Perlindungan Dan Pemanfaatan Varietas Tanaman Melalui Perjanjian Benefit Sharing Yuliana Diah Warsiki Susi Irianti Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih Jayapura
[email protected]
Abstrak Indonesia memiliki keanekaragaman kekayaan varietas tanaman lokal yang berlimpah, namun masyarakat Indonesia belum bisa menikmati manfaat ekonomi secara maksimal dari penggunaan sumber daya hayati terutama varietas tanaman lokal. Perjanjian Benefit Sharing memiliki makna kesepakatan bersama dalam pembagian manfaat ekonomi sebagai kompensasi kepada masyarakat lokal atas tindakan komersialisasi varietas tanaman lokal oleh pihak lain. Benefit sharing diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di Indonesia. Dan masyarakat lokal diberi hak untuk mengelola, memanfaatkan dan melestarikan varietas tanaman lokal yang ada. Kata Kunci : Perjanjian, Benefit Sharing, Perlindungan Hukum dan Varietas Tanaman Lokal rangka merakit dan mendapatkan
Pendahuluan Negara adalah
Republik
negara
Indonesia
agraris,
varietas
maka
unggul
tanaman
tanpa
merugikan pihak manapun yang
pertanian yang maju, efisien dan
terkait
tangguh mempunyai peranan yang
pertumbuhan
penting dalam rangka pencapaian
Guna lebih meningkatkan minat dan
tujuan pembangunan nasional, untuk
peran
membangun pertanian yang maju,
badan hukum
efisien dan tangguh perlu didukung
kegiatan pemuliaan tanaman dalam
dan ditunjang antara lain dengan
rangka menghasilkan varietas unggul
tersedianya
unggul.
baru, kepada pemulia tanaman atau
Sumberdaya plasma nutfah yang
pemegang hak perlindungan varietas
merupakan bahan utama pemuliaan
tanaman perlu diberi diberikan hak
tanaman,
dan
tertentu serta perlindungan hukum
dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam
atas hak tersebut secara memadai dan
varietas
perlu
dilestarikan
1
guna
serta
mendorong
industri
perbenihan.
perorangan
maupun
untuk melakukan
2
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
sesuai
dengan
konvensi
yang lebih unggul perlu didorong
internasional, perlindungan varietas
melalui
tanaman
dengan
orang
Dengan
bergerak
perlu
diatur
Undang-Undang.
pemberian atau
insentif
bagi
usaha
yang
badan
di
bidang
pemuliaan
pertimbangan hal tersebut diatas
tanaman yang menghasilkan varietas
maka telah ditetapkan pengaturan
baru sehingga mampu memberikan
mengenai
nilai
perlindungan
varietas
tambah
lebih
besar
bagi
tanaman
dalam
suatu
Undang-
pengguna, dengan demikian maka
Undang
yaitu
Undang-Undang
perlu adanya perlindungan terhadap
Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Dalam
memenuhi
keinginan di dalam antisipasi
varietas tanaman. Indonesia
memiliki
berbagai
beranekaragaman kekayaan varietas
negeri dan
tanaman termasuk varietas tanaman
perubahan
lingkungan
lokal
yang
berlimpah
namun
strategi nasional , sektor pertanian
masyarakat Indonesia belum bisa
harus mampu meningkatkan daya
menikmati manfaat ekonomi secara
saing
maksimal dari penggunaan sumber
produk
yang
dihasilkan.
Peningkatan daya saing ini bukan
daya
hanya
tradisional
penting
bagi
komoditas
hayati
dan
pengetahuan
tersebut.
Varietas
berorientasi ekspor, tetapi juga bagi
tanaman lokal semakin terancam
komoditas
kebutuhan
akibat eksploitasi berlebihan oleh
domestik. Upaya peningkatan daya
pihak lain tanpa memberikan nilai
saing dapat dilakukan antara lain
manfaat ekonomi kepada masyarakat
dengan peningkatan produktivitas,
lokal
maupun
negara
yang
mutu dan pengembangan sistem
memilikivarietas
tanaman
lokal.
secara
Peningkatan
Perkembangan
ekonomi
yang
dipengaruhi
semakin
untuk
terpadu.
produktivitas oleh
sangat
keberhasilan
mengarah kepada sistem
dalam
pasar bebas merupakan sesuatu yang
genetik
tidak dapat dihindari lagi dengan
yang
terbentuknya kerjasama perdagangan
dapat menghasilkan varietas tanaman
internasional di dalam WTO (World
memperbaiki
potensi
varietas tanaman. kegiatan
3
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Trade
Organizatation).
memiliki
kewajiban
Indonesia
untuk
tetap
pada bunganya. Bermacam bentuk, warna dan ciri yang unik menjadi
memperhatikan nilai-nilai, budaya,
daya tarik bunga anggrek.
karakter
hidup
sebagai tanaman hias, anggrek juga
masyarakat lokal didalam proses
merupakan salah satu sumber bunga
penyusunan
potong yang bernilai ekonomi tinggi
dan
termasuk
pandangan
hukum
juga
nasional
ketika
melaksanakan
Indonesia
dan
sangat
kewajiban
dikembangkan,
Selain
berpotensi
untuk
mengingat
Internasional yang telah disepakati
penyebaran anggrek yang sangat
oleh Indonesia. Hukum nasional
besar berada di daerah tropis dengan
harus
sekitar 80 % genera dan spesiesnya
senantiasa
melindung
keberadaan varietas tanaman lokal
berada
dan bahkan pengetahuan tradisional
sebagian besar berada di pulau
karena hal ini akan menjadi sasaran
Papua.
pencurian pihak dalam mupun pihak asing. Demikian masyarakat
juga
Asean
dan
Oleh karena itu peningkatan kualitas
dan
anggrek
di
kuantitas Papua
tanaman
harus
terus
dikembangkan, dilindungi, termasuk
memiliki hak komunal atas varietas
usaha konservasinya. Berbagai jenis
tanaman lokal (SDG tanaman). Hal
spesies asli Papua dengan nilai seni
ini
dengan
dan kreativitas yang tinggi terus
yang
bermunculan di setiap pemeran dan
pengetahuan,
lomba-lomba tanaman anggrek baik
kreasi, inovasi dan ekspresi kultural
di tingkat lokal, nasional maupun
yang bersifat turun temurun dalam
internasional.
suatu masyarakat diwilayah tertentu
perkembangan ilmu biologi yang
serta
sesuai
sangat pesat sekarang ini, telah
dengan perkembangan masyarakat
muncul suatu terobosan baru yang
itu
sangat
Pengetahuan merupakan
terus
sendiri.
berhak
kawasan
untuk
juga
lokal
dengan
di
berkaitan tradisional sistem
berkembang
Misalnya
Varietas
Sejalan
menjanjikan
dengan
untuk
tanaman anggrek merupakan salah
peningkatan kualitas dan kuantitas
satu tanaman hias dengan keindahan
tanaman
anggrek
yaitu
dengan
4
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
bioteknologi.
Di
bidang
Perlindungan varietas tanaman
peranggrekan, para ahli tanaman
merupakan suatu ketentuan dalam
maupun para penggemar tanaman
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
hias sebenarnya telah mengadakan
yang dalam sejarah perlindungannya
penelitian-penelitian secara intensif
sebagai hak kebendaan immaterial
untuk
yang diberikan kepada individu oleh
pembudidayaan
atau
pemuliaannya. Diawali pada tahun
negara.
1856, seorang peneliti dari Inggris
Amerika, meskipun tidak disebut
bernama
secara
John
Doming
berhasil
Di
negara
khusus
lain,
dalam
seperti
peraturan
membuat silangan pertama pada
negaranya, telah dikenal adanya
anggrek
peraturan
yaitu dari
dua spesies
anggrek Calanthe1.
sangat
dipengaruhi
keberhasilan innovasi,
perlindungan
terhadap varietas tanaman. Peraturan
Peningkatan produktivitas dan mutu
mengenai
tersebut
berlaku
tahun
1930
oleh
bersamaan dengan terbitnya The
pengembangan
United States Patent Act 1930. Dan
terutama
dalam
di
Eropa,
memperbaiki potensi genetik varietas
berkaitan
tanaman anggrek.
terhadap
Oleh karena
Undang-Undang dengan varietas
yang
perlindungan tanaman
dan
individu atau badan usaha yang
hasilnya telah dikenal sejak abad ke-
bergerak
16.
di
bidang
pemuliaan
tanaman harus diberi penghargaan dalam
menghasilkan
tanaman yang baru. penghargaan
adalah
Pada
tahun
1991,
beberapa
varietas
negara di dunia telah menyepakati
Salah satu
suatu konvensi internasional tentang
memberikan
perlindungan
varietas
tanaman,
perlindungan hukum atas kekayaan
kesepakatan internasional termuat
intelektual
menghasilkan
dalam International Convention for
varietas tanaman, termasuk dalam
the Protection of New Varieties of
menikmati manfaat ekonomi dan
Plants, yang lebih dikenal dengan
hak-hak pemuliaan lainnya.
istilah UPOV. UPOV merupakan
dalam
akronim dari Union International 1
Hortikultura, Volume 3 No. 68, Agustus 2004, h. 40
5
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
pour la protection des obtentions vegetale.
2
ide dari inventor yang dituangkan
Ketentuan hukum di Indonesia yang
diberikan paten. Invensi merupakan
memberikan
kedalam suatu kegiatan pemecahan
perlindungan
masalah yang spesifik di bidang
terhadap varietas tanaman, pada
teknologi, dapat berupa produk atau
awalnya
proses atau
diatur
dalam
Undang-
penyempurnaan dan
Undang Paten (UUP). Dalam UUP
pengembangan produk atau proses3.
Tahun1989 Pasal 7 huruf c dikatakan
UUP mengalami perubahan lagi
bahwa semua varietas tanaman dapat
yaitu UU No 13 Tahun 2016.
dimintakan hak patennya, kecuali
Perubahan-perubahan
untuk
komoditi
tanaman
padi,
perlindungan
hak
aturan
paten
yang
jagung, ubi kayu, dan ubi jalar.
diberikan terhadap varietas tanaman
Selanjutnya
dilakukan
UUP
mengalami
berdasarkan
amandemen menjadi UUP Tahun
pertimbangan
1997, dimana dalam UUP Tahun
memenuhi kebutuhan pangan bagi
1997
pengecualian
rakyat diperlukan upaya penelitian
permohonan paten terhadap varietas
dan pengembangan kearah invensi
tanaman dihapuskan sehingga semua
teknologi yang dapat menghasilkan
jenis
bahan pangan dalam jumlah, ragam,
ketentuan
varietas
tanaman
dapat
dimintakan hak paten tanpa kecuali.
dan
UUP
banyaknya.
Tahun
1997
mengalami
bahwa,
pada
kualitas
untuk
yang
sebanyak-
Namun
ketentuan
perubahan menjadi Undang-Undang
perlindungan
Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten
berdasarkan UU Paten belum dapat
(UUP Tahun 2001). Pada Pasal 7
sepenuhnya memenuhi harapan para
huruf
pihak
d
diatur
bahwa
varietas
pemulia
varietas
untuk
tanaman
mendapat
tanaman sebagai makhluk hidup
perlindungan hukum terhadap hasil
merupakan
invensinya. Ketentuan lain yang
2
invensi
yang
tidak
Krisnani Setyowati, Pokok-Pokok Peraturan Perlindungan Varietas Tanaman, Disampaikan pada Training of the Trainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, 24-27 September 2001.
3
Undang-Undang Perlindungan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) ,UndangUndang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 (2), Citra Umbara, Bandung, 2013, h. 159.
6
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
memberi dasar perlindungan bagi
para
pemulia
tanaman
pemuliaan tanaman adalah Undang-
menghasilkan invensi baru.
untuk
Undang Nomor 12 Tahun 1992
Pada dasarnya ketentuan berupa
tentang Sistem Budidaya Tanaman
undang-undang merupakan sarana
yang pada intinya berisi tentang
yang diperlukan untuk mendorong
pengaturan pemberian penghargaan
dan
bagi invensi teknologi di bidang
menghasilkan varietas tanaman yang
budidaya tanaman, jenis dan varietas
bersifat unggul. Para pihak yang
baru bagi perorangan maupun badan
bergerak dalam bidang pemuliaan
hukum4.
tanaman membutuhkan suatu aturan
Disamping
itu,
terdapat
melindungi
khusus
yang
kegiatan
dapat
dalam
memberikan
Peraturan Pemerintah Nomor 44
jaminan dan perlindungan hukum
Tahun 1995 tentang Perbenihan,
secara jelas dan tegas. Perlindungan
yang mengatur tentang pemberian
yang di maksud berupa adanya
penghargaan
pengakuan
varietas
kepada
tanaman
inventor
baru.
hak
atas
kekayaan
Namun
intelektual bagi hasil invensi berupa
penghargaan yang diperoleh para
varietas baru tanaman. Perlindungan
pihak pemulia tanaman berdasarkan
hukum pada hakekatnya sekaligus
UU Nomor 12 Tahun 1992 dan PP
merupakan
Nomor 44 Tahun 1995 hanya bersifat
berbagai
sosiologis,
pihak
yang harus dilakukan oleh Indonesia,
pemulia tanaman diberi kewenangan
khususnya yang berkaitan dengan
memberikan
Konvensi
dimana
nama
para
atas
hasil
pelaksanaan kewajiban
internasional
Perserikatan
Bangsa-
invensinya dan pemberian sejumlah
Bangsa
uang yang dimaksudkan sebagai
Hayati (United Nations Convention
pengganti
telah
on Biological Diversity), Konvensi
kegiatan
Internasional tentang Perlindungan
dikeluarkan
biaya dalam
yang
tentang
dari
Keanekaragaman
pemuliaan tanaman. Kompensasi ini
Varietas
belum tentu dapat mendorong minat
(International Convention for the
4
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman, Pasal 55.
Tanaman
Protection
of
Plants),
dan
New
Baru
Varietas
World
of
Trade
7
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Organization/ Trade Related Aspect
memberikan landasan hukum bagi
of Intellectual Property Right yang
upaya terciptanya varietas unggul
antara
kepada
yang
seperti
industri perbenihan5.
lain
mewajibkan
negara-negara Indonesia
anggota mempunyai
baru
dan
pengembangan
dan
Konsep Perlindungan Varietas
melaksanakan peraturan perundang-
Tanaman (PVT) ini dikembangkan
undangan di bidang Hak Kekayaan
karena ketentuan tentang paten tidak
Intelektual (HKI).
memberikan
Salah satu dari kewajiban yang harus
ditaati
berkaitan intelektual Satu,
Indonesia
dengan
negara
atas
varietas tanaman baru sebagai hasil
yang
dari proses permuliaan tanaman.
kekayaan
Berdasarkan ketentuan internasional
mensyaratkan;
tentang HKI dikatakan bahwa jika
hak
(HKI)
perlindungan
anggota
untuk
negara tidak memberikan PVT dalam
memberikan perlindungan terhadap
UU paten, maka negara tersebut
varietas tanaman yang baru; Kedua,
harus
untuk mengembangkan penemuan-
khusus tersendiri yang efektif untuk
penemuan baru di bidang pertanian
perlindungan varietas tanaman baru
dan menggunakan dengan sebaik-
ini. Hukum tentang paten Indonesia
baiknya
hanya
kekayaan
sumber
daya
membuat
melindungi
undang-undang
proses
untuk
hayati yang dimiliki Indonesia untuk
membuat atau memproduksi tanaman
merakit
dengan menggunakan teknik-teknik
varietas
unggul
guna
mendukung pembangunan ekonomi;
bioteknologi.
Sedangkan
PVT
Ketiga, untuk mendorong kegiatan
memberikan
perlindungan
atas
yang menghasilkan varietas tanaman
produk, yang berupa bibit/benih yang
unggul
dihasilkan
dengan
memberikan
dari
teknik-teknik
penghargaan bagi mereka (badan
bioteknologi maupun alami dalam
usaha atau orang) yang bergerak
bentuk
dibidang pemuliaan tanaman dan
persyaratan
varietas
tanaman
baru,
perlindungan
dan
Keempat, untuk mendorong dan memberi peluang dunia usaha dalam pembangunan di dibidang pertanian,
5
Nurul Barizah, Perlindungan Varietas tanaman, Paten, Sistem Budidaya Tanaman dan Ketahanan Pangan, Jurnal HKI, Tanggal 22 Mei 2009.
8
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
perkecualian. Varietas
Oleh
karena
itu
New Varieties of Plants (selanjutnya
tanaman
yang
tidak
disebut UPOV Convention), yaitu
dalam
paten
dapat
suatu ketentuan internasional yang
dilindungi
dilindungi dalam UU PVT.
khusus memberikan
Perlindungan varietas tanaman
perlindungan
bagi varietas baru tanaman yang di
(PVT) yang merupakan “sui generis”
bentuk
untuk
dari paten merupakan perlindungan
pemulia
(breader’s
terhadap
pemulia
(breeder’s
dihasilkan oleh pemulia tanaman
merupakan
hak
yang mengandung unsur baru, unik,
diberikan
kepada
seragam, stabil (BUSS). Di Indonesia
untuk
menghasilkan
pengelolaan Paten dan pengelolaan
menggunakan kembali dan menjual
PVT tidak berada di satu tangan,
varietas
varietas
tanaman
yang
melindungi rights).
Hak rights)
ekslusif
tanaman 6
hak
yang
pemegangnya atau
yang
telah
UU
PVT
Paten berada di bawah Kementerian
dihasilkan.
Hukum
diberikan suatu hak khusus yang
dan
HAM
Republik
Dalam
Indonesia, sedangkan PVT dikelola
dimaksudkan
di bawah Kementerian Pertanian
pengakuan atas adanya hak yang
Republik Indonesia. Dengan adanya
dimiliki oleh pemilik/pemegang hak,
Undang-Undang Nomor 29 Tahun
yaitu hak untuk melarang atau
2000 tentang Perlindungan Varietas
memberi ijin penggunaan secara
Tanaman, maka keberadaan pemulia
komersial dari hak pemulia tersebut.
yang melakukan pemuliaan akan
Hak yang di maksud adalah Hak
terlindungi, dimana pemulia yang
Perlindungan
menghasilkan varietas tanaman yang
(Hak PVT). Baik UPOV Convention
memenuhi
PVT
maupun UU PVT mengatur bahwa
tersebut dapat memperoleh hak PVT
tidak semua invensi varietas baru
dan mendapatkan manfaat ekonomi
tanaman
ketentuan
UU
dari hasil pemuliaannya itu. Pembentukan UU PVT ini banyak mengadopsi
International
Convention for The Protection of
6
untuk
menegaskan
Varietas
dapat
Tanaman
begitu
saja
Patricia Louhghlan, Intellectual Property: Creative and Marketing Rights, LBC Informationa Service, Australia, 1998, h. 155. Dalam Pengkajian Hukum Perlindungan Varietas tanaman lokal Dalam Hukum Nasional Dan Internasional.
9
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
mendapatkan
perlindungan
hak
terdapat beberapa ketentuan yang
pemulia. Hal ini disebabkan karena
tidak diatur dalam Undang-Undang
varietas
No.
tanaman
diberikan
yang
perlindungan
dapat
29
Tahun
2000
tentang
(PVT)
Perlindungan Varietas Tanaman. Hal
merupakan varietas dari jenis atau
ini menciptakan peluang terjadinya
spesies tanaman baru, unik, seragam,
multitafsir dan ketidakpastian hukum
stabil dan di beri nama7. Sedangkan
dalam pelaksanaannya.
persyaratan
perlindungan
Penting untuk dicatat
bahwa
berdasarkan pada UU PVT Indonesia
Undang-Undang ini memfasilitasi
adalah sama dengan persyaratan
perkembangan bioteknologi modern
pendaftaran di negara-negara lainnya
yang memproduksi varietas yang
yang telah meratifikasi UPOV 1991.
baru
Hal ini menimbulkan pertanyaan,
Namun, kelihatannya UU ini kurang
jika tingkat pembangunan pertanian
memberikan perlindungan terhadap
untuk mengembangkan varietas yang
varietas tradisional atau varietas
baru di Indonesia tidak sama dengan
tanaman
negara-negara
dikembangkan oleh petani, karena
di
mana
UPOV
berasal.
melalui
rekayasa
lokal
genetika.
yang
telah
sangat sulit bagi petani dengan
Undang-Undang No. 29 Tahun
varietas tanaman lokalnya untuk
2000 tentang Perlindungan Varietas
memenuhi kriteria seragam dan stabil
Tanaman disusun sebagai upaya
sebagaimana disyaratkan oleh UU
pemenuhan kewajiban internasional
PVT.
Indonesia,
untuk
tanaman lokal sebagaimana diatur
meningkatkan
dalam Undang-Undang Perlindungan
dan
menciptakan
bertujuan
serta
Dalam
kaitannya
minat perorangan maupun badan
Varietas
hukum untuk melakukan kegiatan
mendapat perlindungan hukum.
pemuliaan tanaman dalam rangka
Sistem
Tanaman
varietas
Hak
perlu
untuk
Kekayaan
menghasilkan varietas unggul baru.
Intelektual dibentuk dengan tujuan
Namun,
untuk melindungi hak individual
7
hingga
saat
ini
masih
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, pasal 2 butir 1.
bukannya hak komunal yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Sistem HKI
10
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
didalam TRIPs Agreement tidak
Agus
melindungi
membantu menjelaskan mengenai
nilai
adat
istiadat
Sardjono
tersebut
masyarakat lokal. Seperti Indonesia
perlindungan
negara berkembang memiliki budaya
pengetahuan tradisional dan varietas
komunal dan gotong royong di dalam
tanaman lokal yang dikaitkan dengan
kehidupan masyarakat. Hal ini yang
economic right dan moral right dan
harus menjadi perhatian
benefit sharing. Sistem perlindungan
Indonesia
hukum
dapat
terhadap
dalam melakukan harmonisasi nilai-
hukum
nilai
dirumuskan dan dilaksanakan oleh
induvidualistik
didalam
tersebut
ketentuan TRIPs Agreement dengan
warga
nilai-nilai komunal di masyarakat
bersangkutan.
lokal.
masyarakat
Varietas
Sistem HKI di dalam ketentuan TRIPs
Agreement
memberikan
merupakan
sebaiknya
yang
tanaman aset
lokal
kekayaan
milik
masyarakat lokal Indonesia. Dan
perlindungan hukum kepada pemilik
varietas
HKI untuk melaksanakan haknya
tergantung
atau mengijinkan pihak lain untuk
geografis dan karakter lokal di
melaksanakannya maupun melarang
Indonesia.
pihak
masyarakat lokal dapat menuntut
lain
tanpa
ijin
untuk
menggunakan hak tersebut. Hak yang
dimiliki
masyarakat
lokal
terhadap varietas tanaman dijelaskan oleh Prof. Agus Sardjono, yang menyatakan bahwa “perlindungan pengetahuan tradisional merupakan kombinasi : economic right dan right....”8.
moral 8
Pendapat
Prof.
Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional, Alumni, Bandung, h. 258-259, Yang menjelaskan lebih lanjut bahwa Economic Right dari masyarakat lokal menyangkut kepentingan masyarakat untuk memperoleh
tanaman
lokal
dengan
Dengan
sangat
penyebaran
demikian
manfaat ekonomis dari penggunaan pengetahuan tradisional yang bersangkutan. Dalam konteks inilah relevansi dari isu benefit-sharing yang mengemuka dalam forum internasional seperti dalam forum CBD dan WIPO. Sedangkan moral right dari masyarakat menyangkut kepepentingan masyarakat yang bersangkutan atas identitas kebudayaan yang melekat pada pengetahuan tradisional yang bersangkutan. Akan tetapi, apabila tujuan perlindungan (policy objective) yang ditetapkan diatas lebih menekankan pada isu pembagian manfat (benefit Sharing), maka isi hak itu harus mencakup hak untuk melarang pihak lain menggunakan pengetahuan tradisional tanpa izin masyarakat yang bersangkutan (atau Pemerintah), hak untuk memberikan lisesnsi atau memberikan izin kepada bioprospector untuk melakukan penelitian dan memanfaatkan hasilnya, dan sebaginya.
11
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Benefit Sharing varietas
atas pemanfaatan
pada umumnya yang diatur dalam
tanaman
lokal.
Dengan
pasal 1313 KUH Perdata, berbunyi
maka
perlu
diatur
“suatu perjanjian adalah perbuatan
perjanjian Benefit Sharing
antara
dengan mana satu orang atau lebih
Pemerintah Daerah dalam hal ini
mengikatkan dirinya terhadap satu
Bupati/Walikota
orang lain atau lebih”.9
demikian
atau
Gubernur
dengan masyarakat lokal sehingga
Perjanjian
standar
disebut
juga
tercipta keadilan dalam masyarakat
perjanjian baku, Perjanjian standar
lokal.
adalah suatu persetujuan yang dibuat
Bertolak dari pemikiran yang
para pihak mengenal sesuatu hal
demikian itulah maka sangat relevan
yang isinya telah ditentukan secara
jika dimensi benefit sharing menjadi
baku
topik yang khusus dalam membahas
secara tertulis. Kata standar atau
dasar
pentingnya
baku artinya perjanjian yang menjadi
“Perjanjian Benefit Sharing Sebagai
tolak ukur yang dipakai sebagai
Upaya
patokan atau pedoman bagi setiap
filosofis
Perlindungan
Pemanfaatan
Varietas
Dan
Tanaman
Lokal”.
konsumen
serta
yang
dituangkan
mengadakan
hubungan hukum dengan pelaku usaha.
Pembahasan Berkaitan
dengan
penulisan
yang berjudul “Perjanjian Benefit Sharing
(standar)
Sebagai
Perlindungan
Dan
Upaya Pemanfaatan
Varietas Tanaman Lokal”, maka perlu dibahas tentang Dasar filosofis arti pentingnya Perjanjian, Benefit Sharing, Perlindungan, PVT dan pemanfaatan varietas tanaman lokal. a) Perjanjian Pengertian dari perjanjian selalu mengacu pada pengertian perjanjian
Dengan
adanya
pengertian
tentang perjanjian seperti ditentukan diatas,
bisa
diambil
kesimpulan
bahwa kedudukan antara para pihak yang mengadakan perjanjian adalah sama dan seimbang. Hal ini sesuai dengan asas yang terdapat dalam hukum perjanjian, yaitu : 1) Asas
Kesepakatan/
Asas
Konsensualisme 9
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta,1992, h.338.
12
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Konsensualisme
berasal
dari
juga untuk segala sesuatu yang
kata konsensus yang berarti sepakat.
menurut
Jadi kesepakatan yang dimaksud
diharuskan oleh keputusan/kebiasaan
adalah bahwa antara kedua belah
dan Undang-undang.
pihak terjadi
adanya kata sepakat.
Konsensualisme
ini
juga
sifat
Kebebasan
perjanjiannya
untuk
melakukan
berarti
kontrak serta pemberian kesepakatan
bahwa apa yang dikehendaki oleh
terhadap kontrak dalam perjanjian
pihak uang lain.
standar
2) Asas Kekuatan Mengikat
dengan perjanjian yang dilakukan
tidak
dilakukan
sebebas
Asas ini mengandung arti bahwa
secara langsung dengan melibatkan
kedua belah pihak harus memenuhi
para pihak dalam menegosiasikan
apa yang telah dijanjikannya. Dalam
klasula perjanjian.
pasal 1338 KUHPerdata dikatakan
b) Benefit Sharing
bahwa perjanjian berlaku sebagai
Benefit adalah :
Undangn-undang bagi para pihak
1) Profit : advantage; promotion of
atau
disebut
juga
“Pacta
Sunservanda”, yaitu apa yang telah disetujui harus dilaksanakan.
favor bestowed; privilege
Seseorang bebas untuk membuat tidak
membuat
result. 2) Benefaction or deed of kindess;
3) Asas Kebebasan Berkontrak
atau
welware or prosperity; helpful
suatu
isi
3) A special theatrical or musical performance,
at
perjanjian. Bebas untuk menentukan
performers
usually
isi perjanjian dan syarat-syarat dari
gratuitously, and the proceeds of
perjanjian itu serta bentuk tertentu
which are bestowed on some
atau tidak dan bebas menentukan
particuler person or on some
undang-undang mana yang akan
charity.
dipakainya untuk perjanjian itu. 4) Asas Itikad Baik Dan Kepatutan Perjanjian
atidak
which
the serse
4) Pecuniary aid extended by a benefit society.10
hanya
mengikat hal-hal yang dengan tegas menyatakan didalamnya, akan tetapi
10
The new international, Webster’s Comrehensive Dictionary, of the english language, volume 1,
13
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Pada Protokol Nagoya berisikan
dalam hal ini varietas tanaman.
akses sumber daya genetik dan
Demikian juga pada WIPO juga
dikembangkan konsep pembagian
membahas
yang wajar dan adil. Dengan adanya
benefit
konvensi
hayati
keuntungan yang adil dan merata
merupakan perjanjian internasional
merupakan bagian dari nilai-nilai
yang
membagi
keadilan yang perlu diperjuangkan
manfaat yang timbul dari adanya
untuk kepentingan masyarakat luas.
sumber daya genetik secara adil dan
Dengan
merata.
keuntungan atau benefit sharing
keanekaragaman
bertujuan
Dengan
untuk
melihat
sejarah
pendekatan sharing.11
Pembagian
adanya
pembagian
bahwa masyarakat adat dan juga
dapat
komunitas lokal telah menggunakan
masyarakat
sumber
maupun
dalam pengelolaan, pemanfaatan dan
Seperti
pelestarian varietas tanaman lokal
penyakit,
sehingga hak - hak masyarakat lokal
dalam
mendapat jaminan dan perlindungan
daya
pengetahuan untuk
genetik tradisional.
menyembuhkan
penyediaan memenuhi
makanan kehidupan
sehari-hari.
demikian
dalam
Namun
pengembangan keanekaragaman dikembangkan
pengetahuan hayati berbagai
memastikan
terhadap
lokal
ruang untuk
bagi terlibat
hukum. Benefit
Sharing
terhadap
pemanfaatan sumber daya genetik
telah
dan pengetahuan tradisional, terdapat
macam
para pihak yang menjadi pengguna
kosmetik dan juga dalam bidang farmasi. Konvensi keanekaragaman hayati, Access and Benefit Sharing (ABS) diartikan sebagai pembagian keuntungan yang adil dan merata dari keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya genetik
Encyclopedic Edition, Trident Press International, 2003, h. 130
11
Nurul Barizah, Intellectual Property Implications On Biological Resources ( Indonesia’s Adoption Of International Intellectual Property Regimes And The Failure To AdeQuately Address The Policy Challenges In The Area Of Biological Resourses), Nagara, Jakarta, 2010. WIPO and COP to the CBD is basical still at the level of being examined that is the appropriate approaches to implement this principle ito national and regional IP laws and access to benefit sharing regulations. But in fact, as Blakeney show, several national and regional jurisdictions have applied this measure, although discussion of disclosure of origin is still on going in a number of International forums. h. 127
14
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
terhadap sumber daya genetika dan pengetahuan
tradisional
Dari aspek hukum internasional
dapat
dibidang hukum, benefit sharing
dikategorikan ke dalam 3 (tiga)
adalah istilah teknis yang digunakan
kelompok, yaitu :
dalam konteks akses dan penggunaan
1) Para pengguna untuk tujuan
sumber daya genetik manusia dan
komersial (commercial users)
non manusia, sumber daya genetik
2) Para pengguna dari komonitas masyarakat
tradisional
(traditional user). 3) Para
pengguna
non
manusia
tanaman,
hewan dan mikroorganisme . Istilah ini
untuk
meliputi
menggambarkan
pertukaran
antara mereka yang memberikan
kepentingan pengembangan ilmu
konpensasi
atau
dan teknologi (akademic user)12
penggunaannya.13
imbalan
untuk
Pada Tahun 1995, para pihak 12
Burton Ong, 2004, Hlm 3. Dalam Strategi Pemanfaatan Dan Perlindungan SDGPTEBT Melalui HKI Serta Isu Terkini, Tomi Suryo Utomo. Dapat dilihat dalam Media HKI dengan judul Kepemilikan danbenefit sharing terhadap komersialisasi sumber daya genetika, Pengetahuan Tradisional dan Foklor (GRTKF) Di Dalam Sistem Hukum Indonesia, yang membahas mengenai Benefit Sharing terhadap pemanfaatan sumber daya genetika dan pengetahuan tradisional. Secara umum, pemanfaatan GRTKF secara komersial ditujukan untuk kepentingan ekonomi nasional, khususnya untuk kesejahteraan masyarakat adat selaku pemilik GRTKF. Untuk merealisasikan tujuan tersebut.. Pemerintah perlu mengawasi jalannya komersialisasi tersebut dengan menggalang kerja sama dengan LSM dan masyarakat adat itu sendiri. Ada tiga kegiatan yang selalu melatarbelakangi komersialisasi GRTKF, yaitu : 1). Bioprospecting, kegiatan yang berhubungan dengan upaya untuk mencari sumber pembuatan obat baru melalui kerja sama antara pihak pengguna dengan pihak penyedia pengetahuan tradisional dan sumber daya genetika. 2). Biopiracy, kegiatan mengambil dan mengekploitasi pengetahuan tradisional dan sumber daya genetika tanpa ijin pihak penyedia dan dipergunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi pihak
dalam
CBD
setuju
untuk
mengecualikan sumber daya genetik manusia
dari
ruang
lingkupnya;
“konferensi para pihak menegaskan kembali bahwa sumber daya genetik manusia
tidak
termasuk
dalam
pengguna. 3). Biotrade, kegiatan memperdagangkan atau memindahkan sumber daya genetik kepada pihak asing melalui usaha kerja sama tanpa melibatkan partisipasi dari masyarakat tradisional selaku pemilik GRTKF (lihat Grain and Kafpavrik, 2002 :9) 13 D. Schroeder , Benefit sharing : it’s times for defenition, Istilah benefit sharing muncul dari Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) yang diadobsi pada KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil. Konvensi global ini memiliki 188 pihak dan bertujuan untuk mencapai tiga tujuan yaitu : 1). Konservasi keanekaragaman hayati ; 2). Pemanfaatan berkelanjutan komponen-komponennya; dan 3). Pembagian yang adil dan merata atas manfaat dari penggunaan sumber daya genetik.
15
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
kerangka konvensi ini” (CBD COP
Secara
konteks
hukum
Decision II/11). Sebagai akibatnya,
internasional defenisi benefit sharing
tidak
yang
adalah sebagian
ada
kerangka
kerja
mengikat
secara
hukum
yang
mengatur
benefit
sharing
dalam
konteks
sumber
daya
manusia.
tindakan
memberikan
keuntungan/laba
yang
diperoleh dari pemanfaatan sumber daya
genetik
dan
pengetahuan
Pernyataan dari komite etika Human
tradisional kepada penyedia sumber
Genome
daya. Defenisi in cukup luas untuk
Organization
Project
mengenai benefit sharing pada tahun
mencakup
2000
manusia dan non
merekomendasikan
bahwa
sumber
daya
genetik
manusia, meski
“semua umat manusia berbagi, dan
benefit sharing untuk sumber daya
memiliki
akses
genetik manusia bukan merupakan
penelitian
genetik.
kemanfaatan Deklarasi
persyaratan hukum internasional.
Universal tentang Genom Manusia
Selain pedoman internasional
dan Hak Asasi Manusia tahun 1997
dan hukum nasional, asosiasi daerah
dari United Nations Educational,
telah merumuskan pedoman sukarela
Scientific dan Cultural Organization
atau
(UNESCO)
Organisasi Persatuan Afrika (OAU)
menyatakan
bahwa
model hukum. Misalnya.
“manfaat dari kemajuan dibidang
(sekarang
biologi, genetika dan kedokteran,
mengembangkan
tentang
untuk meregulasi akses dan benefit
genom
manusia,
harus
disediakan”.
Uni
Afrika)
model
hukum
sharing untuk sumber daya genetik
Deklarasi
Universal
Bioetika
non-manusia.
Berbeda
dan Hak Asasi Manusia tahun 2005
peraturan
dari
menetapkan defenisi benefit sharaing
Unesco
memasukkan
pasal
internasional,
dengan
tersendiri mengenai benefit sharing
adalah
(pasal 15), yang menuntut benefit
timbul dari penggunaan sumber daya
sharing dari hasil penelitian ilmiah,
alam hayati, pengetahuan, teknologi,
khususnya
inovasi atau praktik.14
dengan
negara-negara
pembagian
apapun
OAU
yang
sedang berkembang. 14
defenisi
D. Schroeder, ibid h. Penjelasan tersebut bahwa defenisi ini
16
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Masyarakat lokal di Indonesia
setiap individu namun merupakan
berhak untuk mendapatkan Benefit
milik masyarakat secara bersama-
sharing
sama
atas
pemanfaatan
(komunal).
Hal
pengetahuan tradisional dan varietas
dinamakan
tanaman lokal (SDG tanaman) yang
(collective right) masyarakat.16 Hak
telah
komunal
menghasilkan
memiliki
nilai
HKI
ekonomi.
yang Benefit
sebagai
yang
yang
masyarakat
di
hak
dimiliki
oleh
Indonesia
dapat
sharing tersebut diberikan sebagai
memberikan
bentuk penghargaan terhadap jasa
masyarakat
lokal
masyarakat
melanjutkan
pelestarian
lokal
yang
telah
melestarikan pengetahuan tradisional dan
varietas
Masyarakat
tanaman
lokal
di
kolektif
motivasi
kepada
untuk
tetap
terhadap
varietas tanaman lokal tersebut.
lokal
Benefit sharing ditinjau dari
Indonesia
Natural Law Theory sudah sesuai
memandang pengetahuan tradisional
dengan
sebagai
yang
masyarakat lokal merupakan pemilik
mengandung nilai magis atau sakral
pengetahuan tradisional dan varietas
(spiritural).15
lokal
loka1 tersebut. Benefit sharing juga
sebagai pemilik dari pengetahuan
dapat menciptakan hubungan yang
tradisional dan varietas tanaman
saling
lokal
menguntungkan antara masyarakat
cultural
karena
heritage
Masyarakat
masyarakat
lokal
nilai
moral
menghargai
dengan
pihak
karena
dan
memandang bahwa kepemilikan atas
lokal
lain
yang
pengetahuan tradisional dan varietas
menggunakan
tanaman lokal tersebut bukan di
tradisional dan varietas tanaman
pengetahuan
lokal tersebut. Benefit sharing juga ditetapkan bahwa dua pihak harus berpartisipasi dalam proses benefit sharing yang sah; atau proses itu seharusnya diasebut pemberian amal. Dengan siapa manfaat dari apa dala defenisi OAU dengan dua implikasi. Pertama, berdasarkan defenisi ini, kita bisa menuntut manfaat meski tidak terkait dengan sumber daya yang digunakan. Kedua, defenisi ini tampaknya menyiratkan bahwa semua penggunaan sumber daya membenarkan benefit sharing. 15 Agus Sardjono. Membumikan HKI di Indonesia, Nuansa Aulia, h. 111.
dijelaskan oleh Prof Agus Sardjono bahwa : "...Benefit sharing mestinya dikembangkan....bukan dari konsep royalty sebagaimana dalam rezim HKI. Meskipun hasilnya mungkin 16
Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional, Alumni, Bandung, 2010, h.102
17
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
sama,
tetapi
maknanya
sangat
Tujuan
perlindungan
hukum
berbeda. Dengan pembayaran royalty
terhadap Hak Kekayaan Intelektual
berarti menempatkan pengetahuan
di
tradisional Pendapat
sebagai Prof
komoditi".17
Agus
Sardjono
maksudkan
kejelasan
untuk
hukum
hubungan
antara
memberi mengenai
ciptaan
atau
tersebut menunjukkan bahwa royalty
penemuan yang merupakan hasil
di dalam sistem HKI berbeda dengan
karya intelektual manusia dengan
Benefit
sipencipta
sharing.
Benefit
sharing
atau
penemu
atau
memiliki makna pembagian manfaat
pemegang hak dengan pemakai yang
ekonomi sebagai kompensasi kepada
mempergunakan
masyarakat
intelektual
lokal
komersialisasi
atas
tindakan
pengetahuan
hasil
tersebut.
karya Adanya
kejelasan hukum serta pemilik hak
tradisional dan varietas tanaman
kekayaan
lokal oleh pihak lain.
merupakan pengakuan hukum serta
c)
Perlindungan Hukum
pemberian imbalan yang di berikan
Perlindungan hukum merupakan
kepada orang atas usaha dan hasil
upaya yang diatur oleh Undang-
karya kreatif manusia yang telah di
Undang guna mmencegah terjadi
ciptakan atau di temukan.
pelanggaran
Hak
Kekayaan
Di
intelektual
dalam
ilmu sering
adalah
hukum
Intelektual oleh orang yang tidak
perlindungan
berarti
berhak.18
perlindungan terhadap pihak-pihak di dalam suatu hubungan hukum, di
17
Ibid, 130. 18 Abdurkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, h. 143. Dijelaskan perlindungan hukum hak kekayaan intelektual merupakan sistem hukum yang terdiri dari unsur-unsur sistem hukum yaitu : a) subjek perlindungan. Subyek yang dimaksud adalah pihak pemilik atau pemegang hak, aparat penegak hukum, pejabat pendaftaran, dan pelanggaran hukum. b) objek perlindungan, objek yang dimaksud adalah semua jenis hak kekayaan intelektual yang diatur oleh UndangUndang, seperti hak cipta, merek, paten, desain industri, rahasia dagang, tata letak
mana hak yang dimiliki oleh para sirkuit terpadu, perlindungan varietas tanaman. c) pendaftaran perlindungan. Hak Kekayaan Intelektual yang dilindungi hanyalah yang sudah terdaftar dan buktikan dengan sertifikat pendaftaran, kecuali apabila undang-undang mengatur lain. d) Jangka waktu perlindungan. Hak Kekayaan Intelektual itu dilindungi oleh undangundang. e) Tindakan hukum perlindungan, Apabila terbukti telah terjadi pelanggaran hak kekayaan intelektual, maka pelanggar harus dihukum, baik secara pidana maupun secara perdata.
18
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
pihak apabila dilanggar oleh pihak
berfungsinya aturan hukum, maka
lain, maka ada upaya hukum yang
secara tidak langsung pula hukum
dapat dipaksakan sehingga haknya
akan
tersebut
dipenuhi.
terhadap setiap hubungan hukum
Perlindungan hukum bila dijelaskan
atau segala aspek dalam kehidupan
harafiah dapat menimbulkan banyak
masyarakat yang diatur oleh hukum
persepsi. Sebelum kita mengurai
itu sendiri.
dapat
memberikan
perlindungan
perlindungan hukum dalam makna
Perlindungan hukum merupakan
yang sebenarnya dalam ilmu hukum,
gambaran dari bekerjanya fungsi
menarik pula untuk mengurai sedikit
hukum untuk mewujudkan tujuan-
mengenai
tujuan
pengertian-pengertian
hukum,
yakni
keadilan,
yang dapat timbul dari penggunaan
kemanfaatan dan kepastian hukum.
istilah perlindungan hukum, yakni
Perlindungan hukum adalah suatu
Perlindungan hukum bisa berarti
perlindungan yang diberikan kepada
perlindungan
subyek hukum sesuai dengan aturan
terhadap
yang
diberikan
hukum
agar
tidak
hukum,
baik
itu
yang
bersifat
ditafsirkan berbeda dan tidak cederai
preventif
oleh aparat penegak hukum dan juga
dalam bentuk yang bersifat represif
bisa
(pemaksaan),
berarti
diberikan
oleh
perlindungan hukum
yang
terhadap
rangka
dapat menimbulkan pertanyaan yang
hukum.
meragukan
keberadaan
baik
Eksistensi
harus
mengintegrasikan
adalah
mengkoordinasikan
status hukumnya karena setiap orang
kepentingan
memiliki
masyarakat.
yang
sama
seluruh
penegak
seharusnya
wajib
menegakkan hukum dan dengan
keseimbangan
anggota Pengaturan
kepentingan-kepentingan
jelas
untuk
kepentingan-
dihadapan hukum. Setiap aparat hukum
dalam
dan
terhadap semua pihak sesuai dengan
kedudukan
secara
peraturan
hukum
masyarakat
perlindungan
yang
menegakkan
hukum. Oleh karena hukum sejatinya memberikan
maupun
tertulis maupun tidak tertulis dalam
sesuatu. Perlindungan hukum juga
kemudian
(pencegahan)
didasarkan antara
ini pada memberi
19
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
kebebasan
kepada
individu
dan
Pengertian perlindungan hukum
melindungi kepentingan masyarakat.
adalah
Tatanan yang diciptakan hukum baru
diberikan terhadap subyek hukum
menjadi kenyataan manakala subyek
dalam bentuk perangkat hukum baik
hukum diberi hak dan kewajiban.
yang bersifat preventif maupun yang
Perlindungan diartikan sebagai tempat
berlindung,
perbuatan, Perlindungan
hal
suatu
perlindungan
yang
bersifat represif, baik yang tertulis
atau
maupun tidak tertulis. Dengan kata
memperlindungi.
lain perlindungan hukum sebagai
diartikan
sebagai
suatu gambaran dari fungsi hukum.,
perbuatan memberi jaminan atau
yaitu konsep dimana hukum dapat
keamanan,
memberikan
ketentraman,
suatu
keadilan,
kesejahteraan dan kedamaian dari
ketertiban, kepastian, kemanfaatan
pelindung kepada yang dilindungi
dan kedamaian.
atas segala bahaya atau resiko yang
d) Varietas Tanaman
mengancamnya.
Perlindungan varietas tanaman
Perlindungan hukum menurut
yang selanjutnya disingkat, adalah
pendapat Phillipus Hadjon ada dua
perlindungan khusus yang diberikan
bentuk perlindungan hukum bagi
negara yang dalam hal ini diwakili
19
rakyat yaitu: Pertama , perlindungan
oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
hukum
Preventif
rakyat
dilakukan oleh kantor perlindungan
diberi
kesempatan
mengajukan
varietas tanaman, terhadap varietas
pendapatnya
artinya
sebelum
keputusan
tanaman
yang
dihasilkan
oleh
pemerintah mendapat bentuk yang
pemulia tanaman melalui kegiatan
definitif
pemuliaan tanaman.20
yang
mencegah
bertujuan
terjadinya
untuk
sengketa.
Kedua, perlindungan hukum represif yang
bertujuan
menyelesaikan
sengketa.
19
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Peradaban, 2007, h.3.
20
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Lembaran Negara RI Nomor 241 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4043 tahun 2000, Pasal 1 butir 1. Dijelaskan bahwa perlindungan varietas tanaman dimaksudkan bahwa pemilik varietas yang dilindungi dapat memberikan hak kepada perusahaan benih tertentu untuk memperbanyak, memproduksi, dan memperdagangkan benih varietas yang
20
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Variatas tanaman lokal adalah
f) Tidak
varietas tanaman yang telah ada dan dibudidayakan secara turun menurun oleh
petani,serta
masyarakat
dan
lambang
negara; dan/atau g) Tidak
menggunakan
merek
dimiliki
oleh
dagang untuk barang dan jasa
dikuasai
oleh
yang
negara.21 Penamaan
menggunakan
dihasilkan
dari
bahan
propagasi seperti benih atau bibit, tanaman
atau bahan yang dihasilkan dari
lokal harus memenuhi persyaratan
varietas lain, jasa trasportasi atau
sebagai berikut22 :
penyewaan tanaman.
a) Mencerminkan identitas varietas
Farmer’s Rights (hak petani)
tanaman
varietas
lokal
yang
bersangkutan;
adalah
hak
yang
muncul
dari
kontribusi petani, mengingat di masa
b) Tidak menimbulkan kerancuan
lampau, saat ini dan masa yang akan
karakteristik, nilai atau identitas
datang petani merupakan kelompok
suatu varietas tanaman lokal;
masyarakat yang telah melestarikan,
c) Tidak telah digunakan untuk
mengembangkan
dan
menjadikan
nama varietas yang sudah ada;
tersedianya sumber daya genetik
d) Tidak menggunakan nama orang
yang di kenal saat ini, terutama yang
terkenal; e) Tidak menggunakan nama alam;
ada
di
pusat
dan
pusat
keanekaragaman tanaman.23 Pengertian varietas secara umum
bersangkutan dengan mutu yang terjamin dan harga yang layak, dalam Muhammad Syukur, dkk., Teknik Pemuliaan Tanaman, Penebar Swadaya, 2012, h. 221. 21 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal Untuk Pembuatan Varietas Turunan Esesnsial, Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 30, Pasal 1 ayat 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4375. 22 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2004 tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal Untuk Pembuatan Varietas Turunan Esesnsial, Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 30, Pasal 4 ayat (1), Tambahan Lembaran Negara Nomor 4375.
pada dasarnya sama dengan varietas sebagaimana
dijelaskan
dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Tanaman.
Sistem Budidaya
Pengertian
tersebut
sebagai berikut : “Varietas adalah 23
FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) dalam I.B.R, Supancana, dkk, Pengkajian Hukum Perlindungan Varietas Tanaman Lokal Dalam Hukum Nasional Dan Internasional, 2011, h. 36.
21
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
bagian dari suatu jenis yang ditandai
“Varietas25
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan,
sekelompok tanaman dari suatu jenis
daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat
atau species yang ditandai oleh
lain yang dapat dibedakan dalam
bentuk
jenis yang sama”24
tanaman, daun, bunga, biji ekspresi
Berdasarkan Pasal 1 butir 1 UU
tanaman
tanaman,
karakteristik
adalah
pertumbuhan
genotype
PVT dikatakan bahwa Perlindungan
kombinasi
varietas
selanjutnya
membedakan dari suatu jenis atau
disingkat PVT, adalah Perlindungan
species yang sama oleh sekurang-
khusus yang diberikan negara, yang
kurangnya
dalam
menentukan dan apabila diperbanyak
tanaman
hal
Pemerintah
ini
diwakili
dan
oleh
pelaksanaannya
genotype
atau
satu
yang
sifat
dapat
yang
tidak mengalami perubahan”
dilakukan oleh Kantor Perlindungan
Berdasarkan pengertian di atas,
Varietas Tanaman, terhadap varietas
maka dapat diketahui bahwa varietas
tanaman
tanaman
yang
dihasilkan
oleh
yang
dihasilkan
harus
pemulia tanaman melalui kegiatan
berbeda dengan varietas tanaman
pemulia
yang lain yang ditandai dengan
semacam
tanaman. itu
Perlindungan
akan
mendorong
perbedaan
bentuk
fisik
semangat dan kreativitas di bidang
perbedaan
karakteristik
sampai tanaman.
pemuliaan tanaman, sehingga dapat dihasilkan varietas
penemuan unggul
berbagai
yang
sangat
diperlukan masyarakat. Sedangkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman menjelaskan bahwa :
24
Pasal 1 ayat 5 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman.
25
Variety didefenisikan UPOV pada tahun 1991 sebagai berikut : A plant grouping within a single botanical taxon of the lowest known rank which grouping irrespective oh whether the conditions for the grant of a breeder’s right fully met, can be : Defined by the expression of the characteristic resulting from a given genotype or combination of genotype; Distinguished from any other plant garuping by the expression of at least one of the said characteristic; and Considered as a unit with regard to its suitability for being propagated unchanged. Tritton, dalam Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelktual , Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Airlangga University Press, 2007, h.147. Dijelaskan juga dalam UU. No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Pasal 1 butir 3.
22
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Dengan
ditambahkan
tentang
sifat
penjelasan
genotype
atau
dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas
kombinasi genotype adalah susunan
tanaman
gen yang menghasilkan karakter
pemulia tanaman melalui kegiatan
tertentu. Penilaian dilakukan baik
pemuliaan tanaman.26
terhadap salah satu atau beberapa
yang
Hak
dihasilkan
Perlindungan
oleh
Varietas
sifat atau karakter tanaman yang
Tanaman adalah hak khusus yang
bersangkutan.
diberikan negara kepada pemulia
dengan
Yang
varietas
diperbanyak
dimaksud
yang
tidak
apabila
mengalami
dan/
atau
Perlindungan
pemegang Varietas
hak
Tanaman
perubahan adalah varietas tersebut
untuk menggunakan sendiri varietas
tetap
proses
hasil pemuliannya atau memberi
perbanyakan benih atau propagasi
persetujuan kepada orang atau badan
dengan metode tertentu, misalnya
hukum lain untuk menggunakannya
produksi
selama waktu tertentu.27
stabil
di
benih
dalam
hibrida,
kultur
jaringan dan steak.
Varietas
Tanaman,
adalah
Varietas Tanaman menurut Konvensi
sekelompok tanaman dari suatu jenis
UPOV 1991 tersebut adalah :
atau species yang ditandai oleh
“sekelompok tanaman yang dapat
bentuk
didefenisikan dengan karakteristik
tanaman, daun, bunga, buah, biji dan
yang diekspresikan dari
ekspresi karakteristik genotipe atau
bawaan
tanaman,
genotip atau kombinasi dari genotipe
kombinasi
dan dapat dibedakan dari kelompok
membedakan dari jenis atau species
tanaman lainnya
taksonomi
yang sama oleh sekurang-kurangnya
botanis yang sama oleh minimal satu
satu sifat yang menentukan dan
karakteristik yang tampak”.
apabila diperbanyak tidak mengalami
Perlindungan
dari
Varietas
Tanaman
(selanjutnya disingkat PVT) adalah
perubahan.
genotipe
pertumbuhan
yang
Pemuliaan
dapat
tanaman
adalah rangkaian kegiatan penelitian
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan pelaksanaannya
26
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003,h. 324. 27 Ibid. h.324.
23
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
dan
pengujian
atau
kegiatan
diperdagangkan di Indonesia atau
penemuan dan pengembangan suatu
sudah diperdagangkan tetapi tidak
varietas, sesuai dengan metode baku
lebih
untuk menghasilkan varietas baru
diperdagangkan di luar negeri tidak
dan mempertahanakan
lebih
kemurnian
benih varietas yang dihasilkan. UPOV tanaman
mengatur yang
dari
setahun,
dari
empat
atau
telah
tahun
untuk
tanaman semusim dan enam tahun bahwa
memperoleh
untuk
tanaman
tahunan.
Unsur
pembeda menjadi sangat penting
perlindungan (protectable of plant
untuk
variety) harus memenuhi syarat28 :
dianggap sebagai sesuatu yang unik
1). Article 5 : Novelty (baru)
yang telah ditemukan oleh pemuliaan
2). Article 7 : Distinctness (berbeda)
tanaman melalui prosedur penelitian
3). Article 8 : Uniformity (seragam)
pengujian dan lain sebagainya.
4). Article 9 : Stability (stabil)
perlindungan
ini
yang
Suatu varietas tanaman dianggap
5). Article 10 : Denomination (diberi
unik apabila varietas tersebut dapat
nama)
dibedakan
secara
jelas
dengan
Sejalan dengan ketentuan UPOV
varietas lain yang keberadaannya
tersebut, di Indonesia diatur dalam
sudah diketahui secara umum pada
pasal 2 UU Nomor 29/2000 yang
saat penerimaaan permohonan hak
menentukan bahwa
PVT.
Varietas yang
Hasil produk dari varietas
dapat diberi PVT meliputi varietas
yang ditemukan itu mempunyai sifat
dari jenis atau spesies tanaman yang
keseragaman. Artinya, mulai dari
baru, unik, seragam, stabil dan diberi
tenggang
nama. Suatu varietas dianggap baru
panen yang sama, rasa, bau, bentuk,
apabila
warna dan sifat-sifat
pada
permohonan
saat hak
penerimaan
tanam
menjelang
lain yang
bahan
melekat pada varietas itu. Suatu
perbanyakan atau hasil panen dari
varietas dianggap stabil apabila sifat-
verietas
sifat
tersebut
PVT,
usia
belum
pernah
utama
atau
penting
pada
varietas tersebut terbukti seragam 28
Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual , Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Airlangga University Press, 2007, h.147.
meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang
24
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
berbeda-beda. Sifat-sifat itu harus
5) apabila nama varietas tersebut
stabil untuk siklus penanam. Suatu
telah
dipergunakan
untuk
varietas dianggap stabil apabila sifat-
varietas lain, maka pemohon
sifatnya tidak mengalami perubahan
wajib mengganti nama varietas
setelah ditanam berulang-ulang, atau
tersebut;
untuk yang diperbanyak melalui
6) nama varietas yang diajukan
siklus perbanyakan khusus, tidak
dapat juga diajukan sebagai
mengalami perubahan pada setiap
merek dagang sesuai dengan
akhir siklus tersebut.
peraturan
Varietas
yang
dapat
diberi
perundang-undangan
yang berlaku.
PVT29 harus diberi penamaan yang
Varietas yang tidak dapat diberi
selanjutnya menjadi varietas yang
PVT
bersangkutan,
penggunaannya bertentangan dengan
dengan
ketentuan
adalah
varietas
yang
bahwa :
peraturan perundang-undangan yang
1) nama varietas tersebut harus
berlaku,
ketertiban
umum,
dapat digunakan meskipun masa
kesusilaan,
norma-norma
agama,
perlindungan telah habis;
kesehatan dan kelestarian lingkungan
2) pemberian nama tidak boleh menimbulkan
kerancuan
terhadap sifat-sifat varietas; 3) penamaan
varietas
hidup.
dilakukan
Pemegang hak
PVT30 adalah
pemulia atau orang atau badan hukum,
atau
pihak
lain
yang
oleh pemohon hak PVT dan
menerima lebih lanjut hak PVT dari
didaftarkan pada kantor PVT;
pemegang hak PVT sebelumnya.
4) apabila penamaan tidak sesuai
Jika
suatu
varietas
dihasilkan
dengan ketentuan butir b, maka
berdasarkan perjanjian kerja, maka
kantor PVT berhak menolak
pihak yang memberi pekerjaan itu
penamaan tersebut dan meminta
adalah
penamaan baru;
diperjanjikan lain antara kedua pihak
pemegang
dengan 29
UU. No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Pasal 2 butir 6.
tidak 30
PVT,
kecuali
mengurangi
hak
UU. No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Pasal 5 butir 1,2 dan 3.
25
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
pemulia.
Jika
suatu
dihasilkan
berdasarkan
varietas perjanjian
Dalam
membahas
Perjanjian Benefit Sharing Sebagai
kerja, maka pihak yang memberi
Upaya
pekerjaan itu adalah pemegang hak
Pemanfaatan
PVT,
Lokal,
kecuali
diperjanjikan
lain
masalah
Perlindungan Varietas
maka
Dan
Tanaman
Perjanjian
selalu
antara kedua pihak dengan tidak
mengacu pada pengertian perjanjian
mengurangi hak pemulia. Jika suatu
pada umumnya yang diatur dalam
varietas
berdsarkan
pasal 1313 KUH Perdata, berbunyi
pesanan, maka pihak yang memberi
“suatu perjanjian adalah perbuatan
pesanan itu menjadi pemegang hak
dengan mana satu orang atau lebih
PVT,
lain
mengikatkan dirinya terhadap satu
antara kedua pihak dengan tidak
orang lain atau lebih. Dengan adanya
mengurangi hak pemulia. Pemegang
perjanjian
hak
masyarakat lokal di Indonesia berhak
dihasilkan
kecuali
PVT
diperjanjikan
memiliki
menggunakan
hak
dan
untuk
memberikan
untuk
benefit
sharing
mendapatkan
maka
pembagian
persetujuan kepada orang atau badan
keuntungan
hukum lain untuk menggunakan
varietas tanaman lokal
varietas berupa benih dan hasil panen
menghasilkan HKI dan memiliki
yang digunakan untuk propagasi.
nilai
Ketentuan
tersebut diberikan sebagai bentuk
tersebut
berlaku
juga
atas
ekonomi.
pemanfaatan yang telah
Benefit
sharing
untuk :
penghargaan
1) varietas turunan esensial yang
masyarakat
lokal
berasal dari suatu varietas yang
mengelola,
memanfaatkan
dilindungi atau varietas yang
melestarikan varietas tanaman lokal.
telah terdaftar dan diberi nama;
Benefit
2) varietas
yang
dibedakan
secara
tidak
dapat
jelas
dari
varietas yang dilindungi. 3) Varietas yang diproduksi dengan selalu
menggunakan
yang dilindungi.
varietas
terhadap
sharing
jasa
yang
telah dan
juga
dapat
menciptakan hubungan yang saling menghargai
dan
antara
masyarakat
pihak
lain
yang
menguntungkan lokal
dengan
menggunakan
varietas tanaman lokal tersebut.
26
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Benefit sharing juga dibahas di
pengelolaan,
pemanfaatan
dan
dalam ketentuan PP No.13 Tahun
pelestarian varietas tanaman lokal
2004.31 Benefit sharing diharapkan
sehingga hak - hak masyarakat lokal
dapat meningkatkan kesejahteraan
mendapat jaminan dan perlindungan
masyarakat
hukum yang memadai berdasarkan
sebagai
lokal
pemilik
di
Indonesia
komunal
atas
prinsip
keadilan
dan kebebasan
varietas tanaman lokal sekaligus juga
demi
sebagai bentuk penghargaan atas
varietas
peranan
berkesinambungan untuk generasi
masyarakat
dalam
melestarikan varietas tanaman lokal sebagai
SDG
tanaman
(plasma
nutfah).
perjanjian
spesifik, benefit
substansi
sharing
harus
memastikan ruang bagi masyarakat untuk
terlibat
dalam
dan
tanaman
kelestarian
lokal
secara
yang akan datang. Simpulan a) Perjanjian
Secara
lokal
eksistensi
Benefit
Sharing
memiliki
makna
kesepakatan
bersama
dalam
pembagian
manfaat
ekonomi
sebagai
kompensasi kepada masyarakat lokal atas tindakan komersialisasi
31
Pasal 9 PP No.13 Tahun 2004 menyatakan bahwa" (1) Setiap orang atau badan hukum yang akan menggunakan suatu Varietas tanaman lokal sebagai Varietas asal untuk pembuatan Varietas Turunan Esensial wajib membuat perjanjian terlebih dahulu dengan Bupati/Walikota, Gubernur, atau Kantor PVT yang mewakili kepentingan masyarakat pemilik Varietas tanaman lokal yang bersangkutan. (2) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hares dibuat dihadapan notaris. (3) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus memuat ketentuan mengenai: a. nama dan alamat atau tempat kedudukan orang atau badan hukum pembuat Varietas Turunan Esensial; b. hak dan kewajiban para pihak; c. Cara penyelesaian sengketa yang mungkin terjadi di antara para pihak. (4) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengatur tentang imbalan bagi masyarakat pemilik Varietas Asal yang diperoleh dari Varietas Turunan Esensial yang bahan dasarnya Varietas tanaman lokal ibid.
varietas tanaman lokal oleh pihak lain. Dan masyarakat lokal diberi hak
untuk
mengelola,
memanfaatkan dan melestarikan varietas tanaman lokal yang ada. b) Perjanjian Benefit Sharing dapat memastikan
ruang
bagi
masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian varietas tanaman lokal
sehingga
masyarakat jaminan hukum.
hak
lokal dan
-
hak
mendapat perlindungan
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Rekomendasi a) Perjanjian
Benefit
sharing
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di Indonesia dan sebagai pemilik komunal atas varietas tanaman lokal maka dapat diberikan hak atas peranan masyarakat dalam melestarikan varietas tanaman lokal. b) Perjanjian Benefit sharing dapat memberi
solusi
bagi
pihak
Pemerintah/ Daerah, masyarakat lokal dan juga pihak ketiga. Daftar Pustaka Agus,
Budi Riswandi dan Siti Sumartiah, Masalahmasalah HKI Kontemporer, Gita Nagari, Yogyakarta, 2006. Barizah, Nurul, Intellectual Property Implications On Biological Resources ( Indonesia’s Adoption Of International Intellectual Property Regimes And The Failure To AdeQuately Address The Policy Challenges In The Area Of Biological Resourses), Nagara, Jakarta, 2010. Budi Maulana, Insan dkk, Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual I, Pusat Studi Hukum UII, Yogyakarta, 2000. Donald Black, The Behavior of Law, Academic Press, New York
27
San Francisco, London, 1976. Hutchinson, Terry, Researching And Writing In Law, Lawbook Co., 2010. H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Ed. Revisi, Cet 3, Jakarta. PT. Raja Grafindi Persada, 2003. Irawan, Candra, Politik Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 2011. Jened, Rahmi, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Airlangga University Press, 2010. Koesnoe, Mohammad, Dasar dan Metode Ilmu hukum Positif, Airlangga University Press, 2010. Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2010. Margono, Suyud, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Nuansa Aulia, 2010. ____________, Hak Milik Industri (Pengaturan Dan Praktik diIndonesia), Ghalia Indonesia, 2011. Morris, Caroline and Cian Murphy, Getting a PhD in Law, Oxford and Portland, Oregon, 2011. Munandar, Haris dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI, Hak Kekayaan Intelektual, Essensi, 2008. Nuraini, Nina, Perlindungan Hak Milik Intelektual Varietas Tanaman (Guna
28
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
Peningkatan Daya Saing Agribisnis), Alfabeta, Bandung, 2007. Purwaningsih, Endang, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010.
Penebar Swadaya, Jakarta, 2012. Yudha Hernoko, Agus, Hukum Perjanjian, Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Prenada Media Group, Jakarta, 2013 Jurnal : Barizah, Nurul, Perlindungan Varietas Tanaman, Paten, Sistem Budidaya Tanaman dan Ketahanan Pangan, Jurnal HKI, 2009. Michael Blakeney, Protection of Plant Varieties and Farmers’ Right, European Intellectual Property Review, vol.24, 2002. Peraturan Perundang-Undangan : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2000, tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Keanekaragaman Hayati). Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 01/Pert/SR.120/2/2006 Tentang Syarat Penamaan Dan Tatacara Pendaftaran Varietas Tanaman. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomot 13 Tahun 2004 Tentang Penamaan, Pendaftaran dan Penggunaan Varietas Asal
Agus
Sardjono, Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional, Alumni, Bandung, 2010, h.102
_________,Membumikan HKI di Indonesia, cet1, Bandung, Nuansa Aulia, 2009. __________, Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisonal, cet.1, Bandung,Alumni, 2006. Salter, Michael and julie Mason, Writing Law Dissertation, Pearson Education Limited, 2007. Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013. Setyowati, Krisnani, Pokok-Pokok Peraturan Perlindungan Varietas Tanaman, Disampaikan pada Training of the Trainer Pengelola Gugus Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, 24-27 September 2001. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997. Sutedi, Adrian, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009. Syukur, Muhamad dkk, Teknik Pemuliaan Tanaman,
Rechtidee, Vol. 12, No. 1, Juni 2017
untuk Pembuatan Varietas Turunan Esensial. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomot 14 Tahun 2004 Tentang Syarat dan Tata Cara Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman Dan Penggunaan Varietas Yang Dilindungi Oleh Pemerintah.
29