Perkuat Komitmen, Perpanjang MoU
UNAIR-BI
UNAIR NEWS – Bank Indonesia (BI) kembali melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Airlangga. MoU kali ini merupakan bentuk perpanjangan kerjasama sebelumnya. Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, dalam sambutannya mengatakan bahwa kerjasama UNAIR dan BI sebenarnya sudah lama berjalan, khususnya dalam bidang penyusunan kurikulum kebanksentralan. “Kami telah melakukan kerja sama dalam hal penyusunan kurikulum kebanksentralan sejak tahun 2005. Selanjutnya, kami terus melakukan kolaborasi dan kerja sama seperti menggelar kuliah tamu, riset, magang, dan banyak hal lainya,” terang Madyan. Senada dengan pernyataan Madyan, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dr. Perry Warjiyo mengatakan bahwa kerjasama yang dilakukan BI dengan UNAIR bukanlah hal yang baru, melainkan sebuah upaya komitmen agar lebih baik ke depannya. “UNAIR merupakan perguruan tinggi pertama yang menyambut kerjasama dari kami untuk menyusun kurikulum kebanksentralan. Adanya kerja sama ini sebagi bukti bahwa BI pun tidak bisa lepas dari dunia akademik,” tutur Perry. Perry menambahkan, ada tiga aspek yang ditekankan dalam kerjasama kali ini. Selain pengembangan kurikulum kebanksentralan, kali ini BI juga berkomitmen memberikan bantuan baik sumber daya manusia maupun buku-buku diktat. “Bantuan yang kami berikan juga berbentuk pendanaan untuk penelitian dan beasiswa yang masuk dalam program sosial riset,” jelasnya.
Selain penandatanganan kerjasama yang dilaksanakan di Aula Fajar Notonegoro, Jumat (19/5), berlangsung pula Kuliah Umum yang mengangkat tema “Perekonomian Indonesia: Prospek dan Bauran Kebijakan”. Dalam kuliah umum tersebut hadir Dra. Eva Kusuma Sundari, MA. MDE., alumnus UNAIR yang menjadi anggota komisi XI DPR-RI. Eva mengatakan bahwa kiprah BI sebagai bank sentral sangatlah luar biasa, utamanya dalam mengembangkan SDM. “BI telah berkiprah luar biasa, dari dunia pendidikan hingga sosial kemasyarakatan. Dan hal yang terpenting dari semua itu adalah investasi di bidang SDM,” tegasnya.
Herdian Putranto, Mahasiswa Baru FH Penghafal Injil UNAIR NEWS – Diantara 1.865 calon mahasiswa baru (camaba) Universitas Airlangga yang diterima melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Herdian Putranto adalah salah satu yang terhitung istimewa. Laki-laki beragama Kristen Protestan ini adalah pengafal Injil, kitab yang menjadi pedomannya dalam menjalani hidup. Herdian, camaba Fakultas Hukum UNAIR ini, memutuskan untuk mulai menghafal injil ketika masih duduk di bangku kelas tiga SMP. Tentu, tidak banyak pemuda seusianya yang bertekad untuk menghafal isi kandungan Injil. Tekadnya itu bermula dari perkumpulan pemuda gereja yang mendorongnya untuk lebih mendalami Injil. “Ada perkumpulan pemuda yang mendorong saya untuk selalu aktif dalam kegiatan gereja, dan selalu mengajak untuk menumbuhkan
iman rohani saya. Dari situ saya mulai berkembang mempelajari Injil,” ucapnya ditemui UNAIR NEWS disela-sela waktu daftar ulang, Kamis (19/5). Alumnus SMAN 1 Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ini mengaku, kandungan yang terdapat dalam kitab Injil-lah yang memotivasinya untuk mendalami kitab Injil. “Kitab Injil kan berisi pedoman hidup. Apalagi menginjak usia dewasa, banyak pergumulan hidup yang silih berganti kita hadapi. Untuk dapat melewati berbagai pergumulan hidup, saya rasa selain dengan berusaha kita harus mendekatkan diri dengan Tuhan melalui alkitab,” ucap laki-laki kelahiran Tulungagung, 1 Juli 1998 itu. Konsisten Pada mulanya, Herdian cukup mengalami kesulitan dalam proses mempelajari kitab Injil. Sebab ketika itu, dalam seminggu, hanya satu kali kesempatan yang ia miliki untuk belajar, yakni ketika persekutuan doa di gereja. “Saya rasa-rasa, masa satu minggu sekali saya bisa hafalan. Lalu saya inisiatif sendiri ketemu dengan kakak pembina, menambah intensitas belajar tentang rohani menjadi dua hari sekali,” ujarnya. Herdian mengakui, sebelum menghafal, ada kesulitan dalam memahami isi dari kitab Injil. Namun seiring berjalannya waktu, dengan niat yang kuat, pada waktu duduk di bangku kelas tiga SMA-lah ia hafal seluruh isi kitab Injil. “Untuk semua orang nasrani harusnya hafal. Karena kitabnya sendiri masa nggak hafal,” candanya. “Tapi ada beberapa orang yang masih belum tergugah hatinya untuk menghafal kitab tersebut. Padahal, dalam kitab-kitab tersebut kita mendapat pedoman hidup dalam bersosialisasi,” tambahnya. Laki-laki berkulit sawo matang ini mengaku, dengan konsisten
mempelajari Injil, ia semakin memahami bagaimana seharusnya menjalani kehidupan. Karena seperti yang ia tuturkan, kitab Injil merangkum pedoman-pedoman tentang menjalani hidup, dengan dasar menebarkan cinta kasih. Untuk menjaga kekonsistensian, setidaknya dalam satu hari, dua kali ia membaca kitab Injil. Sementara itu dalam bidang akademik, meski mengaku memiliki prestasi yang biasa-biasa saja, Herdian tercatat menduduki peringkat kedua tertinggi dalam Ujian Nasional bidang Ilmu Sosial se-Kabupaten Tulungagung. “Dalam pendidikan saya ini biasa-biasa saja, kok. Kayak anakanak biasa. Mungkin lebih tekun aja,” tuturnya malu-malu. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan
PSDKU UNAIR Banyuwangi Aksi Donor Darah Bersama UNAIR NEWS – Dalam rangka meningkatkan kepedulian mahasiswa kepada sesama, PSDKU (Program Studi Diluar Kampus Utama) Universitas Airlangga di Banyuwangi mengadakan serangkaian kegiatan donor darah bersama, Jumat (12/5) pekan lalu. Kegiatan ini dipelopori oleh Divisi Pengabdian Masyarakat pada organisasi AUBMO (Airlangga University Bidik Misi Organization) dan Keluarga Mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi. Kegiatan kemanusiaan ini terbuka untuk umum serta internal PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi, termasuk mahasiswa dan staf pengajar.
Hayunda Fajri Sholikah, salah seorang panitia penyelenggara “doras” (donor darah sukarela) ini menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk keperdulian terhadap sesame. Untuk ini pihak penyelenggara bekerjasama dengan PMI Cabang Banyuwangi, yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. ”Mungkin saja saat ini ada jiwa yang terancam karena banyak kehilangan darah, sehingga setetes darah akan sangat berharga bagi mereka yang sedang membutuhkan. Kita hanya menyumbangkan sedikit, harapan kami semoga bisa membantu menyelamatkan nyawa orang lain dikemudian hari,” kata Hayunda. Sementara itu Dian Santoprayoga, salah seorang peserta donor yang juga staf pengajar PSDKU UNAIR Banyuwangi menilai bahwa kegiatan ini pantas untuk diapresiasi. Selain juga banyak mahasiswa yang antusias untuk turut serta. Ia berharap kegiatan ini bisa terus rutin berjalan dan kader-kader dari mahasiswa semakin kreatif lagi dalam mengemas kegiatannya. (*) Penulis: Siti Mufaida Editor: BE Santosa
Sivitas UNAIR Ajari Warga Perikanan
Banyuwangi Budidaya
UNAIR NEWS – Warga Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, tampak bersemangat sekali saat melaksanakan uji coba budidaya ikan mujaer dan ikan patin, di kolam ikan miliknya. Antusiasme itu terlihat jelas ketika melaksanakan kegiatan yang bertema “Pelatihan Terpadu Budidaya Perikanan
2017” bersama mahasiswa UNAIR PSDKU Banyuwangi, pekan lalu. Dengan didampingi sejumlah dosen prodi Budidaya Perikanan UNAIR Banyuwangi, warga Desa Tamansari itu dengans enang melakukan uji coba budidaya hingga proses memanen ikan mujaer dan ikan patin. Menurut M. Faizal Ulkhaq, S.Pi.,M.Si., pengajar program studi S-1 Budidaya Perikanan yang mendampingi kegiatan ini menjelaskan, bahwa pelatihan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat sivitas prodi Budidaya Perikanan. Tujuannya untuk membuka wawasan dan meningkatkan sumber pemasukan dari segi ekonomi dan meningkatkan kualitas pangan pada warga desa setempat. ”Hal ini kami lakukan karena melihat adanya potensi air yang cukup melimpah di Desa Tamansari, sedangkan kualitas airnya juga sangat bagus. Jadi sayang kalau tidak dimanfaatkan. Selain itu warga setempat juga sangat antusias ketika kami berikan pelatihan dan pembinaan tentang budidaya ikan ini,” lanjut Faizal. Sementara itu Barirotul Azizah, salah satu mahasiswa program studi S-1 Budidaya Perikanan UNAIR Banyuwangi menambahkan, sebenarnya kegiatan ini sudah dilaksanakan sekitar enam bulan silam. Pada saat itu diawali dengan pelatihan kepada warga. Materinya mulai pemilihan bibit ikan, penyebaran bibit, hingga proses memanennya. ”Modal awalnya dari pihak kampus (UNAIR) yang menyiapkan, selebihnya untuk pengembangannya kami serahkan kepada warga setempat, tentunya dengan tetap ada pemantauan dari kami,” tambah Azizah. Salah seorang warga yang mengikuti pelatihan, Supriyanto (35) mengungkapkan rasa senangnya dengan kegiatan ini. “Kolam ikan kami jadi terasa hidup. Sebab awalnya hanya ikan kecil, sekarang sudah bisa dipanen dan dikonsumsi. Ini semua karena airnya bagus jadi ikannya cepat besar dan sekarang sudah
berkembang biak,” katanya. (*)
Penulis: Siti Mufaida Editor: Bambang ES
Meningkat, Mahasiswa UNAIR Banyuwangi Jadi Relawan Aksi JGTS UNAIR NEWS – “Berjuang menggali ilmu memang takkan ada habisnya, dan meluangkan waktu untuk berbagi akan menambah rasa syukur,” begitu kata Gayatri Ayodhya, mahasiswa Universitas Airlangga PSDKU (Program Studi Diluar Kampus Utama) Banyuwangi, sebagai relawan kegiatan aksi “Jempol Goes to School” (JGTS), Minggu (14/5) lalu. Dibenarkan oleh Widya Ayu Kusuma, koordinator relawan dari PSDKU UNAIR Banyuwangi, bahwa aksi JGTS kali ini berbeda dengan aksi sebelumnya. Jumlah relawan dalam aksi JGTS-5 dari mahasiswa UNAIR Banyuwangi meningkat drastis, lebih dari 50% dari keseluruhan relawan mahasiswa UNAIR. “Ini merupakan salah satu indikator bahwa kesadaran mahasiswa UNAIR untuk mengimplementasikan jargon “Excellent with Morality” tidak hanya sekedar omong kosong,” kata Widya AK. Sasaran kegiatan ini dilakukan antara lain memberikan semangat dan motivasi belajar bagi 3 Kalipuro, Banyuwangi. Padahal medan untuk sekolah itu cukup sulit. Beberapa anggota
untuk membantu siswa-siswi SDN mencapai lokasi relawan sempat
tersasar. Jalannya banyak yang rusak dan sedikit menanjak. Tidak disangka di tempat seperti ini ada sekolah. ”Banyak warga yang putus sekolah, karena kemauan untuk mengenyam pendidikan masih sangat minim. Karena itulah kami ingin berusaha untuk memberikan motivasi bagi mereka,” lanjutnya.
RELAWAN Aksi Jempol Goes To School (JGTS) 5 bersama siswa-siswi SDN 3 Kalipuro Banyuwangi dan guru. (foto: Istimewa) Menurut Fairuz Iman Haritsah, koordinator relawan Parenting, kegiatan ini tidak hanya memfokuskan pada siswa-siswinya, tetapi juga melibatkan wali murid siswa. Pihaknya mengundang masing-masing wali murid dari setiap siswa untuk hadir. ”Harapan kami, ketika kesadaran diri dan motivasi anak sudah meningkat, maka mereka perlu dukungan dari orang tua untuk mengimplementasikan cita-cita dan harapannya,” kata Fairuz. (*)
Penulis: Siti Mufaida Editor: Bambang Bes
Besok Senin, UNAIR dan Australia Langsungkan Diskusi Kemaritiman UNAIR NEWS – The Perth USAsia Centre dan Universitas Airlangga mengundang sivitas akademika untuk hadir dalam diskusi panel yang membahas tentang peluang dan tantangan bidang maritim yang dihadapi Indonesia dan Australia. Diskusi panel bertema “The Blue Zone: Environment, Security and Resources in the Indo-Pacific Maritime Realm” akan diselenggarakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus C UNAIR, Senin (22/5). Diskusi tersebut dihadiri empat panelis yang merupakan pakar di bidangnya. Keempat panelis tersebut adalah Dino Patti Djalal (mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat), dan Prof. Stephen Smith (mantan Menteri Hubungan Luar Negeri dan Pertahanan Australia). Selain kedua panelis di atas, ada pula Prof. Erika Techera (pengajar The University of Western Australia Oceans Institute), dan Prof. Sri Subekti Bendryman (pengajar UNAIR dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Mitra Bahari Jawa Timur) sebagai panelis. Dalam diskusi panel The Blue Zone tersebut, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, serta Menteri Pertambangan dan Minyak Bumi Australia Barat Bill Johnston akan memberikan sambutan. Acara yang berlangsung pada pukul 14.30 sampai 16.00 tersebut akan dipandu oleh Prof. Gordon Flake sebagai moderator.
Acara diskusi panel ini merupakan bentuk kerjasama sisterprovince antara Jawa Timur dan Australia Barat. Selain itu, diskusi panel ini merupakan bagian dari konferensi tahunan “In The Zone” yang digelar Perth USAsia Centre. Penulis: Defrina Sukma S
Zamzam Multazam, Mahasiswa Termuda Jalur SNMPTN Berusia 15 Tahun UNAIR NEWS – Chaq El Chaq Zamzam Multazam, mahasiswa baru termuda Universitas Airlangga ini baru saja menyelesaikan proses administrasi registrasi ulang, Kamis (18/9). Ditemani kedua orang tuanya, ia berkisah tentang perjalanan menimba ilmu dan cita-citanya. Zamzam, sapaan akrabnya, yang baru berusia 15 tahun berhasil diterima di Program Studi S-1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Sejak kecil, Zamzam yang memiliki dua saudara kandung sudah menorehkan banyak prestasi. Di bangku taman kanak-kanak, ia pernah menjuarai lomba bercerita tentang pengalaman pribadi. Di tingkat sekolah dasar, Zamzam berhasil mewakili negara Indonesia pada olimpiade matematika yang saat itu berlangsung di Filiphina. Saat menginjak kelas X sekolah menengah atas, ia mengikuti ekstrakurikuler karya ilmiah remaja. Hasil karya ilmiahnya diapresiasi oleh Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia karena
dianggap memiliki tuberculosis (TB).
gagasan
terunik
mengenai
penyakit
“Saat itu saya sering konsultasi dengan bapak. TBC merupakan penyakit menular tiap tahun bertambah terus. Dari kesukaan saya terhadap pelajaran Matematika, saya berusaha menjawab permasalahan itu,” tutur Zamzam. Mahasiswa baru itu menciptakan rumus pemodelan matematika untuk mengkalkulasi jumlah penderita penyakit TB di Lamongan. Dengan pemodelan tersebut, pemangku kebijakan bisa memonitor jumlah penderita, angka kesembuhan, dan sebagainya. “Nantinya bisa diambil langkah preventif sehingga tren penderita TB ini akan menurun dan bisa mendekati nol,” ucap pelajar lulusan SMAN 2 Lamongan. Berbagai raihan prestasi yang diraih Zamzam tak lepas dari peran orang tua. “Peran orang tua sangat besar. Ibu membacakan Surat Yasin saat saya mengikuti tes seleksi. Apa yang saya capai tidak lepas dari doa kedua orang tua saya,” terang remaja kelahiran 2 Oktober 2001. Ayah Zamzam, Suadi Rachman, menambahkan bahwa belajar dan berdoa adalah satu kunci dalam meraih sesuatu. “Tidak boleh takut dan tidak boleh malu jadi orang desa. Selalu percaya diri dan menjaga semangat,” pesan Suadi kepada anaknya. Zamzam ingin agar cita-citanya menjadi seorang dokter bisa tercapai. Keinginan untuk bisa membantu sesama yang membutuhkan menjadi landasan dirinya dalam memilih prodi pendidikan dokter. “Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang banyak. Itu akan jauh lebih baik,” ucap Zamzam yang juga peraih nilai ujian nasional tertinggi di Kabupaten Lamongan 2017. “Pencapaian tertinggi tidak akan ada, karena pasti akan ada
yang lebih tinggi. Untuk itulah, kita tidak boleh cepat merasa puas,” pungkasnya. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S