jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan sama jumlahnya karena jumlah pengunjung potensial usia muda yang dipilih ada keterwakilan laki-laki dan perempuan pada masing-masing kelas (pada SMA) dan masing-masing angkatan (pada mahasiswa). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki-laki
59
50
2
Perempuan
59
50
Total
118
100
35
5.2.1.2 Umur Pengunjung usia muda yang diperoleh merupakan masyarakat usia muda antara 15-24 tahun yang didominasi oleh pengunjung usia muda berumur 16 tahun yakni sebanyak 19 orang (16,10%). Pada Tabel 8 menunjukkan usia pengunjung pada usia muda yang diperoleh dalam penelitian. Seseorang melakukan suatu kegiatan wisata menurut Douglass (1969), akan tergantung pada umur, tingkat pendidikan serta pekerjaan. Kelompok umur muda adalah kelompok umur yang dipercaya mempunyai tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap obyek-obyek baru dan tergolong kelompok usia produktif yang membutuhkan waktu berekreasi lebih banyak. Jadi umur mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk melakukan wisata alam. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurchasanah (2005), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi. Hal ini dikarenakan umur dapat menggambarkan kemampuan fisik. Kegiatan rekreasi merupakan suatu kegiatan yang dibutuhkan oleh segala usia, untuk anak-anak umumnya kegiatan rekreasi yang sangat digemari karena mereka senang bermain, pada usia dewasa dan usia lanjut kegiatan rekreasi di luar ruangan masih tetap dibutuhkan walaupun intensitasnya berkurang. Tabel 8 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan umur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Umur 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total
Jumlah (orang) 15 19 17 14 16 11 11 13 2 118
Persentase (%) 12,71 16,10 14,41 11,86 13,56 9,32 9,32 11,02 1,69 100
5.2.1.3 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dari pengunjung usia muda yang diperoleh dalam penelitian yaitu tingkat SMA dan universitas. Pada Tabel 9 menunjukkan
36
pengunjung potensial pada tingkat SMA sebanyak 54 orang (45,76%) dan pada tingkat mahasiswa sebanyak 64 orang (54,24%). Tabel 9 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan pendidikan Pendidikan SMA Universitas Total
Jumlah (orang) 54 64 118
Persentase (%) 45,76 54,24 100
Douglass (1970) menyatakan pendidikan akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap lingkungannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi sehingga kesempatan untuk berwisata semakin besar. Menurut Alfinda (2003), bahwa tingkat pendidikan diketahui menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi permintaan berwisata, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki para wisatawan potensial maka permintaan berwisata akan cenderung ke jenis wisata minat khusus. Jenis wisata minat khusus berarti bahwa dalam melakukan kegiatan wisata tidak saja berekreasi tetapi juga memiliki nilai edukasi. Kegiatan rekreasi dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat termasuk dari berbagai tingkat pendidikan, artinya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi jumlah permintaan terhadap wisata alam (Jalil 2006 dalam Muthiah 2010).
5.2.1.4 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan karena besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan menentukan besar kecilnya biaya yang digunakan untuk berwisata. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan saudara. Pada Tabel 10, menunjukkan besarnya jumlah anggota keluarga pengunjung potensial usia muda, jumlah keluarga pengunjung potensial mulai dari 2 hingga 10 orang. Tabel tersebut menunjukkan bahwa besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam. Pengunjung yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang memiliki permintaan yang paling besar yaitu sebanyak 37 orang (31,36%).
37
Tabel 10 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Anggota Keluraga (orang) 2 3 4 5 6 7 8 10 Total
Jumlah (orang) 1 19 37 31 20 7 2 1 118
Persentase (%) 0,85 16,10 31,36 26,27 16,95 5,93 1,69 0,85 100
5.2.2 Latar Belakang Pengunjung Potensial Usia Muda Pengunjung potensial usia muda di Kota Semarang terwakilkan oleh pelajar SMA dan Mahasiswa di Kota Semarang, yaitu pelajar dan mahasiswa baik yang tergabung dalam pecinta alam maupun bukan pecinta alam. Pecinta alam yang dimaksud
adalah siswa atau mahasiswa
yang tergabung
dalam
ekstrakurikuler/kegiatan mahasiswa/organisasi pecinta alam, sedangkan bukan pecinta alam adalah siswa atau mahasiswa yang tidak tergabung dalam ekstrakurikuler/kegiatan mahasiswa/organisasi pecinta alam.
5.2.2.1 Permintaan Wisata Alam Bagi Para Pecinta Alam dan bukan Pecinta Alam a) Keanggotaan sebagai pecinta alam Pada Tabel 11 dapat terlihat pengunjung usia muda yang diperoleh sebanyak 118 orang yang terdiri dari 38 orang (32,20%) pecinta alam dan 80 orang (67,80%) bukan pecinta alam. Pada siswa SMA, dari delapan SMA di Semarang
yang
diteliti,
hanya
terdapat
dua
SMA
yang
mempunyai
ekstrakurikuler pecinta alam yaitu SMA 1 dan SMA 2 Semarang. Sedangkan dari empat
universitas
yang
diteliti,
mahasiswa/organisasi pecinta alam.
semuanya
mempunyai
kegiatan
38
Jumlah pengunjung usia muda yang tergabung sebagai pecinta alam dan bukan pecinta alam.
Tabel 11 No
Kategori
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pecinta Alam
38
32,20
2
Bukan Pecinta Alam
80
67,80
118
100
Total
b) Obyek wisata yang ingin dikunjungi Pada Tabel 12 dan Tabel 13 menunjukkan bahwa baik pecinta alam maupun bukan pecinta alam, pengunjung usia muda dominan lebih menyukai obyek wisata pegunungan. Hal ini disebabkan oleh obyek wisata alam pegunungan banyak diminati oleh masyarakat, baik yang ada di sekitar Semarang maupun di luar Kota Semarang. Untuk pengunjung luar kota, selain berekreasi, juga mendambakan udara sejuk pegunungan, pemandangan indah dan suasana alami (Hidayah 1992). Douglass (1982) dalam Hidayah (1992), bahwa masyarakat kota menyukai keadaan alami dengan pemandangan yang menyegarkan pikiran, yaitu seperti daerah pedesaan dan berhutan. Pada pecinta alam, yang dominan sebanyak 24 orang (Tabel 12), sedangkan pada bukan pecinta alam dominan sebesar 52,5% sebanyak 42 orang (Tabel 13). Tabel 12 Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh pecinta alam No
Obyek yang ingin dikunjungi
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pantai
5
13,16
2
Air terjun
6
15,79
3
Pegunungan
24
63,16
4
Goa
3
7,89
38
100
Total
Tabel 13 Obyek wisata yang ingin dikunjungi oleh bukan pecinta alam No
Obyek yang ingin dikunjungi
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Pantai
26
32,5
2
Air terjun
11
13,75
3
Pegunungan
42
52,5
4
Goa
1
1,25
80
100
Total
39
c) Alasan Berwisata Alam Kelompok pecinta alam dan bukan pecinta alam mempunyai perbedaan alasan dalam berwisata alam. Pada Tabel 14, kelompok pecinta alam mempunyai alasan berwisata untuk menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing, menyegarkan pikiran dan menenangkan diri terdapat 17 orang (44,74%). Tabel 14 Alasan pecinta alam melakukan wisata alam No 1
Alasan Berwisata Alam Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing, menyegarkan pikiran dan menenangkan diri
Jumlah 17
Persentase (%) 44,74
2
Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya-foya
2
5,26
3
Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru
7
18,42
3
7,89
Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan Total
9
23,68
38
100
4 5
Tabel 15 Alasan bukan pecinta alam melakukan wisata alam No 1
Alasan Berwisata Alam Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing, menyegarkan pikiran dan menenangkan diri
Jumlah 27
Persentase (%) 33,75
2
Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoya-foya
9
11,25
3
Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru
33
41,25
6
7,5
Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan Total
5
6,25
80
100
4 5
Pada Tabel 15, pada kelompok bukan pecinta alam dalam melakukan wisata mempunyai alasan untuk menikmati pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar sebanyak 33 orang (41,25%). Sebagian besar
pengunjung
menyatakan
alasannya
berkunjung
karena
terdapat
pemandangan alam yang lepas dan indah serta dapat menghirup udara sejuk. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa atraksi wisata yang paling disukai oleh sebagian besar pengunjung yang datang ke obyek wisata alam adalah atraksi wisata alam tersebut (Widagh 2003).
40
d) Waktu Kunjungan Wisata Alam Berlibur merupakan tujuan utama dari para pengunjung. Hal itu disebabkan banyak dari pengunjung yang menggunakan waktu liburannya dengan berekreasi di obyek-obyek wisata alam. Pada libur seperti Hari Sabtu, Minggu, hari libur sekolah biasanya terjadi lonjakan pengunjung yang cukup signifikan dibandingkan dengan hari-hari biasa (Gunarya 2004). Menurut Qomariah (2009), musim liburan banyak dimanfaatkan oleh keluarga untuk berkumpul dengan rekreasi. Berwisata pada hari libur dengan alasan lebih santai karena terbebas dari rutinitas pekerjaan dan kegiatan sekolah. Sama halnya dengan waktu kunjungan wisata bagi pecinta alam dan bukan pecinta alam yang didominasi pada waktu liburan, yaitu sebanyak 27 orang (71,05%) untuk pecinta alam dan sebanyak 62 orang (77,5%) untuk bukan pecinta alam. Hal ini disebabkan pada waktu liburan, pengunjung usia muda mempunyai lebih banyak waktu luang. Waktu kunjungan pecinta alam dan bukan pecinta alam dapat dilihat pada Tabel 16 dan Tabel 17. Qomariah (2009) juga mengatakan bahwa pengunjung yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa dan berwiraswasta, karena faktor biaya dan waktu luang dari pengunjung tersebut mampu mendorong keinginan untuk mengisi waktu luang dengan melakukan wisata alam. Tabel 16 Waktu berkunjung pecinta alam No
Waktu Kunjungan
Jumlah
Persentase (%)
1
Hari biasa
0
0
2 3
Liburan Akhir pekan Sewaktu-waktu
27 11
71,05 28,95
0 38
0 100
4
Total
Tabel 17 Waktu berkunjung bukan pecinta alam No
Waktu Kunjungan
Jumlah
Persentase (%)
1
Hari biasa
0
0
2 3
Liburan Akhir pekan Sewaktu-waktu
62 13
77,5 16,25
5 80
6,25 100
4
Total
Menurut Yoeti (2008), semakin panjang waktu senggang yang tersedia dapat digunakan untuk berlibur. Sebagai contoh, di Indonesia jika hari libur jatuh
41
pada Hari Minggu, maka Hari Senin dinyatakan sebagai hari libur. Di Belanda, orang-orang yang tidak merokok memperoleh libur tambahan selama satu minggu, sebagai kompensasi waktu yang diberikan pada mereka yang merokok pada jam-jam kerja.
e) Keinginan wisatawan mengunjungi obyek wisata alam Keinginan wisatawan mengunjungi obyek wisata alam sangat dipengaruhi oleh kondisi obyek wisata tersebut, jika obyek wisata sangat menarik dan menyenangkan wisatawan akan banyak berkunjung. Dapat dilihat pada Tabel 18, pengunjung usia muda pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung tertinggi terdapat pada obyek wisata Umbul Sidomukti sebanyak 27 orang (71,05%). Umbul Sidomukti merupakan salah satu obyek wisata pegunungan yang cukup menantang karena tersedia fasilitas outbound sehingga menarik untuk dikunjungi bagi pecinta alam. Pada pengunjung usia muda pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung terendah sebanyak 13 orang (34,21%) terdapat pada obyek wisata Goa Kreo dan Wana Wisata Penggaron. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang mempunyai keinginan berkunjung ke obyek wisata alam di Semarang dibandingkan dengan jumlah pengunjung pecinta alam (38 orang). Tabel 18 Keinginan berkunjung pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Keinginan berkunjung
Persentase (%)
1
Pantai Marina
15
39,47
2
Goa Kreo
13
34,21
3
Air terjun Semirang
23
60,53
4
Candi Gedongsongo
24
63,16
5
Bukit Cinta
16
42,11
6
Wana Wisata Umbul Songo
22
57,89
7
Kartika Wisata Kopeng
16
42,11
8
Bandungan Indah
14
36,84
9
Wana Wisata Penggaron
13
34,21
10
Wisata Agro Tlogo
20
52,63
11
Kampung Kopi Banaran
24
63,16
12
Langen Tirto
16
42,11
13
Umbul Sidomukti
27
71,05
14
Rawa Permai
17
44,74
42
Pada Tabel 19 menunjukkan pengunjung usia muda bukan pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung tertinggi terdapat pada obyek wisata Air terjun Semirang sebanyak 47 orang (58,75%). Nuansa wisata alam lebih dapat dihayati oleh pengunjung. Hal ini dinyatakan oleh pengunjung usia muda bahwa kondisi air terjun yang alami, indah dan air yang bersih merupakan kepuasan tersendiri setelah lelah berjalan mendaki, kepuasan tersebut semakin bertambah setelah mereka bermain di air terjun. Pada pengunjung usia muda bukan pecinta alam yang mempunyai keinginan berkunjung terendah sebanyak 24 orang (30%) yaitu di Wana Wisata Penggaron. Menurut Surbakti (2010), pada umumnya yang menjadi daya tarik wisatawan alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti makanan bersih, pelayanan sopan dan sarana akomodasi adalah hanya faktor pendukung bagi wisatawan alam untuk melakukan kegiatan wisata alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang mempunyai keinginan berkunjung ke obyek wisata alam di Semarang dibandingkan dengan jumlah pengunjung bukan pecinta alam (80 orang). Tabel 19 Keinginan berkunjung bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Keinginan berkunjung
Persentase (%)
1
Pantai Marina
26
32,50
2
Goa Kreo
26
32,50
3
Air terjun Semirang
47
58,75
4
Candi Gedongsongo
37
46,25
5
Bukit Cinta
29
36,25
6
Wana Wisata Umbul Songo
38
47,50
7
Kartika Wisata Kopeng
35
43,75
8
Bandungan Indah
37
46,25
9
Wana Wisata Penggaron
24
30,00
10
Wisata Agro Tlogo
38
47,50
11
Kampung Kopi Banaran
46
57,50
12
Langen Tirto
31
38,75
13
Umbul Sidomukti
43
53,75
14
Rawa Permai
30
37,50
f) Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi Semua obyek wisata alam Semarang rata-rata pernah dikunjungi oleh pecinta alam. Obyek wisata Pantai Marina merupakan salah satu obyek wisata
43
yang sebagian besar pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 36 orang (94,74%) dari total 38 orang pecinta alam yang pernah mengunjungi Pantai Marina (Tabel 20). Pada pengunjung usia muda pecinta alam, Langen Tirto merupakan obyek wisata alam yang paling sedikit pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 5 orang (13,16%) dari total 38 orang pecinta alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang pernah mengunjungi obyek wisata alam dibandingkan dengan jumlah pengunjung pecinta alam (38 orang). Tabel 20 Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi pecinta alam No
Obyek Wisata Alam
Pernah berkunjung
Persentase (%)
1
Pantai Marina
36
94,74
2
Goa Kreo
20
52,63
3
Air terjun Semirang
26
68,42
4
Candi Gedongsongo
31
81,58
5
Bukit Cinta
11
28,95
6
Wana Wisata Umbul Songo
18
47,37
7
Kartika Wisata Kopeng
22
57,89
8 9 10 11
Bandungan Indah Wana Wisata Penggaron Wisata Agro Tlogo Kampung Kopi Banaran
35 16 8 24
92,11 42,11 21,05 63,16
12
Langen Tirto
5
13,16
13
Umbul Sidomukti
29
76,32
14
Rawa Permai
18
47,37
Pada bukan pecinta alam, sebagian besar pengunjung usia muda juga pernah mengunjungi Pantai Marina, yaitu sebanyak 74 orang dari total 80 orang bukan pecinta alam pernah megunjungi (Tabel 21). Pada pengunjung usia muda bukan pecinta alam, Langen Tirto merupakan obyek wisata alam yang paling sedikit pengunjung usia muda pernah mengunjungi, terdapat 10 orang (12,50%) dari total 80 orang bukan pecinta alam. Persentase ini didapatkan dari rasio orang yang pernah mengunjungi obyek wisata alam dibandingkan dengan jumlah pengunjung bukan pecinta alam (80 orang). Sebagian besar pengunjung usia muda pernah mengunjungi Pantai Marina karena aksesnya mudah, jalannya bagus, lokasinya di dalam kota dan
di
sekitarnya merupakan perumahan elite sehingga mudah untuk menuju obyek tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Siswanto (2006), bahwa tingginya
44
tingkat kunjungan pengunjung ke lokasi obyek wisata karena berdekatan dengan kota dan obyek wisata yang berada dalam kota. Obyek wisata yang terletak di dalam kota sering dikunjungi oleh pengunjung dibandingkan obyek wisata lainnya. Menurut Surbakti (2010), kawasan yang berada di pusat kota dan aksesnya mudah sehingga tidak ada perbedaan yang drastis antara jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan. Meskipun sebagian besar usia muda belum berpendapatan tetap, arus kunjungan wisata alam tetap tinggi karena aksesibilitas yang mudah, biaya yang relatif murah, transportasi darat relatif banyak. Siswanto (2006), mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu obyek untuk dijangkau dan merupakan salah satu pendorong pengunjung untuk melakukan kunjungan ke berbagai obyek wisata yang ada. Faktor penyebab rendahnya jumlah pengunjung yang berkunjung ke obyek wisata alam adalah jauhnya jarak obyek wisata tersebut sehingga sangat sedikit pengunjung yang datang ke obyek wisata tersebut. Kondisi jalan yang tidak begitu bagus juga menyebabkan kurangnya minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata tersebut. Tingginya jumlah pengunjung yang mengetahui obyek wisata di Semarang tidak menjamin bahwa pengunjung tersebut pernah mengunjungi obyek wisata tersebut. Pengunjung banyak yang belum pernah mengunjungi obyek wisata di Semarang. Tabel 21 Obyek wisata alam yang pernah dikunjungi bukan pecinta alam No 1
Obyek Wisata Alam Pantai Marina
Pernah berkunjung 74
Persentase (%) 92,50
2
Goa Kreo
44
55,00
3
Air terjun Semirang
41
51,25
4
Candi Gedongsongo
50
62,50
5
Bukit Cinta
20
25,00
6
Wana Wisata Umbul Songo
38
47,50
7
Kartika Wisata Kopeng
31
38,75
8 9 10 11
Bandungan Indah Wana Wisata Penggaron Wisata Agro Tlogo Kampung Kopi Banaran
60 19 15 35
75,00 23,75 18,75 43,75
12
Langen Tirto
10
12,50
13
Umbul Sidomukti
50
62,50
14
Rawa Permai
31
38,75
45
g) Frekuensi kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam Frekuensi kunjungan merupakan kunjungan wisatawan ke obyek wisata untuk ke berapa kalinya. Frekuensi perjalanan yang telah dilakukan sangat bervariasi, namun pada umumnya wisatawan baru pertama kali berkunjung, sisanya merupakan kunjungan berulang. Tabel 22 Frekuensi kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Frekuensi Kunjungan (kali)
Obyek Wisata Alam 1
2
3
4
5
>5
1
Pantai Marina
3
4
4
3
10
12
2
Goa Kreo
7
7
5
1
-
-
3
Air terjun Semirang
10
9
4
1
1
1
4
Candi Gedongsongo
13
4
3
2
4
5
5
Bukit Cinta
7
2
1
-
1
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
9
4
3
-
-
2
7
Kartika Wisata Kopeng
7
7
3
1
2
2
8 9 10
Bandungan Indah Wana Wisata Penggaron Wisata Agro Tlogo
6 10 6
4 1
5 3 -
-
7 2 -
12 1 1
11 12 13
Kampung Kopi Banaran Langen Tirto
10 4
4 -
1 -
3 -
4 1
1 -
Umbul Sidomukti
14
7
5
1
2
-
14
Rawa Permai
12
2
1
-
2
-
Frekuensi perjalanan yang dilakukan berulang kali disebabkan karena daya tarik yang ditawarkan memang baik dan sifatnya rekreatif sehingga membuat wisatawan ingin melakukan kunjungan berikutnya. Pada Tabel 22 menunjukkan frekuensi kunjungan pecinta alam di Semarang. Pada umumnya mereka yang berkunjung ke obyek wisata di Semarang baru pertama kali yakni di obyek wisata Umbul Sidomukti (14 orang); Candi Gedongsongo (13 orang); Rawa Permai (12 orang); Air terjun Semirang, Wana Wisata Penggaron dan Kampung Kopi Banaran (10 orang); Wana Wisata Umbul Songo (9 orang); Goa Kreo, Bukit Cinta dan Kartika Wisata Kopeng (7 orang); Bandungan Indah dan Wisata Agro Tlogo (6 orang); Langen Tirto (4 orang) serta Pantai Marina (3 orang). Dapat dilihat obyek wisata dengan frekuensi kunjungan >5 kali, didominasi oleh obyek wisata Pantai Marina dan Bandungan Indah (12 orang). Frekuensi kunjungan pertama kali dengan jumlah pengunjung terbesar adalah di obyek wisata Umbul Sidomukti, yang merupakan salah satu obyek wisata baru di Kabupaten Semarang
46
yang peresmiannya dilakukan pada bulan Agustus tahun 2007, kemungkinan banyak pengunjung yang tertarik dengan wisata baru sehingga banyak dikunjungi. Tabel 23 menunjukkan frekuensi kunjungan bukan pecinta alam di Semarang, Pada umumnya mereka yang berkunjung ke obyek wisata di Semarang baru pertama kali yakni di obyek wisata Goa Kreo (30 orang); Umbul Sidomukti (27 orang); Air terjun Semirang (25 orang); Candi Gedongsongo (23orang); Wana Wisata Umbul Songo dan Kampung Kopi Banaran (18 orang); Rawa Permai (16 orang); Bandungan Indah (14 orang); Bandungan Indah (14 orang); Wisata Agro Tlogo (13 orang); Wana Wisata Penggaron (12 orang); Kartika Wisata Kopeng (11 orang); Bukit Cinta (10 orang) serta Pantai Marina dan Langen Tirto (9 orang). Dapat dilihat obyek wisata dengan frekuensi kunjungan >5 kali dengan jumlah pengunjung terbesar adalah di obyek wisata Pantai Marina (15 orang). Tabel 23 Frekuensi kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Frekuensi Kunjungan
Obyek Wisata Alam 1
2
3
4
5
>5
1
Pantai Marina
9
13
16
7
14
15
2
Goa Kreo
30
7
5
2
-
-
3
Air terjun Semirang
25
7
6
2
-
1
4
Candi Gedongsongo
23
8
3
4
6
6
5
Bukit Cinta
10
6
3
1
-
-
6 7 8
Wana Wisata Umbul Songo Kartika Wisata Kopeng Bandungan Indah
18 11
10 9
6 4
1 4
1 1
1 2
14
5
12
4
13
12
9
Wana Wisata Penggaron
12
5
2
-
-
-
10
Wisata Agro Tlogo
13
1
1
-
-
1
11
Kampung Kopi Banaran
18
7
2
4
-
4
12
Langen Tirto
9
1
-
-
-
-
13
Umbul Sidomukti
27
6
5
5
2
3
14
Rawa Permai
16
11
1
-
1
-
Sebagian besar pengunjung usia muda pecinta alam dan bukan pecinta alam pernah berkunjung ke Pantai Marina.
Hal ini menunjukkan bahwa
pengujung tidak merasa bosan untuk berekreasi ke Pantai Marina karena lokasinya berada di dalam kota sehingga mudah untuk dijangkau dan banyak diminati. Korah (1995) menyatakan bahwa frekuensi kunjungan ke obyek wisata alam umumnya dipengaruhi oleh kualitas pengalaman (quality of experience) pengunjung dalam mengonsumsi fasilitas maupun komponen daya tarik yang
47
ditawarkan suatu obyek wisata alam. Jika pengunjung puas, maka kualitas perjalanannya dapat dikatakan baik sehingga orang cenderung untuk datang kembali pada obyek wisata tersebut.
h) Rangking kunjungan Rangking kunjungan merupakan urutan obyek wisata yang pernah dikunjungi dan paling disukai. Pada Tabel 24 menunjukkan rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam. Pada tabel tersebut dapat dilihat obyek wisata Umbul Sidomukti menempati rangking ke-1 (13 orang), Kampung Kopi Banaran menempati rangking ke-2 (8 orang), Wana Wisata Umbul Songo menempati rangking ke-3 (6 orang), Bandungan Indah menempati rangking ke-4 (9 orang). Pada rangking ke-5 ditempati oleh 3 lokasi yaitu Pantai Marina, Goa Kreo dan Air Terjun Semirang (7 orang) dan seterusnya. Pada beberapa obyek wisata dapat menempati lebih dari satu rangking, seperti pada rangking 5 dan rangking 11. Tabel 24 Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam Rangking Kunjungan
Obyek Wisata Alam
Jumlah (orang)
1
Umbul Sidomukti
13
2
Kampung Kopi Banaran
8
3
Wana Wisata Umbul Songo
6
4
9
6
Bandungan Indah Pantai Marina, Goa Kreo dan Air terjun Semirang Bandungan Indah
7
Air terjun Semirang
5
8
Wana Wisata Penggaron
4
9
Wana Wisata Penggaron
4
10
4
12
Pantai Marina Air terjun Semirang, Bukit Cinta, Wisata Agro Tlogo, Langen Tirto, Rawa Permai -
13
Pantai Marina
1
14
-
-
5
11
7 4
1 -
Pada Tabel 25 menunjukkan rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam. Pada tabel tersebut dapat dilihat obyek wisata Umbul Sidomukti menempati rangking ke-1 (25orang), Bandungan Indah menempati rangking ke-2 (14 orang), Pantai Marina menempati rangking ke-3 (15 orang), Pantai Marina dan Bandungan Indah menempati rangking ke-4 (12 orang), Pantai
48
Marina menempati rangking ke-5 (9 orang) dan seterusnya. Dapat dikatakan bahwa Umbul Sidomukti adalah obyek wisata yang paling digemari oleh pengunjung usia muda karena baik pada pengunjung pecinta alam maupun bukan pecinta alam, Umbul Sidomukti menempati rangking pertama. Tabel 25 Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam Rangking Kunjungan
Obyek Wisata Alam
Jumlah (orang)
1
Umbul Sidomukti
25
2 3 4 5 6 7
Bandungan Indah Pantai Marina Pantai Marina dan Bandungan Indah Pantai Marina Pantai Marina dan Goa Kreo Goa Kreo, Wana Wisata Penggaron dan Rawa Permai Pantai Marina, Rawa Permai Candi Gedongsongo Bandungan Indah dan Umbul Sidomukti Pantai Marina dan Rawa Permai Rawa Permai Pantai Marina Rawa Permai
14 15 12 9 8 4
8 9 10 11 12 13 14
5 3 2 2 2 1 1
i) Lama kunjungan Lama kunjungan merupakan waktu lamanya wisatawan berkunjung di suatu obyek wisata. Lamanya berkunjung dapat dihubungkan dengan waktu senggang yang dimiliki oleh wisatawan. Pada Tabel 26 menunjukkan bahwa pengunjung wisata alam lebih banyak berkunjung di obyek wisata selama 1-6 jam. Pantai Marina merupakan obyek wisata alam yang paling banyak dikunjungi selama 1-6 jam (36 orang). Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Marina tidak ada yang melebihi dari 6 jam (>6 jam). Perjalanan wisata ada yang dilakukan lebih dari satu hari (>24 jam), yakni di obyek wisata Kartika Wisata Kopeng (2 orang), Bandungan Indah (1 orang) dan Wana Wisata Penggaron (3 orang). Kartika Wisata Kopeng dan Bandungan Indah merupakan obyek wisata alam pegunungan yang di sekitarnya banyak villa atau penginapan lainnya sehingga wisatawan biasanya berkunjung lebih dari sehari dan menginap, sedangkan pada Wana Wisata Penggaron merupakan obyek wisata alam yang tersedia bumi perkemahan, sehingga wisatawan biasanya berkemah. Pengunjung pecinta alam paling lama melakukan perjalanan wisata di
49
Semarang selama dua hari (48 jam). Perjalanan wisata alam ada yang dilakukan lebih dari satu hari tetapi sangat sedikit. Tabel 26 Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Lama Kunjungan (jam) 1-6
7-12
13-18
19-24
>24
1
Pantai Marina
36
-
-
-
-
2
Goa Kreo
20
-
-
-
-
3
Air terjun Semirang
23
-
-
3
-
4
Candi Gedongsongo
28
1
-
2
-
5
Bukit Cinta
10
-
-
-
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
13
1
-
2
-
7
Kartika Wisata Kopeng
17
1
-
3
2
8
Bandungan Indah
30
-
-
4
1
9
Wana Wisata Penggaron
8
1
-
6
3
10
Wisata Agro Tlogo
8
-
-
-
-
11
Kampung Kopi Banaran
24
-
-
-
-
12
Langen Tirto
4
-
-
-
-
13
Umbul Sidomukti
28
1
-
-
-
14
Rawa Permai
18
1
-
-
-
Tabel 27 Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Lama Kunjungan (jam) 1-6
7-12
13-18
19-24
>24
1
Pantai Marina
74
-
-
-
-
2
Goa Kreo
44
1
-
-
-
3
Air terjun Semirang
40
2
-
-
1
4
Candi Gedongsongo
48
-
-
1
1
5
Bukit Cinta
19
-
-
3
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
36
1
-
5
-
7
Kartika Wisata Kopeng
27
-
-
3
2
8
Bandungan Indah
51
-
-
-
3
9
Wana Wisata Penggaron
15
1
-
1
1
10
Wisata Agro Tlogo
15
-
-
-
-
11
Kampung Kopi Banaran
34
-
-
-
-
12
Langen Tirto
10
-
-
-
-
13
Umbul Sidomukti
48
-
-
-
1
14
Rawa Permai
30
-
-
-
-
Pada Tabel 27 menunjukkan bahwa pengunjung bukan pecinta alam juga lebih banyak berkunjung di obyek wisata selama 1-6 jam. Pantai Marina
50
merupakan obyek wisata alam yang paling banyak dikunjungi selama 1-6 jam (74 orang). Perjalanan wisata ada yang dilakukan lebih dari satu hari (>24 jam), yakni di obyek wisata Air terjun Semirang (1 orang), Candi Gedongsongo (1 orang), Kartika Wisata Kopeng (2 orang), Bandungan Indah (3 orang), Wana Wisata Penggaron (1 orang) dan Umbul Sidomukti (1 orang). Pengunjung bukan pecinta alam paling lama melakukan perjalanan wisata di Semarang selama 3 hari. Selama melakukan perjalanan wisata banyak kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Kegiatan yang mereka lakukan merupakan kegiatan yang bisa membuat mereka merasa senang. Pantai Marina merupakan obyek wisata yang banyak dikunjungi pengunjung usia muda, kegiatan yang dominan dilakukan adalah berenang, memancing, naik perahu, naik speed boat, jalan santai, bersepeda, bersantai, kumpul dan duduk bersama keluarga/pasangan dan menikmati pemandangan.
5.2.3 Karakteristik Pengunjung Aktual Usia Muda Pengunjung aktual usia muda ini terwakili oleh pengunjung wisata alam. Obyek wisata alam yang terpilih yaitu Pantai Marina, Goa Kreo, Air Terjun Semirang dan Candi Gedongsongo (mewakili obyek wisata alam pantai, goa, air terjun dan pegunungan).
5.2.3.1 Jenis Kelamin Jumlah pengunjung aktual usia muda laki-laki sebanyak 18 orang (56,25%) lebih mendominasi daripada perempuan sebanyak 14 orang (43,75%). Hal ini karena sifat laki-laki yang biasa mempunyai jiwa kepetualangan sehingga apabila mempunyai waktu luang akan dimanfaatkan untuk berekreasi dan bersenang-senang, yang berbeda dengan perempuan. Pada Tabel 28 menunjukkan jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan jenis kelamin di obyek wisata alam. Menurut Soemarto (1985) dalam Hidayah (1992) bahwa perempuan umumnya lebih senang yang indah dan halus serta tidak menyukai hal-hal yang kejam. Persentase antara jumlah laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda dikarenakan penyebaran kuesioner dengan menggunakan metode accidental
51
sampling sesuai dengan pengunjung wisata yang datang ke obyek wisata alam, dimana responden laki-laki dan perempuan tidak ditentukan jumlahnya. Tabel 28 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki-laki
18
56,25
2
Perempuan Total
14 32
43,75 100
5.2.3.2 Umur Pengunjung aktual usia muda yang diperoleh didominasi oleh pengunjung berumur 17 tahun yakni sebanyak 11 orang (34,38%). Pada Tabel 29 menunjukkan usia pengunjung aktual pada usia muda yang diperoleh dalam penelitian. Pada penelitian Hidayah (1992) menyatakan bahwa kecenderungan kelompok usia muda (13-24 tahun) untuk mengadakan rekreasi diduga bahwa kelompok usia muda ini sudah banyak kesibukan-kesibukan, baik yang berhubungan dengan sekolah maupun kesibukan bekerja dan untuk mencapai kebutuhan tersebut akan menimbulkan ketegangan jika tidak diimbangi dengan rekreasi, karena dengan rekreasi dapat menghilangkan kejenuhan. Tabel 29 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan umur Umur 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Total
Jumlah (orang) 1 3 11 3 1 3 4 3 1 2 32
Persentase (%) 3,13 9,38 34,38 9,38 3,13 9,38 12,50 9,38 3,13 6,25 100
5.2.3.3 Tingkat pendidikan Pada Tabel 30, jumlah pengunjung aktual pada tingkat SMA sebanyak 21 orang (65,63%) dan pada tingkat mahasiswa sebanyak 11 orang (34,38%). Tingkat pendidikan seseorang berkaitan dengan kelas sosialnya, yang secara langsung juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih kegiatan rekreasi.
52
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, berarti informasi yang dimilikinya semakin banyak sehingga akan mempengaruhi keputusan dalam memilih obyek wisata. Tingginya tingkat pendidikan belum tentu dapat menunjukkan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh para pengunjung, karena dengan tingginya pendidikan seseorang maka belum tentu mendapatkan penghasilan yang tinggi sesuai dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya (Nurchasanah 2005). Tabel 30 Jumlah pengunjung aktual usia muda berdasarkan pendidikan Tingkat Pendidikan SMA Universitas Total
Jumlah (orang) 21 11 32
Persentase (%) 65,63 34,38 100
5.2.3.4 Jumlah Anggota Keluarga Pada Tabel 31, menunjukkan besarnya jumlah anggota keluarga pengunjung aktual usia muda, jumlah keluarga pengunjung aktual mulai dari 2 hingga 7 orang. Tabel tersebut menunjukkan bahwa besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam. Pengunjung yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 dan 5 orang memiliki permintaan yang paling besar yaitu sebanyak 10 orang (31,25%). Tabel 31 Jumlah pengunjung potensial usia muda berdasarkan jumlah anggota keluarga No 1 2 3 4 5 6
Jumlah Anggota Keluraga (orang) 2 3 4 5 6 7 Total
Jumlah (orang) 1 5 10 10 5 1 32
Persentase (%) 3,13 15,63 31,25 31,25 15,63 3,13 100
5.3 Permintaan Potensial (potential demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda Permintaan potensial ini diwakili oleh pelajar SMA dan mahasiswa di Kota Semarang. Tabel 32 menggambarkan jumlah penduduk di Kota Semarang pada usia muda pada usia 15-24 tahun.
53
Tabel 32 Data jumlah penduduk di Kota Semarang pada usia muda (15-24 tahun) Usia
Jumlah (jiwa)
15-19
117.578
20-24
123.896
Total
241.474
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2008)
Dari data Badan Pusat Statistik Kota Semarang (2008), penduduk di Kota Semarang pada usia muda sebanyak 241.474 orang. Jumlah pengunjung potensial usia muda yang diperoleh sebanyak 118 orang, yaitu 54 pelajar SMA dan 64 mahasiswa di Kota Semarang. Jumlah pengunjung usia muda yang berpotensi terhadap wisata alam sebanyak 97 orang. Pengunjung usia muda yang berpotensi terhadap wisata alam dapat dilihat dari keinginan pengunjung usia muda untuk melakukan wisata alam. Pada Tabel 33, dapat diketahui bahwa permintaan potensial (potential demand) wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 82,20%. Artinya bahwa kelompok usia muda (15-24 tahun) di Kota Semarang mempunyai keinginan berwisata alam yang sangat besar, terbukti bahwa terdapat 97 orang dari 118 orang yang berkeinginan mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Permintaan potensial diperoleh dengan mengalikan persentase permintaan potensial dengan jumlah usia muda di Kota Semarang, jadi permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 198.492 orang. Tabel 33 Permintaan potensial masyarakat pada usia muda di Kota Semarang No
Keinginan Berkunjung
1
Ingin
2
Tidak Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
97
82,20
21 118
17,80 100
5.4 Permintaan Aktual (actual demand) Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda Pada Tabel 34, dapat dilihat pada obyek wisata alam diperoleh pengunjung usia muda sebanyak 32 orang yakni 6 orang di Pantai Marina, 7 orang di Goa Kreo, 8 orang di Air Terjun Semirang dan 11 orang di Candi Gedongsongo. Jumlah pengunjung aktual usia muda yang diperoleh pada obyek wisata alam ditentukan berdasarkan kesediaan wisatawan untuk mengisi kuesioner karena tidak semua wisatawan bersedia untuk mengisi kuesioner.
54
Tabel 34 Jumlah pengunjung aktual usia muda pada obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Jumlah pengunjung usia muda (orang)
1
Pantai Marina
6
2
Goa Kreo
7
3
Air Terjun Semirang
8
4
Candi Gedongsongo Total
11 32
Pada Tabel 35 dapat terlihat persentase permintaan aktual usia muda pada empat obyek wisata alam yang dikunjungi yaitu Pantai Marina sebanyak 22 orang, Goa Kreo sebanyak 26 orang, Air Terjun Semirang sebanyak 32 orang dan Candi Gedongsongo sebanyak 56 orang. Jumlah pengunjung aktual usia muda diperoleh dengan cara menghitung jumlah pengunjung usia muda yang berkunjung ke obyek wisata alam tersebut dalam waktu tertentu. Permintaan aktual usia muda pada obyek wisata pantai sebanyak 14.458 orang, obyek wisata goa sebanyak 9.322 orang, obyek wisata air terjun sebanyak 7.458 orang dan obyek wisata pegunungan sebanyak 20.144 orang. Jumlah pengunjung aktual di obyek wisata alam yang diperoleh terbilang sedikit dan kemungkinan data bias dapat terjadi pada objek penelitian karena pengamatan pengunjung dilakukan pada Bulan September (bertepatan dengan Bulan Ramadhan). Bahkan di Goa Kreo tidak ada pengelola yang menjaga loket pengunjung sehingga pengunjung dapat masuk obyek wisata tanpa membayar tiket masuk. Tabel 35 Jumlah pengunjung aktual di obyek wisata alam Semarang No
1 2 3
Obyek Wisata Alam
Jumlah Pengunjung rata-rata (1 tahun)
∑ Pengunjung
∑ Pengunjung Aktual Usia Muda
Rasio Usia Muda dan ∑ Pengunjung
Actual demand
Pantai Marina 15.715 24 22 0,92 14.458 34.525 Goa Kreo 96 26 0,27 9.322 Air Terjun 7.688 33 32 0,97 7.458 Semirang 4 Candi 154.951 426 56 0,13 20.144 Gedongsongo Keterangan: 1. Jumlah pengunjung rata-rata (1 tahun) = Data rata-rata pengunjung pada tahun 20072009 (data dari Disparbud dan Disparta) 2. Jumlah pengunjung = Hasil pengamatan jumlah pengunjung di obyek wisata alam. 3. ∑ Pengunjung aktual usia muda = Hasil pengamatan jumlah pengunjung usia muda di obyek wisata alam.
55
Pengunjung aktual usia muda tertinggi terdapat pada obyek wisata alam Candi Gedongsongo, yang dikarenakan obyek wisata alam pegunungan banyak diminati oleh pengunjung, termasuk pengunjung usia muda yang biasanya datang secara massal ataupun berdua bersama pasangannya. Obyek wisata alam pegunungan mempunyai pemandangan alam yang menarik dan udara sejuk pegunungan sehingga banyak peminatnya. Pengunjung aktual usia muda terendah terdapat pada obyek wisata alam Air Terjun Semirang, yang dikarenakan obyek wisata tersebut memiliki medan yang cukup sulit, untuk mencapai Air Terjun Semirang dibutuhkan tenaga yang ekstra, karena pengunjung harus mendaki jalan setapak sepanjang kurang lebih 1 km dan medannya seperti mendaki gunung, naik turun melewati tangga, berbatu dan sungai kecil.
5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Alam di Kota Semarang bagi Usia Muda 5.5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Potensial Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang disebut model logit untuk mengidentifikasi peubah-peubah yang mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pengolahan logit juga digunakan untuk mengetahui pengaruh peubah bebas secara bersama-sama terhadap peubah respon. Regresi logistik adalah suatu metode statistik yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategorik atau numerik. Regresi logistik biner digunakan pada peubah respon yang bersifat biner (Hosmer & Lemeshow 1989). Peubah bebas yang diduga mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, tempat wisata yang ingin dikunjungi, alasan berkunjung, waktu kunjungan, frekuensi kunjungan dan lama kunjungan. Peubah tidak bebas merupakan suatu pilihan bagi wisatawan (bersifat biner), yaitu bernilai 1 jika responden menyatakan ingin mengunjungi obyek wisata alam dan bernilai 0 jika responden tidak ingin mengunjungi obyek wisata
56
alam di Semarang. Dari 118 pengunjung potensial yang dijadikan responden, sebanyak 97 orang menyatakan ingin mengunjungi dan sebanyak 21 orang wisatawan tidak berkeinginan mengunjungi wisata alam. Dalam analisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang digunakan sebelas peubah (Tabel 36). Tabel 36 Peubah yang digunakan dalam permintaan potensial Peubah x1
Keterangan
Kategori
Umur
x2
Jenis kelamin
x3
Pendidikan
x4 x5
Pecinta alam/bukan pecinta alam Jumlah anggota keluarga
x6
Pekerjaan orang tua
x7
Tempat Wisata yang ingin dikunjungi
x8
Alasan berkunjung
x9
Waktu kunjungan
x10
Frekuensi kunjungan
x11
Lama kunjungan
0= perempuan 1= laki-laki 0= SMA 1= Universitas 0= bukan pecinta alam 1= pecinta alam 1= Pegawai Negeri Sipil 2= Swasta 3= Wiraswasta 4= BUMN 5= Pensiunan 1= Pantai 2= Air terjun 3= Pegunungan 4= Goa 1= Menghilangkan stress, kejenuhan, bosan, refreshing, menyegarkan pikiran dan menenangkan diri (A) 2= Berlibur, menghabiskan waktu, santai dan berfoyafoya (B) 3= Pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar (C) 4= Tempat menarik, menyenangkan, mengasyikkan dan seru (D) 5= Ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan (E) 1= Hari biasa 2= Liburan 3= Akhir pekan 4= Kapan saja
Keterangan: Peubah x6 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu: D61 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Swasta D62 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Wiraswasta D63 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah BUMN D64 dengan 0 adalah Pegawai Negeri Sipil dan 1 adalah Pensiunan Peubah x7 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu: D71 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Air terjun D72 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Pegunungan D73 dengan 0 adalah Pantai dan 1 adalah Goa Peubah x8 dibagi menjadi 4 peubah dummy, yaitu:
57
D81 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (B) D82 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (C) D83 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (D) D84 dengan 0 adalah (A) dan 1 adalah (E) Peubah x9 dibagi menjadi 3 peubah dummy, yaitu: D91 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Liburan D92 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Akhir pekan D93 dengan 0 adalah Hari biasa dan 1 adalah Kapan saja
Pada peubah x6, x7, x8 dan x9, skala yang digunakan bukan merupakan skala biner, oleh karena itu digunakan peubah dummy. Peubah respon yang digunakan adalah keinginan pengunjung usia muda mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Model pendugaan yang digunakan adalah model regresi logistik biner dengan fungsi penghubung kumulatif logit. Pada Tabel 36 memperlihatkan dugaan parameter masing-masing peubah penjelas yang membangun model regresi logistik dalam penelitian. Dugaan Parameter peubah bervariasi dengan tanda positif dan negatif. Angka pada kolom dugaan parameter menunjukkan nilai bagi masing-masing peubah bebas dalam membangun model Y (peubah respon). Pada Tabel 37, terdapat beberapa peubah yang berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan nilai P. Jika nilai P lebih kecil dari 0,1 (P < 0,1) maka peubah berpengaruh nyata. Sedangkan jika nilai P lebih besar dari 0,1 (P > 0,1) maka peubah tidak berpengaruh nyata. Tabel 37 Hasil analisis permintaan potensial dengan regresi logistik biner Prediksi Intersep Umur (x1)
Dugaan Parameter 23,0601
Std error
P
14023,4
0,999
0,0776238
0,24773
0,754
Jenis kelamin (x2)
0,564701
0,802221
0,481
Pendidikan (x3)
0,174301
1,27905
0,892
-1,5635
1,01633
0,124
Jumlah anggota keluarga (x5)
0,476397
0,298794
0,111
pekerjaan1 (D61)
-1,69625
1,5545
0,275
pekerjaan2 (D62)
-2,40729
1,61984
0,137
pekerjaan3 (D63)
-1,1252
1,59755
0,481
wisata1 (D71)
-19,5877
14023,4
0,999
wisata2 (D72)
-20,5501
14023,4
0,999
wisata3 (D73)
-21,0052
14023,4
0,999
alasan1 (D81)
1,58024
1,16965
0,177
Pecinta alam/non pecinta alam (x4)
58 Lanjutan Prediksi
Dugaan Parameter
Std error
P
alasan2 (D82)
-0,503305
1,5117
0,739
alasan3 (D83)
2,35405
1,22941
0,056
alasan4 (D84)
-2,09125
1,36828
0,126
waktu2 (D92)
0,143754
1,56036
0,927
waktu3 (D93)
-0,727163
1,7306
0,674
Frekuensi kunjungan (x10)
-0,0206176
0,0218745
0,346
Lama kunjungan (x11)
-0,0452501
0,0129925
0
Beberapa peubah yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu alasan pengunjung potensial ingin mengunjungi wisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) dan lama kunjungan. Peubah yang berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut sangat mempengaruhi keinginan pengunjung potensial usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam Kota di Semarang. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah alasan pengunjung berwisata alam (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,056 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Setiap wisatawan yang berkunjung di obyek wisata alam dilatarbelakangi oleh sesuatu alasan/dorongan. Berwisata menjadi salah satu kebutuhan bagi wisatawan untuk menghilangkan stress, mengisi waktu libur, menikmati pemandangan/keindahan alam dan mencari pengalaman baru. Jadi alasan berkunjung sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah lama kunjungan, merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0 lebih kecil dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi lama kunjungan sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk mengunjungi wisata alam karena semakin lama wisatawan melakukan perjalanan wisata alam berarti obyek wisata tersebut menarik, tidak membosankan, menyajikan atraksi yang menarik bagi wisatawan dan permintaannya juga tinggi. Peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan,
59
keanggotaan dalam pecinta alam, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, obyek wisata yang ingin dikunjungi, waktu kunjungan dan frekuensi kunjungan. Peubah yang tidak berpengaruh nyata ini berarti peubah tersebut cenderung tidak mempengaruhi keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah umur merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,754 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti umur pengunjung tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Semarang bagi usia muda. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Nurchasanah (2005), yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara tidak langsung terhadap proses pengambilan keputusan untuk berekreasi. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah jenis kelamin merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pengunjung laki-laki maupun perempuan tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pendidikan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,892 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti tingkat pendidikan (pelajar SMA dan mahasiswa) pengunjung wisata alam tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah keanggotaan dalam pecinta alam merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,124 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Hal ini berarti baik pecinta alam maupun bukan pecinta alam tidak
60
berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, peubah jumlah anggota keluarga merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,111 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Artinya besar kecilnya anggota keluarga tidak berhubungan dengan permintaan wisata alam. Wisatawan yang memiliki jumlah anggota keluarga besar maupun kecil, tetap melakukan kegiatan wisata alam. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah pekerjaan orang tua merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,275; 0,137 dan 0,481 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Dapat dikatakan bahwa pekerjaan orang tua (Pegawai Negeri Sipil, swasta, wiraswasta ,BUMN, dan pensiunan) tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Hal ini disebabkan karena sebagian usia muda belum mempunyai pendapatan sendiri atau masih tergantung dengan orang tuanya. Berbeda juga dengan pendapat Parthana (1995), yaitu secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dan waktu luang yang dimiliki seseorang, maka semakin leluasa pula orang memilih dan menentukan jenis serta aktivitas wisata alam yang dilakukan (permintaan wisatanya semakin tinggi). Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah obyek wisata yang ingin dikunjungi merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,999 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi obyek wisata yang ingin dikunjungi tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Peubah ini berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk berwisata alam. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah waktu kunjungan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Waktu
61
kunjungan berwisata alam merupakan waktu dimana wisatawan berkunjung pada waktu tertentu, seperti hari biasa, liburan, akhir pekan dan sewaktu-waktu jika wisatawan ingin berkunjung. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,927 dan 0,674 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi lamanya waktu kunjungan beberapa jam atau beberapa hari tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, pada peubah frekuensi kunjungan merupakan peubah yang tidak berpengaruh nyata terhadap keinginan pengunjung usia muda untuk mengunjungi obyek wisata alam di Kota Semarang. Nilai P yang diperoleh sebesar 0,182 dan 0,346 lebih besar dari taraf nyata 10% (0,1). Jadi banyaknya frekuensi kunjungan wisatawan (kunjungan pertama atau kunjungan berulang) tidak berpengaruh dalam permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda.
5.5.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Aktual Perkembangan dunia yang semakin cepat menyebabkan manusia semakin
tertekan dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas, dan pekerjaan sehari-hari yang terus meningkat menyebabkan orang mudah stress. Oleh karena itu, keberadaan tempat wisata dapat digunakan sebagai sarana melepas stress dan kejenuhan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan aktual yaitu pekerjaan orang tua, obyek wisata alam yang ingin dikunjungi, alasan berwisata alam dan waktu kunjungan. Pekerjaan orang tua (Pegawai Negeri Sipil, swasta, wiraswasta, BUMN, dan pensiunan) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan aktual wisata alam bagi usia muda karena berhubungan dengan kemampuan wisatawan untuk membayar biaya perjalanan selama melakukan kegiatan wisata alam. Hal ini dikarenakan sebagian besar usia muda pada usia 15-24 tahun masih mendapat uang saku dari orang tua atau walinya dan belum mempunyai pendapatan sendiri. Parthana
(1995)
menyatakan
bahwa
faktor
tingkat
kemampuan
ekonomi/pendapatan serta waktu luang dari wisatawan itu sendiri yang merupakan faktor penting dalam analisis permintaan rekreasi umumnya, terutama dalam
62
pengambilan keputusan untuk melakukan perjalanan wisata yang diinginkan yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan dan waktu luangnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dan waktu luang yang dimiliki seseorang, maka semakin leluasa pula orang memilih dan menentukan jenis serta aktivitas wisata alam yang dilakukan (permintaan wisatanya semakin tinggi). Qadarrochman (2010) menyatakan pariwisata dipandang sebagai suatu jasa yang sangat disukai (Preferred goods or services), oleh karena itu lebih banyak dilakukan ketika pendapatan meningkat. Di saat banyak keluarga yang memasuki kelompok pendapatan lebih tinggi, maka permintaan untuk berwisata meningkat lebih cepat dari pendapatan. Jenis pekerjaan seseorang secara umum mencerminkan tingkat pendapatan dan kelas sosial sehingga mempengaruhi seseorang dalam berwisata. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Parthana (1995), yaitu secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dan waktu luang yang dimiliki seseorang, maka semakin leluasa pula orang memilih dan menentukan jenis serta aktivitas wisata alam yang dilakukan (permintaan wisatanya semakin tinggi). Pekerjaan seseorang sangat erat kaitannya dengan waktu luang, yang dimilikinya untuk melakukan kegiatan wisata sehingga dapat dimengerti jika kelompok usia muda memiliki waktu luang yang relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan lainnya. Di samping itu kelompok usia muda memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan waktu luangnya, untuk bepergian ke tempattempat wisata alam. Seorang pegawai juga memiliki waktu luang, namun mengingat tugas yang cukup terikat maka kesempatan untuk melakukan perjalanan wisata lebih terbatas begitu juga dengan pelajar, memungkinkan mereka melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang jauh sebagai upaya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Seseorang yang tidak bekerja memang memiliki waktu luang yang relatif banyak, tetapi mengingat akan faktor lain seperti kemampuan pembiayaan maka kesempatannya untuk melakukan perjalanan menjadi terbatas (Korah 1995). Pemilihan tujuan wisata/obyek wisata yang ingin dikunjungi mempengaruhi permintaan dalam berwisata, termasuk dalam berwisata alam. obyek yang ingin dikunjungi adalah obyek wisata alam pantai, goa, air terjun dan pegunungan.
63
Menurut Nurchasanah (2005), proses pengambilan keputusan untuk berwisata itu sendiri memerlukan banyak pertimbangan yang sangat kompleks. Beberapa pertimbangan yang dilakukan orang sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata yaitu biaya, daerah tujuan wisata, bentuk perjalanan, waktu dan lama berwisata, penginapan, transportasi dan jasa-jasa lainnya seperti layanan lain yang dibutuhkan selama berwisata. Setiap wisatawan yang berkunjung di obyek wisata alam dilatarbelakangi oleh sesuatu alasan/dorongan. Berwisata menjadi salah satu kebutuhan bagi wisatawan
untuk
menghilangkan
stress,
kejenuhan,
bosan,
refreshing,
menyegarkan pikiran, menenangkan diri, berlibur, menghabiskan waktu, santai, berfoya-foya, menikmati pemandangan yang indah, keindahan alam, udara yang segar, tempat yang menarik, menyenangkan, mengasyikkan, seru, ingin menambah pengalaman, wawasan ilmu dan menginginkan tantangan. Jadi alasan berkunjung ke
tujuan
wisata
mempengaruhi
pengunjung
aktual
untuk
mengunjungi wisata alam di Kota Semarang. Lamanya waktu kunjungan beberapa jam atau beberapa hari berpengaruh dalam permintaan aktual wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda. Pengunjung lebih banyak mengunjungi obyek wisata alam pada waktu liburan karena relatif mempunyai waktu luang lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa. Menurut Qomariah (2009), musim liburan banyak dimanfaatkan oleh keluarga untuk berkumpul dengan rekreasi. Semakin lama kunjungan disebabkan karena pengunjung usia muda mempunyai waktu luang lebih banyak dan obyek wisata tersebut mempunyai daya tarik bagi wisatawan.
65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Penelitian secara keseluruhan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Permintaan potensial wisata alam di Kota Semarang bagi usia muda sebesar 198.492 orang (82,20%). 2) Permintaan aktual pada obyek wisata pantai sebesar 14.458 orang, obyek wisata goa sebesar 9.322 orang, obyek wisata air terjun sebesar 7.458 orang dan obyek wisata pegunungan sebesar 20.144 orang. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan potensial adalah alasan berkunjung (pemandangan yang indah, menikmati keindahan alam dan udara yang segar) dan lama kunjungan. Pada permintaan aktual, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pekerjaan orang tua, obyek wisata yang ingin dikunjungi, alasan berkunjung dan waktu kunjungan.
6.2 Saran Saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Diperlukan pemilihan waktu untuk penelitian pada permintaan aktual supaya dapat lebih mewakili, misalnya penelitian dilakukan pada waktu kunjungan hari biasa, akhir pekan dan hari libur. 2) Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang permintaan wisata alam di Kota
Semarang, bukan hanya pada usia muda melainkan pada berbagai tingkat usia. 3) Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan wisata alam bagi usia muda selain faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini.
66
DAFTAR PUSTAKA Alfinda K. 2003. Studi Potensi Wisatawan Singapura terhadap Pengembangan Wisata di PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Avenzora R. 2003. Ekotourisme: Evaluasi Konsep. Media Konservasi Vol. III No.2 Juni 2003: 75-84. [BPS]. 2008. Kota Semarang dalam Angka 2008. Semarang: BPS Kota Semarang. Clawson M, and Jack LK. 1969. Outdoor Recreation. Washington: The Johns Hopkins Press. Cooper C, Fletcher J, David G, Stephen W. 1996. Tourism: Principles and Practice. New York: Addision Longman Group Limited Publishing. Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi. [Disparbud]. 2009. Buku Direktori Usaha Pariwisata Kota Semarang Tahun 2009. Semarang: Dinas Semarang Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang. .2008. Peta Lokasi Wisata Kota Semarang. http://semarang.go.id/pariwisata/index.php?option=com_wrapper&Itemid=119 [20 Nov 2010] [Disparta]. 2009. Data Kunjungan Wisatawan. Semarang: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. .2006. Peta Wisata Kabupaten Semarang http://3.bp.blogspot.com/_xOS0jUL_fhg/TC9VgtA1SsI/AAAAAAAAABE/CUE 1JcYKnww/s1600/peta+wisata+kab+semarang.jpg [20 Nov 2010] Douglass RW. 1969. Forest Recreation. New York: Pergamon Press. . 1970. Forest Recreation. New York: Pergamon Press. Elgar E. 1989. The Economics of Small Island Tourism: International Country Risk Analysis. USA: The Foundazione Eni Enrico Mattei.
and
Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York: Mc Graw-Hill Book Company. Gunarya. 2004. Manajemen Pengunjung di Wana Wisata Curug Cilember KPH Bogor. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Hidayah HA. 1992. Kajian Biofisik Wana Wisata di Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Timur dan Kaintannya dengan Pengunjung. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
67
Hosmer DW dan Lemeshow S.1989. Applied Logistic Regression. New York: John Wiley & Son. Inc. Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Istiwidayati dan Soedjarwo, penerjemah; Sijiblat R. M, Editor. McGraw-Hill, Inc. Terjemahan dari: Developmental Psycology: A Life-Span Approach, Fifth Edition. Korah HL. 1995. Analisis Belanja Wisatawan dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas Ekonomi Masyarakat (studi Kasus Manado-Minahasa). [Tesis]. Manado: Program Pascasarjana, KPK IPB-UNSRAT Manado. Kusmayadi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Muntasib EKSH, Rachmawati E. 2009. Rekreasi Alam, Wisata & Ekowisata. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Nurchasanah S. 2005. Kajian Biofisik, Wisatawan dan Masyarakat di Sekitar Lokawisata Baturaden Kabupaten Banyumas. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Parthana IGS. 1995. Studi Peranan Ekowisata terhadap Pendapatan Domestik Sekitar Kawasan Wisata Taman Nasional Bali Barat dan Prospek Pengembangannya. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. [Pemkot Semarang]. Kondisi Umum Semarang. http://www.semarangkota.go.id/cms/index.php?option=com_content&task =view&id=44&Itemid=62 [19 Nov 2009] Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Qadarrochman N. 2010. Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Qomariah L. 2009. Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Blok Rajegwesi SPTN 1 Sorongan). [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Siswanto H. 2006. Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata serta Alternatif perencanaan Paket Wisata di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Sitepu Y, Imay KS. Tarum: Sebuah Gaya Piknik Remaja Kota Medan. Jurnal Kerabat Vol I No.1: 49. Surbakti A. 2010. Analisis Peubah yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung Kembali ke Pemandian Air Panas CV. Alam Sibayak
68
Berastagi Kabupaten Karo. [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Umar H. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wahab S. 1992. Manajemen Kepariwisataan. Frans Gromang, penerjemah. Jakarta: Pradnya Paramita. Terjemahan dari: Tourist management. Wahyudin M. 2005. Analisis Potensi dan Permasalahan Wilayah Pantai Kota Semarang sebagai Kawasan Wisata Bahari. [Tesis]. Semarang: Magister Manajemen Sumberdaya Pantai. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/12781/ [22 Okt 2010] Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Widagh N. 2003. Pengembangan Wisata Alam di Taman Wisata Plawangan Turgo, Kaliurang, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Yoeti OA. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita. . 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: Kompas.
LAMPIRAN
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1 Peta Wisata Alam di Kota Semarang
Peta Wisata Alam di Kabupaten Semarang Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (modifikasi)
Keterangan: 1. Wana Wisata Penggaron 2. Air terjun Semirang 3. Candi Gedongsongo 4. Bandungan Indah 5. Umbul Sidomukti 6. Kampung Kopi Banaran 7. Wisata Agro Tlogo 8. Bukit Cinta 9. Rawa Permai 10. Langen Tirto 11. Kartika Wisata Kopeng 12. Wana Wisata Umbul Songo
71
Lampiran 2 Peta Wisata Alam di Kabupaten Semarang Pantai Marina
Goa Kreo
Peta Wisata Alam di Kota Semarang Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang (modifikasi)
72 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERMINTAAN (DEMAND) WISATA ALAM DI KOTA SEMARANG BAGI USIA MUDA Oleh: Ari Listyowati (E34062180) -
Kami berharap Saudara/i bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menjawab semua pertanyaan apa adanya. Apabila ada pertanyan yang dirasa kurang jelas, mohon kiranya untuk bertanya.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama : ................................................................................................... Umur : ................................................................................................... Jenis Kelamin : ................................................................................................... Pendidikan : ................................................................................................... Kelas/Tingkat : ...............................Anggota Pecinta alam/ bukan Pecinta alam Jumlah anggota keluarga: ............................................................................. Apakah pekerjaan orang tua anda : a. Pegawai Negeri Sipil b. Swasta c. Wiraswasta d. Lainnya.................. 8. Tempat wisata alam yang ingin anda kunjungi : a. Pantai c. Pegunungan b. Air terjun d. Goa 9. Alasan anda berwisata alam : ........................................................................................................................................................ 10. Kunjungan wisata alam biasa dilakukan pada waktu : a. Hari biasa c. Akhir pekan b. Liburan d. Lainnya................. 11. Obyek wisata alam di Semarang dan sekitarnya yang pernah anda kunjungi: Daftar obyek wisata alam pantai, goa, air terjun dan pegunungan di Semarang dan sekitarnya. No
Obyek wisata alam
1
Pantai Marina, Semarang
2
Goa Kreo, Semarang
3
Air terjun Semirang, Ungaran
4
Candi Gedongsongo, Lereng Gunung Ungaran
5
Bukit Cinta, Lereng Gunung Ungaran
6
Wana Wisata Umbul Songo, Kopeng
7
Kartika Wisata Kopeng
8
Bandungan Indah
9
Wana Wisata Penggaron, Ungaran
10
Wisata Agro Tlogo, Desa Delik, Kec. Tuntang
11
Kampong Kopi Banaran, Ungaran
12
Langen Tirto, Lereng Gunung Gajah Mungkur
13
Umbul Sidomukti, Bandungan
14
Rawa Permai, Ungaran
Keinginan berkunjung (Ya/ Tidak)
Kunjungan Pernah
Belum
Frekuensi Kunjungan (kali)
Rangking Kunjungan
Lama Kunjungan (jam)
Keterangan: Frekuensi kunjungan : Berapa kali anda pernah berkunjung ke obyek wisata tersebut. Rangking kunjungan : Di lihat dari obyek wisata yang pernah dikunjungi, lalu urutkan dari obyek wisata yang paling disukai (dari angka 1, 2, 3,dst).
73
Lampiran 4 Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Rangking Kunjungan
1
Pantai Marina
1 2
2 4
3 5
4 4
5 7
2
Goa Kreo
4
2
5
1
7
3
Air terjun Semirang
4
1
3
2
7
4
Candi Gedongsongo
5
4
5
6
6
5
Bukit Cinta
1
1
1
1
6
Wana Wisata Umbul Songo
1
4
6
7
Kartika Wisata Kopeng
1
2
5
8
Bandungan Indah
3
3
9
Wana Wisata Penggaron
-
10
Wisata Agro Tlogo
11
Kampung Ksopi Banaran
12
Langen Tirto
13
Umbul Sidomukti
14
Rawa Permai
6 2
7 4
8 2
9 1
-
-
-
1
2
5
-
-
2
-
2
1
3
1
1
-
2
1
1
2
3
3
3
1
3
9
6
4
-
2
1
-
1
1
2
1
1
1
9
8
1
-
2
-
-
-
-
1
13
4
3
3
-
1
1
1
10 4
11 -
12 -
13 1
14 -
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
3
1
-
-
-
-
-
1
2
1
2
-
-
-
-
2
4
4
2
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
-
1
2
-
1
-
-
-
-
-
-
2
-
1
-
1
-
-
-
2
2
1
-
-
1
-
-
-
-
-
3
4
4
2
-
1
-
-
-
73
74
Lampiran 5 Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Rangking Kunjungan
1
Pantai Marina
1 6
2 11
3 15
4 12
5 9
6 8
7 3
8 5
9 1
10 1
11 2
12 -
13 1
14 -
2
Goa Kreo
5
9
2
7
5
8
4
1
1
1
1
-
-
-
3
Air terjun Semirang
8
3
4
10
8
1
3
-
2
1
1
-
-
-
4
Candi Gedongsongo
9
11
10
5
4
5
1
2
3
-
-
-
-
-
5
Bukit Cinta
2
2
3
2
4
1
3
-
2
1
-
-
-
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
2
7
7
6
4
5
3
4
-
-
-
-
-
-
7
Kartika Wisata Kopeng
2
2
6
5
8
5
1
2
-
-
-
-
-
-
8
Bandungan Indah
3
14
14
12
6
4
3
-
1
2
1
-
-
-
9
Wana Wisata Penggaron
-
-
4
2
2
-
4
3
1
1
-
1
-
-
10
Wisata Agro Tlogo
3
-
3
1
3
-
1
2
1
-
1
-
-
-
11
Kampung Kopi Banaran
12
9
5
2
-
4
1
1
-
-
-
-
-
-
12
Langen Tirto
-
1
-
1
1
1
2
-
2
1
-
1
-
-
13
Umbul Sidomukti
25
10
5
3
4
-
1
-
-
2
-
-
-
-
14
Rawa Permai
4
1
-
2
2
6
4
5
1
1
2
2
-
1
77
74
7
75
Lampiran 6 No
Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam Lama Kunjungan (jam)
Obyek Wisata Alam
1
Pantai Marina
1 5
2 23
3 5
4 1
5 1
6 1
7 -
8 -
9 -
10 -
11 -
12 -
13 -
14 -
24 -
48 -
2
Goa Kreo
5
10
4
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Air terjun Semirang
1
5
9
5
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
4
Candi Gedongsongo
2
5
9
5
4
3
-
-
1
-
-
-
-
-
2
-
5
Bukit Cinta
8
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
1
8
5
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
2
-
7 8
Kartika Wisata Kopeng Bandungan Indah
2
6 12
9 7
5
1 3
-
-
1 -
-
-
-
-
-
-
3 4
2 1
9 10
Wana Wisata Penggaron Wisata Agro Tlogo
3 -
3 3
1 3
2
-
-
-
-
1 -
-
-
-
-
-
6 -
3 -
11
Kampung Kopi Banaran
2
11
10
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12 13
Langen Tirto Umbul Sidomukti
1
1 4
1 10
1 4
1 6
2
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
14
Rawa Permai
1
14
-
2
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
75
76
Lampiran 7 Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Lama Kunjungan (jam)
Obyek Wisata Alam
1
Pantai Marina
1 15
2 37
3 12
4 3
5 6
6 1
7 --
8 -
9 -
10 -
11 -
12 -
13 -
14 -
24 -
32 -
48 -
72 -
2
Goa Kreo
11
25
5
2
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Air terjun Semirang
3
11
11
7
6
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
4
Candi Gedongsongo
8
10
15
9
4
1
-
-
-
1
-
1
-
-
-
-
-
1
5
Bukit Cinta
8
7
2
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
7
9
11
3
3
2
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
7
Kartika Wisata Kopeng
1
10
9
6
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
1
1
8
Bandungan Indah
-
10
18
10
7
5
1
-
-
-
-
-
-
-
5
-
1
2
9
Wana Wisata Penggaron
-
2
10
-
-
2
-
-
1
-
-
-
-
-
3
-
1
-
10
Wisata Agro Tlogo
-
2
8
3
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Kampung Kopi Banaran
-
4
12
14
2
-
1
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
12
Langen Tirto
-
2
4
2
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13
Umbul Sidomukti
-
6
11
13
6
11
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
14
Rawa Permai
-
6
14
6
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
76
77
7
77
Lampiran 8 Rangking kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Rangking Kunjungan
Pantai Marina
1 2
2
Goa Kreo
4
2
5
1
7
-
-
-
1
-
-
-
-
-
3
Air terjun Semirang
4
1
3
2
7
2
5
-
-
1
1
-
-
-
4
Candi Gedongsongo
5
4
5
6
6
2
-
2
1
-
-
-
-
-
5
Bukit Cinta
1
1
1
1
3
1
1
-
-
1
1
-
-
-
6
Wana Wisata Umbul Songo
1
4
6
2
1
1
2
1
-
-
-
-
-
-
7
Kartika Wisata Kopeng
1
2
5
3
3
3
1
3
1
-
-
-
-
-
8
Bandungan Indah
3
3
3
9
6
4
1
2
1
2
-
-
-
-
1
2 4
3 5
4 4
5 7
6 2
7 4
8 2
9 1
10 4
11 -
12 -
13 1
14 -
9
Wana Wisata Penggaron
-
-
2
1
-
1
2
4
4
2
-
-
-
-
10
Wisata Agro Tlogo
1
2
1
1
1
-
-
1
-
-
1
-
-
-
11
Kampung Ksopi Banaran
9
8
1
-
2
1
2
-
1
-
-
-
-
-
12
Langen Tirto
-
-
-
-
1
-
2
-
1
-
1
-
-
-
13
Umbul Sidomukti
13
4
3
3
2
2
1
-
-
1
-
-
-
-
14
Rawa Permai
-
1
1
1
-
3
4
4
2
-
1
-
-
-
77
78
Lampiran 9 Rangking kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Obyek Wisata Alam
Rangking Kunjungan
1
Pantai Marina
1 6
2 11
3 15
4 12
5 9
6 8
7 3
8 5
9 1
10 1
11 2
2
Goa Kreo
5
9
2
7
5
8
4
1
1
1
1
3
Air terjun Semirang
8
3
4
10
8
1
3
2
1
1
4
Candi Gedongsongo
9
11
10
5
4
5
1
5
Bukit Cinta
2
2
3
2
4
1
3
6
2
7
7
6
4
5
3
4
7
Wana Wisata Umbul Songo Kartika Wisata Kopeng
2
2
6
5
8
5
1
2
8
Bandungan Indah
3
14
14
12
6
4
3
9
Wana Wisata Penggaron
4
2
2
4
10
Wisata Agro Tlogo
3
3
1
3
11
Kampung Kopi Banaran
12
5
2
12
Langen Tirto
13
Umbul Sidomukti
25
10
14
Rawa Permai
4
1
9 1
5
1
1
3
4
2
2
2
1
1
2
3
1
1
1
2
1
4
1
1
1
2
2
1 4
13 1
14
3 2
6
12
1 1 1
1
1
2 5
1
1
2
2
1
78
79
Lampiran 10 No
Lama kunjungan pecinta alam ke obyek wisata alam Lama Kunjungan (jam)
Obyek Wisata Alam
1
Pantai Marina
1 5
2 23
3 5
4 1
5 1
2
Goa Kreo
5
10
4
1
3
Air terjun Semirang
1
5
9
5
3
4
Candi Gedongsongo
2
5
9
5
4
5
Bukit Cinta
8
1
6
Wana Wisata Umbul Songo
1
8
5
1
7 8
Kartika Wisata Kopeng Bandungan Indah
2
6 12
9 7
5
9 10
Wana Wisata Penggaron Wisata Agro Tlogo
3
3 3
1 3
2
11
Kampung Kopi Banaran
2
11
10
1
12 13
Langen Tirto Umbul Sidomukti
1
1 4
1 10
1 4
14
Rawa Permai
1
14
6 1
7
8
9
10
11
12
13
14
24
48
3 3
1
2
1 1 1 3
2 1 1
2
1 6
2
3 4
2 1
6
3
1 1
79
80
Lampiran 11 Lama kunjungan bukan pecinta alam ke obyek wisata alam No
Lama Kunjungan (jam)
Obyek Wisata Alam 1
2
3
4
5
6
1
Pantai Marina
15
37
12
3
6
2
Goa Kreo
11
25
5
2
1
3
Air terjun Semirang
3
11
11
7
6
1
4
Candi Gedongsongo
8
10
15
9
4
1
5
8
7
2
1
1
6
Bukit Cinta Wana Wisata Umbul Songo
7
9
11
3
3
7
Kartika Wisata Kopeng
1
10
9
6
1
8
Bandungan Indah
10
18
10
7
9
Wana Wisata Penggaron
2
10
10
Wisata Agro Tlogo
2
8
3
2
11
Kampung Kopi Banaran
4
12
14
2
12
Langen Tirto
2
4
2
13
Umbul Sidomukti
6
11
13
6
14
Rawa Permai
6
14
6
4
7
8
9
10
11
12
13
14
24
32
48
72
1 1 1
2 5
1
1
1 1
1
1
1
1
2
1
3
1
1
5
1
2
3
1
1
2 11
1
1
80
81
Lampiran 12 Data Karakteristik Pengunjung usia muda Nama
Umur
JK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
M. Ghany Anni Ilvayani Iman Hakim Dea Desy Andra M Jamal R Arief H Rismawati Dedi P Mifta Khairunisa Zakaria Medianta A Nurul Athifiani P Wafin Agitya Pratama Sylvia Rahma I Rio Rizki Romando Erlin Dyah F Abi Kustama Dian Fitri Handayani Daeng Arief Azfrilla Uiza Mirza Rhama Septiadi N fathin Alyani Andri Pribadi Endah Tiwi Wigati Lanjutan Pungky Adi N Anggita P Zulham karunia Adi P
16 16 17 16 15 15 16 16 16 17 14 15 16 15 17 17 15 15 16 17 17 17 15 16 17 17 17
L P L P P L L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L
Pengunjung usia muda SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 1 SMA 11 SMA 11 SMA 11 SMA 11 SMA 11 SMA 11 SMA Sultan Agung 1 SMA Sultan Agung 1 SMA Sultan Agung 1 SMA Sultan Agung 1 SMA Sultan Agung 1 SMA Sultan Agung 1 SMA II SMA II SMA II SMA II SMA II
Pendidikan SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam PA PA PA PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA
Jumlah anggota keluarga 5 4 5 5 5 4 3 4 4 7 5 4 7 6 4 6 4 4 5 4 4 6 6 5 6 5 4
Pekerjaan orang tua Swasta Swasta PNS Wiraswasta PNS Swasta PNS Swasta Swasta Wiraswasta PNS Swasta Swasta Swasta Wiraswasta Wiraswasta Swasta PNS Wiraswasta BUMN PNS BUMN Swasta PNS Wiraswasta Swasta PNS
81
No
82
Lanjutan Nama
Umur
JK
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Wahyu Sapitri Abdullah Yafi Alia Ummu Masclachah Choirul Amri Ibrahim Rima Fujiana Rizal Septianto R Widya Sucika S Istinanda K.U Rifqi Majid Akbar Darwati Wahyu D Achmad Supriyono Prinanda Erna Wisnu P Syntia Devi Larasati Sukamawati Nadia L.P Bagus Guntur Farisa M. Nabeel Wildan Choirunnisa Fatima Abigandi Sriramadan Healtha Padmanusa Aldona Rizky Aryadi Dinda Kinantiana P Aga Aditya Prima Priyana Nasrul Falak
16 14 15 16 16 16 16 16 16 17 18 17 17 17 17 15 15 16 15 17 17 14 15 16 16 19
P L P L P L P P L L P L P L P P L L P L P L P L P L
Pengunjung usia muda SMA II SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 2 SMA 15 SMA 15 SMA 15 SMA 15 SMA 15 SMA 15 SMA Semesta SMA Semesta SMA Semesta SMA Semesta SMA Semesta SMA Semesta SMA PGRI 1 SMA PGRI 1 SMA PGRI 1 SMA PGRI 1 SMA PGRI 1
Pendidikan SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA PA PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA
Jumlah anggota keluarga 4 4 5 6 4 5 6 5 4 3 4 3 3 5 5 5 4 4 6 2 7 5 3 5 3 6
Pekerjaan orang tua Wiraswasta PNS Wiraswasta Swasta Swasta PNS PNS PNS PNS Swasta Wiraswasta Swasta Pensiunan Swasta PNS BUMN Swasta Wiraswasta Swasta Swasta PNS Swasta Swasta Swasta BUMN BUMN
82
No
7
83
Lanjutan No 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Nama Badae Cemara Yuni Wahyu Adi Anggoro Wati Rina Rani Dwi Astuti Muh. Aziz Rohyani Ido Setyawan Deni Satria Adi Pamungkas Kukuh Wicaksono Fajar Luhur S Indra Pratomo Okza Ardriano M. Ikhlashusm Salim Abdurrahman S Kartika Dewi Purnama Silvia Dewi P Rani Rahmawati Retno Asri A Retno Maria Agus Setiyanto Nia Rini Lestari Handoko Nugroho Satriyo W M. Ifthor Hilal
Umur
JK
19 18 21 17 17 18 21 18 16 20 24 16 22 17 17 17 17 20 22 21 17 20 21 24 23 22 19 16 17
P P L P P P L L L L L L L L L L L P P P P P P L P P L L L
Pengunjung usia muda SMA PGRI 1 Semirang Semirang Semirang Semirang Semirang Semirang Semirang Semirang Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Gedongsongo Goa Kreo Goa Kreo Goa Kreo Goa Kreo Goa Kreo Goa Kreo Goa Kreo Pantai Marina Pantai Marina
Pendidikan SMA SMA Mahasiswa SMA SMA SMA Mahasiswa SMA SMA Mahasiswa Mahasiswa SMA Mahasiswa SMA SMA SMA SMA SMA SMA Mahasiswa SMA Mahasiswa SMA Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa SMA SMA
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA
Jumlah anggota keluarga 5 5 3 6 4 4 4 6 3 5 5 2 5 3 5 6 5 7 4 4 5 3 3 4 4 4 5 6 6
Pekerjaan orang tua Swasta Wiraswasta PNS Wiraswasta PNS Swasta Swasta BUMN Wiraswasta Swasta Swasta Swasta Wiraswasta Swasta PNS Swasta Wiraswasta Wiraswasta Swasta Wiraswasta Swasta Swasta Wiraswasta Swasta Swasta Wiraswasta Swasta PNS Wiraswasta
83
84
Lanjutan No 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
Nama Asperilla Wahyu Arif Lutfi Diah Leni Vindari Astried Nadia M Kunto Adi Wibowo Arina Ciptaningtyas Dhimas Erryska D Ajeng Satiti H Tino Ardianto Sebrina Suseno Argadian Tanjung S Dewi Ratih Heru Asriyanto Nurul Khikmah Reddy Setyawan Ida Tri W Diasa Gevianti Franky Sulistyo Uswatun Khasanah Arief RH Vegana R Diah Ariestya Hesti Adri K Rachman Meyratih Prasetya Pamungkas Hakim Octa Hatake Ally DW Suci Kusumawati Ryon Aldino
Umur
JK
17 17 17 15 21 22 20 21 19 19 18 18 22 22 21 20 19 19 18 18 22 22 21 20 18 19 18 18 23
L L P P L P L P L P L P L P L P P L P L L P L P L P L P L
Pengunjung usia muda Pantai Marina Pantai Marina Pantai Marina Pantai Marina Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip Undip USM USM USM USM USM USM USM USM USM
Pendidikan SMA SMA SMA SMA Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA PA PA PA PA PA PA PA PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA PA PA PA PA PA PA PA PA bukan PA
Jumlah anggota keluarga 4 4 5 5 3 6 4 6 4 3 4 3 6 5 3 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 7 8 4 3
Pekerjaan orang tua Swasta PNS Swasta BUMN PNS Pensiunan PNS PNS PNS Wiraswasta Swasta PNS Swasta Swasta PNS Wiraswasta PNS Swasta Wiraswasta PNS PNS PNS Wiraswasta PNS Wiraswasta PNS Wiraswasta Wiraswasta Swasta
84
85
Lanjutan No
Nama
Umur
JK
112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
Fatika Febrianing S Bangkit Nugraha Husni Vonitch Satria Javarasta Aurora Hanifa Didie Prakoso Ratna Widiastuti Galih Permana Sita Pricilia lydra Prasetya Dinna Lisnafurry Derry Aditya Vikha Kumalasari Afdhal Kurnia D Wulan Citraningsih Lukman Ramadhan Agniraga Aji Dewanti Anthony Nova Nurmata Dicky Pramana Putra Anna K Rendy Wenny Anggraeni Yudha Prasojo Novita Kusumaningtyas Danny Prasetyawan Novi Dwi Wijayanti Reza Kurniawan Nanik Setyo Utami
22 20 21 20 20 18 22 22 22 21 20 20 19 18 18 22 21 21 20 18 19 19 18 22 23 20 21 19 19
P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
Pengunjung usia muda USM USM USM USM USM USM USM Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Unisbank Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus
Pendidikan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA PA PA PA PA PA PA PA PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA PA PA PA PA PA PA
Jumlah anggota keluarga 3 5 3 4 7 4 3 3 5 6 3 8 6 4 6 4 6 4 6 3 5 5 4 7 4 5 5 3 5
Pekerjaan orang tua Wiraswasta PNS Wiraswasta PNS Wiraswasta PNS PNS PNS Swasta PNS Wiraswasta Swasta PNS Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pensiunan PNS PNS Wiraswasta Swasta PNS BUMN BUMN Wiraswasta Swasta PNS Swasta Wiraswasta
85
86
Lanjutan No 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
Nama Rega Quaritama W Dania Octaningrum Adita Widyastuti M. Ilyas Muzani Wahyu Amrullah Ristika Yuniar A Husnul Hafiz Yenny Ranita N Reza Hardian Rizky Dwi Prativi
Keterangan : 1. JK 2. SMA II 3. Undip 4. USM 5. Unisbank 6. Udinus 7. PA 8. PNS 9. BUMN
Umur
JK
19 19 22 22 21 21 20 19 19 18
L P P L L P L P L P
Pengunjung usia muda Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus Udinus
Pendidikan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Pecinta Alam/bukan Pecinta Alam PA PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA bukan PA
Jumlah anggota keluarga 6 5 4 4 3 6 7 4 6 4
Pekerjaan orang tua PNS PNS PNS Wiraswasta Wiraswasta Swasta PNS Wiraswasta Swasta Wiraswasta
: Jenis Kelamin : SMA Institut Indonesia : Universitas Diponegoro : Universitas Semarang : Universitas Stikubank : Universitas Dian Nuswantoro : Pecinta Alam : Pegawai Negeri Sipil : Badan Umum Milik Negara
86